Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

PENJADWALAN METODE TANAM DAN JENIS


TANAMAN PADA LAHAN PERTANIAN
WILAYAH GARUT BAGIAN IV
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Program Sarjana
(S1) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Garut

Oleh:
YANTO
1703011

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI GARUT

2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENJADWALAN METODE TANAM DAN JENIS TANAMAN


PADA LAHAN PERTANIAN WILAYAH GARUT BAGIAN IV

Disusun Oleh :
YANTO
(1703011)

Menyetujui :
Pembimbing

Dr. Andri Ikhwana, ST.,MT

NIDN : 0416087402

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Garut

Yusuf Mauludin, M.T


NIDN : 0004047512
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada hasil karya orang
lain yang telah dibuat untuk memperoleh gelar keserjanaan pada perguruan tinggi
sendiri atau perguruan tinggi lain, kecuali kutipan dan naskah lain yang ditulis dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Garut, Agustus 2022

Penulis,

YANTO
1703011
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada


proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit dinamakan pertanian rakyat. Sedangkan, pertanian dalam arti luas meliputi
pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
Sektor pertaian menjadi sebuah potensi yang harus dimakasimalkan oleh semua
pihak, baik pera petani, pelaku dibidang pertanian dan pemerintah. Sektor
pertanian dituntut terus berkembang tetapi memiliki ketidakstabilan dan
ketidakpastian harga sayur yang mengakibatkan para petani rugi. Ketidakstabilan
ini diakibatkan oleh persaingan harga pasar, panen raya dan pengaturan harga jual,
dan daya beli masyarakat. Para petani harus mengatasi masalah tersebut dengan
menanam beberapa kombinasi jenis sayur dalam satu lahan yang bertujuan untuk
sedikit mengatasi ketidakpastian harga jual yang rendah hasil panen para petani.
Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan
perekonomian nasional, mengingat sektor pertanian terbukti masih dapat
memberikan kontribusi pada perekonomian nasional walaupun badai krisis
menerpa.

Kabupaten Garut termasuk kedalam kawasan andalan, yaitu Kawasan


Andalan Priangan Timur dan sekitarnya dengan sektor unggulan pertanian
tanaman pangan, industri, perkebunan dan kehutanan serta pariwisata. Dilihat dari
struktur perekonomian wilayah sektor pertanian merupakan sektor yang dominan.
Keunggulan kegitan ekonomi dalam pengembangan pertanian di Kabupaten Garut
diantaranya memiliki akses (kedekatan jarak) dengan Kota Bandung sebagai
ibukota Propinsi Jawa Barat, Terminal Peti Kemas Gede Bage, Bandung
(merupakan sentral perdagangan dan jasa serta sentra kegiatan ekspor dan impor)
sehingga pergerakan yang terjadi akan lebih cepat dan dapat meminimalisir biaya
transportasi, Dukungan kebijakan Propinsi Jawa Barat 2 dan pengembangan
Wilayah Kabupaten Garut sebagai kawasan andalan priangan timur. Dapat
diketahui bahwa kebutuhan pengembangan pertanian pada dasarnya ditunjang
oleh beberapa faktor salah satunya yaitu kondisi geografis kawasan ini yang
sangat strategis dalam pengembangan sektor pertanian.

Perkembangan produki pertanian di Wilayah Garut Selatan memiliki potensi


yang baik sehingga dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Potensi ini dimiliki oleh Kecamatan Cikajang, Kecamatan Cisurupan, dan
Kecamatan Cigedug. Sebagian besar masyarakat di 3 kecamatan tersebut
bermatapencaharian sebagai petani sehingga perlu adanya peningkatan
kesejahteraan petani. Sebagian besar pelaku tani di Kecamatan Cikajang,
Cisurupan, dan Cigedug diantaranya menanam kol, kentang, cabai, tomat, sawi,
wortel, kacang, labu, terong, dan berbagai jenis bawag-bawangan.

Beberepa jenis sayuran yang sering mengalami naik turun harga jual antara
lain cabai, kentang, kol, kacang, tomat, dan wortel. Ketika harga jual mahal,
otomatis memberikan keuntungan yang sangat besar, sebaliknya ketika kodisi
harga murah petani akan rugi, maka kondisi ini harus berubah menjadi harus
untung dan tidak harus rugi, harus tidak untung dan tidak rugi diatur menggunkan
metode tanan yang terencana dengan penjadwalan yang tepat.

Dari kondisi ini, maka timbulah permasalahan petani mengenai metode


tanam yang kurang terencana. Seringkali dari beberapa jenis sayuran yang
ditanam, petani menanam sayuran yang sedang mahal pada masa saat tanam,
namun jatuh menjadi murah pada saat panen. Jadi oleh karena ketidakstabilan
harga, maka akan berpengaruh pada jenis apa yang ditanam saat ini untuk masa
yang akan datang dengan harga jual yang tinggi. Permasalahan utama disektor
pertanian di Wilayah VI Garut yaitu bagaimana mengoptimalkan penghasilan
dengan memakai metode tanam dan penjadwalan yang terencana. Metode
tanam dan penjadwalan terencana merupakan tindakan pengambilan keputusan
masa tanam dan masa panen untuk menanam lagi jenis sayuran baru dengan
memperhitungkan hasil yang maksimal dari penghasilan yang balik modal ketika
penanaman sebelumnya.
Dari beberapa permasalahn yang muncul, maka pendekatan yang akan
dilakukan untuk memecahkan permasalah adalah menggunakan metodeBreak
Even Point (BEP) adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang
manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan
volume produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita
kerugian dan tidak memperoleh labaI ( Mulyadi dan Sigit, 2015 ). sebagai metode
tidak untung dan tidak rugi dan Panjadwalan yang diambil dari data 3 tahun
kebelakang sebagai acuan pegambilan putusan.

Dalam penelitian (Septyana, 2016) yang berjudul “Metodel Optimasi


Metode Tanam untuk Meningkatkan Keuntungan Hasil Pertanian”, Metode tanam
yang diterapkan pada peraturan bupati Tegal tahun 2014/2015 yaitu padi/tebu-
padi/ palawija/tebu-tebu dengan awal tanam November I, namun karena
kekurangan air realisasi tanam pada tahun 2014/2015 tidak sesuai dengan metode
tanam yang direncanakan. Untuk memenuhi kebutuhan air di Daerah Irigasi
Rambut, dilakukan optimasi dengan mengoptimalkan ketersediaan air yang ada
termasuk suplesi yang berasal dari saluran suplesi Cacaban Rambut. Optimasi
bertujuan agar dapat menyusun metode tanam yang tepat serta meningkatkan
keuntungan hasil pertanian yang maksimal. Metodeoptimasi yang digunakan yaitu
dengan menggunakan program linier melalui metodel matematis yang
diselesaikan dengan metodesimpleks. Dalam penelitian Septyana menyatakan
keuntungan hasil pertanian yang direncanakan berdasarkan metode tanam
peraturan bupati Tegal yaitu Rp 148.490.449.900,00/tahun namun berdasarkan
hasil metodeprogram linier dengan perhitungan simpleks, dengan luas tanaman
tebu 888 Ha menghasilkan keuntungan maksimal sebesar Rp Rp.
174.212.375.680,00/tahun , awal tanam November I dengan metode tanam padi/
palawija/tebu – palawija/tebu – palawija/tebu. Nilai keuntungan meningkat
Berdasarkan penelitian Septyanai membuktikan bahwa penyelesaian dengan
metodesimpleks terlihat dapat memaksimalkan keuntungan.

Dalam Penelitian (Firmansyah, 2019), yang berjudul “Maksimasi


Keuntungan Dalam MetodeSimpleks Dengan Penerapan Matlab” membahas pula
mengenai metodesimpleks. Dalam pebelitian Firmansyah, membahas mengeani
pengoptimalan bahan baku ketela pohon dalam memaksimalkan keuntungan
dengan memproduksi umbi sebagai penganan berupa opak persegi dan opak bulat,
serta kulit yang juga dapat diolah menjadi pakan ternak. MetodeBEP salah satu
cabang ilmu matematika yang diterapkan dalam kehidupan perekonomian
masyarakat dalam pengotimalan penghasilan. Penggunaan metodeBEP dengan
bantuan grafik mempermudah dalam perhitungan yang bertujuan memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan biaya poduksi. Metodeini telah berhasil
diterapkan pada penelitian ini sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal.

MetodeBEP bertujuan untuk menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan


dimana titik ipas yang dikeluarkan untuk biaya oprasional bertani, untuk
menghasilkan kentungan digunakan sistem bertani 3 metodel yaitu metodel 1 Ha
lahan dibagi rata semua jenis sayuran, sistem bagi 2 atau bagi 3, dan full ditanami
satu jenis sayuran. Manfaat dari metodeBEP mengstabilkan pengeluaran dan
pemasukan petani agar tidak rugi dan tida untung juga dimana titik ipas berada
sedangkan untuk memaksimalkan keuntungan digunakan metodepengolahan data
harga dari 3 tahun sebelumnya untuk mentukan jadwal tanam dan sistem bertani
yang digunakan. Oleh karena itu, maka penelitian ini diberi judul “Optimalitas
Penggunaan Lahan dan Penetapan Jenis Tanaman pada Komoditas
Pertanian”.

Penelitian ini mencoba mengoptimalkan satu lahan taman seluas 1 Ha


dengan beberapa jenis sayur yang berbada guna untuk menyiasati seberapa luas
yang harus ditanami jenis cabai, ketang, kol, kacang, tomat, dan wortel supaya
dapat menjadi kolaborasi yang menguntungkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian yang


dilakukan oleh peneliti yaitu bagaimana penjadwalan metode tanam dan jenis
tanaman pada lahan pertanian yang menghasilkan keuntungan tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan


bahwa tujuan penelitian ini yaitu Mampu mengetahui penjadwalan metode tanam
dan jenis tanaman pada lahan pertanian yang menghasilkan keuntungan tinggi.
1.4 Batasan Penelitian

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini, maka


perlu adanya batasan-batasan masalah yang jelas agar pemecahan masalaha lebih
terarah. Berikut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di daerah khusus Cikajang, Cigedug, dan Cisurupan.


2. Data harga yang diambil adalah data Dinas Pertanian Kabupaten Garut Tahun
2017 sampe tahun 2020.
3. Data Petani (seperti Modal, Lahan dan Hari Kerja) diambil hanya sebagai
patokan kebutuhan pengolahan.
4. Luas lahan yang digunkan minimal 1 Ha ( hektar ).

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dirasakan maaftnya oleh semua
pihak diantaranya adalah sebagaiberikut:

1. Manfaat Bagi penulis


Mahaiswa dapat memperoleh ilmu baru disamping tengtang ilmu ke
industrian juga bisa mendapatkan ilmu tentang ilndustri pertanian dengan
menggunakan keilmuan teknik industri berupa programa dinamis sistem
pertanian semoga berjalan dengan efesien.
2. Manfaat bagi para petani
Para petani diharpakan dapat mengoptimalkan keuntungan dari sistem tanam
yang diterapakan dan terus mengembagkan sistem pertanian secara baik.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, sistematika pembuataan laporan disusun


sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian
serta sistematika penyusunan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan mengenai teori – teori yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODEPENELITIAN


Bab ini akan menjelaskan mengenai tahapan penelitian, lokasi
penelitian, metodeserta operasionalisasi yang digunakan, alat dan
bahan, dan teknik pengumpulan data.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Pada bab ini memuat hasil pengumpulan data penelitian dan cara
pengolahan data yang telah di kumpulkan serta hasil pengolahan
data. Pada bab ini juga berisi hasil penelitian yang di analisa dan di
bahas secara terpadu memuat analisa penelitian dan pembahasan
secara terpadu. Hasil penelitian bisa disajikan dalam bentuk grafik,
tabel, gambar, dan lainnya. Pembahasan hasil yang diperoleh berupa
penjelasan teoritis.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas kesimpulan dan saran, kesimpulan
penelitian yang dilakukan dan saran untuk perusahaan ataupun
penelitian kedepannya, dengan memperhatikan poin-poin
pembahasan sehingga dapat menyimpulkan kajian – kajian teori
yang di dapat.
Bab II
Landasan Teori
2.1 Teknik Industri

Menurut IIE (Institute of Industrial Engineers) teknik industry merupakan


disiplin ilmu teknik/engineering yang menangani pekerjaan-pekerjaan baik dari
segi perancangan/design, perbaikan/improvement, penginstalan/installation dan
menangani masalah manusia, peralatan, bahan/material, informasi, energy secara
efektif dan efesien. Sedangkan menurut Blanchard teknik industry merupakan
aplikasi system dari kombinasi sumber daya fisik dan alam dengan suatu cara
tertentu untuk menciptakan, mengembangkan, memproduksi dan mendukung
suatu produk atau suatu proses dimana secara ekonomis dapat mencakup beberapa
bentuk kegunaan bagi manusia.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


Teknik Industri merupakan disiplin ilmu yang mempelajari mengenai
perancangan, perencanaan, serta memperbaiki masalah-masalah yang terjadi
secara efektif dan efisien dalam fungsi terintegrasi dengan keahlian khusus dalam
bidang matematika, fisika dan ilmu social dengan kefokusan terhadap analisis dan
rekayasa.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian teknik indutsri yang


termasuk kedalam ruang lingkup pemasaran strategi untuk meningkatkan
improvement.

2.2 Optimasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Optimalisasi adalah


berasal dari kata dasar optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling
menguntungkan, menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi,
pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik,
paling tinggi, dan sebagainya) sehingga optimalisasi adalah suatu tindakan,
proses, atau metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem,
atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional, atau lebih
efektif. (Susilo, 2022)

Optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu


keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah
memaksimumkan keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa
ditekan jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya. (Rodrigo, 2021)

Optimasi/oprimalisasi merupakan suatu rancangan untuk memecahkan


permasalahan metodel-metodel perencanaan dengan dasar fungsi matematis yang
membatasi sehingga menjadi suatu proses sistem untuk menghasilkan keputusan
terbaik. Dalam optimasi terdapat sebuah kondisi tertentu untuk mencapai tujuan
yang optimum, atau yang paling menguntungkan. Optimasi memiliki dua
komponen yaitu metodel matematika dan penyelesaian metodel matematika.
Metodel matematika terdiri dari persamaan maupun pertidaksamaan yang terdiri
dari fungsi tujuan (objective function), fungsi kendala (constraints condition) dan
fungsi non negativitas (nonnegativity constrain). Untuk memperoleh hasil
optimasi, maka metodel matematika tersebut harus diselesaikan dengan operasi
matematika tertentu. (Septyana, 2016)

Ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu


tujuan, alternative keputusan, dan sumberdaya yang dibatasi:

1. Tujuan
Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk maksimisasi
digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan keuntungan,
penerimaan, dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih jika tujuan
pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan sejenisnya.
Penentuan tujuan harus memperhatikan apa yang diminimumkan atau
maksimumkan.
2. Alternatif Keputusan
Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia tentunya alternatif
yang menggunakan sumberdaya terbatas yang dimiliki pengambil keputusan.
Alternatif keputusan merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan.
3. Sumberdaya yang dibatasi
Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan sumberdaya ini terbatas. Keterlibatan
ini yang mengakibatkan dibutuhkanya proses optimalisasi. (Rodrigo, 2021)

Manfaat dari optimalisasi yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tujuan
2. Mengatasi kendala
3. Pemecahan masalah yang lebih tepat dan dapat diandalkan
4. Pengambilan keputusan yang lebih cepat

Optimalisasi adalah usaha memaksimalkan kegiatan sehingga mewujudkan


keuntungan yang diinginkan atau dikehendaki. Dengan demikian, maka dapat di
simpulkan dari optimalisasi adalah sebagai upaya, proses, cara, dan perbuatan
untuk menggunakan sumber – sumber yang dimiliki dalam rangka mencapai
kondisi yang terbaik, paling menguntungkan dan paling diinginkan dalam batas –
batas tertentu dan kriteria tertentu. (Rodrigo, 2021)

2.3 MetodeHeuristik
Metodeheuristik merupakan suatu teknik yang dirancang untuk
memecahkan suatu permasalahan dalam pencarian dan digunakan untuk
menemukan suatu solusi yang dapat dibuktikan dengan benar. Metodeheuristik ini
bertujuan untuk mendapakan performa komputasi atau penyederhanaan
konseptual, yang berpotensi pada keakurasianya.

Metaheuristik yaitu suatu metodependekatan yang didasarkan pada


metodeheuristik. Sehingga metodeheuristik sering kali diintegrasikan di dalam
metodemetaheuristik. Perbedaan dari metodeheuristik dan metaheuristik yaitu
metodeheuristik bersifat problem dependent sedangkan metodemetaheuristik
bersifat problem independent. Problem dependent yaitu suatu ketergantungan
pada permasalahan, jadi metodeheuristik itu hanya bisa dipakai untuk jenis
permasalahan tertentu. Misalnya, metodeNearest Neighborhood (NN). Sedangkan
problem independent yaitu sesuatu yang tidak bergantung pada permasalahan.
Jadi metodemetaheuristik tidak bergantung pada jenis permasalahan dan bisa
digunakan untuk berbagai permasalahan. (Imroh, 2018)

2.4 Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana
dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, antara pendapatan dan biaya pada kondisi yang sama,
sehingga labanya adalah nol. Analisa Break Even Point (BEP) adalah teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas.
Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas, yaitu suatu metodeuntuk
menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus
menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan
melampaui atau berada di bawah titik.

Analisis impas (Break Event Point) juga merupakan suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi,
tetapi juga belum memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol).
Dalam analisis break even point memerlukan informasi mengenai penjualan dan
biaya yang dikeluarkan. Laba bersih akan diperoleh bila volume penjualan
melebihi biaya yang harus dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan menderita
kerugian bila penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang
dikeluarkan, dapat dikatakan dibawah titik impas. Analisis break even point tidak
hanya memberikan informasi mengenai posisi perusahaan dalam keadaaan impas
atau tidak, namun analisis break even point sangat membantu manajemen dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan.

Tujuan analisis titik impas adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas


dimana pendapatan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan
biaya tetapnya. Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja,
maka tidak akan muncul masalah break even dalam perusahaan tersebut. Masalah
break-even baru muncul apabila suatau perusahaan di samping mempunyai biaya
variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas
akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan
besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada
perubahan volume produksi. Adapun biaya yang termasuk golongan biaya
variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung (direct labor),
komisi penjualan. Sedangkan yang termasuk golongan biaya tetap pada umumnya
adalah depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga utang, gaji pegawai, gaji pimpinan,
gaji staf research, dan biaya kantor. Analisis Break Even Point berguna apabila
beberapa asumsi dasar dipenuhi. Dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak
asumsi yang tidak dapat dipenuhi. Namun demikian perubahan asumsi ini tidak
mengurangi validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu
pengambilan keputusan. Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam
penggunaannya. Manfaat analisis break even poin sangat banyak, namun secara
umum adalah untuk mengetahui titik pulang pokok dari sebuah usaha. Dengan
diketahuinya titik pulang pokok, manajemen dapat mengetahui harus
memproduksi atau menjual pada jumlah berapa unit agar peruasahaan tidak
mengalami kerugian. Kelemahan dari analisa break even point antara lain bahwa
hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu
macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap
konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan
daya saingnya mereka menciptakan banyak produk, jadi sangat sulit dan ada satu
asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun,
jumlah satuan barang yang dijual, atau tidak ada perubahan harga secara umum.
(Maruta, 2019)

Komponen perhitungan dari BEP ini terdiri dari 3 komponen diantaranya


yaitu sebagai berikut:

1) Fixed Cost (Biaya Tetap) merupakan biaya yang tidak akan berubah
walaupun volume produksi akan terus berubah.
2) Variabel Cost merupakan biaya yang sewaktu-waktu akan berubah karena
adanya perubahan divolume produksi.
3) Laba atau profit merupakan biaya sisa penghasilan setelah dikurangi dari
biaya tetap dan biaya variabel.

Rumus perhitungan BEP dalam unit yaitu sebagai berikut:


¿ Cost
( )
BEP/unit = Jua l – biaya variabel
Harga
unit

Sedangkan rumus perhitungan BEP dalam rupiah yaitu sebagai berikut:

1−biayavariabel
BEP/rupiah = ¿ Cost ( )
Harga jual

Hubungan BEP dengan harga produk serta laba yaitu jika salah satu elemen
meningkat, maka elemen lainnya akan mengalami peningkatan, karena BEP
berfungsi untuk bisa mengetahui laba, maka BEP juga bisa menentukan sebuah
kerugian ketika akan terjadi penurunan baik dipenjualan. (Anone, 2022)

2.5 MetodeNPV

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang
ditimbulkan oleh penanaman modal investasi. NPV merupakan hasil pengurangan
dari biaya yang didiskontokan. Analisis NPV ini digunakan untuk menganalisis
bagaimana nilai investasi dengan mempertimbangkan nilai mata uang dan
menunjukkan perbedaan antara nilai sekarang dari keuntungan dan biaya. Rumus
yang digunakan dalam perhitungan Net Present Value (NPV) yaitu sebagai
berikut:
n
CFt
NPV = ∑ t
−I 0………………………………………………………. (2.1)
t =1 (1+i)

Keterangan:
NPV: Net Present Value (Rp)
CFt : Aliran Kas pertahun pada periode t
K : Suku bunga
I0 : Investasi awal
t : tahun ke t
t : jumlah tahun

Berikut merupakan indikator kelayakan dari hasil perhitungan NPV:


Jika NPV > 0, maka suatu usaha menguntungkan dan layak untuk dijalankan
Jika NPV < 0, maka suatu usaha merugikan dan tidak layak untuk dijalankan
Jika NPV = 0, maka suatu usaha tersebut mampu mengembalikan modal (Utomo,
2018)
2.6 Penjadwalan

Penjadwalan adalah aktivitas perencanaan untuk menentukan kapan dan


dimana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara keseluruhan harus
dilakukan pada sumber daya yang terbatas, serta pengalokasian sumber daya pada
suatu waktu tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada.
Penjadwalan dapat diartikan sebagai pengalokasian sejumlah sumber daya
(resource) untuk melakukan sejumlah tugas atau operasi dalam jangka waktu
tertentu dan merupakan proses pengambilan keputusan yang peranannya sangat
penting dalam industri manufaktur dan jasa yaitu mengalokasikan sumber-sumber
daya yang ada agar tujuan dan sasaran perusahaan lebih optimal

Penjadwalan dapat didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber daya


untuk mengerjakan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu dengan 2 arti
penting sebagai berikut:

1) Penjadwalan merupakan suatu fungsi pengambilan keputusan untuk membuat


atau menentukan jadwal.
2) Penjadwalan merupakan suatu teori yang berisi sekumpulan prinsip dasar,
metodel, teknik, dan kesimpulan logis dalam proses pengambilan keputusan
yang memberikan pengertian dalam fungsi penjadwalan. Penjadwalan
dibutuhkan untuk mengurangi alokasi tenaga operator, mesin dan peralatan
produksi, dan dari aspek lainnya untuk lebih efisien. Hal ini sangat penting
dalam pengambilan keputusan dalam proses kelangsungan produksi.

Tujuan penjadwalan adalah untuk mengurangi waktu keterlambatan dari


batas waktu yang ditentukan agar dapat memenuhi batas waktu yang telah
disetujui. Semakin baik suatu penjadwalan semakin menguntungkan juga bagi
perusahaan dan bisa menjadi acuan untuk meningkatkan keuntungan dan strategi
bagi perusahaan dalam pemuasan pelanggan. (Idrun, 2022)

2.7 State Of The Art (SOTA)

Berikut merupakan State Of The Art dari penelitian ini :


Tabel 2.1 SOTA Penelitian

No JURNAL PENULIS TUJUAN METODE Perbedaan

Maksimasi Eygner Gerald Memperoleh Programan Penelitian Gerald,


Keuntungan Talakua dan keuntungan maksimum Linier objectnya adalah
Usaha Budidaya Frischilla daari usaha rumput laut rumput laut, yang
Rumput Laut di Pentury di Desa Sathean memiliki musim
Desa Sathean Kecamatan Kei Kecil puncak dan musim
kurang, sehingga
1
menjadi variabel.
Sedangkan pada
penelitian yang akan
dilaksanakan semua
jenis sayuran tidak ada
musim-musim an
Optimalisasi Laba Elis Ratna Mengetahui Laba Programan Hasil penilitian
Dalam Wulan maksimal yang bisa Linier memiliki 3 skenario
Perencanaan didapatkan serta berbeda-beda ( ada 3
Produksi menganilisis sensitifitas alternatif ) untuk
Menggunakan pada programan linier dijadikan rekomendasi
2 Pemrograman kepada object,
Linier sedangkan penelitian
yang akan dilaksanakan
sekarang hasilnya
berupa rekomendasi
tunggal.
Maksimasi Firmasnyah, untuk mengoptimalkan Programa Linier Dalam penelitian
Keuntungan Madyunus keuntungan dengan Firmansyah,
Dalam Salayan sumber daya yang menggunkan aplikasi
MetodeSimpleks terbatas MATLBA untuk
3 Dengan penyelesaian dan
Penerapan Matlab pembuktian, sedangkan
penelitian yang akan
dilaksanakan sekarang
menggunakan LINDO.
4 Maksimasi Nindi mengkaji apakah Program Linier Pada Penelitian Nindi,
keuntungan Kardina, sumberdaya yang jrnis sayuran yang
Usahatani Sahira Kassa, digunakan CV. Rahayu ditanam sudah
Sayuran Organik Dewi Nur pada produksi selada ditetapkan 2 jenis
Pada CV. Rahayu Asih organik dan sawi tanaman yaitu Seladah
Kecamatan SIGI caysim organik sudah dan Sawi, sedangkan
BIROMARU digunakan secara pada peniltian ini tidak
optimal, untuk ditetapkan apa saja
mencapai produksi yang harus ditanam,
maksimum dalam namun berdasarkan
upaya untuk jenis sayuran dengan
memaksimalkan hasil khas object yabg
keuntungan perusahaan. diteliti,yaitu dari 5
jenis sayur,
diperbolehkan jenis
sayur apa saja yang
No JURNAL PENULIS TUJUAN METODE Perbedaan

ditanam
Kemitraan BN Hayati PT. Semen Gresik MetodeKualitatif Menghasilkan strategi
Sebagai Strategi dan S. pabrik Tuban dan LSM dan programa kerjasama yang baik
Pemberdayaan Suparjan, Koalisi Perempuan linier pada pengelolaan PT.
Masyarakat Tahun 2017 Ronggolawe bermitra Semen Grersik pabrik
dalam Program untuk mening-katkan Tuban
CSR Batik C kapasitas masyarakat
Pewarna Alami di yang semula tidak bisa
5 PT. Semen Gresik membuat batik cap
Pabrik Tuban pewarna alami menjadi
memiliki kemampuan
membuat batik cap
pewarna alami.

Penentuan S Widiyanesti, Dalam penentuan Programa linier Strategi kerjasama


Kriteria Tahun 2018 supplier harus dengan pendekatan
Terpenting dalam memperhatikan kualitas Programan linier
Pemilihan bahan baku yang
6 Supplier di dimiliki dan
Family Business mempertimbangkan
(Studi Kasus pada kemampuan delivery
Perusahaan bahan baku oleh
Garmen PT. X) supplier.
Perancangan Riyanto dan Metodel Integrasi Programan linier Pengembangan
Metodel Integrasi Pasaribu, Manajemen Kebijakan kerjasama BUMDes
anajemen Tahun 2016 Outsourcing sebagai dengan UMKM
Kebijakan sistem manajemen Menggunakan
Outsourching outsourcing terpadu pendekatan SCM
dalam Perspektif yang melibatkan
7
Hubungan stakeholder dalam
Industrial perencanaan, yaitu
pengawasan,
pembinaan dan
penindakan untuk
minimalisasi konflik.
No JURNAL PENULIS TUJUAN METODE Perbedaan

Penerapan Muhfiatun, diperlukan adanya Programan linier Pengembangan


Konsep Supply Muh. Rudi pembenahan alur tata Kerjasama,
Chain Nugroho. niaga UMKM, yakni peningkatan daya
Management dengan menerapkan saing dengan UMKM
dalam two level chanel atau Menggunakan
three level chanel guna pendekatan
memperluas jaringan pendekatan programan
8 pemasaran. Implikasi linier
akhir, penulis berharap
penelitian ini bisa
menjadi acuan dalam
mengembangkan
metode distribusi dan
wilayah pemasaran
UMKM Krambilsawit.
Analisis Emma Terdapat 5 indikator Programan linier Berfokus pada strategi
Pengelolaan Rahmawati yang memiliki kinerja memaksimalkan hasil
memaksimalklan Tahun 2020 buruk tetapi tingkat dari penjulan pupuk
keuntungan badan kepentingan tinggi gersik
usaha milik sehingga diperlukan
negara ( BUMN ) fokus dalam
Pukuk Gersik peningkatan indikator
ini antara lain sarana
9 prasarana yang baik,
inovasi terhadap
produksi yang
dihasilkan,
mengembangkan
jaringan distribusi
produk, melakukan
pelatihan SDM
Analisis Break Khairunnisyah Tujuan dari penelitian Metodeyang Harga jual jagung
Event Point Nasution ini yaitu: besarnya digunakan yaitu apakah sudah termasuk
Usaha Tani Tahun 2019 produksi usaha tani metodestudi price break even serta
Jagung jagung dan break event kasus serta nilai produksi apakan
point produksi, metodeBEP memiliki nilai break
10 besarnya nilai usahatani even point
dan BEP nilai produksi
serta harga jual jagung
petani dan price break
even
No JURNAL PENULIS TUJUAN METODE Perbedaan

Analisis Break Priska K Mengetahui BEP usaha Analisis BEP Terjadinya kerugian
Event Point Londa, et.all pertanian di Kelurahan Rupiah dan BEP pada usaha pertanian
Usaha Pertanian Tahun 2018 pinaras Unit di kelurahan pinaras.
di Kelurahan Oleh sebab itu
11 Pinaras dilakukan penelitian
untuk mengetahui titik
impas antara
keuntungan dan
kerugian
Anlisa BEP Muhammad Tujuan dari penelitian Literature Perencanaan yang
Terhadap Laba Yusuf ini yaitu untuk Review. kurang baik dari
Perusahaan Tahun 2020 mengetahui mengenai BEP perusahaan, sehingga
BEP terhadap laba dari laba yang didapatkan
12 perusahaan akan mempengaruhi
factor keberhasilan
dari suatu perusahaan

Perbedaan dari beberapa penelitian diatas yaitu terletak dari data yang
digunakan, baik itu dari data primer yang didapatkan secara langsung melalui
observasi kelapangan dan data sekunder melalui buku, internet atau yang lainnya.
Dari topik permasalahan pada beberapa penelitian terdahulu berkaitan dengan
topik yang akan dibahas oleh peneliti yaitu mengenai penjadwalan dalam
penggunaan lahan. Namun, yang membedakannya yaitu dari pokok permasalahan
yang akan diteliti oleh peneliti yang akan meneliti perihal agoritma penjadwalan
dalam penggunaan lahan dan penetapan jenis tanam.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian terdiri dari 2 tahapan, yaitu pendekatan penelitian dan


flowchart atau diagram alir dari penelitian. Berikut merupakan tahapan-tahapan
dari metodelogi penelitian:

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersifat kuantitatif, maka penelitian


ini akan menggunakan data yang didapatkan dari hasil survei yang dilakukan
secara langsung ke lapangan, data-data yang didapatkan digunakan untuk
menganalisis keterangan tentang apa yang ingin diketahui. Peneliti menggunakan
teknik penjadwalan yang dilakukan untuk lima jenis sayuran dengan teknik
mengumpulkan data perhari, perminggu, perbulan serta pertahun. Informasi-
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang dilakukan oleh
peneliti. Informasi tersebut yaitu mengenai penjadwalan setiap jenis sayuran dari
perhari, perminggu, perbulan dan pertahun yang didapatkan secara langsung dari
petani kemudian akan dianalisis dengan menggunakan break even point atau titik
impas yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak bibit dan luas lahan yang
akan memenuhi, dan selanjutnya akan menganalisis mengenai keuntungan dan
kerugian yang didapatkan dengan menggunakan metodeNPV.

3.1.2 Flowchart

Berikut ini merupakan metodelogi penelitian untuk penelitian yang


disajikan dalam bentuk diagram alir.
Gambar 3.1
Flowchart Penelitian

Berdasarkan diagram alir diatas, dapat dipaparkan bahwa metodelogi


penelitian dilakukan dalam tiga tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, rumusan masalah serta tujuan yang harus dicapai dalam penelitian
yang dilakukan. Dalam menunjang pendahuluan perlulah materi yang terkait
harus relevan dengan penelitian baik itu yang bersumber dari buku, jurnal,
tesis, internet ataupun catatan peneliti.
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data menjelaskan mengenai data-data yang harus dikumpulkan
sesuai dengan penelitian yang diteliti baik itu dari cara perolehannya seperti
data sekunder (data yang diambil melalui studi-studi literature, buku ataupun
lainnya) serta data primer (data yang diambil berdasarkan observasi yang
dilakukan secara langsung). Sedangkan pengolahan data menjelaskan
mengenai pengolahan data dengan menggunakan jenis pendekatan-pendekatan
yang sesuai, baik itu induktif (tunggal) ataupun deduktif (jamak) sehingga
dapat diproses menggunakan metodekualitatif atau metodekuantitatif ataupun
dengan metodegabungan keduanya (kuantitatif ke kualitatif atau kualitatif ke
kuantitatif) yang sudah ditentukan guna mempermudah dalam mengolah data
sesuai dengan keperluan dari penelitian.
3. Analisis dan Pembahasan

Analisis menjelaskan hasil pengolahan data bahwa hal yang diteliti tersebut
berkesinambungan ataupun tidak dengan apa yang diharapkan oleh peneliti.
Sedangkan pembahasan lebih memaparkan bagaimana hasil akhir dari
penelitian tersebut dengan mempertimbangkan hasil dari analisis yang
diperoleh.

3.2 Studi Pendahuluan

Pada studi pendahuluan, terdiri dari studi pendahuluan, objek penelitian


yaitu pertanian Cigedung-Cikajang wilayah IV Garut.

3.2.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui mengenai penelitian-


penelitian sebelumnya, yang kemudian peneliti akan melakukan adaptasi terhadap
studi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Banyak pula peneliti yang
berpendapat bahwa permasalahan pokok yang sering dihadapi petani yaitu biaya
dari pembelian bahan baku serta biaya penjualan yang kadang menurun secara
drastic. Permasalahan ini menjadi pokok dasar untuk para petani.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan


penjadwalan yang diatur dari harga 3 tahun ke belakang, peneliti melakukan
identifikasi setiap masalah yang ada pada jenis sayuran. Penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu berfokus pada lima jenis sayuran diantaranya yaitu kol, wortel,
tomat, cabe dan kentang dari para petani yang ada di wilayah IV Garut. Dengan
banyaknya permasalahan yang terjadi pada jenis sayuran tersebut, maka peneliti
menetapkan untuk mengidentifikasi optimalitas dari lima jenis sayuran tersebut
agar menemukan titik impas dimana petani tidak akan rugi dan tidak akan untuk
ketika harga jual murah.

Permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan beberapa metode, yaitu


metodepenjadwalan yang dilakukan dengan mengolah data mulai dari data
perhari, perminggu, perbulan sampe pertahun. Setelah itu akan diselesaikan
dengan menggunakan metodeHeuristik, metodeheuristic ini merupakan
metodeyang digunakan untuk pencarian nilai minimum dan penentuan rite
terpendek. Selanjutnya peneliti menggunakan metodeBEP, metodeBEP
merupakan metodeyang digunakan untuk mengetahui titik impas dari lima jenis
sayuran yang diteliti yaitu kol, wortel, tomat, cabe, dan kentang dimana petani
tidak akan rugi dan tidak akan untung ketika harga jual murah serta untuk
mengetahui mengenai berapa banyak lahan bibit dan luas lahan yang akan
memenuhi. Metodeterakhir yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metodeNPV yang merupakan metodeyang digunakan untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian dari ke-lima jenis sayuran yang diteliti oleh
penliti.

3.2.2 Rumusan dan Tujuan

Rumusan dan tujuan dari penelitian ini yaitu mampu mengetahui mengenai
penjadwalan metode tanam dan jenis tanaman pada lahan pertanian yang
menghasilkan keuntungan tinggi.

3.3.3 Landasan Teori

Teori-teori yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari grand
theory, middle theory, dan operational theory. Dalam landasan teori diawali
dengan teori dari Teknik Industri, kemudian dilanjut dengan teori-teori pendukung
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dari ke-3 pendukung teori tersebut
terdiri dari Optimalisasi, Penjadwalan, MetodeHeuristik, BEP (Break Even Point)
dan MetodeNPV.
3.3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu petani yang bergerak
dalam menanam sayuran yang terdiri dari lima jenis sayuran yaitu kol, wortel,
cabe, kentang dan tomat. Pemilihan objek yang dilakukan oleh peneliti didasarkan
dari beberapa pertimbangan yaitu sebagai berikut:

1. Petani Cigedung-Cikajang wilayah IV Garut merupakan suatu usaha yang


bergerak dalam menanam sayuran yang sudah cukup berkembang.
2. Petani sering mengalami kerugian maupun keuntungan saat harga jual murah
ataupun melonjak.

3.3.5 Populasi dan Sampel

Berikut merupakan populasi dan sampel yang mendukung dari penelitian


yang dilakukan oleh peneliti:

1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang
disebut populasi ialah sayuran yang diproduksi atau ditanam oleh para petani.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik kuisioner (Putra, 2018). Penentuan sampel yang
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data-data untuk lima jenis
sayuran dari pihak UPDT.
3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.3.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan peneliti ini terdiri dari beberapa tahap,
diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Data
Berdasarkan jenisnya, data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data
sekunder. Berikut merupakan pembagian dari jenis data:
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2016), data primer merupakan sebuah data yang
langsung didapatkan dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau
peneliti. Sumber data primer bisa didapatkan dari wawancara dengan
subyek penelitian yang baik secara observasi atau pengamatan langsung.
(populix, 2021).
Pada tahapan ini, peneliti melakukan kegiatan observasi secara langsung
ke lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang
diperlukan untuk menunjang keberlangsungan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Data-data primer yang dibutuhkan meliputi dari data
metodebertani dan metode bertani. Alur dari pengumpulan data primer
yang digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.2
Tahapan Pengumpulan Data
(Sumber: Catatan Penulis, 2022)

Pengumpulan data primer merupakan tahapan penelitian dalam


mengumpulkan data. Berdasarkan alur dari pengumpulan data diatas, dapat
dipaparkan bahwa penelitian dilakukan dalam tahapan-tahapan sebagai
berikut:

a) Penjadwalan
Penjadwalan merupakan aktivitas perencanaan untuk menentukan
kapan dan dimana setiap operasi sebagai bagian dari pekerjaan secara
keseluruhan harus dilakukan pada sumber daya yang terbatas, serta
pengalokasian sumber daya pada suatu waktu tertentu dengan
memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada. Langkah-langkah
penjadwalan yaitu sebagai berikut:

 Peninjuan Tanaman
Peninjauan tanaman merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengetahui mengenai metode tanaman yang dilakukan oleh
para petani terhadap lima jenis sayuran yaitu tomat, kol, kentang,
cabai, dan wortel.
 Menganalisis Kemampuan Petani
Kemampuan petani merupakan kemampuan yang mampu merubah
perilaku dan kebiasaan bertani menjadi lebih baik. Pada tahapan
ini, peneliti menganalisis mengenai kemampuan petani dalam
melakukan penanaman sampai tahap penjualan sayuran.
 Penyediaan Bahan-Bahan
Penyediaan bahan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi suatu bahan dalam proses bertani. Bahan-bahan yang
dimaksud yaitu bahan atau bibit sayuran yang akan digunakan serta
pupuk-pupuk yang digunakan.
 Mengatur Kelangsungan Pelaksanaan
Tahapan terakhir dari penjadwalan yaitu mengatur kelangsungan
pelaksanaan. Kelangsunngan pelaksanaan ini merupakan tahapan
yang dilakukan oleh para petani sebelum melakukan penanaman
pada sayuran yang akan ditanam.

Dalam penjadwalan terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk


keberlangsungan bertani, diantaranya yaitu sebagai berikut:
 Harga
Harga merupakan salah satu unsur pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi para petani (Nasution, 2019).
Harga yang didapatkan merupakan data yang bersumber dari pihak
terkait sebagai dukungan data penelitian.
 Rata-Rata Harga Sayuran
Rata-rata harga sayuran ditentukan dengan menggunakan rentang
waktu 3 tahun yang disertai dengan hasil simpangan bakunya.
b) BEP
Pada tahap ini, peneliti mendapatkan data dari penjadwalan yang
sudah dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan untuk melihat
mengenai harga terendah setiap hari, minggu, bulan maupun tahun.
Langkah-langkah dalam menggunakan metodeBEP ini yaitu sebagai
berikut:
 Mengetahui Penjualan
Penjualan merupakan salah satu proses jual beli yang bertujuan
untuk mengembangkan pendapatan dari suatu usaha (S, 2017).
Pada tahapan ini, peneliti harus mengetahui mengenai penjualan
yang dilakukan oleh para petani. Penjualan ini berkaitan dengan
harga jual yang ditetapkan pada setiap jenis sayuran yang telah
dihasilkan oleh para petani.
 Mengetahui Biaya
Biaya merupakan jumlah yang dapat diukur dan berbentuk satuan
uang (A, 2022). Tahapan ini yaitu mengetahui mengenai biaya
yang diajukan oleh para petani rata-rata mengikuti biaya sesuai
dengan yang telah ditentukan oleh UPTD.
 Mengetahui Pendapatan
Pendapat merupakan aliran masuk aktiva yang diperoleh dari hasil
penjualan (A M. , 2018). Pada tahapan ini, peneliti harus
mengetahui mengenai pendapatan yang berasal dari hasil tani rata-
rata perhektar dengan dikali harga jual minimum.
 Biaya-Biaya Terkait
Tahapan terakhir dari metodeBEP atau break even point ini yaitu
mengetahui mengenai biaya-biaya yang terkait. Biaya-biaya yang
terkait yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan
biaya konstan untuk setiap penanaman sayuran oleh para petani
sedangkan untuk biaya variabel merupakan biaya per jenis sayuran
yang bersifat dinamis.
Pengumpulan data dengan metodeini, peneliti dapat mengetahui
mengenai titik impas dari lima jenis sayuran yang diteliti.
Adapun langkah-langkah dalam penentuan titik impas yaitu sebagai
berikut:
 Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mendanai kegiatan diluar anggaran untuk mencapai tujuan yang
diinginkan (A.S, 2017). Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan
biaya operasional yang berkaitan dengan harga minimum rata-rata
perbulan dari semua jenis sayuran yang diteliti oleh peneliti.
 Data Hasil Panen
Hasil panen merupakan kegiatan hasil pemungutan atau pemetikan
hasil dari yang ditanam oleh para petani. Pada tahap ini peneliti
akan menganalisis atau mengolah data hasil panen untuk
mengetahui titik impas.
 Data Luas Minimum Bertani 5 jenis
Kebutuhan luas minimum bertani merupakan kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan hidup petani dengan membandingkan
pendapatan terhadap pengeluaran.
Data-data tersebut digunakan untuk mengetahui setiap titik impas dari
ke-3 data tersebut yang akan membantu dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada para petani.

c) Metode Tanah
Metode tanah ini bertujuan untuk membagi rata lahan terhadap satu
hektar lahan pertanian. Dalam metodebertani ini terdiri dari tiga
metodel untuk 1 hektar lahan diantaranya yaitu sebagai berikut:
 Metodebagi rata semua lahan untuk ditanami 5 jenis sayuran yaitu
sayuran kol, wortel, kentang, tomat, dan cabe.
 Metodeditanami satu hektar untuk satu jenis tanaman sayuran.
 Metodesistem bagi 2/3 jenis sayuran dalam satu hektar lahan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah diolah terlebih dahulu dan baru
didapatkan oleh peneliti dari sumber yang lain sebagai tambahan
informasi. Beberapa sumber data sekunder adalah Buku, Jurnal, Publikasi
Pemerintah, serta Situs atau Sumber Lain yang mendukung. (populix,
2021)
Data sekunder yang mendukung untuk keberlangsungan penelitian ini
yaitu terdiri dari data harga, data biaya operasional dan data luas minimum
lahan. Data-data tersebut didapatkan dari pihak terkait yaitu UPTD
pertanian.
2. Kelompok Data
Berdasarkan pengelompokannya, data dibagi menjadi tiga yaitu data kualitatif,
data kuantitatif dan Mix Methode. Namun kelompok data yang digunakan oleh
peneliti yaitu kuantitatif, adalah metodeyang bertujuan untuk mengembangkan
dan menggunakan metodel matematis. Karena data yang diambil untuk
penelitian ini adalah observasi secara langsung untuk mengetahui penjadwalan
yang dilakukan oleh petani dan studi literature yang memiliki kesamaan
terhadap penelitian.
3.3.2 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan tahap setelah pengumpulan data selesai, dimana


dalam pengolahan data ini peneliti menggunakan metodePenjadwalan yang
kemudian akan dilakukan perhitungan BEP. Berikut ini merupakan alur dari
pengolahan data:

Gambar 3.3
Tahapan Pengolahan Data
(Sumber: Catatan Penelitian, 2022)

Pengolahan data merupakan tahap penelitian dalam mengolah data setelah


data yang diperlukan terkumpul. Pengolahan data ini, peneliti menggunakan
metodeheuristic, metodeBEP yang hasil akhirnya akan dianalisis dengan
menggunakan metodeNPV. Berdasarkan alur penelitian diatas, dapat dipaparkan
bahwa penelitian dilakukan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. MetodeHeuristik
Metodeheuristic merupakan metodeyang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dengan menemukan solusi yang dapat dibuktikan
dengan benar. Dalam metodeheuristic ini terdapat dua langkah yang
mendukung dalam keberhasilan metodeheuristic, yaitu sebagai berikut:
1) Data Primer, merupakan data yang didapatkan secara langsung melalui
observasi lapangan. Data yang didapatkan meliputi data harga dari lima
jenis sayuran untuk 3 tahun kebelakang.
2) Data sekunder, merupakan data pendukung yang didapatkan yaitu terdiri
dari data harga, data biaya operasional dan data luas minimum lahan.
Data-data tersebut didapatkan dari pihak terkait yaitu UPTD pertanian.
2. BEP
Analisis BEP merupakan salah satu analisis yang digunakan pada sector-
sektor industry. Analisis BEP yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk
mengetahui mengenai harga terendah dari setiap jenis sayuran untuk
mengetahui titik impas yang nantinya tidak akan memberikan kerugian
ataupun keuntungan. Langkah-langkah pengolahan data pada BEP yaitu
sebagai berikut:
3) Mengetahui modal operasional yang dikeluarkan oleh para petani, tahap
ini merupakan tahap awal yang akan dilakukan oleh peneliti sebelum
menghitung BEP. Modal operasional yang dikeluarkan termasuk
kedalam biaya variabel.
4) Harga setiap jenis sayuran pada setiap hasil panen dalam satuan
kilogram. Harga setiap jenis sayuran atau harga per unit ini termasuk
kedalam biaya variabel pada perhitungan metodeBEP.
Dari ke-dua biaya variabel ini, maka selanjutnya akan dihitung baiya
variabel secara keseluruhan yaitu dengan membagi biaya operasional
dengan biaya per unit atau harga sayuran per kilogram.
5) Setelah itu akan menghitung biaya tetap, biaya tetap sendiri dalam
penelitian ini sama dengan HPP atau Harga Pokok Penjualan. HPP untuk
setiap jenis sayuran mengikuti harga yang telah ditetapkan oleh UPTD
pertanian.
6) Selanjutnnya yaitu menghitung BEP per kilogram sayuran. Perhitungan
BEP ini akan menjadi patokan untuk mengetahui keuntungan terkecil
dari ke-lima jenis sayuran.
7) Tahap terakhir yaitu menghitung keuntungan terkecil untuk lima jenis
sayuran dengan cara hasil panen dikali dengan BEP.
Pada metodeanalisis BEP ini, terdiri dari beberapa tahap diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Biaya Operasional
Tahapan biaya operasional pada metodeanalisis BEP ini merupakan suatu
biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan BEP. Biaya
operasional meliputi dari modal operasional yang dikeluarkan sesuai
dengan yang telah ditetapkan oleh UPTD.
b. Hasil Panen
Selanjutnya yaitu hasil panen yang didapatkan oleh para petani. Pada
tahapan ini, hasil panen yang didapatkan akan dijual dengan harga per
kilogram untuk setiap jenis sayuran.
c. Luas Minimum
Tahap terakhir dari metodeanalisis BEP yaitu luas minimum, pada luas
minimum ini mengolah mengenai data luas lahan yang diperlukan,
sehingga akan mengetahui mengenai keuntungan terkecil untuk semua
jenis sayuran.

Adapun rumus dari metodeBEP yang digunakan oleh peneliti yaitu meliputi
biaya variabel serta biaya tetap, sebagai berikut:
Biaya Operasional /HPP
Variabel Cost =
Harga per Unit
Fixed Cost = Biaya Total−( Kuantitas∗Variabel Cost )
Maka untuk rumus BEP yaitu sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP Unit =
( Harga per Uni t−Biaya Variabel per Unit )
Biaya Tetap
BEP Rupiah = Harga Jual−Biaya Variabel per Unit
Harga per Unit
3. MetodeNPV
Tahap selanjutnya pada pengolahan data yaitu dengan menggunakan
metodeNPV, pada metodeNPV ini terdiri dari harga tertinggi dan harga
terendah dari ke-lima jenis sayuran yang akan diteliti.
Adapun tahap-tahapan dari penjadwalan yaitu sebagai berikut:
a. Hasil Panen
Hasil panen merupakan pendapatan sayuran dari ke-lima jenis sayuran
dalam 3 tahun kebelakang
b. Hasil Jual
Hasil jual merupakan pengjualan dari ke-lima jenis sayuran yang dijual
dari 3 tahun kebelakang, dari hasil jual ini akan diketahui harga tertinggi
maupun harga terendah dari setiap jenis sayuran untuk 3 tahun
kebelakang.

3.4 Analisa dan Pembahasan

Analisa dan Pembahasan berpacu dari tujuan penelitian yaitu membahas


mengenai penjadwalan metode tanam dan jenis tanaman pada lahan pertanian
yang menghasilkan keuntungan tinggi.

3.5 Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu bahwa penelitian skripsi ini memang perlu untuk
dilakukan bukan hanya untuk keperluan peneliti tetapi keperluan dari titik impas
terhadap lima jenis sayuran. Sehingga hasil tersebut dapat digunakan secara nyata
oleh para petani di Cigedung-Cikajang wilayah IV Garut.
BAB IV
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN
PEMBAHASAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari gambaran umum pada objek penelitian serta
penjadwalan harga perbulan per 3 tahun, adapun pemaparan dari pengumpulan
data yaitu sebagai berikut:
4.1.1 Gambaran Umum
Gambaran umum pada penelitian ini meliputi dari sejarah serta lokasi
penelitian. Berikut merupakan penjelasan mengenai gambaran umum penelitian:
A. Kondisi Wilayah Penanaman Sayuran
Kecamatan Cikajang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
sebelah selatan Kabupaten Garut. Secara administratif, Kecamatan Cikajang
masuk ke dalam wilayah Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan
Cikajang memiliki batas-batas wilayah, sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Cisurupan dan Cigedug, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Cihurip dan Cisompet, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Cigedug dan Banjarwangi, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Cisurupan dan Pemulihan. Wilayah Kecamatan Cikajang memiliki luas 12 495
000 Ha yang dimanfaatkan untuk permukiman penduduk seluas 343 000 Ha (2.75
persen) dan lahan pertanian seluas 12 152 000 Ha (97.25 persen) yang terdiri dari
lahan darat seluas 7 005 000 Ha (56.06 persen), lahan sawah 218 000 (1.74
persen) dan sisanya hutan seluas 4 929 000 (39.45 persen).

Kecamatan Cikajang terdiri dari 12 desa yang berada pada ketinggian 1 200-
1 300 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu rata-rata 19-20 0C. Letak
topografi desa di Kecamatan Cikajang secara umum berada di wilayah dataran (10
desa), sedangkan dua desa lainnya berada di wilayah lereng/perbukitan.
Umumnya jenis tanah di wilayah Kecamatan Cikajang bertekstur lempung
berpasir (23.54 persen) dan sisanya (73.54 persen) memiliki jenis tanah liat.
Tanah di wilayah Kecamatan Cikajang ini memiliki pH rata-rata antara 5.5-5.6.
Curah hujan yang dimiliki Kecamatan Cikajang cukup tinggi yaitu rata-rata 361
mm/bln, ini menandakan bahwa Kecamatan Cikajang tergolong tipe iklim C
menurut data curah hujan yang diperoleh dari UPTD SDAP (Sumber Daya Air
dan Pertambangan) Kecamatan Cikajang. Letak geografis pegunungan yang
sangat strategis, karakteristik dan data iklim tersebut menggambarkan bahwa
wilayah pertanian Kecamatan Cikajang berpotensi untuk dikembangkan.

Potensi agribisnis di wilayah Kecamatan Cikajang didominasi


oleh Agro Product (on farm) sebanyak 15 047 KK dan yang paling sedikit
adalah Agro Support sebanyak 50 KK. Bidang pertanian khususnya tanaman
hortikultura dan sayuran menjadi mata pencaharian terbesar bagi penduduk
Kecamatan Cikajang. Komoditi andalan di kecamatan cikajang adalah kentang,
tomat, kubis, cabai, wortel, sapi perah dan kopi. Keadaan tanah yang subur dan
kondisi yang mendukung dimanfaatkan untuk melakukan usahatani secara
maksimal.

B. UPTD Pertanian Wilayah IV Cikajang


UPTD pertanian merupakan unsur pelaksanaan tugas teknis operasional
dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu di bidang pembibitan tanaman pangan
serta bidang pembibitan dan pengembangan tanaman hortikultura.
UPTD pertanian mempunyai tugas di bidang pengelolaan produksi,
penyediaan, pengawasan peredaran, pembinaan, ketatausahaan, pengembangan
dan pelayanan perbenihan tanaman pangan, pengelolaan produksi, penyediaan,
pengawasan peredaran, pembinaan, pelayanan perbenihan dan pengembangan
tanaman hortikultura.
C. Lokasi Penelitian
UPTD Pertanian Wilayah IV Cigedung-Cikajang berlokasi di Jl. Raya
Cisurupan Garut. Berikut merupakan gambar dari lokasi penelitian:
Gambar 4.1
Lokasi Penelitian
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
4.1.2 Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu terdiri dari dua data
penelitian, diantaranya yaitu data primer dan data sekunder. Ke-dua data
penelitian ini akan membantu peneliti dalam menyelesaikan permasalahan yang
terjadi. Berkut merupakan penjelasan dari data penelitian yang digunakan yaitu:

1. Luas lahan

Luas lahan yang digunakan merupakan 1 lahanan full yang digunakan untuk
penanaman lima jenis sayuran, setiap sayuran memiliki 1 Ha luas area lahan
yang akan digunakan. Namun, petani juga menggunakan 1 Ha yang
digunakan untuk lima jenis tanaman, maka setiap jenis sayuran akan
memiliki luas lahan yaitu 0.2 Ha.

2. Rekapitulasi Harga Biaya Produksi


Rekapitulasi harga terdiri dari dua rekapitulasi, diantaranya yaitu
rekapitulasi harga produksi dan rekapitulasi harga jual. Rekapitulasi harga
biaya produksi untuk lima jenis sayuran yaitu sesuai dengan harga produksi
yang telah ditentukan oleh pihak UPTD.
3. Rekapitulasi Harga Jual

Rekapitulasi harga terdiri dari dua rekapitulasi, diantaranya yaitu


rekapitulasi harga produksi dan rekapitulasi harga jual. Rekapitulasi harga
perbulan per 3 tahun dilakukan untuk mengetahui mengenai harga rata-rata
setiap jenis sayuran untuk pertahunnya. Untuk mengetahui nilai harga dari
rata-rata pertahun dari setiap jenis sayuran yaitu dengan cara sebagai
berikut:
Jumlah Harga per Tahun
Rata−Rata Harga perTahun=
12
Selanjutnya yaitu merekapitulasi harga setiap jenis sayuran untuk 12 bulan
atau pertahun, kemudian dicari nilai rata-rata setiap harga jenis sayuran pertahun
untuk 3 tahun kebelakang.
a) Rata-Rata Harga Tahun 2018
Berikut merupakan rata-rata harga untuk lima jenis sayuran pada tahun
2018:

Tabel 4.2
Rata-Rata Harga Tahun 2018
(Sumber: Pengumpulan Data, 2022)
Harga Rata-rata Perbulan Tahun 2018 (Rupiah)
Bulan Kol Kentang Tomat Cabe Wortel
Januari 4.750 3825 4288 3440 2887
Ferbruari 4825 3837 4331 3700 2943
Maret 4788 3831 4309 3570 2915
Aplir 2920 6500 3960 22000 1580
Mei 2775 6250 3000 15250 1225
Juni 2000 6500 500 17200 500
Juli 1600 7500 400 35800 430
Agustus 1880 7000 1725 24000 1900
September 1225 7750 3500 11000 2000
Oktober 4300 7000 3000 15600 4200
November 1000 6840 1960 17200 5740
Desember 1200 5400 2700 14800 6600
.
Gambar 4.2
Grafik Rata-Rata Harga Tahun 2018

Berdasarkan nilai rata-rata harga serta grafik rata-rata harga bahwa dari
setiap jenis sayuran ditahun 2018, menggambarkan bahwa sayuran cabe
lebih dominan memiliki kenaikan dengan harga tertinggi dibandingkan
dengan jenis sayuran yang lainnya.
b) Rata-Rata Harga Tahun 2019
Berikut merupakan rekapitulasi dari nilai rata-rata harga lima jenis sayuran
pada tahun 2019:

Tabel 4.3
Rata-Rata Harga Tahun 2019
(Sumber: Pengumpulan Data, 2022)
Harga Rata-rata Perbulan Tahun 2019 (Rupiah)
Bulan Kol Kentang Tomat cabe wortel
Januari 4750 2470 1800 5230 2800
Ferbruari 540 4000 4400 10000 1500
Maret 600 3180 3000 13600 800
Aplir 2260 4560 8200 10800 1500
Mei 2400 5700 3200 8600 3300
Juni 2700 6700 4100 6400 4600
Juli 3400 8500 3300 40400 5500
Agustus 2000 9000 1000 62000 5800
Harga Rata-rata Perbulan Tahun 2019 (Rupiah)
Bulan Kol Kentang Tomat cabe wortel
September 1460 8300 1440 48600 3000
Oktober 2500 7000 2080 34400 3000
November 2200 6900 3440 27200 2480
Desember 1400 8900 3833 29000 1867

Gambar 4.3
Grafik Rata-Rata Harga Tahun 2019

Berdasarkan nilai rata-rata harga serta grafik rata-rata harga bahwa dari
setiap jenis sayuran ditahun 2019, menggambarkan bahwa sayuran cabe
lebih dominan memiliki kenaikan dengan harga tertinggi dibandingkan
dengan jenis sayuran yang lainnya.
c) Rata-Rata Harga Tahun 2020
Berikut merupakan rekapitulasi dari nilai rata-rata harga lima jenis sayuran
pada tahun 2020:

Tabel 4.4
Rata-Rata Harga Tahun 2020
(Sumber: Pengumpulan Data, 2022)
Jenis Komoditas
Periode (Rupiah/ Kg)
Kol Kentang Tomat Cabe Wortel
Januari 4750 3730 2350 2700 3383
Ferbruari 1960 8500 5500 43000 1300
Maret 2200 6000 2500 19400 2900
Aplril 2600 6000 2800 15000 2000
Mei 2878 6058 3288 20025 3396
Juni 1080 6900 5600 8800 3400
Juli 880 8800 6000 14200 2500
Agustus 500 9000 750 6000 1800
September 500 7900 1040 11600 1380
Oktober 580 7460 2140 10800 1200
November 3320 6220 2700 20000 2000
Desember 5000 8700 5300 32800 5100

Gambar 4.4
Grafik Rata-Rata Harga Tahun 2020

Berdasarkan nilai rata-rata harga serta grafik rata-rata harga bahwa dari
setiap jenis sayuran ditahun 2020, menggambarkan bahwa sayuran cabe
lebih dominan memiliki kenaikan dengan harga tertinggi dibandingkan
dengan jenis sayuran yang lainnya.
Dari ke-3 tahun belakang, setiap nilai harga rata-rata yang memiliki
kenaikan lebih tinggi berada pada jenis sayuran cabe, sebaliknya nilai harga
rata-rata terendah selalu berada pada jenis sayuran kol.
4. Jenis Tanam
Jenis tanaman terdiri dari 2 jenis, diantaranya yaitu umur tanam serta
karakteristik tanam. Berikut merupakan penjelasan mengenai jenis tanam yaitu:
a) Umur Tanam
Umur tanam sayuran terhadap lima jenis sayuran yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6
Umur Tanam
(Sumber: Dinas Pertanian, 2022)
Jenis Sayuran Keterangan Umur Tanam Karakter
Persemaian pada 10-15 hari Bisa ditanam
Sayuran Kol
Nampan bersamaan dengan
Persemaian pada 30-41 hari wortel saja tapi bisa
Polybag ditanam dengan
Penanaman 30-41 hari motede tumpang
Pemeliharaan 65-70 hari sari.
Tanaman
Pemanenan 75-80 HST
Sayuran Cabai Persemaian pada 5-7 hari Tidak bisa ditanam
karung plastik bersamaan tapi bisa
Persemaian pada 20-30 hari ditanam dengan
Polybag metodetumpang
sari
Penanaman 20-30 hari
Pemeliharaan 7 hari (Penyiraman Pagi)
Tanaman 1 hari dalam 2 minggu
(Penyiraman Siang)
Pemanenan 70-120 HST
70 HST (Dataran Rendah)
120 HST (dataran Tinggi)
Sayuran Penanaman 25-30 hari Tidak bisa ditanam
Tomat Pemeliharaan 15 HST bersamaan tapi bisa
Pemanenan 90 hari ditanam dengan
metodetumpang
sari
Sayuran Perairan 1-40 HST Bisa ditanam
Wortel Pemupukan wortel 7-40 HST bersamaan dengan
Pemanenan 3 Bulan kol dan tumpang
sari semua jenis
Jenis Sayuran Keterangan Umur Tanam Karakter
Sayuran Pemberian pupuk 10-15 hari Tidak bisa ditanam
Kentang Pemeliharaan 1 bulan bersamaan tapi bisa
tanaman ditanam dengan
Pemanenan 80-120 hari metodetumpang
sari

b) Karakteristik Tanam
Karakteristik tanam dibagi menjadi 3 pengelompokan sayuran utama,
diantaranya yaitu sebagai berikut:
 Menurut Tempat Hidupnya
Menurut tempat hidupnya, sayuran dilihat dari tempat tumbuh seperti
di dataran rendah maupun dataran tinggi, serta adapun sayuran yang dapat
beradaptasi didataran rendah maupun dataran tinggi. Pengelompokan jenis
sayuran menurut tempat hidupnya yaitu wortel, kol dan cabai.
 Menurut Panjang Pendeknya Umur
Menurut panjang pendeknya umur tanam sayuran dibagi menjadi 2,
diantaranya yaitu tanaman sayuran musiman yang merupakan tanaman yang
umurnya hanya semusim, salah satu nya yaitu tomat dan kol. Sedangkan
tanaman sayuran tahunan merupakan tanaman yang umurnya mencapai 1-3
tahun, yang termasuk kedalam tanaman sayuran tahunan yaitu cabai rawit.
 Menurut Bagian Konsumsi
Menurut bagian yang dikonsumsi, sayuran dibagi menjadi 3
diantaranya yaitu sayuran buah, yang meliputi sayuran buah yaitu tomat.
Selanjutnya ada sayuran bunga, yang termasuk sayuran bunga yaitu kol.
Dan sayuran akar, yang termasuk sayuran akar yaitu wortel. Dari ke-tiga
karaktersitik tersebut, yang termasuk kedalam ke-tiga karakteristik tersebut
bisa ditanam secara bersamaan.

5. Rekapitulasi Biaya Produksi


Rekapitulasi biaya produksi ini merupakan rekapitulasi biaya produksi yang
digunakan untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
terjadi. Rekapitulasi biaya produksi yang didapatkan oleh peneliti yaitu melalui
data sekunder yang bersumber dari UPTD. Biaya Produksi

Berikut merupakan data biaya produksi yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7
Biaya Produksi Sayuran
(Sumber: Cisurupan dan Tahunber: UPTD)
Luas Jenis Harga Pupuk TK/Hari Transportasi/
Pestisida Bibit
Lahan Sayuran Sayuran Kandang TK W TK P Karung
Kol 85,720 200,000 120,000 230,000 40,000 60,000 50,000
Kentang 232,711 200,000 120,000 230,000 40,000 60,000 50,000
1 Patok Tomat 113,434 200,000 120,000 230,000 40,000 60,000 50,000
Cabe 684,115 200,000 120,000 230,000 40,000 60,000 50,000
Wortel 99,425 200,000 120,000 230,000 40,000 60,000 50,000
Total 1,215,404.25 1,000,000 600,000 1,150,000 200,000 300,000 250,000
Kol 2,143,000.00 5,000,000 3,000,000 5,750,000 1,000,00 1,500,000 50,000
0
Kentang 5,817,762.50 5,000,000 3,000,000 5,750,000 1,000,00 1,500,000 50,000
0
Tomat 2,835,848.13 5,000,000 3,000,000 5,750,000 1,000,00 1,500,000 50,000
25 Patok
0
Cabe 17,102,875.00 5,000,000 3,000,000 5,750,000 1,000,00 1,500,000 50,000
0
Wortel 2,485,620.63 5,000,000 3,000,000 5,750,000 1,000,00 1,500,000 50,000
0
Total 30,385,106.25 25,000,000 15,000,000 28,750,000 5,000,00 7,500,000 250,000
0

Tabel 4.7 merupakan tabel biaya produksi sayuran yang meliputi dari harga setiap
jenis sayuran, pestisida, pupuk kandang, bibit, TK serta transportasi untuk luas
lahan 1 patok dan luas lahan 25 patok.
6. Ketetapan Luas Lahan
Ketetapan luas lahan merupakan luas lahan yang akan digunakan untuk
menanam lima jenis sayuran, baik dari 1 patok maupun 25 patok. Berikut
merupakan tabel ketetapan luas lahan:
Tabel 4.8
Hasil Panen
(Sumber: UPTD Cisurupan)
Konpersi Luas Lahan
Hekta
Patok Meter
r
1 400 0.04
25 10000 1

7. Masa Tanam
Masa tanam meupakan waktu priode taman sampai panen memakan waktu
berapa bulan setiap jenis sayuran dan priode tanam dalam satu tahun bisa
ditanamin berapa kali.

Tabel 4.9
Masa Tanam
(Sumber: UPTD Cisurupan)
Priode Tanam Satu Tahun
Jenis Sayuran 1
8 9 11 12 1 2 3 4 5 6 7
0
P/
Kol T T T P/L T T T T T T P/L
L
P/ P/
Kentang
T T T T L T T T T L
P/ P/
Tomat
T T T T L T T T T L
Cabe T T T T T T P P P P P/L
P/
Wortel
T T T P/L T T T L T T T P/L

Keterangan :
T = Masa Tanan
L = Pengolahan Lahan
P = Masa Panen
Masa tanam kol 3 bulan, kentang 4 bulan, tomat 4 bulan, cabe 4 bula dan wortel 3
bulan.

Tabel 4.10
Masa Tanam
(Sumber: UPTD Cisurupan)
Jenis Masa Tanam
Sayuran Bulan Priode
Kol 3 3
Kentang 4 2
Tomat 4 2
Cabe 6 1
Wortel 3 3

Priode tanam akan berkurang satu priode waktu dikurangi biaya olah lahan
sampai bisa ditanami jenis sayran, lama waktu pengolahan lahan rata-rata 1 bulan.
8. Hasil Penen Sayuran
Berikut merpakan tabel mengenai hasil panen sayiran untuk lima jenis
sayuran:

Tabel 4.11
Hasil Panen Sayuran
(Sumber: Pengumpulan Data, 2022)

Jenis Sayuran Perpatok (Kg)


Kol 1400
Kentang 800
Tomat 1200
Cabe 360
Wortel 920

Dari tabel tersebut, hasil panen tertinggi yaitu sayuran kol dengan hasil
panen 1400 kg perpatok. Sedangkan, hasil panen terendah yaitu sayuran
cabe dengan hasil panen sebesar 360 kg perpatok.
4.2 Pengolahan Data
Berikut merupakan tabel rata-rata harga untuk setiap jenis sayuran dalam periode
3 tahun kebelakang yaitu sebagai berikut:

1. Rata-Rata Harga Sayuran Kol


Berikut merupakan tabel dar rata-rata harga sayuran kol untuk 3 periode
kebelakang yaitu:

Tabel 4.12
Rata-Rata Harga Sayuran Kol 3 Periode Kebelakang
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Rata-
Kol 2018 2019 2020
rata
Januari 4.750 4.750 4.750 4.750
Ferbruari 4.825 540 1.960 2.442
Maret 4.788 600 2.200 2.529
Aplir 2.920 2.260 2.600 2.593
Mei 2.775 2.400 2.878 2.684
Juni 2.000 2.700 1.080 1.927
Juli 1.600 3.400 880 1.960
Agustus 1.880 2.000 500 1.460
Septembe
1.225 1460 500 1.062
r
Oktober 4.300 2.500 580 2.460
Novembe
1.000 2.200 3.320 2.173
r
Desember 1.200 1.400 5.000 2.533
Rata- 2.381
2.772 2.184 2.187
rata

Tabel 4.12 merupakan tabel rata-rata harga sayuran kol terhadap 3 periode
tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4750
pada bulan januari dan nilai rata-rata terendah yaitu 1062 pada bulan
September. Maka, niilai rata-rata secara keseluruhan dari sayuran kol yaitu
2381.
2. Rata-Rata Harga Sayuran Kentang
Berikut merupakan tabel dar rata-rata harga sayuran kentang untuk 3 periode
kebelakang yaitu:

Tabel 4.13
Rata-Rata Harga Sayuran Kentang 3 Periode Kebelakang
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Kentang 2018 2019 2020 Rata-
rata
Januari 3.825 2.470 3.730 3.342
Ferbruari 3.837 4.000 8.500 5.446
Maret 3.831 3.180 6.000 4.337
Aplir 6.500 4.560 6.000 5.687
Mei 6.250 5.700 6.058 6.003
Juni 6.500 6.700 6.900 6.700
Juli 7.500 8.500 8.800 8.267
Agustus 7.000 9.000 9.000 8.333
September 7.750 8.300 7.900 7.983
Oktober 7.000 7.000 7.460 7.153
November 6.840 6.900 6.220 6.653
Desember 5.400 8.900 8.700 7.667
Rata-rata 6.019 6.268 7.106 6.464

Tabel 4.13 merupakan tabel rata-rata harga sayuran kentang terhadap 3


periode tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu
7983 pada bulan September dan nilai rata-rata terendah yaitu 3342 pada bulan
Januari. Maka, niilai rata-rata secara keseluruhan dari sayuran kol yaitu 6464.

3. Rata-Rata Harga Sayuran Tomat


Berikut merupakan tabel dar rata-rata harga sayuran tomat untuk 3 periode
kebelakang yaitu:
Tabel 4.14
Rata-Rata Harga Sayuran Tomat 3 Periode Kebelakang
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Tomat 2018 2019 2020 Rata-
rata
Januari 4.287 1.800 2.350 2.813
Ferbruari 4.331 4.400 5.500 4.744
Maret 4.309 3.000 2.500 3.270
Aplir 3.960 8.200 2.800 4.987
Mei 3.000 3.200 3.288 3.163
Juni 500 4.100 5.600 3.400
Juli 400 3.300 6.000 3.233
Agustus 1.725 1.000 750 1.158
Septembe 3.500 1.440 1.040 1.993
r
Oktober 3.000 2.080 2.140 2.407
November 1.960 3.440 2.700 2.700
Desember 2.700 3.833 5.300 3.944
Rata-rata 2.806 3.316 3.331 3.151

Tabel 4.14 merupakan tabel rata-rata harga sayuran tomat terhadap 3 periode
tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4987
pada bulan April dan nilai rata-rata terendah yaitu 1158 pada bulan Agustus.
Maka, niilai rata-rata secara keseluruhan dari sayuran kol yaitu 3151.

4. Rata-Rata Harga Sayuran Cabe


Berikut merupakan tabel dar rata-rata harga sayuran cabe untuk 3 periode
kebelakang yaitu:

Tabel 4.15
Rata-Rata Harga Sayuran Cabe 3 Periode Kebelakang
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Cabe 2018 2019 2020 Rata-
rata
Januari 3.440 5.230 2.700 3.790
Ferbruari 3.700 10.000 43.000 18.900
Maret 3.570 13.600 19.400 12.190
Aplir 22.000 10.800 15.000 15.933
Mei 15.250 8.600 20.025 14.625
Juni 17.200 6.400 8.800 10.800
Juli 35.800 40.400 14.200 30.133
Agustus 24.000 62.000 6.000 30.667
Septembe 11.000 48.600 11.600 23.733
r
Oktober 15.600 34.400 10.800 20.267
Novembe 17.200 27.200 20.000 21.467
r
Desember 14.800 29.000 32.800 25.533
Rata- 15.297 24.686 17.027 22.803
rata
Tabel 4.15 merupakan tabel rata-rata harga sayuran cabe terhadap 3 periode
tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 30667
pada bulan Agustus dan nilai rata-rata terendah yaitu 3790 pada bulan
Januari. Maka, niilai rata-rata secara keseluruhan dari sayuran kol yaitu
22803.

5. Rata-Rata Harga Sayuran Wortel


Berikut merupakan tabel dar rata-rata harga sayuran wortel untuk 3 periode
kebelakang yaitu:

Tabel 4.16
Rata-Rata Harga Sayuran Wortel 3 Periode Kebelakang
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Wortel 2018 2019 2020 Rata-
rata
Januari 2.887 2.800 3.383 3.023
Ferbruari 2.943 1.500 1.300 1.914
Maret 2.915 800 2.900 2.205
Aplir 1.580 1.500 2.000 1.693
Mei 1.225 3.300 3.396 2.640
Juni 500 4.600 3.400 2.833
Juli 430 5.500 2.500 2.810
Agustus 1.900 5.800 1.800 3.167
Septembe 2.000 3.000 1.380 2.127
r
Oktober 4.200 3.000 1.200 2.800
November 5.740 2.480 2.000 3.407
Desember 6.600 1.867 5.100 4.522
Rata-rata 2.743 3.012 2.530 2.762

Tabel 4.16 merupakan tabel rata-rata harga sayuran wortel terhadap 3 periode
tahun 2018 sampai dengan 2020 dengan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4522
pada bulan Desember dan nilai rata-rata terendah yaitu 1693 pada bulan
April. Maka, niilai rata-rata secara keseluruhan dari sayuran kol yaitu 2762.

4.2.1 Rata-Rata Harga


Berikut merupakan penjelasan rata-rata harga setiap jenis sayuran untuk 3
periode kebelakang:

1. Rata-Rata Harga Sayuran Kol


Berdasarkan tabel 4.10 yang merupakan tabel rata-rata harga sayuran kol
terhadap 3 periode kebelakang yaitu memiliki harga terkecil dan tertinggi.
Tahun 2018 sayuran kol memiliki harga tertinggi sebesar 4825 pada bulan
Februari, sedangkan harga terendah sebesar 1000 pada bulan November.
Sedangkan pada tahun 2019 sayur kol memiliki harga tertinggi sebesar 4750
pada bulan Januari, sedangkan harga terendah sebesar 540 pada bulan
Februari. Pada tahun 2020 sayur kol memiliki harga tertinggi sebesar 5000
pada bulan Desember, sedangkan harga terendah sebesar 500 pada bulan
Agustus dan September.
Dari ke-3 tahun belakang tersebut, harga tertinggi untuk sayuran kol berada
pada tahun 2020 dengan harga tertinggi 5000 dan harga terendah 500.
2. Rata-Rata Harga Sayuran Kentang
Berdasarkan tabel 4.11 yang merupakan tabel rata-rata harga sayuran kentang
terhadap 3 periode kebelakang yaitu memiliki harga terkecil dan tertinggi.
Tahun 2018 sayuran kentang memiliki harga tertinggi sebesar 7750 pada
bulan September, sedangkan harga terendah sebesar 3825 pada bulan Januari.
Sedangkan pada tahun 2019 sayur kentang memiliki harga tertinggi sebesar
9000 pada bulan Agustus, sedangkan harga terendah sebesar 2470 pada bulan
Januari. Pada tahun 2020 sayur kentang memiliki harga tertinggi sebesar 9000
pada bulan Agustus, sedangkan harga terendah sebesar 3730 pada bulan
Januari.

Dari ke-3 tahun belakang tersebut, harga tertinggi untuk sayuran kentang
berada pada tahun 2019 dengan harga tertinggi 9000 terendah 2470.

3. Rata-Rata Harga Sayuran Tomat


Berdasarkan tabel 4.12 yang merupakan tabel rata-rata harga sayuran tomat
terhadap 3 periode kebelakang yaitu memiliki harga terkecil dan tertinggi.
Tahun 2018 sayuran tomat memiliki harga tertinggi sebesar 4331 pada bulan
Februari, sedangkan harga terendah sebesar 400 pada bulan Juli. Sedangkan
pada tahun 2019 sayur tomat memiliki harga tertinggi sebesar 8200 pada
bulan April, sedangkan harga terendah sebesar 1000 pada bulan Agustus.
Pada tahun 2020 sayur tomat memiliki harga tertinggi sebesar 6000 pada
bulan Juli, sedangkan harga terendah sebesar 750 pada bulan Agustus.

Dari ke-3 tahun belakang tersebut, harga tertinggi untuk sayuran tomat berada
pada tahun 2019 dengan harga tertinggi 8200 terendah 1000.

4. Rata-Rata Harga Sayuran Cabe


Berdasarkan tabel 4.13 yang merupakan tabel rata-rata harga sayuran cabe
terhadap 3 periode kebelakang yaitu memiliki harga terkecil dan tertinggi.
Tahun 2018 sayuran cabe memiliki harga tertinggi sebesar 35800 pada bulan
Juli, sedangkan harga terendah sebesar 3440 pada bulan Januari. Sedangkan
pada tahun 2019 sayur cabe memiliki harga tertinggi sebesar 62000 pada
bulan Agustus, sedangkan harga terendah sebesar 5230 pada bulan Januari.
Pada tahun 2020 sayur kol memiliki harga tertinggi sebesar 43000 pada bulan
Februari, sedangkan harga terendah sebesar 2700 pada bulan Januari.

Dari ke-3 tahun belakang tersebut, harga tertinggi untuk sayuran cabe berada
pada tahun 2019 dengan harga tertinggi 62000 terendah 5230.

5. Rata-Rata Harga Sayuran Wortel


Berdasarkan tabel 4.14 yang merupakan tabel rata-rata harga sayuran wortel
terhadap 3 periode kebelakang yaitu memiliki harga terkecil dan tertinggi.
Tahun 2018 sayuran cabe memiliki harga tertinggi sebesar 6600 pada bulan
Desember, sedangkan harga terendah sebesar 430 pada bulan Juli. Sedangkan
pada tahun 2019 sayur wortel memiliki harga tertinggi sebesar 5800 pada
bulan Agustus, sedangkan harga terendah sebesar 800 pada bulan Maret. Pada
tahun 2020 sayur wortel memiliki harga tertinggi sebesar 5100 pada bulan
Desember, sedangkan harga terendah sebesar 1200 pada bulan Oktober.
Dari ke-3 tahun belakang tersebut, harga tertinggi untuk sayuran cabe berada
pada tahun 2018 dengan harga tertinggi 6600 terendah 430.

4.2.2 Biaya produksi

Biaya produksi yang ditetapkan oleh UPTD meliputi biaya oprasional


(transportasi dan tenaga kerja), biaya prestisida, dan pupuk (pupuk kandang dan
pupuk orea/pupuk tabur). Biaya produksi dihitung berdasarkan jumlah periode
satu tahun yaitu 12. Berikut merupakan perhitungan biaya produksi menggunakan
tiga metode tanam, seperti berikut:

A. Metode Tanam Full


Metode tanam full merupakan metodepenanaman sayuran dalam satu lahan
satu jenis sayuran, tahan yang digunkan untuk menanam satu jenis sayuran
tersebut satu hektar lahan.
Perhitungan biaya produksi metode tanam full, satu hektar = 25 patok

Metode FULL = biaya produksi 1 patok × ( 25 patok)


 Kol = 1.800.000 × 25 = 25.000.000

Tabel 4.17
Biaya Produksi Full

Luas Lahan
Jenis 1 Patok 25 Patok
Sayuran ( Rp) (Rp)
Kol 1.800.000 45.000.000
Kentang 4.880.000 122.000.000
Tomat 5.600.000 140.000.000
Cabe 5.200.000 130.000.000
Wortel 1.400.000 35.000.000

Biaya produksi yang dikeluarkan petani jika menggunakan metode tanam


full, biaya yang dikeluarkan untuk menanam tomat Rp 140,000,000.00
merupakan biaya produksi paling tinggi dan wortel Rp 35,000,000.00 biaya
paling rendah untuk biaya produksi metode tanam full.

B. Metode Tanam Rata Rata


Metode tanam rata-rata merupakan metode penanaman sayuran dalam satu
lahan satu jenis sayuran, tahan yang digunakan untuk menanam satu jenis sayuran
terseb ut satu hektar lahan.
Perhitungan biaya produksi metode tanam rata - rata, satu hektar = 25 patok
dibagi 5 jenis tanaman = 1 jenis tanaman 5 patok lahan

Metode FULL = biaya produksi 1 patok × ( 5 patok)


 Kol = 1.800.000 × 5 = 25.000.000

Tabel 4.18
Biaya Produksi rata rata
Jenis Sayuran 5 Patok
Kol Rp 9.000.000.00
Kentang Rp 24.400.000.00
Tomat Rp 28.000.000.00
Cabe Rp 26.000.000.00
Wortel Rp 7.000.000.00
Total Biaya Produksi Rp 94.400.000.00

Tabel 4.16 merupakan tabel dari hasil biaya produksi rata-rata yaitu sebesar
Rp 94.400.000.00
C. Metode Sesuai Penjadwalan
Metode tanam sesuai penjadwalan diambil dari data rekapitulasi harga yang
dibuat menjadi penjadwalan metode penanaman sesuai penjadwlan dalam satu
lahan diambil priode bulan Agustus, penanaman dibulan Agustus meliputi
penanaman ketang, cabe dan wortel.
Perhitungan biaya produksi metode tanam sesuai penjadwalan, satu hektar =
25 patok digai 3 janis tanaman = 9 tanaman 9 patok lahan dan 2 tanaman 8 patok
lahan

Metode FULL = biaya produksi 1 patok × ( 5 patok)

 Kentang = 4.880.000 × 9 patok = Rp 43.920.000.00


 Cabe = 5. 200.000 × 8 patok = Rp 41.600.000.00
 Wortel = 1. 400.000 × 8 patok = Rp 11..200.000.00

Total biaya produksi sesuai penjadwalan = Rp 96.720.000.00


Total biaya produksi tersebut merupakan total produksi biaya sesuai penjadwalan
yang dilakukan oleh petani.

D. Biaya Produksi Sesuai Masa Tanam


Biaya produksi sesuai masa tanam, teridiri dari full tanam, bagi rata serta
sesuai penjadwalan. Berikut merupakan penjelasan dari ke-3 biaya produksi
tersebut:
 Full
Berikut merupakan tabel perhitungan dari biaya produksi full tanam:
Tabel 4.19
Biaya Produksi Full Tanam
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Luas Lahan Priod Total Biaya
Jenis
e Satu
Sayura 1 Patok 25 Patok 1 Patok 25 Patok
Tahu
n (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
n
Kol 1.800.000 45.000.000 3 5.400.000 135.000.000
Kentang 4.880.000 122.000.000 2 9.760.000 244.000.000
Tomat 5.600.000 140.000.000 2 11.200.000 280.000.000
Cabe 5.200.000 130.000.000 1 5.200.000 130.000.000
Wortel 1.400.000 35.000.000 3 4.200.000 105.000.000

Tabel 4.18 tersebut merupakan tabel perhitungan biaya produksi dengan full
tanam terhadap luas lahan satu patok dan luas lahan 25 patok. Luas lahan
satu patok, biaya tertinggi untuk biaya produksi yaitu sebesar Rp 11.200.000
berada pada sayuran tomat, sedangkan biaya terendah pada luas lahan satu
patok yaitu Rp 4.200.000 berada pada sayuran wortel. Selanjutnya untuk
biaya produksi full tanam terhadap luas lahan 25 patok, biaya tertinggi yaitu
sebesar Rp 28.000.000 berada pada sayuran tomat dan terendah Rp
105.000.000 berada pada sayuran wortel.
 Bagi rata
Berikut merupakan tabel perhitungan dari biaya produksi bagi rata:
Tabel 4.20
Biaya Produksi Bagi Rata
Luas
Priode Luas
Lahan/ Total Biaya
Jenis Sayuran Satu Lahan
Patok (Rp)
Tahun ( Patok)
(Rp)
1.800.00
Kol 3 5 27.000.000
0
4.880.00
Kentang 2 5 48.800.000
0
5.600.00
Tomat 2 5 56.000.000
0
5.200.00
Cabe 1 5 26.000.000
0
1.400.00
Wortel 3 5 21.000.000
0

Tabel 4.19 merupakan tabel biaya produksi bagi rata terhadap lima jenis
sayuran, dari tabel tersebut dapat diketahui total biaya yang dikeluarkan
yaitu sebesar Rp 178.800.000
 Sesuai Penjadwalan
Berikut merupakan tabel perhitungan dari biaya produksi penjadwalan:
Tabel 4.21
Biaya Produksi Sesuai Penjadwalan
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)

Biaya Produks Luas Lahan Total Biaya


Jenis
( Perpatok) ( Perpatok ) Produksi

Agustus - Desember
Kentang 4.880.000 12 58.560.000
Wortel 1.400.000 13 18.200.000
Februari – Mei
Kol 1.800.000 8 14.400.000
Tomat 4.880.000 8 39.040.000
Cabe 5.200.000 9 46.800.000
Juli - Septeber
Kentang 4.880.000 16 78.080.000
Total Biaya Satu Tahun 216.040.000
Tabel 4.21 merupakan tabel biaya produksi yang dilakukan sesuai
penjadwalan, dari tabel tersebut dapat diketahui biaya yang dibutuhkan
untuk menanam lima jenis sayuran dalam satu tahun yaitu sebesar Rp
216.040.000.

4.2.3 Hasil Produksi Selama Satu Tahun


Berikut merupakan penjelasan mengenai hasil produksi selama satu tahun
untuk full tanam, bagi rata dan penjadwalan:

 Full
Berikut merupakan tabel perhitungan hasil produksi untuk satu tehaun
terhadap full tanam lima jenis sayuran yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Produksi 1 Tahun Full Tanam

(Sumber: Pengolahan Data,2022)

Hasil Luas Total Rata Rata


Jenis
Produksi Lahan Perod Produks Harga/Tahu Hasil Panen/ Tahun
Sayura
Perpato (Pato e i n ( Rp)
n
k ( Kg) k) ( Kg) ( Rp)
Kol 1400 25 3 105000 2.381 Rp 250.016.666.67
Kentang 800 25 2 40000 6.464 Rp 258.567.222.22
Tomat 1200 25 2 60000 3.151 Rp 189.056.541.67
Cabe 360 25 1 9000 19.003 Rp 171.028.750.00
Wortel 920 25 3 69000 2.762 Rp 190.564.247.92

Tabel 4.21 merupakan tabel hasil produksi 1 tahun untuk full tanam, dari
hasil produksi satu tahun full tanam ini memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar
Rp 258,567,222.22. Hasil produksi 1 tahun full tanam ini memiliki
peningkatan harga dengan modal sebelumnya yang hanya membutuhkan Rp
11.200.000.

 Bagi Rata

Berikut merupakan tabel perhitungan hasil produksi untuk satu tehaun


terhadap bagi rata lima jenis sayuran yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Produksi 1 Tahun Bagi Rata
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)
Hasil Luas Prio Total Rata Rata
Produks Laha de Produ Harga/Tah Hasil Panen/ Tahun
Jenis
i n Satu ksi un
Sayuran
Perpato (Pato Tahu
k ( Kg) k) n ( Kg) ( Rp) ( Rp)
Kol 1400 5 3 21000 2.381 50.001.000
Kentang 800 5 2 8000 6.464 51.712.000
Tomat 1200 5 2 12000 3.151 37.812.000
Cabe 360 5 1 1800 19.003 34.205.400
Wortel 920 5 3 13800 2.762 38.115.600
Rp
211.846.000,00
Tabel 4.23 merupakan tabel hasil produksi 1 tahun untuk bagi rata, dari
hasil produksi satu tahun full tanam ini memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar
Rp. 211.846.000,00. Hasil produksi 1 tahun bagi rata ini memiliki
peningkatan harga dengan modal sebelumnya yang hanya membutuhkan
Rp. 178.800.000.
 Sesuai penjadwalan
Berikut merupakan tabel perhitungan hasil produksi untuk satu tahun
terhadap sesuai penjadwalan lima jenis sayuran yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.23
Hasil Produksi 1 Tahun Sesuai Penjadwalan
(Sumber: Pengolahan Data, 2022)

Hasil Luas Total Rata Rata Hasil Panen/


Jenis Produksi Lahan Produksi Harga/Tahun Tahun
Sayuran Perpatok ( (Patok
Kg) )
( Kg) ( Rp) ( Rp)
88.400.000
Kentang 800 13 10400 8.500
49.680.000
Wortel 920 12 11040 4.500
29.792.000
Kol 1400 8 11200 2.660
47.040.000
Tomat 1200 8 9600 4.990
61.569.720
Cabe 360 9 3240 19.000
101.120.000
Kentang 800 16 12800 7.900
Rp377.601.720

Tabel 4.21 merupakan tabel hasil produksi 1 tahun untuk bagi rata, dari
hasil produksi satu tahun full tanam ini memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar Rp.
Rp 377.601.720 Hasil produksi 1 tahun bagi rata ini memiliki peningkatan harga
dengan modal sebelumnya yang hanya membutuhkan Rp. 216.040.000.

4.2.4 Break Event Point (BEP)


Pengolahan dengan meggunakan metodebreak even point (BEP) ini yaitu
karena BEP merupakan titik keseimbangan antara penggunaan total biaya
terhadap nilai total penerimaan. Pada keadaan ini jumlah keuntungan adalah nol
dan jumlah kerugian juga adalah nol. Berikut merupakan contoh perhitungan dari
penentuan Break Event Point yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Cost
Contoh perhitungan dari variabel cost atau biaya tetap yaitu sebagai berikut:
9000.000
VC = = Rp.1285,71 atau Rp.1286,-
7000
2. Fixed Cost
Contoh perhitungan dari fixed cost untuk salah satu dari lima jenis sayuran
yaitu sebagai berikut:
 Fixed Cost Sayuran Kentang
FC = 29280000-(800-6100) = Rp.24.400.000,-
 Fixed Cost Sayuran Tomat
FC = 5600000-(1200-2333) = Rp.2.800.000,-
3. Break Event Point Unit
Contoh perhitungan dari BEP Unit untuk salah satu dari lima jenis sayuran
yaitu sebagai berikut:
24.400 .000
BEP Unit Sayuran Kentang= = Rp.4898,-
(6268−1285)
2800000
BEP Unit Sayuran Tomat= = Rp.1379,-
(3316−1285)
4. Break Even Point Rupiah
Contoh perhitungan dari BEP Rupiah untuk salah satu dari lima jenis sayuran
yaitu sebagai berikut:
24.400.000
BEP Rupiah Sayuran Kentang= = Rp.5224,-
(29280000−6100)/6268
2800000
BEP Rupiah Sayuran Tomat= = Rp.1659,-
(5600000−2333) /3316

Berikut merupakan table perhitungan BEP dari lima jenis sayuran yaitu:
Tabel 4.24
BEP Lima Jenis Sayuran
(Sumber: Pengolahan data, 2022)
Kol Kentang Tomat Cabe Wortel
25 25 25 25 25
Rp Rp Rp Rp Rp
1.800.000.00 4.880.000.00 5.600.000.00 5.200.000.00 1.400.000.00
1 Ha= 1 Ha= 1 Ha= 1 Ha= 1ha=
45.000.000 122.000.000 144.000.000 130.000.000 35.000.000
Hasil Panen (Kg)
1400 800 1200 360 920
35000 20000 30000 9000 23000
BEP
Rp Rp Rp Rp Rp
1.285.71 6.100.00 4.666.67 14.444.44 1.521.74

Table 4.24 merupakan table dari perhitungan BEP dengan memperhatikan HPP,
hasil panen serta variabel cost dari ke-lima jenis sayuran.

Sedangkan, perhitungan metodeBEP dengan memperhatikan full tanam


pada bulan agustus terhadap 5 jenis sayuran, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.25
BEP dengan Metode Full Tanam pada Bulan Agustus
(Sumber: Pengolahan data, 2022)
Kol Kentang Tomat Cabe Wortel
25 25 25 25 25
Rp Rp Rp Rp Rp
1.800.000.00 4.880.000.00 5.600.000.00 5.200.000.00 1.400.000.00
1 Ha= 1 Ha= 1 Ha= 1 Ha= 1ha=
45.000.000 122.000.000 144.000.000 130.000.000 35.000.000
Hasil Panen (Kg)
1400 800 1200 360 920
35000 20000 30000 9000 23000
BEP
Rp Rp Rp Rp Rp
1.285.71 6.100.00 4.666.67 14.444.44 1.521.74
Table 4.25 merupakan table dari perhitungan BEP dengan menggunakan
metodefull tanam pada bulan agustus dengan memperhatikan HPP, hasil panen
serta variabel cost dari ke-lima jenis sayuran.

Selanjutnya terdapat perhitungan BEP dengan menggunakan metodebagi


rata 1 hektar dari 5 jenis sayuran pada bulan agustus.

Tabel 4.26
BEP dengan MetodeBagi Rata 1 Hektar dari 5 Jenis Sayuran
(Sumber: Pengolahan data, 2022)
Kol Kentang Tomat Cabe Wortel
5 5 5 5 5
Rp Rp Rp Rp Rp
9.000.000.00 24.400.000.00 28.000.000.00 26.000.000.00 7.000.000.00
Rp Rp Rp Rp Rp
1.800.000.00 4.880.000.00 5.600.000.00 5.200.000.00 1.400.000.00
Hasil Panen (Kg)
1400 800 1200 360 920
35000 20000 30000 9000 23000
7000 4000 6000 1800 4600
BEP
Rp Rp Rp Rp Rp
1.285.71 6.100.00 4.666.67 14.444.44 1.521.74

Table 4.26 merupakan table dari perhitungan BEP dengan menggunakan


metodebagi rata 1 hektar dari lima jenis sayuran dan memperhatikan HPP, hasil
panen serta variabel cost dari ke-lima jenis sayuran.

Perhitungan BEP terakhir yaitu dengan menggunakan metodesesuai


Penjadwalan Tanam Pada Bulan Agustus Yaitu Sebagai Berikut:
Tabel 4.27
BEP Lima Jenis Sayuran
(Sumber: Pengolahan data, 2022)
Metode Sesuai Penjadwalan Tanam Bulan Agustus
Kentang Cabe Worte
9 8 8
Rp 43.920.000 41.600.000 11.200.000
Rp 4.880.000 5200000 1.400.000
1 Ha= 1 Ha= 1Ha=
122.000.000 130.000.000 35.000.000
Hasil Panen (Kg)
800 360 920
20000 9000 23000
7200 2880 7360
BEP
6.100 15.250 1.522

Table 4.27 merupakan table dari perhitungan BEP dengan menggunkan


metodesesuai penjadwalan tanam pada bulan agustus dengan memperhatikan
HPP, hasil panen serta variabel cost dari ke-lima jenis sayuran.
4.3 Pembahasan Data

Rekapitulasi arsir harga rata-rata pertahun untuk lima jenis sayuran yaitu
sebagai berikut:

Tabel 4.28
Rekapitulasi Arsir Harga Rata-Rata perTahun
(Sumber: Pengumpulan Data, 2022)
Rata-rata Tahun ( 2018-2020)
Jenis Sayuran Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Harga Optimal P P P P P P
Kol
Harga Minimal P P P P P P

Harga Optimal P P P P P P
Kentang
Harga Minimal P P P P P P

Tomat Harga Optimal P P P P P


Rata-rata Tahun ( 2018-2020)
Jenis Sayuran Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Harga Minimal P P P P P P P

Harga Optimal P P P P P P P P
Cabe
Harga Minimal P P P P

Harga Optimal P P P P P P P P P
Wortel
Harga Minimal P P P

Keterangan :
P : Periode Bulan

Pada table 4.28 merupakan table yang memperlihatkan harga optimal dan
minimal untuk lima jenis sayuran dari tahun 2018 sampai tahun 2020. Sayuran
wortel lebih banyak memiliki harga optimal dibandingkan dengan sayuran jenis
lainnya. Sedangkan untuk harga minimal berada pada sayuran tomat.

4.3.1 Karakteristik Metode Tanam

Metode tanam ini bertujuan untuk membagi rata lahan terhadap satu hektar
lahan pertanian. Karakteristik metode tanam terdiri dari 3 karakteristik yaitu
tempat hdupnya, panjang pendeknya umur serta bagia konsumsinya. Dalam
metodebertani ini terdiri dari tiga metodel untuk 1 hektar lahan diantaranya yaitu
sebagai berikut:

1. Full Satu lahan ditanami satu jenis sayuran


Metode tanam sayuran yang dilakukan oleh para petani yaitu dengan
melakukan metode tanam full satu lahan terhadap setiap jenis sayuran. Dengan
menanam satu lahan untuk satu jenis sayuran ini akan memberikan keuntungan
yang lebih besar namun tak menutup kemungkinan mendapatkan kerugian juga.
Adapun perhitungan harga untuk setiap jenis sayuran yang ditanam dalam satu
lahan untuk satu jenis sayuran untuk mendapatkan keuntungan yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.29
Harga untuk Full Satu Lahan Terhadap Lima Jenis Sayuran
(Sumber: Pembahasan Data, 2022)
Dikatakan Utung Apabila Harga
Harga (>)
Jenis Tanam
(Rupiah)
Kol 1.285
Kentang 6.100
Tomat 4.666
Cabe 14.444
Wortel 1.521

Tabel 4.29 tersebut merupakan tabel yang memberikan penjelasan keuntungan


untuk setiap jenis sayuran yang ditanam dalam satu lahan untuk setiap jenis
sayuran. Dengan harga tersebut maka, penanaman setiap jenis sayuran akan
memberikan keuntungan bagi para petani.
2. Bagi rata untuk 5 jenis sayuran

Metode tanam dalam bagi rata untuk lima jenis sayuran ini yaitu dengan
membagi satu lahan atau 1 Ha yang akan ditanami semua jenis sayuran. Dengan
pembagian rata ini tidak akan terlalu membutuhkan lahan yang luas, namun akan
memberikan keuntungan bagi para petani. Pembagian lahan untuk 5 jenis sayuran
ini yaitu dengan mengklasifikasikan jenis sayuran yang bisa ditanam secara
bersamaan sehingga akan memberikan kemungkinan yang rendah terjadinya
kerugian. Pembagian rata 1 lahan untuk 5 jenis sayuran, maka setiap jenis sayuran
akan membutuhkan lahan sebanyak 0.2 Ha.

3. Menanam Sesuai Penjadwalan

Metode tanam dengan memperhatikan menanam sesuia penjadwalan ini yaitu


dengan menanam setiap jenis sayuran sesuai dengan penjadwalan dan umur dari
setiap jenis sayuran tersebut.

4.3.2 Perbandingan Hasil Metode Tanam

Berikut merupakan perbandingan hasil metode tanam dengan periode tanam


satu tahun dan rata-rata:
Tabel 4.30
Periode Tanam Satu Tahun
(Sumber: Pembahasan Data, 2022)
Priode Tanam dan Pnen Satu Tahun
Jenis Sayuran 1
8 9 11 12 1 2 3 4 5 6 7
0
P/
Kol T T T P/L T T T T T T P/L
L
P/ P/
Kentang
T T T T L T T T T L
P/ P/
Tomat
T T T T L T T T T L
Cabe T T T T T T P P P P P/L
P/
Wortel
T T T P/L T T T L T T T P/L

Keterangan :
T = Masa Tanan
L = Pengolahan Lahan
P = Masa Panen
Masa tanam kol 3 bulan, kentang 4 bulan, tomat 4 bulan, cabe 4 bula dan wortel 3
bulan.

Tabel 4.30 merupakan tabel yang menjelaskan mengenai panen serta olah
lahan terhadap setiap jenis sayuran pada periode satu tahun. Sayuran kol panen
dan olah lahan pada bulan ke 11 atau bulan November dengan harga sayuran kol
ini berada pada posisi harga minimum dengan harga sebesar Rp. 1.000 pada tahun
2018 sedangkan tahun 2019 harga sayuran kol pada bulan November yaitu
sebesar Rp. 2.200 dan harga sayuran kol pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 3.320,
serta sayuran kol panen pada bulan ke-3 atau bulan maret dengan harga Rp. 4.788
pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019 harga sayuran kol pada bulan Maret yaitu
sebesar Rp. 600 dan harga sayuran kol pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 2.200
dan sayuran kol panen pada bulan ke-7 atau juli dengan harga Rp. 1.600 pada
tahun 2018 sedangkan tahun 2019 harga sayuran kol pada bulan Juli yaitu sebesar
Rp. 3.400 dan harga sayuran kol pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 880. Dari ke-3
panen sayuran tersebut, harga minimum dari sayuran dari sayuran kol yaitu berada
pada bulan juli dengan rata-rata harga sayur kol sebesar Rp. 1.960, maka dengan
itu harga jual dari sayuran kol akan dikalikan dengan harga rata-rata minimum
tersebut.

Selanjutnya, sayuran kentang panen serta olah lahan pada bulan ke 12 atau
bulan Desember dengan harga sayuran kentang ini berada pada posisi harga
minimum dengan harga sebesar Rp. 5.400 pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019
harga sayuran kol pada bulan Deseember yaitu sebesar Rp. 8.900 dan harga
sayuran kentang pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 8.700, serta sayuran kentang
panen pada bulan ke-5 atau bulan mei dengan harga Rp. 6.250 pada tahun 2018
sedangkan tahun 2019 harga sayuran kentang pada bulan Mei yaitu sebesar Rp.
5.700 dan harga sayuran kentang pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 6.058. Dari
ke-2 panen sayuran tersebut, harga minimum dari sayuran dari sayuran kentang
yaitu berada pada bulan Mei dengan rata-rata harga sayur kentang sebesar Rp.
6.003, maka dengan itu harga jual dari sayuran kentang akan dikalikan dengan
harga rata-rata minimum tersebut.

Selanjutnya, sayuran tomat panen dan olah lahan pada bulan ke 12 atau
bulan Desember dengan harga sayuran tomat ini berada pada posisi harga
minimum dengan harga sebesar Rp. 2.700 pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019
harga sayuran tomat pada bulan Deseember yaitu sebesar Rp. 3.833 dan harga
sayuran tomat pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 5.300, serta sayuran tomat panen
pada bulan ke-5 atau bulan mei dengan harga Rp. 3.000 pada tahun 2018
sedangkan tahun 2019 harga sayuran tomat pada bulan Mei yaitu sebesar Rp.
3.200 dan harga sayuran tomat pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 3.288. Dari ke-
2 panen sayuran tersebut, harga minimum dari sayuran dari sayuran tomat yaitu
berada pada bulan Mei dengan rata-rata harga sayur tomat sebesar Rp. 3.163,
maka dengan itu harga jual dari sayuran tomat akan dikalikan dengan harga rata-
rata minimum tersebut.

Sedangkan, sayuran cabe panen pada bulan ke 2 atau bulan Februari dengan
harga sayuran cabe ini memiliki harga sebesar Rp. 3.700 pada tahun 2018
sedangkan tahun 2019 harga sayuran cabe pada bulan Februariyaitu sebesar Rp.
10.000 dan harga sayuran cabe pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 43.000, serta
sayuran cabe panen pada bulan ke-3 atau bulan maret dengan harga Rp. 3.570
pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019 harga sayuran cabe pada bulan Maret
yaitu sebesar Rp. 13.600 dan harga sayuran kentang pada tahun 2020 yaitu
sebesar Rp. 19.400. Serta sayuran cabe panen pada bulan ke-4 atau bulan April
dengan harga Rp. 22.000 pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019 sayuran cabe
panen pada bulan april dengan harga Rp. 10.800 dan terakhir tahun 2020 harga
panen sayuran cabe yaitu 15.000. Dan, sayuran cabe panen pada bulan mei dengan
harga Rp. 15.250 pada tahun 2018, sedangkan pada tahun 2019 harga sayuran
cabe yaitu Rp. 8.600 dan harga sayuran cabe pada tahun 2020 yaitu Rp. 20.025.
Dari ke-4 panen sayuran tersebut, harga minimum dari sayuran cabeyaitu berada
pada bulan Maret dengan rata-rata harga sayur kol sebesar Rp. 12.190, Selain itu,
sayuran cabe akan panen serta akan diolah lahan pada bulan ke-6 atau bulan Juni
dengan harga panen pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 17.200, sedangkan tahun
2019 harga panen yaitu sebesar Rp. 6.400, dan pada tahun 2020 harga panen dari
sayuran cabe yang akan diolah lahan yaitu sebesar Rp. 8.800. Dari ke-4 panen
sayuran tersebut, harga minimum dari sayuran cabeyaitu berada pada bulan Maret
dengan rata-rata harga sayur kol sebesar Rp. 10.800, maka dengan itu harga jual
dari sayuran kentang akan dikalikan dengan harga rata-rata minimum tersebut.

Sayuran wortel panen pada bulan ke 11 atau bulan November dengan harga
sayuran wortel ini berada pada posisi harga minimum dengan harga sebesar Rp.
5.740 pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019 harga sayuran wortel pada bulan
November yaitu sebesar Rp. 2.480 dan harga sayuran wortel pada tahun 2020
yaitu sebesar Rp. 2.000, serta sayuran wortel panen pada bulan ke-3 atau bulan
maret dengan harga Rp. 2.915 pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019 harga
sayuran wortel pada bulan Maret yaitu sebesar Rp. 800 dan harga sayuran wortel
pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 2.900 dan sayuran wortel panen pada bulan ke-
7 atau juli dengan harga Rp. 430 pada tahun 2018 sedangkan tahun 2019 harga
sayuran wortel pada bulan Juli yaitu sebesar Rp. 5.500 dan harga sayuran wortel
pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp. 2.500. Dari ke-3 panen sayuran tersebut, harga
minimum dari sayuran dari sayuran wortel yaitu berada pada bulan Maret dengan
rata-rata harga sayur wortel sebesar Rp. 2.205, maka dengan itu harga jual dari
sayuran wortel akan dikalikan dengan harga rata-rata minimum tersebut.
Sedangkan untuk perbandingan hasil metode tanam terhadap 3 metode yaitu
full tanam, bagii rata serta penjadwalan yaitu sebagai berikut:

 Full
Berikut merupakan hasil dari perhitungan metode full tanam yaitu:

Tabel 4.31
Full Tanam
(Sumber: Pembahasan Data, 2022)
Hasil
Total Rata Rata
Jenis Produks
Luas Lahan Perod Produks Harga/Tahu Hasil Panen/ Tahun
Sayura i
(Patok ) e i n ( Rp)
n Perpato
( Kg) ( Rp)
k ( Kg)
Kol 1400 25 3 105000 2381 Rp 250.016.666,67
Kentang 800 25 2 40000 6464 Rp 258.567.222,22
Tomat 1200 25 2 60000 3151 Rp 189.056.541,67
Cabe 360 25 1 9000 19003 Rp 171.028.750,00
Wortel 920 25 3 69000 2762 Rp 190.564.247,92

Dari tabel 4.31 tersebut, maka grafik yang dihasilkan meliputi modal dan hasil
pada metode full tanam yaitu sebagai berikut:

modal
hasil

Kol Kentang Tomat Cabe Wortel


Gambar 4.5
Full Tanam

Tabel 4.31 merupakan tabel hasl panen per tahun dari metode full tanam.
Hasil panen untuk metode full tanam ini memiliki harga tertinggi pada
sayuran tomat dengan harga yaitu sebesar Rp. 258.567.222,22 dengan rata-
rata harga pertahun yaitu Rp. 6.464. Sedangkan harga terendah dari panen
pertahun metode full tanam yaitu berada pada sayuran cabe dengan harga
sebesar Rp. 171.028.750,00 serta harga rata-rat pertahun sayuran cabe yaitu
Rp. 19.003
 Rata rata
Berikut merupakan hasil dari perhitungan metode Bafu Rata yaitu:

Tabel 4.32
Bagi Rata Tanam
(Sumber: Pembahasan Data, 2022)
Hasil Total Rata Rata
Luas Prio
Prod Produ Harga/Tah Hasil Panen/ Tahun
Laha de
Jenis uksi ksi un
n Satu
Sayuran Perp
(Pato Tahu
atok ( Kg) ( Rp) ( Rp)
k) n
( Kg)
Kol 1400 5 3 21000 2381 50.001.000
Kentang 800 5 2 8000 6464 51.712.000
Tomat 1200 5 2 12000 3151 37.812.000
Cabe 360 5 1 1800 19003 34.205.400
Wortel 920 5 3 13800 2762 38.115.600
Rp
211.846.000.00

Dari tabel 4.32 tersebut, maka grafik yang dihasilkan meliputi modal dan hasil
pada metode bagi rata yaitu sebagai berikut:

.
modal
hasil

Kol Kentang Tomat Cabe Wortel

Gambar 4.6
Bagi Rata
Tabel 4.32 merupakan tabel hasl panen per tahun dari metode bagi
rata. Hasil panen untuk metode bagi rata ini memiliki harga tertinggi pada
sayuran kentang dengan harga yaitu sebesar Rp. 51.712.000 dengan rata-
rata harga pertahun yaitu Rp. 6.464. Sedangkan harga terendah dari panen
pertahun metode full tanam yaitu berada pada sayuran cabe dengan harga
sebesar Rp. 34.205.400 serta harga rata-rat pertahun sayuran cabe yaitu Rp.
19.003. Metode bagi rata ini merupakan hasil produksi 1 tahun untuk bagi
rata, dari hasil produksi satu tahun full tanam ini memiliki nilai tertinggi
yaitu sebesar Rp. 211.846.000,00. Hasil produksi 1 tahun bagi rata ini
memiliki peningkatan harga dengan modal sebelumnya yang hanya
membutuhkan Rp. 178.800.000.
 Penjadwalan
Berikut merupakan hasil dari perhitungan metode sesuai penjadwalan yaitu:
Tabel 4.33
Penjadwalan
(Sumber: Pembahasan Data, 2022)
Hasil Luas Rata Rata
Jenis Total Hasil Panen/
Produksi Lahan Harga/Tahu
Sayura Produksi Tahun
Perpatok (Pato n
n
( Kg) k) ( Kg) ( Rp) ( Rp)
Kentang 800 13 10400 8.500 88400000

Wortel 920 12 11040 4.500 49680000

Kol 1400 8 11200 2.660 29792000

Tomat 1200 8 9600 4.990 47040000

Cabe 360 9 3240 19.000 61569720

Kentang 800 16 12800 7.900 101120000

Rp377.601.720

Dari tabel 4.33 tersebut, maka grafik yang dihasilkan meliputi modal dan hasil
pada metode sesuai penjadwalan yaitu sebagai berikut:

12

10

6 modal
hasil
4

0
Kentang Wortel Kol Tomat Cabe Kentang

Gambar 4.7
Penjadwalan
Tabel 4.33 merupakan tabel hasl panen per tahun dari metode sesuai
penjadwalan. Hasil panen untuk metode sesuai penjadwalan ini memiliki harga
tertinggi pada sayuran kentang dengan harga yaitu sebesar Rp.67.225.600 dengan
rata-rata harga pertahun yaitu Rp. 6.464. Sedangkan harga terendah dari panen
pertahun metode full tanam yaitu berada pada sayuran kol dengan harga sebesar
Rp. 26.667.200 serta harga rata-rata pertahun sayuran cabe yaitu Rp. 2.381.
Tabel 4.33 ini merupakan tabel hasil produksi 1 tahun untuk bagi rata, dari hasil
produksi satu tahun full tanam ini memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar
Rp377.601.720. Hasil produksi 1 tahun bagi rata ini memiliki peningkatan harga
dengan modal sebelumnya yang hanya membutuhkan Rp. 298.943.800.

4.3.3 Analisis Kesenambungan

Analisis kesanambungan dari ke-3 metode yang digunakan yaitu metode full
tanam, metode bagi rata tanam serta metode sesuai penjadwalan tanam ini
memiliki keuntungan serta modal dari setiap metode terhadap lima jenis sayuran
yang berbeda-beda. Metode full tanam memiliki keuntungan sebesar
Rp.1.023.473.428 untuk 1 patok dari modal sebesar Rp. 35.760.000 dengan hasil
jual setiap jenis sayuran denga total harga Rp. 1.059.233.428, dan untuk 25 patok
modal awal yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 894.000.000 dengan hasl jual
setiap jenis sayuran sebesar Rp. 1.059.233.428, maka keuntungan yang
didapatkan yaitu sebesar Rp. 165.233.248. Sedangkan untuk metode bagi rata
memiliki modal utama sebesar Rp. 178.800.000, dengan hasil jual keseluruhan
dari setiap jenis sayuran yaitu Rp. 211.846.000,00. Maka keuntungan secara
keseluruhan yang didapatkan dari metode bagi rata tanam untuk semua jenis
sayuran yaitu sebesar Rp. 390.646.000.

Serta untuk metode sesuai penjadwalan memiliki modal utama sebesar Rp.
216.040.000, dengan hasil jual keseluruhan dari setiap jenis sayuran yaitu Rp.
298.943.800.00. Maka keuntungan secara keseluruhan yang didapatkan dari
metode bagi rata tanam untuk semua jenis sayuran yaitu sebesar Rp. 514.983.800.
Dari ke-3 metode tersebut, maka metode full tanam adalah metode yang relative
digunakan, karena metode full tanam memiliki keuntungan yang besar
dibandingan dengan metode yang lainnya, serta memiliki modal yang lebiih
minim dibandingkan dengan modal awal metode bagi rata serta metode sesuai
penjadwalan.

Berikut merupakan grafik dari metode full tanam yang terpilih:

modal
hasil

Kol Kentang Tomat Cabe Wortel

Gambar 4.8
Metode Full Tanam

Dari grafik tersebut, dapat terlihat jelas bahwa modal yang dibutuhkan untuk
melakukan penenaman sayuran dengan metode full tanam lebih minim
dibandingkan dengan metode lainnya, serta dari grafik tersebut dapat terlihat
bahwa keuntungan yang didapatkan mengalami kenaikan pada sayuran kol,
kentang, cabe dan wortel sehingga memberikan keuntungan tinggi bagi para
petani, dan memiliki penurunan pada sayuran tomat saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Mengacu pada pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan untuk


menjawab rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

Penjadwalan tanam terhadap lima jenis sayuran dilakukan dengan tiga


teknik atau metode tanam, diantaranya yaitu metode tanam full serta metode bagi
rata. Dari ke-tiga metode tersebut memiliki modal serta keuntungan berbeda-beda,
modal awal untuk metode full tanam untuk lima jenis sayuran yaitu sebesar Rp.
35.760.000 untuk 1 patok, serta modal awal metode full tanam terhadap lima jenis
sayuran untuk 25 patok yaitu sebesar Rp. 420. 000.000. Sedangkan modal yang
dibutuhkan untuk metode bagi rata yaitu sebesar Rp. 178.800.000. Dan, untuk
metode sesuai penjadwalan modal yang dibutuhkan untuk setiap jenis sayuran
secara keseluruhan yaitu sebesar Rp. 216.040.000. Modal awal dari ke-3 metode
ini memiliki hasil panen yang berbeda-beda, oleh sebab itu keuntungan yang akan
didapatkanpun berbeda-beda. Keuntungan yang didapatkan dari metode full tanam
yaitu sebesar Rp. 1.023.473.428 untuk 1 patok, dan Rp. 165.233.248 untuk 25
patok lahan. Sedangkan untuk metode bagi rata keuntungan yang didapatkan yaitu
sebesar Rp. 390.646.000. Terakhir, keuntungan yang didapatkan dari metode
sesuai penjadwalan tanam yaitu sebesar Rp. 514.983.800. Dari ke-3 metode
tersebut, maka metode full tanam adalah metode yang relative digunakan, karena
metode full tanam memiliki keuntungan yang besar dibandingan dengan metode
yang lainnya, serta memiliki modal yang lebiih minim dibandingkan dengan
modal awal metode bagi rata serta metode sesuai penjadwalan.

5.2 Saran

Peneliti mengajukan saran yang dipastikan dapat dimasukan dalam


penentuan perbaikan dimasa yang akan datang. Rekomendasi peneliti yaitu Para
petani diharapkan bisa melakukan penanaman sayuran sesuai dengan yang peneliti
lakukan yaitu dengan menggunakan metode full tanam sehingga akan
memberikan keuntungan yang besar dibandingkan dengan metode yang lainnnya.
DAFTAR PUSTAKA
A, M. (2018). Pendapatan.

A, M. (2022). Biaya.

A.S, S. (2017). Pengaruh Biaya Operasional.

Anone. (2022). Komponen-Komponen BEP.

Firmansyah. (2019). Maksimasi Keuntungan dalam Metode Simpleks Dengan


Penerapan Matlab. Expo II.

Idrun. (2022). Penjadwalan.

Imroh. (2018). Metode Heuristik. 1-6.

Maruta, H. (2019). Analisis Break Even Point sebagai Dasar Perencanaan Laba
Bagi Manajemen. 2-5.

Mulyanto. (2022). Sensitivitas Analisis.

Nasution, M. (2019). Penerapan Harga. Warta.

populix. (2021). Pengertian Data Primer dan Perbedaannya dengan Data


Sekunder.

Putra, W. (2018). Populasi dan Sampel. 62.

Rodrigo, G. (2021). Optimalisasi. 44.

S, M. (2017). Penjualan.

Septyana, D. (2016). Model Optimasi Pola Tanam Untuk Meningkatkan


Keuntungan Hasil Pertanian dengan Program Linier. Jurnal Teknik Sipil.

Susilo, M. Y. (2022). Optimalisasi . 6.

Utomo, M. (2018). Metode NPV. 16-17.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai