PENGENALAN NEMATODA
i
LEMBAR PENGESAHAN
ASISTEN PRAKTIKUM
REYAS RAKHASIWI
193010401025
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum.......................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perbedaan Nematoda Jantan dan Betina....................................... 4
2.2. Cara Nematoda Menyerang Akar................................................. 4
2.3. Teknik Ekstraksi Nematoda Menggunakan Corong Baerman...... 5
2.4. Gejala Serangan Nematoda........................................................... 7
2.5. Teknik Pengendalian Nematoda................................................... 7
2.6. Hubungan Nematoda dengan Patogen Lain dan Pengaruhnya
Terhadap Tanaman........................................................................ 8
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat........................................................................ 9
3.2. Bahan dan Alat.............................................................................. 9
3.3. Cara Kerja..................................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAAN
4.1. Hasil Pengamatan.......................................................................... 10
4.2. Pembahasaan................................................................................. 12
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan................................................................................... 15
5.2. Saran............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Nematoda Jantan (Meloidogyne sp).......................................... 11
Gambar 2. Nematoda Betina (Meloidogyne sp).......................................... 12
iv
1
I. PENDAHULUAN
pada bagian atas tanaman, yaitu berupa gejala tanaman kerdil, daun menguning,
dan layu yang berlebihan dalam cuaca panas. Puru akar merupakan ciri khas dari
serangan nematoda Meloidogyne spp. Puru akar tersebut terbentuk karena
terjadinya pembelahan sel-sel raksasa pada jaringan tanaman , selsel ini membesar
dua atau tiga kali dari sel-sel normal. Selanjutnya akar yang terserang akan mati
dan mengakibatkan pertumbuhan tanamn terhambat. Respon tanaman terhadap
nematoda puru akar merupakan respon dari seluruh bagian tanaman dan respon
dari sel-sel tanaman, seluruh bagian tanaman memberikan respon terhadap infeksi
dan menurunnya laju fotosintesis, pertumbuhan dan hasil (Prengki, 2017).
tanaman tahunan maupun tanaman setahun. Prinsip kerja kedua metode ini sama
yaitu gerakan aktif dari nematoda dan gaya gravitasi bumi yang menyebabkan
nematoda bergerak ke bawah. Langkah awal pada pengambilan sampel untuk
ekstrasi tanah dan akar sama yaitu dengan membuat lingkaran selebar diameter
tajuk kemudian membuat gambar bintang di dalam lingkaran tersebut. Enam
sudut dari bintang yang dibuat dipilih sebagai titik pengambilan sampel. Sampel
yang diambil berasal dari kedalaman 5-20 cm dari pemukaan tanah. Massa sampel
tanah yang diambil adalah 100 gram sedangkan massa sampel akar adalah 5 gram.
Tanah yang berasal dari enam sudut kemudian disatukan dan dibagi menjadi
empat. Dua bagian dari sudut kiri atas dan sudut kanan atas disatukan dan yang
lainnya dibuang. Lakukan hal yang sama pada perlakuan tanah yang kedua.
Contoh tanah yang terakhir kemudian diletakkan di atas kertas tissu pada wadah
saringan. Wadah saringan kemudian diletakkan pada gelas plastik berisi air. Air
ini harus selalu menyentuh sampel tanah. Nematoda kemudian akan bergerak ke
bawah dan terkumpul di gelas plastik. Sampel akar yang telah diambil kemudian
dicuci untuk menghilangkan tanah yang melekat pada akar. Akar yang digunakan
adalah akar muda yang berukuran kecil. Akar tersebut kemudian dipotong dengan
ukuran ±1 cm dan ditimbang sebanyak 5 gram. Akar diletakkan di atas wadah
saringan yang diletakkan di atas corong berpipa. Corong berpipa kemudian
didudukkan di atas gelas plastik. Alat ekstraksi kemudian dimasukkan ke dalam
ruang pengkabutan selama satu minggu. Setelah satu minggu, gelas plastik yang
berisi air ekstrasi nematoda akar dan tanah dituang ke saringan dengan sudut
±450. Saringan tersebut kemudian disemprotkan dengan air dari arah bawah
sebanyak kurang lebih lima kali untuk menghilangkan sisa kotoran tanah. Setelah
yakin sudah tidak ada sisa tanah yang terperangkap, hasil ekstrasi tersebut
kemudian dituang ke tabung ukur sambil disemprotkan air dengan tekanan yang
kecil agar tidak ada nematoda yang terperangkap di saringan. Jumlah ekstrasi
yang diambil sebanyak 10 ml. Hasil ekstrasi nematoda ini kemudian dituang ke
cawan sirakus. Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah nematoda di
bawah mikroskop stereo. Caranya dengan memipet 1 ml hasil ekstrasi ke cawan
sirakus lainnya kemudian menghitungnya. Langkah ini dilakukan sebanyak tiga
7
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pada Tanah dan Akar yang Terserang Nematoda
No Bagian yang diamati Ciri ciri tanaman Gambar
yang terserang
1. Akar yang diserang Pertumbuhan lambat,
Nematoda Akar daun menguning,
Pepaya (Carica layu pada cuaca
papaya) kering / panas,
tanaman tidak dapat
berproduksi dan
(akhirnya mati)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Nematoda Jantan Meloidogyne sp
antara panjang tubuh dan lebarnya mendekta 45. Kepalanya tidak berlekuk,
panjang stiletnya hampir dua kali panjang stilet betina. Bagian posterios berputar
1800 memiliki 1-2 testis.
Cara pengendalian dari nematoda jantan ini dapat dilakukan beberapa cara :
a). Sanitasi, meliputi penggunaan bibit / benih yang bebas dari nematoda.
Penyiangan gulma berdaun lebar / inang nematoda, membongkar dan
mengumpulkan akar – akar yang diduga terserang nematoda; b). Kultur teknis,
meliputi pengolahan tanah dengan jalan mencangkul tanah sedalam 20 – 30 cm,
tanah bagian bawah dibalik ke atas, akar – akar dikumpulkan dan dibakar. Rotasi
tanaman yaitu dengan menanam jenis tanaman yang tidak menguntungkan
perkembangan nematoda. Dapat juga dilakukan pemberaan tanah selama kurang
lebih 3 bulan pada musim kemarau dapat mengurangi populasi / kerapatan
nematoda; c). Penggunaan nematisida yang sesuai dengan dosis rekomendasi
dapat menekan populasi nematoda; d). Menanam tanaman antagonistik seperti
Shorgum; King grass; Nevia grass (Famili Gramineae), atau Chlotalaria (cover
crop / kacang – kacangan).
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Thylenchina
13
Famili : Heteroderidae
Genus : Meloidogyne
Daur hidup nematoda betin dimulai satu daur hidup telur sampai telur
generasi berikutnya dapat diselesaikan dalam waktu 2-4 minggu pada kondisi
lingkungan optimum, khususnya suhu, tetapi akan berlangsung lebih lama pada
suhu yang lebih dingin. Stadia telur berlangsung selama 5 hari, telur disimpan di
dalam kantung telur nematoda betina yang didalamnya terdapat matriks gelatin.
Jumlah telur yang dihasilkan oleh nematoda dalam satu kelompok telur mencapai
400-1000 telur atau lebih, bahkan apabila tanaman inang dan lingkungan cocok
bisa mencapai 2800 telur. Telur berbentuk elip dengan ukuran 67-128 µm x 30–35
µm (Winarto, 2008). Pergantian kulit untuk pertama kalinya (larva stadia I) terjadi
di dalam telur, biasanya jika setelah menetas dari telur (larva stadia II) masuk ke
dalam akar dengan menembus akar dengan stiletnya (Agrios, 2004). Pergantian
kulit kedua dalam waktu 18 hari diikuti dengan pergantian kulit ketiga dan
keempat antara 18-24 hari. Nematoda betina tumbuh dengan cepat antara hari ke-
24 hingga hari ke-30. Massa telur tampak setelah hari ke-27 sampai hari ke-30.
Telur-telur ini mulai tersimpan pada hari ke-30 sampai pada hari ke-40.
Morfologi nematoda betina berwarna transparan, berbentuk seperti seperti
botol, botol atau buah pear bersifat endoparasit yang tidak terpisahkan.
Panjangnya lebih dari 0,5 mm dan lebarnya antara 0,3-0,4 mm. Stiletnya lemah,
panjang stilet 12-15 µm, melengkung kearah dorsal. Memiliki pangkal knop yang
jelas. Nematoda betina dewasa mempunyai leher pendek dan tanpa ekor.
Nematoda betina ususnya tidak jelas bentuknya dan tidak dihubungkan dengan
rektum. Uterus kedua gonadnya bertemu pada suatu tempat sedikit di depan
vulva. Telur-telurnya diletakkan di dalam kantung telur yang terdapat di luar
tubuh betina dan disekresikan oleh sel-sel kelenjar rektum. Memiliki pola yang
jelas pada stiasi yang terdapat di sekitar vulva dan anus disebut pola perineal yang
dapat dipergunakan untuk identifikasi jenisnya.
14
Cara pengendalian dari nematoda betina ini dapat dilakukan beberapa cara :
a). Sanitasi, meliputi penggunaan bibit / benih yang bebas dari nematoda.
Penyiangan gulma berdaun lebar / inang nematoda, membongkar dan
mengumpulkan akar – akar yang diduga terserang nematoda; b). Kultur teknis,
meliputi pengolahan tanah dengan jalan mencangkul tanah sedalam 20 – 30 cm,
tanah bagian bawah dibalik ke atas, akar – akar dikumpulkan dan dibakar. Rotasi
tanaman yaitu dengan menanam jenis tanaman yang tidak menguntungkan
perkembangan nematoda. Dapat juga dilakukan pemberaan tanah selama kurang
lebih 3 bulan pada musim kemarau dapat mengurangi populasi / kerapatan
nematoda; c). Penggunaan nematisida yang sesuai dengan dosis rekomendasi
dapat menekan populasi nematoda; d). Menanam tanaman antagonistik seperti
Shorgum; King grass; Nevia grass (Famili Gramineae), atau Chlotalaria (cover
crop / kacang – kacangan).
15
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam praktikum dengan materi “melihat bentuk nematoda” dapat di
simpulakan bahwa nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang bergerak di
dalam tanah, panjangnya bervariasi dan maksimum 2 mm kepalanya berlekuk dan
panjang stiletnya hampir 2 kali panjang stilet betina sedangkan nematoda betina
dewasa berbentuk seperti buah pir bersifat endoparasit yang tidak berpindah
(sedentary), mempunyai leher pendek dan tanpa ekor.gejala umum penyakit yang
disebabkan nematoda tanaman yang terserang menjadi layu, daun bercak-bercak
kecoklatan dan terdapat bintil-bintil pada akar. Pengendalian nematoda dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti cara bercocok tanam, sanitasi, kimia dan
pengendalian hayati.
Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan disinfeksi tanaman mencelupkan
bibit tanaman ke dalam air panas yg mengandung nematisida, Pergiliran tanaman
ketidaksesuaian nematoda dg tanaman inang. Pengaturan waktu tanam,
penanaman tanaman perangkap, penanaman tanaman tahan nematoda ,
penggunaan bibit bebas nematoda, membakaran tanaman yang terserang
nematoda, mencelupan benih ke dalam air panas sebelum melakukan penanaman,
penggunaan musuh alami dan Nematisida sistemik (granular) Diazinon, furadan,
nemacide, temik.
5.2. Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya, sebelum melakukan praktikum harus
menguasai materi terlebih dahulu agar kita tidak bingung apa saja yang kita
lakukan. Pada saat praktikum, kita juga harus fokus dan teliti supaya tidak terjadi
kesalahan yang fatal agar praktikum berjalan dengan lancar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D. A., Fahmi, N. F., Solihah, R., & Abror, Y. (2020). Identifikasi
Telur Nematoda Usus Soil Transmitted Helminths (STH) Pada Kuku
Jari Tangan Pekerja Tempat Penitipan Hewan Metode Pengapungan
(Flotasi) Menggunakan NaCl. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada:
Health Sciences Journal, 11(2), 121-136.
Wati, C., Arsi, A., Karenina, T., Riyanto, R., Nirwanto, Y., Nurcahya, I., &
Nurul, D. (2021). Hama dan Penyakit Tanaman. Yayasan Kita
Menulis.
17
LAMPIRAN
18