Anda di halaman 1dari 4

2018

RISALAH KEBIJAKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
PENYELENGGARAAN PROGRAM KURSUS
DAN PELATIHAN

Pesan Kunci Ringkasan

P
Efektivitas penyelenggaraan ada 2016, masyarakat Indonesia yang menganggur sebanyak
Program Kursus dan Pelatihan 7.024.172 orang (BPS, 2016). Jumlah tersebut dapat berdampak
dapat dilakukan dengan cara : pada melemahnya kondisi ekonomi, serta rendahnya tingkat
1. Koordinasi dan pembagian
anggaran sarana dan pendidikan. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya
prasarana antara Pemerintah kualitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satu upaya yang tepat
Pusat dan Pemerintah
untuk meningkatkan kualitas manusia yaitu dengan memberikan
Daerah
2. Pengimbasan manfaat keterampilan atau kecakapan hidup bagi kelompok masyarakat
program pendidikan vokasi miskin maupun yang belum memiliki pekerjaan. Untuk merespon
dalam PKK dan magang
3. Program PKW kebutuhan itu, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan berupaya
memberikan keterampilan bagi masyarakat melalui kursus dan
pelatihan. Guna meningkatkan efektivitas program tersebut, maka
perlu (1) koordinasi dan pembagian anggaran bantuan sarana dan
prasarana antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; (2)
pengimbasan manfaat program pendidikan vokasi dalam PKK dan
magang; dan (3) kerja sama permodalan dengan lembaga keuangan
dan penguatan manajemen kewirausahaan dan pemasaran produk.

Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan


Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat: Kompleks Kemdikbud, Gedung E, Lantai 19, Jl. Jenderal Sudirman-Senayan, Jakarta 10270 1 Risalah Kebijakan | 2018
Telp. 021-5736365, 5713827. Pos-el: puslitjakdikbud@kemdikbud.go.id.
Program Kursus dan Pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja; apakah peserta didik dapat mengembangkan po-
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan telah
tensi berwirausaha dan apakah instruktur/tutor sudah
berupaya meningkatkan keterampilan masyarakat
memiliki standar kompetensi yang ditetapkan pada se-
melalui kursus dan pelatihan. Program itu meliputi
tiap program yang diselenggarakan di lembaga kursus
bantuan sarana prasarana, Pendidikan Kecakapan
dan pelatihan.
Kerja (PKK), Pendidikan Kecakapan Wirausaha
(PKW), dan magang. Program tersebut ditujukan
kepada peserta didik yang masih menganggur karena Efektivitas Program
belum memiliki keterampilan. Untuk mendapatkan pengakuan sebagai lulusan
Tujuan keempat program ini yaitu untuk memberikan kursus dan pelatihan dari Program PKK, PKW, dan
bekal keterampilan kerja, bekal pengetahuan, magang, setiap peserta didik harus mengikuti ujian
keterampilan, serta sikap berwirausaha sesuai dengan keterampilan di tingkat lokal yang diselenggarakan
kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat. oleh LKP dan uji keterampilan di tingkat nasional yang
Dengan demikian peserta didik dapat bekerja di diselenggarakan oleh LSK/LSP. Uji keterampilan itu
perusahaan atau menciptakan rintisan usaha baru meliputi ujian teori dan praktik sesuai dengan bidang
dengan dukungan LKP (Lembaga Kursus dan keterampilan yang diselenggarakan oleh LKP yang
Pelatihan), dunia usaha dan dunia industri (DUDI), bersangkutan.
dan mitra usaha. Hasil uji keterampilan di tingkat lokal dikatakan
Guna memahami permasalahan yang muncul dalam belum kompeten (BK)/tidak lulus (TL) jika nilai yang
implementasi program tersebut, maka perlu diketahui diperoleh ≤ 70. Bagi peserta didik yang mendapatkan
apakah peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan status BK/TL dapat mengikuti uji lokal kembali

Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan 2


sesuai dengan kegagalannya. Temuan di lapangan didik yang hampir semuanya berpendidikan rendah
menunjukkan bahwa nilai uji kompetensi pada peserta (lulusan SMP/SMA sederajat), dan masih mengang-
didik sampel hasilnya cukup memuaskan (nilai 71). gur (belum bekerja), untuk dapat memperoleh bekal
Artinya kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik keterampilan bekerja di perusahaan atau kerja secara
sudah mumpuni untuk bekerja maupun membuka mandiri (wirausaha) agar mendapatkan penghasilan.
usaha mandiri jika memiliki dana yang memadai Sedangkan dalam program bantuan sarana prasara
memberikan dampak bagi peserta didik agar dapat
Untuk uji kompetensi yang diselenggarakan oleh
bekerja sesuai dengan jenis keterampilan yang diikuti
LSK dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
dan bagi LKP bantuan tersebut menambah jumlah sa-
yang sudah ditentukan oleh LSK sesuai dengan jenis
rana praktik keterampilan yang diperlukan, sehingga
keterampilan yang diujikan. Setiap LSK membawahi
dapat memenuhi persyaratan pendirian LKP.
beberapa TUK sesuai dengan jenis keterampilan.
Namun, pada kenyataannya tidak semua peserta didik Dengan demikian, keempat program dari pemerintah
yang ikut kursus di LKP dapat mengikuti uji tersebut. dapat dikatakan cukup efektif karena hasil uji
Hal ini, disebabkan keterbatasan dana yang dimiliki kompetensi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
oleh para peserta didik, karena mereka berasal dari yaitu materi yang dipelajari dapat meningkatkan
keluarga ekonomi lemah. keterampilan untuk bekerja di perusahaan atau bekerja
mandiri untuk mendapatkan penghasilan.
Hasil temuan menunjukkan bahwa program PKK,
program PKW, dan magang bermanfaat bagi peserta

3 Risalah Kebijakan | 2018


Opsi Kebijakan
Pertama, perlu adanya koordinasi dan pembagian anggaran sarana dan prasarana antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Kelebihan dari opsi ini, yaitu adanya sharing dana bantuan sarana antara pusat dan daerah
sehingga LKP dapat membeli sarana sesuai dengan yang dibutuhkan di DUDI. Sedangkan kelemahannya yaitu
kemampuan keuangan daerah yang berbeda-beda, sehingga membuat kebijakan anggaran yang ditetapkan oleh
daerah juga berbeda-beda.

Kedua, pengimbasan manfaat program pendidikan vokasi dalam PKK dan magang. Kelebihan opsi ini ada-
lah dapat memperluas kebermanfaatan program PKK dan magang bagi sasaran program tersebut. Sedangkan,
kelemahannya adalah belum adanya komitmen antara pengelola dan peserta didik untuk mengimbaskan ket-
erampilan yang dimiliki peserta didik kepada sasaran yang belum dapat mengakses bantuan program tersebut.

Ketiga, bagi program PKW terdapat dua opsi yaitu: 1) kerja sama permodalan dengan lembaga keuangan.
Kelebihan opsi ini dapat memperoleh akses dan mempermudah penambahan modal usaha bagi peserta didik.
Kelemahannya perlu adanya jaminan pengembalian modal kepada lembaga keuangan; 2) Penguatan manajemen
kewirausahaan dan pemasaran produk, dengan kelebihannya lulusan LKP lebih memahami pengelolaan
pemasaran dan usaha mandiri, sedangkan kelemahannya yaitu masih kurangnya pembekalan materi pemasaran
dan kewirausahaan serta ketersediaan instruktur yang kompeten pada bidang tersebut.

Policy Brief ini merupakan hasil dari penelitian/ kajian yang dilakukan oleh Tim Peneliti:
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017
untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
Dra. JM Tedjawati (Ketua)
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Drs. Agus Amin Sulistiono, M.Pd (Anggota)
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dra. Lucia Hermien Winingsih, M.A., Ph.D (Anggota)
Kompleks Kemdikbud, Gedung E, Lantai 19 Yufridawati, M.Si (Anggota)
Jl. Jenderal Sudirman-Senayan, Jakarta 10270
Lisna Sulinar Sari, S.Kom (Anggota)
Telp. 021-5736365,
Pusat Penelitian 5713827.
Kebijakan Pendidikan danPos-el: 4
puslitjakdikbud@kemdikbud.go.id.
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai