Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268

KEPROFESIONALAN DAN PROFESIONALISME GURU


DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

ELOK INDYAH RINI

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) keprofesionalan guru dan
profesionalisme guru dalam pembelajaran ekonomi SMA. Data dikumpulkan
dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi, dari hasil dokumentasi
atau arsip, dan penyebaran angket terbuka dari dua informan kunci dan
dianalisis dengan teknik analisis data dan pendekatan interpretatif
kualitatif.Hasil penelitian adalah: keprofesionalan guru baik dari responden 1
dan 2 mengungkapkan bahwa keprofesionalan guru adalah skill maupun kualitas
yang harus dimiliki oleh guru.Sedangkan profesionalisme guru adalah alasan
guru menjalankan profesinya.

Kata kunci: keprofesionalan guru, profesionalisme guru, kurikulum 2013.

LATAR BELAKANG Walaupun guru dan pengajar bukan


satu-satunya faktor penentu keber-
Keadaan guru di Indonesia hasilan pendidikan tetapi, pengajaran
amat memprihatinkan. Kebanyakan merupakan titik sentral pendidikan
guru belum memiliki profesio- dan kualifikasi, sebagai cermin
nalisme yang memadai untuk menja- kualitas, tenaga pengajar mem-
lankan tugasnya sebagaimana disebut berikan andil yang sangat besar pada
dalam pasal 39 UU Nomor 20 tahun kualitas pendidikan yang menjadi
2003 tentang Sisdiknas yaitu tanggung jawab, kualitas guru dan
merencanakan pembelajaran, melak- pengajar yang rendah juga dipeng-
sanakan pembelajaran, menilai hasil aruhi oleh masih rendahnya tingkat
pembelajaran, melakukan pembim- kesejahteraan guru. Rendahnya
bingan, melakukan pelatihan, mela- tingkat kesejahteraan guru yang ber-
kukan penelitian dan melakukan pengaruh terhadap rendahnya kua-
pengabdian masyarakat. Bukan itu litas pendidikan di Indonesia
saja, sebagian guru di Indonesia Guru dan pengajar meru-
bahkan dirinya dinyatakan tidak pakan faktor penentu keberhasilan
layak mengajar. Presentase guru pendidikan, pengajaran merupakan
menurut kelayakan mengajar dalam titik sentral pendidikan dan kua-
tahun 2002-2003 diberbagai satuan lifikasi, sebagai cermin kualitas,
pendidikan sebagai berikut: untuk tenaga pengajar memberikan andil
SD yang layak mengajar hanya yang sangat besar pada kualitas
21,07% (negeri) dan 64,73% pendidikan yang menjadi tanggung
(swasta), serta untuk SMK yang jawab. Guru mempunyai fungsi,
layak mengajar 55, 49% (negeri) dan peran dan kedudukan yang sangat
58, 26% (swasta). Kelayakan strategis dalam pembangunan
mengajar jelas berhubungan dengan Nasional di bidang pendidikan. Guru
tingkat pendidikan guru itu sendiri. adalah pendidik profesional dengan
Alamat Korespondensia:
Elok Indyah Rini, M.Pd, Dosen STKIP PGRI Jombang
E-mail:elokriny@gmail.com
250 | Elok Indyah Rini

tugas utama mendidik, mengajar, diskriminatif, dan berkelanjutan


membimbing, mengarahkan, melatih, dengan menjunjung tinggi hak asasi
menilai, dan mengevaluasi peserta manusia, nilai keagamaan, nilai
didik pada pendidikan anak usia dini kultural, kemajemukan bangsa, dan
jalur pendidikan formal, pendidikan kode etik profesi. Pemberdayaan ini
dasar, dan pendidikan menengah. berbicara mengenai pengembangan
Profesional adalah pekerjaan atau keprofesian berkelanjutan yang terus
kegiatan yang dilakukan oleh menerus mengembangkan serta
seseorang dan menjadi sumber peng- mengikuti atau membaca informasi
hasilan kehidupan yang memerlukan yang baru, dan mengembangkan ide-
keahlian, kemahiran, atau kecakapan ide yang kreatif terutama terkait
yang memenuhi standar mutu atau dengan pembaharuan kurikulum
norma tertentu serta memerlukan pendidikan.
pendidikan profesi. Guru mempunyai Terkait isu keprofesionalan
kedudukan sebagai tenaga pro- dan profesionalisme Guru dengan
fesional pada jenjang pendidikan kompetensi kurikulum 2013 sangat
dasar, pendidikan menengah, dan penting diketahui dalam konteks
pendidikan anak usia dini pada jalur pembelajaran ekonomi. Hal ini
pendidikan. Profesi Guru merupakan dilatarbelakangi fenomena yang
bidang pekerjaan khusus yang dilak- sering terjadi dalam konteks pembe-
sanakan berdasarkan prinsip sebagai lajaran ekonomi.Fenomena yang
berikut (1)memiliki bakat, minat, sering terjadi yaitu adanya gejala
panggilan jiwa, dan idealisme, (2) membolos sekolah, malas belajar,
memiliki komitmen untuk mening- senda gurau ketika guru menjelaskan
katkan mutu pendidikan, keimanan, bahan ajar sukar misalnya, meru-
ketakwaan, dan akhlak mulia, (3) pakan ketidaksadaran siswa tentang
memiliki kualifikasi akademik dan belajar pada mata pelajaran ekonomi
latar belakang pendidikan sesuai khususnya di jenjang SMA. Disini
dengan bidang tugas, (4) memiliki dapat dilihat peran Guru dalam
kompetensi yang diperlukan sesuai kegiatan pembelajaran di sekolah
dengan bidang tugas, (5) memiliki relatif tinggi khususnya dalam
tanggung jawab atas pelaksanaan penyampaian proses pembelajaran
tugas keprofesionalan, (6) mem- seiring dengan kurikulum sebagai
peroleh penghasilan yang ditentukan pedoman penyelenggaraan kegiatan
sesuai dengan prestasi kerja,(7) pembelajaran. Cara-cara pembe-
memiliki kesempatan untuk lajaran yang berpengaruh pada
mengembangkan keprofesionalan se- proses belajar dapat ditentukan oleh
cara berkelanjutan dengan belajar guru. Bila bahasa belajar telah
sepanjang hayat, (8) memiliki jami- menarik perhatian siswa, maka akan
nan perlindungan hukum dalam memperindah upaya pembelajaran
melaksanakan tugas keprofesionalan, siswa, dan bahan belajar dapat
(9) memiliki organisasi profesi yang dijadikan sarana mempergiat
mempunyai kewenangan mengatur belajar.Fokus masalah dalam
hal-hal yang berkaitan dengan tugas penelitian ini diantaranya; Keprofe-
keprofesionalan guru.Pemberdayaan sionalan guru (1) makna keprofe-
profesi guru diselenggarakan melalui sionalan guru, (2) bentuk keprofe-
pengembangan diri yang dilakukan sionalan guru, (3) kaitan keprofe-
secara demokratis, berkeadilan, tidak sionalan guru ekonomi dengan

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Keprofesionalan Dan Profesionalisme Guru… | 251

kurikulum 2013.Profesionalisme masa depan. Mempersiapkan peserta


guru (4) makna profesionalisme didik untuk kehidupan masa depan
guru, (5) pola pikir guru dalam men- selalu menjadi kepedulian kuri-
jalankan tugas keprofesionalan kulum, Hal ini mengandung makna
dalam pembelajaran ekonomi, (6) bahwa Keprofesionalan Guru dalam
sikap guru dalam menjalankan tugas kurikulum adalah rancangan
keprofesionalan dalam pembelajaran pendidikan untuk mempersipakan
ekonomi, (7) tindakan guru dalam kehidupan generasi muda bangsa.
menjalankan tugas keprofesionalan Permendikbud Nomor 69 Tentang
dalam pembelajaran ekonomi. Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/
TEORI Madrasah Aliyah Bab II ayat 2
(2013: 4) peserta didik adalah
Permendikbud Nomor 69 pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Tentang Kerangka Dasar dan Menurut pandangan filosofi ini,
Struktur Kurikulum Sekolah prestasi bangsa di berbagai bidang
Menengah Atas/Madrasah Aliyah kehidupan di masa lampau adalah
Bab II ayat 4 (2013: 5) guru dalam sesuatu yang perlu dipelajari peserta
keprofesionalannya harus mampu didik.
mengembangkan potensi peserta Dalam hal ini Guru harus
didik menjadi kemampuan dalam mampu mengembangkan kemam-
berpikir reflektif bagi penyelesaian puan berpikir rasional dan cemerlang
masalah sosial di masyarakat, dan dalam akademik, serta menum-
untuk membangun kehidupan masya- buhkan rasa bangga pada diri siswa
rakat demokratis yang lebih yang diaplikasikan dan dimani-
baik.Pendidikan untuk membangun festasikan dalam kehidupan pribadi,
kehidupan masa kini dan masa depan dalam interaksi sosial dimasyarakat,
yang lebih baik dari masa lalu sekitarnya dan dalam kehidupan
dengan berbagai kemampuan berbangsa masa kini.
intelektual, kemampuan komunikasi, Bentuk keprofesionalan guru
sikap sosial, kepedulian, dan berpar- berbicara mengenai (a) Jabatan guru,
tisipasi untuk membangun kehidupan (b) tugas seorang guru yang
masyarakat dan bangsa yang lebih dikatakan pofesional, (c) latar
baik (experimentalism and social kemampuan yang disyaratkan seba-
reconstructivism).Permendikbud gai guru yang profesional. (a)
Nomor 69 Tentang Kerangka Dasar Jabatan profesional guru, Undang-
dan Struktur Kurikulum Sekolah undang Nomor 14 tentang Guru dan
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Dosen pasal 1 ayat 1 (2005: 2)
Bab II ayat 1 (2013: 4) pendidikan menyatakan “Guru adalah pendidik
berakar pada budaya bangsa untuk profesional dengan tugas utama
membangun kehidupan bangsa masa mendidik, mengajar, membimbing,
kini dan masa mendatang. mengarahkan, melatih, menilai, dan
Pandangan ini dikembangkan mengevaluasi peserta didik pada
berdasarkan budaya bangsa Indo- pendidikan anak usia dini, jalur
nesia yang beragam, diarahkan untuk pendidikan formal, pendidikan dasar,
membangun kehidupan masa kini, dan pendidikan menengah”. (b)
dan untuk membangun dasar bagi Tugas Seorang Guru profesional,
kehidupan bangsa yang lebih baik di Undang-Undang nomor 14 tentang

ISSN 2407-4268
252 | Elok Indyah Rini

Guru dan Dosen bab 1 pasal 1 (2005: pendidikan tinggi dengan program
2) menjelaskan “guru adalah pendidikan yang sesuai dengan mata
pendidik profesional dengan tugas pelajaran yang diajarkan dan
utama mendidik, mengajar, mem- sertifikat profesi Guru untuk
bimbing, mengarahkan, melatih, SMA/MA.
menilai, dan mengevaluasi peserta Raka Joni (2008: 174-175)
didik pada pendidikan usia dini jalur profesionalisme berbicara mengenai
pendidikan formal, pendidikan dasar seorang guru harus menguasai
dan pendidikan menengah”.(c) Latar mengapaia melakukan setiap bagian
Kemampuan yang disyaratkan serta tahap tugas itu dengan cara
sebagai guru yang profesional, tertentu, dan bukan dengan cara yang
Undang-Undang Tentang Guru dan lain. Raka Joni (2008: 175)
Dosen Nomor 14 Bab IV pasal 8 mengemukakan bahwa pendidik dan
(2005: 6) adalah “guru wajib subyek didik melakukan pemanu-
memiliki kualifikasi akademik, siaan diri ketika mereka terlibat di
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat dalam transaksi personal yang
jasmani dan rohani, serta memiliki dinamakan pendidikan itu: hanyalah
kemampuan untuk mewujudkan tahap proses pemanusiaan itu yang
tujuan pendidikan nasional”.Undang- berbeda, apabila diantara keduanya,
Undang Tentang Guru dan Dosen yaitu pendidik dan subyek didik
Nomor 14 Bab IV pasal 10 ayat 1 dilakukan perbandingan. Ini berarti
(2005: 6-7) “kompetensi guru kelebihan pengalaman, ketrampilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal dan wawasan yang dimiliki guru
8 meliputi kompetensi pedagogik, semata-mata bersifat kebetulan dan
kompetensi kepribadian, kompetensi sementara, bukan hakiki.
sosial, dan kompetensi profesional Raka Joni (1980),
yang diperoleh melalui pendidikan performance profesionalisme
profesi”. Undang-Undang Tentang (perbuatan, perilaku, tingkah laku)
Guru dan Dosen Nomor 14 Bab IV yang dipakai sebagai indikator suatu
pasal 11 ayat 1 (2005: 7) “sertifikat kompetensi dikategorikan ke dalam
Pendidik sebagaimana dimaksud dua bentuk; (a) yang berbentuk
dalam Pasal 8 diberikan kepada Guru kemampuan melakukan aksi-aksi
yang telah memenuhi persyaratan”. yang bisa diamati (menampak) dan
Undang-Undang Tentang Guru dan bisa diukur; (b) yang berbentuk
Dosen Nomor 14 Bab IV pasal 11 proses yang tidak bisa diamati, yang
ayat 2 (2005: 7) sertifikasi pendidik biasanya berupa kemampuan untuk
diselenggarakan oleh perguruan merasionalisasikan mengapa dan
tinggi yang memiliki program bagaimana aksi-aksi itu dilakukan.
pengadaan tenaga kependidikan yang Kedua kategori ini didalam
terakreditasi dan ditetapkan oleh pencapainnya diarahkan untuk
Pemerintah. Peraturan Pemerintah memenuhi spesifikasi tertentu di
Tentang Standar Nasional Pendi- dalam melaksanakan tugas-tugas
dikan Nomor 19 pasal 29 ayat 4 kependidikan. Johnson (1980),
(2005: 23) pendidik pada SMA/ MA Seorang guru memiliki kompetensi
atau bentuk lain yang sederajat profesional apabila performance-nya
memiliki kualifikasi akademik diarahkan dan dispesifikasikan
pendidikan minimum diploma empat kepada ‘a desired condition’. Misal-
atau sarjana, latar belakang nya, dalam “teaching competency,

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Keprofesionalan Dan Profesionalisme Guru… | 253

indikator-indikator yang paling awal guru dan profesionalisme guru dari


terangkum dalam Plans instruction persepsi guru terkait keprofesionalan
to achieve selected obyectives, antara dan profesionalisme guru. Pende-
lain mencakup;specifies or selects katan intrepretative merupakan salah
learner obyectives for lessons. satu cara yang digunakan peneliti
Specifies or selectsteaching proce- dalam menggali dan mengungkapkan
dures for lessons. Specifies or selects data dan informasi melalui
content, materials, and media for wawancara kualitatif. Pendekatan ini
lessons. Specifies or selects materials lebih menekankan pada peneliti,
and procedures for assessing learner karena; (a) pemahaman muncul
progress on the objectives. Plans melalui interaksi; (b) memahami
instruction at a variety of levels.Raka konteks; (c) bagaimana memahami
Joni (1980), konsepsi performance pengalaman informan? (d) bagai-
profesionalisme ditandai dengan mana informan membuat dan mem-
adanya unsur-unsur perangkat dasar, bagi pemahaman? (Hamid, 2007:
perangkat pembentuk, dan perangkat 65). Sumber data dalam penelitian
pengembang. (a) Perangkat dasar, ini adalah (1) informan, (2) rekaman
yaitu apa-apa yang baik secara kejadian dan wawancara, (3)
potensial maupun secara operasional dokumen dan arsip.Informan dalam
telah dimiliki oleh individu, sebagai penelitian ini adalah responden satu
konsep diri. (b) Perangkat pem- guru ekonomi tersertifikasi yang
bentuk, yaitu apa-apa yang bisa ditunjuk Kepala Sekolah SMAN 2
diserap oleh individu melalui kontak Jombang dan reponden dua guru
dengan dunia luar, baik yang ekonomi yang telah tersertifikasi
diperoleh melalui pengalaman pendidik yang ditunjuk kepala
belajar (yang dididik-kan) ataupun sekolah SMAN Ploso.Kriteria penen-
yang diperoleh melalui latihan- tuan informan berdasarkan lama
latihan. mengajar ekonomi, tingkat pen-
(c) Perangkat pengembang, yaitu didikan, dan pengalaman tambahan
menyangkut aspek-aspek intelektual selama menjadi guru dan guru
dan emosional apa saja yang terlihat ekonomi yang telah tersertifikasi
di dalam proses individu yang pendidik. Dalam penelitian ini
berupaya mengembangkan dan digunakan adalah sumber data
menumbuhkan konsep diri dan primer. Data primer dalam penelitian
aktualisasi diri, dalam rangka asimi- ini adalah peristiwa kejadian (reka-
lasi dan akomodasi kognitif serta man kejadian) dan wawancara.
internalisasi nilai dan sikap, baik di Wawancara dilakukan pada guru
lingkungan belajarnya maupun di mata pelajaran ekonomi SMA yang
masyarkat. telah tersertifikasi pada sekolah yang
telah dirujuk oleh DIKNAS.Untuk
METODE sumber data kata-kata dan tindakan
Penelitian ini akan dilakukan yang diperoleh dari manusia, peneliti
selama 1 bulan di Kota Jombang. menggali informasi dari informan
Pendekatan yang digunakan dalam yaitu orang-orang yang berada dalam
penelitian ini menggunakan lingkup latar penelitian yang
pendekatan interpretatif untuk meng- mengetahui tentang keprofesionalan
ungkapkan makna atau menginter- dan profesionalisme guru untuk
pretasikan fenomena keprofesionalan menambah dan memperkuat data

ISSN 2407-4268
254 | Elok Indyah Rini

yang didapat informan kunci, maka mendalam terhadap responden satu


peneliti mencari informasi lainnya. dan responden dua serta angket
Elemen-elemen yang secara lang- terbuka yang diberikan pada
sung dan langsung berhubungan responden satu dan responden
dengan kegiatan keprofresionalan dua.Rumusan tindakan guru dalam
dan profesionalisme guru yang menjalankan tugas keprofe-
menjadi informan kunci, Kepala sionalannya dalam pembelajaran
Sekolah, dan rekan-rekan sejawat. ekonomi digunakan teknik pengum-
Teknik pengumpulan data pulan data wawancara mendalam
yang digunakan adalah wawancara terhadap responden satu dan
mendalam, observasi, dari hasil responden dua serta angket terbuka
dokumentasi atau arsip, dan yang diberikan pada responden satu
penyebaran angket terbuka. dan responden dua.Analisis data
Menjawab fokus masalah keprofe- yang digunakan adalah analisis isi
sionalan guru mulai dari makna dengan tahap-tahap sebagai berikut;
keprofesionalan guru digunakan (1) melakukan proses perekaman
teknik pengumpulan data wawancara data melalui rekaman suara yang
mendalam terhadap responden satu ditranskripkan dalam teks, (2)
dan responden dua. Bentuk-bentuk mengidentifikasi ide pemaparan
keprofesionalan guru digunakan dalam transkrip (persepsi umum
teknik pengumpulan data wawancara keprofesionalan dan profesionalisme
mendalam terhadap responden satu guru dalam pembelajaran ekonomi),
dan responden dua, hasil (3) mengidentifikasi komponen-
dokumentasi (arsip) perangkat pem- komponen RPP, (4) mengidentifikasi
belajaran responden satu dan angket terbuka (paradigma
responden dua serta hasil rekaman pembelajaran ekonomi), (5) menya-
kejadian (observasi) saat proses tukan hasil antara langkah 2, 3 dan 4
pembelajaran berlangsung. Keprofe- lalu (6) menyimpulkan dan
sionalan guru dalam pembelajaran melakukan interpretasi dari persepsi
ekonomi SMA dikaitkan dengan guru dengan yang ada di RPP dan
kurikulum 2013 digunakan teknik angket terbuka.
pengumpulan data wawancara men-
dalam dengan responden satu dan HASIL DAN PEMBAHASAN
responden dua.Menjawab fokus Keprofesionalan Guru Dalam
masalah profesionalisme guru, Pembelajaran Ekonomi
dimulai dari makna beserta pola pikir Dikaji dari cara pemecahan
guru dalam menjalankan tugas persoalan pembelajaran ekonomi
keprofesionalan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Dimana persoalan
ekonomi digunakan teknik peng- pembelajaran ekonomi yang masih
umpulan data wawancara mendalam muncul diantaranya ketidak-
terhadap responden satu dan seimbangan antara materi yang ada
responden dua serta angket terbuka dalam kurikulum 2013 dengan
yang diberikan pada responden satu jumlah jam yang tersedia serta
dan responden dua.Rumusan sikap adanya kendala dalam proses
guru dalam menjalankan tugas evaluasi pemberlakuan kurikulum
keprofesionalannya dalam pembe- 2013 dimana lebih menekankan pada
lajaran ekonomi digunakan teknik sikap atau afektifnya baru keranah
pengumpulan data wawancara kognitif dan psikomotorik. Maka

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Keprofesionalan Dan Profesionalisme Guru… | 255

diperlukan keprofesionalan guru dibahas. Motivasi yang dilakukan


dalam menjalakan tugasnya sebagai guru antara lain memberi semangat
guru yang profesional. Keprofe- siswa untuk aktif dalam pembe-
sionalan guru merupakan skill guru lajaran dikelas dengan memberikan
untuk mengembangkan potensi nilai tambah pada siswa yang aktif
peserta didik menjadi kemampuan dengan mencatat nama siswa
dalam berpikir reflektif bagi tersebut dan nomor absen siswa
penyelesaian masalah sosial di tersebut. Motivasi juga dilakukan
masyarakat dalam konteks imple- dengan guru menyampaikan kata-
metasi kurikulum 2013. Skill guru kata positif pada siswa seperti
tersebut diaplikasikan dalam bentuk menyampaikan pentingnya siswa
keprofesionalan guru meliputi (a) mempelajari materi tersebut dalam
Jabatan guru professional adalah kehidupan sehari-hari mereka dan
guru yang telah tersertifikasi (proses guru menyampaikan pada siswa apa
pemberian sertifikat pendidik kepada yang disampaikan siswa, apa yang
guru sebagai tenaga professional), diungkapkan siswa diharapkan siswa
(b) tugas guru dikatakan professional dapat menguasai hal tersebut.
antara lain guru bertugas mendidik Langkah ketiga, guru menyampaikan
siswa, mengajar dan melatih siswa indikator-indikator materi yang
serta (c) latar kemampuan yang harus dibahas dan menampilkannya dalam
dimiliki guru adalah guru harus peta konsep.
memiliki kualifikasi akademik (lulus (2) Kegiatan inti pembe-
sebagai sarjana atau minimal lajaran- langkah pertama, dalam
diploma empat di bidang ekonomi menerangkan materi guru terlebih
dari perguruan tinggi), sehat secara dahulu menggambar peta konsep
jasmani dan rohani, memiliki (kerangka berpikir) materi yang akan
kompetensi pendidik pada diri guru dibahas, lalu memberikan gambaran
(kompetensi pedagogik, kompetensi umum dengan mengilustrasikannya
personal, kompetensi sosial dan dengan contoh riil dalam kehidupan
kompetensi professional). Bentuk sehari-hari. Langkah kedua, guru
keprofesionalan guru tersebut menerapkan proses diskusi kelompok
dikaitkan dengan konteks imple- sampai dengan memberikan
mentasi kurikulum 2013 (guru kesempatan siswa untuk mempre-
dituntut memiliki kompetensi sentasikan hasil diskunya. Dalam
pendidik dan guru dituntut proses diskusi hal-hal yang
menanamkan aspek religi, sosial, dilakukan guru antara lain (1) guru
pengetahuan, dan keterampilan terlebih dahulu membagi siswa
proses). Temuan hasil penelitian kedalam kelompok-kelompok, guru
bentuk keprofesionalan guru dari mengatur tempat duduk setiap
responden adalah (1) kegiatan awal kelompok, guru menjelaskan tata
pembelajaran- langkah pertama, cara diskusi dan menghimbau
guru melakukan apersepsi terlebih kelompok untuk membagi tugas pada
dahulu dengan mengulas sedikit anggota kelompoknya secara adil. (2)
materi yang lalu secara ringkas, jelas Guru memberikan bahan diskusi.
dan mengkaitkannya dengan materi Dalam hal ini tindakan yang
yang akan dibahas. Langkah kedua, dilakukan guru antara lain guru
guru memberi motivasi supaya siswa memberikan bahan diskusi sesuai
siap menerima materi yang akan pokok bahasan materi dengan

ISSN 2407-4268
256 | Elok Indyah Rini

beberapa pertanyaan per indikator yang menjadi masalah itu, mengapa


pada bahasan tiap kelompok, guru itu penting, dan mengakitkan makna
menugaskan siswa membagi tiap tiap point satu dengan yang lain
pertanyaan pada anggota kelompok- dengan memberi contoh riil dalam
nya secara adil. (3) Siswa ber- konteks nyata/ di masyarakat).
kelompok mendiskusikan bahan (3)Kegiatan penutup pembe-
diskusi yang telah diberikan guru. (4) lajaran – langkah pertama yang
Guru memantau jalannya diskusi tiap dilakukan guru dalam menutup
kelompok, tindakan pemantauan pelajaran, guru mengarahkan siswa
yang dilakukan guru antara lain guru dalam tiap kelompok untuk
mendatangi tiap-tiap kelompok dan memberikan kesimpulan hasil
memantau apa yang menjadi kendala diskusi secara jelas sesuai pemikiran
mereka. Guru menyarankan pada mereka bisa digambarkan melalui
siswa untuk membuat draft jawaban kerangka pikir atau teks tertulis.
sementara dan membimbing siswa Langkah kedua, mengajak siswa
untuk membagi tugas (ada yang untuk untuk mengingat kembali apa
membuat konsep dan ada yang pentingnya mempelajari materi
mencari jawaban). Selanjutnya tersebut, mengajak siswa untuk
sampai pada proses guru mem- merenungkan apa pentingnya siswa
berikan kesempatan siswa mem- belajar dengan giat dan aktif dan
presentasikan hasil diskusinya memberikan reward pada siswa.
dengan kelompoknya. Langkah ketiga, penjajagan hasil
Tindakan yang dilakukan belajar (pos tes) secara lisan dengan
guru dalam hal ini adalah (1) memberi beberapa pertanyaan pada
mempersilahkan siswa untuk siswa tentang materi yang dibahas
mempresentasikan hasil diskusi dan mencatat keaktifan siswa dalam
mereka (membimbing siswa ada absensi siswa dan memberi nilai.
yang maju presentasi dan menulis Melihat kembali pada rujukan
point-point hasil diskusinya di papan teori menurut Permendikbud nomor
tulis sedangkan siswa yang lain tetap 69 Tentang Kerangka Dasar dan
duduk di bangku kelompok untuk Struktur Kurikulum Sekolah
membantu mempersiapkan jawaban Menengah Atas/Madrasah Aliyah
jika ada yang bertanya dan membuat Tahun Bab II ayat 4 (2013) bahwa
kesimpulan). Serta mengajak siswa guru dalam keprofesionalannya harus
lain untuk memberi tanggapan mampu mengembangkan potensi
terhadap jawaban siswa yang telah peserta didik menjadi kemampuan
presentasi dengan memberi umpan dalam berpikir reflektif bagi
pertanyaan dan memberi kesempatan penyelesaian masalah sosial di
siswa yang kurang aktif untuk masyarakat, dan untuk membangun
menjawab. (2) Guru memberi kehidupan masyarakat demokratis
pemantapan materi. Memberi yang lebih baik. Serta menurut
pemantapan materi yang telah Undang-undang Nomor 14 tentang
disampaikan siswa yang telah Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1
presentasi secara detail dan point (2005: 2) dinyatakan bahwa guru
perpoint, guru memberi penjelasan adalah pendidik profesional dengan
lanjut terkait hasil pertanyaan tugas utama mendidik, mengajar,
kelompok lain, guru memberi membimbing, mengarahkan, melatih,
penekanan materi (apa sebenarnya menilai, dan mengevaluasi peserta

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Keprofesionalan Dan Profesionalisme Guru… | 257

didik pada pendidikan anak usia dini, interaksi guru akan mempengaruhi
jalur pendidikan formal, pendidikan perbuatan, perilaku dan tingkah laku
dasar, dan pendidikan menengah. guru saat guru melakukan proses
Melihat kajian teori menurut pembelajaran pada siswanya.
Undang-undang tentang Guru dan Pemaknaan atau interpretasi tiap
Dosen nomor 14 Bab IV pasal 8 guru akan mempengaruhi pola pikir,
(2005) bahwa sosok utuh keprofe- sikap dan tindakan guru dalam
sionalan guru adalah guru wajib melakukan keprofesionalannya. Dari
memiliki kualifikasi akademik, hasil penelitian pola pikir berbicara
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat mengenai niat guru dalam
jasmani dan rohani, serta memiliki melakukan tugas keprofesionalannya
kemampuan untuk mewujudkan dan misi guru menjalankan
tujuan pendidikan Nasional.Maka profesinya untuk mencerdaskan
ketercapaian menjawab fokus peserta didik.Pola pikir ini muncul
masalah mengenai keprofesionalan karena asumsi bahwa guru adalah
guru sudah tercapai. suatu profesi yang dapat menjadikan
Keprofesionalan dan bentuk orang yang tidak tahu menjadi tahu,
keprofesionalan yang diterapkan oleh menjadikan orang yang kurang baik
responden satu maupun responden menjadi baik, orang yang kurang
dua dikaitkan dengan pembelajaran pintar menjadi pintar.Selain itu
ekonomi kurikulum 2013 sudah adanya niat dan ikhlas untuk
sesuai dengan rujukan teori yang mencerdaskan peserta didik, adanya
telah disampaikan diatas. Hanya saja motivasi ibadah dalam menjalankan
terdapat temuan baru bentuk-bentuk pekerjaan untuk kebaikan peserta
keprofesionalan guru dalam men- didik.
jalankan proses pembelajaran Sikap guru berbicara
ekonomi harus diaplikasikan mengenai karakteristik guru untuk
berdasarkan tahap-tahap yang merasionalisasikan aksinya/ tinda-
sistematis dalam pembelajaran kannya. Karakteristik yang harus
ekonomi. Tahap-tahap itu antara lain dimiliki guru profesional
mulai dari kegiatan awal, kegiatan berdasarkan temuan dilapangan yaitu
inti sampai dengan kegiatan penutup guru mempunyai sifat kedisiplinan,
harus dilakukan secara sistematis kejujuran, tanggung jawab, berani
seperti yang telah dijabarkan diatas. dan keteladanan serta toleransi,
Profesionalisme Guru Dalam kerjasama, berani dan bertanggung
Pembelajaran Ekonomi jawab serta tidak membeda-bedakan
Bentuk-bentuk keprofe- siswa. Tindakan guru berbicara
sionalan guru sangat berkaitan mengenai aksi guru dalam proses
dengan profesionalisme guru dikaji pembelajaran. Tindakan guru yang
dari pemaknaan dan interaksi guru professional dalam pembelajaran
dalam memaknai bentuk keprofe- ekonomi berdasarkan temuan
sionalan yang dilakukannya sebagai dilapangan yaitu guru bertindak
seorang guru (untuk memecahkan konsekuen memenuhi komitmen
persoalan pembelajaran ekonomi) antara guru dengan siswa dalam hal
mengapaia melakukan setiap bagian peraturan, guru bertindak bijaksana
serta tahap tugas itu dengan cara dalam mengambil keputusan dalam
tertentu, dan bukan dengan cara yang menyikapi tingkah laku siswa.
lain. Pemaknaan tiap guru dan

ISSN 2407-4268
258 | Elok Indyah Rini

Dari hasil penelitian diatas profesionalisme oleh Raka Joni


ditemukan adanya temuan bahwa (1980) dan diperkuat rangkuman Mit
interpretasi guru memaknai profe- Wijaksono (1983: 4)
sionalisme yaitu adanya teori belajar merangkumperformance
yang dipegang sebagai landasan pola profesionalisme (perbuatan, perilaku,
pikir, sikap dan tindakannya yaitu tingkah laku) yang dipakai sebagai
teori belajar proses dimana adanya indikator suatu kompetensi
teori pengondisian/ adanya dikategorikan ke dalam dua bentuk;
penguatan positif dan negatif pada (a) yang berbentuk kemampuan
siswa. Dalam teori belajar proses melakukan aksi-aksi yang bisa
adanya usaha-usaha yang dilakukan diamati (menampak) dan bisa diukur;
oleh peserta didik mulai dari tidak (b) yang berbentuk proses yang tidak
bisa menjadi bisa, dari tidak tahu bisa diamati, yang biasanya berupa
menjadi tahu, dari kurang baik kemampuan untuk merasiona-
menjadi baik. Usaha-usaha tersebut lisasikan mengapa dan bagaimana
adalah usaha mulai membaca, usaha aksi-aksi itu dilakukan. Raka Joni
mulai menyimak, usaha mulai (1980) dan diperkuat rangkuman Mit
mendiskusikan, usaha mulai Wijaksono (1983: 10) secara
mengasosiasikan, usaha mengaso- konseptual, profil kompetensi
siasikan, usaha mengomunikasikan profesional seorang guru diharapkan
dimana diperlukan peranan guru terungkap sebagai berikut secara
untuk memfasilitasi mencapai konvergen, bentukan kompetensi
perubahan tersebut. Dengan melihat profesional seorang Guru akan
kembali pada rujukan teori tentang menuju ke satu titik: performance
profesionalismemenurut Raka Joni harus dibekali dengan bahan yang
(2008: 174-175) profesionalisme harus diajarkan (teaching Subject
berbicara mengenai seorang guru Component), teori kependidikan
harus menguasai mengapaia (prinsip, strategi, teknik/
melakukan setiap bagian serta tahap Professional component), proses
tugas itu dengan cara tertentu, dan pengambilan keputusan situasional
bukan dengan cara yang lain. Serta (process Component), serta proses
kajian teori Hay McBer (2000) dan penyesuaian transaksional (adjust-
diperkuat rangkuman Mit Wijaksono ment component). Maka ketercapaian
(2010) merangkum karakteristik untuk menjawab fokus masalah
yang terkait dengan profesionalisme profesionalisme sudah tercapai dari
guru sebagai berikut; (a) komitmen hasil peneltian tersebut. Terdapat
untuk melakukan sesuatu yang temuan bahwa interpretasi
mungkin untuk setiap siswa dan (pemaknaan) profesionalisme yang
memampukan semua siswa menjadi manamengenai seorang guru harus
sukses. (b) Keyakinan mempercayai menguasai mengapaia melakukan
kemampuan seseorang untuk setiap bagian serta tahap tugas itu
menjadi efektif dan mengambil dengan cara tertentu, dan bukan
kesempatan. (c) Kebenaran menjadi dengan cara yang lainterdapat teori
konsisten dan adil, menjaga pembelajaran tiap guru yang
perkataan seseorang. (d) Respek melandasi pola pikir, sikap dan
percaya bahwa semua orang berhak tindakan dalam menjalankan
mendapatkan respek. Dan melihat pembelajaran ekonomi. Teori
pada kajian teoriperformance pembelajaran yang kuat melandasi

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Keprofesionalan Dan Profesionalisme Guru… | 259

pola pikir, sikap dan tindakan tiap berkontribusi pada kehidupan


guru adalah teori belajar proses. bermasyarakat, berbangsa, bernegara
Dalam teori ini adanya penekanan dan peradaban dunia). Skill guru
pada proses pembelajaran siswa. tersebut diaplikasikan dalam bentuk
Proses ini berbicara mengenai keprofesionalan guru meliputi (a)
pengkondisian pada siswa adanya jabatan seorang guru professional,
penguatan positif (reward) yang (b) tugas guru dikatakan sebagai
diberikan pada siswa untuk guru yang professional, (c) latar
memotivasi siswa dan adanya kemampuan yang disyaratkan
penguatan negatif (punish) yang menjadi guru yang professional. (a)
diberikan pada siswa saat siswa Jabatan guru professional adalah
melakukan kesalahan. guru yang telah tersertifikasi (proses
pemberian sertifikat pendidik kepada
Kaitan Keprofesionalan Guru Dan guru sebagai tenaga professional),
Profesionalisme Guru Dalam (b) tugas guru dikatakan professional
Pembelajaran Ekonomi antara lain guru bertugas mendidik
Guru dilihat dari siswa, mengajar dan melatih siswa
karakteristiknya berbicara mengenai serta (c) latar kemampuan yang harus
dua hal yaitu keprofesionalan dan dimiliki guru adalah guru harus
profesionalisme guru. Dikaji dari memiliki kualifikasi akademik (lulus
cara pemecahan persoalan sebagai sarjana atau minimal
pembelajaran ekonomi kurikulum diploma empat di bidang ekonomi
2013. Dimana persoalan dari perguruan tinggi), sehat seccara
pembelajaran ekonomi yang masih jasmani dan rohani, memiliki
muncul diantaranya ketidak- kompetensi pendidik pada diri guru
seimbangan antara materi yang ada (kompetensi pedagogik, kompetensi
dalam kurikulum 2013 dengan personal, kompetensi sosial dan
jumlah jam yang tersedia serta kompetensi professional).
adanya kendala dalam proses Bentuk kerprofesionalan guru
evaluasi pemberlakuan kurikulum tersebut dikaitkan dengan konteks
2013 dimana lebih menekankan pada implementasi kurikulum 2013 (guru
sikap atau afektifnya baru keranah dituntut memiliki kompetensi
kognitif dan psikomotorik. Maka pendidik dan guru dituntut
diperlukan keprofesionalan guru menanamkan aspek religi, sosial,
dalam menjalakan tugasnya sebagai pengetahuan, dan keterampilan
guru yang profesional. Keprofe- proses). Bentuk-bentuk keprofe
sionalan guru merupakan skill guru sionalan guru sangat berkaitan
untuk mengembangkan potensi dengan profesionalisme guru.
peserta didik menjadi kemampuan Kaitannya adalah sebagai berikut
dalam berpikir reflektif bagi profesionalisme guru dikaji dari
penyelesaian masalah sosial di pemaknaan dan interaksi guru dalam
masyarakat dalam konteks memaknai bentuk keprofesionalan
implemetasi kurikulum 2013 yang dilakukannya sebagai seorang
(mempersiapkan manusia Indonesia guru (untuk memecahkan persoalan
agar memiliki kemampuan hidup pembelajaran ekonomi) mengapaia
sebagai pribadi dan warga Negara melakukan setiap bagian serta tahap
yang beriman, produktif, kreatif, tugas itu dengan cara tertentu, dan
inovatif, dan afektif serta mampu bukan dengan cara yang lain.

ISSN 2407-4268
260 | Elok Indyah Rini

Pemaknaan tiap guru dan interaksi penguatan negative (punish) yang


guru akan mempengaruhi perbuatan, diberikan pada siswa saat siswa
perilaku dan tingkah laku guru saat melakukan kesalahan. Adanya proses
guru melakukan proses pembelajaran ini bertujuan untuk pembentukan
pada siswanya. Pemaknaan atau perkembangan tingkah laku siswa
interpretasi tiap guru akan yang baik yang dipengaruhi
mempengaruhi pola pikir, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa.
tindakan guru dalam melakukan Proses pembekalan pada guru
keprofesionalannya. Pola pikir (adanya teori kependidikan) terjadi
berbicara mengenai niat guru dalam saat guru menempuh pendidikan dari
melakukan tugas keprofesionalannya perguruan tinggi guru berasal dan
dan misi guru menjalankan senantiasa dikembangkan guru
profesinya untuk mencerdaskan melalui penambahan wawasan.
peserta didik. Sikap guru berbicara
mengenai karakteristik guru untuk PENUTUP
merasionalisasikan aksinya/
tindakannya. Karakteristik yang Kesimpulan
harus dimiliki guru profesional Bertolak dari temuan
berdasarkan temuan dilapangan yaitu penelitian dan pembahasan, hasil
guru mempunyai sifat kedisiplinan, penelitian dapat disimpulkan sebagai
kejujuran, tanggung jawab, berani berikut.Makna keprofesionalan guru
dan keteladanan. Tindakan guru merupakan skill yang harus dimiliki
berbicara mengenai aksi guru dalam seorang guru dimana skill-skill
proses pembelajaran. Tindakan guru tersebut diaplikasikan dalam bentuk
yang professional dalam keprofesionalan guru dimana bentuk
pembelajaran ekonomi berdasarkan keprofesionalan guru meliputi
temuan dilapangan yaitu guru jabatan guru profesional harus sudah
bertindak konsekuen memenuhi tersertifikasi (proses pemberian
komitmen antara guru dengan siswa sertifikat pendidik kepada guru
dalam hal peraturan, guru bertindak sebagai tenaga professional), tugas
bijaksana dalam mengambil guru dikatakan guru yang
keputusan dalam menyikapi tingkah professional antara lain guru
laku siswa. bertugas mendidik siswa, mengajar
Adanya kaitan antara dan melatih siswa serta latar
keprofesionalan dan profesionalisme kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam pembelajaran ekonomi adalah guru harus memiliki
tersebut juga ditemukan bahwa kualifikasi akademik (lulus sebagai
adanya teori kependidikan yang sarjana atau minimal diploma empat
membekali guru selama menjalankan di bidang ekonomi dari perguruan
profesinya. Teori kependidikan yang tinggi), sehat seccara jasmani dan
membekali adalah teori belajar rohani, memiliki kompetensi
proses. Teori belajar proses yaitu pendidik pada diri guru (kompetensi
adanya penekanan pada proses pedagogik, kompetensi personal,
pembelajaran siswa. Proses ini kompetensi sosial dan kompetensi
berbicara mengenai pengkondisian professional). Bentuk
pada siswa adanya penguatan positif kerprofesionalan guru tersebut
(reward) yang diberikan pada siswa dikaitkan dengan konteks imple-
untuk memotivasi siswa dan adanya mentasi kurikulum 2013 (guru

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan


Keprofesionalan Dan Profesionalisme Guru… | 261

dituntut memiliki kompetensi keprofesionalan yang harus dimiliki


pendidik dan guru dituntut guru antara lain jabatan guru yang
menanamkan aspek religi, sosial, profesional, tugas guru profesional
pengetahuan, dan keterampilan serta latar kemampuan yang
proses). Profesionalisme guru disyaratkan untuk menjadi guru yang
merupakan paham yang mendorong professional. Bagi peneliti
bagaimana para profesional berikutnya diharapkan untuk
memandang profesinya yang melakukan penelitian keprofe-
tercermin dalam pola pikir, sikap dan sionalan dan profesionalisme guru
tindakan. Pola pikir dalam dalam pembelajaran ekonomi dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sekolah menengah atas yang berbeda
hendaknya didasarkan pada niat yang untuk memperjelas dan member-
timbul dalam diri pendidik dalam lakukan keprofesionalan dan profe-
menjalankan profesinya dan adanya sionalisme yang benar pada guru-
misi yang diembang pendidik untuk guru disekolah yang lain.
mencerdaskan peserta didiknya.
Sedangkan sikap yang perlu DAFTAR RUJUKAN
dimunculkan pada karakter pendidik
dalam menjalankan tugas Creswell, John.W. 2007. Second
keprofesionalannya yaitu sikap Edition Qualitative Inquiry &
kejujuran, tawakal dan ikhlas dalam Research Design choosing
melakukan profesinya, disiplin diri, Among Five Approaches.
berorientasi kemasa depan, California: Sage Publications
kerjasama serta berani dan Daryanto. 2013. Standard
bertanggung jawab. Tindakan yang Kompetensi dan Penilaian
harus dilakukan pendidik dalam Kinerja Guru Profesional.
proses pembelajaran dimana seorang Yogyakarta: PT Gava Media
guru hendaknya bertindak tegas Davies, I.K. 1971. The Management
dalam menerapkan peraturan, of Learning. McGraw-Hill
konsekuen dengan apa yang menjadi BookCo. London
komitmen antara guru dan siswa Deliarnov. 2010. Perkembangan
serta bijaksana dalam mengambil Pemikiran Ekonomi. Jakarta:
keputusan terkait tindakan peserta PT. RajaGrafindo
didik. Persada
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi
Rekomendasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Berdasarkan simpulan di atas, PT. Rineka Cipta
maka saran/rekomendasi yang Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum
diajukan dirumuskan sebagai berikut. dan Pembelajaran. Jakarta:
Bagi guru disarankan untuk lebih Bumi Aksara
memahami makna keprofesionalan Johnson, C.E. (1980). Answer To
yang mana seorang guru dikatakan Some Basic Questions about
professional dan profesionalisme Teacher Competencies and
guru (mengapa guru tersebut harus Competency Based Teacher
melakukan tugasnya secara Education. University of
professional) dalam menerapkan Georgia, Athens. USA
pembelajaran ekonomi. Khususnya Joni, T. Raka. 2008. Resureksi
dalam memahami bentuk-bentuk Pendidikan Profesional

ISSN 2407-4268
262 | Elok Indyah Rini

Guru. Malang: LP3 UM dan Rindi, Antika. S. 2013. Jabatan


Cakrawala Indonesia Profesional dan Tantangan
Joni, T. Raka. 1980. Pengembangan Guru Dalam Pembelajaran,
Kurikulum (Online), (http://www.Jabatan
IKIP/FIP/Fkg.Suatu Kasus Profesional dan Tantangan
Pendidikan Guru Guru dalam
Berdasarkan Kompetensi.P 3 Pembelajaran_Rindi Antika
G. Dep. P&K. Jakarta Sari.htm), diakses 2 Juni
Joni, T. Raka. 1980. Cara Belajar 2014.
Siswa Aktif. Implikasinya Salinan Lampiran Peraturan
terhadap Sistem Pemerintah Pendidikan dan
Pengajaran.P 3 G. Dep. Kebudayaan Nomor 69. 2013.
P&K. Jakarta Kerangka Dasar dan Struktur
Moleong, Lexy. J. 2012. Metodologi Kurikulum Sekolah
Penelitian Kualitatif. Menengah Atas/ Madrasah
Bandung: PT Remaja Aliyah
Rosdakarya Totok, Indrianto. 2013. Manajemen
Patilima, Hamid. 2007. Metode Peningkatan Profesionalisme
Penelitian Kualitatif. Guru Magang:Studi
Bandung: Alfabeta Multikasus di TK Negeri
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Pembina Kepanjen dan TK
Kebudayaan Indonesia Negeri Pembina Bululawang.
Nomor 69. 2013. Kerangka Tesis tidak diterbitkan.
Dasar dan Struktur Malang: PPs UM
Kurikulum Sekolah Undang-Undang Republik Indonesia
Menengah Atas/ Madrasah Nomor 14. 2005. Tentang
Aliyah Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah Republik Undang-Undang Republik Indonesia
Indonesia Nomor 19. 2005. Nomor 20. 2003. Tentang
Standar Nasional Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Witjaksono, Mit. 1983. Kompetensi
Prihastuti. 2012. Pelaksanaan Profesional Konsep dan
Kelompok Kerja Guru pada Implementasinya dalam
Gugus SD Inti Dalam Kurikulum PGBK.Kumpulan
Meningkatkan Karangan. Malang:
Profesionalisme Guru di Departemen Pendidikan dan
Kecamatan Batu Kota Batu. Kebudayaan.
Tesis tidak diterbitkan.
Malang: PPs UM

Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai