Anda di halaman 1dari 14

DESAIN

PENGKAJIAN PROGRAM PAUD NI

KORELASI ANTARA

PELAJARAN KETERAMPILAN BERBASIS KUP DENGAN MOTIVASI BALAJAR

BAGI WARGA BELAJAR PAKET B

DI SKB KOTA SEMARANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan Paket B dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan (SKL) sesuai dengan Permen Diknas No. 23 tahun 2006 dengan orientasi pengembangan
olahkarya untuk mencapai keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program Paket B, yaitu
memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. Spektrum pendidikan kesetaraan
memberikan arah kebijakan penyelenggaraan model pembelajaran yang terkait antara akademik
dengan vocational skills. Dalam spektrum ini penyelenggara dapat menentukan pilihan penyelenggaraan
pendidikan kesetaraan diantara tiga spektrum yang ditawarkan, yaitu; (1) Pendidikan kesetaraan murni
akademik, (2) Pendidikan kesetaraan integrasi keterampilan, dan (3) Pendidikan kesetaraan murni
keterampilan.

Mulai dari Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Peraturan Pemerintah No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 14 tahun 2007 tentang Standar Isi
Pendidikan Kesetaraan, spektrum pendidikan kesetaraan sampai pada rencana pengembangan kegiatan
Pra-Koperasi bagi pendidikan kesetaraan, seluruhnya memuat kegiatan pembelajaran pendidikan
kesetaraan Paket B yang bermuatan keterampilan kecakapan hidup (life skills). Tujuan akhir dari
pembelajaran kecakapan hidup tersebut adalah terbentuknya lulusan Paket B yang memiliki
keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.

Pengembangan model pembelajaran keterampilan fungsional berbasis kewirausahaan didasari oleh


pengembangan spektrum pendidikan kesetaraan integrasi keterampilan (KIK) yang memberikan materi
akademik dan keterampilan secara seimbang, sehingga peserta didik disamping memperoleh ijasah
sebagai hasil pembelajaran akademik, mereka juga memperoleh keahlian untuk mandiri, terutama
bidang kewirausahaan.
Maksud dan tujuan dari penyelenggaraan pembelajaran keterampilan fungsional dalam pendidikan
kesetaraan adalah untuk menanamkan jiwa wirausaha dalam diri peserta didik. Melalui pembelajaran
keterampilan fungsional berbasis kewirausahaan ini diharapkan warga belajar memiliki kemandirian
untuk berusaha sebagai wirausaha maupun bersaing di dunia kerja.

Sanggar Kegiatan Belajar Kota semarang, pada tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013 telah
menyelenggarakan program pendidikan keterampilan berbasis Kelompok Usaha Produktif (KUP) bagi
warga belajar Paket B. Kegiatan keterampilan berbasis KUP dikemas dalam bentuk pelajaran
keterampilan yang dilaksanakan secara teori dan praktek memproduksi barang, selanjutnya dilakukan
pendampingan usaha untuk memproduksi dan menjual barang yang dihasilkan. Pendidikan
keterampilan berbasis KUP ini diharapkan dapat membekali warga belajar dengan pengetahuan dan
memotivasi warga belajar untuk meningkatkan pengetahuannya.

Dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program keterampilan berbasis
kewirausahaan yang diwadahi dalam suatu kegiatan Kelompok Usaha Produktif (KUP) bagi warga belajar
Paket B yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Semarang, Tim Pengkajian
Program PAUD-NI SKB Kota Semarang perlu melakukan kegiatan pengkajian program tersebut.
Pengkajian program difokuskan pada bagaimana pengaruh program pendidikan keterampilan dengan
motivasi yang muncul pada diri warga belajar.

Untuk mengetahui adanya hubungan saling pengaruh antara pelajaran keterampilan berbasis kelpmpok
usaha produktif (KUP) dengan motivasi belajar peserta didik program Paket B yang diselenggarakan oleh
SKB Kota Semarang, perlu dilakukan kegiatan pengkajian program PAUDNI tentang “Korelasi Antara
Pelajaran Keterampilan Berbasis KUP Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga Belajar Paket B Di SKB Kota
Semarang”.

1.2. Dasar

Dasar pelaksanaan kegiatan pengkajian program PAUD NI tentang “Korelasi antara pelajaran
keterampilan berbasis KUP dengan motivasi balajar bagi warga belajar Paket B di SKB Kota
Semarang” adalah:

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

c. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan
Angka Kreditnya.

d. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian NegaranNo.
03/III/PB/2011, No. 8 Tahun 2011 tentang Juklak Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka
Kreditnya.

e. SK Kepala SKB Kota Semarang No. 781.1/190/2012 Tentang Pengkajian Program PAUD NI di SKB
Kota Semarang.
1.3. Tujuan

Tujuan dari Pengkajian Program PAUDNI tentang “Korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP
dengan motivasi balajar bagi warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang” adalah:

a. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi belajar pada warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.

b. Untuk mengetahui keunggulan pelajaran keterampilan berbasis KUP di SKB Kota Semarang.

c. Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan pelajaran keterampilan berbasis KUP di SKB
Kota Semarang.

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, pengkajian program ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa gagasan, ide,
konsep tentang model pelajaran keterampilan yang efektif dan efisien yang dapat dislenggarakan di
lembaga SKB maupun lembaga PAUDNI lainnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil pengkajian program PAUDNI tentang “Korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi balajar bagi warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang” ini diharapkan bermanfaat bagi
pihak-pihak:

1) Lembaga SKB, sebagai bahan acuan penyelenggaraan pembelajaran keterampilan.

2) Dinas Pendidikan, sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan program keterampilan


Paket B.

3) BPKB, BPPAUDNI/P2PAUDNI dan Kemdiknas dalam melaksanakan program pembelajaran


kesetaraan.

4) Sebagai contoh atau model bagi penyelenggara program pendidikan keterampilan berbasis
kewirausahaan.

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESA

2.1. Keterampilan Berbasis KUP


Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket B, yang selanjutnya disebut KTSP Pendidikan Kesetaraan Paket
B, salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran adalah mata pelajaran
keterampilan fungsional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (2) dinyatakan bahwa “Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Struktur kurikulum
pendidikan kesetaraan Paket B dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) sesuai
dengan Permen Diknas No. 23 tahun 2006 dengan orientasi pengembangan olah karya untuk mencapai
keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program Paket B, yaitu memiliki keterampilan untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja.

Keterampilan berbasis KUP merupakan pelajaran keterampilan berbasis kewirausahaan yang pada akhir
pelaksanaan program warga belajarnya membentuk Kelompok Usaha Produktif yang disingkat dengan
KUP. Kelompok Usaha Produktif (KUP) merupakan wadah usaha bersama dengan prinsip dari, oleh dan
untuk peserta Paket B yang didirikan oleh peserta didik dan dibimbing oleh lembaga penyelenggara yang
berusaha menghasilkan pendapatan dan keuntungan bagi peserta KUP yang dikelola terus menerus dan
bergulir dalam memanfaatkan potensi ekonomi lokal/ setempat (Kemdikbud, 2012). Dalam petunjuk
pelaksanaan Bansos Pendidikan Kesetaraan Berbasis Kewirausahaan (Depdiknas, 2010) dikemukakan
tentang pelaksanaan pendidikan kesetaraan yang terarah pada upaya peningkatan kewirausahaan bagi
warga belajar. Ketentuan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dilakukan secara integratif dengan
pembelajaran keterampilan, penambahan pelajaran keterampilan dilakukan selama menyelesaikan
pendidikan akademik, perintisan usaha dilakukan selama proses pembelajaran.

Maksud dan tujuan dari penyelenggaraan pembelajaran keterampilan berbasis kelompok usaha
produktif (KUP) adalah untuk menanamkan jiwa wirausaha dalam diri peserta didik. Melalui
pembelajaran keterampilan berbasis KUP ini diharapkan warga belajar memiliki kemandirian untuk
berwirausaha maupun bekerja.

2.2. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Hasibuan
(2007:95) mendefinisikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Harold Koontz menyatakan bahwa motivation refers to the drive
and effort to satisfy a want or goal. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan
kebutuhan atau tujuan (Hasibuan, 2007:95). Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari
untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Siagian, 2004). Menurut Clayton Alderfer dalam
Siagian (2004) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan
seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku
pada diri siswa diharapkan terjadi. Motivasi belajar merupakan kecenderungan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Sedangkan Abraham Maslow menjelaskan motivasi belajar merupakan kebutuhan untuk
mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik,
berprestasi dan kreatif (Siagian, 2004).

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong peserta didik atau warga belajar untuk belajar dengan senang dan belajar secara
sungguh-sungguh, sehingga akan terbentuk cara belajar yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat
menyeleksi kegiatan-kagiatannya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

2.3. Warga Belajar Paket B

Warga belajar adalah istilah peserta didik pada pendidikan nonformal. Sasaran warga belajar Paket B
yang diselenggarakan oleh SKB Kota Semarang adalah adalah anak-anak usia formal yang tidak mampu
secara ekonomi untuk melanjutkan di sekolah formal. Kriteria warga belajar Paket B adalah lulus SD/MI
sederajat atau putus SMP/MTs sederajat.

2.4. Kerangka Berpikir dan Hipotesa

2.4.1. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir dari pengkajian program PAUDNI tentang pelaksanaan pelajaran keterampilan pada
Paket B di SKB Kota Semarang, tim pengkajian akan meneliti apakah ada korelasi antara pelajaran
keterampilan yang dikemas dalam model kelompok usaha produktif (KUP) dengan motivasi belajar.
Dalam pengkajian program PAUDNI tentang pelajaran keterampilan, kerangka berpikir yang
dikemukakan adalah pelajaran keterampilan berbasis KUP berpengaruh terhadap motivasi belajar
peserta didik. Semakin tinggi nilai yang diperoleh dari variabel keterampilan berbasis KUP, maka
semakin tinggi pula nilai pada variabel motivasi belajar. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh
dari variabel keterampilan berbasis KUP, maka semakin rendah pula nilai pada variabel motivasi belajar.

2.4.2. Hipotesa

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian yang
memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut. Dalam suatu penelitian, rumusan
hipotesis sangat penting. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji
kebenarannya. Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam pengkajian program PAUDNI ini adalah: ”Ada
pengaruh yang signifikan antara pelajaran keterampilan terhadap motivasi belajar bagi warga belajar
Paket B di SKB Kota Semarang”. Secara terstruktur hipotesisnya adalah:

1) Ho: Tidak ada hubungan yang mempengaruhi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.

2) Ha: Ada hubungan yang mempengaruhi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP dengan
motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.

BAB III

METODE PENGKAJIAN

3.1. Desain Penelitian

Pengkajian program PAUDNI tentang keterampilan berbasis KUP ini menggunakan pendekatan
Kuantitatif Ekspos Fakto. Hasan (2005) mengemukakan bahwa penelitian Ekspos Fakto (expost fakto
research) meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan
dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan terhadap program, kegiatan
atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan desain
hubungan antar variable, sebagaimana tertuang dalam gambar berikut:

3.2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam pengkajian program PAUDNI ini meliputi:

1) Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada
variabel lainnya, yang disimbolkan dengan X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelajaran
keterampilan berbasis KUP. Untuk selanjutnya variabel X adalah keterampilan berbasis KUP.

2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel
lainnya, yang disimbolkan dengan Y. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar warga
belajar Paket B SKB Kota Semarang. Untuk selanjutnya variabel Y adalah motivasi belajar.

Dalam penelitian ini diprediksikan bahwa variabel bebas (X) memiliki hubungan pengaruh terhadap
variabel terikat (Y), nilai-nilai variabel X berpengaruh terhadap nilai-nilai variabel Y.

3.3. Sumber Data


Yang menjadi sumber data dalam pengkajian program PAUDNI tentang pelajaran keterampilan yang
berbasis kelompok usaha produktif (KUP) adalah warga belajar Paket B SKB Kota Semarang yang
mengikuti pelajaran keterampilan berbasis KUP yang diselenggarakan pada tahun pelajaran 2011/2012
dan 2012/2013. Jumlah peserta pelajaran keterampilan berbasis KUP ada sebanyak 25 warga belajar.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Instrumen atau alat
pengumpul data harus sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Sumber data dan jenis data yang akan
dikumpulkan harus jelas. Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas
(kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan), paling tidak ditinjau dari segi isinya sesuai dengan variabel
yang diukur. Instrumen yang digunakan dalam pengkajian program ini menggunakan kuesioner atau
angket.

Kuesioner ini dibuat dari pengembangan indikator masing-masing variabel sebagai acuan dalam
mengembangkan butir-butir instrumen dalam bentuk pernyataan yang berkaitan dengan dimensi
masing-masing variabel.

Indikator untuk variabel keterampilan berbasis KUP meliputi:

1) Jenis keterampilan yang diajarkan,

2) Sarana prasarana yang mendukung pelajaran,

3) Model pembelajaran yang dilaksanakan,

4) Nara sumber yang mengajar.

Sedangkan indikator dari variabel motivasi belajar meliputi:

1) kehadiran warga belajar dalam mengikuti pelajaran,

2) minat warga belajar dalam mengikuti pelajaran,

3) semangat warga belajar dalam belajar,

4) kesungguhan warga belajar dalam belajar,

5) kesenangan warga belajar dalam mengikuti pelajaran.

Berikut kisi-kisi instrumen penelitian tentang korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP
dengan motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang.

Tabel 3.1: Kisi-kisi instrumen penelitian

No Variabel Indikator

1 keterampilan berbasis KUP 1) Jenis keterampilan

2) Sarana prasarana
3) Model pembelajaran

4) Nara sumber

2 Motivasi belajar 1) Kehadiran

2) Minat

3) Semangat

4) Kesungguhan

5) Kesenangan

Instrumen penelitian terlampir.

Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan
data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen disusun dalam bentuk berskala. Skala pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale. Rating scale merupakan alat pengumpul data
yang berupa suatu daftar berisi tentang sifat atau ciri-ciri tingkah laku tentang kekuatan atau kelemahan
secara berjenjang dengan diberi skala yang berupa angka tingkatan kualitas.

Rating scale yang digunakan dalam pengkajian program ini meliputi 5 skala tingkatan, yaitu:

1) Skor 1 = sangat tidak baik/sangat rendah/tidak pernah

2) Skor 2 = tidak baik/rendah/jarang

3) Skor 3 = biasa/cukup/kadang-kadang

4) Skor 4 = baik/tinggi/sering

5) Skor 5 = sangat baik/sangat tinggi/Selalu

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pengkajian program ini adalah dengan
menggunakan angket atau kuesioner tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disusun dengan
menyediakan jawaban lengkap sehingga responden tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih
(Suharsimi Arikunto,1996:278). Dalam penelitian ini angket ditujukan kepada responden penelitian,
yaitu warga belajar Paket B yang ikut pelajaran keterampilan berbasis KUP di SKB Kota Semarang pada
tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013.

3.6. Teknik Analisis Data


Metode analisa data yang digunakan dalam pengkajian ini adalah analisis korelasi. Analisis korelasi
adalah cara untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antar variabel (Hasan, 2005:228).
Apabila terdapat hubungan antar variabel maka perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya.

Untuk menentukan kekuatan hubungan atau korelasi antara pelajaran keterampilan berbasis KUP
dengan motivasi belajar warga belajar Paket B di SKB Kota Semarang, berikut ini diberikan nilai-nilai dari
koefisien korelasi (KK) yang digunakan sebagai penentuan tinggi rendahnya tingkat korelasi antara dua
variabel dalam penelitian.

a. KK = 0 : tidak ada korelasi

b. 0 KK 0,20 : korelasi sangat rendah/lemah sekali

c. 0,20 KK 0,40 : korelasi rendah/lemah tetapi pasti

d. 0,40 KK 0,70 : korelasi yang cukup berarti

e. 0,70 KK 0,90 : korelasi yang tinggi kuat

f. 0,90 KK 1 : korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan

g. KK = 1 : korelasi sempurna

Dengan menggunakan metode analisis korelasi diharapkan dapat diketahui tingkat korelasi pelaksanaan
kegiatan pendidikan keterampilan berbasis KUP dengan motivasi belajar warga belajar Paket B yang
dilaksanakan oleh SKB Kota Semarang.

Untuk menganalisis hipotesis, langkah yang ditempuh adalah menggunakan

“Uji Korelasi Sederhana”. Uji korelasi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan
hipotesis kedua. Teknik korelasi sederhana yang digunakan adalah korelasi Pearson. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.

BAB IV

STRATEGI PELAKSANAAN PENGKAJIAN

4.1. Tahap Persiapan

Untuk memperoleh hasil pengkajian program yang akurat dan sahih, perlu dirancang dan dipersiapkan
pelaksanaannya secara matang. Persiapan tersebut mencakup sarana dan prasarana pendukung
kebutuhan pengkajian program, penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensinya
sebagai tim pengkajian, serta anggaran biaya yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kegiatan
pengkajian program.
4.1.1. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pengkajian program, meliputi:

a. Alat tulis kantor (ATK)

b. Perangkat komputer dan printer

c. Kamera foto/video untuk pengambilan gambar dokumentasi

d. Ruangan untuk kepentingan rapat/diskusi terfokus dan pengolahan data

4.1.2. Tim pengkajian

Susunan tim pengkajian program PAUD-NI tentang “Korelasi Antara Pelajaran Keterampilan Berbasis
KUP Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga Belajar Paket B di SKB Kota Semarang” adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1: Susunan Tim Pengkajian Program PAUD-NI Tentang “Korelasi Antara Pelajaran Keterampilan
Berbasis KUP Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga Belajar Paket B di SKB Kota Semarang”

No. Tugas Dalam Tim Nama Jabatan

1 Tim Pengkajian 1. Drs. Kustopo, M.Pd Ketua

2. Kis Triyantono, S.Pd Anggota

2 Tim Validasi Instrumen 1. Siti Suwaidah, M.Pd Ketua


dan Pengambil Data
2. Dra. Sudarmi Anggota

3 Tim Pengolah dan 1. Itang Atitin, SP Ketua


Analisis Data
2. Arie Yekti W., M.Pd Anggota

Rincian tugas dari masing-masing tim pengkaji adalah sebagai berikut:

a. Tim Pengkajian

1) merancang dan menyusun desain pengkajian

2) merancang, menyusun dan mengembangkan instrumen pengkajian


3) melaksanakan orientasi pengumpulan data dengan membentuk tim pelaksana pengumpulan data

4) bersama Tim Pengolah dan Analisis Data melakukan pengolahan dan analisa data

5) menyusun pelaporan hasil pengkajian program yang telah dilaksanakan

b. Tim Validasi Instrumen

1) memvalidasi instrumen yang telah dikembangkan oleh Tim Pengkaji

2) melakukan revisi instrumen apabila terdapat hal-hal yang perlu direvisi

3) menyusun laporan kegiatan validasi instrumen

c. Tim Pengambil Data

1) mengikuti orientasi pengumpulan data yang dilaksanakan oleh Tim Pengkajian

2) melaksanakan kegiatan pengumpulan data di lapangan

3) menyampaikan laporan kegiatan pengumpulan data kepada Tim Pengkajian

d. Tim Pengolah dan Analisis Data

1) melakukan pengolahan data dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan oleh Tim
Pengambil Data

2) melakukan analisa data yang telah diolah

3) menyampaikan laporan hasil pengolahan dan analisa data kepada Tim Pengkajian

4.1.3. Anggaran biaya pengkajian

Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan pengkajian program PAUD-NI
tentang “Korelasi Antara Pelajaran Keterampilan Berbasis Kup Dengan Motivasi Balajar Bagi Warga
Belajar Paket B di SKB Kota Semarang” adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2: Anggaran Biaya Pengkajian Program PAUD-NI tentang Korelasi antara Pelajaran Keterampilan
Berbasis KUP dengan Motivasi Belajar Warga Belajar Paket B SKB Kota Semarang

No. Jenis Kebutuhan Volume Jumlah Biaya

1 Biaya penyusunan desain dan instrumen 1 keg Rp 450.000


a. ATK Rp 100.000

b. Fotocopy Rp 150.000

c. Penjilidan Rp 50.000

d. Transport tim Rp 150.000

2 Biaya validasi instrumen 1 keg Rp 250.000

a. Uji instrumen Rp 100.000

b. Transport tim Rp 150.000

3 Biaya pengambilan data 1 keg Rp 250.000

a. Dokumentasi Rp 100.000

b. Transport tim Rp 150.000

4 Biaya pengolahan dan analisis data 1 keg Rp 200.000

a. ATK Rp 50.000

b. Transport tim Rp 150.000

5 Biaya pembuatan laporan 1 keg Rp 650.000

a. ATK Rp 50.000

b. Fotocopy Rp 250.000

c. Penjilidan Rp 200.000

d. Transport tim Rp 150.000

JUMLAH SELURUH BIAYA Rp 1.800.000

Anggaran biaya tersebut ditanggung secara pribadi oleh Tim Pengkajian Program PAUD-NI bidang
keterampilan/vokasi. Hal ini disebabkan pelaksanaan kegiatan pengkajian program PAUD-NI
tidak/belum dibiayai oleh pihak manapun.

4.2. Tahap Pelaksanaan

4.2.1. Lokasi pengkajian

Lokasi pengkajian dilaksnakan pada Kejar Paket B SKB Kota Semarang, dengan alamat sebagai berikut:

Jalan : Jl. Raya Ungaran – Gunungpati KM. 5


Kelurahan : Sumurejo

Kecamatan : Gunungpati

Kota : Semarang

Provinsi : Jawa Tengah

4.2.2. Waktu pengkajian

Pengkajian dilaksanakan bulan Mei sampai dengan Juli 2013, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 4.3: Jadwal Kegiatan Pengkajian Program PAUD-NI tentang Korelasi antara Pelajaran Keterampilan
Berbasis KUP dengan Motivasi Belajar Warga Belajar Paket B SKB Kota Semarang

No. Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Lokasi/Tempat

1 Penyusunan desain pengkajian 6 – 10 Mei 2013 SKB Semarang

2 Penyusunan instrumen 13 – 17 Mei 2013 SKB Semarang

3 Validasi instrumen 20 – 24 Mei 2013 SKB Semarang

4 Orientasi petugas pengambil data 27 – 28 Mei 2013 SKB Semarang

5 Pengambilan data di lapangan 29 – 31 Mei 2013 Paket B SKB


Semarang

6 Pengolahan dan analisa data 3 – 21 Juni 2013 SKB Semarang

7 Penyusunan laporan 24 Juni – 19 Juli 2013 SKB Semarang

8 Cetak dan penggandaan laporan 22 – 26 Juli 2013 Fotocopy dan


penjilidan

4.3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan pelaksanaan pengkajian program PAUD-NI mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

a. setelah hasil pengolahan dan analisa data terselesaikan, tim pengkajian menyimpulkan hasil
pengkajian dan menyusun laporan,
b. laporan disusun oleh tim pengkajian dan disampaikan kepada Kepala SKB Kota Semarang untuk
diperiksa kebenarannya,

c. apabila masih ada yang harus direvisi maka tim pengkajian melaksanakan pembenaran atau revisi,

d. jika sudah disetujui dan memperoleh pengesahan dari Kepala SKB, tim pengkajian menggandakan
laporan hasil pengkajian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas. 2010. Petunjuk Pelaksanaan Bansos Pendidikan Kesetaraan Berbasis


Kewirausahaan. Jakarta: Depdiknas

Hasan, M. Iqbal. 2005. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, H.Malayu S.P. 2007. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi
Aksara

Kemdikbud, 2012. Petunjuk Pelaksanaan Bansos Keterampilan Kewirausahaan Paket B. Jakarta:


Depdiknas

Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

/iframe>

Anda mungkin juga menyukai