Anda di halaman 1dari 12

SELF AWARNESS

( kesadaran intra personal dalam hubungan interpersonal )


& Menghadirkan Diri secara Terapeutik Dimensi dan Tindakan

Disusun oleh:
Kelompok
1. Dita Prameswari 22090270078
2. Fudoelah 22090270071
3. Khoirunnisa 22090270070
4. Leny Mulyati Anggraeni 22090270050
5. Lutfiana Azizah 22090270051
6. Maysyah Barokah 22090270054
7. Sri fatthiany 22090270058

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Self Awarness (kesadaran intra personal dalam hubungan
interpersonal)”. Dari makalah ini semoga dapat memberikan informasi kepada
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan tanggung jawab serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup..........................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3
Self Awarness (kesadaran intra personal dalam hubungan interpersonal).....
2.1 Kesadaran Diri .........................................................................................
2.2 Eksplorasi Perasaan..................................................................................
2.3 Kemampuan Menjadi Model....................................................................
2.4 Panggilan Jiwa..........................................................................................
2.5 Etika dan Penanggu Jawab........................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Orang sedang berada dalam kesadaran diri memiliki kemampuan
memonitor diri, yakni mampu membaca situasi sosial dalam memahami
orang lain dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya. Kalau orang lain
mengharapkan untuk bicara, maka bicara . kalau orang lain mengharapka
untuk diam, maka diam. Kalau orang lain mengharapkan maju duluan, maju
duluan.

Komunikasi merupakan komponen penting dalam kehidupan


bermasyarakat. Sebab hanya dengan berkomunikasi, seseorang bisa
menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya kepada orang lain. Baik itu
untuk menyampaikan informasi maupun untuk mendapatkan informasi dan
semacamnya. Dalam bidang keperawatan, komunikasi juga mutlak
diperlukan.

Dalam bidang keperawatan komunikasi komunikasi merupakan metoda


utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Dalam hal ini,
perawat dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi secara
terapeutik. Komunikasi yang dijalin oleh perawat dengan pasiennya dalam
proses keperawatan ini disebut dengan komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik dalam keperawatan bukan hanya sekedar


komunikasi biasa,komunikasi ini dilakukan oleh perawat untuk membantu/
mendukung proses penyembuhan pasien. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini
akan PakarKomunikasi jelaskanmengenai komunikasi terapeutik dalam
keperawatanPerawat merupakan profesi yang difokuskan pada perawatan
individu keluarga danmasyarakat sehingga mereka dapat mencapai,
mempertahankan atau memulihkankesehatan yang optimal dan kualitas hidup
dari lahir sampai mati (Aripuddin, 2014). Salah satu hal yang dilakukan
perawat dalam menjaga kerjasama yang baik dengan klien dalammembantu

1
memenuhi kebutuhan kesehatan klien, maupun dengan tenaga kesehatan
laindalam rangka membantu mengatasi masalah klien adalah dengan
berkomunikasi. Dengan berkomunikasi perawat dapat mendengarkan
perasaan klien dan menjelaskan prosedurtindakan keperawatan (Mundakir,
2013).

Banyak orang yang menganggap bahwa komunikasi interpersonal mudah


dilakukan. Meskipun demikian, adanya mis communication, yaitu terjadinya
kesalahpahaman pengertian dalam berkomunikasi, dapat menyebabkan
terjadinya pertengkaran, perselisihan, perkelahian, dan perdebatan dalam
masyarakat. Komunikasi interpersonal merupakan suatu aktivitas yang dapat
dipelajari. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai komunikasi interpesrsonal.

1.2 Ruang Lingkup


1. Pengertian Kesadaran diri
2. Eksplorasi perasaan
3. Kemampuan menjadi model
4. Panggilan jiwa perawat
5. Etika dan penanggung jawab perawat

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penilisan makalah ini yaitu:
1. Tujuan khusus
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai syarat terselesaikannya
tugas mata kuliah komunikasi kep erawatan yang diberikan pada kami
sebagai penulis.
2. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang kesadaran diri
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang eksplorasi perasaan
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kemampua menjadi model

2
d. Mahasiswa mampu mengetahui tentang panggilan jiwa
e. Agar pembaca dapat mengetahui tentang etika dan penanggung jawab

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

SELF AWARNESS
(Kesadaran Intrapersonal dalam Hubungan Interpersonal )

2.1 Kesadaran Diri


2.2 Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan adalah mengkaji atau menggali perasaan perasaan
yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain. Perawat
perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya serta mengontrol perasaan agar
dapat menggunakan diri secara terapeutik. Jika perawat terbuka pada
perasaanya, ia mendapatkan dua informasi penting, yaitu bagaimana
responsnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu
berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responsnya serta mengontrol
penampilannya. Bagaimana perawaan perawat terhadap proses interaksi,
berpengaruh terhadap perasaan klien.
Apabila seorang perawat merasa cemas saat berinteraksi, kecemasan
tersebut akan tampak pada ekspresi wajah dan prilakunya. Kecemasan perawat
tersebut akan membuat klien merasa tidak nyaman. Dengan adanya
“pemindahan perasaan” (Transfer feeling), klien ikut menjadi cemas dan hal ini
akan memengaruhi interaksi secara keseluruhan.
Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara jujur. Hal ini
penting dalam rangka meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan yang
disadari atau tidak yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan hubungan
dengan klien (Anjaswarni, 2016).

2.3 Kemampuan Menjadi Model

4
Perawat sebagai role model maksudnya adalah perawat harus menjadi
contoh yang baik bagi klien. Perawat dengan nilai-nilai yang dimilikinya harus
bersikap dan bertingkah laku yang dapat dicontoh secara baik oleh klien. Peran
ini harus disadari oleh perawat sehingga perawat harus selalu mengontrol
perilakunya.
Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi
keberhasilan dalam hubungan antara perawat dan klien. Perawat tidak bisa
memisahkan atau memberi batasan yang jelas antara peran sebagai perawat
dengan kehidupan pribadinya (professional) karena perawat sebagai instrumen
dalam menjalankan hubungan yang terapeutik. Jika perawat terbuka pada
perasaan fokus terhadap pasien dan mengesampingkan kehidupan pribadinya,
maka ia akan mendapat dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada
klien dan bagaimana penampilannya pada klien sehingga perawat mampu
bekerja profesional. Kemampuan menjadi model ini merupakan bentuk
tanggung jawab perawat terhadap apayang disampaikan kepada klien
disamping tanggung jawab profesi.
Berkaitan dengan kemampuan perawat menjadi model, ada pendapat
yang menyatakan bahwa perawatharus mampumemisahkan antara kehidupan
pribadi dan kehidupan profesionalnya. Ketika berkomunikasi dengan klien,
perawat harus mampu tetap tersenyum walau diriya sedang mengalami
masalah.
Perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi
dan memuaskan kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik,
distress atau pengingkaran. Perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan
serta adaptasi yang sehat. Perawat harus bertanggung jawab terhadap
perilakunya, sadar akan kelemahan, dan kekurangannya. Perawat harus mampu
memisahkan hubungan professional dan kehidupan pribadi
Kemampuan menjadi model :
1. Masalah pribadi dapat di selesaikan secara konstruktif
2. Ide dan fikiran yang baik jika perawat terlepas dari masalah
3. Perawat harus sadar akan kelemahan dan kekurangan

5
2.4 Panggilan Jiwa

2.5 Etika dan Tanggung Jawab


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan,perawat harus bertanggung
jawab terhadap tindakan yang dilakukannya Demikian pula dalam
berkomunikasi, perawat harus bertanggung jawab atas perilakunya, serta
mampu mengatasi semua kelemahannya Perawat dapat menunjukkan rasa
tanggung jawab dalam berkomunikasi dengan cara meminta maaf pada klien
apabila ia menyinggung perasaan klien. Untuk mengatasi
kelemahannya,perawat dapat melakukan analisis diri sebelum berinteraksi
dengan klien. Dalam berinteraksi dengan klien, perawat harus menjunjung
tinggi kode etik keperawatan dan etika yang dibenarkan dalam sebuah
hubungan terapeutik. Secara etika, misalnya seorang perawat laki-laki tidak
dibenarkan memegang jemari atau memeluk bahu klien tanpa tujuan terapeutik.
Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang disadarinya
serta menunjukkan tanggung jawab yang tinggi.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesadaran diri/ self awarnees adalah keadaan dimana memahami diri
sendiri dengan setepat tepatnya. Disebut memiliki kesadaran diri jika
memahami emosi dan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi
mengenai diri Anda sendiri, dansadar tentang diri Anda yang nyata. Pendek
kata, kesadaran diri adalah jika Anda sadarmengenai pikiran, perasaan, dan
evaluasi diri yang ada dalam diri Anda.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses
penyembuhan klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada
klien.
Komunikasi terapeutik berbeda dengan komunikasi sosial yaitu pada
komunikasi terapeutikselalu terdapat tujuan atau arah yang spesifik untuk
komunikasi. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yangdirencanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasiendan
membina hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien.
Self awarness memegang peranan penting dalam proses terwujudnya
asuhan keperawatan yangterapeutik. Semakin tinggi self awarness seorang
perawat, maka akan semakin mudahterwujudlah komunikasi terapeutik
terhadap klien. Dimensi self awareness perawatmempunyai hubungan yang
signifikan dengan penerapan komunikasi terapeutik.
Ketika self awarness seorang perawat cukup baik, maka saat
hubungan antara perawat danklien terjadi, maka perawat tersebut akan
dengan mudah menjalin hubungan yang terapeutikdengan klien. Dalam hal
ini klien tidak selalu adalah pasien, akan tetapi bisa berupa individuyang
sehat, keluarga, kelompok atau bahkan di tingkat masyarakat.

7
Jadi dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya self awarness yang
baik akan menjadikan seorang perawat mampu mengenali dirinya sendiri
serta orang lain, mampu mengendalikandirinya untuk bersikap serta menjalin
hubungan yang sesuai dengan tujuannya.
Dengan self awarness yang kuat akan tercipta karakteristik perawat
yang terapeutik, yangmemiliki ciri-ciri sebagai berikut, antara lain; Ikhlas
(Genuiness), empati, kehangatan, jujur, alturistik, menggunakan etika.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, Tri. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Komunikasi


dalam Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai