Anda di halaman 1dari 35

PUSDIKLAT

KEUANGAN
UMUM

Perpajakan UMKM

Microlearning Perpajakan UMKM


(E-Learning Dasar-Dasar Pengelolaan UMKM)

KemenkeuTepercaya ‹#›
Pusdiklat KU

Siapa yang Dikenakan PPh Berdasarkan PP 46?

1. Orang pribadi
2. Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap,

Yang menerima penghasilan bruto/kotor dari usaha tidak


Perpajakan UMKM

melebihi Rp 4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.


Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Pengecualian,
WP OP yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau
jasa yang dalam usahanya menggunakan sarana atau prasarana
yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak
menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk
kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha
atau berjualan, misalnya pedagang makanan keliling, pedagang
asongan, warung tenda di trotoar, dan sejenisnya.

WP badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang


dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara
komersial memperoleh penghasilan bruto melebihi Rp 4,8 miliar.
Pusdiklat KU

Dasar Penentuan
Penghasilan Bruto
Penghasilan bruto yang tidak melebihi Rp 4,8 Miliar ditentukan
berdasarkan penghasilan bruto dari seluruh usaha, termasuk dari usaha
cabang, tidak termasuk penghasilan bruto dari:
Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas;
Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri;
Usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan tersendiri, misalnya usaha
Perpajakan
jasa konstruksi; dan UMKM
Penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Saat Mulai Berlakunya PP

Peraturan Pemerintah ini mulai


berlaku pada tanggal 1 Juli 2013
Pusdiklat KU

Kapan Wajib Pajak Dikenakan


PPh Berdasarkan PP 46? #1
Apabila penghasilan bruto yang dilaporkan
dalam SPT Tahunan terakhir di bawah Rp 4,8
Miliar, dalam hal penghasilan tersebut
merupakan penghasilan penuh 12 bulan.

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Contoh Kasus:
CV Andik terdaftar 1 Januari 2012, memiliki usaha penjualan gerabah dan memiliki penghasilan
bruto pada Januari s.d Desember 2013 sebesar Rp 4.000.000.000,00.
Pusdiklat KU

Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh


Berdasarkan PP 46? #2
Apabila WP Orang Pribadi baru terdaftar antara Januari s.d.
Juni 2013, maka dasar penghasilan bruto adalah akumulasi
penghasilan bruto dari bulan berdiri s.d. bulan Juni 2013,
yang disetahunkan.

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Contoh Kasus:
Jumlah penghasilan bruto selama 3 (tiga) bulan Rp150.000.000,00.

penghasilan bruto 3 (tiga) bulan yang disetahunkan adalah:


Rp150.000.000,00 x 12/3 = Rp 600.000.000
Pusdiklat KU

Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh


Berdasarkan PP 46? #3
Dalam hal WP Orang Pribadi baru terdaftar setelah Juli 2013,
maka dasar penghasilan bruto adalah penghasilan bruto
bulan pertama disetahunkan.

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Contoh Kasus:
Gatut Kaca terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan
November 2014. Pada bulan November 2014 tersebut,
memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 15.000.000,00
(lima belas juta rupiah).

penghasilan bruto November 2014 disetahunkan adalah


12/1 x Rp15.000.000,00 = Rp180.000.000,00
Pusdiklat KU

Kapan Wajib Pajak Dikenakan PPh


Berdasarkan PP 46? #4

Khusus WP Badan yang baru mulai beroperasi


secara komersial, maka dasar penghasilan bruto
adalah penghasilan bruto setahun pertama
sejak beroperasi secara komersial.

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Contoh Kasus:
PT Gaya Baru terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan November 2012. PT Gaya Baru mulai
beroperasi secara komersial bulan November 2013.

Selama satu tahun pertama operasi komersial PT Gaya Baru dikenai PPh tarif umum (PPh Pasal
25), dan karena satu tahun tersebut melewati tahun pajak maka PT Gaya Baru menggunakan tarif
PPh umum sampai Desember 2014.

Apabila penghasilan bruto masa November 2013 s.d. Oktober 2014 telah melebihi Rp 4,8 M maka
mulai Januari 2015 PT Gaya Baru tetap menggunakan PPh tarif umum.

Apabila penghasilan bruto masa November 2013 s.d. Oktober 2014 belum melebihi Rp 4,8 M maka
pengenaan PP 46 didasarkan pada penghasilan bruto masa Januari s.d. Desember 2014.
Pusdiklat KU Perpajakan
Penentuan Penghasilan Bruto UMKM
Dasar Pengenaan PP 46
Orang Pribadi Badan

Penghasilan Januari s.d Omset SPT Tahunan Omset SPT Tahunan


Desember 2012 2012 2012

Omset sejak terdaftar


Terdaftar Januari s.d Omset Tahun Pertama
sampai dengan Juni
Juni 2013 operasi komersial
disetahunkan

Terdaftar setelah Juli omset bulan pertama Omset Tahun Pertama


2013 disetahunkan operasi komersial
Pusdiklat KU

Penerapan Tarif

Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan


tarif 1% (satu persen) dikalikan dengan dasar
pengenaan pajak, yaitu jumlah penghasilan bruto
setiap bulan dari setiap tempat usaha.

PPh Terutang = 1% x penghasilan


Bruto Setiap Bulan
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Perpajakan
UMKM

Contoh Kasus:
PT Daya Tangkap memenuhi kriteria WP yang dikenai PPh yang
bersifat final sesuai PP ini.

Pada bulan Agustus 2013 memperoleh penghasilan dari usaha


penjualan sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pajak Penghasilan (PPh) yang bersifat final yang terutang untuk


bulan Agustus 2013 dihitung sebagai berikut:
PPh final = 1% x Rp 50.000.000,00
= Rp 500.000,00
Pusdiklat KU

Angsuran Masa
Setoran bulanan PPh berdasarkan PP 46 merupakan
PPh Pasal 4 ayat (2).
Jika penghasilan semata-mata dikenai PPh final,
tidak wajib PPh Pasal 25.
Jika ada penghasilan lain selain yang dikenai PPh
Pasal 4 ayat (2) sesuai ketentuan PP ini, maka atas
penghasilan tersebut dikenai PPh sesuai dengan
ketentuan umum.
Jika ada angsuran PPh Pasal 25 atau PPh yang
dipotong/dipungut pihak lain boleh dikreditkan Perpajakan
terhadap PPh terutang yang dikenakan berdasarkan UMKM
tarif umum.
Pusdiklat KU

Angsuran Masa
Angsuran pajak pada Tahun Pajak pertama Wajib Pajak
tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final:
Bagi Wajib Pajak bank, BUMN, BUMD, Wajib Pajak
masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang harus
membuat laporan keuangan berkala, dan WP OPPT
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (7) huruf b
dan huruf c UU PPh; dan
Bagi selain Wajib Pajak diatas, angsuran pajak
diperlakukan seperti Wajib Pajak Baru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (7) huruf a UU PPh.
Perpajakan
UMKM
Besaran angsuran pajak adalah sesuai dengan besarnya
angsuran pajak sebagaimana diatur dalam PMK
255/PMK.03/2008 std PMK 208/PMK.03/2009.
Pusdiklat KU

Penyetoran dan Pelaporan #1


Penyetoran paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
SSP berfungsi sekaligus sebagai SPT Masa PPh Pasal 4
ayat (2). Jika SSP telah divalidasi dengan NTPN dianggap
telah lapor SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
Apabila SSP tidak mendapat validasi NTPN wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Penghasilan paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa
Pajak berakhir.

Kewajiban pelaporan ditiadakan untuk pelaporan Surat Perpajakan


Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan masa pajak Juli s.d UMKM
Desember 2013
Pusdiklat KU

Penyetoran dan Pelaporan #2


SPT Tahunan :
Dilaporkan pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak
final dan/atau bersifat final.
Formulir SPT Tahunan menggunakan Form 1770 untuk
Wajib Pajak orang pribadi dan 1771 untuk Wajib Pajak badan
masih mengakomodasi

Perpajakan
UMKM
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Pemotongan/Pemungutan PPh
Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh WP yang dikenai PPh bersifat final
menurut PP ini, yang berdasarkan ketentuan UU PPh wajib dilakukan pemotongan
dan/atau pemungutan PPh yang tidak bersifat final, dapat dibebaskan dari pemotongan
dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain.
Pembebasan dari pemotongan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain diberikan
melalui Surat Keterangan Bebas dengan Tata Cara sebagaimana dimaksud PER-
01/PJ/2011.

Contoh:
Bengkel mobil menerima pembayaran atas jasa reparasi mobil. Atas pembayaran tersebut
dipotong PPh Pasal 23 kecuali pemilik bengkel memiliki SKB Potput.
Toko ATK menjual buku kepada sekolah negeri. Bendahara sekolah memungut PPh Pasal
22 kecuali pemilik toko memiliki SKB Potput.
Pusdiklat KU

Kompensasi Rugi
Ketentuan kompensasi rugi adalah :
Berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
Tahun dikenai PPh final 1% tetap menjadi bagian
dari periode 5 tahun tsb.
Kerugian pada tahun dikenai PPh final 1% tidak
dapat dikompensasikan pada tahun berikutnya.

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Contoh Kompensasi Rugi


Wajib Pajak PT Pantang Menyerah mengalami kerugian pada Tahun Pajak 2010. Berdasarkan
ketentuan UU PPh, kerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan penghasilan pada Tahun
Pajak 2011 sampai dengan Tahun Pajak 2015.

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Simulasi Pengisian SSP

Diisi dengan:
Kode Akun Pajak
411128 (Untuk Jenis
Pajak PPh Final) dan
Kode Jenis Setoran
420 (untuk
pembayaran PPh
Final penghasilan
bruto tertentu).
2 0

Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU Pengisian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 4


ayat (2) yang Telah Disetor

Diisi Jumlah penghasilan Bruto


Selama Satu Tahun Pajak
Pusdiklat KU Pengisian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan

Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 4


ayat (2) yang Telah Disetor

Diisi Jumlah penghasilan Bruto


Selama Satu Tahun Pajak

Diisi dengan “Penghasilan Usaha WP yang


Memiliki penghasilan Bruto Tertentu”
Pusdiklat KU

Lain-lain
Apabila Wajib Pajak terlanjur membayar PPh Pasal 25 mulai masa Juli 2013 bisa
mengajukan pemindahbukuan ke PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
Wajib Pajak yang terlanjur dipotong PPh Pasal 22 oleh Bendahara Pemerintah (SSP atas
nama rekanan) bisa mengajukan pemindahbukuan ke PPh Final Pasal 4 Ayat (2)
Wajib Pajak yang dipotong PPh oleh pihak lain dengan bukti potong bisa mengajukan
pengembalian pajak yang seharusnya tidak terutang atau dikreditkan terhadap Pajak
Penghasilan yang dihitung berdasarkan tarif umum.
Wajib Pajak dengan penghasilan nihil tidak wajib melaporkan SPT PPh Final Pasal 4 ayat
(2)

Perpajakan
UMKM
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2018


Pajak UKM Final
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018, Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari
Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
menggantikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013.
Peredaran bruto tertentu adalah Penghasilan dari USAHA yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun
Pajak. Peredaran bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua
gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya.
Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah pajak Final
Efektif berlaku mulai 1 Juli 2018
Perbedaan ketentuan
Pengenaan tarif pajak final berubah dari 1% menjadi 0,.5%
Penyempurnaan ketenuan lain
Pengenaan 0,5% final bersifat opsional
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23/2018


Latar Belakang

UKM mendominasi perekonomian


Jumlah unit usaha 98.9% dari total unit usaha
Tenaga kerja 96.99 total tenaga kerja
Produk domestic bruto 60,3%
Usaha mikro lebh resilience, tahan terhadap gejolak perekonomian dan cukup stabil.
Kontribusi PPh UKM sebesar 2.2% dari total penerimaan PPh.
Alasan perubahan
Keberatan dari UKM karena pengenaan 1% terlalu besar. Tarif pajak final 1% mengasumsikan
margin laba sebelum pajak sebesar 4%.
Penyempurnaan pengaturan.
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23/2018


Pengaturan
Pemerintah menetapkan tarif PPh Final menjadi 0,5%, bersifat opsional
wajib pajak dapat memilih untuk mengikuti tarif dengan skema final 0,5%, atau menggunakan skema
normal yang mengacu pada pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan.
Sifat opsional ini memberi keuntungan bagi wajib pajak karena:
Bagi WP pribadi dan badan yang belum dapat menyelenggarakan pembukuan dengan tertib,
penerapan PPh Final 0,5% memberikan kemudahan bagi mereka untuk melaksanakan kewajiban
perpajakan. Sebab, perhitungan pajak menjadi sederhana yakni 0,5% dari peredaran bruto/omzet.
Penerapan PPh Final memiliki konsekuensi yakni WP tetap harus membayar pajak meski dalam
keadaan rugi.
WP badan yang telah melakukan pembukuan dengan baik dapat memilih untuk dikenai Pajak
Penghasilan berdasarkan pasal 17 UU No. 36. Konsekuensinya, perhitungan tarif PPh akan mengacu
pada lapisan penghasilan kena pajak. Selain itu, WP juga terbebas dari PPh bila mengalami kerugian
fiskal.
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23/2018


Pengaturan

Pengenaan Tarif PPh Final 0,5% Punya Batas Waktu


Kebijakan terbaru tentang PPh Final 0,5% punya grace period alias batasan waktu.
Batasan waktu yang diberikan pemerintah bagi WP yang ingin memanfaatkan tarif PPh Final
0,5% adalah:
7 tahun pajak untuk WP orang pribadi.
4 tahun pajak untuk WP badan berbentuk koperasi, CV, atau firma.
3 tahun pajak bagi WP badan berbentuk PT.
Setelah batas waktu tersebut berakhir, WP akan kembali menggunakan skema normal seperti
diatur oleh pasal 17 UU No.36. Hal ini ditujukan untuk mendorong wajib pajak
menyelenggarakan pembukuan dan pengembangan usaha.
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23/2018


Pengaturan

WP yang Dikenai PPh Final Berpenghasilan di Bawah Rp 4,8 M


Ambang batas penghasilan wajib pajak yang dikenai PPh Final tidak berubah yakni senilai Rp
4,8 miliar. Batasan nilai tersebut secara eksplisit menargetkan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) sebagai target pajak. Pemerintah memang ingin merangkul sebanyak
mungkin UMKM untuk masuk dalam sistem perpajakan.
Siapa yang Dapat Memanfaatkan PPh Final 0,5%?
Wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu yang dikenai PPh Final 0,5% adalah:
Wajib Pajak orang pribadi
Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, CV, firma, atau PT yang menerima atau memperoleh
penghasilan dengan peredaran bruto di bawah Rp 4,8 miliar.
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23/2018


Pengaturan

Siapa yang Tidak Dapat Memanfaatkan PPh Final 0,5%


Wajib Pajak orang pribadi dengan penghasilan yang diperoleh dari jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas. Ini termasuk persekutuan atau firma yang terdiri dari WP orang pribadi
berkeahlian sejenis seperti firma hukum, kantor akuntan dan lain sebagainya.
Wajib pajak dengan penghasilan yang diperoleh di luar negeri yang pajaknya terutang atau telah
dibayar di luar negeri.
Wajib pajak yang penghasilannya telah dikenai PPh yang bersifat final dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri.
Wajib pajak dengan penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
Perpajakan
UMKM
Pusdiklat KU

Peraturan Pemerintah 23/2018


Pengaturan

Jika Ingin Mengikuti Tarif Skema Normal, Wajib Pajak Perlu Mengajukan Diri
Jika tidak ingin berstatus sebagai wajib pajak PPh 0,5%, Anda harus lebih dulu mengajukan
permohonan pada Ditjen Pajak. Selanjutnya, Anda akan mendapatkan keterangan sebagai wajib
pajak yang dikenai PPh yang mengacu pada pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan
Namun, wajib pajak yang sudah memilih untuk dikenai PPh dengan skema normal tidak dapat
memilih untuk dikenai PPh Final 0,5%.
Pusdiklat KU

TERIMA KASIH
Perpajakan UMKM

Anda mungkin juga menyukai