id, tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib
Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Saat memasuki akhir
tahun pajak terdapat 3 hal yang perlu disiapkan sebuah perusahaan atau UMKM dalam
PPh untuk UMKM atau biasa dikenal dengan PPh Final 0,5% atau di sebut juga PPh Final atas
Peredaran Bruto Tertentu merupakan Jenis PPh yang disederhanakan oleh Pemerintah.
Pemerintah menyederhanakan pemungutan pajak pagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
(tidak termasuk BUT) yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tidak
melebihi Rp 4,8 miliar dalam 1 (satu) tahun pajak. Tujuan dari kebijakan ini untuk memberikan
Pada PP 23 Tahun 2018, dikategorikan 2 subjek pajak yang diperbolehkan untuk menggunakan
PP 23, yakni Orang Pribadi dan Badan Usaha. Masing-masing subjek pajak memiliki jangka
waktu yang berbeda dalam penggunaannya. Bagi Orang Pribadi dapat menggunakan PP 23
dalam jangka waktu 7 tahun, sementara bagi Badan Usaha berbentuk PT dapat
menggunakannya dalam waktu 3 tahun dan bagi Badan Usaha berbetuk CV, Firma, dan
Koperasi dapat menggunakannya dalam jangka waktu 4 tahun. Jangka waktu akan dihitung
sejak Tahun Pajak PP berlaku bagi Wajib Pajak Lama dan dihitung sejak Tahun Pajak terdaftar
bagi Wajib Pajak Baru. PP 23 Tahun 2018 tetap dapat digunakan pada jangka waktu tersebut
apabila peredaran bruto dari subjek pajak tidak melebihi 4,8 miliar pertahun. Sementara apabila
sudah melewati jangka waktu atau melebihi peredaran bruto yang ditetukan maka harus
Bagi Wajib Pajak yang masih memiliki peredaran bruto tidak melebihi 4,8 miliar pertahun dapat
memilih tarif apa yang ingin digunakan dalam perhitungan pajaknya, yakni dapat menggunakan
Tarif Final UMKM PP 23 atau Tidak Final atau biasa di sebut Tarif Umum. Namun, apabila sudah
tidak memenuhi kriteria maka Wajib Pajak wajib menggunakan tarif umum. Sementara, apabila
pada tahun berjalan peredaran bruto diatas 4,8 miliar maka di tahun tersebut tetap bisa
menggunakan PP23. Namun, pada tahun pajak berikutnya harus menggunakan tarif umum.
Kemudian tahun 2021, terdapat pembaharuan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi berdasarkan UU
Nomor 7 Tahun 2021 yakni UU HPP, tarif PPh Final untuk pengusaha dengan peredaran bruto
tertentu mengalami perubahan. Apabila peredaran bruto kurang dari Rp 500 juta pertahun maka
Wajib Pajak Orang Pribadi tersebut tidak dikenai PPh. Namun, apabila peredaran bruto sebesar
510 juta, maka peredaran bruto yang dikenai PPh senilai 10 juta dikalikan dengan 0,5%.
Pada penggunaannya, apabila menggunakan Tarif Final atau PP 23 Wajib Pajak hanya perlu
mengkalikan penghasilan bruto dengan 0,5%, nilai tersebut adalah pajak yang perlu dibayarkan.
Namun, jika menggunakan Tarif Tidak Final atau Tarif Umum bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
perlu mengurangi terlebih dahulu penghasilan yang diterima dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan kemudian hasilnya baru dihitungan menggunakan Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) UU
HPP.