Anda di halaman 1dari 2

Memperbaiki Image Koalisi Partai Politik

Agenda Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan umum

legislatif (Pileg) pada tahun 2024 nanti, diprediksi akan terbentuknya 3 buah poros

koalisi partai politik (parpol). Poros koalisi pertama datang dari dua parpol besar saat

ini yaitu PDIP dan Partai Gerindra. Mengingat dengan mesranya hubungan dari

masing-masing elit politik dari kedua partai ini. Koalisi kedua diprediksi akan diisi

oleh Partai Golkar, Nasdem, dan PKB. Sedangkan koalisi ketiga merupakan koalisi

Partai Demokrat, PPP, PKS, dan PAN. (Dikutip dari Suara.com/news/2021/12/09)

Nah pernyataannya siapakah yang akan menjadi pemenang akhir dalam

koalisi ini nantinya. Sejatinya yang menjadi pemenang adalah koalisi yang pasangan

calon yang diusungnya menang untuk menjadi presiden dan wakil presiden. Dapat

dikatakan nasib dari para partai ini dipegang oleh masing-masing paslon yang

diusungnya. Tentu saja kalau seperti ini terus kondisi esensial dari fungsi parpol itu

sendiri akan hilang. Sebut saja fungsi pluralistiknya yaitu memberikan pendidikan

politik ke masyarakat. Tentu tidak akan terlaksana karena sudah ada delegasi (paslon

yang diusungkan) yang telah terjun ke masyarakat.

Kondisi inilah yang menciptakan regresivitas dari keberlangsungan sistem

demokrasi kita. Atas dasar itulah partai politik dituntut selalu untuk melaksanakan

fungsi esensinya dan tidak hanya saat momen pemilu baru akan bergerak. Pada

momentum koalisi ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh para parpol untuk

menghilangkan citra kata koalisi parpol yang identik haus akan kekuasaan. Partai-
partai yang berkoalisi itu harus meyakinkan masyarakat dengan memberikan

pendidikan politik, visi, misi, dan program.

Jika hal ini dilakukan secara tidak disadari para parpol telah turut serta

menjaga atmosfir demokrasi yang menjadi sistem pemerintahan yang diterapkan oleh

negara kita ini. Jangan janji politik dulu yang dilemparkan tanpa ada continuitas

accountable setelahnya. Karena selama ini yang terjadi tujuan utama terbentuknya

koalisi parpol itu hanya kekuasaan. Minim sekali penepatan janji politik itu

dilaksanakan setelahnya. Baik itu bagi koalisi yang menang dan kalah. Daruratnya

lagi teruntuk koalusi yang menang, yang tidak menepati janji politiknya ketika sudah

menang.

Anda mungkin juga menyukai