BIDANG KEGIATAN
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
PENGESAHAN PKM-PENERAPAN TEKNOLOGI
1. Judul Kegiatan : PETAJATIS: Inovasi Penyiraman
Tanaman Jamur Tiram (Pleurotus
Ostreatus) Otomatis Berbasis
Telepon Seluler Pintar pada UKM
Jamur Nusantara
2. Bidang Kegiatan : PKM-T
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nian Qurrota
b. NIM : 205040201111213
c. Jurusan : Agroekoteknologi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP : Jln Diponegoro, Kembang Sari,
Selong, Lombok Timur, NTB.
f. Alamat Email : nianqr22_@student.ub.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar :-
b. NIDN :-
c. Alamat Rumah dan No Telp/Hp :-
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp7.295.500,00
b. Sumber lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksana : 4 bulan
Malang, 10 Desembber 2020
Menyetujui,
Wakil Dekan Fakultas Pertanian Ketua Pelaksana Kegiatan
Universitas Brawijaya
(___________________) (___________________)
NIP. NIDN.
i
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PKM-PENERAPAN TEKNOLOGI....................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................v
BAB I . PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian................................................................................................2
1.3. Luaran................................................................................................................2
1.4. Manfaat..............................................................................................................3
1.5. Gambaran Umun MITRA (Jamur Nusantara)....................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1. Jamur Tiram.......................................................................................................3
2.2.1. Klasifikasi..................................................................................................3
2.2.2. Pemeliharaan Jamur....................................................................................4
2.2. Sensor Suhu LM35.............................................................................................4
2.3. Arduino Uno.......................................................................................................4
2.4. IP Camera...........................................................................................................5
2.5. Smartphone........................................................................................................5
BAB III. METODE PELAKSANAAN...........................................................................5
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................................5
3.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan..........................................................................5
3.2.1. Pengumpulan Alat dan Bahan....................................................................6
3.2.2. Perancangan Alat........................................................................................6
3.2.3. Proses Pembuatan Alat...............................................................................7
3.2.4. Pengujian Alat............................................................................................7
3.2.5. Indikator Keberhasilan...............................................................................8
3.3. Pembuatan Modul..............................................................................................8
3.4. Sosialisasi...........................................................................................................8
3.5. Monitoring dan Evaluasi....................................................................................8
3.6. Pembuatan Laporan Akhir..................................................................................9
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.............................................................9
4.1. Biaya Penelitian.................................................................................................9
4.2. Jadwal Kegiatan.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
LAMPIRAN...................................................................................................................11
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I . PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jamur merupakan makanan yang digemari masyarakat saat ini. Di Malang
sendiri budidaya jamur telah banyak yang menekuninya, terutama jamur tiram
putih karena potensi jamur yang dapat tumbuh sepanjang tahun dan kandungan
gizi yang terdapat pada jamur tiram merupakan faktor yang memicu masyarakat
tertarik membudidayakan jamur tiram. Namun proses budidaya jamur tiram
membutuhkan tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dibandingkan
penyiraman tanaman lain. Karena dikerjakan secara manual, tentunya petani
jamur akan membutuhkan waktu dan tenaga extra dalam proses produksi agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
Di Malang tepatnya di Kecamatan Singosari merupakan salah satu tempat
pembudidaya jamur tiram putih. UKM Jamur Nusantara adalah salah satu ukm
yang bergerak dibidang budidaya jamur tiram putih. Ukm Jamur Nusantara
memproduksi jamur tiram segar kurang lebih sekitar 3000-5000-an baglog untuk
dijual ke pengepul (Yulianto, 2019). Proses penyiraman menjadi salah satu
masalah dalam proses budidaya jamur tiram. Kebutuhan debit air yang sesuai
terkadang menjadi salah satu penyebab tidak maksimalnya hasil budidaya jamur.
Hal tersebut bisa disebabkan oleh kesalahan manusia (human error), dikarenakan
hanya mengandalkan feeling dalam melakukan penyiraman jamur. Sebaiknya
dalam hal penyiraman dilakukan penyiraman dengan debit air yang sesuai dengan
suhu yang ada pada ruangan.
Untuk mendapatkan jamur tiram yang berkualitas, diperlukan pemeliharaan
yang baik, salah satunya dalam hal penyiraman. Idealnya penyiraman jamur
dilakukan tiga kali sehari, dengan penyiraman dilakukan pada pagi, siang dan
sore hari, dengan keadaan suhu ruangan kisaran 25°C – 30°C, jika penyiraman
dilakukan pada suhu kurang dari 25°C – 30°C maka baglog jamur akan lembab
sehingga memungkinkan jamur untuk terselip kedalamnya sehingga pertumbuhan
jamur tidak stabil. Sedangkan, jika penyiraman dilakukan pada suhu diatas 25°C –
30°C dibutuhkan lebih banyak penyiraman agar jamur tetap pada suhu standar
yang dapat menghasilkan hasil jamur dengan keadaan yang sehat dan hasilnya
lebih besar.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti berusaha menawarkan solusi alat
penyiram jamur yang lebih komprehensif, dalam arti tidak hanya terbatas untuk
penyiram jamur saja tetapi bisa dikendalikan dimana saja. Alat tersebut berupa
sistem yang dapat bekerja melalui telepon seluler pintar dimana penyiraman
tanaman dapat dilakukan pada waktu dan suhu yang tepat, tanpa pergi ke tempat
budidaya dan bisa melihat langsung perkembangan jamur tiram melalui kemera
yang dihubungkan dengan aplikasi yang terdapat pada telepon seluler. Sistem ini
menggunakan sensor suhu yaitu LM 35 berbasis microcontroller Arduno Uno
yang berfungsi mendeteksi temperatur pada lokasi yang akan disiram tersebut.
1
Apabila suhu dikategorikan melebihi batas minimum yang telah diatur pada
program, yaitu dengan rentang suhu 26°C - 30°C maka sistem akan langsung
bekerja dengan memberikan debit penyiraman air sesuai keadaan suhu pada ruang
budidaya. Dengan penyiraman menggunakan sprinkler agar dapat meratakan
jumlah air yang keluar.
Penggunaan sensor suhu pada sistem ini dimaksudkan agar penyiraman
dilakukan pada kondisi suhu yang tepat. Tinggi rendahnya suhu menjadi salah
satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan
hidup dari jamur tiram. Pada umumnya suhu yang baik bagi jamur tiram adalah
antara 26°C sampai dengan 30°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas
normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti.
Konsep alat penyiram otomatis ini pada dasarnya terinspirasi oleh penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Utami (2012). Penelitian yang dilakukan
merujuk pada sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor
suhu LM35 sebagai pendeteksi suhu daerah sekitar tanaman yang akan disiram.
Suhu yang dapat dideteksi oleh sensor suhu LM35 memiliki rentang antara -55oC
sampai dengan +150oC. Sensor LM35 dapat langsung dihubungkan pada
rangkaian pengendali tanpa menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal secara
terpisah.
Dari penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sensor suhu LM 35
yang akan terpasang pada tempat budidaya jamur dapat memberikan data suhu
yang akan di memberikan sinyal ke arduino, sehingga otomatis akan dapat
memudahkan petani dalam mengontrol perkembangan jamur. Peneliti juga akan
menambahkan perangkat kamera cctv, dan penelit juga akan menggunakan
perkembangan dengan metode aplikasi yang akan dibuat sehingga petani jamur
akan lebih mudah memantau perkembangan jamur tersebut.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mewujudkan konsep
“PETAJATIS”. Membuat inovasi ramah lingkungan yang akan membantu para
petani jamur untuk meringankan pekerjaannya dalam menyiram dan merawat
jamur secara otomatis hanya dengan menggunakan telepon seluler pintar yang
akan mengatur dan memantau proses pertumbuhan jamur sehingga walaupun
memiliki jarak yang jauh dengan tempat pertumbuhan jamur petani tetapi dapat
mengontrol jalannya proses pertumbuhan jamur.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Program Kreatifitas Mahasiswa ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui potensi PETAJATIS sebagai inovasi dalam
penyiraman dan pengontrol jamur otomatis pada UKM Jamur Nusantara.
2. Untuk mengetahui pembuatan, cara kerja, serta perawatan PETAJATIS
sebagai inovasi dalam penyiraman dan pengontrol jamur otomatis pada
UKM Jamur Nusantara.
1.3. Luaran
Luaran dari program ini yaitu:
2
1. Menghasilkan teknologi rekayasa yang memanfaatkan IOT dalam
penyiraman tanaman jamur yang dapat memudahkan petani jamur.
2. Publikasi artikel.
3. Mendapatkan hak paten.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat Program Kreatifitas Mahasiswa ini, yaitu:
1. Mampu memberikan manfaat bagi semua petani dan pelaku usaha di
daerah Singosari, terutama bagi UKM Jamur Nusantara.
2. Mampu menciptakan inovasi dalam penyiraman dan pengontrol jamur
otomatis khususnya pada UKM Jamur Nusantara.
3. Mampu meningkatkan produktifitas jamur tiram.
1.5. Gambaran Umun MITRA (Jamur Nusantara)
Jamur Nusantara merupakan perusahan agribisnis yang bergerak di
bidang pengembangan usaha jasa dan perdagangan. Usaha ini teretak di Jalan
Perum Bumi Modoroko Raya, Boko, Watugede, Kec. Singosari, Malang, Jawa
Timur, yang dibuat oleh Bapak Zainul Abidin. Bapak Zainul Abidin yang
memiliki usaha dibidang pembudidayaan jamur tiram putih yang profitnya
tidak terlalu besar. Proses penyiraman jamur ini merupakan salah satu tahapan
dalam pembudidayaan jamur tiram. Permasalahan utama yang biasa dihadapi
oleh mitra dari Jamur Nusantara ini adalah masih menggunakan sistem manual
(konvensional), dimana dalam menggunakan sistem ini akan menguras waktu
serta tenaga yang begitu besar. Disisi lain, permintaan akan jamur tiram putih
ini lumayan meningkat sehingga proses percepatan dalam pembudidayaan
juga sangat dibutuhkan.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini masih
belum ada, dan masih diusahakan. Oleh karena itu, dengan bantuan alat
otomatis yang akan dibuat akan mempermudah para petani dalam melakukan
penyiraman jamur tiram putih. Mengaplikasian alat bantu dalam penyiraman
jamur tiram juga akan membantu pengusaha budidaya memangkas tenaga
kerja, sehingga dapat menekan pengeluaran pegawai dalam proses budidaya.
3
tahap dari siklus jamur tiram putih ini menurut (Suriwiria, 2002) adalah
sebagai berikut:
a. Spora (basidiospora). Apabila spora sudah masuk atau dewasa
berada di tempat yang lembab, maka akan tumbuh dan berkecambah
membentuk serat-serat halus yang menyerupai kapas yang disebut
dengan miselium atau miselia.
b. Jika miselia atau miselium berada di tempat yang memungkinkan
seperti kelembaban, temperatur, kandungan haranya, maka
kumpulan miselia tersbut akan membentuk primordia atau sebagai
bakal tubuh buah jamur.
c. Promordia atau bakal tubuh buah jamur kemungkinan akan
membesar dan pada akhirnya akan membentuk tubuh buah atau
bentuk jamur yang kemudian akan di panen.
d. Tubuh buah jamur dewasa akan membentuk spora. Spora ini akan
tumbuh di bagian ujung basidium, sehingga disebut basidiospora.
Apabila spora ini sudah matang atau dewasa, maka spora tersebut
akan jatuh dan tubuh menjadi buah jamur.
2.2.2. Pemeliharaan Jamur
Dalam pemeliharaan jamur tiram putih ini perlu dilakukannya
pembudidayaan dengan cara stabil yaitu dari segi suhu dan
kelembabannya. Suhu yang ideal adalah berkisar antara 22º - 28º C
dengan kelembaban 80% - 90%. Media tanam yang sudah penuh dengan
miselia dibuka dengan cara memotong bagian ujung dari pangkal cincin.
Pada saat pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun
jamur yang ada hingga akar-akarnya. Menurut Kurniawan (2004)
menyatakan bahwa apabila bagian jamur yang tertinggal dapat
membusuk sehingga dapat mengakibatkan kerusakaan media dan
merusak pertumbuhan jamur selanjutnya.
2.2. Sensor Suhu LM35
Sensor jenis ini digunakan untuk mengukur suhu disuatu daerah. Sensor
ini mempunyai karakteristik yang linear yaitu pada +10.0 mV/ºC. Sensor
suhu LM35 langsung terkalibrasi mendeteksi suhu dalam derajat celcius
(Nastullah, 2011)
. Adapun spesifikasi dari sensor LM35, sebagai berikut:
- Range deteksi -55°C sampai dengan +150°C
- Dioperasikan pada tegangan 4 sampai dengan 30 VDC.
2.3. Arduino Uno
Aduino UNO merupakan sebuah board mikrokontoler yang didasarkan
pada ATmega328. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk
menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer
dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke
4
DC atau menggunakan baterai untuk memulainya (Adriansyah dan
Hidyatama, 2013).
2.4. IP Camera
Menurut Mahatma dkk Innes (2010:12), Pengertian IP Camera
merupakan perkembangan dari CCTV. Yang membedakannya dengan CCTV
biasa F-12 adalah setiap kamera memiliki IP sendiri sehingga kita bisa
memilih kamera mana yang mau dilihat,IP Camera memungkinkan pemilik
rumah dan bisnis untuk melihat kamera mereka melalui koneksi internet yang
tersedia baik melalui computer maupun mobile phone yang mendukung 3G
(Astra dan Yesi, 2018).
2.5. Smartphone
Menurut Desira et al., dalam (Mayasari, 2016:7), software aplikasi pada
Smarthphone dikembangkan oleh operator dari device itu sendiri ataupun
phak ketiga yang ikut mengembangkan untuk kepentingan komersial. Sistem
operasi yang digunakan pada smartphone berbeda-beda, tetapi yang paling
banyak digunakan adalah system operasi yang berbasis. Pada umumnya
Smarthphone terdapat dua jenis system yaitu IOS dan Android, Android
adalah system operasi berbasis Linux yang digunakan untuk ponsel mencakup
system operasi, middleware, dan aplikasi.
6
: Sambungan CCTV ke handphone android dengan aplikasi
: Saluran air ke sprinkler.
(1) : Sensor suhu LM35 dihubungkan pada arduino uno menggunakan
jumper wires.
(2) : Ardiuno dihubungkan dengan breadboard menggunakan jumper
wires.
(3) : Ardiuno yang sudah tersambung dengan breadboard disambungkan
ke laptop menggunakan kabel USB.
(4) : Data dari laptop dihubungkan ke handphone 1 menggunakan
jumper wires.
(5) : Sinyal dari handphone 1 dikirim ke handphone 2 dan diproses
menggunakan aplikasi.
(6) : Data dari Handphone 2 dikirim ke Handphone 1.
(7) : Handphone 1 dihubungkan ke beardboard.
(8) : Breadboard dihubungkan ke ardiuno.
(9) : Ardiuno dihubungkan ke splinkler.
(10) : Saluran air dihubungkan dengan splinkler.
(11) : CCTV dihubungkan ke Handphone 2 menggunakan aplikasi.
3.2.3. Proses Pembuatan Alat
Langkah-langkah Pembuatan
1) Menyiapkan pipa yang telah dibolongkan pada pinggirnya, kemudian
pasang sprinkler pada bolongan tersebut.
2) Menghubungkan pipa dengan saluran air.
3) Membuat aplikasi penyiram jamur.Menghubungkan arduino dengan
breadboard dan sensor suhu LM35 menggunakan jumper wires.
4) Menghubungkan handphone 1 dengan ardiuno.
5) Arduino yang telah dihubungkan dengan breadboard dan sensor suhu,
kemudian dihubungkan dengan laptop untuk mengolah data
penyiraman jamur.
6) Data tersebut dikirim ke handphone 1, lalu handphone 1 mengirim
sinyal ke handphone 2.
7) Di handphone 2 data tersebut diolah dalam aplikasi.
8) Memasang CCTV pada tempat pembudidayaan, kemudian
dihubungkan ke handphone.
3.2.4. Pengujian Alat
Langkah-langkah Pembuatan
1) Menyiapkan pipa yang telah dibolongkan pada pinggirnya, kemudian
pasang sprinkler pada bolongan tersebut.
2) Menghubungkan pipa dengan saluran air.
3) Membuat aplikasi penyiram jamur.Menghubungkan arduino dengan
breadboard dan sensor suhu LM35 menggunakan jumper wires.
4) Menghubungkan handphone 1 dengan ardiuno.
7
5) Arduino yang telah dihubungkan dengan breadboard dan sensor suhu,
kemudian dihubungkan dengan laptop untuk mengolah data
penyiraman jamur.
6) Data tersebut dikirim ke handphone 1, lalu handphone 1 mengirim
sinyal ke handphone 2.
7) Di handphone 2 data tersebut diolah dalam aplikasi.
8) Memasang CCTV pada tempat pembudidayaan, kemudian
dihubungkan ke handphone.
3.2.5. Indikator Keberhasilan
Langkah-langkah Pembuatan
1) Apabila alat yang kami buat mengalirkan air dengan baik, maka
penyiraman jamur akan merata.
2) Apabila alat tersebut dapat mendeteksi suhu dengan baik, maka
penelitian tersebut dikatakan berhasil karena penyiraman sesuai
dengan suhu yang tepat akan menghasilkan kualitas jamur yang
berkualitas.
3.3. Pembuatan Modul
Pembuatan modul ini sangat berguna untuk memberikan informasi
terkait dengan budidaya jamur tiram yang lebih modern. Modul ini berisi
meliputi alat dan bahan yang akan dibutuhkan, membuat rancangan dan
skema dari alat dan bahan, proses pembuatan alat, dan pengujian dari
rancangan alat yang sudah dibuat.
3.4. Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan di tempat mitra lebih tepatnya di Jl. Perum
Bumi Mondoroko Raya, Boko, Watugede, Kec. Singosari, Malang, Jawa
Timur. Tahapan ini akan dilaksanakan secara personal dan intensif selama
satu bulan kepada mitra mulai dari kegiatan pengenalan alat yang akan
digunakan, pengoperasian alat, pemeliharaan alat serta penggantian
komponen jika terjadi penurunan kinerja, juga akan dibagikan modul dan
sampel produk jamur yang yang telah disiram menggunakan alat yang
berbasis telepon seluler pintar. Kemudian alat ini akan diaplikan pada
produksi jamur tiram yang dikelola oleh mitra.
3.5. Monitoring dan Evaluasi
Tahap monitoring dilakukan setelah tahap penerapan alat di mitra
dengan memantau proses penggunakan penyiraman pada budidaya jamur
dengan cara memantau jalannya alat sekaligus memantau perkembangan
budaya jamur melalui telepon seluler pintar (smartphone). Selanjutnya pada
tahap evaluasi ini akan dinilai sistem kerja alat, baik fungsional maupun
efektivitas prosesnya. Dari segi fungsional berupa produk yang dihasilkan
dan kinerja alat secara keseluruhan. Sementara dari segi efektivitasnya yaitu
kinerja dari alat berdasarkan hasil pengolahan data suhu ruangan yang dapat
dengan tepat mendeteksi sehingga dapat system dapat memancarkan debit air
8
yang cukup sesuai dengan suhu yang ada. Apabila alat tidak sesuai dengan
yang diharapkan maka dilakukan perbaikan alat kembali. Diharapkan dengan
adanya program UKM ini perkembangan jamur tiram akan mengalami
peningkatan nilai ekonomis setelah dikerjakan secara otomatis melalu
aplikasi pada smarthphone sehingga meringankan beban petani jamur.
3.6. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan dilakukan setelah semua tahap terselesaikan
sehingga hasil yang diperoleh dari pembuatan alat dapat dijelaskan secara
rinci sesuai dengan data yang diperoleh dan juga guna mengetahui tingkat
keberhasilan dari “PETAJATIS”
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemuadia
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-T.
Nian Qurrota
11
205040201111213
12
Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Irmadinza Citrasanty Putri
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Agroekoteknologi
4. NIM 205040201111208
5. Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 17 Juni 2002
6. Alamat E-mail irmadinzaaa@student.ub.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 0895342200682/ 085155467588
13
Anggota 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Wulan Permatasari
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Agroekoteknologi
4. NIM 205040201111209
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tangerang, 20 Februari 2002
6. Alamat E-mail wln_02@student.ub.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 085798306375
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemuadia
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-T.
Wulan Permatasari
205040201111209
14
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
15
cetak
- Pekerja 3 orang 100.000 300.000
- Dana tak terduga - 200.00 200.000
SUB TOTAL (Rp) 1.817.000
TOTAL 1+2+3+4 7.295.500
(Enam Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Enam Rupiah)
Wulan
Penanggungj
Permatasari/
awab alat
3. 205040201111 Agroekoteknologi - 24
dan bahan
209
elektronik.
16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelakasana
17
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Kerja Sama Dari Mitra
18
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang Akan Diterapkan
Baglog Jamur
19
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
20