Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ulumul Qur’an yang di kenal dengan kata u’lum jamak dari kata I’lmu.
Berarti al-fahmu wl idraak. U’luumul qu’ran atau study qur’an ialah ilmu
yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari
segi asbaabu nuzuul.
Asbaabu nuzuul adalah pengertian yang menjadi sebab dan akibat
turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran, yang berguna untuk
pengumpulan dan penertiban Qur'an pengetahuan tentang surah Makkah atau
Maddanah. Sebagai pedoman dihup umat Islam Al-Qur’an berisi pokok-
pokok ajaran yang berguna sebagai tuntunan manusia dalam menjalani
kehidupan.
Dengan tafsiran yang masih menyentuh aspek tektualitas Al-Qur’an. Serta
penelitiannya pun masih mengutamakan dan mengedepankan aspek
metodologis. Pada ranah penelitian skolar islam di Indonesia meramu dan
meracik model hermeneutika sebagai metodologi penelitian tafsir
yangmemiliki beberapa metode atau epistemologi. Yang Pertama, penelitian
yang berasumsi bahwa Qur’an sebagai teks. Kedua, penelitian dengan basis
asumsi bahwa Qur’an sebagai kultur. Ketiga, penelitian dengan basis asumsi
bahwa Qur’an sebagai artefak.

1.1 Rumusan masalah


1. Al-Qur’an; Pengertian dan Sejarah Turunnya
2. Studi klasik Al-Qur’an (Pendekatan dan metode tafsir bi al-ma’tsur, bi
al-ra’ yi)
3. Perkembangan studi Al-Qur’an pasca klasik hingga modern

1.2 Tujuan Masalah


1. Mahasiswa mampu memahami Pengertian dan Sejarah Turunnya Al-
Qur’an
2. Mahasiswa mampu memahami Metode-metode dan pendekatan Studi
klasik Al-Qur’an
3. Mahasiswa mampu memahami Studi Al-Qur’an dari klasik sampai
modern

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Al-Qur’an; Pengertian dan Sejarah Turunnya

Nuzullul Qur’an yang di percaya turun pada tanggal 17 Ramadhan dimana


malaikat Jibril mengirim wahyu kitab suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
SAW, di gua Hira yang bersekitar jarak 5KM dari kota Makkah. Mengenai yang
pertama kali di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di kota
Makkah adalah surat Al-Alaq 1-5, sedangkan yang pertama kali di turunkan di
kota Maddanah adalah surat Al-Baqarah, tetapi adan yang mengatakan juga bahsa
surat yang pertama di turunkan di kota Maddanah adalah surat Al-Muthaffifin.

Al-Quran di turunkan kepada Rasulullah SAW. Secara bertahap selama kurang


lebih selama 23 Tahun; 13 Tahun Ketika di Makkah, sebelum hijrah dan, 10
Tahun di Maddanah, pasca hijrah. Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an di
turunkan secara bertahap:

ٍ ‫اس ع َٰلى ُم ْك‬


‫ث َّونَ َّز ْل ٰنهُ تَ ْن ِز ْي ًل‬ ِ َّ‫َوقُرْ ٰانًا فَ َر ْق ٰنهُ لِتَ ْق َراَ ٗه َعلَى الن‬

Dan al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan - lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian (Q.s. al-Isrâ’: 106).
Setelah beberapa ayat Al-Qur’an di turunkan, Rasulullah SAW mengumpulkan
Al-Qur’an dilakukan melalui dua cara, hafalan dan penulisan dalam lembarah atau
yang di kenal sebagai shuhuf. Untuk menjaga keaslian hafalan dan catatan
tersebut, Malaikat Jibril selalu mengecek hafalan Rasulullah SAW. Tiap tahun
sekali. Ketika nabi Muhammad SAW menyampaikan wahyu Al-Qur’an beliau
selalu menginstruksikan kepada para penulis wahyu yang di sebut sebagai Kuttab
alwahy untuk mendokumentasikannya.

2.2 Studi klasik Al-Qur’an (Pendekatan dan metode tafsir bi al-ma’tsur, bi


al-ra’ yi)

Tafsir dalam Bahasa yang berarti Al-Bayan atau yang dimaksud dengan
penjelasan atau keterangan. Memiliki kata kerja yang berarti wazan (dharaba,
yadbhiru, dharban) atau (nashara, yanshuru, nasran) yang memiliki arti Al-Ibanah.
Tafsir sendiri memiliki berbagai macam bentuk penafsiran di antaranya; Tafsir Bi
al-ma’tsur, at-tafsir bir ra’yi, dan tafsir isyari.

Tafsir bi ma’tsur disebut juga tafsir bi-riwayah dan an-nagl yang mendasar
pada penjelasan Al-Qur’an. Dalam tafir bi ma’tsur memiliki metode penafsiran
dengan cara mengutip atau mengambil rujukan potongan ayat Al-Qur’an, hadist
Nabi, kutipan sahabat serta tabi’in. Tafsir bi Ma’tsur sudah ada sejak zaman
sahabat, pada zamannya tafsir ini dilakukan dengan cara menukil atau mengutip
perkataan Rasulullah SAW, atau dari sahabatnya dengan cara yang jelas
periwayatannya. Setelah para penfsir menjadi disiplin ilmu, maka di tulis dan
terbitlah buku-buku yang memuat khusus tafsir bil ma’tsur. Tafsir ini merupakan
tafsir yang pertama kali muncul dalam sejarah intelektual Islam.

Berbeda dengan tafsir Bi ra’yi tafsir ini disebut muncul pada periode akhir.
Pada periode ini islam sudah semakin maju dan berkenmbang, kata Bi ra’yi
menurut definisinya adalah penafsiran Al-Qur,an yang di dasarkan pada pendapat
pribadi mufassir. Menurt Bahasa ra’yi yang berarti keyakinan (I’tiqod), analogi
(Qiyas dan ijtihat). Dengan demikian tafsir Bi ra’yi didefinisikan adalah tafsir
yang penjelasannya di ambil berdasarkan ijtihad.
2.3 Perkembangan studi Al-Qur’an pasca klasik hingga modern

Pada masa awal Al-Qur’an di turunkan kaum Kafir Quraisy masih benar benar
berkuasa, tidak ada penerang untuk mendorong manusia menuju jalan yang benar
hingga sampai dimana Ketika Nabi Muhammad di utus oleh Allah SWT dunia,
disaat itu manusia memiliki harapan untuk berjalan kearah yang benar, kearah
yang terang yaitu jalan Allah SWT. Para ulama membagi sejarah turunnya Al-
Qur’an dalam dua periode; (1) Periode sebelum hijrah dan (2) Periode sesudah
hijrah

Pada masa Ketika Nabi Muhammad sudah berdakwah Nabi Muhammad


memiliki berbagai ujian dan cobaan, mulai dari di tinggal paman tercinta, hingga
cobaan dan hadangan kaum kafir yang menantang dengan keras agama islam,
hingga sampai dimana Nabi Muhammad memutuskan untuk berhijrah ke Makkah
agama Islam benar benar semakin banyak pengikutnya. Dimasa ini nabi
Muhammad sudah mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Wahyu ini lah yang di
sebarkan Nabi Muhammad untuk berdakwah bukan hanya itu, wahyu yang di
berikan oleh Allah SWT yang harus di jadikan pedoman oleh orang islam.
Menjadi pedoman dalam menjalani hidup.

Dalam jaman sekarang yang tentu saja sudah di sebut sebagai jaman yang
modern, kita di tuntut untuk mengamalkannya di harapkan menjadi pedoman
hidup. Untuk merespon tantangan masa kini sarjana muslim di tuntut
memformulasikan posisi Islam dengan melihat Kembali tradisi keagamaan,
bergantung pada tingkat rasionalitas dan diharapkan dapat Kembali melihat tradisi
terutama Al-Qur’an. Hal ini diharapkan dapat mengajarkan masyarakat untuk
terus menerus mengamalkan ajaran ajaran islam dan Al-Qur’an untuk menuju
kesempurnaan aqidah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Turunnya Al-Qur’an atas perintah Allah SWT dalam perantara


malaikat Jibril AS, yang di tujukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Selama 23 tahun yang diturunkan secara bertahap, dengan cara
menghafal dan menulislah nabi Muhammad mengumpulkan wahyu itu.
Demi memastikan keasliannya malaikat Jibril AS, selalu menguji
Hafalan Nabi Muhammad setahun sekali demi memastikan
keasliannya.

Sedangkan penafsiran Bi al Ma’tsur dan Bi’al ra’yi memiliki


pengertiannya tersendiri. Tafsir Bi al Ma’tsur yang di sebut tafsir Bi-
Riwayah yang mendasarkan pada penjelasan Al-Qur’an serta memiliki
metode penafsiran yang unik seperti pengutipan tafsir Bi al Ma’tsur
keluar di masa-masa atau periode awal. Sedangkan Bi Ra’yi yang
muncul di periode akhir yang masih di gunakan sampai saat ini,
tafsiran ini di dasarkan pada pribadi seperti Mufassir yang di
definisikan tafsir ini memiliki penjelasan yang di ambil berdasarkan
Ijtihad.

Perkembangan Al-Qur’an di jaman klasik yang dapat di artikan


sebagai jaman Ketika Nabi Muhammad SAW masih berjuang untuk
menyebarkan agama Islam atau disebut sebagai berdakwah. Tetapi
pada jaman ini Nabi Muhammad benar benar di uji kesabarannya
dikarenakan mendapatkan tekanan dari orang-orang kafir. Sedangkan
di jaman modern atau dimana jaman sekarang Al-Quran harus di
gunakan sebagai pedoman hidup demi menyempurnakan aqidah.

Anda mungkin juga menyukai