Anda di halaman 1dari 1

Substansi baru yang diatur pada PP Nomor 44 Tahun 2022 meliputi :

1. Pihak lain yang ditunjuk untuk melakukan pemungutan, penyetoran, dan/atau pelaporan PPN
atau PPN dan PPnBM yang diatur pada Pasal 5. Pihak lain yang dimaksud merupakan pihak
yang terlibat langsung atau memfasilitasi transaksi antarpihak yang bertransaksi, termasuk
transaksi yang dilakukan secara elektronik paling sedikit berupa pedagang, penyedia jasa,
dan/atau Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
2. Dalam hal pihak lain yang telah ditunjuk sebagai pemungut PPN atau PPN dan PPnBM
melakukan atau memfasilitasi transaksi dengan pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebagaimana diatur dalam Pasal 16A Undang-Undang PPN, pemungutan, penyetoran, dan/
atau pelaporan PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dilakukan oleh pihak lain yang telah
ditunjuk sebagai pemungut PPN.

Jika substansi yang disempurnakan dari PP sebelumnya, terdapat pada pasal 4 tentang Pembeli

yang bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran PPN atau PPN dan PPnBM.

Ketentuan tersebut diberlakukan dalam hal :


1. Pajak yang terutang tersebut tidak dapat ditagih kepada Penjual Barang Kena Pajak atau
Pemberi Jasa Kena Pajak.
2. Pembeli atau Penerima Jasa tidak dapat menunjukkan bukti telah melakukan pembayaran pajak
kepada penjual Barang Kena Pajak atau pemberi Jasa Kena Pajak.

Anda mungkin juga menyukai