Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

Oleh:
Hannyka Febriano: 19138037/2019

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Indrati K, M.Pd.


2. Dr. Sukardi, MT

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
UJIAN AKHIR SEMESTER
PENGEMBANGAN KURIKULUM PTK
NAMA : Hannyka Febriano
NIM/ TAHUN MASUK : 19138037/2019
PRODI : PTK
MATAKULIAH : PENGEMBANGAN KURIKULUM PTK
DOSEN PEMBIMBING : 1. Dr. Indrati K, M.Pd.
2. Dr. Sukardi, MT

1. Ada 3 Hal Dalam Sistem Pengembangan Kurikulum Yang Membedakan


Program Persekolahan Dari Kegiatan Telajar Secara Apprenticeship
(Magang) Jelaskanlah Ketiga Hal Tersebut
a Tujuan dari program persekolahan adalah memberikan kesempatan
bagi guru dan siswa untuk mengintegrasikan teori dan praktik dan
bekerja secara kolaboratif bersama teman sebaya dan belajar dari
pengetahuan dan pengalaman para guru.
b Apprenticeship merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
terjun lansung kedunia kerja untuk mempelajari materi yang didapat di
bangku sekolah dan bagaimana materi tersebut diaplikasikan kembali
ditempat kerja. Tujuan dari program Apprenticeship adalah
menyelaraskan pengetahuan materi/kognitif dengan kemampuan
kerja/psikomotorik
c Dari segi perencanaan kurikumum, implementasi dan kontent untuk
program persekolahan berbeda dengan Apprenticeship. Perbedanya
yaitu program persekolahan mengajarkan berbagai macam keahlian,
namun program magang atau pelatihan terfokus pada 1 keahlian saja
2. Apa Implikasi Dari Definisi Kurikulum yang Ditulis Dalam Buku Finch?

Mengacu pada Gambar diatas, dapat dicatat bahwa pendidikan formal,


yang mencakup pendidikan seumur hidup dan pendidikan untuk kehidupan,
mewakili beragam kegiatan dan pengalaman pembelajaran. Kegiatan dan
pengalaman belajar ini tidak hanya sesi kelas tertentu atau kursus tetapi
meluas ke seluruh spektrum pendidikan sekolah. Dalam konteks ini,
kurikulum dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat global dan mewakili
berbagai kegiatan dan pengalaman pendidikan. Dengan demikian, kurikulum
dapat didefinisikan sebagai jumlah dari kegiatan dan pengalaman belajar yang
dimiliki siswa di bawah naungan atau arahan sekolah (Curtis R. Finch and
John Crunkilton).
definisi kurikulum yang lebih global ini memungkinkan kita untuk
mempertimbangkan tidak hanya apa yang mungkin ditawarkan dalam
pendidikan kejuruan dan teknis, tetapi sekarang kegiatan dan pengalaman
pembelajaran tersebut harus berhubungan dengan studi siswa yang lebih
umum. Konsep-konsep tersebut juga mendukung gagasan bahwa kurikulum
harus fokus pada pengembangan manusia seutuhnya. Kurikulum tidak cukup
hanya mencakup kursus dan pengalaman yang secara eksklusif terkait dengan
pendidikan kejuruan.
Implikasi dari definisi tersebut:
a Kurikulum Terdiri Atas Sejumlah Mata Pelajaran
kurikulum tidak terdiri dari satu mata pelajaran saja namun banyak
mata pelajaran, dan merangkup ke seluruh kompetensi di spectrum
pendidikan nasional.
b Mata Pelajaran Adalah Sejumlah Informasi Atau Pengetahuan,
Sehingga Penyampaian Mata Pelajaran Pada Siswa Akan
Membentuk Mereka Menjadi Manusia Yang Mempunyai
Kecerdasan Berpikir.
Sesuai dengan desinisi dan penjabaran ahli diatas Konsep-konsep
kurikulum juga mendukung gagasan bahwa kurikulum harus fokus
pada pengembangan manusia seutuhnya. Setiap mata pelajaran harus
menyediakan sejumlah informasi atau pengetahuan yang outcome
dari mata pelajaran atau informasi tersebut adalah menjadikan peserta
didik siswa-siswa yang memiliki pengetahuan dan perubahan sikap
kea rah yang lebih baik.
c Adanya Aspek Keharusan Bagi Setiap Siswa Untuk Mempelajari
Mata Pelajaran Yang Sama
kurikulum dapat didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan dan
pengalaman belajar yang dimiliki siswa di bawah naungan atau
arahan sekolah. fokus utama dari kurikulum adalah siswa, setiap
siswa memiliki kurikulumnya sendiri. Interpretasi ini adalah konsep
yang kuat, karena siswa sering memilih kursus, pengalaman, dan
kegiatan non-kredit yang selaras dengan kebutuhan dan aspirasi
pribadi mereka yang unik. Fakta ini mungkin ditunjukkan dengan
bertanya, "Seberapa sering dapat ditemukan bahwa dua siswa
memiliki pengalaman pendidikan yang sama persis?". Untuk
menjawab hal ini maka kurikulum nasional Indonesia akan
mengharuskan setiap siswa mempelajari matapelajaran yang sama,
seperti seluruh anak bangsa wajib belajar minimal 9 tahun. Yang
artinya wajib untuk mempelajari matapelajaran yang sama pada
tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Konsep
pendukung kedua berkaitan dengan luasnya pengalaman yang
dikemukakan dan aktivitas yang terkait dengan kurikulum.
3. Di Halaman 60 Fnch Tentang WHAT STANDARDS NEED TO BE
ESTABLISHED Jelaskan Maknanya
Untuk membuat keputusan dalam perencanaan kurikulum ada beberapa
standar yang perlu diperhatikan dan harus melihat berbagai masalah yang
ditimbulkan dalam pendidikan. Masalah-masalah yang timbul dalam
pendidikan langsung atau tidak langsung akan berimbas pada kurikulum.
sehingga keputusan dalam perencanaan kurikulum harus memperhatikan
berbagai masalah yang ada. masalah yang berkembang dapat mempengaruhi
keputusan dan kebijakan para pembuat kurikulum.
Standar yang harus ditetapkan dan akan menyediakan kerangka kerja
untuk program kejuruan yang berkualitas, Meskipun jumlah standar
pengambilan keputusan mungkin berbeda-beda disetiap program kejuruan,
namun ada beberapa standar umum yang harus ditetapkan. Adapun beberapa
standar umum yang harus ditetapkan atau diperhatikan dalam pengambilan
keputusan para pembuat atau penyusun kurikulum adalah:
 Pendaftaran calon siswa / siswa yang mendaftar,
 Ketersediaan instruktur berkualifikasi,
 Ketersediaan fasilitas,
 Ketersediaan perlengkapan,
 Ketersediaan pendanaan,
 Kesempatan berkarir bagi lulusan,
 Adanya program kejuruan lain yang serupa,
 Apakah program-program kejuruan mendukung tujuan dan filosofi
sekolah,
 apakah pengiriman program menjunjung tinggi petunjuk yang
ditetapkan
 peluang untuk program kerjasama pendidikan kejuruan.
4. Jelaskan Tujuan Beserta Implikasi Dan Colecting And Assessing School
Related Data?
a Tujuan Colecting And Assessing School Related Data
Pengambilan keputusan dalam perencanaan kurikulum
pendidikan harus mempertimbangkan banyak faktor. Salah satu
faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan
kurikulum namun sering ditemukan kekurangan adalah kondisi di
sekitar lingkungan sekolah. Tujuan utama pengajaran kejuruan adalah
untuk mempersiapkan siswa agar berhasil bekerja di pasar tenaga
kerja. Banyak perencana kurikulum dengan santai menyebutkan siswa
sebagai salah satu faktor untuk dipertimbangkan dalam proses
perencanaan, tetapi hanya sedikit yang benar-benar menangani
kebutuhan siswa secara komprehensif. Akibatnya, kurikulum dapat
dikembangkan dengan sedikit atau tanpa input siswa dan sedikit
pertimbangan yang diberikan pada situasi saat ini yang ada dalam
sistem sekolah.
Pengumpulan data yang berkaitan dengan sistem sekolah atau
perguruan tinggi teknis atau komunitas yang sedang dipelajari oleh
perencana kurikulum, atau, sebagaimana beberapa orang
menyebutnya, "pemindaian internal" lingkungan. Poin utama yang
perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah status program
pendidikan kejuruan dan teknis saat ini, tingkat putus sekolah saat ini
dan alasannya, minat pekerjaan siswa, minat dan kepedulian orang
tua, tindak lanjut mantan Siswa, proyeksi pendaftaran yang akan
datang, dan penilaian fasilitas saat ini tersedia
Sebelum keputusan perencanaan kurikulum dibuat, pertimbangan
harus diberikan untuk menilai program saat ini dan mengembangkan
pemahaman dasar tentang mereka. Sementara beberapa perencana
kurikulum dapat membangun program pendidikan kejuruan dan
teknis di mana tidak ada, sebagian besar akan dihadapkan dengan
pengambilan keputusan terkait dengan peningkatan, pengalihan, dan /
atau perluasan program yang sedang berjalan. Karena itu, sangat
penting untuk mempertimbangkan secara penuh program pendidikan
kejuruan dan teknis saat ini.
b Implikasi Colecting And Assessing School Related Data
Pentingnya memahami sistem sekolah dan data terkait tidak dapat
diabaikan ketika merancang kurikulum pendidikan kejuruan. Banyak
perencanaan kurikulum yang gagal mengembangkan program dari
awal. Maka dari itu, situasi terkini dari sekolah program yang sedang
berlangsung dapat memiliki dampak besar pada keputusan yang harus
diambil untuk kemajuan dimasa yang akan datang. Salah satu faktor
pertama yang harus dinilai adalah keadaan ataupun status program
yang sedang berlangsung, termasuk daftar semua mata pelajaran
kejuruan dan teknisnya serta pemahaman tentang semua mata
pelajaran yang ditawarkan. kapasitas penerimaan siswa baru serta
siswa yang on going merupakan input yang bagus untuk perencanaan
pendidikan yang baik. Siswa dapat memberikan pandangan dan saran
yang berharga jika diberikan kesempatan. Masyarakat juga memiliki
hak untuk mengekspresikan perasaannya, dan pihak yang memiliki
wewenang dalam merencanakan kurikulum harus memastikan bahwa
input dari berbagai kalangan musti diperhatikan dalam menciptakan
program baru.
5. Jelaskan Tujuan Beserta Implikasi Dari Community-Related Data?
Tuliskan Data Apa Saja Yang Perlu Dikumpulkan.
a Tujuan Community-Related Data
Dari sudut pandang perencanaan kurikulum, proses pengambilan
keputusan dapat dipandang terdiri dari beberapa tahap, yang masing-
masing dibangun di atas yang lain dan secara progresif melibatkan
spesialis kurikulum dalam kegiatan pengumpulan data dan
pengambilan keputusan. Perlu diperhatikan bahwa tahap diskusi
paralel berhubungan dengan bidang mengumpulkan data, dan
memeriksa penyelarasan standar dan data. Sebuah diskusi masing-
masing terdiri dari beberapa tahap berikut
 Define Problem
 Menetapkan Standar untuk Setiap Alternatif Setelah alternatif
diklarifikasi
 Kumpulkan Data Terkait-Sekolah dan Terkait-Masyarakat
yang Selaras dengan Standar, dan dikumpulkan untuk setiap
alternatif.
Tujuan masyarakat adalah pengembangan angkatan kerja.
serangkaian prioritas tertulis untuk masyarakat tertentu berdasarkan
nilai-nilai politik, sosial, dan moral. Contoh situasi lokal yang
mungkin menimbulkan tujuan masyarakat adalah
 Mengurangi pengangguran
Mengurangi pengangguran dalam kelompok sasaran
Remaja, kelompok usia dua puluh hingga tiga puluh tahun)
 Menyediakan tenaga kerja yang berkualitas untuk bisnis baru
dan berkembang
 Melatih ulang pekerja yang kurang bekerja
 Memberikan lebih banyak peluang pendidikan bagi
perempuan dan minoritas.
b Implikasi Community-Related Data
Pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan tidak dapat
didiskusikan tanpa memberikan pertimbangan kepada masyarakat di
sekitar sekolah. Hal ini biasa disebut dengan "pemindaian eksternal"
dari lingkungan. Masyarakat di sekitar sekolah memiliki pengaruh
besar pada pengembangan kurikulum, karena penawaran dan
permintaan tenaga kerja lokal, sumber daya program, dan program
pendidikan yang ada akan membantu perencana kurikulum dalam
menentukan apakah standar program kualitas yang ditetapkan dapat
dipenuhi. penawaran dan permintaan tenaga kerja mencerminkan
situasi ketenagakerjaan saat ini dalam suatu komunitas; bantuan
sumber daya dalam menentukan tingkat pendanaan yang tersedia,
personel yang ada, dan fasilitas dan peralatan yang layak.
c Data yang Harus Dikumpulkan
Langkah yang penting bagi perencana kurikulum adalah
mengumpulkan data yang aktual, perencana kurikulum bekerja sama
dengan kemitraan seperti agensi, perusahaan, masyarakat, individu
dan kelompok lainnya untuk melengkapi data yang diperlukan.
1) Keadaan Masyarakat
Data yang harus dikumpulkan ialah kecenderungan jumlah
penduduk, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
2) Keadaan Geografis;
Perencana kurikulum menilai program pekerjaan yang
tersedia untuk siswa membutuhkan pertimbangan geografis
sekolah.
3) Kecenderungan Jumlah penduduk
Imigrasi mampu meningkatkan penerimaan sekolah dan
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan permintaan pendidikan
kejuruan. Salah satu metode menetapkan kecenderungan populasi
ini dengan menggunakan sensus data. Perencana kurikulum
mempelajari indikator dari populasi seperti penerimaan sekolah,
usaha kecil, bisnis atau industri baru di area tertentu.
4) Tujuan atau nilai dalam masyarakat
tujuan dari masyarakat dapat berupa menurunkan angka
pengangguran, memberikan kualifikasi tertentu pada tenaga kerja
untuk memperluas area perusahaan, memberikan kesempatan
pendidikan bagi siapa saja terutama wanita dan memberikan
pelatihan bagi yang tidak bekerja.
6. Jelaskan Bagaimana Mengintegrasikan Revolusi Industri 4.0 Kedalam
Kurikulum Dan Pengelolaan Dari Sebuah Sekolah Kejuruan

Revolusi Industri
Revolusi Industri 4.0 adalah Konsep yang pertama kali diperkenalkan di
publik dalam pameran industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman di
tahun 2011. Dari peristiwa ini juga sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri
3.0” baru muncul, sebelumnya cuma dikenal dengan nama “Revolusi
Teknologi” dan “Revolusi Digital”.
Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan
teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat
pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan
tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.
Revolusi industry 4.0 menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan
kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan
sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu
yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan
biaya produksi.
Contoh konkrit yang dapat diambil dari pemanfaatan teknologi pada
bidang pendidikan adalah proses pembelajaran yang sudah mengarah ke
dalam jaringan (daring). Sekolah dituntut untuk melengkapi fasilitas-fasilitas
yang dibutuhkan sseperti konputer dan internet. Peroses pembelajaran tidak
hanya bergantung pada guru dan buku teks, namun guru di kurikulum 2013
hanya sebagai fasilitator dan mengawal informasi yang diperoleh siswa dari
internet. Internet merupakan dunia tanpa batas yang semua data dan informasi
dapat diperoleh dengan mudah, untuk itu guru perlu menyaring informasi
yang tepat yang diperoleh oleh siswa.
Dari pembahasan diatas revolusi industri 4.0 dapat diintegrasikan
kedalam kurikulum dengan mengembangkan kurikulum yang bisa menjawab
tantangan yang ada di masyarakat dengan memperhatikan aspek-aspek
penarikan keputusan pengembangan kurikulum. Setelah kurikulum
terintegrasi dengan revolusi industri 4.0 maka musti diterapkan di sekolah-
sekolah percontohan namun terlebih dahulu disambut oleh fasilitas yang
memadai seperti tersedianya tenaga pendidik yang creative, sarana prasarana,
dan tersedianya dana.
7. Module Individualized Instruction Apa yang menjadi dasar
penggunaannya? Sebutkan juga kendala/permasalahan dalam
penggunaan module terutama dalam menghadapi Revolusi Industri 4 0
a Dasar penggunaan Module Individualized Instruction
Instruksi individual telah menjadi perhatian para pendidik selama
beberapa tahun. konsepsi saat ini instruksi individual pada fokus yang
jauh lebih komprehensif. Dasar dalam penggunaan module yaitu siswa,
isi pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan
lingkungan pengajaran atau disebut dengan Basic Components of
Individualized Instruction

Komponen kasar Instruksi individual


komponen-komponen ini adalah siswa, komponen pembelajaran,
media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan lingkungan pengajaran.
Dari lima komponen ini, siswa adalah yang utama, dan yang lainnya
diatur dengan cara dirancang untuk memaksimalkan pembelajaran.
pengaturan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran yang berbeda atau untuk dua siswa untuk mencapai tujuan
yang sama.
b Kendala/permasalahan dalam penggunaan module Individualized
Instruction
Revolusi industri 4.0 telah masuk ke segala aspek kehidupan,
tuntutanya telah menjadi kebutuhan masa kini. Tak terkecuali di dunia
pendidikan, sebagai seorang guru/dosen kita harus mampu
mengimbanginya dengan sistem pembelajaran yang berbasis ICT. Peran
guru tidak akan tergantikan oleh canggihnya teknologi, karena guru tidak
hanya mendidik tapi juga mengajar, membentuk karakteristik siswa,
menjadi fasilitator yang baik bagi siswa.
Pada revolusi Industri 4.0 dituntuk untuk profesional sehingga harus
memiliki kompetensi pedagogik, pribadi, sosial, dan profesionalitas
dibidang keilmuannya. Pada kompetensi profisional, seorang Guru harus
memiliki pengetahuan akademik dan terapan yang dapat menghubungkan
pengetahuan dan keterampilan, sehingga tercipta guru yang kreatif dan
adaptif, serta mampu mentrasformasikan ilmu tersebut kepeserta
didiknya. Pada kurikulum 2013 revisi guru dituntut untuk memiliki
keterampilan yang mencakup:
 Keterampilan critical thinking;
 Kemampuan problem solving
 Communication and collaborate
 Creative and innovation
 Literasi Media Informasi, Komunikasi, dan Teknologi.
Pada kenyataanya masih terdapat Kendala/ permasalahan dalam
penggunaan module Individualized Instruction yang berbasis Revolusi
Industri 4.0 yaitu:
 terkadang pada motoda belajar presentasi ada siswa yang ragu dari
informasi yang didapat teman di internet, sehingga perlu klarifikasi
atau penguatan di akhir oleh guru matapelajaran
 interaksi antar siswa berkurang sehingga perlu jadwal tatap muka
atau kegiatan kelompok,
 interaksi siswa dan guru juga berkurang karena diterapkannya E-
Learning.
 kemandirian yang bebas menyebabkan siswa tidak disiplin dan
menunda mengerjakan tugas karena itu perlu membangun budaya
belajar disiplin,
 guru sebagai perencana pembelajaran harus menyusun rancangan
pembelajaran dengan matang, memerlukan dukungan fasilitas,
media, sumber dan lainnya.
 Tidak semua sekolah dapat mengintegrasikan Revolusi Industri 4.0
dengan program sekolah, biasanya terkendala pada fasilitas sekolah.
 persiapan materi memerlukan biaya yang lebih mahal bila
dibandingkan dengan metode ceramah karena memerlukan media
pembelajaran yang menarik.
Untuk itu dalam hal menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 yang
dikenal dengan era digital ini diharapkan dukungan semua pihak,
terutama pemerintah bersama stakeholder seharusnya memikirkan secara
serius dengan penguatan sistem pendidikan mengadapi tantangan global.

Anda mungkin juga menyukai