Anda di halaman 1dari 11

‫ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ِ‬

‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه‬


PEWAHYUAN
AL - QURAN
A.) Pengertian Wahyu
● Kata wahyu berasal dari bahasa Arab Al-Wahî, secara etimologi berarti suara, api, kecepatan, bisikan,
isyarat, tulisan dan kitab, sedangkan menurut istilah bahasa wahyu adalah isyarat yang cepat dengan
tangan dan sesuatu isyarat yang dilakukan dengan tangan. Wahyu menurut istilah adalah pemberitahuan
secara tersembunyi dan dengan cepat. Kata wahyu lebih dikenal dengan apa yang disampaikan Allah
kepada Nabi.

● Wahyu adalah bentuk komunikasi yang dijalin antara sesama manusia atau antara Tuhan dan makhluknya.
Ia memuat makna antara lain; memberi isyarat, tipu daya, perintah, firasat, dan insting. Wahyu juga
merupakan komunikasi pesan Ilahi kepada para Nabi termasuk Nabi Muhammad SAW. ia kadang berupa
perintah atau doktrin yang bertujuan untuk memberi petunjuk serta peringatan.
PROSES PEWAHYUAN ALQUR’AN
DENGAN WAHYU YANG LAIN

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan Malaikat Jibril selama


22 tahun 2 bulan 22 hari. Dalam proses pewahyuannya, terdapat beberapa cara untuk
menyampaikan wahyu yang dibawa Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, diantaranya:

• Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini, Nabi tidak melihat
sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam kalbunya.

• Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini dirasakan paling
berat bagi Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya wahyu di musim
dingin. Kadang unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan duduk karena merasa berat bila
wahyu turun ketika Nabi sedang mengendarai unta.
Tahap-Tahap Pewahyuan Alqur’an

Dalam tahapan diturunkannya Al-Qur’an, tidak serta merta sekaligus langsung diturunkan. Hal
tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa tahapan. Pertama, Allah menurunkan Al-Qur’an
dari lauh al-mahfuz ke langit dunia secara sekaligus pada lailat al-qadr, kemudian Allah
mewahyukan Al-Qur’an melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
secara berangsur-angsur. Kedua, Allah SWT. menurunkan Al-Qur’an pada lailat-al-qadr
kemudian diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. tanpa
melalui transit ke langit dunia. Ketiga, Allah menurunkan Al-Qur’an dari lauh al-mahfuz ke
langit dunia selama dua puluh tiga kali setiap lailat al-qadr kemudian diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW. secara berangsur-angsur. Dari perbedaan ini, maka
pendapat yang paling kuat adalah bahwa Allah menurunkan al-Quran secara langsung
pada lailat al-qadr sebagai khabar kepada penghuni alam samawi tentang kemuliaan dan
kebesaran Nabi Muhammad SAW., kemudian Allah menurunkannya secara
bertahap
Periodesasi Pewahyuan Alqur’an
Periode turunnya Al Qur’an secara garis besar terbagi dalam tiga periode:

Periode Pertama : Wahyu pertama yang diterima oleh Muhammad saw adalah Q.S.
al-‘Alaq: 1-5 pada tanggal 8 bulan Rabi’ul awal sewaktu sedang berkhalwat di dalam Goa Hira
di atas Jabal Nur, sebelah utara kota Makkah. Peristiwa menjelang penyampaian Al Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW. telah tergambar dalam Q.S.Yunus: 16. Periode ini
berlangsung sekitar 4-5 tahun dan menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan
masyarakat jahiliyah ketika itu. Reaksi tersebut antara lain; segolongan kecil dari mereka
menerima dengan baik ajaran-ajaran Al Qur’an, sebagian besar dari masyarakat tersebut
menolak ajaran al-Qur'an karena kebodohan mereka, keteguhan mereka memper-tahankan
adat istiadat mereka dan tradisi nenek moyang mereka dan atau ada maksud-maksud tertentu
dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan.
Periode Kedua : Periode ini berlangsung selama 8-9 tahun, di mana terjadi pertarungan hebat antara
gerakan Islam dan Jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk
menghalangi kemajuan dakwah Islam. Dimulai dari fitnah, intimidasi, dan penganiayaan yang mengakibatkan
para penganut ajaran Al Qur’an ketika itu terpaksa hijrah ke Habasyah dan pada akhirnya mereka semua
termasuk Rasulullah berhijrah ke Madinah. Di sini terbukti bahwa ayat-ayat Al Qur’an telah sanggup
memblokade paham-paham jahiliyah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan
kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.

Periode Ketiga : Periode ini berlangsung selama 10 tahun. Suatu periode di mana dakwah Al Qur’an
telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena para penganutnya telah dapat hidup bebas
melaksanakan ajaran agama di Yathrib (Madinah). Pada periode ini timbul bermacam-macam peristiwa,
problem dan persoalan,seperti prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat demi mencapai
kebahagiaan, bagaimana menyikapi orang-orang munafik, Ahli Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain. Semua
itu diterangkan oleh Al Qur’an dengan cara yang berbeda-beda yaitu dengan satu susunan kata-kata yang
membangkitkan semangat. Adakalanya pula merupakan perintah-perintah yang tegas disertai dengan
konsiderasinya, Secara silih berganti terdapat juga ayat-ayat yang menerangkan akhlak dan suluk yang harus
diikuti oleh setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan keadaan mereka dalam berbagai
situasi. Dalam fase ini, selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog dengan orang-orang mukmin, banyak
juga ayat yang ditujukan kepada orang-orang munafiq, Ahli Kitab, dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat tersebut
mengajak mereka ke jalan yang benar, sesuai dengan sikap dan respon mereka terhadap dakwah. Periode
turunnya ayat Al Qur’an mengindikasi-kan, bahwa Al Qur’an turun sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
HIKMAH DITURUNKANNYA
ALQUR’AN

ٍ ‫اس َع ٰلى ُم ْك‬


‫ث َّو َن َّز ْل ٰن ُه َت ْن ِز ْياًل‬ ِ ‫َوقُ ْر ٰا ًنا َف َر ْق ٰن ُه لِ َت ْق َراَ ٗه َع َلى ال َّن‬

Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau


(Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-
lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap.
Hikmah Al Qur’an diturunkan secara berangsur
antara lain;
1. Karena ia turun dalam budaya yang memegang tradisi lisan, maka Al Qur’an
diturunkan berupa bacaan bukan tulisan,

2. Mengukuhkan hati Nabi, dengan bacaan yang teratur, pemahaman yang


sempurna, penghayatan terhadap maknanya yang maksimal, dan menghafalnya
dengan sepenuh hati 3. Berinteraksi dengan masyarakatnya agar sesuai dengan
kemaslahatan dan perkembangan masyarakat manusia, Al Qur’an turun sesuai
kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat, sehingga Nabi Muhammad SAW. dapat
menjelaskannya, dan masyarakat mampu memahami, dan menghayati dengan
mengamalkannya
Hikmah Tujuan
Penuruan ayat al-Qur’an
Tujuannya adalahsebagai pembeda
secara beransur juga
dari kitab-kitab yang diturunkan
memberikan beberapa hikmah
sebelumnya, untuk menghibur dan
diantaranya: menguatkan hati
menguatkan hati Nabi Muhammad
Nabi Muhammad SAW.,
SAW. sesuai dengan pertanyaan
mudah dihafal dan dipahami,
dan peristiwa yang mengitarinya,
orang-orang mukmin antusias
sekaligus cara yang bijaksana
dalam menerima Qur’an dan
untuk membimbing dan
giat mengamalkannya,
menuntun masyarakat ketika itu
mengiringi kejadian-kejadian
keluar dari kebodohan dan krisis
di masyarakat dan bertahap
moral. Karena awal mula Al-
dalam menetapkan suatu
Qur’an turun adalah untuk
hukum, melemahkan lawan-
mengajarkan akhlak mulia serta
lawannya (mukjizat), dan
menjelaskan landasan halal dan
menantang orang-orang kafir
haram sebagai dasar-dasar
yang mengingkari al-Qur’an.
keimanan
 
Sekian Presentasi Dari Kelompok Kami

‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه‬ ُ


ِ ‫َو ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َر ْح َم‬
‫ة‬

Anda mungkin juga menyukai