Anda di halaman 1dari 1

Mengingat adanya peraturan baru yang akan diberlakukan mulai April 2022

nanti, maka perlu kiranya untuk mengetahui bagaimana cara menghitung


berapa jumlah pajak UMKM yang akan dibayar. Contoh kasus simulasi
perhitungan pajak bagi para UMKM dengan omzet masing-masing yang
berbeda satu sama lain akan dijelaskan di bawah ini.

Bila Penghasilan UMKM Sebesar 50 Juta Rupiah Per-Bulan

Contoh kasus pertama adalah UMKM yang penghasilannya sebesar 40


juta rupiah per-bulan. 

Maka perhitungan penghasilan bruto-nya dalam satu tahun adalah:

= Rp. 40 juta × 12 bulan = Rp. 480 juta per-tahun

Oleh karena di bawah 500 juta rupiah per-tahunnya maka UMKM tersebut
tidak akan dikenakan pajak UMKM. 

Bila Penghasilan UMKM Sebesar 100 Juta Rupiah Per-Bulan

Contoh kasus kedua adalah UMKM yang mendapatkan penghasilan


sebesar 100 juta rupiah per-bulan-nya. Dari hasil perhitungan bruto-nya,
maka dalam satu tahun didapatkan:

= Rp. 100 juta × 12 bulan = Rp. 1,2 miliar per-tahun. 

Oleh karena penghasilannya sebesar 1,2 miliar rupiah per-tahun, maka hal
tersebut berarti penghasilan tersebut sudah masuk dalam syarat
Penghasilan Kena Pajak (PKP). 

Alhasil, UMKM tersebut akan dikenakan PPh final sebesar 0,5 persen
dengan rincian 5 bulan pertama bebas pajak karena adanya ketentuan
batas peredaran bruto 500 juta rupiah seperti yang telah ditetapkan. 

Anda mungkin juga menyukai