Anda di halaman 1dari 7

Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh

Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan
sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan Allah
SWT. Risalah yang dibawanya adalah sama dengan risalah yang dibawa oleh
nabi-nabi terdahulu yaitu untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah
semata, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Nabi Muhamad SAW merupakan seorang pembawa risalah yang benar. Seorang
yang membawakan risalah yang benar juga sudah sepantasnya memiliki akhlak
yang baik atau akhlak yang terpuji dan tentunya akhlak Rasulullah SAW adalah
akhlak yang paling terpuji diantara seluruh umat manusia sampai akhir jaman.
Beliau juga memiliki perilaku yang sangat baik sehingga beliau patut untuk
dijadikan sebagai contoh yang baik dalam segala aspek kehidupan di dunia ini.
Allah SWT juga telah menyebutkan dalam Al-quran surat Al-ahzab ayat 21 :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah .

Dalam sejarah Rasulullah SAW memang memiliki sifat yang sangat


terpuji, sesuai dengan surat Al-Ahzab ayat 21 tersebut. Karena perilaku beliau
yang sangat jujur serta rendah hati sehingga pada masa beliau sebelum diangkat
menjadi nabi dan rasul, Rasulullah SAW dijuluki sebagai Al-Amin (orang yang
dapat dipercaya), julukan tersebut diberikan oleh kaum qurais hanya kepada
beliau. Hal ini karena mereka sangat mempercayai akhlaknya yang mulia. Setelah
beliau diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi dan rasul tentunya akhlak beliau
menjadi pedoman bagi umatnya dan karena kemuliaan akhlak inilah ketika beliau
mulai melakukan dakwah secara terang-terangan, orang kafir qurais yang tidak
suka dengan beliau sangat sulit sekali untuk memfitnahnya, karena beliau adalah
orang yang sangat dikenal memiliki akhlak yang sangat baik. Hal inilah yang
menunjukan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang benar dan tentunya risalah
yang diberikan adalah risalah kebenaran.
Risalah yang dibawa oleh Rasulullah adalah suatu risalah kebenaran.
Sebuah risalah yang dinyatakan risalah kebenaran tentunya memiliki nilai-nilai
yang sesuai dengan segala kondisi zaman. Al-Quran sebagai wahyu dari Allah
SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW adalah sebuah wahyu yang sangat
agung, nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran ini memiliki kesesuaian
dengan keadaan setiap zaman. Semenjak Al-Quran diturunkan hingga saat ini
telah terjadi berbagai macam zaman yang memiliki ciri khas zamannya tersendiri.
Pada abad pertengahan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam kehidupan
manusia, yaitu dengan majunya zaman kesusastraan dan tentunya Al-Quran pada
masa kesusastraan memiliki nilai yang sangat penting, karena Al-Quran adalah
kitab suci dalam bahasa arab yang memiliki nilai kesusastraan dan bahasa yang
sangat tinggi, yang mencakup keindahan bahasanya serta makna dari suatu kata
yang dituliskan dalam Al-Quran sangat lugas dan mudah difahami. Setelah itu
pada masa sekarang ini kita telah memasuki kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan. Dan Al-quran sekali lagi menunjukan kebenarannya dalam setiap
ayatnya, yaitu dengan ditemukannya berbagai penemuan dan ternyata hal tersebut
telah terdapat dalam Al-Quran.

Sebagai salah satu contoh pada beberapa dekade ini telah dicetuskan suatu
teori tentang awal mula terbentuknya jagat raya. Dan teori yang menerangkan
peristiwa tersebut adalah teori Big Bang. Dalam teori ini dikatakan bahwa pada
mulanya alam semesta ini satu nebula, tetapi kemudian terpecah karena suatu
ledakan besar. Hal serupa juga terdapat dalam salah satu ayat Al-Quran yaitu pada
surat Al-Anbiya ayat 30, seperti berikut :

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan
antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? .
Hakikat rasul sebagai pembawa risalah tak lepas dari tugas para rasul
yakni menyampaikan, menyeru untuk beriman kepada Allah dan keesaan-Nya.
Iman kepada Allah SWT adalah fitrah yang telah ada dalam diri manusia pada saat
manusia masih dalam kandungan, karena setiap manusia yang dilahirkan ke bumi
ini terlahir dalam keadaan islam. Maka setiap manusia mendapatkan dirinya
dikuasai oleh sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatannya, akantetapi
manusia berbeda dalam menentukan kekuatan itu, di antaranya ada yang
menafsirkannya sebagai kekuatan alam dan ada yang menafsirkannya
sebagai berhala-berhala yang mereka buat dan yang lain - lain. Maka datanglah
nabi-nabi membetulkan kesesatan-kesesatan ini, membawa risalah dan
membimbing akal ke arah Itikad adanya Allah dan keesaaan-Nya. Andaikata akal
manusia bertindak sendirian dalam memahami kebenaran - kebenaran ini, tidaklah
tepat sasarannya dan tidak sampai pada tujuan, khususnya dalam perkataan -
perkataan ghaib yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia dan pengetahuan
tanpa wahyu yang di sampaikan Allah SWT pada nabi dan rasul-Nya. Dalam hal
ini Allah SWT berfirman dalam QS 21:25 yang artinya :

Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu


melainkan Kami wahyukan kepadanya. Bahwasanya tidak ada Tuhan Melainkan
Allah (Aku), maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku .

Risalah yang dibawa rasulullah bukanlah sesuatu yang baru. Dasar


aqidah yang disampaikan oleh rasulullah adalah juga aqidah yang disampaikan
oleh nabi-nabi sebelumnya. Ajaran yang disampaikan rasulullah dapat dilihat
sebagai hikmah Ilahiah untuk melakukan pemurnian terhadap tauhid dari
penyelewengan yang telah dilakukan oleh umat sebelumnya. Rasulullah
memperkuat kembali keyakinan terhadap keesaan Allah SWT (zat, sifat, afal)
yang telah tenggelam akibat keterkungkungan akal manusia terhadap keduniaan,
karena dunia menjadi tujuan akhir kehidupan. Atas dasar itu, manusia
dikendalikan oleh hawa nafsu yang berakibat kehidupan mereka mengalami
kesengsaraan. Keadilan sosial menjadi nilai kebaikan utama dalam ajaran Islam,
oleh karena itu Islam dapat berkembang dengan demikian cepat karena salah satu
alasan Islam telah tampil sebagai kekuatan pembebas yang membebaskan umat
manusia ketika itu dari perilaku ketidakadilan. Risalah yang dibawa Nabi
Muhammad SAW, mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para
rasul sebelumnya. Ciri-ciri khusus itu adalah :

Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul-rasul


sebelumnya. Sehingga ajaran Nabi SAW adalah ajaran yang
menceritakan sejarah dan berkaitan dengan kebenaran iman serta
kebenaran syariat para nabi terdahulu.
Ajaran Muhammad SAW bersifat universal. Allah mengutus
Rasulullah SAW untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Risalah Nabi SAW cocok untuk semua kelompok manusia dan
semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam
memenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam Al-Quran ada
dialog antara Allah SWT dengan rasulullah SAW serta antara
Rasulullah SAW dengan kaumnya.

Ajaran Islam mementingkan yang mudah bagi manusia, menghilangkan yang


sulit. Yang dimaksud dengan yang mudah bukan memudah-mudahkan.
Melainkan, kemudahan yang sesuai dengan fitrah manusia yang sesuai dengan
realisasi yang maruf dan upaya untuk meninggalkan yang munkar. Ciri-ciri
ini dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. dan tidak dimiliki oleh para rasul
sebelumnya. Rasulullah SAW tampil sebagai pembawa risalah Islam yang
mencakup Huda (petunjuk) dan Dienul Haq (agama yang benar). Selain itu
hadirnya Rasulullah SAW di tengah umat akhir zaman adalah sebagai saksi,
pembawa berita gembira dan peringatan, menyeru ke jalan Allah, dan sebagai
pelita yang menerangi umat manusia. Nabi Muhammad SAW, diturunkan ke bumi
dengan beberapa tujuan, diantaranya :

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)


Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu,
diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
(pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah SWT. Maka apabila
telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika
itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Al-Mumin: 78)
Sebagai penutup para nabi, maka risalah yang dibawa Nabi Muhamamd SAW
menjadi penghapus risalah para rasul sebelumnya. Hal ini pernah ditegaskan oleh
Nabi Muhammad SAW saat Umar bin Khattab membaca Taurat. Beliau berkata
kepada Umar bahwa jika Nabi Musa a.s. ada di antara mereka, pasti Nabi Musa
akan mengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Mushaddiqul Anbiya (Membenarkan Para Nabi)


Risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW melengkapi risalah yang dibawa
para rasul sebelumnya dan sekaligus membenarkan risalah sebelumnya. Risalah
Nabi Muhammad SAW sesuai dan dapat digunakan oleh semua manusia serta
dapat diamalkan hingga hari kiamat.
Nabi Isa a.s. sebagai nabi setelah Nabi Musa, membenarkan kenabian Nabi
Musa. Bahkan, Nabi Isa a.s. mengabarkan kepada umatnya akan datang seorang
rasul setelahnya yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad SAW). Meski
kedatangan Nabi Muhammad SAW sudah dikabarkan oleh para nabi dan rasul
sebelumnya, tetap saja ada usaha untuk mendustakannya. Banyak tantangan dan
usaha yang dicoba untuk menghapuskan agama Allah, namun demikian Allah SWT,
senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Di antaranya
dengan memenangkan Islam atas agama lainnya atau dengan menurunkan para Rasul
dan Nabi untuk kembali meluruskan penyimpangan dan kejahiliyahan umat. Nabi
Muhammad SAW sebagai nabi akhir melengkapi risalah nabi-nabi sebelumnya
dan dijadikan sebagai rujukan utama bagi umat Islam.

Mukammilur Risalah (Penyempurna Risalah)


Selain membenarkan para rasul dan nabi sebelumnya yang membawa risalah
Islam, kehadiran Nabi Muhammad SAW juga diperuntukkan guna
menyempurnakan risalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung
diperuntukkan bagi suatu kaum tertentu saja dan untuk saat tertentu. Berbeda
dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk semua manusia dan berlaku
hingga kiamat.

Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semesta)


Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (Al-Anbiya: 107).
Kehadiran Nabi Muhammad SAW di bumi ini adalah sebagai rahmat bagi
seluruh alam yang tidak saja manusia, tetapi juga hewan, tumbuhan dan makhluk
ciptaan yang lainya. Manusia, dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW
mendapatkan rahmat dan kebaikan. Begitu juga manusia kafir dan jahiliyah,
mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam. Dengan demikian Islam dan Nabi
Muhammad tidak hanya untuk umat Islam, tetapi kebaikannya juga dirasakan oleh
umat manusia lainnya. Islam membawa agama fitrah yang sesuai dengan
penciptaan manusia. Jadi, ketika Islam disampaikan maka akan dirasakan oleh
manusia. Alam, hewan dan tumbuhan pun dilindungi serta dipelihara dengan
kedatangan Islam. Umat Islam sebagai khalifah dimuka bumi melaksanakan
pemeliharaan dan penjagaan alam. Dengan demikian kestabilan terwujud dan
alam beserta isinya menjadi damai.

Risalatul Islam
Risalah Nabi Muhammad SAW adalah risalah Islam, yang dibawanya adalah
sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian dan sifat-sifat
nabi yang mulia. Inti dari risalah Nabi Muhammad SAW adalah huda (petunjuk)
dan dienul haq (agama yang benar). Risalah membawa huda karena Islam itu
sendiri sebagai panduan bagi manusia. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang hak (benar) dan agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. (Al-Fath: 28)

Ad-Dakwah
Rasul menggunakan Islam sebagai petunjuk dan juga Allah menangkan Islam
sebagai dienul haq atas agama-agama lainnya. Usaha ini tidak akan tercapai
apabila tidak dilaksanakan dakwah. Rasul dalam menjalankan dakwahnya
mempunyai peranan sebagai saksi atas umatnya, memberi penyampaian nilai-nilai
Islam yang bersifat kabar gembira ataupun kabar peringatan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai