Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1

Makna Kurikulum pada Pendidikan Teknik dan Kejuruan


Anggota Kelompok
Penjelasan Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang berkaitan dengan pekerjaan dan melatih siswa untuk bekerja. Di awalnya, dahulu kala
pendidikan kejuruan dapat diperoleh langsung dari orang tua (dewasa), namun perkembangan ilmu dan teknologi yang banyak
ragam dan sangat cepat membuat orang tua tidak dapat mentransfer keterampilan kerja dalam waktu singkat, untuk itu diperlukan
sekolah kejuruan.

Kemajuan teknologi tidak hanya pada bidang industri, tetapi juga pada bidang pendidikan, pemakaian teknologi internet, teknologi
komunikasi, dan intranet. Kemajuan membuat perubahan dalam teknologi pendidikan. Proses pembelajaran lebih banyak dalam
pembelajaran individual, dan berkurangnya tatap muka langsung antara guru dan siswa.
Belakangan ini di Indonesia, pendidikan banyak disorot terutama pada beberapa hal:
1. Perubahan kurikulum (1950, 1964, 1975, 1984, 2008, 2013, dst);
2. Pengembangan model SMK berbasis daerah;
3. Strategi pembelajaran tuntas; dan
4. Sistem evaluasi kompetensi.

Perubahan ini baik pihak pendidik maupun dari pihak masyarakat menimbulkan keraguan pada efektivitas
sekolah kejuruan. Keraguan ini muncul mungkin disebabkan konsep dan pendukung program tidak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perencanaan
Kurikulum
• Berbasis Data
Kurikulum teknik dan kejuruan kontemporer tidak dapat berfungsi secara tepat jika tidak berbasis
data. Keputusan-keputusan mengenai konten kurikulum sebaiknya dibuat setelah sejumlah variasi
data seperti karakteristik-karakteristik siswa dan hakikat pekerjaan yang akan dipersiapkan untuk
para lulusan telah teruji kemampuannya. Sebenarnya, penggunaan data sebagai dasar pembuatan
keputusan tidak harus terlalu ditekankan.

• Dinamis
Dapat dikatakan bahwa kurikulum yang statis adalah kurikulum yang mati (dying curriculum). Hanya
seperti pendidikan teknik dan kejuruan ada dalam keadaan dinamis, maka kurikulumnya harus
dinamis. Para administrator, para pengembang kurikulum, dan para guru yang secara tetap menguji
kurikulum dalam batas-batas yang dilakukan dan seberapa baik kurikulum itu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan siswa.
• Hasilnya Ekspilit
Tidak hanya kurikulum teknik dan kejuruan kontemporer yang harus peka atau responsif terhadap dunia kerja, tetapi
kurikulum juga harus mampu mengkomunikasikan kepekaan ini bagi guru dan siswa. Tujuan-tujuan yang dinyatakan
secara luas adalah bagian yang tidak penting dari kurikulum. Tetapi tujuan-tujuan ini hanya valid terhadap luasnya
tujuan-tujuan itu dapat dikomunikasikan dengan cara yang lebih eksplisit. Terhadap luasnya yang hasil-hasilnya
eksplisit akan mampu menceritakannya apakah siswa akan mencapainya dan bagaimana hasil-hasilnya berhubungan
dengan pekerjaan khusus.

• Benas-benar Terartikulasi
Artikulasi kurikulum dapat melibatkan resolusi konflik konten lintas bidang yang berbeda atau pengembangan alur
pendidikan logis dari tahun pertama ke tahun kedua. Artikulasi dapat meluas guna menentukan cara-cara kurikulum
yang mengarahkan dukungan terhadap kurikulum yang ada atau memutuskan konsep-konsep yang yang sebaiknya
diajarkan sebagai prasyarat bagi mata pelajaran teknik khususnya.
• Realistis
Kurikulum teknik dan kejuruan tak dapat beroperasi dalam keadaan vakum.Jika siswa dipersiapkan dengan
tepat untuk suatu pekerjaan, maka fokus kurikulum haruslah relevan. Konten kurikulum teknik dan kejuruan
khususnya berdasarkan atas peran pekerja sebenarnya dengan tugas yang
relevan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang akan melayani sebagai dasar untuk apa
diajarkan. Pengalaman-pengalaman kerja tangan di laboratorium atau latar pendidikan kooperatif siswa
melengkapi siswa dengan cara-cara pentransferan yang relevan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dengan dunia kerja.

• Berorientasi Siswa
kurikulum tidak hanya harus memenuhi kebutuhan kelompok tetapi ada kewajiban memenuhi kebutuhan
individual siswa. Agar kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi maka pengaturan dilakukan untuk
memberikan pembelajaran di berbagai tingkat kemampuan, mengembangkan rencana-rencana pelatihan
individu, atau membuat jalur-jalur alternatif lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
• Sadar Evaluasi
Evaluasi diterima oleh banyak orang sebagai kegiatan yang datangnya secara peridoik sehubungan dengan
prosedur akreditasi. Evaluasi kurikulum harus menjadi kegiatan yang sedang berlangsung yang
direncanakan dan dilakukan dengan cara-cara yang sistematis. Sambil kurikulum dirancang, rencana-
rencana harus dibuat untuk menilai efek-efeknya pada siswa. Kemudian, setelah kurikulum dilaksanakan
atau diimplementasikan dan data telah dikumpulkan, personal sekolah dapat secara sebenarnya melihat apa
kekuatan-kekuatan dan kelemahan yang ada.

• Berorientasi masa depan


Orang-orang yang bertanggung jawab bagi kurikulum teknik dan kejuruan perlu meyakini bahwa
kurikulum yang sedang berjalan dipertimbangkan sehubungan dengan apa yang akan atau dapat terjadi di
masa yang akan datang. Sambil keputusan-keputusan akan dibuat mengenai isi dan struktur kurikulum,
gagasan sebaiknya diberikan ke hasil-hasil yang mungkin berasal dari keputusan-keputusan itu. Kurikulum
yang diharapkan relevan dengan masa depan harus responsif atau peka terhadap kebutuhan-kebutuhan hari
ini dan yang akan datang. Seberapa baik kurikulum akan berhasil dua puluh, tiga puluh, atau empat puluh
tahun dari sekarang akan banyak tergantung pada perspektif yang berhubungan dengan masa depan
TERIMAKASIH 

Sekian Presentasi dari Kelompok Kami

Tetap menjadi beban, walaupun sudah bekerja dengan


keras

Anda mungkin juga menyukai