Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BESAR 2 ETIK UMB

Nama : Nada Fauziyah


NIM : 43120120085
No Absen : 15

MANAJEMEN UMB
1. Sub CPMK 5:

Tuliskan tentang pemahaman dan penerapan konsep manusia profesional serta anda berikan
contohnya ?

Profesional adalah seseorang yang memiliki pekerjaan atau profesi, kemudian ia hidup


dengan mengandalkan keahlian tinggi yang dimilikinya. Profesional juga bisa diartikan
dengan seseorang yang dalam kehidupannya mempraktikkan keahlian khusus dan
menjalankannya tidak untuk sekedar hobi atau bersenang-senang semata.

Orang disebut profesional jika memiliki tolak ukur perilaku di atas rata-rata manusia pada
umumnya. Umumnya, seorang profesional mempunyai tantangan serta tuntutan yang cukup
berat. Akan tetapi, ia memiliki citra atau pola perilaku yang baik karena apa yang dilakukan
adalah dalam rangka kepentingan masyarakat itu sendiri.

Syarat Umum Profesional


Setidaknya terdapat tiga syarat profesional yang harus dimiliki oleh seseorang profesional,
yaitu
1. Skill
Hal pertama yang dibutuhkan untuk menjadi profesional adalah skill. Seseorang disebut
sebagai profesional apabila ia terbukti sebagai orang yang ahli di bidangnya. Tidak
memandang bidang apapun. Mulai dari bidang yang paling sederhana hingga yang paling elit.
Kemampuan seorang profesional bisa dilihat dari keahliannya yang di atas rata-rata dari
orang lain. Selain itu kemauan bekerja keras dan pantang menyerah dalam memecahkan
masalah serta selelu berinovasi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh seorang
profesional.

2. Pengetahuan
Hal pokok selanjutnya yang harus ada pada seorang profesional adalah pengetahuan atau
knowledge. Artinya, seseorang harus benar-benar menguasai atau setidaknya memiliki
wawasan atas ilmu yang berhubungan dengan bidangnya. Biasanya seorang yang profesional
akan selalu menambah ilmu yang mana tidak mudah puas dengan pengetahuan yang
dimilikinya saat ini.

3. Attitude
Sisi lain yang tidak kalah penting untuk seorang profesional adalah attitude. Artinya,
seseorang tersebut tidak sebatas pintar, namun juga mempunyai etika baik untuk diterapkan
di bidang masing-masing. Mampu bekerja baik mandiri maupun bekerja secara kelompok,
yang berarti dapat mengimbangi rekan kerja yang lainnya. Melakukan sesuatu yang tidak
semata hanya dilakukan karena uang, tetapi lebih mengutamakan manfaat untuk bersama.
Terdapat berbagai contoh profesional yang ada di masyarakat sekitar. Mulai dari yang yang
paling kecil, profesionalitas harus diakui. Berikut adalah contoh profesional sebagai bahan
untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

1. Karyawan yang profesional adalah mereka yang bekerja menerima upah kemudian
menjalankan kewajiban sebagai karyawan dengan baik. Beragam pekerjaan yang
dibebankan kepadanya diselesaikan dengan baik dan tepat waktu tanpa mengeluh.
Di samping itu, juga senantiasa memperbaiki kesalahan agar menjadi lebih baik.
2. Seorang guru yang mengajar anak didiknya dengan sangat baik. Tidak hanya
bekerja untuk mendapatkan bayaran, namun sebagai pengabdian kepada bangsa
untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru yang tidak pernah lelah berbagi kepada
banyak orang kapanpun dan di manapun berada. Senantiasa meningkatkan
kompetensi sebagai seorang guru.
3. Seorang dokter yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengobati pasien
dengan baik. Juga senantiasa mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien
kapanpun di Memiliki sikap hati-hati dalam mendiagnosa penyakit pasien dan
proses pengobatannya. Mengutamakan orang lain dan tidak hanya mementingkan
diri sendiri.

2. Sub CPMK 6:
Tuliskan pemahaman dan jelaskan organisasi yang berhubungan dengan manajemen
profesional serta berikan contohnya ?

Manajemen Profesional dapat berarti, suatu aktivitas terorganisasi untuk


menghimpun, mengarahkan dan mengendalikan seluruh komponen termasuk SDM,
perangkat dan sistem yang ada agar dapat bergerak untuk mencapai hasil maksimal.
Arah gerakan selalu disesuaikan dengan pesatnya perkembangan dan kebutuhan
organisasi juga masyarakat agar dapat memberikan kepuasan bagi semua komponen,
baik internal organisasi maupun masyarakat dan institusi pengguna jasa atau barang
hasil produksi.

Pengertian

Manajemen adalah perpaduan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),


pengorganisasian(organizing), pelaksanaan (actuiting), dan
pengawasan/pengendalian (controlling) untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu
tertentu pula. Ada juga yang mendefinisikan manajemen sebagai perpaduan
pelaksanaan fungsi-fungsi rencana (plan), kerjakan (do), periksa (check) dan aksi
(action) untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Selain itu, ada yang
menerapkan model fungsi-fungsi manajemen yang terkait dengan manajemen mutu
yaitu rencana (plan), kerjakan (do), study (kajian) dan aksi (action).

Profesional diartikan sebagai ciri-ciri kekuatan yang dimiliki seseorang berupa


keahlian, kompetensi, kerja efisien, keterampilan, kualifaid-pandai, berpengalaman,
dan sifat mengagumkan. Dalam konteks SDM, manajemen profesional adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dalam pengembangan mutu SDM secara
profesional. Lawannya adalah manajemen amatiran yang ciri-cirinya bertentangan
dengan ciri-ciri manajemen profesional

Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari
sisi operasional dan manajerial yakni:

 Berbudaya korporat: transparansi, independensi, responsif, akuntabilitas, dan


kejujuran.
 Dukungan manajemen puncak.
 Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi

3. Sub CPMK 7

Tuliskanlah tentang pemahaman dan penerapan nikai-nilai kedisiplinan serta kearifan local,
serta berikan masing-masing contohnya ?

Pengertian Disiplin merupakan rasa taat dan patuh terhadap nilai yang dipercata serta juga
menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain disiplin ini ialah patuh terhadap peraturan atau
juga tunduk pada pengawasan dan  juga pengendalian. Sedangkan pendisiplinan ini
merupakan sebuah usaha yang dilaksanakan untuk menanamkan nilai atau juga pemaksaan
supaya subjek itu mentaati sebuah peraturan.
Macam Jenis Disiplin
Disiplin ini dibagi beberapa macam atau jenis, diantaranya ialah sebagai berikut:

Disiplin Dalam Menggunakan Waktu


Merupakan dapat menggunakan dan juga membagi waktu dengan baik. Karena waktu itu
sangat berharga dan juga salah satu kunci kesuksesan itu ialah dengan bisa menggunakan
waktu dengan sebaik mungkin.

Disiplin Dalam Beribadah


Ialah senantiasa beribadah dengan aturan-aturan yang terkandung didalamnya. Kedisiplinan
tersebut disini sangat diperlukan, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menganjurkan hamba-
Nya untuk disiplin.

Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara


Kedisiplinan ini merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses pencapaian
tujuan pendidikan, Apabila terjadi erosi disiplin itu maka pencapaian pendidikan akan
terhambat, diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhinya itu diantaranya sebagai berikut:

 Faktor tuntutan materi lebih banyak. Untuk menutupinya maka berbagai jalan
ditempuh.
 Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan serta juga aturan
serta ingin bebas sebebasnya.
 Pola dan juga sistem pendidikan yang sering berubah
 Motivasi belajar yang menurun dari peserta didik dan juga para pendidik
 Peraturan yang ada terlalu longgar

Contoh Disiplin
Contoh dari perilaku disiplin diantaranya sebagai berikut:
2. Disiplin di Jalan Raya

 Tidak menerobos lampu merah


 Berjalan disebelah kiri
 Taat pada rambu-rambu dijalan
 Membawa surat-surat kendaraan dengan lengkap

4. Disiplin di Masyarakat

 Menjaga kebersihan lingkungan


 Menjaga keamanan tempat tinggal dan linkungan
 Membuang sampah pada tempatnya
 Tidak mengganggu tetangga

Kearifan berasal dari kata arif. Menurut himpunan makna yang termuat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, arif memiliki dua makna yang berkesinambungan, yaitu tahu
atau mengetahui. Sedangkan makna yang kedua adalah cerdas , pintar, dan bijaksana.
Secara etimologi, Kata arif yang jika diimbuhi awalan “ke” dan akhiran “an” yang
kemudian membentuk kata kearifan yang bermakna kebijaksanaan, kecerdasan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan dalam proses berinteraksi dengan lingkungan.

Kearifan Lokal terdiri dari dua kata yaitu kearifan ( wisdom ) yang bermakna
kebijaksanaan dan lokal (local) yang bermakna daerah atau wilayah setempat. Jadi secara
umum Kearifan Lokal bermakna  sebagai pemikiran- pemikiran, fungsi nilai-nilai
sosial atau pandangan dari suatu wilayah atau daerah yang memiliki aspek kebijaksanaan
dan bernilai baik yang diikuti serta diyakini oleh masyarakat di suatu tempat tersebut dan
terkonstruksikan secara turun temurun dalam masyarakat.

Kearifan lokal di berbeda- beda dalam dimensi wilayah dan waktu tertentu. Perbedaan
kearifan local di masing- masing wilayah disebabkan oleh tantangan kondisi alam dan
beragamnya kebutuhan hidup, sehingga pengalaman dalam tujuan  pemenuhan
kebutuhan, akan memunculkan berbagai sistem pengetahuan, baik lingkungan alam
maupun sosial.

Kearifan lokal secara mendasar bersifat dinamis, dapat menyesuaiakan dengan perubahan
zaman. Jadi dalam hal ini kearifan lokal dapat mengalami perubahan yang signifikan
tergantung dari tekanan dan ikatan sosial budaya yang berkembang di masyarakat.

Kearifan lokal tercipta sebagai suatu keunggulan pada aspek budaya masyarakat
setempat, yang berkaitan dengan kondisi geografis. Kearifan lokal dalam
perkembangannya secara terus-menerus dijadikan pedoman dalam kehidupan.

Di dalam kehidupan, kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang
tidak dapat dipisahkan. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal
dapat dijumpai dalam berbagai bentuk kebudayaan yang berkembang, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, yang meliputi  cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan
rakyat.

Kearifan lokal menjadi pengetahuan yang diciptakan oleh masyarakat lokal tertentu,
kemudian dikembangkan melalui sekumpulan pengalaman dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap arti kebudayaan dan kondisi alam suatu wilayah.

Ciri Kearifan Lokal


Kearifan Lokal memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu :

1. Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan


Kearifan lokal yang didasari dengan kebijaksanaan yang menjadi kesepakatan bersama
masyarakat di wilayah tertentu, pada pelaksanannya mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan suatu budaya lokal yang berkembang sebagai keunggulan yang melekat.

2. Menjadi pertahanan terhadap pengaruh budaya luar


Kearifan local dengan aspek- aspek pemeran local menjadi landasan kuat dalam
mempertahankan budaya local yang berkembang, sehingga menjadi penyaring
berkembangnya pengaruh budaya dari luar, agar tetap bersifat fleksibel namun tidak
sembarang menyerap pengaruh budaya luar.

3. Mempunyai kemampuan mengakomodasi terhadap budaya luar


Contoh Kearifan Lokal
Kearifan local dapat dijumpai dari beragam contoh di penjuru nusantara sebagai berikut:

Hutan Larangan Adat


Kearifan Lokal ini dapat dijumpai di Desa Rumbio Kec. Kampar Prov. Riau, serta  dibuat
dengan tujuan agar masyarakat sekitar bersama-sama melestarikan hutan disana. Dimana di
dalamnya  terdapat peraturan untuk tidak boleh menebang pohon dihutan tersebut dan bagi
yang melanggar akan dikenakan sanksi berupa denda seperti beras 100 kg atau berupa uang
sebesar Rp 6.000.000,-.

Awig-Awig
Kearifan lokal ini dapat dijumpai di wilayah Lombok Barat dan Bali. Awig- awig merupakan
peraturan adat yang melekat yang menjadi pedoman dalam berperilaku dan bersikap dalam
hal berinteraksi dan mengolah sumber daya alam dan lingkungan sekitar di wilayah Lombok
Barat dan Bali.

Cingcowong
Kearifan local ini dapat dijumpai  pada masyarakat Suku Sunda atau sebagian besar wilayah
Jawa Barat . Cingcowong ini merupakan upacara yang bertujuan untuk meminta hujan. Selain
itu, Cingcowong ini berlangsung secara turun temurun oleh masyarakat Luragung sebagai
wujud pelestarian budaya

4. Sub CPMK 8:
Tuliskanlah tetang pemahaman dan penjelasan korupsi serta strategi pencegahannya.
Berikan contohnya ?

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat,
dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum.
Selanjutnya, dengan merujuk definisi Huntington diatas, Heddy Shri Ahimsha-Putra (2002)
menyatakan bahwa persoalan korupsi adalah persoalan politik pemaknaan.
Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana pemerintah untuk tujuan pribadi.
Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi
menyangkut pula korupsi politik dan administratif. Seorang administrator yang
memanfaatkan kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor
(domestik maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau
kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan melakukan
tindak korupsi.
Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka ragam. Akan tetapi,
secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai dengan pengertian korupsi diatas yaitu bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi /kelompok /keluarga/ golongannya sendiri. Faktor-
faktor secara umum yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan korupsi antara lain
yaitu :

 Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu


memberi ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.
 Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.
 Kolonialisme, suatu pemerintahan asing tidaklah menggugah kesetiaan dan kepatuhan
yang diperlukan untuk membendung korupsi.
 Kurangnya pendidikan.
 Adanya banyak kemiskinan.
 Tidak adanya tindakan hukum yang tegas.
 Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi.
 Struktur pemerintahan.
 Perubahan radikal, suatu sistem nilai yang mengalami perubahan radikal, korupsi
muncul sebagai penyakit transisional.
 Keadaan masyarakat yang semakin majemuk.

Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut GONE Theory, bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi :

 Greeds(keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara


potensial ada di dalam diri setiap orang.
 Opportunities(kesempatan) : berkaitan dengankeadaan organisasi atau instansi atau
masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan kecurangan.
 Needs(kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh individu-
individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
Exposures(pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh
pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.

Cara Pencegahan Dan Strategi Pemberantasan Korupsi

Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau kita secara sadar
untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di atas kepentingan
pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapa pun sempurnanya peraturan, kalau
ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati para pihak yang ingin korup, korupsi tetap
akan terjadi karena faktor mental itulah yang sangat menentukan. Dalam melakukan analisis
atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan berdasarkan alur proses
korupsi yaitu :

• Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi,


• Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi,
• Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi.

Dari tiga pendekatan ini dapat diklasifikasikan tiga strategi untuk mencegah dan
memberantas korupsi yang tepat yaitu :

• Strategi Preventif.

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang menjadi
penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya
preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat
upaya yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan
banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil dan mampu mencegah adanya
korupsi.

• Strategi Deduktif.

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila suatu
perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat diketahui dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya dan seakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindaklanjuti
dengan tepat. Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga
sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup tepat memberikan
sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini sangat membutuhkan adanya berbagai
disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai