DUSUSUN OLEH:
Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dan tak lupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Intermediate training LK II.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................i
DAFTAR ISI...................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................2
C. Tujuan................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. HmI................................................................3
B. Revolusi 4.0......................................................6
C. Peran Kader HmI Terhadap Revolusi 4.0....................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HmI adalah Himpunan mahasisiwa Islam yaitu organisasi Mahasiswa
yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H Bertepatan
dengan tanggal 5 Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang
Mahasiswa sekolah Tinggi Islam yang sekarang sekolah tinggi itu bernama
Universitas Islam Indonesia.
Sebagai organisasi gerakan kemahasiswaan, Himpunan Mahasiswa
Islam memiliki tujuan sebagai arah gerakan organisasi. Teks tujuan
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam seperti yang tercantum dalam
anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam, mencerminkan dua bentuk
organisasi HmI atas pembentukna masyarakat. Gerakan perkaderan
organisasi HmI tentu saja di dasarkan pada pemahaman keislaman yang utuh
dalam diri seorang individu, sehingga menciptakan seorang insan yang
menerapkan keislaman secara kaffah. Bagi HmI, insan ulil albab juga
merupakan sebuah konsep dari wujud kader cinta HmI yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Hanya takut kepada Allah.
2. Tekun beribadah tiap waktu.
3. Bersungguh-sungguh mencari ilmu.
4. Mampu mengambil hikmah atas anugrah Allah.
5. Selalu bertafakur atas ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi.
6. Mengambil pelajaran dari sejarah dan kitab-kitab yang di wahyukan
Allah.
7. Kritis dalam mencermati berbagai pendapat, mampu memilih yang benar
dan terbaik.
8. Tegas dalam mengambil sikap dan pemihakan atas pilihannya.
9. Tidak terpesona atas pandangan mayoritas yang menyesatkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian HmI ?
2. Apa itu Revolusi 4.0 ?
3. Apa peran kader HmI terhadap Revolusi 4.0 ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu HmI.
2. Untuk mengetahui apa itu revolusi 4.0.
3. Untuk mengatahui peran kader HmI terhadap Revolusi 4.0.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HmI
HmI adalah Himpunan mahasisiwa Islam yaitu organisasi Mahasiswa
yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H Bertepatan
dengan tanggal 5 Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang
Mahasiswa sekolah Tinggi Islam yang sekarang sekolah tinggi itu bernama
Universitas Islam Indonesia. Organisasi ini berdiri satu setengah tahun
setelah Indonesia merdeka, pada saat itu keadaan politik Indonesia masih
belum stabil. Indonesia masih merancang bagaimana tatanan pemerintah
yang cocok diterapkan dinegara yang majemuk ini, belum lagi gepuran
tentara sekutu yang mencoba menguasa Negara Indonesia kembali. Pada
saat itu mahasiswa islam belum bisa mendapatkan pendidikan-pendidikan
islam secara mendalam dibumi Indonesia. Hal ini yang membuat seorang
lafran pane bergerak hatinya untuk mendirikan sebuah organisasi islam yang
mendirikan pendidikan islam terhadap para anggotanya.
Pada masa pemerintahan orde baru rezim soeharto, terjadi polemik
internal didalam organisasi HmI. Soeharto yang mengutamakan politik
keseragaman dan pemusatan kekuasaan, menekan semua kekuatan sosial
dan politik untuk mengubah azasnya kepada pancasila, jika ada yang
menolak atau tidak mengindahkan bisa berdampak dibubarkan. 16 Agustus
1984 soeharto melakukan pidato kenegaraan mengenai pancasila sebagai
satu-satunya azas organisasi di Indonesia, sehingga puncaknya dikeluarkan
UU Nomor 8 Tahun 1984 tentang organisasi kemasyarakatan yang memuat
didalamnya pemberlakuan azas pancasila.
Dalam sidang pleno PB HmI tahun 1985, Hari Azhar Azis secara
sepihak menerima azas pancasila, dan memberitakan kepada media pada
saat itu bahwa HmI telah menerima azas tunggal pancasila, bahwasannya
HmI harus menjaga kemurnian azas islam. Bahkan Hari Azhar Azis kecaman
dari cabangnya sendiri yaitu cabang Jakarta yang kemudian mengeluarkan
surat pemecatan kader HmI atas nama Hari Azhar Azis. Singkat cerita
kongres ke XVI HmI di Padang pun di gelar, dalam penyelenggaraan kongres
HmI pada saat itu ada beberapa cabang yang tidak diiku sertakan oleh PB
HmI dan MPK (Majelis Pekerja Kongres) HmI dikarenakan cabang-cabang ini
nanti takutnya mempengaruhi cabang-cabang lain yang telah sepakat atas
azas tunggal pancasila.
Semangat berjuang yang dimiliki oleh kader dan organisasi HmI pada
akhirnya akan membuat organisasi HmI mampu melakukan segala perubahan
realitas yang diinginkan dan menempatkan kader dan organisasi Himpunan
Mahasiswa Islam menjadi pemimpin-pemimpin atas banyak perubahan
berjalan dalam masyarakat.
A. Kesimpulan
HmI ialah Himpunan Mahasiswa Islam yang didirikan oleh Lafran Pane
pada 5 februari 1947 bertepatan pada 14 rabi’ul awal. Organisasi HmI
didirikan di Yogyakarta disekolah tinggi Islam dan sekarang bernama
Universitas Islam Indonesia. Organisasi ini berdiri setelah satu setengah
satun Indonesia merdeka. HmI merupakan organisasi pengkaderan, gerak
pengkaderan HmI tentu saja di dasarkan pada pemahaman keislaman yang
utuh dalam diri individu, sehingga menciptakan seorang insan yang
menerapkan keislamanya secara kaffah.
Revolusi industri 4.0 ialah perkembangan dari revolusi 3.0 yang
dimana revolusi 4.0 sering dikenal dengan revolusi digital. Yaitu dengan
lahirnya revolusi digital saat ini revolusi industri 4.0 berdampak terhadap
kehidupan manusia diseluruh dunia. Beberapa prinsip desain industri 4.0
yaitu, kemampuan mesin, prangkat, sensor, dan orang untuk terhubung dan
berkomunikasi satu sama lain melalui internet prinsip ini membutuhkan
kolaborasi keamanan dan standar.
Di masa revolusi 4.0 ini peran kader HmI sangat penting dalam
masyarakat agar masyarakat tetap berada dalam amar ma’ruf nahi mungkar.
Tetap menjalankan kewajiban sesama umat manusia, tidak terputus
silaturahmi dan tidak menjadi masyarakat yang apatis. Kader HmI harus
benar-benar siap menghadapi revolusi industri 4.0. Siap dalam keimanan,
siap mental, dan siap berperan lebih baik.
B. Saran