Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Analisa Kesadaran Diri


Tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik

Dosen pembimbing:
Rasmun, M. Kes

Disusun Oleh:
Anggi Try Hutami
P07220419002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


limpahan rahmat dan juga ridhonya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang sederhana ini dengan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat menjadi pemenuh tanggung jawab
atas tugas yang diberikan oleh Bapak Rasmun, M. Kes. selaku
dosen Komunikasi Dalam Keperawatan (komunikasi terapeutik)
mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan tingkat 1, selain
daripada itu penulis juga berharap bahwa makalah ini dapat
memberikan manfaat dalam membantu melengkapi wawasan
pembaca.
Terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing
mata kuliah Biokimia, juga kepada pihak yang telah membantu
dalam proses pengerjaan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini penulis akui masih banyak menyimpan
kekurangan karena pengalaman yang belum sepenuhnya
mendukung. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para
pembaca untuk dapat memberikan masukan yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah penulis.

Samarinda, 20 Maret
2020

Anggi Try Hutami

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................1
1.3. Tujuan Masalah................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian teori analisa kesadaran diri perawat.......................................3
2.2. Tujuan mempelajari analisa kesadaran diri.....................4
2.3. Jelaskan konsep model teori kesadaran diri dari johari
window dan berikan contoh-contohnya...........................4
2.4. Jelaskan dimensi respon dan tindakan perawat dalam
berkomunikasi..................................................................7
BAB II PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................9
3.2. Saran................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik adalah kemampuan
perawat dalam menilai aspel-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat
melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi
secara positif terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus
bersifat terapeutik. Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri
dalam komunikasi terapeutik. Jadi, analisa diri perawat dalam komunikasi
terapeutik sendiri merupakan dasar utama untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas.
Fokus analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik yang penting
adalah kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan
menjadi model, altruisme dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam
berhubungan dengan klien anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa
kanak-kanaknya karena dapat mempengaruhi interaksi. Dengan mengetahui
sifat diri sendiri diharapkan perawat dapat memakai dirinya secara terapeutik
untuk menolong klien tanpa merusak integritas diri.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengertian teori analisa kesadaran diri perawat
2. Tujuan mempelajari analisa kesadaran diri
3. Jelaskan konsep model teori kesadaran diri dari johari
window dan berikan contoh-contohnya
4. Jelaskan dimensi respon dan tindakan perawat dalam
berkomunikasi

1
2

1.3. Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian teori analisa
kesadaran diri perawat
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan mempelajri analisa
kesadaran diri
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep teori kesadaran
diri dari johan window dan memberikan contoh-
contohnya
4. Mahasiswa dapat menjelaskan dimensi respond an
tindakan perawat dalam berkomunikasi
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian teori analisa kesadaran diri perawat


Abraham Maslow dalam teorinya humanistic mengemukakan bahwa
kesadaran diri adalah mengerti dan memahami siapa diri kita yang sebenarnya,
bagaimana menjadi diri sendiri, potensi apa yang kita miliki, gaya apa yang
dimiliki, apa langkah-langkah yang harus diambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai
apa yang diyakini, dan kearah menuju kearah mana perkembangan yang
dirasakan.
Kesadaran diri merupakan keadaan dimana seseorang dapat memahami
dirinya sendiri dengan benar adanya (Mendatu, 2010). Seseorang yang memiliki
kesadarandiri haruslah memahami mood dan emosi yang sedang dirasakannya,
bersifat kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri, dan sadar tentang
dirinya secara nyata.
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi
secara positif terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus
bersifat terapeutik. Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri
dalam komunikasi terapeutik. Jadi, analisa diri perawat dalam komunikasi
terapeutik sendiri merupakan dasar utama untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas.
Pada teori analisa kesadaran diri yang dikemukakan oleh Johari window
digunakan untuk menciptakan hubungan intrapersonal dan interpersonal, yaitu
hubungan pada diri sendiri dan hubungan antara diri sendiri dan orang lain.
Konsep teori jendela Johari ini memiliki empat kamar atau empat perspektif
yang masing-masing memiliki istilah dan makna yang berbeda, dimana setiap
makna mengandung pemahaman-pemahaman yang mempengaruhi pandangan
seseorang. Apakah perilaku, perasaan, dan kesadaran yang dimiliki hanya dapat
dipahami oleh dirinya sendiri, hanya dipahami oleh orang lain, atau keduanya
dapat memahaminya.

4
5

Jadi, pengertian analisa kesadaran diri perawat adalah kemampuan perawat


dalam menilai aspek-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan
kemampuan diri secara terapeutik kepada klien.

2.2. Tujuan mempelajari analisa kesadaran diri


Tujuan utama dari analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik untuk
menjawab pertanyaan dibawah ini :
1. Siapa saya ?
2. Apa yang penting untuk saya ?
3. Bagaimana mengenal perasaan saya ?
4. Seperti apakah role model yang baik bagi saya ?
5. Mengapa kamu  ingin menolong  orang ?
6. Seperti apakah bentuk kesadaran dan petunjuk untuk melakukan
tindakan ?

2.3. Jelaskan konsep model teori kesadaran diri dari Johari Window dan
berikan contoh-contohnya
Ada 4 kuadran yang ditulis oleh Johari Window “pertanyaan siapa saya”.
Ada 3 hal penting yang harus dilihat dari kita sendiri, yaitu :
1. Pikiran
2. Perilaku
3. Perasaan

Kuadran 1 Kuadran 2
Pikiran, perilaku, perasaan, Pikiran, perilaku, perasaan,
yang kita sendiri tau dan yang hanya diketahui oleh
orang lain tau orang lain
Kuadran 3 Kuadran 4
Pikiran, perilaku, perasaan, Pikiran, perilaku, perasaan,
yang hanya diketahui oleh yang tidak diketahui oleh
diri sendiri diri sendiri dan orang lain
6

Jika kuadran I yg diperbesar, maka individu ini cenderung bahkan selalu


terbuka dengan orang lain. Ciri khas dari individu ini ad periang, familier, mudah
akrab, tidak kikir, banyak teman dan menyenangkan
Jika kuadran II diperbesar, maka individu ini suka menonjolkan dirinya
sendiri, dia merasa paling hebat, seperti katak dalam tempurung. Dia tidak
menyadari bahwa tindakannya tidak benar, dia buta terhadap dirinya sendiri
sehingga area ini disebut juga Blind Area (area buta).
Jika kuadran III diperbesar, maka individu ini akan nampak suka
menyendiri, pendiam, tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Individu ini lebih banyak menyimpan rahasia, sehingga area ini dapat disebut
dengan Secret area.
Jika kuadran IV diperbesar, individu ini tidak diketahui oleh orang lain
namun dia tahu banyak tentang orang lain. Dia tertutup terhadap dirinya, tidak ada
yang tahu tentang dirinya sekalipun dirinya sendiri, hanya Tuhan yang
mengetahui segala sesuatu tentang dirinya.

Contoh lainnya:
Kuadran 1 :
Contohnya, informasi yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain tau juga ini
mencakup antara lain : nama diri, warna kulit, usia, agama, sikap terhadap politik,
hobi dan sebagainya. Selain itu kesadaran dirinya tinggi dan interpersonalnya
bagus.

Kuadran 2 :
Contohnya, seseorang yang memiliki sikap yang apatis dan emosian. dia sendiri
tidak mengetahui bahwa sikapnya seperti itu. Yang menilai sikap dia hanyalah
orang lain

Kuadran 3 :
Contohnya, seseorang yang selalu banyak alasan. Selain itu misalnya kita
menyimpan sendiri rahasia kesuksesan kita, ketakutan kita akan sesuatu, masalah
7

keluarga, dan kondisi keuangan yang buruk. Kebanyakan orang yang memiliki
sikap kuadran 3 enggan untuk membuka diri karena takut ditertawakan ataupun
ditolak

Kuadran 4 :
Contohnya, seseorang yang tidak memiliki kesadaran diri. Upaya untuk mencegah
aspek ini ialah melakukan hipnotis. Manfaat dari hipnotis yang tadinya orang lain
tidak tahu menjadi tahu dan orang yang dihipnotis menjadi tahu tentang hal apa
yang dia tidak sadari itu
8

2.4. Jelaskan dimensi respon dan tindakan perawat dalam berkomunikasi


1. Dimensi respon
a. Ikhlas. Perawat menyatakan dan menunjukkan sikap keterbukaan,
jujur, tulus dan berperan aktif dalam berhubungan dengan klien.
Perawat berespon tidak di buat-buat dan mengekspresikan perasaan
yang sesungguhnya secara spontan
b. Menghargai. Perawat menerima klien dengan apa adanya. Sikap
tidak menghakimi, tidak mengejek, tidak mengkritik maupun tidak
menghina, harus ditunjukkan oleh perawat perawat melalui misalnya
duduk diam menemani klien ketika klien menangis, bersedia
menerima permintaan klien untuk berdiskusi atau bercerita tentang
pengalaman, bahkan termasuk minta maaf atas ucapan dan perilaku
perawat yang menyinggung klien
c. Empati, merupakan kemampuan perawat untuk memasuki pikiran
dan perasaan klien, sehingga dapat merasakan apa yang sedang
dirasakan dan difikirkan klien. Melalui rasa empati perawat dapat
mengidentifikasi kebutuhan klien dan selanjutnya membantu klien
mengatasi masalahnya
d. Konkrit. Perawat menggunakan kata-kata yang spesifik, jelas dan
nyata untuk menghindari keraguan dan ketidakjelasan penyampaian.

2. Dimensi tindakan
Dimensi ini termasuk konfrontasi, kesegaran, pengungkapan diri
perawat, katarsis emosional, dan bermain peran (Stuart dan Sundeen,
1998). Dimensi ini harus dimplementasikan dalam konteks
kehangatan,penerimaan, dan pengertian yang dibentuk oleh dimensi
responsive.
a. Konfrontasi. Pengekspresian perawat terhadap perbedaan pada
perilaku klien yang bermanfaat untuk memperluas kesadaran diri
klien. Carkhoff (Stuart dan Sundeen, 1998) mengidentifikasi tiga
kategori konfrontasi yaitu :
9

1) Ketidaksesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang


dirinya) dengan ideal diri (cita-cita/keinginan klien)
2) Ketidaksesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien
3) Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan perawat
konfrontasi seharusnya dilakukan secara asertif bukan
agresif/marah. Oleh karena itu sebelum melakukan konrontasi
perawat perlu mengkaji antara lain tingkat hubungan saling
percaya dengan klien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan
kekuatan koping klien. Konfrontasi sangat berguna untuk klien
yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum
berubah.
b. Kesegaraan. Terjadi jika interaksi perawat klien difokuskan pada dan
digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan
interpersonal lainnya. Perawat harus sensitive terhadap perasaan
klien dan berkeinginan membantu dengan segera
c. Keterbukaan perawat. Tampak ketika perawat memberikan
informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan dan sikapnya sendiri untuk
memfasilitasi kerjasama, proses belajar, katarsis, atau dukungan
klien. Melalui penelitian yang dilakukan oleh Johnson (dikutip
Stuart dan Sundeen, 1987, h.134) ditemukan bahwa peningkatan
keterbukaan antara perawat-klien menurunkan tingkat kecemasan
perawat-klien
d. Katarsis emosional. Klien didorong untuk membicarakan hal-hal
yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik.
Dalam hal ini perawat harus dapat mengkaji kesiapan klien untuk
mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesulitan
mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien
e. Bermain peran. Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan
penghayatan klien kedalam hubungan antara manusia dan
memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut
10

pandang lain; juga memperkenankan klien untuk mencobakan situasi


baru dalam lingkungan yang aman
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik adalah kemampuan
perawat dalam menilai aspel-aspek yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat
melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada klien
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi
secara positif terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus
bersifat terapeutik. Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri
dalam komunikasi terapeutik. Jadi, analisa diri perawat dalam komunikasi
terapeutik sendiri merupakan dasar utama untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas.
Fokus analisa diri perawat dalam komunikasi terapeutik yang penting adalah
kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan menjadi model,
altruisme dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam berhubungan dengan klien
anak, perawat perlu mengkaji pengalaman masa kanak-kanaknya karena dapat
mempengaruhi interaksi. Dengan mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat
dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk menolong klien tanpa merusak
integritas diri.
Untuk itu kita harus memahami apa itu pengertian teori analisa kesadaran
diri perawat, tujuan mempelajari analisa kesadaran diri, menjelaskan konsep
model teori kesadaran diri dari Johari Window, dan menjelaskan dimensi respon
dan tindakan perawat dalam berkomunikasi

3.2. Saran
Makalah ini penulis akui masih banyak menyimpan
kekurangan karena pengalaman yang belum sepenuhnya
mendukung. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para
pembaca untuk dapat memberikan masukan yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah penulis.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswari, Tri, 2015, Komunikasi dan Hubungan Terapeutik dalam


Keperawatan,
Depkes RI, Jakarta
Corrie, 2018, Teori Johari Window Pengertian dan Konsep, (https://pakarkomuni
kasi.com/teori-johari-window-pengertian-konsep) diakses pukul 19.27 pada
tanggal 20 Maret 2020
Agustini, Ayu, 2015, Self Awareness, (http://repository.poltekkes- denpasar.ac.id/
711/3/KTI%20AYU%20AGUSTINI%20P07120015087%20-24-46.pdf) dia-
kses pukul 21.34 pada tanggal 20 Maret 2020
Loen, Jaini, 2018, Analisa Diri Perawat dalam Komunikasi Terapeutik (http://Jai
niyubmee.blogspot.com/2018/05/analisadiriperawatadalam-komunikasi.html)

13

Anda mungkin juga menyukai