Anda di halaman 1dari 218

PENGANTAR KOMUNIKASI ORGANISASI

AGUS RIYANTO
EDDY SOERYANTO SOEGOTO
M. YANI SYAFEI
DEDI RIANTO RAHADI

Lentera Ilmu Madani


PENGANTAR
KOMUNIKASI ORGANISASI
AGUS RIYANTO
EDDY SOERYANTO SOEGOTO
M. YANI SYAFEI
DEDI RIANTO RAHADI
Desain Cover:
M. Iqbal Tawaqal

Tata Letak:
M. Mifta Farid

Editor:
Pandu Adi Cakranegara

ISBN: 978-623-99582-9-9

Cetakan Pertama:
MARET 2023

Hak Cipta 2023, Pada Penulis

Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang


Copyright © 2023
by Penerbit Lentara Ilmu Madani
All Right Reserved
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
PENERBIT:
CV. LENTERA ILMU MADANI
Jln. Letjen Ibrahim ajie 51 A Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Anggota IKAPI No. 411/JBA/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, melanjuttkan untuk terus berkarya melalui penulisan baru


yang diberi judul “PENGANTAR KOMUNIKASI ORGANISASI”.

Perilaku organisasi adalah tentang bagaimana orang dapat termotivasi


untuk bekerja sama dengan cara yang lebih efektif. Interaksi yang
diperlukan untuk mengarahkan kelompok menuju serangkaian tujuan
bersama disebut komunikasi organisasi.

Penulis mohon feeback untuk memperoleh hasil buku yang lebih baik agar
menjadi komsumsi pembaca dalam mengambil keputusan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan


kotribusi baik secara langsung maupun tidak langsung,

Maret, 2023

Agus Riyanto

ii
DAFTAR ISI

PENGANTAR KOMUNIKASI ORGANISASI ..................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 Pengantar Komunikasi Organisasi.................................... 1
1.1. PENGANTAR .................................................................................. 1
1.2. ORGANISASI .................................................................................. 2
1.3. KOMUNIKASI ............................................................................... 10
1.4. LATIHAN ...................................................................................... 47
BAB 2 Etika Komunikasi Organisasi ........................................... 49
2.1. PENGANTAR ................................................................................ 49
2.2. ETIKA BISNIS................................................................................ 54
2.3. KOMUNIKASI ETHIS..................................................................... 63
2.4. ORGANISASI KOMUNIKASI ETHIK ............................................... 75
2.5. PELATIHAN .................................................................................. 78
BAB 3 Teori Klasik Komunikasi Organisasi ............................. 79
3.1. PENGANTAR ................................................................................ 79
3.2. TEORI KLASIK............................................................................... 80
BAB 4 Teori Modern Komunikasi Organisasi ......................... 122
4.1. PENGANTAR .............................................................................. 122
4.2. TEORI KOMUNIKASI MODERN .................................................. 125
4.3. PERTANYAAN ............................................................................ 129
iii
BAB 5 Model Komunikasi Organisasi ........................................ 131
5.1. PENGANTAR .............................................................................. 131
5.2. BAGAIMANA KOMUNIKASI BEKERJA: TIGA MODEL ................. 133
5.3. MODEL KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ORGANISASI ................ 161
5.4. LATIHAN .................................................................................... 166
BAB 6 Jaringan Komunikasi Formal & Informal ................. 167
6.1. PENGANTAR .............................................................................. 167
6.2. KOMUNIKASI FORMAL .............................................................. 171
6.3. KOMUNIKASI INFORMAL .......................................................... 181
6.4. LATIHAN .................................................................................... 190
BAB 7 Komunikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
.................................................................................................................. 191
7.1. PENGANTAR .............................................................................. 191
7.2. KOMUNIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN ................................ 192
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 206
PROFIL PENULIS........................................................................................ 210

iv
BAB 1
Pengantar Komunikasi Organisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

1) Memahami komponen umum dari berbagai definisi


“organisasi”.
2) Membedakan berbagai jenis organisasi
3) Mendefinisikan komunikasi dan menggambarkan komunikasi
sebagai suatu proses.
4) Identifikasi dan jelaskan delapan komponen penting
komunikasi.

1.1. PENGANTAR

Organisasi merupakan hal yang biasa di jumpai dalam kehidupan


bermasyarakat.
Sejak usia sekolah hingga dewasa, kita sudah dikenalkan dengan
kehidupan berorganisasi. Secara umum, organisasi merupakan
kesatuan yang merupakan kumpulan beberapa orang yang memiliki
tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi dapat berupa asosiasi,
lembaga, atau perusahaan.
Dalam manajemen, organisasi bertindak sebagai tulang punggung.
Manajemen tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan
baik tanpa organisasi yang efisien. Organisasi itu sendiri memiliki
banyak bagian yang menjadi objek kajian para peneliti dari berbagai
disiplin ilmu mulai dari ilmu sosial, politik, psikologi, hingga ekonomi.

1
Berbagai upaya individu harus mengarah pada pencapaian tujuan
bisnis bersama. Organisasi adalah kerangka struktural tugas dan
tanggung jawab yang diperlukan personel dalam menjalankan
berbagai fungsi untuk mencapai tujuan bisnis melalui organisasi.
Manajemen berusaha menggabungkan berbagai aktivitas bisnis
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

Sistem bisnis saat ini sangat kompleks. Unit harus dijalankan secara
efisien untuk bertahan dalam dunia bisnis yang kompetitif. Berbagai
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang paling cocok untuk
mereka. Pertama-tama berbagai kegiatan harus dikelompokkan ke
dalam fungsi yang berbeda. Wewenang dan tanggung jawab
ditetapkan pada berbagai tingkatan. Semua upaya harus dilakukan
untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk menjalankan unit
secara efisien sehingga biaya produksi dapat dikurangi dan
profitabilitas unit dapat ditingkatkan.

1.2. ORGANISASI
Beberapa definisi dari para ahli terkait dengan orgasisasi diantaranya :

1) Definisi organisasi berasal dari Louis Allen: “Organisasi adalah proses


mengidentifikasi dan mengelompokkan tugas-tugas yang harus
dilakukan, mendefinisikan dan mengalokasikan tanggung jawab dan
wewenang, serta meletakkan dasar bagi orang-orang untuk bekerja
sama secara efektif menuju tujuan bersama.” Bagi Allen, struktur
perusahaan hanyalah alat untuk mencapai tujuannya. Tugas setiap
orang ditentukan, dan garis wewenang serta pertanggungjawaban
mereka telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sama.

2) Mengutip Wheeler (2): “Organisasi internal adalah kerangka kerja


struktural dari tugas dan tanggung jawab yang diperlukan personel
2
untuk menjalankan berbagai fungsi dalam perusahaan............ Pada
dasarnya, strategi samudra biru adalah tindakan yang menghasilkan
mekanisme yang diperlukan untuk melaksanakan banyak tugas yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh manajemen
perusahaan Wheeler mendefinisikan organisasi sebagai proses
mengalokasikan peran dan tanggung jawab di dalam perusahaan
untuk memastikan bahwa tujuan bisnisnya terpenuhi.

3) Koontz and O'Donnell, "Penyusunan hubungan otoritas dengan


pengadaan koordinasi di antara mereka, baik secara vertikal maupun
horizontal dalam struktur perusahaan" (Desain hubungan otoritas
dengan pelaksanaan koordinasi di antara mereka)." Penulis artikel ini
melihat organisasi sebagai pusat koordinasi di antara beragam
kelompok profesional bisnis.

4) Menurut Oliver Sheldon, “organisasi adalah proses pengalokasian


tugas-tugas yang perlu dilakukan oleh individu atau kelompok
dengan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakannya”,
sehingga pekerjaan yang dilakukan menciptakan kondisi yang sebaik
mungkin untuk memaksimalkan implementasi sumber daya yang
tersedia secara efektif, sistematis, positif, dan terkoordinasi. Struktur
tumbuh dengan membagi tenaga kerja untuk penggunaan sumber
daya yang lebih efisien di antara lebih banyak orang.

5) Spriegel telah memberikan definisi organisasi yang luas. Dia


menggambarkannya sebagai hubungan antara orang-orang, faktor-
faktor dalam perusahaan. Semua faktor produksi dikoordinasikan
untuk mencapai tujuan organisasi.

6) George Terry: "Pengorganisasian adalah pembentukan otoritas


hubungan yang efektif di antara pekerjaan, orang, dan tempat kerja
yang dipilih agar kelompok dapat bekerja sama secara efisien."
3
Menurut Terry, tujuan organisasi adalah untuk membina komunikasi
antara karyawan dan orang-orang sehingga masalah dapat
diselesaikan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat.

7) C.H. Northcott, “Pengaturan dimana bantuan diberikan kepada


perempuan dan laki-laki sehingga setiap individu dapat berkontribusi
secara efektif untuk berbagai tujuan yang telah dicapai dengan
bekerja sama sebagai sebuah tim.” Menurut Northcott, tujuan dari
sebuah organisasi adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan banyak
orang yang bekerja untuk mencapai tujuan bisnis.

8) L.H. Haney menulis, "Organisasi adalah pencocokan bagian-bagian


untuk mencapai tujuan bersama atau beberapa tujuan individu".
Organisasi adalah proses mengoordinasikan banyak proyek untuk
mencapai tujuan bersama.

1.1.1. Konsep Organisasi:

Organisasi mengacu pada struktur di mana orang berkumpul untuk


mencapai beberapa tujuan bersama. Orang menyadari bahwa
mereka dapat melengkapi kebutuhan mereka dengan lebih efektif
ketika mereka menjadi bagian dari suatu kelompok. Dalam sebuah
organisasi, tujuan individu didahulukan untuk tujuan kelompok dan
tujuan kelompok dikompromikan untuk tujuan organisasi sehingga
manfaat maksimal dapat diperoleh dengan memakai sumber daya
yang tersedia terbatas.

Sebuah organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal dan


internal. Faktor eksternal melingkupi ekonomi negara, politik dan
peraturan perundang-undangan; sedangkan faktor internal
melingkupi rencana, tujuan, dan kebijakan organisasi. Faktor internal
dapat dikendalikan oleh suatu organisasi; namun, faktor eksternal
4
berada di luar kendali organisasi. Suatu organisasi membutuhkan
kehati-hatian dan kemampuan beradaptasi yang konstan untuk
secara efektif mengelola situasi yang timbul karena faktor-faktor
tersebut.

Ada dua konsep organisasi:

1. Konsep Statis :
Dalam konteks statistika, kata "organisasi" dapat merujuk pada
struktur, entitas, atau jaringan hubungan tertentu. Menurut
perspektif ini, organisasi merupakan gabungan beberapa orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam hubungan formal. Ini
meletakkan penekanan pada posisi dan bukan pada individu.

2. Konsep Dinamis:
Dalam konteks konsep dinamis, kata "organisasi" digunakan untuk
merujuk pada proyek yang sedang berjalan. Dalam perspektif ini,
sebuah organisasi terdiri dari orang-orang, sistem, dan proses untuk
mengatur pekerjaan. Ini terkait dengan prosedur menyusun rencana
yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu dan
menempatkannya di dalam kelompok yang sesuai sehingga dapat
dikomunikasikan kepada individu. Ini menganggap organisasi sebagai
sistem adopsi terbuka dan bukan sebagai sistem tertutup. Konsep
dinamis menekankan pada individu dan menganggap organisasi
sebagai proses yang berkelanjutan.

Organisasi, sebagai elemen manajemen, memperhatikan aspek-


aspek berikut, yang disebut ruang lingkup organisasi:

1) Mengidentifikasi dan mengelompokkan kegiatan untuk


mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

5
2) Menugaskan kegiatan ini ke divisi, departemen, seksi, dan
individu yang sesuai.
3) Pemberian wewenang, pendelegasian, koordinasi dan
komunikasi.
4) Menyediakan fasilitas dan perlengkapan, yaitu faktor fisik
lingkungan kerja yang baik. Ada empat elemen dasar dari
semua bentuk organisasi yang hidup di mana setiap
organisasi berpusat (i) Pekerjaan (ii) Orang-orang, (iii)
Otoritas, tanggung jawab dan (iv) Hubungan.

Pembagian kerja yang jelas mendefinisikan dan mengatur setiap


bagian pekerjaan yang harus ditangani oleh setiap orang,
memberikan alokasi tugas dan tanggung jawab dan menentukan
wewenang atau kekuasaan pada setiap posisi dalam bagan
organisasi. Koordinasi dan integrasi memastikan penghapusan
duplikasi kerja dan kesatuan tindakan.

Organisasi yang baik patut memenuhi empat fungsi khusus:

1) Manajemen harus dapat memaksimalkan output dengan


menyediakan sistem manusia-mesin yang efisien.
2) Menjaga saluran informasi dan komunikasi yang jelas dan
efektif.
3) Terus mempromosikan pekerjaan yang bermakna dan
bermanfaat bagi setiap karyawan dalam organisasi. Ini saja
akan mempengaruhi kualitas pekerjaan. Organisasi
merugikan semua orang. Karena itu, harus belajar humaniora
dan bukan hanya mekanik. Kedua pendekatan ini mampu
terhubung.
4) Harus melahirkan, mengampu, dan mengembangkan citra
atau individualitas diri sendiri. Ini menunjukkan bahwa klien
aman. Investor juga akan memiliki kepercayaan terhadap
6
perusahaan. Karyawan dapat mengembangkan rasa memiliki
terhadap organisasi.

1.1.2. Karakteristik Organisasi:

Penulis yang berbeda melihat kata 'organisasi' dari sudut mereka


sendiri. Satu hal yang umum dalam semua sudut pandang adalah
bahwa organisasi adalah pembentukan hubungan otoritas antara
orang-orang membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.

Beberapa karakteristik organisasi sebagai berikut:

1) Pembagian Kerja: Organisasi terhubung dengan semua usaha


bisnis. Setiap karyawan perusahaan dibagi ke dalam aktivitas
dan fungsi. Jelaskan kegiatan kepada orang-orang dengan
kemampuan berbeda untuk membantu mereka mencapai
tujuan mereka. Ini berhubungan dengan orang yang bekerja.
Satu orang tidak dapat melakukan beberapa tugas, namun
spesialisasi dalam aktivitas tertentu diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi setiap orang. Organisasi berusaha
menjadikan pekerjaan karyawannya menjadi kegiatan yang
saling terkait sehingga dapat disalurkan kepada orang-orang
yang membutuhkannya.

2) Koordinasi: Koordinasikan berbagai aktivitas dengan cara


yang sangat penting untuk keberhasilan mereka. Ini
melibatkan tata letak dan integrasi berbagai proyek.
Koordinasi juga meningkatkan duplikasi dan penundaan.
Namun, banyak peran di dalam satu organisasi memiliki
tujuan yang sama satu sama lain, dan satu tugas sangat
bermanfaat bagi tugas lainnya. Jika tidak ada yang

7
terkoordinasi dengan baik, setiap pekerjaan segmen akan
mengalami kerugian.

3) Tujuan Umum: Setiap struktur organisasi dimaksudkan untuk


mendukung tujuan perusahaan. Perolehan sasaran bisnis
sasaran utama beragam segmen mengarah. Struktur
organisasi harus selaras dengan tujuan penting dan jelas. Ini
akan membantu dengan kapitulasi yang akurat.

4) Hubungan Kerjasama: Satu organisasi menjalin hubungan


kerja antara banyak anggota kelompok. Organisasi tidak
dapat dibubarkan secara sepihak dan dibutuhkan lebih dari
satu orang untuk melakukan pembubaran. Organisasi adalah
sistem tertentu yang lemah dalam membina hubungan
interpersonal yang kuat. Hubungan antar individu dari
berbagai departemen harus bersifat vertikal dan horizontal.
Struktur perlu dihilangkan untuk menginspirasi orang untuk
mengumumkan tujuan terkait pekerjaan bersama mereka.

5) Hubungan Otoritas-Tanggung Jawab : Setiap organisasi terdiri


dari berbagai posisi yang diatur secara hierarkis dengan
kontak mata yang ketat dan wewenang yang jelas. Selalu ada
pusat otoritas dari rantai hubungan otoritas yang melingkupi
setiap organisasi. Posisi Hirarki menekankan komunikasi dan
hubungan interpersonal.

1.2.3 Elemen Penting Organisasi Yang Baik

Elemen esensial dan penting dari organisasi yang baik adalah sebagai
berikut:

8
Elemen #1. Harus Bermanfaat dalam Pencapaian Tujuan:
Organisasi yang baik harus mampu mengatasi masalah-masalah
perusahaan. Suatu organisasi dianggap baik hanya jika mampu
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya. Ia
tidak dalam posisi untuk mencapai tujuan-tujuan ini; itu tidak dapat
dianggap sebagai organisasi yang baik.

Elemen #2. Harus Ada Pengelompokan Fungsi yang Harmonis:


Organisasi yang baik harus membagi fungsi perusahaan sedemikian
rupa sehingga dapat diimplementasikan dengan mudah dan berhasil.
Harus ada penyesuaian yang harmonis dalam berbagai kegiatan
organisasi.

Elemen #3. Suatu Organisasi Harus Lengkap dalam Segala Hal:


Elemen esensial yang sangat penting dari organisasi yang baik adalah
bahwa organisasi itu harus lengkap dalam segala hal. Itu harus
mencakup semua kegiatan perusahaan. Selanjutnya, tidak boleh ada
pengulangan kegiatan.

Elemen #4. Ada Koordinasi Sempurna dalam Kegiatan Organisasi:


Koordinasi adalah inti dari manajemen. Jika aktivitas perusahaan
tidak terkoordinasi, pencapaian tujuan perusahaan tidak dapat
dipikirkan. Oleh karena itu, semua kegiatan organisasi harus
terkoordinasi.

Elemen #5. Ada Rentang Kendali yang Wajar:


Rentang kendali perwira harus dibatasi karena seorang perwira tidak
dapat mengendalikan sejumlah besar bawahan. Oleh karena itu,
jumlah bawahan yang berada di bawah kendali seorang perwira tidak
boleh lebih dari lima sampai enam orang. Sehingga kontrol yang
tepat dapat menjadi mungkin di semua tingkat manajemen.

9
Elemen # 6. Pemanfaatan Sumber Daya yang Harus Dilakukan:
Keberhasilan suatu bisnis sebagian besar bergantung pada
pemanfaatan sumber daya yang tepat. Jika sumber daya tidak
digunakan dengan benar, perusahaan bisnis tidak dapat berhasil.

Elemen #7. Ketentuan Perluasan:


Organisasi harus menyediakan fleksibilitas yang memadai sehingga
penyesuaian yang diperlukan dapat dilakukan di dalamnya sesuai
dengan kebutuhan keadaan yang berubah. Jika tidak demikian,
mungkin ada kemungkinan kehilangan kesempatan.

Elemen #8. Kepuasan Karyawan Sangat Penting:


Suatu organisasi dapat dikatakan baik dan efisien jika memuaskan
karyawannya karena akan meningkatkan moral karyawannya dan
mereka akan terdorong untuk bekerja lebih banyak untuk
keberhasilan perusahaan.

Elemen #9. Kebijakan Dijalankan Dengan Mudah dan Ekonomis:


Suatu sistem organisasi dapat dikatakan sebagai sistem yang baik dan
efisien, jika sistem tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
diimplementasikan. Semua kegiatan organisasi harus dibingkai
sedemikian rupa sehingga semua karyawan dapat memberikan
kontribusi upaya mereka dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu,
semua fungsi organisasi harus bersifat agar dapat dilaksanakan
dengan mudah dan ekonomis.

1.3. KOMUNIKASI

Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemahaman dan berbagi


makna (Pearson & Nelson, 2000).
Inti dari komunikasi adalah hubungan yang melibatkan interaksi
antar partisipan. Definisi ini bermanfaat dengan penekanannya pada
10
proses, yang akan kita telaah secara mendalam di seluruh teks ini,
untuk memahami dan membagikan sudut pandang orang lain secara
efektif. Komunikasi terbatas pada transmisi data dari satu orang,
kelompok, atau lokasi ke yang lain. Untuk setiap komunikasi,
setidaknya harus ada satu pengirim dan satu penerima. Meski
terlihat serius, komunikasi sebenarnya adalah topik yang sangat
menantang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi transmisi
informasi dari pengirim ke penerima. Ini termasuk emosi, situasi
kehidupan sehari-hari, alat komunikasi yang digunakan oleh media,
dan kemungkinan lokasi. Kompleksitas ini adalah alasan mengapa
komunikasi yang baik sangat diinginkan oleh pekerja di seluruh
dunia: harus dapat diandalkan, efisien, dan tanpa ambiguitas setiap
saat.

1.3.1 Kategori Komunikasi

Ada berbagai cara bagi kita untuk berkomunikasi, dan lebih dari satu
mungkin terjadi saat ini. Kategori komunikasi meliputi :

1) Komunikasi verbal adalah tindakan bertukar kata dalam


rangka menyebarluaskan pengetahuan kepada orang lain.
Dengan demikian, cukup untuk komunikasi lisan dan tulisan.
Meskipun demikian, banyak orang menggunakan istilah itu
hanya untuk menggambarkan komunikasi tertulis. Kata-kata
dan bagaimana kata-kata itu dipahami dan ditafsirkan
merupakan dasar komunikasi verbal.
2) Ekspresi wajah, bunyi dan suara, bahasa tubuh (kinesik), jarak
antara komunikator, dan isyarat non-verbal lainnya
semuanya berkontribusi pada komunikasi non-verbal
(proksemik).
3) Komunikasi tertulis adalah tindakan menulis, mengetik, atau
menggunakan simbol-simbol seperti huruf dan angka untuk
11
menyampaikan maksud. Ini sangat berguna karena
menyediakan daftar sumber daya untuk digunakan sebagai
panduan. Tulisan biasa digunakan untuk menyebarluaskan
informasi melalui media cetak seperti buku, pamflet, website,
surat, memo, dan dokumen lainnya. Surat elektronik dan
memo adalah bentuk komunikasi tertulis yang paling umum
di tempat kerja.
4) Desain komunikasi visual adalah proses menggunakan
elemen visual untuk menyampaikan ide, informasi, dan data.
Elemen visual dapat mencakup foto, video, grafik, tipografi,
bagan, peta, ilustrasi, dan banyak lagi.

1.3.2 Proses Komunikasi

Segala pernyataan atau komunikasi dilakukan oleh pengirim melalui


saluran komunikasi dengan semua atau sebagian penerima.
Pengirim harus memberikan informasi (yaitu informasi yang
disebarluaskan) dalam format yang sesuai dengan kebutuhan
komunikatif, dan pennerima kemudian harus meninjau informasi
yang dimaksud untuk memahami makna dan maknanya. Setiap
langkah dari proses komunikasi dapat melibatkan salah phaman.
Komunikasi yang efektif bertujuan untuk meminimalkan potensi
kesalahpahaman dan menghilangkan hambatan komunikasi pada
setiap tahapan proses komunikasi.
Komunikator yang sukses memahami aksen mereka, memiliki
saluran komunikasi yang dapat diandalkan, mengarahkan mereka ke
saluran yang dimaksud, dan menggunakan pesan mereka untuk
meningkatkan kesadaran penerima akan perasaan pendengarnya.
Mereka juga akan mencari klarifikasi dari para ahli tentang
bagaimana memahami suatu informasi dan bagaimana melakukan
upaya untuk memperbaiki pemahaman atau, mungkin, kebingungan
secara individual.
12
Penerima dapat menggunakan metode yang efektif seperti refleksi
dan klarifikasi untuk memastikan bahwa informasi yang mereka
terima telah dipahami secara akurat.
Masing-masing dari delapan komponen ini memiliki fungsi integral
dalam keseluruhan proses. Dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sumber
Sumber membayangkan, menciptakan, dan mengirimkan pesan.
Dalam situasi berbicara di depan umum, sumbernya adalah orang
yang memberikan pidato. Dia menyampaikan pesan dengan berbagi
informasi baru dengan penonton. Pembicara juga menyampaikan
pesan melalui nada suaranya, bahasa tubuh, dan pilihan pakaian.
Pembicara memulai dengan memutuskan terlebih dahulu apa yang
harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya. Langkah kedua
memerlukan konstruksi pesan dengan memilih struktur atau kata
yang paling tepat untuk menyampaikan makna yang dimaksud.
Langkah ketiga adalah menyampaikan pesan kepada audiens yang
dituju. Terakhir, dengan melihat reaksi audiens, narasumber dapat
mengukur sejauh mana anggotanya memahami dan menanggapi
pesan tersebut dengan kejelasan dan data pendukung.

b. Pesan
“Pesan adalah rangsangan atau makna yang dihasilkan oleh sumber
bagi penerima atau khalayak.” (McLean, 2005) Ketika berencana
untuk memberikan pidato atau menulis laporan, pesan mungkin
tampak hanya kata-kata yang akan dipilih yang akan disampaikan.
Akan tetapi hal ini hanyalah permulaan. Kata-kata disatukan dengan
tata bahasa dan organisasi. Anda dapat memilih untuk menyimpan
poin terpenting untuk yang terakhir. Pesan tersebut juga terdiri dari
cara mengucapkannya dalam pidato, dengan nada suara, bahasa
tubuh, dan penampilan dan dalam laporan, dengan gaya penulisan,
tanda baca, serta judul dan format yang dipilih. Selain itu, bagian dari
13
pesan mungkin merupakan lingkungan atau konteks tempat
menyajikannya dan kebisingan yang mungkin membuat pesan sulit
didengar atau dilihat.
Bayangkan, misalnya berbicara kepada perwakilan penjualan dalam
jumlah besar dan mengetahui bahwa ada pertandingan Seri Dunia
malam ini. Audiens mungkin mengalami kesulitan untuk tenang,
tetapi dapat memilih untuk membuka dengan, "Saya mengerti ada
pertandingan penting malam ini." Dengan cara ini, dengan
mengungkapkan secara verbal sesuatu yang disadari dan diminati
oleh sebagian besar audiens dan dapat memahami dan memusatkan
perhatian mereka.

c. Saluran
“Saluran adalah cara pesan atau pesan berjalan antara sumber dan
penerima.” (McLean, 2005) Misalnya, keberadaan televisi. Berapa
banyak saluran yang dimiliki di televisi ? Setiap saluran
membutuhkan ruang, bahkan di dunia digital, di kabel atau sinyal
yang membawa pesan dari setiap saluran ke rumah. Televisi
menggabungkan sinyal audio yang didengar dengan sinyal visual
yang dilihat. Bersama-sama mereka menyampaikan pesan kepada
penerima atau audiens. Matikan volume di televisi. Bisakah masih
mengerti apa yang sedang terjadi? Bisa berkali-kali, karena bahasa
tubuh menyampaikan sebagian dari pesan pertunjukan. Sekarang
besarkan volumenya tetapi putarlah sehingga tidak dapat melihat
televisi. Anda masih bisa mendengar dialog dan mengikuti alur cerita.

Demikian pula, saat berbicara atau menulis, menggunakan saluran


untuk menyampaikan pesan. Saluran yang diucapkan termasuk
percakapan tatap muka, pidato, percakapan telepon dan pesan
suara, radio, sistem alamat publik, dan voice over Internet protocol
(VoIP). Saluran tertulis meliputi surat, memorandum, pesanan

14
pembelian, faktur, artikel surat kabar dan majalah, blog, email, pesan
teks, tweet, dan sebagainya.

d. Masukan
Saat menanggapi sumbernya, sengaja atau tidak sengaja, sedang
memberikan umpan balik. Umpan balik terdiri dari pesan penerima
mengirim kembali ke sumber. Verbal atau nonverbal, semua sinyal
umpan balik ini memungkinkan sumber untuk melihat seberapa baik,
seberapa akurat (atau seberapa buruk dan tidak akurat) pesan yang
diterima. Umpan balik juga memberikan kesempatan bagi penerima
atau audiens untuk meminta klarifikasi, setuju atau tidak setuju, atau
menunjukkan bahwa sumber dapat membuat pesan lebih menarik.
Dengan meningkatnya jumlah umpan balik, akurasi komunikasi juga
meningkat (Leavitt & Mueller, 1951).

Misalnya, seorang manajer penjualan yang berpartisipasi dalam


panggilan konferensi dengan empat perwakilan penjualan. Sebagai
sumber, ingin memberi tahu perwakilan untuk memanfaatkan fakta
bahwa ini adalah musim Seri Dunia untuk menutup penjualan
peralatan olahraga yang berhubungan dengan bisbol. Anda
menyatakan pesan, tetapi tidak mendengar balasan dari pendengar.
Anda mungkin berasumsi bahwa ini berarti mereka memahami dan
setuju, tetapi di akhir bulan mungkin kecewa karena penjualan yang
dilakukan sangat sedikit. Jika menindaklanjuti pesan dengan
permintaan umpan balik (Apakah ini masuk akal?), mungkin memiliki
kesempatan untuk mengklarifikasi pesan, dan untuk mengetahui
apakah ada perwakilan penjualan yang mempercayainya. saran tidak
akan bekerja dengan pelanggan mereka.

e. Penerima
“Penerima menerima pesan dari sumber, menganalisis dan
menafsirkan pesan dengan cara yang diinginkan dan tidak diinginkan
15
oleh sumber.” (McLean, 2005) Untuk lebih memahami komponen ini,
bayangkan penerima dalam tim sepak bola. Quarterback melempar
sepak bola (pesan) ke penerima, yang harus melihat dan menafsirkan
di mana harus menangkap bola. Quarterback mungkin bermaksud
agar penerima "menangkap" pesannya dengan satu cara, tetapi
penerima mungkin melihat sesuatu secara berbeda dan melewatkan
sepak bola (makna yang dimaksudkan) sama sekali.

Sebagai penerima pesan mendengarkan, melihat, menyentuh,


mencium, dan/atau mengecap untuk menerima pesan. Penonton
“mengukur", sebanyak yang mungkin dilihat jauh sebelum naik ke
panggung atau membuka mulut. Tanggapan nonverbal dari
pendengar dapat berfungsi sebagai petunjuk tentang cara
menyesuaikan pembukaan. Dengan membayangkan diri di tempat
mereka dan mengantisipasi apa yang akan dicari jika menjadi
mereka. Sama seperti rencana quarterback di mana penerima akan
menempatkan bola dengan benar, juga dapat mengenali interaksi
antara sumber dan penerima dalam konteks komunikasi bisnis.
Semua ini terjadi pada saat yang bersamaan, menggambarkan
mengapa dan bagaimana komunikasi selalu berubah.

f. Lingkungan
“Lingkungan adalah atmosfer, fisik dan psikologis, tempat mengirim
dan menerima pesan.” (McLean, 2005) Lingkungan dapat berupa
meja, kursi, lampu, dan peralatan tata suara yang ada di dalam
ruangan. Ruangan itu sendiri adalah contoh lingkungan. Lingkungan
juga dapat mencakup faktor-faktor seperti pakaian formal, yang
dapat menunjukkan apakah suatu diskusi bersifat terbuka dan penuh
perhatian atau lebih profesional dan formal. Orang mungkin lebih
cenderung melakukan percakapan intim ketika mereka secara fisik
dekat satu sama lain, dan lebih kecil kemungkinannya ketika mereka
hanya dapat melihat satu sama lain dari seberang ruangan. Dalam hal
16
ini, mereka mungkin saling mengirim pesan, itu sendiri merupakan
bentuk komunikasi yang intim. Pemilihan teks dipengaruhi oleh
lingkungan. Sebagai seorang pembicara, lingkungan akan
mempengaruhi dan berperan dalam berpidato. Itu selalu merupakan
ide yang baik untuk memeriksa di mana akan berbicara sebelum hari
presentasi yang sebenarnya.

g. Konteks
“Konteks interaksi komunikasi melibatkan latar, adegan, dan
ekspektasi individu yang terlibat.” (McLean, 2005) Konteks
komunikasi profesional mungkin melibatkan setelan bisnis (isyarat
lingkungan) yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi harapan bahasa dan perilaku di antara para peserta.

Presentasi atau diskusi tidak terjadi sebagai peristiwa yang terisolasi.


Ketika datang ke kelas, dan datang dari suatu tempat. Begitu pula
orang yang duduk di sebelah Anda, begitu pula instrukturnya. Sejauh
mana lingkungan formal atau informal tergantung pada harapan
kontekstual untuk komunikasi yang dilakukan oleh para peserta.
Orang yang duduk di sebelah Anda dapat digunakan untuk
komunikasi informal dengan instruktur, tetapi instruktur khusus ini
dapat digunakan untuk menunjukkan rasa hormat secara verbal dan
nonverbal di lingkungan akademik. Mungkin terbiasa dengan
interaksi formal dengan instruktur, dan menemukan pertanyaan
teman sekelas tentang "Hai Guru, apakah kita punya pekerjaan
rumah hari ini?" sebagai kasar dan tidak pengertian ketika mereka
melihatnya sebagai normal. Respon nonverbal dari instruktur
tentunya akan memberikan gambaran tentang bagaimana mereka
memandang interaksi tersebut, baik pilihan kata maupun cara
pengucapannya.

17
Konteks adalah semua tentang apa yang orang harapkan dari satu
sama lain, dan kita sering menciptakan harapan tersebut dari isyarat
lingkungan. Pertemuan tradisional seperti pernikahan atau
quinceañera seringkali merupakan acara formal. Ada waktu untuk
sapaan sosial yang hening, ada waktu untuk hening saat mempelai
wanita berjalan menyusuri lorong, atau sang ayah dapat berdansa
pertama kali dengan putrinya saat dia berubah dari seorang gadis
menjadi wanita dewasa di mata komunitasnya. Dalam salah satu
perayaan mungkin akan tiba waktunya untuk perayaan dan tarian
yang riuh. Mungkin diminta untuk bersulang, dan konteks
pernikahan atau quinceañera akan memengaruhi presentasi, waktu,
dan keefektifan.

h. Gangguan
Interferensi, juga disebut kebisingan, dapat berasal dari sumber
manapun. “Interferensi adalah segala sesuatu yang menghalangi
atau mengubah makna pesan yang dimaksud oleh sumber.”
(McLean, 2005) Misalnya, jika mengendarai mobil ke tempat kerja
atau sekolah, kemungkinan besar dikelilingi oleh kebisingan. Klakson
mobil, papan reklame, atau mungkin radio di mobil mengganggu
pikiran, atau percakapan dengan penumpang lain.

Kebisingan psikologis adalah apa yang terjadi ketika pikiran menyita


perhatian saat mendengar, atau membaca, sebuah pesan.
Bayangkan saat itu pukul 16:45. dan bos, yang sedang rapat di kota
lain, mengirim email untuk menanyakan angka penjualan bulan lalu,
analisis proyeksi penjualan saat ini, dan angka penjualan dari bulan
yang sama selama lima tahun terakhir. Anda dapat membuka email,
mulai membaca, dan berpikir, "Hebat, tidak masalah, saya memiliki
angka-angka dan analisis itu di komputer." Mengirimkan balasan
dengan angka penjualan bulan lalu dan proyeksi saat ini terlampir.
Kemudian, pada pukul lima, mematikan komputer dan pulang.
18
Keesokan paginya, bos menelepon untuk memberi tahu bahwa dia
merasa tidak nyaman karena lalai memasukkan angka penjualan dari
tahun-tahun sebelumnya. Apa masalahnya? Gangguan: dengan
memikirkan tentang bagaimana ingin menanggapi pesan atasan,
Mencegah diri untuk membaca dengan cukup perhatian untuk
memahami keseluruhan pesan.

Interferensi bisa datang dari sumber lain juga. Mungkin Anda lapar,
dan perhatian pada situasi saat ini mengganggu kemampuan untuk
mendengarkan. Mungkin kantornya panas dan pengap. Jika anggota
audiens yang mendengarkan pidato eksekutif, bagaimana hal ini
memengaruhi kemampuan untuk mendengarkan dan berpartisipasi?

Kebisingan mengganggu penyandian dan penguraian kode normal


dari pesan yang dibawa oleh saluran antara sumber dan penerima.
Tidak semua kebisingan itu buruk, tetapi kebisingan mengganggu
proses komunikasi. Misalnya, nada dering ponsel mungkin
merupakan suara sambutan bagi, tetapi dapat mengganggu proses
komunikasi di kelas dan mengganggu teman sekelas.

1.3.3 Saluran Komunikasi

Metode komunikasi yang disediakan untuk kita gunakan disebut


saluran komunikasi. Oleh karena itu, suatu metode digunakan untuk
mentransfer uang dari satu orang ke orang lain atau untuk menerima
uang dari orang lain. Ada beberapa saluran komunikasi yang tersedia
untuk kita saat ini. Ini termasuk telepon, Internet (termasuk media
sosial seperti Facebook dan Twitter), email, radio dan televisi, serta
tulisan, brosur, dan laporan.
Untuk memiliki komunikasi yang efektif, sangat penting untuk
menggunakan saluran komunikasi yang andal. Setiap jenis
komunikasi memiliki kualitas dan pola yang khas.
19
Saluran komunikasi dapat dikategorikan menjadi tiga saluran utama:
(1) verbal, (2) tertulis, dan (3) non-verbal. Setiap saluran komunikasi
dalam hal ini memiliki kualitas dan karakteristik yang unik, dan
seringkali kita dapat menggunakan lebih dari satu saluran secara
bersamaan.

(1) Komunikasi lisan/verbal


karakteristik komunikasi verbal yang paling penting: mendengarkan
dan berbicara. Sumber menggunakan kata-kata untuk
mengkomunikasikan informasi kepada penerima dan untuk menjaga
kontak mata, kemudian dia menggunakan kata-kata untuk dipahami
dan diingat. Contoh gangguan pada saluran ini adalah penggunaan
kata. Ada kemungkinan individu yang menggunakan kata asing untuk
berkomunikasi dengan pembaca akan salah paham satu sama lain
atau tidak akan berkomunikasi secara konsisten. Formalitas dalam
ekspresi tertulis adalah jenis ekspresi linguistik yang berbeda. Dalam
situasi di mana rekan kerja atau tetangga hadir, misalnya, seseorang
dapat memilih kata-kata yang lebih fasih daripada kata-kata yang
akan digunakan dalam presentasi kepada audiens. Komunikasi verbal
adalah bentuk komunikasi utama di tempat kerja; bentuk komunikasi
ini banyak digunakan untuk berkoordinasi dengan orang lain,
memecahkan masalah, dan menjalin ikatan yang kuat dengan orang
lain.

(2) Nada
Satu-satunya saluran komunikasi verbal adalah nihil. Tidak ada yang
berbeda yang dapat mengubah Makna Pesan yang diarahkan. Tabel
pertama, "Jangan Gunakan Nada Itu dengan Saya!" mengungkapkan
betapa benarnya itu. Jika Anda hanya membaca kata-kata tersebut
di atas tanpa mempertimbangkan penekanan tambahan,
kemungkinan besar Anda akan memiliki pertanyaan, tetapi
20
penekanan akan menjelaskan kepada Anda bagaimana nada
menyampaikan banyak informasi. Sekarang kita dapat melihat
bagaimana meninggikan suara seseorang tanpa mengganggu orang
lain atau menyebabkan pemahaman.

Tabel 1. Jangan Gunakan Nada Itu dengan Saya

Penempatan Makna Penekanan

Aku tidak memberitahu Daus Orang lain memberi tahu Daus


kau terlambat bahwa Anda terlambat
Aku tidak memberitahu Daus Ini tidak terjadi.
kau terlambat.
Aku tidak memberitahu Daus Saya mungkin telah
kau terlambat. menyiratkannya.
Aku tidak memberitahu Daus Tapi mungkin saya memberi
kau terlambat. tahu Hanif dan Iqbal.
Aku tidak memberitahu Daus Saya mengatakan kepadanya
kau terlambat. bahwa Anda masih terlambat
Aku tidak memberitahu Daus Saya mengatakan kepadanya
kau terlambat. bahwa Anda menghadiri
pertemuan lain.
Aku tidak memberitahu Daus Saya berbicara tentang orang
kau terlambat. lain.
Sumber : Kiely, M. (1993)

(3) Komunikasi nonverbal


Bukan dari bentuk komunikasi, apa yang dikatakan itu penting, tetapi
apa yang tidak terucapkan mungkin jauh lebih penting. Penelitian
juga menunjukkan bahwa 55% komunikasi lisan berasal dari isyarat
nonverbal seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan nada suara.
Menurut penelitian, hanya 7% dari pengetahuan penerima pesan
21
didasarkan pada kata-kata pengirim yang sebenarnya; 38% pada
parabahasa (kebisingan, kecepatan, dan volume ucapan); dan 55%
pada indikator nonverbal seperti bahasa tubuh (Mehrabian, 1981).

Penelitian menunjukkan bahwa kriteria non-verbal juga dapat


mempengaruhi diterima atau tidaknya tawaran pekerjaan. Siapa pun
yang memiliki akses ke video pengawasan rahasia dari interaksi
karyawan di tempat kerja dapat menilai keterampilan sosial orang
tersebut meskipun suaranya dibungkam. Mereka
mempertimbangkan tingkat kesulitan tes, jumlah waktu yang
dialokasikan untuk diskusi, dan tingkat formalitas pakaian yang
diperlukan untuk menentukan kandidat mana yang paling berhasil
secara sosial dalam pekerjaan (Gifford, Ng, dan Wilkinson, 1985). .
Karena itu, sangat penting untuk merenungkan presentasi dan
bahasa profesional kita. Emosi dikomunikasikan melalui wajah dan
mata kita. Kami dapat mengirim pesan tengah malam tanpa
menggunakan bahasa kotor. Perubahan ekspresi wajah dapat
mengubah keadaan emosi kita. Jika Anda fokus pada rasa percaya diri
sebelum percakapan, wajah Anda akan menunjukkan kepada lawan
bicara Anda bahwa Anda merasa percaya diri. Mengadopsi latihan
meditasi (bahkan jika kita merasa stres) dapat mengurangi tingkat
stres tubuh.

(4) Bahasa tubuh


Secara umum, keterusterangan, kehangatan, dan kesederhanaan
menunjukkan ketulusan, dan ketulusan merupakan komponen kunci
dari komunikasi yang efektif. Persyaratan lainnya termasuk
kemampuan menggabungkan bahasa tubuh dengan ekspresi wajah
untuk menyampaikan makna dari satu orang ke orang lain. Menurut
Kendon, isyarat adalah bentuk komunikasi nonverbal yang
melibatkan penggunaan tindakan fisik lahiriah untuk menyampaikan

22
makna, baik dalam bentuk pengganti doa atau dalam jarak dekat dan
selaras dengan kata-kata yang diucapkan.

Komunikasi nonverbal fisik yang tidak menyampaikan pesan yang


dimaksud, seperti isyarat, bahasa tubuh, atau melihat ke arah lain
dari mata pembicara.

Ada dua jenis komunikasi yang sangat penting: komunikasi verbal


dan komunikasi mistik (komunikasi non verbal). Mengingat bahwa
baik isyarat maupun bahasa tidak dapat menghasilkan perasaan
tanpa yang lain, keduanya dapat dianggap sebagai komponen sistem
komunikasi daripada dua hal yang berbeda dan tidak terkait.

Gerakan menyampaikan seni dari ide filosofis yang berpusat pada


manusia. Namun, banyak juga yang menegaskan bahwa gerak tubuh
dapat menyampaikan informasi yang sulit disampaikan dalam bahasa
tulisan, seperti tingkah laku dan proses gelisah seseorang.

Selain itu, gerak tubuh digunakan sebagai bentuk komunikasi yang


dianggap penting dalam interaksi antarpribadi. Gestur adalah
informasi penting karena gerakan tubuh menghambat komunikasi
yang tidak jelas, mengurangi ambiguitas linguistik, dan mempertinggi
pemahaman konseptual.

Oleh karena itu, isyarat sangat penting dalam komunikasi karena


membantu orang memahami apa yang dikatakan oleh pemberi
informasi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa isyarat adalah bentuk


komunikasi nonverbal yang mencakup bahasa tubuh seperti wajah,
tangan, bahu, jari-jari, atau isyarat lain yang biasanya digunakan
bersama-sama dengan orang lain selama komunikasi. itu juga
termasuk pesan-pesan lainnya.

23
Kategori Gerak

Ekman dan Friesen mengklasifikasikan gesture (gerak tubuh) sebagai


berikut:

1) Simbol

Emblem adalah jenis komunikasi nonverbal yang berfungsi sebagai


simbol pemersatu kelompok.

(2) Artis

Illustrator adalah bentuk komunikasi nonverbal. Ini adalah


komunikasi lisan dari manusia yang menjelaskan atau
mengumumkan sesuatu. Beberapa konsep yang harus dipahami oleh
ilustrator antara lain sebagai berikut:

Tongkat adalah jenis generator tertentu yang menunjukkan tekanan


tertentu pada pesan tertentu saat digunakan.

Ideogram adalah proses kreatif yang menghasilkan hewan atau


benda hias. Penampilan wajah cukup mengancam bagi mereka yang
berusaha mengabaikan atau mengacuhkannya.

• Gerakan deitic adalah sinyal untuk mengingatkan seseorang


akan sesuatu.
• Gerakan apatial adalah jenis gerakan yang memperbesar
ruangan kecil.
• Kinetograf adalah jenis gambar yang menggambarkan
fenomena fisik.
• Gerak ritmik adalah jenis pembangkit yang mengumumkan
irama tertentu.
• Piktograf adalah jenis karya seni yang menggambarkan
sesuatu dari atas.

24
• Gerakan lambang adalah tanda-tanda yang menggambarkan
pernyataan vokal tertentu.

Hubungan antara masing-masing jenis ilustrator, seperti uraian pada


gambar di atas, tidak selalu jelas karena orang tidak selalu
menggunakan satu jenis komunikasi nonverbal dalam
komunikasinya.

3) Adaptor

Adaptor adalah jenis konektor tabung yang sangat khusus. Fungsinya


adalah untuk memutuskan atau menyimpan ketegangan tubular.

Ada berbagai jenis adaptor di bawah ini:

• Menyesuaikan diri Misalnya, mencekik kepala negara untuk


mewaspadai situasi
• Adaptor alter adalah adaptor umum yang diberikan kepada
orang lain. Misalnya menyebut pemimpin orang lain sebagai
tanda kasih sayang.

Obyek adaptor adalah jenis adaptor yang diberikan pada obyek


tertentu yang bersangkutan.

Secara umum, seorang adaptor adalah orang yang mengilustrasikan


aktivitas unik dan menarik yang kadang-kadang terjadi secara diam-
diam; sebaliknya, bagi orang lain, tujuan adaptor adalah untuk
mendorong interaksi dan komunikasi.

4) Regulasi

Fungsi regulator adalah untuk mengawasi, mengkoordinasikan, dan


memantau interaksi bersama. Misalnya kita menggunakan "contak

25
mata" untuk merendahkan orang lain. Regulator adalah alat utama
dengan fokus kuat pada interaksi, dengan desain yang inovatif dan
menarik.

5) Ubah Tampilan

Tampilan dengan perilaku selalu menggambarkan perasaan dan


emosi. Wajah adalah media yang paling sering digunakan untuk
meminta tanggapan terhadap pernyataan otoritatif. Tampilan efek
bentuk sangat menarik dan digunakan untuk tujuan interaktif dan
informasional.

Akibatnya, dapat disimpulkan bahwa gerakan memiliki berbagai


kategori di mana mereka dapat diklasifikasikan untuk meningkatkan
keefektifan gerakan yang kita gunakan saat berkomunikasi sehingga
audiens target kita dapat merespons kita dengan cara yang
konsisten. tujuan dan nilai-nilai kita.

Macam-Macam Gesture

Terdapat beberapa macam-macam gesture, antara lain :

I. Gesture dengan Telapak Tangan

Tangan adalah organ yang sangat ekspresif. Kita menggunakannya


untuk mendukung gaya bicara kita, atau bahkan menggantikannya.

a) Gerakan tangan terbuka

Hukuman, kesetiaan, kepercayaan, dan kerelaan adalah ciri-ciri


dari garis singgung yang tidak stabil. Ada 3 gerakan tangan umum
yang terjadi:
• Telapak Tangan Menghadap Ke Atas dan Menghadap Ke
Bawah adalah dua posisi dasar Tangan. Orang dengan
posisi telapak tangan menghadap ke bawah dikatakan
26
sedang aktif mengejar sesuatu, begitu juga dengan
pengemis, sedangkan orang dengan posisi telapak tangan
menghadap ke bawah dikatakan aktif bersiap untuk
menekan atau memencet sesuatu .
• Saat seseorang berusaha untuk benar-benar terjaga dan
waspada, mereka kemungkinan besar akan memberikan
tanganya paling kiri atau kanan kepada orang lain melalui
telapak tangan yang terjaga dan mengungkapkan
keinginannya untuk terus mengganggunya.
• Saat anak kecil bohong atau sedang berusaha melakukan
sesuatu, terlihat telapak tangan di depan anak.

b) Jabatan tangan

Melakukan pekerjaan dengan tangan Anda adalah peninggalan


zaman lampau dalam sejarah manusia. Ketika dua manusia
bertemu, hal pertama yang mereka lakukan adalah mengangkat
tangan ke udara, telapak tangan ke arah lawan bicara mereka,
untuk menunjukkan bahwa mereka tidak membawa senjata
apapun.
Ada beberapa metode dominasi dan kekalahan tangensial:

Gambar 1.1. Gestur Jabat Tangan


27
• Dominasi ditentukan melalui penggunaan tangan dengan
menggeser posisi tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke luar.
• Telapak tangan tidak perlu langsung menghadap ke
lantai, tetapi harus menekan ke bawah telapak tangan
tersebut, dan cara ini mengatakan padanya bahwa Anda
ingin mendominasi pertemuan- pertemuan selanjutnya.
• Cara paling efektif untuk menangkal dominasi tangan
seseorang adalah dengan menawarkan tangan orang
lain. Ini sangat efektif ketika Anda ingin lawan bicara
Anda memegang kendali atau jika Anda ingin memberi
mereka otoritas.
• Ketika dua individu yang dominan saling berhadapan,
perebutan kekuasaan simbolis akan terjadi karena kedua
belah pihak bekerja untuk menggeser dinamika
kekuasaan yang menguntungkan mereka.
• Hasil akhirnya adalah posisi tegak karena setiap individu
menunjukkan perasaan kebaikan dan persahabatan.
Pekerjaan tangan yang seimbang dan vertikal ini
digunakan oleh orang tua untuk mengajari anaknya
“bekerja dengan tangan seperti laki-laki”.

II. Gesture dengan Tangan dan Lengan

a) Gerak Isyarat Tangan

✓ Telapak tangan menggosok

Mengangkat tangan sebagai isyarat harapan adalah cara


berkomunikasi nonverbal. Indikator siapa yang diharapkan
untuk mencapai hasil yang diinginkan adalah seberapa
sering mereka menggosok-gosokkan tangan.
28
✓ Jari-Jari Tangan Menjalin

Neirenberg dan Calero melakukan penelitian tentang


posisi tangan yang tidak biasa ini dan sampai pada
kesimpulan bahwa itu adalah tanda karat, yang
menunjukkan bahwa orang tersebut sekarang memiliki
kerangka berpikir negatif.

Gambar 1.2. Gestur Tangan Menggosok

Sikap dasar ini memiliki tiga posisi utama: lengan terlipat di depan
dada, tangan diletakkan di atas meja atau bagian atas tempat tidur
saat duduk, atau di lantai saat berdiri.

Ternyata ada korelasi antara seberapa tinggi tangan seseorang


terangkat dan intensitas emosi negatif yang mereka alami saat ini;
Artinya, orang yang tangannya diangkat setinggi seperti pada ilustrasi
akan lebih sulit dikendalikan daripada orang yang tangannya lebih
rendah.

Seperti indikator bau negatif lainnya, bau keringat akan bertahan jika
tindakan tertentu tidak dilakukan untuk membersihkan tepi bergerigi

29
iris dan pupil mata, memungkinkan pandangan yang jelas ke tangan
dan kaki pemakainya.

✓ Tangan Membentuk Menara

Isyarat tangan indikatif menunjukkan bahwa gaya ini sering


digunakan dalam interaksi atasan/bawahan dan dapat
berfungsi sebagai isyarat jaminan atau pengetahuan yang
berdiri sendiri. Ini adalah posisi standar yang harus diambil
oleh manajer saat memberikan perintah.

Gambar 1.3 Gestur Tangan Berbentuk Menara

Ada dua kemungkinan interpretasi dari "bergerak" (persyaratan)


kriteria ini: dari terangkat hingga membentuk menara, posisi yang
biasanya diambil saat orang tersebut menyampaikan pendapat
atau menyampaikan gagasan saat bercakap-cakap. Persyaratan
untuk menurunkan antena ke tanah biasanya digunakan saat
audiens target sedang mendengarkan. Peneliti Nierenberg dan
Calero menemukan bahwa wanita lebih sering duduk menghadap
ke bawah daripada ke atas di kursi kantor. Saat kepala dipegang
dalam posisi tegang ke arah tanah, akibatnya adalah perasaan tidak
enak yang disebut "angkuh" atau "sombong".

30
b) Mencengkeram Tangan, Lengan dan Pergelangan Tangan

Gambar 1.4. Gestur Tangan Kebelakang

✓ Ketika seseorang menggunakan tangan mereka untuk memegang


tangan orang lain dan kemudian melipat tangan mereka sendiri di
belakang punggung mereka, ini adalah tanda kepercayaan ekstrim
pada kemampuan diri sendiri dan demonstrasi superioritas
seseorang atas orang lain. Seorang petugas militer atau polisi yang
sedang berpatroli, kepala sekolah yang mengawasi taman bermain,
atau siapa pun yang memiliki posisi serupa biasanya akan
menunjukkan kriteria seperti itu.
✓ Ketika seseorang mengangkat satu tangan lebih tinggi dari yang lain
di atas pergelangan tangan yang dipegang di belakang tubuhnya,
itu adalah tanda frustrasi karena orang tersebut berusaha
mengendalikan situasi dan, jika perlu, melindungi diri dari bahaya.

31
✓ Ketika satu tangan terangkat di atas yang lain untuk menunjukkan
agresi, itu menunjukkan bahwa orang yang memegang tangan
lainnya melakukan upaya bersama untuk melakukan kontrol atas
diri mereka sendiri.

c) Menggunakan Ibu Jari

Kekuatan karakter dan rasa kemenangan dikomunikasikan dengan


tampilan ibu jari, yang digunakan untuk menunjukkan superioritas,
dominasi, dan bahkan agresi dalam beberapa kasus.

Gambar 1.5. Gestur Tangan Kesaku

✓ Seseorang dapat memberikan kesan berada pada posisi


yang sangat tinggi dengan meletakkan jari ibu di bagian luar
kaus kakinya lalu menggeliat pada telapak sepatunya.
✓ Kadang-kadang ibu rumah tangga akan dipanggil dari
bayang-bayang ketika keadaan menjadi teduh untuk
mempertahankan posisi kekuasaannya.
✓ Wanita yang agresif dan dominan sering mengadopsi
struktur bahasa dan kekuasaan dari rekan pria mereka. Hal
ini terlihat ketika anak-anak meletakkan tangannya di dalam
32
lengan baju ibu sedangkan ibu memposisikan matanya di
luar lengan baju.
✓ Ketika seseorang mengangkat tangan dalam sikap defensif
atau agresif (yaitu, dengan telapak tangan saling
berhadapan) atau sikap superior (yaitu, dengan telapak
tangan menghadap ke atas ketika ibu jari mereka
ditonjolkan ke atas), itu adalah tanda bahwa mereka sedang
menggunakan ibu jari mereka untuk menegaskan dominasi
mereka atas Anda dan tubuh Anda.
✓ Ketika rahim seorang wanita digunakan sebagai sinyal untuk
seorang pria, itu melahirkan permusuhan dan kurangnya
kasih sayang.
✓ Isyarat dengan menggoyang-goyangkan ibu jari tidak lumah
dalam kalangan wanita, walau kadang kala mereka
menggunakan isyarat ini bagi mereka yang tidak memiliki
keinginan untuk maju.

III. Gesture dengan Tangan di Wajah

Detail terpenting di sini bukanlah membedakan antara berbagai


model tes membaca wajah, melainkan menyembunyikan indikator
lain yang mungkin menunjukkan adanya ketidakjujuran atau
kepalsuan.

a) Memegang Mulut

Kriteria ini membutuhkan posisi terlentang dengan tangan terlipat di


leher. Kriteria tersebut menunjukkan bahwa pelaku berusaha
menyembunyikan informasi yang perlu dikomunikasikan. Saat
kriteria ini digunakan, mungkin ada saatnya harus mendekat ke
kepala untuk meraih beberapa jari dengan tangan.

33
b) Menyentuh Hidung

Persyaratan Kamuflase yang lebih ketat daripada makan mulut


adalah memiliki hubungan emosional yang kuat dengan hewan
tersebut.

✓ Kriteria ini terungkap dengan cepat dan berbentuk sentinel


kecil di bawah permukaan air, yang juga dapat dilihat sebagai
segerombolan ikan di bawah permukaan.

✓ Pembenaran kriteria ini dapat berupa gerakan tangan yang


tidak disengaja ke arah kepala sebagai respons terhadap
pikiran negatif, tetapi juga berpotensi menyebabkan mata
berputar ke belakang di kepala pada menit-menit terakhir.

✓ Kriteria ini dapat digunakan baik oleh pembicara yang ingin


menyembunyikan kesalahannya sendiri maupun oleh
pendengar yang merasa terganggu dengan pernyataan
pembicara.

Gambar 1.6. Gestur Tangan Ke mata, Mulut

34
c) Menggosok Mata

✓ Ketika seseorang jatuh dan keluar, mereka akan menyatukan


diri dan tetap membuka mata. Ketika sifat keibuan seorang
ibu sangat kuat, dia biasanya akan mengarahkan perhatian
anak-anaknya ke bagian belakang rumah.
✓ Pembuat film yang menggambarkan ketidakstabilan mental
dalam film mereka biasanya mengandalkan serangkaian
kriteria termasuk ekspresi mata yang berputar, mencibir,
cekikikan, dan memutar untuk menjual maksud mereka.

d) Menggosok Telinga

✓ Ketika seseorang tidak ingin mendengar apa yang dikomunikasikan


orang lain kepada mereka, mereka akan meletakkan tangan
mereka dengan hati-hati di telinga mereka.
✓ Jika seseorang menarik telinganya ke arah dada dan
cangkirnya atau mencondongkan tubuh ke depan untuk
menutupi saluran telinganya, itu pertanda bahwa dia sudah
cukup mendengar percakapan dari lawan bicaranya, atau dia
ingin berbicara.

e) Menggaruk Leher

Gerakan ini berfungsi sebagai sinyal peringatan untuk salah satu sisi
hati atau daerah di bawah telinga. Kriteria ini biasanya digunakan
oleh seseorang yang ingin mengatakan, "Saya tidak benar-benar
menjualnya. Yang harus dia lakukan hanyalah mengatakan, "Saya
bisa merasakan apa yang Anda rasakan" dan itu akan menjadi

35
kenyataan. Saat dia mulai memukuli pada istrinya sendiri, itu adalah
tanda kurangnya iman.
f) Memegang Kera Baju

✓ Ketika seseorang memamerkan sifat buruknya dan berasumsi


bahwa orang lain mengetahuinya, orang tersebut lebih cenderung
mengenakan kemeja longgar atau hoodie untuk menyembunyikan
rasa malunya.

✓ ini juga terbukti ketika seseorang sedang merasa marah atau


frustrasi. Dengan menarik lengan bajunya ke luar, dia berharap
sebagian dari darah menggoda dari dunia luar akan masuk ke
dalam tubuhnya, di mana dia dapat menikmatinya sepenuhnya.

g) Jari Jemari di Mulut

✓ Ketika seseorang dalam bahaya, mereka hampir selalu


memasukkan tangan mereka ke dalam saku.
✓ Terkadang, tanpa disadari, ia akan meletakkan benda-benda di atas
kepalanya, seperti bulpoin, pulpen, rokok, atau apapun yang
mungkin dapat membantu meringankan beban yang dipikulnya.

Gambar 1.7. Gestur Memainkan Jemari Tangan

36
h) Isyarat di Pipi dan Dagu

✓ Ketika seseorang menjangkau dan menyentuh telapak tangan


Anda, itu adalah tanda bahwa mereka sedang dalam keadaan
pemarah, tidak tertarik dan tidak berusaha menahan rasa
kantuk Anda.
✓ Menghantam atap candi secara terus-menerus dengan
kepalan tangan tidak menunjukkan keadaan gembira,
melainkan kurangnya pengendalian diri. Rasio kecepatan
tangan atau kaki seseorang ditampar dengan tingkat
ketidakmampuannya.
✓ Ketika tangan seseorang tercetak secara permanen di pipi
dengan telunjuk mengarah ke atas, dia akan menunjukkan
bukti peristiwa penilaian yang signifikan.
✓ Ketika seseorang sedang berpikiran kritis atau negatif, ibunya
akan menampar dagu dengan telunjuk tertempel lurus ke
atas pada pipinya.
✓ Saat menimbang pilihan, tangan seseorang secara alami akan
mengarah ke wajahnya, menandakan dimulainya proses
pengambilan keputusan.

(5) Bau
Bau adalah metode komunikasi non-verbal yang sering diabaikan
tetapi kuat. Misalnya agen real estat yang memercikkan kayu manis
ke dalam air mendidih untuk meniru aroma makanan yang
dipanggang di rumahnya. Dia bertujuan untuk meningkatkan
penjualannya dengan menggunakan bau untuk menciptakan respons
emosional positif yang menimbulkan suasana hangat seperti di
rumah bagi kliennya. Semudah bau untuk membuat seseorang
merasa diterima, bau yang sama mungkin benar-benar mematikan
bagi orang lain. Beberapa kantor dan tempat kerja di Amerika Utara
melarang penggunaan cologne, parfum, atau wewangian lain untuk

37
menciptakan lingkungan kerja yang bebas wewangian (beberapa
orang alergi terhadap wewangian tersebut). Penting untuk
diperhatikan bahwa penggunaan bau yang kuat dalam bentuk apa
pun dapat menimbulkan efek yang tidak pasti, bergantung pada
orang, budaya, dan norma lingkungan lainnya.

(6) Kontak mata


Dalam bisnis, gaya dan durasi kontak mata yang dianggap tepat oleh
orang-orang sangat bervariasi di berbagai budaya. Dalam budaya
Kanada, menatap mata seseorang (selama sekitar satu detik)
dianggap sebagai tanda kepercayaan. Namun, di negara lain, mata
dipersepsikan berbeda. Misalnya, dalam budaya Asia, kontak mata
dapat dianggap tidak sopan, misalnya antara siswa dan guru.

Mulut sering dipandang sebagai perpanjangan dari pikiran


seseorang. Itu dapat secara akurat menyatakan sebagian besar sinyal
komunikasi manusia, selaras dengan gerakan mata yang mengalir
bebas yang menjadi titik fokus utama tubuh.
Senyuman orang yang bahagia bisa melebar hingga empat kali lipat
dari ukuran normalnya. Namun, ketika seseorang sedang merasa
sedih atau marah, matanya akan berubah penampilan menyerupai
monster.

a) Ancaman terhadap Kepribadian


Orang yang tidak jujur tidak mungkin nyaman memulai kontak mata
dengan orang lain untuk waktu yang lama; sebenarnya, aman untuk
berasumsi bahwa mereka bahkan tidak akan merasa nyaman
melakukannya kurang dari sepertiga dari jumlah waktu rata-rata.
Seseorang yang menganggap Anda mempesona, menggairahkan,
atau menarik akan menyeringai lebar. Seseorang yang mencoba
mengirimkan pesan nonverbal tentang pandangan dunia muslim
yang dia miliki akan membuat matanya melebar dan bibirnya

38
berkedut untuk waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, mata
adalah bagian penting dari proses komunikasi, karena melalui mata
kita belajar bagaimana perilaku mitra percakapan kita.

Gambar 1.8. Gestur Permainan Mata

b) Pandangan Bisnis
Jika ingin menumbuhkan suasana serius yang ideal untuk
menjalankan bisnis, jangan hanya membicarakannya; tunjukkan
kepada orang-orang bagaimana hal itu dilakukan dengan
menggunakan wajah mereka sendiri sebagai contoh. Anda akan
dapat mempertahankan kendali atas situasi selama ide tidak
menyeberang ke wilayah pesaing bisnis Anda.

c) Pandangan Sosial
Perkembangan suasana sosial membutuhkan penyembunyian
keyakinan sendiri dari orang lain. Selain itu, perhatian seseorang
harus dipusatkan pada area antara mata dan pipi selama kontak
sosial berlangsung.

39
d) Pandangan Intim
Ketegangan seksual berpusat pada ruang antara kedua mata dan di
bawah dagu, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya. Saat Anda dekat
dengan orang yang Anda minati, fokuskan pandangan Anda pada
area antara mata dan hidung atau mulut Anda. Tetapi ketika
pertemuan terjadi pada jarak tertentu, pola muncul di persimpangan
dua wajah.

e) Pandangan Sekilas Menyimpang


Model pohon tunggal dari pikiran mungkin menunjukkan keinginan
atau bahkan penyimpangan. Gerakan kecil disertai dengan
menyipitkan mata menandakan perhatian; ini bisa berupa satu suku
kata atau senyuman yang rumit. Persyaratan ini dimaksudkan untuk
berfungsi sebagai sinyal bersama di antara para pihak. Ketika
potongan-potongan pemikiran yang terisolasi dirangkai dengan
sejumput logika berair, atau ketika ujung hidung Anda tampak
mengarah ke bawah, itu adalah tanda pemikiran kritis dan indikasi
selera humor yang salah.

f) Isyarat Memejamkan Mata


Persyaratan ini untuk menutup mata selama beberapa jam karena
musuh sedang membaca pikiran Anda.
✓ Jika seseorang marah kepada Anda, tidak menyukai Anda,
atau menganggap mereka lebih baik dari Anda, mereka dapat
mencoba menghentikan dengan melakukan apa yang
diinginkan dengan menutup mata dan menunda tindakan
tersebut untuk sementara waktu.
✓ Ketika seseorang berpikir mereka lebih baik dari Anda,
kesombongan mereka membuat mata mereka berputar ke
belakang sampai mereka menatap lantai, di mana mereka
akan membungkuk dan menatap dengan tatapan mata yang
panjang dan menyipit.
40
Untuk mengambil posisi komunikasi yang efektif, diperlukan
wawasan baru tentang tantangan menghindari kontak mata yang
dapat menyampaikan kesan negatif.

(7) Ekspresi wajah


Wajah manusia mampu menghasilkan variasi ekspresi yang tak
terbatas. Para ahli telah menafsirkan ungkapan ini agar sesuai
dengan ratusan keadaan emosi yang berbeda (Ekman, Friesen, dan
Hager, 2008). Kami menggunakan wajah eksternal kami untuk
mengkomunikasikan informasi mendasar ke dunia luar. Kebahagiaan
dikaitkan dengan bibir yang menghadap ke atas dan mata yang
sedikit tertutup, sedangkan ketakutan dikaitkan dengan bibir yang
terbuka lebar dan tatapan mata yang menyipit. Mata yang menonjol
("licik") dan rahang yang terkulai menandakan kurang percaya diri.
Efek ekspresi wajah selama produksi ucapan cepat. Alam bawah
sadar kita mungkin melabelinya sebagai "persepsi" terhadap
karakter seseorang.

(8) Sikap
Posisi relatif tubuh kita terhadap kursi dan orang lain memberikan
pesan yang kuat tentang minat, kepribadian, dan tingkat kompetensi
kita. Kepala yang tegar, punggung-meluncur (tetapi tidak kaku)
adalah suatu keharusan bagi karakter yang berpikiran keras. Para ahli
menyarankan untuk menghindari kecenderungan alami mitra
percakapan untuk tertidur dan duduk diam di sudut selama rapat.
Penghapusan sesuatu yang manis dari postingan orang lain
menandakan bahwa kita mendengarkan dan menanggapi.

(9) Tertulis
Berbeda dengan komunikasi verbal, komunikasi profesional tertulis
adalah pesan tekstual. Contoh komunikasi tertulis termasuk
41
memorandum, proposal, email, surat, panduan pelatihan, dan
kebijakan operasional. Mereka mungkin ditulis di selembar kertas,
ditulis dengan tangan, atau muncul di layar. Biasanya, komunikasi
verbal berlangsung secara real time. Sebaliknya, komunikasi tertulis
dapat dibangun dalam jangka waktu yang lebih lama. Seringkali,
komunikasi tertulis hanya membuang-buang waktu (terjadi pada
waktu yang berbeda). Ini berarti bahwa tidak seperti percakapan
tatap muka, di mana pesan dibaca secara real time, pengirim dan
penerima dapat memilih kapan harus bertukar pesan tertulis.
Namun ada pengecualian; misalnya, pesan suara adalah pesan verbal
yang tidak sinkron. Banyak pekerjaan melibatkan beberapa tingkat
penulisan. Untungnya, Anda bisa belajar menulis dengan jelas (lebih
lanjut tentang ini di bab Bahasa Biasa dan modul menulis).

(10) Saluran Komunikasi Digital


Tiga saluran komunikasi utama adalah analog dan digital. Komunikasi
digital mencakup segala sesuatu mulai dari pertemuan tatap muka
hingga konferensi video, catatan tulisan tangan hingga surat
elektronik, dan ucapan langsung hingga telepon. Rak digital
mempertahankan banyak fitur rak tradisional namun mengubah
karakteristik unik untuk setiap rak dengan cara baru. Keputusan
antara analog dan digital dapat mempengaruhi faktor lingkungan,
kontekstual, dan interferensi dalam proses komunikasi.

1.3.4 Komunikasi Organisasi

Secara umum, komunikasi organisasi mencakup semua bentuk


komunikasi yang memungkinkan institusi seperti bisnis, lembaga
pemerintah, dan organisasi nirlaba berfungsi, berkembang,
memelihara hubungan dengan pemangku kepentingan utama, dan
memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Komunikasi
organisasi meliputi komunikasi interpersonal antara manajemen dan
42
staf, komunikasi profesional seperti email, dan komunikasi internal
seperti modul pelatihan staf dan penyebaran informasi tentang misi
perusahaan. Selain itu, ini mencakup bentuk komunikasi luar seperti
buletin komunitas, pernyataan pribadi, materi promosi, dan pesan
merek.

Komunikasi organisasi itu kompleks karena ada banyak bagian yang


bergerak dalam suatu organisasi, hampir semuanya memerlukan
komunikasi yang jelas untuk memaksimalkan kemanjuran organisasi
tersebut. Memang, komunikasi organisasi itu sendiri terdiri dari
banyak bentuk transfer informasi dan mediasi hubungan, dari
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi
lintas budaya, hingga komunikasi massa dan media digital dan sosial.

Karena kompleksitas dan pentingnya komunikasi organisasi, ada


permintaan untuk individu yang terlatih dalam cara mengoptimalkan
komunikasi internal serta komunikasi eksternal untuk perusahaan,
nirlaba, lembaga pemerintah, dan organisasi serupa. Posisi dalam
komunikasi organisasi berkisar dari hubungan masyarakat dan
manajemen proyek hingga manajemen sumber daya manusia,
pemasaran, dan komunikasi korporat.

Sementara komunikasi organisasi terutama merupakan bidang


praktisi profesional, ada juga sarjana yang melakukan penelitian
tentang fenomena komunikasi organisasi, komponen-komponennya
(yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, media dan
pengaruhnya terhadap psikologi dan perilaku manusia, dll.), dan
komunikasinya. dampak sosial budaya, ekonomi, dan politik.

Kami mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pengiriman dan


penerimaan pesan antara orang-orang yang berbagi lingkungan yang
sama atau seperangkat aturan untuk mencapai tujuan bersama.
43
Komunikasi organisasi sangat kontekstual dan tergantung secara
budaya. Anggota organisasi menyampaikan pesan mereka secara
lisan, tertulis, dan melalui saluran yang dimediasi.

Alat bantu komunikasi organisasi dalam 1) menyelesaikan tugas yang


terkait dengan peran dan tanggung jawab khusus dalam penjualan,
layanan, dan produksi; 2) menyesuaikan diri dengan keadaan baru
melalui penerapan daya cipta dan fleksibilitas di pihak individu dan
bisnis; dan 3) menyelesaikan tugas melalui pengelolaan kebijakan
dan prosedur operatif (Katz & Kahn; Redding; Thayer). Komunikasi
organisasi adalah sarana dimana organisasi menyampaikan misi, visi,
nilai-nilai, dan norma-norma kepada anggotanya dan menumbuhkan
budaya yang kohesif dalam perusahaan.

Komunikasi organisasi sebagian besar berfokus pada membina


hubungan dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal
yang tertarik. Ada dua cara kita melihat komunikasi organisasi,
seperti yang dijelaskan oleh Mark Koschmann dalam video animasi di
YouTube. Pendekatan konvensional biasanya berpusat pada
komunikasi organisasi. Sudut pendekatan kedua adalah komunikasi
sebagai organisasi, yang mengatakan bahwa organisasi adalah hasil
akhir dari komunikasi di antara para anggotanya. Komunikasi tidak
terbatas hanya menyampaikan pesan bolak-balik antara pengirim
dan penerima. Dunia sosial kita adalah apa yang kita buat dari
komunikasi yang kita lakukan setiap hari. Sebagian besar komunikasi
kami memerlukan pengiriman dan penerimaan pesan yang relatif
bebas masalah dan tindakan yang dapat diambil berdasarkan
informasi yang diberikan. Di lain waktu, hal-hal menjadi sedikit lebih
rumit, seperti ketika Anda harus menyelesaikan konflik dengan
teman dekat atau anggota keluarga. Ada lebih banyak hal yang
terjadi daripada sekadar bertukar informasi. Anda sebenarnya adalah
peserta dalam prosedur pembuatan makna yang kompleks dan
44
dalam penciptaan norma negosiasi oleh orang-orang yang
berinteraksi dengan Anda.

Memiliki komunikator yang terampil sangat penting untuk


kesuksesan organisasi mana pun. Penelitian komunikasi organisasi
menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kompetensi
komunikatif di antara para karyawannya. Sejumlah survei (Davis &
Miller; Holter & Kopka; Perrigo & Gaut) mengidentifikasi komunikasi
tertulis dan lisan yang efektif sebagai salah satu keterampilan yang
paling dicari di antara mereka yang bertanggung jawab menjalankan
organisasi. Ketrampilan komunikasi diidentifikasi sebagai rangkaian
kemampuan paling penting yang dibutuhkan pekerja abad kedua
puluh satu oleh Komisi Perburuhan Departemen Tenaga Kerja
Amerika Serikat untuk Memperoleh Keterampilan yang Diperlukan.
Institut Forum Publik menyatakan bahwa agar organisasi
berkembang, karyawannya harus terlibat dalam berbicara di depan
umum, mendengarkan, dan komunikasi antarpribadi.

Organisasi mencari individu dengan keterampilan berikut:


kemampuan untuk mengikuti instruksi dan memberikannya, untuk
mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan umpan
balik yang bermanfaat, untuk membangun dan memelihara
hubungan positif dengan kolega dan pelanggan, untuk membangun
jaringan secara efektif, untuk berbagi informasi yang relevan, untuk
berkolaborasi secara efektif , untuk memecahkan masalah secara
kreatif dan kritis, dan untuk mempresentasikan ide-ide mereka
dengan cara yang dapat diimplementasikan. Meningkatkan
kesadaran organisasi dan efektivitas komunikasi membutuhkan lebih
dari sekadar angka. Komunikasi organisasi yang efisien memerlukan
pengetahuan bagaimana membuat dan bertukar informasi, bekerja
dengan kelompok orang yang beragam, berkomunikasi secara efektif

45
dalam situasi yang tidak pasti dan berubah-ubah, dan memiliki
kemauan untuk melakukannya.

1.3.5 Komunikasi Organisasi Hari Ini

Seiring kemajuan komunikasi, begitu pula penelitian, dan komunikasi


organisasi terus-menerus mengubah dirinya sendiri. Bagian ini
awalnya berkaitan dengan pembicara publik yang memiliki posisi
otoritas. Baru-baru ini, penelitian telah berfokus pada semua tingkat
komunikasi di dalam suatu organisasi. Sejumlah penelitian telah
berkonsentrasi pada dinamika komunikasi antarpribadi dalam
hierarki organisasi karena pentingnya hubungan antarpribadi di
tempat kerja.

Studi komunikasi organisasi telah disempurnakan menjadi satu set


inti dari sepuluh tradisi. Saluran komunikasi, Iklim komunikasi,
Analisis jaringan, Komunikasi atasan-bawahan, perspektif
pengumpulan informasi 5), sudut pandang agama 6), sudut pandang
budaya 7, sudut pandang politik 8). (Putnam dan Cheney; Kim)
Memiliki keistimewaan ini menjadi semakin penting sejak tahun
1980-an sehingga pekerjaan dalam budaya organisasi, manajemen
kekuasaan dan konflik, dan retorika dapat ditangani dengan lebih
efisien. Jika Anda mendaftar di kursus komunikasi bisnis di
universitas Anda, Anda dapat menghabiskan sebagian besar waktu
Anda untuk belajar dan melatih keterampilan seperti jaringan,
memberikan presentasi, menyelesaikan konflik, mengelola stres
sambil membuat keputusan sulit, dan berkomunikasi secara efektif.

1.3.6 Mempelajari Komunikasi Organisasi

Melihat kembali ke Bab Enam, kami melihat tiga cara utama Ilmu
komunikasi melakukan penelitian. Ketika kita mempelajari
46
komunikasi organisasi, kita dapat melihat metode kuantitatif untuk
memprediksi perilaku, atau metode kualitatif untuk memahami
perilaku. Kita dapat menggunakan metode kualitatif untuk
mempelajari komunikasi di lingkungan alami organisasi untuk
memahami budaya organisasi dan bagaimana fungsinya (Putnam &
Cheney; Pacanowsky & O'Donnell-Trujillo; Kim).

Pendekatan kritis memandang organisasi sebagai "situs dominasi"


(Miller 116) di mana individu tertentu terpinggirkan atau dirugikan
oleh kelompok atau struktur yang menindas. Paling sering fokus dari
garis penelitian ini melibatkan identitas gender atau etnis saat
mereka memanifestasikan dirinya dalam organisasi. Peneliti kritis
menggunakan teknik penelitian interpretatif yang mirip dengan studi
budaya. Saat melihat sesuatu seperti pamflet perusahaan atau buku
pegangan karyawan organisasi, seorang peneliti kritis akan
mengungkap pesan politik yang mungkin merugikan kelompok orang
tertentu.

1.4. LATIHAN

1) Gambarlah seperti apa komunikasi itu menurut Anda.


Bagikan gambar Anda dengan teman sekelas Anda.
2) Sebutkan tiga isyarat lingkungan dan tunjukkan bagaimana
pengaruhnya terhadap harapan Anda untuk komunikasi.
Silakan bagikan hasil Anda dengan teman sekelas Anda.
3) Bagaimana konteks memengaruhi komunikasi organisasi
Anda? Pertimbangkan bahasa dan budaya yang tumbuh
bersama orang-orang, dan peran yang dimainkannya dalam
gaya komunikasi.
4) Jika Anda dapat merancang tanggal yang sempurna, aktivitas,
tempat, dan/atau isyarat lingkungan apa yang akan Anda
47
sertakan untuk mengatur suasana hati? Silakan bagikan hasil
Anda dengan teman sekelas Anda.
5) Amati dua orang berbicara. Jelaskan komunikasi mereka.
Lihat apakah Anda dapat menemukan kedelapan komponen
tersebut dan berikan contoh untuk masing-masing
komponen.
6) Asumsi apa yang ada dalam model komunikasi transaksional?
Temukan contoh model komunikasi di tempat kerja atau
ruang kelas Anda, dan berikan contoh untuk kedelapan
komponen tersebut.

48
BAB 2
Etika Komunikasi Organisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

1) Definisikan istilah "etika" dan bagaimana kaitannya dengan


sarana dan tujuan.
2) Jelaskan empat kerangka etika berbeda yang dibahas dalam
matriks etika.
3) Bedakan antara sebelas perspektif filosofis etika dan
bagaimana penerapannya pada etika bisnis dan etika
komunikasi.

2.1. PENGANTAR

Menurut Oxford English Dictionary (1963) The Oxford English


Dictionary. (1963). Oxford, Inggris: Di Clarendon Press., kata
"ethics1" berasal dari bahasa Yunani etos atau sifat atau disposisi
budaya. Etika selanjutnya dicirikan sebagai bidang studi yang
berkaitan dengan prinsip-prinsip moral dan prinsip-prinsip moral
yang mengatur atau mempengaruhi perilaku manusia. Parhizgar dan
Parhizgar (2006) Parhizgar, K. D., & Parhizgar, R. (2006).

Tindakan kita memiliki konsekuensi tidak hanya untuk diri kita sendiri
tetapi juga untuk orang-orang di lingkungan terdekat kita. Banyak
pilihan yang kita buat dalam kehidupan profesional kita
diinformasikan oleh pertimbangan etis. Jika kita berbohong, kita
berisiko merusak tidak hanya kepercayaan orang lain tetapi juga
reputasi kita sendiri. Keselamatan rekan kerja kita dapat terancam

49
jika kita menggunakan alat dan metode di bawah standar dalam
pekerjaan.

Pertanyaan tentang moralitas dan etika muncul di semua lapisan


masyarakat. Perilaku etis sama pentingnya di tempat kerja seperti
dalam kehidupan kita sehari-hari. Etika penting terlepas dari di mana
bisnis dioperasikan. Keberhasilan bisnis apa pun bergantung pada
kepercayaan dari banyak bagian penyusunnya, termasuk karyawan,
manajer, eksekutif, pelanggan, pemasok, dan pesaing.

Delapan kata Etis membentuk dasar praktik bisnis Etis:


✓ Etika
✓ Nilai
✓ Moral
✓ Integritas
✓ Karakter
✓ Hukum

1) etika
Etika bisnis multikultural dan penalaran moral manajerial global.
Lanham, MD: Pers Universitas Amerika. mendefinisikan etika
sebagai:

Analisis kritis terhadap nilai-nilai budaya untuk menentukan apakah


sejalan atau menyimpang dari prinsip-prinsip moral universal.
Penyelidikan etis memeriksa hubungan antara manusia dan
komunitasnya, alam, dan Tuhan. Bagaimana orang membuat
keputusan moral? Mereka dipengaruhi oleh cara mereka
mengevaluasi kebaikan dan/atau keuntungan mereka sendiri.

Norma etika memperhitungkan sistem hukum yang mendefinisikan


perilaku sosial yang dapat diterima. Etiket berfungsi sebagai kompas
50
moral untuk kehidupan sehari-hari, membimbing kita dalam
menentukan apakah tindakan kita dapat diterima atau tidak.
Etiket memperhitungkan konsepsi populer tentang bagaimana kita
harus menjalani kehidupan kita sehari-hari. Kami melakukan ini
dengan menetapkan aturan, prinsip, dan nilai yang akan memandu
tindakan kami. Konsep keadilan, kejujuran, keberanian, dan
pengendalian diri adalah yang paling intrinsik terkait dengan etika.
Pertimbangan etis sangat penting dalam profesi apa pun yang
melayani publik. Profesional termasuk dokter, guru, terapis, dan
manajer properti dan fasilitas mengembangkan kode etik yang
menetapkan persyaratan minimum untuk pekerjaan mereka untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan publik.
Ilustrasi berbagai jenis standar yang terdapat dalam kode etik
profesi:

✓ Seorang pengacara atau dokter menjaga kerahasiaan klien-


pasien
✓ Seorang akuntan tidak menggunakan informasi klien untuk
keuntungan pribadi

2) Nilai
Nilai didefinisikan sebagai tindakan, kebiasaan, dan institusi yang
dianggap baik oleh sekelompok orang. Pernyataan nilai biasanya
berisi kata-kata persetujuan, ketidaksetujuan, dan kewajiban.
Beberapa dari kata-kata ini mungkin baik, buruk, seharusnya, dan
tidak seharusnya. Namun, pertimbangan nilai tidak harus
mengandung kata-kata nilai tertentu. “Itu bohong” tidak
mengandung kata ketidaksetujuan tertentu, tetapi implikasi bahwa
bohong itu salah dipahami.
Nilai adalah hal yang paling penting bagi kita apa yang kita pedulikan.
Misalnya, pengabdian keluarga, menghormati lingkungan, dan

51
bekerja keras untuk mendapatkan gaji sehari adalah tiga nilai yang
dapat menimbulkan tanggapan pada banyak orang.

3) Moral
Moral adalah seperangkat aturan atau cara perilaku yang menjadi
dasar masyarakat. Elemen moral tertentu bersifat universal, seperti
hukum yang melarang pembunuhan dan kewajiban dasar untuk
berbuat baik dan memajukan kesejahteraan orang lain. Dengan
moral yang menjadi fondasi masyarakat, ada empat hal yang harus
kita ingat, kata filsuf Robert C. Solomon.

✓ Aturan moral itu penting: Secara umum, aturan moral adalah


aturan yang membantu masyarakat berfungsi secara
beradab.
✓ Moralitas terdiri dari aturan universal: berlaku untuk semua
orang, di mana saja, dan diakui oleh semua orang sebagai
kebutuhan.
✓ Moral bersifat objektif: Mereka tidak mempertimbangkan
preferensi pribadi. Benar adalah benar dan salah adalah
salah.
✓ Moralitas memengaruhi orang lain: Moralitas melibatkan
mempertimbangkan kesejahteraan orang lain sebagaimana
tercermin dalam Aturan Emas: Lakukan kepada orang lain
sebagaimana Anda ingin mereka lakukan kepada Anda

4) Integritas
Memiliki integritas berarti jujur dan tulus. Integritas didefinisikan
sebagai berpegang pada kode moral dalam pengambilan keputusan
sehari-hari. Ketika orang dan bisnis memiliki integritas, itu berarti
mereka dapat dipercaya. Di sisi lain, perusahaan yang tidak memiliki
kualitas ini dan menyesatkan pelanggan dengan produk inferior atau
iklan palsu akan menanggung akibatnya.
52
5) Karakter
Etika bukan hanya bagaimana kita berpikir dan bertindak. Ini juga
tentang karakter. Karakter mendorong apa yang kita lakukan saat
tidak ada yang melihat. Setiap orang memiliki kemampuan untuk
membangun, mengubah, atau bahkan menghancurkan karakternya
sendiri. Kita dapat membangun karakter kita melalui cara hidup kita
dengan memikirkan hal-hal yang baik dan melakukan tindakan yang
baik. Demikian pula, pikiran dan perilaku buruk dapat merusak
karakter kita.

Seseorang yang berkarakter memiliki moral yang tinggi dan akan


bertindak secara moral dalam segala situasi karena pilihan, bukan
paksaan. Seseorang dengan karakter akan menghormati
komitmennya. Karakter juga berkaitan dengan organisasi.
Perusahaan dengan karakter tinggi layak dipercaya dan dihormati,
bertindak jujur, dan menepati janjinya.

6) Hukum
Hukum adalah serangkaian aturan dan peraturan yang dirancang
untuk mengekspresikan kebutuhan rakyat. Hukum melindungi orang
dari penghinaan yang paling mencolok dan tercela terhadap
moralitas, seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan pencurian.
Hukum sering memberi kita pengertian tentang benar dan salah dan
membimbing perilaku kita, tetapi tidak selalu. Meskipun
pembunuhan bertentangan dengan hukum, hukum tidak selalu
menghentikan seseorang untuk membunuh orang lain karena
kebencian, kemarahan, atau untuk mempertahankan filosofi pribadi.
Hukum dilembagakan sebagai gagasan keadilan dan cenderung
spesifik, namun beragam dalam masyarakat yang berbeda. Hukum
selalu memiliki hubungan yang kuat dengan moralitas, etika, dan
nilai-nilai. Tapi, tidak semua hukum itu etis.

53
Begitu juga dalam bisnis, berbohong kepada rekan kerja atau
lamaran kerja tidaklah haram, namun keduanya secara etika salah.

2.2. ETIKA BISNIS

Apa Itu Etika Bisnis?

Menurut definisi, etika bisnis membahas cara yang benar dan salah
secara moral untuk berperilaku di tempat kerja. Hukum
mendefinisikan kesalahan sampai batas tertentu, meskipun istilah
"legal" dan "etis" tidak sama. Etika bisnis memperbaiki hukum
dengan memperluas cakupan hukuman yang dapat ditegakkan di
luar yurisdiksi pemerintah.

Etika bisnis mengajarkan kebijakan dan praktik yang tepat


sehubungan dengan topik yang berpotensi kontroversial seperti
manajemen perusahaan, hubungan karyawan, diskriminasi,
tanggung jawab sosial perusahaan, tanggung jawab keuangan, dan
banyak lagi. Meskipun undang-undang terkadang mengesampingkan
etika bisnis, etika dalam bisnis juga dapat memberikan panduan
dasar yang mungkin diikuti perusahaan untuk mendapatkan
persetujuan publik.

Perusahaan menetapkan etika bisnis untuk menumbuhkan


kepercayaan di antara tenaga kerja mereka dan memenangkan
pemangku kepentingan penting seperti investor dan pelanggan.
Meskipun program etika perusahaan kini sudah menjadi hal yang
lumrah, namun kualitasnya sangat bervariasi. Kurang dari satu dari
empat pekerja Amerika percaya bahwa perusahaan mereka memiliki
program etika yang "diimplementasikan dengan baik", menurut
Survei Etika Bisnis Global (GBES) edisi 2018.
54
Etika bisnis adalah keterampilan penting.

Hampir setiap perusahaan sekarang memiliki program etika bisnis.


Sebagian, itu karena teknologi dan komunikasi digital telah
memudahkan untuk mengidentifikasi dan mempublikasikan
kesalahan langkah etis. Untuk menghindari implikasi negatif,
perusahaan mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk etika
bisnis. Dalam salah satu survei akuntan, misalnya, 55 persen
mengatakan mereka yakin pentingnya etika bisnis akan terus
berkembang dalam tiga tahun ke depan. Selain membuat program
formal, perusahaan menciptakan tempat kerja yang etis dengan
merekrut talenta yang tepat. “Integritas dan kejujuran yang tinggi”
adalah keterampilan terpenting kedua bagi para pemimpin bisnis,
menurut sebuah survei baru-baru ini. Profesional bisnis saat ini harus
memahami hubungan antara etika bisnis dan kesuksesan bisnis.

Etika bisnis mendorong perilaku karyawan.

Menurut survei Etika Bisnis Global 2018, karyawan lebih cenderung


menerapkan penalaran etis ketika perusahaan mereka dengan jelas
menunjukkan mengapa etika bisnis itu penting. Sembilan puluh
sembilan persen karyawan A.S. yang mengalami budaya etika yang
kuat mengatakan bahwa mereka siap menangani masalah etika.
Perusahaan yang mengadvokasi etika bisnis memotivasi karyawan
mereka untuk menjalankan peran mereka dengan integritas.

Langkah pertama dalam membangun budaya etis semacam ini


adalah membuat program etika. Menurut Departemen Perdagangan
AS, program etika yang lengkap harus menyentuh semua fungsi
bisnis. Itu termasuk operasi, sumber daya manusia, dan pemasaran,
untuk beberapa nama. Perusahaan riset global Gartner menyarankan

55
perusahaan untuk mengintegrasikan program etika mereka dengan
operasi bisnis.

Melakukan hal itu dapat memaksimalkan dampak program dengan


menjadikan proses etis sebagai bagian dari alur kerja karyawan.
Menurut Gartner, program etika harus:

✓ Tentukan mandat program


✓ Mengurangi dan memantau risiko
✓ Menetapkan kebijakan dan prosedur
✓ Mengawasi dugaan pelanggaran
✓ Memberikan pelatihan dan komunikasi
✓ Perkuat ekspektasi perilaku
✓ Mengelola fungsi etika perilaku

Korporasi memiliki peran penting dalam mengembangkan etika yang


baik dalam bisnis. Tetapi lembaga pendidikan juga memainkan peran
mendasar dalam membentuk pemimpin etis.

Alasan lain mengapa etika bisnis penting adalah dapat meningkatkan


profitabilitas. Program etika yang dilaksanakan dengan baik juga
dapat mengurangi kerugian. Perusahaan yang mempraktikkan etika
yang dipertanyakan juga dapat mengalami penurunan harga saham
dan putusnya kemitraan bisnis, yang dapat memengaruhi
profitabilitas. Selain itu, etika bisnis terkait dengan loyalitas
pelanggan. Lebih dari separuh konsumen A.S. mengatakan bahwa
mereka tidak lagi membeli dari perusahaan yang mereka anggap
tidak etis. Di sisi lain, tiga dari 10 konsumen akan menyatakan
dukungan untuk perusahaan etis di media sosial. Etika bisnis
memupuk kepercayaan, yang memperkuat branding dan penjualan.

56
2.2.1. Prinsip Etika Bisnis

Sangat penting untuk memahami prinsip dasar yang mendorong


perilaku etis yang diinginkan, dan bagaimana ketiadaan prinsip moral
ini berkontribusi pada kejatuhan banyak orang yang jujur dan pekerja
keras serta bisnis yang mereka jalankan.

Secara umum, ada 12 prinsip etika bisnis:

a. Kepemimpinan: upaya sadar untuk mengadopsi,


mengintegrasikan, dan mematuhi 11 prinsip lainnya untuk
memandu keputusan dan tindakan seseorang di semua
bidang kehidupan seseorang, baik secara profesional maupun
pribadi.
b. Untuk meminta pertanggungjawaban diri sendiri dan orang
lain atas tindakan seseorang atau orang lain. Dedikasi untuk
praktik etis diri sendiri dan untuk mendorong orang lain untuk
melakukan hal yang sama.
c. Integritas diartikan sebagai “perpaduan berbagai prinsip”
(seperti kejujuran, dapat dipercaya, dan kesetiaan).
Seseorang yang secara konsisten bertindak dengan integritas
melakukan apa yang benar dan berusaha mempertahankan
standar yang lebih tinggi.
d. Menunjukkan rasa hormat kepada orang lain sangat penting
untuk menumbuhkan lingkungan dan budaya kerja yang
positif. Setiap orang berhak atas rasa hormat, privasi, ruang,
kesempatan, kebaikan, empati, dan cinta.
e. keadilan sangat penting untuk menjaga iklim etis.
Pengetahuan yang parsial, etika yang longgar, dan
keserakahan yang berlebihan atau berlebihan tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis. Kabar buruk

57
perlu disebarluaskan dan diterima dengan cara yang sama
seperti kabar baik agar solusi dapat dikembangkan.
f. Mematuhi aturan hukum Etiket pemerintah mengharuskan
semua hukum lokal, negara bagian, dan federal dipatuhi. Jika
ada area abu-abu legal, para pemimpin pasti akan
mengeksploitasinya untuk keuntungan pribadi.
g. Promosikan kepemilikan di dalam organisasi, izinkan
karyawan untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaan
mereka, dan memiliki tanggung jawab Anda sendiri sebagai
karyawan.
h. Kejujuran dan komunikasi terbuka dengan pihak-pihak yang
memiliki andil dalam keberhasilan perusahaan, antara lain
sebagai pemegang saham, karyawan, masyarakat sekitar
tempat usaha berada, dan anggota keluarga karyawan
perusahaan. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka
yang tertarik dengan kesuksesan perusahaan memiliki akses
ke informasi tentang keuangannya, perubahan harga, praktik
perekrutan dan pemecatan, gaji dan bonus, serta tunjangan
lainnya, tanpa melanggar rahasia dagang.
i. Harap perhatikan kesejahteraan karyawan, pelanggan, dan
komunitas bisnis sekitar Anda setiap saat.
j. keadilan mensyaratkan bahwa setiap orang diberi
kesempatan yang sama dan diperlakukan sama. Mungkin
tidak tepat untuk terlibat dalam praktik tertentu atau
melakukan tindakan tertentu jika melakukan hal itu akan
menyebabkan Anda merasa tidak nyaman atau jika
melakukannya menempatkan keuntungan individu atau
perusahaan di atas kebaikan bersama, rasa keadilan, atau
rasa terima kasih yang dirasakan oleh komunitas yang lebih
besar.
k. Loyalitas: Manajemen harus menunjukkan integritas dan
dedikasi kepada karyawan mereka dan keberhasilan
58
perusahaan. Menginspirasi loyalitas pada karyawan dan
manajemen adalah cara jitu untuk mendapatkan komitmen
penuh mereka pada praktik terbaik.
l. Di dunia di mana sumber energi terbatas, ekosistem telah
dihancurkan oleh praktik masa lalu, dan iklim terus berubah,
penting bagi bisnis untuk menyadari dan peduli tentang
dampak lingkungannya. Setiap karyawan membutuhkan
dorongan untuk mencari dan melaporkan solusi atas praktik-
praktik yang dapat menambah kerugian yang sudah terjadi.

2.2.2. Mengapa Etika Bisnis Penting?

Ada beberapa alasan etika bisnis sangat penting untuk sukses dalam
bisnis modern. Yang paling penting, program etika yang terdefinisi
menetapkan kode etik yang mendorong perilaku karyawan mulai dari
eksekutif hingga manajemen menengah hingga karyawan terbaru
dan termuda. Ketika semua karyawan membuat keputusan etis,
perusahaan menetapkan reputasi untuk perilaku etis. Reputasinya
tumbuh, dan mulai merasakan manfaat yang diperoleh dari
pendirian moral:

✓ Pengenalan dan pertumbuhan merek


✓ Peningkatan kemampuan untuk bernegosiasi
✓ Meningkatkan kepercayaan pada produk dan layanan
✓ Retensi dan pertumbuhan pelanggan
✓ Menarik bakat
✓ Menarik investor

Jika digabungkan, semua faktor ini memengaruhi pendapatan bisnis.


Mereka yang gagal menetapkan standar etika dan menegakkannya
pada akhirnya akan menemukan diri mereka bersama Enron, Arthur

59
Andersen, Wells Fargo, Lehman Brothers, Bernie Maddoff, dan
banyak lainnya.

2.2.3. Jenis Etika Bisnis

Ada beberapa teori tentang etika bisnis, dan berbagai jenis dapat
ditemukan, tetapi yang membuat bisnis menonjol adalah praktik
tanggung jawab sosial perusahaan, transparansi dan kepercayaan,
keadilan, dan praktik teknologi.

a) Tanggung jawab sosial perusahaan


Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mengacu pada praktik
menyeimbangkan kebutuhan organisasi dengan orang-orang dan
komunitas di mana ia beroperasi. Ini termasuk faktor-faktor seperti
kesejahteraan karyawan, dampak lingkungan, dan dukungan
masyarakat. Tentu, uang dan keuntungan memang penting, tetapi
mereka harus berada di urutan kedua setelah kesejahteraan
masyarakat, pelanggan, dan karyawan; ini karena penelitian telah
menunjukkan bahwa praktik bisnis yang etis dan teknik manajemen
meningkatkan hasil keuangan.

b) Transparansi dan Kepercayaan


Sangat penting bagi bisnis untuk memastikan mereka melaporkan
kinerja keuangan mereka dengan cara yang jujur dan terbuka. Hal ini
berlaku tidak hanya untuk laporan keuangan yang diperlukan, tetapi
untuk semua laporan secara umum. Berbagai perusahaan, misalnya,
sering menerbitkan laporan tahunan kepada para pemegang
sahamnya.

Banyak dari laporan ini merinci tidak hanya apa yang


dikomunikasikan kepada regulator, tetapi juga bagaimana dan
mengapa keputusan dibuat, apakah tujuan tercapai atau tidak, dan
60
apa yang memengaruhi kinerja. CEO melaporkan kinerja tahunan
perusahaan dan menawarkan nasihat.

Siaran pers merupakan sarana alternatif agar perusahaan dapat


transparan. Terlepas dari apakah berita itu baik atau buruk, peristiwa
yang penting bagi investor dan pelanggan harus dipublikasikan.

c) Praktik Teknologi dan Etika


Karena penggunaan teknologi dalam segala bentuknya menjadi
semakin integral dengan operasi bisnis, demikian pula kebutuhan
perusahaan untuk memastikan bahwa data dan alat yang mereka
kumpulkan digunakan dengan cara yang sah. Selain itu, bisnis harus
memastikan bahwa teknologi dilindungi sebaik mungkin, karena
banyak industri menyimpan informasi pelanggan dan
mengumpulkan data yang dapat digunakan oleh mereka yang berniat
jahat.

d) Keadilan
Tempat kerja harus menyambut dan mengakomodasi semua
karyawan terlepas dari ras, agama, orientasi seksual, usia, jenis
kelamin, atau karakteristik pengenal lainnya. Lingkungan kerja yang
sehat adalah lingkungan di mana setiap karyawan diberi kesempatan
untuk berkembang secara profesional, naik pangkat, dan mencapai
kesuksesan dengan caranya masing-masing.

2.2.4. Bagaimana Menerapkan Etika Bisnis yang Baik

Membina lingkungan perilaku etis dan pengambilan keputusan


membutuhkan waktu dan upaya—selalu dimulai dari atas. Sebagian
besar perusahaan perlu membuat kode etik/etika, prinsip panduan,
prosedur pelaporan, dan program pelatihan untuk menegakkan
perilaku etis.
61
Setelah perilaku ditetapkan dan program diterapkan, komunikasi
berkelanjutan dengan karyawan menjadi penting. Pemimpin harus
terus-menerus mendorong karyawan untuk melaporkan perilaku
kepedulian—selain itu, harus ada jaminan bahwa jika pelapor tidak
akan menghadapi tindakan permusuhan.

Memantau dan Melaporkan Perilaku Tidak Etis

Saat mencegah perilaku tidak etis dan memperbaiki efek sampingnya


yang merugikan, perusahaan sering meminta manajer dan karyawan
untuk melaporkan setiap kejadian yang mereka amati atau alami.
Namun, hambatan dalam budaya perusahaan (seperti ketakutan
akan pembalasan karena melaporkan pelanggaran) dapat mencegah
hal ini terjadi.

Diterbitkan oleh Inisiatif Etika & Kepatuhan (ECI), Survei Etika Bisnis
Global tahun 2021 mensurvei lebih dari 14.000 karyawan di 10
negara tentang berbagai jenis pelanggaran yang mereka amati di
tempat kerja. 49% karyawan yang disurvei mengatakan bahwa
mereka telah mengamati pelanggaran dan 22% mengatakan bahwa
mereka telah mengamati perilaku yang mereka kategorikan sebagai
kasar. 86% karyawan mengatakan bahwa mereka melaporkan
pelanggaran yang mereka amati. Saat ditanya apakah mereka pernah
mengalami pembalasan karena melaporkan, 79% mengatakan
bahwa mereka pernah mengalami pembalasan.23

Memang, ketakutan akan pembalasan adalah salah satu alasan


utama yang dikemukakan karyawan untuk tidak melaporkan perilaku
tidak etis di tempat kerja. ECI mengatakan perusahaan harus
berupaya meningkatkan budaya perusahaan mereka dengan
memperkuat gagasan bahwa melaporkan dugaan pelanggaran

62
bermanfaat bagi perusahaan. Selain itu, mereka harus mengakui dan
menghargai keberanian karyawan dalam membuat laporan.

2.3. KOMUNIKASI ETHIS

Komunikasi etis sangat penting untuk menegakkan budaya


kepatuhan yang kuat di tempat kerja. Jika dilakukan dengan benar,
komunikasi etis dapat memperkuat karakter perusahaan dan
mengurangi risiko secara keseluruhan. Namun, ketika etika
dikesampingkan, bisnis dapat menghadapi biaya keuangan, hukum,
dan reputasi yang parah.
Etika komunikasi menyangkut penciptaan dan evaluasi kebaikan
dalam segala aspek dan manifestasi interaksi komunikatif. Karena
komunikasi dan etika secara diam-diam atau eksplisit melekat dalam
semua interaksi manusia, kehidupan sehari-hari penuh dengan
pertanyaan etis yang disengaja dan tidak disengaja mulai dari meraih
secangkir kopi hingga berbicara kritis dalam pertemuan publik. Jadi
pertanyaan etika menanamkan semua bidang disiplin, termasuk
retorika, studi media, komunikasi antar budaya/internasional,
komunikasi relasional dan organisasi, serta iterasi bidang lainnya.

2.3.1. Apa itu Komunikasi Etis?

Sederhananya, komunikasi etis adalah berkomunikasi dengan cara


yang jujur, terbuka, jelas, dan penuh hormat. Keempat pilar ini
sangat penting untuk menegakkan etika komunikasi yang kuat dalam
bisnis.
Komunikasi etis adalah jenis komunikasi yang didasarkan pada nilai-
nilai bisnis tertentu, seperti jujur, ringkas, dan bertanggung jawab
dengan kata-kata dan tindakan yang dihasilkan.
Komunikasi etis adalah jenis komunikasi yang didasarkan pada nilai-
nilai bisnis tertentu, seperti jujur, ringkas, dan bertanggung jawab
63
dengan kata-kata dan tindakan yang dihasilkan. Sebagai seperangkat
prinsip, komunikasi etis memahami bahwa pemikiran seseorang
harus disampaikan dan diungkapkan secara efektif dan ringkas, dan
bahwa tindakan atau konsekuensi yang dihasilkan akan [berpotensi]
hanya didasarkan pada bagaimana pesan itu dikomunikasikan.
Dengan demikian, komunikasi etis mendefinisikan kerangka kerja
atau seperangkat prinsip komunikasi yang dapat diterima yang
selaras dengan kode etik atau kode etik menyeluruh perusahaan.
Ketika satu pilar pun ditinggalkan, landasan etika mulai melemah dan
runtuh.

2.3.2. Dasar-dasar Komunikasi Etis

prinsip utama komunikasi etis adalah kejujuran, karena faktor lain


berasal dari nilai inti penyajian informasi dengan cara yang paling
andal dan faktual. Segala upaya untuk menyesatkan atau menyajikan
informasi yang membingungkan bukanlah komunikasi yang etis.
Selain itu, prinsip “kejujuran” dari komunikasi etis terkait erat dengan
prinsip inti lainnya konsistensi dan tanggung jawab. Ini mensyaratkan
bahwa informasi yang disajikan kepada pihak yang berbeda harus
konsisten, dan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari
komunikasi yang jujur harus diterima sebagai tanggung jawab
seseorang.

Komunikasi etis juga mengasumsikan bahwa informasi yang


dikomunikasikan selalu disajikan (dan diterima oleh pendengar)
menurut persepsi subjektif seseorang, meskipun hanya dengan cara
yang paling minimal, dan dengan demikian tujuan komunikasi etis
adalah seobjektif mungkin saat berkomunikasi dengan orang lain.
dan untuk memastikan bahwa setiap penerima menerima pesan
yang sama.

64
1) Kejujuran
Ini mungkin tampak jelas, tetapi jangan berbohong! Tidak hanya
tidak etis, tetapi menyebarkan kebohongan adalah cara #1 bagi bisnis
untuk kehilangan kepercayaan pelanggan dan pemangku
kepentingan. Tanpa kepercayaan, reputasi akan rusak,
dan pelanggan cenderung berhenti membeli. Untuk memastikan
komunikasi secara konsisten jujur, patuhi fakta. Memperluas
kebenaran, membuat asumsi, dan membaca yang tersirat hanya
akan merugikan bisnis dalam jangka panjang.

2) Keterbukaan
Selain informasi rahasia, biasanya tidak ada yang namanya TMI
dalam bisnis. Anda perlu memasangkan kejujuran dengan kesediaan
untuk berbagi agar benar-benar etis. Misalnya, sebuah bisnis
mungkin berkomunikasi dengan cara yang secara teknis 100% jujur,
namun mengabaikan informasi yang relevan dari pelanggan dan
pemangku kepentingan. Karena informasi yang dirahasiakan
berpotensi mempengaruhi pengambilan keputusan, perusahaan
tidak menjalankan etika komunikasi yang baik. Perusahaan harus
transparan tentang setiap aspek bisnis yang relevan, meskipun
beritanya negatif.

3) Kejelasan
Dalam banyak kasus, pelanggaran tidak lahir dari niat jahat, tetapi
kesalahpahaman. Lagi pula, hanya perlu satu dokumen dengan kata-
kata yang buruk atau komentar yang lewat untuk membuat rantai
kebingungan yang mengarah ke pelanggaran. Karena setiap orang
dalam audiens target harus dapat memahami maksud komunikasi
bisnis harus sejelas dan sesingkat mungkin.

65
4) Menghormati
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa komunikasi etis bersifat hormat dan
toleran. Saat membuat komunikasi bisnis, perhatikan beragam
identitas audiens yang dituju dan bagaimana mereka menafsirkan
pesan. Penerima harus selalu merasa bahwa perusahaan menghargai
identitas, ide, dan opini mereka. Menggunakan komunikasi yang
saling menghormati akan membantu mempromosikan budaya
komunikasi terbuka, mengurangi potensi pembalasan, dan
melaporkan kekhawatiran.

2.3.3. Prinsip Komunikasi Etis

Ada segudang prinsip inti yang terkait dengan komunikasi etis,


dimulai dengan nilai inti kejujuran yang terkait dengan semua nilai
lainnya. Namun, dapat dikatakan bahwa ada nilai yang mendasari
kejujuran (terkait etika komunikasi) dan itu adalah kecerdasan
emosional/empati sebagai pendahulu dari semua soft skill, yang
memungkinkan semua personel untuk dipahami, dan berkomunikasi
secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan emosional, dalam
kerangka komunikasi etis, memungkinkan seseorang untuk
memahami kebutuhan orang lain, dan memenuhi kebutuhan
tersebut dengan cara yang seefisien mungkin seolah-olah Anda
berada di posisi mereka.

1. Jadilah Jujur Dan Jujur


Jujur berarti mengkomunikasikan apa yang diketahui benar (hanya
100 persen fakta) kepada pendengar, tanpa maksud untuk menipu
atau menyajikan hanya sebagian dari kebenaran. Ini juga berarti
bersikap seobjektif mungkin, yaitu tidak menyesuaikan cerita
berdasarkan apa yang ingin dipercaya oleh pembicara. Membiarkan
pendengar mengambil data yang disajikan secara objektif dan
mempercayai apa yang mereka pilih untuk dipercaya adalah tujuan
66
inti dari komunikasi etis. Komunikasi yang etis harus didasarkan pada
informasi dan fakta yang akurat – singkatnya, jangan berbohong.

2. Mendengar Aktif
Mendengar seseorang dan mendengarkan mereka adalah dua hal
yang berbeda. Agar komunikasi etis menjadi efektif, penerima perlu
mendengarkan pembicara secara proaktif, dan tidak hanya
mendengar apa yang ingin mereka dengar, atau hanya mendengar
sebagian dari percakapan. Ini juga berarti mengajukan pertanyaan
ketika ada poin yang tidak sepenuhnya dipahami, demi klarifikasi.

3. Bicaralah Tanpa Menghakimi


Berkomunikasi secara etis dan ringkas berarti berbicara dengan cara
yang tidak menghakimi dengan setiap penerima, meniadakan konflik
yang tidak perlu, yang biasanya menimbulkan gangguan dalam
komunikasi dan menyebabkan kesalahpahaman. Konflik yang tidak
perlu tidak pernah baik untuk bisnis apa pun, dan konflik semacam
itu biasanya dihasilkan dari komunikasi yang tidak etis, dengan
komentar yang menghakimi, menuduh, dan terlalu kritis sering
menjadi katalisator untuk gangguan komunikasi tersebut.

4. Bicaralah Dari Pengalaman Anda Sendiri


Membawa pengalaman pribadi ke dalam dialog dengan pendengar
bisnis itu penting, memberikan dukungan untuk argumen dengan
sesuatu yang lebih nyata. Metode komunikasi seperti itu (komunikasi
pengalaman) memberikan gambaran lengkap untuk audiens dan
membantu membuktikan poin sehingga pendengar memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dikatakan.

5. Pertimbangkan Saluran Komunikasi Pilihan Penerima


Anda berisiko kehilangan pemirsa jika menggunakan saluran
komunikasi yang tidak disukai oleh penerima yang dituju. Untuk
67
berkomunikasi secara efektif dengan pendengar, gunakan saluran
komunikasi yang paling disukai, baik itu tatap muka, email, panggilan
konferensi, panggilan telepon, aplikasi messenger, dll. Selain itu, saat
menyajikan data ke audiens bisnis, perhatikan metode presentasi
yang disukai untuk bisnis itu, apakah itu grafik, slide, presentasi
PowerPoint, dll. Selain itu, karena bahasa tubuh sangat penting,
seringkali lebih disukai untuk bertemu klien bisnis secara langsung.

6. Berusaha Untuk Memahami


Meskipun penting untuk bersikap proaktif dalam mendengarkan,
penting juga bagi pendengar untuk berusaha memahami
sepenuhnya apa yang dikatakan sebelum menanggapi. Meskipun
meminta klarifikasi atau konfirmasi atas suatu hal boleh-boleh saja,
sering kali pertanyaan yang diajukan pendengar telah dijawab.
Pendengar harus berpikir tentang apa yang telah dikatakan sebelum
membangun balasan. Membaca "yang tersirat" juga merupakan
keterampilan penting yang memungkinkan untuk memahami apa
yang tidak terucap, tetapi tersirat atau tersirat.

7. Hindari Nada Negatif


Berkomunikasi secara etis mengasumsikan pembicara akan
menghindari kekasaran, bersikap sopan dan profesional, serta
bijaksana. Komunikator yang beretika tahu bahwa tidak hanya
penting apa yang DIkatakan, tetapi juga bagaimana mengatakannya.
Nada adalah salah satu aspek komunikasi yang paling penting.
Pendengar mungkin kehilangan artinya sama sekali jika nadanya
salah, yang dapat menyebabkan konfrontasi yang tidak perlu yang
menurunkan produktivitas bisnis.

Mengontrol nada bicara sejalan dengan pengendalian diri,


keterampilan lunak yang memungkinkan seseorang mengetahui
bagaimana mereka ingin membalas pesan bisnis singkat (misalnya)
68
versus cara paling efektif untuk membalas. Pada dasarnya, menjaga
nada tetap positif atau netral adalah yang terbaik, karena nada pesan
tertulis atau suara seseorang selalu diterima oleh penerima, dan
dapat mengubah cara pesan diterima dan/atau dipahami.

Selain itu, meskipun jujur dan terbuka dapat diterima, kebijaksanaan


dan kedewasaan professional berarti mengetahui kapan tidak pantas
untuk berbicara, dan kapan penting untuk melakukannya.
Kebijaksanaan juga berarti mengetahui bahwa jujur sepenuhnya
tidak sama dengan bersikap kasar atau negatif adalah mungkin
untuk benar-benar jujur dan terbuka dengan pikiran dan perasaan
sambil tetap sopan dan hormat.

8. Jangan Mengganggu Orang Lain


Membiarkan orang lain berbicara penting untuk menciptakan
lingkungan kerja yang efektif dan beradab. Menginterupsi orang lain
mengakibatkan kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu serta
gangguan komunikasi di tempat kerja, yang hanya menghambat
kemajuan perusahaan dan menimbulkan masalah. Menginterupsi
orang lain tidak hanya menunjukkan kurangnya rasa hormat, tetapi
juga tidak memungkinkan pendengar untuk sepenuhnya memahami
apa yang dikatakan, yang sering kali menghasilkan asumsi yang salah.

9. Hormati Privasi Dan Kerahasiaan


Sebagian besar bisnis harus memasukkan klausul dalam kode etik
mereka yang menentukan apa yang pantas untuk menghormati
kerahasiaan dan privasi klien dan karyawan. Ini dapat memiliki
implikasi yang luas, termasuk meminimalkan gosip di tempat kerja,
dan mengurangi percakapan beracun tentang kehidupan pribadi
klien dan/atau personel.

69
10. Terima Tanggung Jawab
Seperti disebutkan sebelumnya, penyewa inti dalam kerangka
komunikasi etis apa pun bertanggung jawab atas tindakan yang
dihasilkan dari kata-kata seseorang, apakah itu baik atau buruk. Ini
termasuk konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari
komunikasi seseorang. Memiliki kata-kata memperkuat pentingnya
berhati-hati tentang komunikasi etis.

Contoh Komunikasi Etis

Ada segudang contoh bagaimana komunikasi etis dapat mengubah


hasil dari masalah di lingkungan bisnis atau tempat kerja,
mengungkapkan mengapa prinsip komunikasi etis harus diikuti:

Industri medis: Dalam industri medis, tidak hanya ada peraturan


utama HIPAA, tetapi ada banyak kode etik medis yang harus diikuti
oleh profesional medis, sehubungan dengan tindakan, perilaku, dan
komunikasi mereka. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa semua
pasien dan sesama profesional medis dilindungi haknya. Misalnya,
dokter diwajibkan oleh undang-undang untuk tidak membocorkan
informasi pribadi tentang pasien kepada siapa pun yang tidak
disetujui oleh pasien untuk mengetahui informasi pribadi tersebut.

Industri Konsultasi Properti: Komunikasi etis dalam industri


konsultasi properti dapat mengambil beberapa bentuk, termasuk
mengungkapkan informasi penting kepada calon pemilik properti,
termasuk kebenaran “negatif” tentang properti tersebut – misalnya,
membocorkan seluruh sejarah properti properti, termasuk
kecelakaan atau kejahatan yang terjadi di properti.

Industri pemasaran: Komunikasi etis dalam industri pemasaran dapat


mencakup pengungkapan kepada klien bahwa aplikasi pemasaran
70
bisnis mereka tidak optimal, dan bahwa vendor yang lebih murah,
atau bentuk pemasaran yang berbeda, akan memberikan hasil yang
lebih baik.

Hampir setiap industri dapat memperoleh manfaat dari prinsip


komunikasi etis, yang selalu berupaya memastikan bahwa setiap
anggota perusahaan dapat menyajikan potongan informasi yang
berharga sehingga keputusan terbaik dapat dibuat.

2.3.4. Anjuran dan Larangan dalam Komunikasi Etis

Dalam organisasi bisnis, berkomunikasi secara ringkas, etis, dan tepat


diperlukan agar bisnis dapat beroperasi secara efektif dan efisien.
Beroperasi sesuai dengan kode etik berbasis komunikasi penting
untuk percakapan orang-ke-orang skala kecil dan besar. Untuk
audiens yang lebih besar, seringkali penting bagi anggota bisnis untuk
menerapkan nilai tambahan pada prinsip komunikasi mereka,
seperti:

✓ Memilih tempat/waktu yang tepat: Berbicara tentang topik


tertentu dalam bisnis seringkali memerlukan pemilihan
waktu dan tempat yang paling relevan dan tepat agar pesan
menjadi paling efektif. Ini membutuhkan pengetahuan
penerima dan memiliki kebijaksanaan, bersama dengan
memanfaatkan strategi dan perencanaan.

✓ Mengetahui Audiens seseorang: Audiens tertentu mungkin


lebih menyukai kata-kata atau jargon yang berbeda, atau
mungkin lebih memilih satu saluran komunikasi daripada
yang lain. Menjadi komunikator yang efektif berarti
mengetahui audiens untuk berkomunikasi dengan cara yang
paling dia pahami.
71
Komunikasi bisnis membutuhkan nilai-nilai etis untuk membentuk
dasar dari semua hubungannya, yang memastikan bahwa semua alur
kerja perusahaan, proyek jangka pendek, dan proyek jangka panjang
dikelola dan dilaksanakan secara efektif. Setiap penyimpangan dalam
komunikasi yang efisien dan etis dapat mengakibatkan
kesalahpahaman, konflik, penundaan proyek, dan terciptanya
lingkungan kerja yang tidak efektif.

Bahkan komunikasi terkecil pun dapat berdampak besar pada


budaya etis di tempat kerja. Mengetahui apa yang harus
dipertimbangkan dan apa yang harus dihindari sangat penting saat
menyusun komunikasi bisnis.

Lakukan: Pertimbangkan Audiens Anda


Siapa yang akan menerima komunikasi Anda? Bos? Rekan kerja?
Pelanggan? Bergantung pada siapa pesan ditujukan, gaya komunikasi
kemungkinan akan bervariasi. Untuk membuat pesan jelas dan
serelevan mungkin, selalu utamakan audiens yang DItuju.
Mempertimbangkan kebutuhan, tingkat pengetahuan, dan
hubungan penerima akan membantu menghilangkan ketidakpastian
atau interpretasi yang tidak diinginkan.

Jangan: Gunakan Jargon


Beberapa bisnis mungkin tergoda untuk menggunakan bahasa dan
jargon yang bertele-tele untuk mengesankan audiens mereka.
Namun, jangan jatuh ke dalam perangkap "sesquipedalian
loquaciousness" (AKA menggunakan kata-kata besar untuk terlihat
lebih pintar). Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
kata-kata yang panjang dan rumit secara tidak perlu sebenarnya
membuat Anda tampak kurang cerdas. Hasil yang paling mungkin
adalah penerima tidak akan mengerti apa yang ingin DIkatakan. Pada
72
akhirnya, ini membuat mereka bertanya-tanya apakah DIsengaja
menyesatkan mereka dan mempertanyakan etika bisnis.

Lakukan: Prioritaskan Aksesibilitas


Upaya berbicara dan menulis hanya sebaik kemampuan untuk
membaginya dengan audiens. Memprioritaskan aksesibilitas lintas
bahasa, teknologi, dan kemampuan menunjukkan bahwa bisnis
berdedikasi untuk menyertakan semua orang dalam komunikasinya.

Aksesibilitas Bahasa
Dunia terdiri dari lebih dari 7.000 bahasa yang berbeda. Meskipun
tidak mungkin (dan tidak perlu) bagi bisnis untuk menyertakan
semuanya, harus berusaha untuk berkomunikasi dalam bahasa
audiens yang dituju. Saat berkomunikasi langsung dalam bahasa
target bukanlah pilihan, menawarkan layanan terjemahan atau
subtitel adalah cara praktik terbaik lainnya untuk memastikan
audiens memahami pesannya. Misalnya, perusahaan global harus
menawarkan beberapa pilihan bahasa dalam kursus pelatihan
eLearning untuk memastikan karyawan di seluruh dunia memahami
kontennya.

Aksesibilitas Teknologi
Terlepas dari kemajuan teknologi yang pesat, tidak semua orang
dapat mengakses internet atau peralatan untuk melakukannya
dengan andal. Beberapa audiens mungkin memiliki akses ke
teknologi, tetapi pemahaman fungsinya terbatas. Bisnis harus
mempertimbangkan mode komunikasi apa yang biasanya digunakan
audiens yang dituju dan berusaha untuk berkomunikasi di seluruh
saluran tersebut. Ini bukan hanya cara untuk berkomunikasi secara
etis, tetapi juga merupakan strategi pemasaran yang efektif untuk
bertemu dengan pelanggan di mana pun mereka berada, meskipun
tidak di ranah digital. Perusahaan juga dapat menggunakan sumber
73
daya cetak dan sesi pelatihan tatap muka untuk membantu
menjembatani kesenjangan teknologi di antara karyawan.

Aksesibilitas Disabilitas
Bayangkan perusahaan sedang menyiapkan presentasi video untuk
klien. Setelah menekan putar, melihat klien tidak dapat memahami
isinya karena dia sulit mendengar dan video tidak disematkan dengan
subtitel. Ini adalah pengawasan besar dan memalukan bagi
perusahaan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan
mempersiapkan materi komunikasi dengan lebih baik. Sebelum
menyebarkan komunikasi, pertimbangkan bagaimana para
penyandang disabilitas dapat berinteraksi dengan mereka. Selain itu,
karena banyak disabilitas tidak terlihat oleh mata atau dirahasiakan
kepada publik, jangan pernah berasumsi bahwa materi tidak
membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Merupakan praktik yang baik
untuk melihat bagaimana perusahaan dapat meningkatkan upaya
aksesibilitasnya.

Jangan: Mengkhianati Privasi Pelanggan


Klien dan pelanggan mempercayai perusahaan dengan informasi
pribadi mereka, yang merupakan kewajiban etis untuk Anda lindungi.
Namun, sebelum mereka menyerahkan informasi apa pun,
pelanggan perlu merasa yakin bahwa data mereka akan aman di
tangan bisnis. Ironisnya, cara terbaik untuk melindungi data sensitif
adalah dengan bersikap jujur dan transparan. Langsung dengan
pelanggan tentang data apa yang dikumpulkan dari mereka dan
mengapa melalui kebijakan privasi yang jelas. Yang terpenting,
dapatkan izin eksplisit dari pelanggan sebelum mengumpulkan dan
beri mereka opsi untuk tidak menerima komunikasi bisnis. Setelah
mendapatkan data pelanggan, lindungi dengan benar di jaringan
aman dengan akses karyawan terbatas. Hanya kumpulkan dan
bagikan informasi dalam jumlah minimum yang diperlukan untuk
74
meminimalkan potensi pelanggaran data. Pada akhirnya, melindungi
kerahasiaan dan mengikuti praktik bisnis yang transparan adalah
tindakan penyeimbang yang harus dikuasai semua bisnis.

Lakukan: Bertanggung jawab atas Tindakan Perusahaan


Pada akhirnya, bisnis memiliki kewajiban moral untuk
mempraktikkan komunikasi etis dengan membela apa yang benar.
Itu berarti menghentikan percakapan yang mengarah ke tempat yang
berpotensi tidak patuh dan angkat bicara saat menyaksikan
pelanggaran. Mengambil tanggung jawab juga dapat membantu
bisnis membangun kembali kepercayaan setelah hancur.

2.4. ORGANISASI KOMUNIKASI ETHIK

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu


juga dengan sebuah organisasi. Dengan menggunakan komunikasi
yang baik, suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan sukses
dan sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi, organisasi
dapat menimbulkan banyak masalah. Komunikasi yang efektif sangat
penting bagi semua organisasi. Pemimpin organisasi dan
komunikator dalam organisasi perlu memahami dan meningkatkan
keterampilan komunikasi mereka. Oleh karena itu komunikasi dan
keberhasilan organisasi sangat erat hubungannya, memperbaiki
komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi. Organisasi
yang ideal terbentuk dari unsur-unsur universal yang dapat
ditemukan dan digunakan untuk mentransformasikan suatu
organisasi. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah
untuk memperbaiki organisasi.

Organisasi adalah entitas sosial yang secara sadar terkoordinasi


dengan relatif dapat diidentifikasi dan bekerja atas dasar yang relatif

75
terus menerus untuk mencapai tujuan bersama. Entitas sosial,
artinya,
kesatuan yang dibuat oleh orang-orang atau sekelompok orang yang
saling berinteraksi. Komunikasi adalah sesuatu yang harus digunakan
dalam organisasi, lembaga dan perusahaan. Tujuan komunikasi
dalam perusahaan mengajak semua anggota perusahaan peduli
untuk berinteraksi dengan anggota lain di luar. Oleh karena itu,
kegiatan komunikasi mempunyai peranan penting dalam
memperlancar kinerja kegiatan perusahaan, baik secara internal
maupun eksternal, untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2.4.1. Sembilan Temuan Etis Dasar Reinsh dalam Organisasi


Komunikasi

Pada tahun 1990, ReinschReinsch, N.L., Jr. (1990) memeriksa


keadaan penelitian etika dalam komunikasi bisnis dengan memeriksa
penelitian empiris yang dilakukan pada subjek ini. Berdasarkan
analisisnya terhadap 28 artikel penelitian yang berbeda, Reinsch
menemukan sembilan bidang dasar kesepakatan:

1) Perilaku komunikasi bervariasi dalam nilai moral, dan


berbagai kelompok
2) (misalnya, eksekutif periklanan, masyarakat umum)
menunjukkan tingkat konsensus yang relatif tinggi tentang
bobot moral dari banyak praktik tertentu.
3) Perilaku tidak etis yang terang-terangan terkadang terjadi
dalam organisasi bisnis.
4) Komunikasi bisnis yang tidak etis bisa efektif dalam jangka
pendek. Perilaku seseorang terkait dengan keyakinan etisnya.
5) Konsep etika komunikasi bisnis relevan bagi banyak orang
berbagai aspek bisnis termasuk pemasaran surat langsung,
manajemen, dan konsultasi.
76
6) Konsep etika komunikasi bisnis terkait dengan yang lain
7) konsep penting seperti kejujuran dan kepercayaan.Setiap
orang berbeda dalam nilai etika, keyakinan, dan perilaku, dan
perbedaan tersebut dapat dikaitkan dengan variabel seperti
jenis kelamin, usia, persepsi tentang pemberi kerja sebagai
tipikal atau "dermawan", dan nilai, keyakinan, dan perilaku
kelompok seseorang. Analisis etis dalam komunikasi bisnis
kadang-kadang
8) impresionistis; perhatian yang konsisten dan hati-hati
terhadap karya ahli etika di bidang lain (misalnya, filsafat,
komunikasi antarpribadi) sangat diharapkan.
9) Etika komunikasi bisnis harus mencakup komunikasi lisan
maupun tulisan.

Mengingat diskusi sebelumnya dalam bab ini, sebagian besar daftar


ini konsisten dengan perspektif lain tentang etika. Namun, ada satu
gagasan utama dalam daftar ini yang belum pernah dibahas
sebelumnya dalam bab ini. Reinsch (1990) menyimpulkan bahwa
terkadang perilaku komunikatif yang tidak etis bisa efektif dalam
jangka pendek. Jika perilaku tidak etis tidak pernah efektif, tidak akan
ada alasan bagi siapa pun untuk terlibat dalam perilaku tidak etis.
Fakta sederhananya adalah, seringkali perilaku tidak etis dapat
membantu orang maju dalam kehidupan dan bisnis. Reinsch
mencatat bahwa individu yang tertarik pada etika komunikasi
organisasi cenderung menyetujui hal itu
perilaku tidak etis efektif dalam jangka pendek, tetapi ada
ketidaksepakatan tentang efektivitas perilaku tidak etis dalam jangka
panjang. Pada dasarnya, semakin lama seseorang terlibat dalam
perilaku komunikatif yang tidak etis, semakin besar kemungkinan
bahwa orang lain akan mulai menyadarinya, dengan demikian
menetapkan hasil yang semakin berkurang dari perilaku tidak etis
(untuk menggunakan istilah ekonomi).
77
2.5. PELATIHAN
1) Dalam dunia media sosial dan kemajuan teknologi komunikasi
manusia saat ini, apakah Reinsh (1990) sembilan temuan etika
dasar dalam komunikasi organisasi masih dapat diterapkan?
Mengapa atau mengapa tidak?

2) Berpikir tentang organisasi Anda sendiri, tipologi komunikasi


organisasi yang tidak etis menurut Anda paling umum? Jika
Anda adalah pemimpin puncak dalam organisasi Anda,
bagaimana Anda akan menghentikan penyimpangan khusus
dalam komunikasi etis ini?

3) Dengan menggunakan organisasi milik Anda, pikirkan tentang


bisnis tertentu atau dilema etika komunikasi yang dihadapi
organisasi Anda. Telusuri Model Peningkatan Kinerja Manusia
dan pikirkan tentang bagaimana Anda dapat menerapkan
perubahan dalam pemikiran organisasi Anda tentang etika

78
BAB 3
Teori Klasik Komunikasi Organisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

1) Pahami Manajemen Ilmiah Fredrick Taylor


2) Menjelaskan Teori Birokrasi
3) Jelaskan Otoritas Max Weber
4) Diskusikan implikasi dari setiap perspektif klasik

3.1. PENGANTAR

Untuk memahami teori klasik, sejarah singkat industrialisasi sangat


diperlukan. Industrialisasi, atau revolusi industri, mengacu pada
“pengembangan dan penerapan metode produksi baru dan lebih
baik yang mengubah Amerika dan sebagian besar Eropa dari ekonomi
agraris menjadi ekonomi industri.” Scott, D. L. (Ed.). (2009).
Revolusi industri. Kamus warisan istilah bisnis Amerika. Boston, MA:
Houghton Mifflin Harcourt, hal. 259. Jadi, bagaimana Eropa dan
Amerika mengubah diri mereka dari ekonomi berbasis agraris, atau
pertanian, menjadi ekonomi industri? Untuk menunjukkan dengan
tepat satu peristiwa atau penemuan yang benar-benar menciptakan
revolusi industri hampir tidak mungkin. Dari sekitar tahun 1750
hingga 1850 berbagai inovasi di bidang pertanian, manufaktur (baik
besi maupun tekstil), pertambangan, teknologi, dan transportasi
mengubah realitas budaya, ekonomi, politik, dan sosial. Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, orang berhenti bekerja
pertanian keluarga atau dalam bisnis milik keluarga kecil dan mulai
bekerja untuk organisasi yang lebih besar yang akhirnya berubah
79
menjadi perusahaan modern. Meskipun ada model organisasi besar
dengan pengaruh masif, seperti Gereja Katolik, organisasi ini
jumlahnya sangat terbatas. Karena semakin banyak orang
meninggalkan pertanian keluarga atau penenun lokal dengan
harapan memperbaiki kehidupan mereka dan kehidupan keluarga
mereka melalui pekerjaan di organisasi yang lebih besar, alat dan
model baru untuk mengelola para pekerja ini harus dikembangkan.

3.2. TEORI KLASIK


3.2.1 Frederick Taylor And Scientific Management

Frederick Taylor bapak teori manajemen ilmiah, juga disebut teori


manajemen klasik, menekankan efisiensi, seperti teori manajemen
Max Weber. Namun, menurut Taylor, pengusaha harus memberi
penghargaan kepada pekerja untuk peningkatan produktivitas
daripada memarahi karyawan untuk setiap kesalahan kecil, seperti
yang mungkin dilakukan seseorang jika mengikuti gaya manajemen
birokratis Weber yang ketat.

“Tujuan utama manajemen seharusnya adalah untuk menjamin


kemakmuran maksimal bagi pemberi kerja, ditambah dengan
kemakmuran maksimal bagi setiap karyawan,” kata Taylor. Kata-kata
'kemakmuran maksimum' digunakan, dalam arti luas, tidak hanya
berarti dividen yang besar bagi perusahaan atau pemilik, tetapi
pengembangan setiap cabang bisnis ke tingkat keunggulan tertinggi,
sehingga kemakmuran dapat bersifat permanen. .”Studi "waktu dan
gerak" ini juga membuat Taylor menyimpulkan bahwa orang-orang
tertentu dapat bekerja lebih efisien daripada yang lain. Ini adalah
orang-orang yang harus dicari oleh manajer untuk dipekerjakan jika
memungkinkan. Oleh karena itu, memilih orang yang tepat untuk
pekerjaan itu adalah bagian penting lain dari efisiensi tempat kerja.
Mengambil apa yang dia pelajari dari eksperimen tempat kerja ini,
80
Taylor mengembangkan empat prinsip manajemen ilmiah. Prinsip-
prinsip ini juga dikenal sebagai "Taylorisme".

Empat prinsip Taylor adalah sebagai berikut:

1) Ganti bekerja dengan "aturan praktis", atau kebiasaan


sederhana dan akal sehat, dan sebagai gantinya gunakan
metode ilmiah untuk mempelajari pekerjaan dan
menentukan cara paling efisien untuk melakukan tugas
tertentu.
2) Daripada hanya menugaskan pekerja untuk sembarang
pekerjaan, cocokkan pekerja dengan pekerjaan mereka
berdasarkan kemampuan dan motivasi, dan latih mereka
untuk bekerja dengan efisiensi maksimum.
3) Pantau kinerja pekerja, dan berikan instruksi dan pengawasan
untuk memastikan bahwa mereka menggunakan cara kerja
yang paling efisien.
4) Alokasikan pekerjaan antara manajer dan pekerja sehingga
manajer menghabiskan waktunya untuk perencanaan dan
pelatihan, memungkinkan pekerja melakukan tugas mereka
secara efisien.

3.2.1.1. Kritik terhadap Taylorisme

Teori Manajemen Ilmiah Taylor mempromosikan gagasan bahwa ada


"satu cara yang benar" untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian,
ini bertentangan dengan pendekatan saat ini seperti MBO
(Management By Objectives), Inisiatif Perbaikan
Berkesinambungan, BPR (Business Process Reengineering), dan alat-
alat lain yang serupa. Ini mempromosikan tanggung jawab individu,
dan berusaha untuk mendorong pengambilan keputusan melalui
semua tingkat organisasi.
81
Idenya di sini adalah bahwa pekerja diberi otonomi sebanyak
mungkin, sehingga mereka dapat menggunakan pendekatan yang
paling tepat untuk situasi yang dihadapi. (Refleksikan di sini
berdasarkan pengalaman sendiri apakah lebih bahagia dan lebih
termotivasi ketika mengikuti prosedur yang dikontrol ketat, atau
ketika bekerja menggunakan penilaian sendiri?) Terlebih lagi, pekerja
garis depan perlu menunjukkan fleksibilitas semacam ini dalam
sebuah lingkungan yang cepat berubah. Organisasi yang kaku dan
digerakkan oleh aturan benar-benar berjuang untuk beradaptasi
dalam situasi ini.
Kerja tim adalah bidang lain di mana Taylorisme murni bertentangan
dengan praktik saat ini. Pada dasarnya, Taylorisme memecah tugas
menjadi langkah-langkah kecil, dan berfokus pada bagaimana setiap
orang dapat melakukan rangkaian langkah spesifiknya dengan
sebaik-baiknya. Metodologi modern lebih suka memeriksa sistem
kerja secara lebih holistik untuk mengevaluasi efisiensi dan
memaksimalkan produktivitas. Spesialisasi ekstrem yang
dipromosikan Taylorisme bertentangan dengan cita-cita modern
tentang bagaimana menyediakan tempat kerja yang memotivasi dan
memuaskan.
Di mana Taylorisme memisahkan pekerjaan manual dari pekerjaan
mental, praktik peningkatan produktivitas modern berupaya
memasukkan ide, pengalaman, dan pengetahuan pekerja ke dalam
praktik terbaik. Manajemen ilmiah dalam bentuknya yang murni
terlalu berfokus pada mekanika, dan gagal menghargai sisi manusia
dari pekerjaan, di mana motivasi dan kepuasan kerja merupakan
elemen kunci dalam organisasi yang efisien dan produktif.

82
3.2.2. Bureaucratic Theory

Teori Birokrasi: artikel ini menjelaskan teori birokrasi tentang prinsip-


prinsip manajemen oleh Max Weber secara praktis. Artikel ini
menyoroti pengertian tentang apa itu birokrasi, ciri-cirinya,
kelebihan dan kekurangannya. Setelah membaca Anda akan
memahami dasar-dasar manajemen birokrasi dan Anda dapat
menggunakannya sebagai teori manajemen ilmiah yang kuat.
Selamat membaca lebih lanjut.

3.2.2.1. Apa itu teori Birokrasi Max Weber?

Pada akhir abad ke-19, adalah sosiolog Jerman dan penulis The
Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1905), Max Weber yang
pertama kali menggunakan dan mendeskripsikan istilah birokrasi. Ini
juga dikenal sebagai teori manajemen birokrasi, teori manajemen
birokrasi atau teori Max Weber.
Dia percaya birokrasi adalah cara paling efisien untuk mengatur
organisasi, administrasi dan organisasi. Max Weber percaya bahwa
Birokrasi lebih baik daripada struktur tradisional.
Dalam organisasi birokrasi, setiap orang diperlakukan sama dan
pembagian kerja dijelaskan dengan jelas untuk setiap karyawan.
Definisi: apa itu birokrasi:

Definisi Birokrasi: “Birokrasi adalah struktur organisasi yang dicirikan


oleh banyak aturan, proses standar, prosedur dan persyaratan,
jumlah meja, pembagian kerja dan tanggung jawab yang cermat,
hierarki yang jelas dan profesional, interaksi yang hampir impersonal
antar karyawan”.

83
Menurut teori birokrasi Max Weber, struktur seperti itu sangat
diperlukan dalam organisasi besar dalam melakukan semua tugas
secara struktural oleh sejumlah besar karyawan.
Selain itu, dalam organisasi birokrasi, seleksi dan promosi hanya
terjadi atas dasar kualifikasi teknis.

Menurut teori Max Weber, tiga jenis kekuasaan dapat ditemukan


dalam organisasi; kekuasaan tradisional, kekuasaan kharismatik dan
kekuasaan hukum. Dia merujuk dalam teori birokrasinya ke yang
terakhir sebagai birokrasi.
Semua aspek demokrasi diatur berdasarkan aturan dan hukum,
membuat prinsip yurisdiksi yang mapan berlaku.

Tiga elemen berikut mendukung manajemen birokrasi:

✓ Semua kegiatan rutin dalam birokrasi dapat dianggap sebagai


tugas resmi;
✓ Manajemen memiliki wewenang untuk memberlakukan
aturan;
✓ Aturan dapat dengan mudah dihormati berdasarkan metode
yang ditetapkan.

3.2.2.2. Apa Itu Organisasi Birokrasi?

Menurut teori Max Weber ini, birokrasi adalah dasar untuk


pembentukan sistematis organisasi mana pun dan dirancang untuk
memastikan efisiensi dan efektivitas ekonomi.

Ini adalah model yang ideal untuk manajemen dan administrasinya


untuk memfokuskan struktur kekuatan organisasi. Dengan
pengamatan ini, ia meletakkan prinsip-prinsip dasar birokrasi dan

84
menekankan pembagian kerja, hirarki, aturan dan hubungan
impersonal.

Secara umum, seseorang dapat mengidentifikasi organisasi birokrasi


berdasarkan peraturannya. Sebuah organisasi birokrasi bergantung
pada penggunaan kebijakan, aturan dan hirarki yang ketat. Selain itu,
seseorang dapat melihat rantai komando yang ditegakkan dan
prosedur operasi yang diatur dalam organisasi birokrasi.

Konsep otoritas Max Weber adalah demonstrasi konsepnya tentang


tipe Ideal dalam tindakan. Menurut Weber, baik kekuasaan maupun
otoritas bersifat sosial dan ikut bermain di mana ada hubungan. Dia
menghubungkan konsep kekuasaan dan otoritas dengan
menggunakan Tipe Ideal yang berbeda. Max Weber mendefinisikan
kekuasaan sebagai kesempatan seseorang atau sejumlah orang
untuk mewujudkan kehendak mereka sendiri dalam aksi komunal,
bahkan melawan perlawanan dari mereka yang berpartisipasi dalam
aksi komunal.

Otoritas menurut Weber adalah suatu bentuk kekuasaan yang sah –


kekuasaan yang dianggap sah dalam masyarakat. Weber
mengidentifikasi tiga sumber legitimasi-tradisi, rasionalitas dan
afektif atau karisma dan atas dasar ini, dia mengembangkan tiga tipe
murni atau Tipe ideal otoritas.

Max Weber juga mengembangkan konsep otoritas sebagai Tipe


Ideal. Menurutnya, paksaan membedakan kekuasaan dari otoritas.
Kekuasaan mengandung unsur paksaan di dalamnya. Kekuasaan
adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi orang lain
terlepas dari kehendak mereka.

85
Menurut Weber ada tiga unsur otoritas atau tiga Tipe ideal otoritas
berdasarkan konsepsinya tentang berbagai jenis tindakan sosial.

1) Otoritas tradisional- Ini adalah jenis otoritas yang berasal dari


tindakan sosial tradisional- otoritas yang didasarkan pada
kepercayaan, adat istiadat, dan nilai-nilai. Seorang pemimpin
berkuasa karena keluarga atau klannya selalu memberikan
kepemimpinan kelompok. Weber telah menggunakan
metodologi tipe ideal untuk menganalisis secara historis,
berbagai bentuk otoritas tradisional dibedakan antara dua
bentuk otoritas tradisional yang paling awal. Weber
mengatakan struktur otoritas tradisional dalam bentuk
apapun sebagai penghalang perkembangan rasionalitas.
Weber berpendapat bahwa struktur dan praktik otoritas
tradisional merupakan penghalang bagi kebangkitan struktur
ekonomi rasional khususnya kapitalisme.

2) Otoritas karismatik- ini adalah hasil dari kualitas pribadi orang


yang menjalankannya. Itu sesuai dengan tindakan sosial yang
afektif. Bagi Weber, karisma adalah kekuatan revolusioner.
Munculnya seorang pemimpin karismatik dapat menjadi
ancaman bagi sistem dan menyebabkan perubahan dramatis
dalam sistem. Jenis otoritas ini menjadi lebih menonjol pada
saat krisis dan kekacauan ketika jenis otoritas lain tampaknya
gagal dan diperlukan bentuk otoritas baru. Menurut Weber,
sistem karismatik pada dasarnya rapuh. Itu bertahan hanya
selama pemimpin karismatik hidup atau krisis berlangsung.
Jenis otoritas ini juga tidak seefektif otoritas legal-rasional
karena organisasi tidak dilakukan berdasarkan kriteria
rasional dan anggota tidak terlatih secara teknis. Sebuah
organisasi yang didasarkan pada otoritas karismatik tidak
memiliki aturan formal, tidak ada organ administratif yang
86
mapan, dan tidak ada preseden untuk memandu penilaian
baru.

3) Otoritas rasional legal- otoritas ini didasarkan pada tindakan


sosial Zweckrational atau tindakan rasional total. Otoritas
legal-rasional dapat mengambil berbagai bentuk struktural,
tetapi bentuk yang paling diminati Weber adalah birokrasi
yang dianggapnya sebagai jenis pelaksanaan otoritas hukum
yang paling murni. Weber menulis tentang kategori ini karena
mengarah ke sistem yang paling efisien.

3.2.2.3. Enam Karakteristik Max Weber

Teori Max Weber untuk manajemen birokrasi menunjuk pada enam


prinsip atau karakteristik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci
mengenai prinsip-prinsip manajemen birokrasi.

Adapun 6 ciri birokrasi tersebut adalah:

1. Spesialisasi tugas
Tugas dibagi menjadi kategori rutin sederhana berdasarkan
kompetensi dan spesialisasi fungsional.
Setiap karyawan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan yang
terbaik dan tahu persis apa yang diharapkan darinya. Dengan
membagi pekerjaan berdasarkan spesialisasi, organisasi
mendapatkan keuntungan secara langsung. Setiap departemen
memiliki kekuatan khusus.
Akibatnya, ada penggambaran tugas dan manajer dapat lebih mudah
mendekati karyawan mereka ketika mereka tidak terpaku pada tugas
mereka. Setiap karyawan tahu persis apa yang diharapkan darinya
dan apa kekuatannya di dalam organisasi. Setiap karyawan memiliki
tempat khusus dalam organisasi dan diharapkan hanya fokus pada
87
bidang keahliannya. Melampaui tanggung jawab dan mengambil
tugas rekan kerja tidak diizinkan dalam birokrasi.

2. Lapisan otoritas hierarkis


Manajer diatur ke dalam lapisan hierarkis, di mana setiap lapisan
manajemen bertanggung jawab atas staf dan kinerja
keseluruhannya. Dalam struktur organisasi birokrasi terdapat banyak
jabatan hirarki. Ini pada dasarnya adalah merek dagang dan dasar
dari sebuah birokrasi.
Hirarki otoritas adalah sistem di mana posisi yang berbeda terkait
dalam urutan prioritas dan di mana peringkat tertinggi di tangga
memiliki kekuatan terbesar. Struktur organisasi birokrasi lapisan
bawah selalu tunduk pada pengawasan dan kontrol lapisan yang
lebih tinggi. Hierarki ini mencerminkan jalur komunikasi birokrasi dan
tingkat pendelegasian dan dengan jelas menjabarkan bagaimana
pembagian kekuasaan dan tanggung jawab.

3. Seleksi formal
Seluruh karyawan diseleksi berdasarkan keterampilan dan
kompetensi teknis yang diperoleh melalui pelatihan, pendidikan dan
pengalaman.
Salah satu prinsip dasarnya adalah bahwa karyawan dibayar untuk
layanan mereka dan tingkat gaji mereka bergantung pada posisi
mereka. Ketentuan kontrak mereka ditentukan oleh aturan dan
persyaratan organisasi dan karyawan tidak memiliki kepentingan
kepemilikan di perusahaan.

4. Aturan dan persyaratan


Aturan dan persyaratan formal diperlukan untuk memastikan
keseragaman, sehingga karyawan tahu persis apa yang diharapkan
dari mereka. Dalam pengertian ini, aturan dan persyaratan dapat
dianggap dapat diprediksi.
88
Semua proses administrasi ditentukan dalam aturan resmi. Dengan
menegakkan aturan yang ketat, organisasi dapat lebih mudah
mencapai keseragaman dan semua upaya karyawan dapat
dikoordinasikan dengan lebih baik. Aturan dan persyaratannya
kurang lebih stabil dan selalu diformalkan dalam apa yang disebut
laporan resmi.
Jika aturan dan persyaratan baru diperkenalkan, maka manajemen
senior atau direktur bertanggung jawab untuk ini.

5. Impersonal
Peraturan dan persyaratan yang jelas menciptakan jarak dan
hubungan impersonal antara karyawan, dengan keuntungan
tambahan mencegah nepotisme atau keterlibatan dari pihak luar
atau politik. Hubungan impersonal ini adalah fitur yang menonjol dari
birokrasi.

Hubungan interpersonal semata-mata dicirikan oleh sistem hukum


publik dan aturan serta persyaratan. Pandangan resmi bebas dari
keterlibatan, emosi, dan perasaan pribadi apa pun. Keputusan
semata-mata dibuat atas dasar faktor rasional, bukan faktor pribadi.

6. Orientasi karir
Karyawan organisasi birokrasi dipilih berdasarkan keahlian mereka.
Ini membantu dalam penyebaran orang yang tepat di posisi yang
tepat dan dengan demikian memanfaatkan sumber daya manusia
secara optimal.

Dalam birokrasi, dimungkinkan untuk membangun karir berdasarkan


pengalaman dan keahlian.
Akibatnya, ia menawarkan pekerjaan seumur hidup. Pembagian
kerja yang tepat dalam organisasi birokrasi juga memungkinkan
karyawan untuk lebih mengkhususkan diri, sehingga mereka dapat
89
menjadi ahli di bidangnya sendiri dan meningkatkan kinerjanya
secara signifikan.

3.2.2.4. Masalah Teori Birokrasi

Karena karyawan organisasi birokrasi tidak memiliki kesempatan


untuk menyuarakan pendapat mereka atau mempengaruhi
pengambilan keputusan, birokrasi dapat mendemotivasi karyawan
dalam jangka panjang.

Selain itu, seiring berjalannya waktu, karyawan mungkin mulai


merasa terganggu dengan berbagai aturan dan persyaratan, dengan
risiko mereka mulai memboikot dan/atau menyalahgunakan aturan
tersebut dan menentang aturan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, sangat penting bahwa organisasi birokrasi memberi


tahu karyawan dengan baik sebelumnya tentang pendekatan mereka
untuk bekerja dan mengharuskan mereka untuk menerimanya.
Hanya karyawan yang menyetujui pendekatan ini yang cocok untuk
bekerja dalam organisasi birokrasi.

3.2.3. HUMAN RELATIONS THEORIES

Teori manajemen Hubungan Manusia berasal antara tahun 1924 dan


1932 selama eksperimen yang dilakukan di pabrik Hawthorne milik
Western Electric Company di Cicero, Illinois.

Studi-studi ini dimulai oleh para sarjana dari Massachusetts Institute


of Technology (MIT), tetapi Elton Mayo dan Fritz J. Roethlisberger
dari Harvard Business School terlibat pada tahun 1927 dan akhirnya
mempopulerkan subjek tersebut.

90
Teori hubungan manusia: merupakan pemikiran organisasi yang
berfokus pada kepuasan pekerja, organisasi tempat kerja informal,
dan sarana untuk mempengaruhi produktivitas karyawan. Tidak
seperti saintisme, teori hubungan manusia tidak memandang
pekerja sebagai bagian yang pada dasarnya dapat dipertukarkan.

3.2.3.1. Apa itu Teori Hubungan Manusia?

Teori manajemen Hubungan Manusia adalah premis psikologi


organisasi dari awal abad kedua puluh, yang menunjukkan bahwa
produktivitas dan motivasi karyawan dapat ditingkatkan melalui
ikatan sosial yang positif di tempat kerja dan pengakuan pekerja
sebagai individu yang unik. Kondisi kerja yang lebih baik
(pemberdayaan, partisipasi, perlakuan positif) mengarah pada
peningkatan produktivitas.

Teori Hubungan Manusia berfokus secara khusus pada kebutuhan


individu dan perilaku yang dihasilkan dari individu dan kelompok.
Dibutuhkan pendekatan interpersonal untuk mengelola manusia. Ini
menyajikan organisasi terdiri dari unsur formal dan informal.

Elemen formal dari sebuah organisasi adalah strukturnya. Aspek


informal organisasi termasuk interaksi antar individu. Dengan cara
ini, organisasi adalah jenis sistem sosial. Sistem ini harus dikelola
untuk menciptakan kepuasan kerja individu dan motivasi yang
dihasilkan individu. Khususnya, banyak penekanan ditempatkan
pada bagaimana individu berinteraksi dalam kelompok dan hasil dari
perilaku dan kinerja kelompok.

91
3.2.3.2. Elemen Teori Hubungan Manusia

Inti dari teori hubungan manusia adalah enam proposisi dasar ini:

1) Fokus pada orang, bukan pada mesin atau ekonomi


2) Lingkungan organisasi bukanlah konteks sosial yang
terorganisir
3) Hubungan manusia penting dalam memotivasi orang
4) Motivasi tergantung pada kerja tim, membutuhkan
koordinasi dan kerja sama dari individu yang terlibat.
5) Hubungan manusia dalam tim harus memenuhi tujuan
individu dan organisasi secara bersamaan
6) Individu dan organisasi menginginkan efisiensi dengan
mencapai hasil maksimal dengan input minimal

Juga, pusat pemahaman teori Hubungan Manusia adalah konsep


motivasi individu. Kelemahan dari teori ini adalah membutuhkan
penerimaan banyak asumsi tentang perilaku manusia.
Siapa Kontributor Utama Teori Hubungan Manusia?

Kontributor utama untuk Teori Hubungan Manusia adalah:

1) Elton Mayo - Mayo terkenal karena kontribusinya pada


manajemen hubungan manusia melalui eksperimen
Hawthorne.
2) Mary Parker Follet - Follet menggunakan alat psikologis untuk
memahami penggunaan orang secara efisien. Dia
memperkenalkan konsep otoritas dan tanggung jawab yang
tidak dipersonalisasi. Mereka juga menganjurkan integrasi
pengambilan keputusan melalui saluran komunikasi.

92
3.2.4. HUMAN RESOURCES THEORIES

Teori Sumber Daya Manusia adalah istilah umum untuk strategi,


taktik, dan tujuan yang digunakan oleh pemilik bisnis dan manajer
untuk mengelola kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
karyawan.

Teori sumber daya manusia menjelaskan bagaimana praktik dan


struktur manajemen dapat memengaruhi perilaku karyawan dengan
cara yang menguntungkan atau buruk. Pemilik usaha kecil dapat
mengoptimalkan produktivitas dan kreativitas staf sambil
mengurangi perputaran karyawan dengan memiliki pemahaman
dasar tentang perilaku organisasi dan teori SDM dan
menindaklanjutinya.

3.2.4.1. Jenis Teori SDM?

Ada empat teori Sumber Daya Manusia yang diberi nama sebagai
berikut:

1. Teori Siklus Hidup Organisasi (Organizational Lifecycle Theory)


Salah satu teori SDM adalah teori siklus hidup organisasi. Ini adalah
teori manajemen sumber daya manusia yang pertama. Sejarawan
dan akademisi telah mengamati bahwa organisasi, seperti organisme
hidup, memiliki siklus hidup. Mereka dilahirkan (mapan atau
terbentuk), mereka tumbuh dan berkembang, mereka mencapai
kedewasaan, mereka mulai menurun dan menua, dan akhirnya,
dalam banyak kasus, mereka mati.

Studi tentang siklus hidup organisasi (OLC) telah menghasilkan


berbagai model prediksi. Model-model ini, yang telah menjadi bahan
diskusi akademis, terkait dengan studi tentang pertumbuhan dan
93
perkembangan organisasi. Organisasi pada setiap tahap siklus hidup
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan eksternal serta faktor internal.
Naik turunnya organisasi dan seluruh industri telah disaksikan.
Produk juga memiliki siklus hidup, sebuah fakta yang telah lama
diketahui oleh pakar pemasaran dan penjualan. Tampaknya masuk
akal bagi akademisi untuk menyimpulkan bahwa organisasi juga
memiliki siklus hidup.

2. Teori Kontingensi Strategis (Strategic Contingency Theory)


Salah satu teori SDM adalah teori kontingensi strategis. Yang kedua
di antara teori dan praktik manajemen sumber daya manusia adalah
teori kontingensi strategis, yang, seperti namanya, didasarkan pada
dua konsep yaitu aspek kontinjensi 'Kontinjensi' dan aspek
kontinjensi 'Strategis'.
Kontinjensi adalah kebutuhan untuk tugas-tugas yang berbeda dari
suatu subunit dalam suatu organisasi di mana tugas-tugas subunit
lain menciptakan efek. Kontinjensi ini menjadi strategis setelah
subunit lain mulai mengendalikan lebih banyak kontinjensi dan
menjadi kuat dalam suatu organisasi.
Sesuai dengan teori kontingensi Strategis, seorang pemimpin
menjadi bagian sentral dari suatu organisasi karena keahlian uniknya
untuk memecahkan tantangan SDM terbesar yang tidak dapat
diselesaikan oleh orang lain. Terlalu banyak ketergantungan pada
seorang pemimpin sehingga tidak mudah tergantikan.

Hickson yang merupakan pendiri teori ini menulis:

“Organisasi dapat digambarkan sebagai kumpulan departemen


atau fungsi yang bersatu untuk mengatasi ketidakpastian.”

Faktor-faktor seperti politik dan kekuasaan memainkan peran


penting dalam pengelolaan kontinjensi strategis. Hickson juga
94
memberikan contoh praktis untuk mendukung konsep teori
kontinjensi strategisnya.

Kelebihan teori:

Teori Kontinjensi Strategis berfokus pada tugas-tugas yang perlu


dilakukan dalam bentuk masalah yang harus dipecahkan, sehingga
tidak menekankan pada kepribadian. Jika seseorang tidak memiliki
kharisma tetapi mampu memecahkan masalah, maka dia bisa
menjadi pemimpin yang efektif.
Pemecahan masalah itu mengasumsikan peran sentral dalam
kemampuan seorang pemimpin sesuai dengan pandangan dunia
yang masuk akal; ada sedikit kebutuhan untuk memberikan
penjelasan yang rumit mengapa itu bisa berhasil.
Teori ini membantu mengobjektifkan teknik kepemimpinan, bukan
mengandalkan kepribadian.
Dalam situasi di mana orang adalah agen yang rasional, seperti dalam
pengaturan ilmiah dan akademik formal, Teori Kontinjensi Strategis
akan memiliki kekuatan dan efek yang lebih besar. Artinya, ini
mengidentifikasi apa yang umum bagi kelompok -- orientasi terhadap
pemecahan masalah -- dan menanganinya secara langsung.
Teorinya sederhana dan hanya menggunakan variabel yang
mempengaruhi kekuasaan dalam kontrol kontinjensi oleh subunit
organisasi. Seperti yang diakui Hickson, dalam "A Strategic
Contingencies' Theory of Intra Organizational Power" (Tautan
halaman web tidak lagi berlaku) "Kemungkinan penjelasan lain
tentang kekuasaan tidak dipertimbangkan." Penelitian lebih lanjut
akan diperlukan untuk menguji apakah ada kebutuhan untuk
memasukkannya. Hickson mengakui bahwa variabel-variabel lain
dapat mempengaruhi kekuasaan tetapi dianggap mempengaruhinya
"... dengan cara lain selain dengan mengendalikan kontinjensi."

95
3. Teori Sistem Umum (General Systems Theory)

Salah satu teori HRM atau teori yang banyak diterapkan pada HRM
adalah teori Sistem adalah studi sistem interdisipliner. Suatu sistem
adalah konglomerasi kohesif dari bagian-bagian yang saling terkait
dan saling bergantung yang dapat alami atau buatan manusia. Setiap
sistem dibatasi oleh ruang dan waktu, dipengaruhi oleh
lingkungannya, ditentukan oleh struktur dan tujuannya, dan
diekspresikan melalui fungsinya. Suatu sistem mungkin lebih dari
jumlah jika ia mengekspresikan sinergi atau perilaku yang muncul.
Mengubah satu bagian dari suatu sistem dapat mempengaruhi
bagian lain atau keseluruhan sistem. Dimungkinkan untuk
memprediksi perubahan pola perilaku ini. Untuk sistem yang belajar
dan beradaptasi, pertumbuhan dan tingkat adaptasi bergantung
pada seberapa baik sistem berinteraksi dengan lingkungannya.
Beberapa sistem mendukung sistem lain, mempertahankan sistem
lain untuk mencegah kegagalan.
Sasaran teori sistem adalah untuk memodelkan dinamika
sistem, batasan, kondisi, dan untuk menjelaskan prinsip (seperti
tujuan, ukuran, metode, alat) yang dapat dibedakan dan diterapkan
ke sistem lain di setiap tingkat penyarangan, dan dalam skala luas.
berbagai bidang untuk mencapai kesetaraan yang dioptimalkan.
Sangat terlihat bagaimana hal itu dapat diterapkan pada SDM dan
karenanya menjadi salah satu teori SDM yang banyak digunakan.

4. Teori Biaya Transaksi (Transaction Cost Theory)

Salah satu teori SDM adalah teori biaya transaksional. Teori biaya
transaksi dalam manajemen sumber daya manusia merupakan
bagian dari corporate governance dan agency theory. Ini didasarkan
pada prinsip bahwa biaya akan muncul saat meminta orang lain

96
melakukan sesuatu, misalnya direksi untuk menjalankan bisnis yang
dimiliki.

Teori biaya transaksi adalah varian alternatif dari pemahaman agensi


tentang asumsi tata kelola. Ini menggambarkan kerangka tata kelola
sebagai didasarkan pada efek bersih dari transaksi internal dan
eksternal, bukan sebagai hubungan kontraktual di luar perusahaan
(yaitu dengan pemegang saham).

Biaya transaksi akan terjadi ketika berhadapan dengan pihak


eksternal lain:

✓ Biaya pencarian dan informasi: untuk menemukan pemasok.


✓ Tawar-menawar dan biaya keputusan: untuk membeli
komponen.
✓ Pemolisian dan penegakan biaya: untuk memantau kualitas.

Cara perusahaan diatur dapat menentukan kendalinya atas


transaksi, dan karenanya biaya. Serupa dengan tujuan utama teori
SDM, adalah kepentingan manajemen untuk menginternalisasi
transaksi sebanyak mungkin, untuk menghilangkan biaya ini dan
risiko serta ketidakpastian yang dihasilkan terkait harga dan kualitas.

4.1.1. MOTIVATION THEORIES

Teori motivasi adalah studi tentang memahami apa yang mendorong


seseorang untuk bekerja menuju tujuan atau hasil tertentu. Ini
relevan untuk semua masyarakat tetapi sangat penting untuk bisnis
dan manajemen. Motivasi merupakan salah satu kekuatan yang
mengarah pada kinerja.
Motivasi didefinisikan sebagai keinginan untuk mencapai suatu
tujuan atau tingkat kinerja tertentu, yang mengarah pada perilaku
97
yang diarahkan pada tujuan. Saat kita merujuk seseorang sebagai
orang yang termotivasi, yang kita maksud adalah orang tersebut
berusaha keras untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Motivasi jelas penting jika seseorang ingin bekerja dengan baik;
Namun, itu tidak cukup. Kemampuan atau memiliki keterampilan
dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan juga
penting dan terkadang merupakan kunci penentu efektivitas.
Terakhir, faktor lingkungan seperti memiliki sumber daya, informasi,
dan dukungan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik sangat
penting untuk menentukan kinerja. Pada waktu yang berbeda, salah
satu dari tiga faktor ini mungkin menjadi kunci kinerja tinggi.
Misalnya, untuk seorang karyawan yang menyapu lantai, motivasi
mungkin merupakan faktor terpenting yang menentukan kinerja.
Sebaliknya, individu yang paling termotivasi sekalipun tidak akan
berhasil mendesain rumah tanpa bakat yang diperlukan untuk
terlibat dalam membangun rumah berkualitas. Termotivasi tidak
sama dengan menjadi berkinerja tinggi dan bukan satu-satunya
alasan mengapa orang bekerja dengan baik, namun tetap merupakan
pengaruh utama terhadap tingkat kinerja kita.

Jadi apa yang memotivasi orang? Mengapa beberapa karyawan


mencoba mencapai target mereka dan mengejar keunggulan
sementara yang lain hanya muncul di tempat kerja dan menghitung
jam? Seperti banyak pertanyaan yang melibatkan manusia,
jawabannya sama sekali tidak sederhana. Sebaliknya, ada beberapa
teori yang menjelaskan konsep motivasi.

Penulis akan membahas teori motivasi dalam dua kategori: teori


berbasis kebutuhan dan teori proses.

Jadi bagaimana memotivasi karyawan dan membuat mereka lebih


bahagia di tempat kerja?
98
Ada banyak cabang teori motivasi tetapi yang paling sederhana, itu
bermuara pada dua faktor:

✓ Faktor ekstrinsik. Di sini orang termotivasi oleh faktor


eksternal seperti bonus atas kerja keras atau sanksi jika target
tidak tercapai.
✓ Faktor intrinsik. Di sini orang dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Ini mungkin termasuk
keinginan untuk menyenangkan bos mereka atau untuk
mencapai tujuan profesional atau pribadi tertentu.

Kebanyakan orang termotivasi oleh kombinasi faktor motivasi


ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai seorang manajer harus memahami
kombinasi apa itu.

4.1.1.1. Menggunakan Teori Motivasi Karyawan Untuk


Meningkatkan Produktivitas

Ada alat penilaian yang membantu memahami apa yang membuat


karyawan tertentu tergerak. Tapi lebih baik lagi adalah seorang
manajer yang menginvestasikan waktu untuk mengenal stafnya. Ini
berarti mereka memahami kepribadian yang berbeda dan dapat
mengetahui perilaku mereka.

Alat apa yang dimiliki pengusaha untuk meningkatkan motivasi?

✓ Hadiah
Skema penghargaan karyawan yang dibuat dengan cermat dapat
sangat membantu dalam memotivasi tim dan meningkatkan
produktivitas. Meskipun ada sejumlah cara umum perusahaan
memberi penghargaan kepada karyawan (makan siang staf, dll.),
skema penghargaan bukanlah kebijakan satu ukuran yang cocok
99
untuk semua. Pikirkan tentang apa yang paling cocok untuk tim
secara khusus, jadikan mereka inklusif dan berukuran tepat.
Apakah itu diarahkan untuk tujuan pribadi atau mewujudkan nilai-
nilai perusahaan, kemungkinan besar akan melihat tim memperkuat
nilai-nilai perusahaan dan kerja sama tim yang lebih baik. Jangan
tidur dengan hadiah kecil juga; catatan tulisan tangan, atau sapaan
di rapat tim dapat memastikan tim tetap termotivasi.

✓ Memercayai
Karyawan ingin tahu bahwa Anda mengutamakan kepentingan
mereka sementara pemberi kerja ingin tahu bahwa mereka dapat
mempercayai karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Membangun budaya seputar kepercayaan menciptakan suasana
positif yang memotivasi staf Anda dan menguntungkan
produktivitas.

✓ Pengakuan
Ini sederhana tetapi mengakui kerja keras karyawan dapat
memberikan dampak yang luar biasa. Itu juga dapat memacu mereka
untuk mencapai lebih banyak. Pengakuan dapat mengambil banyak
bentuk dari ucapan “terima kasih” atau Kudo informal hingga
penghargaan karyawan bulan atau tahun yang lebih mewah.

✓ Kemajuan karir
Satu studi menemukan bahwa alasan nomor satu karyawan
meninggalkan pekerjaan mereka adalah pengembangan karir. Masuk
akal -karyawan ingin menggunakan keterampilan mereka. Mereka
juga ingin belajar keterampilan baru. Jika perusahaan tidak
menawarkan jalur pengembangan karir yang jelas, mereka mungkin
akan pergi. Dan jika mereka tidak pergi, mereka akan jauh dari
produktif. Atasi ini dengan berbicara kepada karyawan tentang

100
harapan karir mereka dan dengan membangun pengembangan karir
ke dalam bisnis.

✓ Tujuan
Semakin banyak karyawan menginginkan lebih dari pekerjaan
mereka daripada gaji. Tujuan organisasi adalah motivator yang kuat
bagi banyak pekerja terutama karyawan yang lebih muda.
Melibatkan staf dengan tujuan bisnis dapat membantu
meningkatkan komitmen terhadap bisnis dan meningkatkan
motivasi.

✓ Lingkungan kantor
Kemungkinan seseorang akan menyukai pekerjaannya 100% setiap
saat sangatlah kecil. Akan selalu ada saat-saat di mana orang merasa
tidak mampu untuk melakukan peran mereka. Memotivasi tim pada
hari yang buruk sama pentingnya dengan hari yang baik. Untungnya,
salah satu cara dapat mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan
lingkungan kantor yang menyenangkan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa tanaman adalah cara yang hemat biaya untuk
meningkatkan kehidupan kantor serta meningkatkan kepositifan dan
motivasi.

✓ Masukan
Semua orang suka mendengar bahwa mereka telah melakukan
pekerjaan dengan baik, tetapi sayangnya tidak semua orang diberi
kesempatan. Ada banyak manfaat dari memberikan
masukan kepada tim dan karyawan, dan peningkatan motivasi
adalah salah satunya.
Karyawan ingin mengembangkan dan meningkatkan dan
memberikan umpan balik secara teratur memungkinkan mereka
untuk melihat apa yang mereka lakukan dan seberapa baik mereka
melakukannya.
101
Hal yang sama berlaku untuk kebalikannya juga, jika seseorang tidak
tampil optimal di posisinya, umpan balik memungkinkan mereka
untuk mengatasi masalah mereka dan tampil lebih baik. Itu juga
membuat mereka merasa dihargai, dan ketika karyawan merasa
dihargai, mereka lebih cenderung mengambil kepemilikan dan
tanggung jawab atas proyek.

✓ Bicara - dan dengarkan


Baik itu di rapat manajemen kinerja, diresmikan dalam survei
perusahaan, atau di dapur membuat minuman, berbicara dengan tim
Anda adalah cara terbaik untuk memahami apa yang memotivasi
mereka. Komunikasi yang baik merupakan alat efektif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan moral dan nilai karyawan.

Luangkan waktu untuk mendengarkan apa yang dikatakan tim Anda


dan temukan cara untuk mengatasi masalah mereka. Tanyakan apa
yang mereka inginkan, tetapi bersiaplah bahwa generasi yang
berbeda mungkin menginginkan hal yang berbeda dari pekerjaan
dan tempat kerja mereka.

4.1.2. TEORI MASLOW

Abraham Maslow adalah salah satu psikolog paling terkemuka di


abad ke-20. Hierarki kebutuhannya adalah gambaran yang akrab bagi
sebagian besar mahasiswa dan manajer bisnis. Teori ini didasarkan
pada premis sederhana: Manusia memiliki kebutuhan yang diurutkan
secara hierarkis. Maslow, A.H. (1943). Sebuah teori motivasi
manusia. Tinjauan Psikologis, 50, 370–396; Maslow, A.H. (1954).
Motivasi dan kepribadian. New York: Harper. Ada beberapa
kebutuhan yang mendasar bagi semua manusia, dan jika tidak ada,
tidak ada lagi yang penting. Saat kami memenuhi kebutuhan dasar
ini, kami mulai mencari untuk memenuhi kebutuhan pesanan yang
102
lebih tinggi. Dengan kata lain, begitu kebutuhan tingkat yang lebih
rendah terpuaskan, ia tidak lagi berfungsi sebagai motivator.

Gambar 3.1. Teori Maslow

Kebutuhan Maslow yang paling mendasar adalah kebutuhan


fisiologis. Kebutuhan fisiologis mengacu pada kebutuhan akan
makanan, air, dan kebutuhan biologis lainnya. Kebutuhan-kebutuhan
ini mendasar karena ketika tidak ada, pencariannya dapat
mengalahkan semua dorongan lainnya. Bayangkan Anda sangat
lapar. Pada saat itu, semua perilaku mungkin diarahkan untuk
mencari makanan. Namun, begitu telah makan, pencarian makanan
berhenti dan janji makanan tidak lagi berfungsi sebagai motivator.
Begitu kebutuhan fisiologis terpuaskan, orang cenderung
memperhatikan kebutuhan keamanan. Apakah mereka bebas dari
ancaman bahaya, rasa sakit, atau masa depan yang tidak pasti?
Pada tingkat berikutnya, kebutuhan sosial mengacu pada kebutuhan
untuk terikat dengan manusia lain, dicintai, dan membentuk
keterikatan yang langgeng dengan orang lain. Faktanya, keterikatan,

103
atau kekurangannya, berhubungan dengan kesehatan dan
kesejahteraan. Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1995).
Kebutuhan untuk dimiliki: Keinginan untuk keterikatan antarpribadi
sebagai motivasi dasar manusia. Buletin Psikologis, 117, 497–529.
Pemuasan kebutuhan sosial membuat kebutuhan harga diri lebih
menonjol. Kebutuhan penghargaan mengacu pada keinginan untuk
dihormati oleh rekan-rekannya, merasa penting, dan dihargai.
Akhirnya, pada tingkat hierarki tertinggi, kebutuhan akan aktualisasi
diri mengacu pada “menjadi semua yang mampu.” Kebutuhan ini
memanifestasikan dirinya dengan keinginan untuk memperoleh
keterampilan baru, menghadapi tantangan baru, dan berperilaku
dengan cara yang akan mengarah pada pencapaian tujuan hidup
seseorang.

4.1.3. ERG Theory

Teori ERG, yang dikembangkan oleh Clayton Alderfer, merupakan


modifikasi dari hierarki kebutuhan Maslow. Alderfer, C.P. (1969). Tes
empiris dari teori baru tentang kebutuhan manusia. Perilaku
Organisasi dan Kinerja Manusia, 4, 142–175. Alih-alih lima kebutuhan
yang diatur secara hierarkis, Alderfer mengusulkan bahwa
kebutuhan dasar manusia dapat dikelompokkan dalam tiga kategori,
yaitu keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan.

Keberadaan sesuai dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan


Maslow, keterkaitan sesuai dengan kebutuhan sosial, dan
pertumbuhan mengacu pada harga diri dan aktualisasi diri Maslow.
Teori ERG seperti terlihat pada gambar 2.

Kontribusi utama teori ERG untuk literatur adalah relaksasi asumsi


Maslow. Misalnya, teori ERG tidak mengurutkan kebutuhan dalam
urutan tertentu dan secara eksplisit mengakui bahwa lebih dari satu
104
kebutuhan dapat beroperasi pada waktu tertentu. Selain itu, teori ini
memiliki hipotesis "frustrasi-regresi" yang menunjukkan bahwa
individu yang frustrasi dalam upaya mereka untuk memuaskan satu
kebutuhan dapat mengalami kemunduran ke kebutuhan lainnya.

Gambar 3. 2. ERG Teori

Source: Based on Alderfer, C. P. (1969). An empirical test of a new theory


of human needs. Organizational Behavior and Human Performance, 4, 142–
175.

Misalnya, seseorang yang frustrasi dengan peluang pertumbuhan


dalam pekerjaannya dan kemajuan menuju tujuan karir mungkin
mundur ke kebutuhan keterkaitan dan mulai menghabiskan lebih
banyak waktu bersosialisasi dengan rekan kerja. Implikasi dari teori
ini adalah kita perlu mengenali berbagai kebutuhan yang mungkin
mendorong individu pada titik tertentu untuk memahami perilaku
mereka dan memotivasi mereka dengan tepat.
105
4.1.4. Teori Dua Faktor

Frederick Herzberg mendekati masalah motivasi dengan cara yang


berbeda. Dengan menanyakan individu apa yang memuaskan
mereka dalam pekerjaan dan apa yang tidak memuaskan mereka,
Herzberg sampai pada kesimpulan bahwa aspek lingkungan kerja
yang memuaskan karyawan sangat berbeda dari aspek yang tidak
memuaskan mereka. Herzberg melabeli faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakpuasan pekerja sebagai faktor-faktor "higiene"
karena faktor-faktor ini merupakan bagian dari konteks di mana
pekerjaan dilakukan, berlawanan dengan pekerjaan itu sendiri.
Faktor kebersihan meliputi kebijakan perusahaan, pengawasan,
kondisi kerja, gaji, keselamatan, dan keamanan di tempat kerja.
Sebagai ilustrasi, bayangkan ketika bekerja di lingkungan kerja yang
tidak menyenangkan. Kantor terlalu panas di musim panas dan
terlalu dingin di musim dingin. Anda dilecehkan dan dianiaya. Anda
tentu akan sengsara di lingkungan kerja seperti itu. Namun, jika
masalah ini diselesaikan (suhu kantor pas dan tidak diganggu sama
sekali), apakah Anda akan termotivasi? Kemungkinan besar, Anda
akan menerima begitu saja situasinya. Faktanya, banyak faktor di
lingkungan kerja kita adalah hal-hal yang kita rindukan ketika mereka
tidak ada tetapi dianggap biasa jika ada.

Sebaliknya, motivator adalah faktor-faktor yang melekat pada


pekerjaan, seperti prestasi, pengakuan, pekerjaan yang menarik,
peningkatan tanggung jawab, kemajuan, dan peluang pertumbuhan.
Menurut penelitian Herzberg, motivator adalah kondisi yang benar-
benar mendorong karyawan untuk berusaha lebih keras.

106
Gambar 3. 3. Teori motivasi dua faktor meliputi faktor
kebersihan dan motivator.

Sources: Based on Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, B. (1959).


The motivation to work. New York: John Wiley and Sons; Herzberg, F.
(1965). The motivation to work among Finnish supervisors. Personnel
Psychology, 18, 393–402.

Penelitian Herzberg jauh dari diterima secara universal. Cummings,


L. L., & Elsalmi, A. M. (1968). Penelitian empiris tentang dasar dan
korelasi motivasi manajerial. Teori faktor ganda Herzberg tentang
kepuasan kerja dan motivasi:

4.1.4.1. Tinjauan Bukti Dan Kritik.

Satu kritik berkaitan dengan metodologi penelitian utama yang


digunakan ketika sampai pada kebersihan versus motivator. Ketika
orang ditanya mengapa mereka puas, mereka mungkin mengaitkan
penyebab kepuasan dengan diri mereka sendiri, sedangkan ketika
menjelaskan apa yang tidak memuaskan mereka, mereka mungkin
menyalahkan situasinya. Pengklasifikasian faktor-faktor sebagai
higiene atau motivator juga tidak sesederhana itu. Misalnya,
107
pandangan teori membayar sebagai faktor kebersihan. Namun, gaji
mungkin memiliki nilai simbolis dengan menunjukkan kepada
karyawan bahwa mereka diakui atas kontribusi mereka serta
mengomunikasikan bahwa mereka maju dalam perusahaan.
Demikian pula, kualitas pengawasan atau jenis hubungan yang
dibentuk karyawan dengan penyelia mereka dapat menentukan
apakah mereka diberi pekerjaan yang menarik, apakah potensi
mereka diakui, dan apakah mereka mengambil lebih banyak
tanggung jawab.

Terlepas dari keterbatasannya, teori ini dapat menjadi bantuan yang


berharga bagi para manajer karena menunjukkan bahwa
memperbaiki lingkungan di mana pekerjaan dilakukan hanya sejauh
ini dalam memotivasi karyawan. Tidak diragukan lagi, faktor
kontekstual penting karena ketidakhadirannya menyebabkan
ketidakpuasan. Namun, hanya berfokus pada faktor kebersihan tidak
akan cukup, dan manajer juga harus memperkaya pekerjaan dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk pekerjaan yang
menantang, tanggung jawab yang lebih besar, peluang kemajuan,
dan pekerjaan di mana bawahan mereka dapat merasa sukses.

4.1.5. Teori Kebutuhan (David McClelland)

Di antara pendekatan berbasis kebutuhan untuk motivasi, teori


kebutuhan yang diperoleh David McClelland adalah salah satu yang
mendapat dukungan terbesar. Menurut teori ini, individu
memperoleh tiga jenis kebutuhan sebagai hasil dari pengalaman
hidup mereka. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan berprestasi,
kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan kekuasaan. Semua individu
memiliki kombinasi dari kebutuhan ini, dan kebutuhan yang dominan
dianggap mendorong perilaku karyawan.

108
McClelland menggunakan metode unik yang disebut Tes Apersepsi
Tematik (TAT) untuk menilai kebutuhan yang dominan.

Metode ini memerlukan penyajian gambar yang ambigu kepada


subjek penelitian yang meminta mereka untuk menulis cerita
berdasarkan gambar tersebut. Lihatlah gambar berikut. Siapa orang
ini? Apa yang dia lakukan? Kenapa dia melakukannya? Kisah yang
Anda ceritakan tentang wanita dalam gambar tersebut kemudian
akan dianalisis oleh pakar terlatih. Idenya adalah bahwa cerita yang
ditimbulkan oleh foto tersebut akan mencerminkan bagaimana
pikiran bekerja dan apa yang memotivasi orang tersebut.

Jika cerita yang dibuat mengandung tema kesuksesan, memenuhi


tenggat waktu, atau memunculkan ide-ide cemerlang, Anda mungkin
sangat membutuhkan pencapaian. Mereka yang memiliki kebutuhan
berprestasi yang tinggi memiliki kebutuhan yang kuat untuk menjadi
sukses. Sebagai anak-anak, mereka mungkin dipuji atas kerja keras
mereka, yang menjadi fondasi kegigihan mereka. Mueller, C. M., &
Dweck, C. S. (1998). Pujian untuk kecerdasan dapat merusak motivasi
dan kinerja anak-anak. Sebagai orang dewasa, mereka disibukkan
dengan melakukan hal-hal yang lebih baik daripada yang mereka
lakukan di masa lalu. Orang-orang ini terus berusaha untuk
meningkatkan kinerja mereka. Mereka tanpa henti fokus pada
tujuan, terutama tujuan peregangan yang menantang di alam.
Penentu pilihan tingkat kesulitan tujuan: Tinjauan pengaruh
situasional dan kepribadian. Mereka sangat cocok untuk posisi
seperti penjualan, di mana ada tujuan yang jelas, umpan balik segera
tersedia, dan usaha mereka sering kali membawa kesuksesan.
Faktanya, mereka lebih tertarik pada organisasi yang berdasarkan
prestasi dan menghargai kinerja daripada senioritas. Mereka juga
melakukannya dengan sangat baik sebagai pengusaha, ilmuwan, dan
insinyur.
109
Apakah individu yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi
adalah manajer yang efektif? Karena keberhasilan mereka dalam
pekerjaan tingkat rendah di mana kontribusi individu mereka paling
penting, mereka yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi
sering dipromosikan ke posisi tingkat yang lebih tinggi.

Namun, kebutuhan berprestasi yang tinggi memiliki kelemahan yang


signifikan dalam posisi manajemen. Manajemen melibatkan
menyelesaikan pekerjaan dengan memotivasi orang lain. Ketika
seorang wiraniaga dipromosikan menjadi manajer penjualan,
deskripsi pekerjaannya berubah dari aktif menjual menjadi merekrut,
memotivasi, dan melatih wiraniaga. Mereka yang sangat
membutuhkan pencapaian mungkin memandang kegiatan
manajerial seperti melatih, berkomunikasi, dan bertemu dengan
bawahan sebagai pemborosan waktu dan mungkin mengabaikan
aspek-aspek pekerjaan mereka. Selain itu, mereka yang sangat
membutuhkan prestasi menikmati melakukan hal-hal sendiri dan
mungkin merasa sulit untuk mendelegasikan wewenang yang berarti
kepada bawahan mereka. Orang-orang ini sering mengatur secara
mikro, mengharapkan orang lain untuk mendekati tugas dengan cara
tertentu, dan mungkin menjadi bos yang sombong dengan
mengharapkan setiap orang menunjukkan dedikasi tingkat tinggi.

Jika cerita yang dibuat terkait dengan gambar yang dianalisis


mengandung unsur membuat rencana untuk bersama teman atau
keluarga, Anda mungkin memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi.
Individu yang memiliki kebutuhan berafiliasi yang tinggi ingin disukai
dan diterima oleh orang lain. Ketika diberi pilihan, mereka lebih suka
berinteraksi dengan orang lain dan berteman.

Motivasi afiliasi dan pengalaman sehari-hari: Beberapa isu tentang


perbedaan gender. Penekanan mereka pada hubungan interpersonal
110
yang harmonis dapat menjadi keuntungan dalam pekerjaan dan
pekerjaan yang membutuhkan interaksi interpersonal yang sering,
seperti pekerja sosial atau guru. Dalam posisi manajerial, kebutuhan
yang tinggi untuk berafiliasi dapat lagi merugikan karena individu ini
cenderung terlalu khawatir tentang bagaimana mereka dianggap
oleh orang lain. Mereka mungkin merasa sulit untuk melakukan
beberapa aspek pekerjaan manajer seperti memberikan umpan balik
kritis kepada karyawan atau mendisiplinkan karyawan yang
berkinerja buruk. Dengan demikian, lingkungan kerja dapat ditandai
dengan keadaan biasa-biasa saja dan bahkan dapat menyebabkan
karyawan berkinerja tinggi meninggalkan tim.

Terakhir, jika cerita mengandung unsur menyelesaikan pekerjaan


dengan memengaruhi orang lain atau ingin memberi pengaruh pada
organisasi, Anda mungkin memiliki kebutuhan yang tinggi akan
kekuasaan. Mereka yang memiliki kebutuhan tinggi akan kekuasaan
ingin mempengaruhi orang lain dan mengendalikan lingkungannya.
Kebutuhan akan kekuasaan sebenarnya bisa menjadi elemen
destruktif dalam hubungan dengan rekan kerja jika berbentuk
pencarian dan penggunaan kekuasaan untuk kebaikan dan prestise
diri sendiri. Namun, ketika itu memanifestasikan dirinya dalam
bentuk yang lebih altruistik seperti mengubah cara sesuatu dilakukan
sehingga lingkungan kerja lebih positif, atau menegosiasikan lebih
banyak sumber daya untuk departemen seseorang, itu cenderung
mengarah pada hasil yang positif. Faktanya, kebutuhan akan
kekuasaan dipandang sebagai ciri penting untuk efektivitas dalam
posisi manajerial dan kepemimpinan.

Teori McClelland tentang kebutuhan yang diperoleh memiliki


implikasi penting bagi motivasi karyawan. Manajer perlu memahami
kebutuhan dominan karyawan mereka untuk dapat memotivasi
mereka. Sementara orang-orang yang memiliki kebutuhan yang
111
tinggi untuk berprestasi dapat menanggapi tujuan, mereka yang
memiliki kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan mungkin berusaha
untuk mendapatkan pengaruh atas orang-orang yang bekerja
dengan mereka, dan individu yang memiliki kebutuhan yang tinggi
untuk berafiliasi mungkin termotivasi untuk mendapatkan
persetujuan dari rekan-rekan mereka. dan pengawas. Terakhir,
mereka yang memiliki dorongan tinggi untuk sukses mungkin
mengalami kesulitan dalam posisi manajerial, dan membuat mereka
sadar akan perangkap umum dapat meningkatkan keefektifan
mereka.

4.1.6. Teori Harapan

Menurut teori harapan, motivasi individu untuk mengerahkan usaha


lebih atau kurang ditentukan oleh perhitungan rasional di mana
individu mengevaluasi situasi mereka. Menurut teori ini, individu
bertanya pada diri sendiri tiga pertanyaan.

Gambar 3. 4. Teori Harapan

Sources: Based on Porter, L. W., & Lawler, E. E. (1968). Managerial attitudes


and performance. Homewood, IL: Irwin; Vroom, V. H. (1964). Work and
motivation. New York: Wiley.

112
✓ Pertanyaan pertama adalah apakah orang tersebut percaya
bahwa upaya tingkat tinggi akan mengarah pada hasil yang
diinginkan, seperti kinerja atau kesuksesan. Persepsi ini diberi
label harapan. Misalnya, apakah yakin bahwa upaya yang
dilakukan di kelas terkait dengan kinerja yang baik di kelas
tersebut? Jika melakukannya, kemungkinan besar akan
berusaha.

✓ Pertanyaan kedua adalah sejauh mana orang tersebut


percaya bahwa kinerja terkait dengan hasil selanjutnya,
seperti penghargaan. Persepsi ini diberi label
instrumentalitas. Misalnya, apakah percaya bahwa
mendapatkan nilai bagus di kelas berhubungan dengan
penghargaan seperti mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,
atau mendapatkan persetujuan dari instruktur, atau dari
teman atau orang tua? Jika melakukannya, kemungkinan
besar Anda akan berusaha.

✓ Terakhir, individu juga memperhatikan nilai imbalan yang


menunggu mereka sebagai hasil kinerja. Kepuasan yang
diantisipasi yang akan dihasilkan dari suatu hasil diberi label
valensi. Misalnya, apakah menghargai mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, atau mendapatkan persetujuan
dari instruktur, teman, atau orang tua? Jika hasil ini
diinginkan, harapan dan sarana tinggi, dan lebih cenderung
berusaha.

Teori harapan adalah teori yang diterima dengan baik yang telah
mendapat banyak perhatian penelitian. Perhatikan contoh berikut:
Anggaplah sedang bekerja di kios konsesi sebuah bioskop. Anda telah
menjual rata-rata 100 kombo popcorn dan minuman ringan sehari.
Sekarang manajer meminta untuk meningkatkan jumlah ini menjadi
113
300 kombo sehari. Apakah akan termotivasi untuk mencoba
meningkatkan jumlahnya? Inilah yang mungkin dipikirkan:

1) Harapan: Bisakah saya melakukannya? Jika saya berusaha


lebih keras, dapatkah saya benar-benar mencapai angka ini?
Apakah ada hubungan antara seberapa keras saya berusaha
dan apakah saya mencapai tujuan ini atau tidak? Jika Anda
merasa dapat mencapai angka ini jika Anda mencoba, Anda
memiliki harapan yang tinggi.
2) Instrumentalitas: Apa untungnya bagi saya? Apa yang akan
terjadi jika saya mencapai 300? Apa hasil yang akan
mengikuti? Apakah mereka akan memberi saya kenaikan gaji
2%? Apakah saya akan dinobatkan sebagai penjual bulan ini?
Apakah saya akan menerima pujian verbal dari manajer saya?
Jika Anda yakin bahwa kinerja yang baik terkait dengan hasil
tertentu, instrumentalitasnya tinggi.
3) Valensi: Bagaimana perasaan saya tentang hasil yang
dipermasalahkan? Apakah saya merasa bahwa kenaikan gaji
2% diinginkan? Apakah menurut saya menjadi penjual bulan
ini menarik? Apakah menurut saya dipuji oleh manajer saya
diinginkan? Jika jawaban adalah ya, valensinya positif.
Sebaliknya, jika menemukan hasil yang tidak diinginkan (Anda
pasti tidak ingin dinobatkan sebagai penjual bulan ini karena
teman akan mengolok-olok), valensi negatif.

Jika jawaban untuk ketiga pertanyaan tersebut adalah afirmatif,


Anda merasa bahwa dapat melakukannya dan mendapatkan hasil.
Jika menghargai imbalannya, akan lebih termotivasi untuk berusaha
lebih keras untuk menjual lebih banyak kombo.

Sebagai seorang manajer, bagaimana dapat memotivasi karyawan?


Faktanya, manajer dapat mempengaruhi ketiga persepsi tersebut.
114
4.1.6.1. Tiga Persepsi Manajer

a. Mempengaruhi Persepsi Harapan


Karyawan mungkin tidak percaya bahwa upaya mereka
menghasilkan kinerja tinggi karena berbagai alasan. Pertama,
mereka mungkin tidak memiliki keterampilan, pengetahuan, atau
kemampuan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan sukses.
Jawaban untuk masalah ini mungkin dengan melatih karyawan atau
mempekerjakan orang yang memenuhi syarat untuk pekerjaan
tersebut. Kedua, rendahnya tingkat harapan mungkin karena
karyawan mungkin merasa bahwa sesuatu selain usaha memprediksi
kinerja, seperti perilaku politik dari karyawan. Jika karyawan percaya
bahwa lingkungan kerja tidak kondusif untuk bekerja dengan baik
(sumber daya kurang atau peran tidak jelas), harapan juga akan
berkurang. Oleh karena itu, membuka jalan menuju kinerja dan
menciptakan lingkungan di mana karyawan tidak merasa dibatasi
akan sangat membantu. Akhirnya, beberapa karyawan mungkin
merasakan sedikit hubungan antara usaha mereka dan tingkat
kinerja karena mereka memiliki locus of control eksternal, harga diri
yang rendah, atau ciri-ciri kepribadian lain yang mengkondisikan
mereka untuk percaya bahwa usaha mereka tidak akan membuat
perbedaan. Dalam kasus seperti itu, memberikan umpan balik dan
dorongan positif dapat membantu memotivasi karyawan.

b. Mempengaruhi Persepsi Instrumentalitas


Menunjukkan kepada karyawan bahwa kinerja mereka dihargai akan
meningkatkan persepsi instrumentalitas. Oleh karena itu, langkah
pertama dalam mempengaruhi instrumentalitas adalah
menghubungkan gaji dan penghargaan lainnya dengan kinerja
menggunakan bonus, sistem penghargaan, dan pembayaran jasa.
Namun, ini tidak selalu cukup, karena orang mungkin tidak
115
menyadari beberapa penghargaan yang menunggu karyawan
berkinerja tinggi. Mempublikasikan kontes atau program
penghargaan apa pun diperlukan untuk membawa penghargaan
kepada kesadaran karyawan. Penting juga untuk menyoroti bahwa
kinerja, bukan hal lain, yang dihargai. Misalnya, jika sebuah
perusahaan memiliki penghargaan karyawan bulan ini yang dirotasi
di antara karyawan, karyawan tidak mungkin percaya bahwa kinerja
sedang dihargai. Jenis sistem penghargaan yang tidak pantas ini
sebenarnya dapat menghambat motivasi karyawan berkinerja
tertinggi dengan mengikis sarana.

c. Valensi yang Mempengaruhi


Karyawan lebih mungkin termotivasi jika mereka menganggap
imbalannya menarik. Proses ini melibatkan manajer untuk
menemukan apa yang dihargai karyawan mereka. Imbalan yang
diinginkan cenderung adil dan memenuhi kebutuhan karyawan yang
berbeda-beda. Memastikan valensi tinggi melibatkan mengenal
karyawan perusahaan. Berbicara dengan karyawan dan mensurvei
mereka tentang penghargaan apa yang menurut mereka berharga
adalah beberapa metode untuk mendapatkan pemahaman.
Terakhir, memberi karyawan pilihan di antara berbagai penghargaan
mungkin merupakan ide bagus untuk meningkatkan valensi.

4.1.7. Teori Penguatan

Teori penguatan didasarkan pada karya Ivan Pavlov tentang


pengondisian perilaku dan karya selanjutnya dari B. F. Skinner
tentang pengkondisian operan. Skinner, B. F. (1953). Menurut teori
penguatan, perilaku adalah fungsi dari hasilnya. Bayangkan meskipun
tidak ada yang meminta untuk tetap lembur dan menyusun laporan.
Ketika manajer mengetahuinya, dia sangat gembira dan mengajak
makan siang dan berterima kasih dengan tulus. Konsekuensi setelah
116
perbuatan baik menguntungkan, dan karena itu cenderung
menunjukkan perilaku serupa di masa depan. Dengan kata lain,
inisiatif diperkuat. Sebaliknya, jika manajer tidak mengatakan apa-
apa tentang hal itu dan semua orang mengabaikan pengorbanan
yang dibuat, kemungkinan kecil akan menunjukkan perilaku serupa
di masa mendatang.

Penguatan teori didasarkan pada ide sederhana yang dapat dilihat


sebagai akal sehat. Sejak bayi kita belajar melalui penguatan. Jika
telah mengamati seorang anak kecil menemukan lingkungan, akan
melihat teori penguatan beraksi. Ketika anak menemukan
memanipulasi keran menyebabkan air keluar dan menemukan hasil
ini menyenangkan, dia lebih cenderung mengulangi perilaku
tersebut. Jika tangannya terbakar saat bermain air panas,
kemungkinan besar anak tersebut akan menjauhi keran di kemudian
hari.

Terlepas dari kesederhanaan penguatan, berapa kali melihat perilaku


positif diabaikan, atau lebih buruk lagi, perilaku negatif dihargai? Di
banyak organisasi, ini adalah skenario yang umum. Orang-orang
melampaui panggilan tugas, namun tindakan mereka diabaikan atau
dikritik. Orang dengan kebiasaan mengganggu mungkin tidak
menerima hukuman karena manajer takut dengan reaksi yang akan
diberikan orang tersebut saat dikonfrontasi. Karyawan yang
bermasalah bahkan bisa mendapatkan reward seperti promosi
sehingga akan dipindahkan ke lokasi yang berbeda dan menjadi
masalah orang lain. Selain itu, adalah umum bagi orang untuk diberi
penghargaan atas perilaku yang salah. Steven Kerr menyebut
fenomena ini sebagai "kebodohan memberi penghargaan kepada A
sambil mengharapkan B." Kerr, S. (1995). Pada kebodohan memberi
penghargaan kepada A sambil berharap untuk B. Misalnya, sebuah
perusahaan dapat membuat pernyataan publik tentang pentingnya
117
kualitas. Namun, jika mereka memilih untuk menghargai pengiriman
tepat waktu terlepas dari jumlah cacat yang terkandung dalam
pengiriman, karyawan lebih cenderung mengabaikan kualitas dan
fokus untuk mempercepat proses pengiriman. Karena orang belajar
mengulangi perilaku mereka berdasarkan konsekuensi mengikuti
aktivitas mereka sebelumnya, manajer perlu memeriksa secara
sistematis konsekuensi dari perilaku karyawan dan melakukan
intervensi bila diperlukan.

4.1.7.1. Intervensi Penguatan

Teori penguatan menjelaskan empat intervensi untuk mengubah


perilaku karyawan. Dua di antaranya adalah metode untuk
meningkatkan frekuensi perilaku yang diinginkan, sedangkan dua
lainnya adalah metode untuk mengurangi frekuensi perilaku yang
tidak diinginkan.
Teori penguatan ini mengabaikan keadaan internal individu, yaitu
perasaan dan dorongan batin individu. Teori ini berfokus sepenuhnya
pada apa yang terjadi pada individu ketika dia melakukan suatu
tindakan.

Gambar 3.5. Teori Penguatan

118
Teori ini adalah alat yang ampuh untuk menganalisis mekanisme
kontrol untuk perilaku individu. Teori ini tidak fokus pada penyebab
perilaku individu.

Penguatan positif adalah metode untuk meningkatkan perilaku yang


diinginkan. Beatty, R. W., & Schneier, C. E. (1975). Kasus untuk
penguatan positif. Penguatan positif melibatkan memastikan bahwa
perilaku bertemu dengan konsekuensi positif. Misalnya, memuji
seorang karyawan karena memperlakukan pelanggan dengan
hormat adalah contoh penguatan positif. Jika pujian segera
mengikuti perilaku positif, karyawan akan melihat hubungan antara
perilaku dan konsekuensi positif dan akan termotivasi untuk
mengulangi perilaku serupa.

Penguatan negatif juga digunakan untuk meningkatkan perilaku yang


diinginkan. Penguatan negatif melibatkan penghilangan hasil yang
tidak menyenangkan setelah perilaku yang diinginkan ditunjukkan.
Mengomel seorang karyawan untuk menyelesaikan laporan adalah
contoh penguatan negatif. Stimulus negatif di lingkungan akan tetap
ada sampai perilaku positif ditunjukkan. Masalah dengan penguatan
negatif adalah bahwa stimulus negatif dapat menyebabkan perilaku
yang tidak terduga dan mungkin gagal untuk merangsang perilaku
yang diinginkan. Misalnya, orang tersebut mungkin mulai
menghindari manajer untuk menghindari omelan.

Kepunahan digunakan untuk mengurangi frekuensi perilaku negatif.


Kepunahan adalah penghapusan imbalan setelah perilaku negatif.
Kadang-kadang, perilaku negatif ditunjukkan karena mereka diberi
hadiah secara tidak sengaja. Misalnya, telah ditunjukkan bahwa
ketika orang diberi penghargaan atas perilaku tidak etis mereka,
119
mereka cenderung menunjukkan tingkat perilaku tidak etis yang
lebih tinggi. Harvey, H.W., & Sims, H.P. (1978). Dengan demikian,
ketika penghargaan yang mengikuti perilaku yang tidak diinginkan
dihilangkan, frekuensi perilaku negatif di masa depan dapat
dikurangi. Misalnya, jika seorang rekan kerja meneruskan pesan
email yang tidak diinginkan yang berisi lelucon, mengomentari dan
menertawakan lelucon tersebut dapat mendorong orang tersebut
untuk terus meneruskan pesan tersebut. Mengabaikan pesan
semacam itu sepenuhnya dapat mengurangi frekuensinya.

Hukuman adalah metode lain untuk mengurangi frekuensi perilaku


yang tidak diinginkan. Hukuman melibatkan penyajian konsekuensi
negatif mengikuti perilaku yang tidak diinginkan. Memberi
peringatan kepada karyawan karena terus-menerus terlambat
bekerja adalah contoh hukuman.

4.2. PELATIHAN

1) Diskusikan bagaimana dinamika kelompok memengaruhi


hasil perilaku. Apakah ini benar dari pengalaman Anda?
Bagaimana?
2) Teori motivasi manakah yang lebih dapat diterapkan di
tempat kerja? Mengapa?

Dilema Etis

Perusahaan tertarik untuk memotivasi karyawan: Bekerja keras,


produktif, berperilaku etis dan tetap sehat. Biaya perawatan
kesehatan meningkat, dan pengusaha menemukan bahwa kebiasaan
tidak sehat seperti merokok atau kelebihan berat badan merugikan
perusahaan.
120
Perusahaan Anda prihatin dengan meningkatnya biaya perawatan
kesehatan dan memutuskan untuk memotivasi karyawan agar
mengadopsi kebiasaan sehat. Oleh karena itu, karyawan diberi waktu
satu tahun untuk berhenti merokok. Jika mereka tidak berhenti saat
itu, mereka akan kehilangan pekerjaan. Karyawan baru akan
diberikan tes nikotin, dan perusahaan akan menghindari perekrutan
perokok baru di masa mendatang. Perusahaan juga ingin mendorong
karyawan untuk tetap sehat. Untuk tujuan ini, karyawan akan
mendapatkan insentif uang tunai untuk menurunkan berat badan.
Jika mereka tidak memenuhi standar berat badan, kolesterol, dan
tekanan darah yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, mereka akan
dikenakan biaya tambahan untuk asuransi kesehatan.

Apakah rencana ini etis? Mengapa atau mengapa tidak? Dapatkah


Anda memikirkan cara alternatif untuk memotivasi karyawan agar
mengadopsi kebiasaan sehat?

121
BAB 4
Teori Modern Komunikasi
Organisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Bedakan di antara empat pendekatan untuk berteori tentang


organisasi: postpositif, interpretatif, kritis, dan postmodern.
b. Memahami bagaimana pendekatan ini didorong oleh tiga
keputusan: tentang ontologi (bagaimana sesuatu ada),
epistemologi (bagaimana sesuatu diketahui), dan aksiologi
(apa yang perlu diketahui).

4.1. PENGANTAR

Dalam bab ini, akan memperluas pandangan tentang "organisasi"


dan "komunikasi". Pembaca dapat lebih memahami realitas
kehidupan sehari-hari di tempat kerja yang seringkali
membingungkan dan berantakan.
Teori komunikasi organisasi modern didorong oleh pengakuan
bahwa "kehidupan nyata" di tempat kerja jarang sesuai dengan cita-
cita seperti hierarki yang beroperasi dengan lancar dan pesan yang
ditransmisikan dengan jelas.
Misalnya, pernahkah atasan membentak bawahannya? Perilaku
irasional bisa sulit untuk disesuaikan dengan teori klasik tentang
organisasi dan komunikasi. Meskipun sebuah pesan jelas dikirim dari
sumber (bos Anda) ke penerima (Anda), penghinaan menghasilkan
stimulasi mental yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan
dan, pada kenyataannya, menimbulkan ketidakakuratan yang
122
kemungkinan besar akan menyebabkan salah menafsirkan pesan
tersebut.
Dalam bab ini, akan memperluas pandangan tentang organisasi dan
komunikasi dengan cara yang memungkinkan mempertimbangkan
beberapa perspektif baru:

✓ Apakah atasan berteriak untuk menegaskan kekuasaan atas


bawahannya?
✓ Apakah penegasan kekuasaan ini berakar pada prasangka
sejarah atau pada sikap yang berlaku di masyarakat sekitar?
✓ Apakah agresi terkait dengan sifat pengorganisasian itu
sendiri? Atau
✓ apakah agresi berakar pada budaya organisasi khusus, pola
yang telah ditetapkan oleh karyawan dulu dan sekarang,
sehingga berteriak adalah cara orang "memahami"
lingkungan kerja yang sangat kompetitif?

Belajar tentang teori komunikasi organisasi modern akan membantu


kita mengeksplorasi pertanyaan semacam itu. Namun, sebelum
menjelaskan teori-teori ini, pertama-tama kita harus meninjau
kembali asumsi-asumsi yang telah kita bangun di bab-bab
sebelumnya. Hal ini karena teori modern sering didasarkan pada
asumsi yang berbeda tentang sifat organisasi dan komunikasi
daripada teori klasik.

Ada beberapa ciri teori modern yang membuatnya berbeda dari


kumpulan teori organisasi lainnya, yaitu:

1. Teori modern menganggap organisasi sebagai sistem


terbuka. Ini berarti suatu organisasi secara konsisten
berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga dapat bertahan
dan tumbuh di pasar. Karena, organisasi mengadopsi sistem
123
terbuka beberapa elemen seperti input, transformasi, proses,
output, umpan balik dan lingkungan ada. Dengan demikian,
teori ini berbeda dengan teori klasik dimana organisasi
dianggap sebagai sistem tertutup.
2. Karena organisasi diperlakukan sebagai sistem terbuka, yang
kelangsungan hidup dan pertumbuhannya ditentukan oleh
perubahan lingkungan, maka organisasi dikatakan bersifat
adaptif, yaitu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
3. Teori modern menganggap organisasi sebagai suatu sistem
yang dinamis.
4. Teori modern bersifat probabilistik dan tidak deterministik.
Model deterministik adalah model yang hasilnya telah
ditentukan sebelumnya dan sedangkan hasil model
probabilistik tidak pasti dan bergantung pada peluang
kejadian.
5. Teori ini mencakup aspek multilevel dan multidimensi
organisasi. Ini berarti mencakup lingkungan mikro dan makro
organisasi. Lingkungan makro bersifat eksternal bagi
organisasi, sedangkan lingkungan mikro bersifat internal bagi
organisasi.
6. Teori modern adalah multi-variabel, yang berarti ia
mempertimbangkan banyak variabel secara bersamaan. Ini
menunjukkan bahwa sebab dan akibat bukanlah fenomena
sederhana. Sebaliknya, peristiwa tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa variabel yang dapat saling terkait atau saling
bergantung.

Para ilmuwan dari berbagai bidang telah memberikan kontribusi


besar pada teori modern. Mereka menekankan pentingnya
komunikasi dan integrasi kepentingan individu dan organisasi
sebagai prasyarat untuk kelancaran fungsi organisasi.
124
4.2. TEORI KOMUNIKASI MODERN

Asumsi bahwa sebuah organisasi adalah objek dengan eksistensi


independen—artinya, ia memiliki realitas "objektif" dan bukan
"subyektif"—merupakan karakteristik tradisi postpositif (terkadang
disebut positivis atau fungsionalis) dalam ilmu komunikasi organisasi.
Di bawah ini akan meninjau perspektif postpositif dan kemudian,
sebagai alternatif, memperkenalkan perspektif interpretatif, kritis,
dan postmodern pada organisasi. Setiap pendekatan tentang
bagaimana kita memahami organisasi melibatkan asumsi yang
berbeda. Bagi ahli teori, asumsi mereka menyiratkan tiga keputusan:
Ontologi, Epistemologi, Dan Aksiologi.

1. Ontologi
Ontologi adalah bagaimana kami berpikir tentang sifat keberadaan.
Apakah kita menganggap sebuah organisasi memiliki keberadaannya
sendiri dan perilakunya sendiri yang berlanjut secara independen
dari berbagai manajer dan karyawan yang datang dan pergi dari
waktu ke waktu? Atau apakah kita percaya individu-individu ini
menciptakan dan terus-menerus menciptakan kembali organisasi
dan karenanya mendorong perilakunya? Atau apakah konsep kita
tentang organisasi, dan ekspektasi kita terhadap bentuk yang harus
diambil dan apa yang harus dilakukan, ditentukan oleh kekuatan
sejarah dan budaya yang lebih besar?

2. Epistemologi
Epistemologi adalah filosofi kami tentang bagaimana sesuatu
diketahui. Apakah kita percaya bahwa pengetahuan tentang
organisasi diperoleh dengan mengamati tindakan kolektif dan
mengukur perilaku agregat? Atau dengan mendengarkan anggota
individu dari suatu organisasi dan menafsirkan kehidupan organisasi
menurut istilah mereka? Atau dengan menelusuri kekuatan sejarah
125
dan budaya yang telah membentuk ekspektasi orang akan seperti
apa seharusnya sebuah organisasi dan peran yang harus dimainkan
oleh manajer dan karyawan?

3. Aksiologi
Aksiologi kami adalah apa yang kami yakini layak untuk diketahui,
sebuah keputusan yang melibatkan pertimbangan nilai. Banyak
ilmuwan sosial percaya bahwa hanya bukti empiris, atau apa yang
dapat diamati dan diukur secara langsung dan tidak memihak, yang
perlu diketahui. Yang lain bertanya apakah penelitian apa pun benar-
benar netral nilai atau dapat didasarkan pada "fakta saja". Bukankah
pilihan metode penelitian mempengaruhi apa yang ditemukan?
Memang, bukankah keputusan untuk menerima hanya apa yang
dapat diukur dengan sendirinya merupakan penilaian nilai?
Selanjutnya, di mana beberapa peneliti mengukur respons agregat,
yang lain berusaha untuk mendengar anggota organisasi dengan
istilah mereka sendiri sambil memberikan suara kepada yang tidak
berdaya dan dengan demikian mempengaruhi perubahan sosial.

4.1.1. Empat Pertanyaan Organisasi


Apa yang sekarang disebut pendekatan postpositive (atau kadang
positivis atau fungsionalis) mendominasi studi organisasi sepanjang
tahun 1970-an. Redding, C., & Tompkins, P. (1988). Komunikasi
organisasi—Bentuk masa lalu dan masa depan. Dalam G. Goldhaber
& G. Barnett (Eds.), Handbook of organization communication (pp. 5-
34). Norwood, NJ: Ablex. Sebagian besar sarjana di lapangan
menerima begitu saja bahwa organisasi dapat, dan harus, dipelajari
melalui metode ilmiah. Kemudian pada tahun 1979, Gibson Burrell
dan Gareth Morgan menerbitkan sebuah karya berpengaruh yang
mengusulkan paradigma baru untuk studi organisasi. Burrell, G., &
Morgan, G. (1979). Paradigma sosiologis dan analisis organisasi.

126
London: Heinemann. Mereka memulai dengan empat pertanyaan
dasar tentang asumsi ilmu sosial:

✓ Apakah realitas sosial, seperti organisasi, memiliki


keberadaan objektif atau subjektif; yaitu, apakah mereka ada
dengan sendirinya atau hanya ada di pikiran orang?
✓ Bisakah seseorang memahami realitas sosial ini melalui
pengamatan atau harus dialami langsung?
✓ Apakah pengetahuan paling baik diperoleh dengan metode
ilmiah atau dengan berpartisipasi dalam realitas sosial dari
dalam?
✓ Apakah orang memiliki kehendak bebas atau mereka
ditentukan oleh lingkungan mereka?

Positivisme adalah pendekatan yang memandang dunia sebagai ‘di


luar sana’ yang menunggu diamati dan dianalisis oleh peneliti. Teori-
teori yang dibangun di atas positivisme melihat dunia 'sebagaimana
adanya' dan mendasarkan asumsi mereka pada analisis elemen fisik
seperti negara dan organisasi internasional, yang dapat mereka
pertanggungjawabkan dan anggap sebagai nilai. Oleh karena itu,
positivisme didasarkan pada studi fakta dan pengumpulan bukti fisik.
Ini terkait dengan pandangan ilmiah tentang alam sebagai salah satu
yang beroperasi melalui hukum (seperti gravitasi) yang dapat
diungkapkan dengan studi dan observasi yang cermat. Positivis
menegaskan bahwa hukum yang setara dapat diungkapkan tentang
dunia sosial.

Postpositivisme menolak pendekatan positivis bahwa seorang


peneliti dapat menjadi pengamat independen dari dunia sosial.
Postpositivis berpendapat bahwa ide-ide, dan bahkan identitas
tertentu, seorang peneliti mempengaruhi apa yang mereka amati
dan karena itu berdampak pada apa yang mereka simpulkan.
127
Postpositivisme mengejar jawaban objektif dengan mencoba
mengenali, dan bekerja dengan, bias semacam itu dengan teori dan
pengetahuan yang dikembangkan oleh para ahli teori.
Mengingat konsep organisasi ini, kita dapat melihat bagaimana
postpositivisme cocok dengan ontologinya yang khas (keyakinannya
tentang bagaimana sesuatu ada), epistemologi (keyakinannya
tentang bagaimana hal-hal diketahui), dan aksiologi (keyakinannya
tentang apa yang layak diketahui). Karena organisasi memiliki
realitas independen, keharusannya—untuk bertahan hidup, untuk
mendapatkan hasil terbaik—mendorong apa yang dilakukan orang
(bukan sebaliknya). Dan karena pola pikir individu pada akhirnya
tidak penting, maka peneliti belajar tentang organisasi dengan
mengamati perilaku agregatnya.

Interpretivisme (kadang-kadang disebut 'anti-positivisme')


melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa objektivitas itu
tidak mungkin. Sebagai sebuah pendekatan, hal ini mengarahkan
peneliti untuk fokus pada perolehan pengetahuan subjektif melalui
pendekatan di mana individu, atau kelompok yang lebih kecil,
dianalisis secara mendalam melalui observasi dan diskusi yang
mendetail. Ini memanfaatkan kerangka 'analisis kualitatif' yang lebih
luas di mana kumpulan data yang lebih dalam dicari dari sejumlah
kecil peserta – seperti melalui wawancara mendetail. Ini adalah
pendekatan yang berbeda untuk mengumpulkan data daripada
'analisis kuantitatif' yang cenderung lebih positivis di mana kumpulan
data yang lebih besar dicari untuk mendapatkan wawasan yang lebih
luas – seperti jajak pendapat dari ratusan atau ribuan orang yang
mengajukan sejumlah kecil pertanyaan kepada mereka hanya
dengan ya/tidak/mungkin -jenis opsi untuk jawaban.

128
Postmodern Approach
Postmodernisme adalah gerakan filosofis yang memengaruhi seni
dan pemikiran kritis sepanjang paruh kedua abad ke-20. Karya-karya
dalam Postmodernisme cenderung memiliki sikap penolakan atau
ironi terhadap narasi-narasi yang lazim diterima.

Postmodernisme biasanya mengkritisi keyakinan yang telah lama


dianut tentang realitas objektif, sistem nilai, sifat manusia, dan
kemajuan sosial, antara lain. Di sinema, Postmodernisme membawa
jenis film yang lebih gelap yang memandang dunia dengan sedikit
ironi yang terpisah. Film postmodern bertujuan untuk
menumbangkan ekspektasi yang sangat dihargai, yang dapat berupa
pencampuran genre atau mengotak-atik sifat naratif sebuah film.

Misalnya, Fiksi Pulp adalah film Postmodern karena caranya


menceritakan kisah yang tidak biasa, meningkatkan ekspektasi kita
akan struktur film. Secara alami, sinema Postmodern lebih kompleks
daripada memiliki cerita non-linier, dan kita akan membahasnya
sebentar lagi.

4.3. PERTANYAAN

1. Pikirkan perguruan tinggi atau universitas. Kemudian


bayangkan seorang calon siswa bertanya kepada Anda,
“Bagaimana cara terbaik untuk mengetahui seperti apa
sekolah Anda sebenarnya?” Apakah Anda menyarankan
prospek untuk melakukan survei terhadap siswa saat ini, atau
menghabiskan waktu tinggal di kampus dan berpartisipasi
dalam kegiatan sekolah? Apa alasan saran Anda? Dapatkah
Anda membayangkan bagaimana kombinasi dari kedua
metode tersebut dapat bermanfaat? Jelaskan

129
2. Kami menjelaskan di atas bagaimana sebagian besar siswa
pergi ke perguruan tinggi untuk "menghasilkan lebih banyak
uang," menerima begitu saja bahwa pendidikan tinggi adalah
tentang menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Dapatkah Anda memikirkan cara lain yang dunia korporat
telah memengaruhi mahasiswa sehingga Anda dapat berpikir
dengan cara yang melayani kepentingan korporat? Mengapa
pikiran-pikiran ini tampak wajar bagi Anda, sehingga Anda
tidak mempertanyakannya?
3. Pendekatan mana untuk membuat teori komunikasi
organisasi—postpositive, interpretive, critical, atau
postmodern—yang paling masuk akal bagi Anda? Mengapa?
Jelaskan jawabanmu

130
BAB 5
Model Komunikasi Organisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui tiga model komunikasi


2. Menjelaskan model linear
3. Menjelaskan model interaksional
4. Menjelaskan model transakisional

5.1. PENGANTAR

Menurut Denis McQuail, "model adalah representasi selektif dalam


bentuk verbal atau diagram dari beberapa aspek proses dinamis
komunikasi massa."
Dengan kata lain, model komunikasi memberi kita representasi visual
dari berbagai aspek situasi komunikasi. Tidak mudah untuk
menentukan di mana suatu percakapan dimulai dan diakhiri, karena
komunikasi adalah proses yang kompleks.
Beberapa model lebih rinci daripada yang lain, tetapi bahkan yang
paling rumit pun tidak dapat dengan sempurna mewakili apa yang
terjadi dalam pertemuan komunikasi. Komunikasi adalah proses
yang kompleks, dan sulit untuk menentukan di mana atau dengan
siapa pertemuan komunikasi dimulai dan diakhiri.
Model komunikasi menyederhanakan proses dengan menyediakan
representasi visual dari berbagai aspek pertemuan komunikasi.
Beberapa model menjelaskan komunikasi secara lebih rinci daripada
yang lain, tetapi bahkan model yang paling rumit pun masih tidak
menciptakan kembali apa yang kita alami bahkan dalam momen
131
perjumpaan komunikasi. Model masih melayani tujuan yang
berharga bagi siswa komunikasi karena memungkinkan kita untuk
melihat konsep dan langkah spesifik dalam proses komunikasi,
mendefinisikan komunikasi, dan menerapkan konsep komunikasi.
Ketika menyadari bagaimana fungsi komunikasi, dapat berpikir lebih
sengaja melalui pertemuan komunikasi, yang dapat membantu
mempersiapkan komunikasi di masa depan dengan lebih baik dan
belajar dari komunikasi sebelumnya.

Tiga model komunikasi yang akan dibahas adalah model transmisi,


interaksi, dan transaksi.

Meskipun model komunikasi berbeda tetapi mengandung beberapa


elemen yang sama. Dua model pertama yang akan dibahas meliputi
model transmisi dan model interaksi, meliputi bagian-bagian berikut:
partisipan, pesan, encoding, decoding, dan saluran. Dalam model
komunikasi, partisipan adalah pengirim dan/atau penerima pesan
dalam pertemuan komunikasi.
Pesan adalah konten verbal atau nonverbal yang disampaikan dari
pengirim ke penerima. Misalnya, mengatakan "Halo!" kepada teman,
kemudian mengirimkan pesan ucapan yang akan diterima oleh
temannya.

Proses kognitif internal yang memungkinkan partisipan mengirim,


menerima, dan memahami pesan adalah proses encoding dan
decoding. Encoding adalah proses mengubah pikiran menjadi
komunikasi. Seperti yang akan kita pelajari nanti, tingkat pemikiran
sadar yang digunakan untuk menyandikan pesan bervariasi.
Decoding adalah proses mengubah komunikasi menjadi pemikiran.
Misalnya, kita lapar dan menyandikan pesan berikut untuk dikirim ke
teman sekamar Anda: “Saya lapar. Apakah ingin mendapatkan pizza
malam ini? Saat teman sekamar menerima pesan tersebut, mereka
132
memecahkan kode komunikasi dan mengubahnya kembali menjadi
pemikiran untuk membuat makna darinya. Tentu saja, tidak hanya
berkomunikasi secara lisan tetapi memiliki berbagai pilihan, atau
saluran komunikasi. Pesan yang dikodekan dikirim melalui saluran,
atau rute sensorik di mana pesan berjalan, ke penerima untuk
decoding. Meskipun komunikasi dapat dikirim dan diterima
menggunakan rute sensorik apa pun (penglihatan, penciuman,
sentuhan, rasa, atau suara), sebagian besar komunikasi terjadi
melalui saluran visual (penglihatan) dan/atau pendengaran (suara).
Jika teman sekamar memakai headphone dan asyik bermain video
game, mungkin perlu menarik perhatian mereka dengan
melambaikan tangan sebelum dapat bertanya tentang makan
malam.

5.2. BAGAIMANA KOMUNIKASI BEKERJA: TIGA MODEL

Tiga model komunikasi meliputi linear, interaksional, dan


transaksional dapat diwakili oleh tiga grafik pada Gambar 5.1

Gambar 5.1. Tiga Konsep Komunikasi

"Tiga Konsep Komunikasi" di bawah ini. Model linier berasal dari


tahun 1940-an, model interaksional pada tahun 1950-an, dan model
transaksional pada tahun 1970-an. Bahwa model komunikasi linier
133
asli tetap berpengaruh dibuktikan dengan dimasukkannya dalam
begitu banyak buku teks pengantar termasuk yang ini. Tetapi para
ahli teori telah lama mencatat keterbatasannya: asumsi bahwa
pendengar itu pasif, hanya satu pesan yang dikirimkan pada satu
waktu, bahwa komunikasi memiliki awal dan akhir. Faktanya, sebuah
sumber dapat mengirimkan pesan yang membingungkan atau tidak
masuk akal, daripada pesan yang bermakna, dan model linier akan
bekerja dengan baik; tidak ada ketentuan untuk mengukur apakah
suatu pesan telah dipahami oleh penerimanya. Konteks situasi
komunikasi juga tidak diperhitungkan. Namun demikian, model linier
memperkenalkan konsep dan istilah yang berguna yang menjadi
dasar untuk memahami, seperti yang akan kita lihat nanti, model
komunikasi interaksional dan transaksional.

Ada 8 model utama komunikasi, dapat dibagi menjadi 3 kategori:

i. Model linier — Hanya melihat komunikasi satu arah. Model


komunikasi linier yang paling menonjol adalah:
• model komunikasi Aristoteles
• model Laswell
• Model Shannon-Weaver
• Model S-M-C-R Berlo

ii. Model interaktif — Mereka melihat komunikasi dua arah. Ini


adalah sebagai berikut:
• Model Osgood-Schramm
• Model Westley dan Maclean

iii. Model transaksional - Mereka melihat komunikasi dua arah


di mana pesan menjadi lebih kompleks saat acara
komunikasi berlangsung. Ini termasuk:
• Model transaksi Barnlund
134
• Model heliks Dance

Pada paragraf berikut, kita akan mengenal masing-masing model ini


secara mendetail, sebagai berikut :

1. Model komunikasi linier

Model komunikasi linier atau transmisi, seperti yang ditunjukkan


pada Gambar 5.2, menggambarkan komunikasi sebagai proses linier
satu arah di mana pengirim dengan sengaja mengirimkan pesan ke
penerima (Ellis & McClintock, 1990).

Gambar 5.2. Model komunikasi linier

Model ini berfokus pada pengirim dan pesan dalam pertemuan


komunikasi. Meskipun penerima disertakan dalam model, peran ini
lebih dipandang sebagai target atau titik akhir daripada bagian dari
proses yang sedang berlangsung. Kita dibiarkan berasumsi bahwa
penerima berhasil menerima dan memahami pesan atau tidak. Para
sarjana yang merancang model ini memperluas model linier yang
dikemukakan oleh Aristoteles berabad-abad sebelumnya yang
mencakup pembicara, pesan, dan pendengar. Mereka juga
dipengaruhi oleh munculnya dan penyebaran teknologi komunikasi
135
baru seperti telegrafi dan radio, dan Anda mungkin dapat melihat
pengaruh teknis ini dalam model (Shannon & Weaver, 1949). Pikirkan
bagaimana pesan radio dikirim dari seseorang di studio radio kepada
Anda yang mendengarkan di mobil. Pengirim adalah penyiar radio
yang menyandikan pesan verbal yang ditransmisikan oleh menara
radio melalui gelombang elektromagnetik (saluran) dan akhirnya
mencapai telinga (penerima) melalui antena dan speaker untuk
didekodekan. Penyiar radio tidak benar-benar tahu apakah
menerima pesan mereka atau tidak, tetapi jika peralatan berfungsi
dan salurannya bebas dari statis, maka ada kemungkinan besar pesan
itu berhasil diterima.
Meskipun model transmisi mungkin tampak sederhana atau bahkan
terbelakang bagi kita saat ini, penciptaan model ini memungkinkan
para ilmuwan untuk memeriksa proses komunikasi dengan cara baru,
yang akhirnya menghasilkan model dan teori komunikasi yang lebih
kompleks.

Ada beberapa model yang termasuk dalam komunikasi linear, yaitu :

a. Aristotle’s Model
Ini adalah model komunikasi tertua yang berasal dari 300 SM. Model
Aristoteles dirancang untuk mengkaji bagaimana menjadi
komunikator yang lebih baik dan lebih persuasif.
Ini adalah cara yang sangat mudah untuk unggul dalam berbicara di
depan umum, seminar, dan ceramah, di mana pengirim (pembicara
publik, profesor, dll.) menyampaikan pesan mereka kepada
penerima (penonton). Jadi, pengirim adalah satu-satunya anggota
aktif dalam model ini, sedangkan audiens pasif.

Aristoteles mengidentifikasi tiga elemen yang meningkatkan


komunikasi:

136
• Ethos — mendefinisikan kredibilitas pembicara. Pembicara
mendapatkan kredibilitas, otoritas, dan kekuasaan dengan
menjadi ahli dalam bidang pilihan mereka.
• Pathos — menghubungkan pembicara dengan audiens
melalui emosi yang berbeda (kemarahan, kesedihan,
kebahagiaan, dll.)
• Logos — elemen penting yang menandakan logika. Pidato
yang menarik saja tidak cukup ia harus mengikuti aturan
logika.

Selain itu, Aristoteles menyarankan agar kita melihat lima komponen


situasi komunikasi untuk menganalisis cara terbaik untuk
berkomunikasi:

• Pembicara
• Pidato
• Kesempatan
• Audiens sasaran
• Memengaruhi

Contoh Model Aristoteles

Bayangkan ini:

Profesor Firdaus Al-Amin memberikan kuliah tentang


gangguan saraf kepada murid-muridnya. Dia
menyampaikan pidatonya secara persuasif, dengan
cara yang membuat murid-muridnya terpesona.
Profesor menjadi pusat perhatian, sedangkan
audiensnya — murid-muridnya, hanyalah pendengar
pasif. Namun demikian, pesannya memengaruhi
137
mereka dan membuat mereka bertindak sesuai dengan
itu.
Jadi, profesor Firdaus Al-Amin adalah pembicaranya,
dan ceramahnya tentang gangguan adalah tindak tutur.
Kesempatan yang dimaksud adalah kuliah universitas,
para siswa menjadi target audiensnya.
Efek dari pidatonya adalah siswa memperoleh
pengetahuan tentang materi pelajaran ini.
Salah satu kelemahan utama dari model ini adalah tidak
memperhatikan umpan balik dalam komunikasi karena
audiens bersifat pasif.

b. Laswell’s Model
Model linier berikutnya dalam daftar kami adalah Model komunikasi
massa Laswell. Menurut model ini, komunikasi adalah penyampaian
pesan dengan efek sebagai hasilnya.
Efek adalah perubahan yang terukur dan nyata pada penerima
pesan, yang disebabkan oleh unsur-unsur komunikasi. Jika salah satu
elemen berubah, efeknya juga berubah.
Model Laswell bertujuan untuk menjawab 5 pertanyaan penting
berikut mengenai unsur-unsurnya:

• Siapa yang membuat pesan itu?


• Apa yang mereka katakan?
• Saluran apa yang mereka gunakan (TV, radio, blog)?
• Kepada siapa mereka mengatakannya?
• Apa pengaruhnya terhadap penerima?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini memberi kita komponen


utama dari model ini:

138
• Penghubung
• Pesan
• Sedang
• Audiens/Penerima
• Memengaruhi

Contoh Model Laswell

Katakanlah Anda sedang menonton saluran infomersial di


TV dan datanglah seorang penjual koper, Tuan Hanif Al-
Hafiz. Dia mempromosikan merek kopernya sebagai yang
terbaik. Sadar bahwa jutaan pemirsa sedang menonton
presentasinya, Mr. Hanif Al-Hafiz bertekad untuk
meninggalkan kesan yang luar biasa. Dengan demikian, dia
mencapai kesadaran merek, mempromosikan produknya
sebagai yang terbaik di pasar, dan akibatnya
meningkatkan pendapatan penjualan.

Jadi, Pak Hanif Al-Hafiz. adalah komunikatornya.

Pesan yang ia sampaikan adalah promosi merek kopernya


sebagai yang terbaik.

Media yang digunakannya adalah televisi.

Penontonnya terdiri dari pemirsa TV malam di AS.

Efek yang dia capai dengan melakukan ini adalah


meningkatkan kesadaran merek dan meningkatkan
pendapatan penjualan.

139
c. The Shannon-Weaver Model
Mungkin model komunikasi yang paling populer adalah model
Shannon-Weaver.
Anehnya, Shannon dan Weaver adalah ahli matematika, yang
mengembangkan karya mereka selama Perang Dunia Kedua di Bell
Telephone Laboratories. Mereka bertujuan untuk menemukan
saluran mana yang paling efektif untuk berkomunikasi.
Jadi, meskipun mereka melakukan penelitian untuk upaya rekayasa,
mereka mengklaim bahwa teori mereka juga berlaku untuk
komunikasi manusia.

Jadi, pertama-tama, mari pertimbangkan komponen model


komunikasi Shannon-Weaver. Ini adalah:

• Pengirim
• Encoder
• Saluran
• Dekoder
• Penerima

Shannon dan Weaver adalah orang pertama yang memperkenalkan


peran kebisingan dalam proses komunikasi. Dalam bukunya
Pengantar Studi Komunikasi, John Fiske mendefinisikan kebisingan
sebagai "segala sesuatu yang ditambahkan ke sinyal antara transmisi
dan penerimaan yang tidak dimaksudkan oleh sumber."

Gangguan tersebut muncul dalam bentuk salah dengar percakapan,


salah mengeja email, atau statis pada siaran radio.

140
Contoh Model Shannon-Weaver

Paula, Wakil Presiden Pemasaran di sebuah perusahaan


multinasional, memberi tahu Julian tentang strategi
pemasaran baru yang akan mereka perkenalkan bulan
depan. Dia menginginkan studi mendetail tentang aktivitas
pesaing pada akhir minggu. Sayangnya, saat dia berbicara,
asistennya Peter memotongnya, dan dia lupa memberi tahu
Julian tentang masalah terpenting.

Di akhir minggu, Julian memang menyelesaikan laporannya,


namun ada beberapa kesalahan yang harus diperbaiki di
kemudian hari.

Mari luangkan waktu sejenak untuk menganalisis contoh ini


secara singkat.

Paula adalah pengirimnya, mulutnya adalah penyandinya.

Pertemuan yang diadakannya adalah salurannya.

Telinga dan otak Julian adalah decoder, dan Julian adalah


penerimanya.

Bisakah Anda menebak peran Peter?

Ya, dia adalah kebisingan.

Masalah dalam proses ini adalah kurangnya umpan balik.


Seandainya Julian meminta penjelasan Paula setelah Peter
memotongnya, seluruh proses komunikasi akan lebih efektif,
dan tidak akan ada kesalahan.
141
Versi terbaru dari Model Shannon-Weaver
Karena versi aslinya tidak menyertakannya, prinsip umpan balik
ditambahkan ke versi yang diperbarui, sehingga model tersebut
memberikan representasi interaksi manusia yang lebih jujur. Konsep
umpan balik berasal dari studi Norbert Wiener, yang disebut sebagai
bapak sibernetika.

Sederhananya, umpan balik adalah pengalihan reaksi penerima


kembali ke pengirim.

Hal ini memungkinkan pembicara untuk memodifikasi kinerja


mereka untuk reaksi penonton.

Mungkin fungsi umpan balik yang paling penting adalah membantu


penerima merasa terlibat dalam proses komunikasi.

Itu membuat penerima lebih mudah menerima pesan karena mereka


merasa pendapatnya diperhitungkan.

d. Berlo’s S-M-C-R model


Model komunikasi Berlo adalah unik dalam artian memberikan
penjelasan rinci tentang elemen kunci dalam setiap langkah.
Model ini menjelaskan komunikasi dalam empat langkah:

• Sumber
• Pesan
• Saluran
• Penerima

Mari pertimbangkan elemen kunci yang memengaruhi seberapa baik


pesan dikomunikasikan, dimulai dari sumbernya.
142
Sumber
Sumber atau pengirim dengan hati-hati menuangkan pemikiran
mereka ke dalam kata-kata dan mentransfer pesan ke penerima.

Jadi, bagaimana pengirim mentransfer informasi ke penerima?

Dengan bantuan:

• Keterampilan komunikasi — Pertama dan terpenting,


narasumber membutuhkan keterampilan komunikasi yang
baik untuk memastikan komunikasi akan efektif. Pembicara
harus tahu kapan harus jeda, apa yang harus diulang,
bagaimana mengucapkan sebuah kata, dll.
• Sikap — Kedua, sumber membutuhkan sikap yang benar.
Tanpanya, bahkan seorang pembicara hebat pun tidak akan
pernah muncul sebagai pemenang. Sumber perlu membuat
kesan abadi pada penerima.
• Pengetahuan — Elemen ketiga dalam daftar kami adalah
pengetahuan. Di sini, pengetahuan tidak mengacu pada
kualifikasi pendidikan. Ini mengacu pada kejelasan informasi
yang ingin ditransfer oleh sumber ke penerima.
• Sistem sosial — Pindah ke elemen keempat dalam daftar —
sistem sosial. Sumber harus akrab dengan sistem sosial di
mana proses komunikasi berlangsung. Itu akan membantu
sumber untuk tidak menyinggung siapa pun.
• Budaya - Terakhir, budaya. Untuk mencapai komunikasi yang
efektif, narasumber perlu berkenalan dengan budaya di mana
pertemuan komunikasi berlangsung. Ini sangat penting untuk
komunikasi lintas budaya.

143
Pesan
Pembicara menciptakan pesan ketika mereka mengubah pikiran
mereka menjadi kata-kata.

Berikut adalah faktor kunci dari pesan tersebut:

• Konten — Sederhananya, ini adalah naskah percakapan.


• Elemen — Pidato saja tidak cukup untuk pesan dipahami
sepenuhnya. Itulah mengapa elemen lain harus
diperhitungkan: gerak tubuh, bahasa tubuh, ekspresi wajah,
dll.
• Pengobatan — cara sumber memperlakukan pesan. Mereka
harus menyadari pentingnya pesan sehingga mereka dapat
menyampaikannya dengan tepat.
• Struktur - Sumber harus menyusun pesan dengan benar
untuk memastikan penerima akan memahaminya dengan
benar.
• Kode — Semua elemen, verbal dan nonverbal, harus akurat
jika Anda tidak ingin pesan Anda terdistorsi dan
disalahtafsirkan.

Saluran
Untuk mendapatkan dari sumber ke penerima, pesan melewati
saluran.
Semua indera adalah saluran yang membantu kita berkomunikasi
satu sama lain.
Indera pendengaran memberi tahu bahwa seseorang sedang
berbicara kepada kita.
Melalui indera perasa kita mengumpulkan informasi tentang
kepedasan saus yang kita makan.
Indera penglihatan kita memungkinkan kita untuk menguraikan
rambu-rambu lalu lintas saat mengemudi.
144
Kami memutuskan apakah kami menyukai parfum tertentu atau
tidak dengan menciumnya.
Dengan menyentuh air kita merasakan apakah terlalu dingin untuk
berenang.

Penerima
Penerima adalah orang yang menjadi sumber bicara — tujuan dari
pesan yang disampaikan.

Untuk memahami pesan, penerima harus memiliki elemen yang


sama dengan sumbernya. Mereka harus memiliki keterampilan
komunikasi, sikap, dan pengetahuan yang sama, dan mengenal
sistem sosial dan budaya di mana mereka berkomunikasi.

Contoh Model S-M-C-R Berlo

Menonton berita di televisi adalah contoh sempurna dari


model komunikasi S-M-C-R Berlo.

Presenter berita adalah sumber berita dan dia


menyampaikan pesan kepada audiens. Berita adalah
pesannya, televisi adalah salurannya, dan penonton adalah
penerima pesannya.

Sekarang setelah kita mengenal model linier, sekarang saatnya kita


beralih ke model komunikasi interaktif yang sedikit lebih kompleks
dan dinamis.

145
2. Model komunikasi interaktif

Model komunikasi interaktif atau interaksi, seperti yang ditunjukkan


pada Gambar 5.3 menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses
di mana peserta bertukar posisi sebagai pengirim dan penerima dan
menghasilkan makna dengan mengirimkan pesan dan menerima
umpan balik dalam konteks fisik dan psikologis (Schramm, 1997).

Gambar 5.3 Model komunikasi interaktif

Alih-alih menggambarkan komunikasi sebagai proses satu arah yang


linier, model interaktif menggabungkan umpan balik, yang membuat
komunikasi menjadi proses dua arah yang lebih interaktif. Umpan
146
balik mencakup pesan yang dikirim sebagai tanggapan terhadap
pesan lain. Misalnya, instruktur Anda mungkin menanggapi poin
yang diajukan selama diskusi kelas atau mungkin menunjuk ke sofa
saat teman sekamar bertanya di mana letak remote control.
Dimasukkannya umpan balik juga mengarah pada pemahaman yang
lebih kompleks tentang peran peserta dalam pertemuan komunikasi.
Daripada memiliki satu pengirim, satu pesan, dan satu penerima,
model ini memiliki dua pengirim-penerima yang bertukar pesan.
Setiap peserta berganti peran sebagai pengirim dan penerima agar
pertemuan komunikasi tetap berjalan. Meskipun ini tampak seperti
proses yang terlihat dan disengaja, kami bergantian antara peran
pengirim dan penerima dengan sangat cepat dan seringkali tanpa
pemikiran sadar.

Model interaktif juga kurang fokus pada pesan dan lebih fokus pada
interaksi. Sementara model linier berfokus pada bagaimana pesan
ditransmisikan dan diterima atau tidak, model interaktif lebih
mementingkan proses komunikasi itu sendiri. Faktanya, model ini
mengakui bahwa ada begitu banyak pesan yang dikirim pada satu
waktu sehingga banyak dari pesan tersebut bahkan mungkin tidak
diterima. Beberapa pesan juga dikirim secara tidak sengaja. Oleh
karena itu, komunikasi tidak dinilai efektif atau tidak efektif dalam
model ini berdasarkan apakah satu pesan berhasil dikirim dan
diterima atau tidak.

Model interaktif memperhitungkan konteks fisik dan psikologis.


Konteks fisik meliputi faktor lingkungan dalam pertemuan
komunikasi. Ukuran, tata letak, suhu, dan pencahayaan ruang
memengaruhi komunikasi kita. Bayangkan konteks fisik yang
berbeda di mana wawancara kerja berlangsung dan bagaimana hal
itu dapat memengaruhi komunikasi. Saya telah melakukan
wawancara kerja melalui telepon, berkerumun di sekitar meja
147
dengan delapan pewawancara, dan duduk dengan beberapa orang di
sekitar meja konferensi yang sangat besar. Saya juga telah berkeliling
kantor untuk mewawancarai satu lawan satu secara tak terduga,
berturut-turut, dengan banyak anggota komite pencarian selama tiga
jam. Baik itu ukuran ruangan atau faktor lingkungan lainnya, penting
untuk mempertimbangkan peran konteks fisik dalam komunikasi
kita. Konteks psikologis mencakup faktor mental dan emosional
dalam pertemuan komunikasi. Stres, kecemasan, dan emosi
hanyalah beberapa contoh pengaruh psikologis yang dapat
memengaruhi komunikasi kita. Kondisi psikologis yang tampaknya
positif, seperti mengalami emosi cinta, juga dapat memengaruhi
komunikasi. Umpan balik dan konteks membantu membuat model
interaksi menjadi ilustrasi proses komunikasi yang lebih berguna,
tetapi model transaksi memandang komunikasi sebagai alat yang
ampuh yang membentuk realitas kita di luar pertemuan komunikasi
individu.

Ada dua model komunikasi yang termasuk model interaktif,


diantaranya:

a. The Osgood-Schramm Model

Dalam bukunya Communication Models for the Study of Mass


Communications-Routledge, Denis Mcquail dan Sven Windahl
mengatakan bahwa kemunculan model ini “berarti pemutusan
hubungan yang jelas dengan gambaran komunikasi linier/satu arah
tradisional.”

Model ini berguna untuk menggambarkan komunikasi interpersonal


yang sinkron, tetapi kurang cocok untuk kasus dengan sedikit atau
tanpa umpan balik.

148
Model Osgood-Schramm adalah model komunikasi melingkar, di
mana pesan masuk dalam dua arah.

Dalam model ini, tidak ada perbedaan antara pengirim dan


penerima. Kedua belah pihak sama-sama menyandikan dan
mendekodekan pesan. Penerjemah adalah orang yang mencoba
memahami pesan.

Selain itu, model ini menunjukkan bahwa informasi tidak berguna


sampai diungkapkan dengan kata-kata dan disampaikan kepada
orang lain.

Contoh Model Osgood-Schramm

Bayangkan Anda belum mendengar kabar dari teman kuliah


Anda selama 15 tahun. Tiba-tiba, dia menelepon Anda, dan
Anda mulai memperbarui satu sama lain dengan apa yang
terjadi selama Anda tidak bertemu satu sama lain.

Dalam contoh ini, Anda dan teman Anda sama-sama menyandikan


dan mendekodekan pesan, dan komunikasi sinkron. Anda berdua
menafsirkan pesan satu sama lain.

Dalam teori informasi dan komunikasi massa, Schramm bahkan


mengatakan bahwa “menyesatkan untuk berpikir bahwa proses
komunikasi dimulai di suatu tempat dan berakhir di suatu tempat. Ini
benar-benar tak ada habisnya. Kami benar-benar pusat switchboard
yang menangani dan merutekan ulang arus informasi yang tak ada
habisnya.”

149
b. The Westley and Maclean Model
Model Westley dan Maclean terutama digunakan untuk menjelaskan
komunikasi massa.
Model ini memperkenalkan faktor lingkungan dan budaya pada
proses komunikasi. Yakni, menurut model ini, proses komunikasi
tidak dimulai dengan sumber/pengirim, melainkan dengan faktor
lingkungan.

Model Westley dan Maclean juga memperhitungkan objek orientasi


(latar belakang, budaya, dan kepercayaan) pengirim dan penerima
pesan.
Proses komunikasi itu sendiri dimulai dengan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi pembicara - budaya atau
masyarakat tempat pembicara tinggal, apakah pembicara berada di
ruang publik atau pribadi, dll.

Model ini terdiri dari sembilan komponen penting:

• Lingkungan (X)
• Pengalaman sensorik (X¹)
• Sumber/Pengirim (A)
• Objek orientasi sumber (X²)
• Penerima (B)
• Objek orientasi penerima (X³)
• Umpan Balik (F)
• Penjaga gerbang (C)
• Pemimpin opini

9 Elemen kunci komunikasi dalam Model Westley dan Maclean

150
Seperti disebutkan di atas, model ini menunjukkan bahwa proses
komunikasi tidak dimulai dari pengirim pesan, melainkan dari
lingkungan.

Elemen-elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Lingkungan (X)
Menurut Model Westley dan Maclean, proses komunikasi dimulai
ketika stimulus dari lingkungan memotivasi seseorang untuk
membuat dan mengirim pesan.

Contoh Model Westley dan Maclean

Bayangkan dalam perjalanan ke kantor, Anda menyaksikan


kecelakaan lalu lintas. Ini adalah rangsangan yang akan
mendorong Anda untuk menelepon teman Anda dan
memberi tahu mereka tentang apa yang telah Anda lihat,
atau menelepon atasan Anda untuk mengatakan bahwa
Anda akan sedikit terlambat.

Jadi, proses komunikasi dalam contoh ini tidak dimulai


dengan Anda, tetapi dengan kecelakaan lalu lintas yang
Anda saksikan.

Pengakuan faktor lingkungan dalam komunikasi


memungkinkan kita untuk memperhatikan konteks sosial
dan budaya yang mempengaruhi tindakan komunikasi kita.

• Pengalaman sensorik (X¹)


Ketika pengirim pesan mengalami sesuatu di lingkungannya yang
mendorong mereka untuk mengirim pesan, kita berbicara tentang
pengalaman indrawi sebagai elemen komunikasi.
151
Dalam contoh di atas, pengalaman indrawi ini akan menyaksikan
kecelakaan lalu lintas.

• Sumber/Pengirim (A)
Baru sekarang pengirim ikut bermain.

Dalam contoh di atas, Anda adalah pengirim, sekaligus peserta dalam


situasi komunikasi antarpribadi.
Namun, pengirim juga bisa menjadi penyiar yang mengirimkan pesan
ke jutaan pemirsa. Dalam hal ini, kita berbicara tentang komunikasi
massa.

• Objek orientasi sumber (X²)


Elemen komunikasi berikutnya dalam model ini adalah objek
orientasi sumber.
Yakni objek orientasi sumber adalah keyakinan atau pengalaman
pengirim.
Jika kita mengambil kecelakaan lalu lintas yang disebutkan
sebelumnya sebagai contoh, Anda (A) khawatir (X²) bahwa Anda akan
terlambat bekerja karena kecelakaan (X¹), dan itulah sebabnya Anda
menelepon atasan Anda.

• Penerima (B)
Penerima adalah orang yang menerima pesan dari pengirim.
Dalam komunikasi massa, penerima adalah orang yang menonton
TV, membaca koran, dll.
Ketika berbicara tentang komunikasi interpersonal, penerima adalah
orang yang mendengarkan pesan.
Dalam contoh kecelakaan lalu lintas yang disebutkan di atas,
penerima pesan adalah teman dan atasan Anda.

152
• Objek orientasi penerima (X³)
Objek orientasi penerima adalah keyakinan atau pengalaman
penerima, yang mempengaruhi bagaimana pesan diterima.
Misalnya, orang yang skeptis (B) menonton berita kritis (X³) terhadap
pesan tersebut.

• Umpan Balik (F)


Umpan balik sangat penting untuk model ini karena membuat model
ini melingkar, bukan linier.
Faktanya, umpan balik mempengaruhi bagaimana pesan dikirim.
Itu berarti penerima dan penjaga gerbang mengirim pesan kembali
ke pengirim.
Setelah mereka menerima umpan balik, pengirim mengubah pesan
dan mengirimkannya kembali.
Mari kita kembali ke contoh pertama kita (tentang kecelakaan lalu
lintas).
Jadi, Anda telah menyaksikan kecelakaan itu dan merasakan
dorongan untuk menelepon sahabat Anda.

Anda: “Ada kecelakaan parah di pusat kota!”

Teman Anda: “Ya ampun! Apakah kamu terluka?"

Anda: “Tidak, tidak, saya hanya menyaksikannya. Saya tidak terlibat!


Jangan khawatir!"

Dalam contoh ini, setelah umpan balik dari teman Anda yang
khawatir, Anda mengubah pesan Anda dan mengirimkannya kembali
kepadanya.

153
• Penjaga gerbang (C)
Unsur ini biasanya terjadi dalam komunikasi massa, bukan dalam
komunikasi interpersonal.

Penjaga gerbang adalah editor dari pengirim pesan yang mencoba


berkomunikasi dengan penerima.

Misalnya, ini adalah editor surat kabar yang mengedit pesan sebelum
sampai ke pembaca.

• Pemimpin opini
Sekali lagi, unsur komunikasi ini mengacu pada situasi komunikasi
massa.
Yakni, opinion leader memiliki pengaruh yang sangat besar sebagai
faktor lingkungan (X) terhadap pengirim pesan (A).
Ini adalah pemimpin politik, selebritas, atau influencer media sosial.

3. Model transaksi komunikasi

Untuk menjelaskan lebih banyak tentang proses komunikasi seiring


kemajuan penelitian komunikasi, semakin banyak model yang
dibutuhkan. Banyak sarjana memandang komunikasi lebih dari
sekedar metode bertukar informasi dan menyampaikan makna. Kami
tidak mengirim pesan secara otomatis seperti yang dilakukan
komputer, kami juga tidak bertukar peran dengan cepat selama
komunikasi aktif. Komunikasi lebih dari sekadar mengirim dan
menerima pesan, jadi kita juga tidak bisa memutuskan untuk
berhenti berkomunikasi secara rasional. Perbedaan antara model
transaksional dan transmisional dan interaktif sangat signifikan di
berbagai dimensi, mulai dari konseptualisasi komunikasi hingga
peran pengirim dan penerima hingga pertimbangan kontekstual
(Barnlund, 1970).
154
Model pertukaran komunikasi menggambarkan komunikasi sebagai
proses dimana komunikator menghasilkan realitas sosial dalam
konteks sosial, relasional, dan budaya. Dalam model yang disajikan
pada Gambar 5.4, komunikasi memiliki banyak tujuan di luar
pertukaran informasi. Misalnya, melalui percakapan, kita dapat
membentuk ikatan dengan orang lain, memperhalus kesadaran diri
kita, dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

Gambar 5.4. Model Komunikasi Transaksi

Peran pengirim dan penerima dalam model komunikasi transaksional


sangat berbeda satu sama lain. Individu dalam pertukaran
komunikasi disebut sebagai komunikator apakah mereka pengirim
atau penerima pesan atau tidak. Berbeda dengan model interaktif,
yang menunjukkan bahwa peserta beralih peran sebagai pengirim
dan penerima, model transaksional menunjukkan bahwa peran
pengirim dan penerima dibagi oleh semua pihak yang terlibat. Ini
adalah tambahan yang penting untuk model ini karena
memungkinkan kita mempelajari cara menyesuaikan komunikasi
kita—misalnya, isi pesan lisan—selama penyampaiannya
berdasarkan informasi yang kita kumpulkan dari saluran komunikasi
kita sendiri.

155
Pengetahuan kontekstual yang lebih bernuansa yang dibutuhkan
oleh model transaksi juga disertakan. Sebuah model interaksi
menggambarkan konteks sebagai pengaruh fisik dan psikologis yang
memfasilitasi atau menghalangi komunikasi. Meskipun konteksnya
sangat penting, perhatian mereka tertuju pada pengiriman dan
penerimaan pesan. Penting untuk mengukur dampak faktor
kontekstual di luar pertukaran verbal karena model transaksi
komunikasi memandang komunikasi sebagai kekuatan yang
membentuk pengalaman kita sebelum dan sesudah interaksi
tertentu. Untuk mencapai hal ini, model transaksi memperhitungkan
cara-cara di mana konteks sosial, relasional, dan budaya kita
membentuk percakapan yang kita lakukan satu sama lain.

Konteks sosial memperhitungkan aturan yang dinyatakan secara


eksplisit dan norma yang tidak dinyatakan yang mengatur
komunikasi. Norma adalah konvensi masyarakat yang kita adopsi
melalui observasi, praktik, dan trial-and-error. Anda bahkan mungkin
tidak menyadari bahwa Anda melanggar norma sosial sampai Anda
melihat seseorang dipanggil dengan nama seperti "aneh" atau
"seseorang yang meraba-raba Anda" atau "menggoda" tanpa alasan
yang jelas. Konteks relasional mencakup sejarah interpersonal masa
lalu kita dan jenis hubungan yang kita miliki saat ini dengan individu
lain. Kami berkomunikasi dengan cara yang berbeda dengan kenalan
baru dan teman lama. Interaksi awal dengan orang lain cenderung
lebih tertulis dan diatur oleh norma dan standar yang telah
ditentukan sebelumnya; namun, saat kita berada dalam konteks
relasional yang aman, kita mungkin dapat membengkokkan atau
menghancurkan norma dan standar ini dengan lebih mudah. Konteks
budaya mencakup berbagai aspek identitas seperti ras, jenis kelamin,
kebangsaan, etnis, orientasi seksual, kelas, dan kemampuan. Kita
semua memiliki banyak identitas budaya yang memengaruhi
156
komunikasi kita. Beberapa orang, terutama mereka yang
identitasnya terpinggirkan secara historis, secara teratur menyadari
bagaimana identitas budaya mereka memengaruhi komunikasi
mereka dan memengaruhi cara orang lain berkomunikasi dengan
mereka. Sebaliknya, orang dengan identitas yang dominan atau
mayoritas mungkin jarang, jika pernah, berpikir tentang peran
identitas budaya mereka dalam komunikasi mereka. Konteks budaya
dipengaruhi oleh berbagai aspek identitas kita dan tidak terbatas
pada ras atau etnis

Model transaksi meliputi:

a. Barnlund’s Transactional Model


Model Transaksional Barnlund mengeksplorasi komunikasi
antarpribadi, umpan balik langsung, dan merupakan sistem umpan
balik berlapis-lapis.
Itu berarti pengirim dan penerima bertukar tempat dan sama
pentingnya. Umpan balik untuk pengirim adalah balasan untuk
penerima, dan kedua komunikator memberikan umpan balik.
Pada saat yang sama, pengirim dan penerima bertanggung jawab
atas efek dan efektivitas komunikasi.

Komponen utama Model Transaksional Barnlund adalah:

• Pengkodean
• Dekode
• Komunikator
• Pesan (termasuk isyarat, lingkungan, kebisingan), dan
• Saluran

Model ini menonjolkan peran petunjuk dalam memengaruhi pesan


kita. Jadi, Barnlund membedakan antara:
157
• Isyarat publik (isyarat lingkungan),
• Isyarat pribadi (pemikiran dan latar belakang pribadi
seseorang), dan
• Isyarat perilaku (perilaku seseorang, yang dapat berupa
verbal dan nonverbal).
Semua isyarat, serta lingkungan, dan kebisingan, adalah bagian dari
pesannya. Reaksi setiap komunikator tergantung pada latar
belakang, pengalaman, sikap, dan keyakinan mereka.

Contoh Model komunikasi Barnlund meliputi:

• Interaksi tatap muka,


• sesi obrolan,
• Percakapan telepon,
• Rapat, dll.

Mari ilustrasikan model ini dengan contoh dari platform perpesanan


bisnis Pumble.

Contoh Model Transaksi Barnlund

Mengapa ada kesalahpahaman dalam percakapan ini?


Kesalahpahaman ini muncul karena isyarat budaya.
Yaitu, Catherine mengira Irene ingin libur pada tanggal 4
Juli.
Namun, Irene berasal dari Norwegia dan merayakan hari
Kemerdekaan pada 17 Mei.
Pada hari itu, dia tidak muncul di tempat kerja, yang
membuat Catherine bingung karena dia mengharapkan
Irene mengambil cuti pada tanggal 4 Juli, pada Hari
Kemerdekaan AS.
158
Jadi, karena isyarat budaya, terjadi kesalahpahaman di antara
mereka.
Tetap saja, kesalahpahaman ini dapat dengan mudah dihindari,
seandainya mereka membereskan tanggal dengan saling
memberikan umpan balik.

b. Dance’s Helical Model


Menurut Model Heliks Dance, komunikasi dipandang sebagai proses
melingkar yang semakin kompleks seiring kemajuan komunikasi.

Itulah mengapa itu diwakili oleh spiral heliks.

Dengan setiap siklus komunikasi, kita memperluas lingkaran kita, dan


setiap pertemuan komunikasi berbeda dari pertemuan sebelumnya
karena komunikasi tidak pernah berulang.
Selain itu, dalam proses komunikasi, umpan balik yang kami
dapatkan dari pihak lain yang terlibat memengaruhi pernyataan kami
selanjutnya dan kami menjadi lebih berpengetahuan di setiap siklus
baru.
Dalam bukunya Communication: Principles for a Lifetime, Steven A.
Beebe, Susan J. Beebe, dan Diana K. Ivy menyatakan:

“Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah. Seperti spiral yang


diperlihatkan di sini, komunikasi tidak pernah berputar kembali
dengan sendirinya. Begitu dimulai, itu berkembang tanpa batas saat
mitra komunikasi menyumbangkan pemikiran dan pengalaman
mereka untuk pertukaran.

Contoh Model Heliks Dance

159
Dance sendiri menjelaskan modelnya dengan contoh seseorang
yang belajar sepanjang hidupnya.
Yakni, seseorang mulai berkomunikasi dengan lingkungannya
sejak dini, menggunakan metode komunikasi yang belum
sempurna.
Misalnya, bayi menangis untuk mendapatkan perhatian ibu.
Kemudian, mereka belajar berbicara dengan kata-kata, dan
kemudian kalimat lengkap.
Selama seluruh proses, kami mengembangkan apa yang kami
ketahui untuk meningkatkan komunikasi kami.

Setiap tindakan komunikasi adalah kesempatan bagi kita untuk


belajar bagaimana berkomunikasi dengan lebih efektif di masa
depan, dan umpan balik membantu kita mencapai komunikasi yang
lebih efektif.

Di satu sisi, seluruh hidup kita adalah satu perjalanan komunikasi


menuju puncak spiral Dance.

Penutup: Model komunikasi membantu memecahkan masalah


komunikasi di tempat kerja

Komunikasi dalam kehidupan nyata terlalu kompleks untuk benar-


benar diwakili oleh model komunikasi, tetapi mereka membantu kita
memeriksa langkah-langkah dalam proses komunikasi, sehingga kita
dapat lebih memahami bagaimana kita berkomunikasi baik di tempat
kerja maupun di luarnya.

Dapat disimpulkan:

Dalam panduan ini, kami telah membahas model komunikasi yang


paling penting, dibagi menjadi tiga kategori:
160
• Model linier — mereka melihat komunikasi sebagai proses
satu arah. Ini terutama digunakan dalam pemasaran,
penjualan, dan PR, dalam komunikasi dengan pelanggan.
• Model interaktif — Digunakan dalam komunikasi berbasis
internet dan termediasi, mereka mengacu pada komunikasi
dua arah dengan umpan balik tidak langsung.
• Model transaksional — sebagai model komunikasi yang
paling dinamis, ini adalah model komunikasi yang paling
kompleks, yang paling mencerminkan proses komunikasi.

Meskipun tidak satu pun dari model ini mewakili komunikasi kita
100%, mereka dapat membantu kita mendeteksi dan
memecahkan potensi masalah dan meningkatkan keterampilan
komunikasi kita secara keseluruhan.

5.3. MODEL KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ORGANISASI

Model komunikasi yang efektif memberikan perspektif yang


memperjelas proses komunikasi dan bagaimana hal itu dapat dinilai
dan ditingkatkan. Model-model ini dapat digunakan dalam
komunikasi yang menentukan hubungan interpersonal,
perkembangan masyarakat, dan efektivitas kepemimpinan. Model
komunikasi berlaku untuk pengembangan organisasi, yang
bergantung pada komunikasi yang efektif antara pekerja dan
pelanggan organisasi.

Dalam organisasi, efektivitas komunikasi adalah salah satu faktor


terpenting dalam kepemimpinan dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawab organisasi. Pemimpin perlu menerapkan model dan
alat komunikasi yang tepat untuk mencapai efektivitas dalam praktik
profesional dan dalam mengarahkan organisasi.
161
Efektivitas komunikasi dan model komunikasi yang dipilih
mempengaruhi kapasitas organisasi – faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan dalam pengembangan organisasi. Kapasitas
organisasi adalah kombinasi dari sumber daya dan kemampuan
organisasi, dan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
sumber daya manusia organisasi. Kapasitas ini memengaruhi tingkat
dan kualitas dukungan untuk kepemimpinan dan operasi serta
perluasannya. Kapasitas organisasi memengaruhi apa yang dapat
dilakukan manajer dan pemimpin untuk memenuhi misi dan visi
organisasi.

Komunikasi mempengaruhi perkembangan kapasitas organisasi.


Pemimpin harus memperhatikan efektivitas komunikasi dalam
organisasi. Upaya komunikasi pemimpin dan model komunikasi yang
mereka gunakan harus selaras dengan kebutuhan dan harapan
sumber daya manusia dalam konteks organisasi.

1. Model MBI
Model MBI memperhitungkan pemetaan, menjembatani, dan
mengintegrasikan. Pemetaan mengacu pada pengumpulan informasi
atau pengetahuan tentang situasi komunikasi untuk mencapai
kesadaran mengenai kebutuhan dan masalah yang terlibat dalam
situasi tersebut. Pemetaan menekankan pada kebutuhan untuk
memahami konteks komunikasi sebelum melakukan sesuatu tentang
hal itu.

Menjembatani adalah pembentukan faktor atau tindakan yang dapat


digunakan sebagai saluran untuk komunikasi. Misalnya,
menjembatani mungkin melibatkan penerapan teknologi informasi
baru sebagai saluran baru antara pemimpin dan bawahan untuk
komunikasi yang efektif. Jembatan juga bisa menjadi proses baru
162
yang spesifik untuk kebutuhan organisasi untuk berkomunikasi lebih
efektif.

Mengintegrasikan mengacu pada penerapan dan penguatan


hubungan atau jembatan antara pemimpin dan audiens sasaran.
Misalnya, pengintegrasian mungkin melibatkan pelembagaan
teknologi baru yang baru dipasang untuk mendukung komunikasi
internal yang efektif dalam organisasi bisnis. Dalam kaitan ini, model
MBI menekankan pada pengembangan link, bridge, atau koneksi
antar partisipan dalam proses komunikasi.

2. Model Shannon dan Weaver


Model Shannon dan Weaver mempertimbangkan terjadinya noise
yang mengurangi integritas pesan yang dikomunikasikan. Berbagai
sumber informasi ada di lingkungan, sedemikian rupa sehingga pesan
yang dikomunikasikan dari pengirim ke penerima dapat diubah
dengan cara yang tidak diinginkan. Perubahan atau modifikasi pesan
ini dapat menyebabkan kesalahpahaman atau kebingungan tentang
pesan tersebut.

Dalam model Shannon dan Weaver, untuk mencapai komunikasi


yang efektif, komunikator harus mengenali sumber kebisingan dalam
proses komunikasi dan lingkungannya. Komunikator kemudian harus
mengatasi sumber kebisingan komunikasi tersebut, seperti dengan
mengubah saluran atau jadwal komunikasi, atau dengan
menggunakan alat komunikasi yang berbeda. Misalnya, dalam
organisasi bisnis, sumber kebisingan komunikasi dapat mencakup
orang lain dalam organisasi atau teknologi yang digunakan untuk
komunikasi internal. Pemimpin, dalam mengatasi sumber kebisingan
dengan tepat, meningkatkan keefektifan proses komunikasi dengan
mencegah atau meminimalkan modifikasi atau perubahan pesan
yang tidak diinginkan.
163
3. Model Perantara
Model Perantara atau Model Gatekeeper menggambarkan
pentingnya perantara yang ada antara pengirim pesan dan penerima
pesan. Model ini mirip dengan model MBI dalam artian kedua model
ini menekankan pada penggunaan koneksi atau penghubung antara
pengirim pesan dan penerima pesan. Namun, model MBI lebih
umum dalam hal bagaimana atau seperti apa tautan koneksi itu.

Dalam Model Intermediary, penghubung atau penghubung utama


adalah orang atau aktor aktif yang berfungsi sebagai perantara atau
gatekeeper antar partisipan dalam proses komunikasi. Misalnya,
dalam organisasi bisnis, perantara mungkin adalah manajer tingkat
menengah yang memutuskan pesan mana dari tingkat organisasi
yang lebih rendah yang harus atau tidak sampai ke kantor pusat
perusahaan. Model Perantara mensyaratkan agar komunikasi
menjadi efektif, pemimpin harus menggunakan jasa perantara.
Perantara ini haruslah orang yang sangat efektif dalam komunikasi,
seperti komunikasi internal dalam organisasi.

5.1.1. Alat untuk Komunikasi yang Efektif


Kosa kata yang tepat adalah alat yang dapat digunakan pemimpin
untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam
konteks organisasi. Pemimpin perlu memilih kata-kata yang paling
tepat untuk mencapai dampak terbaik. Misalnya, seorang pemimpin
tim dapat menggunakan jargon teknis khusus untuk tim untuk
memaksimalkan pemahaman pesan. Namun, kehati-hatian
diperlukan dalam menggunakan jargon, yang juga dapat
menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman dalam beberapa
kasus
Sistem umpan balik adalah alat lain yang berkontribusi pada
peningkatan efektivitas komunikasi para pemimpin dan
pengembangan kapasitas organisasi. Sistem umpan balik
164
memungkinkan para pemimpin untuk memperoleh informasi dari
audiens target mereka untuk menentukan efektivitas komunikasi
dan untuk meningkatkan komunikasi. Misalnya, sistem umpan balik
di perusahaan memungkinkan karyawan garis depan untuk
mengajukan masalah atau keluhan. Pemimpin dapat menggunakan
umpan balik untuk menilai efektivitas komunikasi dan
miskomunikasi, dan menyesuaikan proses komunikasi yang sesuai.

Teknologi informasi dapat memfasilitasi komunikasi yang efektif


dengan membuat proses lebih interaktif. Alat interaktif mendorong
keterlibatan aktif karyawan dalam proses komunikasi. Teknologi ini
mengoptimalkan efisiensi komunikasi, yang meningkatkan
produktivitas bisnis dan meningkatkan kinerja organisasi
pembelajaran.

Perantara juga merupakan alat yang dapat digunakan pemimpin


untuk komunikasi yang efektif dan untuk mengembangkan kapasitas
organisasi. Perantara, berdasarkan Model Perantara komunikasi
yang efektif, mungkin adalah orang yang berfungsi sebagai jembatan
antara pemimpin dan khalayak komunikasi sasaran dalam organisasi.
Dalam konteks organisasi saat ini, perantara juga dapat berupa
program komputer yang dirancang untuk merutekan pesan ke tujuan
atau kantor yang sesuai dalam organisasi.

Alat komunikasi tradisional dapat mendukung komunikasi yang


efektif bila digunakan dengan tepat. Misalnya, papan buletin, poster,
dan buklet dapat membantu menyebarkan informasi yang
dibutuhkan karyawan. Alat tradisional ini dapat melengkapi alat lain
untuk memaksimalkan efektivitas komunikasi dan mendukung
pengembangan kapasitas organisasi.

165
5.4. LATIHAN

1. Kelas dalam Komunikasi Organisasi merupakan jenis


organisasi. Pikirkan tentang komunikasi yang terjadi dikelas,
apakah kelas tatap muka atau online. Apakah Anda akan
mengatakan itu komunikasi antara siswa dan instruktur
paling baik dijelaskan sebagai proses linier, interaksional,
atau transaksional?
jelaskan Jawaban Anda

2. Jelaskan bagaimana model komunikasi membantu kita dalam


memahami proses komunikasi?
3. Apa fitur yang menonjol dari model Aristoteles? Jelaskan
kelemahan dari model tersebut.
4. Apa kelebihan dan kekurangan model komunikasi Laswell?

166
BAB 6
Jaringan Komunikasi Formal &
Informal

TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mendefinisikan jaringan komunikasi formal dan informal
2) Dapat membedakan jaringan komunikasi formal dan informal
3) Menjelaskan jaringan komunikasi formal dan informal

6.1. PENGANTAR
Proses pertukaran ide, pandangan, fakta, perasaan, dll., Antara dua
orang atau lebih untuk mencapai pemahaman bersama dikenal
sebagai Komunikasi. Komunikasi adalah proses sosial karena
melibatkan dua orang atau lebih. Ini adalah fungsi yang meresap dan
berkelanjutan. Ada dua saluran komunikasi utama: Saluran
komunikasi formal dan informal.

Jaringan komunikasi formal organisasi terdiri dari semua komunikasi


yang berjalan di sepanjang garis otoritas resminya. Dengan kata lain,
jaringan formal mengikuti hubungan pelaporan. Seperti yang
mungkin Anda duga, ketika seorang manajer mengirim email ke tim
penjualannya yang menjelaskan struktur komisi baru untuk
rangkaian target penjualan berikutnya, email tersebut (contoh
komunikasi ke bawah) dikirim melalui jaringan formal perusahaan
yang menghubungkan manajer ke bawahan.

Jaringan komunikasi informal, di sisi lain, tidak mengikuti garis


otoritas dan didirikan di sekitar afiliasi sosial anggota organisasi.
Jaringan semacam itu juga digambarkan sebagai "komunikasi
167
selentingan". Mereka mungkin muncul melalui pabrik rumor, jejaring
sosial, grafiti, buletin spoof, dan percakapan spontan yang
mendinginkan air.

6.1.1. Jaringan Informal versus Jaringan Formal


1) Komunikasi formal mengikuti praktik yang dibentuk oleh
hierarki, sistem teknologi, dan kebijakan resmi.
2) Komunikasi formal biasanya melibatkan dokumentasi,
sedangkan komunikasi informal biasanya tidak meninggalkan
jejak rekaman untuk ditemukan atau dibagikan orang lain.
3) Komunikasi formal dalam organisasi tradisional seringkali
bersifat “satu arah”: komunikasi tersebut diprakarsai oleh
manajemen dan diterima oleh karyawan.
4) Konten Komunikasi Formal dianggap berwibawa karena
berasal dari level tertinggi perusahaan.
5) Komunikasi informal terjadi ke segala arah dan terjadi di
antara individu-individu yang berbeda status dan peran.
6) Komunikasi informal sering melintasi batas-batas dalam
suatu organisasi dan umumnya terpisah dari alur kerja.
Artinya, sering terjadi antara orang-orang yang tidak bekerja
sama secara langsung tetapi memiliki afiliasi atau minat yang
sama dalam aktivitas organisasi dan/atau motivasi untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik.
7) Komunikasi informal terjadi di luar saluran yang ditetapkan
organisasi untuk menyampaikan pesan dan mentransmisikan
informasi.

Di masa lalu, banyak organisasi menganggap komunikasi informal


(umumnya diasosiasikan dengan komunikasi antar pribadi dan
horizontal) sebagai hambatan bagi kinerja organisasi yang efektif dan
berusaha menghilangkannya. Ini tidak lagi terjadi. Pemeliharaan
jaringan pribadi dan hubungan sosial melalui komunikasi informasi
168
dipahami sebagai faktor kunci dalam cara orang menyelesaikan
pekerjaan.

Sementara komunikasi informal penting bagi organisasi, itu juga


mungkin memiliki kelemahan. Ketika berbentuk “pabrik rumor” yang
menyebarkan informasi yang salah, komunikasi informal berbahaya
dan sulit ditutup karena sumbernya tidak dapat diidentifikasi oleh
manajemen. Percakapan santai seringkali spontan, dan peserta
mungkin membuat pernyataan yang salah atau menyebarluaskan
informasi yang tidak akurat. Kurangnya akuntabilitas diharapkan dari
komunikasi informal, yang dapat menyebabkan orang menjadi tidak
hati-hati, ceroboh dalam memilih kata, atau mengungkapkan
informasi sensitif.

6.1.2. Karakteristik Jaringan Komunikasi


Di bawah ini adalah beberapa karakteristik yang dijelaskan.

1) Informasi yang akan disampaikan atau pesan yang akan


dibagikan di antara orang-orang dalam jaringan yang sama
harus jelas dan bebas dari jargon apa pun. Suara aktif harus
lebih disukai dan pesannya harus dalam kata-kata sederhana
dan singkat. Jika pesannya panjang, lebih baik mentransfer
pesan dengan poin berpoin.

2) Pesannya harus ringkas yang hanya kemudian pendengar


berhati-hati untuk membaca dengan penuh perhatian dan
tanpa kehilangan konsentrasi. Pesan panjang atau panjang
harus dihindari dengan cara apa pun. Orang tidak akan
memiliki cukup kesabaran untuk membaca seluruh pesan jika
diuraikan dengan kata-kata yang sangat kurang bermakna.

169
3) Pesan yang disampaikan harus dijelaskan dengan baik dengan
informasi yang konkrit. Pesan palsu tidak boleh disampaikan
dalam hal apa pun yang menyebabkan kesalahan komunikasi.

4) Pesan harus disampaikan dalam urutan yang relevan. Tidak


baik jika pesan yang disampaikan mengatakan akhir di awal
atau menyelesaikan pesan tanpa informasi lengkap.
Penerima akan memahami pesan dengan cara yang salah
yang akan menimbulkan konflik dan gagasan akan berbeda.
Informasi harus disampaikan antara orang-orang dengan cara
yang logis, berurutan dan terencana dengan baik. Oleh
karena itu bagian ini harus dikonsentrasikan dengan baik.

5) Pemancar harus jujur, menghormati orang lain dan terbuka


dengan pendengar di tingkat paling bawah atau akhir
pembicaraan. Pemancar harus perhatian dengan pendengar
dan harus menggunakan kata-kata yang sopan. Pembawa
pesan tidak boleh bersikap kasar sama sekali karena
pembawa pesan yang kasar tidak akan menemukan reseptor
untuk informasinya meskipun informasi itu penting. Utusan
tidak boleh rasis dan tidak boleh menggunakan istilah seperti
itu saat menyampaikan informasi. Semua orang di pihak lain
yang menerima informasi harus dianggap setara dan tidak
boleh menggunakan kata-kata yang tidak sopan saat
mengirimkan informasi.

6) Pendengar juga memainkan peran penting dalam jaringan


komunikasi. Mereka harus memahami informasi dengan
sangat baik dan harus mengklarifikasi hal yang sama jika
memungkinkan. Pesan harus terdeteksi dari kata-kata yang
campur aduk, tindakan non-verbal harus dianalisis dengan
baik, praktis untuk memahami masalah dan cukup dewasa
170
untuk bertindak sesuai informasi. Perhatian harus ada dari sisi
pendengar untuk memfokuskan pesan ketika dikirim dari
ujung yang lain. Miskomunikasi tidak boleh terjadi.

7) Emosi harus dikendalikan saat menyampaikan informasi.


Pendengar tidak boleh menggunakan pengetahuannya untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain dalam lingkaran.
Fokusnya hanya pada informasi yang disampaikan dari
tingkat atas.

Jenis jaringan yang akan digunakan tergantung pada pesan yang akan
disampaikan dari satu tingkat ke tingkat lainnya. Juga, keamanan
harus dipertimbangkan untuk komunikasi jaringan. Setiap jaringan
memiliki keunggulannya masing-masing.

6.2. KOMUNIKASI FORMAL

Komunikasi resmi yang terjadi dalam suatu organisasi dikenal dengan


komunikasi formal. Hal ini berkaitan dengan status atau kedudukan
pengirim dan penerima. Ini umumnya terjadi antara karyawan dari
tingkat yang berbeda seperti dalam kasus atasan-bawahan atau pada
tingkat yang sama seperti dalam kasus dua manajer dari departemen
yang berbeda. Ini digunakan untuk mengkomunikasikan informasi
resmi, seperti perintah, instruksi, dan informasi organisasi lainnya.
Itu bisa lisan atau tertulis, tetapi umumnya dicatat dan diajukan
untuk referensi di masa mendatang.

Jaringan komunikasi formal bersifat resmi dan didukung oleh


perusahaan. Keuntungan dari saluran komunikasi formal termasuk
karyawan memiliki tempat untuk menemukan semua informasi
terkait pekerjaan dengan cepat. Namun, komunikasi formal

171
terkadang bisa lambat karena kurangnya komunikasi dari atasan di
perusahaan.

Atas dasar arahan, komunikasi formal dapat terdiri dari empat jenis:

• Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)


• Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
• Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)
• Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication)
Harus diingat bahwa Komunikasi Ke Bawah dan Ke Atas bersifat
vertikal. Komunikasi vertikal mengalir ke bawah atau ke atas.

• Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)


Aliran informasi dari tingkat yang lebih tinggi (atasan) ke tingkat yang
lebih rendah (bawahan) dalam suatu organisasi dikenal sebagai
komunikasi ke bawah.
Komunikasi kebijakan, prosedur, perintah, instruksi, pemberitahuan
untuk rapat, surat edaran, manual, dll, adalah tujuan utama dari
komunikasi ke bawah. Kecepatan komunikasi ke bawah sangat cepat.

• Komunikasi ke Atas (Upward Communication)


Aliran informasi dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat
yang lebih tinggi (atasan) dari suatu hierarki organisasi dikenal
sebagai komunikasi ke atas.
Tujuan utamanya adalah untuk mengkomunikasikan laporan, saran,
keluhan, keluhan, laporan kemajuan, permohonan pemberian cuti,
dll, kepada atasan. Kecepatan komunikasi ke atas relatif lebih rendah
daripada komunikasi ke bawah.

172
• Komunikasi Horizontal atau Komunikasi Lateral (Horizontal
Communication)
Aliran informasi antara orang-orang dari berbagai departemen yang
bekerja pada tingkat yang sama dalam suatu organisasi dikenal
sebagai Komunikasi Horisontal.
Tujuan utama Komunikasi Horisontal adalah untuk
mengoordinasikan kegiatan yang berbeda dari dua atau lebih
departemen. Hal ini juga bertujuan untuk menyelesaikan masalah
yang saling terkait antara departemen. Misalnya, seorang manajer
keuangan dapat membahas biaya promosi produk baru dengan
manajer pemasaran.
Jenis komunikasi ini dapat berdampak buruk pada produktivitas dan
efisiensi organisasi jika ada perbedaan dalam pendekatan dan visi
orang-orang dari departemen yang berbeda. Perbedaan pendekatan
dapat menimbulkan konflik antar departemen.

• Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication)


Aliran informasi antara orang-orang yang memegang tingkat otoritas
yang berbeda di departemen yang berbeda dikenal sebagai
Komunikasi Diagonal.
Tujuan utama Komunikasi Diagonal adalah untuk meningkatkan
efisiensi organisasi dengan mempercepat proses komunikasi dan
memotong hambatan departemen. Misalnya, diskusi antara Manajer
desain dan tenaga penjualan tentang suka dan tidak suka orang
terhadap suatu produk.
Jenis komunikasi ini melanggar prinsip kesatuan komando, dan
terkadang atasan merasa diabaikan ketika bawahannya berbicara
langsung dengan manajer dari berbagai departemen.

6.2.1. Jaringan Komunikasi Formal


Ada berbagai jenis jaringan komunikasi yang beroperasi di bawah
organisasi formal. Jaringan Rantai Tunggal, Jaringan Roda, Jaringan
173
Melingkar, Jaringan Aliran Bebas, dan Jaringan V Terbalik adalah
beberapa jaringan yang paling menonjol.

1) Jaringan Rantai Tunggal: Di bawah ini, komunikasi mengalir


dari setiap atasan ke bawahannya melalui rantai tunggal.
Rantai komando skalar diikuti dengan ketat di sini, dan setiap
anggota terikat pada satu orang.
Jaringan Rantai: Di bawah pola rantai, informasi mengalir ke
atas atau ke bawah. Di sini setiap orang mendapatkan
informasi dari atasan langsungnya dan kemudian
meneruskannya ke bawahan langsungnya. Demikian pula,
rantai dibuat, dan semua anggota terhubung ke satu orang,
biasanya pemimpin. Jaringan ini cocok bila informasi yang
akan disampaikan benar secara hukum.

Gambar 6.1. Jaringan Rantai Tunggal

2) Jaringan Roda: Di bawah ini, semua komunikasi melewati satu


atasan, yang bertindak sebagai otoritas pusat. Ini mirip
dengan hub roda. Bawahan dapat berkomunikasi melalui satu
atasan dan tidak diperbolehkan berbicara di antara mereka
sendiri. Hal ini umumnya terlihat dalam organisasi terpusat.
Jaringan Roda: Ini adalah bentuk jaringan komunikasi yang
paling terpusat di mana semua informasi mengalir dari satu
orang pusat, biasanya pemimpin. Anggota lain memiliki
sedikit atau tidak ada hubungan komunikasi satu sama lain.
Di sini, pemimpin dengan sengaja mengontrol jalur

174
komunikasi dan memastikan bahwa informasinya sampai ke
semua orang dalam kelompok.

Gambar 6.2. Jaringan Roda

3) Jaringan Sirkular: Di bawah ini, komunikasi mengalir dalam


lingkaran. Setiap orang dapat berkomunikasi dengan dua
rekannya yang berdampingan. Sistem partisipatif diwakili
oleh jaringan sirkular.
Jaringan Lingkaran: Jaringan lingkaran adalah salah satu
bentuk jaringan komunikasi yang terdesentralisasi di mana
informasi dibagikan secara merata di antara semua anggota.
Di sini setiap orang memberi dan menerima informasi dari
dua orang atau lebih dalam jaringan. Dalam pola ini, setiap
anggota memiliki kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi.

175
Gambar 6.3. Jaringan Sirkular

4) Free Flow Network: Di bawah ini, tidak ada batasan pada arus
komunikasi. Setiap orang bebas berkomunikasi dengan siapa
saja yang diinginkannya, dan karena itu arus informasi
menjadi sangat cepat.
Free Flow Network: Di bawah pola ini, setiap orang terhubung
satu sama lain, dan informasi dapat mengalir dengan bebas
dari mana saja di dalam organisasi. Ini adalah bentuk
komunikasi formal yang paling terdesentralisasi. Ciri khas dari
pola komunikasi ini adalah bahwa semua orang dalam
kelompok saling terkait satu sama lain dan dapat
berkomunikasi dengan bebas dengan siapa pun yang mereka
inginkan.

176
Gambar 6.4 Jaringan Alur Free

5) Jaringan V Terbalik: Di bawah ini, bawahan diizinkan untuk


berkomunikasi dengan atasan langsungnya serta atasan
atasannya, tetapi dalam kasus terakhir hanya komunikasi
yang ditentukan yang terjadi.
Komunikasi "V" terbalik: Komunikasi "V" terbalik adalah
jaringan formal di mana bawahan diizinkan untuk
berkomunikasi dengan atasan langsungnya serta dengan
atasan atasannya, yaitu bos dari atasan langsungnya. Namun,
bagaimanapun, komunikasi antara bawahan dan atasan
atasan terbatas.

177
Gambar 6.5 Jaringan V terbalik

Manfaat Komunikasi Formal


1) Aliran informasi yang teratur dipastikan dalam komunikasi
formal.
2) Tanggung jawab dapat diperbaiki karena sumber informasi
dapat ditemukan.
3) Hubungan tanggung jawab otoritas dapat dipertahankan
dengan mudah dengan bantuan komunikasi formal.
4) Kontrol atas kinerja karyawan yang berbeda dapat dilakukan
dengan bantuan komunikasi formal.

Kelemahan Komunikasi Formal


1) Jenis saluran komunikasi ini bisa memakan waktu.
2) Ini bertindak sebagai penghalang arus informasi yang bebas
dan tidak terputus.
3) Cara impersonal digunakan untuk menyampaikan informasi
dalam kasus komunikasi formal.

6.2.2. Contoh komunikasi formal


Beberapa contoh komunikasi formal antara lain:

178
• Rapat: Cocok untuk diskusi yang lebih lama tentang isu-isu
terkait proyek saat ini dan masa depan.
• Konferensi: Berguna untuk memperluas pengetahuan
tentang bidang keahlian apapun, dengan mendengarkan dan
berpartisipasi dalam diskusi panel.
• Formal One-on-Ones: Menurut penelitian, sekitar 70% dari
manajer yang disurvei menyebutkannya sebagai cara yang
bagus untuk memahami dan menghilangkan penghalang
jalan.
• Memo: Cara yang efektif untuk menggambarkan cara di mana
perubahan organisasi harus dilaksanakan.
• Surat dan email: Berguna untuk semua jenis korespondensi,
termasuk informasi organisasi.
• Presentasi: Antara lain, cara praktis untuk menunjukkan
kepada rekan kerja Anda apa yang telah Anda kerjakan.
• Halaman wiki perusahaan: Cara yang bagus untuk memberi
tahu karyawan Anda tentang pertanyaan yang paling umum.

Setelah kita mempertimbangkan beberapa contoh komunikasi


formal, langkah selanjutnya dalam perjalanan kita adalah melihat
apa itu saluran komunikasi formal.

6.2.3. Saluran Komunikasi Formal?


Karena kita telah melihat beberapa contoh komunikasi formal, kita
harus melihat beberapa saluran komunikasi formal. Mereka
termasuk:

Email — digunakan untuk semua jenis pesan di antara rekan kerja.


• Aplikasi perpesanan bisnis — berguna untuk pengingat cepat
dan masalah yang lebih mendesak.
• Pernyataan tercetak — biasanya berisi informasi yang relevan
dengan semua anggota organisasi.
179
• Buletin berita — cara yang berguna untuk mengumumkan
berita dan acara mendatang.
• Bentuk digital – situs web organisasi, forum internal, intranet,
dll, digunakan untuk berbagi informasi, komunikasi yang lebih
mudah, dan kolaborasi.

Setelah memberi contoh komunikasi formal dan daftar saluran


komunikasi formal yang paling umum, kami berharap memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang jenis komunikasi ini.

6.2.4. Keuntungan Menggunakan Komunikasi Formal Di


Tempat Kerja:

1. Otoritas: Komunikasi formal memastikan saluran arus informasi


yang tepat antara atasan dan bawahan terkait. Hal ini menghasilkan
penetapan garis wewenang dan alur kerja yang jelas. Memperjelas
tanggung jawab untuk bawahan sangat efisien dalam bentuk
komunikasi ini.

2. Komunikasi yang efektif dan jelas: Komunikasi adalah transfer


langsung informasi antara manajer, karyawan dan organisasi. Ini
membawa kejelasan pada tanggung jawab dan apa yang diharapkan
dari mereka untuk kesejahteraan organisasi. Ini juga menetapkan
kejelasan tentang kapan dan di mana pengunduhan informasi
diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan.

3. Urutan arus informasi: Bentuk komunikasi ini membentuk arus


informasi yang teratur. Bekerja di lingkungan di mana arus informasi
berasal dari tempat berbeda secara tidak teratur menciptakan
keributan dan kekacauan. Ini menurunkan efisiensi pekerjaan.
Mempertahankan komunikasi formal membantu dalam memiliki

180
aliran informasi yang teratur karena garis keunggulan ditetapkan
dengan cara ini.

4. Sumber informasi tunggal: Pekerjaan karyawan semata-mata


bergantung pada dukungan lintas fungsional dan arus informasi
antar tim. Setiap keputusan dan hasil didasarkan pada informasi yang
diterima. Karena tidak memiliki satu gudang informasi membuat
hidup lebih sulit bagi tim dan individu untuk mengatasi masalah yang
dihadapi. Pendekatan terhadap pemecahan masalah kabur karena
kekurangan atau ketidakcukupan atau keefektifan informasi yang
ada. Komunikasi formal menekankan pada tidak hanya arus
informasi yang teratur tetapi juga memastikan bahwa informasi
tersebut memiliki basis pengetahuan tunggal yang mudah diakses
yang dapat dipercaya berdasarkan fakta.

Memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mempertahankan


dialog profesional di tempat kerja dan mengetahui kapan dan kapan
tidak menggunakan fakta, jargon, istilah teknis, gaya, dan elemen
informal merupakan bagian penting dari pengembangan dan kinerja
karyawan secara menyeluruh. Oleh karena itu perlu ditekankan
pentingnya semua karyawan memiliki keterampilan yang berharga
ini, dan menegakkan aturan komunikasi korporat di tempat kerja.

6.3. KOMUNIKASI INFORMAL

Definisi: Jaringan Saluran Informal atau Grapevine Network


menunjukkan pola komunikasi, yaitu bagaimana komunikasi
informal berpindah dari orang ke orang.
Jaringan informal jauh lebih tidak terorganisir. Mereka sering
disebut sebagai tanaman anggur. Selentingan adalah saluran
komunikasi informal antar karyawan. Bagian penting dari
selentingan termasuk persahabatan, penggunaan, dan efisiensi.
181
Selentingan dapat digunakan sebagai saluran komunikasi untuk
mengomunikasikan tenggat waktu dan mengingatkan karyawan
tentang acara mendatang lainnya. Efisiensi tanaman anggur
adalah salah satu keuntungannya, tetapi juga bisa menjadi
kerugiannya. Misalnya, seseorang mungkin menyebarkan
informasi palsu dengan cepat ke seluruh perusahaan karena
pertemanan yang dekat. Ada tiga jenis jaringan selentingan: untai
tunggal, rantai gosip, dan rantai kluster. Baik jaringan formal
maupun informal memiliki peran dalam organisasi.

Spesialis telah mengidentifikasi empat jenis jaringan komunikasi


informal yang berbeda, yang tercantum di bawah ini:

• Single Strand Network: Di bawah pola komunikasi ini,


informasi mengalir dari satu orang ke orang berikutnya dalam
jaringan. Misalnya, satu orang akan memberikan informasi
kepada orang lain yang akan mengkomunikasikannya kepada
orang berikutnya dan orang ketiga juga akan
mengkomunikasikan pesan yang sama kepada orang
berikutnya dalam jaringan dan seterusnya. Rantai jenis ini
kurang dapat diandalkan dan akurat untuk menyampaikan
pesan. Di sini, proses komunikasi bersifat linier.

182
Gambar 6.6. Single Strand Network

• Jaringan Rantai Gosip: Dalam jaringan rantai gosip, ada


seorang individu yang menyampaikan pesan kepada semua
anggota lain dalam jaringan secara langsung. Ia umumnya
adalah orang sentral yang mencari dan menyampaikan
informasi kepada semua yang diperolehnya. Di sini, setiap
orang dalam jaringan berkomunikasi satu sama lain secara
informal. Jaringan ini sering digunakan ketika materi
pelajaran tidak terkait dengan sifat pekerjaan.

Gambar 6.6. Gossip Chain Network

183
• Jaringan Rantai Probabilitas: Di bawah pola komunikasi ini,
informasi berpindah secara acak dari orang ke orang.
Misalnya, ada seorang individu yang bertindak sebagai
sumber pesan memilih siapa saja secara acak dalam
jaringannya untuk mengkomunikasikan pesan tersebut.
Orang kedua itu akan kembali, memilih orang lain secara acak
dan meneruskan pesan kepadanya, demikian pula
komunikasi mengalir ke orang berbeda yang dipilih secara
acak. Di sini, sumber informasi untuk setiap anggota jaringan
berbeda-beda. Pola komunikasi ini digunakan ketika
informasinya menarik, tetapi tidak signifikan.

Gambar 6.7. Jaringan Rantai Probabilitas

• Jaringan Rantai Gugus: Dalam jaringan rantai gugus, ada


seorang individu yang, bertindak sebagai sumber pesan,
mentransmisikan informasi ke kelompok individu yang telah
dipilih sebelumnya yang darinya beberapa individu lagi
menyampaikan pesan yang sama kepada kelompok individu
terpilih lainnya . Demikian juga, rantai berlanjut, dan pesan
mencapai semua dalam jaringan. Pola ini mirip dengan pohon
telepon, di mana satu orang memanggil dua orang lainnya,
kemudian dua orang ini memanggil tiga orang lainnya dan
ketiga orang ini diharapkan menelepon lagi. tiga orang
lainnya. Demikian juga, informasi tersebut dikirimkan ke

184
semua orang yang terhubung ke jaringan telepon. Ini adalah
bentuk paling umum dari jaringan komunikasi informal.

Jaringan 6.8. Cluster Chain Network

6.3.1. Contoh Komunikasi Informal di Tempat Kerja

Contoh komunikasi informal yang baik di tempat kerja dapat dilihat


setiap kali seorang karyawan berinteraksi dengan karyawan lain
dengan cara santai dan percakapan. Mereka dapat berbicara tentang
permainan yang berlangsung tadi malam atau bahkan tentang
perubahan kebijakan perusahaan.

Salah satu contoh komunikasi informal yang bagus adalah


menganggapnya seperti percakapan antara keluarga di meja makan.
Setiap anak dapat beralih ke ibu atau ayah dari keluarga (atau bos
perusahaan) dan dengan santai bertanya kepada mereka tentang
sesuatu yang mereka bicarakan dalam pertemuan keluarga. Ini
adalah skenario yang tenang dan tanpa beban untuk mendiskusikan
berbagai hal.

Berikut adalah beberapa contoh utama komunikasi informal di


tempat kerja:

185
• Percakapan sambil makan
Banyak tempat kerja memiliki kafetaria tempat karyawan menikmati
makanan ringan atau makanan mereka. Seringkali, satu meja
memungkinkan banyak orang untuk makan, yang memungkinkan
kesempatan untuk bercakap-cakap. Pembicaraan serupa dapat
terjadi di mesin kopi atau pendingin air.

• Rumor selentingan
Misalkan seorang manajer mengundang seorang karyawan ke
kantornya dan terlibat dalam percakapan yang panjang. Manajer
mungkin ingin mengklarifikasi aspek proyek tertentu dan percakapan
sepenuhnya terkait dengan pekerjaan. Karyawan lain mungkin
menyebarkan berbagai macam rumor, seperti individu yang
dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi.

• Pendingin air virtual


Pendingin air virtual adalah ruang digital kasual, seringkali
merupakan platform perpesanan umum, tempat karyawan dapat
terlibat dalam komunikasi informal. Ini lebih umum di antara
organisasi dengan tim jarak jauh. Ruang virtual semacam itu sering
berfungsi sebagai forum diskusi untuk membantu meningkatkan
kolaborasi dan komunikasi antar tim.

• Kebijakan pintu terbuka


Pertimbangkan seorang individu yang tidak dapat menyelesaikan
konflik dengan anggota tim. Mereka kemudian menginformasikan
manajemen masalah. Manajer juga mengundang orang lain ke
kantor, di mana mereka semua berusaha menyelesaikan
kesalahpahaman tersebut. Individu dapat mendekati manajer karena
kebijakan pintu terbuka, yang dimungkinkan oleh prevalensi
komunikasi informal di tempat kerja.
186
6.3.2. Ciri-Ciri Komunikasi Informal

Karakteristik kunci dari komunikasi informal adalah:

1) Tidak Resmi: Karena komunikasi informal tidak mematuhi


aturan organisasi apa pun, ini adalah saluran komunikasi tidak
resmi.
2) Independen: Karena organisasi tidak mengontrol komunikasi
informal, komunikasi informal menjadi sangat independen.
Karena sifatnya yang independen dan sebagian besar bersifat
verbal, hal itu dapat mendistorsi keakuratan informasi.
3) Fleksibel dan cepat: Dengan tidak adanya formalitas,
komunikasi informal lebih mudah beradaptasi daripada
komunikasi formal. Itu juga menyebar dengan kecepatan
tinggi.
4) Keramahan: Komunikasi informal seringkali bersifat ramah
dan membantu mengembangkan rasa memiliki di tempat
kerja di antara karyawan.
5) Multidirectional: Komunikasi informal secara inheren
multidirectional. Seringkali, karyawan menggunakan
komunikasi informal untuk berbagi ide dan pendapat mereka.
6) Spontan: Komunikasi informal seringkali memungkinkan
aliran informasi secara spontan bahkan di antara individu dari
berbagai tingkatan atau departemen dalam suatu organisasi.

6.3.3. Keuntungan Komunikasi Informal

Berikut adalah beberapa keuntungan utama yang ditawarkan


komunikasi informal:

187
1) Menyediakan sistem alternatif
Komunikasi informal dapat menawarkan cara alternatif untuk
menyampaikan informasi. Melalui saluran komunikasi formal,
karyawan mungkin merasa enggan untuk menyampaikan keluhan
formal kepada atasan atau berbagi umpan balik kritis tentang
pekerjaan departemen yang berbeda. Dalam kasus seperti itu,
komunikasi informal memungkinkan mereka untuk menyampaikan
kekhawatiran mereka dengan mudah.

2) Memungkinkan interpretasi yang lebih baik


Pesan yang dikirim melalui saluran formal dapat meninggalkan
banyak karyawan dengan keraguan atau pertanyaan dan mereka
mungkin memerlukan penjelasan tambahan. Percakapan informal
memfasilitasi kejelasan dan penjelasan dari pesan-pesan ini.
Misalnya, ketika manajemen mengeluarkan pedoman baru untuk
proses pencatatan kehadiran, komunikasi informasi antara karyawan
dan supervisor mereka dapat membantu menghilangkan keraguan
tentang proses baru tersebut.

3) Meningkatkan hubungan
Melalui komunikasi informal, individu dapat memperkuat hubungan
mereka satu sama lain. Meningkatkan hubungan adalah yang paling
penting jika karyawan mempertahankan posisi mereka dan
memajukan struktur organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi,
penting bagi anggota untuk berkolaborasi dan mengintegrasikan
upaya mereka. Karena komunikasi informal memungkinkan
percakapan tentang beragam topik, dari pekerjaan hingga pribadi, ini
membantu menumbuhkan saling pengertian.

188
4) Meningkatkan efisiensi
Dalam komunikasi informal, karyawan merasa lebih nyaman
mengungkapkan pandangan dan perspektif mereka. Jika mereka
menghadapi kesulitan memenuhi tanggung jawab pekerjaan mereka,
mereka dapat meminta bantuan dan dukungan dari orang lain tanpa
ragu. Percakapan informal dapat membantu mengurangi kecemasan
saat berbicara dengan orang lain. Karyawan lebih mungkin untuk
membagikan ide dan perspektif mereka jika mereka dapat
menumbuhkan suasana kerja sosial yang ramah dan mengatasi
kegugupan dan rasa tidak aman.

5) Memberikan rekomendasi
Untuk melakukan kewajiban pekerjaan secara efektif, rekan,
manajer, dan rekan kerja bertukar ide, proposal, proses, metode, dan
sumber daya. Melalui komunikasi informal, anggota tim dapat
dengan mudah memberikan rekomendasi yang dapat membantu
melaksanakan tanggung jawab pekerjaan seseorang dan mencapai
hasil yang diinginkan. Mereka dapat menawarkan rekomendasi baik
secara lisan maupun tertulis.

6) Meningkatkan kepuasan kerja


Budaya komunikasi informal yang sehat dapat membantu
meningkatkan kepuasan kerja. Individu mengalami kepuasan sosial,
kepuasan dan motivasi di tempat kerja. Faktor-faktor ini bertanggung
jawab untuk secara efektif melaksanakan kewajiban pekerjaan
terhadap retensi karyawan. Sangat penting bagi individu untuk
terlibat dalam komunikasi informal untuk meningkatkan kepuasan
kerja dan mengembangkan motivasi, minat, dan kegembiraan.

7) Menciptakan budaya kerja yang positif


Ketika karyawan dapat berkomunikasi secara terbuka satu sama lain
terlepas dari sebutan mereka, organisasi mengembangkan
189
lingkungan kerja yang positif. Mereka yang berada di posisi
kepemimpinan, manajemen dan karyawan dapat berkomunikasi
dengan bebas. Jika seorang eksekutif tingkat atas memberikan
ceramah tentang strategi pertumbuhan masa depan, karyawan
dapat membagikan pendapat mereka sambil minum kopi.

8) Mengukur reaksi
Seringkali, manajemen membuat perubahan kebijakan yang dapat
mempengaruhi karyawan. Sebelum menyelesaikan kebijakan,
mereka mungkin tertarik untuk mengukur bagaimana staf dapat
menanggapi perubahan itu. Saluran komunikasi informal biasanya
sangat membantu dalam mendapatkan tanggapan karyawan dalam
situasi seperti itu.

6.4. LATIHAN

1) Membedakan antara komunikasi formal dan informal


2) Apakah yang Anda maksud: mendengarkan efektif Jelaskan
secara singkat prinsip utama mendengarkan secara efektif.
3) “Komunikasi selentingan memberikan kepuasan psikologis
kepada karyawan.” Jelaskan pernyataan ini dan nyatakan juga
kelebihan dan kekurangannya.
4) Apa yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal? Jelaskan
keuntungan dan keterbatasan Komunikasi non-verbal.

190
BAB 7
Komunikasi Pemangku
Kepentingan (Stakeholder)

TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mendefinisikan komunikasi pemangku kepentingan
2) Siapa dan bagaimana berkomunikasi dengan pemangku
kepentingan
3) Menjelaskan komponen pemangku kepentingan

7.1. PENGANTAR
Komunikasi pemangku kepentingan sangat penting untuk
keberhasilan proyek. Baik Anda memulai peran manajemen proyek
baru, menangani strategi komunikasi bisnis, atau meluncurkan
proyek baru, memahami pemangku kepentingan dan cara
berkomunikasi dengan mereka adalah penting. Interaksi dengan
pemangku kepentingan dapat melibatkan berbagai metode
komunikasi, mulai dari acara tahunan hingga survei umpan balik
hingga pembaruan email. Dalam artikel ini, kami mengeksplorasi apa
itu komunikasi pemangku kepentingan, bagaimana mengidentifikasi
pemangku kepentingan dan bagaimana berinteraksi dengan mereka,
dengan empat contoh praktis komunikasi efektif dengan pemangku
kepentingan.

Komunikasi dengan pemangku kepentingan adalah bagaimana orang


yang berinvestasi dalam bisnis, atau proyek, dapat berkomunikasi.
Tidak seperti pemegang saham, mereka tidak selalu memiliki
kepentingan finansial dalam bisnis atau memiliki sebagian
perusahaan. Sebaliknya, para pemangku kepentingan ini memiliki
191
kepentingan dalam hasilnya. Berkomunikasi dengan pemangku
kepentingan kemungkinan akan menjadi prioritas utama bagi setiap
manajer proyek.

7.2. KOMUNIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemangku kepentingan adalah orang atau organisasi yang secara


langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh atau memiliki
kepentingan dalam kegiatan perusahaan. Komunikasi pemangku
kepentingan mengacu pada pertukaran informasi reguler antara
perusahaan dan pemangku kepentingannya. Untuk komunikasi
pemangku kepentingan yang efektif dan terarah, penting untuk
mengetahui siapa pemangku kepentingan itu dan apa tujuan, motif,
dan sikap mereka. Ini adalah tugas identifikasi pemangku
kepentingan dan analisis pemangku kepentingan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pemangku


kepentingan

Aspek-aspek berikut memiliki pengaruh terhadap komunikasi


pemangku kepentingan:

1) Pentingnya pemangku kepentingan untuk proyek: Semakin


penting pemangku kepentingan, semakin terstruktur
komunikasi yang harus direncanakan dan dilaksanakan.

2) Jenis komunikasi: Apakah pemangku kepentingan ingin diberi


informasi atau dia ingin secara aktif mencari informasi sendiri?
Perbedaan dapat dibuat antara komunikasi push dan pull.

3) Sarana komunikasi: Apakah dia ingin diberi tahu secara pribadi


dalam percakapan atau melalui telepon, apakah SMS atau email
dengan status quo singkat cukup baginya, apakah dia ingin
laporan melalui pos, dll.?
192
4) Frekuensi komunikasi: Apakah dia ingin selalu up to date,
apakah dia senang dengan satu update per minggu atau satu
ringkasan per bulan?

5) Waktu komunikasi: Kapan waktu yang tepat untuk


berkomunikasi? Pada hari Minggu pukul 5 sore. atau lebih
tepatnya Senin pagi jam 7 pagi?

Komunikasi pemangku kepentingan merupakan tugas penting dalam


manajemen pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan dapat
mempromosikan atau menghambat suatu proyek, mereka dapat
mengubah tujuan dan sikap mereka dan juga membantu dalam
berkomunikasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Semakin
penting pemangku kepentingan, semakin penting komunikasi
dengan mereka. Keteraturan komunikasi pemangku kepentingan
tergantung pada pentingnya pemangku kepentingan, frekuensi, cara
dan waktu yang diperlukan dan tepat.

7.2.1. Berkomunikasi Dengan Pemangku Kepentingan Secara


Efektif

Untuk melakukan komunikasi secara efektif dengan pemangku


kepentingan dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:

1. Email dan Buletin


Email adalah salah satu alat paling populer yang digunakan untuk
komunikasi pemangku kepentingan. Mengapa? Ini memiliki sejumlah
manfaat seperti penyampaian informasi secara langsung, bukti
pengiriman, memudahkan pengelolaan komunikasi dengan setiap
pemangku kepentingan dan juga dapat memantau keterlibatan dan
tarif terbuka.

193
Coba gunakan ringkasan mingguan untuk memberi tahu pemangku
kepentingan tentang informasi tingkat atas dari minggu tersebut. Ini
bisa termasuk; pembaruan anggaran, foto, berita minggu ini,
informasi kontak, langkah selanjutnya, rencana proyek tingkat atas,
dan lainnya.

2. Otomasi Email
Sekarang sudah memiliki email dan buletin, mengapa tidak
mengotomatiskannya dan menghemat waktu? Anda dapat mengatur
pembaruan harian rutin yang akan dikirim ke setiap pemangku
kepentingan melalui umpan RSS. Mengotomatiskan informasi BAU
akan menghemat banyak waktu, waktu yang dapat dihabiskan
dengan lebih baik di tempat lain.

Dengan otomatisasi email, dapat menyesuaikan email dengan


konten dinamis dan hanya mengirim informasi spesifik kepada
pemangku kepentingan tertentu, serta menggunakan template yang
menarik secara visual yang membuat informasi lebih mudah dicerna.

Apa pun cara yang DIpilih untuk berkomunikasi dengan email,


pastikan itu mudah dibaca. Pastikan konten dapat dibaca sekilas,
informatif, dan hindari terlalu banyak kata kunci atau jargon teknis.
Gunakan tajuk, tebalkan judul dan kata-kata penting, dan gunakan
gambar dengan hemat.

3. Presentasi Online/Virtual
Cara lain yang populer untuk berkomunikasi dengan pemangku
kepentingan adalah melalui presentasi.

Ini bisa secara fisik (Catatan: Silakan periksa informasi terbaru


tentang pertemuan fisik karena Covid-19) atau online. Jika online,
Anda dapat memilih untuk menggunakan perangkat lunak presentasi
194
video. Ada banyak platform presentasi video di luar sana dan banyak
di antaranya gratis untuk digunakan. Presentasi video adalah alat
yang hebat untuk melibatkan dan mengelola pemangku kepentingan
Anda secara efektif.

Setelah menyelesaikan presentasi online, simpan slide dan kirimkan


ke pemangku kepentingan sehingga mereka dapat merujuknya pada
waktu mereka sendiri. Lihat beberapa tip dan trik tentang cara
membuat audiens tetap terlibat dalam presentasi online di sini.

Tips: Kirimkan presentasi, dek, dan materi lainnya sebelum rapat.


Tapi jangan berasumsi ada yang akan membacanya sebelum
presentasi!

4. Laporan Ringkasan Proyek


Salah satu metode komunikasi pemangku kepentingan yang lebih
tradisional, tetapi masih sangat efektif adalah laporan ringkasan
proyek.
Hal yang baik tentang hal ini adalah jika telah melakukan penelitian
tentang identifikasi pemangku kepentingan dan telah mengisi
rencana dan/atau matriks komunikasi pemangku kepentingan, Anda
dapat menyesuaikan laporan ini untuk setiap pemangku
kepentingan. Ini berarti setiap laporan jauh lebih bermanfaat dan
unik dan pemangku kepentingan akan berterima kasih untuk itu.
Namun ini berarti lebih banyak pekerjaan untuk memimpin proyek.

Alternatifnya, dapat mengirimkan laporan ringkasan sorotan tingkat


atas dari proyek setiap minggu yang merinci acara proyek dalam
seminggu.

195
5. Panggilan Video Grup atau Rapat 'Screen to Screen'
Jadwalkan panggilan video grup seminggu sekali untuk memberikan
ringkasan proyek dan untuk memberikan pembaruan apa pun. Ini
sering baik untuk dimiliki jika ada kendala mendadak yang perlu
ditangani dengan cepat. Langsung ke panggilan Zoom dan diskusikan.

Saat menggunakannya untuk pembaruan mingguan tentang status


proyek, siapkan agenda dan sisakan waktu di akhir untuk pertanyaan.

Jika memiliki hubungan yang lebih pribadi dengan pemangku


kepentingan, Anda mungkin menemukan satu per satu atau 'layar ke
layar' dengan setiap pemangku kepentingan akan membantu Anda
mengatasi masalah mereka secara lebih rinci dan dengan kontrol
yang lebih besar

7.2.2. Komponen Esensial Komunikasi Pemangku Kepentingan

Pemangku kepentingan bisnis biasanya mencakup investor, staf,


pemasok, dan pelanggannya. Pihak-pihak ini adalah kunci
keberhasilan perusahaan karena mereka dapat membantu bisnis
bergerak menuju tujuan bersama dan memberikan dukungan
finansial. Oleh karena itu, rencana komunikasi pemangku
kepentingan diperlukan untuk operasi yang efisien.

Dengan bertukar informasi integral secara teratur dengan para


pemangku kepentingan, bisnis dapat menjadi transparan,
memahami tujuan mereka secara komprehensif, dan mendapatkan
wawasan tentang bagaimana mereka dapat meningkat.

196
Komponen Komunikasi Pemangku Kepentingan

1) Identifikasi Pemangku Kepentingan


Komunikasi yang berhasil dimulai dengan mengidentifikasi semua
pemangku kepentingan. Ini akan mencegah penundaan atau
gangguan di masa mendatang karena semua pihak yang diperlukan
diperhitungkan dan dapat berbagi masukan tentang proyek bisnis.

Langkah pertama dalam komunikasi pemangku kepentingan yang


efektif adalah mengidentifikasi siapa pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan ini adalah kelompok atau orang yang
memiliki kepentingan dalam proyek atau perusahaan Anda.
Pemangku kepentingan mungkin terlibat langsung dalam proyek,
atau mereka mungkin terpengaruh oleh hasil proyek. Jenis
pemangku kepentingan meliputi:

• Anggota tim internal


• Mitra atau investor eksternal
• Pelanggan atau klien

Setelah mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan yang


bekerja, perlu menilai kebutuhan dan tujuan mereka. Informasi apa
yang mereka butuhkan dari Anda? Apa tujuan dan sasaran mereka?
Dengan memahami apa yang diinginkan pemangku kepentingan,
Anda dapat menyesuaikan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan
mereka.
4 jenis pemangku kepentingan yang perlu diidentifikasi oleh pemilik
bisnis adalah-

• Ke atas - Ini adalah investor, pemodal, dan sponsor proyek


yang meluncurkan atau membiayai rencana bisnis. Para

197
pemangku kepentingan ini memiliki banyak pengaruh dalam
proses pengambilan keputusan.
• Ke bawah - Ini adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, seperti
kontraktor dan pemasok. Para pemangku kepentingan ini
diberi kompensasi atas pekerjaan mereka dan memiliki
tujuan untuk mendapatkan referensi atau keterampilan baru
setelah proyek selesai.
• Sideways - Pemangku kepentingan ini adalah pesaing,
organisasi, dan manajer departemen yang harus berbagi
sumber daya terbatas yang sama, seperti bakat. Mereka
mungkin mendukung rencana bisnis, tetapi mereka perlu
menyeimbangkan penggunaan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
• Ke luar - Pemilik tanah tetangga, pembayar pajak, dan
lembaga pemerintah adalah contoh pemangku kepentingan
ke luar.

2) Analisis Pemangku Kepentingan


Setelah mengidentifikasi berbagai pemangku kepentingan, bisnis
perlu menganalisis apa yang dibutuhkan pihak-pihak tersebut dan
motivasi mereka. Ini akan membantu pemilik mengomunikasikan
tujuan mereka secara efektif dan berhubungan dengan pemangku
kepentingan mereka.

Para eksekutif pertama-tama dapat memulai analisis pemangku


kepentingan mereka dengan matriks kepentingan-kekuasaan, yang
merupakan model yang mendefinisikan pemangku kepentingan dan
membantu bisnis melihat kelompok mana yang perlu mereka
prioritaskan. Kedua kategori itu adalah-

198
• Kekuasaan - Ini adalah kemampuan pemangku kepentingan
untuk membuat perbedaan, mengubah, atau menghentikan
proyek.
• Minat - Ini adalah seberapa besar pemangku kepentingan
dipengaruhi oleh rencana bisnis dan sebaliknya.

Pemangku kepentingan kemudian diplot dalam bagan matriks


kekuasaan-kepentingan tergantung pada tingkat kekuasaan mereka
atas proyek dan kepentingan keseluruhan.

• Penempatan dapat menunjukkan- Kekuatan


Tinggi/Kepentingan Tinggi - Ini adalah pemangku kepentingan
yang paling penting dan mereka harus dikomunikasikan dan
dikelola secara dekat.
• Daya Tinggi/Ketertarikan Rendah - Kelompok ini juga kritis
dan karena mereka tidak tertarik dengan proyek, mereka
harus tetap puas sehingga mereka tidak memaksakan
perubahan apa pun.
• Kekuasaan Rendah/Kepentingan Tinggi - Para pemangku
kepentingan ini harus diinformasikan dan disertakan dalam
setiap keputusan bisnis.
• Daya Rendah/Kepentingan Rendah - Pemangku kepentingan
dalam kategori ini perlu dipantau jika mereka mencoba
menghalangi proyek.
• Kepentingan Finansial - Ini tergantung pada apakah mereka
akan mendapat untung dari bisnis.
• Nilai Moral atau Etis - Ini adalah saat pemangku kepentingan
percaya bahwa proyek tersebut akan berdampak positif bagi
masyarakat.
• Hak Hukum - Pemangku kepentingan kemungkinan akan
mendukung rencana yang menjunjung tinggi hak hukum.

199
• Keyakinan Keagamaan - Pendapat dapat dibentuk oleh nilai-
nilai agama pemangku kepentingan.
• Keyakinan Politik - Stakeholder mungkin atau mungkin tidak
mendanai atau membantu proyek jika tidak sejalan dengan
pendapat politik mereka.
• Pengetahuan - Pengetahuan dan kesadaran individu dapat
memengaruhi pilihan pemangku kepentingan untuk
mendukung bisnis.
• Demografi - Tempat tinggal pemangku kepentingan, usia,
atau etnis mereka dapat memengaruhi keputusan mereka.
• Sadar Lingkungan - Mereka yang sadar akan keberlanjutan
mungkin menentang proyek tertentu yang meninggalkan
jejak lingkungan.

Organisasi kemudian akan melacak tingkat dukungan pemangku


kepentingan dengan menggunakan skala. Skala, juga dikenal sebagai
matriks penilaian keterlibatan pemangku kepentingan, membantu
pemilik bisnis melihat kemajuan mereka dalam menginformasikan
dan membujuk pemangku kepentingan untuk mendukung rencana
mereka.

1. Tidak Sadar - Para pemangku kepentingan tidak mengetahui


proyek tersebut.
2. Tahan - Mereka tahu tentang model bisnis tetapi tidak
mendukungnya.
3. Netral - Mereka tidak mendukung atau menolak rencana
tersebut.
4. Mendukung - Para pemangku kepentingan menyetujui dan
mendukung proyek.
5. Memimpin - Mereka secara aktif bekerja dengan proyek untuk
mencapai kesuksesan.

200
Dengan memahami tingkat dukungan pemangku kepentingan dan
posisi mereka dalam model kepentingan-kekuasaan, tim manajemen
dapat menyusun rencana komunikasi yang menentukan apa yang
perlu diungkapkan dan niat untuk terlibat dengan pemangku
kepentingan. Selain itu, rencana tersebut menentukan metode
komunikasi apa yang harus digunakan dan seberapa sering mereka
perlu menjangkau para pemangku kepentingan.

Direkomendasikan agar eksekutif secara pribadi bertemu dengan


pemangku kepentingan individu dan memenuhi kebutuhan mereka
secara terpisah. Ada berbagai cara mereka dapat berkomunikasi,
termasuk panggilan telepon, presentasi, buletin, dan siaran pers.
Bisnis juga dapat memiliki kelompok fokus, konsultasi, dan laporan
kemajuan untuk mempresentasikan tujuan mereka kepada
pemangku kepentingan.

3) Manajemen Pemangku Kepentingan


Manajemen pemangku kepentingan terdiri dari memastikan rencana
komunikasi efektif dan membantu proyek untuk berkembang
menuju tujuannya.
Dengan memantau komunikasi pemangku kepentingan, para
eksekutif dapat mengidentifikasi setiap penyesuaian yang perlu
dilakukan, dan jika informasi baru perlu ditambahkan ke dalam
rencana komunikasi. Ini juga memberi manajer visibilitas apakah
mereka sesuai jadwal dan tetap sesuai anggaran mereka.

Terlibat secara efektif dengan pemangku kepentingan akan


memungkinkan tim eksekutif memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang motif dan tujuan bisnis mereka, serta penyesuaian apa yang
perlu dilakukan agar bisnis dapat berkembang.

201
7.2.3. Jenis Pemangku Kepentingan
Setiap proyek, bisnis, dan organisasi memiliki pemangku kepentingan
utama yang masukannya sangat penting. Definisi pemangku
kepentingan adalah kelompok atau individu yang dukungannya
sangat penting bagi organisasi sehingga tanpa mereka tidak akan
ada. Biasanya ada pemangku kepentingan internal, yang meliputi
karyawan dan pemilik perusahaan. Ada juga pemangku kepentingan
eksternal, yang berada di luar bisnis tetapi penting untuk
keberhasilannya. Ini bisa termasuk klien, otoritas lokal atau donor.
Banyak bisnis bergantung pada pemangku kepentingan eksternal,
mulai dari produsen makanan hingga pencetak buku teks dan
universitas.

Mengidentifikasi pemangku kepentingan utama


Penting untuk mengenali siapa pemangku kepentingan utama dalam
proyek. Mengetahui pemangku kepentingan utama dapat
memungkinkan untuk merencanakan strategi komunikasi yang
efektif. Menganalisis proyek sebelumnya untuk mencari pemangku
kepentingan dan pertimbangan penting dan juga dapat menargetkan
dan merancang berbagai metode komunikasi yang berguna.
Pemangku kepentingan dapat mencakup:

Investor Direksi Serikat buruh Masyarakat


Pemerintahan wali Pelanggan direksi
perusahaan
klien Kontraktor media massa Suppliers
Konsultas Penyandang Kreditur Bank
Dana

7.2.4. Ciptakan Hubungan Dengan Stakeholder


Setelah mengidentifikasi dan menilai pemangku kepentingan,
saatnya untuk menjalin hubungan dengan mereka. Ini melibatkan
202
membangun kepercayaan dan hubungan sehingga mereka merasa
nyaman berkomunikasi dengan Anda. Penting untuk diingat bahwa
komunikasi pemangku kepentingan adalah jalan dua arah. Anda
harus terbuka dan jujur dengan pemangku kepentingan Anda dan
mendengarkan kekhawatiran mereka.

Dengan menciptakan hubungan yang solid dengan pemangku


kepentingan, dapat berkomunikasi dengan mereka tentang proyek
yang ada secara efektif. Mereka juga akan lebih cenderung
mempercayai dan memberi umpan balik yang jujur. Cara untuk
menciptakan hubungan dengan pemangku kepentingan bergantung
pada jenis pemangku kepentingan mereka dan akan berbeda antara
internal, eksternal, dan pelanggan.

1) Anggota Tim internal adalah grup yang paling mudah diakses


untuk berkomunikasi karena seharusnya sudah memiliki
hubungan dengan mereka. Anggota tim ini sudah sangat
dekat dengan proyek, dan dapat mulai berbagi dengan
mereka dengan bersikap terbuka dan jujur tentang proyek
dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan
keputusan sejak hari itu.

2) Mitra atau investor eksternal akan lebih menantang untuk


berkomunikasi karena mungkin tidak memiliki hubungan
yang sudah ada sebelumnya. Untuk membangun hubungan
ini, perlu mengambil langkah ekstra dan setransparan
mungkin tentang proyek dan memberi mereka pembaruan
rutin tentang proyek. kemajuan.

Pelanggan atau klien adalah grup yang sangat mirip dengan mitra
atau investor eksternal dengan grup ini, Anda harus tanggap
terhadap kebutuhan dan kekhawatiran mereka. Ini akan membantu
203
jika memperbarui status proyek dan perubahan apa pun yang dapat
memengaruhi mereka.

7.2.5. Contoh Komunikasi Dengan Pemangku Kepentingan


Manajer proyek yang dapat menangani komunikasi yang kompleks
dan sensitif dengan keahlian adalah penting. Contoh praktis dapat
menjadi cara yang berguna untuk melihat strategi komunikasi Anda.
Koneksi pemangku kepentingan dan contoh komunikasi meliputi:

• Membina hubungan penggalangan dana


Contoh pertama dari komunikasi yang efektif adalah museum dan
sektor seni dan hubungannya dengan para donor. Banyak manajer
proyek mengamankan pendanaan, pameran baru, dan pinjaman seni
dengan membangun hubungan yang kuat dengan kolektor. Bekerja
sama dengan para donor ini dapat menjadi sangat penting bagi
keberhasilan lembaga dan kemampuannya untuk mengadakan
pameran. Kontak reguler dapat mengarah pada kerja sama lebih
lanjut, peluang pendanaan, dan saling menghormati. Donor tunggal
yang melibatkan diri dalam seluruh proses pameran dapat
menyumbangkan seluruh koleksi.

• Komunikasi dalam krisis


Salah satu contoh utama komunikasi dengan pemangku kepentingan
adalah cara perusahaan bertindak dalam menanggapi krisis. Ini bisa
berkaitan dengan hubungan masyarakat, peristiwa lingkungan atau
hasil keuangan. Jika ada masalah yang mempengaruhi bisnis secara
drastis, cara perusahaan berkomunikasi adalah kunci
keberhasilannya di masa depan. Contohnya adalah cara bisnis
mengirimkan bantuan keuangan atau dukungan ke daerah-daerah di
mana terjadi bencana. Ini terutama benar jika anggota masyarakat
adalah pemangku kepentingan dalam bisnis.

204
• Membangun hubungan yang kuat dengan pemangku
kepentingan eksternal
Beberapa perusahaan sangat bergantung pada hubungan mereka
dengan pemangku kepentingan eksternal. Banyak perusahaan
beradaptasi untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan
eksternal. Salah satu contohnya adalah perusahaan yang memasok
makanan ke fasilitas pemerintah yang bersaing untuk memenangkan
kontrak. Mereka memenuhi semua peraturan wajib, memberikan
informasi bergizi dan bernilai uang. Mereka juga bekerja sama
dengan pemerintah daerah untuk menyesuaikan menu, rantai
pasokan, atau kondisi kerja. Dengan memperkenalkan opsi baru yang
mencapai target, seperti makanan Halal atau produk lokal, mereka
dapat memperoleh bisnis berulang. Dengan melibatkan pemangku
kepentingan eksternal dalam rapat umpan balik dan komite
pengarah, mereka menggunakan wawasan ini untuk meningkatkan
produk.

• Berbagi proyek baru


Cara lain yang efektif manajer proyek dapat berkomunikasi dengan
pemangku kepentingan adalah dengan berbagi proyek baru. Salah
satu contoh bagus dari hal ini adalah mengizinkan anggota komunitas
akses eksklusif ke produk baru sebelum orang lain. Ini juga bisa
menjadi cara yang bagus untuk mengumpulkan informasi dan opini
dari pelanggan. Manajer proyek dapat membagikan email hitung
mundur, akses awal eksklusif, atau pertemuan umpan balik online.
Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan merasa terlibat,
dihargai, dan juga dapat membangun antusiasme untuk proyek baru.
Perusahaan yang meluncurkan produk dengan baik mungkin
memiliki keterlibatan pemangku kepentingan sebagai prioritas
utama.

205
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, K. E., & Tompkins, P. S. (2015). Practicing communication ethics:


Development, discernment, and decision-making. New York, NY:
Routledge.

Arnett, R. C. (1986). Communication and community: Implications of


Martin Buber’s dialogue. Carbondale: Southern Illinois University Press.

Barnlund, D. C. (1970). A transactional model of communication in K.K.


Sereno and C.D. Mortenson (Eds.), Foundations of communication theory
(pp. 83-92). New York, NY: Harper and Row.

Beebe, S. A., Beebe, S. J., & Ivy, D. K. (2022). Communication: Principles


for a lifetime. Pearson Education Limited.

Casmir, F. L. (1997). Ethics in intercultural and international


communication. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.

Cronen, V., & Pearce, W. B. (1982). The coordinated management of


meaning: A theory of communication. In F. E. Dance (Ed.), Human
communication theory (pp. 61–89). New York, NY: Harper & Row.

Ecyclopædia Britannica, inc. (n.d.). Models of communication.


Encyclopædia Britannica. Retrieved February 21, 2022, from
https://www.britannica.com/topic/communication/Models-of-
communication

Ellis, R. and McClintock, A. (1990). You take my meaning: Theory into


practice in human communication. London: Edward Arnold.

206
Fiske, J. (2011). Introduction to communication studies. Routledge.

Hartley, J. (2020). Communication, cultural and Media Studies: The key


concepts. Routledge.

Hendra Purnama, Seni Bicara dan Bahasa Tubuh, Yogyakarta: Mantra


Books, 2014.

Iyer, N., Veenstra, A. S., & Sapienza, Z. (2015, January 1). Reading
Lasswell’s model of communication backward: Three scholarly
misconceptions. Mass Communication and Society. Retrieved February
21, 2022, from
https://www.academia.edu/13182400/Reading_Lasswells_Model_of_Co
mmunication_Backward_Three_Scholarly_Misconceptions

Jones, R. G. (2018). Communication in the real world. Flat World


Knowledge.

Katz, D. & Kahn, R. L. (1978). The social psychology of organizations. Wiley.

Learning, L. (n.d.). Principles of public speaking. Principles of Public


Speaking | Simple Book Production. Retrieved February 21, 2022, from
https://courses.lumenlearning.com/publicspeakingprinciples/

Leavitt, H., & Mueller, R. (1951). Some effects of feedback on


communication. Human Relations, 4, 401–410.

McLean, S. (2003). The basics of speech communication. Boston, MA: Allyn


& Bacon.

McLean, S. (2005). The basics of interpersonal communication (p. 10).


Boston, MA: Allyn & Bacon.

McQuail, D. (2012). McQuail’s mass communication theory. SAGE.

207
McQuail, D., & Windahl, S. (2016). Communication models: For the study
of Mass Communications. Routledge.

MSG Management Study Guide. Communication Models – Aristotle,


Berlos, Shannon and Weaver, Schramms. (n.d.). Retrieved February 21,
2022, from https://www.managementstudyguide.com/communication-
models.htm

Mulder, P. (2017). Bureaucratic Theory by Max Weber: Definition and


Principles. Retrieved [insert date] from Toolshero:
https://www.toolshero.com/management/bureaucratic-theory-weber/

Pearce, W. B., & Cronen, V. (1980). Communication, action, and meaning:


The creating of social realities. New York, NY: Praeger.

Pearson, J., & Nelson, P. (2000). An introduction to human communication:


Understanding and sharing (p. 6). Boston, MA: McGraw-Hill.

Pierce, T., & Corey, A. M. (2009). The evolution of human communication:


From theory to practice. EtrePress.

S. Kelly, et al. Gesture Gives a Hand to Language and Learning: Perspectives


from Cognitive Neuroscience, Developmental Psychology and Education,
Journal Compilation 2008 Blackwell Publishing Ltd, 2008, (Online)

Schramm, W. (1955). Information theory and mass … –


journals.sagepub.com. SAGE Journals . Retrieved February 22, 2022, from
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/107769905503200201

Schramm, W. (1997). The beginnings of communication study in America.


Thousand Oaks, CA: Sage.

Shannon, C. and Weaver, W. (1949). The mathematical theory of


communication. Urbana, IL: University of Illinois Press.

208
Treviño, L. K., Weaver, G. R., & Brown, M. E. (2008). It’s lovely at the top:
Hierarchical levels, identities, and perceptions of organizational ethics.
Business Ethics Quarterly, 18(2), 233-252.

Udy Jr, S. H. (1959). Bureaucracy and Rationality in Weber’s Organization


Theory: An Empirical Study. American Sociological Review, 791-795.

Weber, M. (1905). The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Courier
Corporation.

Weber, M. (1978). Economy and society: An outline of interpretive


sociology. Univ of California Press.

Weekley, E. (1967). An etymological dictionary of modern English (Vol. 1, p.


338). New York, NY: Dover Publications.

209
PROFIL PENULIS
Assoc.Prof. Dr. Agus Riyanto, ST.,MT
Dosen pada Program Studi Doktor Ilmu Manajemen,
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung ,
Jawa Barat. Sekarang mengemban sebagai Wakil Rektor
Universitas Komputer Indonesia Bidang Sumber Daya
dan Kerja Sama, memiliki kompetensi dalam bidang
Manajemen Industri, Rekayasa Proses Bisnis,
Manajemen Strategis, Manajemen Inovasi, Manajemen
Teknologi dan Sistem Pendukung Keputusan
Email : agus.riyanto@email.unikom.ac.id
Prof.Dr.Ir.H. Eddy Soeryanto Soegoto,MT
Dosen pada Program Studi Doktor Ilmu Manajemen,
Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung ,
Jawa Barat. Sekarang mengemban sebagai Rektor
Universitas Komputer Indonesia, memiliki kompetensi
dalam bidang marketing, Human Resouses, serta
Entrepreneurship & Technopreneurship.
Email : eddyssoegoto@email.unikom.ac.id

Prof.Dr.Ir.H.M.Yani Syafei,MT
Dosen di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM),
Bandung, Jawa Barat. Sekarang mengemban sebagai
Kepala Program Studi Doktor Ilmu Manajemen UNIKOM,
memiliki kompetensi dalam bidang Marketing, Human
Performance, Sercive Quality, Manajemen Industri
Manufaktur.
Email : yanisyafei@email.unikom.ac.id

Assoc Prof. Dr. Dedi Rianto Rahadi


Lahir di Palembang 05 Desember 1968. Sebagai dosen di
Universitas Presiden, Fakultas Bisnis, Jurusan
Manajemen. Kosentrasi mata kuliah Human Capital.
Email : dedi1968@president.ac.id

210
SINOPSIS BUKU

Komunikasi organisasi adalah salah satu prasyarat penting untuk


membangun bisnis yang sukses. Dampaknya terhadap keterlibatan
karyawan, kolaborasi, kepercayaan di tempat kerja, dan pengalaman
karyawan menjadikannya bagian penting dari setiap strategi tempat
kerja.

Komunikasi adalah komponen manajemen yang vital bagi organisasi


mana pun. Apakah tujuannya adalah untuk memberi tahu karyawan
tentang kebijakan baru, untuk mempersiapkan bencana cuaca, untuk
memastikan keselamatan di seluruh organisasi atau untuk
mendengarkan sikap karyawan, komunikasi yang efektif merupakan
masalah integral dalam manajemen yang efektif. Agar berhasil,
organisasi harus memiliki kebijakan dan strategi yang komprehensif
untuk berkomunikasi dengan konstituen, karyawan, dan pemangku
kepentingan serta dengan masyarakat luas.

211

Anda mungkin juga menyukai