Anda di halaman 1dari 139

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Karet merupakan komoditas ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir
terus menunjukkan adanya peningkatan dari 788.292 ton pada tahun 1975 meningkat
menjadi 987.771 ton pada tahun 1985 dan menjadi 1.324.295 ton pada tahun 1995.
Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 1995 mencapai US$ 1.962,8 juta
yang merupakan 5,6% dari pendapatan devisa non-migas.

Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk


pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Jawa. Luas area
perkebunan karet tahun 1995 tercatat mencapai lebih dari 3.945.901 ha yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Diantaranya 84,5% merupakan perkebunan karet milik
rakyat, dan hanya 7,1% perkebunan besar negara serta 8,4% perkebunan besar milik
swasta. Produksi karet secara nasional pada tahun 1977 mencapai angka sekitar
1.548.609 ton. Jumlah ini terlihat masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan
memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani yang sesuai untuk perkebunan
karet dan belum dimanfaatkan secara intensif, untuk keperluan meningkatkan
pendapatannya.

Dengan memperhatikan masih akan adanya peningkatan permintaan dunia


terhadap komoditi karet ini dimasa yang akan datang, maka upaya untuk
meningkatakan pendapatan petani melalui perluasan tanaman karet dan peremajaaan
kebun bisa merupakan langkah yang efektif untuk dilaksanakan. Guna mendukung
hal ini, perlu diadakan bantuan yang bisa memberikan modal bagi petani untuk
membiayai pembangunan kebun karet dan pemeliharaan tanaman secara intensif.

Salah satu fasilitas permodalan yang bisa diberikan kepada petani oleh Bank
dengan bunga murah adalah KKPA. Agar petani bisa mendapatkan ini, petani harus
menjadi anggota Koperasi dan didalam melaksanakan usaha perkebunan karet
dilakukan bersama-sama akan membangun kebun karet.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup
penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar
13,14 persen pada tahun 2017 atau merupakan urutan kedua setelah sektor Industri
Pengolahan. Pada waktu krisis ekonomi, sektor pertanian merupakan sektor yang
cukup kuat menghadapi goncangan ekonomi dan ternyata dapat diandalkan dalam
pemulihan perekonomian nasional.

Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor perkebunan.
Kontribusi sub sektor perkebunan dalam PDB yaitu sekitar 3,47 persen pada tahun
2017 atau merupakan urutan pertama di sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan
Jasa Pertanian. Sub sektor ini merupakan penyedia bahan baku untuk sektor industri,
penyerap tenaga kerja, dan penghasil devisa.

Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran
cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Karet juga salah satu
komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara
selain minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir karet
terbesar dunia.

Selain peluang ek por yang semakin terbuka, pasar karet di dalam negeri masih
cukup besar. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran karet adalah industri
ban, otomotif, aspal, dan lain-lain.

B. Ruang Lingkup
Publikasi ini memuat data dan ulasan ringkas tentang perkembangan luas areal dan
produksi karet yang dirinci menurut status pengusahaannya yaitu perkebunan besar
negara, perkebunan besar swasta, dan perkebunan rakyat yang disajikan menurut
provinsi. Perkembangan ekspor dan impor karet Indonesia disajikan menurut jenis
komoditas (kode HS - Harmony System) dan negara tujuan/asal.
C. Metodologi
Data yang disajikan dalam publikasi ini berupa tabel-tabel, gambar/ grafik dan
ulasan ringkas yang berupa analisis deskriptif dengan melihat pada pertumbuhan,
distribusi, dan kontribusi atau persentase. Data luas areal dan produksi diperoleh dari
Subdirektorat Statistik Tanaman Perkebunan, data ekspor impor diperoleh dari
Subdirektorat Ekspor dan Subdirektorat Impor, dan data lainnya berasal dari sumber
lain seperti Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.

Data luas areal dan produksi perkebunan besar negara dan swasta diperoleh dari
hasil Survei Perusahaan Perkebunan yang dilakukan melalui pencacahan secara
lengkap terhadap seluruh Administratur Perkebunan di seluruh Indonesia.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung oleh petugas BPS ke
kantor Administratur Perkebunan sesuai periode survei. Periode survei yang
dilakukan oleh BPS adalah triwulanan dan tahunan. Pada publikasi ini, data luas dan
produksi perkebunan negara dan swasta merupakan angka tetap. Sedangkan data luas
dan produksi perkebunan rakyat diperoleh dari Direk orat Jenderal Perkebunan,
Kementerian Pertanian, dan merupakan angka sementara.

Data Ekspor diperoleh dengan cara pengumpulan data berdasarkan dokumen


ekspor/Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pemberitahuan Ekspor Barang
Tertentu (PEBT) yang diisi oleh eksportir dan telah diberikan ijin muat oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan selanjutnya mengirimkannya ke BPS.

Data Impor diperoleh dengan cara pengumpulan data berdasarkan dokumen


impor/Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang diisi oleh importir dan telah
diberikan ijin bongkar oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan selanjutnya
mengirimkan dokumen tersebut ke BPS.
D. Konsep dan Definisi
Perusahaan Perkebunan adalah suatu perusahaan berbentuk badan usaha/badan
hukum yang bergerak dalam kegiatan budidaya tanaman perkebunan di atas lahan
yang dikuasai, dengan tujuan ekonomi/komersial dan mendapat izin usaha dari
instansi yang berwenang dalam pemberian izin usaha perkebunan. Perusahaan
perkebunan yang diusahakan oleh pemerintah (BUMN) disebut Perkebunan Besar
Negara (PBN) dan perusahaan perkebunan yang diusahakan oleh swasta disebut
Perkebunan Besar Swasta (PBS).

Perkebunan Rakyat (PR) adalah usaha budidaya tanaman perkebunan yang


diusahakan oleh rumah tangga dan tidak berbentuk badan usaha/badan hukum.

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah tanaman yang sampai pada saat
pengamatan belum pernah memberikan hasil, karena masih muda atau tanaman sudah
cukup umur tetapi belum dapat menghasilkan karena tidak cocok dengan iklim,
ketinggian tempat, k ndisi tanah dan sebagainya.

Tanaman Menghasilkan (TM) adalah tanaman yang sebelum saat pengamatan


pernah memberikan hasil dan masih akan memberikan hasil, meskipun pada saat
pengamatan sedang tidak menghasilkan.

Tanaman Tidak Menghasilkan/Tua/Rusak (TTM) adalah tanaman yang sampai


dengan saat pengamatan tidak pernah memberikan hasil atau tidak akan memberikan
hasil lagi disebabkan tua, rusak atau mandul.
Sumatera Utara
46
432,8 4,2 Kalimantan Barat
Riau
338,5
362,8
252,8
268,2
Jambi
287 320,6
962,4 998,1
2016 Sumatera
Selatan
2017*

Sumatera Sumatera Riau Jambi Kalimantan


Selatan Utara 10% 8,83% Barat
27,5% 12,79% 7,39%
Kontribusi terhadap Total Produksi
Tahun 2017*

Perbandingan Produksi Karet Kering


menurut Status Pengusahaan Tahun 2017*
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemitraan Terpadu

1) Organisasi
Proyek Kemitraan Terpadu (PKT) adalah suatu program kemitraan terpadu yang
melibatkan usaha besar (inti), usaha kecil (plasma) dengan melibatkan bank sebagai
pemberi kredit dalam suatu ikatan kerja sama yang dituangkan dalam nota kesepakatan.
Tujuan PKT antara lain adalah untuk meningkatkan kelayakan plasma, meningkatkan
keterkaitan dan kerjasama yang saling menguntungkan antara inti dan plasma, serta
membantu bank dalam meningkatkan kredit usaha kecil secara lebih aman dan efisien.

Dalam melakukan kemitraan hubunga kemitraan, perusahaan inti (Industri


Pengolahan atau Eksportir) dan petani plasma/usaha kecil mempunyai kedudukan
hukum yang setara. Kemitraan dilaksanakan dengan disertai pembinaan oleh
perusahaan inti, dimulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan
pemasaran hasil produksi.

Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan dalam bidang


usaha melibatkan tiga unsur, yaitu (1) Petani/Kelompok Tani atau usaha kecil, (2)
Pengusaha Besar atau eksportir, dan (3) Bank pemberi KKPA.

Masing-masing pihak memiliki peranan di dalam PKT yang sesuai dengan bidang
usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompok petani/usaha kecil dengan
Pengusaha Pengolahan atau eksportir dalam PKT, dibuat seperti halnya hubungan
antara Plasma dengan Inti di dalam Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR). Petani/usaha
kecil merupakan plasma dan Perusahaan Pengelolaan/Eksportir sebagai Inti.
Kerjasama kemitraan ini kemudian menjadi terpadu dengan keikut sertaan pihak bank
yang memberi bantuan pinjaman bagi pembiayaan usaha petani plasma. Proyek ini
kemudian dikenal sebagai PKT yang disiapkan dengan mendasarkan pada adanya
saling berkepentingan diantara semua pihak yang bermitra.
a) Petani Plasma
Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri atas
1. Petani yang akan menggunakan lahan usaha pertaniannya untuk penanaman dan
perkebunan atau usaha kecil lain
2. Petani atau usaha kecil yang telah memiliki usaha tetapi dalam keadaan yang
perlu ditingkatkan dalam untuk itu memerlukan bantuan modal.

Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahan dan
penanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b), kegiatan
dimulai dari telah adanya kebun atau usaha yang berjalan, dalam batas masih bisa
ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek usaha.

Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala yang
dimiliki oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiap kelompok
tani/kelompok usaha, ditunjuk seorang Ketua dan Sekretaris merangkap
Bendahara. Tugas Ketua dan Sekretaris Kelompok adalah mengadakan koordinasi
untuk pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan oleh para petani anggotanya,
didalam mengadakan hubungan dengan pihak Koperasi dan instansi lainnya yang
perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua kelompok wajib menyelenggarakan
pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya ditentukan berdasarkan
kesepakatan kelompok.
2) Koperasi
Parapetani/usaha kecil plasma sebagai peserta suatu PKT, sebaiknya menjadi anggota
suata koperasi primer di tempatnya. Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk
membantu plasma di dalam pembangunan kebun/usaha sesuai keperluannya. Fasilitas
KKPA hanya bisa diperoleh melalui keanggotaan koperasi. Koperasi yang
mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta
fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA
para anggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadiran
koperasi primer tidak merupakan keharusan

3) Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir


Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir yang bersedia menjalin kerjasama
sebagai inti dalam Proyek Kemitraan terpadu ini, harus memiliki kemampuan dan
fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh
produksi dari plasma untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor.
Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan
membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani plasma/usaha
kecil.

Apabila Perusahaan Mitra tidak memiliki kemampuan cukup untuk mengadakan


pembinaan teknis usaha, PKT tetap akan bisa dikembangkan dengan sekurang-
kurangnya pihak Inti memiliki fasilitas pengolahan untuk diekspor, hal ini penting
untuk memastikan adanya pemasaran bagi produksi petani atau plasma. Meskipun
demikian petani plasma/usaha kecil dimungkinkan untuk mengolah hasil panennya,
yang kemudian harus dijual kepada Perusahaan Inti.

Dalam hal perusahaan inti tidak bisa melakukan pembinaan teknis, kegiatan
pembibingan harus dapat diadakan oleh Koperasi dengan memanfaatkan bantuan
tenaga pihak Dinas Perkebunan atau lainnya yang dikoordinasikan oleh Koperasi.
Apabila koperasi menggunakan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), perlu
mendapatkan persetujuan Dinas Perkebunan setempat dan koperasi memberikan
bantuan biaya yang diperlukan.
4) Bank
Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antara pihak Petani
Plasma dengan Perusahaan Perkebunan dan Pengolahan/Eksportir sebagai inti, dapat
kemudian melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau
perbaikan kebun.

Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspek


budidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakan keuangan. Pihak bank di
dalam mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit
dan persyaratan lainnya yang diperlukan sehingga dapat menunjang keberhasilan
proyek. Skim kredit yang akan digunakan untuk pembiayaan ini, bisa dipilih
berdasarkan besarnya tingkat bunga yang sesuai dengan bentuk usaha tani ini,
sehingga mengarah pada perolehannya pendapatan bersih petani yang paling besar.

Dalam pelaksanaanya, Bank harus dapat mengatur cara petani plasma akan
mencairkan kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasional lapangan,
dan bagaimana petani akan membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman
beserta bunganya. Untuk ini, bank agar membuat perjanjian kerjasama dengan pihak
perusahaan inti, berdasarkan kesepakatan pihak petani/kelompok tani/koperasi.
Perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil
sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada bank. Besarnya
potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu
perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti
akan memotong uang hasil penjualan petani plasma/usaha kecil sejumlah yang
disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada Bank. Besarnya potongan
disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit
dibuat oleh pihak petani plasma dengan bank.
B. Pola Kerjasama

Kemitraan antara petani/kelompok tani/koperasi dengan perusahaan mitra, dapat


dibuat menurut dua pola yaitu :
a) Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani mengadakan perjanjian
kerjasama langsung kepada Perusahaan Perkebunan/ Pengolahan Eksportir.

Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa KKPA
kepada petani plasma dilakukan dengan kedudukan Koperasi sebagai Channeling
Agent, dan pengelolaannya langsung ditangani oleh Kelompok tani. Sedangkan
masalah pembinaan harus bisa diberikan oleh Perusahaan Mitra.

b) Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, melalui koperasinya


mengadakan perjanjian yang dibuat antara Koperasi

(mewakili anggotanya) dengan perusahaan perkebunan/ pengolahan/eksportir.

Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian KKPA kepada petani


plasma dilakukan dengan kedudukan koperasi sebagai Executing Agent. Masalah
pembinaan teknis budidaya tanaman/pengelolaan usaha, apabila tidak dapat
dilaksanakan oleh pihak Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawab koperasi.
C. Penyiapan Proyek

Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan dalam proses
kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, minimal dapat dilihat dari
bagaimana PKT ini disiapkan. Kalau PKT ini akan mempergunakan KKPA untuk modal
usaha plasma, perintisannya dimulai dari :

a) Adanya petani/pengusaha kecil yang telah menjadi anggota koperasi dan lahan
pemilikannya akan dijadikan kebun/tempat usaha atau lahan kebun/usahanya sudah
ada tetapi akan ditingkatkan produktivitasnya. Petani/usaha kecil tersebut harus
menghimpun diri dalam kelompok dengan anggota sekitar 25 petani/kelompok
usaha.
b) Adanya perusahaan perkebunan/pengolahan dan eksportir, yang bersedia menjadi
mitra petani/usaha kecil, dan dapat membantu memberikan pembinaan teknik
budidaya/produksi serta proses pemasarannya.
c) Dipertemukannya kelompok tani/usaha kecil dan pengusaha perkebunan/pengolahan
dan eksportir tersebut, untuk memperoleh kesepakatan di antara keduanya untuk
bermitra. Prakarsa bisa dimulai dari salah satu pihak untuk mengadakan pendekatan,
atau ada pihak yang akan membantu sebagai mediator, peran konsultan bisa
dimanfaatkan untuk mengadakan identifikasi dan menghubungkan pihak kelompok
tani/usaha kecil yang potensial dengan perusahaan yang dipilih memiliki
kemampuan tinggi memberikan fasilitas yang diperlukan oleh pihak petani/usaha
kecil.
d) Diperoleh dukungan untuk kemitraan yang melibatkan para anggotanya oleh pihak
koperasi. Koperasi harus memiliki kemampuan di dalam mengorganisasikan dan
mengelola administrasi yang berkaitan dengan PKT ini. Apabila keterampilan
koperasi kurang, untuk peningkatannya dapat diharapkan nantinya mendapat
pembinaan dari perusahaan mitra. Koperasi kemudian mengadakan langkah-langkah
yang berkaitan dengan formalitas PKT sesuai fungsinya. Dalam kaitannya dengan
penggunaan KKPA, Koperasi harus mendapatkan persetujuan dari para anggotanya,
apakah akan beritndak sebagai badan pelaksana (executing agent) atau badan
penyalur (channeling agent).
e) Diperolehnya rekomendasi tentang pengembangan PKT ini oleh pihak instansi
pemerintah setempat yang berkaitan (Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, Kantor
Badan Pertanahan, dan Pemda).
D. Mekanisme Proyek

Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skema berikut ini :

Bank pelaksana akan menilai kelayakan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip bank
teknis. Jika proyek layak untuk dikembangkan, perlu dibuat suatu nota kesepakatan
(Memorandum of Understanding = MoU) yang mengikat hak dan kewajiban masing-
masing pihak yang bermitra (inti, Plasma/Koperasi dan Bank). Sesuai dengan nota
kesepakatan, atas kuasa koperasi atau plasma, kredit perbankan dapat dialihkan dari
rekening koperasi/plasma ke rekening inti untuk selanjutnya disalurkan ke plasma
dalam bentuk sarana produksi, dana pekerjaan fisik, dan lain-lain. Dengan demikian
plasma tidak akan menerima uang tunai dari perbankan, tetapi yang diterima adalah
sarana produksi pertanian yang penyalurannya dapat melalui inti atau koperasi. Petani
plasma melaksanakan proses produksi. Hasil tanaman plasma dijual ke inti dengan
harga yang telah disepakati dalam MoU. Perusahaan inti akan memotong sebagian
hasil penjualan plasma untuk diserahkan kepada bank sebagai angsuran pinjaman dan
sisanya dikembalikan ke petani sebagai pendapatan bersih.
E. Perjanjian Kerjasama

Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu surat
perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama
berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkan
kesepakatan apa yang akan menjadi kewajiban dan hak dari masing-masing pihak yang
menjalin kerja sama kemitraan itu.
Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Mitra
Perusahaan (Inti) dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain sebagai berikut :
1) Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagai mitra (inti)
a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penaganan hasil.
b. Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana produksi
(bibit, pupuk dan obat-obatan), penanaman serta pemeliharaan kebun/usaha.
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen
untuk mencapai mutu yang tinggi.
d. Melakukan pembelian produksi petani plasma.
e. Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan kredit bank
(KKPA) dan bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalam rangka pemberian
kredit bank untuk petani plasma.

2) Kewajiban petani peserta sebagai plasma


a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya.
b. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan
usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami.
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen
untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan.
d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang disediakan
dalam rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit.
Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Mitra
Perusahaan (Inti) dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain sebagai berikut :

1) Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagai mitra (inti)


a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penaganan hasil.
b. Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana produksi
(bibit, pupuk dan obat-obatan), penanaman serta pemeliharaan kebun/usaha.
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen
untuk mencapai mutu yang tinggi.
d. Melakukan pembelian produksi petani plasma.
e. Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan kredit bank
(KKPA) dan bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalam rangka
pemberian kredit bank untuk petani plasma.

2) Kewajiban petani peserta sebagai plasma


a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya.
b. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan
usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami.
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen
untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan.
d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang disediakan
dalam rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit.
e. Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya oleh pihak
Dinas Perkebunan/instansi terkait setempat yang tidak termasuk di dalam
rencana waktu mengajukan permintaan kredit.
f. Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatan sesuai
petunjuk Perusahaan Mitra untuk kemudian seluruh hasil panen dijual kepada
Perusahaan Mitra.
g. Pada saat pernjualan hasil petani akan menerima pembayaran harga produk
sesuai kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahulu dipotong sejumlah
kewajiban petani melunasi angsuran kredit bank dan pembayaran bunganya.
Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak Mitra
Perusahaan (Inti) dan petani/usaha kecil (plasma) antara lain sebagai berikut :

1) Kewajiban Perusahaan Perkebunan/Pengolahan/Eksportir sebagai mitra (inti)


a. Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penaganan hasil
b. Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana produksi
(bibit, pupuk dan obat-obatan), penanaman serta pemeliharaan kebun/usaha
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca panen
untuk mencapai mutu yang tinggi.
d. Melakukan pembelian produksi petani plasma.
e. Membantu petani plasma dan bank di dalam masalah pelunasan kredit bank
(KKPA) dan bunganya, serta bertindak sebagai avalis dalam rangka pemberian
kredit bank untuk petani plasma.

2) Kewajiban petani peserta sebagai plasma


a. Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya.
b. Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang lahan
usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami.
c. Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca-panen untuk
mencapai mutu hasil yang diharapkan.
d. Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang disediakan dalam
rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit.
e. Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya oleh pihak
Dinas Perkebunan/instansi terkait setempat yang tidak termasuk di dalam rencana
waktu mengajukan permintaan kredit.
f. Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatan sesuai
petunjuk Perusahaan Mitra untuk kemudian seluruh hasil panen dijual kepada
Perusahaan Mitra.
g. ada saat pernjualan hasil petani akan menerima pembayaran harga produk sesuai
kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahulu dipotong sejumlah kewajiban
petani melunasi angsuran kredit bank dan pembayaran bunganya.
F. Aspek Pemasaran

1) Peluang Pasar
Konsumen karet dunia meningkat dari 5.190.000 ton pada tahun 1989 menjadi
6.130.000 ton pada tahun 1996.>Ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan
terhadap karet alam, yang merupakan potensi bagi pemasaran produksi karet.

Bahan baku karet dipergunakan juga bagi berbagai industri di dalam negeri. Macam
industri dan volume konsumsi karet yang bersangkutan pada tahun 1996. Sejalan dengan
meningkatnya kegiatan industri yang bersangkutan di Indonesia, guna memenuhi
kebutuhan yang akan makin meningkat di masa yang akan datang karena meningkatnya
konsumen, maka akan meningkat pula kebutuhan karet di Indonesia yang merupakan
pasar yang potensial bagi produksi perkebunan karet.

2) Potensi Produksi
Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia
disamping Malaysia dan Thailand. Pada tahun 1996, produksi karet Indonesia
mencapati 1.543.000 ton. Sedangkan Malaysia dan Thailand memproduksi masing-
masing 1.082.500 ton dan 1.978.000 ton pada tahun yang sama.
- Keunggulan Indonesia dalam peningkatan produksi karet untuk masa yang
- akan datang adalah pada masih tersedianya cukup besar lahan ditropis yang
- sesuai untuk penanaman karet. Kalau produksi karet Indonesia
- menunjukkan peningkatan dari 1.256.000 ton pada tahun 1986 menjadi
- 1.543.000 ton pada tahun 1996, maka produksi karet Malaysia turun dari
- 1.415.600 ton menjadi 1.082.500 ton dalam kurun waktu
yang sama.
- Negara-negara produsen karet lainnya di dunia dan besarnya produksi masing-
masing dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Negara dan jumlah produksi karet pada tahun 1996

Produksi
7 India 540,2
No Negara
(ton)
8 Myanmar 20
1 Malaysia 1.082.500
9 China 430,9
2 Indonesia 1.543.000
10 Philipina 64
3 Thailand 1978
11 Nigeria 91
4 Sri Langka 112,5
12 Lain-lainnya 302,9
5 Vietnam 132

6 Kamboja 43
G. Aspek Produksi

1) Syarat Tumbuh Tanaman Karet


Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk
menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.
2) Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15oC LS dan 15o
LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai
produksinya juga terlambat.
 Curah hujan
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000
mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun
demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.
 Tinggi tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan
ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut
tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet.
 Suhu
Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C sampai 350C.
 Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk
penanaman karet.
3) Tanah
Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini
disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat
dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya.
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah
vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai
sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi
dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan
haranya rendah. Tanah alluvial

biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang
baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH, 3,0 dan >
pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :

 Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
 Aerase dan drainase cukup
 Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air
 Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
 Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm
 Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
 Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5
 Kemiringan tanah < 16%
 Permukaan air tanah < 100 cm
H. Teknis Budidaya

Dalam pelaksanaan budidaya tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang


dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai dengan pemanenan.

1). Pembukaan lahan (Land Clearing)


Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil
tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal
penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi : (a) pembabatan semak belukar,
(b) penebangan pohon, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d) pendongkelan akar
kayu, (e) penumpukan dan pembersihan.

Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok,
penataan jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.

Penataan blok-blok
Lahan kebun plasma dipetak-petak menurut satuan terkecil antara lain 2 hektar untuk
setiap KK peserta plasma, dan kemudian ditata ke dalam blok-blok berukuran 400 m
x 400 m, sehingga setiap blok dikuasai oleh 8 KK petani. Setiap 4 blok disatukan
menjadi satu kelompok tani sehamparan yang terdiri dari 32 KK petani.

Penataan Jalan-jalan
Jaringan jalan di dalam kebun plasma harus ditata dan dilaksanakan pada waktu
pembangunan tanaman baru (tahun 0) dan dikaitkan dengan penataan lahan ke dalam
blok-blok tanaman. Pembangunan jalan di areal datar dan berbukit dengan pedoman
dapat menjangkau setiap areal terkecil, dengan jarak pikul maksimal sejauh 200 m.
Sedapatkan mungkin seluruh jaringan ditumpukkan/ disambungkan, sehingga secara
keseluruhan merupakan suatu pola jaringan jalan yang efektif. Lebar jalan
disesuaikan dengan jenis/kelas jalan dan alat angkut yang akan digunakan.
Penataan Saluran Drainase
Setelah pemancangan jarak tanam selesai, maka pembuatan dan penataan saluran
drainase (field drain) dilaksanakan. Luas penampang disesuaikan dengan curah hujan
pada satuan waktu tertentu, dan mempertimbangkan faktor peresapan dan penguapan.
Seluruh kelebihan air pada field drain dialirkan pada parit-parit penampungan untuk
selanjutnya dialirkan ke saluran pembuangan (outlet drain).

2). Persiapan Lahan Penanaman


Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan
berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai
dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :

Pemberantasan Alang-alang dan Gulma lainnya


Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai
vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan
bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini
kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia (Ally)
maupun secara mekanis.

Pengolahan Tanah
Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat
dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan antara
barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm. Namun demikian
pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat dipertimbangkan dengan
tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.

Pembuatan ters/Petakan dan Benteng/Piket


Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan pembuatan
teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar 15 0. Hal ini
dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air hujan. Lebar
teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan lahan.
Untuk setiap 6 - 10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah) dibuat benteng/piket
dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.
Pengajiran
Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman
dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :
a. Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 0 0 - 80) jarak tanam
adalah 7 m x 3 m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah
Timur - Barat berjarak 7 m dan arah Utara - Selatan berjarak 3m
b. Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) jarak tanam
8 m x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25
m (penanaman secara kontur).

Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20 cm


- 30 cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian
lubang untuk tanaman.

Pelubang
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas, dan 40 cm x 40
cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas
(top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil) diletakkan di
sebelah kanan. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet ditanam.

Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC)


Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet mulai
ditanam dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi, memperbaiki struktur
fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk membatasi pertumbuhan
gulma.

Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah 4 kg. Pueraria javanica, 6 kg
Colopogonium mucunoides, dan 4 kg Centrosema pubescens, yang dicampur ke
dalam 5 kg rock Phosphate (RP) sebagai media. Selain itu juga dianjurkan untuk
menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan naungan (shade resistence) ex biji
atau ex steck dalam polibag kecil sebanyak 1.000 bibit/ha.
3) Seleksi dan Penanaman Bibit

Seleksi bibit
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh
bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi
tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan
penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat
yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :

 Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.

 Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas

 Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral

Kebutuhan bibit
Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet
untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak
47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun plasma diperlukan sebanyak 523
batang bibit karet.

Penanaman
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan
yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup
banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.
Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah
dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea
50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.
4) Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi


pemberantasan gulma, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman.

Penyiangan gulma
Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman
sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mikania,
Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai bal
tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan dengan rotasi 2 x sebulan,
sedangkan pada tahun ke dua hingga mencapai matang sadap, rotasi penyiangan
dilakukan 1 x sebulan

Program pemupukan
Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan
secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang
dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada
Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum
pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan.
Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.
Program dan dosis pemupukan tanaman karet secara umum dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 4
Kebutuhan Pupuk Tanaman Karet

Sementara itu untuk tanaman kacangan penutup tanah, diberikan pupuk RP


sebanyak 200 kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan sampai dengan tahun
ke-2 (TBM-2) apabila pertumbuhannya kurang baik.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Pada umumnya hama utama tanaman karet adalah rayap (Coptotermes sp), yang
dapat diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau Basudin 6 0 EC
dengan konsentrasi 0,3%. Sementara itu hama Kuuk (Exopholis hypoleuca) dapat
diberantas dengan Basudin 10 G.
Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan antara lain :

 Cendawan akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dapat diberantas dengan


collar protectant.

 Penyakit daun Gloesporium pada TBM, dapat diberantas penyemprotan larutan


KOC, misalnya Cabak dengan konsentrasi 0,1% atau Daconil 75 wp dengan
konsentrasi 0,1 sampai 0,2%. Sementara itu, jika menyerang TM, dapat
diberantas dengan sistem fogging menggunakan Daconil atau fungisida
lainnya.

 Cendawan akar putih (Rigidonporus lignosus), dapat diberantas dengan


Fomac 2 atau Shell Collar Protectant atau Calixin Collar

Protectant.

 Penyakit jamur upas (Corticum salmonikolor) dapat diberantas dengan


Calixin Ready Mix 2%.

 Penyakit bidang sadapan Mouldyrot dapat diberantas dengan Benlate


konsentrasi 0,1 - 0,2% atau Difolan 4F konsentrasi 1 - 2%.

 Penyakit bidang sadapan kanker garis (Phytophora palmivora) diberantas


dengan Difolatan 4 F konsentrasi 2 - 4%.
5) Penyadapan Tanaman Karet

Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan
pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen
penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka diharapkan tanaman
karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap.

Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130
cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 50 cm. Jika 60% dari populasi
tanaman telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen.

Tinggi bukaan sadap


Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping
system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah
130 cm diukur dari permukaan tanah.

Waktu bukaan sadap


Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan
(Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu,
tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi
harus menunggu waktu tersebut di atas tiba.

Kemiringan irisan sadap


Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sadapan
sebesar 400 dari garis horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar sudut irisan akan
semakin mengecil hingga 300 bila mendekati "kaki gajah" (pertautan bekas okulasi).
Pada sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar.

Peralihan tanaman dari TMB ke TM


Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan yang sehat dan baik,
tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5-6 tahun. Dengan
mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur 6 tahun tanaman karet dapat
dikatakan telah merupakan tanaman menghasilkan atau TM.
Sistem sadap
Dewasa ini sistem sadap telah berkembang dengan mengkombinasikan intensitas
sadap rendah disertai stimulasi Ethrel selama siklus penyadap. Mengingat fasilitas di
lingkungan perkebunan plasma masih sangat terbatas, maka dianjurkan menggunakan
sistem sadap konvensional seperti pada tabel berikut :

Tabel 5
Bagan Penyadapan Tanaman Karet

Jangka
Sistem Bidang
Taraf Umur Waktu
Sadap Sadap
Tanaman (tahun)

Remaja 0-5 - - -

Teruna >6-May a.s/2 d/3 67% 2 A

11-Jul >a.s/2 d/2 4 A


100%

Dewasa 16-Dec s/d d/2 100% 5,5 B

17 - 21 a/2 d/2 100% 5,5 A'

Setengah tua 22 - 28 s/2 d/3 133% 7 B' + AH

Tua 29 - 31 2 s/2 d/3 133% 4 A" + BH

Tanaman karet diremajakan pada umur 31 tahun


Sebagai sistem sadap alternatif juga dapat digunakan sistem berikut :

Tabel 6.
Alternatif Bagian Penyadapan Karet Tanaman Karet

Jangka
Taraf Tanaman Umur Sistem Sadap Waktu Bidang
Sadap
(tahun)

Remaja 0-5 - - -

Teruna 6-May a.s/2 d/3 67% 1 A

11-Jul a.s/2 d/2 100% 4 A

Dewasa 16-Dec s/d d/2 100% 5,5 B

17 - 21 a/2 d/2 100% 5,5 A '

Setengah tua/ 22 - 28 x 3 bulan di atas 9 B' + AH

Tua 2 x 3 bulan A" + BH


dibawah

6) Estimasi Produksi
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan dan
agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan manajemen
sadap, dan lainnya.
Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria
yang dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi
dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas
Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.
Karena produksi kebun karet dari plasma adalah lateks, maka estimasi produksi
per hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet basah seperti pada
Tabel berikut :

Tabel 7.
Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi Lateks
Tahun Produksi Estimasi Estimasi
Teoritis produksi Produksi
Umur
Sadap KK KK Lateks
(Th)
(Kg/pohon)* (ton/ha) (Liter/ha)
6 1 1,0 500 2.000
7 2 2,3 1.150 4.600
8 3 2,8 1.400 5.600
9 4 3,2 1.600 6.400
10 5 3,5 1.750 7.000
11 6 3,7 1.850 7.400
12 7 4,4 2.200 8.800
Tahun Produksi Estimasi Estimasi
Teoritis produksi Produksi
Umur
Sadap KK KK Lateks
(Th)
(Kg/pohon)* (ton/ha) (Liter/ha)
13 8 4,6 2.300 9.200
14 9 4,7 2.350 9.400
15 10 4,6 2.300 9.200
16 11 4,3 2.150 8.600

17 12 4,2 2.100 8.400
18 13 4,0 2000 8.000
19 14 3,8 1.900 7.600
20 15 3,6 1.800 7.200
21 16 3,3 1.650 6.600
22 17 3,1 1.550 6.200
23 18 2,9 1.450 5.800
24 19 2,8 1.400 5.600
25 20 2,7 1.350 5.400
26 21 2,4 1.200 4.800
27 22 2,3 1000 4.600
28 23 2,0 1.150 4.000
29 24 1,7 850 3.400
30 25 1,6 800 3.200
Sumber Balai Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (1986)
I. Aspek Keuangan

1) Kebutuhan Biaya Investasi


Tanaman karet memerlukan waktu 6 tahun untuk dapat disadap hasilnya. Oleh karena
itu pembangunan perkebunan karet memerlukan karet memerlukan investasi jangka
panjang dengan masa tenggang 5 tahun. Komponen biaya investasi perkebunan karet
seperti tanaman perkebunan lainnya terdiri dari biaya pra-operasi, pembukaan lahan,
penanaman, dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan.

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dimulai dari tahun 1 s/d tahun 5, dan
pemeliharaan tanaman menghasilkan dimulai dari tahun 6 dan seterusnya s/d tahun 25
(umur produktif tanaman karet). Besarnya biaya investasi per hektar selama 6 tahun
adalah Rp.5.743.114 termasuk manajemen fee sebesar 5% untuk perusahaan inti dalam
mengelola perkebunan plasma. Bunga selama masa pembangunan (BMP) atau interest
during construction (IDC) selama 6 tahun diperhitungkan sebesar Rp. 3.719.388 per
hektar, sehingga total biaya investasi per hektar menjadi Rp. ditanam jagung selama 2
musim tanam pada tahun ke 1. Besarnya biaya budidaya jagung untuk pengadaan bibit
dan pemeliharaan adalah

9.462.502. Rincian kebutuhan biaya investasi perkebunan karet per hektar secara
ringkas dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Ringkasan Biaya Investasi per Hektar Perkebunan Karet Rakyat Pola PIR

BIAYA
URAIAN (Rp/ha)

1.Studi kelayakan dan sertifikasi lahan 103,200

2. Pembukaan lahan dan persiapan prasarana 741,250 jalan dll


3. Penanaman karet dan lain-lain aktivitas 1,527,265

4. Pemeliharaan TBM 1 294,205

5. Penanaman cover crops 289,000

6. Pemeliharaan TBM -2 s/d TBM 5 2,514,713

TOTAL TANAMAN DAN PRASARANA 5,469,633

7. Management fee, 5% dari biaya investasi 273,482

TOTAL BIAYA INVESTASI MURNI 5,713,114

8. Bunga masa pembangunan, IDC 3,719,388

TOTAL INVESTASI TERMASUK IDC 9,462,502

Rp.279,880 selama 2 musim tanam. Pada tahun berikutnya jagung tidak dapat
ditanam lagi karena terdapat tanaman penutup tanah (cover crops) yaitu kacang-
kacangan (LCC). Perhitungan biaya investasi beserta proyeksi arus kas dibuat
berdasarkan pada asumsi biaya dan harga jual seperti pada Tabel 9.

Tabel 9.
Asumsi Biaya dan Harga
Biaya/Harga (Rp) Nilai

Upah kerja (Rp/HK) 5

Harga herbisida (Rp/liter) 18,5

Harga pupuk urea (Rp/kg) 500

Harga pupuk TSP (Rp/kg) 800

Harga pupuk SP-36 (Rp/kg) 675

Harga pupuk KCl (Rp/kg) 1,8

Harga pupuk RP (Rp/kg) 675

Harga pestisida (Rp/liter) 19

Harga bibit karet siap tanam 2,2


(Rp/batang)

Harga jual karet kering (Rp/kg) 3,5

Harga bibit kacangan jenis PJ (Rp/kg) 14,5

Harga bibit kacangan jenis CM 4,5


(Rp/kg)

Harga bibit kacangan jenis CP 4,5


(Rp/kg)

Harga bibit jagung (Rp/kg) 8

Harga jual jagung (Rp/kg) 800

Rincian biaya investasi per tahun tanaman belum menghasilkan (TBM) mulai dari
tahun 0 sampai dengan tahun 5 dan biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM)
dapat dilihat pada.

2) Proyeksi Laba Rugi


Proyeksi laba rugi disusun berdasarkan pada asumsi harga dan biaya tetap selama
periode proyek 25 tahun. Surplus penghasilan diperoleh pada tahun pertama dari hasil
panen jagung dan surplus berikutnya pada tahun ke 7 setelah karet dapat disadap dengan
hasil yang meningkat dibandingkan pada tahun ke 6.

Biaya penyusutan adalah biaya investasi termasuk IDC dibagi dengan umur produktif
tanaman (25 - 5 tahun) yaitu 20 tahun. Biaya ini dibebankan mulai tahun ke 6 setelah
tanaman mulai menghasilkan. Proyeksi laba rugi selengkapnya dapat dilihat pada.
3) Proyeksi Arus Kas
Seperti pada proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas juga disusun berdasarkan pada
asumsi harga dan biaya tetap. Penarikan dan angsuran kredit baik untuk investasi tanaman
karet maupun untuk modal kerja penanaman jagung disusun berdasarkan jadwal per
triwulan. Dalam jadwal per triwulan ini juga langsung dihitung besarnya IDC. Sesuai
jadwal tersebut, jangka waktu kredit adalah 14 tahun termasuk masa tenggang selama 5
tahun atau 6 tahun termasuk tahun 0. Angsuran kredit dimulai pada tahun ke 6. Karena
hasil produksi pada tahun pertama menghasilkan adalah rendah, maka angsuran pokok
belum dapat dibebankan, hanya bunga saja.

Manajemen fee sebesar 5% dibebankan selama masa pembangunan kebun 6 tahun


termasuk tahun 0.

4) Kelayakan Finansial
Kelayakan finansial proyek diukur dengan tingkat Internal Rate Of Return (IRR) dan
Net Present Value (NPV). Bila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga kredit yang
diberlakukan untuk proyek yaitu 16% untuk skema KKPA, maka proyek layak secara
finansial. Bila NPV lebih besar dari nol (positif) maka proyek adalah layak, pada discount
rate yang ditentukan yaitu sebesar 16%. IRR dan NPV berdasarkan pada arus kas selama
25 tahun dengan asusmsi harga dan biaya tetap.
Nilai IRR proyek dengan tumpang sari jagung adalah sebesar 33,3% dan NPV sebesar
Rp. 9.194.204. Sedangkan proyek tanpa tumpang sari jagung, maka nilai IRR adalah Rp.
20,2% dan NPV sebesar Rp. 3.477.884. Sesuai dengan kriteria, nilai IRR adalah lebih
tinggi dari 16% dan NPV adalah positif. Dengan mengikut sertakan tanaman jagung
sebagai tanaman tumpang sari nilai IRR dan NPV lebih tinggi dibandingkan tanpa
tanaman jagung.
Untuk meneliti kepekaan kelayakan proyek terhadap perubahan beberapa variabel
penting seperti kenaikan tingkat upah, kenaikan harga pupuk dan pestisida/herbisida dan
penurunan harga jual dilakukan analisa kepekaan. Perubahan salah satu variabel dengan
variabel lain tetap, cateris paribus. Untuk variabel harga pupuk, pestisida dan herbisida,
perubahan dilakukan
Tabel 10.
Hasil Analisa Kepekaan Proyek

IRR dengan IRR tanpa


Variabel Dan Perubahan
Jagung (%) Jagung (%)

Upah kerja naik 10% 32,02% 19,63%

Upah kerja naik 20% 30,85% 19,06%

Harga pupuk/pest/herb. naik32,35% 19,68%


10%

Harga pupuk/pest/herb. naik19,16% 17,52%


20%

Harga jual karet turun 10% 31,24% 18,46%

Harga jual karet turun 20% 28,95% 16,51%

Tabel 10 menunjukkan bahwa proyek tidak peka terhadap perubahan


variabel penting sampai tingkat 20% yang merupakan perubahan yang wajar. Nilai
IRR masih di atas 16% walaupun variabel berubah sampai 20%. Kepekaan ini
dapat dilanjutkan lagi sampai IRR mendekati 16% untuk perubahan mendekati
40%. Dengan demikian kelayakan finansial proyek cukup aman terhadap
perubahan variabel penting.

J. Aspek Sosial Ekonomi dan Dampak Lingkungan

1) Aspek Sosial Ekonomi


Pelaksanaan usaha perkebunan karet oleh para petani plasma, merupakan upaya dalam
rangka memanfaatkan secara optimal sumber daya lahan yang memiliki petani. Karena
kelemahan modal, petani sering tidak mampu membudidayakan lahan pertanian yang
dimilikinya, sehingga akhirnya banyak lahan yang tidak termanfaatkan. Dengan
mengadakan kemitraan secara terpadu dengan Perusahaan Inti dan Bank, akan dapat secara
optimal sumber daya lahan petani dimanfaatkan.

Dari keberhasilan usaha perkebunan karet yang akan dilaksanakan, petani akan
memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, dan karenanya akan
dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Dengan adanya peningkatan pendapatan
petani, kesenjangan sosial yang selama ini terjadi bisa diperkecil.

Produksi perkebunan karet plasma ini pada akhirnya akan menjadi komoditi ekspor,
yang mampu meningkatkan pendapatan devisa Negara. Disamping itu, produksi karet
merupakan bahan baku bagi berbagai industri di Indonesia yang menggunakan karet,
seperti industri ban, isolasi kabel, karet sepatu dan lain-lain.

Tercapainya peningkatan pendapatan petani dari kebun karet plasma, selanjutnya dapat
diharapkan mampu menciptakan kehidupan perekonomian setempat yang makin tinggi.
Peningkatan pendapatan petani akan selanjutnya berpengaruh terhadap peningkatan
pendidikan dan kesehatan masyarakat.

2) Dampak Lingkungan

Dampak Terhadap Lingkungan Fisik Kimia


Pembangunan kebun karet plasma dengan berbagai kegiatan antara lain pembukaan lahan
sekunder, penyiapan lahan, dan pembangunan infrastruktur, akan membawa dampak
terhadap sifat fisik dan kimia, terutama terhadap kesuburan tanah. Terbukanya lahan akan
menyebabkan tercucinya hara tanah, penurunan pH tanah dan peningkatan terhadap kadar
kejenuhan basa (KB). Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, perlakuan terhadap
tanah melalui penanaman cover crops dan pemupukan dapat memperpendek dampak
tersebut dan berubah menjadi dampak positif.

Dampak Terhadap Lingkungan Biota


Pembukaan hutan sekunder dan penyiapan lahan tanam akan memberikan dampak yang
nyata terhadap lingkungan biota. Struktur dan komposisi komunitas tumbuhan akan
berubah secara total. Vegetasi hutan sekunder
yang sebelumnya terdiri dari berbagai jenis, umur dan memiliki struktur dan fungsi
sesuai dengan keseimbangan ekosistem hutan, dalam jangka pendek akan guncang.
Dampak negatif ini akan berubah dalam waktu singkat dengan adanya pemeliharaan
tanaman karet yang intensif dan memberikan keseimbangan baru bagi ekosistem
wilayah.

Dampak penting lainnya akibat dari pembukaan lahan adalah berubahnya ekosistem
tertutup menjadi ekosistem terbuka. Siklus hidup organisme penganggu akan terputus,
dan kalaupun mampu bertahan hidup, akan memakan makanan apa adanya, atau
bahkan akan menyerang tanaman karet di kebun plasma.

Organisme penganggu pada umumnya adalah satwa liar yang suka akan habitat
terbuka. Dengan demikian, pembukaan lahan diperkirakan justru akan meningkatkan
baik jenis maupun populasi dari organisame penganggu. Olah karena itu dampak
negatif ini penting dan harus diwaspadai serta diantisipasi dengan metoda
pengendalian hama terpadu yang tepat, baik itu secara mekanis, biologis, maupun
kimiawi.

Dampak Terhadap Kesehatan Lingkungan Masyarakat


Pada tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan kebun plasma dan kebun Inti,
pasti terjadi dampak terhadap kesehatan lingkungan (sanitasi) maupun kesehatan
masyarakat. Guna mengelola dampak yang mungkin timbul, perlu dilakukan
penyuluhan bagi generasi muda dan ibu tani khususnya mengenai sanitasi lingkungan
dan kesehatan.
Beberapa hal yang sangat penting diperhatikan dalam proyek kemitraan ini adalah
kesediaan dari pihak perkebunan Inti untuk memberikan dan penyediaan fasilitas
umum yang memadai. Beberapa fasilitas penting antara lain adalah : sarana dan
prasarana pengobatan tenaga medis dan para medis, prasarana pendidikan dan tempat
ibadah yang memadai. Selain itu perlu upaya untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang sehat dan harmonis, sehingga dapat mendorong produktivitas kerja,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kebun dan kesejahteraan
masyarakat.

BAB III
DATA

A. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Karet


Perkebunan karet di Indonesia menurut pengusahaannya dibedakan menjadi
Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR). Perkebunan Besar terdiri dari
Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS).
Pada tahun 2015, Luas areal PBN karet Indonesia tercatat 230,17 ribu hektar,
meningkat 0,21 persen menjadi 230,65 ribu hektar pada tahun 2016. Tahun 2017, luas
areal menjadi 233,09 ribu hektar atau mengalami peningkatan sebesar 2,44 ribu hektar
(1,06 persen).
Sedangkan luas areal PBS karet Indonesia pada tahun 2015 tercatat 315,31 ribu hektar,
meningkat 0,23 persen menjadi 316,03 ribu hektar pada tahun 2016. Pada tahun 2017 luas
areal menjadi 322,73 ribu hektar atau terjadi peningkatan sebesar 6,7 ribu hektar (2,12
persen)
Data luas areal PR karet di Indonesia merupakan data yang diperoleh dari Dirjen
Perkebunan, Kementerian Pertanian. Data tahun 2017 merupakan data sementara. Dilihat
dari perkembangan selama tiga tahun luas areal PR cenderung meningkat. Pada tahun
2015 luas yang diusahakan oleh PR seluas 3 075,63 ribu hektar, meningkat 0,54 persen
atau menjadi 3092,37 ribu hektar pada tahun 2016 dan tahun 2017 diperkirakan meningkat
kembali sekitar 0,35 persen menjadi seluas 3 103,31 ribu hektar.
Perkembangan luas areal perkebunan karet menurut status pengusahaan tahun 2015 –
2017 disajikan pada Gambar A.

Gambar A. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Karet menurut Status


Pengusahaan (000 Ha), 2015-2017*
Perkebunan Besar (PB) dan Perkebunan Rakyat (PR) karet tersebar hampir di sebagian
besar provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa
Timur, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, dan Maluku. Luas areal PBN
terluas di Indonesia adalah provinsi Sumatera Utara yaitu 64,23 ribu hektar atau 27,85%
dari total luas areal PBN karet di Indonesia tahun 2016 dan pada tahun 2017 meningkat
menjadi 68,49 ribu hektar atau 29,38 persen dari total luas areal PBN karet Indonesia.
Luas areal PBS terluas di Indonesia adalah provinsi Sumatera Utara yaitu 105,69 ribu
hektar atau 33,44% dari total luas areal PBS karet di Indonesia tahun 2016 dan pada tahun
2017 meningkat menjadi 106,74 ribu hektar atau 33,07 persen dari total luas areal PBS
karet Indonesia. Luas areal PR terluas di Indonesia adalah provinsi Sumatera Selatan yaitu
787,89 ribu hektar (25,48 %) pada tahun 2016 dari total luas areal karet PR di Indonesia
dan pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 788,83 ribu hektar (26,42 %) dari luas areal PR
karet nasional.

B. Perkembangan Produksi Karet Kering


Perkembangan produksi karet kering Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2015 sampai
dengan 2017 cenderung meningkat. Pada tahun 2015 produksi karet kering PBN sebesar
226,00 ribu ton, meningkat menjadi 238,02 ribu ton pada tahun 2016 atau terjadi
peningkatan sebesar 5,32 persen. Tahun 2017 produksi karet kering PBN meningkat
menjadi 249,29 ribu ton atau sebesar 4,73 persen (lihat Gambar B).

Pada tahun 2015 produksi karet kering PBS sebesar 350,77 ribu ton, meningkat
menjadi 365,18 ribu ton pada tahun 2016 atau terjadi peningkatan sebesar 4,11
persen. Tahun 2017 produksi karet kering PBS meningkat menjadi 380,91 ribu ton
atau sebesar 4,31 persen (lihat Gambar B).

Gambar B. Produksi Karet Kering di Indonesia Tahun 2015-2017* (000 Ton).


Apabila dilihat menurut produksi terbesar, produksi karet kering yang dihasilkan
oleh PBN dan PBS yang relatif besar pada tahun 2017 berasal dari Provinsi
Sumatera Utara dengan produksi sebesar 87,451 ribu ton atau 35,08 persen dari total
produksi PBN nasional dan produksi sebesar 127,255 ribu ton atau 33,41 persen dari
total produksi PBS nasional. Untuk Perkebunan Rakyat (PR), produksi karet kering
dari tahun 2015 sampai 2017 cenderung meningkat setiap tahun. Produksi karet
kering pada tahun 2015 sekitar 2 568,63 ribu ton, meningkat 7,25 persen menjadi 2
754,75 ribu ton pada tahun 2016. Pada tahun 2017 diperkirakan mencapai 2 999,31
ribu ton atau meningkat 8,88 persen dibandingkan dengan tahun 2016.

Produksi karet kering PR pada tahun 2017 terbesar berasal dari provinsi Sumatera
Selatan yang diperkirakan mencapai 933,940 ribu ton atau sekitar

31,14 persen dari total produksi karet kering PR nasional. Grafik perkembangan produksi
karet kering PR tahun 2015 sampai 2017* dapat dilihat pada Gambar B.

C. Perkembangan Ekspor Impor Karet Alam dan Karet Sintetis


Ekspor dan impor karet alam dan karet sintetis secara umum dirinci berdasarkan
kelompok kode Harmony System (HS) sebagai berikut :
Secara lebih rinci untuk karet alam terdapat 21 jenis kode HS yaitu Natural rubber
latex, Centrifuge concentrat,containing ammonia >= 0.5% (Kode HS 40011011), Natural
rubber latex,containing ammonia >= 0.5% (Kode HS 40011019), Centrifuged
concentrate rubber latex, not exceeding 0.5 % by volume of ammonia content (Kode HS
40011021), Natural rubber latex,containing ammonia < 0.5% (Kode HS 40011029),
Natural rubber in smoked sheets, RSS Grade 1 (Kode HS 40012110), RSS Grade 3 (Kode
HS 40012130), Natural rubber in smoked sheets, RSS Grade 5 (Kode HS 40012150),
Natural rubber in other forms (Kode HS 40012190), TSNR 10 (Kode HS 40012210),
TSNR 20 (Kode HS 40012220), TSNR L (Kode HS 40012230), TSNR CV (Kode HS
40012240), TSNR GP (Kode HS 40012250), Other TSNR (Kode HS 4001 2290), Latex
Crepes (Kode HS 40012920), Sole crepe (Kode HS 40012930), Other crepes (Kode HS
40012950), Superior processing rubber (Kode HS 40012960), Skim TSNR (Kode HS
40012970), Scrap (tree,earth or smoked) and cup lump (Kode HS 40012980), dan Other
Natural Rubber In Other Formbps(Kode HS 40012999).
Untuk karet sintetis terdapat 15 jenis kode HS yaitu, Styrene-butadiene rubber in
latex form (Kode HS 40021100), Polybutadiene-Styrene Rubber (Kode HS 40021910),
Other SBR and XSBR2 (Kode HS 40021990), Butadiene Rubber (BR) (Kode HS
40022000), Isobutene-Isoprene (Butyl) Rubber (IIR) (Kode HS 40023100), Halo-
isobutane-isoprene rubber / Other IIR (Kode HS 40023900), Chloroprene Rubber (CR) in
latex form (Kode HS 40024100), Chloroprene Rubber (CR) in primary and other form
(Kode HS 40024900), Latex of NBR (Kode HS 40025100), Other Form Of NBR (Kode HS
40025900), Isoprene Rubber (Kode HS 40026000), Ethylene-Propylene-Non-Conjugated
Diene Rubber (Kode HS 40027000), Mixtures of Natural Rubber (Kode HS 40028000),
Latex of Synthetic Rubber (Kode HS 40029100), Other Form of Synthetic Rubber (Kode
HS 40029900).

1) Perkembangan Ekspor Karet Alam dan Karet Sintetis

a. Perkembangan Ekspor Karet Alam


Pada tahun 2017, berat ekspor karet alam terbesar adalah TSNR 20 (HS 40012220)
sebesar 93,10 persen dari total ekspor, TSNR 10 (HS 40012210) sebesar 3,63 persen,
dan RSS Grade 1 (HS 40012110) sebesar 2,02 persen (lihat Gambar C).

Gambar C. Volume Ekspor Karet Alam menurut Deskripsi HS, 2017

Total ekspor karet alam sembilan tahun terakhir cenderung berfluktuasi, berkisar
antara -13,25 persen sampai dengan 18,05 persen. Pada tahun 2009 total berat ekspor
mencapai 1,9 juta ton dengan total nilai sebesar US$ 3,2 milyar, meningkat menjadi
2,9 juta ton pada tahun 2017 dengan total nilai sebesar US$ 5,1 milyar (lihat Gambar
D)
Gambar D. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Karet Alam,
2009-2017
Produksi karet alam Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan
sisanya dipasarkan di dalam negeri. Ekspor karet alam Indonesia menjangkau lima
benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa dengan pangsa utama di
Asia. Pada tahun 2017, lima besar negara pengimpor karet alam Indonesia adalah
United States, Japan, China, India, dan Korea. Berat ekspor ke Unites States mencapai
589,375 ribu ton atau 19,69 persen dari total berat ekspor karet alam Indonesia
dengan nilai US$ 1004,44 juta. Peringkat kedua adalah Japan, dengan berat ekspor
sebesar 463,69 ribu ton atau 15,49 persen dari total berat rkaet alam Indonesia dengan
nilai US$ 789,28 juta. Peringkat ketiga adalah China, dengan berat ekspor sebesar
445,54 ribu ton atau 14,89 persen dari total berat ekspor karet alam Indonesia dengan
nilai US$ 764,11 juta. Peringkat keempat adalah India dengan berat ekspor 258,98
ribu ton atau sekitar 8,65 persen dari total berat ekspor karet alam Indonesia dengan
nilai US$ 441,73 juta. Peringkat kelima adalah Korea dengan berat ekspor 192,83 ribu
ton atau 6,44 persen dari total berat ekspor karet alam dengan nilai US$ 327,94 juta
(lihat Gambar E).

Gambar E. Volume Ekspor Karet Alam menurut Negara Tujuan, 2017


b. Perkembangan Ekspor Karet Sintetis
Pada tahun 2017, urutan berat ekspor karet s ntetis adalah Mixtures of Natural
Rubber (HS 4002 8000) sebesar 87,09 persen dari total ekspor, Styrene-butadiene
rubber in latex form (HS 4002 1100) sebesar 11,20 persen, Other SBR and XSBR2
(HS 4002 199000) sebesar 1,52 persen, dan bentuk lain sebesar 0,18 persen (lihat
Gambar F).

Gambar F. Volume Ekspor Karet Sintetis menurut Deskripsi HS, 2017


Total ekspor karet sintetis tujuh tahun terakhir cenderung mengalami
peningkatan, berkisar antara -0,05 persen sampai dengan 2,32 persen. Pada tahun
2011 total berat ekspor mencapai 35,44 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 63,014
juta, meningkat menjadi 301,14 ribu ton pada tahun 2017 dengan total nilai sebesar
US$ 484,89 juta (lihat Gambar G).

Gambar G. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Karet Sintetis,


2011-2017
Produksi karet sintetis Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan
sisanya dipasarkan di dalam negeri. Ekspor karet sintetis Indonesia menjangkau lima
benua yaitu Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa dengan pangsa utama di Asia.
Pada tahun 2017, lima besar negara pengimpor karet sintetis Indonesia adalah China,
Singapura, Australia, New Zealand, dan India. Berat ekspor ke China mencapai 254,11
ribu ton atau 84,38 persen dari total berat ekspor karet sintetis Indonesia dengan nilai
US$ 421,36 juta. Peringkat kedua adalah Singapura, dengan berat ekspor sebesar 19,28
ribu ton atau 6,4 persen dari otal berat karet sintetis Indonesia dengan nilai US$ 33,35
juta. Peringkat ketiga adalah Australia, dengan berat ekspor sebesar 12,13 ribu ton atau
4,03 persen dari total berat ekspor karet sintetis Indonesia dengan nilai US$ 11,65 juta.
Peringkat keempat adalah New Zealand dengan berat ekspor 6,33 ribu ton atau sekitar
2,1 persen dari total berat ekspor karet sintetis Indonesia dengan nilai US$ 6,27 juta.
Peringkat kelima adalah India dengan berat ekspor 2,14 ribu ton atau 0,71 persen dari
total berat ekspor karet sintetis dengan nilai US$ 1,77 juta (lihat Gambar H).

Gambar H. Volume Ekspor Karet Sintetis menurut Negara Tujuan, 2017


Perkembangan Impor Karet Alam dan Karet Sintetis
Perkembangan Impor Karet Alam

Dari berbagai jenis produk karet alam berdasarkan kode HS, impor karet alam
yang paling besar adalah Natural Rubber Latex, Centrifuge Concentrate,
Containing ammonia >= 0.5% (HS 40011011) sebesar 76,40 persen dari total
impor karet alam, Other TSNR (HS 40012290) sebesar 9,8 persen, diikuti berbagai
jenis produk karet alam lainnya.
Total berat impor karet alam selama sembilan tahun terakhir sangat
berfluktuasi. Total berat impor karet alam pada tahun 2009 tercatat sebesar 12,76
ribu ton dengan nilai US$ 18,97 juta. Pada tahun 2010 berat impor karet alam naik
sekitar 34,40 persen, namun pada tahun 2011 menurun sebesar 3,03 persen. Pada
ahun 2012 berat impor karet alam meningkat kembali sebesar 63,08 persen
dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2017 impor karet alam tercatat sebesar 29,77
ribu ton dengan nilai US$ 41,53 juta atau terjadi peningkatan 2,27 persen dari
tahun 2016 (lihat Gambar I).

Gambar I. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Karet Alam,


2009-2017 Perkembangan Impor Karet Sintetis

Dari berbagai jenis produk karet sintetis berdasarkan kode HS, impor karet
sintetis yang paling besar adalah Butadiene Rubber (BR) (HS 40022000) sebesar
27,21 persen dari total impor karet sintetis, Other SBR and XSBR2 (HS 40021990)
sebesar 22,43 persen, diikuti berbagai jenis produk karet sintetis lainnya.
Total berat impor karet sintetis selama tujuh tahun terakhir cukup berfluktuasi.
Total berat impor karet sintetis pada tahun 2011 tercatat sebesar 270,57 ribu ton
dengan nilai US$ 946,73 juta. Pada tahun 2012 berat impor karet sintetis naik
sekitar 9,33 persen, namun pada tahun 2013 menurun sebesar 0,93 persen. Pada
tahun 2014 berat impor karet sintetis meningkat kembali sebesar 0,39 persen
dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2017 impor karet sintetis tercatat sebesar
357,46 ribu ton dengan nilai US$ 759,85 juta atau terjadi peningkatan 6,45 persen
dari tahun 2016 (lihat Gambar J).
Gambar J. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Karet Sintetis, 2011-2017

116,1 ribu
Aceh

450,3 ribu 72,3 ribu


Sumatera Utara Kalimantan
Timur
366,9 ribu
350,3 ribu Kalimantan
Riau Barat

838,5 ribu
Sumatera
Selatan

18,6 ribu
Jawa Barat Kalimantan
Jambi Tengah Kalimantan
375,8 ribu 281,2 ribu Selatan
183,9 ribu
Luas Areal (Ha)
Peta Luas Areal Perkebunan

Karet Indonesia Tahun 2017*

100,4 ribu
Aceh 464,2 ribu
Sumatera Utara 84,4 ribu
Kalimantan
268,2 ribu Timur
362,8 ribu Kalimantan Barat
Riau

998,1 ribu
Sumatera
Selatan

54,3 ribu
Kalimantan Kalimantan
Jambi Jawa Barat
Tengah
Selatan
320,6 ribu
163,5 ribu 182,7 ribu

Produksi (Ton)

Peta Produksi Perkebunan

Karet Indonesia Tahun 2017*


Luas area dan produksi karet kering perkebunan
Tabel 1 Indonesia menurut status perusahhan (Ha), 2002-2017*
Area and Production of Dried Natural Rubber by Category
of Producers, 2002 – 2017*

Status Pengusahaan
Category of Estates

Perkebunan Besar Total


Perkebunan Besar
Tahun Negara Perkebunan Rakyat Total
Swasta
Government
Years Private Estates Smallholders
Estates

Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi Luas Areal Produksi
Area Production Area Production Area Production Area Production
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8 (9)
2002 244 339 187 386 274 529 199 687 2 825 476 1 226 647 3 344 344 1 613 720
2003 241 624 191 699 275 998 204 405 2 772 490 1 396 244 3 290 112 1 792 348
2004 239 118 196 088 275 250 207 712 2 747 899 1 662 016 3 262 267 2 065 816
2005 237 612 209 837 274 758 222 384 2 767 021 1 838 670 3 279 391 2 270 891
2006 238 003 265 813 275 442 288 821 2 832 982 2 082 597 3 346 427 2 637 231
2007 238 246 277 200 275 792 301 286 2 899 679 2 176 686 3 413 717 2 755 172
2008 245 517 260 894 278 243 333 746 2 900 325 2 148 718 3 424 085 2 743 358
2009 239 317 245 502 243 349 276 810 2 952 604 1 918 035 3 435 270 2 440 347
2010 259 500 263 583 237 170 277 908 2 948 745 2 193 363 3 445 415 2 734 854
2011 240 324 252 623 282 793 320 172 2 933 011 2 417 389 3 456 128 2 990 184
2012 243 753 255 581 285 084 325 655 2 977 364 2 431 018 3 506 201 3 012 254
2013 247 068 255 616 282 858 325 875 3 026 020 2 655 942 3 555 946 3 237 433
2014 229 940 227 783 308 917 341 964 3 067 388 2 583 439 3 606 245 3 153 186
2015 230 168 225 999 315 308 350 766 3 075 627 2 568 633 3 621 103 3 145 398
2016 230 651 238 022 316 033 365 182 3 092 365 2 754 747 3 639 049 3 357 951
2017* 233 086 249 286 322 733 380 910 3 103 310* 2 999 310* 3 659 129* 3 629 506*

Catatan/Notes: - PBN dan PBS Angka Tetap


- PR Angka Sementara/Preliminary Figures
Perk.Besar Negara Perk. Besar Swasta Perkebunan Rakyat Jumlah
Government
Private Estates Smallholders Total
Provinsi Estates
No
Province Luas Areal Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
Area Production Area Production Area Production Area Production
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Aceh 17 975 6 298 17 590 13 671 79 412 66 225 114 977 86 194
2 Sumatera Utara 64 230 82 600 105 693 124 902 274 206 225 267 444 129 432 769
3 Sumatera Barat - - - - 129 955 135 884 129 955 135 884
4 Riau 12 303 17 177 26 208 35 294 309 151 286 075 347 662 338 546
5 Jambi - - 3 073 3 951 374 900 283 086 377 973 287 037
Sumatera
6 Selatan 11 383 11 974 36 305 49 317 787 891 901 074 835 579 962 365
7 Bengkulu 7 379 6 902 14 680 15 264 75 209 85 348 97 268 107 514
8 Lampung 13 955 9 717 5 864 6 026 133 175 126 424 152 994 142 167
9 Bangka Belitung - - - - 47 026 52 670 47 026 52 670
10 Kepulauan Riau - - 3 963 3 330 20 430 20 027 24 393 23 357
11 DKI Jakarta - - - - - - - -
12 Jawa Barat 27 232 21 068 27 151 26 649 7 785 4 333 62 168 52 050
13 Jawa Tengah 25 204 27 773 7 099 6 755 3 807 1 910 36 110 36 438
14 D.I. Yogyakarta - - - - 26 8 26 8
15 Jawa Timur 17 550 17 624 8 109 9 586 - - 25 659 27 210
16 Banten 1 175 1 805 4 549 3 719 9 975 7 623 15 699 13 147
17 Bali - - 504 344 - - 504 344
Nusa Tenggara
18 Barat - - - - - - - -
Nusa Tenggara
19 Timur - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 2 620 1 975 13 620 22 425 349 658 228 367 365 898 252 767
Kalimantan
21 Tengah 3 787 3 601 5 508 2 739 270 724 134 127 280 019 140 467
Kalimantan
22 Selatan 20 160 22 778 10 910 11 940 159 101 142 894 190 171 177 612
Kalimantan
23 Timur 2 435 4 165 18 973 27 749 48 561 46 685 69 969 78 599
24 Kalimantan Utara - - - - 1 297 174 1 297 174
25 Sulawesi Utara - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1 767 1 406 3 624 2 028 5 391 3 434
27 Sulawesi Selatan - - 5 574 1 521 2 392 1 469 7 966 2 990
Sulawesi
28 Tenggara - - - - 277 23 277 23
29 Gorontalo - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - - -
31 Maluku 1 496 1 159 660 0 - - 2 156 1 159
32 Maluku Utara - - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - - -
34 Papua - - - - 3 783 3 026 3 783 3 026
INDONESIA 230 651 238 022 316 033 365 182 3 092 365 2 754 747 3 639 049 3 357 951

Luas area dan produksi karet kering perkebunan Indonesia menurut


Provinsi dan status perusahaan , 2016
Tabel 2.1
Area and Production of Dried Natural Rubber by Province and
category of Producers, 2016
Luas area dan produksi karet kering perkebunan Indonesia

Tabel 2.2 menurut Provinsi dan status perusahaan , 2017


Area and Production of Dried Natural Rubber by Province and

category of Producers, 2017

Perk.Besar Negara Perk. Besar Swasta Perkebunan Rakyat* Jumlah*


Government
Private Estates Smallholders* Total*
Provinsi Estates
No
Province Luas Areal Produksi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
Area Production Area Production Area Production Area Production
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Aceh 18 159 7 270 17 900 14 356 80 031 78 739 116 090 100 365
2 Sumatera Utara 68 488 87 451 106 736 127 255 275 083 249 449 450 307 464 155
3 Sumatera Barat - - - - 130 686 159 707 130 686 159 707
4 Riau 12 608 17 861 27 585 37 061 310 121 307 901 350 314 362 823
5 Jambi - - 0 0 375 804 320 600 375 804 320 600
6 Sumatera Selatan 12 609 12 896 37 090 51 230 788 830 933 940 838 529 998 066
7 Bengkulu 7 509 7 944 15 491 16 701 75 960 101 620 98 960 126 265
8 Lampung 16 916 14 897 6 806 7 888 134 160 139 109 157 882 161 894
9 Bangka Belitung - - - - 47 680 59 783 47 680 59 783
10 Kepulauan Riau - - 4 521 3 853 20 981 21 545 25 502 25 398
11 DKI Jakarta - - - - - - - -
12 Jawa Barat 27 420 22 373 27 524 26 968 7 818 4 920 62 762 54 261
13 Jawa Tengah 26 411 29 876 6 968 7 373 3 821 2 197 37 200 39 446
14 D.I. Yogyakarta - - - - 26 10 26 10
15 Jawa Timur 17 752 19 356 7 395 7 694 - - 25 147 27 050
16 Banten 0 0 5 927 5 033 10 006 7 980 15 933 13 013
17 Bali - - 520 381 - - 520 381
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 2 725 2 246 13 643 22 900 350 525 243 064 366 893 268 210
21 Kalimantan Tengah 3 889 3 893 5 759 3 317 271 587 156 324 281 235 163 534
22 Kalimantan Selatan 12 909 16 202 11 290 12 679 159 706 153 851 183 905 182 732
23 Kalimantan Timur 2 449 4 307 20 922 28 997 48 963 51 130 72 334 84 434
24 Kalimantan Utara - - - - 1 412 231 1 412 231
25 Sulawesi Utara - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1 726 1 500 - - 3 656 2 225 5 382 3 725
27 Sulawesi Selatan - - 5 413 7 224 2 414 1 584 7 827 8 808
28 Sulawesi Tenggara - - - - 299 28 299 28
29 Gorontalo - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - - -
31 Maluku 1 516 1 214 1 243 0 - - 2 759 1 214
32 Maluku Utara - - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - - -
34 Papua - - - - 3 741 3 373 3 741 3 373
INDONESIA 233 086 249 286 322 733 380 910 3 103 310 2 999 310 3 659 129 3 629 506
Catatan/Notes: - PBN dan PBS Angka Tetap
- PR Angka SementaPreliminarya/ Figures
Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
Produktivitas Perkebunan Indonesia menurut Provinsi, 2016
Tabel 3.1 Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity by Province, 2016

Luas / Area
(Ha) Produksi
Produktivitas
Provinsi
No TBM TM TTM Jumlah Production Yield
Province
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 18 802 82 351 13 824 114 977 86 194 1 047
2 Sumatera Utara 36 664 404 625 2 840 444 129 432 769 1 070
3 Sumatera Barat 10 707 118 837 411 129 955 135 884 1 143
4 Riau 29 555 307 725 10 382 347 662 338 546 1 100
5 Jambi 55 712 307 659 14 602 377 973 287 037 933
6 Sumatera Selatan 108 923 709 724 16 932 835 579 962 365 1 356
7 Bengkulu 17 081 79 415 772 97 268 107 514 1 354
8 Lampung 28 098 123 836 1 060 152 994 142 167 1 148
9 Bangka Belitung 9 815 37 165 46 47 026 52 670 1 417
10 Kepulauan Riau 5 156 18 115 1 122 24 393 23 357 1 289
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 14 586 37 820 9 762 62 168 52 050 1 376
13 Jawa Tengah 10 811 24 133 1 166 36 110 36 438 1 510
14 D.I. Yogyakarta 16 9 1 26 8 889
15 Jawa Timur 8 262 16 806 591 25 659 27 210 1 619
16 Banten 2 479 12 114 1 106 15 699 13 147 1 085
17 Bali 143 361 0 504 344 953
Nusa Tenggara
18 Barat - - - - - -
Nusa Tenggara
19 Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 54 170 301 683 10 045 365 898 252 767 838
21 Kalimantan Tengah 47 067 228 523 4 429 280 019 140 467 615
22 Kalimantan Selatan 25 291 161 779 3 101 190 171 177 612 1 098
23 Kalimantan Timur 15 168 54 320 481 69 969 78 599 1 447
24 Kalimantan Utara 855 441 1 1 297 174 395
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1 430 3 834 127 5 391 3 434 896
27 Sulawesi Selatan 2 212 5 713 41 7 966 2 990 523
28 Sulawesi Tenggara 212 65 0 277 23 354
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 670 1 486 0 2 156 1 159 780
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 443 3 185 155 3 783 3 026 950
INDONESIA 504 328 3 041 724 92 997 3 639 049 3 357 951 1 104
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
3.2 Produktivitas Perkebunan Indonesia menurut Provinsi, 2017*
Table Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity by Province 2017*

Luas / Area (Ha)


Produksi Produktivitas
Provinsi
No TBM TM TTM Jumlah Production Yield
Province
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 21 391 83 245 11 454 116 090 100 365 1 206
2 Sumatera Utara 37 368 408 923 4 016 450 307 464 155 1 135
3 Sumatera Barat 10 782 119 044 860 130 686 159 707 1 342
4 Riau 26 146 309 376 14 792 350 314 362 823 1 173
5 Jambi 56 408 304 958 14 438 375 804 320 600 1 051
6 Sumatera Selatan 110 422 711 006 17 101 838 529 998 066 1 404
7 Bengkulu 16 943 80 609 1 408 98 960 126 265 1 566
8 Lampung 29 246 127 688 948 157 882 161 894 1 268
9 Bangka Belitung 3 566 37 280 6 834 47 680 59 783 1 604
10 Kepulauan Riau 3 474 18 638 3 390 25 502 25 398 1 363
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 15 569 38 570 8 623 62 762 54 261 1 407
13 Jawa Tengah 9 653 26 775 772 37 200 39 446 1 473
14 D.I. Yogyakarta 9 10 7 26 10 1 000
15 Jawa Timur 6 006 17 933 1 208 25 147 27 050 1 508
16 Banten 1 825 12 309 1 799 15 933 13 013 1 057
17 Bali 161 359 0 520 381 1 061
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 55 777 301 894 9 222 366 893 268 210 888
21 Kalimantan Tengah 47 310 228 951 4 974 281 235 163 534 714
22 Kalimantan Selatan 24 682 156 535 2 688 183 905 182 732 1 167
23 Kalimantan Timur 16 657 54 864 813 72 334 84 434 1 539
24 Kalimantan Utara 801 529 82 1 412 231 437
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1 057 3 975 350 5 382 3 725 937
27 Sulawesi Selatan 1 905 5 752 170 7 827 8 808 1 531
28 Sulawesi Tenggara 132 66 101 299 28 424
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 1 273 1 486 0 2 759 1 214 817
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 411 3 190 140 3 741 3 373 1 057
INDONESIA 498 974 3 053 965 106 190 3 659 129 3 629 506 1 188
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
4.1 Produktivitas Perkebunan Besar Negara menurut Provinsi, 2016
Table Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity of Government Estates by Province, 2016

Luas / Area (Ha) Rata-rata


Produksi
Provinsi Production
No TBM TM TTM Jumlah Production
Province Yield
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aceh 2 712 5 800 9 463 17 975 6 298 1 086
2 Sumatera Utara 9 535 54 293 402 64 230 82 600 1 521
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 2 851 9 220 232 12 303 17 177 1 863
5 Jambi - - - - - -
6 Sumatera Selatan 4 253 7 130 - 11 383 11 974 1 679
7 Bengkulu 2 840 4 525 14 7 379 6 902 1 525
8 Lampung 7 204 6 251 500 13 955 9 717 1 554
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 6 282 17 012 3 938 27 232 21 068 1 238
13 Jawa Tengah 6 988 17 981 235 25 204 27 773 1 545
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 6 484 11 006 60 17 550 17 624 1 601
16 Banten - 1 175 - 1 175 1 805 1 536
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 872 1 301 447 2 620 1 975 1 518
21 Kalimantan Tengah 1 344 2 260 183 3 787 3 601 1 593
22 Kalimantan Selatan 2 884 16 228 1 048 20 160 22 778 1 404
23 Kalimantan Timur 25 2 409 1 2 435 4 165 1 729
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 550 1 217 - 1 767 1 406 1 155
27 Sulawesi Selatan - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 10 1 486 - 1 496 1 159 780
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 54 834 159 294 16 523 230 651 238 022 1 494
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
4.2 Produktivitas Perkebunan Besar Negara menurut Provinsi, 2017
Table Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity of Government Estates by Province, 2017

Luas / Area (Ha) Rata-rata


Produksi
Provinsi Production
No TBM TM TTM Jumlah Production
Province Yield
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aceh 5 157 6 184 6 818 18 159 7 270 1 176
2 Sumatera Utara 10 881 56 613 994 68 488 87 451 1 545
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 2 908 9 550 150 12 608 17 861 1 870
5 Jambi - - - - - -
6 Sumatera Selatan 5 179 7 430 0 12 609 12 896 1 736
7 Bengkulu 2 570 4 939 0 7 509 7 944 1 608
8 Lampung 7 848 9 068 0 16 916 14 897 1 643
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 6 966 17 340 3 114 27 420 22 373 1 290
13 Jawa Tengah 6 606 19 153 652 26 411 29 876 1 560
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 4 184 13 394 174 17 752 19 356 1 445
16 Banten - - - - - -
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 712 1 314 699 2 725 2 246 1 709
21 Kalimantan Tengah 1 383 2 312 194 3 889 3 893 1 684
22 Kalimantan Selatan 2 409 10 500 0 12 909 16 202 1 543
23 Kalimantan Timur 39 2 409 1 2 449 4 307 1 788
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 370 1 356 0 1 726 1 500 1 106
27 Sulawesi Selatan - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 30 1 486 0 1 516 1 214 817
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 57 242 163 048 12 796 233 086 249 286 1 529
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
5.1 Produktivitas Perkebunan Besar Swasta menurut Provinsi, 2016
Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity of Private Estates by Province, 2016

Luas / Area (Ha) Rata-rata


Produksi
Provinsi Production
No TBM TM TTM Jumlah Production
Province Yield
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aceh 5 111 10 489 1 990 17 590 13 671 1 303
2 Sumatera Utara 24 468 79 454 1 771 105 693 124 902 1 572
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 1 553 24 640 15 26 208 35 294 1 432
5 Jambi - 3 005 68 3 073 3 951 1 315
6 Sumatera Selatan 7 020 27 788 1 497 36 305 49 317 1 775
7 Bengkulu 2 860 11 820 - 14 680 15 264 1 291
8 Lampung 449 5 281 134 5 864 6 026 1 141
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau 1 149 2 718 96 3 963 3 330 1 225
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 5 905 15 634 5 612 27 151 26 649 1 705
13 Jawa Tengah 1 626 4 566 907 7 099 6 755 1 479
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 1 778 5 800 531 8 109 9 586 1 653
16 Banten 1 225 3 066 258 4 549 3 719 1 213
17 Bali 143 361 504 344 953
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 10 13 610 - 13 620 22 425 1 648
21 Kalimantan Tengah 2 305 2 199 1 004 5 508 2 739 1 246
22 Kalimantan Selatan 2 836 7 580 494 10 910 11 940 1 575
23 Kalimantan Timur 1 187 17 786 18 973 27 749 1 560
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 1 137 4 405 32 5 574 1 521 345
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 660 660 0
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 61 422 240 202 14 409 316 033 365 182 1 520
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
5.2 Produktivitas Perkebunan Besar Swasta menurut Provinsi, 2017
Table Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity of Private Estates by Province, 2017

Luas / Area (Ha) Rata-rata


Produksi
Provinsi Production
No TBM TM TTM Jumlah Production
Province Yield
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aceh 5 510 10 820 1 570 17 900 14 356 1 327
2 Sumatera Utara 24 286 81 196 1 254 106 736 127 255 1 567
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 1 840 25 730 15 27 585 37 061 1 440
5 Jambi - - - - - -
6 Sumatera Selatan 7 350 28 524 1 216 37 090 51 230 1 796
7 Bengkulu 3 055 12 436 0 15 491 16 701 1 343
8 Lampung 670 6 035 101 6 806 7 888 1 307
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau 1 229 3 196 96 4 521 3 853 1 206
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 6 281 16 050 5 193 27 524 26 968 1 680
13 Jawa Tengah 880 6 033 55 6 968 7 373 1 222
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 1 822 4 539 1 034 7 395 7 694 1 695
16 Banten 554 4 428 945 5 927 5 033 1 137
17 Bali 161 359 0 520 381 1 061
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 33 13 610 0 13 643 22 900 1 683
21 Kalimantan Tengah 2 201 2 414 1 144 5 759 3 317 1 374
22 Kalimantan Selatan 3 140 7 910 240 11 290 12 679 1 603
23 Kalimantan Timur 2 713 18 209 0 20 922 28 997 1 592
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 920 4 441 52 5 413 7 224 1 627
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 1 243 0 0 1 243 - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 63 888 245 930 12 915 322 733 380 910 1 549
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
6.1 Produktivitas Perkebunan Rakyat menurut Provinsi, 2016
Table Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity of Smallholders by Province, 2016

Luas / Area (Ha) Rata-rata


Produksi
Provinsi Production
No TBM TM TTM Jumlah Production
Province Yield
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aceh 10 979 66 062 2 371 79 412 66 225 1 002
2 Sumatera Utara 2 661 270 878 667 274 206 225 267 832
3 Sumatera Barat 10 707 118 837 411 129 955 135 884 1 143
4 Riau 25 151 273 865 10 135 309 151 286 075 1 045
5 Jambi 55 712 304 654 14 534 374 900 283 086 929
6 Sumatera Selatan 97 650 674 806 15 435 787 891 901 074 1 335
7 Bengkulu 11 381 63 070 758 75 209 85 348 1 353
8 Lampung 20 445 112 304 426 133 175 126 424 1 126
9 Bangka Belitung 9 815 37 165 46 47 026 52 670 1 417
10 Kepulauan Riau 4 007 15 397 1 026 20 430 20 027 1 301
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 2 399 5 174 212 7 785 4 333 837
13 Jawa Tengah 2 197 1 586 24 3 807 1 910 1 204
14 D.I. Yogyakarta 16 9 1 26 8 889
15 Jawa Timur - - - - - -
16 Banten 1 254 7 873 848 9 975 7 623 968
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 53 288 286 772 9 598 349 658 228 367 796
21 Kalimantan Tengah 43 418 224 064 3 242 270 724 134 127 599
22 Kalimantan Selatan 19 571 137 971 1 559 159 101 142 894 1 036
23 Kalimantan Timur 13 956 34 125 480 48 561 46 685 1 368
24 Kalimantan Utara 855 441 1 1 297 174 395
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 880 2 617 127 3 624 2 028 775
27 Sulawesi Selatan 1 075 1 308 9 2 392 1 469 1 123
28 Sulawesi Tenggara 212 65 - 277 23 354
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 443 3 185 155 3 783 3 026 950
INDONESIA 388 072 2 642 228 62 065 3 092 365 2 754 747 1 043
Tabel Luas Areal menurut Status Tanaman, Produksi Karet Kering, dan
6.2 Produktivitas Perkebunan Rakyat menurut Provinsi, 2017*
Table Area by Condition of Crops, Production of Dried Natural Rubber,
and Productivity of Smallholders by Province, 2017*

Luas / Area (Ha) Rata-rata


Produksi
Provinsi Production
No TBM TM TTM Jumlah Production
Province Yield
Immature Mature Damaged Total (Ton) (Kg/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aceh 10 724 66 241 3 066 80 031 78 739 1 189
2 Sumatera Utara 2 201 271 114 1 768 275 083 249 449 920
3 Sumatera Barat 10 782 119 044 860 130 686 159 707 1 342
4 Riau 21 398 274 096 14 627 310 121 307 901 1 123
5 Jambi 56 408 304 958 14 438 375 804 320 600 1 051
6 Sumatera Selatan 97 893 675 052 15 885 788 830 933 940 1 384
7 Bengkulu 11 318 63 234 1 408 75 960 101 620 1 607
8 Lampung 20 728 112 585 847 134 160 139 109 1 236
9 Bangka Belitung 3 566 37 280 6 834 47 680 59 783 1 604
10 Kepulauan Riau 2 245 15 442 3 294 20 981 21 545 1 395
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 2 322 5 180 316 7 818 4 920 950
13 Jawa Tengah 2 167 1 589 65 3 821 2 197 1 383
14 D.I. Yogyakarta 9 10 7 26 10 1 000
15 Jawa Timur - - - - - -
16 Banten 1 271 7 881 854 10 006 7 980 1 013
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 55 032 286 970 8 523 350 525 243 064 847
21 Kalimantan Tengah 43 726 224 225 3 636 271 587 156 324 697
22 Kalimantan Selatan 19 133 138 125 2 448 159 706 153 851 1 114
23 Kalimantan Timur 13 905 34 246 812 48 963 51 130 1 493
24 Kalimantan Utara 801 529 82 1 412 231 437
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 687 2 619 350 3 656 2 225 850
27 Sulawesi Selatan 985 1 311 118 2 414 1 584 1 208
28 Sulawesi Tenggara 132 66 101 299 28 424
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 411 3 190 140 3 741 3 373 1 057
INDONESIA 377 844 2 644 987 80 479 3 103 310 2 999 310 1 134
Tabel
7.1 Produksi Karet Kering Perkebunan Indonesia per Bulan menurut
Provinsi (Ton), 2016
Monthly Production of Dried Natural Rubber by Province (Tons),
2016

Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni


No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 8 629 6 915 5 386 4 413 5 089 6 548
2 Sumatera Utara 28 849 28 246 21 744 18 254 27 848 29 585
3 Sumatera Barat 10 884 9 745 9 750 10 358 12 832 15 319
4 Riau 30 213 29 046 23 564 29 169 30 105 25 941
5 Jambi 23 067 20 648 20 672 21 870 26 997 32 201
6 Sumatera Selatan 85 930 77 446 85 959 80 926 85 783 80 093
7 Bengkulu 8 151 8 165 10 029 8 952 9 651 9 331
8 Lampung 11 604 11 719 11 866 11 666 11 728 11 851
9 Bangka Belitung 4 220 3 778 3 780 4 013 4 973 5 939
10 Kepulauan Riau 1 919 1 720 1 681 1 759 2 183 2 533
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 4 499 4 596 4 881 4 486 5 253 4 834
13 Jawa Tengah 2 626 2 761 3 210 3 224 3 945 3 798
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 2 164 2 341 2 607 2 314 2 193 2 737
16 Banten 856 1 054 1 195 1 095 1 262 1 195
17 Bali 41 23 39 36 25 32
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 20 698 19 532 22 841 20 994 21 029 21 091
21 Kalimantan Tengah 11 358 10 228 10 189 10 727 13 243 15 673
22 Kalimantan Selatan 13 068 14 600 13 931 16 622 16 576 15 250
23 Kalimantan Timur 6 787 6 088 5 679 5 791 7 211 7 892
24 Kalimantan Utara 18 17 17 17 18 18
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 286 286 241 296 241 316
27 Sulawesi Selatan 174 318 245 245 245 251
28 Sulawesi Tenggara 2 2 2 2 2 2
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 94 101 102 101 108 88
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 235 235 235 235 235 346
INDONESIA 276 372 259 610 259 845 257 565 288 775 292 864

Lanjutan Tabel 7.1


Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
No
Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 8 343 7 374 7 776 9 919 8 336 7 466 86 194
2 Sumatera Utara 25 566 22 526 59 277 58 983 52 376 59 515 432 769
3 Sumatera Barat 13 334 9 114 8 673 12 111 11 565 12 199 135 884
4 Riau 29 189 28 264 28 264 28 265 28 263 28 263 338 546
5 Jambi 28 108 19 319 18 402 25 563 24 426 25 764 287 037
6 Sumatera Selatan 80 231 74 913 57 258 82 769 86 184 84 873 962 365
7 Bengkulu 9 699 7 680 8 708 8 709 8 996 9 443 107 514
8 Lampung 11 552 11 582 12 783 11 837 12 127 11 852 142 167
9 Bangka Belitung 5 164 3 533 3 362 4 692 4 481 4 735 52 670
10 Kepulauan Riau 2 261 1 619 1 532 2 034 1 965 2 151 23 357
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 4 019 3 413 3 915 3 727 4 160 4 267 52 050
13 Jawa Tengah 3 529 2 717 2 268 2 924 2 505 2 931 36 438
14 D.I. Yogyakarta - - - - - 8 8
15 Jawa Timur 2 625 2 085 2 271 1 976 1 868 2 029 27 210
16 Banten 1 352 898 916 1 106 1 064 1 154 13 147
17 Bali 32 25 19 23 19 30 344
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Barat 21 099 21 092 21 081 21 076 21 085 21 149 252 767
21 Kalimantan Tengah 13 696 9 519 8 983 12 406 11 861 12 584 140 467
22 Kalimantan Selatan 14 226 12 990 16 273 14 108 13 691 16 277 177 612
23 Kalimantan Timur 7 420 5 757 5 416 6 535 6 450 7 573 78 599
24 Kalimantan Utara 18 5 5 18 18 5 174
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 226 240 292 429 250 331 3 434
27 Sulawesi Selatan 253 252 252 252 252 251 2 990
28 Sulawesi Tenggara 2 2 3 2 2 0 23
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku 83 107 101 101 100 73 1 159
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua 348 235 235 235 235 217 3 026
INDONESIA 282 375 245 261 268 065 309 800 302 279 315 140 3 357 951

Luas area dan produksi karet kering perkebunan Indonesia


menurut Provinsi dan status perusahaan , 2016
Tabel Area and Production of Dried Natural Rubber by Province
7.2 and category of Producers, 2016
Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni
No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 10 052 8 055 6 273 5 139 5 927 7 623
2 Sumatera Utara 31 409 30 702 23 722 19 984 30 113 31 995
3 Sumatera Barat 12 792 11 453 11 460 12 174 15 082 18 005
4 Riau 32 372 31 126 25 234 31 272 32 282 27 805
5 Jambi 25 685 22 988 22 999 24 444 30 277 36 140
6 Sumatera Selatan 89 112 80 314 89 142 83 922 88 961 83 060
7 Bengkulu 9 575 9 591 11 781 10 516 11 335 10 956
8 Lampung 13 212 13 343 13 511 13 283 13 354 13 497
9 Bangka Belitung 4 790 4 288 4 291 4 555 5 644 6 741
10 Kepulauan Riau 2 091 1 874 1 828 1 912 2 373 2 747
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 4 697 4 797 5 095 4 676 5 479 5 034
13 Jawa Tengah 2 843 2 989 3 475 3 491 4 269 4 109
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 2 176 2 347 2 625 2 294 2 131 2 715
16 Banten 787 1 037 1 202 1 104 1 263 1 206
17 Bali 45 25 43 39 27 36
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 21 967 20 728 24 236 22 277 22 317 22 379
21 Kalimantan Tengah 13 222 11 906 11 866 12 491 15 419 18 254
22 Kalimantan Selatan 13 454 15 022 14 329 17 092 17 051 15 690
23 Kalimantan Timur 7 276 6 526 6 099 6 227 7 751 8 508
24 Kalimantan Utara 25 24 23 23 23 23
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 310 310 261 321 261 343
27 Sulawesi Selatan 511 929 718 718 718 745
28 Sulawesi Tenggara 3 3 3 3 3 3
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 98 106 107 106 113 92
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 262 262 262 262 262 386
INDONESIA 298 766 280 745 280 585 278 325 312 435 318 092

Lanjutan Tabel 7.2

Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


No
Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 9 713 8 585 9 051 11 547 9 707 8 693 100 365
2 Sumatera Utara 27 902 24 591 62 702 62 484 55 647 62 904 464 155
3 Sumatera Barat 15 671 10 712 10 193 14 235 13 593 14 337 159 707
4 Riau 31 285 30 291 30 291 30 292 30 290 30 283 362 823
5 Jambi 31 453 21 499 20 461 28 573 27 284 28 797 320 600
6 Sumatera Selatan 83 200 77 686 59 394 85 851 89 387 88 037 998 066
7 Bengkulu 11 387 9 020 10 225 10 227 10 564 11 088 126 265
8 Lampung 13 157 13 190 14 556 13 480 13 809 13 502 161 894
9 Bangka Belitung 5 861 4 010 3 816 5 325 5 086 5 376 59 783
10 Kepulauan Riau 2 456 1 763 1 668 2 209 2 134 2 343 25 398
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 4 185 3 553 4 078 3 883 4 335 4 449 54 261
13 Jawa Tengah 3 819 2 941 2 459 3 166 2 712 3 173 39 446
14 D.I. Yogyakarta - - - - - 10 10
15 Jawa Timur 2 602 2 062 2 255 1 963 1 847 2 033 27 050
16 Banten 1 374 863 895 1 114 1 059 1 109 13 013
17 Bali 36 27 21 26 22 34 381
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 22 389 22 379 22 367 22 361 22 371 22 439 268 210
21 Kalimantan Tengah 15 945 11 080 10 452 14 444 13 807 14 648 163 534
22 Kalimantan Selatan 14 640 13 370 16 736 14 513 14 084 16 751 182 732
23 Kalimantan Timur 7 980 6 170 5 807 7 033 6 936 8 121 84 434
24 Kalimantan Utara 23 7 7 23 23 7 231
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 245 259 317 465 272 361 3 725
27 Sulawesi Selatan 748 745 746 745 744 741 8 808
28 Sulawesi Tenggara 1 1 3 3 2 0 28
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku 87 112 105 105 103 80 1 214
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua 388 262 262 262 261 242 3 373
INDONESIA 306 547 265 178 288 867 334 329 326 079 339 558 3 629 506

Tabel Produksi Karet Kering Perkebunan Besar Negara per Bulan


8.1 menurut Provinsi (Ton), 2016
Table Monthly Production of Dried Natural Rubber Government
Estates by Province (Tons), 2016
Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni
No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 525 525 525 525 525 525
2 Sumatera Utara 3 855 3 550 3 545 2 902 4 677 4 677
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 1 511 1 466 1 141 1 512 1 581 1 323
5 Jambi - - - - - -
6 Sumatera Selatan 1 165 1 028 1 009 994 1 058 999
7 Bengkulu 538 523 666 575 575 575
8 Lampung 790 801 813 796 801 810
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 1 986 1 989 2 124 1 765 2 166 1 790
13 Jawa Tengah 1 999 2 077 2 452 2 456 3 167 3 018
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 1 487 1 585 1 798 1 478 1 252 1 755
16 Banten 170 149 147 132 160 145
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 191 171 147 141 176 160
21 Kalimantan Tengah 342 312 273 267 319 294
22 Kalimantan Selatan 1 641 1 868 1 796 2 169 2 133 1 959
23 Kalimantan Timur 405 365 310 297 374 335
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 117 117 99 121 99 129
27 Sulawesi Selatan - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 94 101 102 101 108 88
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 16 816 16 627 16 947 16 231 19 171 18 582

Lanjutan Tabel 8.1

Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


No
Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 525 525 527 527 525 519 6 298
2 Sumatera Utara 2 788 3 138 14 232 13 125 11 221 14 890 82 600
3 Sumatera Barat - - - - - - -
4 Riau 1 486 1 431 1 431 1 431 1 431 1 433 17 177
5 Jambi - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 998 1 005 593 1 017 1 109 999 11 974
7 Bengkulu 575 575 575 574 574 577 6 902
8 Lampung 783 787 888 808 833 807 9 717
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 1 554 1 275 1 540 1 471 1 651 1 757 21 068
13 Jawa Tengah 2 758 2 025 1 593 2 219 1 812 2 197 27 773
14 D.I. Yogyakarta - - - - - - -
15 Jawa Timur 1 674 1 311 1 458 1 273 1 178 1 375 17 624
16 Banten 156 147 137 134 141 187 1 805
17 Bali - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 172 161 150 145 153 208 1 975
21 Kalimantan Tengah 312 294 278 271 279 360 3 601
22 Kalimantan Selatan 1 809 1 651 2 112 1 817 1 757 2 066 22 778
23 Kalimantan Timur 366 336 314 305 319 439 4 165
24 Kalimantan Utara - - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 92 99 120 176 102 135 1 406
27 Sulawesi Selatan - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara - - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku 83 107 101 101 100 73 1 159
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua - - - - - - -
INDONESIA 16 131 14 867 26 049 25 394 23 185 28 022 238 022

Tabel Produksi Karet Kering Perkebunan Besar Negara per Bulan


8.2 menurut Provinsi (Ton), 2017
Table Monthly Production of Dried Natural Rubber Government
Estates by Province (Tons), 2017
Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni
No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 606 606 606 606 606 606
2 Sumatera Utara 4 081 3 759 3 753 3 073 4 952 4 952
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 1 571 1 524 1 186 1 572 1 644 1 376
5 Jambi - - - - - -
6 Sumatera Selatan 1 254 1 108 1 087 1 070 1 139 1 076
7 Bengkulu 619 602 766 662 662 662
8 Lampung 1 211 1 228 1 247 1 220 1 228 1 241
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 2 109 2 112 2 256 1 875 2 301 1 901
13 Jawa Tengah 2 151 2 234 2 637 2 642 3 407 3 246
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 1 633 1 740 1 975 1 623 1 375 1 927
16 Banten 0 0 0 0 0 0
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 218 194 167 160 200 182
21 Kalimantan Tengah 370 337 296 289 345 318
22 Kalimantan Selatan 1 167 1 328 1 277 1 543 1 517 1 394
23 Kalimantan Timur 419 377 320 307 386 347
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 125 125 105 129 105 137
27 Sulawesi Selatan - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku 98 106 107 106 113 92
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 17 632 17 380 17 785 16 877 19 980 19 457

Lanjutan Tabel 8.2


Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
No
Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 606 606 607 607 607 601 7 270
2 Sumatera Utara 2 952 3 323 15 068 13 895 11 878 15 765 87 451
3 Sumatera Barat - - - - - - -
4 Riau 1 546 1 489 1 489 1 489 1 489 1 486 17 861
5 Jambi - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 1 075 1 082 639 1 096 1 194 1 076 12 896
7 Bengkulu 662 662 662 661 661 663 7 944
8 Lampung 1 201 1 206 1 361 1 239 1 277 1 238 14 897
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kepulauan Riau - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 1 650 1 354 1 635 1 561 1 753 1 866 22 373
13 Jawa Tengah 2 967 2 178 1 714 2 387 1 950 2 363 29 876
14 D.I. Yogyakarta - - - - - - -
15 Jawa Timur 1 839 1 440 1 602 1 399 1 293 1 510 19 356
16 Banten 0 0 0 0 0 0 0
17 Bali - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 196 183 171 165 174 236 2 246
21 Kalimantan Tengah 337 318 299 292 300 392 3 893
22 Kalimantan Selatan 1 287 1 175 1 503 1 292 1 249 1 470 16 202
23 Kalimantan Timur 379 348 325 315 331 453 4 307
24 Kalimantan Utara - - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 98 105 128 188 110 145 1 500
27 Sulawesi Selatan - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara - - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku 87 112 105 105 103 80 1 214
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua - - - - - - -
INDONESIA 16 882 15 581 27 308 26 691 24 369 29 344 249 286
Tabel Produksi Karet Kering Perkebunan Besar Swasta per Bulan
9.1 menurut Provinsi (Ton), 2016
Table Monthly Production of Dried Natural Rubber Private Estates by
Province (Tons), 2016

Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni


No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 1 361 1 068 806 640 755 1 040
2 Sumatera Utara 3 950 4 558 2 084 1 001 5 624 6 097
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 3 456 3 126 3 250 2 559 2 350 2 595
5 Jambi 387 350 364 286 263 290
6 Sumatera Selatan 140 412 2 764 1 841 2 978 2 391
7 Bengkulu 1 124 1 139 1 380 1 247 1 375 1 360
8 Lampung 490 490 490 490 490 511
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau 316 284 242 231 291 275
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 2 150 2 232 2 360 2 335 2 645 2 630
13 Jawa Tengah 489 538 590 598 571 583
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 677 756 809 836 941 982
16 Banten 222 293 338 311 355 349
17 Bali 41 23 39 36 25 32
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1 793 1 694 1 985 1 823 1 823 1 901
21 Kalimantan Tengah 270 297 293 233 258 259
22 Kalimantan Selatan 1 129 1 017 873 843 1 055 994
23 Kalimantan Timur 2 639 2 374 2 020 1 932 2 428 2 295
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 88 160 123 123 123 129
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 20 722 20 811 20 810 17 365 24 350 24 713

Lanjutan Tabel 9.1


Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
No
Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 1 357 1 186 1 258 1 640 1 357 1 203 13 671
2 Sumatera Utara 3 090 2 283 25 387 24 756 20 386 25 686 124 902
3 Sumatera Barat - - - - - - -
4 Riau 2 993 2 993 2 993 2 994 2 993 2 992 35 294
5 Jambi 335 335 335 335 335 336 3 951
6 Sumatera Selatan 981 170 10 115 9 213 7 181 11 131 49 317
7 Bengkulu 1 431 1 046 1 242 1 242 1 297 1 381 15 264
8 Lampung 511 510 510 511 510 513 6 026
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kepulauan Riau 295 275 255 249 260 357 3 330
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 2 127 1 847 2 048 1 946 2 166 2 163 26 649
13 Jawa Tengah 588 551 553 553 562 579 6 755
14 D.I. Yogyakarta - - - - - - -
15 Jawa Timur 951 774 813 703 690 654 9 586
16 Banten 398 249 258 322 306 318 3 719
17 Bali 32 25 19 23 19 30 344
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1 898 1 901 1 901 1 901 1 902 1 903 22 425
21 Kalimantan Tengah 226 230 145 181 168 179 2 739
22 Kalimantan Selatan 1 065 979 907 894 920 1 264 11 940
23 Kalimantan Timur 2 475 2 289 2 121 2 068 2 159 2 949 27 749
24 Kalimantan Utara - - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 129 129 129 129 129 130 1 521
28 Sulawesi Tenggara - - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku - - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua - - - - - - -
INDONESIA 20 882 17 772 50 989 49 660 43 340 53 768 365 182

Tabel Produksi Karet Kering Perkebunan Besar Swasta per Bulan


9.2 menurut Provinsi (Ton), 2017
Table Monthly Production of Dried Natural Rubber Private Estates by
Province (Tons), 2017

Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni


No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 1 429 1 121 846 672 793 1 092
2 Sumatera Utara 4 025 4 644 2 124 1 020 5 730 6 212
3 Sumatera Barat - - - - - -
4 Riau 3 629 3 282 3 412 2 687 2 467 2 725
5 Jambi 0 0 0 0 0 0
6 Sumatera Selatan 146 428 2 871 1 913 3 094 2 484
7 Bengkulu 1 230 1 246 1 510 1 364 1 504 1 488
8 Lampung 641 641 641 641 641 669
9 Bangka Belitung - - - - - -
10 Kepulauan Riau 366 329 280 268 337 318
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 2 176 2 259 2 388 2 363 2 676 2 662
13 Jawa Tengah 534 587 644 653 624 636
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur 543 607 650 671 756 788
16 Banten 301 397 458 421 481 472
17 Bali 45 25 43 39 27 36
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1 831 1 730 2 027 1 862 1 862 1 942
21 Kalimantan Tengah 327 359 355 282 312 314
22 Kalimantan Selatan 1 199 1 080 927 895 1 120 1 056
23 Kalimantan Timur 2 758 2 481 2 111 2 019 2 537 2 398
24 Kalimantan Utara - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 418 759 586 586 586 613
28 Sulawesi Tenggara - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua - - - - - -
INDONESIA 21 598 21 975 21 873 18 356 25 547 25 905

Lanjutan Tabel 9.2


Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
No
Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 1 425 1 246 1 321 1 722 1 425 1 264 14 356
2 Sumatera Utara 3 148 2 326 25 865 25 222 20 770 26 169 127 255
3 Sumatera Barat - - - - - - -
4 Riau 3 143 3 143 3 143 3 144 3 143 3 143 37 061
5 Jambi 0 0 0 0 0 0 0
6 Sumatera Selatan 1 019 176 10 507 9 570 7 458 11 564 51 230
7 Bengkulu 1 565 1 144 1 359 1 359 1 420 1 512 16 701
8 Lampung 669 668 668 669 667 673 7 888
9 Bangka Belitung - - - - - - -
10 Kepulauan Riau 341 318 295 288 300 413 3 853
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 2 152 1 869 2 072 1 970 2 192 2 189 26 968
13 Jawa Tengah 642 601 604 604 612 632 7 373
14 D.I. Yogyakarta - - - - - - -
15 Jawa Timur 763 622 653 564 554 523 7 694
16 Banten 538 337 350 434 413 431 5 033
17 Bali 36 27 21 26 22 34 381
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1 939 1 941 1 941 1 941 1 942 1 942 22 900
21 Kalimantan Tengah 273 279 176 219 204 217 3 317
22 Kalimantan Selatan 1 131 1 040 963 950 976 1 342 12 679
23 Kalimantan Timur 2 586 2 392 2 217 2 160 2 255 3 083 28 997
24 Kalimantan Utara - - - - - - -
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 613 613 613 613 612 612 7 224
28 Sulawesi Tenggara - - - - - - -
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku - - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua - - - - - - -
INDONESIA 21 983 18 742 52 768 51 455 44 965 55 743 380 910

Tabel Produksi Karet Kering Perkebunan Rakyat per Bulan menurut


10.1 Provinsi (Ton), 2016
Table Monthly Production of Dried Natural Rubber Smallholders by
Province (Tons), 2016

Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni


No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 6 743 5 322 4 055 3 248 3 809 4 983
2 Sumatera Utara 21 044 20 138 16 115 14 351 17 547 18 811
3 Sumatera Barat 10 884 9 745 9 750 10 358 12 832 15 319
4 Riau 25 246 24 454 19 173 25 098 26 174 22 023
5 Jambi 22 680 20 298 20 308 21 584 26 734 31 911
6 Sumatera Selatan 84 625 76 006 82 186 78 091 81 747 76 703
7 Bengkulu 6 489 6 503 7 983 7 130 7 701 7 396
8 Lampung 10 324 10 428 10 563 10 380 10 437 10 530
9 Bangka Belitung 4 220 3 778 3 780 4 013 4 973 5 939
10 Kepulauan Riau 1 603 1 436 1 439 1 528 1 892 2 258
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 363 375 397 386 442 414
13 Jawa Tengah 138 146 168 170 207 197
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur - - - - - -
16 Banten 464 612 710 652 747 701
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 18 714 17 667 20 709 19 030 19 030 19 030
21 Kalimantan Tengah 10 746 9 619 9 623 10 227 12 666 15 120
22 Kalimantan Selatan 10 298 11 715 11 262 13 610 13 388 12 297
23 Kalimantan Timur 3 743 3 349 3 349 3 562 4 409 5 262
24 Kalimantan Utara 18 17 17 17 18 18
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 169 169 142 175 142 187
27 Sulawesi Selatan 86 158 122 122 122 122
28 Sulawesi Tenggara 2 2 2 2 2 2
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 235 235 235 235 235 346
INDONESIA 238 834 222 172 222 088 223 969 245 254 249 569

Lanjutan Tabel 10.1

No Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


Province July August September October November December Total

(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)


1 Aceh 6 461 5 663 5 991 7 752 6 454 5 744 66 225
2 Sumatera Utara 19 688 17 105 19 658 21 102 20 769 18 939 225 267
3 Sumatera Barat 13 334 9 114 8 673 12 111 11 565 12 199 135 884
4 Riau 24 710 23 840 23 840 23 840 23 839 23 838 286 075
5 Jambi 27 773 18 984 18 067 25 228 24 091 25 428 283 086
6 Sumatera Selatan 78 252 73 738 46 550 72 539 77 894 72 743 901 074
7 Bengkulu 7 693 6 059 6 891 6 893 7 125 7 485 85 348
8 Lampung 10 258 10 285 11 385 10 518 10 784 10 532 126 424
9 Bangka Belitung 5 164 3 533 3 362 4 692 4 481 4 735 52 670
10 Kepulauan Riau 1 966 1 344 1 277 1 785 1 705 1 794 20 027
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 338 291 327 310 343 347 4 333
13 Jawa Tengah 183 141 122 152 131 155 1 910
14 D.I. Yogyakarta - - - - - 8 8
15 Jawa Timur - - - - - - -
16 Banten 798 502 521 650 617 649 7 623
17 Bali - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 19 029 19 030 19 030 19 030 19 030 19 038 228 367
21 Kalimantan Tengah 13 158 8 995 8 560 11 954 11 414 12 045 134 127
22 Kalimantan Selatan 11 352 10 360 13 254 11 397 11 014 12 947 142 894
23 Kalimantan Timur 4 579 3 132 2 981 4 162 3 972 4 185 46 685
24 Kalimantan Utara 18 5 5 18 18 5 174
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 134 141 172 253 148 196 2 028
27 Sulawesi Selatan 124 123 123 123 123 121 1 469
28 Sulawesi Tenggara 2 2 3 2 2 0 23
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku - - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua 348 235 235 235 235 217 3 026
INDONESIA 245 362 212 622 191 027 234 746 235 754 233 350 2 754 747

Tabel Produksi Karet Kering Perkebunan Rakyat per Bulan menurut


10.2 Provinsi (Ton), 2017*
Table Monthly Production of Dried Natural Rubber Smallholders by
Province (Tons), 2017*
Provinsi Januari Februari Maret April Mei Juni
No
Province January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Aceh 8017 6328 4821 3861 4528 5925
2 Sumatera Utara 23303 22299 17845 15891 19431 20831
3 Sumatera Barat 12792 11453 11460 12174 15082 18005
4 Riau 27172 26320 20636 27013 28171 23704
5 Jambi 25685 22988 22999 24444 30277 36140
6 Sumatera Selatan 87712 78778 85184 80939 84728 79500
7 Bengkulu 7726 7743 9505 8490 9169 8806
8 Lampung 11360 11474 11623 11422 11485 11587
9 Bangka Belitung 4790 4288 4291 4555 5644 6741
10 Kepulauan Riau 1725 1545 1548 1644 2036 2429
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 412 426 451 438 502 471
13 Jawa Tengah 158 168 194 196 238 227
14 D.I. Yogyakarta - - - - - -
15 Jawa Timur - - - - - -
16 Banten 486 640 744 683 782 734
17 Bali - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - -
20 Kalimantan Barat 19918 18804 22042 20255 20255 20255
21 Kalimantan Tengah 12525 11210 11215 11920 14762 17622
22 Kalimantan Selatan 11088 12614 12125 14654 14414 13240
23 Kalimantan Timur 4099 3668 3668 3901 4828 5763
24 Kalimantan Utara 25 24 23 23 23 23
25 Sulawesi Utara - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 185 185 156 192 156 206
27 Sulawesi Selatan 93 170 132 132 132 132
28 Sulawesi Tenggara 3 3 3 3 3 3
29 Gorontalo - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - -
34 Papua 262 262 262 262 262 386
INDONESIA 259 536 241 390 240 927 243 092 266 908 272 730

Lanjutan Tabel 10.2

Provinsi Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


No
Province July August September October November December Total
(1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Aceh 7682 6733 7123 9218 7675 6828 78 739
2 Sumatera Utara 21802 18942 21769 23367 22999 20970 249 449
3 Sumatera Barat 15671 10712 10193 14235 13593 14337 159 707
4 Riau 26596 25659 25659 25659 25658 25654 307 901
5 Jambi 31453 21499 20461 28573 27284 28797 320 600
6 Sumatera Selatan 81106 76428 48248 75185 80735 75397 933 940
7 Bengkulu 9160 7214 8204 8207 8483 8913 101 620
8 Lampung 11287 11316 12527 11572 11865 11591 139 109
9 Bangka Belitung 5861 4010 3816 5325 5086 5376 59 783
10 Kepulauan Riau 2115 1445 1373 1921 1834 1930 21 545
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jawa Barat 383 330 371 352 390 394 4 920
13 Jawa Tengah 210 162 141 175 150 178 2 197
14 D.I. Yogyakarta - - - - - 10 10
15 Jawa Timur - - - - - - -
16 Banten 836 526 545 680 646 678 7 980
17 Bali - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 20254 20255 20255 20255 20255 20261 243 064
21 Kalimantan Tengah 15335 10483 9977 13933 13303 14039 156 324
22 Kalimantan Selatan 12222 11155 14270 12271 11859 13939 153 851
23 Kalimantan Timur 5015 3430 3265 4558 4350 4585 51 130
24 Kalimantan Utara 23 7 7 23 23 7 231
25 Sulawesi Utara - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 147 154 189 277 162 216 2 225
27 Sulawesi Selatan 135 132 133 132 132 129 1 584
28 Sulawesi Tenggara 1 1 3 3 2 0 28
29 Gorontalo - - - - - - -
30 Sulawesi Barat - - - - - - -
31 Maluku - - - - - - -
32 Maluku Utara - - - - - - -
33 Papua Barat - - - - - - -
34 Papua 388 262 262 262 261 242 3 373
INDONESIA 267 682 230 855 208 791 256 183 256 745 254 471 2 999 310

EKSPOR DAN IMPOR


KARET ALAM TAHUN
2017

VOLUME EKSPOR NILAI EKSPOR


2.992,5 ribu ton 5.102,2 juta US $
VOLUME EKSPOR MENURUT BEBERAPA HS (RIBU
TON)
1. NATURAL RUBBER IN SMOKED SHEETS,
RSS GRADE 1: 60,4
2.TSNR10: 108,6
3.TSNR20: 2.785,9
4.TSNR CV: 23,9

VOLUME IMPOR NILAI IMPOR


29,8 ribu ton 41,5 juta US $

Tabel Ekspor dan Impor Karet Alam, 2008 - 2017

11
Table Export and Import Natural Rubber, 2008 - 2017
Ekspor Karet Alam Impor Karet Alam
Natural Rubber Export Natural Rubber Import
Tahun
Year Volume Nilai Volume Nilai
Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)

(1) (2) (3) (4) (5)


2008 2 295 456 6 056 574 12 587 24 132
2009 1 991 263 3 241 364 12 761 18 968
2010 2 350 640 7 322 550 17 151 37 858
2011 2 555 739 11 762 317 16 627 62 395
2012 2 444 438 7 861 378 27 124 70 488
2013 2 701 995 6 906 952 24 528 52 046
2014 2 623 425 4 741 489 28 753 48 366
2015 2 630 313 3 699 055 32 747 41 159
2016 2 578 791 3 370 341 29 114 32 647
2017 2 992 529 5 102 200 29 773 41 527

Tabel Perkembangan Volume Ekspor Karet Alam menurut Kode


12.1 Harmonized System (Ton), 2015 – 2017
Table
Trend of Volume of Natural Rubber Exports by Harmonized
System Code (Tons), 2015 - 2017
Deskripsi HS Kode HS
No 2015 2016 2017
HS Description HS Code

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Natural rubber latex, Centrifuge
1 concentrat,containing ammonia 40011011 6 385 6 065 6 277
>= 0.5%
Natural rubber latex,containing
2 40011019 0 1 43
ammonia >= 0.5%

Natural rubber latex,containing


3 40011029 25 0 -
ammonia < 0.5%

Natural rubber in smoked sheets,


4 40012110 63 745 67 169 60 369
RSS Grade 1

Natural rubber in smoked sheets,


5 40012120 161 - -
RSS Grade 2

Natural rubber in smoked sheets,


6 40012130 66 -
RSS Grade 3

Natural rubber in smoked sheets,


7 40012140 18 - -
RSS Grade 4

Natural rubber in smoked shee s,


8 40012150 20 - 622
RSS Grade 5

9 Natural rubber in other forms 40012190 16 346 11 268 1 845

10 TSNR 10 40012210 119 145 110 426 108 592

11 TSNR 20 40012220 2 392 021 2355 232 2 785 941

12 TSNR L 40012230 4 446 905 40

13 TSNR CV 40012240 23 480 25 378 23 862

14 TSNR GP 40012250 20 20 -

15 Other TSNR 40012290 4 435 2 325 4 938

Jumlah/ Total 2 630 313 2 578 791 2 992 529

Tabel Perkembangan Nilai Ekspor Karet Alam menurut Kode


12.2 Harmonized System (000 US $), 2015 – 2017
Table
Trend of Value of Natural Rubber Exports by Harmonized System
Code (000 US $), 2015 - 2017
Deskripsi HS Kode HS
No 2015 2016 2017
HS Description HS Code

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Natural rubber latex, Centrifuge
1 concentrat,containing ammonia 40011011 8 223 8 178 9 657
>= 0.5%
Natural rubber latex,containing
2 40011019 2 3 70
ammonia >= 0.5%

Natural rubber latex,containing


3 40011029 11 15 -
ammonia < 0.5%

Natural rubber in smoked sheets,


4 40012110 102 957 105 151 128 995
RSS Grade 1

Natural rubber in smoked sheets,


5 40012120 224 - -
RSS Grade 2

Natural rubber in smoked sheets,


6 40012130 83 -
RSS Grade 3

Natural rubber in smoked sheets,


7 40012140 20 - -
RSS Grade 4

Natural rubber in smoked shee s,


8 40012150 24 - 1 086
RSS Grade 5

9 Natural rubber in other forms 40012190 23 423 14 028 2 836

10 TSNR 10 40012210 167 465 143 961 187 626

11 TSNR 20 40012220 3 347 731 3058 802 4 719 767

12 TSNR L 40012230 6 731 1 243 107

13 TSNR CV 40012240 36 290 36 306 44 427

14 TSNR GP 40012250 31 22 -

15 Other TSNR 40012290 5 840 2 632 7 629

Jumlah/ Total 3 699 055 3 370 341 5 102 200

Tabel Volume Ekspor Karet Alam Bulanan menurut Kode Harmonized


13.1 System (Ton), 2017
Table Monthly Volume of Natural Rubber Exports by Harmonized
System Code (Tons), 2017
Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni
No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Natural rubber latex,
Centrifuge concentrat,
1 40011011 447 308 593 407 528 602
containing ammonia
>= 0.5%
Natural rubber
2 latex,containing am- 40011019 0 0 0 43 0 0
monia >= 0.5%
Natural rubber in
3 smoked sheets, RSS 40012110 4 153 5 216 5 945 5 123 5 586 4 059
Grade 1
Natural rubber in
4 smoked sheets, RSS 40012150 0 0 0 0 0 0
Grade 5

Natural rubber in
5 40012190 1 068 544 212 0 0 10
other forms

6 TSNR 10 40012210 8 303 8 026 12 242 11 323 11 889 6 466

7 TSNR 20 40012220 229 206 220 433 260 301 240 589 245 004 189 402

8 TSNR L 40012230 0 0 0 40 0 0

9 TSNR CV 40012240 2 325 1 740 2 339 1 371 3 029 1 564

10 Other TSNR 40012290 22 21 261 0 162 404

Jumlah/ Total 245 524 236 288 281 893 258 896 266 198 202 507

Lanjutan Tabel 13.1

Deskripsi HS Kode HS Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


No
HS Description HS Code July August September October November December Total

(1) (2) (3) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Natural rubber latex,
1 Centrifuge concentrat,40011011 450 551 646 652 644 449 6 277
containingammonia
>= 0.5%

Natural rubber
2 latex,containing-am 40011019 0 0 0 0 0 0 43
monia >= 0.5%

Natural rubber in
3 smoked sheets, RSS 40012110 6 573 5 578 4 901 4 731 4 468 4 036 60 369
Grade 1
Natural rubber in
4 smoked sheets, RSS 40012150 348 0 256 18 0 0 622
Grade 5

5 Natural rubber in 40012190 0 0 0 0 0 11 1 845


other forms

6 TSNR 10 40012210 8 457 7 016 8 035 7 496 9 915 9 424 108 592

7 TSNR 20 40012220 244 679 258 302 240 383 233 692 216 926 207 024 2 785 941

8 TSNR L 40012230 0 0 0 0 0 0 40

9 TSNR CV 40012240 1 996 2 806 1 915 907 2 117 1 753 23 862

10 Other TSNR 40012290 625 806 482 747 644 764 4 938

Jumlah/ Total 263 128 275 059 256 618 248 243 234 714 223 461 2 992 529

Tabel Nilai Ekspor Karet Alam Bulanan menurut Kode Harmonized


13.2 System (000 US $), 2017
Table Monthly Value of Natural Rubber Exports by Harmonized System
Code (000 US $), 2017
Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni
No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Natural rubber latex,
Centrifuge concentrat,
1 40011011 684 570 1 095 785 993 934
containing ammonia
>= 0.5%
Natural rubber
2 latex,containing am- 40011019 0 0 0 70 0 0
monia >= 0.5%
Natural rubber in
3 smoked sheets, RSS 40012110 8 403 12 199 15 588 13 405 13 675 9 230
Grade 1
Natural rubber in
4 smoked sheets, RSS 40012150 0 0 0 0 0 0
Grade 5

Natural rubber in
5 40012190 1 503 926 368 0 0 22
other forms

6 TSNR 10 40012210 14 276 15 908 26 466 23 070 21 110 10 657

7 TSNR 20 40012220 393 540 428 431 543 305 482 873 439 438 309 731

8 TSNR L 40012230 0 0 0 107 0 0

9 TSNR CV 40012240 4 565 3 804 5 568 2 938 5 973 2 677

10 Other TSNR 40012290 36 43 595 0 268 642

Jumlah/ Total 423 007 461 881 592 985 523 248 481 457 333 893

Lanjutan table 13.2

Deskripsi HS Kode HS Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


No
HS Description HS Code July August September October November December Total

(1) (2) (3) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Natural rubber latex,
1 Centrifuge concentrat,40011011 795 661 833 898 897 512 9 657
containingammonia
>= 0.5%
Natural rubber
2 latex,containing-am 40011019 0 0 0 0 0 0 70
monia >= 0.5%
Natural rubber in
3 smoked sheets, RSS 40012110 13 023 10 285 8 976 9 169 8 051 6 991 128 995
Grade 1

Natural rubber in
4 smoked sheets, RSS 40012150 608 0 445 33 0 0 1 086
Grade 5

Natural rubber in
5 40012190 0 0 0 0 0 17 2 836
other forms

6 TSNR 10 40012210 13 001 10 476 12 328 11 915 14 791 13 628 187 626

7 TSNR 20 40012220 376 969 391 650 367 641 363 566 321 772 300 851 4 719 767

8 TSNR L 40012230 0 0 0 0 0 0 107

9 TSNR CV 40012240 3 363 4 639 3 145 1 625 3 415 2 715 44 427

10 Other TSNR 40012290 921 1 195 713 1 113 953 1 150 7 629

Jumlah/ Total 408 680 418 906 394 081 388 319 349 879 325 864 5 102 200

Tabel Volume dan Nilai Ekspor Karet Alam menurut Negara Tujuan,
14 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Natural Rubber Exports by Country of
Destination, 2016 and 2017
2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ASIA 1309 656 1722 585 1 622 995 2 765 925


1 Japan 421 704 551 886 463 688 789 276
2 Hongkong 0 0 - -
3 Korea, Republic of 179 559 232 636 192 826 327 937
4 Taiwan, Province of China 34 256 45 475 40 328 69 379
5 China 302 918 401 027 445 540 764 105
6 Thailand 0 1 - -
7 Singapore 18 681 24 723 16 668 28 359
8 Philippines 7 217 9 332 3 609 6 408
9 Malaysia 3 051 3 819 42 335 66 542
10 Vietnam 5 429 9 804 19 288 32 124
11 India 230 947 306 422 258 979 441 728
12 Pakistan 15 246 19 904 21 783 37 822
13 Sri lanka 12 208 16 087 13 849 22 921
14 Iran 3 022 3 898 6 270 12 061
15 Turkey 70 758 91 434 90 038 153 368
16 United Arab Emirat 101 131 1 311 2 969
17 Others 4 559 6 006 6 483 10 926

AFRICA 28 544 36 842 31 567 53 217


18 Egypt 8 063 10 657 10 419 16 919
19 Virgin Islands (British) - - 0 0
20 Kenya 645 844 - -
21 South Africa 19 835 25 340 21 148 36 298

OCEANIA 3 045 4 095 5 524 9 145


22 Australia 3 045 4 095 5 524 9 145

Lanjutan table 14

2016 2017
Negara Tujuan Berat Nilai Berat Nilai
No Country of Destination Weight Value Weight Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

AMERICA 821 705 1061 781 848 438 1 439 037


23 United States 577 669 743 090 589 375 1 004 438
24 Canada 74 043 96 620 90 403 151 572
25 Mexico 28 491 37 008 27 604 46 397
26 Chile 3 444 4 425 141 322
27 Venezuela 2 016 2 637 2 016 3 448
28 Argentina 27 987 36 352 28 084 47 871
29 Brazil 96 084 126 503 98 026 163 402
30 Colombia 4 012 5 093 5 095 8 633
31 Ecuador 2 580 3 233 3 447 5 943
32 Peru 4 415 5 694 4 052 6 701
33 Costa Rica 945 1 104 - -
34 Others 20 23 195 310

EUROPE 415 840 545 039 484 005 834 876


35 United Kingdom 9 614 12 303 6 063 10 763
36 Netherlands 25 285 33 564 32 607 57 553
37 France 36 728 47 857 52 438 91 019
38 Germany,Fed. Rep. Of 70 153 91 710 74 682 128 307
39 Belgium 68 649 88 736 52 953 92 987
40 Luxembourg 1 210 1 724 4 326 7 334
41 Sweden 282 360 968 1 916
42 Italy 28 243 38 388 41 990 72 679
43 Spain 29 801 39 343 46 793 81 974
44 Greece 1 089 1 617 915 1 772
45 Hungary 1 814 2 246 4 294 7 048
46 Poland 5 878 7 623 9 650 15 987
47 Romania 20 664 27 573 30 723 51 060
48 Slovenia 33 377 43 727 26 486 47 720
49 Russian Federation 17 896 23 676 17 924 29 838
50 Lithuania 2 668 3 763 4 899 7 929
51 Others 62 490 80 829 76 294 128 990

Jumlah / Total 2578 791 3370 341 2 992 529 5 102 200

Tabel Volume dan Nilai Ekspor Latek menurut Negara Tujuan, 2016
14.1 dan 2017
Table Volume and Value of Latex Exports by Country of Destination,
2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ASIA 4 237 6 462 4 408 7 296


1 Korea, Republic of 1 2 - -
2 China 1 010 939 1 100 1 175
3 Thailand 0 1 - -
4 Vietnam 833 3 332 772 2 932
5 Singapore 0 0 0 0
6 Oman - - 22 28
9 Turkey 2 263 2 054 2 157 2 668
10 Others 130 134 357 493

AFRICA 172 165 129 169


11 Egypt 172 165 129 169
12 Virgin Islands (British) - - 0 0

AMERICA 1 314 1 245 1 272 1 580


13 United States 1 249 1 188 1 165 1 430
14 Canada 0 0
15 Brazil 65 57 107 150

EUROPE 344 325 511 682


16 United Kingdom 22 24 151 207
17 Germany,Fed. Rep. Of 0 15 - -
18 Belgium 215 200 170 245
19 Italy 108 85 190 230

Jumlah / Total 6 067 8 196 6 320 9 727

Tabel Volume dan Nilai Ekspor RSS menurut Negara Tujuan, 2016 dan

14.2 2017
Table
Volume and Value of RSS Exports by Country of Destination,

2016 and 2017


2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ASIA 54 957 83 057 39 410 83 211


1 Japan 8 662 13 720 10 632 22 361
2 Hongkong 0 0 - -
3 Korea, Republic of 219 360 262 605
4 Taiwan, Province of China 5 611 8 738 5 362 10 971
5 China 8 522 12 748 10 594 22 030
6 Singapore 1 862 3 040 0 21
7 Philippines 60 104 81 168
8 Malaysia 100 90 18 37
9 India 20 841 31 476 11 189 24 439
10 Pakistan 3 473 4 422 352 617
11 Sri Lanka 536 846 19 33
12 Iran 1 026 1 209 - -
13 Turkey 3 904 6 061 553 1 291
14 Uni Emirat Arab - - 101 148
15 Others 140 243 247 490

AFRICA 418 631 141 297


16 South Africa 256 391 141 297
17 Egypt 161 240 - -

OCEANIA 645 824 383 636


18 Australia 645 824 383 636

AMERICA 10 228 15 714 11 459 23 742


19 United States 8 044 12 656 10 806 22 368
20 Canada 1 251 1 675 255 532
21 Mexico 202 297 101 202
22 Chile 137 206 141 322
23 Argentina 79 106 101 209
24 Brazil 516 773 55 109

Lanjutan table 14.2


2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

EUROPE 12 189 18 954 11 443 25 031


25 United Kingdom 40 68 60 125
26 Netherlands 1 462 2 236 1 795 3 996
27 France 1 342 1 964 712 1 470
28 Germany,Fed. Rep. Of 2 118 3 345 2 253 4 767
29 Belgium 425 720 2 713 6 348
30 Luxemburg - - 173 360
31 Italy 3 275 5 195 1 261 2 707
32 Spain 1 177 1 849 1 017 2 086
33 Poland 336 524 278 585
34 Estonia 39 50 - -
35 Bulgaria - - 1 112
36 Lithuania 652 929 40 89
37 Latvia 444 730 341 782
38 Slovenia 58 83 38 76
39 Russian Federation 822 1 261 761 1 528

Jumlah / Total 78 437 119 180 62 836 132 917

Tabel Volume dan Nilai Ekspor SIR menurut Negara Tujuan, 2016 dan
14.3 2017
Table
Volume and Value of SIR Exports by Country of Destination,
2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ASIA 1 250 462 1 633 066 1 579 176 2 675 418


1 Japan 413 042 538 166 453 057 766 915
2 Korea, Republic of 179 339 232 274 192 563 327 332
3 Taiwan, Province of China 28 645 36 737 34 966 58 408
4 China 293 386 387 341 433 846 740 900
5 Singapore 16 819 21 683 16 668 28 338
6 Philippines 7 157 9 228 3 528 6 240
7 Malaysia 2 951 3 729 42 274 66 436
8 Vietnam 4 476 6 257 18 378 28 900
9 India 209 980 274 821 247 475 416 867
10 Pakistan 11 773 15 482 21 431 37 205
11 Sri lanka 11 673 15 241 13 830 22 887
12 Iran,Islamic Rep. Of 1 996 2 689 6 270 12 061
13 Turkey 64 591 83 319 87 329 149 408
14 United Arab Emirates 101 131 1 210 2 820
15 Others 4 536 5 969 6 351 10 701

AFRICA 27 954 36 046 31 297 52 751


16 Egypt 7 730 10 252 10 290 16 750
17 Kenya 645 844 - -
18 South Africa 19 579 24 949 21 007 36 001

OCEANIA 2 400 3 271 5 141 8 509


19 Australia 2 400 3 271 5 141 8 509
Continued
Lanjutan Tabel/ Table 14.3

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
N Country of
o Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1
) (2) (3) (4) (5) (6)

AMERICA 810 163 1 044 822 835 707 1 413 715


20 United States 568 376 729 246 577 405 980 639
21 Canada 72 792 94 945 90 148 151 040
22 Mexico 28 289 36 711 27 503 46 195
23 Chile 3 306 4 219 - -
24 Venezuela 2 016 2 637 2 016 3 448
25 Argentina 27 909 36 246 27 983 47 662
26 Brazil 95 503 125 673 97 864 163 143
27 Colombia 4 012 5 093 5 095 8 633
28 Ecuador 2 580 3 233 3 447 5 943
29 Peru 4 415 5 694 4 052 6 701
30 Costa Rica 945 1 104 - -
31 Others 20 23 194 311

EUROPE 403 306 525 760 472 052 809 163


32 United
Kingdom 9 552 12 211 5 852 10 431
33 Netherlands 23 824 31 327 30 812 53 557
34 France 35 386 45 893 51 726 89 549
35 Germany,Fed. Rep. Of 68 035 88 350 72 428 123 540
36 Belgium 68 008 87 816 50 070 86 394
37 Luxembourg 1 210 1 724 4 153 6 974
38 Sweden 282 360 968 1 916
39 Italy 24 861 33 108 40 539 69 742
40 Spain 28 625 37 494 45 776 79 889
41 Greece 1 089 1 617 915 1 772
42 Hungary 1 814 2 246 4 294 7 048
43 Poland 5 541 7 098 9 372 15 403
44 Romania 20 664 27 573 30 723 51 060
45 Lithuania 2 016 2 835 4 859 7 840
46 Slovenia 33 319 43 644 26 447 47 644
47 Russian Federation 17 073 22 415 17 164 28 309

48 Others 62 007 80 049 75 954 128 095


2 494
Jumlah / Total 287 3 242 965 2 923 373 4 959 556
Tabel Volume dan Nilai Ekspor Karet Alam menurut Kode Harmonized
15 System dan Negara Tujuan, 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Natural Rubber Exports by Harmonized
System Code and Country of Destination, 2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. HS: 40011011 NATURAL RUBBER LATEX, CENTRIFUGE, CONCENTRAT, CONTAINING AMMONIA >=0.5%

ASIA 4 236 6 459 4 365 7 226


1 China 1 010 939 1 100 1 175
2 Vietnam 833 3 332 772 2 932
3 Oman - - 22 28
4 Turkey 2 263 2 054 2 157 2 668
5 Others 130 134 314 423

AFRICA 172 165 129 169


6 Egypt 172 165 129 169

AMERICA 1 314 1 245 1 272 1 580


7 United States 1 249 1 188 1 165 1 430
8 Brazil 65 57 107 150

EUROPE 344 309 511 682


9 United Kingdom 22 24 151 207
10 Belgium 215 200 170 245
11 Italy 108 85 191 230

Sub Jumlah/ Sub Total 6 065 8 178 6 277 9 657

2. HS: 40011019 NATURAL RUBBER LATEX, CONTAINING AMMONIA >=0.5%

ASIA 1 3 43 70
1 Thailand 0 1 - -
2 Singapore 0 0 0 0
3 Korea, Republic Of 1 2 - -
4 Others - - 43 70

AFRICA - - 0 0
5 Virgin Islands (British) - - 0 0

AMERICA - - 0 0
6 Canada - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 1 3 43 70

Lanjutan table 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

3. HS: 40011029 NATURAL RUBBER LATEX, CONTAINING AMMONIA <0.5%


ASIA 0 0 - -
1 Japan 0 0 - -

EUROPE 0 15 - -
2 Germany,Fed. Rep. Of 0 15 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 0 15 - -

4. HS: 40012110 NATURAL RUBBER IN SMOKED SHEETS, RSS GRADE 1

ASIA 46 630 72 761 37 685 80 508


1 Japan 8 662 13 720 10 632 22 361
2 Taiwan 5 510 8 630 5 051 10 433
3 China 8 018 12 186 10 017 21 152
4 Singapore 1 862 3 040 0 20
5 Philipinnes 40 62 81 168
6 Malaysia 24 45 18 37
7 India 18 019 27 945 10 705 23 699
8 Turkey 3 441 5 447 553 1 291
9 Others 1 054 1 686 628 1 347

AFRICA 256 391 141 297


10 South Africa 256 391 141 297

OCEANIA 20 30 - -
11 Australia 20 30 - -

AMERICA 8 535 13 584 11 136 23 220


12 United States 7 399 11 855 10 503 21 880
13 Argentina 59 76 101 209
14 Brazil 516 773 55 110
15 Others 561 880 477 1 021

EUROPE 11 728 18 386 11 407 24 970


16 United Kingdom 40 68 60 125
17 Netherlands 1 462 2 236 1 795 3 996
18 France 1 342 1 964 712 1 470
19 Germany,Fed. Rep. Of 1 979 3 206 2 253 4 767
20 Belgium 425 720 2 713 6 348

Lanjutan tabel 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

LANJUTAN 4. HS: 40012110 NATURAL RUBBER IN SMOKED SHEETS, RSS GRADE 1


21 Italy 3 275 5 195 1 261 2 707
22 Spain 1 177 1 849 1 017 2 086
23 Poland 336 524 278 585
24 Estonia 39 50 - -
25 Russia Federation 822 1 261 723 1 468
26 Others 831 1 312 595 1 418

Sub Jumlah/ Sub Total 67 169 105 151 60 369 128 995

5. HS: 40012150 NATURAL RUBBER IN SMOKED SHEETS, RSS GRADE 5

ASIA - - 585 1 025


1 Taiwan - - 311 538
2 China - - 274 487

EUROPE - - 37 61
3 Russia Federation - - 37 61

Sub Jumlah/ Sub Total - - 622 1 086

6. HS: 40012190 NATURAL RUBBER IN OTHER FORMS

ASIA 8 327 10 296 1 140 1 678


1 Korea, Republic of 46 75 31 69
2 Taiwan 101 108 - -
3 China 504 562 302 391
4 Singapore - - 0 0
5 Malaysia 76 45 - -
6 India 2 822 3 531 484 740
7 Pakistan 3 286 4 139 222 330
8 Iran(Islamic Republic of) 1 008 1 181 - -
9 Others 484 656 101 148

AFRICA 161 240 - -


10 Egypt 161 240 - -
11 South Africa

OCEANIA 625 794 383 636


12 Australia 625 794 383 636

AMERICA 2 155 2 698 322 522


13 United Sattes 645 801 302 488
14 Argentina 20 30 - -
15 Others 1 489 1 866 20 34
Sub Jumlah/ Sub Total 11 268 14 028 1 845 2 836

Lanjutan Tabel/ Continued Table 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

8. HS: 40012220 TNSR 20

ASIA 1 222 859 1 597 055 1 535 891 2 601 956


1 Japan 403 777 525 927 444 287 752 004
2 Korea, Republic of 179 298 232 216 191 109 324 457
3 Taiwan 28 625 36 709 34 906 58 307
4 China 280 786 370 906 415 438 709 262
5 Singapore 16 617 21 393 11 469 20 410
6 Philipina 7 157 9 228 3 528 6 240
7 Malaysia 2 716 3 408 40 722 64 064
8 Vietnam 4 213 5 906 18 157 28 463
9 India 206 633 270 677 245 298 413 255
10 Pakistan 11 612 15 273 20 060 34 961
11 Sri Lanka 11 652 15 216 13 447 22 252
12 Iran (Islamic Republic of) 1 996 2 689 5 867 11 365
13 Turkey 63 200 81 479 84 245 143 768
14 Others 4 576 6 029 7 358 13 148

AFRICA 24 729 32 060 29 100 48 957


15 Egypt 7 730 10 252 10 290 16 750
16 Kenya 605 793 - -
17 South Africa 16 394 21 014 18 810 32 207

AUSTRALIA 1 796 2 403 4 254 6 893


18 Australia 1 796 2 403 4 254 6 893

AMERICA 739 401 950 374 785 223 1 325 192


19 United States 513 796 656 396 538 717 913 219
20 Canada 61 396 79 681 81 069 134 598
21 Mexico 28 246 36 656 27 159 45 635
22 Chille 2 964 3 789 - -
23 Venezuela 1 814 2 363 1 895 3 182
24 Argentina 27 022 35 158 27 822 47 421
25 Brazil 92 956 122 158 96 796 161 392
26 Colombia 3 468 4 410 4 294 7 206
27 Ekuador 2 580 3 233 3 447 5 943
28 Peru 4 193 5 402 3 830 6 285
29 Costa Rica 945 1 104 - -
30 Others 20 23 194 311

Lanjutan Tabel/ Continued Table 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

8. HS: 40012220 TNSR 20


ASIA 1 222 859 1 597 055 1 535 891 2 601 956
1 Japan 403 777 525 927 444 287 752 004
2 Korea, Republic of 179 298 232 216 191 109 324 457
3 Taiwan 28 625 36 709 34 906 58 307
4 China 280 786 370 906 415 438 709 262
5 Singapore 16 617 21 393 11 469 20 410
6 Philipina 7 157 9 228 3 528 6 240
7 Malaysia 2 716 3 408 40 722 64 064
8 Vietnam 4 213 5 906 18 157 28 463
9 India 206 633 270 677 245 298 413 255
10 Pakistan 11 612 15 273 20 060 34 961
11 Sri Lanka 11 652 15 216 13 447 22 252
12 Iran (Islamic Republic of) 1 996 2 689 5 867 11 365
13 Turkey 63 200 81 479 84 245 143 768
14 Others 4 576 6 029 7 358 13 148

AFRICA 24 729 32 060 29 100 48 957


15 Egypt 7 730 10 252 10 290 16 750
16 Kenya 605 793 - -
17 South Africa 16 394 21 014 18 810 32 207

AUSTRALIA 1 796 2 403 4 254 6 893


18 Australia 1 796 2 403 4 254 6 893

AMERICA 739 401 950 374 785 223 1 325 192


19 United States 513 796 656 396 538 717 913 219
20 Canada 61 396 79 681 81 069 134 598
21 Mexico 28 246 36 656 27 159 45 635
22 Chille 2 964 3 789 - -
23 Venezuela 1 814 2 363 1 895 3 182
24 Argentina 27 022 35 158 27 822 47 421
25 Brazil 92 956 122 158 96 796 161 392
26 Colombia 3 468 4 410 4 294 7 206
27 Ekuador 2 580 3 233 3 447 5 943
28 Peru 4 193 5 402 3 830 6 285
29 Costa Rica 945 1 104 - -
30 Others 20 23 194 311

Lanjutan Tabel 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

LANJUTAN 8. HS: 40012220 TNSR 20


EUROPE 366 448 476 911 431 473 736 769
31 United Kingdom 8 443 10 853 5 832 10 401
32 Netherlands 23 703 31 180 30 772 53 498
33 France 30 386 39 123 47 546 82 122
34 Germany,Fed. Rep. Of 64 386 83 692 66 844 113 782
35 Belgium 48 675 62 766 32 490 55 235
36 Luxemburg 806 1 222 2 964 5 131
37 Finland 17 519 22 578 20 291 34 070
38 Ireland 431 557 91 162
39 Italy 21 770 28 405 36 003 60 325
40 Spain 28 101 36 745 44 637 78 004
41 Portugal 9 899 12 948 10 705 17 769
42 Hungary 1 814 2 246 4 294 7 048
43 Poland 5 541 7 098 9 332 15 337
44 Romania 19 999 26 748 30 057 49 985
45 Bulgaria 4 332 5 651 8 800 14 790
46 Lithuania 827 1 216 2 923 4 840
47 Latvia 29 232 37 586 35 157 59 862
48 Bosnia Herzegovina 111 154 - -
49 Slovenia 33 098 43 356 24 797 44 884
50 Russia federation 17 073 22 415 17 164 28 309
51 Others 302 371 774 1 215

Sub Jumlah/ Sub Total 2 355 232 3 058 802 2 785 941 4 719 767

9. HS: 4001223000 TSNR L

ASIA 20 39 0 0
1 Korea, Republic of - - 0 0
2 China 0 0 - -
3 Vietnam 20 38 - -

AMERICA 885 1 205 40 107


4 United States 885 1 205 40 107

Sub Jumlah/ Sub Total 905 1 243 40 107

Lanjutan Tabel 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
10. HS: 40012240 TSNR CV

ASIA 0 0 547 1 081


1 Korea, Republic of - - 406 814
2 China 0 0 101 171
3 Malaysia - - 40 96

AMERICA 20 499 28 979 18 094 32 772


4 United States 18 427 26 039 16 554 29 725
5 Canada 2 029 2 879 1 478 2 926
6 Mexico 21 29 62 121
7 Brazil 21 31 - -

EUROPE 4 879 7 327 5 221 10 574


8 United Kingdom 20 31 - -
9 Netherlands - - 40 58
10 France 464 668 81 153
11 Germany,Fed. Rep. Of - - 60 92
12 Belgium 40 55 - -
13 Italy 2 984 4 567 3 871 8 054
14 Spain 282 388 343 601
15 Greece 1 089 1 617 806 1 571
16 Romania - - 20 45

Sub Jumlah/ Sub Total 25 378 36 306 23 862 44 427

11. HS: 40012250 TSNR GP

AMERICA 20 22 - -
1 United States 20 22 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 20 22 - -

Lanjutan Tabel 15

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

10. HS: 40012240 TSNR CV

ASIA 0 0 547 1 081


1 Korea, Republic of - - 406 814
2 China 0 0 101 171
3 Malaysia - - 40 96

AMERICA 20 499 28 979 18 094 32 772


4 United States 18 427 26 039 16 554 29 725
5 Canada 2 029 2 879 1 478 2 926
6 Mexico 21 29 62 121
7 Brazil 21 31 - -

EUROPE 4 879 7 327 5 221 10 574


8 United Kingdom 20 31 - -
9 Netherlands - - 40 58
10 France 464 668 81 153
11 Germany,Fed. Rep. Of - - 60 92
12 Belgium 40 55 - -
13 Italy 2 984 4 567 3 871 8 054
14 Spain 282 388 343 601
15 Greece 1 089 1 617 806 1 571
16 Romania - - 20 45

Sub Jumlah/ Sub Total 25 378 36 306 23 862 44 427

11. HS: 40012250 TSNR GP

AMERICA 20 22 - -
1 United States 20 22 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 20 22 - -

Lanjutan tabel 15

Lanjutan Tabel/ Continued Table

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

12. HS: 40012290 OTHER TSNR

ASIA 1 121 1 265 4 938 7 629


1 Japan 1 021 1 148 - -
2 Korea, Republic of - - 121 281
3 Singapore - - 4 675 7 035
4 Pakistan - - 142 313
5 Turkey 101 116 - -

AMERICA 902 1 025 - -


6 United States 582 659 - -
7 Canada 298 340 - -
8 Mexico 21 25 - -

EUROPE 302 342 - -


9 Luxemburg 302 342 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 2 325 2 632 4 938 7 629

Tabel Perkembangan Volume Ekspor Karet Sintetis menurut Kode


16.1 Harmonized System (Ton), 2015 – 2017
Table
Trend of Volume of Synthetic Rubber Exports by Harmonized
System Code (Tons), 2015 - 2017
Deskripsi HS Kode HS
No 2015 2016 2017
HS Description HS Code

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Styrene-butadiene rubber in latex
1 40021100 23 583 30 979 33 732
form

Polybutadiene-Styrene Rubber
2 40021910 199 147 211
(SBR)

3 Other SBR and XSBR2 40021990 6 012 6 512 4 590

4 Butadiene Rubber (BR) 40022000 10 98 272

Isobutene-Isoprene (Butyl) Rubber


5 40023100 131 0 20
(IIR)
https://www
Halo-isobutane-isoprene rubber
6 40023900 18 3 1
Other IIR

Chloroprene Rubber (CR) in latex


7 40024100 172 - -
form
Chloroprene (chlorobutadiene)
8 rubber(CR), in primary and other 40024900 8 0 -
form
Acrylonitrile-butadiene rubber
9 40025100 2 6 0
(NBR), in latex form

10 Other Form Of NBR 40025990 30 5 26

Isoprene rubber (IR) in primary


11 40026010 - 0 0
forms

Ethylene-Propylene-Non-Conjugat-
12 40027000 37 18 3
ed Diene Rubber

13 Mixtures of Natural Rubber 40028000 21 079 52 894 262 272

14 Latex of Synthetic Rubber 40029100 32 132 -

15 Other Form of Synthetic Rubber 40029900 34 23 8

Jumlah/ Total 51 347 90 820 301 135

Tabel Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sintetis menurut Kode


16.2 Harmonized System (Ton), 2015 – 2017
Table Trend of Value of Synthetic Rubber Exports by Harmonized
System Code (Tons), 2015 - 2017
Deskripsi HS Kode HS
No 2015 2016 2017
HS Description HS Code

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Styrene-butadiene rubber in latex
1 40021100 23 438 29 315 33 103
form
Polybutadiene-Styrene Rubber
2 40021910 1 427 1 214 1 340
(SBR)

3 Other SBR and XSBR2 40021990 8 422 9 301 9 308

4 Butadiene Rubber (BR) 40022000 35 217 1 171

Isobutene-Isoprene (Butyl) Rubber


5 40023100 493 0 51
(IIR)
https://www
Halo-isobutane-isoprene rubber
6 40023900 74 11 5
Other IIR
Chloroprene Rubber (CR) in latex
7 40024100 175 - -
form
Chloroprene (chlorobutadiene)
8 rubber(CR), in primary and other 40024900 17 0 -
form
Acrylonitrile-butadiene rubber
9 40025100 10 6 0
(NBR), in latex form

10 Other Form Of NBR 40025990 73 17 75

Isoprene rubber (IR) in primary


11 40026010 - 0 1
forms
Ethylene-Propylene-Non-Conjugat-
12 40027000 321 141 205
ed Diene Rubber

13 Mixtures of Natural Rubber 40028000 26 396 67 322 439 589

14 Latex of Synthetic Rubber 40029100 30 121 -

15 Other Form of Synthetic Rubber 40029900 93 66 43

Jumlah/ Total 61 004 107 732 484 891

Tabel Volume Ekspor Karet Sintetis Bulanan menurut Kode


17.1 Harmonized System (Ton), 2017
Table Monthly Volume of Synthetic Rubber Exports by Harmonized
System Code (Tons), 2017
Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni
No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Styrene-butadiene
1 40021100 3 783 2 936 3 578 2 643 3 290 1 264
rubber in latex form

Polybutadiene-Sty-
2 40021910 75 18 13 8 9 7
rene Rubber (SBR)

Other SBR and


3 40021990 633 753 34 290 691 193
XSBR2

Butadiene Rubber
4 40022000 0 7 0 0 1 0
(BR)

Isobutene-Isoprene
5 40023100 0 0 20 0 0 0
(Butyl) Rubber (IIR)

Halo-isobutane-
6 isoprene rubber / 40023900 0 0 0 0 0 0
Other IIR
Acrylonitrile-butadiene
7 rubber (NBR), in latex 40025100 0 0 0 0 0 0
form

8 Other Form Of NBR 40025990 0 17 0 0 0 4

Isoprene rubber (IR)


9 40026010 0 0 0 0 0 0
in primary forms

Ethylene-Propylene-
10 Non-Conjugated 40027000 0 0 0 0 0 0
Diene Rubber

Mixtures of Natural
11 40028000 8 770 15 220 20 059 17 442 20 269 17 035
Rubber

Other Form of
12 40029900 0 0 6 0 0 0
Synthetic Rubber

Jumlah/ Total 13 261 18 951 23 710 20 383 24 260 18 503

Tabel Nilai Ekspor Karet Sintetis Bulanan menurut Kode Harmonized


17.2 System (Ton), 2017
Table Monthly Value of Synthetic Rubber Exports by Harmonized
System Code (Tons), 2017

Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni


No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Styrene-butadiene
1 40021100 3 737 2 859 3 670 2 726 3 209 1 283
rubber in latex form

Polybutadiene-Sty-
2 40021910 307 140 71 56 63 43
rene Rubber (SBR)

Other SBR and


3 40021990 1 301 2 095 125 627 1 303 390
XSBR2

Butadiene Rubber
4 40022000 0 12 2 0 3 0
(BR)

Isobutene-Isoprene
5 40023100 0 0 48 0 0 0
(Butyl) Rubber (IIR)

Halo-isobutane-
6 isoprene rubber / 40023900 0 0 0 1 4 0
Other IIR
Acrylonitrile-butadiene
7 rubber (NBR), in latex 40025100 0 0 0 0 0 0
form

8 Other Form Of NBR 40025990 0 45 0 0 0 14

Isoprene rubber (IR)


9 40026010 0 0 0 0 0 0
in primary forms

Ethylene-Propylene-
10 Non-Conjugated 40027000 4 1 0 0 0 0
Diene Rubber

Mixtures of Natural
11 40028000 15 860 29 080 41 803 34 716 34 493 26 998
Rubber

Other Form of
12 40029900 0 1 13 0 0 0
Synthetic Rubber

Jumlah/ Total 21 209 34 233 45 732 38 126 39 075 28 728

EKSPOR DA

Lanjutan tabel 17.2

No Deskripsi HS Kode HS Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


HS Description HS Code July August September October November December Total

(1) (2) (3) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Styrene-butadiene
1 40021100 2 141 3 113 2 301 2 894 2 196 2 974 33 103
rubber in latex form

Polybutadiene--Sty
2 rene Rubber (SBR) 40021910 86 95 71 88 202 118 1 340

Other SBR and


3 40021990 662 443 823 91 1 402 46 9 308
XSBR2

Butadiene Rubber
4 40022000 683 471 0 0 0 0 1 171
(BR)

5 Isobutene-Isoprene 40023100 3 0 0 0 0 0 51
(Butyl) Rubber (IIR)
Halo-isobutane-
6 isoprene rubber / 40023900 0 0 0 0 0 0 5
Other IIR
Acrylonitrile-butadiene
7 rubber (NBR), in latex40025100 0 0 0 0 0 0 0
form

8 Other Form Of NBR 40025990 0 6 0 10 0 0 75

9 Isoprene rubber (IR) 40026010 0 0 0 0 0 0 1


in primary forms
Ethylene-Propylene-
10 Non-Conjugated 40027000 3 5 25 6 160 1 205
Diene Rubber

Mixtures of Natural
11 40028000 33 195 35 450 47 347 64 630 51 160 24 858 439 589
Rubber

12 Other Form of 40029900 0 0 0 0 1 28 43


Synthetic Rubber

Jumlah/ Total 36 773 39 583 50 567 67 719 55 121 28 025 484 891

Tabel Volume dan Nilai Ekspor Karet Sintetis menurut Negara Tujuan,
18 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Synthetic Rubber Exports by Country of
Destination, 2016 and 2017
2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ASIA 75 818 93 029 282 561 466 142


1 Japan 809 897 173 264
2 Hongkong 23 61 21 41
3 Korea, Republic of 463 390 841 836
4 China 59 819 75 364 254 110 421 357
5 Thailand 1 552 1 608 1 308 1 546
6 Singapore 4 231 5 437 19 281 33 351
7 Philippines 210 271 77 145
8 Malaysia 2 256 2 506 1 755 2 478
9 Vietnam 1 145 1 262 1 540 2 061
10 India 4 360 3 904 2 139 1 773
11 Pakistan 275 371 466 825
12 Others 674 957 850 1 465

AFRICA - - 16 16
13 Algeria - - 16 16

OCEANIA 14 883 13 677 18 460 17 911


14 Australia 8 260 7 278 12 126 11 646
15 New Zealand 6 589 6 390 6 334 6 265
16 East Timor 34 9 - -

AMERICA 1 2 1 7
17 United States 0 1 0 5
18 Others 1 1 0 2

EUROPE 118 1 023 97 815


19 United Kingdom 0 0 0 0
20 Netherlands 6 28 16 65
21 Germany,Fed. Rep. Of 112 992 81 748
22 Belgium 0 4 0 2
23 Spain - - 0 0

Jumlah/ Total 90 820 107 732 301 135 484 891

KARET ALAM TAHUN

2017
Tabel Volume dan Nilai Ekspor Karet Sintetis menurut Kode
19 Harmonized System dan Negara Tujuan, 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Synthetic Rubber Exports by Harmonized
System Code and Country of Destination, 2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. HS: 40021100 STYRENE-BUTADIENE RUBBER IN LATEX FORM

ASIA 16 170 15 856 15 287 15 332


1 Japan 789 797 148 134
2 Korea, Republic of 363 311 828 793
3 Taiwan 26 37 9 13
4 China 5 238 5 315 6 543 6 323
5 Thailand 802 697 1 114 1 194
6 Singapore 1 176 1 353 970 1 089
7 Philippines 195 219 55 89
8 Malaysia 1 789 1 802 1 533 1 762
9 Brunei Darussalam 6 8 - -
10 Vietnam 1 102 1 091 1 401 1 459
11 India 4 270 3 767 2 139 1 773
12 Turkey 172 135 - -
13 United Arab Emirates 188 267 293 460
14 Others 55 58 254 243

AFRICA - - 16 16
15 Algeria - - 16 16

OCEANIA 14 809 13 459 18 429 17 755


16 Australia 8 220 7 068 12 095 11 490
17 New Zealand 6 589 6 390 6 334 6 265

AMERICA - - 0 0
18 United States - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 30 979 29 315 33 732 33 103


Lanjutan Tabel/ Continued
Table 19

2016 2017
Negara Volum
Tujuan e Nilai Volume Nilai
Country of Volum
No Destination e Value Volume Value
(000 US (000 US
(Ton) $) (Ton) $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. HS: 40021910 POLYBUTADIENE-STYRENE RUBBER
(SBR)

ASIA 29 194 114 522


1 Japan 10 50 17 78
2 Korea, Republic of 3 12 9 31
3 Taiwan 1 11 0 2
4 China 0 5 6 78
5 Thailand 0 1 0 0
6 Singapore - - 61 212
7 Myanmar 1 30 1 27
8 Cambodja 2 17 0 3
9 Vietnam 7 55 9 58
10 Sri Lanka 0 5 0 7
11 Turkey 5 9 11 26
12 Others - - 0 0

AMERICA 0 1 0 4
13 United States 0 1 0 2
14 Canada - - 0 2

EUROPE 118 1 019 97 814


15 United Kingdom 0 0 0 0
16 Netherlands 6 28 16 65
17 Germany, Fed.Rep. Of 112 991 81 749
18 Belgium - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 147 1 214 211 1 340


Lanjutan Tabel/ Continued Table 19

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

3. HS: 40021990 OTHER SBR AND XSBR2

ASIA 6 473 9 092 4 559 9 152


1 Hongkong 7 36 3 21
2 Korea, republic Of 95 52 4 9
3 Taiwan 32 121 49 178
4 China 4 785 6 679 3 419 6 713
5 Thailand 730 854 171 287
6 Singapore 27 120 3 14
7 Philippines 15 52 22 57
8 Malaysia 325 541 181 600
9 Vietnam 0 1 - -
10 Maldives 1 10 - -
11 India 84 131 - -
12 Pakistan 252 349 420 779
13 Sri Lanka 118 146 235 409
14 Others - - 52 85

OCEANIA 40 210 31 156


15 Australia 40 210 31 156

Sub Jumlah/Sub Total 6 512 9 301 4 590 9 308

4. HS: 40022000 BUTADIENE RUBBER (BR)

ASIA 98 216 272 1 171


1 Japan 1 4 0 2
2 China - - 126 575
3 Thailand 3 2 - -
4 Singapore 0 4 1 4
5 Malaysia 37 53 37 108
6 Others 57 154 108 482

AMERICA 1 1 - -
7 Dominican Republic 1 1 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 98 217 272 1 171

Lanjutan Tabel/ Continued Table 19

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5. HS: 40023100 ISOBUTENE-ISOPRENE (BUTYL) RUBBER (IIR)

ASIA 0 0 20 51
1 Japan 0 0 - -
2 Taiwan - - 0 0
3 Thailand - - 20 48
4 Singapore - - 0 3
Sub Jumlah/ Sub Total 0 0 20 51

6. HS: 40023900 OTHER IIR

ASIA 3 11 1 5
1 Japan - - 1 5
3 Korea, republic Of 0 0 - -
4 Singapore 1 2 - -
5 Malaysia 3 8 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 3 11 1 5

7. HS: 40024900 CHLOPRENE (CHLOBUTADIENE) RUBBER (CR), IN PRIMARY AND OTHER FORM

AMERICA 0 0 - -
1 United States 0 0 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 0 0 - -

8. HS: 4002410000 CHLOPRENE (CHLOBUTADIENE) RUBBER (CR), IN LATEX FORM

ASIA 6 6 0 0
1 Japan 0 0 0 0
2 India 6 6 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 6 6 0 0

Lanjutan Tabel/ Continued Table 19

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

9. HS: 40023900 OTHER FORM OF NBR

ASIA 5 17 26 75
1 Japan 3 12 5 20
2 Korea, republic Of - - 0 0
3 Thailand 1 3 1 3
4 Singapore - - 0 0
5 Malaysia 1 2 4 6
6 Vietnam - - 16 46

Sub Jumlah/ Sub Total 5 17 26 75

10. HS: 40026000 ISOPREBNE RUBBER (IR) IN PRIMARY FORMS

ASIA 0 0 0 1
1 Singapore 0 0 0 1
2 Malaysia 0 0 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 0 0 0 1

11. HS: 40027000 ETHYLENE-PROPYLENE-NON-CONJUGATED DIENE RUBBER

ASIA 18 137 3 200


1 Japan 2 19 1 6
2 Singapore 3 69 1 183
3 Malaysia 0 4 0 1
4 Vietnam - - 0 3
5 United Arab Emirates 0 0 0 0
6 Others 13 45 1 7

AMERICA - - 0 3
7 United States - - 0 3

EUROPE 0 4 0 2
8 Belgium 0 4 0 2

Sub Jumlah/ Sub Total 18 141 3 205

Lanjutan tabel 19
2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
Country of
No Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
12. HS: 40028000 MIXTURE OF NATURAL
RUBBER

ASIA 52 860 67 313 262 272 439 589


1 Taiwan 40 56 - -
2 China 49 795 63 365 244 016 407 665
3 Thailand - - 0 3
4 Singapore 3 024 3 889 18 245 31 844
5 Malaysia 1 1 - -
6 Vietnam 0 3 - -
7 Bangladesh - - 11 77

OCEANIA 34 9 - -
8 Australia 0 0 - -
9 East Timor 34 9 - -

AMERICA - - 0 0
10 United States - - 0 0

EUROPE 0 1 0 0
11 Germany, Fed.Rep. Of 0 1 - -
12 Spain - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 52 894 67 322 262 272 439 589
13. HS: 40029100 LATEX OF SYNTHETIC
RUBBER

ASIA 132 121 - -


1 Malaysia 100 96 - -
2 Sri Lanka 32 26 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 132 121 - -

14. HS: 40029990 OTHER FORMS OF SYNTHETIC RUBBER

ASIA 23 66 8 43
1 Japan 3 16 1 19
2 Taiwan 1 1 - -
3 China 0 0 0 0
6 Thailand 3 8 1 9
7 Singapore 0 0 0 0
8 Vietnam 15 40 6 15
9 India 0 1 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 23 66 8 43


Tabel Volume Impor Karet Alam Bulanan menurut Kode Harmonized
21.1 System (Ton), 2017
Table Volume of Natural Rubber Imports by Harmonized System Code
(Tons), 2017

Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni


No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Centrifuge concen-
trate rubber latex,
1 exceeding 0.5% by 40011011 2 488 1 664 1 717 1 511 1 332 1 301
volume of ammonia
content
Non centrifuge con-
centrate rubber latex,
2 exceeding 0.5% by 40011019 0 17 0
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate rubber latex, not
3 exceeding 0.5% by 40012121
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate oth than rubber
4 latex, not exceeding 40012129 8 3 0 40 1 1
0.5% by volume of
ammonia content
5 RSS Grade 3 40012130 24 40 60
smoked sheets, other
6 RSS, except grade1 40012190 10 45 0 18
to 5
7 TSNR 10 40012210 0 0

8 TSNR 20 40012220 153 69 176 464

9 TSNR L 40012230 0 1 1 60 20

10 TSNR CV 40012240 38 19 19 19 40

11 Other TSNR 40012290 115 242 201 189 203 124

12 Latex Crepe 40012920 1 0 1

13 Sole Crepe 40012930

14 Other Crepes 40012950 0


Superior Processing
15 40012960 0
Rubber
16 Skim Rubber 40012970 40 0
Scrap (Tree, Earth,
17 or Smoked) and cup 40012980 108
lump
Other Natural Rubber
18 40012999 29 1 39 0
in Other Forms

Jumlah/ Total 2 729 1 975 2 280 1 868 1 872 1 928

Lanjutan tabel 21.1


Deskripsi HS Kode HS Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
No
HS Description HS Code July August September October November December Total

(1) (2) (3) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Centrifuge concen-
trate rubber latex,
1 exceeding 0.5% by 40011011 2 357 1 778 2 158 2 281 2 097 2 064 22 748
volume of ammonia
content
Non centrifuge con-
centrate rubber latex,
2 exceeding 0.5% by 40011019 0 0 0 1 0 2 20
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate rubber latex, not
3 exceeding 0.5% by 40012121 22 0 22
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate oth than rubber
4 latex, not exceeding 40012129 102 109 5 2 2 4 277
0.5% by volume of
ammonia content

5 RSS Grade 3 40012130 30 20 15 17 3 209


smoked sheets, other
6 RSS, except grade1 40012190 0 38 0 111
to 5

7 TSNR 10 40012210 0 42 223 21 286

8 TSNR 20 40012220 53 80 202 305 224 1 726

9 TSNR L 40012230 40 84 20 60 244 40 570

10 TSNR CV 40012240 38 0 19 40 10 242

11 Other TSNR 40012290 366 125 220 412 352 370 2 919

12 Latex Crepe 40012920 0 0 0 0 1 3

13 Sole Crepe 40012930 0 0

14 Other Crepes 40012950 0


15 Superior Processing 40012960 0
Rubber

16 Skim Rubber 40012970 0 40


Scrap (Tree, Earth,
17 or Smoked) and cup 40012980 422 530
lump

18 Other Natural Rubber 40012999 1 0 0 0 0 70


in Other Forms

Jumlah/ Total 2 956 2 245 2 445 3 034 3 702 2 739 29 773

Tabel Nilai Impor Karet Alam Bulanan menurut Kode Harmonized


21.2 System (Ton), 2017
Table Value of Natural Rubber Imports by Harmonized System Code
(Tons), 2017

Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni


No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Centrifuge concen-
trate rubber latex,
1 exceeding 0.5% by 40011011 3 207 2 492 2 926 2 543 2 064 1 859
volume of ammonia
content
Non centrifuge con-
centrate rubber latex,
2 exceeding 0.5% by 40011019 0 33 1
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate rubber latex, not
3 exceeding 0.5% by 40012121
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate oth than rubber
4 latex, not exceeding 40012129 35 12 5 96 16 4
0.5% by volume of
ammonia content
5 RSS Grade 3 40012130 22 16 24
smoked sheets, other
6 RSS, except grade1 40012190 24 106 9 23
to 5
7 TSNR 10 40012210 0 0

8 TSNR 20 40012220 203 96 230 668

9 TSNR L 40012230 2 3 2 125 38

10 TSNR CV 40012240 82 45 51 53 103

11 Other TSNR 40012290 234 266 265 113 259 78

12 Latex Crepe 40012920 9 0 14

13 Sole Crepe 40012930

14 Other Crepes 40012950 1


Superior Processing
15 40012960 1
Rubber
16 Skim Rubber 40012970 69 0
Scrap (Tree, Earth,
17 or Smoked) and cup 40012980 170
lump
18 Other Natural Rubber 40012999 56 4 81 1
in Other Forms

Jumlah/ Total 3 718 2 928 3 773 2 918 2 831 2 671

Lanjutan tabel 21.2

No Deskripsi HS Kode HS Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah


HS Description HS Code July August September October November December Total

(1) (2) (3) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Centrifuge concen-
trate rubber latex,
1 exceeding 0.5% by 40011011 3 044 2 204 2 709 2 813 2 378 2 405 30 644
volume of ammonia
content
Non centrifuge con-
centrate rubber latex,
2 exceeding 0.5% by 40011019 2 5 0 9 0 3 53
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate rubber latex, not
3 exceeding 0.5% by 40012121 27 0 27
volume of ammonia
content
Centrifuge concen-
trate oth than rubber
4 latex, not exceeding 40012129 201 231 24 9 23 29 685
0.5% by volume of
ammonia content

5 RSS Grade 3 40012130 64 32 33 33 5 229


smoked sheets, other
6 RSS, except grade1 40012190 1 56 1 220
to 5

7 TSNR 10 40012210 1 70 303 29 403

8 TSNR 20 40012220 116 176 274 416 319 2 498

9 TSNR L 40012230 71 137 37 108 457 69 1 049

10 TSNR CV 40012240 74 0 35 68 17 528

11 Other TSNR 40012290 699 211 407 720 563 600 4 415

12 Latex Crepe 40012920 1 3 2 1 4 34

13 Sole Crepe 40012930 1 1

14 Other Crepes 40012950 1


15 Superior Processing 40012960 1
Rubber

16 Skim Rubber 40012970 0 69


Scrap (Tree, Earth,
17 or Smoked) and cup 40012980 345 515
lump

18 Other Natural Rubber 40012999 4 0 8 1 0 155


in Other Forms

Jumlah/ Total 4 209 3 089 3 240 4 081 4 589 3 480 41 527

Tabel Volume dan Nilai Impor Karet Alam menurut Negara Asal, 2016
22 dan 2017
Table Volume and Value of Natural Rubber Imports by Country of
Origin, 2016 and 2017
2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

ASIA 28 996 32 534 29 023 40 655


1 Japan 0 3 43 134
2 Hongkong 25 30 1 4
3 Korea, Republic of 35 106 207 406
4 Taiwan, Province of China 3 13 43 73
5 China 177 923 179 367
6 Indonesia 681 1 029 727 1 025
7 Thailand 6 937 7 346 6 164 9 141
8 Singapore 815 1 273 885 1 397
9 Malaysia 13 497 15 040 11 941 16 267
10 Vietnam 6 744 6 677 8 812 11 807
11 Others 83 95 21 34

AFRICA 118 110 712 759


12 Cameroon 0 23 - -
13 Cote D’Ivoire 100 63 712 759
14 South Africa 18 23 - -

AMERICA 0 1 21 27
15 United States 0 0 1 5
16 Canada 0 1 - -
17 Mexico - - 20 22

EUROPE 0 1 17 86
18 United Kingdom 0 0 - -
19 Netherland - - 0 1
20 France - - 17 75
21 Germany,Fed. Rep. Of 0 1 0 5
22 Italy - - 0 5
23 Spain - - 0 0

Jumlah/ Total 29 114 32 647 29 773 41 527

Tabel Volume dan Nilai Impor Latex dan SIR menurut Negara Asal,
22.1 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Latex and SIR Imports by Country of
Origin, 2016 and 2017
2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
LATEX
ASIA 24 404 25 669 23 066 31 397
1 Japan 0 1 0 3
2 Hongkong 0 1 - -
3 Korea, Republic of 2 10 204 396
4 China - - 1 24
5 Thailand 6 630 6 643 6 022 8 830
6 Singapore 0 0 0 0
7 Malaysia 13 455 14 980 11 923 16 243
8 Vietnam 4 318 4 033 4 916 5 901

AMERICA 0 0 1 5
9 United States 0 0 1 5

EUROPE 0 0 0 7
10 United Kingdom 0 0 - -
11 Netherland - - 0 1
12 Germany,Fed. Rep. Of - - 0 1
13 Italy - - 0 5
14 Spain - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 24 404 25 669 23 067 31 409

SIR
ASIA 3 919 5 485 5 544 8 573
1 Japan 663 994 43 130
2 Hongkong 25 28 - -
3 Korea, Republic of 33 94 3 9
4 Taiwan, Province of China 3 13 43 73
5 China 168 822 175 300
6 Indonesia - - 727 1 025
7 Thailand 5 15 19 40
8 Singapore 814 1 273 885 1 388
9 Malaysia 0 4 0 2
10 Vietnam 2 126 2 152 3 629 5 577
11 India 81 90 0 0
12 Sri lanka - - 20 29
AFRICA - - 181 243
13 Cote D’Ivoire - - 181 243
AMERICA 18 23 - -
14 United States 18 23 - -
EUROPE - - 17 76
15 France - - 17 76
Sub Jumlah/ Sub Total 3 937 5 508 5 742 8 892
Tabel Volume dan Nilai Impor RSS dan Karet Alam Lainnya menurut
22.2 Negara Asal, 2016 dan 2017
Table Volume and Value of RSS and Other Natural Rubber Imports by
Country of Origin, 2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
RSS
ASIA 442 891 320 447
1 Japan 0 2 0 0
2 Korea, Republic of 0 3 - -
3 China - - 0 1
4 Thailand 301 689 123 271
5 Singapore 0 9
6 Malaysia 41 55 18 21
7 Vietnam 80 107 179 145
8 Indonesia 18 35 - -
9 India 0 1 - -

AFRICA 0 23 - -
10 Cameroon 0 23 - -

EUROPE - - 0 2
11 Germany, Fed. Rep. Of - - 0 2

Sub Jumlah/ Sub Total 442 914 320 449

OTHERS
ASIA 231 490 93 238
1 Japan - - 0 1
2 Hongkong - - 1 4
3 Taiwan, Province of China - - 0 0
4 China 9 100 3 43
5 Thailand - - 0 1
6 Singapore 0 0 0 0
7 Vietnam 220 385 88 184
8 Srilanka 2 5 1 4
9 Others - - 0 1

AFRICA 100 63 531 516


10 Cote D'Ivoire 100 63 531 516

AMERICA 0 1 20 22
11 Canada 0 1 - -
12 Mexico - - 20 22

EUROPE 0 1 0 1
13 Germany, Fed. Rep. Of 0 1 0 1

Sub Jumlah / Sub Total 331 556 644 777


Tabel Volume dan Nilai Impor Karet Alam menurut Kode Harmonized
23 System dan Negara Asal, 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Natural Rubber Imports by Harmonized
System Code and Country of Origin, 2016 and 2017
2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. HS: 40011011 NATURAL RUBBER LATEX, CENTRIFUGE CONCENTRAT, CONTAINING AMMONIA >= 0.5%

ASIA 24 354 25 454 22 748 30 644


1 China 0 1 - -
2 Thailand 6 630 6 643 6 003 8 779
3 Malaysia 13 407 14 776 11 892 16 087
4 Vietnam 4 318 4 033 4 853 5 778

Sub Jumlah/ Sub Total 24 354 25 454 22 748 30 644

2. HS: 40011019 NATURAL RUBBER LATEX, CONTAINING AMMONIA >= 0.5%

ASIA 2 10 19 48
1 Japan - - 0 2
2 Korea, Republic of 2 10 0 1
3 China - - 0 0
4 Thailand - - 18 42
5 Singapore 0 0 0 0
6 Malaysia - - 1 3

AMERICA - - 1 4
7 United States - - 1 4

EUROPE - - 0 1
8 Germany,Fed. Rep. Of - - 0 1
9 Spain - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 2 10 20 53

3. HS: 40011021 NATURAL RUBBER LATEX, CENTRIFUGE CONCENTRAT, CONTAINING AMMONIA < 0.5%

ASIA - - 22 27
1 Korea, Republic of - - 0 0
2 Vietnam - - 22 27

Sub Jumlah/ Sub Total - - 22 27

Lanjutan Tabel/ Continued Table 23

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

4. HS: 40011029 NATURAL RUBBER LATEX, CONTAINING AMMONIA <0.5%

ASIA 48 205 277 679


1 Japan 0 1 0 1
2 Korea, Republic of - - 204 395
3 China - - 1 24
4 Thailand - - 2 10
5 Malaysia 48 204 30 153
6 Vietnam 0 0 40 96

AMERICA 0 0 0 0
7 United States 0 0 0 0

EUROPE 0 0 0 6
8 United Kingdom 0 0 - -
9 Netherland - - 0 1
10 Germany,Fed. Rep. Of - - 0 1
11 Italy - - 0 5

Sub Jumlah/ Sub Total 48 205 277 685

5. HS: 40012110 NATURAL RUBBER IN SMOKED SHEETS, RSS GRADE 1

ASIA 18 35 - -
1 Indonesia 18 35 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 18 35 - -

6. HS: 40012130 NATURAL RUBBER IN SMOKED SHEETS, RSS GRADE 3

ASIA 127 201 209 229


1 Korea, Republic of 0 3 - -
2 Thailand 40 79 68 142
3 Malaysia 6 13 - -
4 Vietnam 80 107 141 87

AFRICA 0 23 - -
8 Cameroon 0 23 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 127 224 209 229

Lanjutan Tabel/ Continued Table 23

2016 2017
No Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

7. HS: 40012190 NATURAL RUBBER IN OTHER FORMS

ASIA 296 655 111 218


1 Japan 0 2 0 0
2 China - - 0 1
3 Thailand 261 610 55 129
4 Singapore - - 0 9
5 Malaysia 35 42 18 21
6 Vietnam - - 38 58
7 India 0 1 - -

EUROPE - - 0 2
8 Germany,Fed. Rep. Of - - 0 2

Sub Jumlah/ Sub Total 296 655 111 220

8. HS: 40012210 TNSR 10

ASIA 156 202 105 160


1 Indonesia 31 41 - -
2 Singapore 125 161 - -
3 Malaysia - - 0 1
4 Vietnam - - 85 130
5 India - - 0 0
6 Sri Lanka - - 20 29

AFRICA - - 181 243


7 Cote D’Ivoire - - 181 243

Sub Jumlah/ Sub Total 156 202 286 403

9. HS: 40012220 TSNR 20

ASIA 1 407 2 202 1 726 2 498


1 Indonesia 632 953 727 1 025
2 Japan - - 23 38
3 China 4 48 154 267
4 Singapore 690 1 112 822 1 168
5 India 81 90 - -

AFRICA 18 23 - -
6 South Africa 18 23 - -

Sub Jumlah/ Sub Total 1 425 2 226 1 726 2 498


Lanjutan Tabel/ Continued Table 23

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
10. HS: 40012230 TSNR L
ASIA 239 888 570 1 049
1 Korea, Republic Of 33 94 2 5
2 China 143 767 0 1
3 Vietnam 63 27 568 1 043
Sub Jumlah/ Sub Total 239 888 570 1 049

11. HS: 40012240 TECHNICALLY SPECIFIED NATURAL RUBBER (TSNR) CV

ASIA 197 364 242 528


1 Thailand 5 15 - -
2 Malaysia - - 0 1
3 Vietnam 192 349 242 527
Sub Jumlah/ Sub Total 197 364 242 528

12. HS: 40012290 OTHER TSNR

ASIA 1 920 1 829 2 902 4 339


1 Japan - - 20 92
2 Hongkong 25 28 - -
3 Korea, Republic of - - 1 4
4 Taiwan 3 13 43 73
5 China 21 7 21 32
6 Thailand - - 19 40
7 Singapore - - 63 220
8 Malaysia 0 4 0 0
9 Vietnam 1 871 1 776 2 735 3 878
EUROPE - - 17 76
10 France - - 17 76
Sub Jumlah/ Sub Total 1 920 1 829 2 919 4 415

13. HS40012920 LATEX CREPES

ASIA 11 105 3 33
1 Korea, Republic of - - 0 0
2 Taiwan - - 0 0
3 China 9 100 3 32
4 Singapore 0 0 - -
5 Malaysia - - 0 0
6 Sri Lanka 2 5 - -
AMERICA 0 1 - -
7 Canada 0 1 - -
EUROPE - - 0 1
8 Germany,Fed. Rep. Of - - 0 1
Sub Jumlah/ Sub Total 11 107 3 34
Lanjutan Tabel/ Continued Table 23

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

14. HS: 40012930 SOLE CREPES

EUROPE - - 0 1
1 Germany, Rep of - - 0 1
Sub Jumlah/ Sub Total - - 0 1

15. HS: 40012950 OTHER CREPES

ASIA - - 0 1
1 Japan - - 0 1
Sub Jumlah/ Sub Total - - 0 1

16. HS : 40012960 SUPERIOR PROCESSING RUBBERS

ASIA - - 0 1
1 China - - 0 1
Sub Jumlah/ Sub Total - - 0 1

17. HS : 40012970 SKIM RUBBER

ASIA 220 385 20 47


1 Hongkong - - 0 0
2 Singapore - - 0 0
3 Vietnam 220 385 20 47
AMERICA - - 20 22
4 Mexico - - 20 22
Sub Jumlah/ Sub Total 220 385 40 69

18. HS : 40012980 SCRAP (TREE, EARTH OR SMOKED) AND CUP LUMP

AFRICA 100 63 530 515


1 Cote D’Ivoire 100 63 530 515
Sub Jumlah/ Sub Total 100 63 530 515

19. HS : 4001299900 OTHER NATURAL RUBBER IN OTHER FORMS

ASIA - - 70 155
1 Hongkong - - 1 4
2 Taiwan - - 0 0
3 China - - 0 9
4 Thailand - - 0 1
5 Singapore - - 0 0
6 Myanmar - - 0 1
7 Vietnam - - 68 136
8 Sri lanka - - 1 4
EUROPE 0 1 - -
9 Germany, Fed. Rep. Of 0 1 - -
Sub Jumlah/ Sub Total 0 1 70 155
Tabel Volume Impor Karet Sintetis Bulanan menurut Kode
25.1 Harmonized System (Ton), 2017
Table Monthly Volume of Synthetic Rubber Imports by Harmonized
System Code (Tons), 2017

Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni


No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


1 Polybutadiene- 40021110 749 448 632 500 390 627
Styrene Latex
Polybutadiene-Sty-
2 40021910 6 711 4 617 5 160 5 719 4 878 3 965
rene Rubber (SBR)
Other SBR and
3 40021990 6 987 6 008 6 400 8 190 6 551 5 137
XSBR2
Butadiene Rubber
4 40022000 8 173 9 317 8 648 7 714 7 733 6 584
(BR)
Isobutene-Isoprene
5 40023100 1 189 1 224 1 361 705 1 283 843
(Butyl) Rubber (IIR)
Halo-isobutane-
6 isoprene rubber / 40023900 1 352 1 291 1 254 1 489 1 171 1 114
Other IIR
Chloroprene Rubber
7 40024100 405 375 762 447 296 461
(CR) in latex form
Chloroprene Rubber
8 (CR) in primary and 40024900 597 424 565 396 534 358
other form

9 Latex of NBR 40025100 2 701 1 779 2 799 2 149 2 312 2 293

NBR in primary and


10 40025900 399 551 434 296 366 346
other form

11 Isoprene Rubber 40026000 126 122 140 118 258 73

Ethylene-Propylene-
12 Non-Conjugated 40027000 1 142 1 016 978 912 1 164 543
Diene Rubber
Mixtures of Natural
13 40028000 185 99 62 111 129 56
Rubber
Latex of Synthetic
14 40029100 1 206 1 041 768 769 650 375
Rubber
Oth synt rubber &
factice derived from
oil ;primary form,
15 unvulcanished, 40029900 459 450 610 609 564 284
uncompoun, and
other form

Jumlah/ Total 32 381 28 762 30 573 30 124 28 279 23 059


Tabel Nilai Impor Karet Sintetis Bulanan menurut Kode Harmonized
25.2 System (Ton), 2017
Table Monthly Value of Synthetic Rubber Imports by Harmonized
System Code (Tons), 2017

Deskripsi HS Kode HS Januari Februari Maret April Mei Juni


No
HS Description HS Code January February March April May June

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Polybutadiene-
1 40021110 1 480 606 866 585 693 901
Styrene Latex
Polybutadiene-Sty-
2 40021910 11 943 9 730 11 711 12 428 12 799 9 933
rene Rubber (SBR)
3 Other SBR and 40021990 11 781 11 933 14 349 20 242 15 965 12 238
XSBR2
Butadiene Rubber
4 40022000 15 729 21 605 22 492 20 677 22 205 17 108
(BR)
Isobutene-Isoprene
5 40023100 2 277 2 431 2 732 1 473 2 894 1 923
(Butyl) Rubber (IIR)
Halo-isobutane-
6 isoprene rubber / 40023900 4 327 3 278 3 662 4 055 3 642 3 041
Other IIR
Chloroprene Rubber
7 40024100 770 755 1 415 909 797 1 017
(CR) in latex form
Chloroprene Rubber
8 (CR) in primary and 40024900 2 295 1 798 2 381 1 822 2 421 1 671
other form

9 Latex of NBR 40025100 3 233 2 212 4 205 3 368 3 116 2 658

NBR in primary and


10 40025900 1 018 1 555 1 424 979 1 382 977
other form

11 Isoprene Rubber 40026000 293 361 521 394 734 256

Ethylene-Propylene-
12 Non-Conjugated 40027000 2 508 2 435 2 272 2 106 2 752 1 426
Diene Rubber
Mixtures of Natural
13 40028000 512 238 257 418 429 166
Rubber
Latex of Synthetic
14 40029100 1 391 1 152 970 1 083 858 442
Rubber
Oth synt rubber &
factice derived from
oil ;primary form,
15 unvulcanished, 40029900 1 233 1 640 1 655 1 342 2 404 953
uncompoun, and
other form

Jumlah/ Total 60 790 61 729 70 912 71 881 73 091 54 710


Tabel Volume dan Nilai Impor Karet Sintetis menurut Negara Asal,
26 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Synthetic Rubber Imports by Country of
Origin, 2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
ASIA 289 820 480 899 312 324 656 165
1 Japan 48 671 118 602 53 603 140 233
2 Hongkong 938 2 530 572 1 631
3 Korea, Republic of 163 810 229 274 169 833 333 553
4 Taiwan, Province of China 21 805 33 568 21 651 41 075
5 China 13 340 22 759 12 732 28 661
6 Thailand 8 901 14 598 8 508 19 142
7 Singapore 15 342 36 955 16 026 40 978
8 Malaysia 10 457 12 068 21 334 33 529
9 Vietnam 2 099 4 205 2 590 6 514
10 India 705 968 977 1 929
11 Others 3 752 5 372 4 498 8 920
AFRICA 146 332 807 2 004
12 Virgin Islands (Virgin) 146 325 807 1 999
13 Rwanda 1 7 - -
14 Niger - - 0 5
OCEANIA 214 406 229 962
15 Australia 1 1 2 22
16 Saint Vincevt and the Grenadines 95 287 36 113
17 Marshall Islands - - 20 72
18 American Samoa 118 441 171 755
AMERICA 13266 13074 11 855 31 158
19 United States 12 876 30 360 11 436 30 276
20 Canada 37 113 92 165
21 Mexico 57 87 82 199
22 Cuba 10 20 - -
23 Brazil 287 385 178 365
24 Belize - - 67 153
EUROPE 32 363 59 801 32 242 69 557
25 United Kingdom 830 1 881 530 1 366
26 Netherlands 1 110 2 356 1 177 2 435
27 France 6 896 12 377 5 484 12 262
28 Germany,Fed. Rep. Of 9 856 19 040 7 633 18 679
29 Belgium 3 688 6 537 3 782 7 314
30 Switzerland 611 1 280 657 1 450
31 Italy 518 765 325 491
32 Spain 14 25 0 3
33 Russian Federation 6 854 12 036 9 963 20 432
34 Others 1 984 3 503 2 691 5 125
Jumlah/Total 335 810 572 727 357 457 759 846
Tabel Volume dan Nilai Impor Karet Sintetis menurut Kode
27 Harmonized System dan Negara Asal, 2016 dan 2017
Table Volume and Value of Synthetic Rubber Imports by Harmonized
System Code and Country of Origin, 2016 and 2017

2016 2017
Negara Tujuan Volume Nilai Volume Nilai
No
Country of Destination Volume Value Volume Value
(Ton) (000 US $) (Ton) (000 US $)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. HS: 40021110 POLYBUTADIENE-STYRENE LATEX

ASIA 6 008 7 114 5 741 8 079


1 Japan 1 908 2 328 2 542 3 691
2 Hongkong - - 0 2
3 Korea, Republic of 1 998 1 512 1 519 1 501
4 Taiwan, Province of China 170 290 144 327
5 China 1 357 1 604 1 137 1 692
6 Indonesia 8 8 - -
7 Thailand 230 264 61 124
8 Singapore 51 487 0 0
9 Malaysia 267 605 280 686
10 India 19 16 37 48
11 Saudi Arabia - - 21 8

OCEANIA 101 379 - -


12 Samoa 101 379 - -

AMERICA 133 568 18 48


13 United States 133 568 18 48

EUROPE 1 498 2 941 1 049 1 401


14 France 9 268 - -
15 Germany,Fed. Rep. Of 267 1 047 144 566
16 Belgium 1 128 589 826 388
17 Switzerland - - 0 0
18 Norway 94 1 037 61 401
19 Italy - - 18 46
20 Greece - - 0 0

Sub Jumlah/ Sub Total 7 740 11 002 6 808 9 528


Tabel Luas, Produksi, dan Ekspor Karet Alam Negara Anggota ANRPC,

28 2005 - 2011
Table
Area, Production, and Exports of Natural Rubber in ANRPC
Member Countries, 2005 - 2011
No Negara / Country 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Luas / Area (000 Ha)

1 Indonesia 3 279 3 309 3 414 3 424 3 435 3 445 3 456


2 Malaysia 1 237 1 200 1 230 1 247 1 028 1 020 1 048
3 Papua New Guinea n.a n.a n.a na n.a n.a n.a
4 Sri Lanka 116 120 120 122 124 125 127
5 Thailand n.a n.a 2 375 2 675 2 717 2 735 2 760

Produksi / Production (000 Ton)

1 Indonesia 2 271 2 367 2 755 2 743 2 440 2 735 2 990


2 Malaysia 1 126 1 284 1 200 1 072 857 939 996
3 Papua New Guinea 5 5 n.a n.a n.a n.a n.a
4 Sri Lanka 104 109 118 129 137 153 158
5 Thailand 2 833 3 137 3 056 3 090 3 164 3 252 3 573

Ekspor / Exports (000 Ton)

1 Indonesia 2 025 2 287 2 407 2 295 1 991 2 351 2 556


2 Malaysia 1 128 1 134 1 018 917 703 900 904
3 Papua New Guinea 5 5 n.a n.a n.a n.a n.a
4 Sri Lanka 32 46 51 49 56 51.5 42
5 Thailand 2 632 2 772 2 704 2 675 2 726 2 866 2 952

Anda mungkin juga menyukai