Hal
i
2.3.2 Proses Belajar ...............................................................................................
ii
1. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan pusat dari pendidikan.Sekolah sebagai wadah dalam
terlaksananya proses kegiatan belajar dan pembelajaran. Belajar adalah kegiatan
menambah ilmu. Belajar merupakansebuah upaya yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan suatu perubahan berupa tingkah laku baru secara keseluruhan,
berdasarkan dari hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya (Oktiani, 2017). Menurut (Masardi Duat Umpang, 2018) Belajar
adalah proses perubahan sikap yangdapat dilihat dan diamati selama proses
pembelajaran dengan berupaya konsisten terhadap sesuatu yang ingin dicapai.
Salah satunya adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah salah satu
mata pelajaran wajib yang ada di sekolah dan juga biasanya paling banyak digemari
oleh peserta didik. Olahraga atau juga sering disebut pendidikan jasmani,
pendidikan olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan
yang dilakukan melalui aktivitas fisik (Sukirno, 2019, p. 31).
1
berpendapat bahwa, analisis adalah suatu cara yang dilakukan untuk melihat
langsung masalah atau pokok pembicaraan yang nantinya dapat diuraikan dan dapat
pula ditarik kesimpulan terhadap suatu pembahasan secara strategis.
Strategi pembelajaran memiliki pengertian arti luas dan arti sempit dalam arti
luas merupakan suatu cara atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan
ditempuh guru atau anak didik dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan
tingkah laku atau sikap. Dalam arti sempit, strategi pembelajaran bisa dimaknai
tidak hanya menyangkut perencanaan pembelajaran, tetapi juga termasuk dalam
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran sebagai tiga elemen penting
dalam tahapan pembelajaran, sebagai tiga elemen penting dalam tahapan
pembelajaran. Secara khusus, strategi bisa dilakukan oleh guru secara tidak tertulis
(Siregar, 2020)
Strategi pembelajaran kreatif dan produktif dikembangkan berdasarkan
bermacam pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar (Liliyafi, 2018). Strategi pembelajaran kreatif dan
produktif mempunyai karakteristik yang membedakannya dengan strategi
pembelajaran lainnya. kelebihan strategi pembelajaran kreatif dan produktif sebagai
berikut: a) keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam pembelajaran,
b) siswa didorong untuk menemukan sendiri konsep yang sedang dikaji melalui
penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi, diskusi atau
percobaan, c) siswa diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas bersama, d)
pada dasarnya untuk menjadi kreatif seorang harus kerja keras berdedikasi tinggi,
antusias, serta percaya diri. Mengacu pada karakteristik tersebut, strategi
pembelajaran kreatif dan produktif diasumsikan bisa Memotivasi siswa dalam
melaksanakan kegiatan sehingga merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas
secara kreatif (Khatimah, 2022).
Secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran,
yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film,
slide, (gambar bingkai) foto, gambar, grafik, televisi, dan computer (Sulfemi &
Mayasari, 2019). Sedangkan media audio visual merupakan media perantara
2
penyajian materi, yang penyerapannya menggunakan pendengaran dan penglihatan
untuk membantu para siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
tertentu.contoh media audio visual yaitu film, film bingkai (slides), dan audio visual
dalam bentuk digital (Fitria, 2014).
Sikap siswa sangat berperan penting dalam keberhasilan selama proses
belajar. Sikap merupakan kecenderungan pola tingkah laku individu untuk berbuat
sesuatu dengan cara tertentu terhadap orang, benda atau gagasan (Purnomo, 2017)
Sikap sangat berpengaruh terhadap tingkah laku dan akan menjadi suatu kebiasaan
yang terbentuk di dalam diri seseorang. Faktor sikap menimbulkan keadaan atau
situasi belajar mengajar menyenangkan atau tidak menyenangkan, tidak hanya
sebagai siswa tetapi juga sebagai guru sehingga memungkinkan tercapainya
efektivitas yang tinggi atau bisa rendah dalam berlangsungnya proses belajar
mengajar tersebut (Rijal & Bachtiar, 2015). Sikap belajar yang baik adalah salah
satu hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Jadi penting sekali bagi
seorang guru membuat pembelajaran jadi menyenangkan agar sikap siswanya
menjadi lebih positif terhadap pembelajaran.“Terdapat banyak asumsi bahwa ada
hubungan yang positif antara sikap dengan hasil belajarnya. Dengan kata lain,
bahwa siswa yang mempunyai sikap positif terhadap pelajaran tertentu cenderung
lebih tekun dalam belajar sehingga mencapai hasil yang memuaskan” ( Rijal dan
Bachtiar, 2015).
Namun saat ini masih banyak terjadi di beberapa SMA di wilayah Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin terutama di SMAN 5 Sekayu, dimana proses
pembelajaran guru masih banyak menggunakan metode konvensional, dimana guru
masih mendominasi kegiatan pembelajaran dengan banyak memberikan informasi
kepada siswa tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa banyak mulai bosan, kurang antusias dalam
mengikuti belajar.
Rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pjok di sekolah
menjadikan proses pembelajaran kurang maksimal. oleh karena itu perlu dilakukan
perubahan dimana siswa harus diupayakan berperan aktif dan menggali potensi
yang ada pada dirinya sendiri. Sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
3
dalam menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, berpikir secara logis dan
sistematis.
Pada bagian ini akan di jelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa
dijadikan acuan dalam topik penelitian terdahulu telah dipilih sesuai dengan
permasalah dalam penelitian ini, sehingga diharapkan mampu menjelaskan maupun
memberikan referensi bagi penulis dalam menyelesaikan maupun memberikan
referensi bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Berikut beberapa
penelitian terdahulu yang telah dipilih.
Penelitian oleh Asriani, Pahriadi, Satria Sinta (2021) yang berjudul Pengaruh
Model Pembelajaran Kreatif Produktif berbantuan media visual Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ipa di kelas V. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa uji t pada post test 46,436, nilai p = 0,000<0,05 sehingga hipotesis alternatif
yang menyatakan terdapat pengaruh pada model pembelajaran kreatif produktif
berbantuan media visual terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Kasimbar Pada
mata pelajaran IPA.
Penelitian oleh Meiriany Ba’dung (2022) yang berjudul Model Pembelajaran
Kreatif dan Produktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X
Akuntansi Dan Keuangan Lembaga SMK Negeri 2 Palu Tahun Pelajaran
2019/2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kegiatan pra siklus
presentase ketuntasannya hasil belajar hasil belajar siswa adalah 30,76%. Setelah
dilakukan tindakan, hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I meningkat
dengan persentase siswa yang tuntas 62,86%, dan pada siklus II hasil belajar nilai
siswa menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik. Hal ini dilihat dari
persentase dari tingkat ketuntasan pada siklus II adalah 85,71%. Dengan demikian
pembelajaran kreatif dan produktif, dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada
siswa kelas X Akuntansi dan keuangan lembaga di SMK Negeri 2 Palu.
Penelitian oleh Neta Dian Lestari (2018) yang berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Kreatif Produktif Terhadap Motivasi Berwirausaha Mahasiswa di
Universitas PGRI Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran kreatif produktif terhadap
motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP
4
Universitas PGRI Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan thitung= 9.133>
ttabel = 1,701 maka terima Ha dan tolak Ho yang berbunyi ada pengaruh strategi
pembelajaran kreatif produktif terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program
studi pendidikan akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang yaitu sebesar 74%
sedangkan sisanya 26% dipengaruhi oleh faktor lain.
Penelitian oleh Ayu Komalasari dan Darmasih (2019) yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kreatif
produktif pada Materi Operasi Aljabar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata pada siklus I sebesar 48,68 dengan ketuntasan klasikal belajar sebesar
71,42 dan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 64,34 dengan ketuntasan klasikal
belajar sebesar 78,12 sedangkan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama
menghasilkan rata-rata 8,4 dan pertemuan kedua dengan rata-rata sebesar 10,2
kemudian pada siklus II pertemuan pertama dengan rata – rata 11,6 dan pada
pertemuan kedua dengan rata - rata 15,4 hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar matematika melalui strategi pembelajaran kreatif
produktif pada materi operasi aljabar kelas VIII SMP.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul, Analisis Strategi Pembelajaran Kreatif dan Produktif Pada Mata Pelajaran
PJOK kelas X SMAN 5 Sekayu.
5
mendalam. Dalam penelitian ini hanya membatasi tentang “Analisis Strategi
Pembelajaran Kreatif Dan Produktif pada Pembelajaran PJOK (Studi Kasus Siswa
Kelas X Sma Negeri 5 Sekayu)”.
4 Sebagai informasi dan bahan acuan kedepannya bagi guru dan siswa untuk
menerapkan strategi pembelajaran kreatif produktif pada mata pelajaran
PJOK.
6
1.4.2 Secara Praktis
1. Untuk kepala sekolah, diharapkan dapat digunakan sebagai informasi hasil
belajar dan sebagai masukan dalam rangka untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah terutama pada pembelajaran
PJOK.
2. Untuk guru dapat digunakan sebagai bahan masukan khusus nya bagi guru
penjaskes kelas X tentang suatu alternatif pembelajaran PJOK dalam student
centered untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi siswa terutama sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat untuk
memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan langsung
dalam belajar penjaskes secara aktif, kreatif dan menyenangkan melalui
kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan pola berpikirnya.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang
strategi pembelajaran kreatif produktif, menjadi acuan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau
dikembangkan lebih lanjut, serta menjadi refrensi terhadap penelitian yang
sejenisnya
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi di dalam Ilmu pendidikan digunakan sebagai suatu langkah atau
tindakan untuk memperoleh suatu keberhasilan atau mencapai tujuannya. Menurut
(Azmi, 2016) Strategi adalah suatu seni merancang sistem operasi dalam
peperangan seperti dengan cara mengatur posisi atau siasat dalam berperang, seperti
dalam angkatan darat atau angkatan laut. Secara umum, strategi merupakan suatu
teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Beberapa Ahli
mengemukakan mengenai penjelasan strategi yaitu: Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia bahwa Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Kata strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa
Yunani yakni Strategos.Strategi juga merupakan pendekatan secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Menurut (Wilatikta et al., 2020), strategi adalah cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu. Abdul
Majid mengatakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Mencakup tujuan kegiatan, siapa
yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang
Menurut (Hasanah, 2016) Pemilihan strategi pembelajaran pada dasarnya
merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru,
meningkatkan proses pembelajaran perupakan proses komunikasi multiarah antara
siswa, guru, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu pembelajaran harus diatur
sedemikian rupa sehingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung
(instruction effect) ke arah perubahan tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Dengan demikian, strategi pembelajaran berarti cara dan seni
untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya pembelajaran siswa. Etin
solehatin (2022: 3) menjelaskan strategi pembelajaran merupakan kombinasi dari
prosedur atau cara khusus (seperti urut-urutan pertanyaan yang dikembangkan
8
dengan cermat), dikelompokan dan diatur dalam suatu urutan yang jelas untuk
digunakan dalam kelas melaksanakan tujuan-tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu seni merancang kegiatan yang dipilih untuk
menyampaikan semua sumber belajar dalam upaya pembelajaran dan pencapaian
tujuan tertentu.
9
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah.
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir peserta didik. Dalam
pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik,
akan tetapi peserta didik dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang
harus dikuasai.
10
1) Ada perubahan tingkah laku
Setiap perilaku yang berubah selalu dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan.
2) Sifat perubahan yang permanen
Perilaku yang berubah dari hasil proses belajar kebanyakan menetap
dan melekat di dalam dirinya.
3) Perubahan yang bersifat aktif
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan.
Untuk mendapat suatu pengetahuan yang baru di setiap individu aktif
mencari informasi dari berbagai sumber.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif tetap dan melekat dalam diri individu
serta individu aktif dalam mencari informasi untuk mendapatkan suatu
pengetahuan.
2.2.2 Pengertian Pembelajaran PJOK
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang menggunakan
aktivitas fisik dan juga kesehatan untuk bisa mendapatkan suatu perubahan holistik
yang ada dalam kualitas individu, baik itu juga dalam hal mental, fisik, dan juga
emosional Husdarta menurut (Jayul & Irwanto, 2020) pendidikan jasmani adalah
satu bagian dari pendidikan yang mengutamakan keseluruhan aktivitas jasmani dan
kesehatan untuk perkembangan jasmani dan juga pertumbuhan, mental, penampilan
motorik, sikap sportif, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Di
Dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk mengajarkan kita tentang
pembentukan otot, tetapi juga mengajarkan untuk meningkatkan integritas dan juga
kecerdasan atau kepribadian yang baik (Sukirno, 2019 :33). Menurut (Sofiarini,
2016) pendidikan jasmani ialah alat pendidikan atau juga bisa dikatakan sebagai
salah satu media pendidikan yang prosesnya dapat mewujudkan tujuan dari
pendidikan dan juga pembudayaan. Pendidikan jasmani melakukan nanak sebagai
kesatuan yang utuh, dari pada menganggapnya sebagai seorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya.
11
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
jasmani dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang memprioritaskan
aktivitas fisik dan kesehatan untuk mengajarkan perkembangan jasmani,
pembentukan otot yang sesuai dan seimbang.
12
dari peserta didik, kualitas dapat dimaknai sebagai mutu atau keefektifan. Kualitas
pembelajaran memiliki indikator dalam (Valentina, sri hartati, 2016) antara lain:
13
(Bella Wahyu Indrawati, 2017)menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam
interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut (Sulianti, 2018) Belajar
merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku
dan mengakibatkan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
yang menginginkan adanya perubahan pola pikir setiap manusia.
Menurut (Novi Irwan Nahar, 2016) belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting
adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons. Oleh karena itu,
belajar dapat disimpulkan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan
tertentu.
Kesimpulan dari pengertian belajar menurut beberapa para ahli diatas adalah
rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar di dalam diri
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran.
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal
ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang
mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang
belajar.
14
harus berfungsi operasional dan potensial yaitu merupakan berfungsi yang positif
bagi pengembangan lainnya.Setiap proses pembelajaran selalu mendapatkan hasil
belajar, permasalahannya sekarang sampai dimanakah tingkat belajar yang tercapai.
Dalam menjawab itu semua Djamarah memberikan tolak ukur dalam keberhasilan
penelitian tingkat pembelajaran. Adapun tingkat keberhasilan sebagai berikut:
1) Istimewa atau maksimal jika di seluruh bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai oleh siswa.
2) Baik Sekali atau optimal apabila 76% sampai 99% bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3) Baik atau minimal, jika bahan pelajaran yang diajarkan dikuasai oleh
siswa 60% sampai 75% saja.
4) Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% bahan
ajar yang dikuasai oleh siswa.
Suatu proses pembelajaran tentang suatu bahan ajaran dapat dinyatakan
berhasil apabila telah memiliki indikator sebagai berikut:
1) Daya serap terhadap bahan ajaran yang diajarkan mencapai prestasi
yang tinggi, baik secara individu maupun secara kelompok.
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran, kompetensi dasar
telah tercapai oleh siswa, baik secara individu maupun secara
kelompok.
Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa daya serap siswa terhadap bahasan
pengajaran dan sejauh mana kompetensi dasar telah tercapai menjadikanya
indikator utama dalam penentuan tingkat keberhasilan pengajaran.
15
baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat
membantu guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa sehingga memudahkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Berikut (Susilo, 2015) menjelaskan
bahwa media pembelajaran memiliki peranan penting dalam menunjang
kualitas proses belajar mengajar. Media juga dapat membuat proses
pembelajaran lebih menyenangkan salah satu media pembelajaran yang
sedang berkembang saat ini media audio visual. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses
belajar mengajar untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau keterampilan pembelajaran sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran.
16
bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam hal ini
melalui pembelajaran pendidikan jasmani memerlukan manajemen yang baik dari
guru pendidikan jasmani yang meliputi manajemen penyajian bahan ajar,
manajemen tugas ajar, manajemen lingkungan dan atmosfir pembelajaran.
17
2.5 Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan di jelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa
dijadikan acuan dalam topik penelitian terdahulu telah dipilih sesuai dengan
permasalah dalam penelitian ini, sehingga diharapkan mampu menjelaskan
maupun memberikan referensi bagi penulis dalam menyelesaikan maupun
memberikan referensi bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang telah dipilih:
1. Penelitian oleh Asriani, Pahriadi, Satria Sinta (2021) yang berjudul Pengaruh
Model Pembelajaran Kreatif Produktif berbantuan media visual Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ipa di kelas V. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa uji t pada post test 46,436, nilai p = 0,000<0,05 sehingga
hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat pengaruh pada model
pembelajaran kreatif produktif berbantuan media visual terhadap hasil belajar
siswa kelas V SDN 2 Kasimbar Pada mata pelajaran IPA.
3. Penelitian oleh Neta Dian Lestari (2018) yang berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Kreatif Produktif Terhadap Motivasi Berwirausaha Mahasiswa
18
di Universitas PGRI Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran kreatif
produktif terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa program studi
pendidikan akuntansi FKIP Universitas PGRI Palembang. Hasil penelitian ini
menunjukkan thitung= 9.133> ttabel = 1,701 maka terima Ha dan tolak Ho yang
berbunyi ada pengaruh strategi pembelajaran kreatif produktif terhadap
motivasi berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan akuntansi FKIP
Universitas PGRI Palembang yaitu sebesar 74% sedangkan sisanya 26%
dipengaruhi oleh faktor lain.
19
KERANGKA BERPIKIR
Membutuhkan
20
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui apakah efektif pelaksanan dan
hasil pembelajaran pjok dengan menggunakan strategi kreatif dan produktif
terhadap pelajaran PJOK
21
e. Memberikan kuesioner yang berbentuk lembaran kertas kepada
responden dan memberikan kuesioner wawancara untuk guru sebagai
triangulasi data.
f. Pengelola data.
g. Analisis data yaitu kegiatan yang membutuhkan ketelitian peneliti
dalam menentukan teknik menganalisis data agar sesuai dengan jenis
data.
h. Pelaporan merupakan hasil dan ringkasan dari penelitian yang
diberikan peneliti.
22
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2018, p. 91) populasi merupakan wilayah sebagai
generalisasi yang terdiri obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMAN
5 Sekayu kelas X yang berjumlah 45 siswa.
3.5.2 Sampel
Menurut Saptutyningsih & setyaningsih (2020: 127 Sampel adalah sebagian
yang dapat mewakili karakteristik populasinya yang ditunjukan oleh tingkat akurasi
dan presisinya. Dalam hal ini, teknik pengambilan sampel pada penelitian
menggunakan teknik total sampling yang dimana populasi langsung dijadikan
sampel, menurut (Arikunto, 2013, p. 104) menyatakan bahwa teknik total sampling
adalah jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua seluruh subjeknya
sehingga penelitian ini dapat dikatakan penelitian populasi, tapi apabila jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Sampel
pada penelitian ini siswa SMAN 5 Sekayu kelas X Ipa beranggota 31 siswa.
Menurut (Anwar, 2014, p. 67) instrumen penelitian adalah suatu alat ukur
yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam atau sosial.
Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang baik pula. Menurut (Sugiyono,
2018, p. 102) penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan instrumen
penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument”. Karena itu, penelitian
merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Agar dapat memperjelas
penelitian kualitatif data dikumpulkan melalui angket atau kuesioner, wawancara,
dan dokumentasi. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan, peneliti
menyusun rancangan kisi-kisi angke, sebagai berikut:
23
Tabel 3.1 kisi-kisi angket strategi pembelajaran kreatif dan produktif
24
penelitian ini kuisioner dibuat dalam pertanyaan -pertanyaan yang tujuannya untuk
melihat apakah efektif atau tidak strategi pembelajaran kreatif dan produktif ini
ditinjau dari kesiapan siswa dan tugas yang diberikan guru.
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
merupakan angket yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya sudah
diberikan oleh peneliti dan intinya berupa pilihan yang dapat dipilih oleh
mahasiswa. Angket yang diberikan menggunakan skala guttman agar mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap pernyataan yang diberikan.
3.7.2 Wawancara
25
menggunakan wawancara dijadikan sebagai sumber data pendukung yang dimana
guru yang diwawancarai adalah guru mata pelajaran PJOK itu sendiri, karena
dianggap paling berperan penting dalam proses pembelajaran PJOK. Berikut butir
pertanyaan yang akan disampaikan:
NO PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana kesiapan siswa saat pelaksanaan
pembelajaran PJOK menggunakan strategi
1
pembelajaran kreatif dan produktit dengan media
audio visual.
Bagai mana proses pembelajaran pjok setelah
2 menggunakan strategi pembelajaran kreatif dan
produktif dengan media audio visual
Menurut bapak/ibu, bagaimana kinerja belajar siswa
3 saat pembelajaran menggunakan strategi kreatif dan
produktif dengan media audio visual
Bagai mana keaktifan siswa pada saat proses
pembelajaran pjok saat menggunakan strategi
4
pembelajaran kreatif dan produktif denagn media
audio visual
Adakah kendalah siswa pada saat proses
pembelajaran PJOK saat menggunakan strategi
5
pembelajaran kreatif dan produktif dengan media
audio visual
Bagai mana hasil belajar yang didapat siswa pada
mata pelajaran PJOK setelah menggunakan strategi
6
pembelajaran kreatif dan produktif dengan media
audio visual
3.7.3 Dokumentasi
26
untuk mengumpulkan informasi mengenai data dari jumlah siswa dan hasil belajar
siswa setelah terlaksana pembelajaran daring, sehingga menambah pembuktian
terhadap suatu kejadian. Pengambilan data dokumentasi dilakukan saat
berlangsungnya kegiatan wawancara dan observasi, bertujuan untuk memberi
penguatan pada penelitian. Menurut Rosidi (2016:89) (1) ketuntasan perorangan,
seorang siswa telah tuntas belajar bila mencapai skor > 75 dari skor maksimal 100,
dan (2) ketuntasan klasikal, suatu kelas dianggap telah tuntas belajar apabila di
kelas tersebut telah terdapat 85% yang telah mencapai >
27
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data yaitu merangkum hal-hal pokok dan memfokuskan
kepada hal yang dianggap penting kemudian dicari tema polanya. Dengan demikian
data akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga penulis tidak kesulitan
dalam mengumpulkan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi kemudian dilakukan penyajian data, penyajian data
dapat dilakukan dengan memperlihatkan semua data yang dikelompokan dalam
bentuk deskriptif dan ditarik kesimpulannya. Dengan penulis menyajikan data, hal
ini tentunya akan memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi, dan
kemudian bisa merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Angka dan rumus dalam penelitian ini hanya sebagai data pendukung yang
kemudian akan dianalisis sebagaimana mestinya. Menurut Riduwan dalam
Mendasari (2020:275) nilai dari respon siswa yang mengisi angket dihitung dan
dianalisis dengan rumus berikut:
28
Tabel 3.3 Kriteria interpretasi skala Guttman
Penilaian Interpretasi
3. Pengambilan Kesimpulan
Kesimpulan awal pada penyajian data masih bersifat sementara dan akan
berubah jika tidak didukung dengan bukti yang kuat guna mendukung data awal
yang telah terkumpul. Jika kesimpulan yang penulis temukan pada tahap awal telah
didukung dengan bukti-bukti yang valid, maka kesimpulan tersebut kesimpulan
yang bersifat kredibel.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Citizen). Jurnal Ilmiah Civis, 2(2), 1–11.
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/viewFile/459/413
HASANAH, U. (2016). PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MIND
MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII A MTs NURUL
ISLAM AIR BAKOMAN KABUPATEN TANGGAMUS. Al-Idarah : Jurnal
Kependidikan Islam, 6(2), 41–60. https://doi.org/10.24042/alidarah.v6i2.799
Jayul, A., & Irwanto, E. (2020). Model Pembelajaran Daring Sebagai Alternatif
Proses Kegiatan Belajar Pendidikan Jasmani di Tengah Pandemi Covid-19.
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 6(2), 190–199.
https://doi.org/10.5281/zenodo.3892262
Junaedi, A., & Wisnu, H. (2016). Survei Tingkat Kemajuan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, Dan Kesehatan Di Sma, Smk, Dan Ma Negeri Se-Kabupaten Gresik.
Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 3(3), 834–842.
Khairinal. (2016). Menyusun Proposal, Skripsi, tesis. Jambi: Salim Media
Indonesia (Anggota IKAPI).
Khatimah, H. (2022). Pengaruh Teknik Pembelajaran Kreatif Produktif terhadap
Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa SMP. Ainara Journal (Jurnal Penelitian Dan
PKM Bidang Ilmu Pendidikan), 3(1), 54–60.
https://doi.org/10.54371/ainj.v3i1.116
Liliyafi, O. dan D. S. (2018). PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF.
Unnes.Ac.Id, 7(3), 29–38.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj/article/view/23230
Malalina, M. (2017). Media Ular Tangga Segitiga Pada Materi Luas Dan Keliling
Segitiga. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2), 35–40.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v1i2.18
Masardi Duat Umpang, M. T. (2018). ANALISIS SIKAP BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU SMP NEGERI 02
TEMPUNAK Masardi. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 3,(4), 48.
Mubaroq, A. K., & Subyantoro. (2017). Keefektifan Pembelajaran Menulis Cerpen
dengan Model Sinektik dan Model Kreatif-Produktif pada Peserta Didik SMA
Berdasarkan Tipe Pemerolehan Informasi. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia, 6(1), 53–58.
Mukhtar. (2013). Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. GP Press Group.
Novi Irwan Nahar. (2016). PENERAPAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial ), 1(Desember), 67. https://doi.org/10.1111/j.1365-
2141.1992.tb08137.x
31
Nurmayani. (2013). PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEBAGAI
SALAH SATU MODAL MEMBANGUN KARAKTER BANGSA.
Pengabdian Kepada Masyarakat, 19(September), 103.
Oktiani, I. (2017). Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Jurnal Kependidikan, 5(2), 216–232.
https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1939
Pahriadi. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kreatif Produktif Berbantuan
Media Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas
V. Jurnal Teknologi Pendidikan, 6(1), 1–8.
https://doi.org/10.32832/educate.v6i1.3939
Perawati, W. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi
Pembelajaran Kreatif-Produktif Pada Materi Operasi Aljabar. Alim | Journal
of Islamic Education, 3(2), 157–168. https://doi.org/10.51275/alim.v3i2.215
Purnomo, Y. (2017). Pengaruh Sikap Siswa pada Pelajaran Matematika dan
Kemandirian Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika. JKPM
(Jurnal Kajian Pendidikan Matematika), 2(1), 93.
https://doi.org/10.30998/jkpm.v2i1.1897
Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan
Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Jurnal Bioedukatika, 3(2),
15. https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v3i2.4149
Saleh, M., & F, F. S. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Dan Kualitas
Pembelajaran Keuangan Terhadap Penggunaan Fintech Mahasiswa
Manajemen Dan Akuntansi Universitas Fajar. Jurnal Manajemen &
Organisasi Review (Manor), 2(2), 94–105.
https://doi.org/10.47354/mjo.v2i2.243
Siregar, N. E. (2020). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori
(Expository Learning) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Materi
Permintaan Dan Penawaran Di Kelas X Sma Negeri 1 Padang Bolak Julu.
Jurnal Misi Institut Pendidikan Tapanuli Selatan, 3(3), 8–14.
Sofiarini, A. M. (2016). Hubungan Antara Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku
Sosial Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 10 Kota Bandung). Jurnal
Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 1(1), 68.
https://doi.org/10.17509/jpjo.v1i1.3665
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Sukirno. (2019). Permainan Kecil dan Olahraga Tradisional dalam pembelajaran
penjaskes. Kampus Unsri Palembang.
32
Sulfemi, W. B., & Mayasari, N. (2019). Peranan Model Pembelajaran Value
Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ips. Jurnal Pendidikan, 20(1), 53.
https://doi.org/10.33830/jp.v20i1.772.2019
Sulianti, A. (2018). Revitalisasi Pendidikan Pancasila dalam pembentukan life skill.
Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 6(2), 111.
https://doi.org/10.25273/citizenship.v6i2.3156
Sumarsih, S. (2009). Implementasi Teori Pembelajaran Konstruktivistik Dalam
Pembelajaran Mata Kuliah Dasar-Dasar Bisnis. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, 8(1), 54–62. https://doi.org/10.21831/jpai.v8i1.945
Susilo, M. J. (2015). Analisis Kualitas Media Pembelajaran Insektarium dan
Herbarium untuk Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah. Jurnal
Bioedukatika, 3(1), 10. https://doi.org/10.26555/bioedukatika.v3i1.4141
Tafonao, T. (2018). Peranan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Minat
Belajar Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2(2), 103.
https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113
Valentina, sri hartati, I. R. (2016). PENINGKATAN KUALITAS
PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL EXAMPLE NON-EXAMPLE
BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL. Phenomenon : Jurnal
Pendidikan MIPA, 5(1), 33–44. https://doi.org/10.21580/phen.2015.5.1.89
Wilatikta, A., Islam, P. A., Islam, F. A., & Malang, U. M. (2020). MANAJEMEN
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JENJANG PENDIDIKAN
DASAR : KONTEKSTUALISASI STRATEGI PEMBELAJARAN. 5(36), 251–
263.
33