PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
PIONA ALFIERA
20141753014
PIONA ALFIERA
20141753014
DOSEN
PEMBIMBING
DIKETAHUI
DIREKTRIS
AKADEMI KEBIDANAN MADINA HUSADA
PANYABUNGAN
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan karunianya yang dilimpahkan kepada peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan tepat waktu. Adapun judul
penelitian ini “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Longat Kecamatan
Panyabungan Barat Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2022”.
Adapun tujuan dari pembuatan Proposal Penelitian ini adalah sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan D-III Ahli Madya
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
2. Bapak Sutan Sakti Nasution, SKM, M.K.M selaku ketua yayasan di Akbid
3. Ibu Helmi Wardah Nasution, SST, M.Kes selaku Direktris Akbid Madina
Husada Panyabungan.
4. Ibu Ferika Desi, SST, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
i
5. Seluruh Staf Dosen Akademi Kebidanan Madina Husada Panyabungan yang
6. Ibu Milvariani Siregar, SKM, Msi selaku Kepala Puskesmas Longat yang
terima kasih dan rasa sayang yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua,
sayang tanpa kenal lelah memberikan semangat, motivasi dan do’a kepada
do’a Ayahanda dan Ibunda yang selalu menyertai kehidupan peneliti, dan
8. Kepada Kakak Melia Frisca Waruwu yang telah telah memberikan do’a,
Penelitian ini.
9. Kepada Nenek Alm. Tiamah, Kakek Juman, Abang Krisdianto, Adik Nur
Maida Mea Dan Kepada Muhammad Solih yang telah ikut serta memberikan
ii
10. Buat seluruh keluarga besar peneliti yang selalu memberi semangat, motivasi,
inspirasi, do’a dan dukungan moral maupun material sehingga peneliti dapat
Panyabungan Angkatan XIV dan untuk kakak angkat peneliti Risma dan
adik angkat adinda Ulvi Hidayah terima kasih atas doa dan dukungannya.
Peneliti menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
PIONA ALFIERA
20141753014
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 8
1.3.1 Tujuan Umum............................................................. 8
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 9
iv
dengan Stunting Pada Balita.................................................. 50
2.5.1 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengaan Stunting
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu.......................... 50
2.5.2 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengaan Stunting
Berdasarkan Status Ekonomi...................................... 51
2.5.3 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengaan Stunting
Berdasarkan Umur Ibu................................................ 52
2.5.4 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengaan Stunting
Berdasarkan Paritas..................................................... 52
2.5.5 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengaan Stunting
Berdasarkan Sumber Informasi................................... 53
2.6 Kerangka Teori...................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Husada Panyabungan
vii
BAB I
PENDAHULUAN
kesejahteraan manusia dilihat dari faktor gizi, gizi yang baik jika terdapat
mental individu. Saat ini, kejadian balita pendek atau disebut stunting
merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia (Ayudia,
2020).
Panjang atau tinggi badan menurut umur bila dibandingkan dengan standar
baku WHO, nilai Z-scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat
pendek jika Z-scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes, 2020). World Health
yaitu tinggi badan balita lebih rendah atau pendek dari standar balita pada
usianya. Ciri lain dari stunting yaitu pertumbuhan melambat, Wajah tampak
1
2
lebih muda dari anak seusianya, pertumbuhan gigi terlambat, performa buruk
risiko perkembangan kognitif, motorik dan verbal yang kurang optimal. Hal
ibu, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), faktor sosial ekonomi dan
pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ibu yang kurang mengenai gizi pada
saat hamil dapat menyebabkan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada
balita. Bayi dengan lahir berat badan lahir rendah disebabkan ibu menderita
kekurangan energi kronis (KEK) dan mempunyai status gizi buruk (Fitri,
2018).
bayi selama 6 bulan belum sempurna, fungsi saluran pencernaan bayi belum
siap menerima makanan atau mnegolah makanan. Ketika ada makanan masuk
ditandai dengan diare atau susah buang air besar (Simbolon, 2019).
ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita. Nilai OR sebesar 61 yang
artinya apabila balita tidak diberi ASI ekslusif maka akan berisiko 61 kali
3
lipat untuk magalami stunting. Ibu yang tidak bekerja akan berpengaruh pada
gizi yang kurang dan dapat berisiko terkena stunting (Elba, 2021). Hal ini
sejalan bahwa balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki risiko
protein untuk daya tahan tubuh dan membunuh kuman dalam jumlah tinggi
Manfaat ASI eksklusif bagi bayi antara lain sebagai nutrisi lengkap,
berusia 0-23 bulan secara signifikan memiliki risiko yang rendah terhadap
stunting, dibandingkan dengan anak yang berusia > 23 bulan. Hal ini
eksklusif di Indonesia masih jahu dari harapan. Secara nasional, cakupan bayi
(Kemenkes, 2018).
Presentase cakupan bayi usia < 6 bulan mendapatkan ASI esklusif tahun
2021 di Kabupaten Mandailing Natal yaitu 54,5% atau sebanyak 9.291 bayi
usia < 6 bulan. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2020 yaitu
< 6 bulan terndah yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Laut (10,7%),
longat (22,7%).
sebanyak 149,2 juta pada 2020, turun 26,7% dibandingkan pada 2000 yang
Barat dan Tengah masih meningkat 28,5% dari 22,8 juta pada 2000 menjadi
5
29,3 juta pada 2020. Afrika Timur dan Selatan mengalami hal serupa. Jumlah
balita yang mengalami stunting naik 1,4% dari 27,6 juta pada 2000 menjadi 28
dari Asia Timur dan Pasifik. Wilayah ini mencatatkan sebanyak 20,7 juta
Timur dan Asia Tengah menurun 46,8% dari 4,7 juta pada 2000 menjadi 2,5
penderita stunting turun 43,13% dari 10,2 juta pada 2000 menjadi 5,8 juta
berkurang 38% dari 86,8 juta pada 2000 menjadi 53,8 juta pada 2020.
turun 14,4% dari 9 juta pada 2000 menjadi 7,7 juta pada tahun lalu (UNICEF,
2021).
prevalensi anak penderita stunting usia di bawah lima tahun (balita) Indonesia
pada tahun 2020. Prevalensi stunting tertinggi ada di Timor Leste sebesar
48,8%, dan Laos berada di posisi setelah Indonesia dengan prevalensi sebesar
sebesar 29,9%, dan Filipina dengan tingkat prevalensi stunting balita sebesar
stunting. Akan tetapi, angka prevalensi stunting saat ini masih jahu dari target
14 % yang harus dicapai pada tahun 2024 atau sebanyak 5.33 juta balita yang
masih mengalami stunting. Pada tahun 2013, angka prevalensi stunting berada
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021
angka prevalensi stunting sebesar 24,4% atau sebanyak 5,33 juta balita.
stunting balita bahkan masih berada di atas 30%, dimana provinsi tersebut
Sulawesi Barat sebesar 33,8%, Nusa Tenggara Barat sebesar 31,4%, Sulawesi
Tenggara sebesar 30,2% dan Kalimantan Selatan sebesar 30% (Kemenkes RI,
2021)
Sedangkan berdasarkan Survei Status Gizi Balita pada tahun 2021 angka
Serdang sebesar 12,5%, setelahnya ada Kota Pematang Siantar 15% serta
Madina sebanyak 28.831 jiwa, dari jumlah itu sebanyak 1.618 jiwa di
banyaknya angka kejadian stunting. Serta masih kurangnya minat orang tua
data capaian ASI eksklusif hingga oktober 2022 sebanyak 24 bayi (25,75%)
dan sebanyak 10 balita mengalami stunting dari total sasaran 95 bayi, dimana
dibahas dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Pemberian ASI
2022?”.
2022.
berdasarkan paritas.
a. Bagi Peneliti
peneliti selanjutnya.
c. Bagi Responden
kejadian stunting.
Balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan bagi bayi yang higienis
dan baik untuk mencakup segala kebutuhan yang diperlukan bayi. ASI
makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang
diproduksi sejak masa kehamilan. Air susu ibu mengandung zat nutrisi
bahkan pada ASI mencakup 200 unsur nutrisi makanan dan ASI
Eksklusif dikatakan sebagai air susu ibu yang dapat mengurangi angka
alamih oleh payudara ibu. ASI mengandung berbagai zat gizi yang
11
12
perlindungan pada bayi atas infeksi dan sakit penyakit bayi. ASI
merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam
anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
lebih stabil ketika masa menyusui. Tak hanya itu, menyusui juga
terjadi pada sang ibu yang belum terbiasa bahkan tidak bersedia
menyusui secara perlahan rasa trauma akan hilang sendirinya dan ibu
bayinya.
a. Kolostrum
b. ASI Transisi/Peralihan
15
sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10.
Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah
c. ASI Matur
ASI matur disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya. ASI matur
susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut
Sesungguhnya, lebih dari 100 jenis zat gizi terdapat dalam ASI. Di
diperlukan tubuh bayi untuk tumbuh dan bekembang, kandungan zat gizi
1. Protein
2. Lemak
kalori bayi. Lemak atau lipid dalam ASI penting untuk perkembangan
otak bayi dan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, dan
sistem saraf.
3. Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi dari air susu sapi (6,5-7
4. Mineral
dalam tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Bayi
yang diberi ASI tidak aka menerima pemasukan suatu muatan garam
17
kondisi-kondisi umum.
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
Sunar, 2019).
2. Pengetahuan
yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai positif nutrisi dan
2019).
18
4. Psikologis
5. Fisik Ibu
ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada
b. Faktor Eksternal
1. Dukungan Suami
adalah dukungan yang berarti bagi ibu. Suami dapat berperan aktif
kalangan tertentu, bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi dan
pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan
badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang
(Yunita,2019).
seseorang tergantung dari asupan zat gizi dan kebutuhannya, jika antara
adalah WHO-NCHS. Menghitung status gizi anak usia 0-5 tahun yaitu :
Berdasarkan WHO, status gizi yang hitung dari lingkar kepala bayi
yaitu:
bulan.
normal guna mencegah masalah gizi. Gizi seimbang terdiri dari asupan
(Rahmawati, 2020).
terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi
1) Penyebab Langsung
a) Asupan Makanan
b) Pemberian ASI
hanya ASI saja tanpa makanan dan cairan lain sampai berusia 6
bulan kecuali obat dan vitamin. Menurut Giri, dkk (2013) dalam
c) Penyakit Infeksi
2018).
a) Pelayanan Kesehatan
dan pelaporan rumah sakit kurang baik, data ini tidak dapat
b) Sosial Budaya
1) Tingkat Pendidikan
Wahyuningsih, 2018).
2) Pendapatan
3) Tingkat pengetahuan
Hanum,2018).
27
(Marimbi Hanum,2018).
1. Secara Langsung
a. Antropometri
1) Pengertian
2018).
2) Jenis parameter
3) Indeks Antropometri
pertambahan umur.
(TINGGI BADAN)²
2.3 Stunting
panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur.
Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari
oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil,
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita
menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia. Menjadi parah ketika hamil
hamil yang pada umumnya juga pendek (< 150 cm) berdampak pada
bayi yang dilahirkan mengalami kurang gizi, dengan berat badan lahir
rendah < 2.500 gram dan juga panjang badan yang kurang dari 48 cm.
(Budijanto, 2018).
34
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun
a.Faktor langsung
perawakan ibu seperti usia ibu terlalu muda atau terlalu tua,
hipertensi.
satu atau kedua oang tua yang pendek akibat kondisi patologi
Akan tetapi, bila orang tua pendek akibat kekurangan zat gizi atau
normal selama anak tesebut tidak terpapar faktor resiko yang lain.
berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI. Ikatan Dokte Anak
a. Faktor Infeksi
mengalami stunting.
optimal.
4. Faktor Lingkungan
Dampak stunting pada anak akan terlihat pada jangka pendek dan
fisik yaitu tinggi anak di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, juga
penyakit jantung, kanker, stroke, dan disabilitas di usia tua. Selain itu,
generasi penerus bangsa, jika stunting tidak segera diatasi hal ini tentunya
bisa diketahui jika tumbuh kembang anak dipantau sejak lahir. Tanda dan
1. Berat badan dan Panjang badan lahir bisa normal, atau BBLR pada
tidak sempurna.
cm/tahun decimal.
kelainan hormonal.
c) Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
lengkap.
pertumbuhan.
terlambatnya pertumbuhan.
juga sangat diperlukan. Hal yang dapat dilakukan oleh orang tua
Kemenkes RI 2018) :
menyenangkan.
akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi serta sering
dini dan itu dimulai dari keluarga. Perilaku yang dapat kita biasakan
a. Sarapan pagi.
dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada
Recycle (TPS3R).
hari pertama kehidupan dimulai pada saat janin dalam kandungan sampai
usia 2 tahun yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan
a. Pemberian suplemen tablet Fe pada remaja putri, catin dan ibu hamil.
f. Pemberian imunisasi.
h. Pemberian vitamin A.
15% dan lemak maksimal 40%, persalinan dengan dokter atau bidan
yang ahli, inisiasi menyusui dini (IMD), berikan ASI Eksklusif pada
2.4 Balita
lima tahun. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena
45
Balita merupakan anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini
pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang
usia balita lebih besar dari usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah
kecil bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih besar. Oleh
46
sebab itu, pola makan akan diberikan adalah porsi kecil dengan
frekuensi sering.
Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif. Anak sudah mulai
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat badan anak
kakinya.
jemarinya.
dan lain-lain.
47
sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain,
jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan
sayang yang baik yakni bersifat positif dan mampu membuat keluarga
tujuan bersama.
Orang tua akan menempatkan diri sebagai teladan yang baik bagi
2018).
50
menghambat perkembangan fisik dan mental anak, selain itu anak lebih
rentan terhadap penyakit infeksi. Faktor resiko stunting pada anak salah
ASI lebih efisien diserap dibanding susu pengganti ASI atau susu
memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dan sesuai dengan kurva
mengandung kalsium yang lebih banyak dan dapat diserap tubuh dengan
lebih efisien. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab rendahnya
pemberian ASI Eksklusif pada bayi dan balita. Pemberian ASI Eksklusif
atau pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama tahun kehidupan bayi
Ayu, 2020).
Status Ekonomi
dibandingkan anak dari keluarga sosial ekonomi yang lebih inggi. Hal
52
Usia ibu <20 tahun beresiko 14 kali lebih besar memiliki anak
Kehamilan yang terjadi pada saat usia remaja merupakan faktor resiko
kejadian stunting. Usia ibu terlalu muda saat hamil dapat menyebabkan
sebagian besar ibu yang terlalu muda belum siap dengan kehamilannya
Berdasarkan Paritas
Anak yang lahir dari ibu dengan paritas banyak memiliki peluang lebih
besar untuk mendapatkan pola asuh yang buruk dan tidak tercukupinya
penting bagi ibu menyusui agar mereka dapat memberikan ASI yang
baik dan sesuai kebutuhan bayi sehingga gizi bayi dapat terpenuhi dan
Stunting merupakan
kondisi gagal tumbuh pada
anak yang diakibatkan
Stunting kekurangan gizi kronis dan
infeksi beulang terutama
pada periode 1000 hari
pertama kehidupan.
METODE PENELITIAN
menjelaskan hubungan atau kaitan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain dari masalah yang akan diteliti. Kerangka konsep dalam penelitian
ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel
1. Tingkat Pendidikan
2. Status Ekonomi
3. Umur Ibu Stunting pada Balita
4. Paritas
5. Sumber Informasi
55
56
kejadian stunting.
3.2 Hipotesisi
yaitu :
nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu
ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti dan
(Notoatmodjo, 2018).
bulannya
untuk
menafkahi
keluarga.
3 Umur Lamanya Rekam 1. Umur <2o Ordinal
Ibu waktu hidup Medik Tahun
dari sejak 2. Umur 21-35
lahir sampai Tahun
dilakukannya 3. Umur > 36
penelitiaan Tahun
4 Paritas Jumlah Kuesioner 1. Primipara Ordinal
kehamilan 2. Scundipara
yang 3. Multipara
dilahirkan 4. Grandemultipa
atau jumlah ra
anak yang
dimiliki
5 Sumber Informasi Kuesioner 1. Media masa Nominal
Informas yang 2. Media cetak
i didapatkan 3. Tenaga
oleh ibu kesehatan
4. Keluarga/
teman
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun di
sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
sebagai berikut :
n= N
Ne2+1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
atau 0,01, 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih
oleh peneliti).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia
n= 90
90(0,1)2+1
n = 90
90(0,01)+1
n = 90
1,90
61
sebagai berikut :
d. Penyusunan kuesioner
e. Pembuatan kuesioner
f. Penyebaran kuesioner
validitas dan uji rehabilitas. Uji validitas dan uji rehabilitas perlu
1. Uji Validitas
yang valid. Kuesioner dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari
pada r tabel.
63
2. Uji Reliabilitas
1. Editing
responden.
2. Coding
diberikan responden.
3. Tabulating
4. Persentase
64
menggunakan rumus :
P = f x 100%
n
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah Sampel
a. Analisis Univariat
P = f x 100%
n
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi
n : Jumlah Sampel
b. Analisis Bivariat
antara dua variabel yang berbentuk kategorik yaitu Chi Square (X2)
ADB. 2021. Angka Stunting Balita Indonesia Tertinggi Ke-2 Di Asia tenggara.
https://www.adb.org/sites/default/files/publication/720461/ki 2021.pdf.
Diakses 25 November 2021, Jam 15.50 WIB.
Febri, Pujiastuti dan Fajar. 2021. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lestari, E.F., dan Dwihesti, L.K. 2020. ASI Eksklusif Berhubungan Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Permas. Vol. 10, No. 2
(April, 2020), Hal 129-136.
Marimbi, Hanum. 2018. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
SJMJ, S.A., Toban, R. dan Madi, M. 2020. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada. Vol. 9, No. 1 (Juni, 2020), Hal 448-455.
Sunar Prasetyono, Dwi. 2019. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.
Tri Kurniati, Paskalia dan Sunarti, 2020. Stunting dan Pencegahannya. Jakarta:
Lakeisha.
UNICEF, WHO dan World Bank. 2018. Levels and Trends in Child Malnutrition.
Midwifery. Washington DC : UNICEF, WHO & World Bank
(INFORMED CONSENT)
penelitian ini tidak berakibat buruk pada saya serta identitas dan informasi yang
kepentingan peneliti.
Peneliti
( ) Piona Alfiera
(20141753014)
KUESIONER PENELITIAN
1. Petunjuk Pengisian
b. Beri tanda ceklis () pada setiap pertanyaan yang menurut anda benar.
2. Identitas
a. Identitas Balita
Nama :
Umur Balita :
Jenis Kelamin :
b. Identitas Responden
No. Responden :
Nama :
Tingkat Pendidikan : SD
SMP
SMA
Menengah ( 1.000.000-2.000.000 )
20-35 tahun
> 35 tahun
Paritas : Primipara
Scundipara
Multipara
Grendemultipara
Media Cetak
Tenaga Kesehatan
Keluarga
1. Apakah ibu pernah mendengar istilah “Kolomtrum”, apa yang dimaksud
dengan kolostrum.....
a. Tidak tahu
b. ASI yang pertama kali keluar dan berwarna kekuningan
c. Zat gizi yang dimiliki oleh bayi
2. Apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif.....
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat
sampai usia 6 bulan
3. Berapa lama bayi diberi ASI saja.....
a. 0-1 bulan
b. 0-6 bulan
c. 0-2 tahun
4. Apakah kepanjangan dari ASI.....
a. Air sisah ibu
b. Anak sayang ibu
c. Air susu ibu
5. Yang bukan merupakan manfaat dari pemberian ASI eksklusif bagi ibu
adalah.....
a. Dapat menurunkan kekebalan tubuh ibu
b. Dapat menurunkan risiko kanker payudara
c. Dapat mengatasi rasa trauma
6. Apakah manfaat dari pemberian ASI untuk bayi.....
a. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
c. Semua benar
7. Apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI.....
a. Antibodi
b. Protein susu, karbohidrat, lemak
c. Semua benar
8. Pernyataan dibawah ini yang benar adalah…
a. Gizi pada balita harus diperhatikan
b. Gizi pada balita harus dibiarkan
c. Gizi pada balita harus diabaikan
9. Salah satu akibat dari bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif adalah.....
a. Diare
b. Rentan mengalami berbagai penyakit
c. sehat
10. Stunting (pendek) adalah…
a. Penyakit menular
b. Genetik/keturunan
c. Anak pendek
11. Salah satu penyebab stunting (balita pendek) adalah…
a. Kurangnya pemberian ASI ekslusif
b. Kebanyakan makan
c. Suka bermain
12. Salah satu dampak stunting (balita pendek) adalah…
a. Lincah
b. Tumbuh kembang terganggu
c. Tidak mudah sakit
13. Bagaimana cara mencegah stunting (balita pendek)…
a. Mengkonsumsi jajanan yang banyak
b. Mengkonsumsi kopi
c. Memberikan ASI esklusif dengan cukup
14. Pertumbuhan yang lambat merupakan…
a. Tanda terjadinya stunting pada anak
b. Tanda akan tumbuhnya gigi
c. Tanda akan bisa berjalan
15. Salah satu penyebab terjadinya stunting (balita pendek)…
a. Makanan yang cukup
b. Rendahnya tingkat Pendidikan orang tua
c. Asupan makanan yang bergizi
16. Apakah tujuan penimbangan berat badan secara teratur…
a. Mengetahui status gizi
b. Sekedar mengetahui berat badan
c. Untuk keperluan data di Puskesmas/Posyandu
17. Bagaimana menilai bayi dan balita anda cukup gizinya…
a. Bayi/balita yang gemuk dan montok
b. Berat badan bayi/balita berada diatas Garis merah pada Kartu Menuju
Sehat
c. Tidak tahu
18. Stunting (balita pendek) juga disebabkan oleh…
a. Faktor ekonomi
b. Susah tidur
c. Sering makan
19. Hal yang paling penting bagi anak dalam masa periode emas pertumbuhan
dan perkembangan adalah…
a. Sering bermain
b. Diberikan Asupan gizi yang baik
c. Jajan yang banyak
20. Salah satu ciri-ciri stunting adalah....
a. Tinggi dan berat badan lebih rendah dibandigkan dengan anak seusianya
b. Terlihat lemas terus menerus
c. Semua benar
KUNCI JAWABAN
1. B 11. A
2. C 12. B
3. B 13. C
4. C 14. A
5. A 15. B
6. C 16. A
7. C 17. B
8. A 18. A
9. B 19. B
10. C 20. C
JADWAL PENELITIAN
3 Bimbingan Proposal
4 Penelusuran Pustaka
5 Seminar Proposal
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL PENELITIAN
AKADEMI KEBIDANAN MADINA HUSADA PANYABUNGAN
TAHUN 2022
NIM : 20141753014