Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cornelia Augustin Mutiara Wahi

NIM : 33118047
Kelas/ Semester : A/ 4
Prodi : Akuntansi
Tugas : Pengantar Akuntansi 2

BAB IV
AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR

A. KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka
waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan (tergantung mana yang
lebih panjang), dan (2) dengan menggunakan aset lancaryang ada atau hasil dari
pembentukan kewajiban lancar yang lain. Kewajiban lancar meliputi utang wesel,
utang dagang, pendapatan diterima dimuka, dan beban-beban yang masih harus
dibayar seperti utang gaji, utang pajak, dan utang bunga.

B. JENIS-JENIS KEWAJIBAN LANCAR


1. Utang Wesel
Utang wesel biasanya mengharuskan pihak yang berutang untuk membayar
bunga, dan utang semacam ini biasanya diambil untuk memenuhi kebutuhan
dana jangka pendek. Wesel bisa dibuat dengan jangka waktu yang berbeda-
beda. Apabila jangka waktu wesel kurang dari satu tahun, maka wesel tersebut
digolongkan sebagai kewajiban lancar atau kewajiban pendek. Wesel bisa
berbunga atau tidak berbunga.
2. Utang Pajak
Pajak ini disebut Pajak Pertambahan Nila (PPN) atau pajak penjualan. Tarif
pajak ditetapkan atas dasar presentase tertentu dari harga jual. Pihak penjual
(pabrikan) memungut pajak tersebut dari pembeli pada saat penjualan terjadi,
dan secara periodik (biasanya secara bulanan) menyetorkannya ke kas negara.
3. Pendapatan Diterima Dimuka
Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran dimuka atas barang atau jasa
yang penyerahannya akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
4. Bagian Dari Utang Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Pada Tahun Depan

0
Perusahaan kadang-kadang mempunyai kewajiban jangka panjang yang
sebagian diantaranya akan jatuh tempo (harus dibayar) dalam waktu tidak lebih
dari setahun sejak tanggal neraca.
5. Pelaporan Kewajiban Lancar Dalam Neraca
Kewajiban lancar adalah kelompok kewajiban yang harus dilaporkan paling atas
dalam neraca.

C. AKUNTANSI PENGGAJIAN
Akuntansi penggajian tidak semata-mata menyangkut soal pembayaran gaji atau
upah kepada para karyawan. Perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk
menyelenggarakan administrasi penggajian untuk setiap karyawan, termasuk juga
data pajak penghasilan setiap karyawan.
 Gaji dan Upah
Istilah “Gaji” sebenarnya meliputi semua gaji dan upah yang dibayarkan
perusahaan kepada para karyawannya. Dalam istilah gaji, tidak termasuk
uang jasa atau honorarium yang diharapkan kepada pihak luar yang
memberikan jasanya kepada perusahaan.

D. PENGENDALIAN INTEREN ATAS PENGGAJIAN


Apabila diterapkan pada penggajian, maka tujuan pengendalian interen adalah
(1) untuk mengamankan kekayaan perusahaan dari pembayaran gaji yang tidak sah,
(2) untuk menjamin ketelitian dan dapat dipercayanya catatan akuntansi tentang
penggajian.
1. Pengangkatan Pegawai
2. Pencatatan Waktu Kerja
3. Pembuatan Daftar Gaji
4. Pembayaran Gaji

E. PENGHASILAN KOTOR KARYAWAN


Penghasilan kotor terdiri atas tiga sumber, yaitu upah, gaji dan bonus.
1. Gaji Dan Upah
Total upah seorang pegawai dihitung dengan mengalihkan tarif upah per jam
dengan jumlah jam kerja pegawai yang bersangkutan.
2. Bonus

1
Perusahaan kadang memiliki perjanjian pemberian bonus dengan
karyawannya. Mereka yang mendapat bonus umumnya adalah personil-
personil kunci dalam perusahaan.

F. POTONGAN ATAS PENGHASILAN KARYAWAN


1. Potongan Wajib
Adalah potongan yang harus dilakukan oleh perusahaan atas penghasilan
kotor para karyawannya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah.
a) Pajak penghasilan karyawan (PPH)
Berdasrkan UU No 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan ( UU. PPH
1984), perusahaan wajib melakukan potongan pajak atas penghasilan
para karyawannya yang memenuhi ketentuan sebagaimana diatur
dalam UU tersebut. Pajak penghasilan bagi karyawan yang bekerja
pada suatu perusahaan menurut UU PPH 1984 tergolong dalam pajak
penghasilan pasal 21.
b) Iuran program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK)
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 33 tahun 1997, besarnya iuran
dan penanggung iuran adalah sebagai berikut:
 Iuran asuransi kecelakaan kerja
Iuran asuransi kecelakaan kerja ditanggung oleh perusahaan.
Besarnya iuran untuk pembebanan program asuransi kecelakaan
kerja dibagi dalam 10 kelas, dengan iuran terendah 2,4 permil, dan
iuran tertinggi 36 permil.
 Iuran tabungan hari tua
Iuran untuk program tabungan hari tua ditanggung oleh
perusahaan. Besarnya iuran untuk tabungan hari tua (pasal 9 ayat 2
peraturan pemerintah No. 33 tahun 1977) ialah:
1. Dari perusahaan 1,5% dari upah, dan
2. Dari tenaga kera 1% dari upah.
 Iuran asuransi kematian
Iuran untuk pembebanan program asuransi kematian ditanggung
perusahaan. Besarnya iuran untuk program asuransi kematian
ditetapkan sebesar 0,5% dari upah.
2. Potongan Sukarela
Penghasilan kotor karyawan bisa dipotong untuk tujuan-tujuan tertentu atas
permintaan atau persetujuan karyawan.
3. Penghasilan Bersih Karyawan
Penghasilan bersih karyawan dihitung dengan mengurangkan potongan-
potongan (baik wajib maupun sukarela) atas penghasilan kotornya.
4. Catatan-catatan di Bagian Penggajian

2
Perusahaan perlu memiliki catatn kumulatif mengenai penghasilan karyawan
yang meliputi penghasilan kotor, potongan-potongan, dan penghasilan
bersih selama satu tahun yang disebut catatan penghasilan karyawan.
5. Pencatatan Gaji dan Upah
6. Pembayaran Kepada Karyawan
7. Beban Tenaga Kerja Yang di Tanggung Perusahaan
Perusahaan kadang-kadang melakukan pengeluaran untuk kepentingan
karyawan yang ditanggung sebagai beban perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai