Anda di halaman 1dari 129

STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN

SISWA BARU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI


MODEL PEMALANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi


syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI)

Disusun oleh:
MUSLIKHUL A’MAL
NIM. 063311022

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

i
ABSTRAK

Muslikhul A’mal (063311022). Program Studi Kependidikan Islam (KI). Strategi


Manajemen Humas dalam Penerimaan Siswa Baru di MTs Negeri Model
Pemalang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2010.
Rumusan Masalah: (1) Bagaimana keadaan awal strategi manajemen
humas dan hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang, (2)
Bagaimana strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model
Pemalang, (3) Bagaimana hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model
Pemalang sebagai hasil strategi manajemen humasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui keadaan awal strategi
manajemen humas dan penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang, (2)
mendiskripsikan strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model
Pemalang, (3) mengetahui hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model
Pemalang sebagai hasil dari strategi manajemen humasnya.
Jenis penelitian penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan
deskriptif yaitu peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis dan
menarik kesimpulan dari fenomena yang ada. Analisis penelitian kualitatif ini
dilakukan bersama dengan proses pengumpulan data.
Hasil penelitian meliputi: 1) keadaan awal strategi manajemen humas di
MTsN Pemalang masih sangat sederhana, hanya menggunakan strategi promosi
berupa brosur dan spanduk serta dengan mengadakan ekstra kurikuler marching
band, karena pada waktu itu MTs sudah menjalin kerja sama yang bagus dengan
SD sekitar, belum terjadi persaingan yang sangat tajam, melihat bahwa MTs
merupakan madrasah yang berumur dan kebijakan pemerintah. 2) Strategi dan
program manajemen humas MTsN Pemalang dalam meningkatkan penerimaan
siswa baru dipetakan menjadi dua, yaitu strategi manajemen humas dengan public
intern dan strategi manajemen humas dengan public ekstern. Strategi manajemen
humas dengan public intern melalui pembinaan pada tanggal 17 setiap bulan,
upacara bendera setiap hari Senin, halal bi halal dan pengajian keluarga MTsN
Pemalang. Sedangkan strategi manajemen humas dengan public ekstern
dikelompokkan menjadi tiga strategi, yaitu strategi kerja sama, strategi pencitraan
dan strategi promosi. 3) Hasil penerimaan siswa baru setelah diterapkan strategi
dan program manajemen humas belum begitu berhasil dari yang semula mendapat
rata-rata 740 jumlah pendaftar per tahun selama 5 (lima) tahun, turun menjadi 607
jumlah pendaftar rata-rata per tahunnya selama 6 (enam) tahun setelah diterapkan
strategi dan program manajemen humas. Hal ini dikarenakan belum dilakukan
analisis mendalam tentang penyusunan strategi manajemen humas, telah terjadi
salah persepsi dari masyarakat tentang seleksi penerimaan siswa baru MTsN
Pemalang dan persaingan yang semakin kompetitif.
Selanjutnya, semoga penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan
masukan bagi guru dan pengelola MTs Negeri Model Pemalang, bahan informasi
bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

ii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 18 Mei 2011


Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An. Sdr. Muslikhul A’mal Dekan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo
di Semarang

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini


saya kirim naskah skripsi saudara:
Nama : Muslikhul A’mal
NIM : 063311022
Judul : STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN
SISWA BARU DI MTs NEGERI MODEL PEMALANG

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat


dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Fahrurrozi, M.Ag. Drs. H. Jasuri, M.S.I


NIP. 19770816 200501 1 003 NIP. 19671014 199403 1 005

iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PENGESAHAN
Nama : Muslikhul A’mal
NIM : 063311022
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / KI
Judul Skripsi : Strategi Manajemen Humas Dalam Penerimaan Siswa
Baru di MTs Negeri Model Pemalang

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama


Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:
20 Juni 2011
Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan
studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh
gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 25 Juni 2011

Dewan Penguji
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd Fakhrur Rozi, M.Ag.


NIP. 19570202 199203 2 001 NIP. 19691220 199503 1 001

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Ag. Drs, H. Soediyono, M.Pd.


NIP. 19520208 197612 2 001 NIP. 19460715 197612 1 001

Pembimbing I, Pembimbing II

Fahrurrozi, M.Ag. Drs. H. Jasuri, M.S.I


NIP. 19770816 200501 1 003 NIP. 19671014 199403 1 005

iv
PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, bahwa


skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 17 Mei 2011


Deklarator,

Muslikhul A’mal
NIM. 063311022

v
MOTTO

“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu …”1 (Al Qashash: 77)

1
Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 2002), hlm. 556

vi
PERSEMBAHAN

Dengan segenap kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:


1. Yang mulia kedua orang tua penulis, Abah Moh. Sholeh dan Umi Afiyah,
yang selalu mencurahkan segenap kasih sayang, untaian do’a, sejuta motivasi
dan semua yang selalu diberikan kepada penulis, matur nuwun sanget,
nyuwun pangestune terus nggih?!
2. Guru-guru penulis, terutama Bapak dan Ibu Dosen Fak. Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang telah berkenan membimbing dan mendidik
penulis.
3. Segenap keluarga besar penulis, keluarga besar Ma’e di Pemalang dan
keluarga besar Mbah Made di Moga, yang telah membesarkan, membimbing,
menemani dan selalu mendo’akan penulis hingga seperti sekarang ini.
4. Abah (KH. Ahmad Dimyati Musthofa, BA.) beserta Umi (Hj. Sri Sumiyati)
yang selalu menyertai penulis dengan do’a dan motivasi.
5. Pujaan hati penulis, matur nuwun atas pengorbanan yang luar biasa, motivasi
dan lantunan do’a, sejak skripsi ini belum berbentuk apa-apa hingga
alhamdulillah kini telah menjadi sebuah karya kecil.
6. Adikku (Fathimatuz Zahro), matur nuwun atas laptop dan kesabarannya. Itus
adek yang baik.
7. Keluarga besar Castle Combloud Jl. Ringinsari I, no. 15 (Iping, Latip, Kang
Kodjor, Kang Peqih, Kang Karyo, Kang Lie Chun, Pak Ndut, Agus dan
alumni-alumni koz lainnya, tempat berbagi suka duka, tempat kebersamaan
dan tempat lain-lain).
8. Keluarga besar Jurusan KI, wa bil khusus KI akt. 2006 (The Next Generation
of a Manager).
9. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP).

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiem.
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur penulis panjatkan dengan penuh
khidmat kehadlirat Allah SWT yang selalu menganugerahkan rahmat, inayah dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga dengan rahmat dan ridla-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa cahaya Ilahi penuh rahmatan lil „alamien, sehingga kita
dapat merasakan nikmat Islam dan iman.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Strategi Manajemen Humas
dalam Penerimaan Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model
Pemalang”, perasaan syukur bahagia penuh rasa bangga tertanam dalam sanubari
penulis. Namun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
tidak telepas dari bantuan, dukungan dan do’a berbagai pihak, oleh karenanya
perkenankanlah penulis ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atas peran
sertanya dalam penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Suja’I M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Fahrurrozi, M.Ag. selaku Pembimbing I dan Drs. H. Jasuri, M.SI., selaku
Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini sejak awal perencanaan hingga selesai.
3. Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag, selaku Kepala MTS Negeri Model Pemalang,
bapak Moh. Amiruddin, S.Pd dan bapak Parsikun, M.Pd yang telah berkenan
membimbing dan memberikan berbagai informasi maupun data untuk
keperluan skripsi ini, beserta para guru, staf TU dan seluruh keluarga besar
MTS Negeri Model Pemalang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajarkan ilmunya dengan ikhlas kepada
penulis selama belajar di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. Kedua orang tua penulis, yang mulia Abah Muhammad Sholeh dan Umi
Afiyah yang selalu mengiringi penulis dengan ketulusan do’a, motivasi dan

viii
memberikan segala yang beliau miliki demi mengantarkan penulis menjadi
manusia seperti sekarang ini, serta adik tersayang, Fathimatuz Zahro.
6. Abah (KH. Ahmad Dimyati Mushtofa, BA.) beserta Umi (Hj. Sri Sumiyati)
atas do’a, motivasi dan segala yang beliau berikan kepada penulis.
7. Permata hati penulis, yang selalu menyemangati, mendampingi dan
mendoakan penulis sejak skripsi ini belum berbentuk apa-apa hingga sekarang
telah menjadi sebuah karya ilmiah.
8. Keluarga dan teman-teman yang selalu menemani penulis dalam keadaan
apapun.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa,
hanya serangkaian ucapan terima kasih dan do’a yang tulus jaza kumullahu
khairan katsiran, amien.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin.

Semarang, 17 Mei 2011

Penulis,

Muslikhul A’mal
NIM. 063311022

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Penegasan Istilah ................................................................. 8
C. Rumusan Masalah ................................................................ 10
D. Tujuan Penelitian ................................................................ 10
E. Kajian Pustaka ..................................................................... 11
F. Metode Penelitian................................................................. 12

BAB II : STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM


PENERIMAAN SISWA BARU
A. Manajemen Humas Pendidikan............................................ 18
1. Pengertian Humas……………………………………... 18
2. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat...………….. 23
3. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat..……. .. 25
4. Fungsi Manajemen Humas …………………………… 26
B. Manajemen Strategis ……….……………………………... 31
1. Pengertian Manajemen Strategis………………………. 32
2. Analisis Kondisi Organisasi…………………………… 33
3. Formulasi Strategi……………………………………… 35
4. Pelaksanaan …………………………………………… 36

x
5. Evaluasi………………………………………………... 37
C. Strategi Humas dalam Penerimaan Siswa Baru .................. 37
1. Strategi Humas dengan publik intern... .......................... 38
2. Strategi Humas dengan publik ekstern………………... 39
3. Penerimaan Siswa Baru.................................................. 43

BAB III : STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM


PENERIMAAN SISWA BARU DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI MODEL PEMALANG
A. Gambaran Umum MTs Negeri Model Pemalang ................ 45
1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis MTs Negeri
Model Pemalang............................................................. 45
2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Model Pemalang. ... 46
3. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta
Didik............................................................................... 48
4. Sarana dan Prasarana...................................................... 48
B. Kondisi Awal Strategi Manajemen Humas dan Hasil
Penerimaan Siswa Baru di MTs Negeri Model Pemalang ... 49
1. Strategi Manajemen Humas . ......................................... 49
2. Hasil Penerimaan Siswa Baru Sebelum Diterapkan
Berbagai Strategi Manajemen Humas. ........................... 52
C. Strategi dan Program Manajemen Humas MTs Negeri
Model Pemalang................................................................... 53
1. Strategi Manajemen Humas dengan Publik Intern......... 56
2. Strategi Manajemen Humas dengan Publik Ekstern . .... 56
D. Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model
Pemalang sebagai hasil dari strategi humasnya .................. 66

BAB IV : ANALISIS DATA


A. Analisis Kondisi Awal Strategi Manajemen Humas dan
Hasil Penerimaan Siswa Baru di MTs Negeri Model
Pemalang .............................................................................. 72

xi
B. Analisis Strategi dan Program Manajemen Humas MTs
Negeri Model Pemalang....................................................... 75
C. Analisis Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model
Pemalang sebagai hasil dari strategi humasnya ................... 80

BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................. 85
B. Saran .................................................................................... 87
C. Penutup................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa madrasah adalah
sekolah agama yang mengajarkan pelajaran-pelajaran agama saja. Padahal
menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, madrasah itu setara
dengan sekolah umum, yang memiliki ciri khas keagamaan, sehingga dalam
UU itu madrasah disebut sebagai "sekolah umum berciri khas Islam”.1
Sebagai sekolah umum berciri khas Islam, kurikulum madrasah harus
memliki dua komponen pokok, yaitu komponen pendidikan umum dan
komponen pendidikan agama Islam. Jika merujuk kepada posisi yang
equivalen dengan sekolah di bawah naungan pemerintah, maka kurikulum
madrasah sepenuhnya mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah
(Depdiknas).2 Padahal di pihak lain, sesuai dengan tujuan dan historisnya,
madrasah harus tetap mempertahankan jati dirinya sebagai lembaga
pendidikan yang mengajarkan ilmu keagamaan yang lebih banyak dari pada
sekolah umum lainnya.
Dengan demikian, kurikulum yang berlaku adalah kurikulum sekolah
umum dengan penambahan kurikulum keagamaan (pada umumnya
perbandingan kurikulum madrasah adalah 70% kurikulum umum dan 30%
kurikulum agama). Dengan struktur kurikulum seperti itu, maka madrasah
memiliki pelajaran yang lebih banyak dari pada sekolah umum, sehingga
diharapkan lulusan madrasah memiliki keunggulan dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta unggul dalam penguasaan agama. Mestinya hal ini
menjadi nilai tambah yang dapat meningkatkan animo masyarakat terhadap
madrasah. Tetapi kenyataannya tetap saja madrasah dianggap sebagai lembaga

1
Adpani, http://apong-indigo.blogspot.com/, diakses pada Selasa, 24 Agustus 2010
2
Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia – Rekonstruksi Sejarah untuk Aksi,
(Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006) cet. 2, hlm.130

1
2

pendidikan "nomor dua".3 Hal ini diperkuat dengan survey yang menunjukkan
bahwa lembaga pendidikan di bawah naungan Departemen Agama ini
mendidik 4.717.263 siswa (12,41 %) dari keseluruhan siswa pada tingkat
pendidikan dasar (SD dan SLTP) yang berjumlah 37.981.227 siswa.4
Kewajiban madrasah untuk mengakomodir materi-materi dalam dua
perspektif dan dua metodologi sekaligus, tentu saja menjadi beban berat yang
sangat sulit dipikul. Beratnya beban yang diemban madrasah akan diwariskan
kepada para siswanya, yang pada gilirannya akan mengganggu dan
menghambat pengembangan potensi siswa. Secara demikian, tidak terlalu
berlebihan jika lulusan madrasah dinilai sebagai produk pendidikan yang
selum matang atau setengah-setengah.5
Berdasarkan asumsi tersebut, tentu akan berdampak kurang bagus
terhadap perkembangan madrasah itu sendiri, di mana masyarakat menjadi
kurang percaya akan kualitas hasil didikan madrasah. Padahal pengukuhan
madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Islam, seharusnya bisa dijadikan
modal berharga dan tempat pijakan untuk mengembangkan madrasah sebagai
lembaga pendidikan alternatif yang distingsif dan memiliki daya tarik. 6
Oleh karena itulah, madrasah diharapkan untuk dapat memanfaatkan
keunggulan ini. Salah satu upaya untuk dapat memanfaatkan keunggulan
tersebut adalah dengan mengadakan komunikasi atau hubungan dengan
masyarakat luas. Komunikasi ini dimaksudkan untuk menginformasikan
bahwa sebenarnya madrasah memiliki keunggulan di banding sekolah umum,
namun selama ini belum dapat dioptimalkan, sehingga memerlukan bantuan
dari berbagai pihak untuk dapat memaksimalkan keunggulan madrasah
tersebut. Jadi komunikasi ini juga dapat diartikan sebagai sarana untuk
meminta dukungan dan kerja sama dengan masyarakat, guna perkembangan
dan kemajuan madrasah menjadi madrasah yang berkualitas.

3
Adpani, Op. Cit..
4
Choirul Fuad Yusuf (ed.), Potret Madrasah dalam Media Massa, (Jakarta: Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI, 2006), hlm.11
5
Khozin, Op. Cit, hlm. 132
6
Ibid, hlm. 133
3

Memang dalam perjalanannya menuju sebuah madrasah atau sekolah


yang berkualitas, yaitu sekolah yang dapat memberikan pendidikan yang
memadai dan dapat memberikan apa menjadi kebutuhan konsumen, dalam hal
ini masyarakat, maka pihak madrasah atau sekolah harus bekerja dengan
efektif, efisien dan profesional. Salah satu upaya agar kinerja sekolah dapat
berjalan efektif adalah dengan menggandeng masyarakat untuk ikut terlibat
dalam proses perkembangan sekolah. Hal ini dapat dimaklumi, karena sekolah
merupakan lembaga yang mendapat tugas untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam hal pendidikan, sehingga agar pihak sekolah dapat
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat, maka
tentunya sekolah harus mengetahui keinginan tersebut langsung dari
masyarakat.
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa
amat kuat, dan berpengaruh pula kepada para individu-individu yang ada
dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada, merupakan
masyarakat yang kompleks, terdiri dari berbagi macam tingkatan masyarakat
yang saling melengkapi dan bersifat unik, sebagai akibat latar belakang
dimensi budaya yang beraneka ragam.7 Dalam dunia kelembagaan, hubungan
antara suatu lembaga dengan masyarakat sering disebut dengan hubungan
masyarakat (humas).
Hubungan dengan masyarakat menjadi salah satu bidang garapan yang
dewasa ini banyak diberdayakan. Adapun tugas pokok bidang humas antara
lain :
1. Memberikan informasi, ide atau gagasan dari sekolah kepada masyarakat
dan pihak-pihak yang berkaitan.
2. Menampung aspirasi atau ide yang berkembang di masyarakat, khususnya
berkenaan dengan kemajuan sekolah.
3. Menjalin kerja sama dengan pihak terkait demi terwujudnya visi dan misi
sekolah.

7
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001),
cet. 3 hlm. 331
4

4. Menjadi penyambung komunikasi timbal balik antara sekolah dan


masyarakat.8
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya merupakan
suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta didik sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai
sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar,
yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat
erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.
Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan
kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan.9 Menurut Ngalim
Purwanto dkk. (1975), hubungan antara sekolah dan masyarakat mencakup
hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat,
sekolah dengan instansi atau jawatan lain, dan sekolah dengan masyarakat
umum.10
Sekolah adalah subsistem dari system social. Karena itu, sekolah atau
madrasah tidak memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya.
Bagaimanapun, masukan siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat.
Lebih dari itu, di satu sisi sekolah memerlukan masyarakat dalam menyusun
program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dari masyarakat baik
berupa calon murid/pendaftar, maupun pembiayaan (SPP/DPP) dalam
melaksankan program sekolah, madrasah dan pesantren.11
Sekolah sebagai organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem
terbuka. Sebagai sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu
mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai
suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau

8
Markus Basuki, http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/manajemen-humas.html,
diakses pada 25 Juli 2010
9
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet.
5, hlm. 50
10
B. Suryosubroto, Humas dalam Dunia Pendidikan - Suatu Pendekatan Praktis,
(Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 2001), hlm. 19-20
11
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press,
2005), hlm.272
5

12
lembaga itu tidak mudah punah atau mati. Hal ini berarti bahwa sekolah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi,
terpadu, serta timbal balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan
mutu pendidikan dan pembangunan dapat saling menunjang.13
Akan tetapi dalam pelaksanaannya, tugas kehumasan bukanlah
merupakan pekerjaan mudah. Humas harus dikerjakan oleh orang-orang yang
selalu berfikir kreatif dan inovatif untuk dapat menarik minat pelanggan.
Tugas pekerjaan seorang kahumas pelik dan luas. Karena itu, ia harus
mempunyai konsep dan harus selalu berpikir konseptual, dalam arti kata
metodologis, sistematis dan logis, agar dalam operasionalisasinya mencapai
tujuan dan sasaran. Dalam menyusun konsep kegiatan humas ia harus
menyusun suatu paparan singkat, jelas dan komprehensif, sebagai jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
- Apa fungsi humas itu?
- Apa tujuannya dan siapa sasarannya?
- Siapa pula yang dilibatkan?
- Bagaimana bentuknya mekanisme kerja?
- Sarana apa dan berapa biaya yang diperlukan?14
Supaya pelaksanaan humas dapat berjalan efektif dan efisien, dengan
kata lain dapat mencapai tujuan humas, yang diantaranya dapat dikenal oleh
masyarakat, mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat, dengan waktu,
tenaga dan biaya yang tepat, maka diperlukan manajemen untuk
mengelolanya. Manajemen merupakan kiat untuk melaksanakan tujuan
seefektif dan seefisien mungkin dengan memaksimalkan sumber daya yang
ada. Dalam Nanang Fatah disebutkan bahwa dikatakan sebagai kiat oleh Follet

12
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia,( Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet.1,
hlm. 189
13
Ary H.Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996), cet. 1, hlm.187.
14
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), cet. 3, ed. Revisi, hlm. 93-94
6

karena manajemen mencapai mencapai sasaran melalui cara-cara dengan


mengatur orang lain dalam menjalankan tugas.15
Begitu pentingnya humas, maka setiap lembaga, khususnya lembaga
pendidikan, selalu mempunyai wakil kepala sekolah yang khusus bertugas
mengurusi humas, terlebih bagi sebuah lembaga pendidikan islam. Diakui atau
tidak, lembaga pendidikan Islam atau madrasah di beberapa daerah sampai
saat ini merasakan bahwa masyarakat kerap menomorduakan madrasah. 16 Hal
ini dapat dilihat pada masa penerimaan siswa baru, di mana sebagian besar
masyarakat akan berduyun-duyun mendaftarkan putra-putrinya ke sekolah
umum, khususnya sekolah umum negeri (SMP Negeri).
Fenomena ini juga dirasakan oleh MTs Negeri Model Pemalang.
Sekolah setingkat SMP yang berbasis agama islam ini juga merasakan bahwa
sebagian besar masyarakat di sekitar madrasah tersebut cenderung lebih
memilih sekolah umum, walaupun MTs ini merupakan madrasah negeri. Hal
ini wajar, karena lokasi MTs Negeri Model ini berada di pusat kota Pemalang,
yang di sekitarnya sudah berdiri SMP-SMP Negeri berstandar nasional,
bahkan sudah ada SMP yang bertaraf SBI.
Menyadari hal ini, maka pihak MTs Negeri Model Pemalang tidak
mau ketinggalan dalam menarik simpati masyarakat agar mempercayakan
putra-putrinya mengenyam pendidikan di madrasah tersebut. Upaya pihak
madrasah untuk menarik simpati masyarakat ini tentu melalui humasnya. MTs
Negeri Model Pemalang merupakan madrasah yang sangat memperhatikan
humasnya, sehingga banyak strategi yang diterapkan madrasah untuk menarik
minat masyarakat.17
Dalam upaya menarik masyarakat, MTs Negeri Model Pemalang
banyak menerapkan berbagai strategi humas untuk memperkenalkan seperti
apa dan bagaimana sebenarnya MTs Negeri Model Pemalang kepada

15
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), cet. 7, hlm. 1
16
Wawancara dengan Kepala TU MTs Negeri Model Pemalang, Bapak Parsikun, dalam
survey pra riset, pada 6 Juli 2010
17
Ibid
7

masyarakat sekitar dengan kerap kali mengadakan program-program yang


melibatkan masyarakat, mengajak masyarakat untuk masuk ke dalam
lingkungan madrasah dalam even-even tertentu dan lain sebagainya.18
Namun tidak hanya itu, yang lebih penting sebagai sikap yang harus
yang dikembangkan adalah membangun persepsi dan citra positif (positive
image) terlebih dahulu, mempunyai tujuan yang baik, saling mempercayai satu
sama lain (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreaciation),
saling pengertian antar kedua belah pihak (mutual understanding) dan
memiliki rasa toleransi (tolerance).19 Untuk membangun citra positif dari
masyarakat ini, MTs Negeri Model Pemalang menawarkan berbagai
keunggulan, di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana sekolah
yang lengkap, terdapat banyak kegiatan ekstra kurikuler, menampilkan
berbagai prestasi yang diraih madrasah tersebut dan lain sebagainya.
Dengan berbagai macam strategi humas ini, maka masyarakat dapat
mengenal seperti apa itu MTs Negeri Negeri Model Pemalang. Setelah
mengenal madrasah tersebut, maka tidak sedikit masyarakat yang ingin
menjadi bagian dari madrasah ini dengan mendaftarkan putra-putrinya ke
madrasah tersebut.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis merasa tertarik untuk
mengetahui kiranya bagaimana strategi humas dan pengelolaannya, untuk
dapat menarik siswa baru yang diterapkan oleh MTs Negeri Model Pemalang,
yang notabenenya sebagai sebuah madrasah yang berada di tengah-tengah
sekolah-sekolah umum negeri yang setingkat. Sehingga berangkat dari
permasalahan yang menarik tersebut, tergerak dalam diri penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul “Strategi Manajemen Humas dalam
Meningkatkan Penerimaan Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Model Pemalang”.

18
Ibid
19
Rosady Ruslan, Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations
Kehumasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), hlm. 33.
8

B. Penegasan Istilah
Penegasan istilah di sini dimaksudkan untuk menyamakan maksud dan
persepsi agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mempelajarinya. Istilah-
istilah yang perlu dijelaskan dari skripsi yang berjudul Strategi Manajemen
Humas dalam Meningkatkan Penerimaan Siswa Baru di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Model Pemalang adalah sebagai berikut:
1. Strategi
Pada mulanya strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan
suatu peperangan. Seorang yang berperang dalam mengatur strategi, untuk
memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan
menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya, baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia
akan menyusun tindakan yang harus dilakukan, baik tentang siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peprangan, maupun
waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan. Dengan demikian
dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik
dari dalam maupun dari luar.20 Strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.21
Jadi strategi berarti siasat, taktik dan teknik yang telah
direncanakan, untuk mencapai sasaran yang dituju. Dalam konteks ini,
strategi yang dimaksud adalah siasat, taktik dan teknik humas untuk
meningkatkan penerimaan siswa baru.
2. Manajemen
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

20
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijogo, 2009), hlm. 1
21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1999), cet. 10, ed. 2, hlm. 964
9

serta sumber-sumber lain.22 Sumber-sumber tersebut adalah enam M, yaitu


men, materials, machines, methods, money dan markets.23
Manajemen yang dimaksud di sini adalah manajemen humas.
3. Humas
Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang
berencana yang menyangkut iktikad baik, rasa simpati, saling mengerti
untuk memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat
melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai
kemanfaatan dan kesepakatan bersama.24
4. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
pertama-tama di dalam suatu lembaga pendidikan.25 Penerimaan siswa
baru yang penulis maksud adalah penerimaan siswa yang dilakukan oleh
setiap lembaga pendidikan pada setiap awal tahun pelajaran, yang
sebelumnya berada di sekolah dasar, kemudian mendaftar di sekolah
jenjang berikutnya, yaitu SMP atau MTs.
5. MTs Negeri Model Pemalang
MTs Negeri Model Pemalang merupakan salah satu madrasah
setingkat sekolah menengah pertama yang berbasis agama dan berada di
bawah naungan departemen agama. Sedangkan istilah “Model” diberikan
oleh Departemen Agama Pusat sebagai sebuah madrasah percontohan,
karena memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai.
Madrasah model adalah madrasah negeri yang memiliki standar
tertentu dari segi sarana dan prasarana, jumlah dan kualifikasi tenaga
kependidikan (guru) dan siswa-siswi yang terseleksi sehingga pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan intensitas tinggi.26

22
Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1979), cet. 10, ed. 7, hlm. 4
23
Ibid, hlm. 3
24
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz
Media, 2009), cet. 2, hlm. 201
25
Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Adminitrasi
Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 119
26
Khozin, Op. Cit., hlm. 127
10

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan awal strategi manajemen humas dan penerimaan
siswa baru MTs Negeri Model Pemalang?
2. Bagaimana strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model
Pemalang?
3. Bagaimana hasil penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang
sebagai hasil dari strategi humasnya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui keadaan awal strategi manajemen humas dan
penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang
2. Untuk mengetahui strategi dan program manajemen humas MTs Negeri
Model Pemalang?
3. Untuk mengetahui hasil perkembangan penerimaan siswa baru MTs
Negeri Model Pemalang sebagai hasil dari strategi humasnya?
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah informasi, wawasan
pemikiran dan pengetahuan dalam kajian manajemen humas dalam
sekolah.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian renungan
dan motivasi MTs Negeri Model Pemalang agar dapat selalu berkembang.

E. Kajian Pustaka
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian yang berkaitan dengan
manajemen humas ini, bukanlah penelitian yang pertama kali, artinya telah
banyak penulis-penulis lain yang mengambil inti permasalahan yang sama,
baik dalam skripsi, tesis maupun karya-karya ilmiah yang lain. Karya-karya
11

ilmiah yang telah menguraikan manajemen mutu terpadu antara lain sebagai
berikut:
Hery winarto, dalam skripsinya yang berjudul, ”Manajemen Humas
dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK An Nur Tugurejo Semarang”,
yang di dalamnya mengungkapkan bahwa pengelolan humas yang dilakukan
TK An Nur Tugurejo Semarang menggunakan instrumen manajemen, yaitu
planning (perencanaan), organizating (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan) dan evaluating (evaluasi). Kemudian untuk pencitraan publik
yang diterapkan melalui manajemen humasnya, TK An Nur Tugurejo
Semarang lebih memfokuskan pada perbaikan yang bersifat internal, yakni
dengan cara meningkatkan kinerja para staff.27
Rokhimin, dengan judul skripsinya, ”Manajemen Strategi Kehumasan
dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat terhadap kegiatan Pendidikan di
MAN Demak”. Dalam penelitiannya ditemukan data bahwa MAN Demak
telah melaksanakan manejemen strategik kehumasan, yang meliputi fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.
Selanjutnya, masyarakat juga sudah ikut berperan serta dan mempunyai
tanggung jawab terhadap MAN Demak. Dalam menjalin humas, MAN Demak
menggunakan beberapa strategi dari yang bersifat usaha internal, maupun
usaha eksternal. Strategi itu meliputi strategi dalam menjalin hubungan antar
lembaga itu sendiri, strategi dalam menjalin hubungan dengan orang tua dan
strategi dalam menjalin hubungan dengan masyarakat luar.28
Andik Siswanto, yang mengambil judul skripsi, ”Manajemen
Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam (Studi Kasus
di IAIN Walisongo Semarang)”. Dalam skripsinya menyebutkan fokus
penelitian lebih ke arah manajemen pemasaran IAIN Walisongo Semarang,
yang meliputi tentang bagaimana strategi dan sistem pemasaran (promosi)

27
Hery Winarto, Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK An
Nur Tugurejo Semarang, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2010)
28
Rokhimin, Manajemen Strategik Kehumasan dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat terhadap kegiatan Pendidikan di MAN Demak, (Semarang: IAIN Walisongo
Semarang, 2010)
12

yang diterapkan. Hasil penelitian menujukkan bahwa analisis yang digunakan


oleh IAIN Walisongo Semarang, melalui UPMAnya, dalam menetapkan
strategi pemasaran jasa pendidikan melalui analisis stakeholder karena
melibatkan masyarakat sebagai partner.29

F. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam
pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab
persoalan yang sedang diselidiki atau diteliti.30
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data
yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.31
Menurut Bagda dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.
Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.32
Sementara itu penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian
yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.33
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat
populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan manajemen humas dan strateginya dalam meningkatkan
jumlah calon siswa baru pada masa penerimaan siswa baru.

29
Andik Siswanto, Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan
Tinggi Islam (Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang), (Semarang: IAIN Walisongo Semarang,
2008)
30
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2007), hlm. 39
31
Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan
publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial,
Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I, hlm.51.
32
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002). Cet. 17, hlm.3.
33
Ibid, hlm. 17.
13

2. Sumber data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukur atau alat
pengambil data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari.34 Adapun yang dimaksud sebagai sumber data primer adalah
kepala MTs Negeri Model Pemalang dan wakil kepala madrasah
bagian humas.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian.35
Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan
yang telah tersedia. Sebagai data sekunder penulis mengambil dari
buku-buku atau dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini.
Data-data yang diperoleh penulis dari sumber data di atas dengan
metode pengumpulan data tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut:
No. Data yang diperoleh Sumber Data Metode
1. Keadaan awal strategi manajemen Primer Interview
humas MTsN Pemalang Sekunder
2. Data hasil penerimaan siswa baru Primer Interview
MTsN Pemalang Sekunder Dokumentasi
3. Strategi dan program manajemen Primer Interview
humas MTsN Pemalang Sekunder Dokumentasi
4. Media humas MTsN Pemalang Primer Observasi

34
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 91.
35
Ibid, hlm 93
14

3. Metode pengumpulan data


Penelitian ini juga termasuk penelitian lapangan (field research),
yakni penelitian yang langsung dilakukan atau pada responden,36 oleh
karenanya untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi merupakan salah satu metode utama dalam
penelitian kualitatif. Secara umum observasi berarti pengamatan,
penglihatan.37 Dan dalam penelitian, metode observasi diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian.38
Fungsi metode observasi ini adalah untuk mengamati
keunggulan-keunggulan dari MTs Negeri Model Pemalang, yang dapat
berguna sebagai pencitraan positif untuk menarik minat masyarakat
terhadap madrasah tersebut.
b. Metode Wawancara (interview)
Metode interview atau wawancara yaitu sebagai suatu proses
tanya jawab lisan, dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik,
yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya
dengan telinganya sendiri.39
Penulis menggunakan metode ini dengan cara melakukan
wawancara langsung dengan kepala MTs Negeri Model Pemalang,
wakil kepala madrasah bagian humas, staf TU, sample peserta didik
MTs Negeri Model Pemalang atau pihak-pihak yang mengetahui
strategi manajemen humas MTs Negeri Model Pemalang.

36
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11.
37
Imam Suparyogo, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2001), hlm. 167.
38
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineke Cipta, 2000), hlm.
158.
39
Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi, 2004), jilid 2, hlm. 217.
15

c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui
dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen., notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya.40
Dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui data-data yang
berupa catatan atau dokumentasi dari strategi humas Negeri Model
Pemalang, perkembangan jumlah siswa yang mendaftar di MTs Negeri
Model Pemalang, piagam penghargaan atas prestasi yang diraih, profil
MTs Negeri Model Pemalang dan lain sebagainya yang diperlukan
dalam penelitian ini.
4. Metode analisis data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data dan
dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Dengan
pengamatan yang terus menerus tersebut maka akan menghasilkan data
yang banyak sekali. Oleh karena itu, supaya data-data yang banyak
tersebut dapat sesuai dengan data-data yang diperlukan dan dapat
dipahami, maka diperlukan adanya analisis data.
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa
“Data analysis is the process of systematically searching and arranging
the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you
accumulate to increase your own understanding of them and to enable you
to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Cet. 12, ed. revisi, hlm. 135.
16

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih


mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain.41
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan..42
Namun dalam kenyataannya, analisis data kualitatif biasanya berlangsung
selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan
data. Analisis data yang digunakan ialah metode deskriptif analitik yaitu
mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,
dokumen dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat
memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.43
Dalam aktivitas analisis data, penulis menggunakan model Miles
dan Hubberman, yang meliputi data reduction, data display dan
conclusion drawing/verification.
a. Data reduction (Reduksi data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, kemudian dicari tema dan
polanya.44 Seluruh data yang penulis peroleh di lapangan dirangkum,
kemudian dipilih data yang sesuai dengan rumusan masalah. Di sini
berarti data mengenai implementasi manajemen humas dan strategi
humas di MTs Negeri Model Pemalang yang diperoleh dan terkumpul,
baik dari hasil penelitian lapangan/dokumentasi kemudian dibuat
rangkuman.
b. Data display (Penyajian data)
Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam suatu
organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan

41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 3, hlm. 334.
42
Ibid, hlm. 336
43
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 1997) hlm. 66
44
Ibid, hlm. 338
17

yang diusulkan.45 Dengan mendisplaykan data, maka akan


memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Artinya data
yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, untuk kemudian disajikan
dalam kalimat-kalimat yang sekiranya akan mudah untuk dipahami.
c. Conclusion drawing/verification
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan ini akan diikuti dengan bukti-bukti yang diperoleh ketika
penelitian di lapangan. Verifikasi data dimaksudkan untuk penentuan
data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga
keseluruhan permasalahan mengenai strategi manajemen humas dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru di MTs Negeri Model Pemalang
dapat terungkap dan dituangkan dalam kalimat yang mudah dipahami.

45
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), cet. 1,
hlm. 167.
BAB II
STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN
SISWA BARU

A. MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN


1. Pengertian Humas
Istilah hubungan masyarakat (humas) dikemukakan pertama kali
oleh presiden Amerika Serikat yaitu Thomas Jefferson tahun 1807. Akan
tetapi apa yang dimaksudkan pada waktu itu dengan istilah “Public
Relations” adalah dihubungkan dengan “Foreign Relations”.1 Humas
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang
menyangkut iktikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh
pengakuan, penerimaan dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan
sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfaatan dan kesepakatan
bersama.2
Humas di lingkungan organisasi kerja/instansi pemerintah
termasuk juga di bidang pendidikan adalah rangkaian kegiatan
organisasi/instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan
masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar
mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
kerja secara sadar dan sukarela.3
Dalam Al Qur‟an terdapat juga anjuran untuk melakukan hubungan
dengan sesama manusia (masyarakat), yaitu:

1
Ibid, hlm. 114
2
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009) cet. 2, hlm. 201
3
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1997), cet. 14, hlm.
73

18
19

Artinya:
“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan permusuhan…”4 (QS. Al Ma‟idah: 2)
Sebenarnya masih banyak definisi humas yang dipaparkan oleh
para ahli public relations. Oleh karena begitu banyaknya definisi public
relations (humas), maka para pemratek public relations dari berbagai
dunia, yang terhimpun dalam organisasi yang bernama The International
Public Relations Association (IPRA), bersepakat untuk merumuskan
sebuah definisi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekkan bersama.
Definisinya adalah sebagai berikut:
“Public relations is a management function, of a continuning and
planned character, through which public and priate organizations
and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy
and support of those with whom they are or may be concerned – by
evaluating public opinion about themselves, in order to correlate,
as fat as possible, their own policies and procedurs, to achieve by
planned and widespread information more productive co-operation
and more eficient fulfilment of their common interest.”
Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari sikap budi
yang berencana dan bersinambungan, yang dengan itu organisasi-
organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya
membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada
kaitannya atau yang mungkin ada hubungannya – dengan jalan menilai
pendapat umum diantara mereka, untuk mengkorelasikan sedapat mungkin
kebijakan dan tata cara mereka, yang dengan informasi yang berencana
dan tersebar luas, mencapai kerja sama yang lebih produktif dan
pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien.5
Dalam hubungan kerja sama sesama manusia, baik itu antar
perseorangan maupun kelembagaan, sangat diperlukan budi pekerti yang
baik dalam. Anjuran ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad yang
berbunyi:

4
Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra: 2002),
hlm. 142
5
Onong Uchjana Effendy, Op. cit, hlm. 20
20

‫عي ابِ ر ّس جنذة بي جنبدة ًابَ عبذ الشّحوي هعبر ابي جبل سضِ االو عنيوب عي‬
‫سسٌل اهلل صلَّ اهلل علْو ًسلّن قبل اتّق اهلل حْثوب كنت ًاتبع السّّْئت الحسنت‬
)ُّ‫ (سًاه التّشهز‬.‫توحيب ًخبلق النّبس بخلق حسي‬
Artinya:
“Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abdurrahman Mu‟adz bin
Jabal ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda,
“Bertaqwalah pada Allah dimana dan kapanpun engkau berada.
Iringilah segera kejahatan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu
menghapusnya, dan pergaulilah sesama manusia dengan budi
pekerti yang baik.” ( Diriwayatkan oleh Tirmidzi).6
Apabila sekolah dapat menggandeng masyarakat dengan budi
pekerti yang baik, maka apa yang menjadi kebutuhan sekolah dari
masyarakat dapat diberikan secara suka rela oleh masyarakat.
Untuk definisi istilah „masyarakat‟, masyarakat sekolah mungkin
bisa dilukiskan sebagai kekotaan atau pedesaan, sebagai pertanian atau
non pertanian, sebagai industri atau pemukiman, sebagai kelas petengahan
atau bawahan. Jadi yang dihadapi oleh sekoah itu sebenarnya bukan satu
masyarakat yang memiliki kepentingan dan masalah yang sama, yaitu
pendidikan anak yang sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.7
Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 54 (1) disebutkan bahwa
peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.8 Oleh karena itu, dalam bidang humas, kepala
sekolah yang baik harus memahami unsur-unsur berikut:

6 6
Syaikh Imam Nawawi, Hadits Al Arba‟in An Nawawiyah, terj. Putri Yasmin, (Malang:
Putri Yasmin, 2002), hlm. 36-37
7
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan – Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa, 1986), cet. 10, hlm. 144
8
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta
Sianar Grafika Offset, 2009), cet. 2, hlm. 35
21

a. Unsur-unsur penting pada anggota masyarakat lingkungan sekolah,


kesetiaan, kepatuhan dan perasaan terikat yang ada pada masyarakat,
cara-cara beraksi, menangani ide baru.
b. Tradisi dan adat istiadat
c. Organisasi anggota masyarakat
d. Kepemimpinan/struktur kekuatan yang terdapat dalam masyarakat
e. Situasi fisik masyarakat, ciri-ciri pengelompokan formil dan hubungan
ciri-ciri populasi.9
Beban tugas humas adalah melakukan publisitas tentang kegiatan
organisasi kerja yang patut diketahui oleh pihak luar secara luas.
Kegiatannya dilakukan dengan menyebarluaskan informasi dan
memberikan penerangan-penerangan untuk menciptakan pemahaman yang
sebaik-baiknya di kalangan masyarakat luas mengenai tugas-tugas dan
fungsi yang diemban organisasi kerja tersebut, termasuk juga mengenai
kegiatan-kegiatan yang sudah, sedang dan akan dikerjakan, berdasarkan
visi, misi dan tujuan organisasi.10 Prinsip untuk saling mengenal seperti ini
juga dianjurkan dalam al Qur‟an, seperti yang termaktub dalam QS. Al
Hujurat: 13, yaitu:

Artinya:
“…Hai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
mengenal.…”11 (QS. Al Hujurat: 13)

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tugas-tugas


pokok atau beban kerja humas suatu organisasi/lembaga adalah:
a. Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkannya.

9
Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. 2, hlm. 72
10
Hadari Nawawi, Op. cit, hlm.74
11
Departemen Agama RI, Op. cit, hlm. 745
22

b. Membantu pimpinan yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung


memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya.
c. Membantu pimpinan mempersiapkan bahan-bahan tentang
permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik
perhatian masyarakat pada saat tertentu.
d. Membantu pimpinan dalam mengembangkan rencana dan kegiatan-
kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada
masyarakat (public service) sebagai akibat dari komunikasi timbal
balik dengan pihak luar.12
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, humas yang efisien
harus memperhatikan asas-asas tertentu sebagai berikut:
a. Obyektif dan resmi, semua informasi atau pemberitaan yang
disampaikan kepada masyarakat harus merupakan suara resmi dari
instansi/lembaga yang bersangkutan.
b. Organisasi yang tertib dan berdisiplin, humas hanya akan berfungsi
apabila tugas-tugas pokok organisasi/lembaga berjalan secara lancar
dan efektif serta memiliki hubungan kerja ke dalam dan ke luar
organisasi yang efektif pula.
c. Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut
berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar dari
masyarakat.
d. Kontinyuitas informasi, humas harus berusaha agar masyarakat
memperoleh informasi secara kontinyu sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu informasi lisan dan tertulis dapat dilakukan secara berkala
dan pada waktu-waktu tertentu.
e. Memperhatikan opini masyarakat, respons yang timbul di kalangan
masyarakat sebagai feed back dari informasi yang disampaikan harus

12
Hadari Nawawi, Op. cit, hlm.74
23

mendapat perhatian sepenuhnya. Respon masyarakat dapat berupa


saran-saran, pendapat, kritik, keluhan atau pertanyaan.13
Selain itu, informasi yang diberikan harus bersifat realistis, tidak
mengada-ada. Kejujuran dalam penyampaian informasi juga sangat
penting untuk menciptakan citra positif. Dalam hadits Nabi Muhammad
juga disebutkan:
‫ هي كبى‬:‫ى سسٌل اهلل صلَّ اهلل علْو ًسلّن قبل‬
ّ ‫عي ابِ ىشّشة سضِ اهلل عنو أ‬
)‫ (سًاه البخبسٍ ً هسلن‬... ‫ّؤهي بباهلل ًالٌْم االخش فلْقل خْشا اً لْصوت‬
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra. Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw.
bersabda: „barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
berkata baik atau diam...‟ (Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan
Muslim).14
2. Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk
(1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, (2)
memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan
masyarakat, dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan
dengan sekolah.15 Bent dan Kronenberg (dalam Daryanto, 2001: 75)
mengemukakan tiga hal tujuan utama hubungan sekolah dengan
masyarakat, yaitu:
a. To prevent misunderstanding, yaitu untuk mencegah kesalahpahaman
antara masyarakat terhadap sekolah.
b. To secure financial support, yaitu untuk memperoleh sumbangan-
sumbangan finansial dan material dari masyarakat.
c. To secure coppration in policy marking, yaitu untuk menjalin kerja
sama dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan.

13
Ibid, hlm. 74
14
Syaikh Imam Nawawi, Op. cit, hlm. 35-36
15
E. Mulyasa, Op. cit, hlm. 50
24

Sementara itu, T. Sinapiar (dalam M. Ngalim Purwanto, 1995:


189) meninjau tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat dari dua
sudut, yaitu bagi kepentingan sekolah dan bagi kepentingan masyarakat.
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
hubungan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c. Memperlancar proses belajar mengajar.
d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah. 16
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat, tujuan humas
ini adalah:
a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
dalam bidang mental-spiritual.
b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat.
c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin
meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkrit lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan
sekolah dan masyarakat adalah:
a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang
diperlukan bagi pengembangan sekolah.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah.
d. Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

16
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), cet. 7, hlm. 189
25

e. Mengembagkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah
dalam mendidik anak-anak.17
3. Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat
Hubungan kerja sama sekolah dan masyarakat dapat digolongkan
menjadi tiga jenis hubungan, yaitu (1) hubungan edukatif, (2) hubungan
kultural dan (3) hubungan institusional.18
a. Hubungan edukatif
Hubungan edukatif yang dimaksud di sini adalah hubungan
kerja sama dalam hal menididik anak/murid, antara guru di sekolah
dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan
agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan antara
guru di sekolah dan orang tua di rumah, yang mengakibatkan keragu-
raguan pendirian dan sikap pada diri anak/murid, baik dalam hal norma
atau nilai-nilai sosial maupun dalam bidang ilmu pengetahuan. Kerja
sama ini juga bisa dalam bentuk bantuan fisik, seperti bantuan
pengadaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk belajar di sekolah
maupun di rumah.
b. Hubungan kultural
Hubungan kultural ini adalah usaha kerja sama antara sekolah
dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
Telah diketahui sebelumnya, bahwa sekolah merupakan suatu lembaga
yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi maju-mundurnya
kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat-istiadat, dsb.
Oleh karena itu diperlukan adanya kerja sama yang fungsional antara
kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat, sehingga
kegiatan-kegiatan kurikulum sekolah dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan tuntutan perkembangan masyarakat, demikian pula
tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode mengajarnya.

17
Ibid, hlm. 190
18
Ibid, hlm. 194
26

c. Hubungan institusional
Hubungan institusional yaitu hubungan kerja sama antara
sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain,
baik swasta maupun pemerintah, seperti instansi pemerintah daerah,
dinas kesehatan, dinas petanian dan dinas-dinas pemerintah lain, serta
perusahaan-perusahaan negara atau swasta, yang berkaitan dengan
perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.19
4. Fungsi Manajemen Humas
Manajemen merupakan proses yang khas, yang terdiri dari
tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
serta sumber-sumber lain.20
Manejemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
seluruh proses kegiatan sekolah yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara kontinyu untuk
mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya, khususnya
masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah. Dengan
demikian, kegiatan operasional pendidikan, kinerja dan produktivitas
sekolah diharapkan semakin efektif dan efisien.21
Fungsi atau aktifitas atau suatu kegiatan dari organisasi adalah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menentukan struktur kerjanya
atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan.22 Secara umum,
fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating) dan evaluasi (evaluating).
Namun dalam manajemen humas, menurut Cutlip-Center-Broom,
praktisi humas profesional dalam melaksanakan program humas harus

19
Ibid, hlm. 194-196
20
Winardi, Asas-Asas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1979), cet. 10, ed. 7, hlm. 4
21
E. Mulyasa, Op. cit, hlm. 164
22
H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000),
hlm. 46
27

terdiri atas empat langkah kegiatan atau sering juga disebut dengan empat
langkah pemecahan masalah humas.23 Keempat langkah kegiatan inilah
yang menjadi fungsi manajemen humas itu. Keempat langkah itu yaitu,
menentukan masalah (defining the problem), perencanaan dan penyusunan
program (planning and programming), melakukan tindakan dan
berkomunikasi (taking action and communicating) dan evaluasi program
(evaluating the program).24
a. Menentukan masalah (defining the problem)
Tindakan pertama yang harus dilakukan praktisi humas
sebelum menyusun program kerjanya adalah memahami situasi atau
masalah yang ada. Langkah pertama ini meliputi kegiatan untuk
meneliti dan mengawasi pengetahuan, pendapat, sikap dan tingkah
laku masyarakat (pihak-pihak yang berkepentingan atau terpengaruh
oleh tindakan dan kebijakan organisasi).
Dalam tahap pertama ini diperlukan adanya penelitian terlebih
dahulu. Yang dimaksud dengan penelitian di sini adalah data
collecting (pengumpulan data) dan fact finding (pengkajian fakta).
Yang diteliti adalah aspek-aspek yang menyangkut hubungan
organisasi dengan publik.25 Praktisi humas dapat menyusun dan
menjawab serangkaian pertanyaan seperti: di mana posisi suatu
institusi berada, apa yang diketahui atau tidak diketahui masyarakat
mengenai institusi tersebut, apakah ada kesalahan dalam pandangan
mereka, dan sebagainya.
Data faktual yang sudah terhimpun merupakan keterangan
mentah yang harus diolah terlebih dahulu. Dalam kegiatan pengolahan,
kahumas melakukan perbandingan, pertimbangan dan penilaian,
sehingga akhirnya menjadi informasi yang akurat. Data yang sudah
matang, yang kemudian menjadi informasi itu, dipilih,

23
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 1, hlm. 108
24
Ibid, hlm. 108
25
Onong Uchjana Effendy, op. cit, hlm. 98
28

diklasifikasikan, dipisah-pisahkan dan dikelompokkan-kelompokkan,


lalu disusun sedemikian rupa sehingga akan memudahkan dalam
perencanaan dan penggunaann selanjutya.26
Pada intinya, langkah pertama ini merupakan kegiatan inteligen
untuk mengumpulkan informasi atau data yang menjadi dasar berpijak
praktisi humas guna mengambil langkah selanjutnya.27
b. Perencanaan dan penyusunan program (planning and programming)
Perencanaan dalam sebuah pendidikan menempati posisi yang
strategis dalam keseluruhan proses pendidikan. Perencanaan
pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perencanaan dalam sebuah
pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.28
Masalah yang telah ditentukan pada langkah pertama
digunakan untuk menyusun program, tujuan, tindakan dan strategi
komunikasi. Langkah kedua ini mencakup tindakan untuk
memasukkan temuan yang diperoleh pada langkah pertama ke dalam
kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini merupakan
proses untuk menjawab pertanyaan, ”berdasarkan situasi yang telah
kita pelajari, maka apa yang harus kita ubah, perbuat dan katakan?”29
Proses perencanaan dan penetapan program humas mencakup
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menetapkan peran dan misi.
2) Menentukan wilayah sasaran humas.
3) Mengidentifikasi dan menentukan indicator efektivitas (indicators
of effectiveness) dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
4) Memilih dan menentukan sasaran atau hasil yang akan dicapai.
5) Mempersiapkan rencana tindakan yang terdiri dari:

26
Ibid, hlm. 98
27
Morissan, op. cit., hlm. 108
28
Udin Syaefudin Sa‟ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan - Suatu
Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 3, hlm. 46.
29
Morissan, op. cit., hlm. 108-109
29

a) Programming, menentukan urutan tindakan yang akan


dilakukan.
b) Penjadwalan, menentukan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan.
c) Anggaran, menentukan sumber-sumber yang dibutuhkan.
d) Pertanggungjawaban, menetapkan siapa pihak yang akan
menyatakan tujuan sudah tercapai atau belum.
e) Menguji dan merevisi rencana sementara (tentative plan)
sebelum rencana tersebut dilaksanakan.
6) Membangun pengawasan, yaitu memastikan tujuan akan terpenuhi.
7) Menentukan komunikasi yang diperlukan.
8) Pelaksanaan, memastikan persetujuan di antara semua pihak, siapa
saja yang perlu dilibatkan dan langkah atau tindakan apa yang
harus segera dilakukan. 30
c. Melakukan tindakan dan berkomunikasi (taking action and
communicating)
Dalam pelaksanaan hubungan sekolah-masyarakat perlu
diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan kegiatan, dan di
dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.31 Setelah
mengumpulkan fakta dan menetapkan rencana, beberapa keputusan
harus dibuat pada tahapan ini, yang mencakup tindakan apa saja yang
harus dilakukan atau pesan apa saja yang ingin disampaikan, serta
jenis media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan
dimaksud.32
Pada tahap tindakan atau pelaksanaan humas, komunikasi
banyak dilakukan. Keberhasilan komunikasi sangat ditentukan oleh
tujuh hal, yaitu:

30
Ibid, hlm. 153-154
31
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Kegiatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet. 1,
hlm. 195
32
Morissan, op. cit., hlm. 183
30

1) Kredibilitas, komunikasi dimulai dengan iklim atau situasi


kepercayaan. Iklim dibangun melalui tindakan organisasi yang
menggambarkan kesungguhan untuk melayani pihak-pihak yang
berkepentingan dan masyarakat.
2) Konteks, program komunikasi harus disesuaikan dengan realita
lingkungan.
3) Isi pesan, pesan harus memiliki makna dan memiliki releansi
dengan situasi yang dihadapi penerima pesan.
4) Kejelasan, pesan harus disampaikan dengan menggunakan istilah-
istilah yang sederhana.
5) Kontinuitas dan konsistensi, komunikasi memerlukan repetisi
(pengulangan) untuk mencapai penetrasi. Repetisi, yang dilakukan
dengan berbagai variasi, dapat memberikan sumbangan untuk
pembelajaran dan persuasi, namun ceritanya harus tetap konsisten.
6) Saluran, praktisi humas harus menggunakan saluran yang sudah
mapan (established) untuk menyampaikan pesan. Saluran yang
dipilih haruslah saluran yang digunakan dan juga dihormati oleh
khalayak sasaran.
7) Kemampuan penerima, komunikasi harus memperhitungkan
kemampuan penerima. Dalam hal ini yang harus dipertimbangkan
adalah ketersediaan khalayak, kebiasaan, kemampuan membaca
dan pengetahuan yang mereka miliki. 33
d. Evaluasi program (evaluating the program)
Humas dapat dievaluasi atas dua criteria: pertama,
efektivitasnya, yaitu sampai seberapa jauh tujuan telah tercapai,
misalnya apakah memang masyarakat sudah merasa terlibat dalam
masalah yang dihadapi sekolah, apakah ada perhatian terhadap
kemajuan anaknya di sekolah, apakah mereka sudah menunjukkan
perhatian terhadap keberhasilan sekolah, apakah mereka telah mau
memberikan masukan untuk perbaikan sekolah, dan sebagainya.

33
Ibid, hlm. 206
31

Kedua, efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh sumber yang ada atau
yang potensial yang telah digunakan secara baik untuk kepentingan
kegiatan hubungan masyarakat.34
Penilaian atau evaluasi ini dimaksudkan agar di kemudian hari,
jika suatu kegiatan yang sama dilakukan, tidak menjumpai lagi
hambatan yang sama. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, kahumas
harus mengambil kebijaksanaan tertentu, yang pada gilirannya
melakukan penelitian, untuk kemudian mengadakan perencanaan, guna
selanjutnya menggiatkan pelaksanaan. Dengan demikian, proses
humas tidak berlangsung secara linear, melainkan circular atau
melingkar, dari evaluasi dialirkan umpan balik (feed back) ke
penelitian, yaitu menentukan masalah. Jelasnya, jika sudah dilakukan
kegiatan melalui tahap penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian, hasil penilaian tersebut diteliti lagi, direncanakan lagii,
dilaksanakan lagi dan dinilai kembali.35

B. MANAJEMEN STRATEGIS
1. Pengertian Manajemen Strategis
Strategi berasal dari bahasa Yunani, strategos atau strategus
dengan kata jamak strategi, yang berarti cara.36 Menurut istilah, strategi
merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif
yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna
memenangkan kompetisi.37
Dalam buku lain dijelaskan bahwa “Strategy is unified
comprehensive and integrated plan that relates the strategy advantages of
the firm to the challenges of the enterprise and achieve through proper

34
Soetjipto dan Raflis Kosasi, op. cit., hlm. 196
35
Onong Uchjana Effendy, op. cit, hlm. 104
36
Alex MA, Kamus, Ilmiah Populer Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan, 2005),
Hlm 457.
37
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2007), cet. 2, hlm 137.
32

execution by the organization” (strategi adalah rencana yang disatukan,


menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan tujuan
utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan).38
Strategi dalam manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan
sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan
strategik organisasi.39
Sedangkan definisi manajemen strategis, Kinkead-Winokur (dalam
Morissan, 2008: 152), mendefinisikan manajemen strategis sebagai “a
process that enables any organization-company, association, nonprofit or
government agency-to identify its long-term opportunities and threats,
mobilize its assets to address them and carry out a succesfull
implementation strategy” (suatu proses yang memungkinkan setiap
organisasi - perusahaan, asosiasi, lembaga non profit dan pemerintah –
mengenal peluang dan ancaman jangka panjang mereka, memobilisasi
seluruh asset untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan, serta
menerapkan satu strategi pelaksanaan yang berhasil).40
Manajemen strategis merupakan keputusan manajerial dan
kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang
organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal,
disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi
lingkungan tersebut.41
2. Analisis Kondisi Organisasi

38
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi,(Bandung: CV.Yrama Widya, 2007), hlm 74.
39
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan –
Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), cet. 3,
hlm. 147
40
Morissan, op. cit., hlm. 152
41
Indriana Usman, Manajemen Stratejik,, http://pustaka.ut.ac.id/website/
index.php?option=com_content&view=article&id=129:ekma-4414-manajemen-stratejik&Itemid=
73&catid=28:fekon , diakses pada tanggal 15112010
33

Organisasi hidup dalam suatu system yang saling berhubungan dan


mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi
perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan
strategiknya. Untuk mendapatkan strategi yang tepat dan valid, perlu
dilakukan suatu analisis lingkungan strategic.42 Yang dimaksudkan di sini
meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di
dalam dan di sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan
organisasi berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang eksternal
dan tantangan eksternal.43
a. Lingkungan Internal, meliputi:
1) Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kemampuan internal yang
bersifat positif yang memungkinkan organisasi memnuhi
keuntungan strategic dalam mencapai visi dan misi.
2) Kelemahan Internal (Weakness) adalah situasi dan factor-faktor
dalam organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat
organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan
misi.
b. Lingkungan Eksternal, meliputi:
1) Peluang (Opportunity) adalah situasi dan factor-faktor luar
organisasi yang bersifat positif, yang membantu organisasi
mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
2) Tantangan/ancaman (Threat) adalah factor-faktor luar organisasi
yang bersifat negaif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal
dalam mencapai visi dan misi.44
Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis kemudian
digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya
dalam upaya memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan, serta secara
bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi

42
Akdon, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik
untuk Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 2. hlm. 106
43
Ibid, hlm. 111
44
Ibid, hlm. 111-112
34

ancaman. Analisis SWOT dapat menghasilkan matriks yang merupakan


matching tool penting untuk membantu leader lembaga dalam
mengembangkan strategi pendidikannya. Strategi dihasilkan dari matriks
ini yaitu:

Internal
Strengths (kekuatan) Weakness (kelemahan)
Eksternal
W-O
S-O
Opportunity Menanggulangi kelemahan
Memanfaatkan kekuatan
(peluang) dengan memanfaatkan
untuk peluang
peluang
S-T W-T
Threats
Menggunakan kekuatan Memperkecil kelemahan dan
(tantangan)
untuk menghadapi tantangan menghindari tantangan
Gambar 2.1: Tabel Analisis SWOT.
a. Strategi Strength-Opportunity (SO) merupakan strategi yang
menggunakan kekuatan lembaga untuk meraih peluang-peluang yang
ada di luar lembaga. Ketiga strategi yang lain dapat dilaksanakan
untuk menerapkan strategi SO ini. Sehingga jika pada hasil analisis
ternyata diketahui bahwa lembaga memiliki banyak kelemahan, mau
tidak mau lembaga harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi
kuat. Sedangkan jika lembaga menghadapi banyak ancaman, maka ia
harus berusaha menghindarinya dan berusaha konsentrasi pada
berbagai peluang yang ada.
b. Strategi Weakness-Opportunity (WO) merupakan strategi yang
bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan lembaga dengan
memanfaatkan peluang-peluang. Bisa terjadi lembaga kesulitan
memanfaatkan peluang-peluang yang ada karena banyaknya
kelemahan internal pada lembaga tersebut.
c. Strategi Strength-Threat (ST) merupakan strategi di lembaga untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.
35

d. Strategi Weakness-Threat (WT) merupakan strategi untuk bertahan


dengan cara mengurangi kelemahan serta mengurangi ancaman.45
Analisis SWOT merupakan alat untuk menetapkan strategi yang
didasarkan pada strengths (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity
(peluang), threats (tantangan) yang akan dikembangkan menjadi program
jangka panjang dan menengah pada lembaga pendidikan. Analisis ini pada
akhirnya berfungsi untuk mengarahkan sekolah untuk menentukan strategi
yang akan dilaksanakan.
3. Formulasi Strategi
Terdapat lima langkah formulasi strategi, yaitu: (1) perumusan
misi (mission determination), yaitu pencitraan bagaimana seharusnya
sekolah bereksistensi; (2) asesmen lingkungan eksternal (environmental
external assessment), yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan
mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah; (3) asesmen
organisasi (organization assessment), yaitu merumuskan dan
mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal; (4) perumusan
tujuan khusus (objective setting), yaitu penjabaran dari pencapaian misi
sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan tiap-tiap mata
pelajaran; dan (5) penentuan strategi (strategy setting), yaitu memilih
strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan
menyediakan anggaran, sarana dan prasarana, maupun fasilitas yang
dibutuhkan untuk itu.46
Formulasi strategi dapat digambarkan sebagai berikut:
Asesmen
lingkungan
eksternal Penentuan
Perumusan Perumusan
visi dan misi tujuan khusus strategi dan
Asesmen sasaran
lingkungan
internal

45
Riza Abdul Qodir (3104024), Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan
Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
(Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009), hlm. 18.
46
Syaiful Sagala, Op. cit, hlm. 133
36

Gambar 2.2: Formulasi Strategi

Visi adalah daya pandang yang jauh mendalam dan meluas yang
merupakan daya pikir abstrak, memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat
menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat. Visi sekolah adalah
tindakan, kekuatan, kecakapan atau kemampuan sekolah dalam memahami
gambaran keadaan sesuatu hal dalam suatu waktu mendatang yang dapat
menjadi kenyataan yang mengandung cita-cita, nilai, semangat motivasi,
niat yang jelas, wawasan dan keyakinan bagi individu maupun kelompok
dalam sekolah yang ingin dicapai. Visi sekolah merupakan sebuah agenda
tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai dalam aktivitas sekolah. Proses
merumuskan visi dimulai dengan ide-ide kreatif atau dengan menciptakan
ide-ide baru dengan menggali dari tuntutan lingkungannya. Penetapan visi
harus pula melihat kemampuan dan keadaan internal organisasi.47
Sedangkan misi, misi adalah terma lain yang sering digunakan
untuk mengekspresikan tujuan organisasi. Walaupun terkadang ia mirip
dengan visi, namun misi biasanya lebih spesifik dalam mengekspresikan
nilai-nilai institusi, ia juga dianggap sebagai sarana untuk menerjemahkan
inspirasi ke dalam realitas.48
4. Pelaksanaan
Implementasi atau pelaksanaan strategi bertujuan mentransformasi
tujuan strategic ke dalam aksi, yaitu penyelenggaraan sekolah. Menurut
Schendel dan Hofer (dalam Syaiful Sagala, 2007: 139), implementasi
strategi dicapai melalui alat administrasi yang dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kategori, yaitu:
a. struktur, yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala
sekolah bertanggung jawab kepada siapa.
b. proses, yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan
masing-masing personal, dan
47
Ibid, hlm. 134
48
Tony Bush, Marianne Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan, terj.
Fahrurrozi, (Yogyakarta: IRCisod, 2008), cet. 2, hlm. 41
37

c. tingkah laku, yaitu prilaku yang menggambarkan motivasi, semangat


kerja, penghargaan, disiplin, etika dan sebagainya.
5. Evaluasi
Evaluasi dan pengendalian dalam manajemen strategi bertalian erat
dengan penilaian tindakan apa yang harus dicapai yang disesuaikan
dengan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan perbaikan
jika terdapat penyimpangan-penyimpangan agar tujuan yang dihasilkan
sesuai dengan yang direncanakan.
Proses yang ditempuh dalam evaluasi adalah:
a. Menentukan standar-standar atau dasar untuk kontrol.
b. Mengukur pelaksanaan.
c. Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan menentukan divisi-
divisi bila ada.
d. Melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan yang direncanakan 49.
Selain adanya evaluasi juga diperlukan prinsip dalam
menyukseskan strategi sehingga dapat terlaksana dengan baik diantaranya
adalah: a) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. b) Setiap
strategi tidak hanya membuat satu strategi. c) Strategi yang efektif
hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak
menceraiberaikan satu dengan yang lainnya. d) Strategi hendaknya
memperhatikan resiko yang tidak terlalu besar.

C. STRATEGI HUMAS DALAM PENERIMAAN SISWA BARU


Strategi pokok humas diarahkan untuk meningkatkan mekanisme
komunikasi dua arah antara lembaga dengan sasaran humas agar hasil-hasil
yang dicapai oleh lembaga dapat dikenal oleh sasaran humas, sehingga
sasaran humas akan ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan

49
Iwan Purwanto, Op. cit, hlm 67-68.
38

lembaga.50 Sasaran humas meliputi dua hal, yaitu sasaran yang berupa publik
intern dan sasaran yang berupa publik ekstern.
Oleh karena itu, supaya strategi humas dapat efektif dan tepat sasaran,
maka dalam strategi humas ini perlu dibedakan pula strategi humas dengan
publik intern dan strategi humas dengan public ekstern.
1. Strategi humas dengan publik intern
Humas internal adalah hubungan yang dijalin diantara unsur-unsur
yang ada di sekolah. Humas internal meliputi:
a. Humas antara kepala sekolah dengan guru-guru.
b. Humas antara kepala sekolah dengan murid.
c. Humas antara kepala sekolah dengan pegawai TU
d. Humas antara guru-guru dengan murid.
e. Humas antara guru-guru dengan pegawai TU.
f. Humas antara murid-murid dengan pegawai TU. 51
Strategi humas dengan pelanggan internal dapat dilakukan dengan
dua metode atau kegiatan, yaitu dengan kegiatan langsung (tatap muka)
dan tidak langsung (melalui media tertentu).52
a. Kegiatan langsung, antara lain dapat berupa:
1) Rapat dewan guru.
2) Upacara sekolah.
3) Karya wisata/rekreasi bersama.
4) Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan pertemuan.
b. Kegiatan tidak langsung, dapat berupa:
1) Penyampaian informasi melalui surat edaran
2) Penggunaan papan pengumuman di sekolah
3) Penyelenggaraan majalah dinding

50
H.A.W. Widjaja, Komunikasi – Komunikasi & Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), cet. 6, hlm. 59
51
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), cet.
1, hlm. 100
52
B. Suryo Subroto, Op. cit, hlm. 128
39

4) Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga


sekolahnya.
Selain itu, pemberian hadiah kepada siswa juga dapat menjadi
strategi humas dalam menjalin hubungan yang baik dengan siswa.
The use of recognition awards promotes an appreciation of the
cooperative program among employers, students, faculty and the
general public. This involves the giving of certificates and possibly
cash awards to students who have been outstanding in the
completion of their coop assignments. Coordinators and employers
are invited to submit lists of names of students who have been
outstanding in the performance of their coop assignments for
consideration as awards recipients.53
Penggunaan pemberian penghargaan dapat memelihara apresiasi
terhadap program kerjasama antara atasan, para siswa, pihak sekolah dan
masyarakat umum. Penghargaan ini bisa berupa pemberian sertifikat dan
mungkin penghargaan dalam bentuk uang tunai kepada para siswa yang
telah luar biasa dalam menyempurnakan tugas hubungan kerja sama
mereka. Koordinator dan atasan diundang untuk menyerahkan daftar nama
para siswa yang telah berprestasi luar biasa dalam (membantu) tugas
hubungan kerja sama mereka untuk pertimbangan menerima hadiah.
2. Strategi humas dengan publik ekstern
Strategi humas yang berfungsi untuk memperkenalkan lembaga
kepada masyarakat dan menarik minat masyarakat juga dapat dilakukan
dengan kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung.
a. Kegiatan langsung, antara lain dapat berupa:
1) Gambaran keadaan sekolah melalui murid
Anak/murid merupakan mata rantai komunikasi yang
paling efektif antara masyarakat dengan sekolah. Segala sesuatu
yang dilihat, dirasakan dan dihayati oleh murid di sekolah dapat
dikomunikasikan dengan orang tua. Dari hal ini mengandung
implikasi bahwa landasan utama hubungan sekolah-masyarakat

53
Asa S. Knowles and Associates, Handbook of Cooperative Education, (San Francisco:
Jossey-Bass, 1972), 2nd printing, p. 225
40

yang sehat adalah program pengajaran yang efektif dan taraf


hubungan guru-murid yang tinggi.54
2) Rapat dengan orang tua
Mengadakan rapat secara rutin dengan orang tua, sehingga
rapat dapat efektif dan orang tua dapat saling kenal.55
3) Pameran sekolah atau pentas seni
Pameran ini bermaksud untuk mempertunjukkan hasil-hasil
pekerjaan murid yang baik, baik berupa kecakapan khusus,
karangan-karangan murid dan lain-lain. Pameran ini dapat pula
dilakukan di luar gedung sekolah, dan akan lebih efektif lagi kalau
kegiatan ini disiarkan melalu siaran pers dan radio, sehingga dapat
menarik banyak orang dalam masyarakat.56
4) Open house
Open house merupakan suatu teknik untuk mempersilahkan
masyarakat yang berminat untuk meninjau dan mengobservasi
sekolah, baik itu untuk meninjau sarana dan prasarana sekolah,
maupun melihat hasil-hasil kegiatan dan pekerjaan murid di
sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya
setahun sekali pada penutupan tahun pengajaran.
5) Kunjungan ke sekolah
Kunjungan ke sekolah oleh orang tua murid ini dilakukan
pada waktu pelajaran dilakukan. Kepada orang tua itu diberi
kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang sedang belajar
di dalam kelas, juga untuk melihat sarana dan prasarana atau
fasilitas sekolah, seperti laboratorium, perpustakaan, area olah raga
dan sebagainya, berikut kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
dalamnya. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi
dan mengadakan penilaian.

54
B. Suryo Subroto, op. cit, hlm. 77
55
E. Mulyasa, op. cit, hlm. 169
56
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan,
(Malang: IKIP Malang, 1989), cet. 2, hlm. 233
41

6) Kunjungan ke rumah murid


Kunjungan pihak sekolah ke rumah ini bertujuan agar
pihak sekolah dapat mengetahui latar belakang hidup murid.
Banyak masalah yang dapat di pecahkan dengan teknik ini, antara
lain masalah kesehatan murid, ketidakhadiran murid, pekerjaan
rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah
dan sebagainya. Selain kunjungan ke rumah-rumah orang tua, perlu
diadakan juga kunjungan ke lembaga-lembaga di dalam
masyarakat yang menaruh minat terhadap pendidikan anak-anak.
7) Kegiatan ekstra kurikuler
Apabila ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah
dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid
dan masyarakat, seperti sepak bola, marching band, drama dan
sebagainya, maka tepat sekali untuk ditampilkan di depan
masyarakat, karena kegiatan itu akan menghasilkan public opinion
yang baik sekali.
8) Sarana dan prasarana sekolah
Sarana dan prasarana pendidikan, gedung/bangunan
sekolah termasuk ruang-ruang belajar, ruang praktikum, ruang
kantor, lapangan olah raga dan sebagainya beserta perabot yang
memadai dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi popularitas
sekolah. Di samping itu, dengan fasilitas yang lengkap, sekolah
juga dapat menyediakan fasilitas tersebut untuk kepentingan
masyarakat, sepanjang tidak mengganggu PBM, seperti lapangan
olah raga, aula, masjid, studio musik dan lain-lain. Demikian
sebaliknya, fasilitas masyarakat juga dapat digunakan untuk
kepentingan sekolah.57
9) Mengikutsertakan tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh/pemuka /pakar–pakar masyarakat ini dapat
diikutsertakan dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler

57
Ary H. Gunawan, op. cit, hlm, 188-189
42

sekolah, seperti kesehatan, kesenian daerah dan sebagainya, baik


secara langsung maupun tidak langsung, misalnya untuk muatan
lokal.58
b. Kegiatan tidak langsung, antara lain dapat berupa:
1) Laporan kepada orang tua siswa (raport)
Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan
antara sekolah dan rumah dalam bentuk tertulis, laporan tersebut
diberikan kepada orang tua dalam setiap akhir semester. Laporan
itu berisi tentang hasil pekerjaan anak dengan jelas kepada orang
tuanya, yang tidak hanya sekedar berbentuk laporan angka-angka,
tetapi laporan itu harus berfungsi diagnostik, memperlihatkan
kekuatan-kekuatan anak, memberi saran-saran tentang prosedur
memperbaiki kelemahan-kelemahan anak dan mungkin termasuk
kesan umum tentang anak itu. 59
2) Majalah sekolah
Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-
guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali. Isi majalah ini
menjelaskan tentang kegiatan sekolah, pengumuman-pengumuman
dan sebagainya. Selain itu, sekolah dapat pula mengadakan
“booklet” atau buku. Buku kecil ini berisi petunjuk-petunjuk
pemeliharaan anak dan pendidikan, serta penjelasan tentang
kegiatan dan keadaan sekolah.
3) Surat kabar sekolah
The Twenty Eight Yearbook of The American Association
of School administrations (dalam Tim Dosen Jurusan Administrasi
Pendidikan FIP IKIP Malang, 1989: 234), menyarankan sepuluh
butir informasi yang harus terdapat dalam surat kabar sekolah,
yaitu: (1) kemajuan dan kesejahteraan murid, (2) program
pengajaran, (3) pelayanan bimbingan dan kesehatan, (4) tata tertib

58
Ibid, hlm. 189-190
59
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Op. Cit.,, hlm. 233
43

dan kehadiran di sekolah, (5) tenaga yang dipergunakan, (6)


anggota staf sekolah dan anggota alumni dari sekolah itu, (7)
program pengadaan dan pemeliharaan gedung, (8) biaya dan
administrasi, (9) perkumpulan orang tua murid dan guru, (10)
aktivitas murid.
4) Melalui radio dan televisi
Radio dan televisi sangat luas tersebar dalam masyarakat
dan memiliki daya untuk mempengaruhi orang-orang dengan
sangat kuat. Melalui alat ini, sekolah dapat merencanakan dan
mengatur program bersama dengan petugas pemancar radio
setempat, seperti program wawanacara yang berisi tentang keadaan
dan keunggulan sekolah tersebut, musik, berita dan sebagainya.60
3. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang
pertama dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan yang biasanya dengan
mengadakan seleksi calon siswa. Menurut Drs. Ismed Syarief (dalam
Suryo Subroto, 1984: 36), menyebutkan bahwa langkah-langkah
penerimaan siswa baru pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
a. Membentuk Panitia Penerimaan Siswa Baru
Panitia penerimaan murid baru terdiri dari Kepala Sekolah dan
beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, yakni:
1) Syarat-syarat pendaftaran siswa baru
2) Formulir Pendaftaran
3) Pengumuman
4) Buku Pendaftaran
5) Waktu Pendaftaran
6) Jumlah calon yang diterima

60
Ibid, hlm. 233
44

Seluruh kegiatan penerimaan calon siswa baru harus


direncanakan dengan baik dan dibuat jadwalnya, agar kegiatan sekolah
yang lain tidak saling berbenturan.
b. Menentukan Syarat Pendaftaran Calon Siswa
Biasanya syarat pendaftaran calon siswa baru sudah diatur oleh
Kanwil Dep. Pendidikan atau Kanwil Depag Propinsi dan Dinas
Pendidikan Kabupaten. Contoh syarat-syarat pendaftaran calon siswa
baru diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Akte Kelahiran
2) Surat keterangan kesehatan
3) Surat Tanda Tamat belajar (STTB) yang disahkan
4) Salinan raport kelas tertinggi
5) Pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak yang diperlukan
6) Mengisi formulir pendaftaran
c. Menyediakan Formulir Pendaftaran
Formulir pendaftaran dimaksudkan untuk mengetahui identitas
calon siswa dan untuk kepentingnan pengisian Buku Induk Sekolah.
d. Pengumuman Pendaftaran Calon Siswa
Hal ini dilakukan setelah segala sesuatunya sudah disiapkan,
baik perangkat, peralatan, tenaga pantia pelaksana, mapun fasilitas
yang lain.
Pengumuman dapat dilakukan melalui media massa seperti
surat kabar dan sebagainya, ataupun hanya menggunakan papan
pengumuman di sekolah.61

61
B. Suryo Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina
Aksara: 1984), cet. 2, ed. Revisi, hlm. 38
BAB III
STRATEGI MANAJEMEN HUMAS DALAM PENERIMAAN
SISWA BARU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI
MODEL PEMALANG

A. Gambaran Umum MTs Negeri Model Pemalang


1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis MTs Negeri Model Pemalang
Riwayat MTs Negeri Model Pemalang tidak dapat dipisahkan
dengan PGAN 4 tahun Pemalang yang didirikan pada tanggal 2 Mei 1967
oleh BAPPENDIK/PEMDA Tk.II Kab. Pemalang dengan nama
“Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP). Penegeriannya oleh Menteri
Agama dengan SK. Menteri Agama RI No. 63 tahun 1967, tanggal 21 Juni
1967 dengan nama “Pendidikan Guru Agama Negeri 4 Tahun Pemalang”
berlaku mulai tahun 1967.
Kemudian pada tahun 1978, PGAN 4 Tahun berubah menjadi
“Madrasah Tsanawiyah Negeri Pemalang” (MTsN Pemalang) berdasarkan
SK. Menteri Agama RI No. 16 tahun 1978 pada tanggal 16 Maret 1978.
Jadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pemalang merupakan alih fungsi
(perubahan) dari PGAN 4 Tahun Pemalang.
Selanjutnya berdasarkan SK. Menteri Agama No. E/54/1998
tanggal 12 Maret 1998 resmilah MTsN Pemalang menjadi MTsN “Model”
Pemalang sampai sekarang.1 Istilah “Model” ini diberikan kepada MTs
Negeri Pemalang, karena pemerintah bermaksud menjadikan madrasah ini
sebagai madrasah atau sekolah percontohan, karena memiliki sarana dan
prasarana yang memadai serta didukung oleh tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang berkompeten.2
MTsN Model Pemalang beralamat di Jl. Tentara No. 6 Kelurahan
Mulyoharjo, Kab. Pemalang. Lokasi tersebut letaknya cukup strategis,

1
Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Pemalang
2
Hasil wawancara dengan Bp. Parsikun selaku staff TU, pada tanggal 19 Januari 2011

45
46

yaitu ± 2 km dari Ibukota Kabupaten. Kampus MTsN Model Pemalang


merupakan suatu kesatuan tempat belajar yang nyaman dan kondusif
untuk belajar (pernah menjadi juara I Sekolah Berwawasan Wiyata
Mandala tingkat Kabupaten Pemalang pada tahun 2005).
2. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri Model Pemalang
a. Visi
Terwujudnya lulusan MTs Negeri Pemalang yang bertaqwa kepada
Allah SWT berakhlak mulia, memiliki kepribadian, berilmu,terampil
dan mampu mengaktulisasikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.
Indikator ketercapaian Visi :
1. Ber imtaq dan berkepribadian :
 Terbiasa melaksanakan sholat wajib 5 waktu sehari – hari.
 Hafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.
 Terbiasa melaksanakan shodaqoh.
 Memiliki akhlak yang baik, dibuktikan dengan tindakan dan
perilaku sehari-hari.
2. Ber-ilmu, Trampil :
 Peserta didik menguasai seluruh mata pelajaran yang diajarkan
di MTs terutama pada mapel yang diujikan dalam UN.
 Peserta didik lulus 100 % dan minimal 90% melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
 Peserta didik dapat belajar terarah dan bermakna.
 Menginternanalisasikan dan mengembangkan pendidikan
kecakapan hidup dalam seluruh mata pelajaran secara
bersungguh-sungguh.
 Memberikan komitmen tinggi terhadap pelaksanaan ekstra
kurikuler bidang penelitian dan penalaran, olah raga dan seni.
b. Misi MTsN Model Pemalang adalah:
1) Melaksanakan pembelajaran yang bernuansa Islam dengan
mengutamakan pengalaman untuk mewujudkan peserta didik yang
berakhlak mulia.
47

2) Melaksanakan proses pembelajaran yang menginternalisasikan


nilai-nilai keislaman (jujur, bertanggung jawab, peduli, adil dan
rahmatan lil alamin) dalam setiap proses pembelajaran.
3) Melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
berstandar nasional dengan memfokuskan pada proses
pembelajaran aktif,inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAIKEM).
4) Melaksanakan pelatihan secara berkesinambungan kepada seluruh
SDM madrasah untuk mengembangkan kecakapan yang berkaitan
dengan bidang studi, keterampilan mengajar, soft skill, manajemen
dan kepemimpinan.
c. Tujuan
Tujuan pendidikan setiap tingkat satuan pendidikan dasar mengacu
pada tujuan umum pendidikan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan secara khusus, sesuai
dengan visi dan misi sekolah, tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri
(Model) Pemalang adalah:
1. Membiasakan peserta didik melaksanakan sholat 5 waktu.
2. Membiasakan membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an.
3. Membiasakan peserta didik untuk memberikan shodaqoh.
4. Membiasakan peserta didik melakukan tindakan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Membiasakan peserta didik untuk belajar secara kontinyu.
6. Mewajibkan guru untuk mempersiapkan bahan ajar yang sesuai
dengan SKL.
7. Peserta didik termotivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
8. Menjuarai lomba-lomba bidang akademik (mapel) baik tingkat
kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional.
48

9. Peserta didik dapat mengimplementasikan pendidikan kecakapan


hidup dalam kehidupan sehari-hari.
10. Menjuarai lomba-lomba non akademik baik tingkat kecamatan,
kabupaten, propinsi maupun nasional.
3. Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik
MTs Negeri Model Pemalang diampu dan dibimbing oleh tenaga-
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi (pedagogic,
kepribadian, professional dan social) serta memiliki kualifikasi akademik
sesuai dengan bidangnya masing-masing (11,43% S2, 88,57% S1 dan
sekarang 2 orang sedang mengikuti study lanjut S2), mengacu pada UU
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.3
Jumlah semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap MTs
Negeri Model Pemalang adalah 91 orang, yaitu 69 orang tenaga pendidik
dan 22 orang merupakan tenaga kependidikan (staf Tata Usaha). Adapun
nama-nama tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta bagan struktur
organisasinya (terlampir).
Sedangkan jumlah seluruh peserta didik yang diasuh MTsN Model
Pemalang pada awal tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 1.282 siswa,
dengan rincian (terlampir).
4. Sarana dan Prasarana
MTs Negeri Model Pemalang terkenal dengan fasilitas belajar atau
sarana dan prasarana yang lengkap. Seluruh kegiatan pembelajaran, baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler didukung dengan sarana dan
prasarana yang sangat memadai, diantaranya yaitu:
a. 30 ruang belajar (kelas)
b. Laboratorium MIPA
c. Laboratorium Komputer (Jaringan Wireless JARDIKNAS dan Speedy)
d. Laboratorium Bahasa
e. Perpustakaan Bertaraf otomasi (Juara I Tingkat Kabupaten tahun 2006
dan 2007, sedang sekarang dalam proses penilaian ke tingkat propinsi).

3
Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Pemalang
49

f. Ruang Keterampilan
g. Lapangan Olahraga (Basket, tennis lapangan, tennis meja, sepak bola,
bola volley, sepak takraw dan badminton)
h. Gedung Olah Raga (GOR)
i. Koperasi siswa
j. Aula
k. Masjid
l. Asrama
m. Kantin Sekolah
n. Ruang Multimedia yang berisikan audio visual tentang pembelajaran.

B. Kondisi Awal Strategi Manajemen Humas dan Penerimaan Siswa Baru


MTs Negeri Model Pemalang
Strategi humas yang diterapkan MTs Negeri Model Pemalang dalam
menarik animo masyarakat untuk mendaftarkan putra-putriya ke madrasah
tersebut pada masa sekarang merupakan peningkatan strategi yang sangat
signifikan, di mana pada beberapa tahun terakhir ini banyak strategi yang
diluncurkan untuk meningkatkan penerimaan siswa baru.
Pada mulanya, tidak banyak strategi yang diterapkan sebagai upaya
untuk meningkatkan penerimaan siswa baru. Tugas humas pada waktu itu
lebih cenderung pada menjalin hubungan yang harmonis antar warga intern
madrasah dan menjalin hubungan yang harmonis kepada masyarakat umum,
sedangkan untuk meningkatkan penerimaan siswa baru belum terdapat strategi
khusus.
1. Strategi Manajemen Humas
Strategi manajemen humas yang berupaya untuk meningkatkan
penerimaan siswa baru pada waktu itu masih sangat sederhana, yaitu
hanya dengan menggunakan promosi berupa brosur dan spanduk sebagai
alat untuk memperkenalkan MTsN Pemalang sekaligus menyampaikan
informasi mengenai waktu dan syarat pendaftaran kepada masyarakat serta
memanfaatkan keunggulan madrasah untuk menarik minat masyarakat.
50

Brosur-brosur itu dikirim di SD-SD sekitar, sedangkan spanduknya


hanya dipasang di ujung jalan yang menuju MTsN Pemalang. Adapun
salah satu keunggulan yang paling dapat menarik minat masyarakat pada
waktu itu adalah dengan mengadakan ekstra kurikuler yang belum dimiliki
oleh sekolah manapun di Kab. Pemalang pada waktu itu, yaitu marching
band.4
Strategi humas yang sederhana ini disebabkan karena beberapa
faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kepala Madrasah
Kepala madrasah memegang peranan penting dalam
menentukan perkembangan madrasah. Semua program dari madrasah
sangat bergantung pada kebijakan yang ditetapkan kepala madrasah.
Berbagai strategi humas yang dilancarkan MTsN Model Pemalang
sekarang muncul setelah terjadi pergantian kepala madrasah yang
menjabat dari tahun 2005 – sekarang, yaitu Bapak Drs. H. Sudar,
M.Ag.
Sebelum itu, Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah, Bc. Hk.
selaku kepala MTsN Pemalang lebih bersikap sederhana dalam
penerapan strategi manajemen humas,5 beliau hanya menerapkan
strategi humas secara tradisi dari sebelum-sebelumnya dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru. Hal ini karena kepala madrasah
melihat kondisi yang ada pada saat itu tidak terlalu membutuhkan
berbagai strategi untuk menarik minat masyarakat agar mendaftarkan
putra-putrinya ke madrasah tersebut, karena kondisi pada waktu itu
belum terdapat persaingan yang ketat dari sekolah-sekolah sederajat
dalam perekrutan calon siswa baru, MTs telah mendapat kerja sama
yang bagus dari SD-SD sekitar serta mengingat MTs adalah sekolah
yang sudah berumur, sehingga memungkinkan madrasah ini sudah

4
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2011
5
Hasil wawancara dengan Bp. Parsikun, selaku staff TU MTs Negeri Model Pemalang,
pada tanggal 19 Januari 2011
51

dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu, maka tugas humas yang
lebih penting adalah menjalin hubungan yang erat dan harmonis
dengan seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar (baik orang tua
siswa, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lain maupun pejabat
pemerintahan).
b. Kerja sama dengan SD Sekitar
Dari data perkembangan penerimaan siswa baru MTs Negeri
Model Pemalang diketahui bahwa terdapat beberapa SD yang
senantiasa menjadi mitra MTs dengan mendaftarkan tamatannya ke
MTs ini selama beberapa tahun hingga sekarang. SD-SD tersebut
diantaranya adalah sebagian besar SD di desa Asem Doyong, Kec.
Taman, Kab. Pemalang, dengan jarak tempuh ± 3 Km, serta sebagian
SD di kelurahan Mulyoharjo dan kelurahan Kebondalem, Kec.
Pemalang, Kab. Pemalang, yang berjarak 0,5 Km – 1 Km. Oleh karena
MTs telah mendapat pelanggan setia tersebut, maka tugas humas yang
mendapat perhatian lebih adalah menjaga hubungan yang baik dengan
SD-SD tersebut agar selalu terjalin hubungan yang harmonis, di
samping menjaga hubungan yang harmonis pula dengan pihak-pihak
lain, dari pada menyusun berbagai macam strategi untuk
memperkenalkan MTsN Pemalang ke masyarakat luas pada umumnya.
c. Persaingan dengan Sekolah Lain
Faktor lain yang menyebabkan pihak MTs kurang begitu
gencar melancarkan promosinya adalah belum terjadi persaingan yang
ketat dari sekolah-sekolah lainnya. Persaingan yang dimaksud adalah
pada waktu itu masih sedikit sekolah umum yang dianggap bermutu,
belum ada sekolah sederajat yang mendapat predikat Sekolah Standar
Nasional, apalagi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional seperti
sekarang ini, sehingga tanpa promosi berlebih pun keinginan
masyarakat memilih MTs masih tinggi.
d. Keberadaan MTsN Pemalang
52

MTsN Pemalang merupakan sekolah yang sudah berumur,


berdiri sejak tahun 1967 dan berubah nama menjadi MTs Negeri
Pemalang pada tahun 1978 menjadikan madrasah ini kemungkinan
besar sudah dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, kepala
madrasah berpendapat bahwa dengan promosi yang sederhana pun
MTsN Pemalang sudah diketahui keberadaannya oleh masyarakat.
e. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah mengenai tata cara pelaksanaan
penerimaan siswa baru pada waktu itu juga menyebabkan pihak MTs
kurang semangat dalam menerapkan strategi untuk menarik minat
calon pendaftar. Kebijakan pemerintah pada waktu itu pernah
memperbolehkan calon siswa baru menggunakan foto copy ijazah
untuk mendaftar, sehingga tanpa dipromosikan secara berlebih pun
banyak calon siswa yang datang mendaftar ke MTsN Pemalang, di
samping mendaftar ke sekolah sederajat lainnya.6
2. Hasil Penerimaan Siswa Baru sebelum Diterapkan Berbagai Strategi
Manajemen Humas
Adapun hasil penerimaan siswa baru selama lima tahun terakhir
sebelum disusun strategi manajemen humas dalam meningkatkan
penerimaan siswa baru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Hasil Penerimaan Siswa Baru Sebelum Diterapkan Strategi


Manajemen Humas 7
No. TahunAjaran Jumlah Pendaftar Jumlah yang Diterima
1. 2000/2001 563 341
2. 2001/2002 801 407
3. 2002/2003 740 452
4. 2003/2004 921 403
5. 2004/2005 676 573
Sedangkan grafik dari tabel tersebut adalah sebagai berikut:

6
Hasil wawancara dengan Bp. Parsikun, selaku staff TU MTs Negeri Model Pemalang,
pada tanggal 19 Januari 2011
7
Dokumentasi Data Perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah
Tsanawiyah Negeri Pemalang
53

1000

800

600
Jumlah pendaftar
400 Jumlah yang Diterima
200

0
20

20

20

20

20
00

01

02

03

04
/2

/2

/2

/2

/2
00

00

00

00

00
1

5
Gambar 3.1: Grafik Hasil Penerimaan Siswa Baru Sebelum Diterapkan
Strategi Manajemen Humas

Dari data tersebut, maka rata-rata jumlah pendaftar per tahun


mencapai 740 siswa. Pada masa kepemimpinan Bpk. Drs. H. Sanuri
Rahmat Syah, Bc. Hk. belum diterapkan seleksi penerimaan masuk yang
lebih selektif seperti yang dilaksanakan oleh Bpk. Drs. H. Sudar, M.Ag.,
yaitu dengan mengadakan test wawancara. Pada waktu itu penerimaan
siswa baru hanya murni dari NEM (Nilai Ebtanas Murni), sehingga
siapapun berani mendaftar di MTsN Pemalang.8

C. Strategi dan Program Manajemen Humas MTs Negeri Model Pemalang


Melihat perkembangan zaman yang semakin cepat berubah dengan
persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan masyarakat terhadap
pendidikan yang makin berkembang, maka pihak MTs Negeri Model
Pemalang menyusun strategi untuk mempertahankan eksistensinya dengan
senantiasa mengikuti perubahan zaman namun tetap mempertahankan jati
dirinya sebagai sekolah berciri khas Islam.9

8
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2011
9
Hasil wawancara dengan Bp. Sudar, selaku Kepala MTs Negeri Model Pemalang, pada
tanggal 16 Januari 2011
54

Untuk mengimbangi arus perkembangan zaman yang cepat


berkembang ini, disusunlah berbagai macam strategi untuk mempertahankan
eksistensinya dalam dunia pendidikan, bahkan berusaha menjadi lebih unggul
dalam hal prestasi dari sekolah-sekolah lainnya. Salah satu strategi yang
mendapat perhatian lebih adalah strategi humas yang dilaksanakan untuk
mendapat dukungan dari masyarakat, baik dari masyarakat intern madrasah
(para guru, staf karyawan, siswa-siswanya dan pegawai madrasah),
masyarakat umum maupun pejabat pemerintahan.
Berbagai variasi strategi dan program manajemen humas ini disusun
pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag. Berbagai strategi dan
program humas disusun oleh kepala madrasah, waka humas dan panitia
penerimaan peserta didik baru. Manajemen humas mendapat perhatian lebih
dengan asumsi apabila madrasah dapat menjalin hubungan yang baik dengan
berbagai pihak, maka penyelenggaraan pendidikan dapat berkembang ke arah
yang lebih bagus, prestasi madrasah dapat meningkat dan pelayanan
pendidikan semakin memuaskan.10
Adapun keseluruhan program dari manajemen humas MTsN Pemalang
pada tahun ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

10
Hasil wawancara dengan Bp. Sudar, selaku Kepala MTs Negeri Model Pemalang, pada
tanggal 16 Januari 2011
55

Tabel 3.2. Program Kerja Waka Hubungan Masyarakat Tahun Pelajaran 2010/201111

PELAK SUMBER
No PROGRAM BENTUK KEGIATAN TARGET
SANAAN
WAKTU
DANA
KET
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1. Konsolidasi antara 1. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara Kepala, 1. Peserta 1. Semua Guru Disesuaikan Orang tua 1. Bersama-sama
Kepala, Guru, Pegawai, Guru, Pegawai, dan Karyawan MTsN Pemalang melalui Didik Wali Kelas dengan peserta didik orang tua
dan Karyawan Pembinaan setiap tgl 17, Halal Bi Halal, Pengajian Kelas VII 2. Semua orang jadwal yang dan MTsN peserta didik
2. Mengoptimalkan peran Keluarga. sampai tua peserta ada Pemalang membentuk
dan fungsi komite dalam 2. Membuat Forum Silaturrahim antara Wali Kelas dengan dengan didik
Forum
hal ini peran sebagai orang Tua Wali di kelas masing-masing. Kelas IX
mediator yang fungsinya 3. Dengan Guru Bimbingan dan Konseling memfasilitasi 2. Guru Silaturrahim
melakukan kerjasama orang tua peserta didik dalam membuat program kerja MTsN 2. Bersama-sama
dengan masyarakat (1.program belajar peserta didik, 2. problem belajar peserta Pemalang orang tua
3. Meningkatkan hubungan didik, 3. masalah yang biasa dihadapi diluar belajar peserta peserta didik
yang harmonis antara didik). membuat
orang tua peserta didik 4. Memfasilitasi program kurikulum dalam peningkatkan mutu rencana
dengan Kepala Madrasah, guru yang profesional yaitu mengikuti kegiatan meliputi 1) program kerja
Guru, Pegawai, dan Kegiatan pengembangan profesi, 2) Penelitian atau Forum
Karyawan MTsN pengkajian survey, 3) Menulis karya ilmiah, 4) Menulis Silaturrahim
Pemalang tulisan ilmiah populer di media massa, 5) Menulis makalah,
baik jangka
4. Menampung dan 6) Menulis Modul atau Diktat, 7) Menemukan teknologi
menganalisis aspirasi, ide, tepat guna, 8) Membuat alat peraga, 9) Menemukan Seni satu tahun ke
tuntutan, dan berbagai Monumental, 10) Mengikuti Kegiatan Seni Kurikulum. depan sampai
kebutuhan pendidikan 5. Dengan Waka Kesiswaan memfasilitasi bantuan dana dari tiga tahun.
yang diajukan oleh dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang
masyarakat sekolah bagi peserta didik yang berasal dari keluarga tidak
mampu.

11
Dokumen Waka Humas MTsN Model Pemalang
56

Dalam penyusunan strategi manajemen humas di MTsN Pemalang,


dipetakan strategi humas dengan publik intern (warga madrasah sendiri) dan
strategi humas dengan public ekstern (masyarakat luas).12
1. Strategi manajemen humas dengan publik intern (warga madrasah)
Dalam menjalin hubungan dengan sesama publik internal, MTsN
Pemalang menyusun program untuk meningkatkan hubungan yang
harmonis antara kepala madrasah, guru, pegawai dan karyawan MTsN
Pemalang. Strategi manajemen humas dengan publik intern ini dilakukan
dengan kegiatan langsung (tatap muka langsung), melalui pembinaan pada
tanggal 17 setiap bulan, upacara bendera setiap hari Senin, halal bi halal
dan pengajian keluarga.
Selain itu, salah satu upaya menjalin hubungan yang lebih baik
dengan sesama guru, waka humas juga membuat program untuk
mempermudah kinerja guru, yaitu dengan memfasilitasi segala sesuatu
yang diperlukan para guru dalam pekerjaannya di MTs, salah satunya
adalah seperti membuat jaringan akses komputer madrasah. Jaringan akses
komputer madrasah merupakan sebuah penggunaan teknologi yang
digunakan untuk mengumpulkan semua tugas para guru dalam satu
komputer induk madrasah, sehingga semua guru dapat bekerja di manapun
untuk kemudian dikirim lewat jaringan internet ke komputer madrasah.13
2. Strategi manajemen humas dengan publik ekstern
Strategi manajemen humas dengan publik ekstern di MTsN Model
Pemalang dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi, yaitu strategi kerja
sama, strategi pencitraan dan strategi promosi.14 Semua strategi ini
bertujuan untuk mendapatkan kerja sama yang baik dengan berbagai
pihak, baik kerja sama dalam hal finansial, dukungan moral, peningkatan
prestasi akademik hingga untuk mendapatkan kepercayaan dari

12
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2011
13
Ibid
14
Hasil olahan penulis dari wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, pada 13 Januari
2011
57

masyarakat terhadap MTsN Pemalang untuk membimbing putra-putrinya


sebagai siswa dari madrasah ini.15
a. Strategi kerja sama
Pengelolaan bidang humas MTs Negeri Model Pemalang
diarahkan pada upaya membina dan menjalin hubungan serta kerja
sama dengan berbagai pihak, yaitu:
1) Kerja Sama dengan Orang Tua Peserta Didik
Orang tua peserta didik merupakan pelanggan utama yang
harus mendapat pelayanan lebih. Oleh karena itu MTsN Pemalang
selalu berusaha meningkatkan hubungan yang harmonis antara
orang tua peserta didik dengan kepala madrasah, guru, pegawai
dan karyawan MTsN Pemalang, yaitu dengan mengadakan
pertemuan guru dan orang tua murid pada setiap awal dan akhir
semester serta membuat forum silaturrahim antara wali kelas
dengan orang tua wali di kelas masing-masing.
Selain itu, waka humas juga membuat sebuah program,
yaitu dengan menyediakan sejenis layanan kotak suara yang berupa
pertanyaan, kritik dan saran dari orang tua terhadap madrasah
melalui layanan pesan singkat (sms) yang dapat dikirim pada
handphone khusus madrasah.
2) Kerja Sama dengan Komite Sekolah dan Instansi Terkait
Komite Sekolah merupakan lembaga independen yang
bekerja sama dengan penyelenggaraan pendidikan dengan
memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan
sumbangan pemikiran terhadap penyelenggaraan pendidikan di
Madrasah.
Fungsi Komite Sekolah bertugas sebagai mitra utama
sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan. Dalam pertemuan
koordinasi pihak sekolah dan Komite sekolah, dibahas berbagai hal

15
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2011
58

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan beserta


konsekuensi-konsekuensinya, termasuk dalam penggalian dan
penggunaan dana bagi penyelenggaraan pendidikan.
Komite Sekolah MTsN Pemalang terdiri dari tokoh
masyarakat setempat dan sebagian orang tua murid yang
berpengaruh, seperti guru atau tokoh masyarakat di daerahnya.
3) Hubungan dengan Perguruan Tinggi
Direncanakan kerja sama dengan Perguruan Tinggi,
terutama UNNES, STIE Pemalang, STIT Pemalang dan UPS
Tegal, dilakukan dalam membina peserta didik yang mengikuti
Olimpiade Matematika, Fisika, maupun Biologi.
Di samping itu, Madrasah Negeri Pemalang setiap tahun
mengumpulkan orang tua / wali siswa kelas III untuk memberikan
gambaran tentang proses lanjutan studi ke jenjang yang lebih
tinggi, sehingga terdapat keselarasan pandang antara peserta didik
dan orang tuanya dalam memilih sekolah sesuai harapan ke depan.
4) Hubungan Kerja Sama dengan Lingkungan Masyarakat
Hubungan kerja sama ini dimaksudkan untuk :
a) Menjaga keamanan Madrasah Negeri Pemalang dan
lingkungannya, sebagai tenaga keamanan sekolah diupayakan
mengambil dari lingkungan masyarakat setempat.
b) Menata dan menjaga taman sekolah dan lingkungannya.
5) Hubungan Kerja Sama dengan Alumni Madrasah Negeri Pemalang
a) Alumni diharapkan membentuk wadah mantan-mantan peserta
didik Madrasah Negeri Pemalang yang ada nama keluarga
alumni, termasuk keikutsertaannya, sehingga diharapkan
alumni bisa aktif dalam memberikan bantuan kepada adik-
adiknya yang masih aktif bersekolah di Madrasah Negeri
Pemalang.
59

b) Alumni diharapkan dapat banyak membantu Madrasah Negeri


Pemalang dalam penyelenggaraan pendidikan yang sangat
dibutuhkan.
c) Alumni diharapkan berperan aktif di bidang kesehatan dengan
membuka klinik kesehatan di Madrasah Negeri Pemalang
d) Alumni diharapkan dapat membuka bea siswa kepada adik-
adiknya yang berprestasi dan yang kurang mampu.
6) Hubungan Kerja Sama dengan Lembaga Bimbingan Belajar.
Beberapa lembaga bimbingan belajar di Pemalang diajak
bekerja sama dalam upaya peningkatan prestasi peserta didik.
Kerja sama tersebut dilaksanakan dalam rangka penjajakan (Try
Out) UNAS yang juga sekaligus meringankan beban biaya.
Bimbingan di sekolah lebih murah dibandingkan dengan di luar
sekolah yang dengan pertimbangan mutu menjadi skala prioritas.16
b. Strategi pencitraan
Dalam upaya menciptakan citra positif dari masyarakat, MTsN
Pemalang memanfaatkan berbagai keunggulan madrasah dan
memanfaatkan even-even tertentu serta menyusun program yang dapat
menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat sekaligus menarik
minat masyarakat, seperti sebagai berikut:
1) Peserta didik
Sikap, penampilan dan tutur kata peserta didik dapat
dijadikan sebagai barometer dari lembaga pendidikan yang
mendidiknya. Para guru MTsN Pemalang senantiasa mengarahkan
dan membimbing siswanya untuk terbiasa bersikap sopan santun
kepada siapapun, berpenampilan rapi dan rajin beribadah. Namun
prilaku tersebut bukan berarti diniatkan agar dinilai baik oleh orang
lain, melainkan untuk membentuk jiwa yang berakhlaqul karimah
sesuai dengan tuntunan agama Islam dan misi madrasah. Namun,
prilaku akhlaqul karimah dari peserta didik tersebut dapat

16
Dokumen Waka humas MTs N Pemalang
60

berdampak pula pada ketertarikan masyarakat pada madrasah yang


mengasuhnya.
Selain itu, peserta didik juga dapat menceritakan sesuatu
yang dilihat, dirasakan dan dihayati oleh peserta didik di madrasah
kepada orang tuanya atau kepada masyarakat luas.
2) Meningkatkan Prestasi Madrasah
Salah satu faktor yang paling membuat masyarakat tertarik
dengan suatu lembaga adalah pada prestasi hasil keluarannya. Oleh
karena itu, MTsN Pemalang selalu berusaha meningkatkan prestasi
pendidikannya, baik prestasi akademik maupun non akademik,
dengan mengadakan berbagai program. Dalam beberapa tahun
terakhir ini, MTs telah berhasil meluluskan 100% siswanya dan
menjuarai beberapa perlombaan.
Apabila madrasah selalu berprestasi, maka upaya
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dapat semakin mudah.
3) Merenovasi bangunan gedung
Unuk menarik minat masyarakat, kepala madrasah
memperbaiki dan membangun bangunan yang menarik di MTsN
Pemalang, seperti membangun gapura yang megah, mengecat
ulang semua gedung MTs, menata taman dan sarana prasarana
yang ada serta menambahkan sarana dan prasarana yang
diperlukan. Dengan gedung yang megah dan menarik ini,
diharapkan masyarakat dapat tertarik terhadap MTsN Pemalang.
4) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap
MTsN Model Pemalang terkenal dengan sarana dan
prasarana belajarnya yang lengkap. Dengan tersedianya sarana dan
prasarana yang lengkap tentu dapat menimbulkan persepsi yang
baik, seperti proses belajar mengajar dan kegiatan
ekstrakurikulernya yang dapat semakin mudah dan inovatif karena
sudah tersedia berbagai sarana pendukung, apalagi juga terdapat
beberapa fasilitas madrasah yang dapat digunakan oleh
61

masyarakat, seperti Masjid MTs Negeri Model Pemalang yang


biasa digunakan oleh masyarakat sekitar untuk sholat Jum’at dan
Pengajian Mingguan untuk masyarakat sekitar setiap hari Minggu
sore, lapangan olah raga, ruang kelas yang dapat digunakan sebagai
tempat pemilihan umum, dll.
5) Mengundang tokoh masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat yang diundang oleh MTs
diantaranya adalah tokoh masyarakat keagamaan, pejabat
pemerintahan, pakar pendidikan dan orang-orang yang ahli dalam
suatu bidang. Biasanya tokoh-tokoh ini diundang untuk mengisi
even-even madrasah, seperti mengundang Pejabat Pemerintahan
pada saat penyematan prestasi kepada MTs N Model Pemalang,
mengundang Kepala Kementerian Agama Kab. Pemalang untuk
menjadi pembina upacara, mengundang kepolisian untuk melatih
ekstrakurikuler PKS, dll.
Maksud dari mengundang tokoh ini adalah selain untuk
memajukan madrasah dari sisi kualitas, juga diharapkan dapat
menarik animo masyarakat terhadap madrasah.
6) Bekerja sama dengan media massa
Dalam upaya menciptakan kesan yang baik dari
masyarakat, pihak MTsN Pemalang juga bekerja sama dengan
media massa. Bentuk kerja sama dengan media massa ini biasanya
dilakukan pada saat akhirussanah MTsN Pemalang tiap akhir tahun
ajaran. Pada kesempatan itu, media massa diminta untuk meliput
rangkaian kegitan akhirussanah, mulai dari penampilan berbagai
ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh siswa MTs, hingga
prosesi wisuda.
7) Memanfaatkan momen HBI dan HBN
Moment Hari Besar Islam dan Hari Besar Nasional dapat
pula dijadikan sebagai ajang unjuk gigi MTsN Pemalang untuk
menarik simpati masyarakat. Dalam Peringatan Kemerdekaan
62

Indonesia misalnya, terdapat parade drum band atau marching


band yang selalu diikuti oleh MTsN Pemalang, mengikuti jambore
nasional pada hari Pramuka, menyelenggarakan pengajian
keagamaan dalam peringatan maulud Nabi, isra’ mi’raj, nuzulul
qur’an dan sebagainya yang juga dapat berimbas pada dikenalnya
MTsN Pemalang oleh masyarakat.
Khusus untuk marching band, ekstrakurikuler ini telah
dikenal oleh masyarakat luas karena sering diundang ke berbagai
daerah, sehingga MTs ini dikenal juga dengan marching bandnya.
8) Ekstrakurikuler pramuka
Kegiatan pramuka kerap dilaksanakan di luar lingkungan
sekolah, seperti hiking (gerak jalan) dan camping (berkemah).
Kegiatan tersebut tentu akan dilihat oleh masyarakat tempat
berlangsungnya kegiatan tersebut, sehingga akan dengan mudah
dikenal oleh masyarakat. Dalam kegiatan itu juga diadakan
berbagai kegiatan atau program yang dapat memunculkan kesan
yang baik dari masyarakat, seperti menunjukkan keahlian dan
keterampilan khusus yang dimiliki oleh anggota pramuka tersebut,
berprilaku mulia dan sebagainya, sehingga dapat menarik minat
masyarakat terhadap madrasah ini.
Selain itu, siswa pramuka MTsN Pemalang (kakak
penggalang) juga kerap turun ke SD-SD sekitar untuk
membimbing pramuka SD (tingkat siaga). Kegiatan ini dapat
mewujudkan kerja sama yang bagus antara MTs dengan SD
tersebut sehingga diharapkan siswa-siswa SD tersebut nantinya
tertarik ingin melanjutkan pendidikannya ke MTs ini.
9) Ramadlan in Campus
Kegiatan ini merupakan kegiatan keagamaan semacam
pesantren kilat yang dilaksanakan MTsN Pemalang setiap bulan
Ramadlan. Kegiatan yang diikuti oleh semua siswanya ini
dimaksudkan untuk mengisi bulan Ramadlan dengan amalan-
63

amalan ibadah. Dalam Ramadlan in Campus ini diadakan berbagai


macam kegiatan keagamaan yang meliputi pengajian (taushiyah)
yang disampaikan oleh guru MTsN Pemalang, buka dan sahur
bersama, shalat tarawih berjama’ah, tadarus Al Qur’an, mabit
(bermalam di madrasah), praktek ibadah seperti praktek wudlu,
sholat dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan ini terkandung makna indahnya
kebersamaan antara guru dengan siswa, bila hal ini dapat terus
berjalan dengan baik, maka hubungan guru dan siswa akan selalu
harmonis. Kemudian bila diulas lebih luas lagi, apabila kegiatan ini
diketahui oleh masyarakat umum, maka dapat menjadi daya tarik
sendiri dari MTsN Pemalang.
10) Kegiatan out bound
Kegiatan out bound merupakan sebuah kegiatan karya
wisata yang diikuti oleh para pengurus OSIS MTsN Pemalang.
Kegiatan ini bertujuan untuk refreshing para pengurus OSIS dari
rutinitas agenda kerjanya. Selain untuk menyegarkan pikiran dan
semangat kembali, kegiatan ini juga dapat menjadikan MTs dikenal
oleh masyarakat tempat out bound tersebut.17
c. Strategi promosi
Dalam usahanya meningkatkan penerimaan siswa baru, MTsN
Model Pemalang juga menerapkan berbagai promosi sebagai salah satu
strategi dari manajemen humas. Strategi ini disusun oleh kepala
madrasah, waka humas, panitia penerimaan siswa baru dan seluruh
elemen MTsN Pemalang yang bekerja sama dengan media cetak
maupun media elektronik.
Strategi promosi dalam meningkatkan penerimaan siswa baru
ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode langsung dan metode
tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik).

17
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2011
64

1) Metode langsung
a) Kunjungan Panitia Penerimaan Siswa Baru
Pada masa-masa penerimaan siswa baru, ada kepanitian
khusus dari panitia penerimaan siswa baru yang mendatangi
SD-SD sekitar untuk mempromosikan MTsN Pemalang. Dalam
kunjungannya ini, selain memperkenalkan MTsN Pemalang
kepada tamatan SD yang hendak mencari sekolah lanjutan, para
petugas tersebut juga menyampaikan berbagai keunggulan
madrasah, syarat-syarat pendaftaran dan fasilitas yang
disediakan bagi para siswa yang nantinya bersekolah di sana.
b) Mengundang SD terdekat
MTs mengundang SD-SD terdekat pada acara akhirus
sanah atau perpisahan kelas IX, yang diwakili oleh sebagian
siswa SD yang dibimbing oleh salah seorang gurunya.
Undangan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan MTs secara
langsung kepada siswa-siswa SD yang sebentar lagi akan
melanjutkan pendidikannya ke jenjang sekolah yang lebih
tinggi. Selain dapat dengan langsung menyampaikan informasi
tentang MTs kepada para siswa tersebut, dengan masuk ke
lingkungan kampus MTsN Pemalang, diharapkan siswa-siswa
SD ini tertarik untuk melanjutkan pendidikannya di sana,
karena dapat menyaksikan sendiri bangunan megah gedung
MTsN Pemalang dan kelengkapan sarana dan prasarananya.
2) Metode tidak langsung (melalui media cetak atau elektronik)
a) Brosur
Brosur merupakan sebuah lembaran yang biasa
digunakan menjadi alat untuk memperkenalkan sebuah
lembaga. Begitupun MTsN Pemalang, madrasah yang
berbangunan megah ini juga biasa menggunakan brosur untuk
mempromosikan dan memperkenalkan MTs kepada masyarakat
luas. Brosur yang biasanya diedarkan menjelang awal tahun
65

pelajaran ini berisi tentang waktu dan prosedur pendaftaran


penerimaan siswa baru, yang dilengkapi dengan informasi
tentang fasilitas-fasilitas yang tersedia, muatan kurikulumnya,
kegiatan ekstrakuriler, kualitas tenaga pendidik, akreditasi
madrasah dan berbagai keunggulan MTs N Pemalang dengan
kemasan yang menarik.
b) Kalender
Kalender dapat digunakan sebagai strategi untuk
mempromosikan MTsN Model Pemalang ke masyarakat luas.
Di dalamnya memuat foto-foto yang menarik dari madrasah
(yaitu foto seluruh jajaran guru dan staf TU di depan gapura
MTs, foto-foto kegiatan ekstrakurikulernya, foto penyematan
siswa berprestasi oleh kepala madrasah, foto bareng kepala
madrasah dan bupati Pemalang pada saat menerima cindera
mata kegiatan STQ tingkat Propinsi, kegiatan belajar mengajar
di ruang kelas dan sebagainya), visi, misi dan tujuan madrasah,
berbagai macam fasilitas yang tersedia, kalender akademiknya,
beberapa ekstra kurikuler dan berbagai prestasi yang telah
diraih madrasah tersebut.
Kalender tersebut dibagikan secara cuma-cuma kepada
para guru dan siswa untuk dipajang di masjid atau tempat sosial
lain di daerahnya masing-masing, sehingga madrasah ini dapat
dikenal luas oleh masyarakat.
c) Plangisasi
Plangisasi dalam MTsN pemalang digunakan untuk
menunjuk arah lokasi madrasah tersebut. Plang atau papan
penunjuk arah ini ditempatkan di sebuah tempat yang strategis,
yaitu di sebuah tempat ramai yang dapat dengan mudah dilihat
oleh siapapun yang melewatinya.
66

Dalam papan ini, selain terdapat penunjuk arah,


disebutkan juga sekelumit keunggulan MTsN Pemalang dengan
foto-foto yang menarik.
d) Teknologi Internet
Perkembangan teknologi yang semakin cepat dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh MTsN pemalang. Melalui
kecanggihan teknologi seperti internet, MTs dapat
memanfaatkannya sebagai media promosi. Jaringan yang dapat
diakses di berbagai daerah ini semakin memudahkan usaha
MTsN pemalang untuk dapat dikenal di berbagai daerah.
Dalam situs MTsN pemalang ini dimuat visi, misi dan
tujuan MTs lengkap dengan profil dan berbagai keunggulan
MTsN Pemalang yang dikemas dengan foto-foto gedung
bangunan dan kegiatan ekstra kurikulernya yang menarik.
e) Radio
Bentuk kerja sama dengan pemancar radio ini berupa
sebuah acara komersial singkat yang biasanya gencar disiarkan
menjelang masa penerimaan siswa baru. Dalam
mempromosikan MTsN Pemalang, diinformasikan berbagai
program dan keunggulan MTs, serta waktu, syarat dan prosedur
pendaftaran calon siswa baru di madrasah tersebut.18

D. Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model Pemalang Sebagai


Hasil Dari Strategi Humasnya
Setelah disusun berbagai strategi manajemen humas dalam kaitannya
untuk meningkatkan penerimaan siswa baru, maka hasil penerimaan
penerimaan siswa baru sebagai dampak dari strategi tersebut dapat dilihat
pada tabel dan grafik di bawah ini:

18
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2011
67

Tabel 3.3. Hasil Penerimaan Siswa Baru Setelah Diterapkan Strategi


Manajemen Humas19
No. TahunAjaran Jumlah Pendaftar Jumlah yang Diterima
1. 2005/2006 493 399
2. 2006/2007 576 414
3. 2007/2008 641 453
4. 2008/2009 634 435
5. 2009/2010 670 436
6. 2010/2011 626 442

Sedangkan grafik dari data tersebut adalah:


700
600
500
400 Jumlah pendaftar
300 Jumlah yang Diterima
200
100
0
20

20

20

20

20

20
05

06

07

08

09

10
/2

/2

/2

/2

/2

/2
00

00

00

00

01

01
6

Gambar 3.2: Grafik Hasil Penerimaan Siswa Baru Setelah Diterapkan


Strategi Manajemen Humas

Dari data tersebut, diketahui bahwa rata-rata per tahun calon siswa
yang mendaftar sebanyak 607 siswa, turun 133 siswa dari rata-rata per
tahun pada 5 (lima) tahun sebelumnya. Ternyata dengan semakin
bertambah dan bervariasinya strategi manajemen humas, MTs belum dapat
meningkatkan penerimaan siswa baru. Namun hal ini bukan berarti
strategi-strategi tersebut tidak berhasil, menurut Bapak Moh. Amiruddin,
selaku wakil kepala Humas MTsN pemalang, yang dulu juga pernah
menjabat sebagai panitia penerimaan siswa pada masa kepemimpinan
Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah, Bc. Hk, terdapat perbedaan situasi

19
Dokumentasi Data Perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah
Tsanawiyah Negeri Pemalang
68

dan kondisi antara pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri dulu dengan
Bapak Sudar yang dapat mempengaruhi penerimaan siswa baru.
Perbedaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Proses seleksi penerimaan siswa baru.
Pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah,
(selama periode tahun 2000-2005) tidak ada seleksi lebih lanjut
mengenai calon siswa yang dapat diterima sebagai siswa MTsN
Pemalang. Pada waktu itu, semua tamatan SD/MI manapun dapat
menjadi siswa MTsN Pemalang apabila NEM-nya tinggi dan masih
memenuhi kuota yang dapat diterima berdasarkan rangking NEM.
Oleh karena itu, maka siapapun berani mendaftar di madrasah ini.
Namun keadaan berubah ketika kepemimpinan digantikan oleh
Bpk. Drs. H. Sudar, M.Ag. Pada masa dipimpin oleh Bapak Sudar,
beliau menginginkan calon siswa MTs N Pemalang adalah calon-calon
siswa yang berprestasi. Sehingga pada masa kepemimpinan Bapak
Sudar ini diadakan seleksi tambahan bagi calon siswa yang ingin
mengenyam pendidikan di MTsN Pemalang. Seleksi tersebut adalah
dengan mengadakan test wawancara (tes lisan) mengenai keahlian
dalam BTQ (Baca Tulis al Qur’an), tes kepribadian yang dinilai dari
cara berpakaian, tutur kata dan tingkah lakunya pada saat di dalam
ruang tes, serta tes minat mengenai motivasi mendaftar di MTsN
Pemalang yang juga dilakukan dengan tes wawancara.
Pada mulanya, tes tersebut mempengaruhi penerimaan siswa
baru. Jadi apabila seorang calon siswa memiliki NEM yang tinggi,
namun kurang menguasai BTQ, atau tingkah lakunya kurang sopan,
maka calon siswa tersebut belum tentu dapat diterima di MTsN
Pemalang. Namun hal ini ternyata membawa dampak bagi jumlah
penerimaan siswa baru, di mana calon siswa yang merasa kurang
mampu dalam BTQ takut mendaftar di madrasah ini.
Menyadari hal itu, maka pada tahun berikutnya pihak MTs
mengganti tes tersebut dengan interview atau wawancara penelusuran
69

bakat dan minat. Interview ini tidak mempengaruhi penerimaan siswa


baru. Interview ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam BTQ untuk selanjutnya dapat dilakukan pemetaan antara siswa
yang sudah pandai BTQ dengan yang masih memerlukan pembinaan
khusus, sehingga dapat diproses dengan baik. Akan tetapi pergantian
metode tersebut tidak serta merta membuat masyarakat kembali
berduyun-duyun mendaftar di MTsN Pemalang. Hal ini karena masih
adanya persepsi dari masyarakat mengenai tes wawancara yang ikut
menentukan dalam penerimaan siswa baru, sehingga bagi mereka yang
merasa belum menguasai ilmu BTQ tidak berani mendaftar di MTs ini.
2. Persaingan yang semakin kompetitif
Pada masa MTs masih dipimpin oleh Bapak Sanuri, selama
periode tahun ajaran 2000-2005, belum terdapat persaingan yang ketat
dari sekolah-sekolah lain yang sederajat. MTsN Pemalang
menganggap pesaing-pesaingnya adalah sekolah umum (SMP Negeri)
yang banyak berdiri di sekitar madrasah. Pada waktu itu memang
sudah terdapat sekolah setingkat MTs (SMP Negeri) favorit di
lingkungan kota Kab. Pemalang, akan tetapi status tersebut belum
begitu mengusik MTsN Pemalang dalam menarik animo masyarakat,
karena SMP tersebut sudah biasa menyandang predikat favorit,
sehingga sudah dianggap biasa oleh masyarakat kota Pemalang dan
ketertarikan masyarakat terhadap MTs masih cukup tinggi.
Namun seiring perkembangan zaman yang menuju pada
persaingan global, maka banyak sekolah umum sederajat semakin
berlomba dalam meningkatkan prestasi dan daya saingnya, yaitu
dengan persetujuan dari pemerintah menjadikan lembaganya sebagai
Sekolah Standar Nasional (SSN) dan bahkan sekolah yang berpredikat
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Hal ini tentu
menyebabkan semua mata tertuju pada lembaga pendidikan yang telah
mendapat predikat tersebut, sehingga sekolah lain menjadi
terpinggirkan di mata masyarakat. Fenomena itu terjadi pada masa
70

periode kepemimpinan Bapak Sudar. Oleh karena itulah maka Bapak


Sudar menyusun berbagai strategi promosi yang sangat banyak agar
para tamatan SD tetap tertarik dengan MTsN Pemalang.
Dari data hasil perkembangan penerimaan siswa baru pada saat
sebelum dan sesudah diterapkannya strategi manajemen humas di atas,
dapat diketahui bahwa strategi dan program manajemen humas di MTsN
Pemalang yang diterapkan selama kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir ini
belum begitu memuaskan bila dibandingkan pada periode sebelumnya
dalam meningkatkan jumlah penerimaan siswa baru dalam segi kuantitas,
karena yang diharapkan oleh kepala madrasah bukan hanya jumlah
pendaftar yang banyak, tetapi yang lebih penting adalah calon siswa yang
mendaftar merupakan calon-calon siswa yang mempunyai prestasi lebih,
baik dalam ilmu agama maupun ilmu umum.
Sedangkan pengaruh strategi dan program manajemen humas yang
dapat mengenalkan siswa-siswi MTsN Pemalang terhadap madrasah
tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 3.4. Program Manajemen Humas yang Mempengaruhi


Penerimaan Siswa Baru20
No. Program Manajemen Humas Jumlah Siswa Prosentase
1. Brosur MTs 47 16,1 %
2. Kalender MTs 23 7,9 %
3. Internet 31 10,7%
4. Papan penunjuk arah 13 4,5 %
5. Radio 26 8,9 %
6. Mengunjungi MTs sendiri 24 8,2 %
Kunujungan Panitia PPDB
7. 22 7,6 %
MTs ke SD-SD
Kerja sama dengan orang tua
8. 31 10,7 %
siswa
9. Kegiatan ekskul MTs 74 25,4 %
Jumlah total 291
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
20
Data diperoleh dari pengambilan sample sebanyak 291 siswa dari jumlah populasi
1.200 siswa. Pengambilan sample sejumlah 291 siswa dari populasi 1.200 siswa ini berdasarkan
pada formula empiris. Lihat Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), cet. 7, hlm. 56
71

Brosur

Kalender

Internet

Papan

Radio

Mengunjungi MTs

Kunjungan panitia
PPDB MTs
Orang tua siswa

Ekskul MTs

Gambar 3.3: Diagram program manajemen humas yang mempengaruhi


penerimaan siswa baru

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar para


siswa MTsN Pemalang mengenal MTs tersebut dari ekstrakurikuler yang
dimiliki madrasah tersebut. Ekstra kurikuler yang paling sering tampil di
luar lingkungan madrasah adalah marching band.21 Sedangkan strategi
manajemen humas yang lain tetap menjadi faktor pendukung untuk
semakin memperkenalkan MTsN Pemalang kepada masyarakat luas.

21
Wawancara dengan Bp. Moh. Amiruddin, selaku waka humas MTsN Model Pemalang,
pada 13 Januari 2001
BAB IV
ANALISIS DATA

Dari kajian teoritis dan hasil data lapangan yang telah penulis jabarkan,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan penganalisisan terhadap data-data
tersebut, sehingga hasilnya dapat diketahui secara transparan. Mengingat bahwa
data-data yang terkumpul bersifat kualitatif, maka dalam menganalisa data
digunakan analisis deskriptif dengan mendeskripsikan dan mengkomparasikan
dengan konsep manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang ditemukan
dalam studi kepustakaan.
Dalam Bab IV ini, penulis berusaha menganisis data sesuai dengan
rumusan masalah pada Bab I, yaitu bagaimana keadaan awal strategi manajemen
humas dan penerimaan siswa baru MTs Negeri Model Pemalang? Bagaimana
strategi dan program manajemen humas MTs Negeri Model Pemalang? Dan
bagaimana hasil penerimaan siswa baru di MTs Negeri Model Pemalang sebagai
hasil dari strategi humasnya?

A. Analisis Keadaan Awal Strategi Manajemen Humas dan Penerimaan


Siswa Baru MTs Negeri Model Pemalang
Pada mulanya, tidak banyak strategi manajemen humas yang berupaya
untuk meningkatkan penerimaan siswa baru yang diterapkan oleh MTsN
Model pemalang. Strategi manajemen humas ini berupa promosi yang
dilakukan untuk memperkenalkan MTsN Pemalang. Promosi inipun hanya
menggunakan brosur dan spanduk. Brosur dan spanduk itu selain
memperkenalkan MTs juga terdapat informasi mengenai waktu dan syarat
pendaftaran. Selain strategi promosi sederhana tersebut, untuk menarik minat
masyarakat agar menyekolahkan putra-putrinya di MTsN Pemalang, pihak
madrasah juga menunjukkan kelebihan yang pada waktu itu belum dimiliki
sekolah manapun di Kab. Pemalang, yaitu ekstrakurikuler marching band.
Strategi dan program manajemen humas yang ditempuh dalam
menarik minat masyarakat supaya mendaftarkan putra-putrinya di MTsN

72
73

Pemalang pada waktu itu tergolong sangat sederhana, padahal banyak terdapat
strategi dan metode humas yang dapat dimanfaatkan untuk menarik animo
masyarakat seperti yang telah penulis paparkan pada bab II. Penyusunan
strategi tersebut tentunya disusun berdasarkan visi dan misi madrasah, analisis
lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, perumusan tujuan khusus
kemudian menetapkan strategi agar strategi tersebut efektif dan efisien.
Namun melihat situasi dan kondisi pada waktu itu yang memang
belum begitu diperlukan berbagai macam promosi, maka kebijakan yang
diambil Bapak Sanuri dapat dikatakan cukup tepat. Beliau berpandangan
bahwa tanpa berbagai strategi promosipun, minat masyarakat terhadap MTsN
Pemalang masih cukup tinggi, karena pada waktu itu MTs sudah mendapat
kerja sama yang baik dengan SD-SD sekitar, persaingan yang belum begitu
ketat, MTs yang sudah lama berdiri sehingga kemungkinan besar masyarakat
sudah mengenal MTs dan sebagainya. Selain itu, masih ada yang harus
mendapat perhatian lebih, khususnya dalam manajemen humas, yaitu
membangun hubungan yang sudah terjalin agar tetap harmonis, baik dengan
orang tua siswa, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lain maupun pejabat
pemerintahan.
Dari sini dapat diketahui bahwa Bapak Sanuri selaku kepala madrasah
menggunakan skala prioritas dalam menyusun strategi dan program-program
madrasah. Beliau melihat bahwa membangun hubungan dengan berbagai
lapisan masyarakat dan menjaga hubungan tersebut agar tetap harmonis lebih
utama dari pada menyusun berbagai promosi. Pada waktu itu MTs sudah
mendapat kerja sama dan kepercayaan yang bagus dari SD-SD sekitar, banyak
dari tamatan-tamatan SD tersebut melanjukan pendidikannya di MTsN
Pemalang. Hal ini berlangsung bertahun-tahun, sehingga yang perlu
diperhatikan adalah tetap menjaga hubungan yang baik, agar SD-SD tersebut
tetap menjadi “pelanggan setia” MTsN Pemalang.
Jadi strategi untuk meningkatkan penerimaan siswa baru pada waktu
itu adalah dengan menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan baik antara
MTsN Pemalang dengan SD-SD sekitar, strategi promosi yang sederhana,
74

yaitu dengan brosur dan spanduk, serta mengadakan ekstra kurikuler unggulan
berupa marching band.
Hubungan yang sudah terjalin dengan baik antara MTsN Pemalang
dengan SD-SD sekitar merupakan suatu aset yang sangat penting dalam
perkembangan madrasah. Oleh karena itu, maka MTsN Pemalang harus selalu
menjaga hubungan agar SD-SD tersebut dapat menjadi mitra setia MTsN
Pemalang. Upaya menjaga hubungan dengan SD-SD tersebut bisa dengan
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan SD tersebut,
seperti yang dilakukan pada masa-masa sekarang, yaitu dengan mengirimkan
siswa pramuka MTsN Pemalang (kakak penggalang) ke SD-SD sekitar untuk
membimbing pramuka SD (tingkat siaga) ataupun program lain yang sifatnya
dapat menguntungkan SD-SD tersebut.
Dalam hubungan masyarakat, salah satu hal yang harus diperhatikan
juga adalah adanya prinsip simbiosis mutualisme (prinsip saling
menguntungkan). Apabila dilihat dari sudut pandang MTs, maka tidak dapat
dipungkiri bahwa MTs membutuhkan dukungan, baik dukungan moril,
finansial maupun simpati dari berbagai pihak, karena pada dasarnya sekolah
atau madrasah tidak dapat memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya.
Bagaimanapun, masukan siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat.
Lebih dari itu, di satu sisi sekolah memerlukan masyarakat dalam menyusun
program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dari masyarakat baik
berupa calon murid/pendaftar, maupun pembiayaan (SPP/DPP) dalam
melaksankan program sekolah, madrasah dan pesantren.1 Namun apabila
dilihat dari kaca mata masyarakat, masyarakat juga membutuhkan hasil
konkrit dari madrasah berupa kualitas lulusan madrasah yang lebih baik dari
sebelumnya. Secara lebih lengkap lagi, kebutuhan masyarakat dari madrasah
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam
bidang mental-spiritual.

1
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press,
2005), hlm.272
75

b. Memperoleh bantuan sekolah apabila terdapat masalah yang dihadapi oleh


masyarakat.
c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
d. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat
kemampuannya.2
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi pihak MTsN Pemalang
untuk berusaha memenuhi apa yang diinginkan oleh masyarakat, agar
masyarakat juga dengan suka rela ikut berperan aktif dalam memajukan
MTsN Pemalang, baik dari segi finansial, moral maupun sebagai calon siswa.
Sebelum diterapkan berbagai macam strategi dan program manajemen
humas, MTs dapat menarik rata-rata 740 pendaftar per tahun selama 5 (lima)
tahun. Hal ini dikarenakan pihak MTs dapat menerima semua pendaftar
selama masih memenuhi kuota atau daya tampung MTs berdasarkan ranking
NEM (Nilai Ebtanas Murni) tanpa seleksi tambahan apapun, sehingga banyak
dari tamatan SD/MI yang mendaftar di MTsN Pemalang.

B. Analisis Strategi dan Program Manajemen Humas MTs Negeri Model


Pemalang
Berbagai strategi dan program manajemen humas yang disusun untuk
mempromosikan MTsN Pemalang pada beberapa tahun belakangan ini
sebenarnya sudah baik, karena terdapat berbagai variasi strategi dan program
menarik yang dilakukan untuk memperkenalkan MTsN Pemalang sekaligus
menarik minat masyarakat pada madrasah tersebut dengan memanfaatkan
berbagai keunggulan MTs dan memaksimalkan peluang yang ada.
Dalam penyusunan strategi, hendaknya disusun berdasarkan visi, misi
dan tujuan madrasah serta analisis lingkungan, yang bertujuan agar strategi
tersebut dapat efektif dan efisien serta tepat tujuan. Analisis lingkungan yang
dimaksud adalah suatu usaha untuk mengetahui jati diri madrasah dan melihat
lingkungan lain yang ada di sekitarnya. Dalam analisis lingkungan ini terdapat

2
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), cet. 7, hlm. 194
76

analisis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang


terdapat dalam madrasah, atau yang dikenal dengan analisis SWOT.
Adapun analisis SWOT dari manajemen humas MTsN Pemalang
adalah sebagai berikut:
1. Strength (Kekuatan)
a. MTsN Pemalang mempunyai beberapa keunggulan, meliputi:
1) Tenaga pendidik yang berkualifikasi akademik sesuai dengan
bidangnya masing-masing (88,57% S1, 10 orang S2 dan sekarang
2 orang sedang mengikuti study lanjut S2).
2) Staff TU berjumlah 20 orang (6 orang S1 dan satu orang S2).
3) Tersedia sarana dan prasarana yang lengkap dengan bangunan
gedung yang megah serta memiliki perpustakaan type A (bertaraf
otomasi).
4) Komite madrasah yang kompeten dan berkomitmen.
5) Telah meraih berbagai prestasi, baik dari akademik maupun non
akademik.
6) Letak strategis, berlokasi di perkotaan.
7) Merupakan sekolah yang berumur, berdiri sejak tahun 1967,
sehingga sudah dikenal oleh masyarakat luas dari dahulu.
8) Mempunyai muatan kurikulum agama yang lebih banyak.
9) Mempunyai banyak ekstra kurikuler.
b. Mempunyai kepala madrasah yang visioner dan wakil kepala humas
yang mengetahui tugas kehumasan.
c. Terdapat berbagai strategi dan program humas yang bagus.
d. Telah menjalin kerja sama yang bagus dengan SD-SD sekitar.
e. Telah menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, tokoh
masyarakat, lembaga bimbel, media cetak dan lain-lain.
f. Mempunyai anggaran keuangan yang mencukupi untuk melaksanakan
tugas humas.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Kelemahan dari MTsN Pemalang, di antaranya:
77

1) Muatan kurikulum yang dinilai terlalu banyak (dengan


mengakomodir 70% muatan kurikulum umum dan 30% kurikulum
agama), sehingga dinilai dapat menjadikan hasil pendidikan yang
setengah-setengah.
2) MTsN Pemalang biasanya dijadikan sebagai second choice (pilihan
kedua) bagi para tamatan SD setelah sekolah umum (SMP).
b. Belum terdapat analisis yang matang dalam penyusunan strategi dan
program humas MTsN Pemalang.
3. Opportunity (Peluang)
a. Mendapat dukungan dari pemerintah baik dari segi keuangan maupun
kurikulum.
b. Terdapat banyak SD di wilayah sekitar MTsN Pemalang.
c. Banyak tersedia sarana pendukung belajar di sekitar madrasah, seperti
perpustakaan umum, lembaga bimbingan belajar, warung internet dsb.
d. Perkembangan teknologi yang semakin canggih.
4. Threat (Ancaman)
a. Animo sebagian masyarakat yang kurang tertarik dengan madrasah.
b. Pandangan sebagian besar masyarakat perkotaan yang materialistis.
c. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang MTsN Pemalang.
d. Banyak terdapat sekolah yang setingkat di Kec. Pemalang, di sekitar
MTs N Model Pemalang, yaitu delapan (8) SMP Negeri, dengan satu
SMP RSBI dan dua Sekolah Standar Nasional.3
Dengan adanya analisis tersebut, selain hasilnya dapat lebih efektif,
efisien dan tepat tujuan, juga dapat memudahkan pihak MTsN Pemalang
dalam penyusunan strategi karena sudah diketahui peta kekuatan yang dapat
dimanfaatkan untuk menarik minat masyarakat sekaligus untuk menutupi
kelemahan, memaksimalkan peluang untuk meningkatkan penerimaan siswa
baru, serta menjadikan ancaman sebagai motivasi agar pihak MTs Negeri
Model Pemalang menjadi lebih giat dalam bekerja.

3
Wawancara dengan Bp. Parsikun, selaku staf TU MTsN Pemalang, pada tanggal 19
Januari 2011
78

Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat dibuat isu-isu strategis yang


disusun dalam matriks matching tool untuk mengembangkan strategi
manajemen humasnya. Isu-isu strategis yang dihasilkan dari analisis di atas
diantaranya yaitu:

Internal
Strengths (kekuatan) Weakness (kelemahan)
Eksternal
S-O W-O
1. Memanfaatkan kelengkapan 1. Untuk mempermudah
sarana dan prasarana siswa dalam belajar, MTs
madrasah untuk menarik dapat menjalin kerja sama
minat masyarakat. dengan lembaga bimbel
2. Memanfaatkan ekstra atau memanfaatkan
Opportunity
kurikuler untuk semakin teknologi.
(peluang)
mempopulerkan MTs pada 2. MTs dapat meningkatkan
masyarakat. kerja sama dengan SD-SD
3. Mengadakan kerja sama sekitar dan masyarakat
dengan berbagai lapisan luas agar tidak menjadi
masyarakat untuk pilihan kedua.
memperkenalkan madrasah.
S-T W-T
1. Mempromosikan kepada 1. Memajukan keunggulan
masyarakat bahwa MTs yang sudah dimiliki MTs,
mempunyai muatan seperti kurikulum agama,
kurikulum agama yang lebih ekstra kurikuler dan
banyak dibandingkan memanfaatkan
sekolah umum lain. kelengkapan sarana dan
2. Memaksimalkan strategi dan prasarana dengan baik.
program humas untuk 2. Mengadakan penelitian
Threats menjelaskan bagaimana kepada masyarakat untuk
(tantangan) sebenarnya MTs Negeri mengetahui kebutuhan
Model Pemalang kepada atau apa yang diinginkan
masyarakat luas. oleh masyarakat dari
3. Menunjukkan prestasi MTs pendidikan.
kepada masyarakat luas
dengan memamerkan
langsung pada saat ada
pameran maupun melalui
media, seperti kalender,
internet, dsb.
Dari sedikit contoh hasil analisis yang sudah disusun dalam matriks di
atas, maka dapat disusun perencanaan strategis sebagai tindak lanjut dari
79

analisis di atas. Adapun perencanaan strategis yang dapat dijadikan sebagai


strategi dan program manajemen humas dari isu-isu strategis di atas
diantaranya sebagai berikut:
1. Memanfaatkan kelengkapan sarana dan prasarana madrasah untuk media
pembelajaran sehingga proses belajar mengajarnya inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan serta memanfaatkan kelengkapan sarana dan prasarana
untuk kepentingan masyarakat juga.
2. Mengadakan kerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat, seperti
bekerja sama dengan tokoh masyarakat yang berpengaruh, pejabat
pemerintahan, media percetakan, stasiun radio, dan sebagainya, untuk
memperkenalkan madrasah.
3. Memanfaatkan ekstra kurikuler seperti marching band, pramuka, PKS dan
sebagainya pada PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional), PHBI atau
even-even lainnya untuk semakin mempopulerkan MTs pada masyarakat.
4. Memajukan keunggulan yang sudah dimiliki MTs, seperti kurikulum
agama, ekstra kurikuler dan memanfaatkan kelengkapan sarana dan
prasarana dengan baik.
5. Mengadakan penelitian kepada masyarakat untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat atau sesuatu yang diinginkan oleh masyarakat dari pendidikan.
Dalam rangka menganalisa kebutuhan masyarakat luas perlu dilihat dari
hal-hal sebagai berikut: apa yang dibutuhkan masyarakat, apa yang sedang
ramai dibicarakan masyarakat dan bagaimana pendapat masyarakat
terutama tokoh-tokoh masyarakat tentang isu-isu yang sedang ramai
dibicarakan.4
Dari contoh perencanaan strategis di atas, selanjutnya dapat dibuat
program-program humas yang relevan dan tepat sasaran dengan membagi
rencana program yang akan dijalankan ke dalam rencana jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek, dengan masing-masing jangka tersebut

4
Zainal Muttaqien , Dunia Guru, Madrasah dan Tulisan Sekedar,
http://izaskia.wordpress.com/category/dunia-madrasah/, diakses pada tanggal 30 September 2010
80

sebelumnya telah diidentifikasi serta disesuaikan dengan kebutuhan madrasah


dan perkembangan masyarakat.
Kemudian dalam menyusun strategi dan program-program manajemen
humas, hendaknya juga dilakukan dengan manajemen yang rapi, yaitu dengan
memetakan dengan jelas perencanaannya, pengorganisasiannya, penanggung
jawab dan sebagainya. Dalam manajemen humas, seperti yang tertera pada
bab II, pihak madrasah hendaknya melakukan empat langkah kegiatan, yaitu
menentukan masalah (defining the problem), perencanaan dan penyusunan
program (planning and programming), melakukan tindakan dan komunikasi
(taking action and communicating) dan evaluasi program (evaluating the
program).5 Sehingga strategi dan program-madrasah juga dapat lebih efektif,
lebih efisien dan dapat diketahui tingkat keberhasilan serta bagian-bagian
yang perlu diperbaiki lagi.

C. Hasil Penerimaan Siswa Baru MTs Negeri Model Pemalang Sebagai


Hasil Dari Strategi Humasnya
Dari hasil penelitian di bab 3, diketahui bahwa hasil dari diterapkannya
berbagai strategi dan program humas dalam meningkatkan penerimaan siswa
baru di MTs Negeri Model Pemalang belum begitu memuaskan apabila
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari
jumlah pendaftar yang mendaftar di madrasah tersebut. Sebelum diterapkan
berbagai strategi dan program humas, MTs mendapat jumlah pendaftar rata-
rata 740 siswa pertahun selama 5 (lima) tahun, namun pada lima tahun
berikutnya setelah diterapkan berbagai variasi strategi dan program
manajemen humas, MTs hanya memperoleh rata-rata 607 siswa pertahun,
turun 133 siswa dari rata-rata per tahun pada 5 (lima) tahun sebelumnya.
Setelah diterapkan berbagai variasi strategi dan program manajemen
humas, MTsN Pemalang seharusnya dapat merengkuh jumlah pendaftar yang
lebih banyak dari tahun sebelum-sebelumnya, namun kenyataannya justru

5
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 1, hlm. 108
81

sebaliknya. Dari fakta ini berarti ada hal yang harus segera dibenahi agar
masyarakat kembali mendaftarkan putra-putrinya ke MTsN Pemalang, karena
pendaftar mempunyai peran penting dalam memajukan kualitas madrasah.
Dengan jumlah pendaftar yang banyak, maka pihak MTs dapat lebih leluasa
menyeleksi calon-calon siswa unggulan yang nantinya menjadi peserta didik
MTs ini. Apabila in put berupa masukan siswa baru yang bagus dan diproses
dengan bagus, maka dapat mengeluarkan out put yang berkualitas pula.
Kurang berhasilnya pihak MTsN Pemalang dalam merekrut jumlah
pendaftar disebabkan karena dalam penyusunan strategi dan program humas
belum melakukan analisis yang serius, sehingga belum diketahui dengan pasti
potensi dan peluang MTs yang dapat dioptimalkan untuk menarik minat, apa
yang diharapkan masyarakat dari pendidikan dan bagaimana persepsi
masyarakat tentang MTs, sehingga banyak dari masyarakat yang belum benar-
benar mengetahui tentang MTsN Pemalang.
Permasalahan lain yang dihadapi MTs dalam menarik minat
masyarakat diantaranya adalah masyarakat belum mengetahui dengan pasti
seperti apa sistem pendidikan, kualitas dan prospek dari madrasah yang
setingkat dengan SMP ini, sehingga seperti kata pepatah “tak kenal maka tak
sayang”, maka masyarakatpun tidak dapat langsung percaya dengan kualitas
MTs. Masalah ini ditambah dengan terjadinya persaingan yang semakin
kempetitif dari sekolah-sekolah umum lainnya yang terus memperbaiki
kualitasnya, sehingga tidak jarang masyarakat hanya memandang sebelah
mata pada madrasah.
Sebenarnya MTsN Pemalang sebagai sekolah berciri khas Islam
mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan sekolah umum biasa. Nilai lebih
ini berupa muatan kurikulum agama yang lebih banyak dibandingkan SMP
umum. Seharusnya kelebihan ini dapat menambah nilai jual dan daya saing
MTs dalam meningkatkan animo masyarakat apabila pihak MTs dapat
mempromosikan dengan baik tentang keunggulan tersebut, terlebih di zaman
sekarang yang semakin terjadi penurunan nilai-nilai keagamaan di tengah
masyarakat, maka peluang untuk menjaring minat masyakat pada MTs
82

menjadi semakin besar, karena hanya madrasah yang mempunyai muatan


kurikulum agama dan program keagamaan yang lebih banyak. Melalui usaha
dari dini berupa menyekolahkan siswa-siswa tamatan SD atau sekolah
sederajat ke MTsN Pemalang dapat menjadi solusi alternatif yang menjamin
untuk menghadapi royalnya dunia global namun tetap berpegang teguh pada
nilai-nilai ajaran Islam, karena dalam MTsN Pemalang mempunyai muatan
kurikulum agama yang lebih banyak ditambah dengan ekstra kurikuler
keagamaan yang banyak pula, seperti amtsilati (cara balajar kitab kuning),
tilawatil qur’an dan program-program keagamaan lain.
Diakui atau tidak, masyarakat memilih menyekolahkan putra-putrinya
di suatu lembaga pendidikan karena melihat kualitas lembaga pendidikan yang
bagus, memiliki keunggulan yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lain dan
out put yang dihasilkan sukses atau dapat melanjutkan di sekolah berikutnya
yang favorit. Artinya hubungan akrab dengan masyarakat dapat dimulai
dengan memajukan pendidikan.6
Kelebihan MTs tersebut bisa saja direalisasikan mengingat kualitas
guru di MTsN Pemalang yang mumpuni, sarana dan prasarana lengkap dengan
perpustakaan bertaraf otomasi yang memiliki banyak koleksi buku, banyak
tokoh agama di sekitar MTs dsb. yang dapat mendukung MTs menjadi
sekolah yang komprehensif, handal dalam ilmu pengetahuan umum dan
teknolegi serta unggul dalam ilmu agama Islam.
Setelah semua sudah dapat dilaksanakan dengan baik oleh MTs, maka
langkah selanjutnya menjadi tugas manajemen humas, yaitu mempubilkasikan
MTs kepada masyarakat luas dengan menjelaskan mengenai keberadaan MTs,
baik dengan metode langsung maupun melaui media, bahwa MTs sebenarnya
mempunyai potensi lebih, tidak hanya dalam ilmu agama, melainkan juga
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemudian mengenai seleksi masuk bagi calon siswa MTsN Pemalang
yang berupa tes wawancara (tes lisan) mengenai keahlian dalam BTQ (Baca

6
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia,( Jakarta: Bina Aksara, 1988), cet.1,
hlm. 208
83

Tulis al Qur’an), tes kepribadian serta tes minat mengenai motivasi mendaftar
di MTsN Pemalang, merupakan strategi yang bagus untuk mendapatkan
calon-calon siswa yang tidak hanya cakap dalam ilmu umum tapi juga sudah
bisa membaca Al Qur’an dengan baik serta mempunyai sopan santun, karena
madrasah adalah lambang sekolah Islam.
Dari adanya seleksi penerimaan siswa baru di atas, dapat diketahui
bahwa MTs tidak lagi hanya menginginkan jumlah pendaftar yang banyak dari
segi kuantitas, tapi juga mengharapkan calon-calon siswa yang berkualitas.
Namun sayangnya, maksud baik dari MTs ini kurang mendapat dukungan
positif dari masyarakat. Hal ini terbukti setelah diadakaannya tes tersebut,
jumlah pendaftar semakin turun dari tahun ke tahun. Calon-calon siswa yang
merasa belum mampu dalam BTQ menjadi takut atau minder mendaftar di
MTsN Pemalang, sehingga urung mendaftar di MTsN Pemalang.
Menyadari hal itu, maka pada tahun berikutnya pihak MTs merubah
tes tersebut dengan penelusuran bakat dan minat yang juga masih berupa
wawancara. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar
siswa dalam BTQ dan tidak mempengaruhi penerimaan siswa baru. Akan
tetapi pergantian sistem tersebut tidak serta merta membuat masyarakat
kembali berduyun-duyun mendaftar di MTsN Pemalang, karena masih adanya
persepsi dari masyarakat mengenai wawancara yang ikut menentukan dalam
penerimaan siswa baru, sehingga bagi mereka yang merasa belum menguasai
ilmu BTQ tidak berani mendaftar di MTs ini.
Di sinilah pentingnya tugas humas, humas harus dapat memberi
penerangan kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang ada di MTs. Dari
kasus di atas berarti telah terjadi salah persepsi antara masyarakat dengan
MTs. Oleh karenanya, pihak humas MTsN Pemalang harus segera memberi
penjelasan yang sebenarnya mengenai program dari madrasah tersebut,
apalagi dengan adanya berbagai variasi strategi dan program manajemen
humas di MTs, maka dapat semakin memudahkan kinerja humas untuk
menyebarkan informasi MTsN Pemalang ke masyarakat luas, sehingga
harapan masyarakat kembali tertarik dengan MTsN Pemalang dapat terwujud.
84

Kemudian telah diketahui pula bahwa sebagian besar siswa MTsN


Pemalang mengenal dan tertarik dengan madrasah tersebut melalui kegiatan
ekstra kurikuler yang dimiliki. Ekstra kurikuler yang dimaksud adalah
marching band. Oleh karena itu, pihak MTs hendaknya senantiasa memajukan
keunggulan yang dimiliki, karena hal ini dapat menarik minat masyarakat, di
samping juga terus melakukan berbagai promosi, baik dengan kegiatan
langsung ataupun melalui media.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang Strategi
Manajemen Humas dalam Meningkatkan Penerimaan Siswa Baru di MTs
Negeri Model Pemalang, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Kondisi awal strategi manajemen humas yang berupaya untuk
meningkatkan penerimaan siswa baru pada mulanya masih sangat
sederhana, yaitu hanya dengan menggunakan promosi berupa brosur dan
spanduk sebagai alat untuk memperkenalkan MTs Negeri Model
Pemalang sekaligus menyampaikan informasi mengenai waktu dan syarat
pendaftaran kepada masyarakat serta memanfaatkan keunggulan madrasah
untuk menarik minat masyarakat berupa mengadakan ekstra kurikuler
yang belum dimiliki oleh sekolah manapun di Kab. Pemalang pada waktu
itu, yaitu marching band. Strategi yang sederhana ini menggunakan skala
prioritas, yaitu karena melihat kondisi pada waktu itu belum terdapat
persaingan yang ketat dari sekolah-sekolah sederajat lainnya, MTs telah
mendapat kerja sama yang bagus dari SD-SD sekitar serta mengingat MTs
adalah sekolah yang sudah berumur, sehingga memungkinkan madrasah
ini sudah dikenal oleh masyarakat. Jadi fokus tugas humas pada waktu itu
lebih cenderung pada menjalin hubungan yang harmonis antar warga
intern madrasah dan menjalin hubungan yang harmonis kepada SD-SD
sekitar dan masyarakat umum.

2. Berbagai variasi strategi dan program manajemen humas dalam


meningkatkan penerimaan siswa baru mulai disusun pada kepemimpinan
Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag. karena melihat perkembangan zaman yang
semakin cepat berubah dengan persaingan yang semakin kompetitif dan
tuntutan masyarakat terhadap pendidikan yang makin berkembang.

85
Strategi manajemen humas dikelompokkan menjadi dua, yaitu strategi
manajemen humas dengan publik intern dan strategi manajemen humas

86
86

dengan publik ekstern. Strategi manajemen humas dengan publik intern


dilakukan dengan kegiatan langsung melalui melalui pembinaan pada
tanggal 17 setiap bulan, upacara bendera setiap hari Senin, halal bi halal
dan pengajian keluarga, serta memfasilitasi segala sesuatu yang diperlukan
para guru dalam pekerjaannya di MTs. Sedangkan strategi manajemen
humas dengan publik ekstern dapat dibagi menjadi tiga, yaitu strategi kerja
sama, strategi pencitraan dan strategi promosi.

3. Dari data hasil perkembangan penerimaan siswa baru pada saat sebelum
dan sesudah diterapkannya berbagai strategi dan program manajemen
humas, dapat diketahui bahwa strategi dan program manajemen humas di
MTsN Pemalang yang diterapkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir ini belum begitu berhasil dalam meningkatkan jumlah penerimaan
siswa baru dalam segi kuantitas. Hal ini dikarenakan karena dalam
penyusunan strategi dan program humas belum melakukan analisis yang
matang, sehingga belum diketahui dengan pasti potensi MTs yang dapat
dioptimalkan untuk menarik minat masyarakat, apa yang diharapkan
masyarakat dari pendidikan dan bagaimana persepsi masyarakat tentang
MTs. Namun penyebab lain mengapa MTs belum mendapat banyak
jumlah pendaftar seperti pada masa sebelumnya adalah karena telah terjadi
perbedaan situasi dan kondisi antara pada masa kepemimpinan Bapak
Sanuri dulu dengan Bapak Sudar yang dapat mempengaruhi penerimaan
siswa baru. Perbedaan tersebut adalah pada proses seleksi penerimaan
siswa baru yang pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri tidak ada seleksi
masuk tambahan, sedangkan pada masa Bapak Sudar karena beliau
menginginkan calon siswanya merupakan calon-calon siswa yang
berkualitas, diadakan tes seleksi masuk yang berupa tes wawancara (tes
lisan) mengenai BTQ (Baca Tulis al Qur’an), tes kepribadian serta tes
minat mengenai motivasi calon siswa mendaftar di MTsN Pemalang.
Dengan adanya tes tersebut, banyak calon siswa yang tidak berani
mengikuti tes, sehingga tidak jadi mendaftar di MTsN Pemalang.
87

Perbedaan yang kedua adalah pada situasi persaingan, di mana persaingan


yang terjadi pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri dulu belum begitu
tajam, sedangkan pada masa Bapak Sudar persaingan semakin tajam
dengan munculnya SSN dan RSBI, sehingga masyarakat lebih memilih
sekolah yang dianggap berprestasi. Kemudian dapat diketahui bahwa
sebagian besar para siswa MTsN Pemalang mengenal MTs tersebut dari
ekstrakurikuler yang dimiliki madrasah tersebut. Ekstra kurikuler yang
paling sering tampil di luar lingkungan madrasah adalah marching band.

B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada
penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang
kiranya dapat bermanfaat bagi civitas MTs Negeri Model Pemalang, antara
lain sebagai berikut:
1. Dalam menyusun strategi atau program pendidikan, baik itu dari
manajemen humas maupun bidang lainnya, hendaknya dilakukan analisis
SWOT terlebih dahulu untuk menjadi acuan, selain juga harus sesuai
dengan visi, misi dan tujuan madrasah, agar strategi dan program-program
tersebut dapat tepat sasaran sekaligus dapat mewujudkan visi, misi dan
tujuan MTs Negeri Model Pemalang.

2. Dalam menyusun strategi dan program-program manajemen humas,


hendaknya juga dilakukan manajemen yang rapi, dengan memetakan
dengan jelas perencanaannya (baik untuk perencanaan jangka pendek
maupun perencanaan jangka panjang), pengorganisasiannya, penanggung
jawabnya, pelaksanaannya, pengawasan dan evaluasinya, pada awal tahun
kepengurusan, sehingga semua program dapat terlaksana dengan efektif,
efisien dan rapi, serta dapat diketahui tingkat keberhasilannya.

3. Hubungan yang sudah terbina dengan baik dengan SD-SD sekitar dan
dengan masyarakat luas hendaknya tetap dipertahankan dengan baik. Salah
88

satu upaya untuk tetap mendapat dukungan dan kerja sama yang baik
adalah dengan memberikan kontribusi positif kepada SD-SD tersebut dan
kepada masyarakat.

4. Upaya yang paling efektif dalam menarik minat masyarakat adalah dengan
memajukan pendidikannya. Oleh karena itu pihak humas harus bekerja
sama dengan bidang kurikulum, kesiswaan, bidang sarana prasarana dan
seluruh civitas madrasah untuk memajukan kualitas madrasah, baru
kemudian dipublikasikan kepada masyarakat luas.

5. Sekiranya memungkinkan, perlu diadakan kerja sama dengan salah satu


Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) favorit sekarisedenan Pekalongan
atau masih dalam Kabupaten Pemalang. Kerja sama ini berupa lulusan
terbaik dari MTs Negeri Model pemalang dapat langsung diterima di SMA
favorit tersebut tanpa melalui seleksi apapun, sehingga diharapkan
masyarakat akan semakin tertarik dengan MTs Negeri Model pemalang.

6. Pihak manajemen humas MTs harus sesegera mungkin memberi


keterangan kepada masyarakat apabila terjadi miss communication
mengenai program madrasah.

7. Pihak MTs hendaknya senantiasa memajukan keunggulan yang dimiliki,


terlebih pada keunggulan yang tidak dimiliki oleh sekolah lain, karena hal
ini dapat menarik minat masyarakat dan memenangkan persaingan, di
samping juga terus melakukan berbagai promosi, baik dengan kegiatan
langsung ataupun melalui media.

C. Penutup
Puji syukur yang senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
kini penulis haturkan kembali kehadiratNya Yang telah melimpahkan rahmat
dan inayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
89

Semoga bantuan baik berupa do’a, materi maupun tenaga dan pikiran yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dan dicatat sebagai amal
ibadah bagi Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan karya tulis lain di
kemudian hari. Penulis juga meminta maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati pihak-pihak tertentu.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi
penulis maupun siapa saja yang mau memetik ilmu, hikmah dan pengalaman
dari tulisan ini.
Akhirnya, tiada manusia yang sempurna, hanya kepada Allah SWT
penulis berserah diri dan hanya kepada-Nya penulis memohon segala
bimbingan dan pertolongan. Wa Allahu A’lam bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qodir, Riza (3104024). Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam
(Studi Kasus di SMP Nasima Semarang). Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
(Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah. 2009)
Akdon. Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk
Manajemen Pendidikan). (Bandung: Alfabeta. 2007). cet. 2
Alex MA. Kamus. Ilmiah Populer Kontemporer. (Surabaya: Karya Harapan. 2005)
Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan. terj. Yosal Iriantara. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005). cet. 2
Arikunto, Suharsimi. Organisasi dan Administrasi. (Jakarta: Rajawali Press. 1990). cet. 1
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta.
2002). Cet. 12. ed. revisi
Azwar. Saifuddin. Metode Penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1997)
B. Suryosubroto. Humas dalam Dunia Pendidikan - Suatu Pendekatan Praktis. (Yogyakarta:
Mitra Gama Widya. 2001)
Bush, Tony. Marianne Coleman. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan. terj.
Fahrurrozi. (Yogyakarta: IRCisod. 2008). cet. 2
Daryanto. Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta. 2001). cet. 2
Denim. Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi. presentasi. dan publikasi
hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial. Pendidikan
dan Humaniora. (Bandung: CV. Pustaka Setia. 2002). Cet.I
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang: Toha Putra: 2002)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka. 1999). cet. 10. ed. 2
Effendy. Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1992). cet. 3. ed. Revisi
Fatah. Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). cet. 7
Furchan. Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2007)
Gunawan. Ary H. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro. (Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 1996). cet. 1
H.A.W. Widjaja. Komunikasi – Komunikasi & Hubungan Masyarakat. (Jakarta: Bumi Aksara.
2010). cet. 6
Hadi. Sutrisno. Metode Research. (Yogyakarta: Andi. 2004). jilid 2
Hasan. M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. (Jakarta: Ghalia
Indonesia. 2002)
Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. (Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijogo. 2009)
Hery Winarto. Manajemen Humas dalam Meningkatkan Pencitraan Publik di TK An Nur
Tugurejo Semarang. (Semarang: IAIN Walisongo Semarang. 2010)
Hidayat, Ara. Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan. (Bandung: Pustaka Educa. 2010). cet. 1
Khozin. Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia – Rekonstruksi Sejarah untuk Aksi. (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang. 2006) cet. 2
Knowles, Asa S. and Associates. Handbook of Cooperative Education. (San Francisco: Jossey-
Bass. 1972). 2nd printing
Mohammad Ali. Strategi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Angkasa. 1993). cet. 1
Moleong. Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002). Cet.
17
Morissan. Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional. (Jakarta: Kencana.
2008). cet. 1
Mulyasa. E. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003). cet. 5
Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. (Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
2009). cet. 2
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Gunung Agung. 1997). cet. 14
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan – Dengan
Ilustrasi di Bidang Pendidikan. (Jogjakarta: Gadjah Mada University Press. 2005). cet. 3
Pidarta. Made. Manajemen Pendidikan Indonesia.( Jakarta: Bina Aksara. 1988). cet.1
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya.
1995). cet. 7
Redaksi Sinar Grafika. Undang-Undang Sisdiknas (UU RI No. 20 Th. 2003). (Jakarta Sianar
Grafika Offset. 2009). cet. 2
Rokhimin. Manajemen Strategik Kehumasan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
terhadap kegiatan Pendidikan di MAN Demak. (Semarang: IAIN Walisongo Semarang.
2010)
Ruslan, Rosady. Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations Kehumasan.
(Jakarta: Ghalia Indonesia. 1995)
Sallis, Edward. Total Quality Management in Educatioan. terj. Ahmad Ali Riyadi dan
Fahrurrozi. (Jogjakarta: Ircisod. 2008). cet. 8
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineke Cipta. 2000)
Sagala, H. Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta. 2000)
Sagala, Syaiful. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. (Bandung: Alfabeta.
2007). cet. 2.
Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. Perencanaan Pendidikan - Suatu
Pendekatan Komprehensif. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007). cet. 3
Siswanto. Andik. Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan di Lembaga Pendidikan Tinggi Islam
(Studi Kasus di IAIN Walisongo Semarang). (Semarang: IAIN Walisongo Semarang.
2008)
Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Kegiatan. (Jakarta: Rineka Cipta. 1999). cet. 1
Soetopo. Hendyat dan Wasty Sumanto. Pengantar Operasional Adminitrasi Pendidikan.
(Surabaya: Usaha Nasional. 1982)
Subroto, B. Suryo. Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Bina Aksara:
1984). cet. 2. ed. Revisi
Sudarto. Metodologi Penelitian Filsafat. (Jakarta: Raja GrafindoPersada. 1997)
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D.
(Bandung: Alfabeta. 2007). cet. 3
Suparyogo. Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 2001)
Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan – Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. (Bandung:
Angkasa. 1986). cet. 10
Syafaruddin. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. (Jakarta: PT. Ciputat Press. 2005)
Syafaruddin. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan – Konsep. Strategi dan Aplikasi.
(Jakarta: Grasindo. 2002). cet. I
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang. Administrasi Pendidikan.
(Malang: IKIP Malang. 1989). cet. 2
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2001). cet. 3
Winardi. Asas-Asas Manajemen. (Bandung: Alumni. 1979). cet. 10. ed. 7
Yusuf. Choirul Fuad (ed.). Potret Madrasah dalam Media Massa. (Jakarta: Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI. 2006)

REFERENSI INTERNET
Adpani. http://apong-indigo.blogspot.com/. diakses pada Selasa. 24 Agustus 2010
Markus Basuki. http://cor-amorem.blogspot.com/2010/01/manajemen-humas.html. diakses pada
25 Juli 2010
Usman, Indriana. Manajemen Stratejik.
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=129:ek
ma-4414-manajemen-stratejik&Itemid= 73&catid=28:fekon. diakses pada tanggal
15112010
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Profil MTs Negeri Model Pemalang

2. Lampiran Kalender Akademik MTs Negeri Model Pemalang

3. Lampiran Nama Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Negeri

Model Pemalang Tahun Ajaran 2010/2011

4. Lampiran Struktur Organisasi MTs Negeri Model Pemalang

5. Lampiran Data Perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru MTs Negeri

Model Pemalang

6. Lampiran Jumlah Peserta Didik MTs Negeri Model Pemalang Tahun Ajaran

2010/2011

7. Lampiran Muatan Kurikulum dan Ekstrakurikuler MTs Negeri Model

Pemalang

8. Lampiran Daftar Prestasi MTs Negeri Model Pemalang

9. Lampiran Pedoman Wawancara dan Pedoman Angket

10. Lampiran Hasil Wawancara dan hasil Angket

11. Lampiran Hasil Dokumentasi

12. Lampiran Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi

13. Lampiran Surat Mohon Izin Riset

14. Lampiran Surat Keterangan dari MTs Negeri Model Pemalang

15. Lampiran Sertifikat Passka Institut

16. Lampiran Sertifikat Passka Fakultas

17. Lampiran Piagam KKN

18. Biodata Penulis


DAFTAR NAMA TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
MTs NEGERI MODEL PEMALANG TAHUN AJARAN 2010/2011
a. Daftar Tenaga Pendidik
1) Drs. H. Sudar, M.Ag. 29) Sofiudin, S.Ag.
2) Dra. Siti Fasichah 30) Rela Susilowati, S.Pd.
3) Hj. Roziyah, S. Ag. 31) Syaefudin Zuhri, S.Ag.
4) Moh. Sholeh, S.Pd.I 32) Aziz Saleh, S.Pd.
5) Marsudi, S.Pd. 33) Drs.Ghufron
6) Raharjo, S.Pd. 34) Soffana Imawati, S.Pd.
7) Hj. Badriyah, BA. 35) Qori’ah, S.Pd.
8) Dra. Hj. Yuasis Arini 36) Dra.Dyah Sukraeni
9) Muhtar, S.Ag. 37) Drs. H. Faizin
10) Drs. Widodo, M.Si. 38) Drs. Pujo Hardiman
11) H. Dalail, S.Pd. 39) Sudirman, S.Pd.
12) Kholifah, S.Pd. 40) Moh. Amiruddin, S.Pd.
13) Rokhmani, S.Pd. 41) Musyaripah, S.Ag.
14) Mufidah, S.Ag. 42) Evi Fauziyah, S.Ag.
15) Dra. Krisnawaty 43) Drs. Ubaidah
16) Drs. Sugiyanto 44) Umi Suciati, S.Ag.
17) H. Agus To’ati, S.Ag. 45) Hidayat, S.Ag.
18) Umi Nur Hikmah, S.Pd. 46) Nur Efti Trisnasari, S.Ag.
19) Saefurrohman, S.Ag. 47) Siti Istiqomah, S.Ag.
20) Kurdiyanto, S.Pd. 48) Sakdiyah, S.Pd.
21) Prihartini, B.A. 49) Sri Herlina, S.Pd.
22) Dra. Anisah 50) Hery Widayanto, S.Pd.
23) Dullah Karim, S.Pd. 51) Diana Rossa, S.Sos.
24) Susilo Hadi Prayitno, M.SI 52) Rini Nunuk A., S.Pd.
25) Agus Purwanto, S.Pd. 53) Suterseni, S.Kom.
26) Nur Khilfah, S.Pd. 54) Dra. Fathonah Budiasih
27) Ahmad Muzaki, S.Ag. 55) Linda Kusnitasari, S.Pd.
28) Umi Kholifah, S.Pd. 56) Siswa Raharjo, S.Pd.
57) Sarifudin Zaelani, S.Pd. 64) Ani Heriyanti, S.Pd.
58) Komarudin, S.Pd. 65) Umu Umaroh, S.Ag.
59) Musta’in, S.Pd. 66) Upik Muzdalipah, S.Pd.
60) Eni Samiasih, S.Pd. 67) Yuniati, S.Pd.
61) Waryatun, S.Pd. 68) Rizky Mariani, S.Pd.
62) Abdul Kosim, S.Ag 69) Akip Ariyanto, A.md.Kom
63) Ilman Rosyadi, S.Ag.

b. Daftar Tenaga Kependidikan


1) Komar, SE 12) Kartiyan
2) Sih Budiarti 13) Sumar Toyib
3) Sri Mujiastuti 14) Waryo
4) Moh. Shodik 15) Bawon Sekhatun
5) Ahmad Manna, S.Si. 16) Najib Dahirin
6) Jasmin 17) Joko Priyono
7) Parsikun, M.Pd. 18 Suryanti
8) Lili Nur Latifah, A.Md. 19) Makmuri
9) Abdurrohman 20) Wahyudi
10) Anjar Pujiasih, S.Pd. 21) Tri Yuli Widayanto
11) Rina Dhini Indriyanti, A.Md. 22) Alef Theria Zulfa, S.E
STRUKTUR ORGANISASI
MTs NEGERI MODEL PEMALANG
TAHUN AJARAN 2010/2011

Kepala Sekolah
Drs. H. Sudar, M.Ag.

Komite Madrasah Staff TU


Ketua Ketua
Drs. H. Jasuri, M.SI Komar, S.E.

Sekretaris Bendahara
Komar, S.E. Sri Mujiastuti

Anggota
Anggota

Guru
Waka. Kurikulum Waka. Kesiswaan Waka. Humas Waka. Sarpras Koordinator BP/BK
Drs. Widodo, M.SI Sudirman, S.Pd. Moh. Amiruddin, S.Pd. Dra. Siti Fasichah Sarifudin Jaelani, S.Pd.

Anggota Guru
JUMLAH SISWA MTs NEGERI MODEL PEMALANG
TAHUN AJARAN 2010 / 2011

KELAS JUMLAH SISWA


Tingkat Bagian L P Jumlah
1 14 26 40
2 14 27 41
3 26 19 45
4 22 24 46
5 24 23 47
VII
6 25 22 47
7 24 22 46
8 22 20 42
9 22 20 42
10 28 18 46
Sub Jumlah 1 221 221 442
1 12 28 40
2 10 30 40
3 24 20 44
4 22 20 42
5 22 20 42
VIII
6 22 22 44
7 22 22 44
8 22 22 44
9 24 22 46
10 22 22 44
Sub Jumlah 2 202 228 430
1 20 20 40
2 20 20 40
3 20 20 40
4 20 20 40
5 20 20 40
IX
6 20 22 42
7 22 20 42
8 22 20 42
9 21 21 42
10 22 20 42
Sub Jumlah 207 203 410
Rekapitulasi:
KELAS JUMLAH SISWA
Tingkat Bagian L P Jumlah
VII 1 s.d. 10 221 221 442
VIII 1 s.d. 10 202 228 430
IX 1 s.d. 10 207 203 410
TOTAL (1+2+3) 630 652 1.282
MUATAN KURIKULUM DAN EKSTRAKURIKULER
MTs NEGERI MODEL PEMALANG

A. KURIKULUM
Struktur kurikulum yang diterapkan MTsN Pemalang adalah sebagai
berikut:
KELAS DAN ALOKASI WAKTU
KOMPONEN
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 2 2 2
b. Aqidah Akhlaq 2 2 2
c. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
d. Fiqih 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 5 5
4. Bahasa Inggris 5 4 5
5. Bahasa Arab 3 3 3
6. Matematika 5 5 5
7. Pengetahuan Alam 5 5 5
8. Pengetahuan Sosial 4 4 4
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Penjaskes 2 2 2
11. Teknologi Informasi&Komunikasi 2 2 2
12. BK (Bimbingan Konseling) 1 1 1
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 1 1 1
2. Baca Tulis Qur’an 1 1 -
3. Amtsilati 1 - -
4. Bahasa Mandarin - 1 -
C. Pengembangan Diri
(Ekstrakurikuler)
Jumlah 46 46 46

B. EKSTRAKURIKULER
Untuk mengembangkan diri siswa-siswinya, MTsN Model Pemalang
mengadakan program bimbingan konseling dan ekstra kurikuler sebagai
berikut:
1) Kursus Komputer
2) Kursus Bahasa (Inggris, Arab, Mandarin)
3) Bimbingan Belajar
4) Pramuka
5) Menjahit
6) Olah raga (Karate, pencak silat, basket, tenis lapangan, tennis meja, sepak
bola, bola volley, sepak takraw, badminton, atletik)
7) Tilawatil Qur’an
8) Amtsilati (Cara balajar kitab kuning)
9) Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
10) Palang Merah Remaja (PMR)
11) Marching Band
12) Seni Musik (Pop, dangdut, campur sari, qashidah)
13) Kaligrafi
14) Karya Ilmiah Remaja (KIR)
15) Jurnalistik / majalah dinding
16) Ramadhan in campuss
17) Keterampilan menenun.
DAFTAR PRESTASI MTs NEGERI MODEL PEMALANG
SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR

1. Prestasi Akademik
a. Tahun Pelajaran 2005/2006 lulus 94,7% dari jumlah 521 siswa
b. Tahun Pelajaran 2006/2007 lulus 99,7% dari jumlah 444 siswa
c. Tahun Pelajaran 2007/2008 lulus 100% dari jumlah 375 siswa
d. Tahun Pelajaran 2008/2009 lulus 100% dari jumlah 394 siswa.
2. Prestasi Non Akademik
a. Tingkat Propinsi
1) Lomba Olimpiade Matematika tingkat Propinsi di Yogyakarta Tahun
2009.
2) Lomba Olimpiade IPS tingkat Propinsi di UNNES Semarang tahun
2009.
3) Lomba MTQ tingkat Propinsi di Demak tahun 2009.
4) Juara 5 PMR tingkat Propinsi di Semarang tahun 2009.
b. Tingkat Kabupaten
1) Juara I (satu) lomba Perpustakaan Tingkat Kabupaten Pemalang dua
kali berturut-turut, 2006 dan 2007.
2) Juara I (satu) Lomba Wawasan Wiyata Mandala Tingkat Kabupaten
Pemalang.
3) Juara Tergiat I (satu) Lomba Perkemahan dalam rangka HUT Pramuka
dari tahun 2004-2006 tingkat Kabupaen.
4) Juara I (satu) Lomba MTQ Tingkat Kabupaten Pemalang.
5) Juara I (satu) Kelas A Putra Cabang Pencak Silat pada POPDA
Tingkat Kabupaten Pemalang tahun 2008.
6) Juara III (tiga) kelas F Putra Cabang Pencak Silat pada POPDA
Tingkat Karisedenan Pekalongan tahun 2009.
7) Juara I (satu) Lomba MTQ Putra tingkat Kabupaten Pemalang tahun
2009.
8) Juara I (satu) Lomba MTQ Putri tingkat Kabupaten Pemalang tahun
2009.
9) Juara I (satu) Paramanandi (Gitapati) tingkat Kabupaten Pemalang
tahun 2009.
10) Juara Tergiat III Perkemahan dalam rangka HUT Pramuka ke 48 tahun
2009.
11) Juara I Tartil tingkat Kabupaten Pemalang tahun 2009.
PEDOMAN WAWANCARA DAN ANGKET

A. Pedoman Wawancara
1. Kepada Kepala Madrasah
a. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru?
b. Siapa yang menggagas penerapan strategi manajemen humas tersebut?
c. Apa yang menjadi alasan pihak madrasah menyusun berbagai strategi
dan program manajemen humas tersebut?
d. Bagaimana hasil jumlah pendaftar pada masa penerimaan siswa baru
setelah diterapkan berbagai strategi dan program humas?
2. Kepada Wakil Kepala Hubungan Masyarakat
a. Apa saja program kerja manajemen humas MTsN Model Pemalang?
b. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru?
c. Bagaimana hasil strategi manajemen humas dalam meningkatkan
penerimaan siswa baru?
d. Bagaimana keadaan awal strategi manajemen humas dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru? Dan bagaimana hasil
penerimaan siswa baru pada masa tersebut?
e. Mengapa terjadi penurunan setelah diterapkan berbagai strategi dan
program humas tersebut?
B. Pedoman Angket Kepada Peserta Didik
1. Dari mana kamu mengetahui MTsN Model Pemalang?
a. Brosur MTs e. Brosur MTs
b. Kalender MTs f. Kalender MTs
c. Internet g. Guru MTs
d. Papan penunjuk arah f. Ekstrakurikuler MTs, seperti marching
band, pramuka, OSIS dll.
2. Apa yang kamu suka dari MTsN Model Pemalang?
a. Pendidikan Agama Islamnya lebih banyak dari SMP umum
b. Sarana dan Prasarana yang lengkap
c. Gedung sekolahnya besar dan megah
d. Ekstrakurikulernya banyak
e. Prestasi sekolahnya bagus
f. Lainnya……………………
HASIL WAWANCARA DENGAN BAPAK Drs. H. SUDAR, M.Ag.
(KEPALA MTs NEGERI MODEL PEMALANG)

Hari : Sabtu
Tanggal : 16 Januari 2011
Waktu : 10.00-11.00
Tempat : Ruang Kepala Madrasah

1. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam


meningkatkan penerimaan siswa baru?
Strategi dan program manajemen humas yang berusaha untuk
meningkatkan penerimaan siswa baru di sini sangat banyak. Kami sengaja
membuat berbagai program tersebut untuk menarik minat masyarakat terhadap
madrasah yang pada akhir-akhir ini kelihatannya semakin menurun dari pada
periode sebelum saya. Program tersebut diantaranya adalah berupaya terus
memajukan prestasi dan kualitas MTs, merenovasi bangunan gedung MTs,
mengundang siswa SD-SD terdekat pada acara akhirus sanah MTs dan
bekerja sama dengan berbagai lapisan masyarakat.

2. Siapa yang menggagas penerapan strategi manajemen humas tersebut?


Strategi-strategi tersebut diterapkan setelah dilakukan koordinasi
dengan komite madrasah, para wakil kepala madrasah dan rekan-rekan guru
pada waktu awal-awal saya datang di sini sebagai kepala madrasah. Dalam
rapat koordinasi tersebut, saya juga memberikan gambaran-gambaran tentang
program yang sekiranya dapat menarik minat masyarakat, seperti yang telah
saya katakan tadi contohnya. Sedangkan untuk pelaksanaan strategi dan
program untuk semakin mempopulerkan madrasah dan menarik minat
masyarakat tentu dilaksanakan oleh seluruh komponen warga madrasah dan
bekerja sama dengan masyarakat.
3. Apa yang menjadi alasan pihak madrasah menyusun berbagai strategi
dan program manajemen humas tersebut?
Sebenarnya, pada mulanya kami ingin lebih memajukan kualitas dan
prestasi madrasah ini sesuai dengan visi dan misi madrasah. Hal ini karena
melihat perkembangan zaman seperti sekarang yang semakin cepat berubah,
persaingan dengan sekolah lain yang makin kompetitif dan tuntutan
masyarakat terhadap pendidikan yang makin berkembang, sehingga mau tidak
mau kami juga harus terus memajukan kualitas madrasah. Dalam usaha
memajukan kualitas ini kami lakukan sedini mungkin, yaitu sejak pada saat
seleksi peserta didik baru. Pada saat penerimaan peserta didik baru, kami
berupaya untuk mencari calon peserta didik unggulan, sehingga dalam seleksi
penerimaan siswa baru ini kami adakan test BTQ (Baca Tulis al Qur’an) yang
dilakukan dengan tes lisan, tes kepribadian dan tes minat. Namun setelah
diadakan tes tersebut, jumlah pendaftar di sini semakin berkurang, oleh
karenanya diadakanlah strategi-strategi dan program humas tersebut dengan
bekerja sama dengan berbagai pihak untuk kembali menarik minat masyarakat
mendaftarkan putra-putrinya ke sini.

4. Bagaimana hasil jumlah pendaftar pada masa penerimaan siswa baru


setelah diterapkan berbagai strategi dan program humas?
Secara kuantitas, jumlah pendaftar selama kurun waktu saya di sini
masih lebih sedikit apabila dibandingkan dengan periode pada saat madrasah
dipimpin oleh Bapak Sanuri. Namun kami tetap berusaha untuk terus
meningkatkan minat masyarakat menyekolahkan putra-putrinya ke madrasah
ini, sehingga dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlah pendaftar di sini
secara perlahan semakin meningkat lagi walaupun masih belum sebanyak
pada periode Bapak Sanuri.
HASIL WAWANCARA DENGAN BAPAK MOH. AMIRUDDIN, S.Pd.
(WAKIL KEPALA HUMAS MTs NEGERI MODEL PEMALANG)

Hari : Kamis
Tanggal : 13 Januari 2011
Waktu : 09.30-11.00
Tempat : Ruang Wakil Kepala MTs Negeri Model Pemalang

1. Apa saja program kerja manajemen humas MTsN Model Pemalang?


Program kerja dari manajemen humas MTsN Pemalang dapat dilihat di
daftar program kerja waka humas MTsN Pemalang. Program humas yang
utama adalah meningkatkan hubungan yang harmonis antara kepala madrasah,
guru, pegawai dan karyawan MTsN Pemalang melalui pembinaan pada
tanggal 17 setiap bulan yang diisi oleh kepala madrasah, upacara bendera
setiap hari Senin, halal bi halal, pengajian keluarga dan memfasilitasi segala
sesuatu yang diperlukan para guru dalam pekerjaannya di MTs, seperti
program kami yang baru, yaitu membuat jaringan akses komputer madrasah.
Jaringan akses komputer madrasah merupakan sebuah penggunaan teknologi
yang digunakan untuk mengumpulkan semua tugas para guru dalam satu
komputer induk madrasah, sehingga semua guru dapat bekerja di manapun
untuk kemudian dikirim lewat jaringan internet ke komputer madrasah.
Selain meningkatkan hubungan yang harmonis dengan seluruh warga
madrasah sendiri, kami juga berupaya menjalin hubungan yang baik pula
dengan masyarakat luas. Dalam menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakat luas, kami mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti
dengan komite madrasah, orang tua peserta didik, lingkungan masyarakat,
alumni-alumni kami, lembaga bimbel dan dengan perguruan tinggi seperti
UNNES, STIT Pemalang, STIE Pemalang dan UPS Tegal.
2. Bagaimana strategi dan program manajemen humas dalam
meningkatkan penerimaan siswa baru?
Dalam usaha meningkatkan penerimaan siswa baru, kami bekerja sama
dengan berbagai pihak untuk membuat berbagai program yang sekiranya dapat
memperkenalkan sekaligus menarik minat masyarakat terhadap MTs. Program
tersebut adalah dengan melakukan promosi seperti menyebarkan brosur,
kalender, memasang papan penunjuk arah ke MTs di jalan yang ramai dilewati
orang, internet dan radio. Dalam promosi melalui media-media tersebut
disebutkan berbagai keunggulan MTs, visi dan misi MTs serta foto-foto
menarik dari kegiatan anak-anak MTs. Selain itu kami juga mengadakan
kunjungan langsung dari panitia penerimaan siswa baru kami ke SD-SD
sekitar dan mengundang SD-SD terdekat pada saat upacara wisuda atau
akhirussanah MTs.
Sedangkan untuk menarik minat masyarakat, kami berusaha
menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat. Upaya-upaya untuk
menimbulkan kesan yang baik ini kami berusaha dengan segenap kawan-
kawan guru untuk memajukan madrasah agar selalu berprestasi, merenovasi
bangunan gedung, menyediakan sarana dan prasarana madrasah untuk
kepentingan masyarakat, seperti masjid dan lapangan olah raga, kerap
mengundang tokoh masyarakat dalam kegiatan-kegiatan madrasah,
menampilkan ekstra kurikuler MTs, seperti marching band dan pramuka pada
Peringatan Hari Besar Nasional, Hari Besar Islam ataupun ketika diundang
oleh masyarakat. Di samping itu, yang tak kalah pentingnya adalah dari anak-
anak peserta didik kami. Sikap dan penampilan peserta didik kami juga dapat
menjadi gambaran dari madrasah kami, mereka juga dapat menceritakan
pengalamannya belajar di madrasah ini kepada masyarakat luas. Selain itu,
kami juga mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak yang tadi telah saya
sebutkan untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap madrasah kami.
3. Bagaimana hasil strategi manajemen humas dalam meningkatkan
penerimaan siswa baru?
Untuk hasil jumlah pendaftar pada penerimaan peserta didik baru dapat
dilihat di data perkembangan penerimaan peserta didik baru MTsN Pemalang.
Dari data tersebut diketahui bahwa setelah diterapkan berbagai program
humas tersebut selama enam tahun sejak MTs ini dipimpin oleh Bapak Sudar,
karena adanya berbagai strategi dan program humas tersebut berasal dari ide-
ide Bapak Sudar, jumlah pendaftar di MTs ini lebih menurun dari segi
kuantitas dibandingkan pada saat kepemimpinan sebelumnya, yaitu Bapak
Sanuri. Akan tetapi, hasil strategi program humas kami selama ini masih
proses, masih belum final, jadi kami masih terus berusaha menarik minat
masyarakat agar semakin meningkat.

4. Bagaimana keadaan awal strategi manajemen humas dalam


meningkatkan penerimaan siswa baru? Dan bagaimana hasil penerimaan
siswa baru pada masa tersebut?
Pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri, strategi manajemen humas
yang berupaya untuk meningkatkan penerimaan siswa baru sangat sederhana,
yaitu hanya dengan menggunakan promosi berupa brosur dan spanduk sebagai
alat untuk memperkenalkan MTsN Pemalang sekaligus menyampaikan
informasi mengenai waktu dan syarat pendaftaran kepada masyarakat serta
memanfaatkan keunggulan madrasah untuk menarik minat masyarakat yang
berupa ekstrakurikuler marching band. Strategi dan program manajemen
humas yang sederhana ini karena pada waktu itu MTs telah mendapat kerja
sama yang bagus dengan SD-SD sekitar, persaingan dengan sekolah lain yang
belum terlalu ketat, keberadaan MTs yang memang telah berumur sehingga
sudah dikenal masyarakat luas dan kebijakan pemerintah yang pada waktu itu
mengesahkan foto copy ijazah untuk mendaftar, sehingga tanpa berbagai
macam strategi promosipun banyak calon siswa yang mendaftar ke MTsN
Pemlang selain mungkin juga telah mendaftar di sekolah-sekolah lain.
Untuk hasilnya juga dapat dilihat di data perkembangan penerimaan
peserta didik baru, di mana selama kurun waktu lima tahun pada waktu itu
kami dapat merekrut jumlah pendaftar yang sangat banyak.

5. Mengapa terjadi penurunan setelah diterapkan berbagai strategi dan


program humas tersebut?
Permasalahan yang ditengarai sebagai penyebab mengapa pada masa
kepemimpinan Bapak Sudar atau setelah diterapkan berbagai strategi dan
program humas tersebut, jumlah pendaftarnya makin turun dari segi kuantitas
itu karena dua faktor, yaitu:
a. Proses seleksi penerimaan peserta didik baru
Pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Sanuri Rahmat Syah
tidak ada seleksi lebih lanjut dalam penerimaan siswa baru, sedangkan
pada saat kepemimpinan Bapak Sudar, diadakan seleksi tambahan, berupa
test wawancara (tes lisan) mengenai keahlian BTQ (Baca Tulis al Qur’an),
tes kepribadian yang dinilai dari cara berpakaian, tutur kata dan tingkah
laku pada saat di dalam ruang tes, serta tes minat mengenai motivasi
mendaftar di MTsN Pemalang. Pada mulanya, tes tersebut mempengaruhi
penerimaan siswa baru, jadi apabila seorang calon siswa memiliki NEM
yang tinggi, namun kurang menguasai BTQ, atau tingkah lakunya kurang
sopan, maka calon siswa ini belum tentu dapat diterima di MTs. Akan
tetapi hal ini ternyata membawa dampak bagi jumlah penerimaan siswa
baru, di mana calon siswa yang merasa kurang mampu dalam BTQ takut
mendaftar di madrasah ini, oleh karenanya pihak madrasah mengganti tes
tersebut dengan penelusuran bakat minat. Penelusuran bakat minat ini
tetap dilakukan dengan wawancara, dan wawancara ini tidak
mempengaruhi penerimaan siswa baru, hanya untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam BTQ, untuk selanjutnya dapat dilakukan
pemetaan antara siswa yang sudah pandai BTQ dengan yang masih
memerlukan pembinaan khusus, sehingga dapat diproses dengan baik.
Jadi dapat dikatakan pada masa kepemimpinan Bapak Sanuri
masih asal-asalan dalam menerima peserta didik baru, atau siapapun bisa
diterima menjadi siswa MTsN Pemalang selama masih memenuhi kuota
berdasarkan urutan NEM. Sedangkan pada masa Bapak Sudar, beliau
menginginkan peserta didik di madrasah ini adalah peserta didik unggulan,
maka untuk mendapatkan itu dipilihlah calon-calon siswa unggulan, yang
juga dapat membaca al Qur’an, masa siswa MTs tidak dapat membaca al
Qur’an? Sehingga bisa jadi calon siswa yang merasa belum menguasai
BTQ tidak jadi mendaftar di MTs ini.
b. Persaingan yang semakin kompetitif
Pada masa MTs masih dipimpin oleh Bapak Sanuri, belum terdapat
persaingan yang ketat dari sekolah sederajat lain. MTsN Pemalang
menganggap pesaing-pesaingnya adalah sekolah umum (SMP Negeri)
yang banyak berdiri di sekitar madrasah. Pada waktu itu memang sudah
terdapat sekolah setingkat MTs (SMP Negeri) favorit di lingkungan kota
Kab. Pemalang, akan tetapi status tersebut belum begitu mengusik MTsN
Pemalang dalam menarik animo masyarakat, karena SMP tersebut sudah
biasa menyandang predikat favorit, sehingga sudah dianggap biasa oleh
masyarakat kota Pemalang dan ketertarikan masyarakat terhadap MTs
masih cukup tinggi.
Namun, pada masa periode kepemimpinan Bapak Sudar banyak
bermunculan sekolah umum sederajat yang menjadi Sekolah Standar
Nasional (SSN) dan bahkan sekolah yang berpredikat Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI). Hal ini tentu menyebabkan semua mata
tertuju pada lembaga pendidikan yang telah mendapat predikat tersebut,
sehingga sekolah lain menjadi terpinggirkan di mata masyarakat. Oleh
karena itulah Bapak Sudar menyusun berbagai strategi promosi yang
sangat banyak dan menarik agar para tamatan SD tetap berminat dengan
MTsN Pemalang.
HASIL ANGKET

Program humas yang mempengaruhi siswa MTsN Model Pemalang


mendaftar di Madrasah tersebut:
No. Program Manajemen Humas Jumlah Siswa Prosentase
1. Brosur MTs 47 16,1 %
2. Kalender MTs 23 7,9 %
3. Internet 31 10,7%
4. Papan penunjuk arah 13 4,5 %
5. Radio 26 8,9 %
6. Mengunjungi MTs sendiri 24 8,2 %
Kunjungan Panitia PPDB MTs ke SD-
7. 22 7,6 %
SD
8. Kerja sama dengan orang tua siswa 31 10,7 %
9. Kegiatan ekskul MTs 74 25,4 %
Jumlah total 291
LAMPIRAN DOKUMENTASI

KERJA SAMA MTsN PEMALANG PAPAN PENUNJUK ARAH


DENGAN PEMDA PEMALANG MTsN PEMALANG

BROSUR MTsN PEMALANG KALENDER MTsN PEMALANG


KEGIATAN PRAMUKA MTsN KEGIATAN RAMADHAN IN
PEMALANG CAMPUSS

PRESTASI YANG TELAH DIRAIH KEGIATAN AKHIRUS SANAH


MTsN PEMALANG MTsN PEMALANG
BANGUNAN GEDUNG MTsN PEMALANG
YANG DAPAT MENARIK MINAT MASYARAKAT

GAPURA MTsN PEMALANG RUANG KELAS YANG NYAMAN


YANG MEGAH

AULA MTsN PEMALANG LAPANGAN OLAH RAGA


YANG GAGAH YANG LUAS
BIODATA PENULIS

Nama : Muslikhul A’mal


Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 20 Juni 1988
Alamat : Jl Bahagia Rt. 05 Rw. 01 Banyumudal Moga
Pemalang
Phone/ HP : 0857 41 627 1 57
Pendidikan Formal : MI Dewi Masyithoh Moga Pemalang (Lulus 2000)
SMP Negeri 1 Moga Pemalang (Lulus 2003)
SMA Negeri 3 Pemalang (Lulus 2006)
S1 IAIN Walisongo Semarang tahun 2006
Pengalaman Organisasi :
Pengurus HMJ Jurusan KI Fakultas Tarbiyah Tahun 2007-2009
Pengurus ORDA IMPP Tahun 2007-2009

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 18 Mei 2011

Muslikhul A’mal
NIM 063311022

Anda mungkin juga menyukai