Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEORI EKONOMI MAKRO


TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN

DISUSUN OLEH :

GUTROS RESTU NUR ABDAYYAH (1217012838)

DOSEN PENGAMPU :

NURLASERA, S.E., M.Si

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan
dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu pengetahuan yang banyak agar kita
tidak merasa kesulitan. Shalawat serta salam tidak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai
akhir zaman.

Makalah yang berjudul "TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN” sebagai salah


satu untuk memenuhi nilai terstruktur dari mata kuliah Teori Ekonomi Makro. Dalam
penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta ide
dari berbagai pihak, namun tidak luput dari kendala yang begitu banyak.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa
yang akan datang.

Pekanbaru, 06 Juni 2023

Penyusun

Gutros Restu Nur Abdayyah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
C. TUJUAN MAKALAH ........................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

A. PENGERTIAN TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN ............................ 2


B. JENIS-JENIS PENGANGGURAN ........................................................................ 3
C. STRATEGI MENGURANGI PENGANGGURAN .............................................. 5

BAB III .............................................................................................................................. 7

PENUTUP ......................................................................................................................... 7

A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 7
B. SARAN ................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah
pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan,
kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan
jumlah angkatan kerja yang cukup besar arus migrasi yang terus mengalir, serta jalan krisis
ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini membuat permasalahan tenaga kerja menjadi
sangat besar dan kompleks.

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga muatan pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.

Fenomena ini juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang
disebabkan antara lain : perusahaan yang menutup / mengurangi bidang pencapaian akibat
krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif : peraturan yang menghambat
penemuan hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja dan pengangguran


2. Apa saja jenis-jenis dari pengangguran
3. Bagaimana strategi mengurangi pengangguran

C. TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tenaga kerja dan pengangguran
2. Mengetahui jenis-jenis pengangguran
3. Mengetahui bagaimana strategi dalam mengurangi pengangguran
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN

PENGANGGURAN

Setiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi


pengangguran. Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran sebagai suatu keadaan
di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki
pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001
mendefinisikan penganggguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja
kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh
pekerjaan (BPS, 200 1:8).

Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Selanjutnya International Labour Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran
yaitu : Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia
kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta
sedang mencari pekerjaan. Setengah sikap terpaksa adalah seseorang yang bekerja
sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (usaha sendiri) yang selama periode tertentu
secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain
atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS. 2001:4).

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinandan masalah-masalah sosial lainnya.1

TENAGA KERJA

Ketenaga kerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan
yang menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa jasa. Dari aspek hukum ketenaga
kerjaan merupakan bidang hukum privat yang memiliki aspek publik, karena meskipun
hubungan kerja dibuat berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah
ketentuan yang wajib tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik.
1
Akhirudin, Makalah Pengangguran
Istilah-istilah di Ketenaga kerjaan : Tenaga Kerja adalah setiap orang laki-laki atau
wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Tenaga kerja dapat diartikan sebagai penduduk yang berada dalam usia kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis
besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah
memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun
- 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai
tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada
yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga
kerja.2

B. JENIS-JENIS PENGANGGURAN

Pengangguran berdasarkan penyebab

Pengangguran berdasarkan penyebab ini terbagi menjadi 4 jenis. Yakni pengangguran


normal atau friksional, pengangguran siklikal, pengangguran struktural, dan
pengangguran teknologi.

1. Pengangguran normal atau friksional

Pengangguran normal atau friksional merupakan pengangguran yang terjadi


lantaran seseorang yang berhenti bekerja karena ingin mendapatkan pekerjaan lain
yang dirasa lebih menguntungkan.

Contohnya adalah seorang guru honorer yang memutuskan untuk berhenti dan
pindah ke lembaga pendidikan lain agar mendapatkan gaji yang lebih baik.

2. Pengangguran siklikal

Pengangguran ini terjadi karena faktor naik dan turunnya ekonomi sebuah negara.
Saat ekonomi negara sedang turun, maka lowongan pekerjaan akan semakin sedikit.

Contohnya adalah seorang karyawan yang terkena PHK lantaran perusahaan


tempatnya bekerja sedang mengalami penurunan permintaan.

2
Academia, Makalah Tenaga Kerja di Indonesia
3. Pengangguran struktural

Pengangguran struktural terjadi karena perubahan ekonomi pada suatu negara.


Misalnya sebuah negara agraris yang berubah menjadi negara industri yang menuntut
individu untuk bisa menguasai teknologi baru.

Contohnya adalah seorang pekerja di perkebunan sawit yang menganggur karena


tempatnya bekerja kini dialih fungsikan sebagai pabrik.

4. Pengangguran teknologi

Pengangguran yang terjadi karena berkembangnya teknologi yang menggantikan


pekerja pada sebuah bidang.

Contohnya seorang karyawan bagian las mobil menganggur setelah tempatnya


bekerja kini menggunakan robot untuk mengelas mobil.

Pengangguran berdasarkan sifat

Jenis pengangguran beserta contoh dan sifatnya ini juga dibagi menjadi empat.
Yakni pengangguran terbuka, pengangguran terselubung, pengangguran musiman,
dan pengangguran setengah menganggur.

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran terbuka terjadi saat seseorang tidak memiliki pekerjaan atau


tidak sedang bekerja sama sekali dengan berbagai sebab. Salah satunya adalah
tidak tersedianya lapangan pekerjaan.

Contohnya adalah seorang sarjana pertanian yang menganggur lantaran tidak


adanya lapangan pekerjaan yang sesuai.

2. Pengangguran terselubung

Pengangguran terselubung merupakan seseorang yang terpaksa bekerja di


sebuah pekerjaan yang bukan bidang keahliannya karena tuntutan ekonomi.

Contohnya adalah seorang sarjana hukum yang bekerja sebagai pelayan rumah
makan lantaran tidak adanya pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya

3. Pengangguran musiman

Pengangguran musiman terjadi lantaran adanya permintaan pekerjaan yang


terjadi hanya pada satu waktu atau musim tertentu. Pengangguran ini biasanya
menimpa sektor pertanian dan perikanan.

Contohnya adalah seorang petani yang menganggur setelah masa panen atau
kemarau saat tidak menggarap sawah.

4. Pengangguran setengah menganggur


Pengangguran setengah menganggur terjadi lantaran seseorang yang sangat
kurang jika dilihat dari berbagai kategori. Seperti upah, jam kerja, produktivitas,
dan jenis pekerjaan yang sangat rendah.

Contohnya adalah pekerja bangunan yang menganggur setelah pekerjaannya


selesai sembari menunggu pekerjaan berikutnya.3

C. STRATEGI MENGURANGI PENGANGGURAN

Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak


sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan
yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, listrik,
air bersih dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Oleh
karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah
pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan UUD 45
pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan dapat
ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu :

1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa


kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan
teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang,
perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara
mandiri dan andal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok
usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong
terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan
usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola
kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-
kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas
dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka
lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan
membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan
baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu
banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal
Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas

3
CNN Indonesia, Ekonomi Makro, Jenis Pengangguran
dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang
kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya
daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-
promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang
para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak
menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan
sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan
murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama.
Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL IndonEsia untuk
memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan
menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi
angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan
difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.
Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya
diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai
oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas
pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi
dunia kerja.
10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia
mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan
dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris.
Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan
profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.4

4
Yulna Dewita Hia, Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Menanggulangi Pengangguran
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengangguran adalah problem yang terus menumpuk. Bertambah dari tahun ke tahun.
Persoalan pengangguran bukan sekedar bertumpu pada makin menyempitnya dunia kerja,
tetapi juga rendahnya kualitas SDM (sumber daya manusia) yang kita punyai.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinandan masalah-masalah sosial lainnya.

Ketenaga kerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan
yang menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa jasa.

Beberapa jenis pengangguran :

1. Pengangguran Terbuka
2. Pengangguran Terselubung
3. Pengangguran Musiman
4. Pengangguran Setengah Menganggur

B. SARAN

Demikian makalah tentang “TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN” ini saya


susun. Semoga makalah ini dapat diterima dan dipahami oleh para pembaca, dan juga
membawa manfaat barokah untuk kehidupan yang selanjutnya. Dalam penulisan makalah
ini, penyusun menyadari mungkin terdapat kekurangannya. Untuk itu penulis menerima
setiap saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini jadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Akhirudin. (n.d.). Pengangguran.

Hia, Y. D. (n.d.). Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Dalam Menanggulangi Pengangguran. 80-81.

Indonesia, C. (2022, Februari 11). Jenis Pengangguran Beserta Contoh dan Sifatnya.

Rahmayanti, A. (2021). Makalah Tenaga Kerja Di Indonesia.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan...................................................2
A. Pengertian Kemiskinan...........................................................................................................2
B. Jenis Kemiskinan.....................................................................................................................3
C. Tujuan Pemerataan Pendapatan............................................................................................4
D. Strategi Mengatasi Kemiskinan..............................................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................5
A. Kesimpulan..............................................................................................................................6
B. Saran.........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang harus dihadapi oleh negara-
negara berkembang seperti halnya Indonesia. Jumlah penduduk yang terus meningkat tanpa diikuti
pertambahan lapangan pekerjaan selalu menjadi pemicu menjamurnya pengangguran. Pada
kenyataannya saat ini Indonesia sangat membutuhkan generasi penerus yang terampil, mandiri dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber daya manusia. Berkualitas yang berfungsi
sebagai tenaga pembangun Indonesia. Dalam perencanaan. Pembangunan, data mengenai
ketenagakerjaan memegang peranan yang sangat penting. Tanpa tenaga kerja tidak mungkin proses
pembangunan dapat terlaksana. Makin lengkap. Dan akurat data ketenagakerjaan yang tersedia makin
jelas dan tepatlah rencana Pembangunan dapat dibuat. Menyelasaikan masalah kekurangan lapangan
pekerjaan bukanlah hal yang mudah tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Salah satu langkah
awal yang seharusnya dilakukan adalah meneliti seberapa besar lapangan pekerjaan yang harus
disediakan untuk menampung para angkatan kerja. Untuk itu perlu diperkirakan jumlah tenaga kerja
yang akan didayagunakan dalam pembangunan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kemiskinan?


2. Apa saja jenis-jenis kemiskinan?
3. Apakah tujuan pemerataan pendapatan?
4. Bagaimana strategi mengatasi kemiskinan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kemiskinan.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis kemiskinan.
3. Untuk mengetahui tujuan pemerataan pendapatan.
4. Untuk mengetahui strategi mengatasi kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN

Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan

A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk Memenuhi standar
hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi Ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya
kemampuan pendapatan untuk Memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun
papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya. Kemampuan
untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan. Masyarakat dan standar
pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan adalah Kondisi sosial
ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya Hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang Bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi
hak seseorang atau sekelompok Orang meliputi kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
perumahan, Air bersih, pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari Perlakuan
atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam Penyelenggaraan kehidupan sosial
dan politik. Laporan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh Kementrian Bidang
Kesejahteraan (Kesra) tahun 2004 menerangkan pula bahwa kondisi yang disebut miskin ini juga
berlaku pada Mereka yang bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk Memenuhi
kebutuhan pokok/dasar.

B. Jenis Kemiskinan
Faktor penyebab yang ada mengakibatkan berbagai jenis kemiskinan. Secara umum, terdapat 6
jenis kemiskinan. Simak penjelasan berikut.

1. Kemiskinan subjektif
Kemiskinan subjektif merupakan persepsi individu bahwa ia tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Individu dengan persepsi seperti ini sebenarnya berkecukupan, hanya saja ia
merasa tidak puas dengan pendapatannya.

2. Kemiskinan mutlak
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan di mana pendapatan individu atau
keluarga berada di bawah persyaratan kelayakan atau di bawah garis kemiskinan. Pendapatan
tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.

3. Kemiskinan relatif
Kemiskinan jenis ini merupakan bentuk kemiskinan yang diakibatkan oleh dampak kebijakan
pembangunan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan tersebut
menyebabkan ketimpangan pendapatan, misalnya banyaknya pengangguran karena kurangnya
pekerjaan.

4. Kemiskinan alamiah
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya sumber daya alam.
Hal ini menyebabkan turunnya produktivitas masyarakat.

5. Kemiskinan kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang dihasilkan dari kebiasaan dan sikap orang-orang
dengan budaya santai yang tidak ingin meningkatkan taraf hidup mereka seperti masyarakat
modern.

6. Kemiskinan struktural
Kemiskinan ini muncul karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan masyarakat
dengan sumber daya yang tersedia.

C. Tujuan Pemerataan Pendapatan


Adapun tujuan dilakukannya redistribusi pendapatan adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan primer yang mendasar untuk seluruh penduduk, khususnya kalangan
tidak mampu, melalui bantuan sosial.
2. Mengurangi jarak ketimpangan pendapatan yang dimiliki antar masyarakat.
3. Mendorong pemerataan kondisi ekonomi di Indonesia supaya kesejahteraan masyarakat dapat
meningkat secara keseluruhan.

D. Strategi Mengatasi Kemiskinan


1. Menciptakan kesadaran
Cara mengatasi kemiskinan bisa dilakukan dengan menciptakan kesadaran, di mana media
sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga bisa
menggunakannya sebagai suara kebaikan sosial. Berbagi tautan di Facebook, Twitter, dan
platform lain akan memungkinkan orang untuk belajar lebih banyak tentang kemiskinan
global dan akan meningkatkan kesadaran umum akan masalah ini.

2. Ambil Tindakan Sendiri


Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan mengambil tindakan sendiri, tentu
dengan beberapa cara sederhana yang dapat kita bantu sebagai individu, seperti mendanai
pendidikan anak miskin atau dengan mensponsori keluarga miskin dan memengaruhi orang
lain untuk melakukannya. Anda juga bisa mengumpulkan uang dan menyumbangkannya ke
organisasi nirlaba juga dapat membantu.

3. Melakukan Donasi
Dengan menyumbangkan atau melakukan donasi, bisa membantu dalam melakukan banyak
hal. Tidak selalu harus berbentuk uang, Anda juga bisa menyumbangkan buku kepada anak
miskin atau membeli bahan makanan untuk keluarga miskin selama seminggu untuk
membantu memerangi kelaparan. Menyumbangkan pakaian bekas, furnitur, dan perlengkapan
mandi juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.

4. Menghilangkan Ketimpangan Gender


Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan menghilangkan ketimpangan gender,
di mana dua pertiga dari penduduk dunia yang buta huruf adalah perempuan, rasio anak laki-
laki dan perempuan harus dibuat setara dalam pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Anak
perempuan yang masih bersekolah, lebih kecil kemungkinannya untuk menikah sebelum usia
18 tahun, sehingga menurunkan tingkat perkawinan anak sebesar 64 persen di seluruh dunia.

5. Ciptakan Pekerjaan di Seluruh Duniame


Menurut Organisasi Perburuhan Internasional, 197 juta orang tanpa pekerjaan di seluruh
dunia, sehingga cara mengatasi kemiskinan bisa dilakukan dengan menciptakan pekerjaan di
seluruh dunia. Akan lebih banyak pilihan pekerjaan di suatu negara berarti lebih banyak cara
untuk menghentikan kemiskinan. Oleh karena itu, dengan meningkatkan lapangan kerja,
orang yang tidak melek huruf dapat diajari beberapa keterampilan agar mereka dapat
dipekerjakan.

6. Meningkatkan Akses Sanitasi Layak dan Air Bersih


Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan, dengan meningkatkan akses sanitasi yang
layak serta air bersih. Akses terhadap air bersih dan sanitasi secara langsung, juga bisa
mempengaruhi kesehatan dan pendidikan. Saat ini, 800 juta orang hidup tanpa akses air bersih
dan 2,5 miliar hidup tanpa sanitasi yang memadai. Kamar mandi yang kotor membuat anak
perempuan tidak dapat bersekolah, sehingga menghentikan mereka untuk menerima
pendidikan. Kurangnya air bersih menyebarkan penyakit seperti diare dan kolera, yang
merenggut nyawa lebih dari satu juta anak setiap tahun.

7. Mendidik Semua Orang


Cara mengatasi kemiskinan adalah dengan pendidikan, yang tentu membantu meningkatkan
penghasilan individu untuk setiap anggota keluarga. UNESCO juga menunjukkan bahwa
keterampilan membaca dasar dapat mengangkat 171 juta orang keluar dari kemiskinan
ekstrem, yang pada akhirnya mengurangi total kemiskinan dunia sebesar 12 persen. UNESCO
juga menyebutkan saat ini ada sekitar satu miliar orang dewasa buta huruf di dunia.

8. Strategi Individu
Orang yang memiliki keterampilan, pendidikan akan cenderung lebih kompetitif di pasar
tenaga kerja, dan akibatnya akan memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami
kemiskinan. Individu yang memiliki lebih banyak pendidikan, keterampilan, dan pelatihan
biasanya lebih kompetitif dalam hal mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi,
sehingga dapat mengurangi peluang individu untuk mengalami kemiskinan. Selain itu,
mampu mempersiapkan diri secara finansial ketika terjadi guncangan ekonomi, salah satunya
menyisihkan sejumlah pendapatan setiap bulan untuk menghasilkan beberapa tingkat
keamanan ekonomi jika diperlukan.

9. Strategi Kebijakan
Cara mengatasi kemiskinan adalah mengkaji apa yang dapat dilakukan pada tingkat kebijakan
untuk mengurangi jumlah rumah tangga yang miskin. Setidaknya ada empat strategi luas yang
dapat digunakan untuk mengurangi kemiskinan di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal,
yaitu kebutuhan untuk menciptakan pekerjaan dengan gaji yang memadai, meningkatkan
aksesibilitas barang sosial dan publik utama. Selain itu kebijakan yang mendorong
pembangunan aset, terutama yang sederhana, sangat penting, serta menyediakan jaring
pengaman sosial yang kuat dan efektif sangat penting dalam mengatasi kemiskinan di tingkat
nasional, negara bagian, atau lokal.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa bertambahnya pertumbuhan manusia,
maka semakin banyak manusia membutuhkan lapangan pekerjaan untuk kelangsungan hidup
sedangkan ketenagakerjaan tidak memadai dalam pengalokasian potensi dari tenaga kerja sehingga
mengakibatkan pengangguran. Maka dari itu, sangat diperlukan untuk negara berkembang
meningkatkan sumber daya manusia melalui berbagai pendidikan dan pelatihan.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah mengeluarkan kebijakan tertentu yang dapat mengurangi jumlah pengangguran
dan memberikan penyuluhan, pembinaan serta pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing
untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan. Produktifitas dan
kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya
pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/hot/read/5134656/9-cara-mengatasi-kemiskinan-ciptakan-pekerjaan-dan-
kesadaran-umum-masyarakat

https://klikpajak.id/blog/redistribusi-pendapatan/#:~:text=Mengurangi%20Kesenjangan%20Sosial,-
Adanya%20kesenjangan%20sosial&text=Dengan%20adanya%20redistribusi%20pendapatan
%20nasional,maupun%20bantuan%20pangan%20dari%20pemerintah.

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2023/02/02/redistribusi-pendapatan-adalah

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/pengangguran/amp/

https://money.kompas.com/read/2022/03/07/161845326/tenaga-kerja-pengertian-jenis-dan-
contohnya?
page=all&_gl=1*15zw3kk*_ga*YW1wLU9YOXdMNkdUem5BWmFwNHgyRm1HbURhTGFhX1h
jeVlQNnV5cVZrczAzQktGSlkxTjYxWDA3QVdiR2lVQ3h3b0U.#page2

https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-tenaga-kerja-lengkap-beserta-jenis-dan-penjelasannya-
kln.html

Anda mungkin juga menyukai