Anda di halaman 1dari 92

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF,

INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN


(PAIKEM) MODEL INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT
PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 36
SEMARANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:
AFIF NURROHMAN
NIM. 3104195

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (Empat) Eksemplar


Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An. Sdr. Afif Nurrohman DekanFakultasTarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb

Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya


menyatakan bahwa skripsi saudara:

Nama : Afif Nurrohman


NIM : 043111195 / 3104195
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul skripsi : Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan
(PAIKEM) Model Index Card Match dan
Card Sort Pada Mata Pelajaran Pai Kelas
VII di SMPN 36 Semarang
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi
saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Semarang, 17 Juni 2010


Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Lif Anis Ma’shumah M.Ag. H. Mursid, M.Ag.

ii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50184

PENGESAHAN

Skripsi saudari : Afif Nurrohman


NIM : 3104195
Judul Skripsi : Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan
(PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort
Pada Mata Pelajaran Pai Kelas VII di SMPN 36
Semarang.

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama


Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal
07 Juli 2010
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata I Tahun
Akademik 2009/2010

Semarang, 8 Juli 2010


Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Ismail SM, M.Ag. Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.Si.


NIP. 19711021 199703 1002 NIP. 19721016 199703 2 001

Penguji I Penguji II

Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag. Dr. H. Ruswan, M.A.


NIP. 19681212 199403 1003 NIP. 19680424 199303 1004

iii
ABSTRAK

Afif Nurrohman (3104195). Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif,


Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan
Card Sort pada Mata Pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang. Skripsi,
Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di
SMPN 36 Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif
dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
diperoleh dengan menggunakan : 1). Observasi yaitu untuk mengamati
pelaksanaan strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata
pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang. 2). Interview yaitu untuk
mengetahui tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan
strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM) Model Index Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI
kelas VII di SMPN 36 Semarang. 3). Dokumentasi yaitu untuk mengumpulkan
data yang berhubungan dengan penerapan strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index Card Match dan
Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII seperti rencana pembelajaran,
jadwal pembelajaran, dokumen kegiatan dan lain-lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi strategi Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) Model Index
Card Match dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII dalam ke-lima
komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, metode, media,
guru, serta siswa. Komponen tersebut dirancang dan diarahkan agar dalam
pelaksanaannya siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Untuk itulah strategi yang
dikembangkan adalah strategi PAIKEM. Sedangkan implementasi strategi
PAIKEM dalam pembelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang terwujud
dalam 2 bentuk metode pembelajaran yaitu Index Card Match (mencari jodoh
kartu tanya jawab) dan Card Sort (menyortir kartu). Secara umum metode ini
diterapkan melalui 4 tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap
evaluasi, dan tahap tindak lanjut
Pada praktiknya kegiatan pembelajaran PAI melalui strategi PAIKEM
sudah hampir mendekati teori. Ini dibuktikan dengan persiapan guru dalam proses
pembelajaran yang telah melalui tahapan-tahapan seperti yang tersebut diatas.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang
membutuhkannya.

iv
DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa


skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau telah diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.

Semarang, 17 Juni 2010


Deklarator,

Afif Nurrohman
3104195

v
MOTTO

3 öNÍkŦàÿRr'Î/ $tB (#rçŽÉi•tóム4Ó®Lym BQöqs)Î/ $tB çŽÉi•tóムŸw ©!$# žcÎ)

Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah nasib/keadaan suatu kaum


sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri
(Q. S. Ar-Ra’d: 11)1

1
Departemen Agama RI, al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro,
2000), hlm. 199.

vi
- PERSEMBAHAN -

Dengan rendah hati dan segenap ketulusan, skripsi ini


penulis persembahkan kepada:

Ayah & Ibuku, Kakak-kakakku, Ponakan-ponakanku,


Guruku, Sahabat-sahabatku
dan Pembaca yang budiman.

Terima kasih.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul, “Implementasi Strategi
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang”
Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada
Rasul-Nya yang agung baginda Nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir yang
membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat
bahagia dunia akhirat serta mendapatkan syafaat kelak pada hari yaumul qiyamah
nanti.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih
yang tiada hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam
proses penyusunan skripsi, terutama kepada:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Hj.Lift Anis Ma’shumah, M.Ag dan H.Mursid, M.Ag selaku Dosen
Pembimbing I dan II, yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
yang sangat berharga semata-semata demi untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak/Ibu karyawan Perpustakaan Tarbiyah, Perpustakaan IAIN Walisongo
dan Perpustakaan Daerah atas pelayanan selama penyusunan skripsi ini.
5. Kepala SMPN 36 Semarang, Ibu L. Yekti Setyawati beserta Guru dan
Karyawan yang telah banyak membantu penelitian ini.

viii
6. Kedua orang tuaku tercinta, dengan segala usaha, ketulusan, dan kasih
sayangnya telah memberikan motivasi baik secara meteriil maupun spiritual
sehingga penulis mampu menyelesaikan studi Strata Satu (S1).
7. Kakak-kakakku, terima kasih atas semua dukungannya baik moril maupun
materiil sehingga saya bisa sampai pada tingkat ini.
8. Ponakan-ponakanku yang cerdas, lucu dan menyenangkan. Kalian adalah
pencerahan sekaligus motivasi buat penulis.
9. Temen-temen PAI paket B ’04.
10. Teman-teman Keluarga Mahasiswa Jepara Semarang (KMJS) yang saya
banggakan
11. Teman-teman Walisongo Sport Club (WSC)
12. Teman-teman kos 29
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa
terima kasih dan iringan do’a, semoga Allah SWT membalas semua amal
kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 17 Juni 2010


Penulis,

Afif Nurrohman
3104195

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………...... i


Halaman Persetujuan Pembimbing ……………...……………..…………….. ii
Halaman Pengesahan …………………………………………………............ iii
Halaman Abstraksi …………………………………………………................ iv
Halaman Deklarasi …………………………………………………............... v
Halaman Motto …………………….………………………….…………....... vi
Halaman Persembahan ….……………………………….……………............ vii
Kata Pengantar ……………...………………………………………............... viii
Daftar Isi …………………………………………………................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1
B. Penegasan Istilah………………………………...………... 6
C. Rumusan Masalah ………………...………………………. 9
D. Tujuan dan Manfaat penelitian…………………………….. 9
E. Kajian Pustaka…………………………………………….. 10
F. Metodologi Penelitian…………………………..…………. 12

BAB II STRATEGI PEMBELAJARAN PAIKEM DALAM


PEMBELAJARAN PAI
A. Strategi Pembelajaran PAIKEM
1. Pengertian Strategi PAIKEM. ....................................... 15
2. Landasan Yuridis dan Landasan Psikologis ................... 18
B. Pembelajaran PAI
1. Pengertian PAI ................................................................. 28
2. Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup PAI ......................... 31
C. Strategi pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran PAI
1. Tujuan pembelajaran PAIKEM..........................................33
2. Materi pembelajaran PAIKEM..........................................34
3. Model pembelajaran PAIKEM

x
a. Index Card Match (mencari jodoh kartu Tanya
jawab).........................................................................34
b. Card Sort (menyortir kartu).......................................36
4. Media.................................................................................37
BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN
(PAIKEM) DALAM PEMBELAJARAN MATA
PELAJARAN PAI DI SMP N 36 SEMARANG
A. Gambaran Umum SMPN 36 Semarang
1. Tinjauan historis.... ........................................................... 38
2. Visi dan Misi .................................................................... 38
3. Letak Geografis................................................................. 39
4. Struktur Organisasi ......................................................... 40
5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ............................. 40
6. Sarana dan Prasarana ....................................................... 40
7. Ekstra Kulikuler ............................................................... 40
8. Kegiatan Keagamaan ....................................................... 41
C. Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, Menyenangkan (PAIKEM) Dalam
Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Di SMP N 36 Semarang
1. Tujuan .............................................................................43
2. Materi .............................................................................43
3. Metode............................................................................44
c. Index Card Match (mencari jodoh kartu Tanya
jawab)........................................................................45
a. Card Sort (menyortir kartu)......................................50
4. Media...............................................................................56
5. Guru dan siswa................................................................56
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN

xi
(PAIKEM) DALAM PEMBELAJARAN MATA
PELAJARAN PAI DI SMP N 36 SEMARANG

A. Analisis implementasi strategi PAIKEM dalam pembelajaran


PAI di SMPN 36 Semarang...................................................58
C. Faktor Pendukung dan Penghambat strategi PAIKEM dalam
pembelajaran mata pelajaran PAI di SMPN 36
Semarang................................................................................ 62

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 65
B. Saran-saran ............................................................................. 66
C. Penutup .................................................................................. 66

Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Biodata Penulis

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap
merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha dalam
pembaharuan pendidikan nasional, karena pendidikan adalah usaha sadar
bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia
atau memanusiakan manusia, dan proses belajar mengajar terjadi manakala
adanya interaksi antara pendidik dengan peserta didik atau sesama peserta
didik .Dalam interaksi tersebut pendidik memerankan fungsi sebagai pengajar
atau fasilitator dalam belajar, sedangkan peserta didik sendiri sebagai pelajar
atau individu yang belajar.2
Selama ini didalam dunia pendidikan kita, khususnya dalam proses
pembelajaran yang lebih dominan oleh seorang guru dan siswa kurang dilatih
untuk mengembangkan pengetahuan yang diterimanya sehingga potensi diri
yang ada pada siswa kurang dapat diaktualisasikan secara optimal. Hal ini
kurang menghormati kebebasan yang ada pada siswa dan kekuasaan pribadi-
pribadi.3 Selain itu, karena terdesak waktu yang mengejar pencapaian
kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang mudah yakni
menginformasikan fakta dan konsep melalui ceramah. Akibatnya, para peserta
didik memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk menemukan
pengetahuan, mereka tidak dilatih untuk menemukan konsep dan tidak dilatih
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.4
Terjadinya akselerasi perubahan pada era globalisasi ini, setidaknya
mampu membuka mata untuk melihat fenomena kemandegan dunia
pendidikan secara umum dan pendidikan Islam pada khususnya dalam

2
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:PT. Sinar Baru Algensindo, 1989),
Cet. 2.hlm.1-3
3
J. Drost. S.J, Proses Pembelajaran Sebagai Pendidikan, (Jakarta:PT Gramedia, Sarana
Indonesia, 1999), hlm.3
4
Conny Semiawan , dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta:PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1992 ), hlm .14
kerangka mengantarkan dan membentuk manusia seutuhnya yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT. Sebagai media refleksi umat Islam, harus diakui
bahwa dunia pandidikan Islam masih diselimuti mendung dan aneka
problematika yang belum terurai dari masa ke masa. Diantara problematika
dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan Islam
adalah dalam hal menerapkan metode dalam proses pembelajaran. 5
Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
landasan dan mangindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap
pangembangan manusia dan masyarakat. Dalam Alqur’an banyak sekali ayat
ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran, di
antaranya yaitu:
Yang pertama Q.S Al-Alaq ayat 1-5 :

ãPt•ø.F{$# y7š/u‘ur ù&t•ø%$# ÇËÈ @,n=tã ô`ÏB z`»|¡SM}$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉOó™$$Î/ ù&t•ø%$#

ÇÎÈ ÷Ls>÷ètƒ óOs9 $tB z`»|¡SM}$# zO¯=tæ ÇÍÈ ÉOn=s)ø9$$Î/ zO¯=tæ “Ï%©!$# ÇÌÈ

Artinya :
“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan (1)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dam
Tuhanmulah yang paling sempurna (3) yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam (4) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di
ketahuinya (5)”. (Q.S Al- Alaq 1-5).6

Landasan Alqur’an yang kedua adalah surah an-Nahl ayat 125 :

5
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008),
hlm.1
6
Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra,
tt), hlm. 127

2
4 ß`|¡ômr& }‘Ïd ÓÉL©9$$Î/ Oßgø9ω»y_ur ( ÏpuZ|¡ptø:$# ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È@‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$#

ÇÊËÎÈ tûïωtGôgßJø9$$Î/ ÞOn=ôãr& uqèdur ( ¾Ï&Î#‹Î6y™ `tã ¨@|Ê `yJÎ/ ÞOn=ôãr& uqèd y7-/u‘ ¨bÎ)

Artinya:

“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”(Q.S An – Nahl: 125).7

Selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan


masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah,
menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Cara-
cara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan
kurang bersemangat dalam belajar agama.
Jika secara psikologis siswa kurang tertarik dengan metode yang di
gunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan memberikan umpan balik
(feedback) psikologis yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran.
Inilah yang oleh Kurt Singer disebut sebagai bentuk schwarzer paedagogi,
pedagogi hitam. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati siswa terhadap
guru agama, tidak tertarik dengan materi-materi agama, dan lama kelamaan
timbul sikap acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau kondisinya sudah seperti
itu, sangat sulit mengharapkan siswa sadar dan mau mengamalkan ajaran
ajaran Agama. Oleh karena itu, jika secara umum pendidikan di Indonesia
memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas agar tetap berfungsi optimal
ditengah arus perubahan, maka pendidikan agama juga membutuhkan
berbagai upaya inovasi agar eksistensinya tetap bermakna bagi kehidupan
siswa sebagai seorang pribadi, anggota masyarakat, dan dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, inovasi dan kreativitas,

7
Ibid, hlm.536

3
terutama dalam penerapan metode pembelajaran Agama Islam yang menjadi
tujuan dari Agama itu sendiri.
Untuk mencapai harapan-harapan tersebut, sikap inklusif para pemikir
pendidik Agama, dan praktisi pendidikan sangatlah perlu. Keterbukaan untuk
bisa menerima segala apa yang dianggap baik dan terbaik untuk sebuah masa
depan adalah sebuah keniscayaan. Tentunya keterbukaan yang dimaksud
bukan keterbukaan buta tanpa selektivitas. Mental inkluisif, inovatif, dan
kreatif dalam maemilih dan memilah metode pembelajaran ini sejalan dengan
semangat reformasi pendidikan yang bergulir. Semangat reformasi
menghendaki adanya perubahan perubahan mendasar dalam system
pembelajaran. Diantaranya adalah bagaimana pembelajaran itu
menguntungkan semua pihak, baik sekolah, guru, dan terutama peserta didik.8
Dalam proses pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana
dalam transformasi materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum
pendidikan sehingga dapat dipahami atau diserap oleh anak didik dan menjadi
pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.9 Pada orang dewasa
telah terbentuk sikap belajar yang baik. Dorongan internal berupa motivasi
sangat penting dan mahalnya ilmu yang dimiliki membuat orang dewasa
benar-benar mencari bahkan merasakan sebagai suatu kebutuhan. Tidak
demikian halnya dengan anak anak, untuk dapat menerapkan sikap belajar
yang baik dan benar, anak-anak harus dibimbing karena pada umumnya
mereka masih tergantung pada dorongan-dorongan eksternal. Untuk itu, unsur
metode mendidik anak yang benar benar merangsang minat, pemberian
motivasi yang tepat, kemampuan komunikasi orang tua yang luwes, dinamis
dan penuh nuansa akan sangat berpengaruh bagi keberhasilan pendidikan
anak-anak kita.10

8
Ibid., hlm.3-4
9
Hamdani Ikhsan, A. Fuadu Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia,
1998), hlm.163
10
T. Handayu, Memaknai Ceruta Mengasah Jiwa, (Solo: Era Infomedia, 2000 ), hlm.17

4
Suatu metode bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang
diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat guna.
Maksudnya dengan memakai metode tertentu tetapi dapat menghasilkan
prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik haruslah
bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan
semata-mata, tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku
secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan
diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah di ukur.
Agar metode yang digunakan dalam suatu pembelajaran bisa lebih
efektif maka guru harus mampu melihat situasi dan kondisi siswa, termasuk
perangkat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk peserta didik
berkemampuan sedang tentu berbeda dengan peserta didik yang pandai.11
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi
hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila
seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik secara aktif,
baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan
rasa percaya pada diri sendiri.

Sedangkan dari segi hasil, poses pembelajaran dikatakan berhasil


apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Suatu proses belajar mengajar yang
efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan
keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri. 12

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMPN 36


Semarang, banyak siswa yang kurang paham atau menguasai mata pelajaran
PAI apabila strategi pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan
metode ceramah. Karena, akan menjadi kurang efektif kalau metode ceramah
itu di pakai dalam kelas yang jumlah siswanya besar, karena berbagai alasan,

11
Ismail SM, op.cit, hlm. 30
12
Ibid, hlm.31

5
seperti sebagian mereka kurang memperhatikan pembicaraan guru, bicara
sendiri dengan temannya, atau guru kurang optimal mengawasi siswanya.

Disini, guru mata pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang menggunakan


salah satu dari strategi PAIKEM yaitu Index Card Match ( mencari jodoh
kartu tanya jawab ) dan Card Sort ( menyortir kartu ), hal ini dimaksudkan
nantinya pembelajaran PAI yang berlangsung di SMPN 36 Semarang dapat
menjadikan peserta didik menjadi lebih aktif dan paham pada materi yang
dipelajari dan pembelajaran yang dilakukan.

B. Penegasan Istilah
Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari
kesalahpahaman (miss understanding) dalam memahami judul skripsi diatas
yaitu : IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF,
INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAIKEM)
MODEL INDEX CARD MATCH DAN CARD SORT PADA MATA
PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 36 SEMARANG, maka penulis
perlu menjelaskan maksud dan arti berbagai istilah yang ada pada judul
tersebut :
1. Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap.13
Yang dimaksud implementasi disini adalah penerapan ide, kebijakan atau
inovasi dalam bentuk suatu tindakan praktis dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam.
2. Strategi

13
E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003), hlm. 93

6
Dalam konteks pendidikan, strategi merupakan kebijakan-
kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga
tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien. 14
Dalam pembelajaran, strategi merupakan langkah-langkah atau
tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran itu sendiri.
3. PAIKEM
Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan
secara singkat, merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya pembelajaran
adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari
informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik
sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan
seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam
proses pembelajaran guru di tuntut mampu menciptakan suasana yang
memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan
mengkontruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan ketrampilan baru.
Istilah inovatif, di maksudkan dalam proses pembelajaran di harapkan
muncul ide ide baru atau inovasi inovasi positif yang lebih baik. Istilah
kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses
mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap
individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah
berhenti. Dengan demikian, guru di tuntut mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi
peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Istilah efektif, berarti
bahwa model pembelajaran apapun yang di pilih harus menjamin bahwa
tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat di buktikan
dengan adanya penyampaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah

14
Djamaludin Darwis, Strategi Belajar Mengajar, dalam Chabib Thoha dan Abdul
Mu thi, PBM-PAI disekolah: eksistensi dan proses belajar PAI, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah

7
proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses
pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
dari diri peserta didik. Sedangkan istilah menyenangkan di maksudkan
bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk
terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai
secara maksimal. Di samping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan
berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada
gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi
pada kegiatan belajar berikutnya.15
4. Index Card Match dan Card Sort
Index Card Match yaitu metode mencari pasangan kartu yang
cukup menyenangkan, yang digunakan untuk mengulangi materi
pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.16 Namun demikian, materi
baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta
didik diberi tugas mempelajari topik yang diajarkan terlebih dahulu,
sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.17
Sedangkan Card Sort yaitu Yaitu peserta didik memilah-milah
kartu rincian untuk disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang
diberikan oleh guru.
Adapun bentuk Card Sort berupa :
a. Pemilahan kartu, baik kartu induk maupun kartu rincian
b. Menentukan kelompok atau individu
c. Mempertanggung jawabkan kelompok atas hasil sortiran kartu.
5. Pendidikan Agama Islam (PAI)

IAIN Walisongo bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 194


15
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan),(Semarang: RaSAIL Media Group, 2008),
hlm.46-47
16
Agus Supriyono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 120

8
Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan
kepada salah satu subyek mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa
muslim dan menjelaskan pendidikan pada tingkat tertentu,18 menurut
Zuhairini, dkk, Pendidikan Agama Islam yaitu usaha selaras sistematis
dalam membantu siswa supaya mereka hidup dengan ajaran Islami. 19
Jadi yang dimaksud pada penelitian ini adalah bagaimana
penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort
pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang.

C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana implementasi strategi PAIKEM model Index Card Match
dan Card Sort pada mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 Semarang?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan umum studi bertujuan untuk mencari data dan informasi yang
kemudian dianalisis dan diolah secara sistematis dalam rangka menyajikan
ganbaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan strategi PAIKEM
dalam pembelajaran mata pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang. Tujuan
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk menghimpun data dan menyajikan informasi tentang pelaksanaan
strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort kelas VII pada
mata pelajaran PAI di SMP N 36 Semarang
2. Menambah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan Islam.

17
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
hlm.32
18
Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1991),
hlm.4
19
Zuhairini, et. al, Metodik Pengajaran Agama Islam, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.3

9
3. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi kalangan
dunia pendidikan dalam mengembangkan metode yang tepat dalam
pembelajaran.

E. Kajian Pustaka
Berdasarkan judul skripsi diatas, ada beberapa kajian yang telah
dilakukan oleh peneliti yang lain, yang relevan dengan penelitian ini, dengan
segala kemampuan penulis berusaha menelusuri dan menelaah beberapa hasil
kajian, antara lain :
Pertama, skripsi saudari Mahmudah, lulus tahun 2005 dengan judul
Model Pembelajaran PAKEM Dalam Pengaruh Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Di MI Donorejo Magelang, dimana PAKEM yang dilakukan
seorang pendidik sudah dilaksanakan sesuai proses pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik banyak
mengalami perubahan / inovasi sehingga tercipta suatu proses kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan dan mencapai hasil yang baik.20
Kedua, skripsi saudari Khusnul Khotimah, lulus tahun 2007 dengan
judul Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif ,Efektif,
Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Pasuruan 02
Mertoyudan Magelang. Dimana, dapat dilihat bahwa dalam peningkatan mutu
pembelajaran PAI di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang tersebut telah
adanya peningkatan, dengan di lakukannya evaluasi setiap di akhir jam
pelajaran. Para guru dapat dilihat apakah dalam penyampaian tersebut sia-sia /
menjadi bahan untuk mereka.21
Ketiga, skripsi saudari Rianawati, lulus tahun 2004, dengan judul
skripsi, Implementasi CTL Dalam PAI Di SD Alam Ar.ridha Bukit Kencana
Jaya Semarang, bahwa hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dengan

20
Mahmudah, “Model Pembelajaran PAKEM Dalam Pengaruh Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Di MI Donorejo Magelang” Skripsi ( Semarang : Fakultas tarbiyah IAIN Wali
Songo Semarang, 2005).
21
Khusnul Khotimah, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif ,Efektif,
Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang”
Skripsi ( Semarang : Fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2007).

10
pendekatan CTL dapat membantu pendidik untuk menyampaikan materi yang
diajarkan dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan
konsep ini hasil pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik.22
Keempat, Ismail SM, M.Ag. Dalam karyanya yang berjudul “
Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM ( Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ). Dalam buku ini terdapat
beberapa strategi pembelajaran, strategi dan teknik penggunaan metode
pembelajaran, dan efektifitas penggunaan strategi pembelajaran. Lewat
beberapa metode pembelajaran dan strategi, teknik penggunaan strategi
pembelajaran ini diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang
kondusif, mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam,
dengan suasana yang menyenangkan dan tidak membelenggu siswa dalam
proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan apa yang di harapkan
dalam pembelajaran itu.
Dari penelitian yang dilakukan tersebut, sekilas memang tampak
adanya persamaan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh penulis, namun
dalam skripsi ini penulis lebih menekankan pada implementasi strategi
PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort kelas VII pada mata
pelajaran PAI di SMP N 36 Semarang

F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
pendekatan kualitatif, dimana penelitian ini mempunyai ciri khas yang
terletak pada tujuannya.Yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada proses pembelajaran

22
Rianawati, Implementasi CTL Dalam PAI Di SD Alam Ar.ridha Bukit Kencana Jaya
Semarang,” Skripsi ( Semarang : Fakultas tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2004).

11
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, sasaran
penelitian ini adalah pola-pola yang berlaku dan mencolok berdasarkan
atas perwujudan dengan gejala-gejala yang ada pada kehidupan manusia.
Jadi, pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu tersebut
secara holistic (menyeluruh). 23
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dipergunakan untuk memperoleh data
yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun
data yang dihasilkan dari data empiris. Mengenai sumber empirik, penulis
menggunakan beberapa teknik penelitian sebagai cara yang ditempuh
untuk mengumpulkan data, diantaranya adalah :
1. Observasi/pengamatan
Yaitu metode pengumpulan data dengan mengulas dan
mencatat secara sistematis kejadian atau fenomena yang sedang
diteliti.24 Metode ini di gunakan untuk mengamati secara langsung
kondisi dan situasi SMPN 36 Semarang, baik fisik, atau peristiwa yang
dianggap penting dan relevan dalam peneliti ini, dan metode ini juga
digunakan untuk mengamati proses belajar mengajar, termasuk metode
dan sistem pembelajaran yang digunakan di SMPN 36 Semarang.
2. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pedoman
berupa pertanyaan yang diajukan langsung kepada obyek untuk
mendapatkan respon secara langsung.25 Metode ini merupakan alat
pengumpulan data dangan cara menggunakan sejumlah pertanyaan
lisan kepada informan untuk dijawab secara lisan pula. Penulis

23
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, cet. XIV,
2001), hlm.3.
24
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 20000,
hlm.158.
25
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasih, Cet.VIII,
1998), hlm. 104.

12
menggunakan tehnik ini untuk mengadakan wawancara langsung
dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran PAI tentang hal yang
berkaitan dengan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card
Sort kelas VII pada pada mata pelajaran PAI di SMP N 36 Semarang.
3. Dokumentasi
Adalah metode untuk mencari data-data otentik yang bersifat
dokumentasi, baik itu data berupa catatan harian, memori dan catatan
penting. Dokumentasi ini dimaksudkan adalah semua data yang
tertulis, metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
berkaitan dengan dokumen-dokumen SMPN 36 Semarang.
3. Teknik Analisis Data
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai, maka mulai
dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai sumber
yaitu pengamatan, wawancara dan dokumentasi dengan mengadakan
reduksi data. Yaitu data-data yang diperoleh di lapangan dirangkum
dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis
sehingga mudah dikendalikan. Maka dalam hal ini penulis menggunakan
analisis data kualitatif, dimana data dianalisis dengan metode deskriptif
analisis non statistic yaitu mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan keseluruhan kegiatan pada proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, sasaran penelitian ini
adalah pola-pola yang berlaku dan mencolok berdasarkan atas
perwujudan dengan gejala-gejala yang ada pada kehidupan manusia. Jadi,
pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu
tersebut secara holistic (menyeluruh). Yang meliputi cara berfikir induktif,
yaitu penulis dalam meneliti dimulai dari fakta empiris.

13
BAB II

STRATEGI PAIKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,


EFEKTIF DAN MENYENANGKAN) DALAM PEMBELAJARAN PAI

A. Strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI


1. Pengertian Strategi PAIKEM
Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau
cara. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Adapun strategi
pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar mengajar
merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu.26
Seorang yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar,
agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan
materi saja tidaklah mencukupi, ia harus menguasai berbagai teknik atau
metode penyampaian materi yang diajakan dan kemampuan anak yang
menerima. Pemilihan teknik atau metode yang tepat kiranya memang
memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memiliki dan
mempergunakan teknik apa yang akan digunakan.27
Salah satu sarana yang efektif untuk membina dan
mengembangkan manusia adalah pendidikan yang teratur, rapi, efektif dan
efisien melalui sistem dan metode yang tepat guna pula. Kata Sayyidina
Ali yang dikutip oleh M. Arifin, bahwa suatu perkara yang hak (benar)

26
Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
PT.Refika Aditama, 2007), hlm.3
27
Zuhairi, Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.66

14
yang tidak diorganisasikan dengan baik, akan dapat dikalahkan oleh
perkara yang batil yang terorganisasikan dengan baik.28
Dalam konteks pendidikan, strategi merupakan kebijakan-
kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga
tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien.29
Dalam aplikasi pembelajaran, strategi merupakan langkah-langkah atau
tindakan-tindakan yang mendasar dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai sasaran pendidikan maupun tujuan pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran menurut John Holt yaitu proses pencarian
pengetahuan yang dikemas dalam produk pendidikan dengan nama-nama
“ sains ”. dengan demikian pembelajaran tercipta apabila ada rasa ingin
tahu yang tinggi dari dalam diri peserta didik.30
Dalam pembelajaran terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan
yaitu manusia, material fasilitas atau perlengkapan dan prosedur unsur-
unsur tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Unsur manusia merupakan unsur utama dalam pembelajaran,
karenanya untuk mencapai tujuan, peserta didik dan pendidik menjadi
pangkal tolak dalam proses pembelajaran. Pendidik bertugas untuk
mengarahkan peserta didik supaya aktif dalam menerima dan menyerap
informasi atau materi pelajaran.
Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan
secara singkat, merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya pembelajaran

28
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam Dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,
1993), hlm.74
29
Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar , dalam Ismail (ed), PBM-PAI di
Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 1998), hlm. 194
30
John Halt, Belajar Sepanjang Masa, Bagaimana Anak-Anak Mulai Belajar Membaca,
Menulis, Menghitung Dan Mengamati Dunia Tanpa Di Ajari, (Yogyakarta: Diglosa, 2004), hlm. 212

15
adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari
informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik
sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan
seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu, dalam
proses pembelajaran guru di tuntut mampu menciptakan suasana yang
memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan
mengkontruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan ketrampilan baru.
Istilah inovatif, di maksudkan dalam proses pembelajaran di harapkan
muncul ide ide baru atau inovasi inovasi positif yang lebih baik. Istilah
kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses
mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap
individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah
berhenti. Dengan demikian, guru di tuntut mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi
peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Istilah efektif, berarti
bahwa model pembelajaran apapun yang di pilih harus menjamin bahwa
tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat di buktikan
dengan adanya penyampaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah
proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses
pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
dari diri peserta didik. Sedangkan istilah menyenangkan di maksudkan
bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk
terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai
secara maksimal. Di samping itu, pembelajaran yang menyenangkan dan
berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada

16
gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi
pada kegiatan belajar berikutnya.31
Proses belajar mengajar yang dapat memungkinkan cara belajar
aktif harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis. Dalam
pelaksanaan mengajar hendaknya diperhatikan beberapa prinsip belajar
sehingga pada waktu proses belajar mengajar, siswa melakukan kegiatan
belajar secara optimal. Adapun prinsip pembelajaran aktif, yakni stimulus
belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajari, penguatan dan
umpan balik, serta pemakaian dan pemindahan.32
Pembelajaran inovatif bisa mengadopsi dari modal pembelajaran
yang menyenangkan. Learning is Fun merupakan kunci yang diterapkan
dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini
dipikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif dikelas, perasaan
tertekan dengan waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan
pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
mengukur daya kemampuan dalam menyerap ilmu masing-masing orang.
Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap
ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal
tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak
kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,
diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.33
2. Landasan Yuridis Formal Dan Psikologis-Pedagogis PAIKEM

31
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.46-47
32
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 1996),hlm. 27
33
http:// akhmadsudrajat. Wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem

17
a. Landasan Yuridis Formal
Yang dimaksud dengan tinjauan landasan yuridis formal disini
adalah dasar hukum yang melandasi diterapkannya PAIKEM. Dalam
konteks ini adalah segala bentuk perundangan dan peraturan serta
kebijakan pendidikan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang didalamnya mengatur dan memberi rambu-rambu
tentang implementasi proses pendidikan yang berbasis PAIKEM.
Berbagai bentuk regulasi dan kebijakan pendidikan yang
dimaksud meliputi:
1) Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Beberapa pasal terkait antara lain terdapat
pada Pasal 1 ayat 1:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pmbelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara”.

Pasal 39 ayat 2:
“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencpeserta didikan dan melakpeserta didikan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
sekolah/madrasah”

2) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan. Pada beberapa pasal menyebutkan, antara
lain pasal 19 ayat 1:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

18
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik”.

Pasal 28 ayat 1:
“ Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional “.

3) Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,


beberapa pasal menyebutkan :
Pasal 1 ayat 1 :
“ Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan peserta
didik usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah“.

Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, baik dalam


bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah dapat di pahami
secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan
pendidikan manapun, secara yuridis formal dituntut harus
diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan
dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan
pendidikan yang berlaku di Indonesia, mengindikasikan pentingnya di
terapkan strategi pembelajaran yang memberdayakan peserta didik.
Dalam konteks ini, PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan) sebagai salah satu model pembelajaran
yang telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan
implementasinya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia,

19
memiliki singgungan dan relevansi yang kuat terhadap apa yang
menjadi tuntutan yuridis formal ini.34
b. Landasan psikologis-pedagogis PAIKEM
Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal
dari bahasa inggris yaitu psychology. Kata psychology merupakan dua
akar kata yang bersumber dari bahasa yunani yaitu : 1). Psyche yang
berarti jiwa, 2). Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah berarti
ilmu jiwa. 35
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari pra syarat-
pra syarat (faktor-faktor) bagi pelajar disekolah, berbagai jenis belajar
dan fase-fase dalam semua proses belajar.36
Psikologi pendidikan pada dasarnya mencurahkan
perhatiannya pada perbuatannya atau tindak tanduk orang-orang yang
belajar dan mengajar. Oleh karena itu, psikologi pendidikan
mempunyai dua obyek dan kajian.
a. Peserta didik, yaitu orang-orang yang sedang belajar, termasuk
pendekatan, strategi, faktor yang mempengaruhi, dan prestasi yang
dicapai.
b. Guru, yaitu orang-orang yang berkewajiban atau bertugas
mengajar, termasuk metode, model strategi dan lain-lain yang
berhubungan dengan aktifitas penyajian materi pelajaran. 37
Tinjauan psikologis-pedagogis dalam konteks ini dimaksudkan
ingin melihat posisi dan signifikasi penerapan strategi berbasis
PAIKEM menurut kajian psikologi belajar. Pembelajaran atau
sebelumnya dikenal dengan istilah kegiatan belajar mengajar (KBM)
34
Ibid, hlm. 48-50
35
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Merupakan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1995), hlm.7
36
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerja Sama Dengan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), hlm. 2
37
Muhibbin Syah, Op Cit., hlm. 14

20
atau disebut juga proses belajar mengajar (PBM) merupakan proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Dalam aktifitas akademik rutinnya, sekolah
atau madrasah sebagai lembaga pendidikan bukan hanya menjadi
tempat untuk berkumpul peserta didik dan guru, melainkan ia berada
dalam satu tatanan sistematik saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah
atau madrasah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan
pengelolaan secara efektif dan efisien
Kegiatan pembelajaran adalah fokus kegiatan akademik di
sekolah atau madrasah. Kualitas lulusan merupakan indikator penting
bagi keberhasilan sebuah sekolah atau madrasah. Dengan demikian,
guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar didalam
menentukan kualitas keberhasilan tersebut.38
Sistem pembelajaran yang baik seharusnya dapat membantu
siswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai
tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses belajar mengajar tidak
dapat sepenuhnya berpusat pada siswa (pupil centered instruction)
seperti pada system pendidikan terbuka, tetapi perlu di ingat bahwa
pada hakikatnya siswalah yang harus belajar. Dengan demikian, proses
belajar mengajar perlu berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan
siswa, misalnya dengan pendekatan “ inquiry-discovery learning “.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disini harus dapat memberikan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna baginya. Guru
perlu memberikan bermacam-macam situasi belajar yang memadai
untuk materi yang disajikan, dan menyesuaikannya dengan
kemampuan dan karakteristik serta gaya belajar siswa. Sebagai
konsekwensi logisnya, guru dituntut harus kaya metodologi mengajar

38
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.50

21
sekaligus terampil menerapkannya, tidak monoton dan variatif dalam
melaksanakan pembelajaran.
Dalam konteks inilah, kehadiran pendekatan PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan)
diharapkan dapat memperkaya guru dalam hal strategi, metode, dan
teknik mengajar sebagai seni. Sehingga secara psikologi-pedagogis,
PAIKEM secara nyata memiliki relevansi dalam kerangka
mewujudkan proses belajar yang memberdayakan peserta didik.39
c. Indikator dan prinsip-prinsip dalam penerapan PAIKEM.
Dalam penerapan PAIKEM oleh pendidik atau guru bisa
dilihat dan dicermati berbagai indikator yang muncul pada saat proses
belajar mengajar dilaksanakan. Disamping itu, pendidik juga perlu
memperhatikan berbagai prinsip ketika menerapkannya. Kriteria ada
atau tidaknya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan diantaranya dapat dilihat pada beberapa indikator
berikut:
INDIKATOR PROSES PENJELASAN METODE
1. PEKERJAAN PAIKEM sangat Guru membimbing
PESERTA DIDIK mengutamakan peserta didik dan
(Diungkapkan agar peserta didik memajang hasil
dengan bahasa/kata- mampu berfikir, karyanya agar dapat
kata peserta didik berkata-kata, dan saling belajar
sendiri) mengungkap
sendiri

2. KEGIATAN Bila peserta didik Guru dan peserta


PRSERTA DIDIK mengalami atau didik interaktif dan
(Peserta didik mengerjakan hasil pekerjaan
banyak diberi sendiri, mereka peserta didik
kesempatan untuk belajar meneliti dipajang untuk
mengalami atau tentang apa saja meningkatkan
melakukan sendiri) motivasi

39
Ibid, hlm. 52

22
3. RUANGAN Banyak yang dapat Pengamatan
KELAS (Penuh dipajang di kelas ruangan kelas dan
pajangan hasil karya dan dari pajangan dilihat apa saja
peserta didik dan hasil itu peserta yang dibutuhkan
alat peraga didik saling belajar. untuk dipajang,
sederhana buatan Alat peraga yang dimana dan
guru dan peserta sering bagaimana
didik) dipergunakan memajangnya
diletakkan strategis

4. PENATAAN Guru melaksanakan Diskusi, kerja


MEJA KURSI kegiatan kelompok, kerja
(Meja kursi tempat pembelajaran mandiri,
belajar peserta didik dengan berbagai pendekatan
dapat diatur secara cara/metode/teknik, individual guru
fleksibel) misalnya melalui kepada murid yang
kerja kelompok, prestasinya kurang
diskusi, atau baik, dsb
aktifitas peserta
didik secara
individual

5. SUASANA BEBAS Peserta didik Guru dan sesame


(Peserta didik dilatih untuk peserta didik
memiliki dukungan mengungkapkan mendengarkan dan
suasana bebas untuk pendapat secara menghargai
menyampaikan atau bebas, baik dalam pendapat peserta
mengungkapkan diskusi, tulisan, didik lain, diskusi,
pendapat) maupun kegiatan dan kerja individual
lain

6. UMPAN BALIK Guru memberikan Penugasan


GURU (Guru tugas yang individual atau
memberi tugas yang mendorong peserta kelompok;
bervariasi dan didik bereksplorasi; bimbingan
secara langsung dan guru langsung; dan
memberi umpan memberikan penyelesaian
balik agar peserta bimbingan masalah
didik segera individual maupun
memperbaiki kelompok dalam
kesalahan) hal penyelesaian
masalah

23
7. SUDUT BACA Sudut baca diruang Observasi kelas,
(Sudut kelas sangat kelas akan diskusi, dan
baik bila diciptakan mendorong peserta pendekatan
sebagai sudut kaca didik gemar terhadap orang tua
untuk peserta didik) membaca. (peserta
didik didekatkan
dengan buku-buku,
jurnal, Koran, dll)

8. LINGKUNGAN Sawah, lapangan, Observasi


SEKITAR pohon, sungai, lapangan,
(Lingkungan sekitar kantor pos, eksplorasi, diskusi
sekolah dijadikan puskesmas, stasiun kelompok, tugas
media dan lain-lain individual, dll.
pembelajaran) dioptimalkan
pemanfaatannya
untuk pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik atau
guru menerapkan PAIKEM adalah :
Pertama, memahami sifat peserta didik.
Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat ingin tahu atau
berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap atau berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu
kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi
berkembangnya kedua sifat tersebut.
Kedua, mengenal peserta didik secara perorangan.
Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang
berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan harus tercermin
dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas ini tidak harus
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiki kemampuan
lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu teman yang lemah (tutor
sebaya).

24
Ketiga, memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian
belajar.
Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau
kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru
dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan
memudahkan mereka untuk berinteraksi ataubrtukar pikiran.
Keempat, mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta
mampu memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu
peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif
untuk menganalisis masalah. Kedua jenis pemikiran tersebut sudah
ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.
Kelima, menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik.
Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam
PAIKEM. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya dipajang didalam
kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih baik
dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain. Selain itu
pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi
pelajaran yang lain.
Keenam, memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.
Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang
sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat
berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik.
Ketujuh, memberikan unpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan.
Pemberian umpa balik dari guru kepada peserta didik
merupakan suatu interaksi antara guru dan peserta didik. Umpan balik
hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta

25
didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan
secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan
motivasi.
Kedelapan, membedakan antara aktif fisik dengan fisik mental.
Dalam pembelajaran PAIKEM, aktif secara mental lebih
diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktifitas sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental.
Dari uraian tentang prisip-prinsip penerapan PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan)
tersebut dapat digaris bawahi bahwa secara praktis tingkat
keberhasilan penerapan strategi ini dapat diketahui melalui uji coba
yang berulang-ulang dari seorang pendidik, sekaligus terus perlu
dilakukan evaluasi proses dari tahap ke tahap. Dengan kata lain,
seorang pendidik yang berhasil, dalam menerapkan strategi PAIKEM,
seharusnya ia sekaligus melakukan penelitian tindakan kelas, mskipun
dalam skala kecil dan terbatas.
Dalam perkembangan inovasi strategi pembelajaran beberapa
istilah yang berasosiasi pada PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan) yaitu : Active Learning Strategy,
CTL (Contextual Teaching and Learning), Quantum Learning,
Cooperative Learning, E-Learning dan lain sebagainya. Munculnya
berbagai strategi tersebut, sebenarnya secara substansial memiliki
kesamaan tujuan dan bersifat saling melengkapi antara satu strategi
dengan yang lainnya, meskipun secara istilah menjelma dengan nama
yang berbeda. Dalam konteks relevansinya dengan pendidikan agama
Islam (PAI), penerapan PAIKEM memiliki sifat yang fleksibel dan

26
dapat dimodifikasi sesuai karakteristik dan standar kompetensi yang
diterapkan.40

B. Pendidikan Agama Islam (PAI)


1. Pengertian PAI
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara
mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail,
dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
juga menjelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu: “Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlaq mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.”41 Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik
yang profesional yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan secara
menyeluruh.
Sedangkan menurut Zuhairini dkk, pendidikan adalah suatu
aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang
42
berjalan seumur hidup.
Pendidikan menurut Sir God Frey Thomson dalam A Modern
Philosophy of Education dijelaskan bahwa “by education means the
influence of environment upon the individual to produce a permanent
change in his habits behavior, thought, and attitude. Yang dimaksud
dengan pendidikan adalah hasil pengaruh lingkungan terhadap individu

40
Ibid, hlm. 54-56
41
UU RI no. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cemerlang,
2003), hlm. 3
42
Zuhairini, et. al., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 142

27
untuk menghasilkan perubahan yang bersifat permanen di dalam
kebiasaan, tingkah laku, pemikiran dan sikap. 43
Dengan pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
PAI adalah usaha untuk membantu dan mengembangkan fitrah
keberagamaan peserta didik agar menghargai, menghayati, memahami dan
meyakini serta mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan
supaya menjadi manusia yang bertaqwa dan mempunyai kepribadian yang
utama serta berguna bagi umat manusia.
Dalam pembelajaran pada hakikatnya terdapat dua proses yang
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses
belajar dan mengajar.44 Belajar merupakan proses yang kompleks, yang
terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup sejak masih
bayi hingga mati45. Sedangkan mengajar adalah memberi pelajaran.46
Mengajar bisa diartikan kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa
terhadap anak-anak baik yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya,
kakak terhadap adiknya, tetapi secara formal adalah proses pengaturan
kondisi-kondisi yang mana pelajaran merubah tingkah lakunya dengan
sadar ke arah tujuan yang ingin dicapai, sehingga dapat diartikan bahwa
mengajar yaitu untuk menanamkan pengetahuan pada anak.
Secara global mengajar bisa dibedakan menjadi:
a. Mengajar menurut faham lama
Guru senantiasa aktif menyampaikan dan memompakan informasi, siswa
hanya menerima/pasif.

b. Mengajar menurut faham baru

43
Sir God Frey Thomson, A Modern Philosophy of Education, (London: 1957), hlm.19
44
Fatah Syukur NC., TeknologiPendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 26
45
Ibid., hlm 27
46
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Cet. 3, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 13

28
Guru sebagai pengelola, pengatur, peracik, lingkungan berupa tujuan,
materi metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif. 47

Dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam , Zakiah Daradjat


mengemukakan bahwa PAI adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat
memahami apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan,
menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah
dianutnya sebagai pedoman hidup sehingga dapat menjadikan keselamatan
di dunia dan di akhirat.48
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan penjelasan
diatas bahwa dalam pembelajaran PAI yaitu:
a. PAI sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan, bimbingan, pengajaran
/ latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang
hendak dicapai.
b. Peserta didik yang hendak dipersiapkan untuk mencapai tujuan; dalam
arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam peningkatan
keyakinan pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
agama Islam.
c. Pendidik/guru PAI (GPAI) yang melakukan bimbingan pengajaran/
latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan.
d. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan atau
kualitas pribadi juga sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial. 49

47
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2001), hlm. 92
48
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 88
49
Muhaimin, M.A.et. al. Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2001),
hlm. 76

29
2. Fungsi, Tujuan, serta Ruang Lingkup PAI
a. Fungsi PAI
Dalam UU No.20 tahun 2003 bab II pasal 3 bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.50
b. Tujuan PAI
Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia yang
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian
dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. 51
Abdul Majid menambahkan bahwa tujuan dari pendidikan
agama Islam adalah untuk membentuk perilaku dan kepribadian
50
UU. RI. N0. 20, tahun 2003, hlm. 10-11
51
PBM-PAI di Sekolah: eksistensi dan proses belajar PAI, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 181

30
individu sesuai dengan prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan
nilai-nilai moral dan agama sebagai landasan pencapaian tujuan
pendidikan nasional. 52
c. Ruang lingkup PAI
Dalam PERMENDIKNAS No.22 Tahun.2006 tentang Standar
Isi untuk Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) materi pendidikan agama Islam
(PAI) adalah:
1. Menerapkan tata cara membaca Alqur’an menurut tajwid, mulai
dari cara membaca “ Al”-Syamsiyah dan “ Al”-Qomariyah sampai
kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf
2. Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek
rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai iman kepada
Qadha dan Qadar Allah serta Asmaul Husna
3. Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qonaah dan
tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah,
hasad, ghadab, dan namimah
4. Menjelaskan tata cara mandi wajib dan sholat-sholat munfarid dan
jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunat
5. Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad SAW dan
para sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan
berkembangnya Islam di Nusantara.53
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, keseimbangan antara :
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT
b. Hubungan manusia dengan manusia
c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

52
Abdul Majid dan Dian Andayani, Op.cit, hlm. 162
53
PERMENDIKNAS 2006 TENTANG SI&SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm.71

31
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya

C. Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH dan CARD SORT


Pada Mata Pelajaran PAI
Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa dituntut untuk mampu
menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotivasi
siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian
prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi
tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan
tepat, efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar serta memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.54
Dalam penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan
Card Sort ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan :
1. Tujuan PAIKEM
Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran
bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi
pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam
konteks lain, metode mrupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu.
Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan
hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih
dengan sebaik dan semudah mungkin.55
Tujuan dari strategi PAIKEM itu sendiri yaitu membuat peserta
didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa tidak diperlakukan
seperti bejana kosong yang hanya menerima kucuran ceramah dari guru
tentang ilmu pengetahuan atau informasi itu.

54
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm.25
55
Ibid, hlm.18

32
2. Materi PAIKEM
Materi PAI di SMPN 36 Semarang terbagi menjadi 5 kelompok,
yaitu Alqur’an Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan
Islam. Disini yang diajarkan dengan mnggunakan strategi PAIKEM
adalah materi PAI yang tertuang dalam silabus di SMPN 36 Semarang
pada kelas VII semester genap. Yaitu materi Alqur’an Hadis materi
tentang hukum bacaan nun mati/tanwin yang dalam strategi PAIKEM
menggunakan strategi Index Card Match dan materi aqidah akhlaq
tentang iman kepada malaikat Allah yang menggunakan strategi Card
Sort
3. Metode PAIKEM
Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang bisa
digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik
dari materi tersebut. Namun di sini peneliti hanya mengambil dua model
metode dari strategi PAIKEM yaitu Index Card Match (mencari jodoh
kartu tanya jawab) dan Card Sort (menyortir kartu).
a) Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab)
a. Pengertian Index Card Match
Yaitu metode mencari pasangan kartu yang cukup
menyenangkan, yang digunakan untuk mengulangi materi
pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. 56
b. Tujuan Index Card Match
Tujuan dari penerapan strategi atau metode ini adalah
untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan
bertanggungjawab secara individu untuk mampu memahamkan
atau menjelaskan suatu materi pokok kepada teman sekelasnya.
c. Langkah-langkah Index Card Match

56
Agus Supriyono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 120

33
Langkah-langkah penerapannya :
1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam
kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok
2. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada potongan kertas yang telah di persiapkan.
Setiap kertas satu pertanyaan
3. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat
4. Kocokklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur
soal dan jawaban
5. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini
aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan
mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan
jawaban
6. Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada
yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk
duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak
memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain
7. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian
membacakan soal yang diperoleh dengan suara yang keras
kepada teman-teman yang lainnya. Selanjutnya soal tersebut
di jawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya
8. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut.57
b) Card Sort (Menyortir Kartu)

57
Ismail SM, Loc.Cit, hlm. 81-82

34
a. Pengertian Card Sort
Card Sort disebut juga dengan metode penyortiran kartu.
Yaitu peserta didik memilah-milah kartu rincian untuk
disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang diberikan
oleh guru.
Adapun bentuk Card Sort berupa :
d. Pemilahan kartu, baik kartu induk maupun kartu rincian
e. Menentukan kelompok atau individu
f. Mempertanggung jawabkan kelompok atas hasil sortiran
kartu.
b. Tujuan Card Sort
Adapun tujuan dari metode atau strategi ini adalah untuk
mengaktifkan setiap peserta didik baik itu individu maupun
kelompok (Cooperatif Learning) dalam proses belajar.58
c. Langkah-langkah dalam Card Sort
a. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai
SK/ KD maple (Catatan : perkirakan jumlah kartu sama
dengan jumlah murid dikelas, dan isi kartu terdiri dari kartu
induk/ topic utama dan kartu rincian).
b. Seluruh kartu diacak atau dikocok agar bercampur
c. Bagikan kartu pada murid dan pastikan masing-masing
memperoleh satu
d. Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya
dengan mencocokkan kepada lawan sekelasnya
e. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu,
perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan
menempelkan hasilnya di papan secara urut

58
Ibid, hlm.89

35
f. Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok,
menempelkan hasilnya
g. Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk
menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah
komentar dari kelompok lainnya
h. Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid
i. Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
4. Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut,
maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat
digunakan secara tepat guna.
Dalam pembelajaran PAIKEM secara garis besar media yang
digunakan terbagi dalam dua bentuk, yaitu: media cetak atau media
visual dan media elektronik. Media visual ini berfungsi untuk menambah
pengetahuan umum dan dapat meningkatkan kompetensi siswa contoh
artikel yang diberikan guru PAI kepada siswa untuk menunjang
keberhasilan Pembelajaran PAI. Sedangkan media elektronik ini
berfungsi sebagai media untuk mempermudah kegiatan pembelajaran dan
penggunaannya disesuaikan dengan materi pembelajaran Sebagai
misalnya penggunaan VCD, siswa dapat melihat langsung bagaimana
cara melaksanakan sholat dan haji secara baik dan benar.

36
BAB III

PELAKSANAAN STRATEGI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PAI DI


SMPN 36 SEMARANG

A. Gambaran Umum SMPN 36 Semarang


1. Tinjauan Historis
Pendidikan merupakan wahana yang efektif untuk memajukan dan
mempertahankan eksistensi bangsa secara kontinu. Dan yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pendidikan tersebut adalah keluarga, masyarakat
dan pemerintah. Dengan demikian antara ketiganya perlu dibangun hubungan
timbal balik yang serasi dan seimbang. Hal ini perlu dilakukan karena anak
bangsa perlu mendapatkan pendidikan yang berkesinambungan, serasi,
seimbang, sebagai langkah perwujudan manusia Indonesia seutuhnya.
Kondisi obyektif SMPN 36 Semarang sejak berdiri tahun 1992 telah
mengalami perkembangan yang berarti, sejalan dengan perkembangan
sekolah tersebut, jika dilihat dari tuntutan peningkatan mitu dan pelayanan
kepada siswa ternyata belum mendekati cukup, terutama dalam hal
penyediaan sarana dan prasarana, untuk itulah perlu adanya kerja keras dari
semua pihak. Sebagai upaya sekolah dalam peningkatan mutu dan pelayanan
kepada siswa, maka tahun 2009/2010 ini masih memprioritaskan upaya
pemenuhan guru tetap, peningkatan kemampiuan guru, pembekalan
ketrampilan terhadap siswa, peningkatan disiplin dan penataan lingkungan.
2. Visi dan Misi
a. Visi SMPN 36 Semarang
Visi SMPN 36 Semarang adalah terwujudnya Insan yang
KOMPETITIF DALAM PRESTASI, BERIMAN, BERAKHLAK MULIA,
DAN BERBUDAYA

37
b. Misi SMPN 36 Semarang
1) Meningkatkan dan mengembangkan kurikulum.
2) Meningkatkan kualitas SDM bidang pendidikan.
3) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
4) Mengembangkan fasilitas pendidikan.
5) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
6) Meningkatkan mutu kelembagaan dan manajemen sekolah.
7) Mengembangkan kreatifitas penggalangan sumber dana pendidikan.
8) Meningkatkan standar penilaian.
9) Meningkatkan kualitas keimanan dan akhlak mulia.
10) Melestarikan budaya bangsa dan nasionalisme.59
3. Letak Geografis
Secara geografis letak SMP Negeri 36 Semarang kurang strategis
karena lokasinya yang berada jauh dari pusat kota atau pusat keramaian,
tepatnya di Jl. Plampitan no. 35 Semarang, sehingga sulit dijangkau dengan
sarana transportasi. Namun demikian, dengan lokasi yang jauh dari pusat
keramaian tersebut sangat membantu dan mendukung proses kegiatan belajar
mengajar karena kondisi lingkungan yang cukup tenang serta kondusif.
SMP Negeri 36 Semarang merupakan sebuah institusi pendidikan
yang telah berkiprah dalam kurun waktu cukup lama. Sejak berdirinya tahun
1952 sampai sekarang (Tahun 2010), usianya sudah 58 tahun, termasuk
kategori lembaga pendidikan yang seharusnya sudah sangat dewasa dan
mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri yang lain di kota Semarang.
Sampai saat ini SMP Negeri 36 Semarang telah mengalami kepindahan lokasi
sebanyak 2 kali, pada awalnya di Jalan Dr. Cipto no. 121 Semarang dan
berpindah lokasi ke Jl. Suyudono no. 130 menjadi satu dengan SMP 40. Mulai

59
Informasi tentang SMP Negeri 36 Semarang diperoleh dari dokumentasi Sekolah, Selasa 4
Mei 2010

38
tanggal 16 Juni 1996, SMP 36 Semarang pindah ke lokasi baru yaitu di Jl.
Plampitan no. 35 Semarang.60
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sekolah dibuat dalam rangka pengaturan aktifitas
sekolah agar semua kegiatan dan proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Begitu juga yang ada di SMPN 36 Semarang, untuk
mengatur dan mengkoordinir seluruh elemen dan staff sekolah agar sesuai
dengan tugas yang ada, maka dibuatlah struktur organisasi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam lampiran. 61
5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan guru di SMPN 36 Semarang


Berdasarkan dokumentasi SMPN 36 Semarang diketahui bahwa
jumlah guru yang ada sebanyak 49 orang. Dengan kompetensi kelulusan
S.1 sebanyak 45 orang dan 4 orang lulusan D3 Sedangkan untuk guru
PAI di SMPN 36 Semarang berjumlah 2 orang.
b. Keadaan pegawai
Keadaan pegawai atau tenaga administrasi di SMPN 36 Semarang
berjumlah 12 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan.
c. Keadaan siswa
Pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah siswa SMPN 36 Semarang
sebanyak yang terdiri dari 375 laki-laki dan 382 perempuan.
6. Sarana Prasarana
Untuk sarana prasarana yang ada di SMPN 36 Semarang dapat di lihat
pada lampiran.
7. Ekstra Kurikuler

60
Informasi tentang SMP Negeri 36 Semarang diperoleh dari dokumentasi Sekolah, Selasa 4
Mei 2010
61
Dokumentasi SMPN 36 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010

39
Seperti halnya sekolah-sekolah lain, di SMPN 36 Semarang diadakan
berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler yang antara lain meliputi:
a. Bola Volley
b. Pramuka
c. Musik
d. PMR
e. Pencak Silat
f. Ketrampilan-ketrampilan62
8. Kegiatan Keagamaan
Sedangkan untuk kegiatan keagamaan, mengingat di SMPN 36
Semarang mayoritas siswanya beragama Islam, maka kegiatan keagamaan di
SMPN 36 Semarang dikhususkan hanya bagi pemeluk Islam saja. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi :
a. Pengajian Minggu Pagi
b. Rebana
c. Shalat Dhuha bersama-sama menjelang dimulainya Pelajaran Agama
Islam ataupun sesudahnya yang dipimpin oleh guru pengampu.
d. Dan beberapa kegiatan yang sifatnya insidental. Misalnya Ramadhanan.

62
Dokumentasi SMP Negeri 36 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010

40
B. Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan (PAIKEM) Model INDEX CARD MATCH Dan CARD
SORT Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VII Di SMPN 36 Semarang.

Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan


atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses
belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Karena itu pula, suasana
belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif.
Pembelajaran aktif (active learning) hanya bisa terjadi bila ada
partisipasi aktif dari peserta didik. Demikian juga peran serta aktif peserta
didik tidak akan terjadi bilamana guru tidak aktif dan kreatif dalam
melaksanakan pembelajaran. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh
informasi, ketrampilan, dan sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi
melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud
bila peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan
kegiatan yang dilaksanakan sangat memotivasi mereka untuk berfikir, bekerja
dan merasa serta mengamalkan kesholehan dalam kehidupan nyata.
Peran guru dalam pembelajaran PAIKEM sebagai fasilitator,
moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Dengan kondisi ini peran
dan fungsi siswa dapat terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat
memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan demokratis, dan masing-
masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya
kepada siswa lain.
Berikut akan dipaparkan model dan strategi pembelajaran aktif (active
learning)-PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort sebagai alternatif
yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik
secara individu maupun kelompok. Guru diharapkan dapat melakukan
pengembangan, modifikasi, improvisasi atau mencari strategi atau metode lain

41
yang dipandang lebih tepat. Karena pada dasarnya tidak ada strategi yang
ideal/baik. Masing-masing strategi memiliki kekurangan dan kelebihan
sendiri.
1. Tujuan
Tujuan pembelajaran PAIKEM di SMPN 36 Semarang yaitu untuk
menumbuhkembangkan kerja sama peserta didik dalam pembelajaran dan
menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga akan
terbentuk peserta didik yang aktif, dan tumbuhnya suasana yang efektif
dan menyenangkan dalam pembelajaran di kelas.
2. Materi
Materi PAI di SMPN 36 Semarang terbagi menjadi 5 kelompok
yaitu Alqur’an Hadis, Aqidah, Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan
Islam. 63 Dalam hal ini peneliti akan memfokuskan pada materi yang ada
dalam silabus di SMPN 36 Semarang yang menggunakan strategi
pembelajaran dengan model Index Card Match dan Card Sort. Pada
silabus di SMPN 36 Semarang pada kelas VII semester genap, materi
yang menggunakan strategi PAIKEM model Index Card Match adalah
Alqur’an Hadis materinya tentang hukum bacaan nun mati/tanwin.
Berikut akan peneliti paparkan standar kompetensi (materi pokok) PAI
yang tercantum dalam silabus SMPN 36 Semarang materi pokok hukum
bacaan nun mati/tanwin.
1) Menjelaskan tentang hukum bacaan nun mati/tanwin
2) Membedakan tentang hukum bacaan hukum nun
mati/tanwin
3) Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam bacaan
surat-surat Alqur’an dengan benar

63
Wawancara dengan bapak Sabngatun, S.Pd selaku guru PAI di SMPN 36 Semarang, Rabu
5 Mei 2010

42
Sedangkan yang menggunakan strategi PAIKEM model Card Sort
pada silabus di SMPN 36 Semarang pada kelas VII semester genap
terdapat pada Aqidah Akhlak materinya tentang iman kepada malaikat
Allah SWT. Berikut akan peneliti paparkan standar kompetensi (materi
pokok) PAI yang tercantum dalam silabus di SMPN 36 Semarang tentang
materi pokok iman kepada malaikat Allah SWT.
1) Menjelaskan pengertian tentang iman kepada malaikat
Allah SWT
2) Menjelaskan nama-nama malaikat Allah SWT
3) Menjelaskan sifat-sifat malaikat Allah SWT
4) Menjelaskan tentang tugas-tugas malaikat Allah SWT
3. Metode
Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang bisa
digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik
dari materi tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai
karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-
masing, sehingga seorang guru harus bisa memahami masing-masing
metode untuk bisa diterapkan secara tepat dalam pembelajaran.
Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru
menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah,
kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode
peragaan dan dapat diakhiri dengan tanya jawab.
Ditegaskan oleh guru PAI bahwa metode yang digunakan
disesuaikan dengan kemampuan dasar dan tujuan yang hendak dicapai
materi yang akan disampaikan. Dengan demikian penggunaan metode

43
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran
64
dilaksanakan sebagaimana tercantum dalam pembelajaran.
Berikut ini adalah dua bentuk metode PAIKEM sebagai wujud dari
penerapan strategi Active Learning dalam pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang:
1. Index Card Match
Proses pembelajaran dengan metode Index Card Match dapat
dijelaskan sebagai berikut, dengan mengambil contoh materi tentang
hukum bacaan nun mati/tanwin yang tedapat dalam silabus di SMPN
36 Semarang kelas VII semester genap:
a. Tahap persiapan
1. Guru mengkondisikan kelas.
Pada tahap persiapan ini guru mengkondisikan kelas
dengan cara mengajak berdo’a bersama sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, setelah selesai berdo’a bersama
guru mengabsen siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah guru selesai mengajak para siswa berdo’a
bersama dan guru selesai mengabsen siswa, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan
yaitu mempelajari materi tentang hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati. Dan diharapkan siswa dapat aktif
dalam mngikuti pembelajaran.
3. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu Index Card Match

64
Wawancara dengan bapak Sabngatun, S.Pd selaku guru PAI di SMPN 36 Semarang, Rabu
5 Mei 2010

44
Pada tahap ini guru menjelaskan kepada siswa tentang
model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Index Card
Match. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran
yang menggunakan kartu yang terdiri dari soal dan jawaban,
atau biasa disebut dengan metode mencari jodoh kartu tanya
jawab, yang mana nanti peserta didik akan mencari pasangan
kartu pada teman sekelasnya.
4. Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat
mempelajari materi hukum nun mati/tanwin
Pada tahap ini Guru menyampaikan motivasi kepada
siswa tentang manfaat mempelajari materi hukum nun
mati/tanwin yaitu dengan mempelajari hukum bacaan nun
mati/tanwin ini siswa diharapkan mampu menjelaskan
pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin, macam-macam
hukum bacaan nun mati/tanwin, dan mempraktekkan hukum
bacaan nun mati/tanwin ini dalam kehidupan sehari-hari dalam
membaca Alqur’an
5. Guru membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta
dalam kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok
Pada tahap ini guru membuat potongan-rotongan
sejumlah peserta didik dalam kelas yang terdiri dari kartu yang
berisi soal dan jawaban, dalam hal ini guru membuat potongan
kartu sejumlah siswa dalam kelas dan membagi kartu itu dalam
2 kelompok yaitu kartu berisi soal dan kartu yang berisi
jawaban.
6. Guru menulis pertanyaan tentang materi hukum bacaan nun
mati/tanwin yang telah diberikan sebelumnya pada potongan
kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan

45
Pada tahap ini guru membuat pertanyaan tentang materi
hukum mati/tanwin. Misalnya:
a. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu demgan huruf
kha’ adalah bacaan.....
b. Huruf idzhar yaitu...............
c. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ba
adalah bacaan........
d. Dan seterusnya
7. Pada potongan kertas yang lain, guru menulis jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat
Pada tahap ini, ini kebalikan dari tahap sebelumnya, disini
guru membuat jawaban dari soal-soal yang telah dibuat
sebelumnya. Misalnya:
a. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu demgan huruf
kha’ adalah bacaan..................................................
(maka jawabannya adalah idzhar)
b. Huruf idzhar yaitu.............................................
(maka jawabannya adalah hamzah, kha’, kho’, ‘ain,
ghin)
c. Apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ba
adalah bacaan...........................................................
(maka jawabannya adalah iqlab)
d. Dan seterusnya
b. Tahap pelaksanaan
1. Guru mengocok semua kartu tersebut sehingga akan tercampur
soal dan jawaban
Pada tahap ini guru mencampur/mengkocok kartu
menjadi satu sehingga tercampur antara kartu yang berisi soal
dan yang berisi jawaban. Disini nanti siswa akan ada yang

46
mendapatkan kartu yang soal dan ada juga yang mendapatkan
kartu yang berisi jawaban
2. Guru membagikan setiap peserta satu kartu. Guru menjelaskan
bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian
peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan
mendapatkan jawaban
Pada tahap ini guu menjelaskan pada siswa bahwa ini
adalah kegiatan berpasangan, jadi nanti setiap siswa pasti akan
mendapatkan pasangan karena dalam pelaksanaan model sepeti
ini setiap siswa masing-masing mendapatkan satu kartu, ada
yang mendapatkan kartu yang berisi soal dan ada juga yang
mendapatkan kartu berisi jawaban. Dan kartu ini udah
disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di dalam kelas
3. Guru meminta peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah
ada yang menemukan pasangannya, guru meminta mereka
untuk duduk berdekatan. Guru menjelaskan juga agar mereka
tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain
Pada pembelajaran ini siswa aktif mencari rekan-
rekannya sehingga siswa memerlukan gerakan untuk mencari
rekannya dan melatih siswa untuk melatih daya ingat tentang
materi hukum bacaan nun mati/tanwin.
Setelah guru membagikan kartu pada semua siswa,
kemudian guru meminta siswa untuk mencari pasangannya.
Pada tahap ini timbul sebuah permasalahan yaitu ketika proses
pencarian pasangan, dalam proses pencarian pasangan ini
keadaan kelas menjadi ramai sekali, suara bising, siswa
bergerak kasana kemari, dan lainnya. Ini menurut peneliti
adalah sebuah kewajaran, karena dalam pembelajaran ini siswa

47
emang dituntut aktif dalam nencari pasangannya. Untuk
solusinya, sebelum guru menyuruh siswa mencari
pasangannya, guru menjelaskan dulu kepada siswa agar dalam
proses pencarian pasangannya siswa jangan terlalu ramai,
dalam hal ini guru mempersilahkan siswa aktif mencari
pasangannya dengan catatan siswa dalam proses pencarian
pasangannya tidak boleh membuat gaduh/kekacauan dalam
kelas, dan guru bisa memberi peringatan dengan mengurangi
nilai siswa pada siswa yang membuat kekacauan. Hal ini
dimaksudkan agar siswa tetap aktif dalam pembelajaran tanpa
membuat suasana kelas menjadi ramai
4. Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, guru meminta setiap pasangan secara bergantian
membacakan soal yang diperoleh dengan suara yang keras
kepada teman-teman yang lainnya. Selanjutnya soal tersebut
dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya
Pada tahap ini setelah semua siswa menemukan
pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta setiap pasangan
secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan
suara yang keras kepada teman-teman yang lainnya.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Hal ini
dimaksudkan agar materi yang dilaksanakan dalam
pembelajaran dapat diserap oleh smua siswa dalam kelas. Dan
apabila ada siswa mendapat pasangan yang salah maka siswa
yang lain tahu dan siswa yang lain bisa memberikan
penjelasan/jawaban yang benar
c. Tahap evaluasi
Guru mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan
dengan mengulas kembali apa yang tadi dilakukan siswa,

48
kemudian menyimpulkan materi tersebut. Dan guru memberikan
tugas kepada siswa untuk mencari bacaan nun mati/tanwin yang
ada dalam Alqur’an kemudian dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya
d. Tahap tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran ini, siswa menjadi
terbiasa membaca alqur’an sesuai dengan bacaan hukum nun
mati/tanwin dalam kehidupan sehari-hari65
2. Card Sort
Card Sort disebut juga dengan metode penyortiran kartu. Yaitu
peserta didik memilah-milah kartu rincian untuk disesuaikan dengan
kartu induk dalam materi yang diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran dengan metode Card Sort dapat
dijelaskan sebagai berikut, dengan mengambil contoh materi tentang
iman kepada Malaikat Allah SWT yang terdapat pada silabus di
SMPN 36 Semarang kelas VII semester genap:
a. Tahap persiapan
1. Guru mengkondisikan kelas.
Sama dengan model pembelajaran Index Card Match
pada tahap persiapan ini guru mengkondisikan kelas dengan
cara mengajak berdo’a bersama sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, setelah selesai berdo’a bersama
guru mengabsen siswa
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah guru selesai mengajak para siswa berdo’a
bersama dan guru selesai mengabsen siswa, guru

65
Observasi Penerapan Metode Index Card Match sebagai wujud dari Strategi PAIKEM
dalam pembelajaran PAI di kelas VIIA SMPN 36 Semarang

49
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan
yaitu mempelajari materi tentang iman kepada malaikat Allah
SWT. Dan diharapkan siswa dapat aktif dalam mngikuti
pembelajaran.
3. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran
yang akan dilakukan yaitu Card Sort.
Pada tahap ini guru menjelaskan kepada siswa tentang
model pembelajaran yang akan dilakukan yaitu Card Sort.
Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang
menggunakan kartu yang terdiri dari kartu induk/topik dan kartu
rincian, atau biasa disebut dengan metode menyortir kartu, yang
mana nanti siswa akan memilah-milah kartu rincian untuk
disesuaikan dengan kartu induk dalam materi yang diberikan
oleh guru.
4. Guru menyampaikan motivasi kepada siswa tentang manfaat
mempelajari materi iman kepada malaikat Allah SWT
Pada tahap ini Guru menyampaikan motivasi kepada
siswa tentang manfaat mempelajari materi tentang iman kepada
malaikat Allah SWT yaitu dengan mempelajari materi tentang
iman kepada Allah SWT ini siswa diharapkan mampu
menjelaskan pengertian iman kepada Allah SWT, nama-nama
malaikat Allah SWT, dan sifat-sifat malaikat Allah SWT
5. Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pokok sesuai SK/
KD mapel yaitu tentang materi iman kepada malaikat Allah
SWT (Catatan : perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah
murid dikelas, dan isi kartu terdiri dari kartu induk/ topik
utama dan kartu rincian).
Pada tahap ini guru menyiapkan kartu yang berisi tentang
materi tentang iman kepada malaikat Allah SWT, yang mana

50
kartu itu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian
dan kartu itu berjumlah sesuai dengan jumlah siswa yang ada
dalam kelas. Sebagai contoh:
a. Kartu induk/topik utama
- Nama-nama malaikat Allah SWT
- Sifat-sifat malaikat Allah SWT
- Tugas-tugas malaikat Allah SWT
b. Kartu rincian
- Malaikat Jibril, Malaikat Mika’il, Malaikat
Isrofil, Malaikat Izroil, Malaikat Munkar,
Malaikat Nakir, Malaikat Roqib, Malaikat Atid,
Malaikat Malik, Malaikat Ridwan
- Tidak laki-laki dan tidak perempuan (tidak
berjenis)
- Selalu taat kepada Allah SWT dan g pernah
durhaka kepada Allah SWT
- Tidak makan dan tidak minum
- Tidak tidur dan tidak mempunyai nafsu
- Tidak pernah bohong
- Tidak berayah dan beribu
- Selalu bertasbih dan beribadah
- Selalu memintakan ampun kepada orang-orang
yang beriman
- Menyampaikan wahyu
- Membagikan rizqi dan menurunkan hujan
- Meniup terompet pada hari qiamat
- Mencabut nyawa
- Mencatat amal baik
- Mencatat amal buruk

51
- Menanyai manusia di alam kubur
- Menjaga pintu neraka
- Menjaga surga
b. Tahap pelaksanaan
1. Guru mengacak seluruh kartu agar bercampur
Pada tahap ini guru mengacak kartu induk/topik utama
dan kartu rincian menjadi satu
2. Guru membagikan kartu pada murid dan guru memastikan
masing-masing memperoleh satu
Setelah guru mengacak kartu induk/topik utama dan
kartu rincian menjadi satu, kemudian pada tahap ini guru
membagikanya kepada siswa, yang mana setiap siswa akan
mendapatkan satu kartu, bisa mendapatkan yang berisi kartu
induk/topik utama dan bisa juga mendapatkan kartu rincian
3. Guru memerintahkan setiap murid bergerak mencari kartu
induknya dengan mencocokkan kepada lawan sekelasnya,
Setelah guru membagikan kartu pada semua siswa, kemudian
guru meminta siswa untuk mencari pasangannya.
Pada pembelajaran ini siswa aktif mencari rekan-
rekannya sehingga siswa memerlukan gerakan untuk mencari
rekannya dan melatih siswa untuk melatih daya ingat tentang
materi iman kepada malaikat Allah SWT
Seperti halnya dalam penerapan Index Card Match
Pada tahap ini timbul sebuah permasalahan yaitu ketika proses
pencarian pasangan, dalam proses pencarian pasangan ini
keadaan kelas menjadi ramai sekali, suara bising, siswa
bergerak kasana kemari, dan lainnya. Ini menurut peneliti
adalah sebuah kewajaran, karena dalam pembelajaran ini siswa
emang dituntut aktif dalam nencari pasangannya. Untuk

52
solusinya, sebelum guru menyuruh siswa mencari
pasangannya, guru menjelaskan dulu kepada siswa agar dalam
proses pencarian pasangannya siswa jangan terlalu ramai,
dalam hal ini guru mempersilahkan siswa aktif mencari
pasangannya dengan catatan siswa dalam proses pencarian
pasangannya tidak boleh membuat gaduh/kekacauan dalam
kelas, dan guru bisa memberi peringatan dengan mengurangi
nilai siswa pada siswa yang membuat kekacauan. Hal ini
dimaksudkan agar siswa tetap aktif dalam pembelajaran tanpa
membuat suasana kelas menjadi ramai.
4. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu,
guru memerintahkan masing-masing membentuk kelompok
dan menempelkan hasilnya di papan secara urut.
Setelah semua siswa menemukan kartu induknya, pada
tahap ini guru memerintahkan masing-masing siswa
membentuk kelompok sesuai dengan kartu induk/topik utama
dan kartu rincian yang sudah di dapat, kemudian siswa itu
menempelkan hasil kartu rinciannya di tempelkan di papan
secara urut.
5. Guru melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok,
menempelkan hasilnya
Pada tahap ini setelah siswa sudah menempelkan semua
kartu yang terdiri dari kartu induk dan rincian di papan tulis,
guru melakukan koreksi bersama apakah sudah benar apa
belum hasil sortiran kartu yang dilakukan oleh siswa
6. Guru meminta salah satu penanggungjawab kelompok untuk
menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian guru meminta
komentar dari kelompok lainnya

53
Pada tahap ini siswa melakukan diskusi tentang iman
kepada malaikat Allah SWT dan aspek-aspeknya untuk
memecahkan jawaban yang ada pada kelompoknya.
Setelah guru melakukan koreksi bersama mengenahi
hasil sortiran siswa, guru meminta salah satu penanggung
jawab kelompok menjelaskan hasil sortir kartunya, Hal ini
dimaksudkan agar ada rasa tanggung jawab dari diri siswa
tentang hasil sortiran kartunya itu kemudian guru meminta
komentar dari kelompok lainnya. Ini dimaksudkan ada timbal
balik antara kelompok satu dengan yang lainnya yang mana
akan menimbulkan proses diskusi yang akan bisa memecahkan
permasalahan.
7. Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja murid
Guru memberikan apresiasi setiap hasil kerja murid,
mulai dari proses pencarian kartu, menempelkan kartu,
mendiskusikan kartu, sampai mempertanggungjawabkan hasil
sortiran dan memberikan komentar kepada kelompok tyang
lain. Hal ini dimaksudkan agar siswa semangat dan sungguh-
sungguh ketika melaksanakan pembelajaran dengan model
Card Sort ini.
c. Tahap evaluasi
Pada tahap evaluasi dilakukan dengan evaluasi proses
kelompok, hal ini dilakukan pada saat diskusi berlangsung, dengan
melihat peran dan keaktifan siswa dalam kelompok diskusi.
d. Tahap tindak lanjut
Guru memberikan tindak lanjut dari pembelajaran yang
telah disampaikan yaitu tentang materi iman kepada malaikat
Allah SWT dengan menyuruh masing-masing kelompok untuk

54
merangkum hasil diskusi tersebut dan mengumpulkan pada
pertemuan berikutnya.66

4. Media
Media atau sumber belajar yang dipakai dalam penerapan strategi
PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort dalam pembelajaran
PAI di SMPN 36 yaitu: White Board, spidol, LKS, buku Paket, pulpen
dan kertas kwarto, lem, dan lain-lain.
5. Guru dan siswa
Pembelajaran PAIKEM yang berlangsung di SMPN 36 Semarang
jelas terlihat oleh peneliti ketika melakukan observasi baik di kelas VII A.
Proses belajar mengajar yang dipusatkan kepada keaktifan siswa dengan
melakukan pembelajaran model Index Card Match dan Card Sort
Dengan strategi PAIKEM model Index Card Match ini siswa
begitu antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar dan tidak merasa
jenuh. Karena siswa dituntut untuk aktif dalam mencari pasangan kartu
pada teman sekelasnya. Sedangkan pada strategi model Card Sort ini
siswa juga dituntut untuk aktif dalam mencari kartu induk/topik utama,
mendiskusikan pada kelompoknya dan mampu mempertanggung
jawabkan hasil diskusi kelompoknya.
Meskipun proses pembelajaran PAIKEM dipusatkan pada siswa
yang dituntut untuk aktif. Bukan berarti seorang guru tidak memiliki
peranan yang urgen dalam kegiatan ini. Justru lewat metode Index Card
Match dan Card Sort inilah peneliti menemukan peran guru begitu unik
dan kompleks, selain sebagai seorang pendidik. Disini peneliti melihat
guru PAI yang mampu berperan sebagai sahabat, yang begitu akrab
berinteraksi dengan para siswa, selain instruktur yang mengarahkan para

66
Observasi Penerapan Metode Card Sort sebagai wujud dari Strategi PAIKEM dalam
pembelajaran PAI di kelas VIIA SMPN 36 Semarang

55
tiap-tiap kelompok, fasilitator yang memenuhi kebutuhan siswa dalam
berdiskusi, mediator yang menengahi siswa ketika mengalami ketegangan
proses diskusi

56
BAB IV
ANALISIS

A. Analisis Penerapan Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH Dan


CARD SORT Dalam Pembelajaran PAI Di SMPN 36 Semarang
1. Tujuan
Tujuan pembelajaran PAIKEM di SMPN 36 Semarang yaitu
menumbuhkembangkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran yang
menekankan terbentuknya hubungan kerjasama antara siswa satu dengan yang
lainnya, terbentuknya sikap dan perilaku yang demokratis serta tumbuhnya
produktivitas kegiatan belajar siswa.
2. Materi
Bahan atau meteri pelajaran pada hakekatnya adalah isi dari materi
pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan
kurikulum yang digunakan.
Materi atau bahan yang diajarkan dalam Pendidikan Agama Islam
sudah seharusnya menyesuaikan dengan tujuan yang sudah direncanakan dari
awal pelaksanaan. Materi pelajaran yang dipilih haruslah dapat memberikan
kecakapan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
dengan menggunkaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan
(psikomotorik) yang telah dipelajarinya.
Hal yang diperlukan dalam menetapkan bahan pelajaran adalah
kemampuan guru memilih bahan yang akan diberikan kepada siswa. Guru
harus memilih bahan mana yang perlu diberikan dan mana yang tidak perlu.
Sehingga dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran perlu
memperhatikan dasar atau landasan sebelum menetapkan bahan pelajaran.
Oleh karena itu perlu kiranya diadakan suatu pengorganisasian materi
(merancang materi), maksudnya adalah mensiasati proses pembelajaran dengan

57
rekayasa terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian
yang rasioanal dan meyeluruh.
Pengorganisasian ini mencakup tiga tahap kegiatan, pertama
perencanaan (perencanaan per satuan waktu; terdiri dari program catur wulan/
semester dan program tahunan, dan perencanaan per satuan bahan ajar dibuat
berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang dapat disampaikan dalam satu atau
beberapa kali pertemuan/RPP. Kedua pelaksanaan, yang terdiri dari langkah-
langkah pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas (mulai dari
pendahuluan, penyajian, dan penutup). Ketiga penilaian, yang merupakan
proses terus menrus sejak perencanaan, pelaksanaan dan setelah pelaksanaan
pembelajaran per pertemuan, satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.
3. Metode
Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa saat berlangsungnya pengajaran. Oleh
karena itu, peranan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan
belajar siswa, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Oleh karenanya
metode yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi.
Sebelum metode tersebut diterapkan terlebih dahulu seorang guru harus
benar-benar menyelidiki apakah materi yang akan disampaikan tepat
menggunakan metode tertentu, dan apakah situasi yang terjadi saat itu
mendukung untuk menggunakan metode tertentu. Karena bagaimanapun juga
sehebat apapun metode yang diterapkan, tetapi kalau materi dan situasi serta
kondisi belajar tidak memungkinkan, maka metode yang digunakan tidak akan
berhasil dengan maksimal.
Seorang guru dalam proses belajar mengajar di kelas harus
menggunakan metode dan pendekatan-pendekatan belajar agama yang lebih
tepat guna dan berhasil guna, tepat pada sasaran pembentukan nilai-nilai dan
moral agama peserta didik.

58
Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran
PAI di SMPN 36 Semarang dengan menerapkan strategi PAIKEM model
Index Card Match dan Card Sort secara prosedural sudah cukup baik. Hal ini
dapat dilihat dari pelaksanaan pebelajarannya itu sendiri mulai dari
menerangkan prosedur pelaksanaan pembelajaran, membagikan kartu yang
berisi soal dan jawaban kepada peserta didik, meminta peserta didik
membacakan soal dan jawaban masing-masing dan menyimpulkan materi
pembelajaran. Akan tetapi ada hal yang perlu dibenahi dalam penerapan
strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card Sort, yaitu:
Pertama, berkaitan dengan setting kelas. Berdasarkan pengamatan
peneliti, ruangan kelas sudah penuh dengan meja dan kursi sehingga apabila
kegiatan tersebut dilakukan dengan meminta peserta didik untuk mencari
pasangan kartunya masing-masing, maka kelas perlu di setting. Ketiadaan
setting kelas akan sangat menyulitkan peserta didik untuk bergerak mencari
pasangan kartunya masing-masing.
Untuk setting kelas memang tidak mudah semudah membalikkan
telapak tangan. Karena peneliti sendiri menyadari bahwa untuk setting kelas
dengan bentuk meja dan kursi yang masih konvensional diperlukan energi
yang lebih karena bobot meja dan kursi tersebut cukup berat. Selain itu juga
biasanya menimbulkan kebisingan di dalam kelas yang dapat mengganggu
kelas lain.
Dalam penerapan strategi PAIKEM model Index Card Match dan Card
Sort dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang peserta didik terlihat
masih bingung tentang prosedur pembelajarannya, walaupun guru sudah
menerangkan dengan detail. Hal ini menurut peneliti masih dalam kategori
wajar karena mereka belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan
beberapa metode pembelajaran. secara keseluruhan suasana PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) sudah
tercipta dalam pembelajaran tersebut

59
Kedua, berkaitan dalam proses penjodohan/pencocokan kartu dalam
strategi PAIKEM model Index Card Match. Dalam melakukan penjodohan
kartu, seharusnya guru meminta peserta didik untuk mencari pasangan
kartunya dan duduk berdekatan dengan pasangan kartu masing-masing. Akan
tetapi dalam prakteknya guru hanya meminta peserta didik yang memegang
kartu soal untuk membacakannya dengan suara keras dan meminta peserta
didik yang memegang kartu jawaban yang merasa jawaban soal yang telah
dibacakan tadi untuk membacakannya dengan suara keras juga
4. Media
Media atau sumber belajar yang dipakai dalam penerapan strategi
pembelajaran PAIKEM pendidikan agama Islam di SMPN 36 Semarang yaitu
White Board, spidol, LKS, buku Paket, pulpen, lem dan kertas folio.
Dengan media yang telah tersedia diharapkan siswa mampu mengasah
pola pikir mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam penguasaan materi
pelajaran yang harus dikuasainya. Selain mempermudah pemahaman para
siswa. Media juga memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta
didik dengan lingkungan dan kenyataan, dengan demikian pembelajaran
mampu menciptakan suatu kelas yang dinamis dan sehat, dimana terjadi
interaksi yang bersifat simbiosis mutualisme.
5. Guru dan siswa
Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran
akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup.
Strategi pembelajaran PAIKEM dapat mendorong timbulnya gagasan yang
lebih bermutu dan dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Selain itu, peran penggunaan strategi pembelajaran PAIKEM adalah
menghilangkan perbedaan atau gape antar siswa sehingga tidak terjadi
kesenjangan dimana siswa yang pandai akan mau bekerja sama dengan siswa
yang sedang, begitu juga siswa yang sedang dapat bekerja sama dengan siswa
yang kurang pandai. hal ini juga membuat siswa termotivasi untuk belajar.

60
Sisi lain yang tidak boleh dikesampingkan adalah peranan guru, guru
PAI sebagai fasilitator serta instruktur sangatlah vital, guru harus mampu
memotivasi serta mengembangkan potensi siswa ke arah yang positif. Dimana
dalam pembelajaran PAIKEM peran guru akan sangat penting untuk
menghilangkan kelemahan dalam pembelajaran PAIKEM. Ketika dalam
berdiskusi mengalami kebuntuan maka disinilah peran guru untuk mampu
memberi penjelasan dan pemahaman karena walau bagaimanapun siswa
masih dalam tahap belajar dimana masih membutuhkan penyerapan informasi
serta faktor keterbatasan pengetahuan dibandingkan dengan guru.

B. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Strategi


PAIKEM Model INDEX CARD MATCH Dan CARD SORT Dalam
Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Di SMPN 36 Semarang.
Keberlangsungan pelaksanaan strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI
di SMPN 36 Semarang penulis amati dalam upaya untuk lebih baik lagi. Jika
dilihat dari hasil yang telah dicapai selama ini, maka dapat dikatakan bahwa
penerapan strategi PAIKEM sudah cukup baik dan sesuai dengan standard unsur
Active learning. Namun dalam pengamatan penulis ada beberapa faktor
penunjang keberhasilan strategi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SMPN 36
Semarang diantaranya adalah:
1. Guru
Guru merupakan salah satu hal yang menunjang keberhasilan dalam
penerapan strategi pembelajaran PAIKEM di SMPN 36 Semarang.
Profesionalitas guru ini terwujud dalam persiapan (baik berupa pemilihan
materi, pengolahan dan pembentukan kelompok) yang guru lakukan untuk
menerapkan metode-metode Active learning. Tanpa adanya persiapan yang
sungguh-sungguh atau dengan kata lain metode-metode tersebut dilaksanakan
secara asal-asalan, tentunya tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.

61
Hal lain yang mendukung dari sisi guru adalah kreatifitas guru dalam
mengembangkan materi secara mandiri ataupun mengadopsi dari rekan-rekan
lainnya yang telah lebih dulu memiliki kreatifitas dalam mencoba menerapkan
metode pembelajaran tertentu kemudian dimodifikasi dan dikembangkan lebih
jauh. Hal ini diketahui penulis dari bapak Sabngatun, S.Pd selaku guru PAI
sekarang, bahwa strategi PAIKEM yang diterapkan merupakan hasil adopsi
dari guru mata pelajaran PAI terdahulu yang di lakukan oleh bapak Ahsan,
S.Ag yang kemudian diikuti dengan diskusi yang matang untuk menetapkan
apakah metode tersebut cocok diterapkan dalam mata pelajaran PAI sehingga
mampu membangkitkan kecerdasan dan potensi siswa.
2. Siswa
Antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran PAIKEM. Hal ini terlihat dari
aktifitas bertanya dari peserta didik. Peserta didik merasa dilibatkan dalam
proses pembelajaran dan juga metode ini mengandung unsur permainan
sehingga peserta didik tertarik untuk mengikutinya.
3. Pimpinan sekolah
Empati pimpinan sekolah terhadap pelaksanaan program menjadi
penyemangat para pengajar. Bahkan tidak jarang pimpinan sekolah turun
tangan sendiri untuk menjelaskan program-program pengajaran secara
langsung.
4. Orang tua siswa
Sebaik apapun pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak akan
mendapatkan hasil yang baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari
orang tua. Dukungan dari keluarga memberikan motivasi tersendiri bagi siswa
karena peran orang tua sebagi pondasi dan kontrol utama dalam pembentukan
pribadi siswa.
Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan strategi PAIKEM dalam
pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang antara lain:

62
1. Kurang fahamnya peserta didik tentang skenario pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis PAIKEM. Walaupun sudah
diterangkan/dijelaskan tentang langkah-langkah pembelajarammya oleh
guru bersangkutan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa
dengan penerapan berbagai model pembelajaran. Mereka sudah terbiasa
belajar dengan metode ceramah yang merupakan metode yang banyak
dipakai oleh pendidik
2. Peserta didik terlihat malu-malu dalam mengungkapkan gagasannya. Hal
ini menjadi kendala tersendiri dimana dalam proses pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran PAIKEM peserta didik dituntut untuk
aktif
3. Siswa mempunyai latar belakang berbeda-beda, seperti lingkungan sosial,
lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat
kecerdasan. Masing-masing berbeda pada setiap siswa. Makin tinggi
kemajemukan masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi yang
muncul di dalam kelas. Hal ini akan memicu tenaga dan pikiran yang
ekstra dari guru untuk menanganinya.
4. Guru terkadang juga kurang matang mempersiapkan perangkat-perangkat
pembelajaran yang sebenarnya tidak sedikit dan membutuhkan
ketelatenan.

63
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian yang tertuang dalam bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Bahwa strategi pembelajaran PAI yang diterapkan di SMP N 36 Semarang
diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling mempengaruhi yaitu
tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran serta guru
dan siswa itu sendiri. Komponen-komponen tersebut dirancang agar dalam
pelaksanaannya siswa lebih aktif dan partisipasif dalam pembelajaran. Untuk
itulah strategi yang dikembangkan adalah Active Learning. Karena Active
Learning merupakan strategi pembelajaran yang menekankan aktifitas peserta
didik dalam kelas yang mana peserta didik dituntut aktuf dalam belajar,
sehingga siswa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dan
memungkinkan berkembangnya daya aktif dan kreatif.
b. Problematika penerapan PAIKEM mata pelajaran PAI di SMPN 36 Semarang
berkisar pada guru kurang dapat memanfaatkan dan memproduksi media
pembelajaran, disamping itu juga guru kurang dapat mengelola , kurang
terampil dalam pengelolaan kelas dalam waktu pembelajaran, maka yang
harus dilakukan adalah meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan
kelas dan waktu agar proses pembelajaran bisa berjalan efektif dalam keadaan
apapun. Selain itu kepala sekolah harus medukung melalui kebijakan-
kebijakan yang mendorong guru untuk bisa membudayakan penerapan
strategi PAIKEM ini melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang terus menerus
dilakukan

64
B. Saran-saran
Mengingat pentingnya strategi PAIKEM yang merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan hasil belajar, mengembangkan potensi siswa, dan membuat
siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Dalam hal ini penulis
memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan permasalahan diatas.
1. Strategi pembelajaran PAI yang telah diterapkan di SMPN 36 Semarang agar
lebih dikembangkan dan ditingkatkan lagi dengan memperhatikan perbedaan
karakteristik siswa, sehingga terjadi kesesuain antara kemampuan yang
dimiliki dengan tujuan pembelajaran PAI yang akan dicapai siswa. Selain itu
pemilihan metode dan alat bantu (media pembelajaran) yang digunakan
menjadi penentu untuk memperjelas bahan pembelajaran yang dipelajari.
2. Perlu adanya peningkatan profesionalitas guru PAI melalui training strategi
PAIKEM agar pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru PAI
terus bertambah dan berkembang mengikuti majunya dunia pendidikan.
Sehingga dalam proses pembelajaran PAI guru mampu mengaktualisasikan
situasi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah dengan rahmat, taufiq dan hidayah Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan tugas penysusunan skripsi ini. Sholawat dan salam
tak lupa penulis sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah
diutus untuk menyampaikan risalah kebenaran kepada umat manusia.
Penulis sadar bahwa meskipun ada upaya untuk menyelesaikan secara
maksimal, namun dalam kenyataannya masih terdapat banyak kekurangan, Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis
demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Semoga penelitian ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin..

65
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Erwati, Prinsip Prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003.

Departemen Agama RI, Alqur an dan tterjemahnya, Semarang: PT Karya Toha


Putra.

Handayu, T., Memaknai Cerita Mengasah Jiwa, Solo: Era Infomedia, 2000.

Hasan, Fuad, dan Kontjoroningrat, Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, Di Dalam


Metode Penelitian Masyarakat, Red. Kontjoroningrat, Jakarta: Gramedia,
1997.

Ikhsan, Hamdani, A. Fuadu Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka


Setia, 1998.

Khotimah, Khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif


,Efektif, Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI Di SD Pasuruan
02 Mertoyudan Magelang” Skripsi ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Wali
Songo Semarang, 2007).

Mahmudah, Model Pembelajaran PAKEM Dalam Pengaruh Terhadap Hasil Belajar


Peserta Didik Di MI Donorejo Magelang” Skripsi, ( Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2005).

Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, cet. XIV,
2001.

Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasih, Cet.VIII,


1998.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2004.

Nur, Moh dan Primo Retno W, Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran,


Surabaya: IKIP Surabaya, 1998.

Poerwadarminto, W. J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,


1997.

66
Purwanti, Endang, dkk, Perkembangan Peserta Didik, Malang: UMM Press, 2002.

Rianawati, “Implementasi CTL Dalam PAI Di SD Alam Ar.ridha Bukit Kencana


Jaya Semarang,” Skripsi ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo
Semarang, 2004).

S.J, J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia


Sarana Indonesia,1999.

SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem (Pembelajaran


Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL
Media Group, 2008.

Semiawan, Conny, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta: PT Gramedia,


1992.

Shadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru Von Hoeve, tth.

Sudjana, Nana, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo,1989.

Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar Dan Teknik


Metodologi Pengajaran, Bandung: Tarsito, 1994.

Thoha, Chabib, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991.

Tim Penyusun Kamus Pusat Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Zuhairini, et. al, Metodik Pengajaran Agama Islam, Solo: Ramadhani, 1993.

Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:


PT.Refika Aditama, 2007)

Zuhairi, Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramadhani, 1993)

M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam Dan Umum), (Jakarta:


Bumi Aksara, 1993)

Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar , dalam Ismail (ed), PBM-


PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998)

67
John Halt, Belajar Sepanjang Masa, Bagaimana Anak-Anak Mulai Belajar
Membaca, Menulis, Menghitung Dan Mengamati Dunia Tanpa Di Ajari,
(Yogyakarta: Diglosa, 2004)

Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996)

http:// akhmadsudrajat. Wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Merupakan Suatu Pendekatan Baru,


(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bekerja Sama


Dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000),

UU RI no. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:


Cemerlang, 2003

Zuhairini, et. al., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Sir God Frey Thomson, A Modern Philosophy of Education, (London: 1957

Muhammad Munir Mursyi, Attarbiyyatul Al-Islamiyyah, (Cairo: Alimul


Khutub, 1977

Fatah Syukur NC., TeknologiPendidikan, (Semarang: Rasail, 2005

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Cet. 3


Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset, 2001),

Syafruddin Nurdin, M. Basyiruddin Usman M, Guru Profesional dan


Implementasi Kurikulum,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2001),

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,


1999),
UU. RI. N0. 20, tahun 2003

68
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi (Konsep dalam Kurikulum dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004)

PBM-PAI di Sekolah: eksistensi dan proses belajar PAI, (Yogyakarta:


Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1998),

PERMENDIKNAS 2006 TENTANG SI&SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006

Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos,
2001

Athiyah al-Abrasyi, Attarbiyyatul Islamiyyah wa Falasifatuha , Cet. Ke 3.


(Mesir: Isa Al-Baab Al-Halabi, 1395), cet. 3

Agus Supriyono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM,


(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009

Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Pustaka Insan Madani,


2008
Endang Soenarya, Pengantar Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan
Pendekatan Sistem, (Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa, 2000

Moh. Durori, Konsep Dan Penerapan Model Belajar Mandiri,


(Purwokerto:Mitra Mas, 2002

69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Afif Nurrohman


2. Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 02 Februari 1986
3. NIM : 3104195
4. Alamat Asal : Ds. Kalipucang Wetan RT. 07/01 Kec.Welahan
Kab. Jepara
5. Pendidikan Formal :
a. MI Miftahussibyan, Lulus Tahun 1998
b. MTs Hasyim Asy’ari, lulus tahun 2001
c. SMU Negeri 1 Welahan, Lulus tahun 2004
d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) angkatan 2004
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Semarang, 17 Juni 2010


Penulis

Afif Nurrohman
3104195

70
Contoh Skenario Strategi PAIKEM Model INDEX CARD MATCH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PAIKEM/CTL
Satuan Pendidikan : SMPN 36 Semarang
Mata pelajaran : PAI
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi Pokok : Hukum Nun Mati Dan Tanwin
Alokasi Waktu : 2x40

A. Standar Kompetensi
Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin
2. Membedakan hukum bacaan nun mati/tanwin
3. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam bacaan Alqur’an dengan
benar
C. Tujuan Pendidikan
Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin
2. Menjelaskan macam-macam hukum bacaan nun mati/tanwin
3. Mempraktekan hukum bacaan nun mati/tanwin dalam kehidupan sehari-hari
D. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
Kegiatan Awal:
Ø Salam pembuka, presensi, pengaturan kelas, 10 menit
berdo’a dan apersepsi

Kegiatan inti:
Ø Guru menjelaskan tentang sub materi yang akan

71
disampaikan antara lain:

• Pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin 40 menit


• Pengertian hukum bacaan nun mati/tanwin
• Macam-macam hukum bacaan nun
mati/tanwin
Ø Guru membagikan kartu yang berisikan sub
materi pelajaran yang berisi soal dan jawaban
Ø Guru mempersilahkan siswa untuk mencari
pasangannya
Ø Setelah mendapat rekan/kelompok yang sesuai
kemudian guru meminta untuk duduk berdekatan
Ø Guru mempersilahkan siswa untuk membacakan
soal yang diperoleh dengan suara yang keras
kepada teman-teman yang lainnya
Ø Guru mengapresiasikan pendapat siswa dan
mengklasifikasi
Kegiatan akhir
Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi 20 menit
pembahasan yang belum dimenerti. Guru
menyyimpulkan materi yang baru dipelajari
Evaluasi dan tindak lanjut dengan memberi tugas 10 menit
rumah

E. Media/Alat/Bahan/Sumber
- LKS kelas VII
- Kertas kwarto
F. Penilaian Otentik
- Partisipasi aktif dalam pembelajaran

72
Contoh Skenario Strategi PAIKEM Model CARD SORT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BERBASIS PAIKEM
Satuan Pendidikan : SMPN 36 Semarang
Mata pelajaran : PAI
Kelas/Semester : VII/Genap
Materi Pokok : Iman kepada malaikat Allah
Alokasi Waktu : 2x40
A. Standar Kompetensi
Iman kepada malaikat Allah SWT
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat Allah
2. Menjelaskan sifat-sifat malaikat
3. Menjelaskan nama-nama malaikat Allah
4. Menjelaskan tugas-tugas malaikat
Tujuan Pendidikan
Setelah memahami pokok pembahasan ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian iman kepada malaikat Allah
2. Menjelaskan sifat-sifat malaikat
3. Menjelaskan nama-nama malaikat
4. Menjelaskan tugas-tugas malaikat
C. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
Kegiatan Awal:
Salam pembuka, presensi, pengaturan kelas, 10 menit
berdo’a dan apersepsi

Kegiatan inti:
Ø Guru menjelaskan tentang sub materi

73
yang akan disampaikan antara lain:

• Pengertian iman kepada malaikat 40 menit


• Nama-nama malaikat
• Sifat-sifat malaikat
• Tugas-tugas malaikat
Ø Guru membagikan kartu yang berisikan
sub materi pelajaran
Ø Mempersilahkan siswa untuk mencari
rekan-rekannya yang membawa
kartu/istilah yang sesuai
Ø Setelah mendapat rekan/kelompok
yang sesuai kemudian di diskusikan,
diurutkan dan ditempel di depan sesuai
urutannya
Ø Guru mempersilahkan siswa untuk
menerangkan urutan kartu yang
ditempel oleh masing-masing
kelompok
Ø Guru mengapresiasikan pendapat siswa
dan mengklasifikasi
Kegiatan akhir
Siswa diberi kesempatan bertanya tentang 20 menit
materi pembahasan yang belum dimenerti.
Guru menyyimpulkan materi yang baru
dipelajari
Evaluasi dan tindak lanjut dengan memberi 10 menit
tugas rumah

D. Media/Alat/Bahan/Sumber
- Alat-alat bersuci
- LKS kelas VII
- Kertas kwarto
- Lakban untuk menempel
E. Penilaian Otentik
- Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok
- Presentasi dan kinerja individu

74
Nama sekolah : SMP N 36 Semarang
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VII / Genap tahun ajaran 2009-2010
Standar Kompetensi : Menerapkan hukum nun mati/ tanwin
Alokasi waktu : 2x40 menit

Kompetensi Materi Kegiatan belajar Indikator Strategi Penilaian Alokasi Sumber/ alat
Dasar pokok pembelajaran waktu
-Menjelaskan -Hukum -siswa membaca, -menjelaskan -Index card Tugas tes 1x40 menit -LKS dan buku
tentang hukum bacaan menerapkan, hukum nun match Dan paket PAI
nun mati/ tanwin nun mati menganalisa mati dan (mencari praktek
-membedakan dan tentang hukum tanwin pasangan membaca
hukum bacaan nun tanwin nun mati kartu) yang ayat Al- -Kartu index yang
mati/ tanwin - siswa mencari terdiri dari Quran berisi soal dan
-menerapkan tahu pengertian soal dan terkait jawaban
hukum nun bacaan nun mati jawaban hukum 1x40 menit
mati/tanwin dalam dan tanwin nun mati -Doubel tip
bacaan surat-surat -siswa berlatih tanwin
al-Quran dengan membaca ayat al- -Sumber buku
benar. Quran dengan bacaan tajwid
menggunakan
hukum nun mati

75
Nama sekolah : SMP N 36 Semarang
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VII / Genap tahun ajaran 2009-2010
Standar Kompetensi : Iman kepada malaikat Allah SWT
Alokasi waktu : 2x40 menit

Kompetensi Materi Kegiatan belajar Indikator Strategi Penilaian Alokasi Sumber/ alat
Dasar pokok pembelajaran waktu

-Menjelaskan tentang pengertian -siswa membaca, -menjelaskan - strategi Tugas tes 1x40 -LKS dan buku
pengertian iman iman menelaah dan pengertian card sort menit paket PAI
kepada malaikat Allah kepada menyimak dari iman kepada (menyortir
SWT malaikat berbagai sumber malaikat kartu)
-menerangkan tentang Allah dari pengertian -Kartu card sort
nama-nama malaikat iman kepada -menjelaskan yang berisi kartu
Allah SWT -nama- malaikat Allah nama-nama induk dan kartu
-Menjelaskan sifat- nama dan malaikat rincian
sifat malaikat tugas - menjelaskan 1x40
-menjelaskan tugas- malaikat sifat-sifat menit -Doubel tip
tugas malaikat malaikat
-menjelaskan -Sumber buku
tugas-tugas bacaan
malaikat

76
Tabel I
Jumlah Guru Berdasarkan Ijazah Tarakhir
Jumlah Guru
Jumlah Guru Berdasarkan Berdasarkan
Mata
No Ijazah terakhir Status
Pelajaran
Kepegawaian
D1 D2 D3 S1 S2 S3 PNS GTT
1 PAI 2 2
2 PPKn 3 3
3 B. Indonesia 5 5
4 B. Inggris 5 5
5 Matematika 1 6 6
6 IPA 1 4 4 1
7 IPS 1 4 4
8 Seni Budaya 3 3
9 Penjaskes 2 2
10 TIK 1 3 3 1
11 B. Jawa 2 2
12 BK 4 4

13 PA-Biologi 3 3

14 PA-Fisika 3 3
Tabel II
Rekapitulasi Data Siswa SMPN 36 Semarang
Tahun Ajaran 2009/2010
No Kelas L P Jumlah
1 VIIA 17 15 32
2 VIIB 17 14 31
3 VIIC 16 16 32
4 VIID 15 17 32
5 VIIE 16 16 32
6 VIIF 15 16 31
7 VIIG 15 16 31
8 VIIH 15 17 32
Jumlah 126 127 253
8 VIIIA 16 16 32
9 VIIIB 15 16 31
10 VIIIC 14 17 31
11 VIIID 16 16 32
12 VIIIE 16 15 31
13 VIIIF 16 15 31
14 VIIIG 16 15 31
15 VIIIH 16 16 32
Jumlah 125 126 251
16 IXA 16 16 32
17 IXB 15 17 32
18 IXC 15 16 31
19 IXD 16 16 32
20 IXE 16 16 32
21 IXF 15 17 32
22 IXG 16 15 31
23 IXH 15 16 31

ii
Jumlah 124 129 253
Jumlah Total 375 382 757
(Sumber: Dokumen SMPN 36 Semarang)

iii
Tabel III
Sarana dan prasarana SMPN 36 Semarang
Nama Ruang Jumlah Ukuran

Ruang Kepala Sekolah 1 ruang 75 m2


Ruang TU 1 ruang 45m2
Ruang Guru 2 ruang 90m2
Ruang BP/BK 1 ruang 42m2
Ruang Perpustakaan 1 ruang 48m2
Ruang Lab. Biologi 1 ruang 40m2
Ruang Lab. Fisika 1 ruang 40m2
Ruang Pertemuan 1 ruang 147m2
Ruang UKS 1 ruang 25m2
8Ruang OSIS 1 ruang 42m2
Musholla 1 ruang 76,5m2
Koperasi SMPN 36 1 ruang 25m2
Kamar Kecil Guru 2 ruang 12m2
Kamar Kecil Kep. Sek 1 ruang 6m2
Kamar Kecil Siswa 2 tempat 20m2
Ruang Kelas I 7 ruang 336m2
Ruang Kelas II 7 ruang 336m2
Ruang Kelas III 7 ruang 336m2
Ruang Ketrampilan 3 ruang 147m2
Ruang Kesenian 1 ruang 40m2
Ruang MGMP/PPL 1 ruang 36m2
Ruang Agama Non Islam 1 ruang 56m2
Ruang Kantin 2 ruang 46m2
Ruang Aula 1 ruang 150m2

iv

Anda mungkin juga menyukai