Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN INDUSTRI

PENERAPAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 DI PT. INDO


ACIDATAMA Tbk. KARANGANYAR

Kelompok 5 :

1. Ade Candra Dinata (R0218002)


2. Ajeng Wahyu T.W (R0218006)
3. Andika (R0218010)
4. Annisa Kurniasari (R0218014)
5. Khairani Nurhasanah (R0218066)
6. M Rizal Maulana (R0218078)
7. Nur Aziza (R0218084)
8. Nurul isti'anah (R0218086)
9. Putri Sulandari (R0218092)
10.Rena Ayu Wulandari (R0218096)
11. Ria Hesti Utami (R0218098)

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2019
PENGESAHAN

Laporan Kunjungan Industri dengan Judul:


Penerapan Pengolahan Limbah B3 Di Pt. Indo Acidatama Tbk. Karanganyar

Kelompok 5

Telah disahakan pada:

Hari…………..tanggal……………………….tahun…….

Dosen Pengampu Pembimbing Praktikum

Tutug Bolet Atmojo, S.K.M., M.Si Ica Yuniar Sari,SST

NIP. 198108042015041002 NIP. 1988060120150401

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i


PENGESAHAN .........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 4
B. TUJUAN ........................................................................................................................ 5
C. MANFAAT .................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 6
A. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 6
B. PERUNDANG UNDANGAN ......................................................................................... 8
BAB III .................................................................................................................................... 10
HASIL ...................................................................................................................................... 10
A. PELAKSANAAN ........................................................................................................ 10
B. DESKRIPSI PERUSAHAAN .................................................................................... 10
C. OBSERVASI ............................................................................................................... 12
BAB IV .................................................................................................................................... 13
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 13
A. PRODUK ..................................................................................................................... 13
B. POTENSI BAHAYA ................................................................................................... 14
C. SMK3 ........................................................................................................................... 15
D. PENGELOLAAN LINGKUNGAN ............................................................................. 16
BAB V ..................................................................................................................................... 19
PENUTUP................................................................................................................................ 19
A. SIMPULAN ................................................................................................................. 19
B. SARAN ......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan sektor industri dan kemajuan ekonomi di Indonesia saat ini tidak
hanya memberikan dampak positif saja, tetapi juga memberikan dampak negatif
terhadap beberapa aspek kehidupan di masyarakat. Pada era industri seperti sekarang
ini, banyak perusahaan yang mendirikan pabrik selain untuk membantu meningkatkan
perekonomian Indonesia, adanya penambahan lapangan kerja juga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di sekitar area pabrik serta mengurangi jumalah
pengangguran di Indonesia. Namun selain membawa dampak positif, dengan adanya
pabrik akan berdampak juga bagi lingkungan di sekitar pabrik. Jika dalam proses
produksi di pabrik atau perusahaan tersebut menggunakan bahan berbahaya dan
beracun, maka harus lebih diperhatikan dalam penggunaaan dan pengelolaan limbah
yang dihasilkan agar tidak merusak dan berdampak buruk pada lingkungan dan alam
sekitar.
PT. Indo Acidatama Tbk.yang terletak di Kecamatan Kebakkramat,
Karanganyar, Jawa Tengah merupakan salah satu industri agro kimia dan perusahaan
yang memproduksi bahan-bahan kimia berbahaya. Proses produksinya juga begitu
komplek, menggunakan peralatan/mesin yang canggih. Selain potensi bahaya dari
bahan-bahan kimia yang diproduksi, PT. Indo Acidatama Tbk. juga memiliki potensi
bahaya yang cukup komplek seperti kebakaran, peledakan dan potensi bahaya yang
berasal dari mesin-mesin serta tempat kerja yang tidak aman. Sedangkan faktor-faktor
bahaya yang ada seperti kebisingan, penerangan, iklim kerja, debu, dan pemaparan
bahan berbahaya dan beracun (B3).

4
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses apa saja yang terdapat di PT. Indo Acidatama Tbk.
2. Untuk mengetahui penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di
PT. Indo Acidatama Tbk.
3. Untuk mengetahui penerapan K3 di PT. Indo Acidatama Tbk.
4. Untuk mengetahui faktor bahaya yang ada di PT. Indo Acidatama Tbk.
5. Untuk mengetahui pengolahan limbah di PT. Indo Acidatama Tbk.

C. MANFAAT
A) Bagi Praktikan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses yang terdapat pada PT. Indo Acidatama
Tbk.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penerapan K3 di lingkungan PT. Indo
Acidatama Tbk.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan potensi bahaya di PT. Indo Acidatama Tbk.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan kecelakaan kerja di PT. Indo
Acidatama Tbk.
5. Mahasiswa mampu mejelaskan pengolahan limbah yang diterapkan oleh PT. Indo
Acidatama Tbk.
B) Bagi Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Sebagai sarana pengembangan ilmu K3 (Keselamatn dan Kesehatan Kerja)
2. Dapat menambah referensi kepustakaan tentang sistem manajemen lingkungan
pada lingkup industri di perpustakaan Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran UNS.
3. Meningkatkan kemampuan aplikatif bagi mahasiswa atau praktik untuk mata kuliah
diagram alir.
4. Membekali mahasiswa untuk dapat menerapkan disiplin ilmu dalam kenyataan di
lapangan.
5. Menjalin hubungan yang baik antara akademisi dan pelaku industri.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Limbah B3 dan Karakteristiknya

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain (Pasal 1 Ayat 1 PP No 101 Tahun 2014). Kemudian Limbah B3
diartikan sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3 (Pasal 1 Ayat
2 PP No 101 Tahun 2014). limbah B3 didefinisikan sebagai limbah dengan karakteristik
tertentu, yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.Dari
beberapa sumber tersebut, secara sederhana Limbah B3 adalah limbah yang dapat
merusak kelangsungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya. Adapun
karakterisitik Limbah B3 yakni:
(1) mudah meledak;
(2) mudah menyala;
(3) reaktif;
(4) infeksius;
(5) korosif; dan
(6) beracun (Pasal 5 Ayat 2 PP No 101 Tahun 2014)

b. Macam Macam Limbah B3


Suatu limbah dapat dikatakan sebagai limbah B3 apabila memenuhi satu atau lebih
kriteria mudah meledak, mudah terbakar, beracun, bersifat reaktif, bersifat korosig dan
dapat menyebabkan infeksi. Menurut sumbernya, limbah B3 dibagi menjadi 4 macam,
yaitu:

1. Primary Sludge

Limbah jenis ini berasal dari tangki sedimentasi (pengendapan benda padat karena
pengaruh gaya berat) pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa (jumlah

6
benda hidup di suatu perairan secara keseluruhan) senyawa organik yang stabil dan
mudah menguap.

2. Chemical Sludge

Chemical Sludge adalah jenis limbah B3 yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi

3. Excess Activated Sludge.

Limbah yang berasal dari proses pengolahan lumpur aktif dan mengandung banyak
padatan organik berupa lumpur.

4. Digested Sludge

Limbah B3 jenis ini berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobis atau
anaerobic. Padatan yang dihasilkan oleh limbah ini cukup stabil dan banyak
mengandung padatan.

B. Pencegahan Pencemaran Limbah B3

Terkait dengan karakteristiknya yang berbahaya dan beracun, limbah B3 perlu


mendapatkan penanganan khusus agar tidak membahayakan manusia dan lingkungan.
Oleh karena itu kegiatan pencegahan pencemaran limbah B3 perlu mendapatkan
perhatian yang serius. Semua jenis aktifitas yang bertujuan untuk mengurangi produksi
limbah B3 merupakan bentuk pencegahan pencemaran. Adapun jenis aktifitas yang
dimaksud yakni :
(a) pengubahan produk dengan cara penggantian jenis produk dan pengubahan
komposisi produk;
(b) pengendalian di sumber dengan menerapkan prosedur operasi yang baik,
pengubahan bahan baku, dan pengubahan teknologi;
(c) Recycling yakni limbah dikembalikan ke proses, digunakan sebagai bahan
baku proses lain dan diolah sebagai produk sampingan

7
B. PERUNDANG UNDANGAN

 UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.


 PP No 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
 PP No 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
 PerMenLH No 18 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Perizinan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
 PerMenLH No 30 Tahun 2009 Tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan
Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah
Daerah.
 PerMenLH No 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan Label Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
 PerMenLH No 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki Analisis Dampak Lingkungan Hidup.
 PerMenLH No 02 Tahun 2008 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun.
 PerMenLH No 63 Tahun 2016 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Penimbunan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Fasilitan Penimbusan Akhir.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.74/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2019 Tahun 2019 Tentang Program Kedaruratan
Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun Dan/Atau Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun
 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47 Tahun 2019 Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-Dag/Per/9/2009 Tentang Pengadaan,
Distribusi Dan Pengawasan Bahan Berbahaya
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Pencegahan Dan
Penanggulangan Keadaan Darurat Bahan Kimia Dalam Kegiatan Usaha Industri
Kimia
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.101/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2018 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemulihan
Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

8
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.95/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2018 Tahun 2018 Tentang Perizinan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Terintegrasi Dengan Izin Lingkungan
Melalui Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.36/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2017 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Registrasi Dan
Notifikasi Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor
P.63/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Dan Tata
Cara Penimbunan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Di Fasilitas Penimbusan
Akhir
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.56/Menlhk-
Setjen/2015 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.55/Menlhk-
Setjen/2015 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Uji Karakteristik Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
 Instruksi Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Persyaratan
Dan Kewajiban Dalam Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Penanganan
Ancaman Kimia, Biologi, Dan Radioaktif

9
BAB III

HASIL

A. PELAKSANAAN
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester III Diploma IV Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 10 Desember 2019
Waktu : 13.00 – selesai WIB
Lokasi : PT. Indo Acidatama Tbk.Karanganyar

B. DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Indo Acidatama berdiri pada tahun 1983, dan bergerak dibidang agrokimia. Pada
awalnya, tahun 1983 perseroan bernama PT. Indo Alkohol Utama. Kemudian pada tahun
1986 berubah nama menjadi PT. Indo Acidatama Chemical Industry dengan ethanol
sebagai produk utama.
Pada tahun 1987 dibangun pabrik seluas 11 ha dengan kapasitas terpasang sebesar
18.000 kl ethanol/tahun, acetid acid 12.000 ton/tahun, ethyl acetate sebesar 4.500
ton/tahun.
Berbagai upaya modifikasi dan ekspansi dilakukan sehingga dalam satu dasawarsa
kapasitas produksi ethanol PT. Indo Acidatama menjadi yang terbesar di Indonesia dengan
luas lahan 22 ha.
Pada Oktober 2005, PT. Indo Acidatama melakukan merger dengan PT. Sarasa
Nugraha Tbk. serta tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode SRSN pada group
Industri Dasar dan Kimia. Pada Mei 2006, berubah menjadi PT. PT. Indo Acidatama Tbk.
Dengan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik serta mengutamakan
kepuasan pelanggan kami senantiasa terus menerus menciPT.akan inovasi terbaik yang
selaras dengan visi: "Menjadi Terdepan Dalam Industri Agro Kimia Bertaraf Internasional
dan Berwawasan Lingkungan". Visi diatas diwujudkan dengan misi : Menjadi pemimpin
dalam industri kimia berbasis ethanol. Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan.
Memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Mengutamakan proses
produksi yang berwawasan lingkungan. Menjamin kualitas produk. Selalu membina

10
kepercayaan dengan karyawan, distributor dan pemasok. Menjunjung tinggi kemampuan
individu dan kerjasama team serta mengutamakan keselamatan kerja.
Di semua bagian, karyawan, manajemen dan staf berfungsi secara efisien dan efektif.
Setiap karyawan memahami tugas-tugasnya dan memiliki komitmen terhadap perusahaan.
Hal ini berperan besar terhadap kinerja perusahaan. Dalam usaha peningkatan kinerja
perusahaan sangat disadari karyawan yang terlatih, dedikatif dan loyal akan memberikan
kontribusi yang signifikan.
Sumber daya manusia yang sungguh berharga tersebut secara berkala dan terencana
diikutsertakan dalam seminar, simposium dan workshop/ lokakarya baik di Indonesia
maupun di luar negeri. PT. Indo Acidatama Tbk. mengambil langkah-langkah yang
seksama untuk menjamin bahwa karywannya sangat terlatih dan mempunyai motivasi
tinggi dalam bidang industri. Hubungan yang harmonis antara karyawan dan perseroan
adalah ciri lain yang dimiliki PT. Indo Acidatama Tbk..
Budaya ini terus dikembangkan agar pencapaian visi dan misi perseroan akan
diimbangi dengan dedikasi loyalitas, dan moralitas yang tinggi dari karyawan. Sebagai
bagian dari program kesejahteraan karyawan, perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas
seperti program asuransi kesehatan, jaminan hari tua, poliklinik, koperasi dan saran ibadah.
Selain itu, perusahaan menjalankan program reguler berupa kegiatan olah raga, seni
budaya, dan rekreasi keluarga karyawan.
Komitmen untuk menjaga bumi yang hijau direalisasikan dengan diluncurkannya
produk Pupuk Organik Plus dengan merek pomi dan randex serta Decomposer Plus dengan
merk beka. dan produk organik lainnya. Pemakaian Pupuk Organik Plus pomi dan randex
selain meningkatkan produksi pertanian, lahan pertanian akan kembali tingkat
kesuburannya, dan pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan masyarakat dan
lingkungan. Semua komitmen lugas ini dipersembahkan bagi bumi yang hijau dan anak
cucu kita.

11
C. OBSERVASI

Observasi dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Desember 2019. Observasi ini
dilaksanakan di PT. Indo Acidatama Tbk yang terletak di Jl. Raya Solo Sragen km 11.4
kemiri, Kebakramat, Surakarta. PT. Indo Acidatama ini merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang industri agro kimia. Berdiri pada tahun 1983 dan diresmikan oleh
Presiden Soeharto pada 20 Juli 1989. PT. Indo Acidatama ini memproduksi ethanol, acetic,
ethil acetat dengan tetes tebu (molases) sebagai bahan baku nya. .Waktu kerja di PT. Indo
Acidatama ini memiliki 3 shift kerja yaitu pukul 07.00 sampai 15.00, pukul 15.00 sampai
23.00, pukul 23.00 sampai 07.00 dengan jumlah karyawan sebanyak 350.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PRODUK
PT. Indo Acidatama Tbk. memiliki empat jenis produk, yaitu:
1. Ethanol (C2H5OH)
Ethanol berkualitas Super Prima dengan kemurnian 96,5% bV, yang dapat
digunakan untuk :
 Industri minuman, kosmetik, parfum & rokok.
 Melarutkan lemak, resin, oil dan hydrocarbon.
 Bahan baku untuk Acetaldehyde, Acetic Acid, Ethyl Acetate dan Ethylene.
PT. Indo Acidatama Tbk. merupakan penghasil Ethanol terbesar di Indonesia.
2. Acetic Acid (CH3COOH)
Acid berkualitas Food Grade dengan kemurnian 99,8% bW, yang dapat digunakan
untuk :
 Solvent Katalisator dalam pembuatan Pure Terephthalic Acid (PT.A).
 Bahan baku Cellulosa Acetate, Ethyl Acetate, Vinyl Acetate & Acetic
Anhydride.
 Food additive & cuka.
 Industri tekstil, farmasi dan karet.
PT. Indo Acidatama Tbk. merupakan penghasil Acetid Acid pertama dan satu-
satunya produsen di Indonesia dan Asia Tenggara yang terpadu dengan Ethanol.
3. Ethyl Acetate (CH3COOC2H5)
Ethyl Acetate dengan kemurnian 99,9% bW, yang dapat digunakan untuk bahan
pelarut cat, plastik, serta digunakan dalam industri farmasi dan percetakan.
4. Pupuk Bio Organik Plus
Dengan pemanfaatan teknologi modern dalam penelitian dan pengujian yang terus
menerus, PT. Indo Acidatama Tbk. dapat menghasilkan produk berkualitas berupa
Pupuk Bio Organik Plus dengan merek dagang pomi dan randex serta Decomposer
Plus dengan merek dagang beka.

13
Saat Ini, total kapasitas produksi PT. Indo Acidatama Tbk. dapat diringkas sebagai
berikut :
Production Result/Year Production Start Capacity by year Machineries
Ethanol 1988 50.000 KL Made In Germany
Acetid Acid I 1988 16.500 Ton
Acetid Acid II 1994 16.500 Ton
Ethyl Acetate 1988 7.500 Ton
Bio Organic Fertilizer Plus 2006 66.0

B. POTENSI BAHAYA
Pengaruh B3 antara lain dapat menimbulkan :
1) Kebakaran, terjadi bila bahan kimia yang mudah terbakar (pelarut organik dan gas)
berkontak dengan sumber panas. Sumber panas dapat berupa api terbuka, logam panas,
bara api atau loncatan listrik. Kebakaran dapat pula menimbulkan ledakan lain yang lebih
dahsyat atau dapat juga menghasilkan bahan lain yang bersifat racun.
2) Ledakan, yaitu suatu reaksi yang amat cepat dan menghasilkan gas dalam jumlah yang
besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang amat cepat dari bahan peledak, atau gas
yang mudah terbakar atau reaksi dari berbagai peroksida organik. Dapat juga terjadi
karena adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak terkendali.
3) Keracunan, yaitu masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat berakibat keracunan
akut atau keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat penyerapan B3 dalam jumlah
yang besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat pula berakibat fatal seperti
keracunan gas CO, dan HCN. Kemudian bahan kimia tersebut seperi uap Pb, benzena
dapat mengakibatkan leukimia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat
pernafasan dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh
tertentu sehingga dapat langsung mengganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru,
dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ tubuh
tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka waktu yang panjang.
4) Iritasi, yaitu kerusakan atau peradangan permukaan tubuh seperti kulit, mata dan saluran
pernafasan oleh bahan kimia korosif, atau iritan seperti asam klorida dan lain-lain.

14
Perusahaan telah melakukan pencegahan secara dini atau prefentif terhadap segala
jenis potensi dan faktor bahaya yang ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
misalnya : kebakaran, peledakan, kebocoran bahan kimia dengan menyediakan alat
pemadam kebakaran; pengamanan tempat-tempat penyimpanan bahan kimia mudah terbakar
dan meledak; pengamanan pada mesin, dan pengamanan pada tenaga kerja dengan
menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan potensi dan faktor bahaya yang dihadapi. Hal
ini telah sesuai dengan Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3
yang mengatur tentang syarat-syarat keselamatan kerja dalam mencegah dan mengurangi
kecelakaan bahaya kebakaran dan peledakan.
PT. Indo Acidatama Tbk, juga telah membentuk tim pemadam dan penanggulangan
kebakaran, yang beranggotakan baik karyawan shift maupun non shift. Tim ini telah
melakukan pelatihan secara terprogram, berkesinambungan dan bertahap yang terkoordinasi
oleh bagian Safety. Setiap shift ada tim yang selalu siap selama 24 jam. Hal ini telah sesuai
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 186/MEN/1996 tentang Penanganan Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja, yang menyebutkan bahwa “harus diadakan penjagaan
terus menerus selama 24 jam termasuk hari libur”, sehingga apabila terjadi kebakaran dapat
segera diatasi Selain pelatihan DAMKAR, perusahaan juga dilengkapi dengan berbagai
sarana dan peralatan seperti : Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Hydrant dan 1 buah APA
(Alat Pemadam Api). Hal ini sesuai dengan Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang Alat
Pemadam Api Ringan.

`Untuk potensi dan faktor bahaya lain yaitu kondisi dan tindakan yang tidak aman,
dilakukan inspeksi secara rutin yang dilakukan oleh Safety Inspector. Inspeksi dilaksanakan
dengan menggunakan Check List dan hasil inspeksi dibawa dalam rapat manajemen untuk
dilakukan tindakan koreksi dan perbaikan.

C. SMK3
PT Indo Acidatama merupakan perusahaan yang telah menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Hal ini sesuai dengan apa yang telah
diatur dalam PP No. 50 Tahun 2012. Dalam penerapannya, perusahaan sudah memiliki
komitmen manajemen untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja
yang tertuang dalam kebijakan K3 perusahaan. Kebijakan K3 ini sangat penting, karena di
dalamnya tertuang komitmen seluruh pekerja dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. Penerapan SMK3 lainnya di perusahaan ini antara lain partisipasi karyawan yang
diwujudkan dalam audit internal SMK3 yang dilaksanakan 1 tahun sekali. Melalui kegiatan

15
ini, karyawan dapat berpartisipasi dalam mewujudkan terlaksananya K3 di tempat kerja,
karena dalam pelaksanaannya beberapa karyawan dalam satu divisi akan melakukan audit
SMK3 di divisi lain. Selain itu, perusahaan juga telah menerapkan kepatuhan karyawan dan
kepatuhan terhadap hukum dalam rangka menerapkan SMK3 di perusahaan. Program K3
yang telah dilaksanakan oleh PT. Indo Acidatama Tbk diwujudkan dalam :
1. Menempatkan organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada posisi yang dapat
menentukan keputusan perusahaan untuk dapat menunjang efisiensi produktivitas
kerja dan proses produksi.
2. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam menunjang program
K3.
3. Menetapkan personel yang mempunyai disiplin, tanggung jawab, wewenang dan
kewajiban yang jelas dalam penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
khususnya bila terjadi kecelakaan kerja.
4. Perencanaan dan penerapan program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang efektif, efisien dan terkoordinasi dengan baik.
5. Melakukan koreksi, penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan program-
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

D. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
1. Penanganan Limbah
PT. Indo Acidatama Tbk menghasilkan beberapa macam limbah yaitu sludge yang
berupa lumpur yang berasal dari area 200, Stillage yang menjadi limbah utama yang berupa
cairan yang mencapai 800 m3 /hari dengan kadar COD 120.000 ppm, BOD 70.000 ppm
yang berasal dari area 300, untuk mengatasi limbah tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
a) Diolah
Stillage dari area 300 dialirkan ke dalam 3 buah bak yang masing-masing mempunyai
ukuran 145 m x 45 m x 7 m, yang prosesnya terjadi secara anaerob dengan dilapisi plastic
sitesis HPPE. Di dalam bak ini limbah diberi nutrisi berupa urea, TSP dan NaOH untuk
pengaturan PH, serta pengadukan dengan menggunakan pompa lalu waktu tinggal di dalam
bak selama 99 hari. Hasil yang diperoleh adalah gas (biogas) yang kemudian dilewatkan
di Unit Scrubber untuk mengikat gas H2S dan kemudian digunakan sebagai bahan bakar
Boiler, dan sisanya digunakan untuk pembuatan pupuk kompos. Keluar dari anaerobic
lagoon cairan mencapai kadar COD 25.000 ppm dan BOD 5000 ppm setelah itu dialirkan

16
ke aerobic lagoon dan diberi urea dan TSP dengan waktu tinggal di bak selama 20 jam
kemudian dilanjutkan ke biological clarifier untuk memisahkan sludge dengan cairannya.
Sebagian sludge digunakan untuk campuran pembuatan kompos sedang cairannya
dimasukkan dalam clarifier setelah ditambah bahan koagulan dan flokulan untuk dibuat
pupuk sedangkan cairannya dilewatkan sand filter dan carbon filter kemudian dibuang
kesungai karena telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu dengan kandungan BOD
80 ppm.
b) Dimanfaatkan
Sekitar 25% dari jumlah stillage yang dihasilkan tiap hari dimanfaatkan untuk
pembuatan pupuk seperti kompos, super alfinase, dan granulair alfinase.
1) Proses pembuatan pupuk super alfinase dibuat dari pupuk kompos yang ditambah
dengan phospat, dolomit, abu sekam, bekatul, tembakau yang rusak, kotoran ayam dan
EM4 (efektif mikroorganisme).
2) Pupuk kompos sendiri dibuat dari dedaunan dan grajen yang disiram dengan stillage
yang sudah ditambah dengan mikroba tertentu. Prosesnya dilakukan selama 26 hari dan
diaduk setiap hari, setelah menjadi kompos (C - N ratio < 20 ) diperkaya dengan bahan
tertentu sampai kandungan N, P, K nya sesuai standar.
3) Pupuk granulair alfinase dibuat dari super alfinase ditambah sludge yang dipadatkan.

Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di perusahaan ini sudah cukup
diperhatikan. Dimulai dengan proses pembelian bahan baku berupa molasses yang
diperoleh dengan cara pelelangan di beberapa pabrik gula, kemudian proses pengangkutan
bahan baku ke perusahaan yang menggunakan jasa pihak ketiga/transportir. Setelah bahan
baku sampai di perusahaan, bahan baku ini akan ditimbang, kemudian dipompa untuk
masuk ke penyimpanan. Penyimpanan bahan baku di PT Indo Acidatama menggunakan
banker-banker khusus yang telah dilengkapi dengan smoke detector yang berguna untuk
mendeteksi adanya kebakaran. Smoke detector ini juga terdapat di tangki-tangki
penyimpanan bahan yang sudah jadi, karena bahan-bahan hasil produksi PT Indo
Acidatama ini sebagian besar merupakan bahan yang mudah terbakar, sehingga proteksi
kebakaran sangat penting untuk diletakkan di area penyimpanan ini. Proses pengangkutan
bahan jadi ke perusahaan-perusahaan pembeli juga menggunakan jasa dari pihak ketiga.
Pengemudi kendaraan pengangkut ini telah memiliki izin khusus untuk mengangkut B3.
Hal ini sangat penting untuk memberi jaminan selama proses pengangkutan bahan dari PT
Indo Acidatama ke perusahaan pembeli. Proses pengolahan limbah di perusahaan ini pun
17
menggunakan pihak ketiga, tetapi ada beberapa produk samping yang digunakan kembali
sebagai bahan bakar boiler, salah satunya adalah gas metana.

2. Pemantauan Lingkungan Kerja


Pemantauan lingkungan kerja di PT. Indo Acidatama Tbk dilakukan oleh Tehnik
Lingkungan, Balai Hiperkes, Balai Lingkungan Hidup, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) dan Depnaker dengan melakukan pengukuran kualitas udara emisi dan ambien
setiap 1 tahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan untuk pengukuran intensitas kebisingan, penerangan, suhu dan
kelembaban, getaran, debu, audiometri dan lainnya belum dilakukan secara teratur
biasanya hanya dilakukan oleh mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL), khususnya dari
Kesehatan Kerja, Hiperkes dan Keselamatan Kerja dan mahasiswa akademi kesehatan
lingkungan.
PT Indo Acidatama juga telah memberi perlindungan atas keselamatan bagi para
pekerja. Hal ini sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam UU No. 14 Tahun 1969
Pasal 9 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja. Perlindungan ini
dilakukan dalam bentuk pemberian APD bagi pekerja secara cuma-cuma. Selain itu, sudah
ada sarana-sarana K3 seperti APAR, hidran, APAB, dan lain-lain. Sarana-sarana yang ada
juga telah rutin diperiksa dan dipelihara. Penerapan working permit juga telah dilaksanakan
di perusahaan ini, karena terdapat pekerjaan-pekerjaan khusus seperti pada bagian power
listrik, serta pekerjaan yang berhubungan dengan api/panas yang harus memakai working
permit.

18
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN
AA PT Indo Acidatama memiliki potensi bahaya seperti kebakaran, ledakan,
keracunan, iritasi. Dsetiap potensi bahaya tersebut, perusahaan PT Indo Acidatama telah
melukakan pencegahan secara dini atau prefentif. Sesuai dengan regulasi yang mengatur
yaitu undang-undang NO. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 yang
mengatur tentang syarat-syarat keselamatan kerja dalam mencegah dan mengurangi
kecelakaan bahaya kebakaran dan peledakan.
PT Indo Acidatama juga telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Hal ini sesuai dengan apa yang telah diatur dalam PP No. 50
Tahun 2012.

B. SARAN
PT. Indo Acidatama menurut saya sudah mengikuti standar sesuai regulasi yang
berlaku. Agar perusahaan tetap berjalan dengan baik proses produksinya, sebaiknya
perusahaan meningkatkan aturan-aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Karena
jika karyawan bekerja dengan baik, produksi perusahaan juga akan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, M. P. (2009). Magang Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Indo
Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat Karanganyar (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Sebelas Maret).
Purwani, I. (2009). Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja di pt. Indo Acidatama tbk,
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).
Sanjaya, A. M., & Indriyana, P. (2017). ANALISIS PERLAKUAN BIAYA PENGOLAHAN
LIMBAH PADA PT. INDO ACIDATAMA, TBK KABUPATEN
KARANGANYAR (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).

20

Anda mungkin juga menyukai