Anda di halaman 1dari 22

PEMBELAJARAN KURSUS MENJAHIT DI LEMBAGA

KURSUS DAN PELATIHAN GASSEBO


KABUPATEN KENDAL
Sri Wahyuni, Joko Sutarto
Universitas Sriwijaya
Sriiiwahyunii@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis pembelajaran kursus


menjahit serta faktor pendorong dan penghambat dalam pembelajaran kursus menjahit di LKP
Gassebo Kendal. Desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Wujud data
tentang subjek penelitian, yaitu 1 pengelola, 1 instruktur menjahit, dan 4 peserta didik kursus
menjahit. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan
data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data melalui reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan bahwa proses
pembelajaran ada tiga tahap, yaitu perencanaan yang sudah sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, pelaksanaan berpedoman pada tujuan dan materi belajar dengan metode teori dan
praktik, evaluasi dilaksanakan ketika pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran kursus
menjahit. Faktor pendorong dalam pembelajaran, yaitu kemauan belajar peserta didik, instruktur,
sarana dan prasarana serta biaya. Faktor penghambat dalam pembelajaran, yaitu keberagaman dan
keterlambatan peserta didik serta tempat praktik yang kurang luas.

Kata Kunci: Pembelajaran, Kursus Menjahit, LKP Gassebo Kendal

Abstract: This study aims to describe and analyze the process, supporting and inhibiting factors of
sewing courses learning at LKP Gassebo Kendal. Design of qualitative research with case study
research type. Form of data about the research subject, are 1 manager, 1 sewing instructor, and 4
students sewing course. Techniques of collecting data through interviews, observation, and
documentation. The validity of data using source and technique triangulation. Data analysis
techniques through data reduction, data presentation, and verification / drawing conclusions. The
result of the research shows that the learning process there are three stages, are the plan that has
been in accordance with predetermined standards, the implementation is guided by the goals and
materials learning with theory and practice method, the evaluation done ongoing and the end of the
sewing course learning. The supporting factors in learning, are the learn willingness of students,
instructor’s competence, facilities and infrastructure also costs. Inhibiting factors in learning, are
the diversity and delays of students also less extensive practice room.

Keywords: Learning, Sewing Course, LKP Gassebo Kendal

23
PENDAHULUAN persekolahan yang dalam tindakan
operasionalnya memiliki legalitas
Pendidikan merupakan suatu dan formalitas serta beberapa
keharusan bagi manusia karena persyaratan yang harus dipenuhi
dengan pendidikan manusia dapat (Sutarto, 2007: 8). Undang-Undang
menambah pengetahuan, Nomor 20 Tahun 2003 tentang
mengembangkan keterampilan serta Sistem Pendidikan Nasional
dapat menghadapi tantangan di masa menyatakan bahwa pendidikan
yang akan datang. Tujuan pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
nasional yaitu mengembangkan warga masyarakat yang memerlukan
potensi peserta didik agar menjadi layanan pendidikan yang berfungsi
manusia yang beriman dan bertaqwa sebagai pengganti, penambah,
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan/atau pelengkap pendidikan
berakhlak mulia, berilmu, sehat, formal dalam rangka mendukung
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi pendidikan sepanjang hayat.
warga negara yang demokratis dan Satuan pendidikan nonformal
bertanggung jawab. Untuk terdiri dari lembaga kursus, lembaga
mewujudkan tercapainya tujuan pelatihan, kelompok belajar, pusat
pendidikan nasional, maka kegiatan kegiatan belajar masyarakat, dan
pendidikan dilaksanakan melalui tiga majelis taklim serta satuan
jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan lain yang sejenis. Salah
pendidikan nonformal dan satu upaya untuk meningkatkan
pendidikan informal. kualitas sumber daya manusia, yaitu
Sebagaimana yang dijelaskan melalui kursus maupun pelatihan.
oleh Sudjana (Sutarto, dkk 2017: 22) Salah satu bentuk satuan pendidikan
lingkungan pendidikan dalam nonformal, yaitu Lembaga Kursus
keluarga atau pendidikan informal dan Pelatihan (LKP). LKP Gassebo
merupakan kegiatan pendidikan yang merupakan Lembaga Kursus dan
berlangsung sepanjang hayat, dimana Pelatihan perseorangan yang berada
tiap-tiap orang memperoleh nilai, di Jalan Pramuka No. 120 Gentan
sikap keterampilan dan pengetahuan Kidul Telp (0294) 572747 Boja
yang berasal dari pengalaman hidup Kabupaten Kendal yang berdiri sejak
sehari-hari dan dari pengaruh- tanggal 9 Desember 2002. Program
pengaruh dan sumber-sumber yang diselenggarakan oleh LKP
pendidikan di dalam lingkungan
Gassebo, antara lain: kursus
hidupnya dari keluarga, tetangga, menjahit, kursus komputer, kursus
lingkungan permainan atau bahasa Inggris dan kursus setir
pekerjaan, pasar, perpustakaan, dan mobil.
media masa. Pendidikan formal Keunggulan dari LKP
merupakan sistem pendidikan yang Gassebo, yaitu memiliki instruktur
diselenggarakan oleh lembaga

24
yang telah berkompeten dibidangnya, dengan mengacu kepada Standar
mendapatkan izin dari Dinas Kompetensi Kerja Nasional
Pendidikan dan Tenaga Kerja dengan Indonesia (SKKNI) tata
No. 421.9/5228 421.9/5236 busana/menjahit pakaian yang
421.9/5335 563/1846 dan Nomor berlaku. Dengan begitu, lulusan LKP
Induk Lembaga Kursus (NILEK) No. Gassebo diharapkan memiliki daya
03113.4.1.0013./31/34/35/09. Selain saing yang tinggi untuk bisa
itu, LKP Gassebo telah terakreditasi memasuki pasar kerja nasional
“B” oleh Badan Akreditasi Nasional maupun internasional serta bisa
Pendidikan Nonformal (BAN-PNF). menjadi penjahit profesional.
Jalinan kerjasama dengan pihak lain Sebagaimana dinyatakan dalam
seperti pabrik garmen/tekstil di penelitian terdahahulu oleh Ningrum
wilayah Kendal dan Semarang. Tak (2015), lulusan lembaga kursus
hanya itu, LKP Gassebo berhasil Modes Aniq yang telah
mendapatkan bantuan dari menyelesaikan kursus serta lulus
pemerintah program Pendidikan ujian nasional akan langsung
Kecakapan Kerja (PKK) dan disalurkan ke perusahaan industri
Program Pendidikan Kecakapan garmen maupun tekstil yang
Wirausaha (PKW) dari Direktorat membutuhkan tenaga profesional.
Pembinaan Kursus dan Pelatihan Selain itu, ada lulusan yang
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak membuka usaha secara mandiri di
Usia Dini dan Pendidikan tempat tinggalnya.
Masyarakat, Kementerian Instruktur yang berkompeten
Pendidikan dan Kebudayaan pada memiliki tugas untuk membimbing
tahun 2016 dan 2017. Biaya kursus dan mengarahkan peserta didik
yang terjangkau, media pembelajaran selama proses pembelajaran
yang lengkap, interaksi antara berlangsung. Proses pembelajaran
instruktur dan peserta didik terbuka yang baik harus mencakup
serta output dari peserta didik yang perencanaan yang matang,
terarah juga menjadi keunggulan dari pelaksanaan yang sesuai dengan
LKP Gassebo. tujuan dan evaluasi yang menyeluruh
Gassebo sebagai lembaga agar mengetahui efektivitas proses
kursus dan pelatihan memberikan pembelajaran yang telah
solusi bagi para lulusan sekolah yang berlangsung. Penelitian Sucipto dan
tidak melanjutkan ke jenjang yang Sutarto (2015) menjelaskan bahwa
lebih tinggi, namun ingin meniti fungsi fasilitator dalam
karier bekerja di industri garmen dan pemberdayaan, yaitu untuk
tekstil atau memiliki usaha sendiri. memenuhi kebutuhan warga belajar.
Kursus menjahit sebagai program Penetapan tujuan pembelajaran harus
keterampilan menyusun materi mempertimbangkan kebutuhan

25
masyarakat, kesesuaian dengan Sumber data dalam penelitian
potensi masyarakat dalam ini ada dua, yaitu data utama yang
meningkatkan kualitas diperoleh dari hasil observasi dalam
penghidupannya, kebutuhan untuk perencanaan pembelajaran meliputi
mengatasi masalah yang penting dan sarana lingkungan dan sarana
mendesak untuk segera diatasi. pembelajaran serta alat jahit pokok
Rumusan masalah penelitian ini, dan penunjang. Terkait pelaksanaan
yaitu: 1) Bagaimana proses pembelajaran meliputi proses
pembelajaran kursus menjahit di kegiatan pembelajaran, respon
LKP Gassebo Kabupaten Kendal. 2) peserta didik, materi, metode, media,
Apa faktor pendorong dan jalinan komunikasi dan pemberian
penghambat dalam proses motivasi instruktur kepada peserta
pembelajaran kursus menjahit di didik. Terkait evaluasi pembelajaran
LKP Gassebo Kabupaten Kendal. meliputi model dan jenis evaluasi.
Wawancara yang dilakukan dalam
METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini untuk melengkapi data
Desain penelitian yang yang tidak bisa diungkap melalui
digunakan bersifat kualitatif. Hal ini teknik observasi. Peneliti
dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan beberapa pertanyaan
menjelaskan secara jelas dan rinci secara langsung kepada pengelola,
informasi atau data yang diperoleh instruktur, dan peserta didik kursus
dalam penelitiannya secara menjahit yang pada dasarnya tetap
mendalam mengenai proses mengacu pada fokus permasalahan
pembelajaran kursus menjahit yang mengenai proses pembelajaran
dimulai dari perencanaan, kursus yang meliputi perencanaan
pelaksanaan hingga evaluasi yang seperti tujuan pembelajaran,
terjadi di LKP Gassebo yang berada rekruitmen instruktur dan peserta,
di Jalan Pramuka No. 120 Gentan acuan bahan ajar, sarana
Kidul Telp (0294) 572747 Boja pembelajaran serta penilaian belajar.
Kabupaten Kendal serta faktor Pelaksanaan seperti susunan materi,
pendorong dan penghambat dalam metode dan media yang digunakan,
proses pembelajaran kursus menjahit. proses kegiatan dan jangka waktu
Jenis penelitiannya adalah studi pembelajaran, jalinan komunikasi
kasus yang menyelidiki suatu dan pemberian motivasi. Evaluasi
peristiwa dengan latar alamiah. seperti tujuan, jenis, model,
Wujud data berisi tentang subjek pelaksana dan waktu evaluasi serta
penelitian, diantaranya: satu faktor pendorong dan penghambat
pengelola LKP Gassebo, satu seperti peserta didik, instruktur,
instruktur kursus menjahit, dan sarana dan prasarana, biaya dan
empat peserta kursus menjahit. tempat praktik dalam proses

26
pembelajaran kursus menjahit yang mencakup: 1) Proses pembelajaran
diselenggarakan oleh LKP Gassebo. kursus menjahit yang meliputi
Data tambahan yang didapat dari perencanaan, pelaksanaan, dan
sumber bacaan dan dokumen resmi. evaluasi di LKP Gassebo. 2) Faktor
Teknik pengumpulan data pendorong dan penghambat
melalui wawancara, observasi dan pembelajaran kursus menjahit di
dokumentasi meliputi gambar dari LKP Gassebo adalah sebagai berikut:
kegiatan proses pembelajaran kursus Perencanaan pembelajaran
menjahit, catatan-catatan, berkas kursus menjahit dilakukan dengan
surat/arsip, visi-misi, sarana menentukan aspek-aspek yang ada,
prasarana, transkrip maupun karya- diantaranya yaitu: tujuan
karya yang telah berhasil diperoleh pembelajaran, instruktur, peserta
oleh LKP Gassebo Kabupaten kursus, bahan ajar, sarana
Kendal tentang program kursus pembelajaran, dan penilaian belajar.
menjahit. Instrumen yang digunakan Tujuan pembelajaran dalam
dalam penelitian ini, yaitu peneliti perencanaan pembelajaran
dan alat penunjang lainnya seperti merupakan hal yang mendasar yang
buku catatan, kamera, tape recorder, harus ditetapkan, dimaksudkan
pedoman observasi dan pedoman sebagai panduan dalam menyusun
wawancara. Keabsahan data dalam dan melaksanakan serta bahan
penelitian menggunakan triangulasi evaluasi kegiatan pembelajaran
sumber dan teknik. Triangulasi sehingga kegiatan pembelajaran
sumber dilakukan dengan dapat mencapai tujuan secara optimal
membandingkan keterangan dari dengan menggunakan cara-cara dan
subjek penelitian yang berbeda sumber secara efektif serta efisien.
sedangkan triangulasi teknik, data Tujuan pembelajaran kursus
yang diperoleh dari hasil observasi, menjahit di LKP Gassebo, yaitu
wawancara dan dokumentasi akan untuk membekali seseorang dengan
diteliti kembali Teknik analisis data pengetahuan dan keterampilan
yang digunakan melalui reduksi data, menjahit sehingga membantu untuk
penyajian data dan verifikasi atau memasuki dunia kerja.
penarikan kesimpulan. Instruktur merupakan orang
yang bertugas mengajarkan sesuatu
HASIL PENELITIAN DAN dan sekaligus memberikan latihan
PEMBAHASAN dan bimbingan kepada peserta didik.
Instruktur menentukan perubahan
Berdasarkan penelitian yang dan pengembangan pengetahuan
telah dilakukan terkait pembelajaran serta keterampilan pada peserta didik
kursus menjahit di LKP Gassebo dalam kegiatan pembelajaran.
Kabupaten Kendal, didapatkan hasil Berkaitan dengan tugas dan perannya
penelitian bahwa pembelajaran yang

27
dalam mewujudkan perubahan dan ajar dalam pembelajaran kursus
pengembangan tersebut terhadap menjahit merupakan salah satu
peserta didik, maka kompetensi sumber belajar bagi peserta didik.
seorang instruktur hendaknya Bahan ajar berisi kumpulan
mampu memberikan dampak yang atau rangkaian materi-materi belajar
positif seperti semangat belajar yang akan dibelajarkan kepada
peserta didik yang meningkat peserta didik kursus menjahit.
sehingga berusaha untuk memahami Perubahan peserta didik yang
materi yang diajarkan dan menyangkut aspek kognitif, afektif,
mempraktikkan materi yang telah dan psikomotorik dapat terwujud
dipelajari. Apabila peserta didik apabila dalam bahan ajar
merasakan dampak positif selama pembelajaran yang disusun oleh
mengikuti pembelajaran, dapat instruktur mudah dipahami peserta
dikatakan bahwa instruktur memiliki didik. Acuan bahan ajar yang
kompetensi yang mumpuni serta digunakan dalam kursus menjahit
berhasil melakukan perubahan dan adalah mengacu pada Standar
pengembangan terhadap pengetahuan Kurikulum Kerja Nasional Indonesia
dan keterampilan peserta didik. (SKKNI) yang kemudian
Instruktur kursus menjahit telah dikembangkan sesuai dengan
berkompeten dibuktikan dengan kebutuhan dari peserta didik.
adanya sertifikat telah lulus uji Sarana dan prasarana merupakan
kompetensi. Instruktur menjahit juga komponen penting yang menentukan
harus memiliki sikap jujur, sabar, kelancaran pembelajaran kursus
dan telaten sehingga mamp menjahit. Prasarana yang ada di LKP
melaksanakan tugasnya dengan Gassebo, yaitu: gedung, ruang
tanggung jawab. administrasi, ruang praktik, ruang
Peserta didik merupakan pimpinan, mushola, kamar mandi
salah satu komponen dari dan tempat parkir. Sarana yang
pembelajaran. Pihak yang menjadi digunakan dalam pelaksanaan kursus
fokus dari desain pembelajaran, yaitu menjahit, yaitu: mesin jahit manual
peserta didik itu sendiri (pebelajar). dan high speed, papan tulis, meja,
Cara merekrut peserta didik yang kursi dan alat penunjang jahit lain
diterapkan oleh LKP Gassebo, yaitu seperti gunting, benang, pensil dan
melalui media elektronik, media lain-lain.
cetak serta getok tular (dari mulut ke Penilaian hasil belajar
mulut). Syarat untuk mendaftar dilakukan oleh instruktur menjahit,
kursus menjahit adalah memenuhi aspek yang dinilai adalah
administrasi dengan mengumpulkan pemahaman materi dan praktik
fotocopy KTP, KK, pas foto serta menjahit dari peserta didik. Penilaian
membayar biaya pendaftaran. Bahan belajar adalah tentang pengukuran

28
kemampuan atau kompetensi yang Pelaksanaan kursus menjahit
telah dikuasai. Penilaian dilakukan dapat berjalan dengan lancar bila
agar instruktur mengetahui kelebihan pemilihan metode pembelajaran
dan kekurangan dari setiap individu mampu menciptakan suasana belajar
yang mengikuti kursus menjahit. yang menyenangkan sehingga
Pelaksanaan pembelajaran menumbuhkan sikap aktif, kreatif,
merupakan langkah lanjutan setelah dan semangat belajar peserta didik.
merencanakan segala sesuatu di Oleh karena itu, instruktur harus
dalam perencanaan pembelajaran. memilih dan menerapkan metode
Aspek-aspek pelaksanaan yang sesuai dengan peserta didik
pembelajaran kursus menjahit yang agar peserta didik dapat memahami
dilakukan oleh instuktur, materi yang telah dipelajari.
diantaranya: materi ajar, metode, Instruktur yang telah berpengalaman
media, proses pembelajaran, waktu dan berkompeten dalam bidang
pembelajaran, komunikasi, dan menjahit dalam pelaksanaan
motivasi. Pemberian materi-materi pembelajaran kursus menjahit harus
menjahit kepada peserta didik oleh memperhatikan peserta didik yang
instruktur hendaknya sesuai dengan beragam karena perbedaan usia,
kebutuhan belajar dan tujuan dari pendidikan, serta sosial-ekonomi.
diadakannya kursus menjahit. Materi Dengan begitu, pemilihan metode
belajar menjadi inti dalam dalam pembelajaran harus yang
pembelajaran, hal ini dikarenakan berprinsip andragogi atau
perubahan yang terjadi pada peserta pembelajaran yang melibatkan
didik akan bergantung dari materi peserta didik. Metode pembelajaran
yang diberikan oleh instruktur. dalam kursus menjahit menggunakan
Materi pembelajaran yang berada di metode teori dan praktik. Teori
buku modul/buku ajar lainnya harus diberikan sebelum praktik menjahit
menggunakan bahasa yang umum dilaksanakan atau ketika proses
sehingga mudah untuk dimengerti pelaksanaan praktik menjahit
dan dipahami serta isi dari materi berlangsung.
tersebut relevan dengan kebutuhan Proses pemberian materi pada
peserta didik. Materi yang diajarkan pelaksanaan pembelajaran akan
oleh instruktur kepada peserta didik mudah dimengerti dan dipahami oleh
diantaranya cara mengukur, peserta didik apabila media yang
membuat pola, memotong bahan digunakan oleh instruktur sesuai
serta teknik menjahit yang benar. dengan kebutuhan. Media atau alat
Selain itu, peserta didik juga penyampaian materi dapat
diajarkan cara menjalankan mesin menunjang proses pelaksanaan
dan cara menjahit lurus, segitiga, pembelajaran jika disiapkan dan
lingkaran hingga membuat saku. dirancang dengan matang. Media

29
atau alat yang digunakan dalam tujuan dari program kursus menjahit.
proses pemberian materi oleh Jangka waktu pembelajaran yang
instruktur dapat berupa: papan tulis, ditetapkan oleh LKP akan
spidol untuk menjabarkan materi dan menciptakan dampak positif apabila
mesin jahit untuk mempraktikkan penetapan waktu pembelajaran
materi yang telah dijabarkan. Media tersebut sesuai dengan standar yang
pembelajaran yang digunakan berlaku. Kegiatan pembelajaran
instruktur dalam proses belajar kursus menjahit dilakukan tiga kali
menggunakan papan tulis ketika dalam seminggu dengan waktu dua
menjabarkan materi dan peserta didik jam setiap pertemuan. Pembelajaran
menggunakan alat tulis serta mesin kursus berlangsung selama kurang
jahit ketika mempraktikkan materi lebih 3 bulan.
yang telah dipelajari. Komunikasi yang baik dalam
Kegiatan pembelajaran pada pembelajaran kursus menjahit
dasarnya dimaksudkan untuk merupakan salah satu kunci
mengimplementasikan komponen keberhasilan pembelajaran dalam
pembelajaran yang menyangkut mencapai tujuan. Tujuan
materi, metode serta media belajar. pembelajaran dapat tercapai apabila
Instruktur merupakan seseorang dalam proses komunikasi terdapat
bertugas untuk membimbing dan timbal balik, yaitu komunikasi antar
mengembangkan aspek kognitif, instruktur dengan peserta didik
afektif, serta psikomotorik peserta terjalin dengan baik. Terjalinnya
didik. Maka dari itu, instruktur komunikasi antara instruktur dengan
hendaknya merancang komponen peserta didik penting dilakukan
pembelajaran dengan efektif dan untuk memperlancar materi yang
efisien sehingga tujuan pembelajaran disampaikan kepada peserta didik.
dapat tercapai. kegiatan Ketika proses pembelajaran
pembelajaran didahului dengan teori berlangsung, instruktur dan peserta
mengenai cara mengukur, didik menjalin komunikasi yang
memotong, serta membuat pola. santai dan akrab. Keaktifan dan
Peserta didik awalnya harus semangat belajar peserta didik dalam
memahami rumus sehingga ketika pelaksanaan pembelajaran kursus
melakukan pecah model akan lebih menjahit bisa timbul karena adanya
mudah. Ketika materi telah selesai dorongan atau motivasi dari peserta
diberikan, maka peserta didik akan didik itu sendiri maupun instruktur
diajarkan untuk mengenal mesin, yang memberikan motivasi kepada
cara memasang benang dan praktik peserta didik. Keberhasilan
menjahit. Alokasi waktu pembelajaran dapat tercapai apabila
pembelajaran menjadi unsur penting instruktur selalu mengupayakan
dalam menentukan ketercapaian untuk membangun keaktifan dan

30
semangat belajar peserta didik. sumatif yang dilakukan di akhir dari
Instruktur dalam setiap pertemuan pembelajaran. Beberapa model
selalu memberikan dorongan atau evaluasi yang dapat digunakan untuk
motivasi untuk membangkitkan mengukur dan menganalisis tujuan
semangat belajar peserta didik dari program pembelajaran dengan
sehingga peserta didik tidak mudah keluaran/output dari program
menyerah dengan kesulitan yang pembelajaran. Pemilihan model
dihadapi selama kursus menjahit. evaluasi yang tepat dapat
Tahap evaluasi merupakan menghasilkan data-data yang objektif
proses yang berfungsi untuk terhadap evaluasi yang dilakukan.
mengetahui dan mengukur hasil dari Demikian pula, evaluasi yang
pembelajaran yang telah dilaksanakan secara sistematis
dilaksanakan. Terkait evaluasi diharapkan mampu menghasilkan
pembelajaran kursus menjahit data-data yang rinci. Model evaluasi
dilakukan dengan memperhatikan pembelajaran kursus menjahit yang
aspek yang terdiri dari: tujuan dilakukan oleh instruktur adalah pada
evaluasi, jenis evaluasi, model awal pertemuan untuk memberikan
evaluasi, pelaksana evaluasi, dan arahan kepada peserta didik dan
waktu evalusi. Pencapaian hasil ketika pembelajaran kursus
belajar akan diketahui dan diukur berlangsung yang bertujuan untuk
apabila dilakukan evaluasi terhadap mengetahui kemampuan peserta
program yang dilakukan. Evaluasi didik dalam memahami materi yang
diperlukan dalam proses telah diberikan.
pembelajaran karena hasil dari Pelaksana evaluasi atau
evaluasi tersebut menggambarkan evaluator merupakan orang yang
tingkat keberhasilan dari suatu menilai, memeriksa, dan mengukur
program. Mengetahui hambatan dan ketercapaian tujuan dari kegiatan
dorongan dalam pembelajaran dapat pembelajaran. Evaluator mempunyai
dilakukan dengan evaluasi. Tujuan tugas untuk menghimpun,
dari diadakannya evaluasi adalah mendiagnosis, menganalisis data
untuk mengetahui kemampuan sehingga mengetahui hambatan dan
peserta didik dalam memahami kekuatan atau dukungan dalam
materi dan mempraktikkan materi pembelajaran serta mengetahui
yang telah diajarkan. sejauhmana tujuan dapat tercapai dan
Jenis evaluasi yang mengamati hasil belajar dari peserta
dilaksanakan oleh instruktur dalam didik. Evaluasi pembelajaran
pembelajaran kursus menjahit adalah dilaksanakan oleh instruktur
evaluasi formatif yang dilaksanakan menjahit sendiri. Evaluasi program
di awal pembelajaran, saat dapat efektif bila dilakukan dengan
pembelajaran berjalan, dan evaluasi memperhatikan secara cermat dan

31
tepat segala unsur-unsur evaluasi memiliki latar belakang pendidikan,
salah satu unsur tersebut adalah usia, sosial ekonomi yang berbeda
pemilihan waktu evaluasi. Indikator serta keterlambatan peserta didik
waktu evaluasi pada dasarnya terbagi dalam mengikuti proses
pada pada awal perencanaan program pembelajaran. Tak hanya itu, tempat
pembelajaran, saat pembelajaran pembelajaran kursus menjahit kurang
berlangsung, dan akhir dari proses luas karena mesin yang terlalu
pembelajaran. Evaluasi dilakukan banyak di tempat prakik.
dari setiap pertemuan serta akhir
pertemuan dalam proses Peneliti telah memperoleh
pembelajaran kursus menjahit. hasil dari penelitian yang dilakukan,
Menjalankan suatu pembelajaran kursus menjahit terdiri
pembelajaran kursus tidak terlepas atas perencanaan, pelaksanaan, dan
dari beberapa faktor pendorong dan evaluasi serta peneliti menambahkan
penghambat yang mempengaruhi fokus penelitian lain, yaitu faktor
keberhasilan atau ketercapaian dari pendorong dan penghambat dalam
tujuan pembelajaran itu sendiri. Pada proses pelaksanaan pembelajaran.
pembelajaran kursus menjahit di Berdasarkan hasil penelitian terhadap
LKP Gassebo memiliki faktor pembelajaran kursus menjahit,
pendorong dan penghambat yang perencanaan dilakukan oleh
bersifat internal dan eksternal. Faktor pengelola dan instruktur untuk
internal mencakup dua aspek, yaitu mempersiapkan materi, media dan
fisik dan psikis dari dalam diri metode yang akan digunakan untuk
peserta didik. Sedangkan faktor memperlancarkan pelaksanaan
eksternal merupakan faktor yang pembelajaran kursus menjahit
berasal dari luar diri peserta didik sehingga tujuan yang telah
seperti lingkungan belajar. Faktor ditentukan dapat tercapai.
pendorong proses pembelajaran Perencanaan yang diterapkan
kursus menjahit, yaitu kemauan terhadap pembelajaran kursus
belajar dari peserta didik sehingga menjahit di LKP Gaasebo sesuai
mampu mendorong peserta didik dengan teori dari Kauffman
dalam memahami materi menjahit, sebagaimana yang dikutip oleh
kompetensi instruktur serta sarana Sutomo (2012: 12) yang menyatakan
dan prasarana yang memadai dan bahwa perencanaan adalah proses
biaya yang dibayarkan peserta didik. penentuan tujuan atau sasaran yang
Selain faktor pendorong dalam hendak dicapai dan menentukan jalan
pembelajaran menjahit, ditemukan serta sumber yang untuk mencapai
bahwa faktor yang menjahit tujuan itu seefektif dan seefisien
hambatan dalam pembelajaran mungkin.
diantaranya, yaitu peserta didik yang

32
Menurut Gerlach dan Ely ini sesuai dengan penelitian yang
dalam Sutarto, dkk (2017: 64-65) dilakukan oleh Sutarto, et al (2017)
menyatakan bahwa perumusan yang berjudul “Design of Training
tujuan di dalam kegiatan Based on Needs to Improve
pembelajaran adalah sangat penting Pedagogic Competence of The
karena beberapa alasan, yaitu: a) Tutors” bahwa desain pelatihan
memberikan arah kegiatan konseptual dikembangkan untuk
pembelajaran, b) untuk mengetahui memperbaiki kompetensi pedagogis
kemajuan belajar dan perlu ada tutor sehingga pelatihan yang
tidaknya pemberian pembelajaran diadakan sesuai dengan kebutuhan
pembinaan bagi partisipan (remidial masyarakat.
teaching), c) sebagai bahan Menurut Sutarto, dkk (2017:
komunikasi. Teori tersebut sejalan 62-63) peserta didik dalam sistem
dengan tujuan pembelajaran kursus pembelajaran merupakan komponen
menjahit, yaitu untuk membekali utama yang berperan sebagai subjek
seseorang dengan pengetahuan dan sekaligus objek. Sebagai subjek
keterampilan menjahit sehingga karena peserta didik adalah individu
membantu dalam memasuki dunia yang melakukan proses
kerja atau dunia usaha. Tujuan yang pembelajaran. Sebagai objek karena
telah ditetapkan memberikan arah kegiatan pembelajaran dihadapkan
kegiatan pembelajaran dan bisa dapat mencapai perubahan perilaku
mengetahui kemajuan belajar peserta pada diri peserta didik. Teori ini
didik dari setiap praktik yang memperkuat bahwa tanpa peserta
dilakukan. didik proses pembelajaran kursus
Tenaga pendidik yang menjahit tidak akan berjalan
profesional adalah tenaga yang sebagaimana yang diharapkan karena
memiliki kompetensi dengan peserta didik merupakan subjek yang
kemampuan yang dapat diandalkan, melakukan proses pembelajaran.
berdaya guna dan berhasil guna di Menurut Salma (Kustiono,
dalam melayani dan membantu 2013: 13-22) menyimpulkan bahwa
partisipan di dalam proses komponen dasar dalam perencanaan
pembelajaran. Hal tersebut sejalan proses kegiatan pembelajaran yang
dengan teori yang dikemukakan oleh perlu dirumuskan salah satunya
Rifa’i (2009: 32) mengenai prinsip adalah: bahan ajar. Bahan ajar atau
pembelajaran orang dewasa yang materi pembelajaran adalah materi
harus dipahami oleh pendidik yang harus dipelajari oleh warga
profesional, yaitu: belajar swa-arah, belajar dalam proses belajar. Bahan
belajar mengetahui cara-cara belajar, ajar dalam proses pembelajaran
belajar mengevaluasi diri, pentingnya kursus menjahit mengacu pada
perasaan, bebas dari ancaman. Hal kurikulum SKKNI, yaitu modul yang

33
berisi materi tentang cara mengukur, pembelajaran yang perlu dirumuskan
membuat pola dan memotong bahan. salah satunya adalah penilaian
Proses pembelajaran dilakukan belajar. Penilaian belajar adalah
sesuai dengan silabus dan RPP tentang pengukuran kemampuan atau
(Rencana Pelaksanaan kompetensi yang sudah dikuasai atau
Pembelajaraan). belum. Penilaian tidak hanya
Sumber belajar yang berkaitan dengan angka tertentu
dilibatkan dalam proses perencanaan sebagai hasil belajar yang
meliputi sumber belajar manusiawi menunjukkan prestasi pebelajar.
dan sumber non manusiawi. Sumber Sejalan dengan teori, hasil penelitian
manusiawi adalah pamong belajar, mengungkapkan bahwa penilaian
tutor, fasilitator, penyuluh lapangan, hasil belajar dilakukan oleh
pimpian lembaga, peserta didik dan instruktur menjahit, aspek yang
mereka yang terlibat didalamnya. dinilai adalah pemahaman materi dan
Sumber belajar non manusiawi, yaitu praktik menjahit yang dilakukan oleh
sarana dan prasarana, waktu, materi peserta didik. Penilaian dilakukan
ajar, biaya, lingkungan sosial budaya agar instruktur mengetahui dan
dan lingkungan alam (Abdulhak mengukur kemampuan dari setiap
dalam Sutarto, 2013: 30-31). Teori individu yang mengikuti kursus
tersebut sejalan dengan sumber menjahit
belajar manusia dan non manusia Pelaksanaan pembelajaran
dirancang untuk menunjang proses pada konsepnya terjadi proses
pembelajaran. Instruktur menjahit interaksi antara instruktur dengan
merupakan sumber belajar manusia peserta didik serta sumber daya yang
yang bertugas untuk mendidik terkandung didalamnya untuk
peserta didik yang mengikuti kursus mencapai tujuan pembelajaran.
menjahit. Sedangkan sumber belajar Menurut Ernawati dan Sungkowo
non manusia berupa sarana dan (2017) hasil penelitiannya
parasarana di LKP Gassebo yang mengungkapkan bahwa proses
digunakan untuk memudahkan pembelajaran adalah interaksi yang
peserta didik dalam proses dilakukan oleh pendidik dengan
pelaksanaan pembelajaran. Sarana warga belajar dengan materi (bahan)
yang dimiliki LKP Gassebo dan penyampaian yang ingin
digunakan oleh peserta didik, disampaikan kepada warga belajar
diantaranya yaitu: mesin jahit manual agar terjadi perubahan perilaku,
dan high speed, dan alat penunjang maupun kognitif. Menurut Rohani
lainnya seperti benang dan gunting. (Kustiono, 2013: 22) menjelaskan
Menurut Salma (Kustiono, bahwa pelaksanaan pembelajaran
2013: 22) menyimpulkan bahwa adalah proses realisasi dari
komponen dasar dalam perencanaan perencanaan untuk mencapai tujuan

34
pembelajaran yang telah memahami materi. Instruktur
direncanakan atau dengan kata lain menjahit juga menjalin komunikasi
pelaksanaan pembelajaran yang baik dengan peserta didik
selayaknya berpegang pada apa yang sehingga tercipta semangat belajar
tertuang dalam perencanaan. Sejalan dalam diri peserta didik selama
dengan itu, sebagaimana pembelajaran. Dengan begitu,
pembelajaran kursus menjahit diharapkan peserta didik akan lebih
dilaksanakan sebagai implementasi termotivasi untuk bisa
dari apa yang telah direncanakan. menyelesaikan kursus dan
Pelaksanaan pembelajaran kursus menerapkan keterampilan yang
menjahit mengacu pada yang dimiliki sehingga memudahkan
tertuang dalam perencanaan sehingga dalam memasuki dunia kerja atau
tujuan dari pembelajaran dapat dunia usaha. Penelitian yang
tercapai. dilakukan oleh Utsman (2016)
Berkaitan dengan mengungkapkan bahwa materi
pelaksanaan pembelajaran kursus belajar yang diberikan mengacu
menjahit di LKP Gassebo, indikator- kepada ketentuan yang telah
indikator yang dijadikan ukuran ditetapkan.
untuk menetapkan kinerja Menurut Sutarto (2013: 52)
pelaksanaan pembelajaran oleh salah indikator untuk menetapkan
instruktur menurut Sutarto (2013: 52- kinerja pelaksanaan pembelajaran
54), yaitu: materi pembelajaran, oleh instruktur, yaitu materi
metode pembelajaran, media pembelajaran: a) mampu
pembelajaran, penciptaan menampilkan penyampaian materi
komunikasi dalam pembelajaran, pembelajaran di kelas dan diskusi
pemberian motivasi dalam kelompok. b) mampu menciptakan
pembelajaran, pengembangan sikap situasi belajar interaktif dalam
positif, pengembangan keterbukaan. pembelajaran. c) mampu
Senada dengan teori tersebut, mengidentifikasi kesulitan belajar
instruktur dalam melaksanakan peserta didik. d) memberikan contoh
pembelajaran kursus menjahit penjelasan yang dapat
memberikan materi sesuai dengan mempermudah pemahaman peserta
kebutuhan peserta didik serta didik. e) memberikan tugas kepada
menggunakan media papan tulis peserta didik sebagai tindak lanjut
untuk menyampaikan materi dan proses pembelajaran berikutnya.
mesin jahit untuk mempraktikkan Sejalan dengan teori dan hasil
materi yang telah dipelajari. Selain penelitian sebelumnya, materi yang
itu, metode teori dan praktik yang diajarkan kepada peserta didik dalam
diterapkan oleh instruktur proses pembelajaran mengacu
memudahkan peserta didik dalam berdasarkan kurikulum SKKNI

35
(Standar Kompetensi Kerja Nasional pembelajaran agar peserta didik
Indonesia), kemudian dikembangkan memiliki pandangan terhadap
oleh instruktur sesuai dengan sesuatu yang akan mereka kerjakan.
kebutuhan peserta didik. Materi yang Setelah peserta didik mempelajari
diajarkan oleh instruktur kepada materi, maka langkah selanjutnya
peserta didik, diantaranya: cara adalah mempraktikkannya. Sejalan
mengukur, membuat pola, memotong dengan penelitian yang dilakukan
bahan sesuai dengan teknik menjahit. oleh Aningtiyas, dkk (2012) bahwa
Di samping itu, peserta didik pelaksanaan pembelajaran
mempelajari cara menjalankan mesin menggunakan metode praktik dan
dan cara menjahit lurus, segitiga, teori, dimana praktik dan teori
lingkaran hingga membuat saku. berlangsung secara bersamaan.
Salah satu indikator yang Menurut Kisworo (2017: 85)
dijadikan ukuran untuk menetapkan media pembelajaran adalah segala
kinerja pelaksanaan pembelajaran hal yang bisa dijadikan alat bantu
oleh instruktur, yaitu metode untuk menyampaikan pesan kepada
pembelajaran. Metode pembelajaran: peserta didik. Hal di atas sejalan
a) mampu menerapkan metode dengan pembelajaran kursus
pembelajaran sesuai dengan tujuan menjahit bahwa media belajar yang
dan peserta didik. b) mampu dipakai oleh instruktur digunakan
mendorong motivasi peserta didik untuk membantu penyampaian
untuk lebih aktif dalam situasi materi sehingga peserta didik lebih
mandiri dan belajar kelompok mudah memahami materi yang
(Sutarto, 2013: 52). Menurut diajarkan. Instruktur menjahit
Wulandari dan Ilyas (2015) hasil menggunakan media papan tulis
penelitian menjelaskan bahwa untuk menjabarkan materi yang
pelatihan otomotif BLKI Semarang disampaikan kepada peserta didik,
memilih metode pembelajaran kemudian menggunakan mesin jahit
disesuaikan yang dengan topik manual atau high speed untuk
bahasan. Metode yang digunakan melaksanakan praktik menjahit.
yaitu ceramah, demonstrasi/ latihan, Pelaksanaan pembelajaran kursus
dan tanya jawab. Senada dengan menjahit terkait jangka waktu
teori dan hasil penelitan di atas, pembelajaran dilaksanakan dua jam
untuk menunjang keberhasilan dan dimulai pukul 09.00 sampai dengan
kelancaran proses pembelajaran 11.00 WIB dalam setiap kali
kursus menjahit, maka instruktur pertemuan. Program kursus menjahit
mengkombinasikan beberapa tata busana dilaksanakan dalam
metode. Metode yang diterapkan kurun waktu 36 kali pertemuan
oleh instruktur yaitu teori dan sedangkan kursus garmen 20 kali
praktik. Teori diberikan di awal pertemuan. Dalam seminggu

36
pelaksanaan kursus menjahit peserta dengan ungkapan jangan
dilaksanakan selama 3 kali menyerah karena semua butuh
pertemuan, yaitu hari Kamis, Jumat, proses. Tidak perlu terburu-buru
dan Sabtu. dalam mengerjakan sesuatu, santai
Menurut Sutarto (2013: 54) saja. Hal itu, sejalan dengan teori
penciptaan komunikasi dalam dari Sutarto (2013: 54) tentang
pembelajaran dapat dilakukan oleh pemberian motivasi dalam
instruktur melalui indikator sebagai pembelajaran, yaitu: a) memberikan
berikut: a) berkomunikasi dengan dorongan motivasi kepada peserta
peserta didik. b) menampilkan didik. b) memberikan dorongan
kegairahan dalam pembelajaran. c) untuk saling bekerja sama melalui
mengelola interaksi perilaku dalam diskusi kelompok. Teori di atas
pembelajaran. Sejalan dengan teori, didukung oleh penelitian Sutarto
selama proses pembelajaran kursus (2016) berjudul Determinant Factors
menjahit yang dilaksanakan oleh of The Effectiveness Learning
instruktur diusahakan untuk selalu Process and Learning Output of
menjalin interaksi dan komunikasi Equivalent Education menyatakan:
dengan peserta didik. Hal ini “efektivitas pembelajaran diukur dari
dimaksudkan, supaya setiap materi perilaku tutor dalam perencanaan dan
yang diajarkan oleh instruktur dapat pelaksanaan pembelajaran dengan
dipahami oleh peserta didik secara cara melihat indikator penggunaan
keseluruhan. Jalinan komunikasi metode, bahan pembelajaran dan
yang baik antara instruktur dan media, komunikasi pendidik dengan
peserta didik dapat menciptakan pelajar, menunjukkan metode belajar
sikap keterbukaan dalam diri peserta yang sesuai dengan tujuan,
didik sehingga ketika ada materi mendorong dan mengarahkan
yang kurang dipahami oleh peserta keterlibatan peserta didik,
didik akan langsung ditanyakan mengembangkan sikap positif serta
kepada instruktur. Dengan begitu, menjadi pendidik yang bekerja
instrukur akan menjelaskan kembali setulus hati untuk peserta didik,
materi yang tidak dipahami sampai menampilkan kegiatan belajar, dan
peserta didik paham terhadap materi menilai proses belajar mengajar dan
yang diajarkan. mengawasi kegiatan peserta didik”.
Instruktur dalam setiap Hasil dari proses pelaksanaan
pertemuan pembelajaran kursus pembelajaran menjadi suatu hal yang
menjahit dengan peserta didik selalu penting untuk diketahui.
memberikan dorongan atau motivasi Dikarenakan hasil pembelajaran
untuk membangkitkan semangat dapat menggambarkan pencapaian
belajar peserta didik. Instruktur tujuan dari pembelajaran serta
seringkali memberi semangat kepada mengetahui sejauhmana tujuan

37
pembelajaran dapat dicapai. Menurut bidang menjahit. Evaluasi
Rifa’i (2007: 2), mengungkapkan pembelajaran kursus menjahit
bahwa evaluasi merupakan proses dilaksanakan ketika pembelajaran
pengumpulan dan analisis data atau berlangsung dan akhir dari
informasi untuk mengetahui tingkat pertemuan kursus menjahit
pencapaian tujuan atau nilai tambah dilaksanakan ujian teori dan praktik.
dari kegiatan pendidikan. Sutarto Hal tersebut, senada dengan teori
(2011) dalam penelitiannya dari Harjanto dalam Kustiono (2013:
menyatakan bahwa efektivitas proses 21-22) menjelaskan bahwa dalam
pembelajaran pendidikan kesetaraan evaluasi pembelajaran secara umum
paket B tidak hanya dipengaruhi oleh ada empat jenis evaluasi, yaitu:
faktor pengetahuan dan motivasi dari evaluasi placement, evaluasi
tutor, namun juga dipengaruhi oleh formatif, evaluasi sumatif, dan
iklim kerja. Teori dan hasil penelitian evaluasi diagnostik. Sesuai teori,
terdahulu tersebut sejalan dengan jenis evaluasi pembelajaran kursus
evaluasi proses pembelajaran kursus menjahit yang dilaksanakan oleh
menjahit, yaitu untuk mengetahui instruktur ada dua jenis, yaitu
kemampuan penyerapan materi dan evaluasi formatif dan evaluasi
cara mempraktikkan materi dari sumatif. Hal demikian dapat
peserta didik. Selain itu, mengetahui diketahui terhadap evaluasi
hambatan yang dihadapi dan pembelajaran yang dilakukan oleh
dukungan yang menunjang dalam intsruktur setiap kali proses
proses pembelajaran kursus menjahit. pembelajaran berlangsung. Evaluasi
Menurut Rifa’i (2007: 12) akhir dari pembelajaran kursus
evaluator dalam pembelajaran menjahit dilaksanakan melalui tes
dipegang oleh seorang instruktur, praktik.
maka untuk itu seorang instruktur Kaufman dan Thomas
seharusnya: bersikap ilmiah, membedakan model evaluasi
kompeten, jujur, objektif, faktual, menjadi delapan, (Arikunto dan
dan terbuka. Menurut Apriani dan Cepi, 2014: 40-48), yaitu: Goal
Tri (2015) hasil penelitian Oriented Evaluation Model, Goal
menjelaskan bahwa evaluasi dalam Free Evaluation Model, Formatif-
penyelenggaraan program bina Sumatif Evaluation Model,
keluarga remaja dilakukan oleh tutor Countenance Evaluation Model,
dan pengelola. Sejalan dengan teori, CSE-UCLA Evaluation Model, CIPP
evaluasi pembelajaran kursus Evaluation Model, Discrepancy
menjahit dilakukan oleh instruktur Model. Sejalan dengan teori, model
menjahit sendiri. Hal ini pembelajaran kursus menjahit yang
dikarenakan, instruktur merupakan dilakukan oleh instruktur adalah
orang yang berkompeten dalam model formatif-sumatif. Evaluasi

38
formatif diberikan kepada peserta menggunakan sarana belajar yang
didik dalam bentuk praktik pada ada untuk menunjang praktik
setiap pertemuan ketika proses menjahit. Instruktur yang
pembelajaran kursus menjahit, berkompeten dalam bidang menjahit
sedangkan evaluasi sumatif membantu peserta didik ketika
dilakukan di akhir pertemuan dalam mengalami kesulitan dalam
proses pembelajaran kursus menjahit pembelajaran kursus menjahit. Selain
untuk mengetahui kemampuan itu, biaya yang dibayarkan oleh
peserta didik mengenai materi serta peserta didik dapat mendukung
praktik dalam mengimplementasikan proses pembelajaran. Biaya tersebut
materi yang telah dipelajari. dapat digunakan untuk membeli
Pembelajaran kursus menjahit peralatan menjahit, pembayaran
tidak terlepas dari faktor pendorong listrik yang dipakai selama proses
dan penghambat yang mempengaruhi pembelajaran sehingga proses dapat
keberhasilan dari pencapaian tujuan berjalan lancar.
pembelajaran. Supriyono dan Faktor penghambat dalam
Widodo dalam Kustiono (2013: 33- proses pembelajaran kursus menjahit,
37) menyatakan bahwa pencapaian yaitu peserta didik yang beragam dan
seorang individu yang merupakan memiliki latar belakang berbeda
hasil interaksi antara berbagai faktor mulai dari usia, pendidikan hingga
yang mempengaruhinya baik dari sosial-ekonomi. Peserta didik yang
dalam diri (internal) maupun dari datang terlambat menjadi hambatan
luar (eksternal) individu. Sejalan karena tujuan dalam pembelajaran
dengan teori, faktor pendukung dan tidak tercapai sesuai dengan harapan.
faktor penghambat dalam Selain itu, tempat pembelajaran
pembelajaran kursus menjahit dapat kursus menjahit kurang luas bagi
diidentifikasi menjadi 2 aspek, yaitu peserta didik dikarenakan banyaknya
faktor yang bersifat internal dan mesin dalam satu tempat.
faktor eksternal. Faktor internal
bersumber dari dalam diri individu, SIMPULAN DAN SARAN
sedangkan faktor eksternal
bersumber dari luar diri individu. Simpulan dalam penelitian ini
Faktor pendorong dalam adalah: Pembelajaran kursus
pembelajaran kursus menjahit, yaitu menjahit yang dilaksanakan berjalan
secara terstruktur dan sistematis,
kemauan belajar peserta didik
terdiri atas tahapan perencanaan
menjadi dorongan untuk memahami
pembelajaran, pelaksanaan
materi dan mempraktikkan materi
pembelajaran, serta evaluasi
yang telah dipelajari. Sarana
prasarana yang disediakan oleh LKP pembelajaran. Faktor pendorong
Gassebo sehingga peserta didik dapat proses pembelajaran kursus menjahit,
yaitu kemauan belajar dari peserta

39
didik, kompetensi instruktur, sarana Jepara Tahun 2015). Journal of
dan prasarana serta biaya. Faktor Non Formal Education and
penghambat dalam proses Community Emprowerment. 4.
(2): 79-86.
pembelajaran kursus menjahit adalah
peserta didik yang beragam mulai Aningtiyas, Enggar Sari, Fakhruddin
dari usia, pendidikan, dan sosial- dan Ilyas. 2012. Pengelolaan
ekonomi, keterlambatan peserta didik Kursus Musik (Studi Pada
dalam mengikuti proses Lembaga Kursus Musik 99 Jl.
pembelajaran serta tempat kursus Pattimura Raya Ungaran
yang kurang luas. Kabupaten Semarang). Journal
of Non Formal Education and
Saran yang dapat Community Empowerment. 1.
disampaikan: Pengelola diharapkan (1): 1-6.
melakukan evaluasi secara
Apriani, Fitri dan Tri Suminar. 2015.
berkesinambungan terhadap program Manajemen Penyelenggaraan
kursus menjahit. Instruktur dalam Program Bina Keluarga
proses pelaksanaan pembelajaran Remaja Melalui Kegiatan
diharapkan memiliki buku kendali Keterempilan Merajut Di RW
perkembangan peserta didik. Peserta 06 Kelurahan Bandarjo
didik diharapkan datang tepat waktu. Ungaran Barat. Journal of Non
Formal Education and
DAFTAR PUSTAKA Community Empowerment. 4.
(1): 1-6.
Afandi, Muhammad. 2009.
Perencanaan Pembelajaran Arikunto, Suharsimi dan Cepi
Pendidikan Dasar. Jurnal Safruddin Abdul Jabar. 2014.
Ilmiah Kependidikan. 1. (2): Evaluasi Program Pendidikan
147- 161. (Pedoman Teoretis Praktis
Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Al-Athari, Ahmad and Mohamed Pendidikan). Jakarta: Bumi
Zairi. 2002. Training Aksara.
evaluation: an empirical study
in Kuwait. Journal of Azhar. 2011. Model Pembelajaran
European Industrial Training. Kewirausahaan Pada PKBM
26. (5): 241-251. Binaan SKB Kabupaten
Temanggung. Jurnal
Amin, Sholikhul dan Joko Sutarto. Kependidikan. 41. (1). 11-22.
2015. Pelaksanaan
Pembelajaran Program Ciptasari, Dewi Ratna dan Utsman.
Pendidikan Kecakapan Hidup 2015. Manajemen Program
(Pelatihan Life Skill Computer Pendidikan Kesetaraan Kejar
di Pondok Pesantren Paket C “Harapan Bangsa” Di
Salafiyyah Roudlotul UPTD SKB Ungaran
Mubtadiin Balekambang Semarang. Journal of Non

40
Formal Education and Pembelajaran Kursus Menjahit
Community Emprowerment. 4. Di Pusat Kegiatan Belajar
(2): 115-120. Masyarakat (Pkbm) As-Salam
Kecamatan Salimpaung
Hadi, Sofyan dan Yoyon Suryono. Kabupaten Tanah Datar.
2014. Pengembangan Model SPEKTRUM PLS. 3. (1). 1-12.
Evaluasi Pendidikan
Kecakapan Hidup Pada Hurmaini, M. 2013. Evaluasi
Pendidikan Luar Sekolah. Program Pendidikan Luar
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Sekolah / Pelatihan Orang
Pendidikan. 18. (2). 261-274. Dewasa. Edu-Math. Vol. 4: 1-
12.
Davies, Anne. 2006. Management
Development Through Self Husein, Ahmad dan Joko Sutarto.
Managed Learning: The Case 2017. Pembelajaran Kursus
Of West Sussex County Menjahit Di Lembaga Kursus
Council. Development and Dan Pelatihan (LKP) Nissan
Learning in Organization. 20. Fortuna Kabupaten Kudus.
(4): 16-18. Eksistensi PLS (E-Plus)
UNTIRTA. 2. (1): 30-37.
Ekosiswoyo, Rasdi dan Joko Sutarto.
2015. Model Pembelajaran Kisworo, Bagus. 2017. Implementasi
Pendidikan Kesetaraan Media Pembelajaran Berbasis
Berbasis Keterampilan Prinsip-Prinsip Pendidikan
Vokasional. Journal Of Orang Dewasa Di PKBM
Nonformal Education. 1. (1): Indonesia Pusaka Ngaliyan
36-41. Semarang. Journal of
Nonformal Education. 3. (1):
Ernawati dan Sungkowo Edy 80-86.
Mulyono. 2017. Manajemen
Kustiono. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran Program Paket C
Implementasinya Dalam
di PKBM Bangkit Kota
Pembelajaran. Yogyakarta:
Semarang. Journal of
Deepublish.
Nonformal Education. 3.(1):
60-71. Lestari, Dwi Puji dan Tri Suminar.
2016. Pola Pembelajaran
Hidayat, Agi Syarif, et al. 2017. The Program Kecakapan Hidup
Training And Competence Menjahit Di BLK Kabupaten
Effect Of PT Batik Trusmi Pekalongan. Journal Of
Cirebon’Semployee Nonformal Education. 2. (2):
Performance. Journal of 121-127.
Applied Management (JAM).
15. (2): 346-354. Little, Bob. 2005. Compliance: a
convincing case for learning
Hidayat, Arif dan MHD Natsir. 2015. management systems.
Gambaran Pelaksanaan

41
Industrial and Commercial Putri, Ianrita Aprilia Pratama. 2014.
Training. 37. (3): 124-129. Studi Tentang Kemandirian
Warga Belajar Melalui Kursus
Meilya, Ika Rizqi, Fakhruddin dan Menjahit Di PKBM Ki Hajar
Rasdi Ekosiswoyo. 2014. Dewantoro Desa Jegreg
Pengelolaan Pembelajaran Kecamatan Lengkong
Dialogis Paulo Freire Pada Kabupaten Nganjuk. Jurnal
Program Paket B di Sekolah Manajemen. 16. (2).
Alternatif Qaryah Thayyibah
Desa Kalibening Salatiga Jawa Raharjo, Tri Joko, Fakhruddin dan
Tengah. Journal of Non Joko Sutarto. 2017.
Formal Education and Effectiveness Analysis of Non-
Community Empowerment. 2. formal Education Learning in
(1): 7-16. Central Java. Advances in
Social Science, Education and
Mustika, Dian, Sawa Suryana dan Humanities Research
Sungkowo Edy Mulyono. (ASSEHR). Vol 66. 108-114.
2013. Proses Pembelajaran
Kewirausahaan Pada Program Ridwan, Ihwan dan Yoyon Suryono.
Kejar Paket C” Harapan 2015. Evaluasi Program
Bangsa” Di UPTD SKB Pelatihan Vokasi Di Sanggar
(Sanggar Kegiatan Belajar) Kegiatan Belajar Ujung
Ungaran Kabupaten Semarang. Pandang Kota Makassar.
Journal of Non Formal Jurnal Pendidikan dan
Education and Community Pemberdayaan Masyarakat. 2.
Empowerment. 2. (1): 24-31. (2): 145-155.

Ningrum, Melina Kartika. 2015. Rifa’i, Achmad RC. 2007. Evaluasi


Evaluasi Program Kursus Pembelajaran. Semarang: UNNES
Menjahit Dalam Upaya Press.
Pemberdayaan Perempuan di
LKP Modes Aniq Sidoarjo. _______________. 2009. Desain
J+PLUS UNESA. 4. (1): 1-2. Pembelajaran Orang Dewasa.
Semarang: UNNES Press.
Nuraini, Endah., dkk. 2016. Kajian
Evaluasi Pelatihan Program _______________. 2013. Model
Pengembangan Manajemen. Pengelolaan Program
Jurnal Aplikasi Manajemen. Pendidikan Anak Usia Dini
14. (2): 254- 266. Berbasis Masyarakat. Jurnal
Ilmu Pendidikan. Jilid 19. (1):
Nuriyah, Nunung. 2014. Evaluasi 120-127.
Pembelajaran: Sebuah Kajian
Teori. Jurnal Edueksos. 4. (1): Saputra, Wendy Ariyadi. 2015.
73-86. Pembelajaran Kejar Paket C
Yang Terintegrasi Lifeskill Di
UPTD SKB Ungaran. Journal

42
of Non Formal Education and Pemberdayaan Masyarakat).
Community Empowerment. 2. Semarang: UNNES Press.
(2): 143-150.
__________. 2010. Determinan
Septyana, Hardhike. 2013. Mutu Proses dan Hasil
Manajemen Pembelajaran Pembelajaram Pendidikan
Berbasis Kompetensi Pelatihan Kesetaraan. Jurnal Ilmu
Menjahit Di Lembaga Pendidikan. 17. (3): 210-217.
Pelatihan Kerja Swasta (LPKS)
Fortuna Dukuh Siberuk __________. 2011. Learning
Kabupaten Batang. Journal of Behavior Effectiveness
Non Formal Education and Management of Equivalent
Community Empowerment. 2. Education. Aplikasi
(2): 46-50. Manajemen. 9. (2): 426-433.

Sucipto, Nindri Rakhmadani dan __________. 2013. Manajemen


Joko Sutarto. 2015. Pelatihan. Yogyakarta: Deepublish.
Pemberdayaan Masyarakat
Miskin Untuk Meningkatkan __________. 2016. Determinant
Kecakapan Hidup Melalui Factors of The Effectiveness
Kursus Menjahit Di LKP Elisa Learning Process and Learning
Tegal. Journal of Non Formal Output of Equaivalent
Education and Community Education. Advances in Social
Empowerment. 4. (2): 135- Science, Education and
142. Humanities Research
(ASSEHR). 88. (3): 90-95.
Sujanto, Alex. 2013. Model
Manajemen Kursus Link And __________, et al. 2017. Design of
Match Lembaga Kursus Dan Training Based on Needs to
Pelatihan Program Menjahit Improve Pedagogic
Garmen Di Kota Salatiga. Competence of The Tutors.
INFOKAM. 2. (9): 71-77. Advances in Social Science,
Education and Humanities
Sukardi, M. Ismail, dan Ni Made Research (ASSEHR). Vol. 66:
Novi Suryanti. 2014. Model 102-107.
Pendidikan Kewirausahaan
Berbasis Keterampilan Lokal __________, dkk. 2017. Pendidikan
Bagi Anak Putus Sekolah Pada Nonformal Teori dan Program.
Masyarakat Marginal. Semarang: Widya Karya.
Cakrawala Pendidikan. Jilid
33. (2): 402-412. Sutisna, Anan dan Sutaryat
Trisnamasyah. 2010. Model
Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Pelatihan Berbasis Kinerja
NonFormal (Konsep Dasar, Dalam Peningkatan
Proses Pembelajaran, dan Kompetensi Tutor Pendidikan

43
Kesetaraan. Cakrawala Kursus Dan Pelatihan Magistra
Pendidikan. (3): 365- 378. Utama Kota Semarang.
Journal of Nonformal
Sutomo, dkk. 2012. Manajemen Education. 1. (1): 44-50.
Sekolah. Semarang: UNNES Press.
Wulandari, Nur Aina dan Ilyas.
Triwiyanto, Teguh. 2015. 2015. Manajemen
Manajemen Kurikulum dan Penyelenggaraan Pelatihan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Otomotif Dalam
Aksara. Mempersiapkan Warga Belajar
Memasuki Dunia Kerja Di
Undang-Undang Republik Indonesia BLKI Semarang. Journal of
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Non Formal Education and
Sistem Pendidikan Nasional. Community Empowerment. 4.
2012. Semarang: UPT UNNES (2): 107-114.
Press.

Utsman. 2016. Evaluasi Potensi


Kelompok Belajar Paket B
Untuk Menunjang Wajib
Belajar 9 Tahun. Journal of
Nonformal Education. 2. (2):
152- 161.

Wahyuningtyas, Eva dkk. 2012.


Pengelolaan Program Pelatihan
Menjahit Tingkat Dasar Pada
Anak Putus Sekolah Di Balai
Latihan Kerja (BLK) Demak.
Journal of Non Formal
Education and Community
Empowerment. 1. (2): 17-24.

Widiasih, Eka dan Tri Suminar.


2015. Monitoring dan Evaluasi
Program Pelatihan Batik
Brebesan (Studi di Mitra Batik
Desa Bentar, Kecamatan
Salem, Kabupaten Brebes).
Journal of Non Formal
Education and Community
Emprowerment. 4. (1): 41-48.

Wikanah, Does Ichwani Tri. 2015.


Pengelolaan Pembelajaran
Berbasis Kualitas Di Lembaga

44

Anda mungkin juga menyukai