Anda di halaman 1dari 28

Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

ii Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

DAFTAR ISI



Hal
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................2
B. Dasar Hukum................................................................................6
C. Tujuan Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan..........................6
D. Uraian Program............................................................................6
E. Pengertian....................................................................................9

II. KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


A. Profil Lulusan ............................................................................... 12
B. Jabatan Kerja................................................................................12
C. Capaian Pembelajaran.................................................................12
D. Struktur Kompetensi Lulusan........................................................15

III. PENUTUP
Arahan Pengembangan......................................................................25
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
2 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

A. Latar Belakang

I
ndonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang
unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing
dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan
dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan,
pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan
dan keahlian yang relevan baik secara bilateral, regional maupun
internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus dikembang-


kan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya meningkatkan
mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya manusia.
Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia Indonesia
berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran baik yang
dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang
dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu, upaya
peningkatan mutu dan daya saing bangsa akan sekaligus pula memperkuat
jati diri bangsa Indonesia.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan salah satu


langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor
sumber daya manusia yang dikaitkan dengan program pengembangan
sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi
yang dicakup dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan
capaian pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu dibidang kerjaannya
masing-masing.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 3

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja
dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka
dan mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor
termasuk sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan, dan
lain-lain. Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah
internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara sebagai
berikut:

1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.


2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerja sama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dan pengguna tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
4 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi-aspek dan keberhasilannya sangat
bergantung pada sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja,
asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan serta
masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi sumber daya manusia nasional
tersebut tampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti
belum meratanya kesadaran mutu dikalangan institusi penghasil sumber
daya manusia nasional, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya
kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh
penghasil sumber daya manusia nasional dan deskripsi keilmuan, keahlian,
dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk
terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga kerja
di tingkat dunia. Oleh karena itu, perlu segera diwujudkan upaya-upaya
untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara
lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal dengan deskripsi
kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan.

Di jalur pendidikan nonformal, pada tahun 2019 tercatat sekitar 20.971


lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dalam bentuk beragam
jenis kursus dan pelatihan (sumber: referensi.data.kemdikbud.go.id)
di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka,
salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu
dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan
oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 5

sebagaimana dinyatakan pada PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan


kedua atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka


Kualifikasi Nasional Indonesia maka SKL yang telah disusun perlu dikaji
keselarasannya dengan kualifikasi pada KKNI. Revisi SKL ini juga sekaligus
dimaksudkan untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi
kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

Industri fashion dan garmen sangat berkembang pesat baik di bidang


mode maupun informasi teknologi hal ini ditandai dengan banyaknya
rumah mode, industri garmen, butik, dan sebagainya. Perkembangan ini
memengaruhi dan menyadarkan banyak pihak bahwa kompetensi tata
busana dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan keahlian-keahlian
khusus. Fakta di lapangan banyaknya tenaga kerja dalam bidang tata
busana terserap di lapangan kerja di dalam dan di luar negeri.

Dengan perkembangan ini diperlukan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


bidang Tata Busana sehingga dapat menjadi acuan dalam pembelajaran
dan pengembangan kompetensi bidang tata busana.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia.
3. Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan
Tahun 2021.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
6 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

C. Tujuan Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan kursus dan pelatihan disusun untuk
digunakan sebagai pedoman dalam menentukan kompetensi lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang
belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau
memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.

D. Uraian Program
1) Nama Program
“Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II KKNI”
2) Tujuan
Tujuan diselenggarakannya kursus dan pelatihan bidang pelatih bidang
Tata Busana adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan profesionalisme penata busana untuk memenuhi
standar kompetensi yang sesuai dengan yang diharapkan.
b. Mempromosikan sistem kursus dan pelatihan tata busana yang
terstandardisasi.
3) Manfaat
Manfaat diselenggarakannya Kursus dan Pelatihan Tata Busana yaitu
dapat membuka peluang masyarakat untuk bekerja dan membuka
peluang wirausaha disektor fashion sehingga dapat meningkatkan
perekonomian.
4) Kualifikasi Peserta
Persyaratan untuk mengikuti Kursus dan Pelatihan bidang Tata Busana
Jenjang II minimal memiliki ijazah SLTP sederajat.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 7

5) Uji Kompetensi
Uji Kompetensi dilaksanakan pada akhir program kursus dan pelatihan.
Pelaksanaan Uji Kompetensi bertujuan untuk mengukur penguasaan
pengetahuan, keterampilan (skill) dalam lingkup kompetensi kerja
yang ditetapkan, dan sikap kerja. Uji Kompetensi diselenggarakan
oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Tata Busana di Tempat Uji
Kompetensi (TUK) yang telah ditetapkan.

D. Pengertian
Dalam pedoman ini terdapat banyak definisi yang digunakan sebagai
berikut:

1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui


internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus yang mencakup deskripsi umum
dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
3. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi
I sampai dengan IX sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
4. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi menyatakan kemampuan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap
manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana
dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
8 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

5. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu kompetensi


secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan, kemampuan kerja,
tanggung jawab, dan hak maupun sikap berperilaku.
6. Hak dan tanggung jawab adalah konsekuensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan kewajiban
kerja secara sadar akan hasil dan risikonya dan oleh karenanya
mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
7. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur keberhasilan
yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
8. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang dapat diraih oleh
lulusan pada bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi
KKNI.
9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang
bekerja di sebuah institusi maupun lokasi kerja.
10. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
11. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melak-
sanakan suatu pekerjaan, secara mandiri, bertanggung jawab dan
terukur melalui suatu asesmen yang baik.
12. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 9

13. Pengalaman kerja adalah akumulasi dan internalisasi kemampuan


dalam melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu.
14. Pengetahuan adalah penguasaan dan pemahaman tentang konsep,
fakta, informasi, teori dan metodologi pada bidang keilmuan, keahlian,
dan pekerjaan tertentu oleh seseorang.
15. Profil lulusan adalah gambaran peran yang dapat dilakukan oleh
lulusan dengan keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi
KKNI.
16. Prosedur Operasional Baku (POB) adalah kegiatan yang berkaitan
dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang
paling efektif dan telah ditetapkan oleh organisasi.
17. Sikap adalah kecenderungan psikologis sebagai hasil dari penghayatan
seseorang terhadap nilai dan norma kehidupan yang tumbuh dari
proses pendidikan, pengalaman kerja, serta lingkungan keluarga, dan
masyarakat.
18. Standar Kompetensi Lulusan adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi,
dan akumulasi pengalaman kerja.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
10 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

19. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan


minimum yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada level KKNI yang
sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan oleh
tiga parameter yaitu: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator
Kelulusan
20. Standar Operating Procedures (SOP) adalah dokumen yang ber-
kaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh
hasil kerja yang paling efektif.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
12 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

A. Profil Lulusan
Lulusan Tata Busana Jenjang II KKNI mampu menjahit berbagai model
busana sesuai instruksi dengan menggunakan alat jahit tangan, mesin jahit
mono fungsi, dan mesin jahit industri.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus dan
pelatihan Tata Busana Jenjang II KKNI sebagai berikut:

1. Penjahit pada industri rumahan.


2. Operator menjahit proses tertentu (mesin jahit jarum satu dan mesin
jahit jarum dua).
3. Operator menjahit mesin tertentu (mesin lubang atau pasang kancing,
mesin bartack, mesin kansai, mesin hot sealing, dan mesin obras).
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 13

C. Capaian Pembelajaran

CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG TATA BUSANA SESUAI DENGAN KKNI JENJANG II

Sikap dan Membangun dan membentuk karakter dan kepribadian manusia


Tata Nilai Indonesia sebagai berikut:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa.
2. Memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

Kemampuan Mampu menjahit berbagai model busana dengan menggunakan alat


di Bidang jahit tangan, mesin jahit mono fungsi, dan mesin jahit industri sesuai
Kerja ketentuan yang dipersyaratkan meliputi sebagai berikut:
1. Mempersiapkan tempat kerja dan mesin jahit mengikuti prosedur
K3 dan kaidah kerja.
2. Menjahit dan penyelesaian akhir busana.
3. Menyetrika, mengemas, dan menyimpan hasil jahitan.
4. Menerapkan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja selama
proses pekerjaan berlangsung.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
14 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG TATA BUSANA SESUAI DENGAN KKNI JENJANG II
Pengetahuan Menguasai pengetahuan operasional dasar untuk dapat melakukan
yang Dikuasai pekerjaan menjahit berbagai model busana meliputi sebagai berikut:
1. Pengetahuan alat jahit tangan, mesin jahit mono fungsi, dan mesin
jahit industri.
2. Pengetahuan bahan-bahan penunjang dalam proses menjahit.
3. Pengetahuan teknik menjahit bagian-bagian busana dengan alat
jahit tangan, mesin jahit mono fungsi, dan mesin jahit industri.
4. Pengetahuan menyetrika, mengemas, dan menyimpan hasil
jahitan.
5. Pengetahuan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada
bidang tata busana.

Hak dan Bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang diinstruksikan meliputi
Tanggung sebagai berikut:
Jawab 1. Tanggung jawab terhadap jumlah dan kecepatan produksi busana
yang dihasilkan.
2. Tanggung jawab terhadap kualitas busana yang dihasilkan.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 15

D. Struktur Kompetensi Lulusan

No Unit Kompetensi Elemen Kompetensi Indikator Kelulusan

Sikap dan Tata Nilai


1 Bertakwa kepada 1.1 Membaca doa 1.1.1 Ketepatan membaca doa
Tuhan Yang Maha sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah
Esa melakukan pekerjaan melakukan pekerjaan
sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-
masing
1.1.2 Ketepatan melaksana-
kan membaca doa sesuai
dengan adab berdoa
menurut agama dan
kepercayaannya masing-
masing
1.2 Melakukan peker-jaan 1.2.1 Ketepatan melaku-kan
dengan ikhlas pekerjaan dengan hati
yang senang terlihat pada
penampilan
1.2.2 Ketepatan menunjukkan
penampilan yang sopan
dalam melaksanakan
pekerjaan
2 Memiliki moral, 2.1 Mampu mengapli- 2.1.1 Ketepatan mengaplika-
etika, dan kasikan prilaku sikan prilaku yang baik
kepribadian yang yang baik dalam dalam melaksanakan
baik di dalam melaksanakan pekerjaan
menyelesaikan pekerjaan
tugasnya 2.2 Mampu memahami 2.2.1 Ketepatan memaha-mi hal-
hal-hal yang diang-gap hal yang dianggap benar
benar atau salah sesuai atau salah sesuai dengan
dengan norma yang norma yang ada
ada
2.3 Mampu mengapli- 2.3.1 Ketepatan mengaplika-
kasikan sebagai sikan sebagai pekerja yang
pekerja yang memiliki memi-liki karakter yang
karakter yang baik baik
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
16 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Sikap dan Tata Nilai

3 Berperan 3.1 Memiliki etika dan 3.1.1 Menunjukkan sikap


mewujudkan berkepribadian sesuai menghargai adat istiadat
etika dan adat istiadat, budaya, dan budaya sendiri dan
kepribadian yang dan norma-norma yang orang lain
baik sebagai berlaku 3.1.2 Menunjukan sikap
warga negara menghargai norma-norma
yang bangga dan yang berlaku
cinta tanah air 3.2 Memiliki prilaku 3.2.1 Menjaga nama baik negara
serta mendukung sebagai warga dan bangsa
perdamaian negara yang baik dan 3.2.2 Menjaga perdamaian
dunia saling menghargai dengan tidak memicu
antarsesama konflik
4 Mampu 4.1 Menjalin kerja sama 4.1.1 Melakukan komunikasi
bekerja sama baik dengan orang lain yang baik dan beretika
dan memiliki dengan orang lain
kepekaan sosial 4.1.2 Menunjukkan sikap bekerja
dan kepedulian sama baik dengan orang
yang tinggi lain sesuai kewenangannya
terhadap 4.2 Memiliki kepedu-lian 4.2.1 Menunjukkan sikap
masyarakat dan terhadap orang lain memiliki kepekaan sosial
lingkungannya dan lingkungan sekitar dan kepedulian yang tinggi
terhadap orang lain dan
masyarakat umum
4.2.2 Menunjukan sikap baik
dalam menjaga lingkungan
hidup sesuai kewenangan-
nya
5 Menghargai 5.1 Menjungjung tinggi 5.1.1 Menunjukkan
keanekaragaman sikap menghargai sikap menghargai
budaya, keanekaragaman keanekaragaman budaya,
pandangan, budaya, pandangan, pandangan, keper-cayaan,
kepercayaan, kepercayaan, dan dan agama
dan agama serta agama
penda-pat/
temuan original
orang lain
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 17

Sikap dan Tata Nilai

5.2 Menghargai setiap 5.2.1 Menunjukan sikap


pendapat/temuan menghargai terhadap
original orang lain pendapat orang lain
5.2.2 Menunjukan sikap meng-
hargai setiap temuan origi-
nal orang lain
6 Menjunjung 6.1 Mentaati hukum yang 6.1.1 Menunjukan sikap meng-
tinggi penegakan berlaku hargai dan mentaati hukum
hukum serta yang berlaku
memiliki 6.2 Mementingkan 6.2.1 Menunjukan sikap peduli
semangat untuk kepentingan bangsa serta terhadap kepentingan
mendahulukan masyarakat luas bang-sa serta masyarakat
kepen-tingan luas
bangsa serta 6.2.2 Menunjukan prilaku sung-
masyarakat luas guh-sungguh dalam mem-
berikan pelayanan kepada
masyarakat

Kemampuan di Bidang Kerja

1 Mampu 1.1. Mampu memper- 1.1.1 Ketepatan mengatur posisi


mempersiapkan siapkan tempat kerja pencahayaan
tempat kerja dengan menerapkan
dan mesin prinsip Kesehatan dan 1.1.2 Ketepatan pengaturan
jahit mengikuti keselamatan kerja (K3) posisi duduk sesuai
prosedur K3 dan dalam lingkungan kerja standar menjahit yang
kaidah kerja tepat
1.2 Mampu melakukan 1.2.1 Ketepatan pemeliharaan
pemeliharaan alat jahit alat jahit sesuai ketentuan
dengan menerapkan K3
prinsip Kesehatan dan
keselamatan kerja (K3)
dalam lingkungan kerja
1.3 Mampu memper- 1.3.1 Ketepatan memilih
siapkan mesin jahit kelengkapan mesin jahit
yang akan digunakan 1.3.2 Ketepatan memilih ukuran
jarum mesin jahit dan ja-
rum tangan sesuai dengan
ketebalan kain
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
18 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Kemampuan di Bidang Kerja

1.4 Mampu memasang 1.4.1 Ketepatan memasang be-


benang pada mesin nang atas pada mesin jahit
jahit sesuai alur benang
1.4.2 Ketepatan memasang be-
nang bawah pada mesin
jahit sesuai alur benang
1.5 Mampu memasang 1.5.1 Ketepatan memasang
jarum pada mesin jahit jarum mesin jahit pada
mesin jahit yang tersedia
1.6 Mampu menghasilkan 1.6.1 Ketepatan hasil setikan
setikan pada kain perca sesuai kriteria setikan yang
baik
2 Mampu menjahit 2.1 Mampu menjahit deng- 2.1.1 Ketepatan menjahit kelim
dan penyelesaian an alat jahit tangan sesuai ketebalan kain
akhir busana 2.1.2 Ketepatan memasang
kancing dan bagian-
bagian yang diperlukan
sesuai dengan mutu yang
diharapkan
2.2 Menempelkan kain 2.2.1 Ketepatan memilih
pengeras dengan bahan pengeras sesuai
menggunakan alat dengan jenis bahan yang
yang tersedia digunakan
2.2.2 Ketepatan menempelkan
bahan pengeras pada
komponen yang sesuai
2.3 Mampu menjahit de- 2.3.1 Ketepatan menjahit kampuh
ngan mesin jahit mono sesuai tanda pola
fungsi atau mesin jahit 2.3.2 Ketepatan pemasangan
industri kerah/ garis leher sesuai
paham gambar
2.3.3 Ketepatan pemasangan
lengan
2.3.4 Ketepatan pemasangan
resleting/ tutup tarik/
lubang kancing
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 19

Kemampuan di Bidang Kerja

2.3.5 Ketepatan pemasangan


komponen (kantong,
hiasan, dll)
2.3.6 Ketepatan menjahit garis
hias sesuai paham gambar
2.3.7 Ketepatan hasil pertemuan
antar jahitan sesuai teknik
menjahit
2.3.8 Ketepatan ukuran hasil
jahitan sesuai dengan
ukuran yang diinstruksikan
3 Mampu 3.1 Melakukan penyetri- 3.1.1 Ketepatan hasil penye-
menyetrika, kaan busana trikaan kampuh pada
mengemas dan sesuai dengan alat semua bagian busana
menyimpan hasil penyetrikaan yang 3.1.2 Ketepatan hasil penyet-
jahitan tersedia rikaan semua bagian busa-
na sesuai prosedur penyet-
rikaan
3.2 Melakukan pelipatan 3.2.1 Pelipatan pakaian dilaku-
dan penge-masan kan dengan prosedur yang
tepat
3.2.2 Pengemasan pakaian
sesuai dengan tempat
kemasan
4 Mampu menerap- 3.3 Mengidentifikasi 3.3.1 Ketepatan menanggapi
kan prinsip potensi bahaya keadaan darurat yang
kesehatan dan muncul secara tiba-tiba
keselamatan 3.4 Mampu melaksanakan 3.4.1 Ketepatan melakukan tin-
kerja selama prosedur pelaksanaan dakan dengan prosedur
proses pekerjaan darurat yang benar
berlangsung
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
20 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pengetahuan yang Dikuasai


1 Pengetahuan 1.1 Mampu menjelaskan 1.1.1 Ketepatan menjelaskan
alat jahit tangan, jenis-jenis alat jahit jenis-jenis alat jahit tangan
mesin jahit mono tangan dan kegunaanya sesuai fungsinya
fungsi dan mesin 1.1.2 Ketepatan menjelaskan ke-
jahit industri. gunaan masing-masing alat
jahit tangan sesuai jenis
dan ketebalan kain yang
digunakan dalam pem-
buatan busana
1.2 Mampu menjelaskan 1.2.1 Ketepatan menjelaskan
bagain-bagian mesin bagian-bagian pada mesin
jahit mono fungsi dan jahit mono fungsi sesuai
kegu-naanya fungsinya
1.2.2 Ketepatan menjelasakan
teknik penggunaan
bagian-bagian pada mesin
jahit mono fungsi sesuai
fungsinya
1.3 Mampu menjelaskan 1.3.1 Ketepatan menjelaskan je-
jenis-jenis mesin jahit nis-jenis mesin jahit indus-
industri dan kegu- tri sesuai fungsinya
naanya 1.3.2 Ketepatan menjelaskan
tek-nik penggunaan
masing-masing jenis
mesin jahit industri sesuai
fungsinya
2 Pengetahuan 2.1 Mampu menjelaskan 2.1.1 Ketepatan menjelaskan
bahan-bahan jenis-jenis bahan jenis bahan pelapis antara
penunjang dalam pelapis antara (interfacing)
proses menjahit (interfacing) yang 2.1.2 Ketepatan menjelaskan
digunakan dalam teknik penggunaan bahan
proses menjahit pelapis antara
2.2 Mampu menjelaskan 2.2.1 Ketepatan menjelaskan
jenis-jenis aksesoris jenis-jenis kancing dan
dan kegunaannya kegunaannya dalam
dalam pembuatan pembuatan busana
busana 2.2.2 Ketepatan menjelaskan
jenis-jenis garnitur dan
kegunaannya dalam
pembuatan busana
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 21

Pengetahuan yang Dikuasai

3 Pengetahuan 3.1 Mampu menjelaskan 3.1.1 Ketepatan menjelaskan


teknik menjahit bagian-bagian busana macam-macam kelim
bagian-bagian sesuai paham gambar 3.1.2 Ketepatan menjelaskan
busana dengan macam-macam kampuh
alat jahit tangan,
mesin jahit mono 3.1.3 Ketepatan menjelaskan ma-
fungsi dan mesin cam-macam kerah/garis
jahit industri. leher
3.1.4 Ketepatan menjelaskan ma-
cam-macam lengan
3.1.5 Ketepatan menjelaskan ma-
cam-macam garis hias
3.1.6 Ketepatan menjelaskan ma-
cam-macam saku
3.1.7 Ketepatan menjelaskan
macam-macam penutup
busana
3.1.8 Ketepatan menjelaskan ma-
cam-macam junction
3.2 Mampu menjelaskan 3.2.1 Ketepatan menjelaskan
teknik pengerjaan langkah-langkah
bagian-bagian busana pengerjaan kelim
3.2.2 Ketepatan menjelaskan
langkah-langkah penger-
jaan kampuh
3.2.3 Ketepatan menjelaskan
langkah-langkah penger-
jaan kerah/garis leher
3.2.4 Ketepatan menjelaskan
langkah-langkah
pengerjaan lengan
3.2.5 Ketepatan menjelaskan
langkah-langkah
pengerjaan garis hias
3.2.6 Ketepatan menjelaskan
langkah-langkah
pengerjaan saku
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
22 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pengetahuan yang Dikuasai

3.2.7 Ketepatan menjelaskan


langkah-langkah penger-
jaan penutup busana
3.2.8 Ketepatan menjelaskan
langkah-langkah
pengerjaan junction
4 Pengetahuan 4.1 Mampu menjelaskan 4.1.1 Ketepatan menjelaskan
menyetrika, jenis-jenis alat jenis-jenis alat
mengemas dan penyetrikaan dan penyetrikaan sesuai
menyimpan hasil kegunaannya fungsinya
jahitan. 4.2 Mampu menjelasakan 4.2.1 Ketepatan menjelaskan
prosedur penggunaan prosedur penggunaan
masing-masing alat masing-masing alat
penyetrikaan penyetrikaan sesuai
fungsinya
4.3 Mampu menjelaskan 4.3.1 Ketepatan menjelaskan ma-
alat-alat penunjang cam-macam alat penunjang
dalam penyetrikaan dalam penyetrikaan sesuai
fungsinya
4.4 Mampu menjelaskan 4.4.1 Ketepatan menjelaskan
prosedur pelipatan prosedur pelipatan hasil
hasil jahitan sesuai jahitan busana
jenis busana
4.5 Mampu menjelaskan 4.5.1 Ketepatan menjelaskan
prosedur pengemasan prosedur pengemasan
hasil pelipatan hasil pelipatan sesuai
bentuk kemasan
5 Pengetahuan 5.1 Mampu menjelaskan 5.1.1 Ketepatan menjelaskan
prinsip kesehatan ruang lingkup keseha- ruang lingkup kesehatan
dan keselamatan tan dan keselamatan dan keselamatan kerja (K3)
kerja (K3) pada kerja (K3) pada bidang pada bidang tata busana
bidang tata tata busana
busana 5.2 Mampu menjelaskan 5.2.1 Ketepatan menjelaskan
berbagai potensi ba- berbagai potensi bahaya
haya yang timbul dari yang timbul dari alat
alat yang digunakan yang digunakan dalam
dalam pekerjaan pekerjaan menjahit busana
menjahit busana
5.3 Mampu menjelaskan 5.3.1 Ketepatan menjelaskan
potensi bahaya dari potensi bahaya dari
lingkungan kerja lingkungan kerja
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 23

Hak dan Tanggung Jawab


1 Tanggung jawab 1.1 Mampu mempertang- 1.1.1 Ketepatan mempertang-
terhadap jumlah gung jawabkan jumlah gung jawabkan jumlah
dan kecepatan produksi sesuai dengan produksi sesuai dengan
produksi busana yang diinstruksikan yang diinstruksikan
yang dihasilkan 1.2 Mampu mempertang- 1.2.1 Ketepatan mempertang-
gung jawabkan hasil gung jawabkan hasil
produksi sesuai produksi sesuai batas
batas waktu yang waktu yang diinstruksikan
diinstruksikan
2 Tanggung jawab 2.1 Mampu mempertang- 2.1.1 Ketepatan mempertang-
terhadap kualitas gung jawabkan gung jawabkan
busana yang hasil produksi yang hasil produksi yang
dihasilkan diinstruksikan sesuai diinstruksikan sesuai
standar kualitas yang standar kualitas yang
ditetapkan ditetapkan
2.2 Mampu melaporkan 2.2.1 Ketepatan melaporkan
hasil pekerjaan sesuai hasil pekerjaan sesuai
ketentuan yang ketentuan yang ditetapkan
ditetapkan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kursus dan Pelatihan Tata Busana Jenjang II 25

P
rogram kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak
lama di berbagai negara maju sehingga banyak jenis kursus dan
pelatihan yang dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula
berkembang dengan baik di negara-negara lain. Oleh karena
itu, arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada
waktu yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi sehingga
dapat dicapai kesetaraan baik capaian pembelajaran, standar kompetensi,
atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antarnegara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu,
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri
maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya
ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan,
baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara maupun secara
eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan
dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus dan
pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional
harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan
pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang kesehatan, seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk
memperoleh pengakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun
internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas
serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatih Tata Busana Jenjang II, lulusan dapat
melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu Tata Busana Jenjang III dan Jenjang
IV KKNI.
Direktorat Kursus dan Pelatihan - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
26 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Dengan berjalannya waktu dalam kerja memungkinan pengalaman kerja


dan pendidikan lebih lanjut dapat meningkatkan kualitas profil ataupun
beralih profil, dengan standar kriteria dan standar pengujian yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai