Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SELF AWANERESS
(kesadaran interpersonal dalam hubungan internasional)

Disusun oleh :

A.fajrin : 012021001
Febriani lewi duli : 012021014
Misdawati : 012021028
Nur Annisa : 012021031
Nur indah sari : 012021032
Rani : 012021059
Rismawati : 012021037

Dosen pembimbing : SANTI,S.KM.,M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Self Awaneress (Kesadaran
Interpersonal Dalam Hubungan internasional)” Penulisan makalah merupakan salah satu
tugas yang diberikan dalam mata kuliah pendidikan Agama Islam Institut kesehatan dan
bisnis Kurnia jaya persada
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….
A. Latar belakang……………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah……………………………………………….………………….
C. Tujuan penelitian……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………
A. Pengertian Awareness (Kesadaran Interpersonal Dalam Hubungan internasional)
………………………………………………………………………...
B. Jenis-jenis Self-Awareness…………………………………………………..………
C. Aspek-aspek Self Awareness…………………………………………………….…..
D. Indikator Self Awareness…………………………………………………………….
E. Kerangka Pembentukan Self Awareness…………………………………….………
F. Tahap Pembentukan Self Awareness……………………………..………….………
G. Manfaat Self Awareness…………………………………………….…….…………
BAB III PENUTUP……………………………………………………..………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..……
B. Saran………………………………………………………………………..………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia
Lain untuk memenuhi kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebuah interaksi Diperlukan
agar manusia mampu bersosialisasi di dalam lingkungan tempat Tinggalnya. Dengan
adanya kebutuhan interaksi sosial pada seseorang, Maka komunikasi adalah salah satu
hal yang penting untuk diperhatikan. Komunikasi merupakan kunci dari segala
kegiatan, untuk bersosialisasi Kepada orang lain agar tidak menimbulkan
kesalahanpahaman. Secara Terminologis Komunikasi adalah proses penyampaian
pernyataan atau Pesan dari seseorang kepada orang lainnya. Dapat diartikan bahwa
yang Terlibat komunikasi adalah manusia. Seperti yang sudah diketahui bahwa
Manusia sejak lahir bahkan masih di dalam kandungan sudah melakukan Proses
komunikasi. Pada era sekarang komunikasi merupakan salah satu faktor penting
Untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. Setiap hari orang selalu Melakukan
interaksi dengan lingkungan sekitar untuk menjalin silaturahmi Antar sesama. Di
dalam masyarakat, tidak hanya komunikasi verbal saja Yang biasa dilakukan untuk
menyampaikan pesan, tetapi komunikasi non Verbal juga sering digunakan untuk
mendukung pernyataan dari Komunikasi verbalnya. Proses komunikasi tidak hanya
dilakukan oleh Orang normal saja, tetapi semua orang yang ada di dunia ini
membutuhkan Orang lain untuk bertahan hidup.
Apabila orang normal saja melakukan proses komunikasi untuk Bersosialisasi,
maka orang yang mempunyai kekurangan fisik pun ingin Menjalin interaksi dengan
orang lain. Tapi terkadang timbul rasa tidak Percayaan diri, menutup diri, pasif dan
jarang berkomunikasi dengan Lingkungannya, karena merasa dirinya tidak sempurna
secara fisik. Sehingga proses komunikasi tidak berjalan. Dengan melihat kejadian
Seperti itu maka orang yang mempunyai fisik sempurna hendaknya Memotivasi orang
tersebut agar mempunyai rasa kepercayaan diri untuk Berinteraksi dengan orang lain
seperti layaknya orang normal, memberi Arahan positif yang akan mampu membuat
kekurangan sebagai kelebihan. Komunikasi merupakan ujung tombak dari semua
kegiatan yang Dilakukan untuk tujuan tertentu. Macam-macam komunikasi yang
umum Ada di masyarakat misalnya komunikasi massa, komunikasi personal,
Intrapersonal, interpersonal, kelompok, antar budaya, organisasi dan Sebagainya.
Manusia melakukan semua itu agar apa yang ingin di Sampaikan (pesan) itu, bisa
mendapat balasan dengan proses yang sudah Dilakukan.Komunikasi interpersonal
(antarpribadi) menurut Mulyana (2010:81) Adalah komunikasi antara orang satu
dengan orang lain secara tatap muka, Yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara Langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
B. Rumusan masalah
Bagaimana komunikasi interpersonal volunteer perkumpulan sci klaten Terhadap
orang difabel korban gempa bumi 2006 dalam meningkatkan Motivasi diri ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam Tentang
bagaimana komunikasi interpersonal volunteer perku2006 dalam meningkatkan
motivasi diri korban yang mengalami patah tulang belakang pasca bencana, sehingga
masih bisa bertahan sehingga saat in tulang belakang pasca bencana, sehingga masih
bisa bertahan sehingga saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Awareness (Kesadaran Interpersonal Dalam Hubungan


internasional)
Dalam Hubungan Interpersonal Oleh Ignasia Nila Siwi Meningkatkan Kesadaran
Diri ( Improve Self-Awareness)Kesadaran diri adalah pondasi dari kompetensi
interpersonal. Kesadaran diri adalah langkah pertama dalam membangun hubungan
positif dan dalam menyelesaikan konflik secara positif. Orang yang sadar diri
mengerti bagaimana mereka mirip, dan berbeda dari orang lain. Mereka menggunakan
wawasan ini untuk membantu mereka melakukan hal-hal seperti memulai hubungan
dengan berbagai orang; Tentukan berapa banyak yang harus mereka ungkapkan
tentang diri mereka sendiri di berbagai titik dalam suatu hubungan; Dan tentukan
jumlah dukungan emosional yang sesuai yang harus mereka tawarkan kepada orang
lain. Orang-orang sadar diri juga menggunakan pengetahuan mereka tentang diri
mereka dan orang lain untuk menentukan kapan dan bagaimana menyatakan
ketidaksenangan mereka dengan tindakan orang lain, dan untuk mengelola dan
menyelesaikan konflik interpersonal. Jika Anda mengerti diri Anda, Anda bisa lebih
memahami orang lain. Literatur tinjauan menunjukkan bahwa kesadaran diri adalah
proses yang berkelanjutan dan membutuhkan upaya sadar. Ini penting bagi perawat
untuk mengenal diri mereka dengan baik dan pada akhirnya membantu mereka
membangun lingkungan terapeutik yang peduli dan menyembuhkan. Kesadaran diri
dianggap sebagai alat terapeutik untuk hubungan klien perawat. Jika perawat lebih
sadar diri, maka lingkungan terapeutik akan dapat dicapai. Kompetensi ini mengacu
pada kemampuan kita untuk mengenali dan memahami emosi kita sendiri, kekuatan
dan kelemahan pribadi kita, dan kemampuan kita, kecenderungan untuk bertindak
dengan cara tertentu dalam situasi tertentu. Aristoteles mengatakan bahwa “kita
adalah apa yang kita lakukan berulang kali,” dan setiap pemimpin memiliki kebiasaan
tertentu yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Kebiasaan seperti itu berakibat
dalam “zona kenyamanan” emosional kita sendiri dan pengalaman pribadi yang telah
membentuk gaya manajemen kita. Padahal kebiasaan ini memiliki kecenderungan
untuk tertanam dalam karakter kita, mereka dapat dikodekan ulang/diperbaiki dengan
kerja keras. Langkah pertama adalah mengenali kebiasaan apa yang telah terbentuk
dan hambatan mana yang mungkin menghambat Efektivitas hubungan interpersonal.
Beberapa strategi praktis untuk meningkatkan kesadaran diri diuraikan di bawah ini:
1) Mintalah umpan balik Umpan balik didapatkan melalui evaluasi gaya
kepemimpinan, kekuatan, dan kelemahan. Saat Pasien atau keluarga
memberikan kritik konstruktif, Anda harus terbuka terhadap umpan balik ini
dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk menjadi refleksi diri, bukan
defensif.
2) Berlatih interaksi tatap muka bila memungkinkan Interaksi tatap muka
biasanya membantu meminimalkan perasaan negatif dan mengubahnya
menjadi hubungan yang lebih positif. Interaksi semacam itu juga
memungkinkan kita untuk mendapatkan umpan balik verbal dan nonverbal
secara langsung tentang kemampuan interpesonal mereka. Bahasa tubuh dan
ekspresi wajah Bisa jadi kontributor positif ataupun negatif terhadap
efektifvitas koneksi interpersonal.
3) Keluar dari “Kotakmu” Sebagian besar individu yang bekerja di lingkungan
kesehatan adalah pengasuh secara alami; dengan demikian mereka
menempatkan nilai tinggi pada pemimpin yang menciptakan kekuatan
hubungan interpersonal dengan staf dan pasien. Kita harus berinteraksi dengan
memanggil nama pasien, mendengarkan dengan penuh apresiasi pada setiap
percakapan. Praktik ini, bila dilakukan secara rutin, akan mempertajam
kesadaran sosial dan meningkatkan visibilitas dalam hubungan interpersonal.
Kesadaran diri juga termasuk refleksi tentang bagaimana sikap kita dan
keyakinan kita yang bisa mempengaruhi orang lain. Bila kita kurang memiliki
kemampuan kesadaran diri, kita cenderung membuat kesalahan yang sama.
Tapi saat kita tahu dimana kekuatan unik dan keterbatasan, kita lebih siap
menghadapi tantangan, menyelesaikan masalah, memilih pertempuran,
membuat keputusan, dan memprediksi hasil keputusan tersebut. Selain itu,
dengan wawasan terhadap kesadaran diri, akan mengarah ke kompetensi
dalam penyediaan keperawatan berkualitas tinggi dan akhirnya kepuasan lebih
besar pada perawatan klien dapat dicapai. Eventually,self-awareness is the use
of self-assessment to analyze and guide behavior in a genuine way; which
enables nurses to create an environment which helps in promoting
interpersonal relationship with the patients. Thus it helps in recovery process
by providing therapeutic environment (Eckroth-Bucher, 2010). To support the
significance of self-awareness in nursing profession, Scheick (2011) further
claims That “Nursing stu Dents and nurses bring not only caring to their
wounded clients but also at times their own unresolved
Personal stress. Especially without mindful awareness, projection of the
nurse’s unacknowledged emotional encumbrances(counter transference)
threatens the effectiveness of nurse-client relationshIp”. Further review of
literature gives certain strategies which can be easily adopted to better
Understanding of self includes “Keeping a Reflective diary, learning about
body language and Using models of reflection” (Winson, 2007, p.59).
Psychodrama techniques Are important educational strategies which nurses
can use to develop or improve self-awareness in patient care setting. Jendela
Johari akan diintegrasikan sebagai kerangka untuk memahami konsep
kesadaran diri dengan cara yang praktis. This model has total four quadrants
(Open, blind, hidden and unknown) and each quadrant gives different
information about self. The Open Area means that we know and others also
know about us, whereas the Blind Mean that people know about us but we do
not have the awareness of that particular characteristic. Hidden Means we
know but others do not know about us and finally The unknow Is something
which no one knows including us. The more wide the open quadrant, the more
self-aware the Person will be. So it’s better That to talk to people about self
and get feedback from colleagues and friends to decrease the hidden, blind and
unknown quadrants. This is also at times a painful process, as one has to do
self-disclosure/exposure and listen to people feedback which is not always
easy to accept specially the areas for improvement. To decrease hidden area,
one needs to expose or do self-disclosure and ultimately will increase the open
area. To decrease the blind area one needs information about Self and that’s
called Feedback from others. To decrease unknown quadrant, it needs both
self-disclosure and feedback. It is important that if the person wants to change,
it needs voluntary

B. Jenis-jenis Self-Awareness
Jika melansir dari Harvard Business Review, terdapat dua jenis self awareness. Di
bawah ini adalah beberapa penjelasannya:
a. Self-awareness internal Ini adalah jenis self awareness yang berarti kesadaran
diri yang fokus pada bagaimana cara kamu melihat diri sendiri. Apa yang
menjadi passion kamu, apa saja nilai yang kamu anut, dan bagaimana cara
kamu berperan di dalam lingkungan sekitarmu?Dengan memiliki kesadaran
internal semacam itu, kamu akan mendapatkan hidup yang lebih bahagia.
Kepuasan terhadap hal-hal yang kamu lakukan juga lebih mudah tercapai.
Selain itu, dengan memiliki self awareness internal yang tinggi, akan membuat
stress dan kegelisahan yang kamu rasakan lebih terkontrol.
b. Self-awareness eksternal Jenis kesadaran diri yang satu ini adalah kebalikan
dari self awareness internal. Dimana ketika kamu memiliki kesadaran diri
jenis ini, maka kamu akan lebih bisa memahami bagaimana orang lain
memandangmu Kesadaran diri ini memiliki hubungan dengan sikap
empati. Jika kamu memiliki self awareness eksternal dengan baik,
kamu akan lebih bisa memahami orang lain

C. Aspek-aspek Self Awareness


Menurut Ahmad (2008), self awareness di dalam diri seseorang terdiri dari
beberapa aspek. Apa saja aspek yang ada di dalam kesadaran diri? Berikut adalah
informasi lengkapnya.
a) Konsep Diri atau Self Concept Self-concept disini adalah sebuah gambaran
yang dimiliki oleh seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep ini adalah
gabungan dari keyakinan yang dimiliki oleh seseorang tentang dirinya sendiri
secara psikologis, karakteristik, sosial, dan juga emosional.
b) Self-esteem atau Proses Menghargai Diri Sendiri Self Esteem adalah sebuah
dasar yang digunakan untuk membangun hubungan antara manusia yang
bersifat positif. Selain itu, proses menghargai diri sendiri juga didukung oleh
kreativitas, proses belajar, dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Harga diri adalah sebuah semen yang melekatkan kepribadian seseorang
menjadi satu struktur yang utuh, positif, dan efektif. Di setiap tahapan atau
proses hidup seseorang, harga diri adalah salah satu faktor penentu yang bisa
menentukan tingkat kemampuan seseorang. Serta bisa membantunya dalam
mengelola kemampuan tersebut
c) Multiple Selves atau Identitas Individu yang Berbeda-beda Multiple selves
terjadi ketika seseorang melakukan suatu aktivitas, hubungan sosial, atau suatu
kepentingan. Jika seseorang tersebut terlibat di dalam suatu hubungan yang
bersifat interpersonal, maka mereka akan mempunyai dua konsep diri Pertama
adalah persepsi tentang diri sendiri dan persepsi terhadap orang lain. Kedua
adalah identitas berbeda yang bisa dilihat dari cara seseorang memandang atau
menilai dirinya sendiri. Multiple selves terjadi ketika seseorang melakukan
suatu aktivitas, hubungan sosial, atau suatu kepentingan. Jika seseorang
tersebut terlibat di dalam suatu hubungan yang bersifat interpersonal, maka
mereka akan mempunyai dua konsep diri. Pertama adalah persepsi tentang diri
sendiri dan persepsi terhadap orang lain. Kedua adalah identitas berbeda yang
bisa dilihat dari cara seseorang memandang atau menilai dirinya sendiri.Yaitu
ketika bagian dari konsep diri ini memperlihatkan siapa sebenarnya individu
tersebut dan sisi yang lain memperlihatkan idealisasi diri. Identitas tersebut
juga bisa disebut sebagai kesadaran diri secara pribadi dan publik.Selain
penjelasan di atas, terdapat pendapat lain mengenai aspek self awareness.
Yaitu menurut Goleman (1996). Ia mengungkapkan bahwa ada tiga aspek
kesadaran diri yang perlu kamu paham Yaitu ketika bagian dari konsep diri ini
memperlihatkan siapa sebenarnya individu tersebut dan sisi yang lain
memperlihatkan idealisasi diri. Identitas tersebut juga bisa disebut sebagai
kesadaran diri secara pribadi dan publik.Selain penjelasan di atas, terdapat
pendapat lain mengenai aspek self awareness. Yaitu menurut Goleman (1996).
Ia mengungkapkan bahwa ada tiga aspek kesadaran diri yang perlu kamu
pahami.
d) Kemampuan Mempercayai Diri Sendiri Hal ini berarti kita perlu memiliki
kepercayaan terhadap diri sendiri serta kesadaran yang kuat pada harga diri
dan kemampuan yang dimiliki. Seseorang yang memiliki kemampuan ini
akan lebih berani untuk mengungkapkan keyakinan mereka sebagai
salah satu cara memperlihatkan eksistensi atau keberadaan dirinya.
Mereka juga lebih berani mengutarakan pendapat yang berbeda di
depan umum dan mau berkorban untuk sebuah kebenaran.
Seseorang dengan kecakapan ini juga mampu membuat keputusan
yang sesuai dan tepat meskipun di dalam keadaan atau kondisi
yang tidak pasti.

D. Indikator Self Awareness


Selain aspek, self awareness juga memiliki indikator tersendiri. Di bawah ini
adalah beberapa indikator menurut berbagai sumber buku. Menurut Goleman (1996),
kesadaran diri yang ada di dalam diri seseorang bisa diketahui atau dilihat melalui
beberapa indikator. Berikut adalah beberapa indikatornya
a) Mengenali atau memahami perasaan serta perilaku diri sendiri Seseorang akan
mampu mengenali perasaan yang sedang mereka rasakan, perilaku yang
mereka lakukan, mengapa perasaan tersebut muncul, dan apa dampaknya
terhadap orang lain.
b) Mengenali kelebihan dan juga kekurangan diri sendiri adalah salah satu
indikator penting dalam self awareness. Dimana seseorang perlu mengetahui
dan mengenali kekurangan serta kelebihan yang mereka miliki
c) Memiliki sikap mandiri Seseorang perlu memiliki sikap yang mandiri dan
tidak bergantung dengan orang lain. Artinya mereka tidak perlu seseorang
untuk mendorong mereka untuk melakukan sesuatu yang mereka didasarkan
pada keyakinan atas kemampuan diri sendiri.
d) Bisa membuat keputusan yang tepat Seseorang mampu dan bisa membuat
serta mengambil keputusan dengan tepat. Khususnya yang berkaitan dengan
perencanaan hidup atau karir.
e) Mampu mengungkapkan pikiran dengan baik Seseorang dengan self
awareness yang baik akan mampu mengungkapkan pikiran, perasaan,
keyakinan, dan pendapat mereka dengan baik. Individu tersebut akan
mempunyai keberanian serta kesadaran untuk mengungkapkan perasaan,
pikiran, pendapat, dan juga keyakinan diri mereka sendiri yang mencerminkan
nilai dalam diri mereka
f) Bisa mengevaluasi diri Seseorang akan mampu menilai, memeriksa,
mengoreksi, serta belajar dari sebuah pengalaman. Mereka juga akan lebih
mudah menerima kritik atau saran yang orang lain berikan kepada mereka.

Menurut Adams (2008), ciri-ciri seseorang yang memiliki self awareness yang
baik adalah seperti di bawah ini.
o Memahami Diri Sendiri Seseorang bisa memahami dan mengetahui
keadaan dirinya sendiri. Mereka tahu apa yang menjadi keinginannya
menuju ke arah yang baik. Contohnya, seseorang bisa mengambil
keputusan terbaik bagi hidupnya sendiri. Apapun yang mereka lakukan
adalah cerminan dan gambaran diri mereka sendiri. Sehingga mereka
pun bisa mempertanggungjawabkan pada dirinya sendiri.
o Menyusun Tujuan Hidup dan Karir Seseorang bisa melakukan
perencanaan terkait tujuan hidup dan karir mereka di masa depan
sesuai dengan minat serta bakat yang mereka miliki.
o Membangun Relasi Dengan Orang Lain Seseorang bisa
mengembangkan diri dan membangun hubungan interpersonal secara
lebih baik.
o Membangun Nilai Keberagaman Seseorang dapat menjadikan agama
sebagai pedoman yang nantinya akan menuntun hidup mereka ke jalan
yang lebih bermakna. Dengan begitu, mereka akan menyadari tujuan
hidup mereka di dunia ini.
o Kebutuhan Diri dan Komunitas Berjalan Seimbang Seseorang mampu
menyeimbangkan antara kebutuhan diri dan keperluan komunitas.
Mereka tidak melulu dikuasai oleh egoisitas atau kepentingan pribadi.
Namun juga bisa memahami kepentingan orang lain
o Mampu Mengontrol Diri Sendiri Seseorang mampu mengontrol diri
sendiri pada stimulus yang tepat. Sehingga mereka akan lebih sadar
tentang hal baik dan buruk yang ada di dalam stimulus tersebut
terhadap diri mereka.
E. Kerangka Pembentukan Self Awareness
Menurut Schafer (1996), dalam membentuk kesadaran diri di dalam diri seseorang,
diperlukan sebuah kerangka yang terdiri dari lima elemen. Apa saja elemen yang
diperlukan? Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
a) Attention atau Perhatian Perhatian merupakan sebuah proses pemusatan
sumber daya mental menuju ke hal-hal yang bersifat eksternal atau internal.
Kita sendiri bisa mengarahkan perhatian kita ke kejadian-kejadian internal
ataupun eksternal. Oleh karena itu, kesadaran diri kita bisa diarahkan ke hal-
hal internal atau eksternal.
b) Wakefulness atau Kesiagaan Ini adalah kontinum dari waktu tidur sampai
bangun atau terjaga. Kesadaran merupakan suatu kondisi siaga yang
mempunyai komponen arousal. Di dalam aspek ini, kesadaran merupakan
suatu keadaan mental yang dimiliki seseorang sepanjang kehidupan mereka.
Kesadaran tersebut terdiri dari berbagai level serta akses yang berbeda juga.
Kita sendiri dapat mengubah suatu kondisi kesadaran diri kita menggunakan
berbagai cara
c) Arsitektur Ini adalah sebuah lokasi fisik dari struktur fisiologis serta proses-
proses dengan struktur itu yang bisa menyokong kesadaran kita. Arsitektur
merupakan konsep dari definisi bahwa kesadaran mempunyai beberapa
struktur fisiologis atau struktur arsitektur. Kesadaran dianggap berpusat pada
otak dan bisa diartikan melalui penyelidikan terhadap hubungan neutral
kesadaran yang ada di otak dan bisa diidentifikasi melalui penyelidikan
terhadap hubungan neural kesadaran.
d) Mengingat Pengetahuan Mengingat pengetahuan atau recall of knowledge
merupakan suatu proses pengambilan informasi mengenai data pribadi yang
berkaitan dengan dunia sekitarnya.
e) Pengetahuan Diri Ini adalah pemahaman tentang diri sendiri atau jati diri
seseorang. Kamu perlu memahami tentang pengetahuan fundamental yaitu
bahwa kamu adalah kamu bukan orang lain.

F. Tahap Pembentukan Self Awareness


Sastrowardoyo (1991) mengatakan bahwa untuk mencapai atau memiliki kesadaran
diri yang baik, terdapat 4 tahapan yang perlu kamu lewati, yaitu:
a) Tahap Ketidaktahuan Tahap ini akan terjadi di diri seorang bayi yang belum
mempunyai kesadaran diri. Kondisi ini juga bisa disebut dengan tahap kepolosan.
b) Tahap Berontak Pada tahap ini identik dengan adanya permusuhan serta pemberontakan
guna mendapatkan kebebasan dalam usaha untuk membangun kekuatan batin atau inner
strength. Pemberontakan yang terjadi pada tahap dianggap sebagai transisi yang perlu
dialami oleh seseorang dalam masa pertumbuhan. Dimana mereka perlu menghentikan
ikatan-ikatan lama guna masuk ke dalam kondisi atau situasi yang baru.
c) Tahap Kesadaran Diri Pada tahap ini, seseorang bisa melihat kesalahan mereka sendiri
dan kemudian mereka akan mengambil tindakan untuk mempertanggung jawabkan
semuanya. Proses belajar dari pengalaman yang dimaksud disini adalah suatu
kepercayaan yang bersifat positif terhadap kemampuan diri sendiri. Dengan adanya
kesadaran ini, akan memperluas pengendalian seseorang terhadap hidup mereka. Selain
itu, mereka juga akan tahu bagaimana cara mengambil keputusan yang baik dalam hidup
mereka.
d) Tahap Kesadaran Diri yang Kreatif Pada tahapan ini, seseorang akan mencapai
kesadaran diri yang bersifat kreatif. Mereka akan mampu melihat kebenaran secara
objektif tanpa dipengaruhi oleh perasaan dan keinginan yang bersifat subjektif. Pada
tahap ini dapat diperoleh melalui aktivitas ilmiah, religius, dan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya rutin. Dengan adanya tahapan ini, seseorang akan mampu melihat hidupnya
sendiri dari perspektif yang lebih luas. Mereka juga akan mendapatkan inspirasi serta
membuat peta mental yang menunjukkan tindakan dan langkah yang akan mereka ambil.

G. Manfaat Self Awareness


Setelah mengetahui apa itu self awareness, kali ini penulis akan membahas
mengenai manfaat dari adanya kesadaran diri di dalam hidup
a) Tetap Tenang Menghadapi Masa Kritis Grameds, apa sih yang biasanya kamu lakukan
saat berada di masa kritis? Bertarung dengan keadaan atau pasrah? Nah, perlu kamu
ketahui bahwa ternyata self awareness bisa membantu kita untuk bisa tetap fokus dengan
diri sendiri ketika menghadapi sebuah masalah. Dengan memiliki self awareness, kita
mampu menenangkan pikiran, sistem saraf,dan juga meredakan stres.
b) Mindfulness Kesadaran diri juga bisa membantu kita untuk mindfulness atau berpikir
bahwa kita hidup untuk saat ini. Dengan menyadari bahwa kita hidup di masa sekarang,
maka kita akan lebih bisa memaknai hidup dan lebih bisa menikmatinya.
c) Kerja Lebih Cerdas Manfaat self awareness selanjutnya adalah bisa membantu kita untuk
bisa bekerja dengan cerdas dan efisien. Tanpa kita sadari, bahwa pekerjaan yang kita
lakukan akan berdampak pada hidup kita. Kesadaran diri akan membantu kita untuk
menyadari kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Dengan begitu, kita akan lebih
mengerti dan mengenal diri kita sendiri dan bekerja lebih cerdas.
d) Membantu Meningkatkan Relasi Ketika kita bisa mengenali diri kita sendiri dengan baik,
maka tentu hubungan kita dengan orang lain juga akan menjadi lebih baik. Tak hanya itu,
kita juga bisa menjalin sebuah hubungan dengan seseorang yang mempunyai nilai yang
sama dan juga membuat batasan emosional dengan orang lain yang ada di sekitar kita.
e) Menjaga Kesehatan Mempunyai self awareness yang baik akan berdampak pada
kesehatan diri. Entah itu secara emosional, fisik, mental, dan juga spiritual. Apabila kita
tidak memiliki self awareness, maka kita akan kesulitan dalam menjaga diri dan
memahami diri sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesadaran diri/ self awarness adalah keadaan dimana Anda bisa memahami
diri Anda sendiridengan setepat-tepatnya. Anda disebut memiliki kesadaran diri jika
Anda memahami emosidan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi
mengenai diri Anda sendiri, dansadar tentang diri Anda yang nyata. Pendek kata,
kesadaran diri adalah jika Anda sadarmengenai pikiran, perasaan, dan evaluasi diri
yang ada dalam diri Anda.Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
mendorong proses penyembuhan klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa
komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai
pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannyadipusatkan
pada klien.Komunikasi terapeutik berbeda dengan komunikasi sosial yaitu pada
komunikasi terapeutikselalu terdapat tujuan atau arah yang spesifik untuk
komunikasi. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yangdirencanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasiendan membina hubungan yang
terapeutik antara perawat dan klien.Self awarness memegang peranan penting dalam
proses terwujudnya asuhan keperawatan yangterapeutik. Semakin tinggi self
awarness seorang perawat, maka akan semakin mudahterwujudlah komunikasi
terapeutik terhadap klien. Dimensi self awareness perawatmempunyai hubungan
yang signifikan dengan penerapan komunikasi terapeutik.Ketika self awarness
seorang perawat cukup baik, maka saat hubungan antara perawat danklien terjadi,
maka perawat tersebut akan dengan mudah menjalin hubungan yang
terapeutikdengan klien. Dalam hal ini klien tidak selalu adalah pasien, akan tetapi
bisa berupa individuyang sehat, keluarga, kelompok atau bahkan di tingkat
masyarakat.Jadi dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya self awarness yang baik
akan menjadikanseorang perawat mampu mengenali dirinya sendiri serta orang lain,
mampu mengendalikandirinya untuk bersikap serta menjalin hubungan yang sesuai
dengan tujuannya.Dengan self awarness yang kuat akan tercipta karakteristik
perawat yang terapeutik, yangmemiliki ciri-ciri sebagai berikut, antara lain; Ikhlas
(Genuiness),Empati, Kehangatan, Jujur,Altruistik, Menggunakan etika, serta
Bertanggung jawab.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun yang berjudul self awareness Tentunya
terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna,Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Diananda, Amita. (2018). Psikologi Remaja dan Permasalahannya. ISTIGHNA,


Vol 1, No 1, Januari. Tersedia di : http://e-journal.stit-islamic-
Village.ac.id/index.php/istighna
Dody,S. (2016). Peran Self-Awareness Dalam Memediasi Pengaruh Supervisi
Akademik Pengawas dan Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Terhadap Kompetensi Guru. Jurnal pendidikan Ilmu Sosial Vol 26, No. 1-Juni
Eurich, Tasya. (2019, 31May). Why Self Awareness Isn’t Doing More to Help.
Harvard Business Review. Diakses pada 02 Juni 2019. Tersedia di :
https://www.google.com/amp/s/hbr.org/amp/2019/05/why-self-awareness-
isnt-doing-more-to-help-womens-careers
Eurich, Tasya. (2018, 04January). What Self-Awwareness Really Is (and How to
Cultivate It). Diakses pada 14 Juni 2020. Tersedia di :
https://hbr.org/2018/01/what-self-awareness-really-is-and-how-to-cultivate-it

Anda mungkin juga menyukai