Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

(ARTIKEL PENELITIAN)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK


TERHADAP KINERJA GURU DI SD NEGERI KECAMATAN SIAK
HULU KABUPATEN KAMPAR

Oleh

AFRIANIS
NIM. 1810246820

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
Abstrak

Afrianis, NIM.1810246820. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi


Pedagogik terhadap Kinerja Guru di SD Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Kampar
1
Afrianis, 2Isjoni, 3Jimmi Copriady
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Riau
E-mail:

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh Motivasi Kerja dan


Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri Kecamatan Siak
Hulu Kabupaten Kampar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kuantitatif dan metode Survey dengan teknik korelasional (correlational resarch).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan kuisioner/angket
dengan 224 responden dari 507 guru SD yang dipilih secara acak sebagai sampel
menggunakan rumus Slovin. Metode penelitian dilakukan yaitu responden
memberikan tanggapan terhadap kuesioner dalam bentuk skala likert yang terdiri
dari lima pilihan jawaban yaitu Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, dan tidak
pernah. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial.
Berdasarkan dari analisis data diketahui bahwa, terdapat pengaruh Motivasi
Kerja dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru di SD Negeri
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, baik sebagian maupun secara bersama-
sama. Penelitian ini diharapkan berguna untuk perbaikan kinerja guru SD Negeri
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.

Kata kunci: motivasi kerja, kompetensi pedagogik, kinerja


Abstract

Afrianis, NIM.1810246820. The Effect of Work Motivation and Pedagogic


Competence on Teacher Performance in SD Siak Hulu District, Kampar
Regency.
1
Afrianis, 2Isjoni, 3Jimmi Copriady
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Riau
E-mail:

This study aims to describe the effect of work motivation and pedagogical
competence on teacher performance in SD Negeri Siak Hulu District, Kampar
Regency. This type of research is a quantitative descriptive study and a survey
method with correlational resarch techniques. Data collection techniques used
were observation and questionnaires / questionnaires with 224 respondents from
507 elementary school teachers who were randomly selected as samples using the
Slovin formula. The research method used was that respondents gave responses to
a questionnaire in the form of a Likert scale consisting of five answer choices,
namely Always, Often, Sometimes, Rarely, and Never. The data analysis used was
descriptive and inferential statistics.

Based on the data analysis, it is known that there is an influence of Work


Motivation and Pedagogic Competence on Teacher Performance in SD Negeri
Siak Hulu District, Kampar Regency, either partially or collectively. This
research is expected to be useful for improving the performance of SD Negeri Siak
Hulu teachers in Kampar Regency in carrying out their duties and obligations.

Keywords: work motivation, pedagogical competence, performance


Pendahuluan guru atau dosen sesuai dengan jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan formal
Pendidikan merupakan sebuah di tempat penugasan. Selanjutnya
proses pembentukan manusia yang pada Bab III Prinsip Profesionalitas
belum tahu menjadi manusia dengan Pasal 7 Ayat (1), yang antara lain
berbagai macam keilmuan yang menjelaskan: Kualifikasi akademik
dimiliki. Dalam penyelenggaraannya dan latar belakang pendidikan sesuai
tidak terlepas dari berbagai dengan bidang tugas (butir c). Dari
problematika yang menghampirinya, peraturan perundang-undangan
baik dari aspek penyelenggaraan, tersebut lahirlah persyaratan tentang
aspek perekonomian, aspek keilmuan latar belakang pendidikan seorang
hingga aspek politik pemerintahan. guru yang diharuskan linier.
Pendidikan adalah bimbingan atau Tujuannya adalah untuk
pimpinan secara sadar oleh pendidik meningkatkan profesionalisme tenaga
terhadap perkembangan jasmani dan pengajar di sekolah. Guru profesional
rohani anak didik menuju adalah guru yang menyadari tugas dan
terbentuknya kepribadian utama fungsinya sesuai dengan jabatan yang
menurut ukuran-ukuran tertentu diembannya, memiliki pemahaman
(Kompri, 2016:15). Dalam proses yang tinggi serta mengenal dirinya
pembelajaran guru merupakan pelaku sebagai pribadi yang dipanggil untuk
utama yang menentukan keberhasilan mengabdikan diri kepada masyarakat
dari proses pembelajaran di sekolah, melalui pendidikan dan mendampingi
sedangkan peserta didik diharapkan peserta didik belajar.
dapat mengembangkan potensi Pendidikan Nasional tidak
dirinya sesuai dengan bakat dan minat hanya bertujuan untuk mencerdaskan
yang diharapkan. anak bangsa tetapi juga bertujuan
Seorang guru tidak hanya membentuk watak dan kepribadian
terbatas pada status sebagai pengajar peserta didik. Guru mempunyai tugas
saja, namun peranan guru lebih luas mendidik peserta didik agar
lagi yaitu sebagai penyelenggara mempunyai moral yang sesuai
pendidikan untuk meningkatkan mutu dengan nilai-nilai agama. Guru harus
pendidikan/mutu produktifitas. Aspek memiliki moral dan kepribadian yang
penyelenggaraan pendidikan itu baik, karena guru merupakan suri
meliputi beberapa komponen. Seleksi tauladan bagi anak didik dan dalam
tenaga pendidik baik guru maupun masyarakat, guru juga merupakan
dosen lebih spesifik lagi ditambah orang yang pantas diteladani.
dengan kualifikasi akdemik yang Guru Sekolah Dasar sebagai
dimiliki, penyesuaian materi ajar tenaga pendidik jenjang pendidikan
dengan kulifikasi akademik /ijazah dasar hendaknya memiliki ijazah
menjadi ukuran standar kemampuan pendidikan yang sesuai dengan
materi yang diampu. profesi, maksudnya untuk guru
Undang-Undang Republik Sekolah Dasar ijazah pendidikannya
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 hendaknya sarjana sekolah dasar dan
Tentang Guru Dan Dosen Bab I bukan sarjana pendidikan lainnya.
Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 9 Sehingga profesi yang dipegang
yang berbunyi: Kualifikasi akademik sesuai atau linier dengan ijazah
adalah ijazah jenjang pendidikan pendidikan yang dimiliki oleh guru
akademik yang harus dimiliki oleh Sekolah Dasar. Namun kenyataannya
masih banyak Guru Sekolah Dasar sungguh-sungguh; semakin banyak
yang memiliki ijazah sarjana yang yang kebetulan menjadi guru dan
tidak sesuai dengan jenjang tidak betul- betul menjadi guru, (6)
pendidikannya. Dengan kata lain Kurangnya kematangan emosional,
masih banyak Guru Sekolah Dasar kemandirian berpikir, dan keteguhan
yang belum linier jejang sikap guru sehingga kepribadian
pendidikannya. mereka sebenarnya tidak siap sebagai
Menurut Susilowati (dalam pendidik; kebanyakan guru dalam
Djamarah, 2000) mengemukakan hubungan dengan murid masih hanya
bahwa fungsi dan tugas guru berfungsi sebagai pengajar dan belum
profesional adalah: 1) Membentuk sebagai pendidik.
kepribadian anak yang harmonis Peranan guru sangat
sesuai cita-cita dan dasar negara kita menentukan dalam usaha peningkatan
Pancasila, 2) Menyiapkan anak mutu pendidikan formal. Untuk itu
menjadi warga negara yang baik guru sebagai agen pembelajaran
sesuai dengan Undang-Undang dituntut untuk mampu
Pendidikan yang merupakan menyelenggarakan proses
keputusan MPR No. 2 Tahun 1983, 3) pembelajaran dengan sebaik-baiknya,
Sebagai perantara dalam belajar, 4) dalam kerangka pembangunan
Guru adalah sebagai pembimbing pendidikan. Karena guru mempunyai
untuk membawa anak didik ke arah fungsi dan peran yang sangat strategis
kedewasaan, 5) Guru sebagai dalam pembangunan bidang
penghubung antara sekolah dan pendidikan, maka profesi guru perlu
masyarakat, 5) Sebagai penegak dikembangkan sebagai profesi yang
disiplin. Guru menjadi contoh dalam bermartabat. Kinerja guru yang baik
segala hal, tata tertib dapat berjalan merupakan salah satu pendukung
apabila guru menjalaninya terlebih profesi guru yang bermartabat.
dahulu, 6) Sebagai adminstrator dan Kinerja guru merupakan
manajerGuru sebagai perencana komponen sumber daya manusia yang
kurikulum, 7) Guru sebagai harus dibina dan dikembangkan terus
pemimpin, 8) Guru sebagai sponsor menerus agar dapat melakukan
dalam kegiatan anak-anak. fungsinya secara professional dapat
Akan tetapi pada kenyatannya mempersiapkan generasi yang tidak
jarang sekali guru yang dapat saja memiliki keterampilan dan
mengamalkan tugas dan fungsi guru keahlian dibidangnya masing–masing
profesional tersebut. Hal tersebut tetapi berakhlak mulia sebagai
disebabkan oleh beberapa faktor. manusia Indonesia seutuhnya.
Faktor–faktor tersebut menurut Seorang guru yang memiliki kinerja
Agustin Eri (2012) antara lain tampak yang memadai, memungkinkan untuk
dari gejala-gejala berikut (1) dapat melaksanakan tugas dan
Lemahnya penguasaan bahan yang tanggung jawabnya dengan baik
diajarkan,(2) Ketidaksesuaian antara sesuai dengan situasi yang
bidang Studi yang dipelajari guru diharapkan. Tanpa kinerja yang baik
dengan yang diajarkan, (3) Kurang seorang guru akan bekerja kurang
efektifnya cara pengajaran, (4) maksimal dan berdaya guna untuk
Kurangnya wibawa guru di hadapan dunia pendidikan kedepannya.
murid, (5) Lemahnya motivasi dan Tetapi kenyataannya dari hasil
dedikasi untuk menjadi pendidik yang observasi di SD negeri se-Kecamatan
Siak Hulu Kabupaten Kampar masih didasarkan atas kecakapan,
banyak guru yang belum pengalaman dan kesungguhan serta
melaksanakan tugasnya secara waktu. Kinerja guru didasarkan pada
maksimal dan profesional. Guru kegiatan guru dalam proses
masih banyak yang melaksanakan pembelajaran, yaitu perencanaan
tugas dan kinerjanya tidak sesuai pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
dengan tupoksi yang diberikan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi
dengan kata lain guru terkadang atau penilaian, ketiga indikator diatas
masih sibuk dengan aktivitas diluar sesuai dengan pedoman penilaian
tugasnya. Masih banyak guru yang kinerja dan digunakan sebagai acuan
datang terlambat dan meninggalkan untuk menentukan tinggi rendahnya
kelas disaat kegiatan pembelajaran kinerja guru.
sedang berlangsung dan masih Selanjutnya peningkatan kinerja
banyak guru yang mengajar dengan guru juga dipengaruhi oleh motivasi
metode lama sehingga siswa kerja. Motivasi kerja yang baik dari
cenderung bosan dan menyebabkan guru akan melahirkan kinerja yang
suasana belajar dikelas kurang baik yang dalam hal ini akan
kondusif. tercermin dalam kesungguhan
Kinerja yang belum optimal meningkatkan hasil prestasi belajar
menurut Agustian (2015) antara lain : siswa dikelas. Menurut Kompri
(1) suka mangkir kerja, (2) (2016:3) Motivasi dapat diartikan
meninggalkan jam mengajar sebelum sebagai kekuatan (energi) seseorang
waktunya, (3) malas bekerja, (4) yang dapat menimbulkan tingkat
banyaknya keluhan guru, (5) persistensi dan antusiasmenya dalam
rendahnya prestasi kerja, (6) melaksanakan suatu kegiatan, baik
rendahnya kualitas pengejaran, (7) yang bersumber dari dalam diri
indisipliner, dan gejala negative individu itu sendiri (motivasi
lainnya. Kondisi ini tentu tidak intrinsik) maupun dari luar individu
kondusif bagi kemajuan dan mutu (motivasi ekstrinsik). Motivasi kerja
sekolah, padahal kinerja merupakan bagi guru baik yang bersumber dari
sasaran penting dalam manajemen dalam dirinya (instrinsik) maupun
sumber daya manusia, karena lansung dari luar dirinya (ekstrinsik) sangat
atau tidak lansung mempengaruhi penting sebagai pendorong dalam
produktifitas kerja. Dengan melaksanakan tugas atau pekerjaan
kemampuan yang memenuhi standar pokoknya dan tugas-tugas tambahan
minimal dan kesejahteraan yang yang dibebankan kepadanya.
memadai diharapkan kinerja guru Berdasarkan hasil observasi
dalam mengelola proses pembelajaran kinerja guru SD Negeri Kecamatan
meningkat, kualitas pembelajaran Siak Hulu Kabupaten Kampar,
yang meningkat diharapkan akan ditemukan bahwa kinerja guru belum
terjadi peningkatan prestasi belajar terlaksana secara optimal baik
siswa. Kinerja guru juga perlu kualitas maupun kuantitasnya.
diperhatikan demi terwujudnya suatu Kenyataannya masih banyak guru
pendidikan yang bermutu. Menurut yang belum termotivasi untuk
Hasibuan (2001) kinerja adalah suatu meningkatkan kinerjanya karena guru
hasil kerja yang dicapai seseorang kurang menyadari tupoksinya sebagai
dalam melaksanakan tugas-tugas yang guru. Hal ini terlihat dari belum
dibebankan kepadanya yang mantapnya persiapan pengajaran,
metode pembelajaran yang masih Faktor lain yang mempengaruhi
monoton, minimnya pemanfaatan kinerja guru adalah kompetensi guru.
media berbasis IT dan belum Peningkatan mutu pendidikan
berjalannya KKG dengan efektif ditunjang oleh guru profesional yang
untuk meningkatkan kompetensi dari bermutu, yang dapat memerankan
program pengembangan keprofesian tugas dan fungsinya dengan baik
berkelanjutan dan kinerja guru pada dalam rangka mempersiapkan sumber
wadah KKG. Mayoritas guru daya manusia yang berkualitas
menganggap bahwa tanggung jawab melalui proses pembelajaran yang
peningkatan kompetensi guru menjadi berkualitas pula. Kompetensi
tanggung jawab dari pemerintah merupakan gambaran hakikat
sehingga pengembangan keprofesian kualitatif dari perilaku guru atau
berkelanjutan terlambat. tenaga kependidikan yang tampak
Menurut Elita (2018) guru yang sangat berarti. Dengan demikian,
motivasi tinggi akan melaksanakan kompetensi merupakan perpaduan
tugas pokoknya dengan baik dan akan dari pengetahuan, keterampilan, nilai
senantiasa menggunakan prosedur dan sikap yang direfleksikan dalam
pembelajaran yang sesuai ketentuan kebiasaan berfikir dan bertindak.
secara optimal, baik dan selalu Kompetensi merupakan
bekerja penuh semangat dengan perilaku yang rasional untuk
persiapam mengajar yang lengkap, mencapai tujuan yang dipersyaratkan
melaksaanakan, dan menilai hasil sesuai dengan kondisi yang
proses belajar mengajar (PBM) yang diharapkan. kompetensi adalah
intensitasnya dilandasi oleh etos kerja kemampuan yang dimiliki seseorang
atau motivasi kerja yang tinggi, serta sehingga membolehkan ia mengisi
disiplin dalam proses pembelajaran. suatu peran. Pemerintah
Bagi seorang guru, persoalan yang mengeluarkan Undang-Undang
dihadapkan kepadanya adalah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
bagaimana menciptakan suatu situasi dan Dosen. Pada pasal 10 ayat 1
dimana guru mampu memotivasi diri dinyatakan bahwa kompetensi guru
sehingga guru bisa memusatkan meliputi kompetensi pedagogik,
seluruh tenaga dan perhatiannya kompetensi kepribadian, kompetensi
untuk mencapai hasil yang telah sosial, dan kompetensi profesional
diprogramkan sehingga tujuan yang diperoleh melalui pendidikan
individu dan sekolah dapat tercapai. profesi. Salah satu upaya untuk
Menurut Susilowati (2012) bahwa melihat masih adanya kemampuan
motivasi kerja diberi pertimbangan profesional dan akademik yang
utama dalam manajemen saat ini, memadai dari seorang guru adalah
karena hal itu memberi sumbangan dengan dilakukannya program
besar terhadap prestasi dan sertifikasi dan Uji Kompetensi Guru
produktivitas kerja. Guru yang (UKG). Program sertifikasi, uji
profesional dituntut untuk memiliki kompetensi dan penilaian kinerja guru
penguasaan isi bidang studi, yang dilanjutkan dengan
pemahaman karakteristik, pengembangan keprofesian
melakonkan pembelajaran yang berkelanjutan merupakan salah satu
mendidik, serta potensi cara yang dapat digunakan untuk
pengembangan profesionalisme dan memotong mata rantai penyebab
kepribadian (Depdiknas, 2004). rendahnya mutu guru. Menurut
Mulyasa (2017:42) kompetensi lalu dengan mengganti tahunnya,
pedagogik adalah kemampuan menjelaskan materi terlalu cepat, dan
mengelola pembelajaran peserta didik masih ada guru yang mengajar hanya
yang meliputi pemahaman terhadap memberikan tugas setelah itu hanya
peserta didik, perancangan dan ditinggalkan begitu saja tanpa
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi diawasi, dan masih ada guru yang
hasil belajar,dan pengembangan mengajar tidak relevan dengan
peserta didik untuk bidangnya. Berdasarkan latar
mengaktualisasikan berbagai potensi belakang masalah, terdapat
yang dimilikinya. keterkaitan antara motivasi kerja dan
Bagi guru Sekolah Dasar, tugas penguasaan kompetensi guru terhadap
dan tanggung jawabnya terlihat pada kinerja guru.
aktivitas pada proses pembelajaran di Mulyani Ade (2012:1-2)
dalam kelas dan administrasi sekolah menilai bahwa rendahnya kompetensi
yang harus dikerjakan. Kompetensi guru dapat disebabkan karena
ini menekankan pada pengetahuan beberapa hal antara lain: (1) masih
dan wawasan yang cukup tentang isi banyak guru yang tidak menekuni
mata pelajaran sehingga mutlak profesinya secara total, (2) rentan dan
diperlukan untuk menciptakan proses rendahnya kepatuhan guru terhadap
pembelajaran yang baik. Penguasaan norma dan etika profesi keguruan, (3)
terhadap materi menjadi salah satu pengakuan terhadap ilmu pendidikan
prasyarat untuk melaksanakan dan keguruan masih setengah hati dari
pembelajaran yang efektif, karena pengambilan kebijakan dan pihak-
guru juga menjadi sumber pihak terlibat, (4) masih belum
pengetahuan bagi siswa. smooth-nya perbedaan tentang
Berdasarkan hasil observasi proporsi, materi ajar yang diberikan
yang dilakukan ditemukan beberapa kepada calon guru, (5) masih belum
masalah di lapangan antara lain berfungsinya Persatuan Guru
adalah masih ada guru yang datang Republik Indonesia (PGRI) sebagai
terlambat sekolah sehingga organisasi profesi yang berupaya
menyebabkan kegiatan pembelajaran secara maksimal meningkatkan
menjadi terganggu, masih banyak profesionalisme anggotanya.
guru yang belum melaksanakan Sedangkan Ani. M Hasan (2014:6)
penelitian tindakan kelas mengemukakan bahwa rendahnya
menyebabkan guru kurang profesionalisme guru disebabkan: (1)
mengetahui kekurangan yang terjadi masih banyaknya guru yang tidak
dalam proses pembelajaran untuk menekuni profesinya secara
selanjutnya diadakan perbaikan, profesional. Dalam hal ini dapat
keterbatasan media pembelajaran dan dilihat dengan masih banyak guru
penggunaan metode ceramah yang yang bekerja di luar jam kerjanya hal
dominan membuat proses ini terjadi untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran menjadi kurang variatif, hidupnya sehari-hari sehingga tidak
masih ada guru kurang ada waktu untuk membaca dan
mengomunikasikan bahan pengajaran menulis atau melakukan hal-hal yang
dengan baik, sehingga siswa sulit dapat meningkatkan kemampuan diri;
menerima dan memahami materi,guru (2) belum adanya standar profesional
dalam mengembangkan RPP biasanya guru sebagaimana tuntutan di negara-
masih menggunakan perangkat tahun negara maju; (3) kemungkinan
disebabkan oleh adanya perguruan yaitu membuat pernyataan-pernyataan
tinggi swasta sebagai pencetak guru tentang motivasi kerja, kompetensi
yang lulusannya asal jadi tanpa pedagogik, dan kinerja guru.
memperhitungkan sistem output, Kuisioner dibuat dengan
kelak di lapangan sehingga menggunakan skala rating dengan
menyebabkan banyak guru yang tidak lima alternatif jawaban, yaitu Selalu,
patuh terhadap etika profesi Sering, Kadang-kadang, Jarang, dan
keguruan; (4) kurangnya motivasi tidak pernah.
guru dalam meningkatkan kualitas Instrumen dari variabel
diri karena guru tidak dituntut untuk penelitian tersebut sebelum digunakan
meneliti sebagaimana yang terlebih dahulu dilakukan uji coba.
diberlakukan pada guru di perguruan Uji coba instrumen dilakukan untuk
tinggi. menentukan validitas dan reliabilitas.
Dari uraian diatas penulis Validitas dihitung dengan
tertarik untuk membahas lebih lanjut menggunakan rumus Pearson
mengenai hal diatas dengan menulis Product Moment. Selanjutnya,
proposal yang berjudul ”Pengaruh Reliabilitas instrumen digunakan
Motivasi Kerja dan Kompetensi untuk mengetahui kehandalan
Pedagogik Terhadap Kinerja Guru instrumen yang dihitung dengan
di SD Negeri Kecamatan Siak Hulu menggunakan Alpha Cronbach.
Kabupaten Kampar”. Penelitian ini menggunakan
Metodologi Penelitian teknik analisis statistik deskriptif dan
analisis statistik inferensial yang
Penelitan ini dilaksanakan dihitung dengan menggunakan
terhadap di guru SD Negeri program Microsoft Excel dan SPSS
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten versi 17 for windows. Analisis
Kampar yang berjumlah 25 sekolah. statistik deskriptif dilakukan untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah memaparkan data profil responden
guru di SD Negeri Kecamatan Siak dalam bentuk distribusi Mean hasil
Hulu Kabupaten Kampar yang angket, berdasarkan demografi
berjumlah 25 sekolah dengan jumlah responden, variabel, dan indikator.
populasi sebanyak 507 orang guru. Analisis statistik deskriptif
Sampel adalah bagian dari bertujuan untuk mengetahui seberapa
jumlah dan karakteristik yang dimilki tinggi motivasi kerja, kompetensi
oleh populasi tersebut. Pengambilan pedagogik, dan kinerja guru
sampel dalam penelitian ini berdasarkan deskriptif dan juga
menggunakan teknik Simple Random digunakan untuk melihat perbedaan
Sampling, dimana jumlah sampel mean masing-masing faktor
dalam penelitian ini ditentukan demografi berkaitan dengan kinerja
menggunakan rumus slovin dengan guru berdasarkan indikator. Analisis
taraf kesalahan 10% yang dikutip ini diawali dengan analisa profil
oleh (Riduwan, 2011) sehingga responden yang memaparkan data
diperoleh sampel 224 orang. profil responden berdasarkan hasil
Teknik pengumpulan data yang pengumpulan data lapangan melalui
digunakan dalam penelitian ini adalah daftar isian yang disertakan bersama
observasi dan kuisioner. Kuisioner angket, yaitu kualifikasi pendidikan,
dibuat berdasarkan pada indikator masa kerja, dan jenis kelamin.
dari variabel-variabel yang diteliti
Analisis statistik inferensial Kampar sebesar 12,90% dengan
digunakan untuk melakukan tafsiran rendah, sedangkan sisanya
pengujian terhadap hipotesis hingga sebesar 87,10% ditentukan oleh faktor
sampai pada suatu kesimpulan. lain yang tidak menjadi bagian dari
Analisis ini diawali dengan uji penelitian ini.
normalitas dan uji linieritas. Uji thitung Coefficients Variabel
Kemudian dilanjutkan dengan uji Motivasi Kerja (X1) Terhadap
heterokedastisitas yang bertujuan Kinerja Guru Y
untuk menguji apakah dalam model Coefficientsa
regresi terjadi ketidaksamaan variance Unstandardized
dari residual antara satu pengamatan Model Coefficients t Sig.
dengan pengamatan yang lain dengan B Std. Error
uji yang terakhir yaitu uji regresi 1 (Constant) 2,833 0,261 10,876 0,000
untuk memeriksa dan memodelkan Motivasi Kerja 0,381 0,067 5,723 0,000
hubungan variabel-variabel. a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Pengujian hipotesis dilakukan Persamaan regresi yang
dengan melakukan regresi sederhana diperoleh, Ŷ = 2,833 + 0,381 hal ini
dan regresi berganda. Regresi mengandung arti bahwa setiap
sederhana dilakukan untuk melihat kenaikan supervisi akademik kepala
pengaruh antara variabel-variabel sekolah satu satuan maka variabel
bebas dengan variabel terikat, komitmen guru (Y) akan naik sebesar
Sedangkan regresi berganda 0,381 satu satuan.
dilakukan untuk melihat apakah Pengaruh Variabel Kompetensi
terdapat pengaruh kedua variabel Pedagogik (X2) Terhadap Kinerja
bebas secara bersama-sama Guru (Y)
dikorelasikan dengan variabel terikat. R R Square Pengaruh (%) Tafsiran
Sementara itu untuk melihat 0,380a 0,145 14,50 Rendah
tinggi/rendahnya kuat atau lemahnya b. Predictors: (Constant),: (X2) Kompetensi
korelasi r antara variabel digunakan Pedagogik
model koefisien korelasi pada teknik b, Dependent Variable: (Y) Kinerja Guru
pembuatan keputusan. Tabel di atas menjelaskan
Hasil Penelitian pengaruh positif Kompetensi
Setelah melakukan pengujian Pedagogik (X2) terhadap Kinerja guru
deskriptif data, pengujian hipotesis, (Y) SD Negeri di Kecamatan Siak
mencari pengaruh antar variabel Hulu Kabupaten Kampar adalah
motivasi kerja, variabel kompetensi 14,50%, sedangkan sisanya sebesar
pedagogik terhadap variabel kinerja 85,50% ditentukan oleh faktor lain
guru maka didapat hasil penelitian yang tidak menjadi bagian dari
sebagai berikut: penelitian ini.
Pengaruh Variabel Motivasi Kerja Uji thitung Coefficients Variabel
(X1) Terhadap Kinerja Guru Y Kompetensi Pedagogik (X2)
R R Square Pengaruh (%) Terhadap
Tafsiran Kinerja Guru (Y)
0,359a 0,129 12,90 Rendah
a. Predictors: (Constant),: (X1) Motivasi Kerja
b, Dependent Variable: (Y) Kinerja Guru
Tabel di atas menjelaskan
pengaruh positif Motivasi kerja
terhadap kinerja guru SD Negeri di
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Coefficientsa 0,241 X2 Hal ini mengandung arti
Unstandardized bahwa setiap kenaikan motivasi kerja
Coefficients satu satuan maka variabel kinerja
Model B Std. Error t guru (Y) akan naik sebesar 2,133
1 (Constant) 2,927 0,228 12,829dengan asumsi bahwa variabel bebas
Kompetensi 0,309 0,050 6,128yang lain dari model regresi adalah
Pedagogik tetap. Selanjutnya, nilai Coefficients
a. Dependent Variable: Kinerja Guru kompetensi pedagogik (X2) sebesar
Persamaan regresi yang 0,281. Hal ini mengandung arti bahwa
diperoleh, Ŷ = 1,927 + 0,309 Hal ini setiap kenaikan kompetensi
mengandung arti bahwa setiap pedagogik satu satuan maka variabel
kenaikan kompetensi pedagogik satu kinerja guru (Y) akan naik sebesar
satuan maka variabel kinerja guru (Y) 0,241 dengan asumsi bahwa variabel
akan naik sebesar 0,309 satu satuan. bebas yang lain dari model regresi
Model Summary Pengaruh adalah tetap.
Variabel Motivasi Kerja (X1) dan Kesimpulan dan Saran
Kompetensi Pedagogik (X2) 1. simpulan
Terhadap Kinerja Guru (Y) Berdasarkan hasil penelitian
R R Square Pengaruh (%) Tafsiran
maka dapat disimpulkan beberapa hal
0,456a 0,208 20,80 Rendah
sebagai berikut.
a, Predictors: (Constant): motivasi kerja X1 dan
kompetensi pedagogik X2 Pertama, Ditemukan pengaruh
b, Dependent Variable: kinerja guru Y positif dan signifikan variabel
Tabel di atas menjelaskan motivasi kerja guru terhadap kinerja
pengaruh positif motivasi kerja dan guru di SD Negeri Kecamatan Siak
kompetensi pedagogik terhadap Hulu Kabupaten Kampar rendah.
kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Kemudian terdapat korelasi cukup
Siak Hulu Kabupaten Kampar adalah kuat antara motivasi kerja dengan
20,80%, sedangkan sisanya sebesar variabel kinerja guru. Semakin tinggi
79,20% lagi ditentukan oleh faktor motivasi kerja maka semakin tinggi
lain yang tidak menjadi bagian dari pula kinerja guru di SD Negeri
penelitian ini. Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Uji thitung Coefficients Variabel Kampar. Hal ini bermakna bahwa
Pengaruh Motivasi Kerja (X1) dan guru di SD Negeri Kecamatan Siak
Kompetensi Pedagogik (X2) Hulu Kabupaten Kampar
Terhadap Kinerja Guru (Y) meningkatkan motivasi internal dan
Coefficients a motivasi eksternal meliputi upaya
Unstandardized tinggi dalam bekerja, berusaha keras
Coefficients dalam bekerja, dan ketahanan dalam
Model B Std. Error t Sig.bekerja.
1 (Constant) 2,133 0,290 7,354 0,000 Kedua, Ditemukan pengaruh
Motivasi Kerja 0,281 0,067 4,201 0,000 positif variabel kompetensi pedagogik
Kompetensi 0,241 0,051 4,706 0,000
guru terhadap kinerja guru di SD
Pedagogik Negeri Kecamatan Siak Hulu
a. Dependent Variable: Kinerja Guru Kabupaten Kampar adalah rendah.
Kemudian terdapat korelasi cukup
kuat antara kompetensi pedagogik
Persamaan regresi yang
dengan variabel kinerja guru.
diperoleh, Ŷ =2,133 + 0,281 X1 +
Semakin tinggi kompetensi pedagogik
yang dimiliki guru maka semakin lembaga sekolah diharapkan agar
tinggi pula kinerja guru di SD Negeri dapat meningkatkan dan memperkuat
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten kompetensi pedagogik di
Kampar. Hal ini bermakna bahwa lingkungannya dengan melakukan
guru mampu meningkatkan serta membiasakan diri untuk
kompetensi pedagogik untuk pemahaman guru terhadap peserta
mencapai tujuan yang diinginkan, didik, perancangan dan pelaksanaan
dengan cara pemahaman guru pembelajaran, evalusai hasil belajar,
terhadap peserta didik; perancangan pengembangan peserta didik untuk
dan pelaksanaan pembelajaran, mengaktualisasikan berbagai potensi
evalusai hasil belajar; pengembangan yang dimilikinya.
peserta didik untuk Kepala sekolah dan para pihak
mengaktualisasikan berbagai potensi yang berkaitan dengan pengelolaan
yang dimilikinya. lembaga sekolah diharapkan agar
Ketiga, Ditemukan pengaruh dapat meningkatkan dan memperkuat
positif variabel motivasi kerja dan serta mengedepankan kinerja guru
kompetensi pedagogik guru terhadap dengan melakukan perencanaan
kinerja guru di SD Negeri Kecamatan pembelajaran, pelaksanaan
Siak Hulu Kabupaten Kampar adalah pembelajaran, dan evaluasi
rendah. Kemudian terdapat hubungan pembelajaran.
yang sangat kuat antara motivasi kerja Kepada para peneliti dan peminat
bersama-sama kompetensi pedagogik masalah kepala sekolah, kiranya dapat
guru dengan kinerja guru. Semakin menindaklanjuti penelitian ini dengan
tinggi motivasi kerja dan kompetensi melakukan penelitian yang sama pada
pedagogik maka semakin tinggi pula objek yang berbeda serta indikator
kinerja guru. Hal ini bermakna bahwa yang berbeda atau sama, sehingga
guru mampu meningkatkan kinerja diperoleh cara atau strategi yang tepat
guru dengan cara melakukan dalam meningkatkan dan
perencanaan pembelajaran, memperbaiki kinerja guru.
pelaksanaan pembelajaran, dan Daftar Bacaan
evaluasi pembelajaran.
2. Saran Agustian. 2011. Rahasia Sukses
Kepala sekolah dan para pihak Membangun Strategi
yang berkaitan dengan pengelolaan Pendidikan. Jakarta: Arga
lembaga sekolah diharapkan agar Publishing.
dapat meningkatkan dan memperkuat
motivasi kerja pada guru di SD Aguatian Eri. 2015. Pengaruh
Negeri Kecamatan Siak Hulu Motivasi Kerja Terhadap
Kabupaten Kampar atas kemampuan Kinerja Guru Sekolah Dasar
yang dimilikinya, hal ini dapat di Dabin IV Kecamatan Kajen
atasi dengan melakukan dan Kabupaten Pekalongan. Jurnal
meningkatkan motivasi internal dan Pendidikan Guru Sekolah
motivasi eksternal meliputi upaya Dasar, Vol 8 No 4, Juni
tinggi dalam bekerja, berusaha keras 2015,hal 18-36.
dalam bekerja, dan ketahanan dalam
bekerja. Elita Roza. 2018. Pengaruh
Kepala sekolah dan para pihak Sertifikasi dan Motivasi Guru
yang berkaitan dengan pengelolaan Terhadap Kinerja Guru Di
SMA Negeri Se-Kecamatan Transformasional. Jurnal
Siak Hulu. Jurnal Administrasi Pendidikan Guru, Volume 21
Pendidikan, Volume 4 No.5, No.3, Desember 2012, hal 6-
Oktober 2018, hal 7-29. 12.

Hasan. 2011. Guru Profesional Undang-undang Republik


Implementasi KTSP dan Sukses Indonesia nomor 14 tahun
dalam Sertifikasi Guru. 2005 tentang guru dan
Jakarta: Rajawali. dosen.Yogyakarta: Pustaka
Yustisia.
Kompri. 2015. Pengaruh
Kompetensi dan Motivasi
Terhadap Kinerja Guru di
Moderasi Iklim Organisasi.
Jurnal Pendidikan Keguruan,
Volume 7 No.12, April 2016,
hal 21-48.

Malayu Hasibuan S.P. 2015.


Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyani, Ade. 2012. Pengaruh


motivasi kerja guru dan
kompetensi guru terhadap
kinerja guru SMA Negeri 1
Jakenan Kabupaten Pati.
Jurnal Pendidikan Guru, Vol
12 No.7, Juni 2012, hal 1-15.

Mulyasa E. 2017. Uji Kompetensi


dan Penilaian Kinerja Guru.
Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.

Mulyasa E. 2017. Standar


kompetensi dan sertifikasi
Guru. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.

Sugiyono. 2018. Metode penelitian


Manajemen. Bandung:
Alfabeta.

Susilowati Endah. 2012. Pengaruh


Motivasi Kerja dan
Kompetensi Guru Terhadap
Kinerja Guru dimoderasi
Kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai