1 3&4 6&7
1905 ꟷ 1942 1972 ꟷ 1992
2. Batavia Petroleum Pertamina bekerja sama dengan
Maatchaapij (BPM) Technical Assistance Contract (TAC)
Tesero perusahaan minyak asal
Amerika Serikat
JUMLAH CADANGAN MINYAK YANG TELAH
DI EKPLOITASI
Kandungan minyak bumi di bawah tanah,
secara nasional sudah mulai menipis. Secara
umum, cadangan minyak nasional sudah mulai
terbatas untuk dieksplorasi. Sebab, sebagian
besar minyak bumi telah banyak di kuras habis
di masa lalu khusus nya di masa penjajahan
telah terjadi eksploitasi besar – besaran yang
dilakukan oleh para penjajah dari Eropa
maupun Asia. Jumlah nya telah mencapai 23
Miliar Barel.
Sementara cadangan minyak bumi yang
tersisa, hanya sekitar 3,7 miliar barel. Namun
berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan,
kandungan minyak yang potensial untuk
dilakukan eksploitasi masih ada sebanyak 43,7
miliar barel. Namun tingkat kedalaman minyak
tersebut sangat jauh di dalam tanah, dan
tingkat keberhasilannya pun belum dapat di
pastikan.
Perusahaan yang terlibat dalam
bidang migas
1. PT MEDCO E&P TARAKAN WAREHOUSE
(PAMDOCK)
2. PT. SUCOFINDO CABANG TARAKAN
3. PT PERUSAHAAN GAS NEGARA AREA TARAKAN
4. Demo room Pertamina EP Tarakan Filed
5. PT Pertamina EP Aset 5 Tarakan
6. PT Abadi Bhakti Abadi
7. PT Putra Kaltara
8. PT Indah Dewi
9. Koperasi Karyawan Pembangunan Exspan
10. PT Fauzan Putra Unggul
11. PT Global Multi Usaha
12. PT Etam Gembira
13. PT Rian Rachmad Abadi
14. PT Terang Dunia Agung
15. PT Alas Agung 7
16. PT Nur Kassatama Indonesia
17.PT Markoni Utama
18. PT Karya Penujuru
19. PT Dian Sarana Lestari
20. PT Wijaya Megasarana
2. Kontribusi Migas bagi Kalimantan Utara
Keberadaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu/Minyak dan Gas Bumi
bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama di Provinsi Kaltara, memberikan stimulus bagi
masyarakat. Kegiatan Usaha Hulu Migas, selain menyumbang pendapatan negara juga
menunjang pembangunan di daerah melalui pajak, participate Interest 10 Persen bagi BUMD
untuk berperan dalam KKKS di wilayah penghasil Migas. Efek tersebut seperti terbukanya
kesempatan kerja bagi masyarakat, jalur distribusi perekonomian yang lebih maju, tumbuhnya
pengusaha-pengusaha lokal yang bermitra dengan KKKS, pemberdayaan ekonomi dan
masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial.
Ketentuan bagi hasil DBH diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan UU tersebut, dari 100 persen pendapatan minyak
bumi, pemerintah pusat mendapat bagian 84,5 persen. Sementara itu, pemerintah daerah mendapat 15,5 persen, yang
0,5 persennya dialokasikan untuk pendidikan. Adapun sisa 15 persen dibagi sesuai ketentuan berlaku. Contohnya, bila
daerah penghasilnya merupakan kabupataen/kota, maka rinciannya sebagai berikut 3 persen untuk provinsi, 6 persen
untuk kabupaten/kota penghasil minyak, dan 6 persen untuk kabupaten/kota non-penghasil. Untuk bagi hasil gas
bumi, pemerintah pusat mendapatkan 69,5 persen dan pemerintah daerah 30,5 persen, yang 0,5 persennya untuk
pembangunan pendidikan. Sisa 30 persennya kemudian dibagi sesuai ketentuan berlaku. Contohnya, bila daerah
penghasilnya merupakan kabupataen/kota, maka rinciannya 6 persen untuk provinsi, 12 persen untuk kabupaten/kota
penghasil, dan 12 persen untuk kabupaten/kota non-penghasil.
2. Kontribusi Migas bagi Kalimantan Utara
3. Dampak Aktivitas Industri Hulu Migas
• Dampak Langsung
• Operator Migas
• Provider Layanan Migas
• Dampak Tidak Langsung
• Yang menggerakkan sector transportasi, industry hilir, IT, dll
• Dampak Induksi, merupakan dampak positif industri hulu migas
bagi:
• Sektor Utilitas
• Infrastruktur,
• Keamanan nasional, dll
3. Dampak Aktivitas Industri Hulu Migas
https://kaltim.tribunnews.com/2019/10/24/dana-transfer-ke-kalimantan-utara-2020-sentuh-rp-19-triliun-ini- rin
ciannya
.
Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, 2016, Dampak Kegiatan Usaha Hulu
Migas Terhadap Perekonomian Regional Wilayah Kerja Migas (Studi Kasus Provinsi Jambi), Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Solow, R. M. 1974. The Economics of Resources. American Economic Review, 64: 1 – 14.
Youngquist, W. 1999. The Post Petroleum Paradigm and Population. Population and Enviroment, 20: 297-315.
TERIMAKASIH