ARYANSI QUILIM
Makassar, 2014
Komisi Penasihat,
Ketua
Anggota
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi daya tarik wisata pantai
Sulamadaha, kondisi lingkungan internal dan eksternal serta merumuskan strategi dan
program pengembangan daya tarik wisata pantai Sulamadaha.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis matriks IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary) serta analisis matriks
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Teori yang digunakan adalah teori
siklus hidup area wisata dan teori perencanaan. Data dikumpulkan dengan metode observasi,
wawancara mendalam dan penyebaran angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata yang terdapat di pantai
Sulamadaha yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata adalah potensi keindahan
alam seperti, pantai dengan hamparan pasir putihnya dan pemandangan bawah lautnya,
wisata relegi dan spiritual. Pengembangan daya tarik wisata pantai Sulamadah di kota
Ternate berada pada posisi pertumbuhan. Hasil analisis lingkungan internal memperoleh skor
2,542 dan analisis lingkungan eksternal memperoleh skor 2,651 yang berarti pariwisata
pantai Sulamadaha berada pada posisi sedang. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal
dan eksternal pariwisata pantai Sulamadaha berada pada sel V yaitu pertahankan dan
pelihara, strategi umum yang diterapkan yaitu: strategi penetrasi lingkungan wisata dan
strategi pengembangan produk. Strategi khusus dari analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats), yaitu: strategi SO (Strength Opportunity) dengan strategi
pengembangan daya tarik wisata (melalui program penataan kawasan pariwisata dan
inventarisasi daya tarik wisata serta kenyamanan dan keamanan berwisata), strategi ST
(Strength Threat) dengan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan (melalui program
peningkatan kualitas lingkungan, kualitas kehidupan sosial budaya, peningkatan
perokonomian masyarakat), strategi WO (Weakness Opportunity) dengan strategi
pengembangan promosi (melalui program promosi dan pengadaan tourist information center)
dan strategi WT (Weakness Weakness Threat) dengan strategi pengembangan sumber daya
manusia dan pembentukan lembaga pengelola pariwisata. Pengembangan sarana dan
prasarana, penataan pariwisata, promosi di pantai Sulamadaha dan kota Ternate ini sangat
diperlukan. Pemerintah dan masyarakat bekerjasama menjaga keamanan, kebersihan,
kelestarian alam, dan budaya.
Kata Kunci: faktor internal dan eksternal, strategi pengembangan, daya tarik
wisata
ABSTRACT
CICI ARYANSI QUILIM. On the Tourism Development Strategy Islands Ternate, North
Maluku. (Guided by. Abd . Rahman Kadir dan Abd . Munir Razak)
This study aims to identify potential tourist attraction beach Sulamadaha, internal and
external environmental conditions and formulate a strategy and program development
Sulamadaha coastal tourist attraction.
The analytical method used is the analysis of the matrix of IFAS (Internal Factor
Analysis Summary) and EFAS (External Factor Analysis Summary) and matrix SWOT
analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). The theory used is a tourist area
life cycle theory and the theory of planning. Data collected by the method of observation, in-
depth interviews and questionnaires.
The results showed that there is a potential tourist on the beach Sulamadaha which
can be developed as a tourist attraction is the potential of such natural beauty, with its white
sand beaches and underwater scenery, tourist and spiritual relegi. Development of tourist
attraction in the town of Ternate Sulamadah beach in the position of growth. The results of
the analysis of the internal environment scored 2,542 and external environmental analysis
obtained a score of 2.651, which means Sulamadaha beach tourism in the position of being.
Based on the analysis of internal and external environment Sulamadaha beach tourism is at V
cells that maintain and keep, a common strategy is applied, namely: travel environment
penetration strategy and product development strategies. Specific strategies from the SWOT
analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), namely : strategy SO (Strength
Opportunity) with the development strategy of tourist attraction (through the Setup program
area and an inventory of tourism tourist attraction as well as comfort and safety traveled), the
strategy ST (strength Threat) with sustainable tourism development strategy (through the
improvement of environmental quality ,quality of social and cultural life, an increase in
public perokonomian), strategies WO (Weakness Opportunity) promotion of the development
strategy (through the promotion and provision of tourist information center) and the strategy
of WT (Weakness Weakness Threat) with the strategy of human resource development and
establishment of tourism operators. Infrastructure development, tourism arrangement,
promotion on the beach Sulamadaha and Ternate city is very necessary. Government and
society cooperate to maintain security, hygiene, environment, and culture.
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
1.4 Kegunaan Penelitian................................................................... 6
1.5 Lingkup Penelitian....................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan................................................................. 7
1
4.8 Analisis Internal dan Eksternal....................................................................58
4.9 Analisis SWOT............................................................................................61
BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................................92
6.1 Strategi Umum Pengembangan Daya Tarik Wisata di Pantai Sulamadaha..92
6.2 Strategi Khusus Pengembangan Daya Tarik Wisata di Pantai Sulamadaha. 94
6.3 Program Pengembangan Daya Tarik Wisata di Pantai
Sulamadaha.................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................112
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pariwisata dewasa ini adalah sebuah mega bisnis. Jutaan orang mengeluarkan
membahagiakan diri dan untuk menghabiskan waktu luang. Hal ini menjadi bagian
penting dalam kehidupan dan gaya hidup di negara- negara maju. Menempatkan
yang relatif baru. Hal ini mulai terlihat sejak berakhirnya Perang Dunia II, dimana
pariwisata meledak dalam skala besar sebagai salah satu kekuasaan sosial dan ekonomi.
dari era sentralisasi menuju desentralisasi yang tertuang dalam konsep otonomi daerah
dengan landasan hukumnya pada UU No. 32 Tahun 2004, memberi konsekuensi pada
daerah untuk dapat menggali dan memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki sebagai
penerimaan daerah yang dapat digunakan sebagai modal pembangunan tanpa harus
bergantung pada
5
atau Kota, maka Kabupaten atau Kota dituntut harus benar-benar berpikiran jauh kedepan
untuk dapat mengembangkan semua potensi sumber daya alam yang pada gilirannya akan
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia saat ini tengah aktif
sektor tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu maka Indonesia mencari
peluang lain dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin. Salah satu sektor
dalam penyusunan kebijakannya, strategi untuk sektor ini telah sering dirumuskan,
namun ternyata pelaksanaannya masih mengalami kendala seperti yang juga dialami oleh
Pemerintah Kota Ternate. Strategi umum yang sudah diterapkan salah satunya, promosi
Kondisi objek wisata di Maluku Utara baik objek wisata alam, objek wisata religi
ataupun objek wisata peninggalan sejarah, pada umumnya masih perlu perbaikan dan
pengembangan lebih. Selain itu, kondisi objek wisata di Maluku Utara juga kurang
memadai yaitu kurang tersedianya fasilitas obyek wisata, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Hal tersebut terjadi karena kurangnya perawatan fasilitas obyek wisata
khususnya pada wisata alam yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga obyek-obyek
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa sumber daya manusia
pendukung pada dinas kebudayaan dan pariwisata Maluku Utara sampai pada semester 1
(satu) tahu 2013 masih kurang potensial, karena jika dilihat dari tingkat pendidikan dan
6
bukan merupakan lulusan bidang pariwisata. Kondisi demikian merupakan suatu keadaan
yang kurang memadai dalam pelaksanaan tugas kedinasan apabila ditinjau dari segi
kualitas dan profesionalitas pegawai. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan dalam
pengembangan sektor pariwisata karena sumber daya manusia yang bekerja tidak sesuai
provinsi disingkat Malut dengan ibu kotanya di Sofifi, terdiri dari beberapa pulau di
Kepulauan Maluku Utara dan mempunyai banyak sekali obyek wisata antara lain obyek
Wisata Alam, Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Minat Khusus, Wisata Kuliner,
Wisata Olah Raga, Wisata Belanja. Potensi pariwisata di Provinsi Maluku Utara berupa
wisata budaya dan purbakala, sejarah, ada istiadat yang dikenal dengan Kesultanan
Moloku Kie Raha. Peninggalan-peninggalan sejarah masa silam antara lain Kadaton
Sultan Ternate dan Kadaton Sultan Tidore. Potensi wisata bahari berupa pulau-pulau dan
pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias, merupakan potensi utama
dalam rangka mengembangkan wisata bahari. Kawasan suaka alam yang terdiri dari
beberapa jenis, baik di daratan maupun wilayah perairan laut yang tersebar pada berbagai
lokasi seperti : Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, Cagar Alam di Pulau Obi,
Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu dan Cagar Alam di Pulau Seho.
kota Ternate adalah merupakan salah satu bentuk apresiasi mayarakat terhadap potensi
wisatawan di daerah tersebut. Hal ini menuntut kita untuk melakukan pengembangan
7
Tabel 1.1
Data Pengunjung Wisatawan Di Kota Ternate Tahun
2009 – 2012
Berdasarkan pada tabel 1.1, dan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa
wisata ini terjadi tiap tahun sepanjang periode tahun 2009 sampai pada tahun 2012.
Kenaikan kunjungan wisatawan berdasarkan data kujungan pada tabel di atas menuntut
DISBUDPAR atau dinas kebudayaan dan pariwisata kota Ternate, Maluku Utara untuk
ini pemerintah daerah Maluku Utara belum maksimal melakukan pengembangan daerah
wisata, hal ini disebabkan kepada kendala utama kurangnya kontrol dari pemerintah,
tersebut saat ini belum bisa berkembang dengan baik. Dengan melihat animo wisatawan
yang berkunjung tiap tahun terjadi tren peningkatan arus pengunjung ini memiliki potensi
yang besar untuk bisa dikembangkan. Dilihat dari fenomena masyarakat, ditambah lagi
pemerintah kabupaten kota, tidak terawat atau terkelolanya objek-objek wisata yang
sudah rusak. Selain itu juga terindikasi dari tidak adanya aksesibilitas yang
8
memadai, baik jalan darat maupun udara yang minus, hotel tidak tumbuh normal, kedai
Hal tersebut diibaratkan seperti, kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang
dihasilkan oleh produsen tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun
peminatnya, oleh karena itu produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya
harus membutuhkan konsumen terkait dengan produk atau jasa yang dihasilkan.
Pemerintah daerah Maluku Utara, khususnya kota Ternate sudah membuat strategi
guna pengembangan pariwisata di Ternate namun strategi ini belum mampu memberi
kemajuan yang signifikan dalam mengoptimalkan potensi yang ada dikarenakan faktor
sumber daya manusia (SDM), faktor infrastruktur pendukung aksesibilitas, dan faktor
perencanaan atau promosi. Sehingga untuk meningkatkan potensi yang ada serta
meningkatnya kunjungan wisatawan diperlukan suatu strategi lain dalam upaya untuk
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
9
c. Bagaimana konsep strategi pengembangan kawasan wisata di Kota Ternate?
pariwisata.
memperkenalkan wisatanya.
1
1.5 Lingkup Penelitian
a. Lingkup penelitian ini dititik beratkan pada kendala Faktor –faktor internal
pendukung aksesibilitas.
d. Pengembangan pariwisata dalam hal ini difokuskan untuk wisata alam bahari
yaitu:
industri pariwisata; sumber daya pariwisata yang terbagi atas sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya; jenis,jenis wisata
dengan kategori wisata alam dan wisata sosial-budaya; kawasan dan obyek
1
BAB III Metode penelitian, dikemukakan mengenai jenis penelitian; lokasi dan waktu
penelitian; populasi dan sampel; jenis dan sumber data; dan teknik analisis
data.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, terdiri dari gambaran umum lokasi pariwisata,
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan rekreasi.
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang
dikunjunginya.
dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut : Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K.
keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di
suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan
suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen
maupun sementara. Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik dalam Muhammad Ilyas (2009),
pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke
tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-
1
bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu
tidak lebih dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan
lainnya.
dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
Hunzieker dan Prof. K. Krapf dalam Muhammad Ilyas (2009) Tahun 1942 merumuskan
Pariwisata sebagai sejumlah hubungan dan fenomena yang terjadi karena adanya
perjalanan dan tinggal sementara ke suatu tempat dari tempat tinggal mereka (orang
asing) asalkan tujuannya tidak untuk tinggal menetap atau bekerja memperoleh
penghasilan.
Menurut definisi yang lebih sempit, yaitu berdasarkan arti kata, pariwisata
terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali atau
berputar-putar, serta wisata berarti perjalanan atau bepergian, jadi pariwisata adalah
perjalanan yang dilakukan berkali- kali atau berputar- putar dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Dalam bahasa Inggris istilah kata pariwisata diterjemahkan dengan “tourism”
UN-WTO) dalam Pitana (2009) pada Tahun 1963, yang dimaksud dengan tourist
dan
1
1. Wisatawan (tourist), yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal
yaitu yang melakukan perjalanan wisata ke luar negerinya, dan wisatawan nasional
Mereka yang bepergian dari tempat tinggalnya, ke obyek wisata dan/atau bukan ke
obyek wisata, menginap atau lamanya lebih dari 24 jam tapi kurang dari 6 bulan tidak
berikut : Mereka yang mengunjungi suatu tempat di negara tempat tinggalnya untuk
sekurang-kurangnya 24 jam dan tidak lebih dari 1 tahun untuk tujuan rekreasi, liburan,
olah raga, bisnis, pertemuan, konvensi, keluarga, belajar, berobat atau misi keagamaan
dan sosial lainnya. Menurut Norval dalam Muhammad Ilyas (2009), wisatawan
ialah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya bukan untuk
menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk
1
menyebutkan motif-motif yang menyebabkan orang asing dapat disebut wisatawan.
sebagainya).
d. Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), kalau ia
a. Orang yang datang untuk memangku jabatan atau mengadakan usaha di suatu
negara.
c. Penduduk daerah perbatasan dan orang yang tinggal di negara yang satu, akan
sekolah-sekolah.
Pariwisata dewasa ini adalah sebuah mega bisnis. Jutaan orang mengeluarkan
membahagiakan diri dan untuk menghabiskan waktu luang. Hal ini menjadi bagian
1
besar sebagai salah satu kekuasaan sosial dan ekonomi. Sesungguhnya pariwisata telah
dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai oleh adanya
pergerakan manusia yang melakukan ziarah atau perjalanan agama lainnya. Namun
Tiongkok untuk kembali ke Venesia, yang kemudian disusul perjalanan Pangeran Henry
(1394-1460), Cristopher Colombus (1451-1506), dan Vasco da Gama (akhir abad XV).
Sedangkan sebagai kegiatan ekonomi, pariwisata baru berkembang pada awal abad ke-
Sekitar Tahun 1740-an di Inggris Raya dan Eropa dikenal istilah Grand
Tour yang berarti perjalanan yang cukup panjang tetapi bersifat menyenangkan untuk
tujuan pendidikan dan tujuan lain yang bersifat budaya oleh orang muda dari kelas
atas. Oleh karenanya, leisure tour atau tourism dianggap memiliki cikal bakal dari
peradaban barat. Saat ini setiap tahun jutaan orang meniru pola tersebut yang secara luas
dikenal sebagai kegiatan pariwisata. Umumnya perjalanan yang dilakukan dalam era
Grand Tour ini adalah untuk kebutuhan hiburan dalam beragam bentuknya dan
kebanggaan status dengan kemampuan mengklaim bahwa mereka sudah pernah ke suatu
modern atau tur inklusif. Mula-mula dalam wilayah Inggris dan kemudian berkembang
1
pesat pada jumlah orang yang melakukan perjalanan wisata.
badan pariwisata Belanda di Batavia. Badan pemerintah ini sekaligus juga bertindak
sebagai tour operator travel agent, yang secara gencar mempromosikan Indonesia,
khususnya Jawa dan Bali. Pada Tahun 1926 berdiri pula di Jakarta sebuah cabang
dari Lislind (Lissonne Lindeman) yang pada Tahun 1928 berubah menjadi Nitour
Belanda (KPM). KPM secara rutin melayani pelayaran yang menghubungkan Batavia,
industri pariwisata. Pada era 1980-an terjadi perubahan paradigma dari pariwisata
massal ke pariwisata alternatif yang mana industri telah memasuki era globalisasi,
teknologi baru, dan meningkatnya kepedulian dan tanggung jawab sosial dan ekologi.
Persaingan menjadi fungsi utama dalam industri pariwisata. Kualitas dan efisiensi
menjadi kunci utama dalam pariwisata alternatif dibanding kuantitas yang menjadi
1
dimulai sekitar tahun 1970-an ketika krisis ekonomi melanda dunia, termasuk
pertumbuhan ekonomi yang berfluktuasi serta masa resesi yang panjang. Dalam
periode ini dampak sosial, ekonomi, dan ekologi akibat keberadaan pariwisata
3. Paradigma kebijakan pariwisata terpadu (holistic). Pada periode ini mulai disadari
pemasaran, promosi, pajak, insentif, akomodasi dan transportasi menuju isu yang
lebih holistic yang berkaitan dengan lingkungan, dampak sosial, pemerataan, serta
sumber daya alam dan sumber daya budaya, di samping sumber daya manusia. Orang
Misalnya, di tempat kerja operator pariwisata digunakan sumber daya manusia (tenaga
kerja), fasilitas dan peralatan (sumber daya fisik), menyediakan atraksi budaya sebagai
daya tarik wisata (sumber daya budaya), dan menjual pemandangan alam
sebagai
1
bagaimana menggunakan sumber daya, baik secara individual maupun kombinasinya
tentang sumber daya pariwisata dapat diperluas,termasuk berbagai faktor yang tidak
sumber daya alam. Salah satu karakteristik dari sumber daya pariwisata adalah dapat
dirusak dan dihancurkan oleh pemakaian yang tidak terkendali dan kesalahan
pengaturan (mismanagement).
Elemen dari sumber daya, misalnya, air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan,
pantai, bentang alam, dan sebagainya, tidak akan menjadi sumber daya yang berguna
bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi
menjadi sumber daya. Hal ini juga dipengaruhi oleh budaya yang menentukan siapa yang
Menurut Damanik dan Weber (2006) dalam Pengantar Ilmu Pariwisata, sumber daya
b) Keragaman flora
c) Keragaman fauna
2
d) Kehidupan satwa liar
e) Vegetasi alam
i) Objek megalitik
Pariwisata), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber daya
a. Lokasi geografis. Hal ini menyangkut karakteristik ruang yang menentukan kondisi
yang terkait dengan beberapa variabel lain, misalnya untuk wilayah Eropa yang
dingin dan bersalju seperti Swiss dikembangkan untuk atraksi wisata skies.
b. Iklim dan cuaca. Ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari permukaan air
c. Topografi, bentuk umum dari permukaan bumi (topografi) dan struktur permukaan
bumi yang membuat beberapa areal geografis menjadi bentang alam yang unik.
Aspek ini menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan kondisi geografis suatu
2
yang sangat unik dan menarik sehingga bisa dikembangkan menjadi atraksi wisata
alam.
e. Air. Air memegang peran sangat penting dalam menentukan tipe dan level dari
sebagainya).
suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat bergantung pada kehidupan dan formasi
g. Fauna. Beragam binatang berperan cukup signifikan terhadap aktivitas wisata baik
dipandang dari sisi konsumsi (misalnya wisata berburu dan mancing) maupun non-
konsumsi.
Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam pembangunan
pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya
menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan
kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan
dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya. Berkaitan dengan sumber daya
manusia dalam pariwisata, McIntosh,et al., (1995) (Pitana, 2009 dalam Pengantar Ilmu
2
dan minuman, shopping, travel, dan sebagainya. Secara garis besar, karir yang dapat
menyerap dan menggunakan sumber daya manusia dalam jumlah paling besar. Bagi
masyarakat lokal airlines menyediakan berbagai level pekerjaan, mulai dari level
pemula sampai manager. Contohnya agen pemesanan tiket, awak pesawat, pilot,
b. Cruise companies. Peluang karir terbuka untuk posisi kantor perwakilan dan
Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan
orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara
hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari
budaya orang lain tersebut. Industri pariwisata mengakui peran budaya sebagai faktor
budaya dimungkinkan untuk menjadi faktor utama yang menarik wiasatawan untuk
sastra dan seni, tetapi juga pada keseluruhan cara hidup yang dipraktikkan
2
manusia dalam kehidupan sehari-hari yang ditransmisikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya, serta mencakup pengertian yang luas dari gaya hidup. Dalam
pariwisata, jenis pariwisata yang menggunakan sumber daya budaya sebagai modal
utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata budaya. Jenis pariwisata
ini memberikan variasi yang luas menyangkut budaya mulai dari seni pertunjukkan,
seni rupa, festival, makanan tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia, dan cara hidup
yang lain. Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang bagi wisatawan untuk
langsung dengan masyarakat lokal dan kepada individu yang memiliki pengetahuan
khusus tentang sesuatu objek budaya. Tujuannya adalah memahami makna suatu budaya
dibandingkan dengan sekedar mendeskripsikan atau melihat daftar fakta yang ada
Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya
a. Bangunan bersejarah, situs, monumen, museum, galeri seni, situs budaya kuno,
dan sebagainya.
b. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan
sejenisnya.
2
f. Perjalanan ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik (berkuda,
3. Jenis-jenis Wisata
oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga
air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan
2
di sekitarnya.
bekas pertempuran (battle fields) yang merupakan daya tarik wisata utama
di banyak negara.
dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu.
arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan
a. Kawasan Wisata
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya
dalam regulasi tersebut dijelaskan maksud daripada wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
maksud dari kawasan wisata dengan menelaah kedua komponen tersebut. Kawasan
2
kawasan budidaya, kawasan pesisir pantai, kawasan pariwisata, dan lain- lain).
Wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi kawasan wisata dalah bentangan
permukaan yang dikunjungi atau didatangi oleh orang banyak (wisatawan) karena
b. Obyek Wisata
Suwantoro, 1997 (dalam Muhammad Ilyas, 2009) menjelaskan bahwa obyek wisata
terdiri dari keindahan alam (natural amenities), iklim, pemandangan, flora dan
fauna yang aneh (uncommon vegetation and animals), hutan (the sylvan
elements), dan sumber kesehatan (health center) seperti sumber air panas
belerang, dan lain-lain. Disamping itu, obyek wisata yang diciptakan manusia
seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan dan
lain-lain semuanya disebut sebagai atraksi wisata (tourist attraction). Daya tarik
wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong
kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata, dikelompokkan kedalam obyek dan daya tarik wisata alam, wisata
budaya, dan wisata minat khusus. Dalam penentuan obyek wisata berdasarkan pada
1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan
bersih.
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
5. Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi, karena keindahan alam
2
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
6. Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam
5. Pelaku Pariwisata
a. Wisatawan
dan sebagainya. Dengan motif dan latar belakang yang berbeda- beda itu
menjadikan mereka pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata.
b. Industri Pariwisata
Industri pariwisata artinya semua usaha barang dan jasa bagi pariwisata yang
wisatawan. Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan,
2) Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk-
2
6. Pendukung Jasa Wisata
Kelompok ini adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan produk dan jasa
wisata tetapi seringkali bergantung kepada wisatawan sebagai pengguna jasa dan
kecantikan, olahraga, usaha bahan pangan, penjualan bahan bakar minyak, dan
sebagainya.
7. Pemerintah
8. Masyarakat Lokal
menjadi salah satu peran kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah
2
dengan masyarakat. Kadang-kadang fokus kegiatan mereka dapat menjadi salah
satu daya tarik wisata seperti proyek WWF untuk perlindungan Orang Utan di
hidup di dalam komunitas lokal juga merupakan pelaku tidak langsung dalam
setempat.
Untuk mengadakan klasifikasi motif wisata harus diketahui semua atau setidak-
tidaknya semua jenis motif wisata. Akan tetapi tidak ada kepastian untuk dapat
mengetahui semua jenis motif wisata tersebut. Tidak ada kepastian bahwa hal-hal
yang dapat diduga dapat menjadi motif wisata atau terungkap dalam penelitian-penelitian
motif perjalanan wisata. Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan motif wisata
tersebut tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Motif-motif wisata yang dapat diduga
a. Motif Fisik, yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti
atraksinya. Hal tersebut terlihat dari motif wisatawan yang datang ke tempat wisata
tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah lain daripada menikmati
3
atraksi yang dapat berupa pemandangan alam atau flora dan fauna.
d. Motif Status, merupakan motif yang berhubungan dengan gengsi atau status
seseorang. Maksudnya ada suatu anggapan bahwa orang yang pernah mengunjungi
suatu tempat tertentu dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak pernah
7. Komponen-komponen Wisata
Analisis sistem pariwisata tidak terlepas dari segmen pasar pariwisata karena
segmen pasar pariwisata merupakan spesifikasi bentuk dari pariwisata yang dapat
berfungsi sebagai bentuk khusus pariwisata. Hal ini terkait dengan output akhir yang
diharapkan oleh wisatawan yaitu kepuasan akan obyek wisata yang dihasilkan. Untuk
macam komponen wisata. Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan
kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata.
3
berbagai jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para
wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka
lakukan.
c. Fasilitas dan pelayanan wisata. Fasilitas dan pelayanan wisata yang dimaksud
penyambutan).
Fasilitas tersebut misalnya, restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-
toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko- toko khusus, toko
kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya,
pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti
d. Fasilitas dan pelayanan transportasi. Meliputi transportasi akses dari dan menuju
kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan
e. Infrastruktur lain. Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik,
3
pelatihan; menyusun strategi marketing dan program promosi; menstrukturisasi
organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan dan perundangan yang
kebudayaan.
8. Peranan Pariwisata
baik dari sisi pemerintah sebagai regulator maupun dari sisi pengusaha selaku pelaku
ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin. Penyerapan tenaga kerja, sumber
yang dapat diberikan oleh industri pariwisata. Hasil penelitian yang dilakukan Roekaerts
dan Savat (Spillane, 1987:138) menjelaskan bahwa manfaat yang dapat diberikan sector
pariwisata adalah :
Industri pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang sangat panjang, sehingga
merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari
3
merupakan lapangan kerja yang menyerap banyak tenaga kerja. Industri
Misalnya, pengenaan pajak hotel dan restoran yang merupakan bagian dari
keuntungan usaha pariwisata hotel dan restoran tersebut. Sumber lain bisa berupa
usaha pariwisata yang dimiliki oleh pemerintah daerah sendiri. Pemerintah daerah
melakukan transaksi yang tergolong kena pajak. Biasanya dikenal sebagai service
tax, yang umumnya sebesar 10% untuk transaksi di hotel dan restoran. Pajak
ini berbeda dari pajak yang sumbernya dari keuntungan hotel dan restoran
sumber pendapatan. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi produk
bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan di sektor pariwisata
karyawan
3
souvenir, atraksi wisata, pemandu wisata, dan seterusnya. Pekerjaan- pekerjaan
Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Keadaan alam,
flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber
Potensi dan fakta atraksi alam ini harus diidentifikasi secara jelas dan spesifik
karena akan menjadi salah satu kriteria dalam menentukan kelayakan proyek wisata
Menurut Yoeti (2006:55-56) daya tarik wisata dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Daya tarik wisata alam, yang meliputi pemandangan alam, laut, pantai dan
2. Daya tarik wisata dalam bentuk bangunan, yang meliputi arsitektur bersejarah
dan modern, monumen, peninggalan arkeologi, lapangan golf, toko dan tempat-
3. Daya tarik wisata budaya, yang meliputi sejarah, foklor, agama, seni,
3
4. Daya tarik wisata sosial, yang meliputi cara hidup masyarakat setempat, bahasa,
Selain empat komponen tersebut, daya tarik wisata juga harus memiliki komponen
sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan daya tarik wisata yang satu
dengan daya tarik wisata yang lain di daerah tujuan wisata mulai dari transportasi darat,
laut dan udara. Aksesibilitas juga mencakup peraturan atau regulasi pemerintah yang
mengatur tentang rute dan tarif angkutan. Amenitas adalah infrastruktur yang menjadi
bagian dari kebutuhan wisatawan seperti fasilitas akomodasi, restoran, bank, penukaran
sebagainya.
Menurut Damanik dan Weber (2006:13) daya tarik wisata yang baik sangat terkait
dengan empat hal, yakni memiliki keunikan, orijinalitas, otentisitas, dan keragaman.
Keunikan diartikan sebagai kombinasi kelangkaan dan kekhasan yang melekat pada suatu
daya tarik wisata. Orijinalitas mencerminkan keaslian atau kemurnian, yakni seberapa
jauh suatu produk tidak terkontaminasi atau tidak mengadopsi nilai yang berbeda
dengan nilai aslinya. Otentisitas mengacu pada keaslian. Bedanya dengan orijinalitas,
otentisitas lebih sering dikaitkan dengan tingkat keantikan atau eksotisme budaya sebagai
daya tarik wisata. Otentisitas merupakan kategori nilai yang memadukan sifat alamiah,
terhadap sektor pariwisata, faktor SDM juga sangat berpengaruh terhadap usaha
perkembangan sektor wisata. Faktor SDM ini memegang peranan penting yang
3
menentukan berkembang atau tidaknya usaha perkembangan pariwisata disuatu daerah.
keberhasilan sebagai daerah tujuan wisata, maka beberapa variabel yang dipergunakan
dalam analisis faktor internal adalah: daya tarik wisata (attraction), aksesibilitas
Faktor lain yang sangat berperan adalah promosi atau pemasaran yang telah
dilakukan. Pemasaran ini sangat penting untuk dilakukan sebagai usaha mengenalkan
produk wisata yang dimiliki suatu daerah kepada masyarakat luas. Perlunya pemasaran
daya tarik terhadap produk wisata yang dipromosikan kepada masyarakat luas tersebut.
Richardson dan Fluker (2004 dalam Pitana et al., 2005:66) menyatakan bahwa
Faktor pendorong dan penarik ini merupakan faktor internal dan eksternal yang
Menurut Damanik dan Weber (2006:2-14), dari sisi ekonomi, pariwisata muncul dari
unsur permintaan dan penawaran antara wisatawan dan daerah tujuan wisata. Kedua
unsur ini ibarat mata uang yang memiliki dua sisi yang tidak bias dipisahkan. Tanpa
tarik wisata yang ada tidak akan ada gunanya, dan sebaliknya tanpa daya
3
tarik wisata, wisatawan tidak akan ada tempat untuk melakukan perjalanan wisata.
waktu luang dan peningkatan pendapatan. Dengan semakin banyaknya waktu luang
wisata. Diikuti dengan kemajuan teknologi tranportasi darat, laut dan udara yang
semakin aman, nyaman dan murah dapat meningkatkan kemampuan masyarakat kelas
bawah dan menengah masuk ke dalam pasar transportasi udara. Hal ini sangat sesuai
dengan teori permintaan dan penawaran yang menyatakan bahwa semakin rendah
harga suatu produk maka semakin banyak produk yang dibeli oleh konsumen
(Tasman dan Aima, 2005:12). Sebagai dampaknya, saat ini pariwisata bukan hanya
konsumsi eksklusif para pengusaha, petinggi negara dan daerah, kalangan elit dan
selebritis, tetapi juga konsumsi orang-orang desa yang memiliki distribusi pekerjaan
dan pendapatan yang semakin baik. Permintaan wisatawan tanpa ada penawaran dan
pelayanan dari daerah tujuan wisata belum cukup menjamin perjalanan wisata.
wisatawan, sedangkan jasa adalah layanan yang diterima wisatawan ketika mereka
tidak tampak (intangible), bahkan seringkali tidak dirasakan. Mulai dari pembersihan
kamar hotel yang dilakukan oleh staf room service, aneka hidangan dan cara
penyajiannya yang dilakukan oleh staf food and beverage sampai penyediaan
2006:11).
3
Menurut Gunn (1994:57), daya tarik wisata (attraction) merupakan komponen yang
paling kuat dalam penawaran daerah tujuan wisata. Daya tarik wisata merupakan
energi yang dapat memberikan kekuatan dan dorongan terhadap wisatawan untuk
melakukan perjalanan ke daerah tujuan wisata. Selain itu, daya tarik wisata dapat
memberikan daya pikat atau stimulus terhadap motivasi perjalanan wisata dan
memberikan kepuasan atau hadiah atas perjalanan yang dilakukan wisatawan. Di lain
pihak, pelayanan pariwisata hanya merupakan fasilitator dan bukan sebagai alasan
utama perjalanan wisatawan karena tanpa daya tarik wisata, pelayanan pariwisata
b. Teori Perencanaan
yang berkaitan dengan masa depan suatu destinasi atau atraksi wisata. Ini merupakan
sebagai suatu komponen yang saling terkait dan tergantung dengan yang lainnya.
perencanaan pariwisata:
kebijakan dan rencana, pariwisata harus dilihat sebagai suatu proses yang
3
dalam rangka mempertahankan tujuan dan kebijakan pengembangan pariwisata.
sistem.
secara keseluruhan.
hal ini teknik analisis daya dukung sangat penting digunakan untuk mengukur
tepat.
4
8. Aplikasi proses perencanaan yang sistematis. Proses perencanaan ini diterapkan
Menurut Gunn (1994:60) ada beberapa konsep yang perlu diperhatikan dalam
Suatu kesalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan daya tarik wisata adalah
penetapan daya tarik wisata yang terlalu prematur. Sebelum ada pengelolaan
yang baik daya tarik wisata belum dapat difungsikan dan dipromosikan karena
sumber daya yang ada. Selain daya tarik wisata, perlu juga diperhitungkan
pengelolaan terhadap sarana pariwisata yang lain seperti tempat parkir, tour dan
interpretasi.
Sebuah data tarik wisata yang lokasinya jauh memerlukan banyak waktu dan
pariwisata masal seperti kereta api cepat dan transportasi udara mengharuskan
tarik wisata yang sedang dikunjungi dengan baik. Alat-alat transportasi ini juga
mendorong perencanaan beberapa daya tarik wisata harus berdekatan. Karena itu
dengan daya tarik wisata pelengkap yang lain. Contoh: kunjungan ke taman
4
konservasi kehidupan liar, topografi yang menantang dan tempat rekreasi di luar
ruangan.
Meskipun daya tarik wisata merupakan porsi utama dalam sebuah pengalaman
Misalnya, dalam perencanaan sebuah taman terasa kurang lengkap apabila tidak
Karena itu, daya tarik wisata yang agak jauh atau terpencil minimal
(visitor centers).
Daerah terpencil dan kota-kota kecil memiliki aset yang dapat mendukung
pengembangan daya tarik wisata karena beberapa segmen pasar ada yang lebih
depan perlu dilakukan perencanaan dan kontrol terhadap daya tarik wisata yang
masih alami seperti perkebunan dan jalan-jalan pelosok pedesaan yang masih
budaya, selain itu perlu penggabungan daya tarik wisata perkotaan dan pedesaan
Kebjakan publik akan ditentukan oleh lingkungan politik. Kinerja kebijakan akan
4
diimplementasikan. Lingkungan kebijakan seperti adanya gejolak politik akan
mempengaruhi dan memaksa pelaku atau aktor kebijakan publik meresponnya yakni
Selain faktor politik, faktor eksternal lain yang berpengaruh terhadap faktor
ekonomi. Faktor biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berwisata disuatu obyek
diperlukan daya tarik dari obyek wisata. Dalam usahanya tesebut diperlukan suatu
wisata kepada masyarakat luas dan mampu menarik investor untuk berinvestasi disuatu
Faktor ekstenal lain yang sangat berperan dalam perkembangan wisata disuatu
daerah adalah peran serta masyarakat disuatu daerah terhadap sektor wisata. Masyarakat
pengembangan wisata disuatu daerah yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak swasta.
mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang
dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya (Coulter, 2002: 7 dalam
Kuncoro,2005: 12).
4
Menurut Marpaung (2000:52) strategi merupakan suatu proses penentuan nilai
tindakan yang mengarah pada masa depan. Sama halnya dengan Chandler dalam
Rangkuti (2002:3) bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Strategi dapat pula diartikan sebagai rencana umum yang integratif yang dirancang
pemanfaatan sumber daya dengan tepat walaupun menemukan banyak rintangan dari
Manajemen strategi sebagai suatu proses meliputi sejumlah tahapan yang saling
berkaitan dan berurutan. Tahapan utama proses manajemen strategi, dan evaluasi
kinerja menurut Pearce & Robbins, (2003:11-16) dalam Kuncoro (2005: 13).
4
d. Evaluasi strategi, adalah proses mengevaluasi bagaimana strategi
2. Perumusan Strategi
efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan
3. Implementasi Strategi
Iimplentasi strategi (J. David Hunger & Thomas L. Wheelen, 2003:17) adalah
perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau system manajemen dari
Evaluasi dan pengendalian (J. David Hunger & Thomas L. Wheelen, 2003:19)
Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang utama dari
manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-
4
5. Perumusan Strategi Pengembangan Pariwisata
sesuatu menjadi lebih baik, maju, sempurna dan berguna. Pengembangan merupakan
Pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju,
dan lainnya.
1) Wisatawan (Tourist)
Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang,
2) Transportasi
3) Atraksi/obyek wisata
4
Atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat seperti:
a) Apa yang dapat dilihat (something to see), b) Apa yang dapat dilakukan
4) Fasilitas pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada,
brosur disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan
wilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata pada umumnya:
industry pariwisata.
4
6) Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana. Dinas Pariwisata
partisipasi.pemerintah lokal).
yang cukup).
pariwisata).
i. Good convention and visitors bureaus (adanya biro konvensi dan pengunjung
yang baik).
4
Gunn (1994:5-9) menyatakan bahwa dalam pengembangan pariwisata harus
Governmental Sector, dan semakin baik pemahaman dan keterlibatan tiga sector
tersebut maka pengembangan pariwisata akan semakin baik. Bisnis Sector adalah
sektor usaha yang menyediakan segala keperluan wisatawan seperti jasa transportasi,
pemerintah telah melakukan banyak peran penting selain regulasi. Dalam pengadaan
taman nasional, disamping melindungi alam dan budaya juga telah banyak menarik
kunjungan wisatawan.
produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang, dan bertahap. Langkah pokok
kinerja staf atau masyarakat yang menjadi acuan untuk bisa menampilkan layanan
yang menawan (eksotis) kepada konsumen. Eksotika dalam penelitian ini dipahami
sebagai sesuatu daya tarik yang bukan hanya menyentuh sisi fisik namun sudah
4
berkunjung, agar loyalitas pengunjung atau keinginan untuk kembali berkunjung ke
tempat wisata yang sama juga bisa meningkat, serta secara tidak langsung banyak
memiliki makna baik politik, ekonomi, sosial, budaya maupun hankam. Aamanat
pembangunan nasional dan manifestasi dari padanya adalah sektor pariwisata tidak
5
masyarakat serta terbentuknya interaksi antar budaya dan misi pelestarian
lingkungan.
Misi yang diemban untuk mewujudkan visi tersebut diatas, antara lain adalah
pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam lokal yang bernilai tambah
tinggi dan berdaya saing global. Disamping itu pembangunan pariwisata dilakukan
menciptakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja bagi usaha kecil dan
menengah”.
Sejalan dengan visi dan misi tersebut, maka tujuan pembangunan priwisata
dalam jangka panjang antara lain : terciptanya pariwisata yang berkelanjutan yang
pengembangan budaya. Dalam jangka pendek, tujuan yang ingin dicapai difokuskan
pada terwujudnya komitmen politik dan partisipasi masyarakat dan swasta dalam
5
kepariwisataan di Kabupaten Pati. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan SWOT. Hasil
pengelolaan serta mempromosikan potensi wisata yang ada. Kemudian strategi tersebut
digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Data dianalisis dengan SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan daya dukung yang besar dari objek dan kondisi masyarakat
setempat, sedangkan daya dukung infrastruktur dan tata kelola masih rendah. Strategi
hinterland dalam
Wayan Darsana, Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan Barat Pulau
Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara dan kuesioner. Data dianalisis dengan IFAS (Internal Factors Analysis
Summary) dan EFAS (External Factors Analysis Summary) serta analisis SWOT
5
Hasil penelitian menunjukkan daya dukung infrastruktur dan tata kelola yang masih
pengembangan industri pariwisata selain itu, promosi pariwisata melalui media internet,
5
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan tetap
memelihara kepribadian bangsa, nilai-nilai agama, serta kelestarian fungsi dan mutu
kawasan wisata yang ada di Maluku Utara, diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal. Wisatawan memiliki beragam
motif, minat, karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya yang berbeda-beda dan
menjadikan mereka pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata.
yang terjadi dalam kehidupan mereka berdampak pada kebutuhan wisata, dalam hal ini
adalah permintaan wisata. Wisatawan sebagai salah satu pelaku industrI pariwisata
Penelitian ini berfokus pada perumusan strategi yang tepat bagi pengembangan
terhadap nilai-nilai strategis yang dimiliki oleh daerah, analisis terhadap faktor-faktor
5
isu-isu inilah akan dilihat faktor-faktor kunci atau bidang-bidang strategis yang pada
akhirnya akan dapat ditentukan suatu alternatif pilihan strategis yang diyakini merupakan
keputusan yang tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir penelitian berikut :
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual
Analisis SWOT
5
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2014. Penelitian ini berlokasi
di Kepulauan Kota Ternate, yang berada di wilayah administrasi Provinsi Maluku Utara.
Populasi adalah keseluruhan unit dalam ruang lingkup yang akan diteliti.
kebutuhan data yang ingin diperoleh yang mengacu pada permasalahan yang digarap
dalam penelitian ini. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) pihak
ditetapkan secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan
secara sengaja menunjuk orang – orang yang dianggap mampu memberikan kebutuhan
dengan mengumpulkan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder.
5
Data primer diperoleh dari survey lapangan menyangkut obyek yang akan diteliti
dan disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini pencatatan dan pengamatan langsung
mengenai kondisi obyek wisata pada Kota Ternate, Maluku Utara. Data juga diperoleh
dari wawancara terhadap responden berupa wisatawan dan masyarakat lokal pada
lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dengan
penelitian ini. Data-data tersebut berupa : Data kebijakan pemerintah yang menyangkut
pariwisata; fasilitas infrastuktur pariwisata yang ada di lokasi penelitian; data kunjungan
wisatawan; keadaan geografis dan demografis; data sosial budaya dan ekonomi, dll.
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari : Kantor Bappeda,
dan Dinas Tata Ruang untuk memperoleh data mengenai kebijaksanaan yang ada di
lokasi penelitian; Kantor Dinas Pariwisata untuk memperoleh data kunjungan wisatawan,
fasilitas, dan kebijakan sektor pariwisata di lokasi penelitian; kantor statistik, dan kantor
lapangan.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan
data, yaitu :
5
percakapan dan tatap muka dengan orang lain yang dapat memberikan keterangan
pada peneliti. Wawancara juga adalah percakapan dengan dengan maksud tertentu
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif yaitu suatu metode
fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual dan
akurat (Natsir, 1998). Penelitian deskriptif digunakan bertujuan agar peneliti dapat
5
pengumpulan dan analisis data yang dibutuhkan maka istilah yang digunakan dalam
1. Kawasan wisata adalah semua kawasan dalam lingkup Kepulauan Maluku Utara
2. Sarana dan prasarana wisata adalah fasilitas-fasilitas atau struktur- struktur dasar
3. Objek dan daya tarik wisata dilihat dari potensi pariwisata yang ada di Kepulauan
Maluku Utara yaitu wisata bahari, wisata sejarah, wisata budaya, agrowisata, wisata
waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan ke kawasan wisata Kepulauan Maluku
6. Responden lokal adalah masyarakat lokal Kota Ternate yang telah berdiam lebih
dari lima tahun yang terdiri dari tokoh masyarakat, mahasiswa, pegawai
untuk mendapat data masukan yang lebih banyak sehingga mendapat gambaran yang
5
4.7 Teknik Analisis Data
Metode analisis data bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul,
memperoleh jawaban atas permasalahan yang diteliti. Permasalahan dalam penelitian ini
akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, analisis IFAS (Internal Factors Analysis
Summary) dan EFAS (External Factors Analysis Summary) serta analisis SWOT
pengembangannya.
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, dimana analisis
datanya dilakukan dengan cara non statistik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan
dalam kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan. Jadi, analisis data kualitatif yaitu
setelah data diperoleh data diproses, dianalisis dan dibandingkan dengan teori-teori dan
kemudian dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut yang akan ditarik kesimpulan untuk
menjawab permasalahan yang muncul. Dipihak lain, analisis data kualitatif merupakan
1. Mencatat yang dihasilkan dari lapangan, kemudian diberi kode agar sumber datanya
membuat indeksnya.
6
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan serta membuat
temuan-temuan umum.
Dijelaskan bahwa uji keabsahan data dilakukan supaya diperoleh kebenaran dan
kejujuran dari sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segalah jenis
laporan.
a. Validasi deskriptif yaitu data yang terkumpul harus dideskriftifkan secara benar dan
jujur. Pada penelitian ini untuk mendapatkan validasi deskriftif, peneliti melakukan :
mencatat hasil pengamatan secara rinci, lengkap, kongkret dan kronologis (seperti
b. Validasi interpretasi yaitu data ditafsirkan sebagaimana adanya pada penelitian ini
c. Validasi teori dengan terbuka terhadap segala jenis data,memeriksa segalah sesuatu
yang ada diluar, membuat pertentangan, perbandingan, dan memberi bobot pada
penelitian ini untuk mendapatkan validasi teori, peneliti melakukan: pengujian data-
Analisi data dilakukan dengan 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu
verifikasi yaitu :
6
a. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
c. Penarikan simpulan atau verifikasi yaitu berupa intisari dari penyajian data yang
merupakan hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Penarikan
yang ditarik segera diverivikasi dengan cara melihat atau mempertanyakan kembali
sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih cepat.
digunakan dan faktor kelemahan yang akan diantisipasi. Untuk mengevaluasi faktor
faktor strategi internal dilakukan sebelum membuat matrik IFAS. Cara pembuatan matrik
6
Tabel 4.1
Matrik Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Peluang 1.
...........
2................dan seterusnya
Ancaman
1. ..........
2................dan seterusnya
Total 1,0
1. Susunan dalam kolom 1 kekuatan dan kelemahan daya tarik wisata di Kepulauan
3. Hitung rating (kolom 3) masing-masing faktor dengan skala 4 (sangat baik) sampai
dengan 1 (sangat kurang) berdasar pengaruh factor tersebut terhadap kondisi daya
tarik wisata yang bersangkutan. Pemberian rating untuk faktor yang bersifat positif
(kekuatan) diberi nilai. (sangat kurang) sampai dengan 4 (sangat baik). Faktor yang
besar).
rating pada kolom 3. Jumlah skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh
6
4.7.1 Analisis Eksternal
dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang perlu dihindari. Dalam analisis ini ada dua
faktor lingkungan eksternal, yaitu: faktor lingkungan makro (politik, ekonomi, sosial
budaya, dan teknologi) dan lingkungan eksternal mikro (lingkungan usaha, distribusi,
mengevaluasi guna mengetahui apakah strategi yang dipakai selama ini memberikan
respon terhadap peluang dan ancaman yang ada. Untuk maksud tersebut digunakan
matrik EFAS (External Factors Analysis Summary), seperti disajikan sesuai Tabel 4.2
Tabel 4.2
Matrik External Factor Analysis Summary (IFAS)
Peluang 1.
...........
2................dan seterusnya
Ancaman
1. ..........
2...................dan seterusnya
Total 1,0
6
dan ancaman, peringkat 4 (sangat baik), peringkat 3 (respon di atas rata- rata), 2
tertimbang.
tertimbang.
alternatif strategi dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata di Kota Ternate.
pengembangan potensi objek dan daya tarik wisata seperti : strategi Strengths
Gambar 4.1
Matriks Analisis SWOT
6
Keterangan;
b. Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki objek dan daya tarik
c. Strategi WO, yaitu pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
d. Strategi WT, yaitu kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
merupakan suatu rencana aksi (action plan). Penyajian hasil analisis data nantinya akan
dilakukan secara informal (dalam bentuk naratif) dan formal (dalam bentuk tabel, grafik,
dan lain - lain ). Penyajian data dalam bentuk naratif untuk mengidentifikasi potensi yang
ada sehingga di peroleh suatu gambaran lengkap dari permasalahan yang dibahas.
6
BAB V
HASIL
PENELITIAN
Kota Ternate merupakan salah satu daerah di Propinsi Maluku Utara yang memiliki
potensi untuk dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wista (DTW), sejajr dengan kota
lainnya yang terdapat di Indonesia. Hal ini bukanlah tanpa alasan, karena kota Ternate
memiliki potensi dan pesona wisata yang cukup memukau dengan keunikan daya tarik
tersendiri. Sebagai salah satu kota tertua di Indonesia yang telah berusia lebih dari 700
tahun, tercatat dalam sejarah sebelum Majapahit berkuasa di nusantara, kota Ternate
menyimpan nilai budaya dan sejarah yang menjadi kejayaan masa lampau. Berbagai
komponen alam yang dimiliki berupa laut, pulau, danau dan gunung merupakan ciri
Kota Ternate adalah sebuah kota yang berada dibawah kaki gunung api gamalama
pada sebuah pulau Ternate di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ternate menjadi satu
kota otonom sejak 4 April 2010. Sejarah kota ini bermula dengan adanya Kesultanan
Ternate yang berdiri sekitar abad ke-13 di Pulau Ternate, yang menjadikan kawasan kota
ini sebagai pusat pemerintahannya. Kota Ternate merupakan kota kepulauan yang
memiliki luas wilayah 547,736 km², dengan 8 pulau. Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau
Moti, Pulau Mayau, dan Pulau Tifure merupakan lima pulau yang berpenduduk,
sedangkan terdapat tiga pulau lain seperti Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida
merupakan pulau berukuran kecil yang tidak berpenghuni. Jumlah penduduk kota
Ternate hingga
6
Kondisi topografi Kota Ternate dengan sebagian besar daerah bergunung dan
berbukit, terdiri atas pulau vulkanis dan pulau karang dengan kondisi jenis tanah
Rogusal ( Pulau Ternate, Pulau Hiri, dan Pulau Moti) dan Rensika (Pulau Mayau, Pulau
Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida). Kondisi topografi Kota Ternate juga
ditandai dengan keberagaman ketinggian dan permukaan laut antara 0-700 m dpl. Iklim
Kota Ternate sangat dipengaruhi oleh iklim laut dan memiliki dua musim yang seringkali
diselingi dengan dua kali masa pancaroba disetiap tahunnya. Kota Ternate memiliki 3
a. Ekonomis
Kedudukan kota Ternate adalah sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan
yang sangat strategis dan penting sekali di kawasan ini. Do Kota Ternate terdapat
Pelabuhan Samudera “Ahmad Yani” dan Bandar Udara “Babullah”. Kota Ternate itu
sendiri berlokasi di pesisir timur pulau Ternate menghadap pulau Halmahera posisi ini
sangat potensial. Kedudukan yang demikian ini menyebabkan kota Ternate memiliki
b. Penduduk
Peningkatan ini disebabkan faktor urbanisasi, migrasi maupun dari kawasan pulau
Halmahera akibat konflik etnis beberapa waktu yang lalu, dan migrasi dari regional
lain dari Sulawesi, Ambon, Papua bahkan dari Kalimantan, Jawa dan Sumatera.
6
oleh semakin terbukanya arus transportasi laut yang menghubungkan kota Ternate
Kepadatan rata-rata penduduk Kotamadya Ternate sejak tahun 1999 adalah 865
urbanisasi dan migrasi hampir sama yang tersebar di 3 (tiga) wilayah kecamatan yang
oleh kecamatan Kota Ternate Selatan, yaitu 1.637 Jiwa/km2, kemudian urutan kedua
ditempati kecamatan Kota Ternate Utara dengan 1.592 Jiwa/km2, serta urutan ketiga
c. Mata Pencaharian
Mata pencaharian orang Ternate bertani dan nelayan. Dalam bidang pertanian
mereka menanam padi, sayur mayur, kacang-kacangan, ubi kayu, dan ubi jalar.
Tanaman keras yang mereka usahakan adalah cengkeh, kelapa dan pala. Cengkeh
Ternate. Cengkeh merupakan daya tarik yang mengundang kedatangan bangsa Eropa
ke daerah ini. Selain itu, orang-orang Ternate juga dikenal sebagai pelaut-pelaut yang
pantai di daerah perkotaan. Struktur bangunannya beraneka ragam sesuai dengan gaya
6
5.1.2 Sarana dan Prasarana
a. Prasarana Jalan
daerah yang merupakan pusat kegiatan lokal maupun pusat kegiatan wilayah. Total
panjang jalan tahun 2004 sesuai klasifikasinya terdiri dari jalan nasional sepanjang
mengalami rusak berat, rusak sedang dan ringan masing-masing sepanjang 155,82 Km
Moda angkutan darat yang beroperasi dapat melayani kebutuhan pengangkutan barang
dan orang baik inter maupun antar pulau terdiri dari bus sebanyak 13 unit, penumpang
umum 1.547 unit, truck 360 unit dan angkutan penyeberangan sebanyak 3 unit.
Jumlah terminal yang ada di Provinsi Maluku Utara sebanyak 12 buah tersebar di
Pulau Ternate sebanyak 3 buahl yaitu Terminal Gamalama, Bastiong dan Dufa-Dufa
sedangkan untuk kawasan Pulau Halmahera yaitu terminal Sidangoli, Jailolo, Malifut,
Tobelo, dan Galela dan terminal lainnya yakni terminal Daruba di Morotai,
Dalam rangka pengembangan kawasan Pulau Halmahera maka jaringan jalan yang
menjadi prioritas untuk dibangun di Pulau Halmahera adalah jaringan jalan trans
Rencana yang terkait dengan pengembangan jaringan jalan di Provinsi Maluku Utara
7
Provinsi dan jalan Kabupaten yang bertujuan untuk mempermudah hubungan antara
kota dan Kecamatan serta antar desa maupun untuk menunjang terbentunya sentra-
sentra produksi.
Sarana transportasi udara ini untuk mendukung sarana transportasi darat dan laut. Di
Propinsi Maluku Utara saat ini terdapat 10 buah pelabuhan udara yang terdiri dari
kelas III, 1 buah, kelas IV, 2 buah, kelas V, 3 buah dan kelas Perintis 5 buah.
Selain itu lapangan terbang bekas perang dunia kedua dengan panjang run way 2.000
Sedangkan transportasi udara regular dilayani oleh Bandara Udara Babullah Ternate
dilayani oleh PT. Merpati Nusantara Air Lines, PT. Garuda Indonesia, SriwijayaAir.
Bandar Udara Babullah merupakan pintu gerbang dari dan ke Provinsi Maluku Utara,
dna telah didarati Pesawat type Boing 737 seri 200. Dengan adanya bandara ini,
terselenggara sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Hal ini dapat dilihat pada
frekwensi penerbangan dari dan ke Bandar Babullah yang dari waktu ke waktu
Makassar.
Sarana transportasi laut yang melayani kepulauan Maluku Utara terdiri dari kapal
PELNI, kapal Nusantara atau kapal Ferry, Perintis dan kapal pelayanran
7
perorangan. Pelayaran reguler oleh kapal-kapal PELNI yang dilayani oleh pelabuhan
A.Yani Ternate.
Kebutuhan akan energi listrik di Provinsi Maluku Utara sampai saat ini bertumpu
pada sumber PLTD yang mempunyai kapasitas kurang lebih 55.772 KW. Sementara
itu kebutuhan listrik pada beban puncak adalah 18.989 KW. Dengan melihat pada
penyediaan dan kebutuhan beban puncak tersebut, maka suplai energi listrik di
Maluku Utara masih belum memadai dan sangat tergantung pada baik buruknya
akibat over produksi pada PLTD, maka sedang direncanakan penyiapan pembangkit
listrik alternatif.
prasarana dan sarana air minum di perdesaan dilaksanakan oleh Direktorat Jendral
menangani.
Kota Ternate kaya akan objek dan daya tarik wisata, dan kekayaan inilah yang
memeberikan inspirasi dalam mematok misi pembangunan kota Ternate menuju kota
7
antara 127 derajat bujur barat dan 3-3 lintang selatan, kota Ternate benar – benar indah
dan mempesona. Sapuan ombak yang tak henti-hentinya menyentuh bibir pantai,
hadapannya serta hamparan pasir, kejernihan air dan lambaian nyiur di sepanjang
Perpaduan keindahan pantai dan laut, pesona panorama alam, keunikan budaya
masyarakat serta monumen peninggalan sejarah, merupakan daya tarik wisata yang
Pantai Sulamadaha merupakan salah satu Obyek Wisata yang banyak dikunjungi
terutama pada hari minggu atau hari libur, terletak ±14 Km dari Pusat Kota Ternate,
mudah dijangkau dengan angkutan umum. Hamparan pasir dan deburan ombak yang
terhempas, laut nan biru yang mengelilingi Pulau Hiri dihadapannya Serta Bukit Batu
dan pepohonan yang melingkunginya, menciptakan nuansa alam tepi pantai yang
mampu menghilangkan kepenatan bagi setiap orang yang menikmatinya, seperti pada
gambar 5.1
7
Selain panorama alam pantai Sulamadaha yang indah, di kawasan ini juga
terdapat teluk sulamadaha yang bagi masyarakat kota Ternate dikenal dengan nama
“Hol”. Tempat ini memiliki keindahan peraian yang berpotensi untuk olahraga
menyelam. Jalan yang harus dilewati untuk menjangkau tempat ini masih terasa
Pantai Sulamada ini awalnya masih dikelola secara bersamaan antara pemerintah
daerah dan masyarakat sekitar, namun pada tahun 2013 pantai tersebut sudah di ambil
alih oleh pemerintah daerah setempat untuk dikembangkan lebih lanjut lagi. Dari data
pengunjung yang diperoleh dari kantor dinas pariwisata kota Ternate, menunjukkan
bahwa jumlah pengunjung dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami fluktuasi, yakni
sebanyak
Pada 2011 dan 2012 jumlah pengunjung mengalami penurunan sehingga setelah
di kelola oleh pemerintah pada tahun 2013, jumlah pengunjung mengalami kenaikan,
namun kenaikan tersebut tidak sebesar penurunan sebelumnya, hal ini dikarenakan
tersapat permasalah umum yang dihadapi dalam pengembangan objek wisata ini
program pengembangan
7
pengembangan yang lebih memadai untuk pantai sulamadaha kedepannya, sehingga
animo masyarakat untuk kembali berkunjung ke pantai tersebut meningkat dan dapat
Menurut sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Ternate bapak Anas,
kota Ternate syarat dengan kota jasa dimana dalam hal ini pariwisata juga sangat
melekat dengan namanya jasa, sehingga potensi yang ada di Ternate khususnya pantai
atau Ternate meningkat, selain itu menurutnya, kesadaran warga lokal sangat di
tarik wisatanya secara tidak langsung yang dpat mempengaruhi animo wisatawan lain
5.1.4 Kebijakan Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Kota Ternate
lokal.
7
Dengan adanya Peraturan Daerah (PERDA) Kota Ternate Nomor 4 Tahun 2006
Tahun 2005-2010 dan PERDA Kota Ternate Nomor 3 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, maka jelas bahwa perlu adanya peningkatan strategi pengembangan pariwisata
Kota Ternate sebagai daerah kepulauan yang memiliki peluang untuk berinvestasi
khususnya di bidang pariwisata, oleh investasi karena terdapat potensi sumber daya
alam yang potensial untuk dikelolah. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Kepala
Kota Ternate memiliki sejumlah potensi alam untuk dikembangkan menjadi satu
objek yang menarik bagi wisatawan mancanegara, selain itu situs-situs peninggalan
Perang Dunia Ke-II yang masih ada di Kota Ternate dan juga tempat-tempat sejarah
lainnya. Maka dari itu, ini menjadi suatu keharusan bagi PEMDA untuk
Oleh karena itu, Pemda sebagai aktor daerah harus melakukan pembinaan secara
terpadu dalam melakukan promosi pariwisata yang berpedoman kepada Sapta Dharma
Kemenbudpar dan motto dari Kota Ternate itu sendiri, yaitu “Bahari Berkesan”,
yang mencakup:
2. Profesionalsme SDM
7
7. Keterpaduan daya upaya.
keberhasilan sebagai daerah tujuan wisata, maka beberapa variabel yang dipergunakan
dalam analisis faktor internal adalah: (1) daya tarik wisata (attraction), (2) aksesibilitas
(4) jasa pendukung yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta (ancillary service).
Masing-masing variabel terdiri dari beberapa indikator yang akan dianalisa untuk
Untuk dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan kawasan kota Ternate, maka
Langkah selanjutnya adalah mengalikan bobot dengan rating sehingga memperoleh nilai
total. Nilai total ini menunjukan bagaimana kawasan kota Ternate bereaksi terhadap
kawasan pantai Sulamadaha kota Ternate. Pembobotan dan Pemeringkatan diisi oleh
7
pembobotan dan pemeringkatan terhadap faktor-faktor internal di sajikan pada hasil dari
pertama dan sangat penting adalah pada indikator promosi dengan bobot 0.067 dan
indikator tourist information center memperoleh bobot tertinggi kedua dan sangat
penting yaitu 0,066. Hal ini dianggap sangat penting mengingat bahwa daya tarik wisata
yang ada di kawasan pulau sulamadaha saat ini belum dikenal dengan baik dan belum
dipromosikan dengan benar ke masyarakat luas, sehingga perlu adanya promosi secara
informasi kepada wisatawan tentang keberadaan daya tarik wisata di pantai sulamadaha.
Indikator keindahan alam dan sarana pariwisata memiliki bobot yang sama yaitu 0,065
dan dianggap penting. Sebagain besar responden berpendapat bahwa indikator keindahan
alam merupakan indikator terpenting karena indikator ini dapat mencerminkan keindahan
alam pantai sulamadaha, yang nantinya akan menjadi daya tarik wisata. Keindahan alam
di pantai sulamadaha sudah terbukti dengan adanya kunjungan wisatawan baik lokal
maupun mancanegara yang banyak mengunjungi pantai ini yang dikenal dengan
keindahan alamnya (pemandangan bawah laut, pantai serta bukit) yang masih alami.
Indikator yang penting kedua yaitu tersedianya sarana dan prasarana pariwisata.
bagi para wisatan yang ingin berkunjung dalam waktu relativif lama sehingga wisatawan
akan merasa nyaman. Indikator kedekatan daya tarik wisata dengan pelabuhan
memperoleh bobot paling rendah yaitu 0,059 dan indikator ini dianggap cukup
berpendapat bahwa indikator daya tarik wisata dekat dengan pelabuhan dapat
7
memberi kemudahan bagi para pengunjung untuk mengakses dan menikmati daya tarik
Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke
suatu daerah tujuan wisata. Variabel daya tarik wisata terdiri dari indikator keindahan
alam, keanekaragaman flora dan fauna, kebersihan dan kelestarian lingjungan. Indikator
kedua yang juga mempunyai nilai sama yaitu keaneka ragaman flora dan fauna serta
indikator kebersihan dan kelestarian lingkungan yang sama sama mempunyai bobot
0,061. Indikator keanekaragaman flora dan fauna pantai sulamadaha juga dianggap
penting kedua sebab dapat menjadi pendukung daya tarik wisata karena di pantai ini
juga terdapat beragam jenis flora dan fauna seperti adanya fauna laut yang tergolong
langka. Indikator kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar pantai ini juga
rasa nyaman kepada wisatawan, sehinnga ada kemungkinan wisatawan akan berkunjung
kembali.
B. Aksesibilitas (accessibility)
Aksesibilitas adalah semua yang dapat memberi kemudahan bagi wisatawan untuk
berkunjung ke pantai Sulamadaha. Indikator yang dinilai adalah terletak di Kota Ternate,
kedekatan daya tarik dengan pelabuhan, kualitas jalan menuju daya tarik, ketersediaan
angkutan wisata. Indikator yang mempunyai bobot tinggi (ranking pertama) adalah
ketersediaan angkutan wisata dan kualitas jalan menuju daya tarik wisata dengan
7
karena melihat keinginan para wisatawan yang mengujungi Pantai Sulamadaha setiap
tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik, maka diperlukan angkutan wisata
yang memadai sehingga akses wisatawan tidak terhambat, hal ini harus didukung juga
dengan kualitas jalan raya yang merupakan indikator sangat penting karena indikator ini
C. Fasilitas/kenyamanan (amenities)
Fasilitas yang dimaksud adalah segala fasilitas dan sarana pendukung yang memberikan
Fasilitas yang tersedia pada suatu daya tarik dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan,
lama tinggal, besarnya pengeluaran dan kedatangan berulang (repeater guest). Beberapa
beberapa indikator antara lain, ketersediaan sarana pariwisata, tempat parkir, toilet,
warung dan pedagang kaki lima. Indikator tempat parkir dan toilet merupakan indikator
penting kedua dengan nilai yang sama yaitu 0,063. Sebagian besar respondent
berpendapat bahwa tersedianya tempat parkir dan toilet dapat mempermudah wisatawan
yang berkunjung dengan kendaraan bermotor, kedua indikator ini sangat di perlukan oleh
wisatawan yang berkunjung ke pantai sulamadaha, serta indikator warung dan pedagang
D. Ancillary Services
Ancillary services yang dimaksud adalah jasa pendukung yang disediakan oleh
promosi, Tourist Information Center (TIC) dan aturan. Kualitas pelayanan dan
8
pengelola daya tarik wisata juga merupakan indikator yang cukup penting dengan
memperoleh bobot yang sama yaitu 0,062 dan dikuti indikator aturan (conduct)
dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para wisatan, hal ini nantinya sebagai
awal keputusan dari wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali (repeat guest)
serta adannya aturan diharapkan dapat memberikan iklim pariwisata yang baik terhadap
Tabel 5.1
No Variabel/indikator Bobot
A Daya Tarik/Attraksi( Attraction)
1. Keindahan Alam 0,065
2. Keanekaragaman Flora dan Fauna 0,061
3. Kebersihan dan kelestarian lingkungan 0,061
B. Aksesibilias (Accesibility)
4. Terletak di Kota Ternate 0,061
5. Kedekatan daya tarik dengan pelabuhan 0,059
6. Kualitas jalan menuju daya tarik 0,062
7. Ketersediaan angkutan wisata 0,062
C. Kenyamanan (Amenities)
8. Sarana Pariwisata 0,065
9. Tempat Parkir 0,063
10. Toilet 0,063
11. Warung dan Pedagang Kaki Lima 0,060
D. Ancillary Services
12. Pengelola daya tarik 0,062
13. Kualitas Pelayanan 0,062
14. Promosi 0,067
15. Tourist Information Centre 0,066
16. Aturan (code of conduct) 0,061
Total 1
8
Penilaian terhadap faktor internal pantai sulamadaha dilakukan oleh responden
yang sama dengan menjawab pilihan dari empat alternatif nilai, yaitu: sangat baik
(dengan nilai 4), baik (dengan nilai 3), kurang baik (dengan nilai 2), dan sangat tidak baik
(dengan nilai 1). Analisis terhadap faktor internal di lihat pada hasil penilaian responden
terhadap faktor internal daerah sekitar pantai ini yang ditunjukan pada Tabel 5.2.
perhitungan nilai didasarkan pada nilai rata-rata dari nilai keseluruhan yang diperoleh.
pantai sulamadaha. Faktor kekuatan berada pada rentang 2.51 sampai 4.00 dan faktor
kelemahan berada pada rentang 1.00 sampai 2,50 Sebagian besar responden berpendapat
bahwa indikator yang memperoleh nilai sangat baik pertama adalah keindahan alam
dengan nilai 3,63. Menurut para responden memeliki kekuatan yaitu keindahan alam
hamparan pasir putih, keindahan terumbu karangnya dan air laut jernih yang saat ini
Indikator yang memperoleh nilai sangat baik ke dua dan menjadi kekuatan dalam
pengembangan daya tarik wisata yaitu aturan (code of conduct) dengan besar nilai 3,13,
sebagian besar responden berpendapat bahwa aturan yang sangat baik akan memberikan
tourist information centre dengan nilai 1,86 dan ancaman yang kedua
yaitu pengelola daya tarik pariwisata dan sarana pariwisata dengan nilai paling
8
rendah yaitu 2,1. Sebagian besar responden berpendapat bahwa indikator tourist
information center yang belum tersedia dan indikator pengelola daya tarik wisata dinilai
kurang karena belum bersinerginya pihak masyarakat, dan pihak pemerintah dalam
Masih sangat kurangnya sarana pariwisata, sarana yang dimaksud yaitu Hotel,
Villa, Bar, dan fasiltas penunjang pariwisata lainnya. Hal ini dibuktikan tidak hanya
dengan pendapat responden namun juga dengan observasi secara langsung oleh peneliti di
lapangan. Namun jika melihat dari sudut pandang kenyamanan maka para wisatawan
yang berkunjung bisa lebih rileks jika mereka menemukan fasilitas pariwisata yang
Penilaian responden terhadap daya tarik pantai Sulamadaha menunjukan bahwa ketiga
indikator daya tarik merupakan kekuatan dengan perolehannilai sangat baik dan baik.
Indikator keanekaragaman flora dan fauna dengan nilai baik dengan nilai 2,96 yang
keanekaragaman flora dan fauna seperti ikan “Shark Walker” yang sangat langka yang
Indikator yang terakhir adalah kebersihan dan kelestarian lingkungan dimana masyarakat
sekitar sulamadaha sangat aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan seperti masyarakat
2. Aksesibilitas (Accessibility)
Variabel aksesibilitas memiliki beberapa indikator yang dinilai sangat baik dan
8
baik. Indikator yang mempunyai nilai sangat baik pertama yaitu ketersediaan angkutan
wisata memperoleh nilai 3,03 dan kedekatan daya tarik dengan pelabuhan dengan besar
nilai 2,73 serta kualitas jalan menuju daya tarik dengan nilai 2,6 dimana kedua indikator
3. Fasilitas/Kenyamanan
lima masing-masing memperoleh besar nilai hampir sama yaitu toilet 2,3 dan warung dan
pedagang kaki lima 2,36 dan diikuti indikator tempat parkir dengan besar nilai 2,53,
masih susahnya mencari tempat makan, toilet dan tempat parkir yang nyaman dan
4. Ancillary Services
Indikator yang memperoleh nilai kurang baik dan merupakan kelemahan yaitu, kualitas
pelayanan memperoleh nilai 2,16, dan promosi memperoleh nilai 2,4. Indikator promosi
masih dianggap lemah hal ini disebabkan daya tarik wisata yang ada di pantai sulamadaha
ini belum diketahui oleh para wisatawan dengan baik dan benar.
8
Tabel 5.2
Penilain Faktor Internal Pantai Sulamadaha
No. Variabel/Indikator Rating Keterangan
A. Daya Tarik / Atraksi (Attraction)
1 Keindahan Alam 3,63 Kekuatan
2 Keanekaragaman flora dan fauna 2,96 Kekuatan
3 Kebersihan dan kelestarian lingkungan 2,76 Kekuatan
B. Aksesibilitas (Accessibility)
4 Terletak di Kota Ternate 2,2 Kelemahan
5 Kedekatan daya tarik dengan Pelabuhan 2,73 Kekuatan
6 kualitas jalan menuju daya tarik 2,6 Kekuatan
7 Ketersediaan angkutan wisata 3,03 Kekuatan
C. Kenyamanan (Amenities)
8 Sarana Pariwisata 2,1 Kelemahan
9 Tempat parkir 2,53 Kekuatan
10 Toilet 2,36 Kelemahan
11 Warung dan pedagang kaki lima 2,3 Kelemahan
D. Ancillary Services
12 Pengelola daya tarik 2,1 kelemahan
13 Kualitas pelayanan 2,16 Kelemahan
14 Promosi 2.4 Kelemahan
15 Tourist Information Centre 1,86 kelemahan
16 Aturan (Code of Conduct) 3,13 Kekuatan
Analisis selanjutnya adalah memasukan bobot pada tabel dan rating pada rating
pada tabel dari masing-masing variabel dan indikator kedalam matriks Internal Factor
analysis summary (IFAS) seperti pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 menunjukan bahwa posisi
faktor internal Pantai Sulamadaha secara umum berada pada posisi sedang yaitu dengan
nilai 2,542.
8
Tabel 5.3
Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Pantai Sulamadaha
Total 1 2,542
eksternal oleh responden yang sama. Pembobotan dilakukan terhadap beberapa variabel
pesaing dan keamanan. Pembobotan faktor eksternal dilakukan dengan skala 0,0 (tidak
penting), dimana total seluruh bobot harus sama dengan 1. Analisis terhadap
8
faktor eksternal dapat di lihat pada hasil pembobotan faktor eksternal dapat dilihat pada
Tabel 5.4.
lingkungan eksternal pantai Sulamadaha yang memperoleh bobot tertinggi adalah pada
0,098 dimana dari informasi wisatawan dapat mengetahui tentang keadaan wisata pantai
Sulamadaha. Informasi sangat penting bagi wisatawan seperti informasi keberadaan daya
tarik wisata. Kemajuan informasi seperti internet dan jaringan telepon dapat
kunjungan ke daerah tujuan wisata dan indikator ini dinilai sangat penting pertama dalam
0,096. Indikator ini dinilai paling penting mengingat kondisi keamanan Pantai
Sulamadaha merupakan salah satu alasan wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata.
Indikator global warming memperoleh bobot paling rendah yaitu 0,053 dan sebagian
besar responden berpendapat bahwa indikator ini kurang dianggap penting namun dengan
adanya isu pemanasan global di harapkan pemerintah dan masyarakat menjaga serta
generasi mendatang. Hal yang perlu di waspadai adalah perilaku investor yang tidak
ramah lingkungan dan cendrung memanfaatkan sumber daya alam yang berlebihan untuk
sebagai berikut :
A. Ekonomi
8
Hasil pembobotan indikator ekonomi menunjukan bahwa kondisi ekonomi nasional
memiliki pengaruh penting pertama dengan bobot 0,083 dan kondisi ekonomi global
memiliki pengaruh penting kedua dengan bobot 0,078. Menurut Internasional Monetary
Foundation (IMF), Kompas edisi tanggal 19 Mei 2010 dengan judul” giliran IMF puji
ekonomi Indonesia” menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara Asia
Di tengah kondisi ekonomi yang masih di pusaran krisis, ekonomi Indonesia tumbuh 6 %
tahun ini. Naik sekitar 1,5 % dibanding tahun lalu yang mencapai 4,5%.
memeliki pengaruh yang penting terhadap jumlah kunjungan wisatan asing, namunn
kondisi ekonomi nasional yang positif, tingkat kunjungan wisatawan domestik juga
mampu memberikan dampak yang baik khususnya dalam bidang ekonomi terhadap daya
B. Sosial budaya
Pembobotan variabel sosial budaya peran serta masyarakat dalam melestarikan budaya
merupakan indikator penting pertama dengan bobot 0,093. Indikator peran serta
sebagus dan semenarik apapun kebudayaan dari suatu daerah namun jika tidak
dilestarikan dan dijaga dengan baik maka segala keunikan dan kekhasan dari kebudayaan
C. Lingkungan
Variabel lingkungan terdiri dari beberapa indikator antara lain global warming dan
8
lingkungan memperoleh bobot tertinggi yaitu 0.088 dan dinilai penting. Responden
berpendapat bahwa salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan dalam melakukan
kunjunggan ke Pantai Sulamadaha di Ternate adalah lingkungan alam yang masih alami,
Hasil pembobotan variabel politik dan pemerintah menunjukan bahwa indikator yang
dinilai sebagai hal penting ke dua yaitu kebijakan pemerintah dalam pengembangan
di kota Ternate dalam hal penentuan kebijakan harus betul-betul diperhatikan dan dinilai
dari berbagai sudut pandang yang sesuai dengan keadaan di kota Ternate.
Indikator kondisi politik global memperoleh bobot yaitu 0,075 dan kondisi politik
nasional dengan bobot 0,078 serta sebagai hal penting ketiga. Respondent berpendapat
bahwa semakin kondisifnya politik global dan politik nasional mendorong orang untuk
berpergian karena para wisatan membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam perjalanan
E. Kemajuan Teknologi
Indikator ketersediaan transportasi yang disertai dengan sumber daya manusia yang
memadai atau handal dengan bobot 0,91 akan banyak mempengaruhi orang untuk
melakukan perjalanan wisata sehingga indikator ini dinilai penting dalam pengembangan
daya tarik wisata. Ketersediaan tarnsportasi dinilai penting karena transportasi bukan saja
sebagai faktor yang memberikan kenyamanan, juga faktor kecepatan yang dapat
8
F. Daya saing
Pengembangan daya tarik wisata khusunya di pantai Sulamadaha Ternate perlu memiliki
daya saing lebih dengan daya tarik wisata sejenis, mengingat banyak pantai yang indah di
sekitar kota Ternate yang belum dikembangkan dengan baik oleh pemerintah.
Pembobotan indikator daya saing dengan daya tarik wisata sejenis dinilai penting dengan
bobot 0,081.
Tabel 5.4
Hasil Pembobotan Faktor Eksternal Pantai Sulamadaha
No. Variabel/Indikator Bobot
A. Ekonomi
1 Kondisi ekonomi global 0,083
2 Kondisi ekonomi nasional 0,078
B. Sosial Budaya
3 Peran serta masyarakat dan pengawasan 0,093
C. Lingkungan
4 Global warming 0,053
5 Kesadaran masyarakat menjaga lingkungan 0,088
D. Politik dan Pemerintah
6 Kebijakan pemerintah dalam pegembangan pariwisata 0,086
7 Kondisi politik global 0,075
8 Kondisi politik nasional 0,078
9 Keamanan Pantai Sulamadaha 0,096
E. Kemajuan teknologi
10 Informasi 0,098
11 Transportasi (SDM handal) 0,091
F. Daya Saing
12 Daya saing dengan daya tarik wisata sejenis 0,081
Total 1
oleh responden yang sama dengan menjawab pilihan dari empat alternatif nilai untuk
masing-masing indikator yaitu sangat baik (dengan nilai 4), baik (nilai 3), kurang baik
( nilai 2) dan sangat tidak baik (dengan nilai satu). Berdasarkan rata-rata dari nilai
9
di kawasan Pantai Sulamadaha. Faktor kekuatan berada pada rentang 2,51 sampai 4,00
dan faktor kelemahan berada pada rentang 1,00 sampai 2,50. Analisis terhadap factor
eksternal dapat di lihat pada hasil penilaian responden terhadap lingkungan eksternal
eksternal Pantai Sulamadaha yang memperoleh nilai tertinggi adalah keamanan kawasan
Pantai Sulamadaha, indikator ini merupakan peluang dengan nilai tertinggi yaitu 3,2.
Hal ini menunjukan menunjukan bahwa kondisi keamanan Kota Ternate secara umum
hingga saat ini masih baik dan terkendali karena di dukung kerja sama yang baik antara
polisi dan masyarakat disamping itu terdapatnya aturan adat yang mengikat disetiap Desa
Adat. Wisatawan dalam melakukan kunjungan ke daerah tujuan wisata memerlukan rasa
aman dan nyaman sehingga dapat memperpanjang masa tinggal ( lengths of stay)
Indikator yang dinilai sebagai peluang kedua adalah peran serta masyarakat dan
pengawasannya melestarikan budaya dengan nilai 2,96. Trend pariwisata akhir-akhir ini
alternatif dan salah satunya adalah wisata spiritual. Berkembangnya wisata spiritual
ketenangan bathin dan keluar dari kesibukan rutin dan tekanan hidup yang dihadapi
dalam era globalisasi. Indikator global warming merupakan ancaman pertama dengan
nilai 1,43, Menurut Dr.H.J. Swally seorang ahli iklim NASA berpendapat bahwa adanya
ekstrim, sumber air bersih dunia, gelombang panas menjadi semakin ganas.
9
(Sumber: http//sejutablog com/pemanasan global-ancaman - terbesar – planet – bumi/).
A. Ekonomi
melakukan perjalanan wisata keberbagai daerah tujuan wisata. Hal ini didukung oleh
perolehan dan pertumbuhan pendapatan, sehingga sangat positif bagi daerah tujuan wisata
B. Sosial Budaya
Peran serta masyarakatdan pengawasan mereka dalam melestarikan budaya dengan bobot
2,96.
C. Lingkungan
merupakan ancaman pertama dengan nilai 2,43. Hal tersebut disebabkan tekanan hidup
Penilaian terhadap variabel politik dan pemerintah menunjukan bahwa salah satu
indikator kondisi politik global memperoleh nilai 2,9 dan indikator kondisi politik
9
nasional dengan nilai 2,83 dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan pariwisata
memperoleh nilai 2,63. Ketiga indikator ini sebagai peluang dalam pengembangan daya
tarik wisata di Pantai Sulamadaha. Indikator kondisi politik global dan kondisi politik
nasional sama-sama memeliki peluang hal ini disebabkan oleh kondisi politik yang
kondusif.
E. Kemajuan Teknologi
Indikator teknologi informasi memperolen nilai 2,06 hal ini di sebabkan masih minimnya
sangat lambat seperti jaringan telephone, tempat internet yang belum memadai dan
indikator ini menurut para reponden merupakan ancaman terhadap pengembangan daya
tarik wisata kota Ternate. Indikator tranportasi daya tarik wisata memperoleh nilai 2,56
hal ini terbukti dengan tersedia angkutan tranportasi daerah yang memadai dengan
sumber daya manusia yang profesional serta akses ke Pantai Sulamadaha sudah lancar.
G. Daya Saing
Penilaian terhadap variabel daya saing menunjukan bahwa satu-satunya indikator yang
ada yaitu persaingan dengan daya tarik wisata sejenis merupakan peluang dengan nilai
2,86. Ini disebabkan karena kawasan Pantai Sulamadaha memiliki daya tarik wisata yang
khas dan unik yang tidak ditemui di daerah lain. Hal inilah yang menjadi daya tarik bagi
wisatawan yang memiliki rasa penasaran untuk mengunjungi daerah ini dan merasakan
9
Tabel 5.5
tiap variabel pada lingkungan eksternal sesuai dengan pembobotan pada Tabel 5.4 dan
penilaian responden pada Tabel 5.5. Skor analisis faktor eksternal dapat dilihat pada
Tabel 5.6. Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukan bahwa jumlah skor yang diperoleh dari
hasil pembobotan dan penilaian faktor eksternal yaitu 2,651, hasil ini menunjukan bahwa
tarik wisata mengingat skor berada pada rentang nilai dengan kategori baik, namun
9
Tabel 5.6
A. Ekonomi
1 Kondisi ekonomi global 0,083 2,8 0,232
2 Kondisi ekonomi nasional 0,078 2,86 0,223
B. Sosial Budaya
3 Peran masyarakat melestarikan budaya 0,093 2,96 0,275
C. Lingkungan
4 Global warming 0,053 1,43 0,074
5 Kesadaran menjaga kelestarian Ling 0,088 2,63 0,213
D. Politik dan Pemerintah
6 Kebijakan pegembangan pariwisata 0,086 2,63 0,226
7 Kondisi politik global 0,075 2,9 0,217
8 Kondisi politik nasional 0,078 2,83 0,220
9 Keamanan Kawasan Pantai 0,096 3,2 0,307
E. Kemajuan teknologi
10 Informasi 0,098 2,06 0,201
11 Transportasi dan SDM handal 0,091 2,56 0,232
F. Daya Saing
12 Daya saing dengan wisata sejenis 0,081 2,86 0,231
Total 1 2,651
Pengembangan daya tarik wisata di Pantai Sulamadaha kota Ternate tidak terlepas
dari adanya potensi fisik dan non fisik yang dimiliki oleh kawasan ini. Potensi-potensi
yang ada di Kota Ternate berupa daya tarik wisata alam, wisata bahari, wisata budaya,
wisata relegi dan spiritual yang menarik namun animo masyarakat untuk berkunjung
masih belum optimal sesuai harapan pemerintah setempat, sehingga berdasrkan faktor
internal dan eksternal yang telah diuraikahn diharapkan pemerintah dapat membangun
9
BAB VI
PEMBAHASAN
dianalisis dengan menggunakan matriks IFAS dan faktor- faktor eksternal dianalisis
dengan menggunakan matriks EFAS. Dari penggabungan hasil kedua matriks (IFAS dan
menghasilkan empat sel kemungkinan strategi khusus pengembangan yang sesuai dengan
potensi serta kondisi internal dan eksternal yang dimiliki daya tarik wisata pantai
Sulamadaha. Dari setiap strategi khusus yang dihasilkan dapat dijabarkan atau diturunkan
berbagai macam program pengembangan daya tarik wisata di pantai Sulamadaha kota
Ternate.
kota Ternate.
Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal pantai Sulamadaha maka
diperoleh total skor faktor internal Pantai Sulamadaha 2,542 dan total skor faktor
dimasukan ke dalam Matrik Internal Eksternal (IE) berupa diagram Sembilan sel
9
sehingga dapat ditentukan strategi umum (Grand Strategy) pengembangan daya tarik
Tabel 6.1
T
O I II III
T Kuat Tumbuh dan bina Tumbuh dan Pertahankan dan
A 3,0-4,0 (konsentrasi via Bina Pelihara
L integrasi vertikal) (konsentrasi (pertumbuhan
3,0 via berputar)
integrasi
horizontal)
N IV V VI
I 2,651 Tumbuh dan bina Pertahankan Panen dan
L Sedang (berhenti sejenak) dan Divestasi
A 2,0-2,99 pelihara (kawasan habis
I (strategi atau
2,0 tidak berubah) dijual habis)
E VII VIII IX
F Lemah Pertahankan dan Panen atau Panen atau
E 1,0-1,99 pelihara(Diversifikasi divestasi divestasi
konsentrasi) (diversifikasi (likuidasi)
konglomerat)
1,0
nilai lingkungan internal dan lingkungan eksternal berada pada sel V yakni strategi
pertahankan dan pelihara (hold and maintain strategy). Strategi yang dapat diterapkan
pada sel V adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk wisata. Strategi
penetrasi pasar adalah strategi memperluas pasar (market share) suatu produk atau
9
Strategi ini penting dilakukan mengingat selama ini wisatawan yang berkunjung ke
Pantai Sulamadaha bukan hanya wisatawan lokal namun ada juga mancanegara, sehingga
perlu dilakukan strategi promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan
atau jasa-jasa yang telah ada sekarang. Jadi tujuan strategi ini adalah untuk memperbaiki
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik
perhatian, perolehan, pemakaian dan konsumsi dan yang mungkin memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Konsep produk tidak terbatas pada objek fisik saja namun juga
non fisik (jasa), dan sebagai tambahan terhadap produk fisik dan produk jasa, produk
produk terkait dengan pengembangan daya tarik wisata untuk Pantai Sulamadaha adalah
strategi dalam upaya meningkatkan potensi yang dimiliki oleh pantai tersebut baik fisik
maupun non fisik dimana di dalamnya mencakup daya tarik, aksesibilitas, fasilitas dan
98
Berdasarkan analisis SWOT yang disajikan, disusun beberapa alternatif pengembangan
daya tarik wisata pantai sulamadaha sebagai strategi khusus, yang merupakan opsi-opsi
yaitu strategi pengembangan daya tarik wisata, strategi pengembangan promosi, strategi
dan Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap strategi yang digunakan dalam pengembangan
99
Tabel 6.2
Strategi dapat dikatakan masih dalam bentuk langkah-langkah umum yang sangat
mengambang dan arahnya belum jelas. Oleh karena itu, sesuai dengan hirarki
10
rencana yang konkrit yang disebut program, yang kelak jika tersedia anggaran dapat
Tabel 6.3
10
tersebut. Program pengembangan produk wisata di Pantai Sulamadaha ini harus juga
Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor internal dan eksternal, analisis SWOT, dan
aktivititas wisata yang diinginkan. Dari segi pengelolaan pun pengelompokkan produk
dikelompokkan menjadi dua produk wisata, yaitu produk wisata alam. Produk wisata
alam yang tersedia di pulau ini adalah keindahan pantai dengan laut yang teduh,
pemandangan bawah laut seperti diving dan snorkeling, perbukitan yang berbentuk teras
sering. Keindahan pantai di Pantai Sulamadaha dapat dijadikan tempat untuk melakukan
aktivitas berjemur, tracking di tepi pantai sambil meneikmati suasana matahati terbenam
aktivitas diving dan snorkeling. Kawasan ini memiliki banyak diving spot (lokasi
penyelaman) yang menawarkan keindahan terumbu karang dan ikan-ikan karang yang
indah.
b. Membuat aktivitas wisata baru yang dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian alam
(seperti aktivitas menanam pohon di hutan sambil camping atau tracking dan menanam
terumbu karang sambil diving) dan pelestarian budaya (seperti membuat festival seni dan
budaya).
10
c. Penetapan daya tarik wisata yang ada di Pantai Sulamadaha oleh Pemerintah Kota
Ternate dan penataan lokasi wisata berdasarkan produk wisata. Tujuannya adalah untuk
tersebut.
d. Membuat produk wisata unggulan, yaitu produk wisata bahari menjadi ikon
untuk menyediakan berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan berwisata di
b. Pembuatan bangunan peristirahatan (stop over) pada beberapa titik pada jalur
arsitektur lokal.
daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dapat pula membangun sebuah
masyarakat lokal).
10
d. Pengembangan jalan darat.
berbagai daya tarik wisata di pantai ini mengingat sarana jalan yang ada hanya diaspal
biasa (LaPen/lapisan Penetrasi ) dan diharapkan kedepannya agar tersebut diperlebar dan
di Hot Mix dan pengembangan jalan darat disesuaikan dengan geografi pulau dan tidak
Tempat sampah yang dimaksudkan adalah tempat sampah semi permanen yang
diltempatkan di berbagai tempat yang strategis dan dapat diangkat (dipindahkan) untuk
dikumpulkan pada satu TPS (tempat pembuangan sampah) sementara. Sampah yang telah
dikumpulkan dipilah mana yang dapat digunakan kembali, didaur-ulang sendiri, dan yang
tidak dapat didaur-ulang sendiri. Pemisahan sampah ini bertujuan agar sampah yang tidak
dapat didaur-ulang untuk dijual kepada penadah besi tua atau pembeli plastik bekas.
Sedangkan sampah organik yang dapat didaur-ulang, diolah kembali oleh penduduk
setempat menjadi kompos. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan dari faktor-faktor
Fasilitas MCK umum yang dibangun harus jauh dari sumber mata air dan sumur
penduduk lokal. Dibuatkan pula tempat penampungan limbah dan air cucian atau mandi,
agar limbah tersebut tidak terserap tanah. Hal ini berkaitan dengan kualitas air tanah yang
1
h. Menyediakan alat-alat pancing dan penyelaman yang dapat disewakan.
Hal ini penting karena tidak semua wisatawan yang berkunjung ke Pantai Sulamadaha
pengunjung yang datang, penduduk lokal dapat memperoleh keuntungan dan terjadi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan
penduduk setempat.
c. Bekerjasama dengan pihak terkait untuk membentuk petugas penjaga pantai (life
guard) yang bertugas untuk menjaga pesisir pantai dan juga laut sekitar pulau.
d. Membuat papan yang berisi susunan tata tertib berwisata (mana yang boleh dan tidak
boleh dilakukan). Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan pertikaian antara
penduduk lokal (host) dengan wisatawan (guest). Pertikaian atau penolakan terhadap
wisatawan biasanya berawal dari perilaku wisatawan yang bertentangan dengan etika
yang berlaku di komunitas lokal. Pembuatan papan yang berisi susunan tata tertib
berwisata bertujuan meminimalkan perilaku negatif dari wisatawan yang akan berdampak
10
6.3.2 Program Pengembangan dari Strategi ST (Strength Threat)
Dari strategi ST, maka strategi yang dapat dilakukan adalah strategi
dengan memperhatikan tiga aspek penting yaitu keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan
Kerusakan lingkungan yang diakibatkan karena pariwisata akan memerlukan waktu yang
keuntungan bagi daerah ini tetapi dapat juga memberikan dampak negatif yaitu dengan
membuang sampah dengan tidak pada tempatnya. Oleh sebab itu, upaya yang penting
dilakukan adalah pengawasan yang ketat akan sampah yang ada di pulau ini.
sulamadaha ini baik itu dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta, namun
10
hal yang tidak kalah penting yaitu membangun budaya masyarakat yang ramah
pengelolaan lingkungan hidup baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat. Hal- hal
larangan dan sangsi bagi siapa saja yang jelas-jelas melakukan perusakan lingkungan.
Penyuluhan perlu dilakukan secara terus menerus secara langsung maupun tidak
langsung melalui media masa baik media masa cetak maupun media masa elektronik.
d. Membangun system daur ulang sampah organic dan non organic sehingga dapat
mengurangi pencemaran.
Secara umum pemeliharaan diharapkan dilakukan secara berkelanjutan dan efektif artinya
sampah organik dan non organik. Kerja bakti atau gotong royong dapat dilakukan oleh
10
Hal ini dapat digunakan sebagai salah satu ajang edukasi pada daya tarik yang ada.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Pantai Sulamadaha harus dapat semakin
ditingkatkan. Dalam hal ini strategi atau program yang dapat dilaksanakan untuk
Keberlanjutan dan keberlangsungan budaya menjadi sebuah keharusan untuk tetap pula
menjaga keberlanjutan pariwisata. Budaya yang dimaksudkan adalah selain tradisi dan
adat adalah sikap dan tingkah laku masyarakat Kota Ternate yang sangat ramah dalam
waktu.
Kehidupan sosial masyarakatkota Ternate diatur dalam aturan disetiap Desa Adat. Aturan
ini sudah semestinya disesuaikan dengan perkembangan jaman namun tidak mengubah
nilai dasar dari adat-istiadat tersebut. Dalam artian kehidupan sosial yang diatur dalam
adat-istiadat tersebut tidak lagi mengatur secara ekstrem atau otoriter namun semakin
fleksibel demi perkembangan kehidupan sosial masyarakat kota Ternate pada umumnya.
Peran serta masyarakat dapat dengan adanya manfaat yang diperoleh dari pengembangan
daya tarik wisata baik secara langsung maupun tidak langsung melalui terbukanya
10
masyarakat terhadap pengembangan kepariwisataan akan menggugah keterlibatan
masyarakat sehingga mereka mau ikut berperan di dalamnya, baik secara aktif maupun
pasif. Pengembangan daya tarik wisata diharapkan memberikan dampak positif terhadap
Pemerintah dan pengelola daya tarik wisata Pantai Sulamadaha harus dapat memberikan
modal usaha kepada masyarakat yang ingin membuka usaha. Hal ini agar secara tidak
pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai usaha apa saja yang bisa
dilakukan untuk menangkap peluang yang ada, yaitu bisa dengan membuka usaha art
menjadi pemandu/guide bagi wisatawan yang datang dan berbagai peluang lainnya
10
6.3.3 Program Pengembangan dari Strategi WO (Weakness Opportunity)
Tujuan dari program pemasaran adalah untuk memasarkan produk-produk wisata yang
Promosi dilakukan dengan melihat tipe wisatawan dan minat wisatawan yang akan
menjadi terget pasar. Hal ini didasarkan atas jenis pariwisata yang tersedia di kawasan
1. Promosi kepada biro-biro perjalanan wisata (BPW) dan promosi melalui hotel-
hotel serta promosi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate promosi
yang dilakukan pihak pemerintah dapat berupa pencetakan brosur, booklet dan
melalui event-event penting seperti: sail morotai dll, Arts Festival serta aktif
seperti internet, televisi, dan stasiun radio yang dapat dijangkau di seluruh Indonesia,
seperti RRI nasional, dan radio swasta radio swasta serta menyiapkan bahan-bahan
Penyediaan Tourist Information Center (TIC) sebagai salah satu solusi untuk membantu
kota Ternate. Selain memberikan pelayanan informasi kepada wisatawan dan masyarakat,
keberadaan dari TIC ini juga membantu para pengusaha kepariwisataan dalam
11
menaruh brosur-brosur yang akan didistribusikan kepada wisatawan yang akan
berkunjung ke TIC.
Bidang Pariwisata
dan menciptakan kondisi sadar wisata. Hal ini penting karena keberlanjutan daya tarik
wisata ditentukan oleh peran serta masyarakat lokal dalam menjaga dan mengelola daya
pariwisata di pulau ini. Pemerintah juga berperan sebagai regulator yang membantu
b. Kelembagaan pariwisata yang telah dibentuk bekerja sama dengan pihak terkait yang
berkompeten untuk membuat beberapa peraturan mengenai pengelolaan daya tarik wisata
1. Pengaturan retribusi harus jelas misalnya jumlah dana yang di kumpulkan dari
karcis masuk.
2. Peraturan yang berisi kode etik bagi wisatawan, pengelola dan pelaku
usaha yang sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya dan tradisi setempat
11
seperti memasuki areal tempat bersejarah wajib mengikuti peraturan yang ada,
larangan untuk tidak memasuki areal tempat suci bagi wisatawan perempuan yang lagi
mentruasi, tidak boleh menyentuh benda – benda yang diskralkan oleh masyarakat
setempat.
konservasi dan pemerataan pendapatan bagi seluruh masyarakat, misalnya dana yang
diperoleh baik dari dana retribusi dan sumbangan lainnya harus di bagikan pada
1. Pendidikan dan pelatihan bahasa asing, seperti bahasa Jepang, Belanda, Jerman
dan Inggris.
2. Pendidikan dan pelatihan pemandu wisata umum dan pemandu wisata khusus
pariwisata.
11
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Kondisi internal berupa faktor kekuatan dari daya tarik wisata kota Ternate khususnya
pantai Sulamadaha adalah keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna, kebersihan
lingkungan, kedekatan daya tarik dengan akses pelabuhan dll, ketersediaan angkutan dan
tempat parkir serta aturan. Sedangkan kondisi internal berupa faktor kelemahan
diantaranya kurang tersedia sarana dan prasarana penunjang, kurangnya promosi, toilet,
kualitas pelayanan dan pusat informasi wisatawan. Hasil analisis matriks IFAS didapati
bahwa kondisi internal untuk pengembangan pariwisata pantai Sulamadaha pada posisi
2. kondisi eksternal berupa faktor peluang adalah kondisi ekonomi global dan nasional,
mengembangkan pariwisata untuk kondisi politik global dan nasional, keamanan lokasi,
transportasi dan daya tarik sejenis. Sedangkan kondisi eksternal berupa ancaman adalah
Sulamadaha terdiri atas strategi umum dan khusus. Strategi umum meliputi :
11
strategi penetrasi pasar dan pengembangan potensi wisata, sedangkan strategi khusus
meliputi : strategi pengembangan daya tarik wisata pantai Sulamadaha, strategi promosi,
7.3 Saran
1. Untuk pihak pemerintah, perlunya perbaikan sarana dan prasarana, perlunya penetapan
daya tarik wisata yang ada di kota Ternate, pengembangan yang dilakukan pemerintah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata perlu bekerjasama dengan pihak lain untuk
perlu memberikan peluang yang lebih besar lagi bagi masyarakat lokal untuk ikut
2. Untuk masyarakat setempat, perlu menjaga dan memelihara sumber daya alam dan
budaya yang merupakan potensi utama untuk menarik minat wisatawan, masyarakat
3. Untuk pihak akademisi dan penelitian lanjutan, penelitian ini masih terbatas pada
variabel produk wisata, maka disarankan untuk selanjutnya lebih luas ke variabel
lainnya.
penjualan paket wisata Ternate dengan menawarkan potensi yang ada seperti
11
di pantai Sulamadaha dan melakukan promosi kepada wisatawan tentang daya tarik
11
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dan Sugono, Dendy. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Balai Pustaka: Jakarta.
Damanik, Janianton dan Helmut F Weber. 2006. Perencana Ekowisata: dari Teori ke
Aplikasi. CV Andi Ofset: Yogyakarta
Hunger, J David dan Thomas L Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. CV Andi Ofset:
Yogyakarta.
11
Marpaung, Happy dan Herman Bahar. 2000. Pengantar Pariwisata. Alfabeta:
Bandung
Pitana, I Gde & Gayatri, G. Putu. 2005. Sosiologi Pariwisata. CV Andi Ofset:
Yogyakarta.
Pitana, Gde, dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. CV Andi Offest:
Yogyakarta.
Puspa, Ida Ayu Tari. 2006. Potensi dan Strategi Pengembangan Puri sebagai
Objek dan Daya Tarik Wisata City Tour di Kota Denpasar. Tesis. Universitas
Udayana: Denpasar.
11
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi
Kedua. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
11