Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR

OLEH :

PIONA ALFIERA
20141753014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bati baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dari

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai

4000 gram, menangis dengan spontan kurang dari 30 detik setelah lahir dengan nilai

APGAR antara 7-10, berusia 0-28 hari (Wagiyo & Putrono,2019)

Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi baru lahir meliputi : asfiksia,hipotermi dan

hipertermi, berat badan lahir rendah (BBLR), dehidrasi, icterus neonatorum, kejang

(Dwiendra R, dkk 2019)

Asfiksia merupakan suatu kejadian kegawatdaruratan yang berupa kegagalan bernafas

secara spontan segera setelah lahir dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian

dimana keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga dapat menurunkan

oksigen dan makin meningkatkan karbondioksida yang menimbulkan akibat buruk

dalam kehidupan berlanjut (Ligawati, 2019).

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan bernafas pada bayi terdiri dari beberapa

faktor yang menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya faktor

keadaan ibu salah satunya adalah persalinan patologis, kemudian faktor tali pusat,fakstor

plasenta, faktor janin serta faktor keadaan bayi.

Data World Health Organization (WHO) 2017, setiap tahun, di seluruh dunia

diperkirakan terjadi 3,3 juta kematian neonatal. Angka tersebut dihitung dalam kondisi

sekitar 40% kasus yang tidak dilaporkan. Angka kematian perinatal (Perinatal Mortality

rate) di negara berkembang (50/1000) adalah lima kali lebih tinggi daripada negara maju

(10/10000 (WHO, 2017). Pada tahun 2019 dari seluruh kematian neonatus yang
dilaporkan, 80% (16.156 kematian) terjadi pada periode enam hari pertama kehidupan.

Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada usia 29 hati – 11 bulan dan 10% (2.927

kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan.

Adapun penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia, salah satunya asfiksia yaitu

sebesar 27,0% yang merupakan penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah Bayi

Berat Rendah (BBLR) (Kemenkes RI,2020).

Secara umum kematian bayi dan neonatal di DIY fluktuatif dari tahun 2014 – 2019.

Tahun 2014 sebesar 405 dan turun cukup banyak pada tahun 2015 yaitu menjadi 329,

turun menjadi 278 pada tahun 2016, namun kembali naik menjadi 313 pada tahun 2017,

tahun 2018 kembali naik 5 kasus menjadi 318, di tahun 2019 ini mengalami penurunan 3

kasus menjadi 315.

Di Indonesia angka kematian bayi asfiksia setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari

120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia,dan ahmpir 1 juta bayi ini meninggal (WHO,

2012 dalam Darmiati 2019).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Dr Pringadi Medan pada tahun

2010 angka kejadian asfiksia neonatorum sebanyak 234 kasus dari 757 kelahiran hidup

dan bayi meninggal karena asfiksia neonatorum sebanyak 20 bayi (Rekam Medik RS

Pringadi, 2019).

Asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan

otak dan kemudian keterlambatan tumbuh kembang. Asfiksia juga dapat menimbulkan

cacat seumur hidup seperti buta,tuli,cacat otak dan kematian. Asfiksia adalaha salah satu

faktor yang menyebabkan kematian neonatal, bayi yang dapat bertahan hidup akibat

asfiksia dapat mengalami komplikasi neurologis sepersi epilepsy dan keterlambatan

perkembangan.( Yulianna, 2019).


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “

Apakah Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada

Bayi Baru Lahir “

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksia

neonatorum pada bayi baru lahir.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarakan Umur.

b. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarakan Paritas.

c. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarakan Partus Lama.

d. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarakan Premature.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan serta pengetahuan peneliti tentang penyebab asfiksia

sehingga peneliti dapat menerapkan ilmu yang didapat selama masa pendidikan

b. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi kesehatan

dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan.


c. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan bacaan dan masukan di perpustakaan bagi mahasiswi

Akademi Kebidanan Madina Husada Panyabungan dalam menerapkan ilmu dan

sebagai bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai