Anda di halaman 1dari 43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi


Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 1-8
Alokasi Waktu : 32 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak
Kompetensi Dasar : 1. Menyiapkan dokumen transaksi pemungutan dan
pemotongan Pajak Penghasilan (PPh)
2. Menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh
Pasal 21
3. Menyiapkan SPT Tahunan PPh wajib pajak pribadi
4. Menyiapkan SPT Tahunan PPh wajib pajak badan
5. Mengisi surat setoran pajak

Indikator Pencapaian Kompetensi :


1.1 Menjelaskan Ketentuan perpajakan di Indonesia
1.2 Menguraikan jenis pajak dan peraturan pajak
1.3 Menyiapkan data pajak penghasilan
1.4 Menguraikan tata cara penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
1.5 Menguraikan tata cara penghitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22
1.6 Menguraikan tata cara penghitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 23
1.7 Menguraikan tata cara penghitungan pajak penghasilan (PPh) final
1.8 Menguraikan tata cara penghitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 25
1.9 Menjelaskan prosedur pembayaran / penyetoran pajak
1.10 Menjelaskan prosedur penghitungan pajak penghasilan
1. Tujuan Pembelajaran :
1.1.1 Siswa dapat menjelaskan definisi pajak menurut para ahli dan undang-undang
1.1.2 Siswa dapat menjelaskan fungsi dan hukum pajak dengan benar
1.2.1 Siswa dapat menguraikan penggolongan pajak dengan benar
1.2.2 Siswa dapat menguraikan tata cara pemungutan pajak menurut undang-undang
1.2.3 Siswa dapat mengkatagorikan jenis-jenis pajak menurut lembaga pemungut pajak
1.2.4 Siswa dapat menyimpulan tata cara perpajakan menurut peraturan dan perundang-
undangan
1.3.1 Siswa dapat menguraikan tata cara penghitungan pajak penghasilan menurut peraturan
dan perundang-undangan

2. Materi Pembelajaran
Pengertian Pajak Menurut para ahli
Iuran yang harus dibayar oleh wajib pajak (masyarakat) kepada negara (pemerintah)
berdasarkan norma-norma hukum dan tidak memperoleh balas jasa secara langsung
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat imbal jasa (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
Pengertian pajak menurut Undang-Undang UU No. 36 Tahun 2008
Iuran yang dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan
yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak
Fungsi dan hukum pajak
Fungsi pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya
di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan
hal di atas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
 Fungsi anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,
belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan,
uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi
pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan
sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama
diharapkan dari sektor pajak.
 Fungsi mengatur (regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya
dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi
produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk
luar negeri.
 Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,
pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
 Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Kedudukan hukum pajak
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
stdtd Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
stdtd Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
stdtd Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009
d. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
stdd Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006
e. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai stdd Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2007

Kategori jenis pajak


Pajak Pusat
Pajak Daerah
Sesuai UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas

Tata cara perpajakan menurut undang-undang


Syarat pemungutan pajak
Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi,
masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka
pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan
berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan yaitu:
 Pemungutan pajak harus adil
Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan
keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil
dalam pelaksanaannya.
Contohnya:
1. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak
2. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai
wajib pajak
3. Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai dengan berat
ringannya pelanggaran
 Pengaturan pajak harus berdasarkan UU
Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat
untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang", ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan UU tentang pajak, yaitu:
 Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU tersebut
harus dijamin kelancarannya
 Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum
 Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak
 Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi
perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak
jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha
masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.
 Pemungutan pajak harus efesien
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan.
Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak
tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk
dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam
pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu.
 Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan
pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban
pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib
pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem
pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.
Contoh:
 Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2 macam tarif
 Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif, yaitu 10%
 Pajak perseorangan untuk badan dan pajak pendapatan untuk perseorangan
disederhanakan menjadi pajak penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun
perseorangan (pribadi)
Asas pemungutan
Asas pemungutan pajak menurut pendapat para ahli
Untuk dapat mencapai tujuan dari pemungutan pajak, beberapa ahli yang
mengemukakan tentang asas pemungutan pajak, antara lain:

Adam Smith, pencetus teori The Four Maxims


1. Menurut Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal
"The Four Maxims", asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
 Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):
pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan
penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib
pajak.
 Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus
berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.
 Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau
asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat
yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau
disaat wajib pajak menerima hadiah.

Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih
besar dari hasil pemungutan pajak.[5]
2. Menurut W.J. Langen, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
 Asas daya pikul: besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar
kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi
pajak yang dibebankan.
 Asas manfaat: pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
 Asas kesejahteraan: pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 Asas kesamaan: dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dengan
yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).
 Asas beban yang sekecil-kecilnya: pemungutan pajak diusahakan sekecil-
kecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga
tidak memberatkan para wajib pajak.
3. Menurut Adolf Wagner, asas pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
 Asas politik finansial: pajak yang dipungut negara jumlahnya memadai
sehingga dapat membiayai atau mendorong semua kegiatan negara.
 Asas ekonomi: penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak pendapatan,
pajak untuk barang-barang mewah
 Asas keadilan: pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi, untuk
kondisi yang sama diperlakukan sama pula.
 Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan, dimana
harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya) dan
besarnya biaya pajak.
 Asas yuridis: segala pungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
Asas Pengenaan Pajak
Agar negara dapat mengenakan pajak kepada warganya atau kepada orang pribadi atau
badan lain yang bukan warganya, tetapi mempunyai keterkaitan dengan negara
tersebut, tentu saja harus ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Sebagai contoh
di Indonesia, secara tegas dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar
1945 bahwa segala pajak untuk keuangan negara ditetapkan berdasarkan undang-
undang. Untuk dapat menyusun suatu undang-undang perpajakan, diperlukan asas-asas
atau dasar-dasar yang akan dijadikan landasan oleh negara untuk mengenakan pajak.
Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam menentukan
wewenangnya untuk mengenakan pajak, khususnya untuk pengenaan pajak
penghasilan. Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan
untuk mengenakan pajak adalah:
1. Asas domisili atau disebut juga asas kependudukan (domicile/residence
principle): berdasarkan asas ini negara akan mengenakan pajak atas suatu penghasilan
yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk kepentingan
perpajakan, orang pribadi tersebut merupakan penduduk (resident) atau berdomisili di
negara itu atau apabila badan yang bersangkutan berkedudukan di negara itu. Dalam
kaitan ini, tidak dipersoalkan dari mana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu
berasal. Itulah sebabnya bagi negara yang menganut asas ini, dalam sistem pengenaan
pajak terhadap penduduk-nya akan menggabungkan asas domisili (kependudukan)
dengan konsep pengenaan pajak atas penghasilan baik yang diperoleh di negara itu
maupun penghasilan yang diperoleh di luar negeri (world-wide income concept).
2. Asas sumber: Negara yang menganut asas sumber akan mengenakan pajak atas
suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya apabila
penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima oleh orang pribadi
atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang berada di negara itu. Dalam
asas ini, tidak menjadi persoalan mengenai siapa dan apa status dari orang atau badan
yang memperoleh penghasilan tersebut sebab yang menjadi landasan penge¬naan pajak
adalah objek pajak yang timbul atau berasal dari negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing
bekerja di Indonesia maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia akan dikenakan
pajak oleh pemerintah Indonesia.
3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas atau disebut juga asas kewarganegaraan
(nationality/citizenship principle): Dalam asas ini, yang menjadi landasan pengenaan
pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan. Berdasarkan asas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana penghasilan
yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam asas domisili, sistem
pengenaan pajak berdasarkan asas nasionalitas ini dilakukan dengan cara
menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world wide
income.
Terdapat beberapa perbedaan prinsipil antara asas domisili atau kependudukan dan asas
nasionalitas atau kewarganegaraan di satu pihak, dengan asas sumber di pihak lainnya.
Pertama, pada kedua asas yang disebut pertama, kriteria yang dijadikan landasan
kewenangan negara untuk mengenakan pajak adalah status subjek yang akan dikenakan
pajak, yaitu apakah yang bersangkutan berstatus sebagai penduduk atau berdomisili
(dalam asas domisili) atau berstatus sebagai warga negara (dalam asas nasionalitas). Di
sini, asal muasal penghasilan yang menjadi objek pajak tidaklah begitu penting.
Sementara itu, pada asas sumber, yang menjadi landasannya adalah status objeknya,
yaitu apakah objek yang akan dikenakan pajak bersumber dari negara itu atau tidak.
Status dari orang atau badan yang memperoleh atau menerima penghasilan tidak begitu
penting. Kedua, pada kedua asas yang disebut pertama, pajak akan dikenakan terhadap
penghasilan yang diperoleh di mana saja (world-wide income), sedangkan pada asas
sumber, penghasilan yang dapat dikenakan pajak hanya terbatas pada penghasilan-
penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber yang ada di negara yang bersangkutan.
Kebanyakan negara, tidak hanya mengadopsi salah satu asas saja, tetapi mengadopsi
lebih dari satu asas, bisa gabungan asas domisili dengan asas sumber, gabungan asas
nasionalitas dengan asas sumber, bahkan bisa gabungan ketiganya sekaligus.
Indonesia, dari ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 sebagaimana terakhir telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1994, khususnya yang mengatur mengenai subjek pajak dan objek pajak, dapat
disimpulkan bahwa Indonesia menganut asas domisili dan asas sumber sekaligus dalam
sistem perpajakannya. Indonesia juga menganut asas kewarganegaraan yang parsial,
yaitu khusus dalam ketentuan yang mengatur mengenai pengecualian subjek pajak
untuk orang pribadi.
Jepang, misalnya untuk individu yang merupakan penduduk (resident individual)
menggunakan asas domisili, di mana berdasarkan asas ini seorang penduduk Jepang
berkewajiban membayar pajak penghasilan atas keseluruhan penghasilan yang
diperolehnya, baik yang diperoleh di Jepang maupun di luar Jepang. Sementara itu,
untuk yang bukan penduduk (non-resident) Jepang, dan badan-badan usaha luar negeri
berkewajiban untuk membayar pajak penghasilan atas setiap penghasilan yang
diperoleh dari sumber-sumber di Jepang.
Australia, untuk semua badan usaha milik negara maupun swasta yang berkedudukan
di Australia, dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperoleh dari seluruh
sumber penghasilan. Sementara itu, untuk badan usaha luar negeri, hanya dikenakan
pajak atas penghasilan dari sumber yang ada di Australia.
Teori pemungutan
Menurut R. Santoso Brotodiharjo SH, dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum Pajak,
ada beberapa teori yang mendasari adanya pemungutan pajak, yaitu:
1. Teori asuransi, menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi
warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan
harta bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam
perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini
dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyak ditentang karena
negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi.
Teori kepentingan, menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya
kepentingan dari masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam
perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka
semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena
pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi
daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain.
Bahkan orang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.

Nilai-Nilai Pembentukan Karakter


 Jujur
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Kreatif

3. Pendekatan, Model dan Metode


Diskusi dua arah, Model Pembelajaran Discovery Learning, ceramah
4. Kegiatan / Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1

1.1 Pendahuluan/Kegiatan Awal (5 menit )


 Melakukan pembukaan dengan salam dilanjutkan dengan doa.
 Memeriksa kehadiran peserta didik.
 Menginformasikan KD yang akan dipelajari

1.2 Kegiatan Inti (75 menit)


 Guru menyajikan video iklan pajak dan materi powerpoint tentang definisi dan
fungsi pajak, penggilongan dan tata cara pemungutan pajak
 Siswa melihat tayangan yang disajikan
 Siswa berdiskusi tentang definisi dan fungsi pajak,
 Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi pengertian pajak menurut
beberapa tokoh dan undang-undang
 Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
 Siswa melakukan browsing pada situs pajak.go.id dan buku teks
 Guru meminta siswa untuk menuliskan tatacara pemungutan pajak dari hasil
browsing
 Guru menugaskan siswa untuk melaporkan hasil pengumpulan infiormasi
 Guru menugaskan siswa untuk menyajikan definisi, fungsi, hukum pajak
penggolongan dan tata cara pemungutan pajak
 Guru membuat kesimpulan bersama siswa definisi, fungsi, hukum pajak
penggolongan dan tata cara pemungutan pajak

1.3 Penutup ( 10 menit)


 Guru memberikan gambaran manfaat kompetensi pajak pada dunia pekerjaan
 Guru Menyampaikan minggu depan tes

2. Pertemuan Ke-2
a. Tes

Pertemuan Ke-2

1. Kegiatan Awal :
a. Berdoa dengan tujuan penamaman kebiasaan pada diri peserta didik bahwa
pengembangan diri hendaknya selaras dengan imtaq dan iptek
b. Guru memeriksa tugas UU perpajakan
c. Guru mengadakan aprepsi materi definisi perpajakan, ciri-ciri yang melekat
pada pajak, karakteristik pajak di Indonesia, penggolongan pajak, fungsi pajak
dan tarif pajak
d. Guru melakukan Tanya jawab tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
serta kaitannya dengan kehidupan sehari-hari

2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
a. Siswa menggali informasi (membaca/browsing internet) tentang hukum
pengenaan pajak, subjek pajak, objek pajak,
b. Siswa berdiskusi dengan teman satu bangku untuk menggali dari sumber lain
tentang dasar hukum pajak meliputi : Pasal 23 Ayat 2 UUD 1945, UU Pajak
No. 28 Tahun 2007, No. 36 Tahun 2008, No. 18 Tahun 2000
c. Secara acak siswa mempresentasikan hasil temuannya serta menjelaskan tugas
yang telah dibuat.
d. Siswa diberikan kesempatan untuk tanya jawab untuk melakukan tanya jawab
 Konfirmasi
a. Memberikan umpan balik dan penguatan pada materi esensial
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

3. Kegiatan Akhir :
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan pengertian dasar hukum pemungutan
pajak

Pertemuan Ke-3

1. Kegiatan Awal :
a. Berdoa dengan tujuan penamaman kebiasaan pada diri peserta didik bahwa
pengembangan diri hendaknya selaras dengan imtaq dan iptek
b. Guru mengadakan aprepsi materi dasar hukum pemungutan pajak
c. Guru menggali pemahaman siswa tentang Pajak Penghasilan
d. Siswa dibagi menjadi lima kelompok
e. Setiap kelompok diberi tugas untuk menyusun bahan presentasi jensi PPh
dengan pembagian: Kelompok 1, PPh Ps 21, Kelompok 2, PPh Ps 22,
Kelompok 3 PPh Ps 23 dan 26, Kelompok 4 PPh Ps 24, Kelompok 5 PPh Ps 25

2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
a. Siswa mengambil tempat duduk sesuai kelompok
b. Siswa menggali informasi tentang PPh sesuai dengan pembagian kelompok
c. Siswa menyusun presentasi sesuai instrumen yang disediakan
 Elaborasi
a. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya tentang PPh
dengan memanfaatkan software presentasi dengan waktu 15 menit
b. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan kepada
kelompok lain
 Konfirmasi
a. Memberikan klarifikasi terhadap materi-materi yang disampaikan setiap
kelompok
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

3. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan pajak penghasilan
b. Guru mengingatkan pertemuan berikutnya diadakan ulangan
c. Siswa menyrahkan hasil diskusi kelompok berupa soft copy

Pertemuan Ke-4

Tes Formatif
V. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media :
- Video
- Power Point
2. Alat :
- Laptop, Infocus
3. Bahan :
- File Presentasi
- Lembar Diskusi
- Soal Tes Formatif
- Lembar Penilaian
4. Sumber belajar :
- Modul Mengelola administrasi pajak Airlangga
- Seri Akuntansi Sakti
- Akuntansi Pajak , Waluyo, Salemba Empat
- UU Pajak
- Internet
VI. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Tes Tulis
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan pertama
-
b. Pertemuan Kedua
Terlampir
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Mengetahui Jakarta, 13 Desember 2017


Kepala SMK Jakarta Pusat I Guru Mata Pelajaran
H.Lilik Bintoro, S.H.,MM Tim TEFA Akuntansi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi


Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 5-9
Alokasi Waktu : 15 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Mengelola Administrasi Pajak
Kompetensi Dasar : Menyiapkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan Pasal 21

Indikator :
1. Tata cara penghitungan PPh Ps 21 diuraikan
2. Peralatan yang dibutuhkan disediakan
3. Prosedur pengisian SPT dideskripsikan

I. Tujuan Pembelajaran
- Mampu menghitung PPH pasal 21
- Mampu mengisi formulir SPT PPh Ps 21
II. Materi Ajar :
1. Tata cara perhitungan PPh pasal 21
2. Tata cara pengisian formulir SPT PPh Ps 21
Nilai-Nilai Pembentukan Karakter
 Jujur
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Kreatif
5. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Drill / Latihan

6. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-5

1. Kegiatan Awal :
a. Berdoa dengan tujuan penamaman kebiasaan pada
diri peserta didik bahwa pengembangan diri hendaknya selaras dengan imtaq
dan iptek.
b. Apresepsi azas perpajakan di Indonesia.
c. Guru mengadakan tanya jawab tentang sejauh
mana pemahaman siswa tentang subjek pajak, jenis subjek pajak, tarif pajak,
macam-macam pph dan kredit pajak.
d. Guru menjelaskan topik, tujuan dan manfaat
kompetensi yang akan dipelajari, strategi pembelajaran serta cara penilaian yang
akan dilakukan terkait dengan kompetensi yang dipelajari.
2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
a. Siswa membaca tata cara pelaporan pajak meliputi : Penghasilan yang
diperoleh, komponen pengurang penghasilan, PTKP, PKP , Tarif PPh WP
Perorangan.

 Elaborasi
a. Siswa berdiskusi dengan teman satu bangku untuk menggali dari sumber lain
tentang Penghasilan yang diperoleh, komponen pengurang penghasilan, PTKP,
PKP , Tarif PPh .
b. Siswa mengerjakan latihan kasus perhitungan PPh Ps 21
c. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman atau nara sumber

 Konfirmasi
a. Memberikan umpan balik dan penekanan pada materi esensial
b. Membahas latihan yang dikerjakan siswa
c. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Kegiatan Akhir :
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan tata cara perhitungan PPh Ps 21

Pertemuan Ke-6

1. Kegiatan Awal :
a. Berdoa dengan tujuan penamaman kebiasaan pada diri peserta didik bahwa
pengembangan diri hendaknya selaras dengan imtaq dan iptek
b. Guru memeriksa tugas tarif pajak terbaru
c. Guru mengadakan aprepsi materi Penghasilan yang diperoleh, komponen
pengurang penghasilan, PTKP, PKP , Tarif PPh
d. Guru melakukan Tanya jawab tentang ketentuan komponen-komponen
pengurang pajak dan tarif pajak
2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
a. Siswa menggali informasi (membaca/browsing internet) tentang Form SPT
Masa WP Perseorangan, SPT Tahunan WP Perseorangan, SPT Tahunan WP
Badan, SPT Masa WP Badan.
b. Siswa berdiskusi dengan teman satu bangku untuk mempelajari Form SPT
Masa perseorangan, Tahunan perseorangan, Masa Badan, Tahunan Badan.
c. Siswa mengerjakan latihan penghitungan PPh Ps 21 untuk persiapan pelaporan
ke SPT tahunan.
d. Siswa diberikan kesempatan untuk tanya jawab pada teman atau nara sumber
 Konfirmasi
a. Memberikan umpan balik dan penguatan pada materi esensial
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

3. Kegiatan Akhir :
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan jenis-jenis SPT
b. Guru mengingatkan pertemuan berikutnya diadakan praktek.Semua siswa
diwajibkan untuk membawa formulir SPT Tahunan PPh Ps 21 / SPT 1721

Pertemuan Ke-7

1. Kegiatan Awal :
a. Berdoa dengan tujuan penamaman kebiasaan pada diri peserta didik bahwa
pengembangan diri hendaknya selaras dengan imtaq dan iptek
b. Guru mengadakan aprepsi tata cara pengisian SPT Masa badan, tahunan
badan, masa perseorangan, tahunan perseorangan
c. Guru menggali pemahaman siswa tentang SPT Perseorangan dan menampilkan
formulir SPT Tahunan WP perseorangan
d. Siswa diberi kasus perhitungan PPh WP perseoarangan untuk dilaporkan dalam
SPT tahunan
e. Setiap siswa diwajibkan memiliki form SPT 1721 tahunan
2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Siswa mengisi SPT 1721 sesuai ketentuan dan tata cara pengisian dari hasil
perhitungan PPh yang sudah dikerjakan pada pertemuan ke- 2
 Elaborasi
a. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pengisian SPT 1721
b. Siswa lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan
 Konfirmasi
Memberikan klarifikasi terhadap pengisian SPT 1721
Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan tata cara pengisian SPT 1721
b. Guru mengingatkan pertemuan berikutnya diadakan ulangan
c. Siswa menyerahkan hasil pengisian SPT 1721 berupa hard copy
Pertemuan Ke-8

1. Kegiatan Awal :
a. Berdoa dengan tujuan penamaman kebiasaan pada
diri peserta didik bahwa pengembangan diri hendaknya selaras dengan imtaq
dan iptek
b. Guru mengadakan aprepsi tata cara pengisian
SPT Masa badan, tahunan badan, masa perseorangan, tahunan perseorangan
c. Guru menggali pemahaman siswa tentang SPT
Perseorangan dan menampilkan formulir SPT Tahunan WP perseorangan
d. Siswa diberi kasus perhitungan PPh WP
perseoarangan untuk dilaporkan dalam SPT tahunan
e. Setiap siswa diwajibkan memiliki form SPT 1721
tahunan
2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Siswa mengisi SPT 1721 sesuai ketentuan dan tata cara pengisian dari hasil
perhitungan PPh yang sudah dikerjakan pada pertemuan ke- 2
 Elaborasi
c. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil pengisian SPT 1721
d. Siswa lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan
 Konfirmasi
Memberikan klarifikasi terhadap pengisian SPT 1721
Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
3. Kegiatan Akhir:
d. Guru dan siswa mengambil kesimpulan tata cara pengisian SPT 1721
e. Guru mengingatkan pertemuan berikutnya diadakan ulangan
Siswa menyerahkan hasil pengisian SPT 1721 berupa hard copy
Pertemuan Ke-9

Tes Formatif

7. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. Alat :
a.LCD Proyektor
b. Laptop
2. Bahan :
a. File Presentasi
b. Form SPT 1721
c. Soal Latihan
d. Soal Tes Formatif
e. Lembar Penilaian
3. Sumber belajar :
a.Modul Mengelola administrasi pajak Galaxy
b. Seri Akuntansi Sakti
c.Akuntansi Pajak , Waluyo, Salemba Empat
d. UU Pajak
e.Internet
8. Penilaian
1. Tes praktek perhitungan PPh WP perorangan dan pengisian SPT 1721 (soal
terlampir)
2. Tugas berupa hasil kerja latihan SPT 1721
3. Aspek yang dinilai:
a. Hasil Latihan
b. Hasil Tes Formatif
2. Rumus Penilaian
Nilai Akhir = {0.6 TF + (2)0.2 Lat}
Keterangan :
 TF = Tes Formatif
 Lat = Latihan
3. Contoh Soal Latihan
Tuan Zaqi Fathul Islam beralamat Jl. Siliwangi III No. 18 Ciamis Jabar , Kelurahan
Mekarjadi Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis Kode Pos 46256 NPWP :
502012223121000
seorang karyawan PT Untung Gede Sekali mendapatkan penghasilan sebagai berikut :
Gaji Pokok Rp. 3.000.0000,00
Tunjangan Istri Rp. 500.000,00
Tunjangan anak Rp. 200.000,00 per anak
Tunjangan Kemahalan Rp. 500.0000,00
Membayar iruan pensiun 2% dan jaminan hari tua 1% dari gaji pokok.
Tn Zaqi sudah berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak. Selain dari gaji, Tn Zaqi
mempunyai penghasilan dari usaha perdagangan. Dengan merk dagang “Basajan” yang
beralamat sama dengan domisili Tlp. 775252. Selama tahun 2007, usahanya mengalami
kerugian Rp. 5.000.000,00. Berdasarkan pembukuan 12 Desember 2008 diperoleh data
sebagai berikut :
-Penjualan Rp. 235.000.000,00
-Persediaan awal Rp. 40.000.000,00
-Pembelian Rp. 180.000.000,00
-Potongan pembelian Rp. 2.000.000,00
-Persediaan akhir Rp. 30.000.000,00
-Biaya Usaha Rp. 15.000.000,00

Dari biaya usaha teradapat pembayaran gaji kepada pemilik Rp. 1.000.000. Untuk
penyusutan menurut komersial Rp. 400.000 sedangkan menurut Fiskal Rp. 500.000.
Istri Tn Zaqi bekerja dengan gaji bersih perbulan Rp. 2.000.000,00 dengan perhitungan
penghasilan digabung.
Pada 3 Desember 2008 Tn Zaqi menerima penghasilan bunga deposito Rp. 2.500.000
dipotong pajak. Dan 18 Agustus 2008 menerima hadiah dari undian bank mandiri Rp.
50.000.000,00 dipotong pajak.
Harta dan kewajiban Tn Zaqi sebagai berikut :
Harta
1. Rumah dibeli tahun 2000 harga perolehan 200.000.000
2. Mobil dibeli tahun 2001 harga perolehan 150.000.000
3. Tanah 400 m2 dibeli tahun 2003 harga perolehan 400.000.000
4. Uang Di bank 75.000.0000

Utang
1. Bank Mandiri Cabang Ciamis, Jl Jendral Sudirman, tahun peminjaman 2001
sejumlah Rp. 50.000.000

Dari data hitunglah PPh terutang :

6. Contoh Soal Ulangan


1. Apakah yang dimaksud dengan subjek pajak !
2. Apakah yang dimaksud dengan objek pajak penghasilan!
3. Sebutkan tarif pajak yang dikenakan terhadap PPh WP Badan sesuai dengan UU PPh
tahun 2000 !
4. Siapakah pemungut PPnBM
5. Sebutkan objek pajak yang dikenakan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) !
Jawaban :
1. Subjek pajak adalah orang atau badan yang dituju oleh undang-undang untuk dikenakan
pajak.
2. Objek pajak penghasilan adalah penghasilan itu sendiri, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan WP yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
3. Tarif pajak untuk PPh WP Badan adalah :
a. sampai dengan Rp 50.000.000,- = 10%
b. diatas Rp 50.000.000 s.d Rp 100.000.000 = 15%
c. diatas Rp 100.000.000,- = 30%
4. Pemungut PPnBM adalah :
a. Kantor perbendahaan dan kas negara
b. Bendaharawan pemerintah pusat dan daerah
c. Direktorat jenderal bea dan cukai
5. PPN adalah pajak yang dikenakan atas :
a. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
b. Impor barang kena pajak
c. Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
d. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean
e. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

Studi Kasus
Tn. Djofico bekerja pada perusahaan PT. Sanmardelco dengan memperoleh gaji
sebulan sebesar Rp 3.850.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 40.000,00.
Tn. Djofico menikah dan mempunyai 2 anak. Berapakah jumlah PPh yang terutang?

Lampiran
Kunci jawaban PPh Wajib Pajak Tn. Zaki

Mengetahui Jakarta, 13 Desember 2017


Kepala SMK Jakarta Pusat I Guru Mata Pelajaran
H.Lilik Bintoro, S.H.,MM Tim TEFA Akuntansi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi


Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 10-17
Alokasi Waktu : 24 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak
Kompetensi Dasar : Menyiapkan SPT tahunan PPH wajib pajak pribadi

Indikator :
1. Peralatan yang dibutuhkan disediakan
2. Cara pengisian SPT Tahunan 1770, 1770S, 1770SS dideskripsikan
3. Pengisian SPT dilakukan

I. Tujuan Pembelajaran
- Mampu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses penghitungan dan
pengisian SPT Tahunan WP Pribadi Form 1770, 1770S,1770SS
- Mampu mendeskripsikan prosedur pengisian SPT Tahunan WP Pribadi Form 1770,
1770S,1770SS
- Mampu mengisi SPT Tahunan WP Pribadi Form 1770, 1770S,1770SS

II. Materi Pembelajaran


1. Peralatan – peralatan yang dibutuhkan disediakan
2. Prosedur Pengisian SPT Wajib pajak pribadi
Nilai-Nilai Pembentukan Karakter
 Jujur
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Kreatif

III. Metode Pembelajaran


1. PBT (Project Based Learning)
2. Diskusi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran


Pertemuan 10
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi Pajak Penghasilan
2. Penjelasan mengenai SPT WP Orang pribadi
3. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca buku sumber tentang peralatan yang perlu dipersiapkan dalam
melaporkan SPT PPh WP Orang Pribadi Masa dan Tahunan
 Elaborasi
a. 3 Perwakilan siswa menjelaskan persiapan yang perlu dilakukan dalam
pelaporan SPT PPh WP Orang Pribadi Masa dan Tahunan
b. Siswa lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan
 Konfirmasi
a. Memberikan klarifikasi terhadap persiapan yang perlu dilakukan dalam
pelaporan SPT PPh WP Orang Pribadi Masa dan Tahunan
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
C. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan persiapan pengisian SPT PPh WP
Orang Pribadi Masa dan tahunan
b. Guru mengingatkan materi pertemuan berikutnya

Pertemuan 11
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi Persiapan Pengisian SPT PPh WP Orang Pribadi
2. Penjelasan mengenai Prosedur penghitugnan dan pengisian SPT Tahunan PPh
Wajib Pajak Orang Pribadi
3. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca buku sumber tentang perhitungan dan pelaporan SPT Tahunan WP
Orang Pribadi
 Elaborasi
a. Perwakilan siswa menyelesaikan perhitungan penghasilan yang akan dilaporkan
kedalam SPT Tahunan
b. Siswa lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan
 Konfirmasi
a. Memberikan klarifikasi terhadap perhitungan dan pelaporan SPT Tahunan WP
orang Pribadi
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
C. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan persiapan pengisian SPT PPh Ps 21 Masa
dan tahunan
b. Guru mengingatkan dalam pertemuan berikutnya semua siswa harus menyiapkan
SPT 1770

Pertemuan 12
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi Persiapan Pengisian, Penghitungan dan pelaporan SPT PPh WP Orang
Pribadi
2. Penjelasan SPT 1770, 1770S, 1770SS
3. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari Form SPT 1770, 1770S, 1770SS
 Elaborasi
a. 3 Perwakilan siswa menjelaskan Form SPT 1770, 1770S, 1770SS
b. Siswa lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan
 Konfirmasi
a. Memberikan klarifikasi terhadap Form SPT 1770, 1770S, 1770SS
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
C. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan perbedaan Form SPT 1770, 1770S, 1770SS
b. Guru mengingatkan dalam pertemuan berikutnya semua siswa mengerjakan SPT
1770

Pertemuan 13
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi SPT 1770, 1770S, 1770SS
2. Penjelasan bagian-bagian SPT 1770
3. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari setiap bagian yang ada pada Form SPT 1770
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1770
 Konfirmasi
a. Pembahasan penyelesaian SPT 1770
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
C. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan pengisian Form SPT 1770,
b. Guru mengingatkan dalam pertemuan berikutnya semua siswa mengerjakan SPT
1770S

Pertemuan 14
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi pengisian SPT 1770
2. Penjelasan bagian-bagian SPT 1770S
3. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari setiap bagian yang ada pada Form SPT 1770S
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1770S
 Konfirmasi
a. Pembahasan penyelesaian SPT 1770S
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
C. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan pengisian Form SPT 1770S,
b. Guru mengingatkan dalam pertemuan berikutnya semua siswa mengerjakan SPT
1770SS

Pertemuan 15
A. Kegiatan Awal
1. Apersepsi pengisian SPT 1770S
2. Penjelasan bagian-bagian SPT 1770SS
3. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari setiap bagian yang ada pada Form SPT 1770SS
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1770SS
 Konfirmasi
a. Pembahasan penyelesaian SPT 1770SS
b. Mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan
C. Kegiatan Akhir:
a. Guru dan siswa mengambil kesimpulan pengisian Form SPT 1770SS

Pertemuan 16
Latihan Individu pengisian SPT WP Pribadi

Pertemuan 17
Tes Formatif
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar
- Alat tulis, penggaris, kalkulator.
- Format-format yang diperlukan

VI. Penilaian
a. Penugasan
b. Tes Tertulis

EVALUASI
Penugasan :
Penugasan / Praktek Unjuk Kerja :
Tn. Mustafa memberikan keterangan atas penghasilannya selama tahun 2010 dgn data-data sbb:
Nama Wajib Pajak / NPWP : Mustafa Aji / 67.916.073.9-042.000
Alamat tempat tinggal: Jl. Muara Bahari No.137 Kel. Tg. Priok, Kec. Tg. Priok Jakarta Utara 14310
Jenis Usaha / Pekerjaan : Bebas / Industri furniture
Kode Jenis Usaha / Merek : 228 / Muji
Alamat tempat usaha : Perumahan VGH Blok 3 No.33-34 Bekasi Utara
Pembukuan : Manual dan Cara Penilaian Persediaannya dengan Perpetual FIFO
Nomor Telepon : Rumah (021) 4357031, Kantor (021) 88881293
Status : Kawin dengan 2 anak
Data-data yang diperoleh selama tahun 2010 sehubungan dengan penghasilan Tn. Mustafa Aji sbb :
Tn. Mustafa Aji adalah karyawan tetap PT. Sanmardelco sebagai Kabag. Keuangan, dengan rincian :
a. Gaji per bulan Rp 2.500.000,-
b. Iuran asuransi yang ditanggung PT. Sanmardelco :
~ Iuran asuransi kecelakaan kerja Rp 20.000,- per bulan dan asuransi kematian Rp 25.000,- per
bulan
c. Tunjangan jabatan 5% dari gaji
d. Tunjangan pajak per bulan Rp 30.000,-
e. Tunjangan keluarga (beras, gula, terigu dan susu) per bulan Rp 28.000,-
f. Biaya Jabatan 5% dari penghasilan bruto (perhatikan ketentuan PPh yg berlaku)
g. Iuran pensiun 5% dari penghasilan bruto (perhatikan ketentuan PPh yg berlaku)
h. THT 1%
Penghasilan lain yang diterima Tn. Djofico Ramasepa :
a. Tn. Djofico juga mempunyai usaha lain, yaitu industri furniture yang mempunyai
peredaran bruto Rp 500.000.000,- per tahun. Oleh Dirjen Pajak Tn. Djofico diizinkan
untuk memakai norma perhitungan yang akan dikenakan tarif sebesar 20%.
b. Tn. Djofico mempunyai apartemen yang disewakan pada tahun 2010 sebesar Rp
5.000.000,- per tahun.
c. Selama tahun 2010 Tn. Djofico mendapat deviden dari PT. Maharani di Bekasi sebesar
Rp 10.000.000,- dan bunga deposito sebesar Rp 1.000.000,- yang telah dipotong PPh pasal
23 secara final.
Pajak yang telah dibayar selama tahun 2010 adalah PPh pasal 25 sebesar Rp 4.000.000,-

Diminta : Hitunglah Pajak Penghasilan Tn. Djofico Ramasepa yang terutang !


Isilah formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadi !

Tes Tertulis :
Bapak Sandy bekerja pada perusahaan PT. Flamboyan dengan memperoleh gaji sebulan
sebesar Rp 4.500.000,00. PT. Flamboyan mengikuti program Jamsostek, premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah
masing-masing Rp 30.000,00 dan Rp 10.000,00 sebulan. PT. Flamboyan menanggung iuran
THT setiap bulan sebesar Rp 20.000,00 sedangkan Bapak Sandi membayar iuran THT sebesar
Rp 15.000,00 setiap bulan. Disamping itu PT. Flamboyan juga mengikuti program pensiun
untuk pegawainya. PT. Flamboyan membayar iuran pensiun untuk Bpk Sandy ke dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 50.000,00
sedangkan Bpk Sandy membayar iuran pensiun sebesar Rp 35.000,00. Bapak Sandi sudah
menikah dengan 2 anak.
Hitunglah jumlah pajak yang harus dibayar !
Jawaban :
Gaji sebulan Rp 4.500.000
Premi asuransi kecelakaan kerja Rp 30.000
Premi asuransi kematina Rp 10.000
Penghasilan Bruto Rp 4.540.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan : 5% x Rp 4.540.000 = Rp 227.000 Max = Rp 108.000
2. Iuran pensiun = Rp 35.000
3. Iuran THT = Rp 15.000 Rp 158.000
Penghasilan neto sebulan Rp 4.382.000
Penghasilan neto setahun : 12 x Rp 4.382.000 = Rp 52.584.000
PTKP setahun :
Untuk WP Sendiri Rp 13.200.000
Tambahan WP Kawin Rp 1.200.000
Tambahan 2 anak Rp 2.400.000 = Rp 16.800.000
Penghasilan kena pajak (PKP) setahun = Rp 35.784.000

PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 25.000.000 = Rp 1.250.000


10% x Rp 10.784.000 = Rp 1.078.400 +
Jumlah = Rp 2.328.400

Mengetahui Jakarta, 13 Desember 2017


Kepala SMK Jakarta Pusat I Guru Mata Pelajaran
H.Lilik Bintoro, S.H.,MM Tim TEFA Akuntansi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi


Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 18-25
Alokasi Waktu : 21 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak
Kompetensi Dasar : Menyiapkan SPT tahunan PPH wajib pajak badan
Indikator :
1. Peralatan yang dibutuhkan disediakan
2. Cara pengisian SPT dideskripsikan
3. Pengisian SPT dilakukan
I. Tujuan Pembelajaran
- Mampu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk proses dokumen transaksi
- Mampu mendeskripsikan prosedur pengisian SPT
- Mampu mengisi SPT

II. Materi Pembelajaran


 Tata cara pelaporan pajak
 Tata cara pengisian SPT Masa dan SPT Tahunan
 SPT Tahunan PPh WP Badan
Nilai-Nilai Pembentukan Karakter
 Jujur
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Kreatif
III. Metode Pembelajaran
1. PBT (Project Based Learning)
2. Diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-18
A. Kegiatan Awal
 Apersepsi tata cara pelaporan pajak
 Penjelasan mengenai Form SPT WP Badan
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari tata cara pelaporan pajak WP Badan
 Elaborasi
Siswa mendiskusikan Form SPT 1771 dengan teman sebangku
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil diskusi Form 1771

Pertemuan Ke-19
A. Kegiatan Awal
 Apersepsi tata cara pembayaran pajak WP badan dan Form SPT 1771
 Penjelasan mengenai cara mengisi Form Surat Pemberitahuan Pajak ( SPT ) WP
Badan
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
 Pembagian soal kasus untuk SPT 1771 tahunan
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari Form SPT 1771
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1771 Lampiran I
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771 Lampiran I
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil pengisian Form 1771 Lampiran I
Pertemuan Ke-20
A. Kegiatan Awal
 Apersepsi tata cara pembayaran pajak WP badan dan Form SPT 1771-I
 Penjelasan mengenai cara mengisi Form Surat Pemberitahuan Pajak ( SPT ) 177-II
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa membaca dan mempelajari Form SPT 1771-II
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1771 Lampiran II
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771 Lampiran II
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil pengisian Form 1771 Lampiran II

Pertemuan Ke-21
A. Kegiatan Awal
 Apersepsi pengisian Form SPT 1771 Lampiran II
 Penjelasan mengenai cara mengisi Form SPT 1771 Lampiran III
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa mempelajari Form SPT 1771 Lampiran III
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1771 Lampiran III
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771 Lampiran III
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil pengisian Form 1771 Lampiran III

Pertemuan Ke-22
A. Kegiatan Awal
 Apersepsi pengisian Form SPT 1771 Lampiran III
 Penjelasan mengenai cara mengisi Form SPT 1771 Lampiran IV
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa mempelajari Form SPT 1771 Lampiran IV
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1771 Lampiran IV
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771 Lampiran IV
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil pengisian Form 1771 Lampiran IV

Pertemuan Ke-23
A. Kegiatan Awal
 Apersepsi pengisian Form SPT 1771 Lampiran IV
 Penjelasan mengenai cara mengisi Form SPT 1771 Lampiran V
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa mempelajari Form SPT 1771 Lampiran V
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1771 Lampiran
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771 Lampiran V
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil pengisian Form 1771 Lampiran V

Pertemuan Ke-24 dan 25


A. Kegiatan Awal
 Apersepsi pengisian Form SPT 1771 Lampiran V
 Penjelasan mengenai cara mengisi Form SPT 1771 Induk
 Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Siswa mempelajari Form SPT 1771 Induk
 Elaborasi
Siswa mengerjakan Form SPT 1771 Induk
 Konfirmasi
Pembahasan Form SPT 1771 Induk
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan hasil pengisian Form 1771 Induk

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar


- Alat tulis, penggaris, kalkulator, LCD Projektor.
- Format SPT Form 1771
VI. Penilaian
A. Penugasan
B. Unjuk kerja

Mengetahui Jakarta, 13 Desember 2017


Kepala SMK Jakarta Pusat I Guru Mata Pelajaran
H.Lilik Bintoro, S.H.,MM Tim TEFA Akuntansi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Produktif Akuntansi


Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan Ke- : 26
Alokasi Waktu : 24 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak
Kompetensi Dasar : Menyiapkan SPT PPN
Indikator :
1. Dokumen sumber yang valid disiapkan.
2. SPT Masa PPN dan PPn-BM baik mekanisme umum maupun mekanisme
khusus disajikan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Surat setoran diisi dan dibayar tepat waktu.
4. SPT Masa disampaikan tepat waktu.

I. Tujuan Pembelajaran
- Mampu menyiapkan dokumen sumber
- Mampu mendeskripsikan prosedur pengisian SPT Masa PPn dan PPn BM
- Mampu mengisi SPT Masa PPn dan PPn BM

II. Materi Pembelajaran


 Dokumen sumber
 SPT Masa PPN dan PPN BM
 Surat Setoran Pajak
 Batas Penyampaian SPT Masa
Nilai-Nilai Pembentukan Karakter
 Jujur
 Disiplin
 Rasa ingin tahu
 Tanggung jawab
 Kreatif

III. Metode Pembelajaran


 PBT (Project Based Learning)
 Diskusi

IV. Langkah-langkah Pembelajaran


Pertemuan Ke-26
A. Kegiatan Awal
a. Apersepsi, penjelasan mengenai ruang lingkup PPn dan PPn BM
b. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Siswa membaca pengertian luang lingkup, tata cara pelaporan dan pembayaran PPn
dan PPn BM
b. Elaborasi
Siswa mendiskusikan pengertian, luang lingkup, tata cara pelaporan dan
pembayaran PPn dan PPn BM
c. Konfirmasi
Penguatan hasil diskusi pengertian, luang lingkup, tata cara pelaporan dan
pembayaran PPn dan PPn BM.
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan dari materi yang telah diajarkan
Pertemuan Ke-27 dan 28
A. Kegiatan Awal
a. Apersepsi, penjelasan mengenai cara mengisi Surat Pemberitahuan Pajak ( SPT )
PPn
b. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
c. Membagikan soal kasus PPn

B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Siswa mempelajari Form SPT PPn
b. Elaborasi
Siswa mengisi SPT PPn
c. Konfirmasi
Pembahasan pengisian SPT PPn
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan tata cara pengisian SPT PPn

Pertemuan Ke-29
A. Kegiatan Awal
a. Apersepsi, penjelasan mengenai cara mengisi Surat Pemberitahuan Pajak ( SPT )
PPn BM
b. Penjelasan lingkup materi yang dipelajari
c. Membagikan soal kasus PPn BM
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Siswa mempelajari Form SPT PPn BM
b. Elaborasi
Siswa mengisi SPT PPn BM
c. Konfirmasi
Pembahasan pengisian SPT PPn BM
C. Kegiatan Akhir
Menyimpulkan tata cara pengisian SPT PPn BM
V. Alat / Bahan / Sumber Belajar
- Alat tulis, penggaris, kalkulator, LCD Projektor.
- Format-format yang diperlukan
VI. Penilaian
a. Penugasan
b. Unjuk kerja
Mengetahui Jakarta, 13 Desember 2017
Kepala SMK Jakarta Pusat I Guru Mata Pelajaran

H.Lilik Bintoro, S.H.,MM Tim TEFA AKuntansi

Anda mungkin juga menyukai