sar
b. Mampu melakukan pemasaran
c. Mampu membuat bagan perkembangan usaha
d. Mampu membuat laporan keuangan
b. Pendekatan
Kurikulum SMK Negeri 6 Kerinci dirancang menggunakan berbagai
pendekatan yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan akademik
Kurikulum SMK Negeri 6 Kerinci merupakan perangkat pendidikan yang secara sadar
dirancang sesuai dengan kaidah-kaidah kekurikuluman. Kaidah-kaidah yang harus diikuti
dalam penyusunan kurikulum antara lain adalah sebagai berikut:
Kurikulum SMK Negeri 6 Kerinci berisi rancangan pendidikan dan
pelatihan yang menyeluruh dan terpadu.
Kurikulum SMK Negeri 6 Kerinci mengandung komponen tujuan, isi atau
materi dan evaluasi yang dirancang menjadi satu kesatuan yang utuh.
Kurikulum SMK Negeri 6 Kerinci secara jelas menunjukan tujuan
langsung (tersurat) dan tujuan tidak langsung (tersirat)
2. Pendekatan kecakapan hidup (Lifeskill)
Isu yang mengemuka dewasa ini yakni adanya kesenjangan antara sekolah dengan
kehidupan nyata di masyarakat. Apa yang dipelajari di sekolah, merupakan hal lain yang
terjadi di masyarakat, sehingga disinyalir sekolah semakin menjauhkan peserta didik
dengan dunia nyatanya di mana ia hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu, agar peserta
didik dapat mengenal dengan baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat, perlu
dibekali kecakapan hidup (life skills).
Kecakapan hidup meliputi: (a) kecakapan personal (personal skills) (b)
kecakapan sosial (social skills), (c) kecakapan akademik (academic skills),
dan (d) kecakapan vokasional (vocational skills).
Program kecakapan hidup di SMK Negeri 6 Kerinci merupakan kelanjutan dari program
kecakapan hidup yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). SMK Negeri 6
Kerinci telah menyusun
rencana pelaksanaan program kecakapan hidup (noninstruksional) yang terintegrasi pada
topik pembelajaran instruksional dan atau pada kegiatan ekstrakurikuler.
3. Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi (competency) mengandung makna kemampuan seseorang yang disyaratkan
untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja dan ada pengakuan resmi atas
kemampuan tersebut. Dalam lingkup pendidikan SMK Negeri 6 Kerinci pengertian
kurikulum berbasis kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut:
Kurikulum berbasis kompetensi diartikan sebagai rancangan pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi
yang berlaku di tempat kerja.
Substansi kompetensi memuat pernyataan pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude).
materi kurikulum yang dirancang dengan pendekatan berbasis
kompetensi diorganisasi dengan sistem modular (satuan utuh), ditata
secara sekuensial dan sistemik.
Ada korelasi langsung antara penjenjangan jabatan pekerjaan di dunia kerja dengan
pentahapan pencapaian kompetensi.
4. Pendekatan Kurikulum Berbasis Produksi
Pembelajaran Berbasis Produksi(production-based learning/training) adalah kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi atau menggunakan proses
produksi sebagai media pembelajaran. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan terutama
untuk memperkenalkan peserta didik dengan iklim kerja yang nyata. Pelaksanaan
pembelajaran SMK Negeri 6 Kerinci dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
Di dunia industri, peserta didik mendapat pelatihan dan pengalaman
nyata melalui keterlibatan langsung dalam proses produksi sebagai
media pendidikan.
Di sekolah, peserta didik dilibatkan dalam proses produksi di unit
produksi sekolah.
Di sekolah, peserta didik berpraktik di ruang praktikum yang
menerapkan mekanisme produksi, sehingga tercipta suasana kerja
seperti di industri. Pelatihan menghasilkan produk yang memenuhi
standar industri dan layak jual
2. Program
Penyusunan program pembelajaran SMK Negeri 6 Kerinci adalah kegiatan
merencanakan proses pembelajaran peserta didik untuk mencapai kompetensi.
Rencana pencapaian kompetensi disusun oleh peserta dikdik dengan bimbingan
guru. Rencana ini mencakup model pembelajaran kelas industri dan kelas
wirausaha.
Penyusunan program pembelajaran SMK Negeri 6 Kerinci bertujuan untuk
menyiapkan acuan pelaksanaan pencapaian kompetensi bagi peserta didik dan
acuan pelaksanaan mengajar bagi guru atau pembimbing. Keberadaan acuan
tersebut memungkinkan proses pembelajaran akan terarah sehingga dapat
dievaluasi dan dipertanggungjawabkan secara objektif.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran SMK Negeri 6 Kerinci adalah proses kegiatan
belajar peserta didik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk
mencapai penguasaan kompetensi. Pembelajaran dapat dilaksanakan di sekolah
dan atau di dunia kerja.
Proses pembelajaran di sekolah dimaksudkan untuk mengembangkan
potensi akademis dan kepribadian siswa, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dunia kerja. Proses
pembelajaran /pelatihan di dunia kerja dimaksudkan agar siswa menguasai
kompetensi terstandar, mengembangkan dan menginternalisasi sikap dan nilai
profesional sebagai tenaga kerja yang berkualitas unggul, baik bekerja pada
pihak lain maupun sebagai pekerja mandiri.
Pelaksanaan pembelajaran SMK Negeri 6 Kerinci dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi akademis dan kepribadian siswa, menguasai
kompetensi terstandar, serta menginternalisasi sikap dan nilai profesional
sebagai tenaga kerja yang berkualitas unggul, sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan dunia kerja.
Melaksanaan pembelajaran SMK Negeri 6 Kerinci menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:
a. Persiapan meliputi:
inventarisasi sumber daya pembelajaran
penilaian kesiapan pemelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi bertujuan untuk memenuhi program
pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga tujuan program pembelajaran dapat
tercapai. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan dengan pengaturan
sebagai berikut:
Pembelajaran di Sekolah
Pembelajaran di Industri (dunia kerja)
1. Landasan filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
B. STRUKTUR KURIKULUM
Pasal 3 ayat (1) Permendikbud Nomor 60 tahun 2014 disebutkan bahwa
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan
pendidikan dan program pendidikan.
Sedangkan Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti
sebagaimana dimaksud:
1. Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti sikap pengetahuan;
4. Kompetensi Inti sikap keterampilan;
Struktur Kurikulum ditetapkan berdasarakan Peraturan Direktur Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 07/D.D5/KK/2018 (disingkat Perdirjen Nomor
07/D.D5/KK/2018) tentang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
B. MUATAN KEWILAYAHAN
1. Seni Budaya 3 3
2. Penjas Orkes 2 2
Jumlah 5 5
B. MUATAN KEWILAYAHAN
1. Penjas Orkes 2 2
Jumlah 2 2
B MUATAN KEWILAYAHAN - -
C MUATAN PEMINATAN KEJURUAN:
C1 DASAR BIDANG KEAHLIAN - -
C2 DASAR PROGRAM KEAHLIAN - -
C3 KOMPETENSI KEAHLIAN:
1. Pemesanan dan Penghitungan Tarif Penerbangan 8 8
2. Perencanaan dan Pengelolaan Perjalanan Wisata 6 6
3. Pemandu Perjalanan Wisata 5 5
4. Pengelolaan Meeting, Incentive, conference, dan 6 6
Exhibition
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 8 8
Jumlah 33 33
Struktur Kurikulum SMK Negeri 6 Kerinci pada setiap jenjang kelas dirangkum
sebagai berikut :
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah
kongkrit terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah.
Keterangan (Penjelasan) :
1. Kompetensi Inti 1 (KI 1) disebut Kompetensi Spiritual , diberi kode atau
diawali dengan 1 pada tiap komponen (konten) kompetensinya;
2. Kompetensi Inti 2 (KI 2) disebut dengan Kompetensi Sosial , diberi kode
atau diawali dengan 2 pada tiap komponen (konten) kompetensinya;
3. Kompetensi Inti 3 (KI 3) disebut Kompetensi Inti Pengetahuan, diberi kode
atau diawali dengan 3 pada tiap komponen (konten) kompetensinya;
3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan 4.2 Mengonstruksikan teks laporan
dari minimal dua teks laporan hasil observasi berkaitan bidang pekerjaan
observasi berkaitan dengan bidang dengan memerhatikan isi dan aspek
Pekerjaan kebahasaan baik lisan maupun tulis
3.3 Mendeskripsikan(permasalahan, 4.3 Mengembangkan isi (permasalahan,
argumentasi, pengetahuan, dan argumen, pengetahuan, dan rekomendasi)
rekomendasi) teks eksposisi berkaitan teks eksposisi berkaitan dengan bidang
dengan bidang pekerjaan yang didengar pekerjaan secara lisan dan/tulis
dan atau dibaca
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan 4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi
teks eksposisi yang berkaitan dengan berkaitan bidang pekerjaan dengan
bidang pekerjaan memerhatikan isi (permasalahan,
argumen, pengetahuan, dan rekomendasi),
struktur dan kebahasaan
3.5 Menganalisis teks anekdot dari aspek 4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam
makna tersirat sebuah teks anekdot baik lisan maupun
Tulis
1.4. Matematika
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial
yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif,
dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan,
pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah,
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
3.8 Menganalisis strategi dan bentuk 4.8 Mengolah informasi tentang strategi
perjuangan bangsa Indonesia dalam dan bentuk perjuangan bangsa
upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam upaya
dari ancaman Sekutu dan Belanda mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Sekutu dan Belanda
3.9 Mengevaluasi upaya bangsa indonesia 4.9 Menyajikan hasil kesimpulan tentang
dalam menghadapi ancaman disintegrasi upaya bangsa Indonesia dalam
bangsa antara lain PKI Madiun 1948, menghadapi ancaman disintegrasi bangsa
DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI, antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII,
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
3.5 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.5 Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks pemberitahuan (announcement), lisan dan
khusus dalam bentuk pemberitahuan tulis, pendek dan sederhana, dengan
(announcement), dengan memberi dan memperhatikan fungsi sosial, struktur
meminta informasi terkait kegiatan teks, dan unsur kebahasaan, secara benar
sekolah/tempat kerja, sesuai dengan dan sesuai konteks
konteks penggunaannya
3.6 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.6 Menyusun teks interaksi transaksional,
teks, dan 4unsur kebahasaan teks lisan dan tulis, pendek dan sederhana,
interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan unsur dan
3.17 Membedakan fungsi sosial, struktur 4.17 Menyusun teks khusus dalam bentuk
teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks surat pribadi terkait kegiatan diri sendiri
khusus dalam bentuk surat pribadi dengan dan orang sekitarnya, lisan dan tulis,
memberi dan menerima informasi terkait dengan memperhatikan fungsi sosial,
kegiatan diri sendiri dan orang sekitarnya, struktur teks, dan unsur kebahasaan,
sesuai dengan konteks penggunaannya secara benar dan sesuai konteks
3.18 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks prosedur, lisan dan
teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks tulis, dalam bentuk manual terkait
prosedur lisan dan tulis dengan memberi penggunaan teknologi dan kiat-kiat (tips),
dan meminta informasi terkait manual dengan memperhatikan fungsi sosial,
penggunaan teknologi dan kiat-kiat (tips), struktur teks, dan unsur kebahasaan,
pendek dan sederhana, sesuai dengan secara benar dan sesuai konteks
bidang keahlian dan konteks
penggunaannya
3.19 Menganalisis fungsi sosial, struktur 4.19 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan
melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait
meminta informasi terkait keadaan keadaan/tindakan/ kegiatan/kejadian
/tindakan/ kegiatan/ kejadian tanpa perlu tanpa perlu menyebutkan pelakunya
menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah, dalam teks ilmiah, dengan memperhatikan
sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
1. Tari Asek
2. Rangguk
3. Tari Iyo Iyo
4. Ambung Gilea
5. Saruling Bambu
6. Sejarah Batu Patah
7. Sejarah Tiung Bungkuk
8. Sejarah Ninik Sigindo Kuning
9. Dan budaya tradisional lainnya
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
E. PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan:
1. Bimbingan Konseling
2. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. BIMBINGAN KONSELING
Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013
dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas
pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan
khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang
optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara
konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lainyang dapat
membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh
dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir (Permendikbud RI No.111
Tahun 2014 tentang Pedoman BK)
Bidang pengembangan
Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan potensi, bakat
dan minat untuk dapat berprestasi secara optimal.
Pengembangan keagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan religius, disiplin,
kerjasama dan rasa tanggung jawab sosial lainnya.
Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta
didik mengembangkan potensi dirinya dengan suasana rileks,
mengembirakan dan menyenangkan untuk pengembangan karir.
Prinsip kegiatan
Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan
dan diikuti secara sukarela peserta didik.
Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
Format kegiatan
Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
secara perseorangan.
Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
dalam satu kelas.
Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
antarkelas/antarsekolah/madrasah.
Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas / kegiatan lapangan.
Program
1. Jenis Program
Program Tahunan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun, antara lain: Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), pelaksanaan lomba (Paskibra, PMR, dll).
Program Semesteran, yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahunan (6 bulan).
Program Bulanan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam
rentang waktu sekali dalam satu bulan, antara lain: mengikuti kegiatan
lomba yang diadakan di luar sekolah.
Program Mingguan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali atau dua kali dalam seminggu, antara lain:
kegiatan Pramuka, PMR, Paskibra, Olah Raga, dll.
Program Harian, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan setiap
hari, antara lain bersih lingkungan.
2. Jenis kegiatan
Kepemimpinan, meliputi Kepramukaan, Pasukan Pengibar
Bendera (PASKIBRA).
Karya Ilmiah, meliputi Majalah Dinding dan akan dikembangkan Kegiatan
Ilmiah Remaja (MAKIR)
Perencanaan
Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang
memuat unsur-unsur: sasaran kegiatan, substansi kegiatan, pelaksana kegiatan dan pihak-
pihak yang terkait, pengorganisasian, waktu, tempat dan sarana.
Pelaksanaan
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan di
sekolah/madrasah.
Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi,
jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana telah direncanakan.
Pelaksana
Pelaksana kegiatan ekstrakurikuler adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud