Anda di halaman 1dari 10

SELF AWARNESS (KESADARAN INTRAPERSONAL DALAM HUBUNGAN

INTERPERSONAL)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan dengan dosen
pembimbing Ns. Lesta Livolina Simamora, S.Kep. M.H (Kes)

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Helena Vendea Denti Ardhana 30120122006


2. Ni Luh Sri Rahayu 30120122032
3. Dinda Nurul Fatima 30120122037
4. Thesalonika Crystine Rumawatine 30120122048
5. Annetta Eunike Rachmat 30120122062
6. Triadi Patoni 30120122071

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SANTO BORROMEUS
Jalan Parahyangan Kav. 8 Blok B/1 Kota Baru Parahyangan
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepatda Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karuniaNya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Self Awarness (Kesadaran Intrapersonal dalam
hubungan interpersonal)” dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna
untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Terapeutik Keperawatan sebagai laporan hasil diskusi
kelompok.

Dalam menyelesaikan makalah ini banyak hambatan dan kesulitan yang kami temuai, namun
berkat tuntunan yang diberikan, serta dukungan dari berbagai pihak yang terlibat maka makalah ini
dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Ns. Lesta Livolina Simamora, S.Kep. M.H (Kes) selaku dosen pengampu mata kuliah Komunikasi
Terapeutik Keperawatan, dan rekan serta pihak yang membantu dan menjadi referensi penulis
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah mengenai “Self
Awarness (Kesadaran Intrapersonal dalam hubungan interpersonal)” ini bermanfaat untuk pembaca.

Bandung, 20 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti perilaku
dan pandangan terhadap diri dalam menghadapi masalah serta lingkungannya. Dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-pisiko-sosio-spiritual
yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan dirinya
sendiri. Setiap individu pasti berbeda-beda dalam mengatasi masalahnya yang didapat melalui
pengalaman yang unik pada dirinya sendiri.

Kesadaran adalah proses dimana seseorang dapat memahami dan mengerti suatu keadaan
yang menjadikan individu itu sendiri sadar dan paham dengan apa yang terjadi padanya. Kesadaran
diri merupakan proses mengenali motivasi, pilihan dan kepribadian seseorang serta menyadari
faktor-faktor atas keputusan dan interaksi kita dengan orang lain

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat dalam
masalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan self awareness?


2. Apa yang dimaksud dengan eksplorasi perasaan?
3. Bagaimana kemampuan menjadi model/role?
4. Apa yang dimaksud dengan altruisme?
5. Bagaimana etika dan tanggung jawab perawat?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui definisi self awareness


2. Mengetahui definisi eksplorasi perasaan
3. Mengetahui kemampuan menjadi model/role
4. Mengetahui definisi altruisme
5. Mengetahui etik dan tanggung jawab perawat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Self Awareness


Kesadaran diri ( Self Awareness) menurut daniel goleman adalah kemampuan seseorang
untuk mengetahui kekuatan,kelemahan,dorongan,nilai dan dampaknya pada orang lain. Lebih lanjut
Singh menegaskan bahwa kesadaran diri (self awareness) mampu menghubungkan seseorang dengan
perasaan, pikiran, dan tindakan pribadinya sehingga membantu seseorang mendapatkan persepsi yang
lebih jelas tentang apa yang ingin dia capai dalam hidup dan karenanya dapat bekerja pada tingkat
kompetensinya. Kesadaran diri (self awareness) menjadi dasar dari tumbuhnya perilaku kecerdasan
emosi dimana kesadaran diri mengacu kepada kemampuan untuk membaca emosi sendiri dan
mengenali dampaknya untuk memandu keputusan termasuk keputusan dalam karier sehingga penting
bagi individu untuk memiliki penilaian diri yang akurat dengan mengetahui kekuatan dan
keterbatasannya sendiri.

2.2 Definisi Eksplorasi Perasaan


Komuniksi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal, artinya komunikasi antara orang -
orang secara tatap muka yang kemungkinan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung baik verbal dan non verbal (Mulyana, 2000). Kemudian komunikasi terapeutik juga adalah
komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk terapi.
Eksplorasi adalah tehnik untuk meneliti dan menelaah perasaan, pikiran dan pengalaman yang
ada pada diri klien saat melakukan komunikasi terapeutik. Penting bagi seorang Perawat melakukan
hal ini saat berkomunikasi terapeutik terhadap klien, kerena tidak sedikit klien yang menyimpan
rahasia batin, menutup diri atau tidak mampu untuk mengeluarkan pendapatnya. Tehnik eksplorasi ini
dapat mengurangi rasa cemas, takut, terancam dan tekanan dalam diri klien. Eksplorasi bertujuan
untuk mencari atau menggali lebih jauh dalam masalah yang dialami klien (Suriyani, 2005).
Ada 3 jenis dalam tehnik eksplorasi ini, yaitu:
1. Eksplorasi perasaan, adalah tehnik yang dilakukan untuk menggali perasaan - perasaan yang
muncul lalu tersimpan dalam diri klien, sebelum dan sesudah berintraksi. Jika perawat merasa
cemas, terlihat gelisah saat melakukan komunikasi terapeutik, hal ini akan membuat klien
tidak merasa tidak nyaman. Ketulusan dalam komunikasi terapetik adalah hal yang penting,
karena benar adanya istilah “pemindahan perasaan”, ketika perawat cemas maka klien pun
ikut menjadi cemas dan hal ini akan mempengaruhi intraksi secara menyeluruh. Misalnya:
“bisakah Anda menjelaskan perasaan bingung seperti apa yang Anda rasakan?”.
2. Eksplorasi pengalaman, adalah kemampuan perawat untuk mengeksplorasi pengalaman yang
telah dialami klien. Misalnya: “Saya terkesan dengan pengalaman yang Anda alami, namun
Saya ingin lebih memahami pengalaman ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi
Anda sekarang”.
3. Eksplorasi Pikiran, adalah kemampuan perawat dalam mengekplorasi ide, pemikiran dan
pendapat yang terbesit dari dalam pikiran klien. Misalnya: “Saya kira begitu, pendapat Anda
tentang masalah ini sangat bagus, bisakah Anda menjelaskannya lebih lanjut?”
Perawat harus sadar dan terbuka terhadap perasaannya serta mengontrol perasaan agar dapat
menggunakan diri secara terapeutik. Saat berinteraksi perawat harus senantiasa mengontrol
penampilan dan responnya terhadap klien, hal ini sangat berpengaruh terhadap perasaan klien.
2.3 Kemampuan Menjadi Model
Model merupakan sesuatu yang akan ditiru oleh orang lain dan dijadikan acuan (KBBI).
Seorang Perawat harus bisa menjadi model di dalam dunia kesehatan atau yang sering disebut dengan
Role Model. Perawat harus bisa menjadi model yang baik bagi klien agar bisa dijadikan contoh oleh
klien atau pasien dalam menjalankan kehidupan. Perawat menggunakan diri secara Terapeutik
sebagai alat untuk memberikan contoh adaptif yang akan ditampilkan kepada klien. Kebiasaan kurang
baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan hubungan antara perawat dan klien. Perawat
yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya
serta tidak didominasi oleh konflik, disttress atau pengingkaran (Stuart,G.W.,1998). Perawat harus
bertanggung jawab atas setiap prilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya. Perawat harus
mampu dalam memisahkan kehidupan pribadinya.
Kemampuan menjadi model:
A. Masalah pribadi dapat diselesaikan secara konstruktif.
B. Ide dan fikiran yang baik jika perawat dalam masalah.
C. Perawat harus sadar akan kelemahan dan kekurangan.

2.4 Altruisme
Altruisme adalah kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), altruisme adalah sikap yang ada pada diri manusia bersifat naluri, berupa dorongan
untuk berbuat jasa kepada orang lain.
Kesadaran diri akan altruisme mengharuskan perawat untuk mengutamakan kebutuhan
pasien diatas kebutuhan diri sendiri. Perawat dengan kepribadi altruisme akan merasa puas ketika
memberi asuhan keperawatan pada pasien, seperti memberikan perhatian penuh dan memberikan
pertolongan dengan segera pada saat pasien tidak mampu melakukan suatu tindakan
Interaksi perawat dengan pasien dan keluarganya dipengaruhi oleh altruisme. Perawat
bersikap peduli dan tidak boleh acuh-tak acuh saat memberikan pelayanan dan berkomunikasi dengan
pasien sehingga terapeutik dapat tersampaikan dengan baik.
Sarfika (2018: 40) mengatakan ada 3 ciri-ciri altruisme , yaitu:
1. Empati, yaitu kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami orang lain tanpa berlarut
didalamnya.
2. Keinginan memberi, dengan maksud memenuhi kebutuhan orang lain.
3. Sukarela, apa yang diberikan itu semata-mata untuk orang lain, tidak ada niat untuk
mendapatkan imbalan atas jasa yang diberikan.

2.5 Etik dan Tanggung Jawab Perawat


Etik dan tanggung jawab etika adalah peraturan atau norma yang digunakan sebagai acuan
terhadap perilaku seseorang dalam melakukan tindakan yang baik dan buruk dan merupakan suatu
kewajiban dan tanggung jawab.
Perawat harus bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya. Demikian pula
dalam berkomunikasi perawat harus bertanggung jawab apa yang ia ucapkan serta perilakunya, serta
dapat mengatasi kelemahannya sendiri. Dalam berinteraksi dengan pasien, perawat harus menjunjung
tinggi kode etik keperawatan, serta etika yang dibenarkan dalam hubungan terapeutik.
Tanggung jawab perawat yaitu adanya kepercayaan antar pasien dengan perawat ataupun
sesama perawat (perawat mampu membuat pasien percaya terhadap perkataan atau tindakaan yang
dilakukannya). Perawat profesional dapat memperlihatkan kinerjanya dengan jujur dan tidak tertutup
dengan pasien. Perawat profesional akan bertanggung jawab atas semua tindakan keperawatan yang
sudah ia lakukan.
Tujuan etik keperawatan adalah:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/cara dalam menganalisis masalah moral dalam praktik keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan pada diri sendiri,
keluarga, masyarakat, dan kepada tuhan.
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Self awareness merupakan dimana seseorang berusaha untuk mengetahui dan memahami
tentang dirinya sendiri, berupa aktivitas yang dilakukan serta menyadari posisinya dalam
lingkungannya.
Self awareness merupakan perhatian secara langsung ketika seseorang mencoba untuk
memahami kesadaraan internal pada dirinya. Kesadaran diri (self awareness) dimana individu akan
sadar pada dirinya sendiri, bahwa ia memiliki kekurangan serta kelebihannya.

3.2 Saran
Memperhatikan komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari terutama dalam proses
komunikasi keperawatan agar dapat berkomunikasi dengan baik kepada pasien guna menjalin
kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan, bertujuan untuk mencapai kesehatan
pasien serta berkomunikasi dengan baik antar sesama rekan kerja atau siapa pun itu agar kita saling
menjalin hubungan dengan yang baik.
Daftar Pustaka

Sarfika, Rika, dkk. 2018, Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan. Padang: Andalas University Press
Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:
Achir Yani edisi III. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai