Anda di halaman 1dari 1

Sementara itu, untuk enam hingga dua belas bulan berikutnya (selama 7

bulan) baru dikenai pajak sebesar 0,5 persen. 

Maka jumlah pajak UMKM yang harus dibayarkan adalah:

= Penghasilan bruto dalam 7 bulan yang dikenakan pajak × 0,5 persen 

= Rp. 700 juta × 0,5 persen = Rp. 3,5 juta

Penurunan ketentuan batas peredaran bruto yang membuat besar pajak


UMKM para pelaku usaha semakin kecil memberi dampak positif. Hal ini
akan sangat membantu para pelaku usaha kecil untuk makin berkembang
ke depannya. 

Nah, setelah mereka berkembang pesat nanti dengan jumlah penghasilan


yang besar, barulah akan dikenakan pajak. Jelas kebijakan ini tidak hanya
akan berpengaruh bagi UMKM saja melainkan juga memberi dampak bagi
perusahaan-perusahaan besar yang kerap menjadi mitra dari para pelaku
usaha kecil tersebut misalnya saja sebagai supplier atau distributor.

Dengan berlakunya UU HPP per 1 januari 2022, maka ketentuan batasan omzet tidak kena
pajakpun mulai berjalan. Pelaku UMKM harus mengetahui terlebih dahulu kapan omzetnya
melampaui Rp 500 juta dalam satu tahun pajak. Sebagai gambaran perhitungannya, jika
peredaran usaha setiap bulan sebesar Rp 50 juta maka dibulan ke-1 hingga ke-10
(mencapai total Rp 500 juta) maka wajib pajak akan bebas dari Pajak Penghasilan.
Kemudian di bulan ke-11 dan ke-12 peredaran usaha sebesar Rp 50juta akan dikalikan tarif
0,5 persen, sehingga wajib pajak harus membayar sebesar Rp 250 ribu per bulan. Berikut
perbedaan perhitungan sebelum dan sesudah berlakunya kebijakan ini.

Anda mungkin juga menyukai