Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Hidayah-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas mata kuliah Manajemen Sektor Publik. Selain itu, makalah ini
dibuat agar kiranya dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran lebih lanjut .
Makalah ini disusun berdasarkan kepentingan-kepentingan dan pembahasan
pokok terkait dengan Karkteristik Manajemen Sektor Publik

 Dengan selesainya makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami


tentang Karakteristik Manajemen Sektor publik. selain itu, setelah pembaca
mampu memahami, dan menerapkan pemahamannya tentang karakteristik
Manajemen Sektor publik dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada dunia
kerja,

Ambon,  Desember 2022

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang


hendak dicapai.Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi
yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi
memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi 
organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan,  manajemen organisasi
dapat mengukur bagaimana kinerjanya
selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan dapat menilai apakah ma
najemen  sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari Sektor
publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan terhadap
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan terlebih dahulu,
maka penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut"
1. Apakah Visi, Misi, Tujuan, hingga Wewenang, Tugas, Peran dan Fungsi
(Tupoksi) dari Sektoral Publik pada Organisasi Publik (OPD) / Instansi
Tempat Kerja/ Karya anda (Merujuk OTK OPD anda/
Renstra/Renja/Lakip) serta dasar regulasinya;
2. Posisi Peran apa yang menjadi Tugas Pokok
3. Apa isu atau permasalahan publik yang pokok yang secara nyata
termasuk dalam Bidang Tugas dan Bagaimana Pola pengelolaan yang
diambil terhadap isu/ masalah publik tersebut;
2
4. permasalahan nyata atau pun kendala yang di hadapi dalam
menjalankan tugas dan bagaimana merespons atau menyikapi kondisi
semacam itu;
5. isu publik atau masalah public yang dihadapi pada OPD anda dengan
merujuk pada perspektif Characteristics of Public Sector Management
dari Anca J. Guta, 2012, serta materi Diktat yang Relevan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Visi dan Misi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura


hadir untuk mendukung kemajuan pendidikan Indonesia. Fakultas ini
menawarkan 15 pilihan program studi, dengan demikian Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Mempunyai Visi dan Misi adalah

A. Visi ; “Menjadi LPTK Unggul, berwawasan global dan berkarakter laut


pulau yang dilandasi semangat orang basudara.”

B. Misi
1. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi;
2. Optimalisasi penyelenggaraan fungsi managemen organisasi dan tata
kelola internal kelembagaan;
3. Optimalisasi fungsi dan peran FKIP pada level regional, nasional, dan
internasional;
4. Optimalisasi kehidupan kampus yang religius, berkarakter disiplin dan
dilandasi semangat orang basudara.

C. Deskripsi Tugas dan Fungsi Pejabat/Satuan Organisasi FKIP UNPATTI

4
A. Fungsi Fakultas
1. Melaksanakan dan mengembangkan Pendidikan dan Pengajaran.
2. Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni.
3. Melaksanakan Pengabdian pada Masyarakat.
4. Melaksanakan Pembinaan Civitas Akademika.
5. Melaksanakan ketata-usahaan Fakultas.

B. Tugas Pimpinan Fakultas


1. Dekan:
Dekan bertugas memimpin pelaksanaan Pendidikan dan
Pengajaran, Pengabdian pada Masyarakat dan Pembinaan Civitas
Akademika di lingkungan Fakultas.
2. Wakil Dekan:
Wakil Dekan adalah sebagai pelaksana tugas sehari-hari, yang
terdiri dari:
2.1. Wakil dekan I.
Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, Pengabdian
pada masyarakat yang mempunyai tugas mewakili Dekan
dalam memimpin pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran,
Penelitian, Pengabdian pada masyarakat.
2.2. Wakil Dekan II.
Bidang Administrasi Umum, yang mempunyai tugas mewakili
Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan bidang
Administrasi Umum.
2.3. Wakil Dekan III.
Bidang Kemahasiswaan, yang mempunyai tugas mewakili
Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan bidang
pendidikan yang bersifat kokurikuler.

5
C. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha adalah unsur pelaksana untuk menjalankan tugas
pokok dan fungsi fakultas yang berada di bawah Dekan, yang
dipimpin oleh seorang Keapala Bagian Tata Usaha dibantu oleh
Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas
melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Fakultas.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut Bagian Tata Usaha mempunyai
tugas:
a. Melaksanakan urusan surat-menyurat, rumah tangga,
perlengkapan, urusan kepegawaian dan keuangan.
b. Melaksanakan urusan dan administrasi akademik yang meliputi
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat.
c. Melaksanakan urusan administrasi pembinaan mahasiswa dan
hubungan alumni. Bagian Tata Usaha terdiri dari:
- Sub Bagian Umum dan BMN
- Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan
- Sub Bagian Akademik
- Sub Bagian Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni

6
1. Sub Bagian Umum dan BMN

Sub Bagian Umum dan BMNn dikepalai oleh seorang Kepala Sub
Koordinator, yang berfungsi:
a. Melaksanakan urusan surat-menyurat yang meliputi surat
masuk, keluar, penyimpanan kearsipan dan dokumentasi.
b. Melaksanakan urusan perlengkapan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan
perawatan inventaris dan usul penghapusan perlengkapan.
c. Melaksanakan urusan rumah tangga yang meliputi kebersihan,
keamanan, ketertiban dan keindahan.
d. Menyediakan fasilitas untuk perkuliahan atau proses belajar
mengajar, seminar, rapat dan ujian semester.

2. Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan


Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan dikepalai oleh seorang
Kepala Sub Koordinator, yang berfungsi melaksanakan:
a. Melaksanakan urusan kepegwaian yang meliputi perencanaan
kebutuhan pegawai (tenaga akademik maupun non akademik).
b. Melaksanakan urusan penempatan & pengembangan pegawai.
c. Melaksanakan urusan mutasi kepegawaian.
d. Melaksanakan urusan kesejahteraan pegawai negeri.
e. Melaksanakan urusan registrasi dan penataan kearsipan berkas
pegawai negeri.
f. Melaksanakan pengumpulan data untuk menyusun anggaran tiap
tahun.
g. Melaksanakan urusan permintaan gaji Pegawai Negeri Sipil
dan permintaan honorarium bagi Dosen Luar Biasa.
h. Mempertanggungjawabkan keuangan yang dikelola.
i. Menyimpan dan memeliharasurat/warkat yang
berhubungan dengan keuangan dan kepegawaian.

7
3. Sub Bagian Akademik
Sub Bagian Akademik dikepalai oleh seorang Kepala Sub
Koordinator, yang berfungsi:
a. Menghimpun dan mengklasifikasikan data/informasi di bidang
kurikulum, silabus, dan prestasi belajar mahasiswa.
b. Menyusun dan menghimpun jadwal perkuliahan dan ujian.
c. Mempersiapkan bahan informasi untuk evaluasi studi dan
pengurusan ijasah.
d. Melaksanakan penyelenggaraan upacara yudicium dan wisuda.
e. Menghimpun dan mengelola data beban mengajar, tenaga
pengajar biasa dan luar biasa.
f. Menyusun absensi dosen dan jam mengajar serta absensi
mahasiswa.
g. Melaksanakan administrasi Pendidikan dan Pengajaran,
Penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
h. Mempersiapkan bahan, menyusun rencana penelitian dan
pengabdian pada masyarakat.
i. Mengurus mahasiswa yang pindah, alih program studi, cuti
kuliah, drop out dan surat-surat yang berhubungan dengan
akademik.
j. Menghimpun dan mencatat nilai ujian pada mahasiswa.
k. Mengelola perpustakaan fakultas.

4. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni


Sub Bagian Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni dikepalai oleh
seorang Kepala Sub Koordnator, yang berfungsi melaksanakan:
a. Menghimpun, mengelola, mengklasifikasi dan menyimpan
data/informasi di bidang kemahasiswaan dan alumni.

8
b. Melaksanakan administrasi pembinaan penalaran, pembinaan
minat dan kesejahteraan mahasiswa.
c. Melaksanakan urusan administrasi pembinaan organisasi
kemahasiswaan.
d. Menyimpan data heregistrasi mahasiswa.
e. Menyusun statistik mahaiswa dan alumni.
f. Menyusun penyelenggaraan seminar/lokakarya/pertemuan ilmiah
dengan alumni.
g. Mengurus penyelenggaraan seminar dan pertemuan mahasiswa.
h. Mengurus surat-surat pribadi, wesel dan paket mahasiswa.
i. Menyimpan dan memelihara dokumen surat dan warkat yang
berhubungan dengan kemahasiswaan dan alumni.

D. Tugas dan Fungsi Ketua dan Sekretaris Jurusan.


Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pengajaran,
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat oleh Program Studi dalam
lingkungan jurusan masing- masing sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (pasal 46 KEP- MENDIKBUD
no.0158/0/1983)
Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Ketua dan Sekretaris
Jurusan mempunyai fungsi:
a. Mengkoordinir pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran oleh
setiap Program Studi yang dibawahi.
b. Mengkoordinir pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni sesuai Program Studi yang
ada.
c. Mengkoordinir pelaksanaan program Pengabdian pada
Masyarakat oleh setiap Program Studi yang dibawahi.
d. Mengkoordinir pembinaan Civitas akademika dalam lingkungan
Jurusan.

E. Tugas dan Fungsi Ketua Program Studi


9
Ketua Program Studi bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat sesuai Program Studinya. Untuk melaksanakan tugas
tersebut di atas, Ketua Program Studi mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran sesuai Program
Studinya.
b. Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni, sesuai sifat dan tuntutan Program Studinya.
c. Melaksanakan Pengabdian pada Masyarakat sesuai sifat Program
Studinya.
d. Melaksanakan pembinaan Civitas Akademika dalam lingkungan
Program Studinya.

F. Tugas dan Fungsi Ketua Laboratorium/Bengkel Kerja.


1. Tugas:
Melakukan kegiatan dalam cabang ilmu, teknologi atau seni yang
relevan sebagai penunjang pelaksanaan tugas pokok program studi
sesuai ketentuan bidang yang bersangkutan.
2. Fungsi:
2.1. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan
pendidikan dan pengajaran dalam bidang studi yang relevan.
2.2. Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan
penelitian dalam bidang studi yang relevan.

G. Kelompok Pengajar
Kelompok Pengajar mempunyai tugas melakukan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat sesuai
dengan bidang keahliannya/ilmunya serta memberikan bimbingan
kepada mahasiswa dan memenuhi kebutuhan dan minat mahasiswa
dalam proses pendidikannya.

1
0
1.2 Tugas POKOK Kepala Sub Koordinator Umum dan BMN

Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sub kordinator Umum dan BMN
1. Mengontrol Pelaksanaan urusan surat-menyurat yang meliputi surat
masuk, keluar, penyimpanan kearsipan dan dokumentasi.
2. Mengontrol urusan perlengkapan yang meliputi perencanaan,
pengadaan, pendistribusian, penggunaan dan perawatan inventaris
dan usul penghapusan perlengkapan.
3. Mengontrol urusan rumah tangga yang meliputi kebersihan,
keamanan, ketertiban dan keindahan.
4. Mengonrtol fasilitas untuk perkuliahan atau proses belajar mengajar,
seminar, rapat dan ujian semester.
1.3. Masallah publik yang sering terjadi Pada FKIP Unpatti
a. Besarnya Biaya UKT yang ditetapkan dan berdampak kepada Mahasiswa
yang Ekonominya di bawah rata rata dengan demikian berdasarkan
permasalahan ini maka Pihak Fakultas melakukan beberapa solusi antara
lain:
1. Pemotongan biaya UKT, Untuk meringkan besarnya Biyaya SPP ( Biaya
UKT bagi Mahasiswa
2. Pemberian Beasiswa baik yang dilakukan oleh pihak universitas maupun
Beasiswa FKIP Ceria yang langsung diberikan oleh fakultas
b. Kurangnya Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada FKIP Unpatti
solusi yang di ambil oleh Fakultas yaitu :
Merekrut tenaga honorer baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan
untuk menjawab kebutuhan Pendidikan Pada FKIP Unpatti
c. Sesuai Visi dari FKIP Menjadi LPTK Unggul, berwawasan global dan
berkarakter laut pulau yang dilandasi semangat orang basudara.”maka
maslah yang di hadapi oleh FKIP adalah Bagaimana Menyiapkan calon
guru di 16 Program Studi dan 4 jurusan agar bisa menjadi pendidik dan
1
pengajar pada daerah kepulauan 1
Solusi yang diambil adalah melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual teaching dan learning yaitu
pendekatan dengan cra menghubungkan materi yang diajar dengan
kehidupan nyata

1.4 Perasalahan dan kendala yang di hadapi dalam menjalankan tugas. Dan
solusinya

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, banyak hal yang di


hadapi diantaranya permasalah yang juga menjadi kendala dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab :
1. Kurang disiplinnya Staf ( Pagawai Non PNS) dalam menjalankan tugas
negara
Solusi yang di ambil adalah :
1. Melakukan absen finger saat masuk dan pulang kantor
2. Bagi pegawai yang tidak disiplin ( tidak Masuk kantor dalam 1
minggu tanpa ijin yang jelas ) diberikan sanksi berupa skors selama
beberapa waktu

1.4 Analisis singkat terkait isu publik atau masalah public yang dihadapi pada OPD
anda dengan merujuk pada perspektif Characteristics of Public Sector
Management dari Anca J. Guta, 2012

Isu pelayanan publik sangat relevan dikaji dalam konteks Indonesia


masa kini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik semakin menguat, sementara
di sisi lain media massa cetak maupun elektronik setiap saat gencar
mengungkapkan beritaberita tentang buruknya kualitas layanan publik di
Indonesia pada berbagai segi kehidupan. Kenyataan ini diakui oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai masalah mendasar di Indonesia
(Kompas, 27 Juli 2006).
Memang isu pelayanan publik cukup mendapat perhatian dalam
pemerintahan di Indonesia pasca reformasi.
1 Indikatornya terlihat dengan
banyaknya produk hukum seperti PP,2 Inpres, Kepmen, maupun Surat Edaran
Pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.1
Bahkan tahun 2004 secara khusus dicanangkan sebagai tahun peningkatan
pelayanan publik. Namun sampai sekarang pelayanan publik yang baik masih
terus menjadi impian yang sulit terwujud. Reformasi politik yang terjadi
menyusul kejatuhan rezim orde baru termasuk desentralisasi kekuasaan
melalui otonomi daerah, ternyata belum mampu menghasilkan perbaikan
pelayanan publik. Praktek KKN dalam pemerintahan yang berdampak pada
rendahnya kualitas pelayanan publik bahkan terjadi dalam skala dan pelaku
yang semakin meluas.
Permasalahan publik yang dihadapi saat ini masalah UKT. UKT
adalah besaran biaya yang harus dibayarkan oleh mahasiswa pada setiap
semester. UKT yang merupakan produk dari sistem regulasi yang berlaku
seharusnya bisa menjadi solusi dari kelemahan ataupun kekurangan sistem
pembayaran uang kuliah sebelumnya. pemerintah mengeluarkan Undang-
undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (UU PT). UU PT inilah 
yang  dimaksud  oleh  Bank  Dunia  sebagai  New  BHP. Saat  ini  dengan 
berjalannya pendidikan  tinggi  di  bawah  payung  kebijakan  UU  PT,  telah 
melahirkan  begitu  banyak permasalahan yang terus bergejolak. Pendidikan
tinggi menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi negara dalam
pelaksana perannya. Dari sisi calon mahasiswa perguruan tinggi, mahalnya
biaya kuliah yang harus dibayarkan menjadi alasan dominan untuk dapat
berpartisipasi dalam pendidikan tinggi. Melalui UU PT, sistem pembiayaan
Uang Kuliah Tunggal di atur dan terus diberikan keleluasaan untuk 
mengembangkan  sistemnya  dari  tahun  ke  tahun.  Hasilnya  jelas,  bahwa 
tidak  ada penurunan  biaya  kuliah  kendati  menggunakan  sistem  UKT. 
Kondisi  sebaliknya  justru berkembang, yaitu meningkatnya biaya kuliah dari
tahun ke tahun. Tidak hanya itu, asumsi dan kedok  awal  dari  UKT  yang 
merupakan  pembiayaa  tunggal  kini  semakin  ditinggalkan.  Selain harus
membayar UKT, kini peraturannya memberikan keleluasaan bagi kampus
untuk menarik pembayaran lain di luar UKT, seperti Uang Pangkal, Uang biaya
KKN, Uang Penelitian, Uang Perpustakaan,  dan  lain  sebagainya.  Kondisi 
tersebut  yang  terus  mendapat  perlawanan  dari mahasiswa sejak pertama
kali UKT diujicobakan pada tahun 2012.
1 Bagaimana tidak, dengan adanya
3
sistem UKT mahasiswa dari keluarga berkemampuan finansial yang rendah
akan disubsidi oleh mahasiswa yang berasal dari keluarga yang mapan
ekonominya. Dengan sistem UKT, seorang mahasiswa bisa memperhitungkan
berapa biaya yang akan ia keluarkan selama kuliah di suatu jurusan hingga
memperoleh titel S1-nya. Dengan sistem UKT juga, kami memandang bahwa
kemungkinan penyelewengan uang universitas oleh oknum-oknum akan
semakin kecil. Namun, itu baru pada sistem regulasinya, apakah sama pada
tatanan implementasinya? Sebagus itukah sistem UKT sampai pada tatanan
implementasinya? Berhasilkah pemberlakuan sistem UKT ini sebagai solusi
atas sistem pembayaran uang kuliah sebelumnya?

UKT merupakan sistem pembayaran yang menganut sistem update


Biaya Pendidikan. Universitas diharuskan melakukan evaluasi dan update BKT
kepada Dikti setiap tahun. Permendikbud no. 55 tahun 2013 dan
Permendikbud no. 73 tahun 2014 dan permenristek no.22 tahun 2015 dengan
perbaruan satu pasal dan perubahan lampiran menunjukkan
memungkinkannya perubahan BKT dan UKT setiap tahun. Pola seperti ini
menimbulkan kecemasan tersendiri di kalangan mahasiswa. Terdapat
ketidakpastian kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya. Transparansi
Keseluruhan pengeluran Uang Kuliah Tunggal belum dapat dirasakan
Mahasiswa.  Hilangnya reward bagi mahasiswa berprestasi dalam pembayaran
uang kuliah yang dipersamakan dengan mahasiswa biasa.

UKT yang merupakan produk dari sistem regulasi yang berlaku


seharusnya bisa menjadi solusi dari kelemahan ataupun kekurangan sistem
pembayaran uang kuliah sebelumnya, dengan adanya sistem UKT mahasiswa
dari keluarga berkemampuan finansial yang rendah akan disubsidi oleh
mahasiswa yang berasal dari keluarga yang mapan ekonominya. Dengan
sistem UKT, seorang mahasiswa bisa memperhitungkan berapa biaya yang
akan ia keluarkan selama kuliah di suatu jurusan hingga memperoleh titel S1-
nya. Jika kita cermati, sebenarnya niatan pemerintah menerapkan kebijakan
UKT adalah untuk meningkatkan tanggungjawab negara dalam menyediakan
pelayanan pendidikan tinggi dengan menghapus uang pangkal yang dirasa
memberatkan mahasiswa sebagai pengguna pelayaan pendidikan. Namun
1
demikian, tentu saja kita tidak dapat taken
4 for granted atas kebijakan tersebut.
Sebelum menelaah aspek mendasar dari kebijakan UKT, kiranya perlu
dipertanyakan derajat keabsahan kerangka regulasi yang menaungi kebijakan
ini.  Berbekal Surat Edaran, Dirjen Dikti  UKT menjadi upaya pemerintah untuk
menghapus beban uang pangkal yang dirasakan memberatkan finansial
mahasiswa, larangan menaikkan SPP mahasiswa, sekaligus penerapan UKT
untuk mahasiswa S1 Reguler. Perlu dipertanyakan apakah Surat Edaran Dikti
cukup kuat untuk menjadi kerangka regulasi bagi kebijakan yang berimplikasi
serius kepada mahasiswa yang dibebankan biaya UKT dan pengelolaan
keuangan PTN? Bahkan, himbauan pelaksanaan UKT sebenarnya sudah
dicanangkan sebelum UU No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU
Dikti) disahkan (lihat Surat Edaran Dirjen Dikti No. 21/E/T/2012 tanggal 4
Januari 2012 dan UU Dikti disahkan pada tanggal 10 Agustus 2012). kemudian
aturan mengenai Biaya Kuliah Tunggal ( BKT ) dan Uang Kuliah Tunggal ( UKT
) diperbaharui dan diatur dalam Permenristek dikti no 22 tahun 2015 dan
diperbaharui kembali dalam permenristek dikti no 39 tahun 2016 tentang biaya
kuliah tunggal dan uang kuliah tunggal pada perguruan tinggi negri di
lingkungan kementrian riset, tehnologi dan pendidikan tinggi. dan inilah yang
menjadi landasan setiap Perguruan  Tinggi Negri yang Berbadan Hukum
( PTN-BH) menjalankan regulasi pembayaran uang kuliah.

Di samping kerangka regulasi yang penuh problematik, kebijakan UKT


masih menyimpan sejumlah tanda tanya besar, karena fakta dilapangan kita
sering dihadapkan dengan ketidakjelasan penentuan besaran UKT oleh pihak
birokrat dalam menghitung besaran yang akan di bebankan kepada mahasiswa
baru. Permasalahan tersebut diperparah dengan tidak adanya keterbukaan
terkait cara penghitungan serta aliran dana dari UKT ini digunakan untuk apa
saja, padahal keterbukaan dalam hal tranfaransi dana public ini wajib dilakukan
oleh lembaga-lembaga Negara sebagaimana yang telah tertuang dalam
Peraturan Pemerintah No 61 tahun 2010 yang merupakan pelaksanaan
Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi Publik .

Selain itu masalah yang sering terjadi akibat ketidakjelasan


pemberlakuan sistem UKT ini banyaknya mahasiswa yang cuti paksa bahkan
1
di droup out akibat ketidakmampuan
5 membayar UKT. bahkan untuk
dibeberapa jurusan dan kampus masih sering terjadi adanya pungutan untuk
kegiatan sidang, wisuda dan kegiatan lainnya. padahal, kalau kita baca aturan
PERMEN RISTEKDIKTI  no 39 tahun 2016 pasal 8 “PTN dilarang memungut
uang pangkal dan/atau pungutan lain selain UKT dari mahasiswa baru
Program Diploma dan Program Sarjana untuk kepentingan pelayanan
pembelajaran secara langsung”. dan dalam pasal 10 nya “apabila PTN
melanggar ketentuan pasal 8, pejabat yang bertanggung jawab di PTN tersebut
akan dikenakan hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan”.
Jelas hal ini bukan masalah kecil yang bisa disepelekan begitu saja. Selain itu
penulis berasumsi dari pemberlakuan sistem ukt yang belum jelas ini akan
menyebabkan permasalahan-permasalahan yang lain, yaitu:

Pertama, pemberlakuan UKT pada akhirnya akan dibarengi dengan


kucuran Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang
merupakan bantuan biaya dari Pemerintah yang diberikan pada perguruan
tinggi negeri untuk membiayai kekurangan biaya operasional sebagai akibat
tidak adanya kenaikan sumbangan pendidikan (SPP) di perguruan tinggi negeri
(Pasal 1 Permendikbud No 58 Tahun 2012).  Namun dalam prakteknya sistem
administrasi dan mekanisme pencairan BOPTN menjadi sangat rumit dan
berbelit. Belum lagi komponen mata anggaran yang sangat rigid membuat
alokasi BOPTN menjadi sangat kaku dan tidak adaptif terhadap konteks di
perguruan tinggi masing-masing. Solusi yang diambil oleh pemerintah maupun
pihak universitas antara lain

1. Memberikan Beasiswa bagi Mahasiswa yang ekonominya lemah


2. Melakukan pencilan pembayaran UKT
3. Mengajukan Pemotongan UKT

Untuk mendapatkan keringanan UKT, mahasiswa PTN dapat mengajukan


permohonan kepada pimpinan PTN sesuai prosedur yang berlaku di masing-
masing PTN.

1
6
1
7

Anda mungkin juga menyukai