Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM
Implementasi Kurikulum

Disusun Oleh
Maryatul Qibtiyah (13304241059)
Fitarahmawati (13304241062)
Nurul Endah Rahmawati (13304241074)

Pendidikan Biologi Internasional 2013


PROGRAM STUDI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu,kurikulum merupakan alat untuk mencapai sistem pendidikan dan
tujuan pendidikan. Kurikulum sekaligus berperan sebagai pedoman pelaksanaan
pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya dan perubahan pada masyarakat. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka para pengembang kurikulum terus melakukan perbaikan kurikulum
di Indonesia. Rancangan kurikulum yang telah dibuat perlu diimplementasikan sehingga
dapat diketahui apakah rancangan kurikulum dapat menjawab tujuan yang telah
ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
o Faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kurikulum 2013?
o Apa saja prinsip Implementasi Kurikulum?
o Unsur-usur apa saja yang terkait dengan implementasi kurikulum 2013?
o Bagaimana tahapan implementasi kurikulum?
o Bagaimana implementasi kurikulum 2013 di Indonesia
o Bagaimana implementasi kurikulum IGCSE
BAB II
ISI
A. Implementasi Kurikulum
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
Secara sederhana, implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai pelaksanaan
katau penerapan kurikulum yang telah dirancang. Kurikulum yang masih dalam bentuk
dokumen perlu diaktualisasikan dalam serangkaian kegiatan pembelajaran. Implementasi
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam bentuk
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
ketrampilan, maupun nilai dan sikap.
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum
yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan
pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi
lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta
fisiknya
Menurut Nana Syaodih (2001 dalam Rusman, 2011 : 75), untuk
mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan dibutuhkan beberapa kesiapan,
terutama kesiapan pelaksana. Guru adalah kunci utama keberhasilan kurikulum.
Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai guru dalam implementasi kurikulum adalah
sebagai berikut :
a. Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum. Apakah
tujuannya diarahkan pada penguasaan ilmu, teori, atau konsep;penguasaan kompetensi
kerja, maupun penguasaan kemampuan memecahkan masalah. Penguasaan esensi dari
tujuan kurikulum sangat memengaruhi penjabarannya, baik dalam penyusunan
rancangan pengajaran maupun dalam pelaksanaan kurikulum (pengajaran).
b. Kemampuan menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih
spesifik.
c. Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada kegiatan pembelajaran.
Konsep atau aplikasi konsep perlu diterjemahkan ke dalam aktivitas pembelajaran,
bagaimana pendekatan atau metode yang digunakan dalam pembelajaran untuk
menguasai konsep atau melatih kemampuan menerapkan konsep. Kompetensi
menunjukkan kecakapan, keterampilan, kebisaan, oleh karena itu model atau metode
yang dikembangkan adalah model atau metode yang bersifat kegiatan atau perbuatan.
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan kemampuan tersebut
perlu diadakannya kegiatan yang bersifat peningkatan atau penyegaran. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan melalui diskusi-diskusi, simulasi dalam peer group, atau MGMP/KKG
selain dilakukan melalui lokakarya, pelatihan, penataran intern dengan mendatangkan
narasumber.

B. Prinsip-prisip implementasi kurikulum


Dalam implementasi kurikulum terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya
keberhasilan yaitu:
a. Perolehan kesempatan yang sama
Prinsip ini mengedepankan bahwa semua peserta didik dari berbagai kelompok
berhak mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sama. Begitu juga untuk
anak-anak yang memerlukan bantuan secara khusus.
b. Berpusat pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri
sendiri sangat diutamakan, agar peserta didik mampu mengembangkan kemampuan,
pemahaman, dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan
Pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan, mulai dari taman kanak-
kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam
pengorganisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang
bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian
pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik,
guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua, dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kompetensi disusun oleh pusat, dan cara pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar
kompetensi dijadikan sebagai acaun penyusunan kurikulum berdiverkasi, berdasarkan
saruan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.

C. Unsur-unsur implementasi kurikulum


Menurut Oemar Hamalik (2013) unsur-unsur yanag terkait dengan implementasi
kurikulum sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum prinsip yang harus diterapkan yaitu “Kesatuan dalam
Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan”. Dalam kasus kurikulum 2013 standar
nasional ditetapkkan oleh pemerintah pusatsedangkan cara pelaksanaannya dapat
disesuaikan dengan daerah masing-masing. “Kesatuan dalam kebijakan” diwujudkan
dalam pengembangan kerangka dasar, standar kompetensi bahan kajian, dan standar
kompetensi mata pelajaran serta pedoman pelaksanaannya. Keberagaman dalam
pelaksanaan diartikan dalam penyusunan silabus dan scenario pembelajaran disusun oleh
masing-masing sekolah. Dalam meerancang pelaksanaan pada tingkatan daerah hal-hal
yang harus diperhatikan yaitu:
 Perencanaan dan pelaksanaan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
 Perluasan kesempatan improvisasi dan kreasi dalam meningkatkan mutu pendidikan
 Penegasan tanggung jawab bersama antara orng tua, sekolah, masyarakat, pemerintah
daerah, dan pemerintah pusat, dalam meningkatkan mutu pendidikan
 Kinerja penyelenggara pendidikan dapat dipertanggungjawabkan
 Masing-masing pelaksana saling terbuka dan percaya dalam mengelola pendidikan
sesuai dengan otoritas
 Penyelesaian masalah pendidikan sesuai dengan karakteristik wilayah yang
bersangkutan
b. Bahasa pengantar
Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Jika diperlukan, bahasa
daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal penifikan. Bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengntar agar tidak menimbulkan multitafsir antara
daerah satu dengan yang lainnya. Bahasa asing seperti bahasa inggris dapat digunakan
sebagai bahasa pengantar untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik.
c. Hari belajar
Jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun adalah 204 sampai 240 hari kerja,
jumlah minggu efektifnya adalah 30-40 minggu, dan pengaturannya dilaksanaan dengan
sistem semester. Pengaturan hari efektif diwujudkan dalam kalender akademik
d. Kegiatan Kurikuler
Kegiatan kurikuler dapat dibedakan menjadi kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Kegitan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran untuk
menguasai kompetensi dengan memeprtimbangkan hak-hak dan kewajiban peserta
didik, serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Sementara itu, kegiatan
ekstrakurikuler diselenggarakan secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan. Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kompetensi
mata pelajaran pembentukan karakter bangsa dan kecakapan hidup. Alokasi waktu diatur
berdasarkan kondisi dan kebutuhan sekolah.
e. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan harus mempunyai kualifikasi dan kompetensi untuk
menunjang pencapaian lulusan pada satuan pendidikan. Tenaga kependidikan yang
dimaksudkan adalah guru, kepala sekolahm dan pengawas. Guru bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan melakukan
bimbingan pelatihan. Kepala sekolah bertugas dalam mengurusi administrasi,
pengelolaan, pengembangan, serta pengawasan dan pelayanan professional pada tiap
satuan pendidikan. Sedangakan pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan. Selain itu,
fungsi pengawas juga sebagai pemberi layanan profesional depada kepala sekolah dan
guru serta menebarkan gagasan baru bagaimana pembelajaran yang bermutu secara
efisien.
f. Sarana dan prasarana pendidikan
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku, dan alat
pembelajaran lainnya yang disediakan oleh pemerintah dan masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan. Sekolah menciptakan kondisi yang memenuhi kebutuhan
penskan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, social, emosional, spiritual dan kewajiban peserta didik.
g. Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
Layanan remedial diberikan kepada siswa yang masih belum mencapai kompetensi
yang ditetapkan, sedangkan untuk peserta didik yang menuntaskan kompetensi lebih
cepat dari waktu yang diberikan dapat memperoleh program pengayaan, serta dapat
mengikuti program percepatan bealajar.
h. Bimbingan dan konseling
Sekolah memberikan bimbingan konseling kepada siswa peserta didik untuk
mengembangkan kepribadian, social, karier, dan belajar lanjutan. Bimbingan dan
konseling diberikan secra berkelanjutan oleh guru yang memenuhi syarat. Bimbingan
dari guru konseling harus diimbangi dengan dukungan guru mata pelajaran terutama
untuk mengatasi siswa yang bermasalah.
i. Pengembangan atau penyusunan silabus
Silabus dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah masing-
masing tetapi harus berdasarkan pada standar kompetensi. Standar kompetensi dan
silabus muatan local dapat disusun berdasarkan tuntutan, kondisi dan ciri khas budaya
daerah masing-masing.
j. Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memberdayakan keseluruhan
unsur penyelenggara pendidikan, komite sekolah, dewan sekolah, serta dunia usaha dan
industrisesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi.
k. Sekolah bertaraf internasional
Sekolah ini didirikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada
tngkat internasional. Sekolah tersebut menggunakan kurikulum nasional dan
internasional yang dikembangkan sesuai dengan kekhasan serta potensi sekolah dan
daerah. Bahasa pengantar yang digunakan dapat menggunakan bahasa inggris maupun
bahasa asing lainnya.
D. Tahapan Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaiitu pengembangan program,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.
1. Tahap Pengembangan Program
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan
implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan metode
(teknik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan,
besar anggaran, personalia yang terlibat, dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan
tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi, serta faktor internal dan eksternal.
Dalam setiap penetapan berbagai elemen yang akan digunakan dalam proses
implementasi kurikulum, terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi:
a. Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)
b. Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia, anggaran, dan waktu
c. Evaluasi setiap alternatif tersebut
d. Penentuan alternatif yang paling baik (Porter, 1996 dalam Hamalik, 2013 : 250).,
Penentuan alternatif dilakukan dengan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat).
Menurut Muhammad Zaini (2009: 197) tahap pengembangan program atau
pengorganisasian kurikulum terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Penyusunan kalender pendidikan
Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada
efisiensi, efektivitas, dan hak-hak siswa. Kalender pendidikan selama satu tahun memuat
hari efektif belajar selama 200-240 hari.
b. Diversifikasi kurikulum
Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan keberagaman
kondisi dan kebutuhan baik yang menyangkut kemampuan siswa ataupun potensi
sekolah dan lingkungan sekitarnya.
c. Penyusunan silabus
Penyusunan silabus mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam
kurikulum 2013, dan perangkat komponennya yang disusun dan dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional. Sekolah atau guru secara mandiri membuat silabus yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhannya.
d. Kegiatan kurikuler dan pendekatan pembelajaran
Kegiatan kurikuler efektif perminggu dimungkinkan untuk dilaksanakan 5-6 hari
kerja sesuai kebutuhan sekolah dan mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan
Provinsi.
e. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi
tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara
tersendiri berdasarkan pada kebutuhan. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan
pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau
kunjungan studi ke tempat-tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi
pelajaran tertentu. Kegiatan-kegiatan disekolah untuk lebih memantapkan pembentukan
kepribadian yaitu kepramukaan, koperasi, usaha kesehatan sekolah, olahraga, dan palang
merah. Kegiatan tersebut dimaksudkan juga untuk mengaitkan pengetahuan yang
diperoleh dalam kegiatan kurikuler secara kontekstual dengan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
f. Tenaga guru
Guru di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah adalah guru kelas yang harus
mempunyai kualifikasi kompetensi mengajar multi mata pelajaran. Namun demikian,
sekolah yang mempunyai kemampuan untuk menyediakan tenaga guru yang cukup
jumlahnya dapat melaksanakan pola pembelajaran satu guru untuk satu atau dua mata
pelajaran. Guru sekolah menengah adalah guru mata pelajaran yang mempunyai
kualifikasi kompetensi mengajar mata pelajaran yang disertifikasi secara periodik.
g. Sumber dan Sarana Belajar
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar digunakan buku
pelajaran, sarana dan alat belajar yang beranekaragam yang sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai dalam kurikulum.
h. Bahasa Pengantar
Pada tahun pertama dan kedua di sekolah dasar dapat digunakan bahasa ibu yang
digunakan oleh sebagian besar siswa sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan
pembelajaran. Pada tahun ketiga sampai dengan keenam, bahasa Indonesia mutlak
digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Pada jenjang
pendidikan menengah, bahasa pengantar pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu
selain menggunakan bahasa Indonesia juga dapat menggunakan bahasa Arab, bahasa
Inggris, atau bahasa asing lainnya untuk mata pelajaran relevan.
i. Nilai-nilai Pancasila dan Pendidikan Budi Pekerti
Nilai-nilai pancasila ditanamkan melalui kegiatan sekolah. Waktu dan cara untuk
menanamkan nilai-nilai pancasila diatur oleh sekolah. Budi pekerti merupakan program
pendidikan untuk menciptakan kondisi atau suasana kondusif bagi penerapan nilai-nilai
budi pekerti. Pendidikan budi pekerti dilaksanakan setiap saat selama kurun waktu
berlangsungan kegiatan pembelajaran di dalam kelas atau kegiatan-kegiatan sehari-hari
lainnya di lingkungan sekolah dengan melibatkan seluruh masyarakat sekolah.
j. Akselerasi Belajar
Akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga siswa yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata dapat menyelesaikan materi pelajaran lebih cepat dari masa
belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar tidak sama dengan ‘loncat kelas’ sebab
dalam akselerasi belajar setiap siswa tetap harus mempelajari seluruh materi pelajaran
yang semestinya dipelajari (belajar tuntas). Akselerasi belajar dapat dilakukan dengan
bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan oleh sekolah.
k. Remedial dan pengayaan
Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus bagi siswa yang mendapat kesulitan
belajar melalui kegiatan remidial. Siswa cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap
mempertahankan kecepatan belajarnya yang diatas rata-rata dengan melalui kegiatan
pengayaan.
l. Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa
menyangkut tentang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Selain guru pembimbing, guru
mata pelajaran diperkenankan dengan syarat memenuhi kriteria pelayanan bimbingan
dan karier.
2. Tahap Pelaksanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blueprint yang telah disusun dalam fase
perencanaan dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah
ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat berbeda-beda sesuai
dengan kondisi yang ada. Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya
waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran telah
dirumuskan dalam tahapan perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi masing-
masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan
ini adalah tercapainya tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum,
hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum (Hamalik, 2013).
Dalam Zaini (2009) dijelaskan bahwa pelaksanaan implementasi kurikulum
mencakup :
a. Pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Delam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkoordinasikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik,
umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal : pretest, proses, dan post
test.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran
secara efektif, dengan mempertimbangkan sedikitnya empat hal, yaitu pelaksanaan
pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan
sebagai sumber belajar, dan pengembangan kebijakan sekolah.
 Pelaksanaan pembelajaran
Dalam kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter, pembelajaran
hendaknya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pada
umumya kegiatan pembelajaran terdiri dari:
o Kegiatan awal atau pembukaan, mencakup pembinaan keakraban dan pretes.
Pembinaan keakraban dilakukan untuk menciptakan suasana yang kondusif,
sedangkan pretes dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses
belajar, mengetahui tingkat kemajuan peserta didik, mengetahui kemampuan
awal, dan darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai.
o Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, antara lain mencakup
penyampaian informasi, membahas materi standar untuk membentuk
kompetensi dan karakter peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan
pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah bersama.
o Kegiatan akhir atau penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan
post test
 Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Ahli
Implementasi kurikulum 2013 membutuhkan pengadaan dan pembinaan
tenaga ahli yang memiliki sikap, kompetensi, pribadi, dan keterampilan yang
berkaitan dengan pembelajaran berbasis kompetensi dan karakter.
 Pendayagunaan Lingkungan sebagai sumber pembelajaran
Para guru, fasilitator dituntut untuk mendayagunakan lingkungan secara
optimal baik lingkungan fisik maupun social demi terciptanya kualitas
pembelajaran yang baik.
 Pengembangan kebijakan sekolah
Kebijakan yang jelas dan baik akan mendukung implementasi pembelajaran
berbasis kompetensi, misalnya memprogramkan kurikulum sebagai bagian integral
dari program sekolah, menganggarkan biaya operasional, meningkatkan mutu dan
kualitas guru, menyediakan sarana prasarana yang memadai, serta meningkatkan
kerjasama.
b. Penilaian
Penilaian pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk yaitu :
 Penilaian kelas
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar siswa, mengdiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan
proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Penilaian kelas terdiri atas
ulangan harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Bahan penilaian kelas
dikembangkan berdasarkan pada kurikulum dan dilaksanakan sesuai dengan
kalender pendidikan.
 Tes kemampuan dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka mengukur kemampuan dasar
siswa dan sebagai sarana perbaikan program pembelajaran.
 Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh menyeluruh mengenai
pencapaian ketuntasan belajar siswa dalam satu waktu tertentu. Untuk keperluan
sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam ijazah tidak semata-
mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.
 Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu penilaian terhadap proses dan hasil untuk
menuju ke suatu keunggulan yang memuaskan. Hasil dari penilaian tersebut dipakai
untuk memberikan peringkat sekolah dan tidak untuk memberikan nilai akhir siswa.
Penilaian ini menjadi dasar pembinaan guru dan kinerja sekolah.
 Penilaian program
Penilaian program dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh
Kemenristek dan dikti. Penilaian ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian
kurikulum dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta
kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan yang terjadi di masyarakat.
c. Peningkatan kualitas pembelajaran
Dalam implementasi kurikulum terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain:
 Peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik
Kreativitas dapat ditingkatkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi
yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat.
 Peningkatan disiplin sekolah
Disiplin sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya,
dan mengatasi, serta mencegah timbulnya masalah kedisiplinan dalam rangka
menuju iklim pembelajaran yang kondusif.

3. Tahap Evaluasi Implementasi


Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan
yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai
dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selam proses terdapat kekurangan.
Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan
hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan
menggunakan suatu metode, sarana, dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang
ditentukan dalam tahap perencanaan (Hamalik, 2013).
Implementasi kurikulum sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor konkrit :
a. karakteristik kurikulum, mencakup ruang lingkup, bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat, dan
sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum,
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum, dan
berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan
c. karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta
nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
E. Implementasi Kurikulum 2013
Secara garis besar kerangka kerja penyusunan kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam
diagram bertikut:

Langkah awal perencanaan kurikulum 2013 adalah dengan analisis kebutuhan


masyarakat, tujuan pendidikan nasional sebagai arah pengembangan kurikulum, dan kesiapan
peserta didik. Berdasarkan analisis tersebut maka perlu pengembangan standar kompetensi
lulusan. Dari standar kompetensi lulusan kemudian dikembangkan kerangka dasar kurikulum
yang mencakup kerangka filosofis, yuridis dan konseptual. Landasan filosofis yang
dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar bagi pengembangan
individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan
kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai
anggota masyarakat dan bangsa yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi dalam
meningkatkan kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis
kurikulum adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya pendidikan di
Indonesia. Kerangka konseptual berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi yang
dinyatakan dalam ketetapan pada Undang-undang Sisdiknas. Kegiatan selanjutnya adalah
penetapan struktur kurikulum yang telah ditetapkan yang berisi sejumlah mata pelajaran,
pengelompokannya dan jumlah beban belajar keseluruha per minggu.
Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan kemudian dirumuskan kompetensi
inti setiap kelas yang menjadi pengikat kompetensi dasar. Berdassarkan Kompetensi Dasar yang
telah di review dan dinyatakan memenuhi persyaratan yang ditetapkan maka dikembangkan
silabus. Dalam silabus ditetapkan sebagai patokan minimal adalah indikator yang dikembangkan
dari Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok, proses pembelajaran yang
dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi. Silabus
tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran
karena silabus akan dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian
diterjemahkan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku panduan
guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari KD sedangkan buku
panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta didik dan
komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks peerta didik dan guru adalah
patokan yang memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta
didik.
Contoh Implementasi Kurikulum di SMAN 1 Wedi, Klaten
a. Kalender Akademik

b. Waktu Belajar
Pembelajaran dilaksanakan dengan sistem 6 hari kerja.
c. Persiapan pembelajaran
 Program tahunan:
Program tahunan SMAN 1 Wedi Klaten baik yang bersifat umum dan internal
meliputi:
o Penerimaan siswa baru
o Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW
o Memperingati HUT RI
o Libur awal puasa
o Libur Idul Fitri
o Libur Idul Adha
 Program semester
o Kegiatan tatap muka
o praktikum
o kerja lapangan
o ujian semester
o Latihan ujian nasional
o ujian nasional
o Ujian sekolah
o pembagian laporan hasil belajar
 Silabus
Silabus yang dikembangkan memuat kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu serta media, alat dan bahan yang digunakan
selama proses pembelajaran.
Berikut adalah silabus yang digunakan SMA 1 Wedi Klaten untuk mata
pelajaran Biologi kelas X.
 RPP
RPP yang disusun oleh SMA N 1 materi Biologi Kelas X materi pokok Ruang
Lingkup Biologi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD 1.1

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Wedi Klaten


Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
Kompetensi dasar : 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

I. Indikator
1. Mendeskripsikan objek-objek dan persoalan biologi pada tingkat
molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma
2. Mengidentifikasi cabang-cabang biologi menurut objek dan persoalan yang dikaji
3. Menganalisis manfaat biologi bagi manusia dan lingkungannya.

II. Materi Pembelajaran


Materi Pokok : Ruang lingkup Biologi
Sub Materi : Cabang-cabang ilmu Biologi menurut obyek, persoalan, tingkat organisasi

III. Pendekatan Pembelajaran


Kontekstual
Metode Pembelajaran
Kooperatif
Model Pembelajaran
Problem Posing Tipe 1
Sintaks Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Posing (Silver dan Cai,
1996)
1. Guru menyampaikan materi sebagai pengantar
2. Peserta didik diminta untuk menyusun/membentuk soal
3. Soal yang disusun, didiskusikan dengan teman
4. Guru membahas jawaban soal yang dibentuk siswa
Modifikasi Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Posing Tipe 1
1. Guru menuliskan topik pembelajaran
2. Guru menuliskan tujuan pembelajaran
3. Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang berisi 4-5 orang
4. Guru menugaskan peserta didik membuat rangkuman
5. Guru menugaskan peserta didik membuat pertanyaan dari hasil rangkuman
6. Pertanyaan yang telah dibuat diserahkan ke kelompok lain untuk dicarikan
jawabannya
7. Diskusi Kelas
8. Guru memberikan penguatan pada diskusi kelas
9. Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran


Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini peserta didik dapat:
Mengidentifikasi cabang-cabang ilmu biologi menurut obyek, persoalan, dan tingkat
organisasi.
No Kegiatan
Guru Peserta Didik
1. Kegiatan Awal
‫ ٭‬Memotivasi peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan ‘manusia, hewan dan tumbuhan Menjawab pertanyaan guru
dipelajari khusus dalam ilmu apa? (harapan guru, peserta didik
menjawab ‘ ilmu Biologi’)

‫ ٭‬Melanjutkan pertanyaan ‘Apakah hanya Menjawab pertanyaan guru


sebatas manusia, hewan, dan tumbuhan (harapan guru, peserta didik
sajakah yang dipelajari dalam ilmu Biologi? menjawab ‘tidak, ilmu biologi juga
membahas lingkungan dan
mikroorganisme seperti: virus,
bakteri, jamur’)

‫ ٭‬Menulis topik yang akan dipelajari yaitu Menulis topik yang akan dipelajari
‘Cabang- cabang ilmu Biologi menurut obyek,
persoalan, dan tingkat organisasi’

‫ ٭‬Menyebutkan tujuan pembelajaran yang harus Menulis tujuan pembelajaran


dicapai dalam belajar

‫ ٭‬Mengeksplorasi pengetahuan awal peserta didik Menjawab pertanyaan guru (harapan


melalui pertanyaan ‘Apakah hubungan antara guru, peserta didik dapat menjawab
2 Kegiatan Inti
‫ ٭‬Membagi peserta didik dalam kelompok
yang beranggotakan 4-5 orang Peserta didik duduk dalam kelompok

Mengerjakan tugas guru, membuat


‫٭‬ Menugaskan kelompok untuk membuat rangkuman dalam bentuk peta
rangkuman dalam bentuk peta konsep tentang konsep tentang cabang-cabang
cabang-cabang ilmu biologi ilmu biologi

Menerima LKPD 1 dan sebuah


‫ ٭‬Membagikan LKPD 1 dan sebuah karton manila karton manila
pada masing-masing kelompok

Membuat pertanyaan tentang


‫ ٭‬Masing-masing peserta didik dalam kelompok cabang- cabang ilmu biologi pada
membuat pertanyaan tentang cabang-cabang Lembar Problem Posing 1 (LPP 1),
ilmu biologi pada Lembar Problem Posing 1 (LPP LPP 1 yang telah berisi
1), LPP pertanyaan diserahkan ke
1 yang telah berisi pertanyaan diserahkan kelompok lain
ke kelompok lain

‫ ٭‬Menugaskan kelompok untuk menyelesaikan Menyelesaikan


masalah/pertanyaan yang dibuat oleh masing- masalah/pertanyaan yang dibuat
masing kelompok dan menuliskan jawabannya oleh masing-masing kelompok
pada Lembar Problem Posing 2 (LPP 2) dan menuliskan jawabannya
pada Lembar Problem Posing 2
(LPP 2)

‫ ٭‬Meminta peserta didik melaksanakan diskusi


kelas dalam menjawab masalah/pertanyaan Melaksanakan diskusi kelas
yang dibuat oleh kelompok lain dengan bantuan dalam menjawab
peta konsep yang telah dibuat masalah/pertanyaan yang dibuat
oleh kelompok lain dengan
bantuan peta konsep yang telah
‫ ٭‬Memberi penguatan dari hasil diskusi kelas dibuat
(contoh dalam memberikan penguatan pada Mencatat penguatan yang
konsep-konsep penting dapat dilihat pada materi diterima dari guru
3. Kegiatan akhir/tindak lanjut
Menugaskan peserta didik mencari artikel tentang Melaksanakan tugas guru
manfaat biologi bagi manusia dan lingkungannya

Materi Esensial

V. Media Pembelajaran
Alat/Bahan : Alat tulis, LCD/OHP, Peta konsep buatan peserta
didik
Sumber Belajar : Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi untuk SMA kelas X semester 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga

VI. Penilaian
 Penilaian proses belajar peserta didik
 Evaluasi

1
9
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK 1
KD 1.1

Tujuan
Mengidentifikasi cabang-cabang ilmu Biologi menurut obyek, persoalan, dan tingkat organisasi.
Alat dan Bahan
 Alat tulis
 Lembar Problem Posing I (LPP I)
 Lembar Problem Posing II (LPP II)
Cara Kerja
1. Buatlah rangkuman dalam bentuk peta konsep oleh kelompok tentang cabang-cabang ilmu biologi.
Tulis peta konsep pada karton manila yang tersedia
2. Susunlah pertanyaan, dan masing-masing anggota kelompok menuliskan pertanyaan yang telah
dibuat pada Lembar Problem Posing I (LPP I)
3. Masing-masing peserta didik membacakan pertanyaan yang dibuat, dan mendiskusikan jawaban
dalam masing-masing kelompok
4. Wakil kelompok menuliskan pertanyaan yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompok pada
Lembar Problem Posing II (LPP II)
5. Kelompok I menyerahkan LPP II ke kelompok II, kelompok II ke kelompok III begitu seterusnya
sehingga kelompok terakhir menyerahkan ke kelompok I
6. Kelompok yang menerima LPP II dari kelompok lain membantu mencarikan jawaban dan
mendiskusikan jawaban di dalam kelompoknya
7. Masing-masing kelompok menyampaikan pertanyaan teman kelompok (yang terdapat pada LPP II)
dan menyampaikan jawabannya pada kegiatan diskusi kelas dengan bantuan peta konsep yang telah
dibuat
8. Kelompok lain dapat membantu menambah jawaban, menyanggah atau memberikan jawaban lain
yang dianggap lebih benar
9. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelas

2
0
Penilaian LKPD 1 KD 1.1
Format Penilaian Problem Posing (LPP I dan LPP
II)

LEMBAR PROBLEM POSING I

Nama :
NIPD :
Kelompok :

Pertanyaan:

Jawaban:

LEMBAR PROBLEM POSING II

Kelompok :
Anggota/NIPD :
1.
2.
3.
4.
5.

Pertanyaan:

Jawaban:
Penilaian Proses Belajar Peserta Didik KD 1.1

Mengajukan Pertanyaan
Penilaian
Skor
No Elemen yang dinilai Peserta
maksimal Pendidik
didik
Pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia 10
1
yang baik dan benar
2 Pertanyaan bersifat rasional 10
3 Pertanyaan sangat selektif 10
4 Pertanyaan merupakan hasil observasi 10
Pertanyaan merupakan penafsiran/prediksi 10
5
dari observasi
6 Pertanyaan menganalisa hasil observasi 10
7 Pertanyaan mengarah pada hasil observasi 10
Pertanyaan menunjukkan pemahaman dengan 10
8
kejelian terhadap materi yang dipelajari
Pertanyaan menunjukkan kemampuan 10
9
berfikir yang sangat tepat
Keabsahan/kebenaran pikirannya dibuat untuk 10
10
menyeleksi pertanyaan lebih lanjut

Total skor 100

Sumber: adaptasi Hibbart. K.M (1995:19)

(skor peserta didik + skor pendidik) / 2 Nilai:


Nilai = x 100 ………….
Total skor maksimal
Peta Konsep
Penilaian
Skor
No Elemen yang dinilai Peserta
maksimal Pendidik
didik
1 Peta konsep memiliki judul yang sesuai 10
Susunan kata-kata konsep dalam kotak sesuai
2 10
dengan topik sains
Susunan kata-kata konsep telah diorganisir dari
3 konsep yang paling umum ke konsep yang paling 10
khusus
Kata-kata konsep memiliki sejumlah tingkatan
4 10
yang sesuai (umum sampai khusus)
Kata-kata penghubung yang digunakan untuk
menghubungkan kata-kata konsep sesuai dengan
5 10
hubungan yang dibentuk diantara kata-kata
konsep tersebut
Penghubung silang yang tegas dibuat diantara
6 kata-kata konsep yang berbeda pada beberapa 10
bagian peta konsep
Kata-kata penghubung yang digunakan untuk
membuat penghubung silang sesuai dengan
7 10
hubungan yang ada diantara kata-kata konsep
tersebut
8 Peta konsep mudah diikuti 10
Menunjukkan pengetahuan sebelumnya dan
9 10
pengetahuan baru
10 Peta konsep rapi dan dapat disajikan 10

Total skor 100

Sumber: adaptasi Hibbart. K.M (1995:89)

(skor peserta didik + skor pendidik) / 2 Nilai:


Nilai = x 100 ………….
Total skor maksimal
Penilaian Proses Belajar Peserta Didik KD 1.1

Diskusi kelas
Penilaian
Skor
No Elemen yang dinilai Peserta
maksimal Pendidik
didik
1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi 20
2 Mengikuti kegiatan diskusi secara aktif 20
Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan secara 20
3
seksama dan ada kaitannya dengan materi
diskusi
Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan 20
4
tujuan pertanyaan
Menghargai saran dan pendapat sesama teman 20
5
peserta diskusi

Total skor 100

Sumber: adaptasi Hibbart. K.M (1995:27)

(skor peserta didik + skor pendidik) / 2


Nilai = x 100
Total skor maksimal

Aktifitas selama diskusi kelas akan dihargai dengan:


a. Mendapat gambar jeruk, apabila Anda presentasi (skor = 1)
b. Mendapat gambar strawberi, apabila Anda mengajukan pertanyaan (skor = 2)
c. Mendapat gambar ikan, apabila Anda menjawab pertanyaan (skor = 2)
d. Mendapat gambar terong, apabila Anda menyanggah pendapat teman (skor = 1)
e. Mendapat gambar timun, apabila Anda menyimpulkan hasil diskusi (skor = 3)

Tempelkan gambar penghargaan yang Anda peroleh di jurnal Biologi


Penilaian Proses Belajar Peserta Didik KD 1.1

Presentasi lisan
Penilaian
Skor
No Elemen yang dinilai Peserta
maksimal Pendidik
didik
1 Menggunakan konsep sains secara tepat 10
Penjelasan pendukung cukup rinci untuk menjelaskan 20
2
konsep
Penyajian terdiri dari permulaan yang jelas, isi 20
3
yang terorganisir dan penutup yang jelas
Kualitas suara seperti tingkat volume, artikulasi dan 10
4
antusiasme cukup baik
5 Bahasa tubuh seperti kontak mata, postur dan gerak 10
tubuh digunakan secara efektif

6 Humor positif digunakan secara tepat 10


7 Memberi audien waktu untuk berpikir 10
8 Memberi respon yang baik pada pertanyaan audien 10

Total Skor 100

Sumber: adaptasi Hibbart. K.M (1999:103)

(skor peserta didik + skor pendidik) / 2 Nilai:


Nilai = x 100 ………….
Total skor maksimal

1
Evaluasi KD 1
Lengkapilah tabel di bawah ini!
Cabang Ilmu
No Pengertian
Biologi

1 Virologi …………………………………………………..

Ilmu yang mempelajari hubungan makhluk hidup


2 ………… dengan lingkungannya

Ilmu yang mempelajari macam-macam penyakit


3 …………

4 Mikologi …………………………………………………..

5 Genetika …………………………………………………..

6 Ornitologi …………………………………………………..

Ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup yang terjadi


7 ………… dalam kurun waktu yang sangat lama

8 …………... Ilmu yang mempelajari bentuk tubuh makhluk hidup

9 Bakteriologi …………………………………………………..

10 ………….. Ilmu yang mempelajari susunan tubuh makhluk hidup

Rubrik Jawaban Evaluasi


No Jawaban Skor
1 Ilmu yang mempelajari virus 2
2 Ekologi 2
3 Patologi 2
4 Ilmu yang mempelajari jamur 2
5 Ilmu yang mempelajari penurunan sifat 2
6 Ilmu yang mempelajari burung 2
7 Evolusi 2
8 Morfologi 2
9 Ilmu yang mempelajari bakteri 2
10 Anatomi 2
Total Skor 20

Skor yang diperoleh


Nilai yang diperoleh = × 100
Skor maksimal
d. Pelaksanaan proses pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan scientific approach dengan sistem student
centered.
e. Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara bertahap. Penilaian formatif dilakukan selama
proses pembelajaran sedangkan penilaian sumatif dilakukan melalui ulangan akhir
semester.
F. Kurikulum IGCSE Cambridge
Guru merupakan tombak tercapainya sukses dalam pembelajaran. Dalam kurikulum
Cambridge, guru dituntut untuk berprestasi, bertanggung jawab, reflektif, inovatif karena
mereka:
1. Memiliki penguasaan mata pelajaran. Mereka dapat menghubungkan konsep dan keterampilan
sedemikian rupa sehingga siswa belajar untuk memahami dan menghargai sifat disiplin
akademis yang mereka pelajari, dan apa yang merupakan kualitas dan keunggulan untuk tahap
perkembangan mereka ajarkan.
2. Mengajarkan untuk memahami. Guru memiliki kemampuan untuk terlibat dengan ide-ide jiwa
peserta didik sendiri tentang konsep-konsep penting, dan membawa mereka pada perjalanan
penemuan. Mereka mendukung pengembangan pemahaman peserta didik dengan mengadopsi
pendekatan spiral dalam perencanaan kegiatan untuk mengembangkan keterampilan terkait.
Pendekatan ini direncanakan agar peserta didik dapat meninjau kembali konsep dalam jangka
waktu dan konteks yang berbeda. Strategi spiral ini memperkuat pembelajaran dan mengarah
ke level yang lebih tinggi.
3. Menghubungkan pembelajaran ke dunia nyata, topik lain dalam mata pelajaran yang sama,
disiplin lain dan pengalaman peserta didik. Guru membangun koneksi di benak peserta didik
antara konsep-konsep yang berbeda baik di dalam mata pelajaran tersebut dan, jika relevan,
antar mata pelajaran.
4. Membangun pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi yang membutuhkan latihan dan kesabaran.
Pembelajaran scaffolding mendukung hal ini. Dengan berkonsentrasi pada proses serta produk
pembelajaran, siswa juga mengembangkan kemampuan meningkatkan tingkat pemahaman
mereka sendiri dan menjadi lebih efektif dalam belajar mandiri.
5. Memahami model pemecahan masalah. Guru harus mengetahui perkembangan holistik peserta
didik dan memahami bahwa sikap, emosi, kepercayaan diri berperan dalam belajar. Mereka
berkomunikasi cinta belajar dan percaya setiap peserta didik dapat mencapai.
6. Memahami, dan dapat menerapkan, penilaian untuk tujuan yang berbeda. Guru harus memiliki
pemahaman yang baik tentang praktek penilaian sumatif maupun formatif untuk
mengidentifikasi kompetensi apa yang telah dan belum dicapai oleh siswa dalam rangka
untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam belajar.
7. Menggunakan berbagai strategi pengajaran yang berbeda dan kegiatan termasuk bekerja
kolaboratif dalam kelompok, tugas dan kegiatan kreatif, serta pembelajaran individu.
8. Bersifat reflektif dan kreatif yang terlibat dalam pembelajaran profesional.
9. Bersifat kolaboratif dan suportif terhadap rekan kerja, sekolah dan masyarakat sekolah.

Sifat dari Kurikulum IGCSE:


1. Seimbang
Kurikulum berasal dari Cambridge dan kurikulum sekolah, sehingga mencerminkan nilai-
nilai dan tujuan pendidikan sekolah yang ingin dicapai. Penting untuk menyadari dari awal
bahwa kualitas sama pentingnya dengan kuantitas. Sekolah sering tergoda untuk menambahkan
lebih banyak konten untuk kurikulum dengan tujuan yang baik termasuk belajar sebanyak
mungkin. Tetapi, cakupan terlalu banyak tidak memungkinkan waktu untuk kedalaman
keterlibatan. Kurikulum juga perlu untuk memungkinkan keseimbangan kegiatan pendidikan.

2. Koherensi dan konsistensi


Sebuah kurikulum yang seimbang dan koheren biasanya menyediakan berbagai
pengalaman belajar yang berbeda dan saling melengkapi, terutama jika tujuannya adalah untuk
mengembangkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Sebuah kurikulum sekolah yang baik
memiliki isi, pendekatan pengajaran, praktek penilaian dan budaya di mana ia tertanam berada
secara harmonis dan saling mendukung.
Jika sekolah memutuskan untuk menggabungkan kualifikasi Cambridge dengan
kurikulum lokal atau nasional lainnya untuk membentuk kurikulum sekolah campuran, masalah
keseimbangan, koherensi dan konsistensi sangat penting untuk dipertimbangkan. Idealnya
metodologi pengajaran dan penilaian untuk kedua sistem kompatibel dan saling mendukung.
Menjalankan program dualisme dapat menambah beban kerja dan tingkat stres peserta
didik dan guru. Tim kepemimpinan harus berpihak pada guru dan peserta didik dengan
mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam proses desain kurikulum dan penjadwalan, dan
memastikan bahwa program tepat secara sumber daya.
Model kurikulum untuk sekolah bilingual dan multilingual
Umumnya sekolah menggunakan program Cambridge dengan kualifikasi English-secondary
(bahasa kedua), program pendidikan bilingual (tiga bahasa), dan menggunakan bahasa nasional
(atau daerah). Ada banyak cara pengorganisasian pendidikan bilingual, tergantung pada konteks
individu (misalnya sumber daya, lingkungan, kemampuan bahasa, tujuan). Sebagai contoh,
beberapa sekolah:
 dimulai dengan cara sederhana dengan mengajarkan satu modul atau proyek dalam
bahasa Inggris (jangka pendek, intensitas rendah)
 mempersiapkan peserta didik dengan cara membelajarkan bahasa Inggris dalam waktu
yang singkat - misalnya melalui pertukaran mahasiswa ke luar negeri, atau dengan
mengajar semua mata pelajaran kurikulum dalam bahasa Inggris selama satu tahun ajaran
(jangka pendek, intensitas tinggi)
 mengajarkan satu atau dua konten mata pelajaran dalam bahasa Inggris selama beberapa
tahun (jangka panjang, intensitas rendah)
 mengajarkan bagian penting dari kurikulum di Inggris selama beberapa tahun (jangka
panjang, intensitas tinggi).
Dasar dari semua pendekatan ini adalah pengembangan kemampuan guru untuk mengajar
konten mereka melalui media bahasa Inggris. Content and Language Integration Learning
(CLIL) adalah metodologi yang disarankan untuk mendukung proses ini, sehingga siswa dapat
sekaligus mempelajari bahasa yang mereka butuhkan dalam suatu mata pelajaran. Strategi
pelatihan jangka panjang juga akan memungkinkan guru lokal untuk membangun keterampilan
bahasa kedua mereka sehingga memungkinkan mereka mengajar menggunakan bahasa Inggris.
Ada dua pendekatan dalam adopsi kurikulum, yaitu :

Menggunakan pendekatan ini, peserta didik mempelajari beberapa mata pelajaran sebagai
bagian dari kurikulum nasional dan beberapa mata pelajaran lainnya sebagai bagian dari
kurikulum internasional. Cara ini tidak menimbulkan masalah penjadwalan ganda. Model ini
hanya layak dipakai jika kedua kurikulum sama-sama diakui.

Menggunakan pendekatan ini, peserta didik belajar tentang mata pelajaran yang dipilih
dalam dua bahasa, yaitu bahasa nasional dan bahasa Inggris, sehingga dapat mencapai kualifikasi
nasional dan Cambridge sekaligus. Mata pelajaran yang tersisa dipelajari dalam bahasa nasional.
Mata pelajaran umum (DEF) dapat diajarkan menggunakan:
 kurikulum yang terintegrasi. Kurikulum nasional dan Cambridge untuk suatu mata pelajaran
dipetakan untuk mengidentifikasi letak persamaan dan perbedaannya, dan kemudian
dilaksanakan:
- Di kelas yang sama dengan guru bilingual atau tim dua guru. Dengan cara ini, proses
belajar mengajar memungkinkan peserta didik memiliki dua kualifikasi: kualifikasi nasional
menggunakan bahasa nasional dan kualifikasi Cambridge menggunakan bahasa Inggris.
- Dengan kelas /minggu/ topik / istilah / tahun memutar antara bahasa pertama dan bahasa
Inggris. Dengan cara ini, belajar dimulai pada awal tahun dengan kurikulum nasional
menggunakan bahasa pertama, kemudian beralih pada tahun berikutnya untuk kurikulum
Cambridge. Pada saat ini siswa menggunakan bahasa Inggris menuju kualifikasi
internasional, sebelum kembali ke prioritas kurikulum nasional pada tahun-tahun terakhir.
 Dua kurikulum terpisah. Kurikulum nasional dan Cambridge untuk suatu mata pelajaran
dibahas dalam kelas dan bahasa yang terpisah, tidak ada pemetaan daerah overlap maupun
perbedaan. Jika kurikulum terpisah, maka pelajar mungkin menyadari bahwa mereka berada
di kelas kurikulum nasional dan kemudian beralih ke Cambridge (misalnya IGCSE) pada
kelas yang terpisah. Hal ini memungkinkan sekolah lebih mudah mengatur kurikulumnya
jika sulit untuk memetakan dua kurikulum, tidak ada kesamaan yang cukup antara dua
kurikulum, atau jika ada hambatan bahasa yang menghambat koordinasi guru untuk
mengajar dengan kurikulum terpadu.

Program Subjek Penilaian


Untuk siswa dengan umur Program satu atau dua tahun Cambridge IGCSE: Penilaian
14-16 tahun, dibentuk yang ditawarkan Cambridge dilakukan pada akhir
dengan dasar Cambridge IGCSE, termasuk lebih dari pelajaran. Ada banyak jenis
Secondary 1. Silabus untuk 30 bahasa asing. Sekolah penilaian, termasuk tertulis,
kualifikasi program ini dapat mengombinasikan lisan, kinerja, dan penilaian
menggunakan pendekatan pelajaran dan setiap pelajaran praktek. Banyak pelajaran
learner-centered dan diberi sertifikat secara menggunakan struktur
enquiry-based. Silabus terpisah. bertingkat untuk level
menggambanrkan kemampuan yang berbeda.
pengetahuan, pemahaman
dan kemampuan yang akan
dikembangkan pelajar dan
menerangkan bagaimana ia
dinilai.

Penjadwalan Kurikulum IGCSE

Alokasi waktu kegiatan belajar mengajar untuk kurikulum IGCSE adalah sekitar 130 jam per
minggu per subjek pelajaran yang ditempuh satu tahun atau lebih, menjadi dua tahun ketika
siswa mempelajari subjek lain.

Contoh jadwal penerapan kurikulum IGCSE :


Fasilitas yang mendukung kurikulum

Selain proses pembelajaran oleh guru yang efektif, sekolah harus menyediakan lingkungan
pembelajaran yang sesuai mendukung penerapan kurikulum. Setiap sekolah memiliki sumber
dana yang berbeda, akan tetapi paling minim ruang pembelajaran harus mendukung guru dalam
menyalurkan pelajaran secara interaktif. Fasilitas ini seperti : perpustakaan (yang berisikan buku
dan majalah pengembangan profesionalitas, jurnal elektronik, akses ke forum dan situs guru
professional, akses ke situs mata pelajaran, bahan referensi tertulis), komputer, dan koneksi
internet.
Penerapan Kurikulum IGCSE di Indonesia

1. JIMS (Jakarta Multicultural School)

Siswa tahun ke 9 dan 10 mengikuti mata pelajaran IGCSE, yang merupakan bagian dari program
CIE (Cambridge International Examinations). IGCSE menekankan pada pembelajaran berpusat
pada siswa dan menerapkan pendekatan berbasis enquiry sehingga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa memilih cakupan mata pelajaran
dari kurikulum yang luas dan seimbang pada grup yang berbeda termasuk Bahasa, Ilmu Sosial
dan Humanitas, Sains, Matematika, dan mata pelajaran Kreatif, Teknik, Vokasional.

Tes IGCSE berlangsung dua kali dalam satu tahun, yaitu pada Mei/Juni dan Oktober/November.
Hasil diumumkan pada Agustus dan Januari.
Teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian ICSE:
o Ujian lisan
o Kombinasi ujian dengan coursework
o Coursework
o Bahasa Indonesia hanya berlaku pada sesi ujian bulan November.
o CIE menggunakan delapan skala tingkatan, yaitu A*, A, B, C, D, E, F, dan G. A*
merupakan nilai tertinggi dan G merupakan nilai terendah. Nilai A* hingga C merupakan
batas kelulusan.

Fasilitas Pendidikan di JIMS:


 Pusat Bahasa
 Kantin
 Kafetaria
 Perpustakaan, dengan 9700 buku, koleksi materi pelajaran audio visual, Koran, majalah, dan
jurnal.
 Tempat Bermain Indoor
 Gelanggang Olahraga
 Kolam renang
 Lapangan basket
 Lapangan sepakbola
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:

 Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh karakteristik kurikulum, strategi implementasi


dan karakteristik pengguna kurikulum
 Dalam menerapkan kurikulum harus memperhatikan prinsip:
o Perolehan kesempatan yang sama
o Berpusat pada anak
o Pendekatan dan kemitraan
o Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
 Unsur-usur yang terkait dengan implementasi kurikulum yairu
o Pelaksanaan kurikulum
o Bahasa pengantar
o Hari belajar
o Kegiatan kurikulum
o Tenaga kependidikan
o Sarana dan prasarana pendidikan
o Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
o Bimbingan dan konseling
o Pengembangan atau penyusunan silabus
o Pengelolaan kurikulum
o Sekolah bertaraf Internasional
 Implementasi kurikulum dilakukan sesuai dengan tahapan:
Pengembangan program belajar
Pelaksanaan pembelajaran
Evaluasi proses
Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya
Mulyasa E. 2014. Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
http://jimsch.kofelle.com/curriculum/assesment-method Assessment Method

http://jimsch.kofelle.com/curriculum/curriculum-overview Curriculum Overview

http://jimsch.kofelle.com/curriculum/secondary-years-programme Secondary Years Programme

Anda mungkin juga menyukai