Anda di halaman 1dari 33

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL PELEP

AH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu)


DENGAN METODE DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl)

PROPOSAL
SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan Farmas


i Program Sarjana di Universitas Harapan Bangsa

Oleh :

IGA MELASASI
NIM. 170105031

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL PELEP


AH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu)
DENGAN METODE DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl)

Proposal Skripsi
Disusun Oleh:

IGA MELASASI
NIM. 170105031

Telah disetujui untuk dilakukan seminar proposal skripsi


Pada tanggal…….

Purwokerto, Februari 2021

Menyetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Adita Silvia Fitriana, M.Sc. apt. Dina Febrina, M.Farm.


NIK. 113512150687 NIK. 113712150892

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL PELEP


AH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu)
DENGAN METODE DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl)

Disusun Oleh :
IGA MELASASI
NIM. 170105031

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Proposal Skripsi Program Studi


Farmasi Program Sarjana Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa dan
Telah Dinyatakan Layak Untuk Dilakukan Penelitian

Pada hari : ..........................


Tanggal : .........................

Dewan Penguji:
1. Penguji 1 apt. Galih Samodra, M.Farm. ….........…..

2. Penguji 2 Adita Silvia Fitriana, M.Sc. ……...........

3. Penguji 3 apt. Dina Febrina, M.Farm. ……...........

Mengesahkan,
Kaprodi Farmasi Program Sarjana
Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa

apt. Ikhwan Yuda Kusuma, M.Si


NIK. 113311151290

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melim

pahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Kerena berkat ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Uji Akti

vitas Antioksidan Ekstrak Etanol Pelepah Pisang Nangka (Musa paradisiaca var.

Formatypicaatu) dengan Metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl)”.

Penulisan proposal skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan meny

elesaikan pendidikan Farmasi Program Sarjana di Universitas Harapan Bangsa. D

alam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan

serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Iis Setiawan Mangkunegara, S.Kom., MTI. selaku Ketua Yayasan Pendidika

n Dwi Puspita.

2. dr. Pramesti Dewi, M.Kes. selaku Rektor Universitas Harapan Bangsa

3. Dwi Novitasari. S.Kep.,Ns.,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universita

s Harapan Bangsa.

4. apt. Ikhwan Yuda Kusuma, M.Si. selaku Ketua Program Studi Sarjana Farm

asi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Harapan Bangsa .

5. Adita Silvia Fitriana, M.Sc. selaku pembimbing 1 yang selalu sabar memberika

n bimbingan, arahan dan masukkan dalam penulisan proposal skripsi ini.

iv
6. apt. Dina Febrina, M.Farm. selaku pembimbing 2 yang selalu sabar memberik

an bimbingan, dan arahan hinggaterselesaikan proposal skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal penelitian

ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada sem

uanya. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini masih banyak ke

kurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangu

n guna kesempurnaan proposal skripsi ini. Penulis juga mengharapkan semoga pr

oposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Purwokerto, Februari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
Error: Reference source not found

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................iii

KATA PENGANTAR........................................................................................iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................viii

DAFTAR TABEL...............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................3

C. Tujuan Penelitian..............................................................................3

D. Manfaat Penelitian............................................................................3

E. Keaslian Penelitian...........................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................6

A. Tinjauan Teori..................................................................................6

B. Kerangka Teori.................................................................................9

C. Kerangka Konsep...........................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................11

A. Jenis Dan Rancangan Penelitian.....................................................11

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian.........................................................11

C. Variabel Penelitian.........................................................................11

D. Definisi Operasional.......................................................................11

E. Alat Dan Bahan..............................................................................12

vi
F. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data............................................12

G. Analisis Data..................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tanaman pisang nangka........................................................................11


Gambar 2 Kerangka teori.......................................................................................12
Gambar 3 Kerangka konsep...................................................................................12

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian penelitian...................................................................................3

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis dan memili

ki keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga Indonesia memiliki potensi ta

naman obat terbesar kedua setelah Brazil. Dari total sekitar 40.000 jenis tana

man obat yang telah dikenal di dunia, 30.000 diantaranya berada di Indonesia

(Salim dan Ernawati, 2017). Salah satunya adalah tanaman pisang.

Menurut data statistic Kementrian Pertanian (2016), pada tahun 1980

total produksi pisang di Indonesia sebesar 1,9 juta ton dan pada tahun 2015

naik secara signifikam mencapai 7,3 juta ton. Naiknya produksi pisang

tersebut juga menyebabkan bertambahnya limbah dari pisang. Namun

terdapat banyak manfaat yang terkandung di dalam setiap bagian tanaman

pisang.

Pisang merupakan buah yang digemari oleh masyarakat karena kulitn

ya yang mudah dikupas dan buahnya bisa langsung dimakan. Pisang tergolon

g dalam tanaman herba karena induk pisang akan mati setelah masa berbuah

dan tidak akan tumbuh lagi melainkan digantikan oleh tunas baru yang akan t

umbuh. Setelah proses pemanenan biasanya tanaman tersebut akan dipangkas

dibuang dan dibiarkan ditanah perkebunan sampai menjadi sampah organik s

ehingga dapat menyebabkan polusi lingkungan (Li et al., 2010).

1
2

Setiap bagian tanaman pisang memiliki manfaat, diantaranya buah pis

ang yang mengandung karbohidrat, vitamin C, natrium, dan kalium sehingga

sangat baik untuk dikonsumsi (Prayogi dan Sofiyanti, 2016). Daun pisang efe

ktif untuk menyembuhkan luka (Putra et al., 2017). Kulit pisang berkhasiat se

bagai antibakteri karena adanya kandungan tannin (Pratama et al., 2018), sela

in itu kulit pisang juga memiliki kandungan senyawa flavonoid yang berpoten

si sebagai antioksidan (Pane, 2013).

Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam

kadar atau jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusaka

n akibat proses oksidasi. Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi tub

uh dari serangan radikan bebas (Sayuti dan Yenrina, 2015). Salah satu

senyawa yang berasal dari tumbuhan yang dapat menghambat radikal bebas

yaitu flavonoid. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kao et al. (2007) yang

menunjukkan bahwa kandungan senyawa flavonoid berbanding lurus dengan

aktivitas antioksidan. Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan fen

olik alam yang terbesar dan terdapat dalam semua tumbuhan.

Setiap bagian tumbuhan memiliki distribusi kandungan senyawa yang

berbeda-beda namun dengan kelas yang hampir mirip (Pambudi et al., 2015).

Hasil penelitian Hilma et al. (2016) menunjukkan bonggol pisang nangka me

miliki kandungan senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, alkaloid dan tannin,

serta memiliki aktivitas antioksidan yang baik karena adanya senyawa flavon

oid. Adanya kandungan senyawa tersebut dapat berpotensi dimiliki juga oleh

bagian lain dari pisang nangka yaitu bagian pelepah.


3

Wenas et al. (2020) mengatakan bahwa pada bagian bonggol pisang k

epok mengandung senyawa flavonoid, tannin dan saponin (Wenas et al,, 202

0). Menurut Ambari et al. (2020) Pada bagian pelepah pisang kepok juga me

miliki kandungan senyawa flavonoid, tannin dan saponin (Ambari et al., 202

0). Sejauh ini belum diketahui kandungan metabolit sekunder dari pelepah pis

ang nangka dan potensinya sebagai antioksidan. Oleh sebab itu, perlu dilakuk

an penelitian untuk mngetahui mengetahui aktivitas antioksidan dari pelepah

pisang nangka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu) menggunakan metode

DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka diperoleh rumu

san masalah yaitu bagaimanakah aktivitas antioksidan dari pelepah pisang na

ngka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu)?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari pelepah pisang nangka

(Musa paradisiaca var. Formatypicaatu).

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu

kefarmasian tentang aktivitas antioksidan pelepah pisang nangka (Musa para

disiaca var. Formatypicaatu).


4

E. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Keaslian penelitian


Persamaan & Perb
Nama Judul Penelitian Tahun Metode & Hasil Penelitian
edaan
Hilma et al. Aktivitas Antiok 2016 Ekstraksi dilakukan mengg Persamaan:
sidan Dan Toksis unakan metode maserasi. - Metode uji a
itas Ekstrak Etan Uji aktivitas antioksidan dil ntioksidan:
ol Bonggol Pisan akukan menggunakan meto metode DPP
g Nangka (Musa de DPPH (2,2-diphenyl-1-p H.
paradisiaca For icrylhydrayl).
matypicaatu) Uji toksisitas dilakukan me Perbedaan:
nggunakan metode Brine S - Sampel yang
hrimp Lethaly Test (BSLT). dugunakan.

Hasil: ekstrak bonggol M. pa


radisiaca formatypicaatu me
ngandung flavonoid, fenolik,
saponin, terpenoid, alkaloid d
an tannin. Hasil uji aktivitas
antioksidan ekstrak bonggol
memiliki nilai IC50 sebesar 7
1,29 µg/mL. Hasil uji toksisit
as didapat nilai LC50>1000 µ
g/mL.
Jami’ah et al. Uji Aktivitas Ant 2018 Ekstraksi sampel mengguna Persamaan:
ioksidan Ekstrak kan maserasi yang dilakuka - Metode uji an
Metanol Kulit Pis n selama 24 jam. Uji aktivit tioksidan: met
ang Raja (Musa as antioksidan dilakukan m ode DPPH.
paradisiaca sapi enggunakan metode DPPH Perbedaan:
entum) Dengan (2,2-diphenyl-1-picrylhydra - Sampel yang
Metode DPPH yl). digunakan.
(2,2-Difenil-1-Pi
krilhidrazil) Hasil: ekstrak metanol kulit
s Pisang Raja memiliki akti
vitas antioksidan dengan nil
ai IC50 sebesar 46,82 ppm.
Paul et al. Preliminary Phyt 2014 Ekstraksi sampel dilakukan Persamaan:
ochemical Scree menggunakan metode mase - Metode uji anti
ning And In Vitr rasi dengan perbedaan ena oksidan: metod
o Antioxidant Ac m pelarut yaitu etanol, meth e DPPH.
tivity Of Banana anol, kloroform, etil asetat
Flower (Musa pa dan aseton. Uji aktivitas ant Perbedaan:.
radisiaca AAB N ioksidan dilakukan menggu - Sampel yang di
endran variety) nakan metode DPPH. gunakan.

Hasil: ekstrak etanol memilik


5

i kandungan flavonoid yang l


ebih banyak (0,67%) dan kan
dungan polifenol yang lebih
banyak. Ekstrak etanol menu
njukkan aktivitas antioksidan
lebih banyak dengan nilai IC5
0 63 µg/mL.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Radikal bebas

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron

atau dengan kata lain, merupakan hasil pemisahan homolitik suatu ikatan

kovalen. Akibat dari pemecahan homolitik ini suatu molekul akan terpecah

menjadi radikal bebas yang mempuyai elektron tak berpasangan. Elektron

memerlukan pasangan untuk menyeimbangkan nilai spinnya. Jika molekul

memiliki elektron yang tidak berpasangan maka molekul tersebut menjadi

tidak stabil dan akan mudah bereaksi dengan molekul lain membentuk

radikal baru (Fakriah et al., 2019).

Keadaan ketika jumlah radikal bebas yang ada di dalam tubuh

melebihi kapasitas tubuh untuk menetralisasinya disebut stres oksidatif.

Terjadinya stres oksidatif ini dapat memicu berbagai perkembangan

penyakit. Untuk mencegah terjadinya akumulasi radikal bebas yang dapat

menyebabkan perkembangan penyakit, diperlukan senyawa antioksidan

untuk menetralkan, menurunkan dan menghambat pembentukan radikal

bebas baru di dalam tubuh dengan menjadi pendonor elektron untuk

radikal bebas sehingga menjadikan elektron bebas menjadi berpasangan

dan menghentikan kerusakan dalam tubuh (Arnanda dan Nurwarda, 2019).

6
7

2. Antioksidan

Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen kimia yang dala

m kadar atau jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat ker

usakan akibat proses oksidasi. Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melind

ungi tubuh dari serangan radikan bebas (Sayuti dan Yenrina, 2015). Antiok

sidan juga diperlukan oleh tubuh untuk mengatasi dan mencegah stres oksi

datif. Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radi

kal bebas yang ada dengan jumlah antioksidan di dalam tubuh. Antioksida

n bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yan

g bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat diha

mbat (Winarti, 2010).

Antioksidan dapat menghambat kerusakan sel dan menetralkan radi

kal bebas. Antioksidan memiliki dua prinsip mekanisme utama, yang perta

ma adalah mekanisme pemutusan rantai reaksi di mana antioksidan primer

mendonasikan sebuah elektron ke radikal bebas. Mekanisme kedua meliba

tkan pemindahan Reactive Oxygen Species (ROS) / Reactive Nitrogen Spe

cies (RNS) (antioksidan sekunder) dengan mendinginkan katalis pemicu ra

ntai reaksi. Antioksidan berperan pada sistem biologis dengan beberapa m

ekanisme yang berbeda termasuk donasi elektron, kelasi ion logam, ko-ant

ioksidan, atau dengan regulasi ekspresi gen (Lobo et al., 2019).

3. Nilai Median Inhibitory Concetration (IC50)


8

Nilai aktivitas peredaman radikal bebas dinyatakan dengan nilai M

edian Inhibitory Concetration (IC50). IC50 adalah konsentrasi ekstrak yang

dapat menghambat aktivitas radikal bebas sebanyak 50% (Julizan et al., 20

19). Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linier yang menyatakan hu

bungan antara konsentrasi sampel dengan persen penangkapan radikal beb

as. Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50

kurang dari 50, kuat (50-100), sedang (100-150), dan lemah (151-200). Se

makin kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan (Badarinath et a

l., 2010).

4. DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrayl)

DPPH merupakan radikal bebas yang stabil berwarna ungu. Metod

e DPPH adalah metode yang dapat digunakan untuk menentukan aktivitas

antioksidan dalam sampel yang akan diujikan dengan melihat kemampuan

nya dalam menangkal radikal bebas DPPH. Prinsip dari metode ini adalah

adanya donasi atom hidrogen (H+) dari substansi yang diujikan kepada radi

kal DPPH menjadi senyawa non radikal difenil pikril hidrazin yang akan d

itunjukkan oleh perubahan warna. Perubahan warna yang terjadi adalah pe

rubahan warna dari ungu menjadi kuning, dimana intensitas perubahan war

na DPPH berbanding lurus dengan aktivitas antioksidan untuk meredam ra

dikal bebas tersebut (Rahmawati et al., 2016).

Kelebihan metode DPPH ini yaitu metodenya yang sederhana, mud

ah, cepat, peka, serta memerlukan sampel dalam jumalh kecil. Mudah diter

apkan karena senyawa radikal DPPH yang digunakan bersifat relatif stabil
9

dibanding metode lainnya. Metode DPPH juga tidak membutuhkan banyak

reagen seperti metode pengujian aktivitas antioksidan yang lainnya.

5. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis adalah alat untuk analisa unsur-un sur be

rkadar rendah secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Spektrofotomete

r UV-Vis atau spektrofotometer ultraviolet-sinar tampak memanfaatkan si

nar dengan panjang gelombang 180-380 nm untuk daerah UV dan 380-780

nm untuk daerah visible atau sinar tampak. Secara umum sistem spektrofot

ometer terdiri atas sumber radiasi, monokromator, sel sampel dan detektor

(Warono dan Syamsudin, 2013).

Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, b

ila cahaya monokromatik (I0) melalui suatu media (larutan), maka sebagian

cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi di

pancarkan (It). Aplikasi rumus tersebut dalam pengukuran kuantitatif dilak

sanakan dengan cara komparatif menggunakan kurva kalibrasi dari hubung

an konsentrasi deret larutan standar dengan nilai absorbansinya. Konsentra

si cuplikan ditentukan dengan substitusi nilai absorbansi cuplikan ke dala

m persamaan regresi dari kurva kalibrasi, dengan persamaan ini konsentras

i sampel terukur dapat ditentukan yaitu y = bx + a, dimana y = absorbansi

a = konstanta x = konsentrasi b = kemiringan/slope (Yanlinastuti et al.,

2011).

6. Pisang nangka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu)

a. Klasifikasi
10

Menurut Tjitrosoepomo, (2001) kedudukan tanaman pisang dala

m sistematika (taksonomi) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca var. Formatypicaatu

b. Deskripsi

Pisang Nangka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu ) termas

uk jenis plantain yaitu pisang yang dikonsumsi jika telah diolah. Pisang

nangka memiliki kadar pati tinggi dan memiliki aroma tajam. Warna ku

lit buah pisang nangka yang sudah matang adalah hijau. Warna daging

buahnya putih dan rasanya manis. Berat per tandan 11-14 kg terdiri dari

6-8 sisir.

c. Morfologi

Tanaman pisang merupakan tanaman herba tahunan yang memp

unyai system perakaran dan batang di bagian bawah tanah. Pohon pisan

g berakar rimpang yang berpangkal pada umbi batang. Batang yang ber

diri tegak di atas tanah dan terbentuk dari pelepah daun yang saling men

elungkup dan disebut batang semu. Tinggi batang semu berkisar antara

3,5-7,5 meter (Suyanti dan Supriyadi, 2008).


11

Daun pisang letaknya tersebar. Helaian daun berbentuk lanset m

emanjang, daun mudah sekali robek oleh hembusan angin yang keras ka

rena tidak mempunyai tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembara

n daun. Bunga berkelamin satu, berumah satu dan tersusun dalam tanda

n. Daun pelindung berukuran Panjang 10-25 cm, berwarna merah tua, b

erlilin dan mudah rontok. Bunga tersusun dalam dua baris yang melinta

ng. Bakal buah berbentuk persegi, sedangkan bunga jantan tidak ada. Se

telah bunga keluar, bunga membentuk sisir pertama, kedua dan seterusn

ya (Suyanti dan Supriyadi, 2008).

Gambar 1. Tanaman pisang nangka


Sumber : Kementerian Pertanian (2016)
12

B. KERANGKA TEORI

Gambar 2. Kerangka teori

C. KERANGKA KONSEP

Gambar 3. Kerangka konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan m

elihat kekuatan aktivitas antioksidan yang dihasilkan oleh ekstrak pelepah pis

ang nangka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu).

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Biologi Univ

ersitas Jendral Soedirman. Ekstraksi dan skrining fitokimia dilakukan di

Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Harapan Bangsa. Penelitian uji akt

ivitas antioksidan dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Universitas Hara

pan Bangsa. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni

2021.

C. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel bebas : ekstrak etanol pelepah pisang nangka (Musa paradisiac

a var. Formatypicaatu).

2. Variabel terikat : aktivitas antioksidan.

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu ekstrak etanol pelepah pis

ang nangka yang diperoleh dari proses remaserasi serbuk pelepah pisang

nangka menggunakan pelarut etanol 70%. Kemudian pelarut diuapkan

13
14

dengan bantuan Rotary Evaporator sehingga akan didapatkan ekstrak

yang kental.

2. Varabel terikat

Variable terikat pada penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

yang diperoleh dari nilai IC50. nilai IC50 dihitung berdasarkan persen

penghambatan senyawa DPPH oleh ekstrak etanol pelepah pisang

nangka.

E. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah spektrofotometer

UV-Visible (Biobase BK-D590), Rotary Evaporator (Biobase RE100-Pro)

timbangan analitik (Kenko KK-Lab), waterbath (Memert WNB 22 Ring),

alat-alat gelas (Pyrex) dan blender (Cosmos).

2. Bahan

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah pelepah pisang n

angka, etanol 70% (Merck), DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrayl) (Sigma-

Aldrich), metanol (Merck), besi III klorida (FeCl3), magnesium (Mg) 2N

(Merck), asam klorida pekat (HCl) (Merck), kloroform (CHCl3) (Merck), p

ereaksi lieberman burchard, pereaksi dragendroff, air, akuades dan vitamin

C (Merck).

F. JENIS DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Tahap persiapan penelitian

a. Determinasi
15

Determinasi pelepah pisang nangka (Musa paradisiaca var. F

ormatypicaatu) bertujuan untuk membuktikan kebenaran bahan pelep

ah pisang nangka (Musa paradisiaca var. Formatypicaatu) yang akan

diteliti. Proses determinasi ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fak

ultas Biologi Universitas Jendral Soedirman.

b. Penyiapan serbuk simplisia pelepah pisang nangka

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelepah p

isang nangka yang didapatkan dari daerah Kutasari, Kabupaten Purba

lingga, Jawa Tengah. Pelepah pisang nangka diambil kemudian

diperkecil ukurannya dan selanjutnya dilakukan pengeringan dengan

cara dijemur dibawah sinar matahari langsung. Sampel yang telah ker

ing dibuat menjadi serbuk dengan menggunakan blender hingga diper

oleh serbuk yang halus dan seragam. Hasilnya dimasukkan ke dalam

wadah yang tertutup.

c. Ekstraksi pelepah pisang nangka

Ekstraksi dilakukan menggunakan metode remaserasi dengan

merendam serbuk pelepah pisang nangka sebanyak 250 gram ke dala

m pelarut etanol 70% sampai semua serbuk terendam di dalam

maserator dan ditutup rapat selama satu hari pada suhu kamar yang te

rlindung dari sinar matahari langsung dengan sesekali diaduk. Setelah

satu hari, dilakukan penyaringan sehingga didapat filtrat dan ditampu

ng dalam wadah yang tertutup. Ampas dimaserasi kembali sampai pel

arut terlihat jernih. Ekstrak etanol (filtrat) diuapkan dengan Rotary E


16

vaporator pada suhu 50ºC (Hilma et al., 2016), sehingga didapatkan

ekstrak kental pelepah pisang nangka. Selanjutnya dihitung nilai

rendemen ekstrak dengan rumus:

Bobot ekstrak
% Rendemen= x 100 %
Bobot serbuk simplisia

2. Skrining fitokimia

a. Identifikasi alkaloid

Disiapkan ekstrak pelepah pisang nangka dan diambil secuku

pnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 t

etes pereaksi dragendorff. Hasil uji dinyatakan positif apabila terbent

uk warna jingga (Lumowa dan Bardin, 2018).

b. Identifikasi fenol

Disiapkan ekstrak pelepah pisang nangka dan diambil secuku

pnya dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 t

etes larutan FeCl3 1%. Hasil uji dinyatakan positif jika terbentuk war

na hijau, hitam kebiruan atau hitam yang kuat (Sumathy et al., 2011).

c. Identifikasi flavonoid

Disiapkan ekstrak pelepah pisang nangka dan diambil secuku

pnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan serbuk Mg 2

N sebanyak 2 mg dan 3 tetes HCl pekat. Sampel dikocok dan diamati

perubahannya. Hasil dinyatakan positif jika terbentuk warna merah, ji

ngga atau kuning pada larutan (Lumowa dan Bardin, 2018).

d. Identifikasi saponin
17

Ditimbang ektrak kental pelepah pisang nangka sebanyak 15

mg lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan akuades s

ebanyak 10 mL kemudian tabung reaksi dikocok vertikal selama 10 d

etik. Dibiarkan selama 10 detik. Pembentukan busa setinggi 1-10 cm

yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit, menunjukkan adanya s

aponin. Pada penambahan satu tetes HCl 2N, busa tidak hilang menu

njukkan positif saponin (Dewi et al., 2018).

e. Identifikasi steroid dan triterpenoid

Sejumlah sampel diambil dan dimasukkan ke dalam tabung re

aksi. Ditambahkan 2 tetes larutan CHCl3. Ditambahkan 3 tetes pereak

si lieberman burchard. Terbentuknya warna merah kemudian menjadi

biru dan hijau menandakan adanya steroid. Terbentuknya warna mera

h ungu menandakan adanya triterpenoid (Purwati et al., 2017).

f. Identifikasi tannin

Diambil 1 mg kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Ditambahkan beberapa tetes FeCl3 1 %. Terbentuknya warna biru tua

atau hitam kehijauan menunjukkan adanya senyawa tannin (Lumowa

dan Bardin, 2018).

3. Tahap pelaksanaan uji

a. Penyiapan larutan DPPH konsentrasi 100 ppm

Penyiapan larutan DPPH konsentrasi 100 ppm dilakukan deng

an menimbang 10 mg serbuk DPPH, kemudian ditambahkan metanol


18

di dalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas lalu dihomogenkan. D

iperoleh larutan DPPH konsentrasi 100 ppm.

b. Penyiapan larutan seri konsentrasi ekstrak etanol pelepah pisang

nangka

Larutan ekstrak etanol pelepah pisang nangka dibuat dengan c

ara menimbang 10 mg ekstrak pelepah pisang nangka kemudian dita

mbahkan dengan pelarut metanol di dalam labu ukur 100 mL sampai

tanda batas lalu dihomogenkan. Diperoleh larutan konsentrasi 100 pp

m.

Pembuatan larutan seri konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm

dan 10 ppm dilakukan dengan cara mengambil 0,25 mL, 0,5 mL, 0,75

mL dan 1 mL dari larutan ekstrak pelepah pisang nangka 100 ppm dit

ambahkan metanol di dalam labu ukur 10 mL sampai tanda batas lalu

dihomogenkan.

c. Penyiapan larutan seri konsentrasi vitamin C

Vitamin C digunakan sebagai larutan kontrol positif, dengan

mengambil 10 mg vitamin C kemudian ditambahkan dengan metanol

didalam labu ukur 100 mL sampai tanda batas lalu dihomogenkan. Di

dapatkan larutan konsentrasi 100 ppm.

Pembuatan seri konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm dan 10 p

pm dilakukan dengan cara mengambil 0,25 mL, 0,5 mL, 0,75 mL dan

1 mL dari larutan vitamin C konsentrasi 100 ppm ditambahkan


19

metanol di dalam labu ukur 10 mL sampai tanda batas lalu dihomoge

nkan.

d. Penentuan panjang gelombang maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan

mengukur larutan DPPH 100 ppm menggunakan spektrofotometer U

V-Vis dan diamati serapannya pada Panjang gelombang 400-800 nm.

e. Pengukuran serapan larutan DPPH 100 ppm

Larutan DPPH konsentrasi 100 ppm dipipet sebanyak 1 mL d

an ditambahkan metanol di dalam labu ukur 10 mL sampai tanda bata

s. Kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit, selanjutn

ya serapan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panj

ang gelombang maksimum (517 nm).

f. Penentuan operating time

Penentuan Operating Time dilakukan dengan cara memipet la

rutan DPPH 100 ppm sebanyak 1 mL yang kemudian ditambahkan de

ngan 1 mL larutan sampel konsentrasi 10 ppm. Selanjutnya ditambah

kan larutan metanol hingga 10 mL di dalam labu ukur dan dikocok hi

ngga homogen. Setelah itu, diamati serapannya pada panjang

gelombang maksimum dengan interval waktu 1-30 menit hingga terja

di kestabilan absorbansi.

g. Uji aktivitas antioksidan

Aktivitas radikal bebas DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrayl)

dianalisa berdasarkan persamaan regresi linier dan dilanjutkan denga


20

n penentuan nilai Inhibitory Concetration (IC50). Diambil 1 mL ekstra

k pelepah pisang nangka dari masing-masing konsentrasi (2,5 ppm, 5

ppm, 7,5 ppm, dan 10 ppm), ditambahkan 1 mL larutan DPPH konse

ntrasi 100 ppm dan 2 mL metanol yang kemudian dimasukkan ke dal

am tabung reaksi lalu didiamkan selama periode waktu operating

time. Selajutnya serapan diukur dengan panjang gelombang 517 nm.

Aktivitas penangkal radikal bebas diekspresikan sebagai persen inhibi

si yang dapat dihitung dangan rumus berikut:

Absorbansi blanko− Absorbansi sampel


% Inhibisi= x 100 %
Absorbansi blanko

Keterangan:

Absorbansi blanko = absorbansi DPPH konsentrasi 100 ppm

Absorbansi sampel = absorbansi sampel yang ditambahkan DPPH

100 ppm.

h. Validasi metode

1) Linieritas

Linieritas dilakukan dengan membuat larutan standar

vitamin C konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm dan 10 ppm

kemudian dibaca serapannya pada panjang gelombang

maksimum. Linieritas diperoleh dengan menghitung persamaan g

aris regresi y = bx + a dan harga r (koefisien korelasi).


21

2) Presisi

Larutan vitamin C konsentrasi 10 ppm dihitung serapanny

a pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang

maksimum. Dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali kemudian di

hitung nilai Koefisien Variasi (KV).

3) Akurasi

Akurasi pada penelitian ini dilakukan dengan metode

penambahan baku (standard addition method). Perbandingan

antara ekstrak dan baku standar adalah 7:3. Absorbansi larutan

diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang maksimum. Akurasi dinyatakan dalam % perolehan

kembali (recovery).

K adar terukur
% R ecovery= x 100 %
K adar sebenarnya

G. ANALISIS DATA

Data hasil penelitian dianalisis dengan menghubungkan nilai konsentr

asi larutan sampel (x) dengan presentase aktivitas penangkap radikal bebas

(y) yang selanjutnya dilakukan perhitungan regresi linear y = bx + a. Kemudi

an menghitung nilai IC50 menggunakan rumus:

(50−a)
IC 50 =
b
DAFTAR PUSTAKA

Fakriah, E. Kurniasih, Adriana, dan Rusydi. 2019. Sosialisasi Bahaya Radikal Beb
as dan Fungsi Antioksidan Alami Bagi Kesehatan. Jurnal Vokasi. 3(1):
1-7.

Ambari, Y., Holifah, A.W. Ningsih, dan B. Sinaga. 2020. Efektifitas Antiseptik G
el Hand Sanitizer Ektrak Etanol Pelepah Pisang Kepok (Musa paradisiac
a L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherihia coli. Jurna
l Ilmiah. 6(2): 123-132.

Arnanda, Q. P. dan Nurwarda, R. F. 2019. Penggunaan Radiofarmaka Teknesium-


99M dari Senyawa Glutation dan Senyawa Flavonoid Sebagai Deteksi Di
ni Radikal Bebas Pemicu Kanker. Jurnal Farmaka. 17(2): 236–243.

Badarinath, A. V., Rao, K. Mallikarjuna Chetty, C. Madhu Sudhana, S.


Ramkanth, T.V.S Rajan, K. Gnanaprakash. 2010. A Review on In-vitro
Antioxidant Methods : Comparisions, Correlations and Considerations.
International Journal of PharmTech. 2(2): 1276–1285.

Dewi, N. L. A., Adnyani, L. P. S., Pratama, R. B. R., Yanti, N. N. D., Manibuy, J.


I., Warditiani N. K. 2018. Pemisahan, Isolasi, dan Identifikasi Senyawa S
aponin dari Herba Pegagan (Centella asiatica L. Urban). Jurnal Farmasi
Udayana. 7(2): 68–76.

Hilma, R., Nurianti, S. dan Fadli, H. 2016. Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas E
kstrak Ttanol Bonggol Pisang Nangka. Proceeding of 1 th Celscitech-U
MRI. 1(9): 55–61.

Jami’ah, S. R. Mus Ifaya, Jastria Pusmarani, dan Eny Nurhikma. 2018. Uji Aktivit
as Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca Sa
pientum) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Jurnal Ma
ndala Pharmacon Indonesia. 4(1): 33-38.

Julizan, N. 2019. Validasi Penentuan Aktifitas Antioksidan dengan Metode Dpph.


Kandaga Media Publikasi Ilmiah Jabatan Fungsional Tenaga Kependidi
kan. 1(1): 42-47.

Kao, M. W. S., Floyd M. Woods, William A., Dozier Jr., Robert C. Ebel, Monte
Nesbitt, Junbae Jee & Deacue Fields. 2007. Phenolic Content And Antio
xidant Capacities Of Alabama - Grown Thornless Blackberries. Internati
onal Journal of Fruit Science. 7(4): 33-46.

Li, K., Shiyu Fu, Huaiyu Zhan, Yao Zhan, dan Lucian A. Lucia. 2010. Analysis O

22
23

f The Chemical Composition And Morphological Structure Of Banana Ps


eudo-Stem. BioResources. 5(2): 576-585.

Lobo, V., A. Patil, A. Phatak, N. Chandra. 2019. Free Radicals , Antioxidants And
Functional Foods : Impact On Human Health. Pharmacognosy Review.
4(8): 118–126.

Lumowa, S. V. T. dan Bardin, S. 2018. Uji Fitokimia Kulit Pisang Kepok (Musa
paradisiaca L.) Bahan Alam Sebagai Pestisida Nabati Berpotensi Menek
an Serangan Serangga Hama Tanaman Umur Pendek. Jurnal Sains dan
Kesehatan. 1(9): 465–469.

Pambudi, A. et al. 2015. Identifikasi Bioaktif Golongan Flavonoid Tanaman Anti


ng-Anting (Acalypha indica L.). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains D
an Teknologi. 2(3): 178-187.

Pane, E. R. 2013. Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit
Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum). Jurnal Kimia Valensi. 3(2):
76-81.

Paul, D. dan Joseph, J. 2014. Preliminary Phytochemical Screening And In Vitro


Antioxidant Activity Of Banana Flower (Musa paradisiaca AAB Nendr
an variety). Journal of Pharmacy Research. 8(2): 144-147.

Pratama, H. Y., Ernawati, E. dan Mahmud, N. R. A. 2018. Uji Antibakteri Ekstrak


Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca x balbisiana) Mentah Terha
dap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Sainsmat : Jurnal Ilmi
ah Ilmu Pengetahuan Alam. 7(2): 147-152.

Prayogi, S. dan Sofiyanti, N. 2016. Karakteristik Morfologi dan Uji Kandungan N


utrisi Pisang Batu (Musa balbisiana Colla) di Kabupaten Kuantan Singin
gi. Jurnal Biologi Papua. 8(2): 97-110.

Purwati, S., Lumora, S. V. T. dan Samsurianto. 2017. Skrining Fitokimia Daun Sa


liara (Lantana camara L) Sebagai Pestisida Nabati Penekan Hama dan In
sidensi Penyakit Pada Tanaman Holtikultura di Kalimantan Timur. Prosi
ding Seminar Nasional Kimia. 153–158.

Putra, D. A. C., Lutfiyati, H. dan Pribadi, P. 2017. Effectiveness Of Banana Leave


s Extract (Musa Paradisiaca L.) For Wound Healing. Pharmaciana.
7(2): 177-184.

Rahmawati, R., Muflihunna, A. dan Sarif, L. M. 2016. Analisis Aktivitas Antioksi


dan Produk Sirup Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) dengan Metod
e DPPH. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 2(2): 97–101.
24

Salim, Z., dan Ph. DErnawati Munadi, P. 2017. Info Komoditi. Media Content.

Sayuti, K., dan Yenrina, R. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik. Andalas Univer
sity Press.

Sumathy, V. et al. 2011. In Vitro Bioactivity And Phytochemical Screening Of M


usa Acuminata Flower. Pharmacologyonline. 2: 118–127.

Suyanti, S. dan Supriyadi, A. 2008. Pisang Budidaya, Pengolahan dan prospek Pa


sar. Jurnal Hasil Penelitian Program Study Keteknikan Pertanian.

Warono, D., dan Syamsudin. 2013. Analisis Kimia Kuantitatif. Ed ke-5. Konversi.
2(2): 57–65.

Wenas, D. M., Aliya, L. S. and Anjani, W. M. 2020. Formula of Yellow Kepok B


anana (Musa acuminata x Musa balbisiana) Corm Extracts As Antiinfla
mation. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. 30(2): 100.

Winarti, S. 2010. Makanan Fungsional. Yoyakarta: Kanisius.

Yanlinastuti, D. Anggraini, S. Fatimah, dan Yusuf Nampira. 2011. Penentuan K


adar Zirkonium dalam Paduan U-ZR Menggunakan Spektrofotometer U
V-VIS dengan Pengkompleks Arsenazo III. Seminar Nasional SDM Tekn
ologi Nuklir VII. 567–576.

Anda mungkin juga menyukai