MODUL 4
ADMINISTRASI PAJAK
KB 4 Pajak Penghasilan Bruto Tertentu (PP 23 2018), PBB, dan BPHTB
Nama Penulis:
Ponty SP Hutama, S.E., M.Si., Ak., CA.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Peserta memahami PP 23 2018, PBB dan BPHTB sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang meliputi subjek pajak,
objek pajak, tarif pajak, penghitungan pajak, dan pelaporan pajak dan dapat
memahami ketentuan PP 23 2018, PBB dan BPHTB, serta dapat menghitung
PP 23 2018, PBB dan BPHTB, dan juga mengisi SPT dengan benar.
3. Pokok-Pokok Mater
Pada KB 4 ini, pokok-pokok materi yang akan dipelajari adalah:
a. Dasar-dasar PPh Bruto tertentu:
1) Tarif PPh final 0,5% bersifat opsional
2) Tarif PPh final 0,5% menurut PP 23 2018
3) Pengenaan tarif berbatas waktu
4) WP yang Dikenai PPh Final Berpenghasilan di Bawah Rp 4,8 M
5) Siapa yang Dapat Memanfaatkan PPh Final 0,5%?
6) Jika Ingin Mengikuti Tarif Skema Normal, Wajib Pajak Perlu
Mengajukan Diri
b. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
1) Dasar hukum PBB
2) Objek pajak PBB
3) Dikecualikan dari objek pajak PBB
4) Subjek pajak PBB
5) Menghitung PBB
6) Tarif PBB
7) Tahun, saat, dan tempat yang menentukan pajak terutang
8) Pendaftaran, Penetapan, dan Penagihan
9) Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran
10) Keberatan dan Banding
11) Pengenaan PBB dalam hal-hal tertentu
c. Bea atas Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
1) Dasar hukum BPHTB
2) Subjek pajak BPHTB
3) Objek pajak BPHTB
4) Dikecualikan dari Pengenaan BPHTB
5) Menghitung BPHTB
6) Contoh Penghitungan BPHTB
7) Saat dan Tempat Terutang BPHTB
8) Prosedur Pemungutan BPHTB
4. Uraian Materi
a. Dasar-Dasar Pajak Penghasilan Bruto Tertentu (PP 23 2018)
Pada bulan Oktober 2021 lalu, Pemerintah telah mengesahkan
undang-undang baru terkait perpajakan yaitu Undang-Undang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Salah satu kebijakan
Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan tersebut
menyebutkan adanya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi UMKM. Kebijakan ini berlaku per tahun pajak
2022, PTKP ini tidak hanya untuk wajib pajak Orang Pribadi saja, tapi
Wajib Pajak Orang Pribadi UMKM juga ada PTKP-nya yaitu sebesar Rp
500 juta dalam satu tahun. Artinya, penghasilan UMKM Orang Pribadi
dengan penghasilan kurang dari atau sama dengan Rp500 juta setahun
tidak perlu membayar PPh final sebesar 0,5%.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2018, penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
dalam negeri yang memiliki peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dalam jangka waktu tertentu.
Penghasilan bruto tertentu yaitu penghasilan dengan peredaran bruto
tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam satu tahun pajak.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008, ketentuan
tersebut tidak menjelaskan adanya batasan PTKP bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi UMKM. Sehingga, peredaran bruto yang diperoleh WP
OP UMKM akan dikenakan tarif PPh Final UMKM sebesar 0,5% setiap
bulannya dengan jangka waktu paling lama 7 tahun karena tarif tersebut
tidak dapat digunakan selamanya.
1) Cara Menghitung PPh Final UMKM Setelah Berlakunya UU
HPP
Contoh 2:
Wajib Pajak Ananda membeli tanah dan bangunan dengan harga
transaksi sebesar Rp90.000.000. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
tanah dan bangunan yang digunakan sebagai dasar pengenaan PBB
sebesar Rp105.000.000. Sehingga yang dipakai sebagai dasar
pengenaan BPHTB atau NPOP adalah Rp105.000.000 dan bukan
Rp90.000.000.
5. Forum Diskusi
Materi bahan diskusi untuk KB4 ini adalah sebagai berikut:
a. Forum Diskusi KB 4.1
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak penghasilan yang dasar pengenaan
pajaknya dari penghasilan neto atau bruto? Jelaskan jawaban Saudara/i.
b. Forum Diskusi KB 4.2
Mengapa pemerintah mengeluarkan PP 23 2018 dan tidak menggunakan
UU PPh saja untuk menghitung dan memperhitungkan PPh terutang?
Apakah bisa PP 23 2018 dan UU PPh tumpang tindih? Jelaskan jawaban
Saudara/i.
C. Penutup
1. Rangkuman
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan atau
bangunan. Objek dari Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/atau
bangunan. Subjek dari Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang pribadi/badan
yang secara nyata mempunyai suatu hak. Hal yang menjadi dasar pengenaan
PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan 3(tiga) tahun
sekali oleh Menteri Keuangan. Sedangkan dasar perhitungan PBB adalah
Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah yang
saat ini besarnya 20% dan 40% dari NJOP.
Objek BPHTB meliputi dua hal yaitu karena pemindahan hak dan pemberian
hak baru. Untuk pemindahan hak mencakup 13 jenis sedangkan pemberian
hak baru mencakup 2 jenis. Selain itu terdapat beberapa objek yang tidak
dikenakan BPHTB. Subjek Pajak BPHTB menjadi Wajib pajak apabila
dikenakan kewajiban membayar BPHTB. Tarif yang ditentukan untuk
BPHTB adalah tarif tunggal, sedangkan untuk menentukan besarnya
kewajiban BPHTB yang menjadi beban dari Wajib pajak perlu adanya dasar
pengenaan dari BPHTB tersebut. Pada umumnya dasar pengenaan dari
BPHTB adalah nilai pasar dari objek yang bersangkutan kecuali dalam hal
perolehan hak hasil dari pelaksanaan lelang harta tetap. Disamping itu
terdapat suatu nilai batas tidak kena pajak yang ditujukan untuk meringankan
beban dari Wajib pajak yang kurang mampu.
Pengenaan BPHTB karena waris dan hibah wasiat serta hak pengelolaan
diatur dengan Peraturan Pemerintah masing-masing Nomor 111/2000 dan
Nomor 112/2000 tanggal 1 Desember 2000. Pajak terutang harus dilunasi
pada saat terjadinya perolehan hak yaitu saat ditandatanganinya akta atau
risalah lelang atau penerbitan hak baru sedangkan tempat terutangnya pajak
adalah di wilayah Kabupaten/Kota atau Propinsi yang meliputi letak tanah
dan atau bangunan. Keterlambatan pembayaran BPHTB oleh Wajib pajak
berakibat terbitnya sanksi atas pembayaran berupa bunga sebesar 2% per
bulan maksimum 24 bulan, sedangkan apabila ditemukan data baru (novum)
yang mengakibatkan pajak terutang masih kurang dibayar akan terbit sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari kekurangan bayar tersebut.
2. Tes Formatif KB 4
1. Pajak atas Peredaran Bruto Tertentu yang diatur melalui PP 23 2018
adalah untuk Wajib pajak dengan peredaran bruto:
A. Lebih dari Rp4,8 Milyar per tahun
B. Kurang dari Rp4,8 Milyar per tahun
C. Kurang dari Rp4,8 Milyar per bulan
D. Lebih dari 4,8 Milyar per bulan
E. Lebih dari Rp400 Juta per bulan
2. Tarif pajak PP 23 2018 adalah:
A. 1% dari peredaran bruto
B. 0,5% dari peredaran bruto
C. 1% dari laba komersial
D. 0,5% dari laba fiskal
E. 1% dari laba neto
3. Batas waktu pembayaran pajak PP 23 2018 jika disetor sendiri oleh
Wajib pajak adalah:
A. Tanggal 5 bulan berikutnya
B. Tanggal 10 bulan berikutnya
C. Tanggal 15 bulan berikutnya
D. Tanggal 20 bulan berikutnya
E. Setiap 31 Maret
4. Batas waktu pembayaran pajak PP 23 2018 jika disetor oleh
pemotong/pemungut adalah:
A. Tanggal 5 bulan berikutnya
B. Tanggal 10 bulan berikutnya
C. Tanggal 15 bulan berikutnya
D. Tanggal 20 bulan berikutnya
E. Setiap 31 Maret
5. Tarif PBB adalah:
A. Tarif tetap/tunggal
B. Tarif objektif
C. 5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)
D. 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)
E. Tarif progresif
6. PP 23 2018 berbatas waktu atau mempunyai grace period. Batasan
waktu untuk Wajib pajak orang pribadi dalam memanfaatkan PP 23
2018 ini adalah:
A. 3 tahun
B. 4 tahun
C. 5 tahun
D. 6 tahun
E. 7 tahun
7. Dasar penagihan PBB adalah:
A. SPPT/SKP
B. SPPT/SKP/STP
C. SPOP/SPPT
D. SPOP/SPPT/SKP
E. SPOP/SPPT/SPT
8. SPPT harus dilunasi/dibayar:
A. dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkannya SPPT oleh
KPPBB
B. dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterimanya SPPT oleh WP
C. dalam jangka waktu 6 bulan sejak dikirimkan oleh KPPBB melalui
Kantor Pos
D. dalam jangka waktu 60 hari sejak diterima oleh WP
E. dalam jangka waktu 120 hari sejak diterima oleh WP
9. Surat Tagihan Pajak (STP) harus dilunasi dalam jangka waktu ......
terhitung mulai tanggal diterima oleh Wajib pajak:
A. 2 x 24 jam
B. 7 (tujuh) hari
C. 6 (enam) bulan
D. 1 (satu) bulan
E. 30 hari
10. Dalam hal suatu objek pajak belum jelas diketahui Wajib pajaknya ........
dapat menetapkan subjek pajak atas objek pajak tersebut menjadi Wajib
pajak.
A. Menteri Keuangan
B. Direktur Jenderal Pajak
C. Kakanwil Ditjen Pajak
D. Kepala KPPBB a/n Menteri
E. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
11. Perubahan UU No.21 Tahun 1997 menjadi UU No:20 Tahun 2000
tentang BPHTB diharapkan dapat mencapai sasaran:
A. Meningkatkan penerimaan pajak sebesar-besarnya
B. Memberikan kepastian hukum
C. Memberikan rasa keadilan
D. Memberikan rasa keadilan, kepastian hukum dan memperluas
cakupan objek pajak
E. Meningkatkan kepatuhan pajak
12. Badan atau Organisasi Internasional yang tidak dikenakan BPHTB
sebagaimana diatur dalam Kep. Men.Keu. RI No:630/KMK.04/1997
antara lain adalah seperti dibawah ini, kecuali:
A. Badan-Badan Internasional dari PBB
B. Colombo Plan
C. Pakta Pertahanan Australia, New Zealand dan Amerika Serikat
D. Kerjasama Bilateral
E. Kerjasama Multilateral
13. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah pajak:
A. yang dikenakan atas nilai tanah dan atau bangunan
B. atas harga jual yang ditetapkan oleh Kakanwil DJP
C. yang dikenakan pada kepemilikan tanah dan atau bangunan
D. yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
E. atas harga beli yang ditetapkan oleh Kakanwil DJP
14. Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT) adalah
jumlah kewajiban yang harus dibayar berupa:
A. Pajak yang kurang dibayar ditambah denda administrasi
B. Pajak yang kurang dibayar ditambah bunga sebesar 2% per bulan
maksimal 24 bulan
C. Pajak yang kurang dibayar ditambah sanksi administrasi sebesar
100% dari pajak yang kurang dibayar
D. Pajak yang kurang dibayar ditambah sanksi administrasi berupa
kenaikan 100% dari jumlah kekurangan pajak
E. Pajak yang kurang dibayar dikurangi denda administrasi
15. Apabila NPOP lebih rendah dari NJOP, maka dasar pengenaan BPHTB
adalah NJOP. Bila NJOP belum ditetapkan maka yang digunakan adalah:
A. NJOP tahun yang lalu
B. Nilai Pasar tahun yang lalu
C. Harga transaksi tahun yang lalu
D. NJOP yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
E. NJOP dua tahun sebelumnya
3. Tugas Akhir
Tugas Akhir 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini
(1) Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang sistem pemungutan pajak yang
berlaku di Indonesia!
(2) Jelaskan perbedaan subjek pajak dan objek pajak!
(3) Jelaskan konsep Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak!
Tugas Akhir 2
Apabila dalam pembuatan kontrak atau perjanjian tertulis jual-
beli/penyerahan BKP/JKP bahwa dalam nilai kontrak sebesar Rp130.000.000
secara tegas dinyatakan sudah termasuk PPN (sebesar 10%) dan PPN BM
(sebesar 20%).
(1) Hitunglah PPN dan PPN BM dari penyerahan BKP/JKP tersebut.
(2) Jika dalam kontrak atau perjanjian jual-beli tidak dinyatakan dengan
tegas bahwa PPN dan PPN BM termasuk dalam nilai kontrak, hitunglah
PPN dan PPN BM dari penyerahan BKP/JKP tersebut.
Tugas Akhir 3
PT A melakukan penyerahan BKP sebesar Rp100.000.000 sudah termasuk
PPN. Berapakah PPN terutang dari penyerahan BKP tersebut?
Tugas Akhir 4
Jika atas penyerahan BKP sebesar Rp100.000.000 tersebut terutang juga
PPN BM dan tarif PPN BM adalah 20%, maka berapakah PPN dan PPN BM
penyerahan BKP/JKP yang terutang?
Tugas Akhir 5
PKP B pada masa Oktober 2017 memiliki pajak keluaran Rp60.000.000 dan
pajak masukan Rp80.000.000. Masa November 2017 memiliki pajak
keluaran Rp50.000.000 dan pajak masukan Rp40.000.000. Masa Desember
2017 memiliki pajak keluaran Rp30.000.000 dan pajak masukan
Rp30.000.000.
(1) Berapakah PPN lebih bayar Masa Oktober 2017?
(2) Berapakah PPN lebih bayar Masa November 2017?
(3) Berapakah PPN lebih bayar masa Desember 2017?
Sejumlah berapakah dapat diajukan pengembalian PPN lebih bayar Masa
Desember 2017?
Tugas Akhir 6
1) Yuliawan pegawai pada PT. Yasa Buana, menikah dengan memiliki 1
anak, memperoleh gaji Rp8.000.000 sebulan, tunjangan-tunjangan
Rp4.000.000 sebulan. PT. Yasa Buana mengikuti program Jamsostek
yaitu premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 2% dan 3%
dari gaji. PT. Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap
bulan sebesar 3% dari gaji, sedangkan Yuliawan membayar iuran
Jaminan Hari Tua 2% dari gaji setiap bulan. Disamping itu, PT. Yasa
Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT. Yasa
Buana membayar iuran pensiun untuk Yuliawan ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan
Rp150.000, sedangkan Yuliawan membayar iuran pensiun Rp100.000
sebulan. NPWP: 04.234.845.543.000. Hitung PPh Pasal 21 sebulan!
2) Bagus status menikah dengan 2 anak bekerja pada perusahaan
elektronika dengan upah satuan. Pada Agustus 2020, Bagus bekerja
selama 25 hari dan mengerjakan 60 unit barang dengan upah per unit
Rp250.000. Hitung PPh Pasal 21! NPWP Bagus: 06.234.743.278.000.
3) PT. Sejahtera Abadi menggunakan API dalam melakukan impor barang.
Pada Januari 2020 melakukan impor kedelai dari Amerika Serikat
dengan harga faktur USD30.000. Biaya asuransi dan biaya angkut
pengapalan barang dari Amerika Serikat ke dalam daerah pabean
(Indonesia) masing-masing sebesar 0,5% dan 15% dari harga faktur.
Biaya tersebut dibayar oleh PT. Sejahtera Abadi. Tarif bea masuk 10%
dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu
USD1 = Rp14.500. Hitung PPh Pasal 22 yang harus dibayar PT.
Sejahtera Abadi!
4) 22 Oktober 2020, membayar sewa kendaraan untuk mendistribusikan
hasil produksi ke beberapa kota. Sewa dibayar kepada Andika sebesar
Rp6.000.000 yang beralamat di Jl. Adisucipto No. 207 Yogyakarta.
NPWP: 01.111.354.1.543.000.
Tugas Akhir 7
Pada tahun 2017, PT Mandala, bergerak di bidang perdagangan, memperoleh
penghasilan yang dapat dilihat di Laporan Laba Rugi sebagai berikut:
Informasi berkaitan dengan Laporan Laba Rugi:
1. Dalam penjualan, tidak memasukkan penjualan kepada karyawan sebesar
Rp30.000.250 yang pembayarannya melalui pemotongan gaji setiap bulan.
2. Dalam biaya gaji, upah, bonus, dan tunjangan lain ada pengeluaran untuk
pembelian beras yang dibagikan kepada karyawan senilai Rp35.950.000.
3. Dalam biaya perjalanan dinas terdapat bukti-bukti pendukung atas nama
keluarga pemegang saham sebesar Rp3.255.700.
4. Dalam biaya promosi, terdapat sumbangan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan utama perusahaan sebesar Rp47.123.000.
5. Pajak sebesar Rp115.000.000 merupakan angsuran PPh bulanan selama tahun
2017 (angsuran PPh Pasal 25).
6. Pengeluaran berupa biaya representasi tidak didukung dengan bukti
pengeluaran dari pihak eksternal.
7. Biaya royalti sebesar Rp250.985.000, yang ada bukti pendukungnya dari pihak
eksternal hanya sebesar 240.734.000.
8. Piutang yang benar-benar tidak tertagih dan telah memenuhi syarat untuk
diakui sebagai piutang tak tertagih menurut perpajakan tahun 2017 adalah
sebesar Rp75.865.550.
9. Setelah dilakukan penghitungan berdasar ketentuan fiskal, penyusutan tahun
2017 sebesar Rp234.000.000.
10. Dalam biaya administrasi & umum lain terdapat biaya rekreasi karyawan
sebesar Rp6.560.000.
Lakukanlah rekonsiliasi fiskal untuk keterangan di atas dengan mengisi formulir
yang telah disediakan di bawah ini (halaman berikutnya).
Perintah soal:
A. Isilah formulir di atas dengan mengisi jawaban pada nomor 1 sampai dengan
nomor 10 dan sesuaikan saldo setiap akun menurut fiskal.
B. Berapakah laba neto fiskal dan laba neto komersial PT Mandala?
4. Tes Sumatif
1. Fungsi pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah disebut ...
A. Fungsi Financial
B. Fungsi Budgetair
C. Fungsi Controller
D. Fungsi Regularrend
E. Fungsi Annualler
2. Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain disebut ...
A. Pajak Langsung
B. Pajak Tidak Langsung
C. Pajak Penghasilan
D. Pajak atas Penjualan Barang Mewah
E. Pajak Bumi dan Bangunan
3. Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung
jawab kepada Wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor,
dan melaporkan sendiri pajaknya disebut sistem pajak …
A. Self-assessment
B. Withholding
C. Official-assessment
D. Partner-assessment
E. Peer-to-peer assessment
4. Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib pajak
adalah …
A. Self-assessment
B. Withholding
C. Official-assessment
D. Partner-assessment
E. Peer-to-peer assessment
5. PT. ADIKARYA membayar pesangon kepada Andrean sebesar Rp52.000.000
karena memasuki masa pensiun. NPWP Andeas: 65.043.657.2.542.000. Berapa
PPh Pasal 21 yang dipotong?
A. Tidak dipotong PPh Pasal 21
B. Rp100.000
C. Rp180.000
D. Rp200.000
E. Rp2.600.000
6. Yanuar berstatus belum menikah dan menanggung 1 adik kandung. Ia bekerja
sebagai karyawan pada perusahaan elektronik sebagai perakit komputer. Upah
yang dibayarkan dihitung berdasarkan jumlah unit/satuan yang diselesaikan
Rp140.000/unit. Upah tersebut dibayar setiap minggu. Dalam waktu 1 minggu
(6 hari kerja), Yanuar mampu merakit 30 unit komputer sehingga total upah
yang diterima Rp4.200.000. Berapa PPh Pasal 21 yang dipotong atas seluruh
upah?
A. Rp90.000
B. Tidak dikenakan PPh Pasal 21
C. Rp15.000
D. Rp75.000
E. Rp12.500
7. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) membayar
honorarium kepada Wahyudi sebagai peserta workshop sebesar Rp500.000.
Wahyudi sebagai PNS Gol. II dan memiliki NPWP. Besarnya PPh yang
dipotong adalah ...
A. Rp25.000
B. Rp75.000
C. Rp12.500
D. Rp37.500
E. Tidak dikenakan PPh Pasal 21
8. Amir adalah bujangan yang bekerja sebagai driver online di wilayah Surabaya.
Pada bulan April 2019 mengalami kecelakaan dan terpaksa harus menjalani
operasi patah tulang di rumah sakit. Meskipun demikian, Amir masih
beruntung karena seluruh biaya operasi yang besarnya Rp30.000.000 dibayar
oleh perusahaan asuransi “Hidup Sehat” yang pendiriannya telah diusahakan
oleh menteri keuangan. Besarnya PPh Pasal 21 yang dipotong oleh asuransi
“Hidup Sehat” atas santunan asuransi yang diberikan kepada Amir adalah ...
A. Rp0 karena santunan asuransi bagi Amir bukan merupakan penghasilan.
B. Rp0 karena dikecualikan dari objek pemotongan PPh Pasal 21
C. Rp4.500.000 karena merupakan penghasilan yang bersifat final
D. Rp1.500.000 karena bagi Amir santunan asuransi merupakan penghasilan
E. Rp3.000.000 karena merupakan penghasilan yang bersifat final
9. Bayu status menikah dengan 1 anak dan menanggung ibu mertua bekerja
sebagai Direktur Utama di salah satu grup usaha PT. Karya Utama yang
bergerak di bidang jasa pelayaran nasional “Laut Lepas”. Setiap bulan Bayu
menerima gaji pokok Rp10.000.000. Selain itu, Bayu juga menerima tunjangan
transport dan perumahan sebesar Rp700.000 dan Rp800.000. Selain itu PT.
Laut Lepas membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian masing-
masing 4% dan 2% dari gaji pokok. Berapa PPh Pasal 21 yang dipotong setiap
bulan? NPWP Bayu: 04.654.333.3.439.000
A. Rp463.833
B. Rp479.583
C. Rp592.083
D. Rp576.333
E. Rp493.333
10. Hanif seorang notaris mendapatkan fee sebesar Rp35.000.000. Berapa PPh
pasal 21 yang dipotong?
A. Rp775.000
B. Rp1.500.000
C. Rp2.625.000
D. Rp1.750.000
E. Rp875.000
11. Surat yang berfungsi sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut
SPT Wajib Pajak adalah:
A. Surat Ketetapan Pajak
B. Surat Tagihan Pajak
C. Surat Pemberitahuan
D. Surat Paksa
E. Surat Teguran
12. Apabila Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT dan telah ditegur secara tertulis
namun tetap tidak menyampaikan juga sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan dalam Surat Teguran, maka kepada Wajib Pajak tersebut akan
diterbitkan:
A. Surat Paksa
B. Surat Tagihan Pajak
C. Surat Pemberitahuan
D. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
E. Surat Peninjauan Kembali
13. Pada bulan Maret 2018, PT. Indonesia Power melakukan pembayaran kepada
CV. Warna Terang atas pembelian barang senilai Rp10.500.000 (termasuk
PPN 10%). Berapa PPh Pasal 22 yang dikenakan?
A. Tidak dikenakan PPh Pasal 22
B. Rp1.050.000
C. Rp9.545.455
D. Rp9.090.909
E. Rp1.431.818
14. Pada 1 Juli 2018 PT. Maju Lancar membayarkan dividen tunai kepada Bank
BNI (BUMN) dengan jumlah penyertaan 28% dan jumlah dividen
Rp28.000.000. Berapa PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT. Maju Lancar atas
pembayaran dividen tersebut?
A. Rp560.000
B. Rp4.200.000
C. Bukan Objek Pajak
D. Rp2.800.000
E. Rp5.600.000
15. PT. Sejahtera Abadi beralamat di Surabaya memperoleh penghasilan neto pada
tahun 2018 sebagai berikut:
Penghasilan dari dalam negeri Rp600.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp800.000.000
(tarif pajak yang berlaku 30%)
Berapa besarnya Kredit Pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24)?
A. Rp350.000.000
B. Rp200.000.000
C. Rp240.000.000
D. Rp150.000.000
E. Rp180.000.000
16. Pernyataan berikut ini yang benar adalah...
A. Di Indonesia, PPN dipungut satu kali
B. Di Indonesia, PPN dipungut tiap rantai distribusi
C. Di Indonesia, PPN dipungut tiap rantai distribusi
D. Di Indonesia, PPN dipungut tergantung bentuk hukum dari perusahaannya
E. Di Indonesia, PPN dipungut tergantung bentuk barangnya
17. Pernyataan berikut ini yang benar adalah....
A. PPN di Indonesia menggunakan tarif tunggal
B. PPN di Indonesia menggunakan tarif ganda
C. PPN di Indonesia menggunakan tarif progresif
D. PPN di Indonesia menggunakan tarif regresif
E. PPN di Indonesia menggunakan tarif rata-rata
18. Pernyataan berikut ini yang benar adalah....
A. Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tambahan
B. Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Langsung
C. Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tidak Langsung
D. Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tambahan Langsung
E. Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tambahan tidak Langsung
19. Pengertian Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah....
A. Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang PPN
B. Pengusaha yang melakukan penjualan Barang Kena Pajak saja
C. Pengusaha yang melakukan penjualan Jasa Kena Pajak saja
D. Setiap orang yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak
E. Pengusaha yang melakukan penjualan Barang Kena Pajak saja
20. Pengusaha B selama satu tahun buku melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto dan/atau
penerimaan bruto Rp500.000.000. Pernyataan berikut ini yang tepat adalah...
A. Pengusaha B Wajib dikukuhkan sebagai PKP
B. Pengusaha B dilarang dikukuhkan sebagai PKP
C. Pengusaha B dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP
D. Pengusaha B tidak dapat memilih dikukuhkan sebagai PKP
E. Pengusaha B Wajib memilih waktu kapan dikukuhkan PKP
21. Berikut ini yang bukan kewajiban pengusaha kena pajak adalah ….
A. memungut pajak yang terutang
B. menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar dalam hal
Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang
C. melaporkan penghitungan pajak
D. melaporkan pengusaha lain yang belum dikukuhkan sebagai PKP
E. dinyatakan punya NPWP
22. Berikut ini yang termasuk barang kena pajak adalah…..
A. minyak mentah
B. gas bumi
C. panas bumi
D. minyak tanah
E. minyak goreng
23. Berikut ini yang termasuk barang kena pajak adalah....
A. batubara
B. briket batubara
C. bijih emas
D. bijih perak
E. briket arang
24. Berikut ini yang termasuk jasa kena pajak adalah ....
A. jasa pengiriman surat dengan perangko
B. jasa angkutan umum di darat
C. jasa angkutan umum di air
D. jasa ekspedisi
E. jasa angkutan umum di luar negeri
25. PKP A di Jakarta menjual sejumlah komputer kepada PKP B di Medan. Atas
penjualan ini...
A. Terutang PPN 0%
B. Terutang PPN 10%
C. Terutang PPN 20%
D. Terutang PPN 30%
E. Terutang PPN 35%
26. PKP B di Jakarta melakukan ekspor sejumlah kain ke Hongkong. Atas ekspor
ini...
A. Terutang PPN 0%
B. Terutang PPN 10%
C. Terutang PPN 20%
D. Terutang PPN 30%
E. Terutang PPN 35%
27. PKP A menjual sejumlah printer ke PKP B dengan harga jual Rp11.000.000.
Dasar pengenaan pajak untuk transaksi ini...
A. Harga jual Rp11.000.000
B. Harga jual Rp10.000.000
C. Penggantian Rp11.000.000
D. Penggantian Rp10.000.000
E. Penggantian Rp11.500.000
28. Faktur pajak tidak Wajib dibuat pada saat…
A. Penyerahan barang kena pajak
B. Penyerahan jasa kena pajak
C. Ekspor barang kena pajak berwujud
D. Impor barang kena pajak
E. Ekspor barang kena pajak lainnya
29. Faktur pajak dapat berbentuk…
A. Kertas dan elektronik
B. Kertas dan virtual
C. Virtual dan elektronik
D. Elektronik dan virtual
E. Virtual mandiri
30. Faktur pajak pengusaha kena pajak eceran, yang dapat berupa:
A. PIB
B. PEB
C. Karcis
D. SSP
E. SPT
31. PKP A mempunyai pajak keluaran Rp12.000.000 dan pajak masukan
Rp10.000.000 pernyatan berikut ini yang benar adalah...
A. PPN kurang bayar Rp1.000.000
B. PPN kurang bayar Rp2.000.000
C. PPN lebih bayar Rp1.000.000
D. PPN lebih bayar Rp2.000.000
E. PPN lebih bayar Rp3.000.000
32. PKP C pada masa Maret 2017 mempunyai pajak keluaran Rp16.000.000 dan
pajak masukan Rp15.000.000. pernyatan berikut ini yang benar adalah...
A. PPN harus disetor paling lambat 31 Maret 2017
B. PPN harus disetor paling lambat 15 Maret 2017
C. PPN harus disetor paling lambat 30 April 2017
D. PPN harus disetor paling lambat 31 Desember 2017
E. PPN harus disetor paling lambat 30 Januari 2018
33. Terkait kasus di atas, PKP C harus melaporkan SPT Masa PPN paling lambat
A. paling lambat 31 Maret 2017
B. paling lambat 15 Maret 2017
C. paling lambat 30 April 2017
D. paling lambat 31 Desember 2017
E. paling lambat 30 Januari 2018
34. PKP D pada Masa Maret 2014 mempunyai pajak keluaran Rp32.000.000 dan
pajak masukan Rp38.000.000. pernyatan berikut ini yang benar adalah...
A. PKP D dapat mengajukan permohonan kelebihan pembayaran pajak pada
masa Maret 2014
B. Kelebihan pembayaran pajak dikompensasi ke masa pajak April 2014
C. PPN harus disetor paling lambat 30 April 2014
D. PPN harus disetor paling lambat 31 Desember 2017
E. PPN harus disetor paling lambat 30 Januari 2017
35. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah
A. sebagai sarana mengajukan restitusi
B. sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan PPN
yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya
C. sebagai bukti pembayaran PPN
D. sebagai bukti pemungutan PPN
E. sebagai bukti pembayaran PPH
5. Kunci Jawaban Tes Formatif
No. KB 1 KB 2 KB 3 KB 4
1. C D B B
2. A D D B
3. E A D C
4. D D D B
5. B B C E
6. A D A A
7. D B D B
8. E E D B
9. B A D D
10. A A D B
11. A B D
12. B A C
13. D B D
14. E C D
15. A B D
16. A
17. A
18. D
19. D
20. A
6. Kunci Jawaban Tes Sumatif
No. Sumatif No Sumatif No Sumatif No Sumatif
1. B 11. B 21. D 31. B
2)
1)
Menghitung nilai impor
Harga faktur (cost) USD30.000
Biaya asuransi (insurance): 0,5% x USD30.000 USD 150
Biaya angkut (freight): 15% x USD30.000 USD 4.500 +
CIF (cost, insurance, freight) USD34.650
Bea masuk: 10% x USD34.650 USD 3.465 +
Nilai Impor (NI) USD38.115
NI (dalam rupiah): USD38.115 x Rp14.500 Rp552.667.500
Menghitung PPh Pasal 22 atas impor
0,5% x Rp552.667.500 = Rp2.763.337,5
(Kedelai termasuk barang impor tertentu dikenakan PPh pasal 22 dengan tarif
0,5% apabila menggunakan API. Apabila importir tidak menggunakan API tarif
7,5% dari Nilai Impor).
2) Membayar sewa kendaraan = 2% x Rp6.000.000 = Rp120.000
Kunci Jawaban Tugas Akhir 7:
1. 30.000.250
2. 35.950.000
3. 3.255.700
4. 47.123.000
5. 115.000.000
6. 95.235.000
7. 10.251.000
8. 10.885.100
9. 85.000.000
10. 6.560.000
Laba neto fiskal PT. Mandala adalah Rp.1.268.032.900
Laba neto komersial PT Mandala adalah Rp.998.682.850
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka KB 1
Resmi, S. (2017). Perpajakan teori dan kasus. Buku 1 Edisi 10. Jakarta: Salemba
Empat.
Daftar Pustaka KB 2
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
www. pajak.go.id
Daftar Pustaka KB 3
Resmi, S. (2017). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Daftar Pustaka KB 4
Kurniawan, Anang Mury. 2016. Modul Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Barang Mewah. Kemenkeu Learning Center. Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak.
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
Peraturan Pemerintah No.111 Tahun 2000 tentang BPHTB karena Waris dan Hibah
Wasiat
Peraturan Pemerintah No.112 Tahun 2000 tentang BPHTB karena Pemberian Hak
Pengelolaan