Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KENABIAN

Disusun untuk memenuhi tugas perbaikan mata kuliah


Pembelajaran Akidah Akhlak

Dosen pengampu : Bapak. Dede Yusuf Muharom, M.Pd

Disusun oleh :
Siti Lailatul Ramdaniah (0101.1901.044)

PRODI PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)


SEMESTER 5
STAI DR.KHEZ MUTTAQIEN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habiballah
Muhammad Saw yang telah menunjukan jalan yang lurus berupa ajaran agama
yang sempurna dengan bahasa yang indah.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perbaikan mata kuliah
pembelajaran akidah akhlak. Makalah ini menjelaskan tentang segala aspek
tentang Nabi seperti: pengertian, karakteristik, peran sampai pada misi kenabian.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penyusun memahami
jika makalah ini masih banyak kekurangan maka perlu kritik dan saran untuk
memperbaiki karya-karya di lain waktu.
Purwakarta, Agustus 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………
Kata Pengantar ………………………………………………………….. i
Daftar isi ………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………………………………... 1
B. Rumusan masalah …………………………………………………….. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………… 1

BAB II PEMAPARAN
A. Pengertian ……………………………………………………………. 2
B. Karakteristik Nabi …………………………………............................. 3
C. Peran Nabi ……………………………………………………………. 4
D. Tujuan Kenabian……………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………… 8
B. Saran ………………………………………………………………….. 8

Daftar pustaka …………………………………………………………… 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-Qur‟an telah menggunakan kata wahyu dengan artian bimbingan
kepada manusia maupun benda-benda mati, tumbuhan dan binatang-binatang.
Derajat tertinggi wahyu adalah yang diterima oleh para Nabi sebagai
penerima dan menyampaikan pesan-pesan kepada umat manusia yang berupa
bimbingan ilahi.
Syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan
kepada umatnya. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman
atau mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu
kita akan mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah
tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita
akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
“Kami tiada mengutus Rasul-Rasul sebelummu (Muhammad), melainkan
beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada
mengetahui.” (Q.S Al-Anbiya‟ 21:7)1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
2. Apa saja karakterstik Nabi?
3. Bagaimana peran Nabi dalam sejarah?
4. Apa tujuan dan misi kenabian?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian.
2. Mengetahui karakteristik Nabi.
3. Mengetahui peran-peran Nabi dalam sejarah.
4. Mengetahui tujuan dan misi kenabian.

1
Yunahar Ilyas, kuliah akidah islam, 2010, halaman 129-131

1
BAB II

PEMAPARAN

Pengertian

Nabi berasal dari kata na-ba yang artinya ditinggikan,atau dari kata na-ba-a
yang artinya berita. Secara terminologis Nabi dan Rasul adalah manusia
biasa,laki-laki yang dipilih Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak
diiringi dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu,
maka di disebut Nabi saja. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikan
atau membawa misi (ar-risalah)tertentu maka dia disebut dengan Rasul.

Nabi dan Rasulpun hidupseperti kebanyakan manusia yaitu makan, minum,


tidur, berjalan-jalan, kawin, punya anak, merasasakit, senang, kuat, lemah, mati
dan ssifat-sifat manusia lainnya.

Allah SWT tidak menyebutkan berapa jumlah keseluruhan Nabi dan Rasul.
Oleh sebab itu, kita tidak dapat mengetahui berapa jumlah keseluruhannya. Tapi
yang pasti adalah untuk setiap umat, Allah mengutus seorang Rasul, seperti yang
dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai


pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu
umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.(Q.S Fathir
35:24).

Dan didalam Al-Qur‟an diceritakan hanya sebagian saja diantara Nabi dan
Rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad. Jumlah Nabi sekaligus Rasul yang
diceritakan oleh Allah SWT didalam Al-Qur‟an ada 25 orang, 18 orang
disebutkan dalam surah Al-An‟am ayat 83- 86, dan 7 orang lagi dalam beberapa
ayat secara terpisah

“Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa

2
derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan
Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya‟qub kepadanya. Kepada kedua
masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum itu juga telah
Kami beri petunjuk dan kepada sebagian dari keturunannya yaitu Daud, Sulaiman,
Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang- orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya
termasuk orang-orang yang saleh. Dan Ismail, Ilyasa‟, Yunus dan Luth. Dan
masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya diatas umat.” (Q.S Al-An‟am 6:83-
86).2

Karaketistik para Nabi

Status sebagai Nabi dan Rasul tidak bisa diusahakan oleh siapapun. Allah
SWT telah menyiapkan dan memelihara dari segi kepribadian, garis keturunan,
dan kebutuhan masyarakat. Prasyarat tersebut diistilahkan oleh Abu Bakar Al-
Jazairy dengan “Muahalat An Nubuwwah”, yang intinya ada 3 hal sebagai berikut:

1. Al-Mitsaliyah (keteladanan). Artinya seseorang yang akan diangkat menjadi


Nabi haruslah memiliki kemanusiaan yang sempurna, baik akal,
pikiran,maupun rohani.
2. Syaraf An-Nasab (keturunana yang mulia). Atinya seseorang yang akan
diangkat menjadi Nabi haruslah berasal dari keturunan yang mulia.
3. „Amil Az-Zaman (dibutuhkan zaman). Artinya kehadirannya memang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengisi kekosongan rohani, memperbaiki
segala kerusakan masyarakat, dan mengembalikan umat manusia kepada
kehidupan yang sesuai dengan fithrah penciptaannya.

Setiap Nabi dan Rasul ma’shum artinya terpelihara dari segala macam dosa,
baik yang kecil apalagi yang besar. Tapi sebagai manusia biasayang juga tidak
terbebas dari sifat lupa seorang Nabi dan Rasul bisa saja melakukan kekhilafan

2
Ibid.,131-132

3
seperti kekhilafan yang dilakukan oleh Nabi Adam as (mendekati pohon larangan)
akibat godaan syetan.3

Berikut karakteristik Nabi:

1. Mukjizat, Perbuatan-perbuatan luar biasa yang dikerjakan oleh para rasul


dengan izin Tuhan untuk menunjukan kebenaran kerasulan, di Al-Qur‟an
dinamakan ayat atau tanda kenabian. Teologi islam: Mukjizat (harfiah:yang
membuat lemah) menunjukan kelemahan dan ketidakmampuan manusia
biasa.
2. „Ishmah, Semakin kuat iman dan kesadaran akan akibat dosa, semakin kurang
kemungkinan berbuat dosa. Iman yang sempurna dan intensitas dalam
menjaga diri dari dosa atau kejahatan menghasilkan kondisi kesadaran yang
disebut “keterjagaan atau keterbebasan dari dosa”.
3. Kepemimpinan, Nabiy dari kata bahasa arab berarti utusan atau pembawa
berita dan rasul berarti duta. Misi kenabian berujung apada langkah kembali
kepada masyarakat dan dunia luar untuk mngorganisasi dan memimpin
kehidupan masyarakat pada jalan yang benar.
4. Ketulusan, Ada salah satu topic yang selalu diulang-ulang oleh setiap nabi
“Aku tidak meminta imbalan jasa darimu” (QS. Asy-Syu‟ara:127), hal ini
yang menjadi salah satu karakteristik nabi. Seorang Nabi berjuang menentang
politheisme, tahayul, kebodohan, kepalsuan, penindasan, kekejaman dan
ketidakadilan sebagai tanda ketulusan.

Peran-peran Nabi dalam Sejarah

Peran nabi – nabi adalah untuk menipu masyarakat demi keuntungan kelas
penindas dan pemeras. Kepedulian nabi – nabi terhadap akhirat tidaklah riil, tapi
hanya tipu muslihat untuk menutupi keduniawian mereka demi untuk menguasai
kesadaran kelas masyarakat yang terampas hak – haknya dan revolusioner.

3
ibid, halaman 135-136.

4
Peran nabi-nabi dalam sejarah adalah peran negative karena peran tersebut
adalah menunjang kelas konservatif untuk memelihara situasi seperti apa adanya
demi untuk kepentingan para pemilik kekayaan dan kekuasaan.

Inilah penjelasan Marx mengenai sejarah. Dari sudut pandang Marxisme,


ketiga faktor, yaitu agama, pemerintahan dan kekayaan, yang menyertai prinsip
pemilikan, telah menindas masa rakyat sepanjang sejarah.

Para nabi menciptakan konsep – konsep seperti keadilan, kemerdekaan,


kebenaran, kejujuran, persamaan, kebaikan, kasih sayang dan tolong
menolong.konsep-konsep ini dengan kata lain yang merupakan bagian dari
“moralitas budak” adalah dimaksudkan untuk memberikan keuntungan bagi kelas
masyarakat yang rusak dan anti evolusi dan menimbulkan kerugian bagi kelas
yang kuat dan progresif yang merupakan penunjang evolusi. Jadi, peran agama
dan nabi-nabi merupakan peran yang negative karena dukungannya kepada
“moralitas budak” dan menentang “moralitas bangsawan” yang merupakan faktir
dalam kemajuan masyarakat dan sejarah. Filosuf Jerman yang materialis,
Nietzsche adalah penyokong tesis ini.

Mengukuhkan kesepakatan dan perjanjian

Kehidupan sosial manusia didasarkan pada penghormatan terhadap perjanjian


– perjanjian dan kesepakatan – kesepakatan serta kesetiaan terhadap janji.
Penghormatan terhadap persetujuan – persetujuan dan janji – janji merupakan
salah satu, aspek kemanusiaan dalam peradaban. Will Durant meskipu ia seorang
anti agamanya namun dalam bukunya lecture on history mengakui kenyataan
bahwa “ agama dengan bantuan nilai – nilai tradisionalnya, mengubah janji – janji
manusia menjadi hubungan – hubungan yang saling menghormati antara manusia
dan tuhan, yang menghasilkan kekokohan dan stabilitas.

Kebebasan dari penindasan sosial

Peran paling mendasar dari nabi – nabi adalah berjuang menentang


kediktatoran, penindasan, dan memerangi wakil – wakil dari mereka yang

5
memberontak terhadap perintah – perintah tuhan. Al – Qur‟an telah memberikan
tekanan lebih pada peran ini karena

1. Menegakan keadilan telah dinyatakan sebagai tujuan misi kenabian.


2. Pertentangan antara nabi – nabi dengan wakil – wakil despotism berulang kali
disitir, dan dalam beberapa ayat al – Qur‟an dinyatakan secara khusus bahwa
kelas despotic selamanya menentang nabi – nabi.

Pernyataan Marx dan pengikut – pengikutnya yang mengatakan bahwa


agama, pemerintah dan kekayaan adalah tiga wajah dari kelas penguasa yang
menentang kelas tertindas, adalah pernyataan yang absurd yang di bantah oleh
kenyataan – kenyataan sejarah yang tak terbantah . Dr. Arani, ketika menjelaskan
pandangan Marx mengatakan: “agama selamanya telah menjadi alat di tangan
masyarakat. Untuk mengalahkan kaum tertindas, Rosario dan salib selalu menjalin
hubungan dengan bayonet

Hanya ada satu jalan untuk menerima justifikasi – justifikasi dan filsafat –
filsafat sejarah seperti itu, yaitu dengan menutuo mata dan mengabaikan
kenyataan – kenyataan sejarah.

Tujuan Kenabian dan Misi Kenabian

Dapat dikatakan bahwa tujuan sebenarnya dari misi para nabi adalah
membimbing masyarakat dan memberikan kepada mereka kebahagiaan,
keselamatan, kebaikan dan kesejahteraan.

Tak ada keraguan lagi bahwa nabi – nabi di tunjuk untuk membimbing
masyarakat kearah jalan yang benar, dan memberikan kepada mereka kebahagian
dan kemerdekaan.

Tujuan sesungguhnya dari misi kenabian;

1. Nabi-nabi mempunyai tujuan ganda. Salah satunya berkaitan dengan


kehidupan dan kebahagiaan diakhirat (monotheisme teoritis dan monotheisme
praktis individual) dan dengan kebahagian duniawi (monotheisme sosial).

6
2. Tujuan sesungguhnya adalah monotheisme sosial dan prasyarat utama adalah
monotheisme teoritis (pengenalan kepada Tuhan) dan monotheisme praktis
dan individual (pengenalan dan penyembahan kepada Tuhan).
3. Tujuan sebenarnya adalah agar manusia mengenal Tuhan dan mendekatkan
diri kepada-Nya (monotheisme sosial).
4. Nabi-nabi memiliki tujuan ganda adalah bid‟ah.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kenabian merupakan alur yang berkelanjutan dari pesan ilahi dan agama
hanyalah satu kebenaran tunggal. Ada beberapa alasan bagi diperbaharuinya
kenabian dan munculnya nabi-nabi baik yang membawa hukum ilahi maupun
hanya mendakwahkannya saja.
a. Umat manusia di zaman dahulu tidak mampu menjaga kelestarian Kitab
Suci. Sejak saat diturunkannya tiap-tiap ayat al-Quran hingga kini, telah
merekamnya dalam ingatan mereka atau dalam tulisan sehingga
kemungkinan terjadi semacam distorsi, transformasi, perubahan,
penghilangan atau penambahan.
b. Umat manusia kurangnya kematangan dan pertumbuhan, tidak mampu
menerima program umum bagi jalan yang ditempuhnya dan tidak mampu
melanjutkan, perlu ada arahan disertai oleh pemandu-pemandu. Karena
tiabanya penutup misi kenabian, serentak menerima program umum yang
bersifat umum dan komprehensif.
c. Sebagian besar nabi-nabi atau mayoritasnya adalah pendakwah dan
bukannya pembawa hukum ilahi. Para ulama uamt du masa Nabi
terakhirmerupakan abad ilmu, ammapu mengadaptasi ajaran-ajaran
umum Al-Qur‟an serta tuntunan dan kondisi. Usaha ini mereka mereka
ini disebut ijtihad (berusaha sejauh kemampuan untuk melakuakan
pertimbangan keagamaan yang mandiri mengenai suatu masalah hukum).
Mereka diwajibkan berijtihad dan memikul kewajiban khusus untuk
memimpin umat dalam hal ini.
B. Saran
Dalam pembelajaran ini, kita harus memiliki berbagai referensi karena
pembahasan tentang qira‟at itu bisa berbeda-beda setiap gurunya. Jika materi

8
ini ada yang menyimpang atau kurangnya pemahaman, mohon untuk beri
tahu. Terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Yunahar.2010.Kuliah Aqidah Islam.Yogyakrta:LPPI

10

Anda mungkin juga menyukai