Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Iman
Kepada Rasul” tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan laporan ini berkat bantuan dan tuntutan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai situs web, untuk itu dalam
kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
Bapak Irpan, S.Ag. dan semua website yang membantu proes pembuatan laporan ini.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca. Saya
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna baik bentuk penyusunan maupun
materinya, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya.
Kami mengucapkan terimakasih.

Cileungsi, Mei 2018

Alyssa Westphalen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah adalah zat Maha Pencipta semua mahkluk, baik yang tampak maupup yang
gaib. Di antara mahkluk yang tampak dan yang paling baik bentuk susunan tubuhnya
adalah manusia. Adapun manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam a.s.
Sebagai manusia Nabi Adam diciptakan Allah tanpa Ayah dan Ibu. Kemudian Allah
menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam a.s. sebagai istrinya. Dari keduanya
Allah menurunkan manusia yang lama kelamaan manusia itu menjadi banyak dan
bertebaran di muka bumi, hingga akhirnya terciptalah berbagai macam bangsa. Allah
mengutus Nabi dan Rasul untuk setiap bangsa atau umat manusia.
Rasul adalah manusia pilihan Allah yang diberi wahyu oleh Allah dan diwajibkan
menyampaikan wahyu tersebut kepada Umatnya. Sedangkan pengertian Nabi adalah
manusia pilihan Allah yang diberi wahyu dan tidak diwajibkan menyampaikan kepada
umatnya. Setiap Rasul adalah Nabi, tetapi tidaklah semua Nabi itu adalah Rasul. Allah
mengutus sepanjang masa mulai Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad SAW
merupakan benang merah risalah yang tidak pernah terpus.
Adapun pengertian beriman kepada Rasul ialah percaya Allah telah memilih
diantara anak dan cucu Nabi Adam a.s. diutus untuk membimbing umatnya kejalan yang
benar agar mereka hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Sebagai mana yang kita telah ketahui bersama bahwa kita tidak akan lepas
dengan aturan – aturan yang terkait dengan hidup dan kehidupan kita sebagai umat Islam,
kita berkewajiban untuk mematuhi segala ajaran-Nya.
Untuk menjadi numat islam yang baik maka kita harus beriman kepada Allah
SWT. dan Rasul-Nya. Di kesempatan ini saya akan membahas tentang iman kepada
Rasul Allah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasul
Rasul dalam ajaran islam (bahasa Arab: ‫ول‬66‫ رس‬Rasūl; Plural ‫ رسل‬Rusul) adalah
seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari’at dan ia diperintahkan untuk
wajib mengamalkannya dan menyampaikan kepada umat-Nya. Setiap rasul pasti seorang nabi,
namun tidak setiap nabi itu seorang rasul, dengan demikian, jumlah nabi jauh lebih banyak
dibanding jumlah rasul.
Menurut syariat Islam jumlah rasul ada 312, sesuai dengan hadist yang telah disebutkan
oleh Muhammad, yang diriwayatkan oleh At-Turmudzi.
Menurut Al-Qur’an Allah telah mengirimkan banyak nabi kepada umat manusia. Seorang
rasul memiliki tingkatan lebih tinggi karena menjadi pimpinan ummat, sementara nabi tidak harus
menjadi pimpinan. Di antara rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah Nuh, Ibrahim, Musa,
Isa dan Muhammad. Mereka dikatakan memiliki tingkatan tertinggi di kalangan rasul. Rasul yang
terbanyak diutus oleh Allah adalah kepada Bani Israel, berawal dari Musa, berakhir pada Isa, dan
di antara keduanya terdapat seribu nabi.

B. Makna Beriman Kepada Rasul


Makna beriman kepada Rasul yaitu meyakini dengan pasti bahwa Allah telah
mengutus Rasul-Nya kepada setiap umat, yang bertujuan untuk mengajak mereka agar
hanya beribadah kepada-Nya. Serta meyakini bahwa para rasul itu benar dan
membenarkan, mereka itu adalah orang orang bertakwa dan bias dipercaya.
Mereka adalah para penyampai petunjuk menuju hidayah Allah. Mereka telah
menyampaikan risalah Allh kepada umat-Nya. Mereka tidak menutupi risalah-Nya dan
tidak juga mengubahnya. Mereka juga tidak menambah – nambahkan risalah Allah dari
diri mereka sendiri dan juga tidak menguranginya. Allah berfirman, “Maka tidak ada
kewajiban atas para Rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”
(An-Nahl: 35).

C. Tanda – Tanda Beriman Kepada Rasul


Diantara tanda – tanda orang beriman kepada rasul-rasul Allah adalah sebagai
berikut:
1. Teguh Keimanannya Kepada Allah SWT
Ketaatan kepada rasul adalah bukti keimanan kepada Allah swt. Banyak ayat-ayat
Al-Qur’an yang menyuruh kita untuk taat kepada Allah swt, disertai ketaatan pada
para rasul-Nya, antara lain dalam surah An Nisa: 59, Ali Imran: 32, Muhammad: 33.

2. Meyakini Kebenaran Yang Dibawa Para Rasul


Kebenaran yang dibawa rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-
Qur’an maupun hadis-hadisnya. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu
Allah, jika terlebih dahulu ia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu.
Mustahil ada orang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang
lain, apabila ia tidak yakin pada si pembawa.
Allah menjelaskan dalam surah Al-Baqarah: 285 yang artinya sebagai berikut :
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman jepada Allah, malikat-
malaikat-NYA, kitab-kitab-NYA, dan rasul-rasul-NYA.” (QS Al-Baqarah:285).

3. Tidak Membeda-Bedakan Antara Rasul Yang Satu Dengan Yang Lain


Seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus
oleh Allah swt, seperti yang telah digambarkan Allah swt dalam surah Al-Baqarah:
285
“…kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun(dengan yang lain) dari rasul-
rasul-NYA.”Dan mereka mengatakan:”kami dengar dan kami taat.”(Mereka
berdo’a):”Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulahtempat kami
kembali.”(QS.Al-aqarah:285).

4. Menjadikan Para Rasul Sebagai Uswatun Hasanah


Sebelum menerima wahyu dari Allah swt rasul adalah orang-orang yang
terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku bagi
orang-orang di lingkungannya. Setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak
diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari Allah swt.
Dalam surah Al-Ahzab: 21 Allah swt menegaskan “sungguh pada diri Rasulullah
terdapat suri yauladan yang baik bagi kamu.”(QS. Al-Ahzab:21)

5. Meyakini Rasul-Rasul Allah SWT Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta


Setiap rasul yang diutus Allah swt. Pasti membawa rahmat bagi umatnya. Artinya
kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih sayang (rahmat)
Allah terhadap manusia.
Di dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa : ”Dan tidaklah Kami mengutus kamu
(Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.”(QS.Al-
Anbiya:107)

6. Meyakini Nabi Muhammad saw SeBagai Nabi dan Rasul Terakhir


Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah swt ke
muka bumi ini, didasarkan kepada dalil-dalil naqli sbg berikut :
a. QS. Al-Ahzab: 40 yang artinya: ”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup para
nabi. Dan adalah Allah mengetahui terhadap segala sesuatu.(QS. Al-Ahzab:40).
Dalam ayat ini Allah menyatakan secara jelas bahwa Muhammad adalah
khatamannabiyin (penutup para nabi).
b. Dalam hadis Mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari
Anas bin Malik sbg berikut: “Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis.
Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku”.(HR.Ahmad bin Hambal)
c. Dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari, Ahmad Ibnu Hibban dari Abi
Hurairah sbg berikut: “Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi
sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rumah;
diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali
tempat (yang dipersiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-
orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya :”Mengapa
engkau belum memasang batu bata itu?” Nabipun berkata :” Sayalah batu bata
(terakhir) sebagai penyempurna itu, dan sayalah penutup para nabi.” (HR.
Bukhari)
d. Dalam hadis Shahih Bukhari Muslim dari Abi Hurairah r.a. dinyatakan sbg
berikut : “Tidak akan terjadi kiamat kecuali akan keluar (muncul) tukang-tukang
bohong (para penipu) kira-kira 30 orang. Semuanya mengaku dirinya sebagai
rasul Allah.”(HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah).
e. Al-Maidah ayat 3 yang artinya : “Pada hari ini Ku sempurnakan untuk kamu
agama kamu , dan telah Ku cukupkan nikmatKu, dan telah Ku ridhai Islam
menjadi agama buat kamu.”
Ayat diatas adalah wahyu Allah swt. yang terakhir diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. Dalam wahyu-NYA telah sempurna. Artinya tidak perlu lagi ada
tambahan atau pengurangan yang menggambarkan ketidaksempurnaannya.

7. Mencintai Nabi Muhammad saw.


Renungkan firman Allah swt dalam QS. At-Taubah:24 yang artinya sbg berikut :
“Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan kaum
keluarga kalian ; juga harta kekayaan yang kalian khawatirkan keruginnya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebihg kalian cintai daripada
Allah dan rasulNYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-
NYA.”Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang fasiq.”(QS.At-
Taubah:24
D. Hikmah dan Manfaat Beriman Kepada Rasul
Hikmah beriman kepada rasul Allah SWT dalam kehidupan antara lain sebagai
berikut :
1. Beriman kepada Allah SWT dengan mengetahui bahwa rasul itu benar – benar
manusia pilihan-Nya.
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para Rasul.
3. Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.
4. Mempercayai tugas – tugas yang dibawahnya untuk disampaikan kepada umatnya.
5. Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam
menyampaikan agama Allah SWT kepada umatnya.
6. Akan selamat di dunia dan akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul.
7. Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.

E. Keterkaitan Antara Beriman Kepada Rasul dan Sikap Saling Tolong


Menolong
Kisah Rasulullah S.A.W menolong wanita tua:
Pada suatu hari, ketika Rasulullah s.a.w sedang berjalan di Kota Mekah, baginda
terlihat seorang wanita tua menunggu seseorang untuk membantunya membawakan
barang. Tatkala Rasulullah lalu di depannya, wanita tua itu memanggil, "Ya Akhal Arab!
Tolong bawakan barang ini. Kamu akan ku bayar nanti ! "
Rasulullah s.a.w sebenarnya sengaja berbuat demikian kerana baginda memang
berniat untuk menolongnya. Rasulullah s.a.w pun mengangkat barang-barang itu dan
berkata, "Aku akan mengangkat barangmu tanpa bayaran"
Wanita tua itu amat senang mendengar kata-kata tersebut kerana selama ini amat
jarang orang yang membantunya tanpa meminta upah. Biasanya, walaupun tidak
meminta, tetapi jika wanita itu memberi bayaran, orang itu akan senang hati akan
menerimanya. Dia memandang wajah Muhammad yang bersih dan teduh. Wanita tua itu,
yakin anak muda yang menolongnya itu adalah seorang yang peribadi luhur dan jujur.
Di tengah perjalanan, wanita itu memberitahu. "Khabarnya di Kota Mekah ini ada
seorang lelaki yang mengaku dirinya nabi, namanya Muhammad. Hati-hatilah dengan
orang itu, jangan sampai engkau terpedaya dengannya !"
Wanita tua itu sama sekali tidak mengetahui pemuda yang menolongnya, yang
kini ada bersamanya, adalah Muhammad. lantas Nabi pun memperkenalkan dirinya,
"Aku ini Muhammad.."
Wanita tua terperanjat. Dia tidak menyangka sama sekali pemuda yang
menolongnya itu adalah orang yang sangat dibencinya. Maka pada saat itu juga wanita
tersebut terus mengucapkan syahadah. Ucapnya "Aku bersaksi bahawa tiada tuhan selain
Allah, dan engkau adalah Rasulullah, dan sesungguhnya engkau memiliki akhlak yang
luhur !"
Di antara ajaran Islam yang amat mulia adalah saling menolong antara sesama.
Saling menolong terdiri dari dua hal; yang dianjurkan dan yang terlarang. Keduanya
harus dilakukan seiring sejalan agar sempurnalah makna saling menolong itu. Sedangkan
tolong – menolong yang terlarang adalah bahu – membahu dalam perbuatan dosa dan
pelanggaran. Allah Ta’ala berfirman, “Dan tolong-menolonglah dalam kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Qs. al-
Maidah [5]: 2).
Bisa disimpukan bahwa salah satu sifat Rasul yaitu orang yang punya keteguhan
hati pada bahu – membahu sesama.
BAB III
PENUTUP
Meskipun dalam penyusunan karya tulis ini mengalami banyak hambatan dan rintanagn
namun berkat bantuan serta dorongan dari guru agama tecinta Bapak Irpan, S.Ag. akhirnya saya
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan tuntas. Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mohon maaf bila masih banyak kesalahan dalam
penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya.

Saya harap karya tulis ini dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/348495537/Makalah-Iman-Kepada-Rasul-Allah-SWT

http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2034765-fungsi-rasul/#ixzz28OiDUNpv

http://ml.scribd.com/doc/35607145/Iman-Kepada-Rasul-Rasul-Allah-SWT

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/pengertian-iman-kepada-rasul-rasul.html

https://web.facebook.com/KamiSayangRasulullah/posts/534285879943592?_rdc=1&_rdr

http://kisahikmah.com/ketika-rasulullah-menolong-orang-zalim/

https://andiweb3.wordpress.com/2012/03/15/tanda-tanda-beriman-kepada-rasul-allah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Rasul

http://imuslimguide.com/id/faith13

http://www.aljiddiyah.com/2017/05/iman-kepada-rasul-allah-swt.html?m=1

http://www.eduspensa.com/2015/09/pengertian-dan-fungsi-iman-kepada-rasul-allah.html
http://pendidikan-agama-islam-sma.blogspot.co.id/2015/11/iman-kepada-rasul-rasul-allah.html

Anda mungkin juga menyukai