KORELASI ANTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan Paket B dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan (SKL) sesuai dengan Permen Diknas No. 23 tahun 2006 dengan orientasi pengembangan
olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program Paket B, yaitu
memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. Spektrum pendidikan kesetaraan
memberikan arah kebijakan penyelenggaraan model pembelajaran yang terkait antara akademik
dengan vocational skills. Dalam spektrum ini penyelenggara dapat menentukan pilihan penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan diantara tiga spektrum yang ditawarkan, yaitu; (1) Pendidikan kesetaraan murni
akademik, (2) Pendidikan kesetaraan integrasi keterampilan, dan (3) Pendidikan kesetaraan murni
keterampilan.
Mulai dari Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 14 tahun 2007 tentang Standar Isi
Pendidikan Kesetaraan, spektrum pendidikan kesetaraan sampai pada rencana pengembangan kegiatan
Pra-Koperasi bagi pendidikan kesetaraan, seluruhnya memuat kegiatan pembelajaran pendidikan
kesetaraan Paket B yang bermuatan keterampilan kecakapan hidup (life skills). Tujuan akhir dari
pembelajaran kecakapan hidup tersebut adalah terbentuknya lulusan Paket B yang memiliki
keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
Sanggar Kegiatan Belajar Kota semarang, pada tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013 telah
menyelenggarakan program pendidikan keterampilan berbasis Kelompok Usaha Produktif (KUP) bagi
warga belajar Paket B. Kegiatan keterampilan berbasis KUP dikemas dalam bentuk pelajaran
keterampilan yang dilaksanakan secara teori dan praktek memproduksi barang, selanjutnya dilakukan
pendampingan usaha untuk memproduksi dan menjual barang yang dihasilkan. Pendidikan
keterampilan berbasis KUP ini diharapkan dapat membekali warga belajar dengan pengetahuan dan
memotivasi warga belajar untuk meningkatkan pengetahuannya.
Dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program keterampilan berbasis
kewirausahaan yang diwadahi dalam suatu kegiatan Kelompok Usaha Produktif (KUP) bagi warga belajar
Paket B yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang, Tim Pengkajian
Program PAUD-NI SKB Kota Semarang perlu melakukan kegiatan pengkajian program tersebut.
Pengkajian program difokuskan pada bagaimana pengaruh program pendidikan keterampilan dengan
motivasi yang muncul pada diri warga belajar.
Untuk mengetahui adanya hubungan saling pengaruh antara pelajaran keterampilan berbasis kelpmpok
usaha produktif (KUP) dengan motivasi belajar peserta didik program Paket B yang diselenggarakan oleh
SKB Kota Semarang, perlu dilakukan kegiatan pengkajian program PAUDNI tentang “Korelasi Antara
Pelajaran Keterampilan Berbasis KUP Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga Belajar Paket B Di SKB Kota
Semarang”.
1.2. Dasar
Dasar pelaksanaan kegiatan pengkajian program PAUD NI tentang “Korelasi antara pelajaran
keterampilan berbasis KUP dengan motivasi balajar bagi warga belajar Paket B di SKB Kota
Semarang” adalah:
c. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan
Angka Kreditnya.
d. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian NegaranNo.
03/III/PB/2011, No. 8 Tahun 2011 tentang Juklak Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka
Kreditnya.
e. SK Kepala SKB Kota Semarang No. 781.1/190/2012 Tentang Pengkajian Program PAUD NI di SKB
Kota Semarang.
1.3. Tujuan
Tujuan dari Pengkajian Program PAUDNI tentang “Korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP
dengan motivasi balajar bagi warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang” adalah:
a. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi belajar pada warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.
b. Untuk mengetahui keunggulan pelajaran keterampilan berbasis KUP di SKB Kota Semarang.
c. Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan pelajaran keterampilan berbasis KUP di SKB
Kota Semarang.
1.4. Manfaat
Secara teoritis, pengkajian program ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa gagasan, ide,
konsep tentang model pelajaran keterampilan yang efektif dan efisien yang dapat dislenggarakan di
lembaga SKB maupun lembaga PAUDNI lainnya.
Hasil pengkajian program PAUDNI tentang “Korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi balajar bagi warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang” ini diharapkan bermanfaat bagi
pihak-pihak:
4) Sebagai contoh atau model bagi penyelenggara program pendidikan keterampilan berbasis
kewirausahaan.
BAB II
Keterampilan berbasis KUP merupakan pelajaran keterampilan berbasis kewirausahaan yang pada akhir
pelaksanaan program warga belajarnya membentuk Kelompok Usaha Produktif yang disingkat dengan
KUP. Kelompok Usaha Produktif (KUP) merupakan wadah usaha bersama dengan prinsip dari, oleh dan
untuk peserta Paket B yang didirikan oleh peserta didik dan dibimbing oleh lembaga penyelenggara yang
berusaha menghasilkan pendapatan dan keuntungan bagi peserta KUP yang dikelola terus menerus dan
bergulir dalam memanfaatkan potensi ekonomi lokal/ setempat (Kemdikbud, 2012). Dalam petunjuk
pelaksanaan Bansos Pendidikan Kesetaraan Berbasis Kewirausahaan (Depdiknas, 2010) dikemukakan
tentang pelaksanaan pendidikan kesetaraan yang terarah pada upaya peningkatan kewirausahaan bagi
warga belajar. Ketentuan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dilakukan secara integratif dengan
pembelajaran keterampilan, penambahan pelajaran keterampilan dilakukan selama menyelesaikan
pendidikan akademik, perintisan usaha dilakukan selama proses pembelajaran.
Maksud dan tujuan dari penyelenggaraan pembelajaran keterampilan berbasis kelompok usaha
produktif (KUP) adalah untuk menanamkan jiwa wirausaha dalam diri peserta didik. Melalui
pembelajaran keterampilan berbasis KUP ini diharapkan warga belajar memiliki kemandirian untuk
berwirausaha maupun bekerja.
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Hasibuan
(2007:95) mendefinisikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Harold Koontz menyatakan bahwa motivation refers to the drive
and effort to satisfy a want or goal. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan
kebutuhan atau tujuan (Hasibuan, 2007:95). Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari
untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Siagian, 2004). Menurut Clayton Alderfer dalam
Siagian (2004) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan
seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku
pada diri siswa diharapkan terjadi. Motivasi belajar merupakan kecenderungan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Sedangkan Abraham Maslow menjelaskan motivasi belajar merupakan kebutuhan untuk
mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
berprestasi dan kreatif (Siagian, 2004).
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong peserta didik atau warga belajar untuk belajar dengan senang dan belajar secara
sungguh-sungguh, sehingga akan terbentuk cara belajar yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat
menyeleksi kegiatan-kagiatannya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Warga belajar adalah istilah peserta didik pada pendidikan nonformal. Sasaran warga belajar Paket B
yang diselenggarakan oleh SKB Kota Semarang adalah adalah anak-anak usia formal yang tidak mampu
secara ekonomi untuk melanjutkan di sekolah formal. Kriteria warga belajar Paket B adalah lulus SD/MI
sederajat atau putus SMP/MTs sederajat.
Kerangka berfikir dari pengkajian program PAUDNI tentang pelaksanaan pelajaran keterampilan pada
Paket B di SKB Kota Semarang, tim pengkajian akan meneliti apakah ada korelasi antara pelajaran
keterampilan yang dikemas dalam model kelompok usaha produktif (KUP) dengan motivasi belajar.
Dalam pengkajian program PAUDNI tentang pelajaran keterampilan, kerangka berpikir yang
dikemukakan adalah pelajaran keterampilan berbasis KUP berpengaruh terhadap motivasi belajar
peserta didik. Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari variabel keterampilan berbasis KUP, maka
semakin tinggi pula nilai pada variabel motivasi belajar. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh
dari variabel keterampilan berbasis KUP, maka semakin rendah pula nilai pada variabel motivasi belajar.
2.4.2. Hipotesa
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian yang
memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut. Dalam suatu penelitian, rumusan
hipotesis sangat penting. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji
kebenarannya. Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam pengkajian program PAUDNI ini adalah: ”Ada
pengaruh yang signifikan antara pelajaran keterampilan terhadap motivasi belajar bagi warga belajar
Paket B di SKB Kota Semarang”. Secara terstruktur hipotesisnya adalah:
1) Ho: Tidak ada hubungan yang mempengaruhi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.
2) Ha: Ada hubungan yang mempengaruhi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.
BAB III
METODE PENGKAJIAN
Pengkajian program PAUDNI tentang keterampilan berbasis KUP ini menggunakan pendekatan
Kuantitatif Ekspos Fakto. Hasan (2005) mengemukakan bahwa penelitian Ekspos Fakto (expost fakto
research) meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan
dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan terhadap program, kegiatan
atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan desain
hubungan antar variable, sebagaimana tertuang dalam gambar berikut:
1) Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada
variabel lainnya, yang disimbolkan dengan X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelajaran
keterampilan berbasis KUP. Untuk selanjutnya variabel X adalah keterampilan berbasis KUP.
2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel
lainnya, yang disimbolkan dengan Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar warga
belajar Paket B SKB Kota Semarang. Untuk selanjutnya variabel Y adalah motivasi belajar.
Dalam penelitian ini diprediksikan bahwa variabel bebas (X) memiliki hubungan pengaruh terhadap
variabel terikat (Y), nilai-nilai variabel X berpengaruh terhadap nilai-nilai variabel Y.
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau alat
pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yang akan
dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas
(kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai dengan variabel
yang diukur. Instrumen yang digunakan dalam pengkajian program ini menggunakan kuesioner atau
angket.
Kuesioner ini dibuat dari pengembangan indikator masing-masing variabel sebagai acuan dalam
mengembangkan butir-butir instrumen dalam bentuk pernyataan yang berkaitan dengan dimensi
masing-masing variabel.
Berikut kisi-kisi instrumen penelitian tentang korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP
dengan motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.
No Variabel Indikator
2) Sarana prasarana
3) Model pembelajaran
4) Nara sumber
2) Minat
3) Semangat
4) Kesungguhan
5) Kesenangan
Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan
data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen disusun dalam bentuk berskala. Skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale. Rating scale merupakan alat pengumpul data
yang berupa suatu daftar berisi tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku tentang kekuatan atau kelemahan
secara berjenjang dengan diberi skala yang berupa angka tingkatan kualitas.
Rating scale yang digunakan dalam pengkajian program ini meliputi 5 skala tingkatan, yaitu:
3) Skor 3 = biasa/cukup/kadang-kadang
4) Skor 4 = baik/tinggi/sering
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pengkajian program ini adalah dengan
menggunakan angket atau kuesioner tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan
menyediakan jawaban lengkap sehingga responden tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih
(Suharsimi Arikunto,1996:278). Dalam penelitian ini angket ditujukan kepada responden penelitian,
yaitu warga belajar Paket B yang ikut pelajaran keterampilan berbasis KUP di SKB Kota Semarang pada
tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013.
Untuk menentukan kekuatan hubungan atau korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP
dengan motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang, berikut ini diberikan nilai-nilai dari
koefisien korelasi (KK) yang digunakan sebagai penentuan tinggi rendahnya tingkat korelasi antara dua
variabel dalam penelitian.
g. KK = 1 : korelasi sempurna
Dengan menggunakan metode analisis korelasi diharapkan dapat diketahui tingkat korelasi pelaksanaan
kegiatan pendidikan keterampilan berbasis KUP dengan motivasi belajar warga belajar Paket B yang
dilaksanakan oleh SKB Kota Semarang.
“Uji Korelasi Sederhana”. Uji korelasi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan
hipotesis kedua. Teknik korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi Pearson. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
BAB IV
Untuk memperoleh hasil pengkajian program yang akurat dan sahih, perlu dirancang dan dipersiapkan
pelaksanaannya secara matang. Persiapan tersebut mencakup sarana dan prasarana pendukung
kebutuhan pengkajian program, penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensinya
sebagai tim pengkajian, serta anggaran biaya yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kegiatan
pengkajian program.
4.1.1. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pengkajian program, meliputi:
Susunan tim pengkajian program PAUD-NI tentang “Korelasi Antara Pelajaran Keterampilan Berbasis
KUP Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga Belajar Paket B di SKB Kota Semarang” adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1: Susunan Tim Pengkajian Program PAUD-NI Tentang “Korelasi Antara Pelajaran Keterampilan
Berbasis KUP Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga Belajar Paket B di SKB Kota Semarang”
a. Tim Pengkajian
4) bersama Tim Pengolah dan Analisis Data melakukan pengolahan dan analisa data
1) melakukan pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan oleh Tim
Pengambil Data
3) menyampaikan laporan hasil pengolahan dan analisa data kepada Tim Pengkajian
Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pengkajian program PAUD-NI
tentang “Korelasi Antara Pelajaran Keterampilan Berbasis Kup Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga
Belajar Paket B di SKB Kota Semarang” adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2: Anggaran Biaya Pengkajian Program PAUD-NI tentang Korelasi antara Pelajaran Keterampilan
Berbasis KUP dengan Motivasi Belajar Warga Belajar Paket B SKB Kota Semarang
b. Fotocopy Rp 150.000
c. Penjilidan Rp 50.000
a. Dokumentasi Rp 100.000
a. ATK Rp 50.000
a. ATK Rp 50.000
b. Fotocopy Rp 250.000
c. Penjilidan Rp 200.000
Anggaran biaya tersebut ditanggung secara pribadi oleh Tim Pengkajian Program PAUD-NI bidang
keterampilan/vokasi. Hal ini disebabkan pelaksanaan kegiatan pengkajian program PAUD-NI
tidak/belum dibiayai oleh pihak manapun.
Lokasi pengkajian dilaksnakan pada Kejar Paket B SKB Kota Semarang, dengan alamat sebagai berikut:
Kecamatan : Gunungpati
Kota : Semarang
Pengkajian dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Juli 2013, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 4.3: Jadwal Kegiatan Pengkajian Program PAUD-NI tentang Korelasi antara Pelajaran Keterampilan
Berbasis KUP dengan Motivasi Belajar Warga Belajar Paket B SKB Kota Semarang
Tahap pelaporan pelaksanaan pengkajian program PAUD-NI mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
a. setelah hasil pengolahan dan analisa data terselesaikan, tim pengkajian menyimpulkan hasil
pengkajian dan menyusun laporan,
b. laporan disusun oleh tim pengkajian dan disampaikan kepada Kepala SKB Kota Semarang untuk
diperiksa kebenarannya,
c. apabila masih ada yang harus direvisi maka tim pengkajian melaksanakan pembenaran atau revisi,
d. jika sudah disetujui dan memperoleh pengesahan dari Kepala SKB, tim pengkajian menggandakan
laporan hasil pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, M. Iqbal. 2005. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, H.Malayu S.P. 2007. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi
Aksara
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
/iframe>