Anda di halaman 1dari 67

PROPOSAL PENELITIAN

STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI KREATIF BERBASIS PARIWISATA

(Studi Pada Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen Pengampu : Dr. Sigit Wahyudi, SE, MM

Oleh :
AMBAR WAHYUNINDA
NIM. 20.1.2.020 – AN

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(STISOSPOL) WASKITA DHARMA MALANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa


atas rahmat, nikmat, inayah dan hidayah serta ridlonya, sehingga saya dapat
menulis propasal penelitian ini dengan saya beri judul “Strategi Pemberdayaan
Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata (Studi Pada Desa Pujon Kidul, Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang).” ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar sampai
dengan selesai. Penulisan proposal penelitian ini saya maksudkan untuk
melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Metodelogi
Penelitian.
Penulis terbuka untuk menerima kritik maupun saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan kedepan. Harapan penulis semoga dapat bermanfaat
untuk Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Waskita Dharma Malang dan
khususnya bagi penulis serta untuk pihak-pihak yang melakukan penelitian
dengan tema yang sama dikemudian hari.
Akhirul kata apabila ada yang kurang berkenan penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. WassalamualikumWarohmatullohi Wabarrokatuh

Malang, 1 5 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGNTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ......................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 8
2.2 Teori Administrasi Publik ........................................................................... 14
2.2.1 Defenisi Administrasi Publik ............................................................ 15
2.2.2 Unsur-Unsur Administrasi Publik..................................................... 16
2.3 Teori Strategi ............................................................................................... 19
2.3.1 Pengertian Strategi ............................................................................ 19
2.2.3 Karakteristik Strategi ........................................................................ 20
2.2.3 Perencanaan Strategi ......................................................................... 20
2.3.4 Manajemen Strategi .......................................................................... 22
2.3.5 Tingkat-Tingkat Strategi ................................................................... 23
2.4 Konsep Pemberdayaan ................................................................................ 25
2.4.1 Pengertian Pemberdayaan ................................................................. 25
2.4.2 Tujuan Pemberdayaan ....................................................................... 27
2.3.3 Tahapan Pemberdayaan .................................................................... 28
2.5 Konsep Pariwisata ....................................................................................... 30
2.5.1 Pengertian Pariwisata ........................................................................ 30
iii
2.5.2 Dampak Sektor Pariwisata ................................................................ 32
2.5.3 Ciri-Ciri Pariwisata ........................................................................... 35
2.5.4 Pengembangan Pariwisata................................................................. 36
2.6 Kerangka Konseptual .................................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian......................................................................................... 40
3.2 Subjek Penelitian......................................................................................... 41
3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian ..................................................................... 42
3.4 Informan ...................................................................................................... 43
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................... 43
3.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 44
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 46
3.8 Teknik Keabsahan Data .............................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 11

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Kerangka Konseptual.................................................................. 44
2 Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif.............. 54

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi menurut Salusu (2006) yaitu suatu seni menggunakan kecakapan

dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan

yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, strategi merupakan suatu seni dalam menyusun

rencana suatu organisasi untuk memastikan tujuan yang ingin dicapai dengan baik

dan terlaksana dengan efektif.

Indonesia adalah negara kepulauan, kurang lebih 70% wilayahnya

merupakan perairan. Sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang dimiliki

oleh kurang lebih 13.000 pulau merupakan potensi besar bagi Indonesia yang dapat

dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian, salah satunya adalah potensi

wisata. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, budaya, dan

peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia, merupakan daya tarik dalam

pengembangan wisata Indonesia.

Strategi dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi,

dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan

manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar.

Selain itu strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang,

1
2

khusunya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki

konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan

faktor-faktor internal dan eksternal. Menurut Quinn seperti yang dikutip oleh

Sukristono dalam bukunya mengemukakan bahwa Strategi meliputi sasaransasaran

terpenting yang akan dicapai, kebijakan-kebijakan yang penting yang mengarahkan

pelaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan untuk mewujudkan sasaran-sasaran

tersebut. Mewujudkan beberapa konsep dan dorongan yang memberikan hubungan,

keseimbangan dan fokus. Strategi mengutarakan sesuatau yang tidak dapat diduga

semula atau sesuatu yang tidak dapat diketahui. Quinn menjelaskan lebih lanjut

bahwa strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan

dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif. Suatu strategi yang baik akan

membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam

bentuk unique berbasis kompetensi internal serta kemampuan mengantisipasi

lingkungan.

Pariwisata di Indonesia mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara disamping

sektor migas. Sebagai sumber devisa, pariwisata menyimpan potensi yang sangat

besar. Adanya krisis ekonomi, sektor pariwisata di harapkan menjadi sumber

pertumbuhan yang paling cepat, dikarenakan infrastruktur kepariwisataan tidaklah

mengalami kerusakan, hanya saja faktor keamanan yang menyebabkan wisatawan

mancanegara mengurungkan kepergiannya ke Indonesia. Hal ini dapat memberikan

harapan bahwa pariwisata nusantara dapat diaktifkan lagi walaupun penghasilan

seringkali lebih dikaitkan dengan jumlah wisatawan mancanegara, karena


3

menghasilkan devisa, namun wisatawan nusantara sangat mempengaruhi kegiatan

kepariwisataan.

Oleh karenya potensi pariwisata harus dikembangkan oleh pemerintah.

Perkembangan pariwisata dewasa ini sangat menarik perhatian orang (wisatawan)

dalam negeri dan luar negeri. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu perhatian

pemerintah dalam mendesain kebijakan terkait pembangunan daerah yang dikemas

dalam pengembangan pariwisata secara umum. Bahkan menurut Spillane&James

J(2011), peranan pariwisatadalam pembangunan negara pada garis besarnya

berintikan tiga segi, yaitu segi ekonomis (sumber devis, pajak-pajak), segi sosial

(penciptaan lapangan kerja),dan segi kebudayaan.

Pariwisata kini telah menjadi salah satu industri gaya baru, yang mampu

menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,

pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam

negara penerima wisatawan. Hal ini menunjukkan bahwa, pariwisata merupakan

salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Adanya pariwisata, maka suatu

negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada,

akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Pariwisata juga

merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu. Alasannya, karena

aktifitas berwisata dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan

kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis dan pariwisata spiritualisme.

Ekonomi kreatif berbasis pariwisata merupakan konsep ekonomi baru yang

memadukan informasi dan kreatifitas yang mengandalkan ide, gagasan dan

pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor produksi. Ekonomi kreatif


4

sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan

adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan

sumberdaya yang terbarukan. Dengan kata lain ekenomi kreatif adalah manifestasi

dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara berkembang.

Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber

daya yang bukan hanya terharukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta, dan

kreativitas. Hubungan ekonomi kreatif dengan pariwisata, saling berpengaruh dan

dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik. Dalam pengembangan ekonomi

kreatif melalui pariwisata, maka kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata

untuk menciptakan produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan

daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari

sisi wisatawan, mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah

wisata yang memiliki produk khas untuk kemudian dibawah pulang sebagai

souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan

melibatkan individual dan pengusaha enterprise bersentuhan dengan sektor budaya.

Model pengembangam ekonomi kreatif sebagai penggerak pariwisata dapat

diadaptasi oleh model-model desa kreatif. desa kreatif bertumpu pada kualitas

sumber daya manusia dan juga sumberdaya alam yang eksotis untuk membentuk

(bisa dalam bentuk design atau redesign) ruang-ruang kreatif. Pembentukan ruang

kreatif diperlukan untuk dapat merangsang munculnya ide-ide kreatif, karena

manusia yang ditempatkan dalam lingkungan yang kondusif akan mampu

menghasilkan prosuk-produk kreatif berniali ekonomi festival budaya, maupun


5

model pemanfaatan alam merupakan salah satu bentuk penciptaan ruang kraetif

yang sukses mendatangkan wisatawan.

Kabupaten Malang sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi

pariwisata yang sangat konplit di Indonesia, disamping itu kabupaten malang

merupakan kabupaten dengan tujuan wisata yang sangat ramai di kunjungi, baik

oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Di kabupaten Malang sendiri

terdapat banyak wahana atau model wisata, diantaranya objek wisata, alam, budaya,

bahkan wisata buatan. Potensi wisata yang berada Kabupaten Malang mampu

menarik wisatawan domestik bahkan mancanegara.

Desa Pujon Kidul sebagai salah satu objek wisata telah menjadipilar yang

menopang perekonomian daerah Kabupaten Malang, Khususnya pada sektor

pariwisata secara umum telah menarik wisatawan dalam jumlah yang besar. Badan

Usaha Milik Desa Sumber Sejahtera Desa Wisata Pujon Kidul Jawa Timur

menggunakan aplikasi monitor kunjungan untuk memonitor kunjungan dan

kapasitas minimum ke Desa Wisata Pujon Kidul setiap harinya. Untuk memonitor

jumlah kunjungan ke Pujon Kidul, wisatawan menggunakan kartu pas ketika

memasuki area wisata.

Traffic tertinggi kunjungan para wisatawan terjadi di akhir pekan, Sabtu dan

Minggu. Kunjungan wisatawan dalam satu hari sebanyak 2000 hingga 3000

wisatawan termasuk bagus di masa pandemi ini. Sebelum ada pandemi, kunjungan

yang terjadi dalam satu hari ada sekitar 6000 hingga 7000 wisatawan.

Strategi menjadi sangat penting bagi pengembangan sebuah

organisasi/perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan, baik tujuan jangka pendek


6

maupun tujuan jangka panjang. Analisa dalam pengembangan strategi berdasarkan

pengamatan lingkungan secara internal dan eksternal dalam menentukan formulasi

strategi, kemudian memasuki tahap implementasi hingga evaluasi. Oleh karena itu,

penyusunan strategi merupakan langkah taktis yang bersifat sistematis dalam

pencapaian tujuan organisasi, terbukti ketika strategi dapat di implementasikan

dengan bagus dapat menjadi keuntungan yang besar.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis begitu tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis

Pariwisata (Studi Pada Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang)’’.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1 Bagaimana Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata

di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Strategi Pemberdayaan

Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata di Desa Pujon Kidul, Kecamatan

Pujon, Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini dilaksanakan

bertujuan untuk :
7

1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis strategi Strategi

Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata di Desa Pujon

Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis faktor

penghambat dan pendukung Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif

Berbasis Pariwisata di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten

Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain adalah

meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Proposal Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

Program Studi Ilmu Administrasi Publik serta dapat dijadikan refrensi

atau acuan bagi peneliti selamjutnya.

2. Manfaat Praktis

Bagi penulis diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan

kontribusi terkait dengan permasalahan Strategi Pemberdayaan Ekonomi

Kreatif Berbasis Pariwisata di Desa Pujon Kidul.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau

memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu.

Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang

menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Selanjutnya teori

merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antara konsep.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu kajian yang menguraikan hubungan

antar variabel penelitian berdasarkan pendapat dan hasil penelitian terdahulu. Pada

proposal penelitain ini, Penulis mengangkat judul yaitu Strategi Pemberdayaan

Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata (Studi Pada Desa Pujon Kidul, Kecamatan

Pujon Kabupaten Malang).

Pada bagian ini penulis mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu

yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat

ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum

terpublikasikan (skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya).

Sebagai bahan rujukan, penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian

terdahulu karena dalam hali ini dianggap cukup penting bagi penulis sebagai acuan

dan rujukan untuk dapat melihat bagaimana penelitian akan dilaksanakan, selain itu

8
9

juga menelusuri penelitian sebelumnya sehingga dapat diketahui pebedaan dan

bagaimana hasil penelitian yang dilaksanakan terlebih dahulu dapat dilihat pada

uraian dibawah ini sebagai berikut :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Artiningsih (2010) yang berjudul

“Analisis Potensi Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Di Wilayah Kota

Semarang Dalam Pengembangan Industri Kreatif”. Permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini adalah potensi yang dimiliki Kota Semarang dalam

pengembangan industri kreatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari

penelitian ini adalah Kota Semarang memiliki kekayaan karakteristik kehidupan

sosial yang berasal dari perpaduan etnis, budaya dan agama. Potensi sosial

masyarakat Kota Semarang tersebut dapat dikemas dalam industri kreatif yang

mengedapankan inklunsi sosial, yaitu mencakup keterbukaan, toleransi dan

interaksi sosial. Industri kreatif yang dapat dikembangkan adalah jenis industri yang

mampu mengkombinasikan berbagai karakter budaya sehingga mengedepankan

citra kota dan budaya Semarang yang unik.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Mirza Maulana AlKautsari (2017)

yang berjudul “Model Transisi Peningkatan Partisipasi Masyarakat Desa (Strategi

Pengembangan Usaha Industri Kreatif Kerajinan Batik di Desa Krebet, Kabupaten

Bantul)”. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah model transisi

peningkatan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh pengusaha Industri Kreatif

Kerajinan Batik Kayu Desa Krebet, macam produk yang dihasilkan oleh industri

kreatif kerajinan batik tersebut dan pemetaan kerja usaha industri kreatif kerajinan
10

batik di Desa Krebet. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui industri kerajinan batik

kayu di Desa Krebet adalah melalui partisipasi masyarakat, faktor yang menjadi

kekuatan dalam pemberdayaan melalui industri kerajinan batik kayu di Desa Krebet

adalah bahan baku kayu yang melimpah, dukungan dari pihak pemerintah/swasta,

semangat, keyakinan dan keuletan masyarakatdalam pembangunan dan faktor yang

menjadi kelemahan dalam pemberdayaan melalui industri kreatif kerajinan batik

kayu di Desa Krebet adalah terbatasnya modal usaha dan alat produksi, teknologi

untuk produksi yang terbatas, keterampilan SDM pengrajin yang terbatas, inovasi

dari model souvenir yang perlu ditingkatkan.

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Ayu Lestari (2019) yang berjudul

“Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kawasan Pariwisata Tanjung Bira

Kabupaten Bulukumba”. Penelitian ini Bertujuan Untuk mengetahui Bagaimana

Strategi pengembangan ekonomi Kreatif Kawasan pariwisata Tanjung bira

kabupaten bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

menggunakan ehnik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara,

selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini

menujukkan bahwa Strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan oleh pihak

wisata adalah dengan mendukung strategi agresif. Secara umum, rekomendasi

strategi yang dapat di lakukan ialah menjalin kerja sama antara pengelola dengan

masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait dalam proses pengembangan wisata


11

Tanjung Bira, serta mengoptimalkan daya tarik yang dimiliki dengan

memanfaatkan dukungan yang di beri oleh pemerintah. Peranana wisata Tanjung

Bira sebagai penggerak ekonomi kreatif menyimpulkan bahwa siwata Tanjung Bira

mempunyai peranan yaitu mendorong peningkatan pendapatan, penciptaan

pekerjaan, dan sekaligus mempromosikan kepedulian sosial, keragaman budaya,

dan pengembangan manusia.

Untuk dapat melihat uraian selanjutnya maka penulis membuat tabel

penelitian terdahulu pada tabel dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

Artiningsih “Analisis Potensi Hasil dari penelitian ini Penelitian terdahulu


(2010) Sosial Ekonomi adalah Kota Semarang menggunakan
Dan Budaya memiliki kekayaan Variabel Indeveden
Masyarakat Di karakteristik kehidupan “Analisis Potensi
Wilayah Kota sosial yang berasal dari Sosial Ekonomi Dan
Semarang Dalam perpaduan etnis, budaya Budaya Masyarakat
Pengembangan dan agama. Potensi sosial Di Wilayah Kota
Industri Kreatif” masyarakat Kota Semarang Dalam
Semarang tersebut dapat Pengembangan
dikemas dalam industri Industri Kreatif.”
kreatif yang Sedangkan pada
mengedapankan inklunsi penelitian ini
sosial, yaitu mencakup menggunakan
keterbukaan, toleransi dan Variabel Indeveden
interaksi sosial. Industri “Strategi
kreatif yang dapat Pemberdayaan
dikembangkan adalah jenis Ekonomi Kreatif
12

industri yang mampu Berbasis Pariwisata


mengkombinasikan (Studi Pada Desa
berbagai karakter budaya Pujon Kidul,
sehingga mengedepankan Kecamatan Pujon
citra kota dan budaya Kabupaten
Semarang yang unik. Malang)”

Mirza Maulana “Model Transisi Hasil penelitian Penelitian terdahulu


AlKautsari Peningkatan menunjukkan bahwa menggunakan
(2017) Partisipasi pemberdayaan masyarakat Variabel Indeveden
Masyarakat Desa melalui industri kerajinan “Model Transisi
(Strategi batik kayu di Desa Krebet Peningkatan
Pengembangan adalah melalui partisipasi Partisipasi
Usaha Industri masyarakat, faktor yang Masyarakat Desa
Kreatif Kerajinan menjadi kekuatan dalam (Strategi
Batik di Desa pemberdayaan melalui Pengembangan
Krebet, Kabupaten industri kerajinan batik Usaha Industri
Bantul)” kayu di Desa Krebet Kreatif Kerajinan
adalah bahan baku kayu Batik di Desa
yang melimpah, dukungan Krebet, Kabupaten
dari pihak Bantul).” Sedangkan
pemerintah/swasta, pada penelitian ini
semangat, keyakinan dan menggunakan
keuletan masyarakatdalam Variabel Indeveden
pembangunan dan faktor “Strategi
yang menjadi kelemahan Pemberdayaan
dalam pemberdayaan Ekonomi Kreatif
melalui industri kreatif Berbasis Pariwisata
kerajinan batik kayu di (Studi Pada Desa
Desa Krebet adalah Pujon Kidul,
terbatasnya modal usaha Kecamatan Pujon
13

dan alat produksi, Kabupaten


teknologi untuk produksi Malang).”
yang terbatas,
keterampilan SDM
pengrajin yang terbatas,
inovasi dari model
souvenir yang perlu
ditingkatkan.
Ayu Lestari “Strategi Hasil penelitian ini Penelitian terdahulu
(2019) Pengembangan menujukkan bahwa menggunakan
Ekonomi Kreatif Strategi pengembangan Variabel Indeveden
Kawasan yang sebaiknya dilakukan “Strategi
Pariwisata oleh pihak wisata adalah Pengembangan
Tanjung Bira dengan mendukung Ekonomi Kreatif
Kabupaten strategi agresif. Secara Kawasan Pariwisata
Bulukumba” umum, rekomendasi Tanjung Bira
strategi yang dapat di Kabupaten
lakukan ialah menjalin Bulukumba.”
kerja sama antara Sedangkan pada
pengelola dengan penelitian ini
masyarakat sekitar dan menggunakan
pihak-pihak terkait dalam Variabel Indeveden
proses pengembangan “Strategi
wisata Tanjung Bira, serta Pemberdayaan
mengoptimalkan daya Ekonomi Kreatif
tarik yang dimiliki dengan Berbasis Pariwisata
memanfaatkan dukungan (Studi Pada Desa
yang di beri oleh Pujon Kidul,
pemerintah. Peranana Kecamatan Pujon
wisata Tanjung Bira Kabupaten
sebagai penggerak Malang).”
14

ekonomi kreatif
menyimpulkan bahwa
siwata Tanjung Bira
mempunyai peranan yaitu
mendorong peningkatan
pendapatan, penciptaan
pekerjaan, dan sekaligus
mempromosikan
kepedulian sosial,
keragaman budaya, dan
pengembangan manusia.
Sumber : Hasil Penelitian Terdahulu

2.2 Teori Administrasi Publik

Administrasi publik sebenarnya sudah ada semenjak dahulu kala, ia akan

timbul dalam suatu masyarakat yang terorganisasi. Dalam catatan sejarah

peradaban manusia, maka di asia selatan termasuk Indonesia, cina, dan mesir kuno

dahulu sudah didapatkan suatu sistem penataan pemerintahan. Sistem penataan

tersebut pada saat sekarang dikenal dengan sebutan administrasi publik/Negara

(Toha, 2008:88).

Administrasi publik kadang-kadang dipakai pula istilah administrasi

pemerintahan, dan kadang-kadang juga diterjemahkan dengan birokrasi pemerintah

yang dikenal sekarang ini merupakan produk dari masyarakat yang tumbuh

dinegara-negara Eropa.

Kebijakan pemerintahan dari segi pelayanan yang berorientasi pada

pelayanan konvensional harus dibalik seperti yang disarankan oleh Garrat yaitu

yang menjadi orientasi dan ujung pelayanan adalah masyarakat, sedangkan para
15

pejabat memfasilitasi proses dan kegiatan pelayanan secara bertahap mengalir

kebawah dari pimpinan puncuk hingga pada pegawai secara langsung berhubungan

dengan pelanggan atau masyarakat.

2.2.1 Defenisi Administrasi Publik

Istilah Administrasi Publik berasal dari dua suku kata yaitu administrasi

dan publik. Administrasi dalam bahasa Belanda disebut administratie yang

berarti tata usaha atau urusan pencatatan. Dalam bahasa Inggris administrasi

berasal dari kata ad yang berarti intensif dan ministrate yang berarti to

serve atau melayani. Jadi administrasi adalah pemberian pelayanan secara

intensif. Sedangkan publik berasal dari bahasa yunani yaitu pubes yang berarti

matang atau dewasa dan koinon yang berarti bersama.

Publik juga diartikan sebagai praja atau rakyat, pamong praja berarti

pelayan rakyat. Publik diartikan juga sebagai polis atau politic yang berarti

politik, negara, dan pemerintah. Publik dalam hal ini diartikan sebagai

sekelompok individu dalam jumlah besar yang memiliki kebersamaan berfikir,

perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-

nilai norma yang mereka miliki. Dari penjelasan diatas kita sudah bisa

mendapatkan gambaran tentang apa itu teori Administrasi Publik.

Administrasi publik, menurut Chandler dan Plano dalam Keban (2014:

3) adalah proses dimanan sumberdaya dan personel pubik diorganisir dan

dikooordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan da

mengelola (memanage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik. kedua

pengarang tersebut juga menjelaskan bahwa administrasi publik merupakan


16

seni dan ilmu (art and science) yang ditujukan untuk mengatur public affairs

dan melaksanakan berbagai tugas yangtelah ditetapkan. Dan sebagai suatu

disiplin ilmu, administrasi publik bertujuan untuk memecahkan masalah-

masalah publik melalui perbaikan atau penyempurnaan terutama di bidang

organisasi, sumberdaya manusia dan keuangan.

McCurdy dalam Keban (2014: 3) mengemukakan bahwa administrasi

publik dapat dilihat sebagai suatu poses politik, yaitu sebagai salah satu cara

metode memerintah suatu negara dan dapat juga dianggap sebagai cara yang

prinsipil untuk melakukan berbagai fungsi negara. dengan kata lain

administrasi publik bukan hanya sekedar persoalan manajerial tetapi juga

persoalan politik. Anggapan ini mungkin membingungkan pendefinisian

administrasi publik, termasuk ruang lingkupnya. Akan tetapi hal ini justru

menunjukkan bahwa dunia administrasi publik itu terus mengalami

perkembangan dan justru sulit untuk dipisahkan dari dunia politik.

2.2.2 Unsur-Unsur Administrasi Publik

Mifta Toha (1990: 24) menyebutkan bahwa unsur adalah bagian dari

sesuatu kebulatan-kebulatan. Tidak adanya unsur bukan berarti suatu kejadian

atau suatu akibat itu tidak ada. Akibat atau kejadian itu tetap ada tetapi kurang

sempurna.

Penjelasan mengenai berbagai unsur yang ada dalam adminitrasi

tersebut, antara lainnya adalah sebagai berikut:

1. Organisasi
17

Organisasi dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai

rangkaian kegiatan yang menjadi kerangka bagi segenap masyarakat atau

pemerintah untuk melakukan kegiatan dengan cara mengelompokkan

pekerjaan. Sehingga dapat diartikan bahwasanya organisasi ini menjadi

sistem kerjasama sekelompok secara formal untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya.

2. Manajemen

Manajemen dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai upaya

penataan dengan menggerakan orang atas dasar organisasi, sehingga dengan

begitu seseorang akan tergerak dan dapat membagi tugasanya antara satu

dengan yang lainnya.

3. Komunikasi

Komunikasi dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai

kegiatan penataan yang berupa penyampaian warta dari komunikator ke

komunikan dalam kerjasama sehingga mencapai tujuan tertentu yang

dihasilkan dalam bentuk kerjasamanya tersebut.

4. Kepegawaian

Kepegawaian dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai

bentuk kegiatan penataan berupa penghimpunan, pencatatan, pengolahan,

penggandaan, pengiriman, penyimpanan, pemeliharaan, penyusutan, dan

pemusnahaan informasi antara satu dengan yang lainnya.

5. Perbekalan
18

Perbekalan dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai aktifitas

untuk menyangkut pautkan terhdap peralatan, sehingga pembekalan akan

menjadi suatu usaha karja sama antara organisasi yang berupa proses

pengadaan, penyimpanan, sampai kepada penyingkiran barang-barang yang

sudah tidak dipergunakan lagi.

6. Keuangan

Keungan dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai upaya

mengatasi masalah pembiayaan yang berkenaan dengan bentuk penataan

dan pengelolaan dari segi-segi pembiayaan baik dalam perkantoran ataupun

di dalam perusahaan.

7. Ketatausahaan

Ketatusahaan dalam unsur administrasi publik dapat diartikan sebagai

kegiatan pelayanan terhadap penyelenggaraan usaha kerjasama, yang

meliputi kegiatan pencatatan keluar masuknya barang, pengiriman dan

penyimpanan bahan keterangan.

8. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyrakat dalam dalam unsur administrasi publik dapat diartikan

sebagai “public relation“. Dimana public relation menjadi kegiatan usaha

kerja sama untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat secara

suka rela menerima segala keputusan yang ada.


19

2.3 Teori Strategi

2.3.1 Pengertian Strategi

Anthony and Govindarajan (2007:577) menyatakan “different strategies

require different task priorities.”. Strategi yang berbeda memerlukan tugas

yang berbeda prioritas. Konsep strategi sejalan dengan arti kata tersebut.

Steiner and Miner (1997:18) menjelaskan bahwa strategi berasal dari kata

Yunani strategos yang berarti jenderal dan secara harfiah berarti seni para

jenderal. Didukung oleh pernyataan John Baylis, et al (2013:61) yaitu “strategy

is ultimately about how to win wars”. Artinya strategi pada akhirnya tentang

bagaimana untuk memenangkan perang, dimana perang dapat diartikan juga

permasalahan yang dihadapi.

Amirullah (2015:4) mendefisikan strategi sebagai suatu rencana dasar

yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai suatu tujuan seperti

yang dikatakan oleh Kotler and Cox (1988:49) bahwa “Strategy is a vision”.

Selanjutnya, menurut Rivai dan Prawironegoro (2015:9) strategi

merupakan cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran

atau objective). Strategi harus mampu membuat semua bagian dari suatu

organisasi yang luas menjadi satu, terpadu untuk mencapai tujuan akhir

(sasaran atau objective).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi

merupakan serangkain rencana dasar yang harus mampu membuat semua

bagian organisasi menjadi satu untuk mencapai suatu tujuan bersama. Strategi

membentuk sebuah pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi


20

organisasi. Keputusan yang diambil organisasi akan dijadikan pedoman dalam

mewujudkan kemajuan organisasi dengan strategi yang dilakukan.

2.3.2 Karakteristik Strategi

Menurut Taufiq Amir (2011:10) sebuah keputusan disebut keputusan

strategik apabila memenuhi tiga karakteristik diantaranya:

1. Jarang dibuat (extraordinary). Sebuah keputusan strategis selalu memiliki

implikasi luas dalam organisasi. Oleh karena itu tidak bisa diambil secara

sembarangan dengan cukup sering terutama jika dimensi waktunya akan

memakan waktu panjang.

2. Signifikan, penting. Derajat keputusan strategis selalu penting dan

melibatkan sumber daya dan komitmen yang besar.

3. Berdampak Luas Keputusan strategik berdampak luas dan menjadi dasar

bagi keputusan- keputusan selanjutnya bagi seluruh organisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebuah

strategi harus memuat tiga karakteristik tersebut untuk membedakan

sebuah langkah yang diambil merupakan sebuah strategi atau bukan

strategi.

2.3.3 Perencanaan Strategi

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi

untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk

mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)

untuk mencapai strategi ini.


21

Berbagai teknik analisis bisnis dapat dgunakan dalam proses ini,

termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats),

PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-

cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).

Perencanaan Strategis (Strategic Planning) adalah sebuah alat

manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan

proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah

petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka

bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan.

Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi

dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan

perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada

pada proses perencanaan strategis/strategic planning.

Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga

dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi.

Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam

rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,

manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses

perencanaan strategis. Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara

tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah

perencanaan stategi.

Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen

perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff,
22

1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980),

menuliskan bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup

serangkaian proses dari inovasi dan mengubah perusahaan, sehingga apabila

strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah

kegagalan.

2.3.4 Manajemen Strategi

Manajemen strategik merupakan suatu proses yang dinamik karena

berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu

memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan.

Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang

dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal

selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan

agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi

karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan

produktivitasnya makin lama makin tinggi.

Manajemen strategik berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan

strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam

praktek.Manajemen strategik dapat dipandang sebagai hal yang mencakup tiga

macam elemen utama. Terdapat adanya analisis strategikdimana penyusun

strategi (strategis) yang bersangkutan berupaya untuk memahami posisi

strategik organisasi yang bersangkutan. Terdapat pula adanya pilihan

strategikyang berhubungan dengan perumusan aneka macam arah tindakan,

evaluasi, dan pilihan antara mereka. Akhirnya terdapat pula implementasi


23

strategiyang berhubungan dengan merencanakan bagaimana pilihan strategi

dapat.

Don Harvey dalam bukunya yang berjudul: ”Business policy and

Strategic Management”, menyatakan pandangan-pandangan berikut tentang

manajemen strategik. Manajemen strategik berhubungan dengan proses

memilih strategi dan kebijakan dalam rangka upaya memaksimasi sasaran-

sasaran organisasi yang bersangkutan.

Manajemen strategi meliputi semua aktivitas yang menyebabkan

timbulnya perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi dan

pengembangan rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan untuk

mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut untuk organisasi yang

bersangkutan secara total.

Manajemen strategi (Strategic Management) merupakan kumpulan

keputusan dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi

strategi yang akan menghasilkan kesesuaian superior yang kompetitif antara

organisasi dan lingkungannya, untuk meraih tujuan organisasi.

2.3.5 Tingkat-Tingkat Strategi

Schendel, Hofer dan Higgins dalam Salusu (1996:101) menjelaskan

adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut Master Strategy,

yaitu Enterprise Strategy, Corporate Strategy, Business Strategy dan

Functional Strategy.

1. Enterprise Strategy
24

Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi

mempunyai hubungan dengan masyarakat. Dalam strategi enterprise

terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luas, sejauh interaksi

itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi.

2. Corporate Strategy

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut

grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu

organisasi.

3. Business Strategy

Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di

tengah masyarakat. Penempatan organisasi di hati para penguasa, para

pengusaha, para politisi, para anggota legislatif, para donor dan lain

sebagainya. Semua dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan

stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya

organisasi ke tingkat yang lebih baik.

4. Functional Strategy

Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang

suksesnya strategi lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam

penelitian ini master strategi yang digunakan adalah tingkat corporate strategy.

Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut grand

strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Dinas
25

Perhubungan meliputi pelaksanaan pemerintahan daerah di bidang

perhubungan.

2.4 Konsep Pemberdayaan

2.4.1 Pengertian Pemberdayaan

Kata “pemberdayaan ” adalah terjemahan dari bahasa Inggris

“Empowerment”, pemeberdayaan berasal dari kata dasar “power” yang berarti

kekuatan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan “em”

pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber

kreativitas.

Secara konseptual pemeberdayaan (emperworment) berasal dari kata

power (kekuasaan atau keberdayaan). Pemberdayaan menunjuk pada

kemampuan orang. Khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka

memiliki kekuatan atau kemampuan dalam: (a) memenuhi kebutuhan dasarnya

sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas

mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari

kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif

yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan

memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; (c)

berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.

Pemberdayaan menurut arti secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan

membuat berdaya, yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu atau

kemampuan bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas, 2003).
26

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh

suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2009). Dalam beberapa kajian

mengenai pembangunan komunitas, pemberdayaan masyarakat sering

dimaknai sebagai upaya untuk memberikan kekuasaan agar suara mereka

didengar guna memberikan kontribusi kepada perencanaan dan keputusan yang

mempengaruhi komunitasnya (Foy, 1994). Pemberdayaan adalah proses

transisi dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol relatif atas

kehidupan seseorang, takdir, dan lingkungan (sadan,1997).

Menurut Mubarak (2010) pemberdayaan masyarakat dapat diartikan

sebagai upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu

komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka

dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota

masyarakat.

Pada Pemberdayaan pendekatan proses lebih memungkinkan

pelaksanaan pembangunan yang memanusiakan manusia. Dalam pandangan

ini pelibatan masyarakat dalam pembangunan lebih mengarah kepada bentuk

partisipasi, bukan dalam bentuk mobilisasi. Partisipasi masyarakat

dalam perumusan program membuat masyarakat tidak semata-mata

berkedudukan sebagai konsumen program, tetapi juga sebagai produsen

karena telah ikut serta terlibat dalam proses pembuatan dan perumusannya,

sehingga masyarakat merasa ikut memiliki program tersebut dan mempunyai


27

tanggung jawab bagi keberhasilannya serta memiliki motivasi yang lebih bagi

partisipasi pada tahaptahap berikutnya (Soetomo, 2006).

2.4.2 Tujuan Pemberdayaan

Tujuan utama pemberdayaaan adalah memperkuat kekuasaaan

masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik

karena kondisi internal (misalnya presepsi mereka sendiri), maupun karena

kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). Ada

beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau

tidak berdaya meliputi:

1. Kelompok lemah secara stuktural, naik lemah secara kelas, gender,

maupun etnis.

2. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, dan remaja

penyandang cacat, gay dan lesbian, masyarakat terasing.

3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami

masalah pribadi atau keluarga.

Menurut Agus Syafi‟i, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

mendirikan masyarakat atau membangun kemampuan untuk memajukan diri

ke arah kehidupan yang lebih baik secara seimbang. Karena pemberdayaan

masyarakat adalah upaya memperkuas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini

berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya.

Payne mengemukakan bahwa suatu proses pemberdayaan

(empowerment), pada intinya bertujuan: membantu klien memperoleh daya


28

untuk mengambil keputusan dan menemukan tindakan yang akan ia lakukan

yang berkaitan dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan

peribadi dan sosial dalam melakuakan tindakan. Hal ini dilakukan melalui

peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang

ia miliki, antara lain melalui trasfer daya dari lingkungannya.

2.4.3 Tahapan Pemberdayaan

Menurut Isbandi Rukminto Adi, pemberdayaan masyarakat memiliki 7

(tujuh) terhadap pemberdayaan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan: pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus

dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga

pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community

woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pad dasarnya diusahakan

dilakukan secara non-direktif.

2. Tahapan pengkajian (assessment): pada tahapan ini yaitu proses

pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui

kelompokkelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus

berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel

needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan: pada tahapan ini

petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif

mencoba melibatkan warga untuk berfikit tentang masalah yang

mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini

masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif


29

program dan kegiatan yang dapat dilakukan.

4. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi: pada tahapan ini agen perubahan

membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan

menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan

untuk mengatasi permasalahan yang ada. Disamping itu juga petugas

membantu untuk memfomalisasikan gagasan mereka kedalam

bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan

proposal kepada penyandang dana.

5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan: dalam

upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peren

masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga

keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerjasama

antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan

ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik

melenceng saat dilapangan.

6. Tahap evaluasi: evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan

petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan

sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan

warga tersebut diharpakan dalam jangka waktu pendek biasanya

membentuk suatu sistem komunitas untuk pengewasan secara

internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi

masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber

daya yang ada.


30

7. Tahap terminasi: tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan

hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini

diharapkan proyek harus segera berhenti.

Sedangkan menurut Gunawan Sumodiningrat, upaya untuk

pemberdayaan masyarakat terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:

1. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi mastyarakat

itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap

manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat

dikembangkan.

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, dalam

rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positf dan nyata, serta

pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat

masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.

3. Memberdayakan juga mengandung arti menanggulangi.

2.5 Konsep Pariwisata

2.5.1 Pengertian Pariwisata

Pengertian pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990

tentang kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha

yang terkait di bidang tersebut. Pariwisata adalah serangkaian kegiatan

perjalanan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok dari

tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan melakukan

kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari penghasilan di tempat
31

tujuan. Kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan pada waktunya akan

kembali ke tempat tinggal semula. Hal tersebut memiliki dua elemen yang

penting, yaitu: perjalanan itu sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan

dengan berbagai aktivitas wisatanya.

Uraian tersebut di atas memiliki pengertian bahwa tidak semua orang

yang melakukan perjalanan dari suatu tempat (tempat asal) ke tempat lain

termasuk kegiatan wisata. Perjalanan rutin seseorang ke tempat bekerja

walaupun mungkin cukup jauh dari segi jarak tentu bukan termasuk kategori

wisatawan. Dengan kata lain, kegiatan pariwisata adalah kegiatan bersenang

senang (leisure) yang mengeluarkan uang atau melakukan tindakan konsumtif.

Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional. Tak bisa

dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi

dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Definisi pariwisata memang tidak dapat sama persis diantara para ahli.

Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata.

1. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layangan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

2. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ketempat yang lain,

dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat

yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan


32

hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang

beraneka ragam.

2.5.2 Dampak Sektor Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu gejala sosial yang sangat kompleks, yang

menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai macam aspek yang

penting, aspek tersebut diantaranya yaitu aspek sosiologis, aspek psikologis,

aspek ekonomis, aspek ekologis dan aspek-aspek yang lainnya. Diantara sekian

banyak aspek tersebut, aspek yang mendapat perhatian yang paling besar dan

hampir merupakan satu-satunya aspek yang dianggap sangat penting adalah

aspek ekonomisnya.

Pengembangan di dalam sektor pariwisata akan berhasil dengan baik,

apabila masyarakat luas dapat lebih berdampak atau ikut serta secara aktif.

Agar masyarakat luas dapat lebih dapat berdampak serta dalam pembangunan

kepariwisataan, maka masyarakat perlu diberi pemahaman tentang apa yang

dimaksud dengan pariwisata serta manfaat dan keuntungan-keuntungan apa

yang akan diperoleh. Disamping itu, masyarakat juga harus mengetahui halhal

yang dapat merugikan yang diakibatkan oleh adanya pariwisata tersebut.

Pembangunan disektor kepariwisataan perlu ditingkatkan dengan cara

mengembangkan dan mendayagunakan sumber-sumber serta potensi

kepariwisataan nasional maupun daerah agar dapat menjadi kegiatan ekonomi

yang dapat diandalkan dalam rangka memperbesar penerimaan devisa atau

pendapatan asli daerah, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha

dan lapangan kerja terutama bagi masyarakat setempat. Dampak pariwisata


33

saat ini antara lain adalah: pertama, dampak ekonomi yaitu, sebagai sumber

devisa negara; kedua, dampak sosial yaitu, sebagai penciptaan lapangan

pekerjaan; dan yang terakhir adalah dampak ebudayaan yaitu,

memperkenalkan kebudayaan dan kesenian. Ketiga point diatas dapat

dijelaskan, yaitu sebagai berikut :

1. Dampak Ekonomi

1) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah.

Peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah berasal dari

pembelanjaan dan biaya yang dikeluarkan wisatawan selama

perjalanan dan persinggahannya seperti untuk hotel, makan dan

minum, cenderamata, angkutan dan sebagainya. Selain itu juga,

mendorong peningkatan dan pertumbuhan di bidang pembangunan

sektor lain. Salah satu ciri khas pariwisata, adalah sifatnya yang

tergantung dan terkait dengan bidang pembangunan sektor lainnya.

Dengan demikian, berkembangnya kepariwisataan akan

mendorong peningkatan dan pertumbuhan bidang pembangunan

lain.

2) Pengembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan

peluang usaha dan kerja. Peluang usaha dan kerja tersebut lahir

karena adanya permintaan wisatawan. Dengan demikian,

kedatangan wisatawan ke suatu daerah akan membuka peluang

bagi masyarakat tersebut untuk menjadi pengusaha hotel, wisma,

homestay, restoran, warung, angkutan dan lain-lain. Peluang usaha


34

tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal

untuk bekerja dan sekaligus dapat menambah pendapatan untuk

dapat menunjang kehidupan rumah tangganya.

2. Dampak Sosial

Semakin luasnya lapangan kerja. Sarana dan prasarana seperti

hotel, restoran dan perusahaan perjalanan adalah usaha-usaha yang

”padat karya”. Untuk menjalankan jenis usaha yang tumbuh

dibutuhkan tenaga kerja dan makin banyak wisatawan yang

berkunjung, makin banyak pula lapangan kerja yang tercipta. Di

Indonesia penyerapan tenaga kerja yang bersifat langsung dan

menonjol adalah bidang perhotelan, biro perjalanan, pemandu wisata,

instansi pariwisata pemerintah yang memerlukan tenaga terampil.

Pariwisata juga menciptakan tenaga di bidang yang tidak langsung

berhubungan, seperti bidang konstruksi dan jalan.

3. Dampak Kebudayaan

1) Mendorong pelestarian budaya dan peninggalan sejarah. Indonesia

memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, peninggalan

sejarah yang selain menjadi daya tarik wisata juga menjadi modal

utama untuk mengembangkan pariwisata. Oleh karena itu,

pengembangan pariwisata akan mengupayakan agar modal utama

tersebut tetap terpelihara, dilestarikan dan dikembangkan.

2) Mendorong terpeliharanya lingkungan hidup.


35

Kekayaan dan keindahan alam seperti flora dan fauna, taman laut,

lembah hijau pantai dan sebagainya, merupakan daya tarik wisata.

Daya tarik ini harus terus dipelihara dan dilestarikan karena hal ini

merupakan modal bangsa untuk mengembangkan pariwisata.

3) Wisatawan selalu menikmati segala sesuatu yang khas dan asli. Hal

ini merangsang masyarakat untuk memelihara apa yang khas dan

asli untuk diperlihatkan kepada wisatawan.

2.5.3 Ciri-Ciri Pariwisata

Ciri-ciri pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Seseorang yang melakukan perjalanan dan keluar meninggalkan

tempat tinggalnya.

2. Perjalanan itu dilakukan keluar jauh dari lingkungan tempat

tinggalnya yang semula.

3. Perjalanan itu dilakukan sendirian atau bersama-sama dengan orang

lain (rombongan atau group).

4. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu dan bisa

melebihi waktu 24 jam atau sehari-semalam penuh.

5. Perjalanan itu terkait dengan kegiatan atau rekreasi, atau usaha

menyenangkan dirinya.

6. Orang-orang yang melakukan perjalanan tidak untuk mencari nafkah

di tempat yang dikunjungi

7. Selama dalam perjalanan tinggal di suatu tempat/akomodasi.


36

8. Dalam melakukan perjalanan, melalui alat transportasi laut, darat atau

udara.

3.5.4 Pengembangan Pariwisata

Ada beberapa hal yang menunjang atau menentukan pengembangan

suatu obyek wisata. Menurut Ahdinoto, ada lima jenis komponen dalam

pariwisata yait :

1. Atraksi wisata : atraksi adalah daya tarik wisatawan untuk berlibur.

Atraksi yang diidentifikasikan (sumber daya alam, sumberdaya

manusia, budaya dan sebagainya) perlu dikembangkan untuk menjadi

atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak ada peristiwa, bagian utama

lain tidak akan diperlukan.

2. Promosi dan pemasaran : Promosi adalah suatu rancangan untuk

memperkenalkan atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana

agar atraksi dapat dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi adalah

bagian penting.

3. Pasar wisata : (masyarakat pengirim wisata) : pasar wisata merupakan

bagian yang penting. Walaupun untuk perencanaan belum / tidak

diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam, namun informasi

mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motofasi, dan

sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang

berlibur.
37

4. Transportasi : pendapat dang keinginan wisatawan adalah berbeda

dengan pendapat penyuplai transportasi. Transporetasi mempunyai

dampak besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata.

5. Masyarakat penerima wisatawan yang menyediakan akomodasi dan

pelayan jasa pendukung wisata (fasilitas dan pelayanan).

Komponen penting dalam pengembangan pariwisata menurut George

Mclntyre, adalah suatu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan memiliki

keterkaitan antara turis, warga setempat dan pemimpin masyarakat yang

menginginkan hidup lebih baik. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa suatu tempat

wisata harus berisikan komponen tersebut untuk menjadi suatu objek wiasat

yang baik.

Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang

pengembangan pariwisata didaerah tujuan wisata menurut Suwantoro meliputi:

1. Obyek dandaya tarik wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi

yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan

wisata. Pada umumnya daya tarik suatu obyek wisata berdasar pada :

1) Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nyaman, dan bersih.

2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.

3) Adanya spesifikasi atau ciri khusus yang bersifat langka

4) Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena

memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-


38

upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah

karya manusia pada masa lampau.

2. Prasarana wisata

Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya

buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam

perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air,

telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.

3. Sarana wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata

yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam

menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus

disediakan di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat

transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung

lainnya.
39

2.6 Kerangka Konseptual

Untuk melihat kerangka konseptual dalam Proposal penelitian yang

berjudul Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata (Studi Pada

Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang) ini maka penulis

membuat skema penelitian seperti pada gambar dibawah ini:

Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis


Pariwisata (Studi Pada Desa Pujon Kidul, Kecamatan
Pujon, Kabupaten Malang)

Teori
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Teori
Utama:
Berbasis Pariwisata di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pendukung :
-Teori
Pujon, Kabupaten Malang? -Konsep
Administrasi
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Strategi Pemberdayaan
Publik
Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata di -Konsep
-Teori Strategi
Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.? Pariwisata

Fokus Penelitian
1. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis
Pariwisata
2. Faktor pendukung dan penghambat Strategi
Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata
Indikator : Pemberdayaan, Peningkatan
Perkonomian, Pengembangan Pariwisata

Hasil Penelitian

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Sumber : Peneliti 2023


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk

memberi pegangan yang jelas dan terstruktur kepada peneliti dalam melakukan

penelitiannya.

Menurut Fachruddin (2009, hlm. 213) desain penelitian adalah: kerangka

atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga

diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam

melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika peneletian itu

telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan.

Adapun proses desain penelitian yang dikemukakan oleh Nasution (2009,

hlm.56) desain penelitian mencakup proses-proses sebagai berikut:

1. Identifikasi dan pemilihan masalah

2. Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis

3. Membangun penyelidikan dan percobaan

4. Memilih dan mendefinisikan pengukuran variabel

5. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan

6. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data

7. Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data

8. Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik

40
41

9. Penelitian laporan hasil penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan

kualitatif. Dimana penelitian kualitaiatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat

diamati. Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (lawannya adalah

eksperimen) dimanaa peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian

lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiono, 2014:13-14).

3.2 Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus.

Spradley menyatakan bahwa “ A focused refer to a single cultural domain or a few

related domains” maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal

atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.

Dalam bukunya Sugiyono (2010) Spradley dalam Sanapiah Faisal

mengemukakan bahwa ada empat alternative pilihan yang digunakan untuk

menetapkan fokus yaitu:

1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.

2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing

domain.

3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan

iptek.
42

4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan

teori-teori yang telah ada.

Menurut Creswell (2015: 182) dalam mengantarkan dan menfokuskan studi

diperlukan pernyataan permasalahan yang baik, tujuan yang jelas dan pertanyaan

jelas tentang penelitiannya. Penetapan fokus penelitian sangat penting dilakukan

untuk membatasi suatu studi dalam penelitian kualitatif.

Adapun fokus yang digunakan yaitu:

1. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata di Desa

Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

2. Faktor penghambat dan pendukung Strategi Pemberdayaan Ekonomi

Kreatif Berbasis Pariwisata di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon,

Kabupaten Malang.

3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Tempat atau lokasi merupakan sumber data yang dapat digunakan dalam

penelitian. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dapat

digali melalui tempat maupun lingkungannya. Dari lokasi atau tempat terjadinya

suatu peristiwa, secara kritis dapat ditarik simpulan yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. (Nugrahani, 2014:112)

Tempat atau lokasi penelitian juga dimanfaatkan sebagai sumber data dalam

penelitian ini. Dari pemahaman terhadap lokasi atau tempat dan lingkungan

terjadinya peristiwa atau aktivitas, secara kritis dapat ditarik simpulan yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian. (Sutopo, 2002:52) Adapun yang

dimaksudkan tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Pujon Kidul,
43

Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Waktu pelaksanaan penelitian akan

dilakukan penulis dalam waktu bulan terhitung dari bulan Januari-Maret 2023.

3.4 Informan

Informan adalah orang yang bisa memberi informasi tentang situasi dan

kondisi latar penelitian. Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sample

didasarkan atas tujuan tertentu (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria

sebagai sampel). Informan ini di butuhkan untuk mengetahui kondisi yang sesuai

dengan judul proposal penelitian Strategi Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis

Pariwisata di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan menggunakan

Prurposive Sampling, artinya teknik penentuan sumber data mempertimbangkan

terlebih dahulu, bukan diacak. Artinya menentukan informan sesuai dengan kriteria

terpilih yang relevan dengan masalah penelitian.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa,

para pegawai atau Staff dan masyarakat yang menjadi sumber data pada penelitian

ini.

3.5 Instrumen Penelitian

Kualitas hasil penelitian salah satunya dipengaruhi oleh kualitas instrumen

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen atau alat

penelitian. Dengan kata lain, dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen

penelitian.
44

Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata adalah alat yanng

digunkan untuk merekam pada umumnya secara kuantitatif keadaan dan aktivitas

atribut-atribut psikolog. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya

digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif (Suryabrata, 2008).

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan

untuk mengumpulkan data. Ini berarti, dengan menggunakan alat-alat tersebut data

dikumpulkan. Dalam penelitian kualitatif, atau instrumen utama dalam

pengumpulan data adalah manusia yaitu, peneliti sendiri atau orang lain yang

membantu peneliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri yang

mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta, mendengar, dan mengambil.

Untuk mengumpulkan data dari sumber informasi (informan), peneliti

sebagai instrument utama penelitian memerlukan instrumen bantuan.

1. panduan atau pedoman wawancara mendalam. Ini adalah suatu tulisan

singkat yang berisikan daftar informasi yang perlu dikumpulkan.

Pertanyaan-pertanyaan lazimnya bersifat umum yang memerlukan

jawaban panjang, bukan jawaban ya atau tidak.

2. Alat rekaman. Peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti, tape

recorder, telepon seluler, kamera foto, dan kamera video untuk

merekamhasil wawancara.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Burhan bungin mengemukakan bahwa Metode

pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan

berhasil atau tidak suatu penelitian.


45

Dalam hal ini diperlukan adanya teknik pengambilan data yang dapat

digunakan secara cepat dan tepat sesuai dengan masalah yang diselidiki dan tujuan

penelitian, maka penulis menggunakan beberapametode yang dapat mempermudah

penelitian ini, antara lain:

1. Metode Observasi

Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat,

sistematik dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi

atau fenomena yang terjadi. Jadi metode observasi adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan langsung mengenai Strategi

Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata

2. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan

keterangan, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi

(pengamatan), sudah tentu para peneliti, walaupun dibantu oleh banyak

asisten yang dapat menggantikan observasi mereka secara bergiliran,

karena kekurangan data yang di dapat dari observasi harus diisi dengan

data yang didapat dari wawancara.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk mendapatkan keterangan responden melalui percakapan langsung


46

dan berhadapan. Wawancara atau interview adalah proses untuk

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden/orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk

menelusuri data historis. Sebagian besar data yang tersedia adalah

berbentuk kejadian yang pernah ada di Desa Pujon Kidul, Kecamatan

Pujon, Kabupaten Malang. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada

ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Kumpulan data

bentuk tulisan ini di sebut dokumen dalam arti luas termasuk monument,

artefak, foto, tape, mikrofilm, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan

sebagainya.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam

sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting. Hasil penelitian

yang dihasilkan harus melalui proses analisis data terlebih dahulu agar dapat

dipertanggung-jawabkan keabsahannya. (Herdiansyah,2012:158)

Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara

melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut

menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dipahami


47

dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan

penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi,

atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan

data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Setelah data dikumpul peneliti akan mengelola semua data sesuai dengan

masalah penelitian. Oleh karena jumlah data yang dikumpul sangat banyak jadi

seharusnya dikelola dengan baik mengikut kesesuaian data. Data-data tersebut akan

diklasifikasikan mengikut kepentingan. Hal ini akan dapat memberi gambaran yang

lebih jelas dan memudahkan penulis melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Kesimpulan dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model

interaktif yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014) yang secara

esensial berisi tentang uraian dari seluruh sub-kategori tema, langkah terakhir yang

harus dilakukan adalah membuat kesimpulan dari temuan hasil penelitian dengan

memberikan penjelasan simpulan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan

sebelumnya. ( Herdiansyah,2012:179)

Secara keseluruhan, proses analisis dalam penelitian kualitatif meliputi

empat macam sifat, sebagai berikut. ( Nugrahani,2014: 296-297)

1. Analisis induktif. Data yang terkumpul dalam penelitian, dianalisis

secara induktif, yaitu analisis yang tidak bertujuan untuk membuktikan

kebenaran suatu hipotesis. Analisis dilakukan berdasarkan informasi

yang diperoleh di lapangan, untuk sampai pada temuan dapat ditarik

simpulannya berupa sebuah teori berdasarkan pada pola di dalam dunia

kenyataannya. Menurut Sutopo teori yang dikembangkan dalam analisis


48

induktif dimulai dari lapangan studi, dari data yang terpisah-pisah, atas

bukti-bukti yang terkumpul dan saling berkaitan (bottom-up grounded

theory).

2. Analisis dilakukan di lapangan bersama dengan proses pengumpulan

data. Pada waktu data dikumpulkan, proses analisis dimulai dengan

penyusunan refleksi peneliti, yang merupakan kerangka berpikir, dan

gagasan, terhadap data yang ditemukan Bodgan & Biklen Melalui

refleksi in dilakukan proses pemantapan data.

3. Proses interaktif. Setiap data yang diperoleh, dikomparasikan dengan

data lain secara berkelanjutan. Proses dilakukan antarkomponen, dalam

bentuk siklus. Peneliti bergerak di antara tiga komponen yaitu sajian

data, reduksi, dan verifikasi.

4. Proses siklus. Setiap simpulan yang ditarik dimantapkan dengan proses

pengumpulan data berkelanjutan. Pada tahap verifikasi, mungkin

dilakukan penelusuran kembali pada semua bukti penelitian, apabila

data dirasa kurang mantap untuk dasar penarikan simpulan. Dengan

demikian, sekaligus dilakukan trianggulasi sebelum sampai tahap

simpulan akhir.

Data dianalisis dengan menggunakan beberapa langkah sesuai teori Miles,

Huberman dan Saldana (2014) yaitu menganalisis data dengan tiga langkah:

kondensasi data (data condensation), menyajikan data (data display), dan menarik

simpulan atau verifikasi (conclusion drawing and verification). Kondensasi data

merujuk pada proses pemilihan (selecting), pengerucutan (focusing),


49

penyederhanaan (simplifiying), peringkasan (abstracting), dan transformasi data

(transforming). Secara lebih terperinci.

Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan model

interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data hasil penelitian.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun model

interaktif yang dimaksud sebagai berikut:

Penyajian Data
Pengumpulan Data

Kondensi Data
Penarikan/Verifikasi

Gambar 2. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber : Miles, Huberman dan Saldana (2014 : 14)

Komponen-komponen analisis data model interaktif dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil

wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan

kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian

dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.

2. Kondensasi Data

Kondensasi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksi, dan mengubah catatan lapangan,


50

transkrip wawancara, dokumen, dan materi (temuan) empirik lainnya.

Seperti kita ketahui, kondensasi data, berlangsung terus menerus selama

proyek kualitatif berorientasi berkelanjutan. Sebenarnya, bahkan

sebelum data sebenarnya terkumpul, mengantisipasi kondensasi data

telah terlihat ketika para peneliti memutuskan (sering tanpa disadari

sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah studi, masalah penelitian dan

pengumpulan data pendekatan yang memilih. Selama pengumpulan data

berlangsung, ada langkah lebih lanjut kondensasi (ringkasan, encoding,

mencari tema, rnembuat cluster, membuat partisi, menulis memo).

Pengurangan data/proses-ini transformasi terus setelah penelitian

lapangan, guna menyelesaikan laporan akhir terdiri. Data yang diperoleh

di daerah penelitian (field data) yang dikumpulkan sebanyak mungkin

dan dituangkan dalam bidang catatan. Data yang diperoleh di lokasi

penelitian (data lapangan) dikumpulkan sebanyak-banyaknya dan

dituangkan dalam catatan lapangan. Melalui catatan lapangan tersebut,

peneliti memilah-milah atau mengkategorikan mana data yang cocok

(sesuai) dan tidak cocok atau kurang sesuai direduksi atau di buang dan

diganti dengan data baru yang cocok dengan masalah dan fokus

pemelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian Data, yang penting alur kerja dan analisis aktivitas kedua

adalah penyajian data. Miles dan Huberman membatasi "presentasi"

sebagai satu set informasi yang terstruktur yang memberikan


51

kemungkinan menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Berbagai

presentasi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dati

pengukur bensin, surat kabar, hingga layar komputer. Dengan melihat

presentasi kita akan dapat memahami apa yang terjadi dan apa yang harus

dilakukan mengailalisis lebih lanjut atau mengambil tindakan

berdasarkan wawasan yang diperoleh dan presentasi.

Penyajian data atau menampilkan data dimaksudkan guna

memudahkan bagi para peneliti guna melihat gambaran secara

keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk penyajian

data, tabel, gambar dan deskripsi narasi. Dalam melakukan Miles dan

Huberman percaya bahwa representasi yang lebih baik adalah cara utama

guna analisis kualitatif yang valid. presentasi dimaksud yang meliputi

berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan grafik. Semuanya dirancang

guna menggabungkan informasi yang dihimpun dalam bentuk yang

koheren dan mudah dijangkau, sebagai analisa tersebut guna melihat apa

yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang

benar atau melanjutkan melangkah melakukan analisis sesuai dengan

saran yang pikir dengan menghadirkan sebagai sesuatu yang mungkin

berguna.

4. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Menarik Kesimpulan/Verifikasi, Aktivitas analisis penting yang

ketiga adalah guna menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari awal


52

pengumpulan data, sebuah analis kualitatif mulai mencari arti dari benda-

benda, mencatat keteraturan. Penjelasan, konfigurasi koritigurasi yang

mungkin, aliran kausalitas, dan proposisi. Para peneliti yang kompeten

akan menangani kesimpulan dengan kesimpulan longgar, terbuka dan

skeptis, tetapi sudah disediakan, awalnya tidak jelas, tapi dengan

meminjam kiasik jangka dan Glaser dan Strauss (1967) dan kemudian

meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar kuat. Kesimpulan "final"

mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung

pada ukuran dari set catatan lapangan, encoding, storage, dan metode

pencarian ulang digunakan, keterampilan penelitian, dan tuntutan

penyandang dana, tetapi sering kesimpulan itu dirumuskan sebelumnya

sejak awal, meskipun peneliti mengklaim telah melanjutkan "induktif".

Kesimpulan atau verifikasi data dalam penelitian ini dilakukan terus-

menerus sepanjang proses penelitian. Sejak awal memasuki lapangan dan

selama proses pengumpulan data, peneliti mencoba menganalisis bahwa

mencari pola, tema, hubungan kesetaraan, proposisi dan mencari makna

dari data yang dikumpulkan dan sebagainya yang dituangkan dalam

kesimpulan masih tentatif, tetapi dengan peningkatan data melalui proses

verifikasi terus menerus, kemudian ditarik kesimpulan yang "membumi".

Dengan kata lain, setiap kesimpulan selalu terus diverifikasi selama

penelitian.

Kesimpulan, dalam pandangan Miles dan Huberman, hanya

sebagian dan satu aktivitas dan konfigurasi utuh. Kesimpulan juga


53

diverifikasi selama penelitian. Verifikasi mungkin adalah pemikiran

ulang terpendek yang datang ke pikiran analyzer karena ia menulis

review dari catatan lapangan, atau mungkin sangat berhati-hati dan

melelahkan guna judicial review dan pertukaran ide antara rekan-rekan

guna mengembangkan "berurusan intersubjektif," atau juga upaya yang

luas guna menempatkan salinan temuan di set data lainnya. Singkatnya,

makna yang muncul dan data harus diverifikasi, soliditas dan

kompatibilitas, yaitu yang validitasnya. Jika tidakdemikian, yang

dimiliki adalah cita-citá yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan

yang tidak jelas kebenaran dan kegunaannya.

Penelitian menyimpulkan data sesuai dengan rumusan masalah yang telah

dikemukakan. Data-data yang sudah dideskripsikan disimpulkan secara umum.

Simpulan tersebut meliputi pengaruh partisipasi publik dan komitmen organisasi

terhadap kinerja. Setelah disimpulkan, analisis data kembali pada tahap awal

sampai semua data kompleks.

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif model interaktif adalah

penarikan kesimpulan dari verifikasi. Berdasarkan data yang telah direduksi dan

disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat

pada tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan

masalahdan pertanyaan yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak awal (Sugiyono,

2007, hlm. 247).

Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan yang didapat kemungkinan dapat

menjawab fokus penelitian yang sudah dirancang sejak awal penelitian. Ada
54

kalanya kesimpulan yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk menjawab

permasalahan. Hal ini sesuai dengan jenis penelitian kualitatif itu sendiri bahwa

masalah yang timbul dalam penelitian kualitatif sifatnya masih sementara dan dapat

berkembang setelah peneliti terjun ke lapangan. Harapan dalam penelitian kualitatif

adalah menemukan teori baru. Temuan itu dapat berupa gambaran suatu objek yang

dianggap belum jelas, setelah ada penelitian gambaran yang belum jelas itu bisa

dijelaskan dengan teori-teori yang telah ditemukan. Selanjutnya teori yang

didapatkan diharapkan bisa menjadi pijakan pada penelitian-penelitian selanjutnya.

3.8 Uji Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan atau validitas data-data pada dasarnya

merupakan teknik yang harus ditempuh untuk menunjukkan bahwa data yang

terkumpul benar-benar terdapat secara alami dan umum.

1. Uji Credibility (Uji Derajat Kepastian Data)

Metode kualitatif lebih tepat menggunakan istilah "autentisitas" dari pada

validitas. Karena autentisitas lebih berarti memberikandeskripsi, keterangan,

informasi (account) yang adil (fair) dan jujur. Harus dijamin bahwa hasil yang

diperoleh dan interpretasinya adalah tepat. lnterpretasi harus berdasarkan

informasi yang disampaikan oleh partisipan dan bukan karangan peneliti

sendiri.

Memvalidasi hasil penelitian berarti peneliti menentukan akurasi dan

kredibilitas hasil melalui strategi yang tepat, seperti lewat member checking

atau triangulasi. Metode kualitatif sebenarnya tidak menggunakan kata bias

dalam penelitian. Ada beberapa teknik yang digunakan oleh metode kualitatif
55

untuk menjamin akurasi dan kredibilitas hasil penelitian yaitu: triangulasi,

member checking dan auditing. Triangulasi data berarti menggunakan

bermacam-macam data, menggunakan lebih dari satu teori, beberapa teknik

analisa, dan melibatkan lebih banyak peneliti. ( Raco,2010: 132-133).

2. Uji Reliability (Uji Derajat Keandalan Data)

Reliabilitas menunjuk kepada tingkat konsistensi bila penelitian ini

dilaksanakan oleh peneliti yang lain atau oleh peneliti yang sarna tapi ternpat

yang berbeda.Ada tiga rnacarn jenis reliabilitas, yaitu Quixotic reliability

dimana lingkungan penelitian dari observasi menghasilkan hasil penelitian

yang tidak berubah. Diachronic reliability dirnana stabilitas observasi seluruh

waktu. Synchronic reliability yaitu kesamaan observasi dalam rnasa waktu

yang sama. (Raco,2010: 136).

Hal penting yang harus diperhatikan yaitu pertama tentang interview:

partisipan harus mengerti pertanyaan atas cara yang sama, sehingga

jawabannya dapat di-coding tanpa kemungkinan ketidak pastian. Ini dicapai

dengan cara menguji bahan yang akan diwawancarai, melatih pewawancara.

Kedua adalah nilai kebenaran. Maksudnya bahwa deskripsi dari pengalaman

partisipan adalah benar seperti yang mereka alami dan hidupi. Ketiga, bahan

hasil wawancara adalah benar-benar sesuai dengan apa yang dikatakan. Hasil

wawancara ini dapat dicek kebenarannya dengan mendengar kembali

wawancara tersebut, sehingga netralitas peneliti tetap dijaga. (Raco,2010: 138).


56

Reliabilitas dalam kualitatif juga berkaitan dengan observasi. Peneliti

harus benar-benar menguasai lapangan, mengetahui persis apa yang terjadi di

lapangan, serta mengetahui budaya yang diteliti.

Reliabilitas atau keandalan ialah indek yang menunjukan sejauh mana

suatu alat ukura dapat dipercaya atau dianjdalkan (Juliansyah Noor, 2012 :

130). Reliabilitas adalah kehandalan/ketepatan sebuah alat ukur/instrument

dalam mengukur sebuah objek. Jika alat ukur dipergunakan dua (2) kali atau

lebih untuk mengukur fenomena yang sama dan memperoleh hasil yang

konsisten, maka alat yang dipakai dikatakan reliabel. Dengan bahasa yang

mudah dipahami reliabilitas adalah konsistensi sebuah alat ukur dalam

mengukur fenomena yang sama.

Maksudnya adalah reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan

stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu

data dikatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama

menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda

menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua

menunjukkan data yang tidak berbeda. (Sugiyono, 2010:362).

Data pada penelitian kualitatif dianggap reliabel apabila peneliti berada

di lapangan kondisi sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Penelitian kualitatif

berkarakter subyektif dan reflektif sebab peneliti bertindak sebagai instrument.

Tingkat reliablitas pada pendekatan kualitatif bersifat individu atau tidak sama

antara peneliti satu dengan peneliti lainnya, karena setiap penelitian

mengandalkan peneliti itu sendiri. Reliabilitas ditempuh dengan prosedur


57

semacam melibatkan peneliti lain. (Laksono, 2013:173). Selain itu reliabilitas

dapat ditempuh dengan memperpanjang proses pengamatan, proses wawancara

sedemikian rupa sampai pada titik jenuh, maksudnya data atau informasi yang

diperoleh akan tetap sama, tidak lagi berubah.

Reliabilitas tidak sama dengan validitas, karena pengukuran yang dapat

diandalkan akan mengukur secara konsisten, tetapi belum tentu mengukur apa

yang seharusnya diukur. Dalam penelitian kualitatif, reliabilitas adalah sejauh

mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-

ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat

diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang

sama.

Validitas dan reliabilitas lebih menekankan pada masalah kualitas data

dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian

(Emzir,2014:78). Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif

merujuk ke kemampuan prediksi terhadap fenomena sejenis, sedangkan

validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif merujuk ke kualitas itu

sendiri (sarosa.2013:11). Karena suatu fenomena dipengaruhi dan

mempengaruhi banyak hal sehingga sulit mendapatkan dua fenomena yang

sama persis.

Realitas pada penelitian kualitatif bersifat majemuk atau ganda dan

dinamis/berubah, sehingga menghasilkan data yang tidak konsisten yang bisa

berulang seperti awal. Jadi penulisan laporan pada penelitian kualitatif bersifat

individualistis dan selalu berbeda antar orang. Peneliti satu dengan yang lain
58

pasti berbeda dalam menuliskan laporannya sesuai dengan bahasa dan jalan

fikiran masing-masing.

Untuk mencapai tingkat reabilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan

dengan teknik ulang atau check-recheck. Usaha yang dilakukan ke arah

dependabilitas adalah sebagai berikut.

1) Audit Trail

Catatan terperinci menyangkut keputusan-keputusan yang dibuat

sebelum atau selama penelitian berlanjut berikut dengan deskripsi pada

proses penelitian. Dalam penelitian ini, audit trail didapatkan melalui

pengumpulan data-data. Data wawancara dibuat dalam bentuk transkrip.

2) Checking Data

Kegiatan checking data dilakukan dengan cara mencari dan

mengumpulkan informasi dari orang terkait yang mengetahui tentang apa

yang sedang diteliti, dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran data

yang sedang dikumpulkan.

3) Bertanya

Peneliti menanyakan kepada teman mengenai masalah atau kegiatan

yang diamati. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan informasi dari suatu

kegiatan atau masalah yang sedang diteliti.

3. Uji Defendability

Dalam penelitian kuantitatif, Dependabilitiy disebut sebagai reliabilitas.

Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau

mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji


59

dependebility dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses

penelitian.

Dalam penelitian ini dependebility dilakukan oleh auditor yang

independen atau dosen pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas

peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Uji Transferability (Uji Derajat Keteralihan Hasil Kesimpulan Data)

Sugiyono (2015:376) menjelaskan bahwa uji transferabilitas

(transferability) adalah teknik untuk menguji validitas eksternal didalam

penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel itu diambil.

Kemudian Moleong (2016: 324) menjelaskan bahwa tranferabilitas merupakan

persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan konteks pengirim dan

penerima.

Untuk menerapkan uji transferabilitas didalam penelitian ini nantinya

peneliti akan memberikan uraian yang rinci, jelas, dan juga secara sistematis

terhadap hasil penelitian. Diuraikannya hasil penelitian secara rinci, jelas dan

sistematis bertujuan supaya penelitian ini dapat mudah dipahami oleh orang

lain dan hasil penelitiannya dapat diterapkan ke dalam populasi dimana sampel

pada penelitian ini diambil.


DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Agus Ahmad Syarfi;‟I, Menejemen Masyarakat Islam, (Bandung: Gerbang


Masyarakat Baru), Hlm.70.
Adedokun, O.M. C.W, Adeyamo, and E.O. Olorunsula. 2010. The Impact of
Communication on Community Development. J Communication, 1(2):
101-105.
Burhan Bungin, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis
dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada.
Cahayani, Ati 2002. Strategi Dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Andi. Yogyakarta.
Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: angkasa,
hal, 108
Direktorat Jenderal Pariwisata, 2009, Pengantar Pariwisata Indonesia, dalam
Muljadi A.J Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Edi Sugarto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakayat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerja Sosial,(Bandung: PT
Ravika Adimatama 2005), Cet Ke-1, Hlm.57.
Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif :Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :
Salemba Empat, 2010
Harbani Pasolong, 2007, Teori Administrasi Publik, Bandung, Alfabeta.

Moeleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Revisi. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Muljadi A.J, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2009, hal, 111
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman. Analisis data kualitatif : buku sumber
tentang metode metode baru. Jakarta : Universitas Indonesia (UI -Press),
1992.
Muljadi A.J, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2009, hal 10.
Moleong, J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mardiyono & Indarwanto, 2014. Teori Administrasi Publik dan Birokrasi,
Inteligensia, Malang.
Matthoriq, dkk, Aktualisasi Nilai Islam Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
(Studi Pada Masyarakat Bajulmati, Gajahrejo, Kecamatan Gedangan,
Kabupaten Malang), Jurnal Administrasi Publik (Jap), Vol. 2, No. 3, Hlm
427.
Rosmedi Dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat, (Sumedang: Alqaprit
Jatinegoro, 2006), Hlm.
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta

Jurnal : Indiati “STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PENGRAJIN ROTAN BALEAR JOSARI KOTA MALANG.”
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5 (7),(2022),2687-
2692.

Anda mungkin juga menyukai