Anda di halaman 1dari 23

 

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SISTEM PERINGATAN DINI PENGENDALIAN HAMA TIKUS


BERBASIS SMS PORTAL DI LAHAN PERTANIAN

BIDANG KEGIATAN :
PKM-GT

Diusulkan oleh :
Revi Chairunnisa 240110060052 (Angkatan 2006)
Dewi Unaeni 240110060065 (Angkatan 2006)
Fajarina Feriza 240110080010 (Angkatan 2008)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2010

 

 

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

1. Judul Kegiatan : Sistem Peringatan Dini Pengendalian


Hama Tikus Berbasis SMS Portal di Lahan
Pertanian
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Revi Chairunnisa
b. NIM : 240110060052
c. Jurusan : Teknik dan Manajemen Industri Pertanian
d. Universitas : Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan : Jl. Sentosa Asih 5 No.32, Bandung
No.Telp/HP No HP 08561153588
f. Alamat email : rev13_luvyellowduck@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Roni Kastaman, Ir., MT.
b. NIP : 196301201987011001
c. Alamat Rumah dan : Jl. Waas A No.17 Komp.Bank Duta,
No.Telp/HP Bandung No HP 08156225774
 

Bandung, 5 Maret 2010


Menyetujui,

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan


Fakultas Teknologi Industri Pertanian,

(Bambang Nurhadi, STP.,M.Sc) (Revi Chairunnisa)


NIP. 19760602 200003 1 003 NIM. 240110060052

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing


Universitas Padjadjaran,

(Trias Nugrahadi,dr.,Sp.KN) (Prof. Dr. Ir. Roni Kastaman, MT.)


NIP. 1961070419911031002 NIP. 196301201987011001
 

ii  
 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan suatu gagasan proposal Program Kreativitas Mahasiswa yang
berjudul “Sistem Peringatan Dini Pengendalian Hama Tikus Berbasis SMS Portal
di Lahan Pertanian”.
Bencana hama dan penyakit tanaman telah menimbulkan kerusakan yang
besar pada pertanian dan perkebunan penduduk yang dapat mempengaruhi tingkat
produksi. Salah satu hama yang mengakibatkan kerusakan besar adalah hama
tikus. Selama ini penanganan terhadap hama tikus dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya melalui gerakan bersama yang dilakukan serentak pada awal tanam
melibatkan seluruh petani seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan,
pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.
Gagasan mengenai sistem peringatan dini pengendalian hama tikus
berbasis sms portal di lahan pertanian ini disusun dalam upaya mengantisipasi
serangan hama tikus dan mempermudah petani dalam penanggulangan dan
pengendalian populasi hama tikus di lahan pertanian dan pada akhirnya
diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu petani mencegah gagal panen
atapun penurunan hasil panen.
Gagasan ini merupakan karya kecil penyusun yang hanya dapat terwujud
dengan dukungan, bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu
ucapan terima kasih sebesar-besarnya penyusun sampaikan kepada seluruh pihak
yang telah membantu, mendukung, membimbing, dan memotivasi penyusun
dalam penyusunan gagasan tertulis ini. Akhirnya, penyusun berharap semoga
gagasan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan
pertanian di Indonesia.

Bandung, 5 Maret 2010

Penyusun 

iii 
 
  4 
 

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
RINGKASAN .................................................................................................. vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

GAGASAN
Kondisi Kekinian: Masih Tingginya Penyebaran Populasi Tikus dan
Kerusakan dan Yang Diakibatkan Serangan Hama Tikus Di Lahan Pertanian 2
Perkembangbiakan dan Penyebaran Populasi Tikus Sawah yang
Sulit Dikendalikan ……………………………………………………... .. 3
Status, Kerusakan Tanaman, dan Kerugian Ekonomi……………………. 3
Daya Rusak Tikus Sawah Terhadap Tanaman Padi…………………….... 3
Pengendalian Hama Tikus .......................................................................... 4
Sistem Peringatan Dini Sebagai Upaya Antisipasi Serangan Hama Tikus…. 6
Sistem Peringatan Dini Berbasis SMS Portal (SMS gateway)………….... 7
Pihak-pihak yang Berperan
Peran Pemerintah ………………………………………………………… 8
Peran Masyarakat ....................................................................................... 8
Peran Perguruan Tinggi, Institusi Atau Lembaga Penelitian ……………. 8
Peran Pihak Swasta ……………………………………………………… 9
Langkah-langkah Strategis dalam Penerapan
Rekomendasi Tindakan Pengendalian ………………………………….. 9
Penyuluhan dan Sosialisasi Mengenai Sistem Informasi Peringatan
Dini………………………………………………………………………. 9

KESIMPULAN ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... 12

 
 
 
 
 
 
 
 

iv  
 
  5 
 

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Tikus sawah (Rattus argentiventer)……………………………... 2
Gambar 2. Kerangka Kerja Konseptual Sistem Peringatan Dini ..................... 6
Gambar 3. Contoh alur sms gateway ............................................................... 8
Gambar 4. Langkah-langkah pembuatan sistem peringatan dini……………. 10


 
  6 
 

RINGKASAN

Bidang pertanian saat ini masih merupakan aktivitas perekonomian


terbesar di dunia yang diperkirakan mencakup 63% penduduk di negara
berkembang (Frumkin, H., Melius J., 2000). Dalam bidang pertanian, masalah
yang paling sering dialami oleh petani salah satunya adalah hama, salah satunya
adalah hama tikus. Hama tikus akan merusak tanaman pertanian bila tidak
dikendalikan populasinya karena tikus akan hidup di tempat-tempat yang
ketersedian makanan untuknya mencukupi.
Keberadaan tikus dilahan pertanian akan merusak tanaman yang ada mulai
dari awal penanaman sampai dengan panen. Hal ini akan mengakibatkan
kerusakan pada tanaman pertanian dan kemungkinan terburuknya adalah petani
mengalami gagal panen. Di Kabupaten Karawang penurunan drastis hasil panen
karena hama tikus per hektarnya bisa mencapai 50% (Pikiran Rakyat, Kamis 11
Juni 2009).
Petani menggunakan berbagai cara untuk mengantisipasi serangan hama
tikus antara lain dengan menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang,
pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan
sebagainya. Cara lainnya yaitu tanaman perangkap yang diterapkan terutama di
daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak dan memanfaatan musuh
alami. Ada juga cara termudah yaitu dengan tidak mengganggu atau membunuh
musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung
elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain. Dari berbagai langkah yang
dilakukan petani dalam mengantisipasi hama tikus, langkah yang paling umum
dilakukan adalah memasang perangkap tikus. Namun, terkadang perangkap tidak
selalu berisi hama tikus. Untuk itu dibutuhkan langkah antisipasi lain yang lebih
baik agar kehadiran hama tikus dapat dikendalikan lebih awal.
Gagasan yang mungkin untuk dilakukan dalam mengantisipasi kehadiran
tikus adalah dengan mengetahui tanda-tanda kehadirannya, memprediksi
populasinya, kemudian melakukan tindakan pengendalian untuk mencegahnya.
Monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar
usaha pengendalian dapat berhasil. Cara monitoring antara lain dengan melihat
lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman.
Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya
migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang
besar. Sistem peringatan dini pengendalian hama tikus berbasis sms portal adalah
salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kehadiran hama tikus
pada lahan pertanian, yaitu dengan mengaplikasikannya ke dalam sistem
informasi.
Sistem informasi akan mempermudah pendeteksian kehadiran tikus
dilapangan dan dengan cepat menginformasikan kepada pihak-pihak yang
berhubungan dengan serangan hama tikus. Penerapan sistem peringatan dini
pengendalian hama tikus ini membutuhkan sosialisasi kepada masyarakat
khususnya petani. Sosialisasi dapat dilakukan pemerintah melalui Dinas Pertanian
dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan untuk pengenalan dan aplikasi
sistem tersebut.

vi  
 
1 7 
 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Total serangan organisme pengganggu tanaman secara nasional pada


periode Januari-Juni 2006 mencapai 135.988 hektar dengan puso 1.274 hektar.
Luas serangan ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Luas sawah yang terkena serangan 129.284 hektar pada Januari-Juni
2005. Beberapa jenis hama yang ditemukan antara lain penggerek batang padi
(PBP), wereng batang coklat, tikus, dan tungro (Kompas, Selasa 27 Juni 2006).
Tikus merupakan binatang hama yang sulit dikendalikan dibandingkan
dengan hama lainnya, ini berkaitan dengan daya adaptasi hama tikus terhadap
lingkungannya sangat baik, yaitu dapat memanfaatkan sumber makanan dari
berbagai jenis (omnivora). Di antara 8 jenis tikus, yang menjadi hama utama pada
tanaman pangan adalah Ratus argentiventer. Tikus sawah menimbulkan
kerusakan 50-100%. Tikus sawah merupakan hama utama padi yang dapat
menimbulkan kerusakan besar pada semua stadium pertumbuhan padi dari semai
hingga panen, bahkan juga di gudang penyimpanan. Perilaku tikus yang termasuk
binatang pengerat merupakan faktor dari fungsi dua gigi seri sebelah atas yang
akan terus tumbuh memanjang apabila tidak digunakan secara rutin. Hal inilah
yang menyebabkan tikus selalu melakukan gigitan-gigitan disepanjang
aktivitasnya.
Menurut Natawigena (2009), hama tikus sawah akan merusak tanaman
padi mulai dari awal tanam padi hingga masa panen tiba sehingga menghambat
pertumbuhan padi dan kemungkinan terburuk ialah gagal panen. Penanganan tikus
dilakukan sejak dini, sebelum berkembangbiak karena pengendalian sebelum
tanam efektivitasnya sangat tinggi.
Menurut balai penelitian agroklimat dan hidrologi (2006), untuk antisipasi
serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) di masa yang akan datang,
sistem peringatan dini (early warning system) perlu dibangun. Sistem peringatan
dini pada dasarnya adalah melakukan pengamatan yang dilakukan setiap waktu
secara rutin untuk mengetahui apakah ada serangan hama penyakit atau tidak
sehingga apabila ada gejala serangan hama penyakit dapat segera dilakukan
tindakan pencegahan. Jika ada serangan hama dari sampel blok yang diambil
maka segera dilakukan tindakan pengendalian agar serangan dapat dikendalikan
dan tidak menyebar ke seluruh areal. Pengembangan jejaring informasi serangan
OPT (Pest And Diseases Forecasting Network) perlu dilakukan dan harus menjadi
kebijakan yang dikedepankan. Sistem peringatan dini pengendalian hama tikus
berbasis SMS portal menjadi salah satu alternatif yang dapat diterapkan di
Indonesia.

Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari gagasan ini adalah untuk
merancang sistem informasi yang dapat mengetahui kehadiran hama tikus pada
lahan pertanian dan membantu peringatan penanggulangan hama tikus berbasis

 
 
28
 

ssistem inforrmasi. Sehin


ngga dengann adanya perringatan dinni tersebut, para
p petani
d
dapat lebih waspada
w dan
n mengantisiipasi dampakk buruk yangg akan terjad
di.

G
GAGASAN
N

Kondisi Kekinian:
K K Masih
M Tinggginya Pennyebaran P
Populasi Tikus
T dan
K
Kerusakan dan Yanng Diakibattkan Seran
ngan Hamma Tikus Di
D Lahan
P
Pertanian

Rata-rata tingkatt kerusakan pada tanamaan padi yangg diakibatkaan serangan


hhama tikus sawah meencapai 17% % per tahuun. Permasaalahan ini antara a lain
d
disebabkan p
pengendalia n tikus di tinngkat petani dilakukan ssetelah terjad
di serangan
(
(karena lemmahnya moonitoring), ssehingga penanganan hama tikus menjadi
t
terlambat.
Disamping itu pemahaman
p petani men ngenai inforrmasi aspekk dinamika
p
populasi tik
kus, yang menjadi
m dassar dalam pengendalian
p n juga masih kurang.
K
Kecenderun gan petani masih kuurang peduuli dalam menyediakan sarana
p
pengendalian n tikus, orgaanisasi penggendalian yaang masih leemah, dan pelaksanaan
p
pengendalian n yang tidakk berkelanjuutan dapat mengakibatka
m an meningkaatnya hama
t
tikus sawah..
Petanni mengalam mi gagal pannen akibat seerangan tikuus, yang perk kembangan
d penyebaarannya berllangsung sanngat cepat. Perlu
dan P dilakukkan penangaanan secara
d dan langgkah cepat untuk
dini u menannggulangi haama tikus aggar tidak sem makin parah.
Dalam 10 tahun terakhir, tikkus sawah Ratus R argenttiventer dan penggerek
b
batang menjjadi penyebaab kerusakaan terbesar pada p padi. DDi antara 8 jenis
j tikus,
y
yang menjaadi hama uttama pada ttanaman panngan adalahh Ratus arggentiventer.
T
Tikus sawahh itu menimbbulkan kerussakan 50-1000%.

Gambbar 1. Tikus ssawah (Rattuus argentiventer)


(
(sumber : Baadan Litbang
g Pertanian)
39 
 

Perkembangbiakan dan Penyebaran Populasi Tikus Sawah yang Sulit


Dikendalikan

Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata
10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan
pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke
7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4
ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal.
Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu
induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga populasi akan
bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina terjadi cepat, yaitu pada umur 40
hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari,
dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada
betinanya, yaitu pada umur 60 hari. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.
Sarang tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan
dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena
mereka sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim
perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina,
tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu
liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif
dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang,
sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu 50-
125 m dari sarang.

Status, Kerusakan Tanaman, Dan Kerugian Ekonomi

Tikus sawah merupakan hama utama penyebab kerusakan terbesar


tanaman padi, terutama di dataran rendah berpola tanam intensif. Tikus sawah
juga mampu menimbulkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan, dan tanaman
perkebunan. Tikus sawah merusak semua stadia tumbuh padi, sejak pesemain
hingga panen (pra panen), bahkan dalam gudang penyimpanan (pasca panen).
Kerusakan tanaman padi yang parah terjadi apabila tikus menyerang stadia
generatif padi (padi bunting hingga panen), karena tanaman sudah tidak mampu
membentuk anakan baru. Ciri khas petak terserang tikus sawah adalah kerusakan
tanaman dimulai dari tengah petak, kemudian meluas ke arah pinggir, sehingga
pada keadaan serangan berat hanya menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan
lahan. Pada setiap tahunnya, kerusakan akibat serangan tikus sawah selalu
menempati urutan pertama dibanding hama padi yang lain. Pada tahun 2000-2005,
luas serangan mencapai 100.969,7 hektar per tahun dengan intensitas kerusakan
18,03%.

Daya Rusak Tikus Sawah Terhadap Tanaman Padi

Daya rusak berkaitan dengan perilaku mengerat tikus sawah. Hal tersebut
berdampak kerusakan tanaman padi 5 kali lipat dari kebutuhan makannya. Pada
saat pesemaian, kerusakan terjadi karena benih dimakan atau dicabut. Seekor tikus
sawah mampu merusak ± 283 bibit per malam (126- 522 bibit berumur 2 hari).
Pada stadia anakan hingga anakan maksimal, tikus merusak dengan cara memakan

 
 
10 
4
 

bagian titik tumbuh dan pangkal batang yang lunak, sedangkan bagian lain
ditinggalkannya. Daya rusak pada periode tersebut ± 80 batang per malam (11-
176 tunas). Ketika padi bunting, tikus merusak ± 103 batang per malam (24-246
tunas). Sedangkan pada waktu padi bermalai, daya rusak ± 12 malai per malam
(1- 35 malai). Dari sejumlah malai yang dipotongnya, tikus hanya mengkonsumsi
beberapa bulir gabah dan selebihnya dibiarkan berserakan.

Pengendalian Hama Tikus

Pada umumnya, pengendalian tikus dilakukan setelah terjadi serangan


berat (kerusakan padi telah parah), dalam hal ini penanganan dapat dikatakan
terlambat. Sering terjadi ledakan populasi tikus dan tidak diantisipasi sebelumnya
sehingga menimbulkan kerugian besar karena monitoring lemah.
Tikus sawah sampai saat ini masih menjadi hama penting pada tanaman
padi di Indonesia. Sebaran populasinya cukup luas dari dataran rendah sampai
pegunungan, dari areal sawah sampai di gudang/perumahan. Kerusakan padi
akibat serangan tikus yang mencapai ribuan hektar dilaporkan pertama kali pada
tahun 1915 di Cirebon, Jawa Barat, selanjutnya tiap tahun terjadi peningkatan
kerusakan tanaman padi dengan intensitas serangan sebesar 35%. Pengendalian
yang sesuai untuk saat sekarang adalah pengendalian hama tikus terpadu, dengan
komponen pengendalian kultur teknis, hayati, mekanis, dan kimiawi.
1. Kultur Teknik
Tanam serempak. Penanaman serempak tidak harus bersamaan waktunya,
jarak antara tanam awal dan akhir maksimal 10 hari. Dengan demikian diharapkan
pada hamparan awah yang luas kondisi pertumbuhan tanaman relatif seragam.
Apabila varietas yang ditanam petani berbeda, maka varietas padi yang berumur
panjang sebaiknya ditanam lebih dahulu, sehingga minimal dapat mencapai panen
yang serempak. Apabila penanaman serempak, maka puncak populasi tikus yang
padat menjadi singkat, yaitu ketika masa generatif dan pakan tersedia, pada saat
itu tikus sudah menempati areal persawahan. Padat populasi mulai turun pada 6-7
minggu setelah panen, tikus mulai meninggalkan sawah dan kembali ke tempat
persembunyiannya. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi perkembangan tikus,
dan sangat berlainan apabila penanaman padi tidak serempak yang memberi
peluang tikus untuk lama tinggal di persawahan karena pakan tersedia.
Meminimalkan tempat persembunyian/tempat tinggal. Ukuran pematang
sebaiknya mempunyai ketinggian sekitar 15 cm dan lebar 20 cm, pematang seperti
ini tidak mendukung tikus dalam membuat sarang di sawah, sebab kurang lebar
dan kurang tinggi bagi mereka, sehingga tidak nyaman. Mereka memerlukan
paling tidak tinggi dan lebar pematang sekitar 30 cm. Lahan yang dibiarkan tidak
diolah juga menjadi sarang yang nyaman bagi tikus untuk sembunyi. Oleh karena
itu pengolahan tanah akan mempersempit peluang menjadi tempat persembunyian
mereka.
Sanitasi, kebersihan sawah dan lingkungan sekitar sawah penting untuk
diperhatikan, agar tikus tidak bersarang disana. Rumput, perdu, maupun belukar
di sekitar sawah atau sungai dekat sawah perlu dibersihkan untuk mencegah
digunakan sebagai tempat berlindung tikus sebelum melakukan invasi di sawah.
Menjelang panen, populasi tikus meningkat dan mereka bersembunyi di sekitar

 
 
11 
5
 

sawah, maka tanah yang tidak ditanami akan tidak disukai mereka apabila di
genangi air.
2. Hayati
Pemanfaatan musuh alami tikus diharapkan dapat mengurangi populasi
tikus. Ular sawah sebenarnya menjadi pemangsa tikus yang handal, hanya
sekarang populasinya di alam turun drastis karena ditangkap dan mungkin
lingkungan tidak cocok lagi. Burung hantu (Tito alba) kini mulai diberdayakan di
beberapa daerah untuk ikut menanggulangi hama tikus. Musang sawah juga
memangsa tikus, namun sekarang sangat sedikit populasinya dan sulit dijumpai di
sawah. Pemburuan tikus dengan menggunakan anjing juga sudah banyak yang
menerapkan sebagai pembasmian serangan hama tikus.
3. Mekanis
Pagar plastik dan perangkap sistem bubu. Pesemaian merupakan awal
tersedianya pakan tikus di lahan sawah, sehingga menarik tikus untuk dating.
Pemasangan pagar plastik yang dikombinasikan dengan perangkap tikus dari bubu
dianggap merupakan tindakan dini menanggulangi tikus sebelum populasinya
meningkat. Cara ini akan lebih efektif apabila petani membuat pesemaian secara
berkelompok dalam beberapa tempat saja, sehingga jumlah perangkap dan plastik
sedikit.
Pemasangan perangkap diletakkan pada sudut pagar plastik, pada sudut
tersebut plastik dilubangi sebesar ukuran lubang pintu perangkap. Sekitar
perangkap diberi rumput untuk mengelabuhi tikus, sehingga mereka tidak
menyadari kalau sudah masuk perangkap. Pagar plastik menggunakan plastik
dengan lebar 50-75 cm dan panjang secukupnya. Penggunaan pagar plastik tidak
hanya untuk pesemaian, tetapi dapat juga untuk lahan sawah dengan tujuan
melokalisir tempat masuknya tikus, yaitu mengarahkan ke lubang perangkap.
Gropyokan, cara ini banyak dilaksanakan di pedesaan, dengan memburu
tikus di sawah. Seringkali dilibatkan anjing pelacak tikus dan jarring perangkap.
Hasil gropyokan dapat dalam jumlah banyak tangkapan, apabila menyertakan
banyak petani secara serempak di areal luas. Kegiatan ini memerlukan koordinasi
antar petani pemilik lahan, karena tikus yang digropyok sering lari melintas batas
lahan pemilik sawah.
4. Kimiawi
Umpan beracun. Cara pengendalian kimiawi dilakukan dengan
menggunakan rodentisida, misalnya Ramortal, Dora, Klerat, Racumin, belerang,
dan lainnya. Rodentisida yang dianjurkan sekarang adalah golongan anti koagulan
yang bekerja lambat (tikus mati 2-14 hari setelah makan umpan beracun).
Umumnya pelaksanaan pengendalian ini dengan memberikan umpan beracun
kepada tikus. Namun sebelum dipasang umpan, perlu pemantauan tikus apakah
populasinya tinggi atau belum. Tiap petakan sawah diberi sekitar 10 umpan,
biasanya disediakan dulu umpan yang tidak beracun guna mengelabuhi tikus
untuk tetap memakan umpan. Baru setelah beberapa lama, umpan beracun
dipasang di sawah.
Fumigasi liang. Tindakan ini manjur dilakukan saat padi pada stadium
awal keluar malai dan pemasakan, karena merupakan stadium perkembangan
optimal tikus, yaitu induk dan anaknya berada dalam liang.

 
 
12 
6
 

Sistem Peringatan Dini Sebagai Upaya Antisipasi Serangan Hama Tikus

Pengertian umum, bahwa sistem peringatan dini merupakan sebuah


perencanaan sistem atau prosedur untuk memperingatkan terhadap potensi atau
menjelang terjadinya permasalahan. Pengertian khusus, bahwa sistem peringatan
dini tergantung pada penerapan sistem tersebut, seperti untuk sistem yang
diterapkan pada bidang militer merupakan sebuah jaringan alat sensor seperti
satelit atau radar untuk melacak dan mengukur kekuatan serangan musuh pada
saat sedang bertahan atau menyerang. (Awan Kuswara, 2009).
Sistem peringatan dini adalah sistem (rangkaian proses) pengumpulan dan
analisis data serta desiminasi informasi tentang keadaan daruarat atau kedaruratan.
Kedaruratan adalah kejadian tiba-tiba yang memerluakn tindakan segera karena
dapat menyebabkan epidemi, bencana alam atau teknologi, kerusuhan atau karena
ulah manusia lainnya (WHO) (Depkes RI, 2002).
1. Tujuan Peringatan Dini
Sistem peringatan dini dimaksudkan untuk segala marabahaya
(allhazards) dalam rangka mengurangi / mencegah bencana (disaster).
2. Tahap Alur Informasi pada Sistem Peringatan Dini
a. Sumber Informasi
b. Peringatan Dini
c. Penyebarluasan
d. Penerimaan dan pencatatan
e. Peragaan
f. Penilaian
g. Pembuat Keputusan
h. Kegiatan
(Sumber: Depkes RI, 2002)

Gambar 2. Kerangka Kerja Konseptual Sistem Peringatan Dini

Sistem Peringatan Dini merupakan mata rantai yang spesifik (hubungan


yang kritis) antara tindakan - tindakan dalam kesiapsiagaan dengan kegiatan

 
 
13 
7
 

tanggap darurat. Ada dua faktor yang berperan dalam kerangka sistem peringatan
dini yaitu pihak pengambil keputusan dan masyarakat.
Di pihak masyarakat, ada tiga unsur yang menentukan bagaimana
masyarakat bereaksi terhadap Sistem Peringatan Dini. Unsur-unsur tersebut terdiri
dari Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitude) dan Perilaku (Behaviour).
Langkah awal dalam membentuk reaksi masyarakat terhadap Sistem Peringatan
Dini adalah memberikan informasi tentang Sistem Peringatan Dini. Terhadap
masyarakat yang telah memperoleh pengetahuan informasi ini diharapkan adanya
perubahan sikap yang positif terhadap Sistem Peringatan Dini. Perubahan ini
diharapkan mampu membuat masyarakat berperilaku positif terhadap Sistem
Peringatan Dini. Seandainya tahap – tahap perubahan reaksi masyarakat terhadap
Sistem Peringatan Dini sesuai dengan yang diharapkan, maka Sistem Peringatan
Dini dapat sampai ke masyarakat secara akurat. Selain faktor masyarakat, faktor
lain yang berperan dalam kerangka kerja Sistem Peringatan Dini adalah pihak
Pengambil Keputusan.
Dengan demikian Sistem Peringatan Dini sebagai sub segmen awal dalam
tahap kesiapsiagaan dapat berperan dengan baik sehingga pada akhirnya ketika
suatu bencana terjadi, tingkat keparahannya dapat dikendalikan. Adanya kerangka
kerja konseptual yang baik, maka Sistem Peringatan Dini sebagai mata rantai
antara tindakan kesiapsiagaan dengan kegiatan tanggap darurat akan
menghasilkan kegiatan respon yang mengarah kepada penanggulangan masalah
kerusakan dan penurunan produksi pertanian akibat serangan hama tikus sehingga
tingkat kerusakan dapat dikurangi.

Sistem Peringatan Dini Berbasis SMS Portal (SMS gateway)

SMS merupakan sebuah singkatan dari short messaging system yang


fungsinya sebagai sistem yang mengirimkan dan menerima pesan teks singkat
melalui suatu jaringan atau server. Gateway atau gerbang atau portal merupakan
suatu sistem yang berfungsi sebagai penghubung. SMS portal adalah sebuah
perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan
teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-
generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan
seluler.
SMS Portal Application adalah aplikasi portal SMS yang memanfaatkan
salah satu keunggulan fitur teknologi komunikasi nirkabel, yaitu teknologi
komunikasi SMS. Menerapkan aplikasi berbasis SMS akan memberikan nilai
tambah kepada proses bisnis dan kualitas pelayanan institusi/perusahaan anda
dalam berkomunikasi baik kepada sesama karyawan, rekanan bisnis, maupun
konsumen perusahaan. Apapun proses bisnis perusahaan anda, apapun proses
pelayanan institusi anda, dan apapun infrastruktur sistem teknologi informasi yang
telah anda terapkan, berikan nilai tambahnya dengan komunikasi mobile berbasis
SMS secara cepat dan mudah menggunakan SMS Portal Application.

 
 
14
8
 

Gambar
G 3. Contoh alur sm
ms gateway

P
Pihak-Pihak
k yang Berp
peran

Penggembangan sistem
s perinngatan dini pengendalia
p an hama tiku us berbasis
SMS portal ini dilakukkan dengan melibatkan berbagai pemangku
S p k
kepentingan
(
(stakeholderrs), seperti pemerintah,
p m
masyarakat, institusi penndidikan, pihhak swasta
y
yang bersanggkutan dalamm gagasan inni.

P
Peran Pemeerintah

Pemeerintah berrperan dalaam mengam mbil kebijaakan terkait dengan


ppenentuan tingkat kerrawanan seerangan tiku us, teknik penanggulaangan dan
p
pemetaan daaerah rawann serangan hama
h tikus. Oleh karenaa itu, pemerintah perlu
m
melakukan penyuluhan
p k
kepada pihakk-pihak yangg berkaitan, seperti petan
ni.

P
Peran Masyyarakat

Masyyarakat, khuususnya pettani menjaddi pelaku ddalam penannggulangan


sserangan haama tikus. Masyarakatt saling meembantu dann bekerjasaama dalam
m
memberantaas hama tikuus karena pada akhirnyya seluruh mmasyarakat akan
a dapat
m
merasakan manfaat
m dari kegiatan penanggulangaan tikus.

P
Peran Pergu
uruan Tingggi, Institusi atau Lembaga Penelitiann

Perguuruan tingg gi, institusi atau lembaaga penelitiian selaku penggerak


t
terdepan dalam mengem mbangkan teeknologi-tekknologi lanjuutan. Peran akademisi
i diharapk
ini kan dapat menumbuhkan
m n semangat untuk meneemukan ide--ide kreatif
y
yang aplikaatif berkaitaan dengan penanggulaangan hamaa tikus mau upun. Dan
a
akademisi m
memiliki kew
wajiban menyyusun suatu strategi yanng tepat untuuk arah dan
p
prioritas atauu fokus risett yang sesuaii dengan kebbutuhan perttanian Indonnesia.
915 
 

Peran Pihak Swasta

Pihak swasta selaku penyediaan layanan jaringan selular bekerja sama


dengan pemerintah dalam proses berjalannya pemberitahuan tingkat serangan
hama tikus yang sebelumnya bersumber dari sistem yang telah dibuat.

Langkah-langkah Strategis dalam Penerapan

Rekomendasi tindakan pengendalian

Pemilihan kombinasi teknologi pengendalian disesuaikan dengan kondisi


agroekosistem budidaya padi di lokasi sasaran pengendalian dan stadia tumbuh
tanaman padi. Kegiatan pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam
untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus
memasuki masa reproduksi.

Penyuluhan dan Sosialisasi Mengenai Sistem Informasi Peringatan Dini

Penyuluhan dan sosialisasi terhadap petani dan gapoktan (gabungan


kelompok tani) harus terus dilakukan untuk memberikan informasi bagaiman
system informasi peringatan dini bekerja dan bagaimana langkah-langkah untuk
mencegah dan membasmi hama tikus itu. Pemantauan terhadap dinamika
serangan hama merupakan upaya yang perlu direalisasikan sebagai upaya
antisipasi, untuk masa yang akan datang, sistem peringatan dini (early warning
system) perlu dibangun, Sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SLPHT)
bagi petani dan kelompok tani merupakan kegiatan peningkatan kapasitas yang
masih sangat relevan untuk dilakukan hingga saat ini. Selain itu, diperlukan kerja
sama berbagai pihak yang berkepentingan dalam penerapan sistem informasi ini
dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi.

KESIMPULAN

Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kehadiran


hama tikus di lahan pertanian ialah dengan menciptakan suatu sistem peringatan
dini yang akan mempermudah penanggulangan hama tikus secara dini. Langkah
yang dapat ditempuh ialah dengan mengaplikasikan berbagai metode peramalan
hama tikus, pendeteksian awal kehadiran, pemetaan darah rawan serangan hama
tikus dan langkah-langkah antisipasi yang tepat untuk menanggulanginya sesuai
dengan keadaan di lapangan.
Manfaat dari sistem peringatan dini berbasis SMS portal ini akan
mempermudah penanggulangan dan pengendalian populasi hama tikus di lahan
pertanian. Sistem peringatan dini ini akan berdampak pada kewaspadaan petani
yang meningkat, penekanan populasi tikus di lahan pertanian, serta mencegah
terjadinya gagal panen ataupun penurunan hasil panen.

 
 
16 
10
 

Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan sistem peringatan dini :

MULAI

Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder

Klasifikasi dan Identifikasi Data

Aplikasi kedalam Sistem Informasi

Kebutuhan Sistem Informasi

Analisis Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi

Pembuatan Sistem Informasi 

Verifikasi
Validasi

Pengujian Sistem Informasi

Perawatan Sistem Informasi

Analisis Kerja Sistem

SELESAI

Gambar 4. Langkah-Langkah Pembuatan Sistem Peringatan Dini


 
 
17 
11
 

DAFTAR PUSTAKA

Frumkin, H., Melius J., 2000. Toxins: Pesticides: Acute Poisoning in Green
Occupational Health. Fourth Edition. Editors: Barry S. Levy, David H.
Wegman. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. pp: 317-334
Kuswara, Awan. 2008. Sistem Peringatan Dini Antisipasi Masalah. Sumber
http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/1867468-sistim-peringatan-
dini-antisipasi-masalah/ (diakses 30 Desember 2009. Pukul 14.28)
Natawigena, W. D. 2009. Bioekologi Tikus dan Pengendaliannya. Universitas
Padjadjaran : Bandung.
Sudarmadji. 2006. Tikus. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi : Subang.
Sujudi, Achmad. 2002. Pedoman Sistem Peringatan Dini pada Daerah Potensi
Bencana. Departemen Kesehatan RI.
http://balitklimat.litbang.deptan.go.id (diakses tanggal 2 Februari 2010)
http://regional.kompas.com/read/2010/02/21/08532131/Tikus-tikus.Itu.Sangat.
Cepat. Beranak.Pinak(diakses tanggal 21 Februari 2010)
http://www.gecko.web.id/resep-php/menggabungkan-sms-gateway-dan-php/
(diakses tanggal 2 Februari 2010)
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=17%3Asistem-
komunikasi-bergerak&id=404%3Asms-gateway&option=com_content&
Itemid=15 (diakses tanggal 2 Februari 2010)

 
 
18 
12
 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama Lengkap : Revi Chairunnisa


Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 26 Februari 1988
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Pemanfaatan Serat Alga Merah Sebagai
Bahan Baku Alternatif Pengganti Kayu
Untuk Membuat Kertas
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : Finalis PIMNAS PKM Penelitian
(PKM-P) di Universitas Brawijaya
Malang Tahun 2009

Bandung, 5 Maret 2010

(Revi Chairunnisa)
NIM. 240110060052

Anggota Pelaksana 1

Nama Lengkap : Dewi Unaeni


Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 10 Agustus 1988
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :–
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Dirai :–

Bandung, 5 Maret 2010

(Dewi Unaeni)
NIM. 240110060065

 
 
19 
13
 

Anggota Pelaksana 2

Nama Lengkap : Fajarina Feriza


Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Februari 1990
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat :–
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :–

Bandung, 5 Maret 2010

(Fajarina Feriza)
NIM. 240110080010

 
 
20 
14
 

Dosen Pembimbing Kegiatan

Nama : Prof.Dr. H.Roni Kastaman, Ir. MSIE


Tanggal Lahir : 20 Januari 1963
Agama : Islam
Alamat : Jl. Waas C 17 Komplek.Bank Duta Bandung
40266 Batununggal Indah - Telepon : 7566744
Pangkat/Golongan/NIP : Pembina / IV-b / 131 653 089
(19630120 1987011001)
Jabatan : Guru Besar
Instansi Induk : Jurusan Teknik & Manajemen Industri Pertanian
(TMIP)Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Padjadjaran
Alamat Kantor : Jl.Raya Bandung Sumedang Km 21 Jatinangor –
Sumedang Kampus UNPAD Jatinangor Tlp.
7795780

Riwayat Pendidikan

No Pendidikan Tempat Tahun Bidang


1 Sarjana Pertanian UNPAD 1981-1986 Teknologi
Pertanian
2 Magister Sains ITB 1990-1992 Teknik Industri
3 Fellowship Progr Lincoln College 1988 Master Teaching
New Zealand
4 Doktor IPB 1995-1999 Teknik Pertanian

Pengalaman Penelitian

1. Penelitian tentang Tingkat Perkembangan Mekanisasi Pertanian di


Indonesia, Proyek kerjasama Fakultas Pertanian UNPAD dengan RRIAP-
NIHON UNIVERSITY Jepang, tahun 1989.
2. Study tentang tingkat perkembangan Industri alat dan Mesin Pertanian
(mekanisasi) di Jawa Barat, tahun 1989/1990.
3. Studi Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Dalam Disain
Perlengkapan Alat Sprayer, 1991/1992.
4. Penelitian tentang Rancang Bangun Mesin Pengupas Biji Melinjo (Gnetum
gnemon), 1992/1993.
5. Penelitian Rancang Bangun dan Pengujian Sprayer Elektrostatik Piringan
Berputar, 1992/1993
6. Rancang Bangun Alat Pengupas Sabut Kelapa. 1993.
7. Strategi Mekanisasi Pertanian dalam Era Pasca th 2000 di Indonesia, 1995.
8. Studi Kelayakan Usaha Jasa Pelayanan Mekanisasi Pertanian di Kecamatan
Ujung Jaya Kabupaten Sumedang, 1995.
9. Rancang Bangun Pemecah Biji Kemiri (Aleurites moluccana Willd.), 1996.
10. Rancang Bangun Mesin Pembuat Emping Melinjo (Gnetum gnemon), 1996.
11. Studi Tentang Sifat Fisik dan Kimia Biji Mete, 1997.

 
 
21 
15
 

12. Studi Karakteristik Anthropometri Petani Dalam Rangka Penyesuaian Disain


Dan Rancang Bangun Alat Dan Mesin Pertanian. 1998.
13. Pengembangan Metodologi Rekayasa Nilai (Value Engineering) Kasus pada
Pemilihan dan Evaluasi Rancangan Traktor Tangan, 1999.
14. Studi Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Baku Kemasan Produk
Pertanian, 2000
15. Pemilihan dan Modifikasi Traktor Tangan dengan menggunakan Metodologi
Rekayasa Nilai (value Engineering) Studi Kasus di Kabupaten Subang dan
Karawang. Tahun 2001.
16. Rancang Bangun Mesin penghancur Kulit Pisang untuk bahan Baku
Pembuatan Bokashi. Tahun 2001.
17. Pemanfaatan Dan Penerapan Teknologi Pengolahan Minyak Nilam Di
Kabupaten Majalengka. Kerjasama Penelitian bersama Koperasi Agribisnis &
Agroindustri dan Kementerian Riset dan Teknologi. 2004.
18. Pengembangan Model Agroindustri Manggis di Kabupaten Tasikmalaya.
Kerjasama Penelitian dengan Direktorat Jenderal P2HP Departemen
Pertanian. 2006.

Pengalaman Pengabdian Pada Masyarakat


1. Nara sumber pada kegiatan Penanganan Pasca Panen Padi di Kecamatan
Cikeruh, 1989.
2. Nara sumber pada kegiatan Pemasyarakatan Tungku Hemat Energi Untuk
Skala Rumah Tangga Pedesaan Di Desa Mekar Mulya Kecamatan Rancasari
Kotamadya Bandung, 1989.
3. Nara sumber pada kegiatan Sanitasi Lingkungan Dan Perbaikan Gizi
Masyarakat Sebagai Usaha Peningkatan Kualitas Masyarakat Di Desa
Mekar Mulya Kecamatan Rancasari Kotamadya Bandung, 1989.
4. Nara sumber pada kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Topik
"Upaya Peningkatan Produksi Beberapa Jenis Peralatan Mekanis Pertanian
di Kecamatan Pasirjambu - Ciwidey, Kabupaten DT II Bandung" Sebagai
Kepala Pelaksana. Semester Genap 1994/1995.
5. Nara sumber pada kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan Topik
"Upaya Peningkatan Daya Guna dan Hasil Guna Peralatan Mekanis Pertanian
di Kecamatan Pasirjambu - Ciwidey, Kabupaten DT II Bandung" Sebagai
Anggota Pelaksana. Semester Genap 1994/1995
6. Staf Ahli pada Konsultan Training Industri dan Manajemen “Citra Intra
Ganesha” untuk penanganan masalah Manajemen mutu, Gugus Kendali Mutu
(GKM), Sistem Informasi dan Manajemen Produksi. 1993 – 1997.
7. Pemberdayaan Wanita dalam Pelayanan Makanan Begizi Bagi Anak Sekolah
dasar dan Anak jalanan di Kecamatan Cibitu Kab.DT II Bandung. 2000.
8. Staf Ahli Bidang Teknik Pertanian dan Sistem Informasi pada Program
Pembinaan Bantuan Pembangunan Desa Tertinggal. Proyek Kerjasama
antara Lembaga Pengabdian masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB)
dengan BAPPENAS. Juni 2000.
9. Staf Ahli pada Konsultan PT. Pemeta Internasional untuk Proyek Penyusunan
Bahan Kebijakan Metode Pengukuran untuk Ekspor. Direktorat Metrologi
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Juni –September 2001.

 
 
22 
16
 

10. Staf Ahli bidang Sistem dan Manajemen keteknikan Pertanian pada Lembaga
Pemberdayaan masyarakat (LPM) Yayasan Bina Masyarakat Madani
(BIMMA) dari tahun 2000 hingga sekarang.
11. Staf Ahli bidang Manajemen Usaha pada Koperasi Agribisnis dan
Agroindustri (KOPAGRO) Bandung) dari tahun 2001 hingga sekarang.
12. Instruktur pada pada kegiatan Pemberdayaan masyarakat dengan penerapan
paket teknologi tepat guna di Pemda Garut, Tahun 2000.
13. Instruktur pada Pelatihan pembuatan tepung pisang dalam rangka
pemberdayaan masyarakat petani di Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut.
Tahun 2000
14. Instruktur pada Pelatihan Manajerial dan Kewirausahaan dan Kewirausahaan
bagi pengelola KUKM se Jawa Barat Angkatan XII, Tahun 2001.
15. Instruktur pada Pelatihan Bidang Manajemen dan Industri Dinas Perindag
Propinsi Jawa Barat (Pelatihan pengrajin emping Melinjo di Kabupaten
Sumedang, Tahun 2001.
16. Instruktur pada kegiatan Pemberdayaan masyarakat peternak sapi di KUD
mandiri Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut Kerjasama pemberdayaan
masyarakat melalui Koppontren Darussalam Kabupaten Garut, Tahun 2001
17. Nara sumber dalam seminar di Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Barat
masalah peraturan yang mendukung dan menghambat koperasi. Tahun 2001.
18. Konsultan pendamping bisnis (BDS/Business Delopment Services) Untuk
Koperasi Mina Sinar Laut di Sentra perikanan laut Kecamatan Pelabuhanratu
Kabupaten Sukabumi, Tahun 2001.

Publikasi Ilmiah

1. Karya Ilmiah Internasional "Study On Development of Agricultural


Mechanization in Indonesia" tahun 1989.
2. Makalah Study Tentang Rekayasa Nilai dalam Disain Perangkat Sprayer
1991.
3. Publikasi Ilmiah Mengenai Metoda Pemilihan Alternatif Produk atau Jasa
dalam Bidang Pertanian dengan Menggunakan Pembobotan Faktor (atribut),
tahun 1992.
4. Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Kegiatan Budidaya Pertanian.
1992.
5. Buku Manajemen Waktu. dan Buku Business Forecasting. 1993.
6. Buku Manajemen Perkantoran, 1993.
7. The Use of Value Engineering in Designing Various Types of Sprayers,
Paper on International Conference of Agricultural Mechanization, Bogor
(Makalah Konferensi Internasional)
8. Study on Selection and Design Improvement of Agricultural Machinery in
Indonesia Using Value Engineering Approach Case Study on Sprayer Design
and Selection, Paper on Journal of Agricultural Development Studies.
Vol.6 No.1 October 1995. Nihon University - Japan. (Makalah pada Jurnal
Internasional).
9. The Use of Value Engineering in Selection and Design Evaluation of Hand
Tractors. Paper on International Association of Asian Agricultural
Engineers (AAAE), Pune. India, 9 - 12th December. 1996.

 
 
1723 
 

10. Design on Component Improvement of Hold On Type Paddy Thresher


Using Value Engineering Approach. Paper presented on International
Seminar on Recent Development on Agricultural Machinery for Post
Production Handling of Rice. IRRI - GTZ & IPB Bogor. Surabaya, 9 - 11
Desember 1996.
11. Studi Penerapan Bahasa Pemrograman Query Terstruktur (Structured Query
Language - SQL) Pada Proses Modifikasi Disain Sprayer. Makalah Seminar
Tahunan PERTETA. 6 - 8 Juli 1997. Kampus UNPAD Jatinangor.
12. Simulasi Perencanaan Sistem Pemasaran Komoditi Hortikultura dengan
Menggunakan Pemodelan Dinamis. Makalah Seminar Tahunan PERTETA.
Yogyakarta, 27-28 Juli 1998.
13. Selection and Ergonomic Evaluation of Hand Tractors Design Based on Value
Analysis and Fuzzy Analytical Hierarchy Process. Paper presented on
CIOSTA - CIGR V International Congress XXVIII,Work Sciences in
Sustainable Agriculture. 14 -17 Juni 1999. Danish Institute of Agricultural
Sciences (DIAS), Denmark.
14. Pengembangan Wirausaha Budidaya Lebah Madu Jenis Lokal Secara Modern
dan Pengelolaan Hasil Sampingnya yang Bernilai Ekonomi Tinggi. Jurnal
Pengabdian LPM Unpad. Vol.9 No.1/September 2000. ISSN : 1410-5675
15. Studi pemanfaatan Limbah Kertas untuk Bahan kemasan produk Pertanian.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna utnuk menumbuh
Kembangkan Industri Kecil dan Menengah. Bandung 9 November 2000.
ISBN : 979-95242–2–9.
16. Analisis Prospektif Pengembangan Produk Olahan Manggis ( Garcinia
Mangostana) dalam Upaya meningkatkan Pendapat Petani di Kecamatan
Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, Vol. 18, No. 1, Tahun 2007, ISBN 0853-
2885
17. Buku Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah Terpadu Silartu, ISBN : 979-
778052-X, Penerbit Humaniora Bekerjasama dengan LPM Unpad.
18. Modifikasi Tata Letak Fasilitas Produksi Jamur Tiram Studi Kasus Pada
Petani Jamur Cita Lestari Cisarua Kabupaten Bandung, Jurnal Teknotan, ISSN
1978-1067 Vol. 1 No. 3, Januari 2008
19. Aplikasi Pengolah Citra Dengan Basis Fitur Warna RGB untuk Klasifikasi
Buah Manggis. Jurnal Bionatura, Vol10.No.3. Nov.2008. ISSN : 1411-0903.
Tahun 2008.

Bandung, 5 Maret 2010

(Prof. Dr.H. Roni Kastaman, Ir. MT.)


NIP. 196301201987011001

 
 

Anda mungkin juga menyukai