Anda di halaman 1dari 15

1.

Cari minimal 3 ayat alquran dan 1 hadits tentang kedudukan fiqih, terjemahkan dan

jelaskan menurut pendapat fuqoha.

Dalam surat An-Nisa ayat 78 yang berbunyi

‫ك‬ ِ ُ‫ص ْبهُ ْم َح َسنَةٌ يَقُولُوا هَ ِذ ِه ِم ْن ِع ْن ِد هَّللا ِ َوِإ ْن ت‬


َ ‫ص ْبهُ ْم َسيَِّئةٌ يَقُولُوا هَ ِذ ِه ِم ْن ِع ْن ِد‬ ُ ْ‫َأ ْينَ َما تَ ُكونُوا يُ ْد ِر ْك ُك ُم ْال َمو‬
ٍ ‫ت َولَوْ ُك ْنتُ ْم فِي بُر‬
ِ ُ‫ُوج ُم َشيَّ َد ٍة وَِإ ْن ت‬
ْ
‫قُلْ ُكلٌّ ِم ْن ِع ْن ِد هَّللا ِ فَ َما ِل هَُؤاَل ِء القَوْ ِم اَل يَكَا ُدونَ يَفقَهُونَ َح ِديثًا‬
ْ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam benteng
yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka mengatakan: "Ini adalah dari
sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi
kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang
itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS. An-Nisa: 78)
para ahli sendiri berpendapat bahwa kenyamanan hidup dan kecintaan terhadap dunia lah yang
sudah membutakan hati.

Dan sama dengan QS. al-A’raf:131 yang berbunyi

ِ ‫ َأال ِإنَّما طاِئ ُرهُ ْم ِع ْن َد هَّللا‬،ُ‫ص ْبهُ ْم َسيَِّئةٌ يَطَّيَّرُوا بِ ُموسى َو َم ْن َم َعه‬
ِ ُ‫ َوِإ ْن ت‬،‫ لَنا ه ِذ ِه‬:‫فَِإذا جا َء ْتهُ ُم ْال َح َسنَةُ قالُوا‬

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah karena (usaha)
kami". dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan
orang-orang yang besertanya. ketahuilah, Sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari
Allah…” seseorang pernah melontarlan pendapat yang berbunyi menjelaskan bahwa Ini adalah tanda
berikutnya dari orang-orang munafik setelah sebelumnya mereka menolak seruan jihad karena
memang mereka orang yang takut mati, maka ciri berikutnya adalah statmen yang sering terlontar
dari lidah mereka memang selalu menyudutkan Islam, jika ada kebaikan (dunia) dari keberagamaan
yang mereka anut mereka akan berkomentar bahwa ini murni karena Tuhan berbaik hati, jika
keburukan (dunia) yang mereka terima mereka akan berkomentar pedas bahwa keburukan ini murni
karena kesalahan Rasulullah saw.

Dan juga sama seperti di QS. At-Taubah: 122 melalui firmannya yang berbunyi

َ‫ فَلَوْ اَل نَفَ َر ِم ْن ُكلِّ فِرْ قَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَاِئفَةٌ ِليَتَفَقَّهُوا فِي الدِّي ِن َولِيُ ْن ِذرُوا قَوْ َمهُ ْم ِإ َذا َر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُون‬Pً‫َو َما َكانَ ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِليَ ْنفِرُوا كَافَّة‬

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” yang menjelaskan tentang kewajiban yang
masuk dalam kategori kifayah, kewajiban yang jika sejumblah orang sudah masuk dalam kategori
yang wajib yang sudah termasuk sebagai golongan wajib ain

Dalam hadits tersendiri ibnu majah pernah berpendapat bahwa

َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر‬


‫يضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬

“Menuntut ilmu itu wajb bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah)

Sehingga jika ada seorang muslim yang tidak mengerjakan shalat maka dia berdosa, jika alasan tidak
mengerjakan shalatnya karena tidak mempunyai ilmu perihal shalat maka dia berdosa (lagi), lantaran
dia tidak mau belajar, jika dalam satu tempat tersebut tidak ada satu orangpun yang faham secara
mendalam tentang fiqih shalat sehingga disana tidak ada seorangpun yang mampu menjadi guru
untuk yang mau belajar maka semua orang dalam satu tempat itu berdosa, lantaran wajib kifayah-
nya belum terlaksana dengan baik.

2. Cari minimal 3 ayat alquran dan 1 hadits tentang fungsi fiqih dalam kehidupan; a. dalam
kehidupan pribadi, b. kehidupan keluarga, c. kehidupan bermasyarakat dan d. kehidupan berbangsa.
Terjemahkan dan jelaskan menurut para fuqoha.

Jawab:

A. Kehidupan pribadi
Dalam kehidupan sehari hari ilmu fiqih termasuk ilmu yang sangat penting untuk di
tingkatkan terlebih kita sebagai umat muslim, sebagai mana mustinya kita yang harus
mendekatkan diri kepada allah dan pastinya untuk selalu mengamalkan semua perintah
perintah nya, seperti dalam dalil Al-Quran yang tercantum dalam QS. Al-A’raf : 205 yang
berbunyi

َ‫ال َواَل تَ ُك ْن ِمنَ ْالغَافِلِين‬


ِ ‫ص‬َ ‫ضرُّ عًا َو ِخيفَةً َو ُدونَ ْال َجه ِْر ِمنَ ْالقَوْ ِل بِ ْال ُغد ُِّو َواآْل‬ َ َّ‫َو ْاذ ُكرْ َرب‬
َ َ‫ك فِي نَ ْف ِسكَ ت‬

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan
dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf : 205)

َ‫ألخَذنَا ِم ْنهُ بِ ْاليَ ِمي ِن * ثُ َّم لَقَطَ ْعنَا ِم ْنهُ ْال َوتِين‬
ْ * ‫يل‬ َ ‫َولَوْ تَقَو ََّل َعلَ ْينَا بَع‬
ِ َ‫ْض األق‬
ِ ‫او‬

“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami (44)
Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya (45) Kemudian benar-benar
Kami potong urat tali jantungnya.” (46) (QS. Al-Haqqah: 44-46).

Para ahli fiqih berkesimpulan sebagaimana yang tercantum dalam Darul Fikr, 1994 M/1414
H], halaman 108). Yang menjelaskan tentang:
“Zikir dan sejenisnya antara lain membaca Al-Qur'an dengan lantang di masjid tidak makruh
kecuali jika menggangu konsentrasi orang yang sedang sembahyang atau mengusik orang
yang sedang tidur. Tetapi jika bacaan Al-Qur'an dengan lantang itu lebih banyak
mengganggu (menyakiti orang lain), maka saat itu bacaan Al-Qur'an dengan lantang mesti
dihentikan. Sama halnya adengan orang yang duduk setelah azan dan berzikir. Demikian
halnya dengan setiap orang yang datang untuk shalat ke masjid, lalu duduk bersamanya,
kemudian mengganggu konsentrasi orang yang sedang shalat. Kalau di sana tidak
memunculkan suara yang mengganggu, maka zikir atau tadarus Al-Qur'an itu itu hukumnya
mubah bahkan dianjurkan untuk kepentingan seperti taklim jika tidak dikhawatirkan riya,”

Sumber: https://jabar.nu.or.id/syariah/fiqih-pengeras-suara-kajian-dalil-al-qur-an-hadits-
ushul-fiqh-dan-kaidah-fiqh-TcgTa

B. Kehidupan keluarga

Dalam keluarga sendiri ilmu fiqih tidak kalah pentingnya dengan beberapa ilmu lainnya, di
karenakan ilmu fiqih mampu membimbing keluarga untuk menjadi keluarga yang harmonis
dan keluarga yang saqinah mawadah warahma. Seperti para suami yang di haruskan untuk
memilih istri yang baik untuk keturunannya nanti serta di tuntut untuk mejaga keluarga
mereka dari semua pengaruh buruk dan menjauhkannya dari neraka. Sebagaimana bunyinya
dalam QS. an-Nahl [16]: 72:

‫ت هّٰللا ِ هُ ْم‬ ِ ۗ ‫َّج َع َل لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْز َوا ِج ُك ْم بَنِ ْينَ َو َحفَ َدةً و ََّر َزقَ ُك ْم ِّمنَ الطَّي ِّٰب‬
ِ ‫ت اَفَبِ ْالبَا ِط ِل يُْؤ ِمنُوْ نَ َوبِنِ ْع َم‬ َ ‫َو ُ َج َع َل لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا و‬
‫هّٰللا‬
َ‫يَ ْكفُرُوْ ۙن‬

Artinya : Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik.
Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah? (QS. an-Nahl [16]: 72).
Dan dalam QS. At-Tahrim Ayat 6 para lelaki atau suami di paksa untuk menjaga keluarga dari godaan
syaiton demi menjauhkan keluarganya dari api neraka

‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َماَل ِئ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَل يَ ْعصُونَ هَّللا َ َما َأ َم َرهُ ْم‬
َ‫َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." Dalam menjaga keluarga agar tidak
terjerumus dari api neraka tentunya para kepala keluarga juga di tuntut untuk menciptakan
keharmonisan dan ketentraman dalam keluarganya seperti dalam QS. Ar-Rum Ayat 21 yang
berbunyi

َ‫ت لِقَوْ ٍم َيتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫ق لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا ِإلَ ْيهَا َو َج َع َل َب ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً ۚ ِإ َّن فِي ٰ َذل‬
ٍ ‫ك آَل يَا‬ َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه َأ ْن خَ ل‬

Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Dalam hadist berpendapat bahwa berkeluarga adalah salah satu kewajibanbagi para umat islam
terlebih umat islam yang sudah baligh dan di nilai mampu untuk menafkahi serta menjadi kepala
keluarga. Dan rasulullah saw sendiri menjamin surga bagi orang tua yang menafkahi, membesarkan,
dan mendidik anak mereka sehingga mereka menjadi pribadi yang hebat dan mandiri dan
mempertemukan mereka kedalam surga Allah swt, seperti dalam HR Syaikh Abdurrahman bin Nashir
As-Sa’diy yang berbunyi

‫ ومن باب أولى إذا تبعتهم‬،‫ فصارت الذرية تبعا لهم باإليمان‬،‫ الذين لحقوهم باإليمان الصادر من آبائهم‬:‫ذريتهم الذين اتبعوهم بإيمان أي‬
‫ وزيادة في‬،‫ جزاء آلبائهم‬،‫ يلحقهم هللا بمنازل آبائهم في الجنة وإن لم يبلغوها‬،‫ فهؤالء المذكورون‬،‫ذريتهم بإيمانهم الصادر منهم أنفسهم‬
‫ ال ينقص هللا اآلباء من أعمالهم شيئ‬،‫ ومع ذلك‬،‫ثوابهم‬

Keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan maksudnya adalah mereka mengikuti keimanan
yang muncul dari orang tua atau kakek-buyut mereka. Lebih utama lagi jika keimanan muncul dari
diri anak-keturunan itu sendiri. Allah akan mengikutsertakan mereka dalam kedudukan orang tua
atau kakek-buyut mereka di surga walaupun mereka sebenarnya tidak mencapainya (kedudukan
anak lebih rendah dari orang tua –pent), sebagai balasan bagi orang tua mereka dan tambahan bagi
pahala mereka. Akan tetapi Allah tidak mengurangi pahala orang tua mereka sedikitpun.

© 2022 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/35908-masuk-surga-bersama-keluarga.html

C. Kehidupan Bermasyarakat
Dalam kedihupan bermasyarakat normal Namanya jika kita saling membantu, terlebih
karena kita manusia sebagai mahluk sosial yang pasti membutuhkan pertolongan, tetapi
dalam bermasyakat kita tidak di haruskan untuk ikut campur urusan orang, lebih baiknya kita
harus cukup tau saja, tiddak perlu mengumbar umbar bahkan menyebarkan masalah orang,
itu sama saja kita dengan mengumbar umbar aib orang. Maka dari itu kita harus
menghormati satu sama lain dalam bermasyarakat seperti dalam QS. An-Nisa ayat 86 yang
berbunyi

‫هّٰللا‬
ْ ‫َواِ َذا ُحيِّ ْيتُ ْم بِت َِحيَّ ٍة فَ َحيُّوْ ا ِباَحْ سَنَ ِم ْنهَٓا اَوْ ُر ُّدوْ هَا ۗ ِا َّن َ َكانَ ع َٰلى ُك ِّل ش‬
‫َي ٍء َح ِس ْيبًا‬

“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan)
dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An nisa ayat 86). Seperi
hal nya dalam menghormati sopan santun dalam bermasyrakat juga sama pentingnya
seperti meminta ijin dan memberi salam seperti dalam QS An-Nur ayat 27 yang berbunyi
َ‫ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا اَل ت َۡد ُخلُ ۡوا بُي ُۡوتًا غ َۡي َر بُي ُۡوتِ ُكمۡ َح ٰتّى ت َۡست َۡانِس ُۡوا َوتُ َسلِّ ُم ۡوا ع َٰلٓى اَ ۡهلِهَا‌ؕ ٰذ لِ ُكمۡ خَ ۡي ٌر لَّـ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَ َذ َّكر ُۡون‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih
baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS An Nur ayat 27). Bertegur sapa, senyum, dan
menyalami orang yang lebih tua adalah salah satu bentuk hormat kita dalam bermasyarakat
seperti dalam QS. AL-Furqan ayat 63 yang berbunyi

‫ض هَوْ نًا َّواِ َذا خَاطَبَهُ ُم ْال ٰج ِهلُوْ نَ قَالُوْ ا َس ٰل ًما‬


ِ ْ‫َو ِعبَا ُد الرَّحْ مٰ ِن الَّ ِذ ْينَ يَ ْم ُشوْ نَ َعلَى ااْل َر‬

“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di
bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-
kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,” (QS Al Furqan ayat 63). Ada hadist
yang mengajarkan kita untuk selalu memuliakan dan berperilaku baik kepada tetangganya,
hadist itu berbunyi

َ ‫َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهللاِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َج‬


ُ‫اره‬

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah memuliakan
tetangganya.” (HR Bukhari)

https://mui.or.id/hikmah/31923/4-etika-dan-prinsip-bermasyarakat-menurut-tuntunan-
islam/

D. Dalam Berbangsa

Dalam berbangsa sendiri kita sebagai manusia patutnya mengikuti semua perintahnya
terlagi karena allah sudah memberi ayat yang melebur kepada berbangsa dan bernegara
yang ada dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi

‫َر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم خَ بِ ْي ٌر‬
ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذك‬

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. Jiwa
nasionalisme sendiri sudah di ajarkan sedari dulu oleh nabi Muhammad beberapa ulama
sendiri perpendapat bahwa dalam QS. Al-Baqarah ayat 114 yang berbunyi

‫ْث َما ُك ْنتُ ْم فَ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم‬ ْ ‫ضىهَا ۖ فَ َولِّ َوجْ هَكَ ش‬
ُ ‫َط َر ْال َمس ِْج ِد ْال َح َر ِام ۗ َو َحي‬ َ َّ‫ ِء فَلَنُ َولِّيَن‬Pۚ ‫ب َوجْ ِهكَ فِى ال َّس َم ۤا‬
ٰ ْ‫ك قِ ْبلَةً تَر‬ َ ُّ‫قَ ْد ن َٰرى تَقَل‬
َّ ْ ‫ش‬
َ‫َط َر ٗه ۗ َواِ َّن ال ِذ ْين‬
‫هّٰللا‬ ُّ ‫ب لَيَ ْعلَ ُموْ نَ اَنَّهُ ْال َح‬
َ‫ق ِم ْن َّربِّ ِه ْم ۗ َو َما ُ بِغَافِ ٍل َع َّما يَ ْع َملُوْ ن‬ َ ‫اُوْ تُوا ْال ِك ٰت‬
“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami
palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah
Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan
sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan
kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang
mereka kerjakan.” Dalam bernegara sendiri kita harus di tuntut untuk saling membantu
mepererat tali persaudaraan dan berusaha untuk tidak terpecah belah sama halnya dalam
QS. AL- araf ayat 160 yang berbunyi:

‫ك ْال َح َج ۚ َر‬ َ ‫َوقَطَّ ْع ٰنهُ ُم ْاثنَت َْي َع ْش َرةَ اَ ْسبَاطًا اُ َم ًم ۗا َواَوْ َح ْينَٓا اِ ٰلى ُموْ ٰ ٓسى اِ ِذ ا ْستَس ْٰقىهُ قَوْ ُم ٗ ٓه اَ ِن اضْ ِربْ بِّ َع‬
َ ‫صا‬

Artinya: “Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah
besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, “Pukullah
batu itu dengan tongkatmu!”
Dalam sebuah hadiist sendiri dari Abi Nadlrah radliyallahu’anhu bersabda:

‫اح ٌد َوِإ َّن‬ِ ‫ ( يَا َأيُّهَا النَّاسُ َأاَل ِإ َّن َربَّ ُك ْم َو‬: ‫يق فَقَا َل‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي َو َس ِط َأي َِّام التَّ ْش ِر‬ َ ِ ‫طبَةَ َرسُو ِل هَّللا‬ ْ ‫َّدثَنِي َم ْن َس ِم َع ُخ‬
ْ َّ ‫اَّل‬ ْ‫ح‬ ‫َأ‬ َ ْ ‫َأ‬
‫َم َر َعلى س َو َد َو س َو َد َعلى َم َر ِإ بِالتق َوى‬ ‫اَل‬ ْ ‫َأ‬ َ ْ‫ح‬ ‫َأِل‬ ‫اَل‬‫ َأاَل اَل ف َل لِ َع َربِ ٍّي َعلى ع َج ِم ٍّي َو لِ َع َج ِم ٍّي َعلى ع ََربِ ٍّي َو‬، ‫اح ٌد‬
َ ‫اَل‬ ْ ‫َأ‬ َ ْ‫ض‬ َ ِ ‫َأبَا ُك ْم َو‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ بَلَّ َغ َرسُو ُل هَّللا‬: ‫ت ؟ ) قَالُوا‬ ُ ‫ َأبَلَّ ْغ‬، "

Artinya: “Telah bercerita kepadaku seorang sahabat yang mendengar khutbahnya Rasulullah
‫ ﷺ‬di tengah-tengah hari Tasyriq. Beliau bersabda: ‘Wahai manusia, ingatlah! Sesungguhnya
Tuhan kalian adalah satu, dan bapak kalian adalah satu. Ingat-ingatlah! Tiada bagi orang
Arab lebih utama dari selain Arab. Tiada pula orang berkulit merah lebih utama dari berkulit
hitam. Sebaliknya, tiada orang hitam lebih utama dari orang berkulit merah, melainkan
ketaqwaannya. Apakah kalian telah menerima pesan ini?’ Para sahabat menjawab: ‘[Kami
bersaksi, bahwa] Rasulullah ‫ ﷺ‬telah menyampaikan pesan ini.”

Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/landasan-dalil-hidup-bersama-dalam-negara-
kebangsaan-BDbja

3. Sebutkan minimal 3 persoalan tentang thoharah di lingkungan masyarakat, bagaimana cara

penyelesaiinya? Menurut para fuqoha

Jawab:

Dalam bermasyarakat thoharoh sendiri di wajib kana tau di anjurkan untuk di kerjakan
karena berthoharoh sendiri dapat berfungsi untuk membersihkan hadas dan khobats. Dalam
persoalan berthoharoh sendiri dapat di mulai dari memperhatikan seperti air dalam masyarakat,
karena air sendiri sangat penting untuk bermasyarakat di karenakan air sebagai bahan untuk
menghilangan najis terlebih air ini di gunakan untuk berwudhu. Dalam hal ini beberapa ulama
berpendapat seperti
ْ‫ فَ َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ْم َأ ْن يُ ِطي َل ُغ َّرتَهُ فَ ْليَ ْف َعل‬،‫ار ال ُوضُو ِء‬ ‫ُأ‬
ِ َ‫ِإ َّن َّمتِي يُ ْدعَوْ نَ يَوْ َم القِيَا َم ِة ُغ ًّرا ُم َح َّجلِينَ ِم ْن آث‬

Sesungguhnya umatku akan dipanggil di hari kiamat dengan wajah bersinar berseri-seri karena bekas
air wudhu, maka barang siapa diantara kalian yang mampu memanjangkan cahaya wajahnya maka
lakukanlah

[HR. Bukhari : 136]

ً‫يرة‬ ِ ‫ب َما لَ ْم يُْؤ‬


َ ِ‫ت َكب‬ ُّ َ‫ارةً لِ َما قَ ْبلَهَا ِمن‬
ِ ‫الذنُو‬ َ َّ‫َت َكف‬
ْ ‫ ِإاَّل كَان‬،‫صاَل ةٌ َم ْكتُوبَةٌ فَيُحْ ِسنُ ُوضُو َءهَا َو ُخ ُشو َعهَا َو ُر ُكو َعهَا‬ ُ ْ‫َما ِمنَ ا ْم ِرٍئ ُم ْسلِ ٍم تَح‬
َ ُ‫ض ُره‬
ُ‫ك ال َّد ْه َر ُكلَّه‬
َ ِ‫َو َذل‬

Tidaklah seorang muslim ketika masuk waktu shalat wajib lalu ia sempurnakan wudhunya,
khusyuknya, dan rukuknya melainkan hal itu menjadi pelebur dosa-dosa yang telah ia kerjakan
sebelumnya selama ia tidak melakukan dosa besar. Dan hal itu berlaku disetiap waktu.

[HR. Muslim : 228]

،ُ‫ ثُ َّم ِإ َذا َغ َس َل َوجْ هَهُ َك َما َأ َم َرهُ هللا‬P،‫ َوفِي ِه َو َخيَا ِشي ِم ِه‬،‫َّت َخطَايَا َوجْ ِه ِه‬ ْ ‫ق فَيَ ْنتَثِ ُر ِإاَّل َخر‬ ُ ‫ َويَ ْستَ ْن ِش‬، ُ‫َما ِم ْن ُك ْم َر ُج ٌل يُقَرِّبُ َوضُو َءهُ فَيَتَ َمضْ َمض‬
‫ ثُ َّم يَ ْم َس ُح‬،‫َّت َخطَايَا يَ َد ْي ِه ِم ْن َأنَا ِملِ ِه َم َع ْال َما ِء‬
ْ ‫ ِإاَّل َخر‬،‫ ثُ َّم يَ ْغ ِس ُل يَ َد ْي ِه ِإلَى ْال ِمرْ فَقَي ِْن‬،‫اف لِحْ يَتِ ِه َم َع ْال َما ِء‬
ِ ‫ط َر‬ ْ ‫َّت خَ طَايَا َوجْ ِه ِه ِم ْن َأ‬
ْ ‫ِإاَّل َخر‬
ْ‫ فَِإن‬،‫َّت خَ طَايَا ِرجْ لَ ْي ِه ِم ْن َأنَا ِملِ ِه َم َع ْال َما ِء‬ ْ ‫ ِإاَّل َخر‬،‫ ثُ َّم يَ ْغ ِس ُل قَ َد َم ْي ِه ِإلَى ْال َك ْعبَ ْي ِن‬P،‫ْر ِه َم َع ْال َما ِء‬
ِ ‫اف َشع‬ ِ ‫ ِإ خَ رَّت َخطايَا َر ِس ِه ِمن ط َر‬،ُ‫َرْأ َسه‬
ْ ‫َأ‬ ْ ‫ْأ‬ َ ْ ‫اَّل‬
‫ُأ‬
ُ‫ص َرفَ ِم ْن َخ ِطيَئتِ ِه َكهَيَْئتِ ِه يَوْ َم َولَ َد ْتهُ ُّمه‬ َ ‫ ِإاَّل ا ْن‬،ِ ‫ َوفَ َّر َغ قَلبَهُ هَّلِل‬،ٌ‫ فَ َح ِم َد هللاَ َوَأ ْثنَى َعلَ ْي ِه َو َم َّج َدهُ ِبالَّ ِذي هُ َو لَهُ ْهل‬،‫صلَّى‬
ْ ‫َأ‬ َ َ‫ه َُو قَا َم ف‬

Tidaklah salah seorang dari kalian yang menyempurnakan wudhu, lalu ia berkumur dan menghirup
air ke dalam hidung lalu menghembuskannya kecuali leburlah dosa-dosa dari wajahnya, bibirnya dan
hidungnya. Kemudian apabila ia membasuh wajahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah,
niscaya leburlah dosa-dosa yang ada di wajanya bersama air dari ujung-ujung jenggotnya. Dan
tidaklah ia membasuh kepalanya kecuali dosa-dosa di kepalanya ikut lebur bersama air dari ujung-
ujung rambutnya. Dan tidaklah ia membasuh kedua kakinya hingga mata kaki kecuali dosa-dosa
kedua kakinya juga ikut lebur bersama air dari jari-jari kakinya. Dan apabila ia berdiri melaksanakan
sholat lalu memuji Allah serta menyanjung-Nya dan juga memujinya dengan sesuatu yang memang
Dialah yang berhak atas pujian tersebut lalu ia fokuskan hatinya semata-mata untuk Allah, maka
niscaya ia akan terbebas dari dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan oleh ibunya. [HR.
Muslim : 832]

Lalu yang ke dua bergotong royong, gotong royong sendiri adalah sebuah kegiatan yang di
lakukan Bersama sama, tentunya semua masyarakat hanya untuk menjami n dan menjadikan
kampung dan lingkungan sekitar menjadi bersih dan jauh dari kata kotor dan najis.
ُ ‫اَ ْل ُمْؤ ِمنُ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن ك َْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُّدبَ ْع‬
َ َ‫ضهُ بَ ْعضًا (ثُ َم َسبَّكَ بَ ْينَ ا‬
)‫صابِ ِع ِه‬

Artinya :”Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling


mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah SAW merapatkan jari-jari tangan
beliau).” (HR. Muttafaq Alaih).

َ ‫هَاْتُ ْن‬
ُ ِ‫صرُوْ نَ َوتُرْ َزقُوْ نَ ِإالَّب‬
‫ض َعفَاِئ ُك ْم‬

Artinya : “Tiadalah kamu mendapat pertolongan (bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-
orang yang lemah dari kalangan kamu.” (HR. Bukhari)

Salah satu dari sekian banyknya ayat yang membahas kedamaian bermasyarakat dan
merujuk kepada bergotong royong adalah Q.S Al Mujadilah ayat 11. Firman Allah dalam surah al
mujadililah ayat 11 sebagai berikut :

‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي َل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع‬


ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬ ِ ِ‫يل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا ق‬
ٍ ‫هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ ِب َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬

Yang ketiga dalam bermasyarakat agar di minta untuk menghimbau seluruh masyarakat
untuk tidak kencing sembarangan, di karenakan kencing sendiri termasuk najis ainiy, yang
menjelaskan bahwasannya najis ainiy adalah najis yang tidak berwujud sehingga membuat kita tidak
bisa mecirikannya dan tidak bisa melihatnya. Dalam beberapa hadist mengutarakan seperti
beberapa hadist yang tercantum di bawah ini :

‫ َوَأ َّما هَ َذا فَ َكانَ يَ ْم ِشي بِالنَّ ِمي َم ِة‬،‫ َأ َّما هَ َذا فَ َكانَ اَل يَ ْستَ ْن ِزهُ ِمنَ ْالبَوْ ِل‬،‫ير‬ ِ َ‫ َو َما يُ َع َّذب‬،‫ان‬
ٍ ِ‫ان فِي َكب‬ ِ َ‫ِإنَّهُ َما يُ َع َّذب‬
“Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa. Dan keduanya disiksa bukan
karena perkara yang berat. Orang pada makam pertama disiksa karena tidak membersihkan dirinya
dari air kencing. Orang kedua disiksa karena dirinya berjalan kesana kemari menebarkan namimah
(adu domba)” (HR. Bukhari no. 216, Muslim no. 292, dan Abu Dawud no. 20).

ْ ‫َان َر‬
‫طبَ ْي ِن‬ ِ ‫ َما دَا َم ْال ُغصْ ن‬،‫ َأ ْن ي َُرفَّهَ َع ْنهُ َما‬،‫ بِ َشفَا َعتِي‬،‫ْت‬
ُ ‫ فََأحْ بَب‬،‫ان‬
ِ َ‫ت بِقَ ْب َري ِْن يُ َع َّذب‬
ُ ْ‫ِإنِّي َم َرر‬

Aku melewati dua kuburan yang (penghuninya) sedang disiksa, maka Aku suka agar siksa
keduanya diringankan selama kedua pelepah kurma itu masih basah. [HR. Muslim, no. 3012; dari
Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu]

ُ‫ب ْالقَب ِْر ِم ْنه‬


ِ ‫ تَنَ َّزهُوا ِمنَ ْالبَوْ ِل فَِإ َّن عَا َّمةَ َع َذا‬ : ‫صلَّى هللا َعلَي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ ٍ َ‫ع َْن َأن‬
َ َ‫ ق‬: ‫ قَا َل‬, ‫س‬
Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.”
[HR. Ad-Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459. Dan hadits ini dinilai shahȋh oleh Syaikh al-Albani
dalam Irwȃul Ghalȋl, no. 280]

َ ‫ فَ َو‬،ُ‫ َوفِي يَ ِد ِه ال َّد َرقَة‬   ‫صلَّى هللا َعلَي ِه َو َسلَّ َم‬


َ َ‫ ثُ َّم َجل‬،‫ض َعهَا‬
َ َ‫ فَق‬،‫س فَبَا َل ِإلَ ْيهَا‬
‫ال‬ َ ِ ‫ خَ َر َج َعلَ ْينَا َرسُو ُل هَّللا‬:‫ قَا َل‬،َ‫ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْب ِن َح َسنَة‬
‫ب بَنِي‬َ ‫صا ِح‬ َ ‫اب‬ َ ‫ص‬ ‫َأ‬
َ ‫ َما َعلِ ْمتَ َما‬،‫ك‬ ‫َأ‬ َّ
َ ‫ “ َو ْي َح‬:‫ فَقَا َل‬، ‫صلى هللا َعلَي ِه َو َسل َم‬ َّ َ   ‫ النَّبِ ُّي‬Pُ‫ فَ َس ِم َعه‬،ُ‫ ا ْنظُرُوا ِإلَ ْي ِه يَبُو ُل َك َما تَبُو ُل ْال َمرْ َأة‬:‫ضهُ ْم‬ُ ‫بَ ْع‬
‫ب فِي قَب ِْر ِه‬ َ ِّ
‫ذ‬ ‫ع‬
ُ َ ‫ف‬ ، ‫م‬ُ ‫ه‬ ‫ا‬‫ه‬َ ‫ن‬َ
ْ َ ِ ِ َ ِ ُ ‫ف‬ ، ‫يض‬ ‫ار‬ َ ‫ق‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ب‬ ‫ه‬ ‫ُو‬‫ض‬ ‫ر‬
َ َ ‫ق‬ ‫ل‬
ُ ْ‫َو‬ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫م‬ُ ‫ه‬‫ب‬
ْ َ َ ‫ا‬‫ص‬‫َأ‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ِإ‬ ‫وا‬ُ ‫ن‬ ‫َا‬
‫ك‬ ‫؟‬‫يل‬
َ ‫”ِإس َ ِئ‬
‫ا‬‫ْر‬

Dari Abdurrahman bin Hasanah Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam keluar menemui kami, Beliau membawa tameng kulit  di tangannya, lalu Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam meletakkannya. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk lalu buang air
menghadap kepadanya (yakni menggunakan tameng itu sebagai penutup-pen). Sebagian orang
berkata (mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), “Lihat orang ini, dia buang air seperti wanita
buang air (yakni Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menjaga aurat ketika buang air-pen)”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarnya, maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kasihan engkau, tidakkah engkau tahu siksa yang menimpa seorang lelaki Bani Israil? Jika air
kencing mengenai mereka, mereka biasa mengguntingnya dengan gunting. Lalu lelaki itu melarang
mereka, sehingga dia disiksa di dalam kuburnya”. [HR. Ibnu Majah, no. 346. Dishahȋhkan oleh Syaikh
Syu’aib al-Arnauth]

Referensi : https://almanhaj.or.id/7568-tidak-membersihkan-diri-dari-air-kencing-sebab-siksa-
kubur.html

4. Sebutkan minimal 3 persoalan tentang shalat di lingkungan masyarakat, bagaimana cara

penyelesaiinya? Menurut para fuqoha.

jawab:

Dalam bermasyakat sendiri shalat masih menjadi hal wajib di setiap desa ntah masjid atau
musholla.

Persoalan pertama, sampai sekarang masih menjadi rutinitas tersendiri terlebih untuk pria,
tetapi masih banyak Sebagian kaum pria yang tidak melakukan shalat di masjid atau musholla, ntah
karena sibuk atau malas tetapi itu masih menjadi tuntutan tersendiri bagi para prian, terlebih allah
menganjurkan bagi para pria untuk shalat di majid ketimbang di rumah hal ini menjadi pantangan
sendiri tetapi masih banyak di tinggalkan, para fuqoha memiliki salah satu cara yang di nilai mampu
untuk mengatasi ini dengan cara menanamkan sedari kecil tentang kewajiban shalat di majid atau
musholla untuk para pria. Seperti dal nya dalam hadist Riwayat Muslim yang berunyi

‫ت بِ ِه ْم ِعلَّةٌ فَُأ َح ِّرقَهَا َعلَ ْي ِه ْم‬


ْ ‫ُصلُّونَ فِي بُيُوتِ ِه ْم لَ ْي َس‬ ٍ َ‫ت َأ ْن آ ُم َر فِ ْتيَتِي فَيَجْ َمعُوا حُزَ ًما ِم ْن َحط‬
َ ‫ ثُ َّم آتِ َي قَوْ ًما ي‬،‫ب‬ ُ ‫لَقَ ْد هَ َم ْم‬
Artinya: "Dan sungguh saya ingin menyuruh sholat segera ditegakkan. Lalu saya suruh
seseorang mengimami orang-orang, lalu saya bersama laki-laki sambil membawa kayu bakar menuju
ke orang yang tidak menghadiri sholat (berjamaah), kemudian saya bakar rumah-rumah mereka
dengan apai." (HR Muslim).

َ‫ضَأ فََأحْ سَن‬َّ ‫ك َأنَّهُ ِإ َذا تَ َو‬ َ ِ‫ض ْعفًا َو َذل‬


ِ َ‫صاَل تِ ِه فِي بَ ْيتِ ِه َوفِي سُوقِ ِه خَ ْمسًا َو ِع ْش ِرين‬ َ ‫ضعَّفُ َعلَى‬ َ ُ‫صاَل ةُ ال َّرج ُِل فِي ْال َج َما َع ِة ت‬
َ
َ َّ
ْ‫صلى ل ْم تَ َزل‬ َ َ ٌ ْ َّ ٌ َ ْ ‫اَّل‬
َ ‫ص ة ل ْم يَخط خَ ط َوة ِإ ُرفِ َعت لهُ بِهَا د ََر َجة َوحُط َعنهُ بِهَا َخ ِطيَئة فِإذا‬ ً ْ ُ ْ َ ُ ‫اَل‬ َّ ‫د يُخ ِر ُجهُ ِإ ال‬Pِ ‫ْال ُوضُو َء ث َّم خَ َر َج ِإلى ال َمس ِْج‬
‫اَّل‬ ْ ‫اَل‬ ْ َ ُ
َّ ‫صاَل ٍة َما ا ْنتَظَ َر ال‬
َ‫صاَل ة‬ ‫َأ‬ َّ
َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه اللهُ َّم ارْ َح ْمهُ َواَل يَ َزا ُل َح ُد ُك ْم فِي‬ َ ‫صاَّل هُ اللَّهُ َّم‬ َ ُ‫ْال َماَل ِئ َكةُ ت‬
َ ‫صلِّي َعلَ ْي ِه َما دَا َم فِي ُم‬

"Shalat seorang laki-laki dengan berjama'ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya
lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena
bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia
tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama'ah, maka tidak ada satu langkahpun dari
langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila
dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo'akannya selama dia masih berada
di tempat shalatnya, 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari kalian
senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat." (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)

‫صلِّيَهَا َم َع اِإْل َم ِام َأ ْعظَ ُم َأجْ رًا ِم ْن‬ َّ ‫صاَل ِة َأ ْب َع ُدهُ ْم ِإلَ ْيهَا َم ْم ًشى فََأ ْب َع ُدهُ ْم َوالَّ ِذي يَ ْنت َِظ ُر ال‬
َ ُ‫صاَل ةَ َحتَّى ي‬ َّ ‫اس َأجْ رًا فِي ال‬ ِ َّ‫ِإ َّن َأ ْعظَ َم الن‬
َ ُ‫الَّ ِذي ي‬
‫صلِّيهَا ثُ َّم يَنَا ُم‬

Artinya: "Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalannya,
lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam,
lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur." (HR Muslim)

Adapun sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah di antaranya sholat wajib
(seperti sholat 5 waktu, dan sholat jumat) maupun sholat sunnah. Seperti, sholat hari raya, sholat
tarawih, sholat witir, aholat istisqa', sholat gerhana, dan sholat jenazah.

Baca artikel detikedu, "Hukum Sholat Berjamaah bagi Laki-laki, Seperti Apa Ya?"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5733677/hukum-sholat-berjamaah-bagi-
laki-laki-seperti-apa-ya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Dan masalah yang kedua masih tentang seputar shalat di masjid atau musholla yaitu masih
banyak sekali anak-anak kecil yang bermain main di sekitaran masjid, bermain lari-larian, teriak
teriak, bahkan hingga sampai ada yang menangis di masjid. Cara mengatasi ini bukan dimarahi
apalagi sampai di bentak dan di hakimi, tetapi bagi para pengurus masjid hanya perlu menegur
mereka untuk tidak terlalu berisik ketika shalat di mulai. Bagi para fuqoha menganggap ini hal yang
wajar dan tidak untuk di marahi karena mengajak anak kecil kemasjid untuk melakukan shalat sama
saja menanamkan nilai shalat pada mereka, sehingga ketika mereka besar ini menjadi nilai dan
rutinitas sendiri bagi mereka untuk shalat di masjid. Tetapi jika anak yang dibawa menimbulkan
kebisingan dan menggangu para jamaah shalat alangkah baiknya untuk tidak di bawa ke masjid
seperti hadist dari Syaikh Ibnu Baz rahimahullah mengatakan :

‫أما األطفال الذين دون السبع فاألولى أال يذهب بهم؛ ألنهم قد يضايقون الجماعة ويشوشون على الجماعة ويلعبون فاألولى‬
‫عدم الذهاب بهم إلى المسجد؛ ألنه ال تشرع لهم الصالة‬

“Adapun anak-anak yang di bawah 7 tahun maka lebih utama tidak di bawa ke masjid,
karena mereka bisa mengganggu jama’ah dan membuat kebisingan terhadap jama’ah, serta main-
main. Lebih utama tidak membawa mereka ke masjid. Karena mereka pun belum disyariatkan untuk
ke masjid”

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah mengatakan:

‫أما األطفال الذين دون السبع فاألولى أال يذهب بهم؛ ألنهم قد يضايقون الجماعة ويشوشون على الجماعة ويلعبون فاألولى‬
‫عدم الذهاب بهم إلى المسجد؛ ألنه ال تشرع لهم الصالة‬

“Adapun anak-anak yang di bawah 7 tahun maka lebih utama tidak di bawa ke masjid,
karena mereka bisa mengganggu jama’ah dan membuat kebisingan terhadap jama’ah, serta main-
main. Lebih utama tidak membawa mereka ke masjid. Karena mereka pun belum disyariatkan untuk
ke masjid”

Para ulama mengatakan, anak-anak yang memiliki sifat-sifat berikut ini tidak boleh di bawa
ke masjid:

Belum bisa diatur dan dipahamkan

Melakuan al ‘abats (bermain-main) ketika shalat

Bersuara dan menimbulkan tasywisy (kebisingan)

Terlalu kecil, semisal masih balita

Imam Malik rahimahullah ditanya tentang membawa anak ke masjid, beliau menjawab:

‫ وإن كان يعبث لصغره فال أرى أن يؤتى به إلى المسجد‬: ‫ قال‬, ‫إن كان ال يعبث لصغره ويكف إذا نُهي فال أرى بهذا بأسا‬
“Jika ia tidak melakukan al ‘abats (main-main) karena masih kecil, dan jika dilarang ia akan
berhenti, maka tidak mengapa di bawa ke masjid. Namun jika melakukan al ‘abats (main-main)
karena masih terlalu kecil, maka menurut saya tidak boleh di bawa ke masjid” (Al Mudawwanah,
1/195).

Baca artikel detikedu, "Hukum Sholat Berjamaah bagi Laki-laki, Seperti Apa Ya?"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5733677/hukum-sholat-berjamaah-bagi-
laki-laki-seperti-apa-ya.

© 2022 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/54818-fikih-ringkas-membawa-anak-ke-masjid.html

Persoalan ketiga adalah dalam shalat berjamaah, masih banyak orang yang melakukan shlat
berjamaah ntah itu di masjid atau musholla terlihat sekali banyak para makmum yang mendahului
Gerakan shalat imam, hal ini dapat membuat shalat kita tidak di terima oleh allah SWT. Di karenakan
Gerakan tersendiri adalah salah satu rukun shalat yang menuntun kita menuju kebenaran, apanbila
Gerakan gita benar dan sesuai itu menjadikan shalat kita di terima oleh allah SWT, dalam berjamaah
sendiri makmum di tuntut untuk tidak mendahului Gerakan iman mau bagaimana pun caranya, di
karenakan imam sebagai pemimpin shalat mau tidak mau makmum harus menunggu Gerakan imam
sampai selesai baru makmum mengikuti gerakannya, menurut para ahli sendiri ini semua termasuk
dalam hal yang tidak boleh di biasakan karena dapat mengganggu kita dalam melaksanakan shalat
berjamaah. Ada beberapa hadist yang tercantum seperti HR. Bukhari no. 691 dan Muslim no. 427

ٍ ‫ َأوْ يَجْ َع َل هَّللا ُ صُو َرتَهُ صُو َرةَ ِح َم‬،‫ار‬


‫ار‬ َ ‫ َأ ْن يَجْ َع َل هَّللا ُ َرْأ َسهُ َرْأ‬،‫ الَ يَ ْخشَى َأ َح ُد ُك ْم – ِإ َذا َرفَ َع َرْأ َسهُ قَب َْل اِإل َم ِام‬: ْ‫َأ َما يَ ْخشَى َأ َح ُد ُك ْم – َأو‬
ٍ ‫س ِح َم‬

“Tidakkah salah seorang dari kalian takut, atau apakah salah seorang dari kalian tidak takut, jika dia
mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah akan menjadikan kepalanya seperti kepala keledai, atau
Allah akan menjadikan rupanya seperti bentuk keledai?”

‫ ثُ َّم‬،‫اجدًا‬ َ ‫ َحتَّى يَقَ َع النَّبِ ُّي‬،ُ‫ لَ ْم يَحْ ِن َأ َح ٌد ِمنَّا ظَ ْه َره‬،ُ‫ َس ِم َع هَّللا ُ لِ َم ْن َح ِم َده‬:‫ال‬
ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َس‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا ق‬
َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
ُ‫نَقَ ُع ُسجُودًا بَ ْع َده‬

“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH”, tidak
ada seorang pun dari kami yang membungkukkan punggungnya sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam benar-benar (meletakkan kepalanya) bersimpuh dalam sujud, barulah setelah itu kami
bersujud.”
ِ‫ك َأيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َمةُ هللا‬َ ‫ات هَّلِل ِ ال َّساَل ُم َعلَ ْي‬
ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫ات ال‬ ُ َ‫َّات الطَّيِّب‬
ُ ‫ التَّ ِحي‬:‫ َوِإ َذا َكانَ ِع ْن َد ْالقَ ْع َد ِة فَ ْليَ ُك ْن ِم ْن َأو َِّل قَوْ ِل َأ َح ِد ُك ْم‬،‫ك‬
َ ‫ك بِتِ ْل‬
َ ‫فَتِ ْل‬
ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬، َ‫ ال َّساَل ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هللاِ الصَّالِ ِحين‬،ُ‫َوبَ َركَاتُه‬

“Lalu gerakan tersebut diikuti dengan gerakan tersebut. Dan apabila sedang duduk tahiyat, maka
hendaklah doa pertama kalian adalah, “At-tahiyyatut-thayyibaatus-shalawaatu lillahi … (sampai akhir
doa tasyahhud).” (HR. Muslim no. 404)

© 2022 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/59439-larangan-mendahului-imam-ketika-shalat.html

5. Sebutkan minimal 3 persoalan tentang puasa di lingkungan masyarakat, bagaimana cara

penyelesaiinya? Menurut para fuqoha.

Persoalan pertama yang biasa terjadi pada saat berpuasa adalah sahur sebelum jam 12 malah, ini
biasa terjadi pada seseorang yang sudah tidak kuat menahan rasa kantuknya karena telah
melakukan ibadah puasa yang tergolong cukup berat dan sangat melelahkan bagi siapapun yang
menjalankan. Persoalan ini biasanya dengan cara tidur sejenak lalu bangun di tengah malam atau di
jam sepertiga malam, jika tidak sanggup untuk bangun di perbolehkan menggunakan alarm atau
pengingat, dalam sahur sendiri memiliki beberapa waktuyang baik untuk kita memanjatkan doa
seperti Hadits dari Al-Bukhari dan Muslim yang berbunyi

‫يب لَهُ َم ْن يَ ْسَألُنِى فَُأ ْع ِطيَهُ َم ْن‬


Pَ ‫اآلخ ُر يَقُو ُل َم ْن يَ ْدعُونِى فََأ ْستَ ِج‬
ِ ‫ث اللَّي ِْل‬
ُ ُ‫يَ ْن ِز ُل َربُّنَا تَبَارَكَ َوتَ َعالَى ُك َّل لَ ْيلَ ٍة ِإلَى ال َّس َما ِء ال ُّد ْنيَا ِحينَ يَ ْبقَى ثُل‬
ُ‫يَ ْستَ ْغفِ ُرنِى فََأ ْغفِ َر لَه‬

Artinya: Rabb kita tabaroka wa ta'ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir.
Lantas Dia berfirman: "Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang
meminta kepadaKu, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku
ampuni." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

َ‫صلُّونَ َعلَى ْال ُمتَ َس ِّح ِرين‬


َ ُ‫ال ُّسحُو ُر َأ ْكلَةٌ بَ َر َكةٌ فَاَل تَ َدعُوهُ َولَوْ َأ ْن يَجْ َر َع َأ َح ُد ُك ْم َجرْ َعةً ِم ْن َما ٍء فَِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬
Artinya: "Bersahur itu adalah suatu keberkahan, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun
hanya dengan seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang
bersahur (makan sahur)," (HR Ahmad).
Baca artikel detikedu, "4 Hadits Keutamaan Sahur, Waktu Mustajab yang Penuh Berkah"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6017808/4-hadits-keutamaan-sahur-waktu-
mustajab-yang-penuh-berkah.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Persoalan kedua yang biasa di temukan adalah tidak sengaja atau di sengaja nya kita menelan ludah
saat berpuasa. Pada saat puasa sendiri kita sering kali sengaja atau tidak sengaja nya menelan ludah
kita, hal ini mengakibatkan kita bertanya tanya apakah puasa yang kita kerjakan batal atau di terima,
ini semua merujuk kepada beberapa hadits yang d keluarkan oleh para ulama dan para ahli seperti
beberapa di bawah ini

‫ابتالع الريق ال يفطر باالجماع إذا كان على العادة النه يعسر االحتراز منه‬

Artinya: “Menelan air liur itu tidak membatalkan puasa sesuai kesepakatan para ulama. Hal ini
berlaku jika orang yang berpuasa tersebut memang biasa mengeluarkan air liur. Sebab susahnya
memproteksi air liur untuk masuk kembali. Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarah al-
Muhadzdzab (6/341)

Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/menelan-air-liur-saat-berpuasa-batalkah-PgOcX

Di persoalan ketiga dalam bermasyarakat sendiri sudah biasa untuk kita mencium aroma masakan
dari tetangga kita, berbeda dengan waktu kita puasa pada saat kita puasa mencium aroma masakan
adalah suatu godaan yang cukup besar di karenakan itu membangkitkan hawa nafsu kita, sehingga
bagi yang tidak kuat imannya itu akan menjadi godaan besar untuk kita mengakhiri puasa itu. Dan
tidak banyak juga khususnya ibu rumah tangga yang mencicipi masakannya ketika sedang puasa
dengan secara sadar dan di sengaja. Dalam hal itu masih menjadi pertanyaan besar bagi para umat,
tetapi para ahli juga sudah memiliki opininya masing masing seperti yang di katakana ibnu abbas

َ ‫ق الخَ َّل َأوْ ال َّش ْي َء َما لَ ْم يَ ْد ُخلْ َح ْلقَهُ َوه َُو‬


‫صاِئ ٌم‬ َ ‫الَ بَْأ‬
َ ْ‫س َأ ْن يَ ُذو‬

“Tidak mengapa seseorang yang sedang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu, selama tidak masuk
sampai ke kerongkongan.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf no. 9277. Syaikh Al Albani dalam
Irwa’ no. 937 mengatakan bahwa hadits ini hasan)

‫ متفق عليه‬.“ ‫ فإنما أطعمه هللا وسقاه‬، ‫ فأكل أو شرب فليتم صومه‬، ‫من نسي وهو صائم‬
“Siapa saja yang lupa ketika puasa kemudian makan atau minum maka hendaknya dia sempurnakan
puasanya, karena Allah telah memberinya makan atau minum.” (H.r. Bukhari dan Muslim)

Sumber https://rumaysho.com/438-mencicipi-makanan-ketika-berpuasa.html

I
LOVE
U
SAYANGGGGG

Anda mungkin juga menyukai