Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Akademis Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Politik

PENGARUH AFILIASI PARTAI TERHADAP KEMENANGAN CALON


WALIKOTA MUHAMMAD IDRIS-IMAM BUDI HARTONO PADA
PILKADA KOTA DEPOK TAHUN 2020 (Studi Kasus Kecamatan
Sawangan, Kota Depok)

MUHAMMAD RAFLY ALSYEHAN


1810413005

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pemilihan umum merupakan instrumen yang mewujudkan kedaulatan
rakyat yang berbentuk pemerintahan yang absah secara mengartikulasi aspirasi
dan kepentingan rakyat. Sarbaini (2015:107) melihat pemilihan umum sebagai
sebuah arena pertarungan yang digunakan untuk mengisi jabatan politik di
pemerintahan, dengan cara pemilihan yang dilakukan oleh warga negara dengan
syarat tertentu. Pemilihan umum diadakan dikarenakan untuk mewujudkan negara
yang demokratis.

Dalam sistem politik demokratis jika mempunyai keputusan kolektif yang


paling kuat dalam sistem itu akan dipilih memlalui secara pemilihan umum yang
adil, jujur dan pada sistem tersebut calon bebas bersaung dalam memperoleh
suara. Semua penduduk yang sudah cukup umur atau dewasa berhak untuk
memberikan suaranya untuk memilih siapa yang amanah. Demokrasi sendiri
memiliki prinsip yang berpegang kepada keadilan dalam pemilihan umum,
dengan adanya keterlibatan masyarakat yang terjadi secara mutlak, dengan
berdasarkan kepada hak masyarakat yang terdapat dalam Universal Declaration
of Human Right (UDHR) dan diatur dalam pasal 22 E ayat (1) Undang-Undang
Dasar 1945 (Nasution, 2017: 84-85).

Pemilihan Umum dalam prosesnya diharuskan untuk melakukan kampanye


politik. Kampanye politik menurut Fatimah (2018:7-8) adalah sebuah upaya untuk
mempengaruhi proses pengambilan keputusan dari kelompok tertentu yang
dilakukan secara terorganisir. Masyarakat yang memilih individu terentu pada
dasarnya terdapat efek psikologis yang mempengaruhi masyarakat dalam
melakukan pemilihannya. Hurwitz (1984) melihat bahwa terdapat pola keterkaitan
individu dalam partai-partai tertentu, dalam hal ini melibatkan aspek kognitif
(keyakinan), afektif (evaluasi), perilaku, dan perangkat psikologis yang
mendukung sikap dari partisan. Fenomena dapat dilihat pada proeses Pemilihan
Umum yang terjadi di Depok, lebih tepatnya yang terjadi oleh Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) dalam melakukan dominasi suara pemilih pada pilkada Depok.

Di kota Depok, PKS merupakan partai yang selalu mempunyai jumlah


pendukung yang banyak. Dengan terbuktinya tinggi jumlah dukungan suara
masyarakat terhadap PKS yang sudah berlangsung sejak pemilu legislatif pada
tahun 2004. Dalam hal tersebut partai partai lain mencoba untuk mengambil
simpati pada masyarakat di kota depok. Pada strategi pemasaran politik
dilakukannya hanya untuk mendapatkan suara pada saat pemilu. Pada pleno
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok tahun 2020 mendapati hasil akhir
Walikota-Wakil Walikota Depok lima kedepan. Pasangan calon (Paslon) Nomor
Urut 2 Mohammad Idris-Imam Budi Hartono menjadi juara dalam pesta
demokrasi 2020. Untuk Paslon Nomor Urut 2 mengalahkan Paslon Nomor Urut 1
Pradi Supriatna-Afifa Alia. Selisih suara yang diperoleh Idris-Imam sebanyak
83.760. Kemenangan pasangan Idris-Imam juga dikuatkan dari website KPU
Sirekap dengan perolehan 55,74% sedangkan Pradi-Afifah 44,26%.

Tabel 1.1 Perolehan hasil tabulasi Real Count

Sumber: Tabel KPU Kota Depok Jawa Barat tahun 2020

Dilansir dari Kompas.com (2020) Perolehan hasil suara diumumkan dalam


TPS di Depok terkumpul 307.690 suara pada 1.656 TPS dari 4.4015 di Depok.
Idris-Imam memperoleh 171.500 suara atau sekitar 55,74 persen suara sementara
itu pada pasangan nomor urut 1, Pradi Supriatna-Afifah Alia meraih 136.190
suara atau sekitar 44,26 persen suara. Dari data yang telah terkumpul Idris-Imam
unggul di 10 kecamatan. Dengan unggul di Bojongsari dengan 65,63 persen suara,
disusul Cilodong dengan 61,24 persen suara dan Idris-Imam sejauh ini hanya
kalah dari Pradi-Afifah yang berhasil meraup 54,82 persen suara di Kecamatan
Limo.
Mohammad Idris dan Pradi Supriatna merupakan wali kota dan wakil wali
kota petahana yang memilih pecah kongsi pada Pilkada Depok 2020. Idris,
kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS, berduet dengan kader PKS yang
punya rekam jejak sebagai legislator, Imam Budi Hartono. Idris-Imam diusung
oleh PKS yang sudah 15 tahun berkuasa di Depok, Demokrat, dan PPP. Secara
keseluruhan, partai pengusung Idris-Imam cuma bermodal 17 kursi di DPRD Kota
Depok. Sementara itu, Pradi Ketua DPC Gerindra Kota Depok berduet dengan
kader PDI-P yang gagal lolos ke Senayan pada Pileg 2019, Afifah Alia. Pradi-
Afifah maju ke Pilkada Depok disokong koalisi gendut dengan bekal 33 kursi di
parlemen, yakni Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI.
Peningkatan suara PKS pada Pemilu legislatif tahun 2020 sekaligus
mengalahkan PDIP yang mana perolehan suara PKS di dorong oleh Idris yang
merupakan Walikota Depok periode sebelumnya dan figur Imam yang merupakan
tokoh politik yang aktif sejak tahun 1999 sangat dikenal di Kota Depok menjadi
salah satu keunggulan pasangan ini untuk memenangkan pemilihan serentak di
Kota Depok. Cara pandang masyarakat untuk menilai pasangan ini serta
menghasilkan dukungan untuk mereka dipengaruhi hal tersebut. Kelebihan
keduanya merupakan salah satu kepemilikan modal sosial, dimana modal sosial
menjadi hal utama yang biasa dimainkan oleh pasangan calon yang ikut ajang
pemilihan, diantaranya memanfaatkan bentuk kepemilikan modal sosialnya, yaitu
ketokohannya, hubungan dan jaringannya, jabatan serta prestasi kerjanya,
organisasi sosial dan kelompok sosialnya, dengan memanfaatkan habitus dan
ranahnya (Permatasari et al., 2022: 31-32).
Pemanfaatan modal sosial yang digunakan Idris-Imam pada pemilihan
Walikota Depok 2020 pertama adalah sebagai tokoh ulama, Idris menyempatkan
bekegiatan di salah satu Masjid di Kecamatan Bojongsari dan Sawangan, Idris
melakukan silaturahmi dengan masyarakat dengan menjadi khutbah, melakukan
sholat subuh berjamaah, menjadi khotib Jumat dan melakukan pertemuan bersama
masyarakat, ketua RT dan RW alim ulama, dan pemuda. Hal ini sesuai dengan
konsep ranah yang dirumuskan Bourdieu sebagai ruang atau arena dalam suatu
masyarakat. Beberapa ragam arena dapat digunakan diantaranya arena politik,
arena perdagangan atau bisnis, arena pendidikan, arena kesenian, dan lain lain.
Sesuai pemikiran yang diutarakan Bourdieu ranah diartikan selayaknya kawasan
yang kuat dimana didalamnya terdapat usaha untuk memperebutkan sumber daya
berupa modal dan untuk mendapatkan jalan tertentu yang berhubungan dengan
kedudukan kekuasaan. Idris dikenal pribadi yang santun dan agamis dimata
masyarakat, berkat pemanfaatan modal sosialnya pada arena kegiatan di Masjid
sehingga hal ini dinilai efektif. Memahami bahwa modal sosial menjadi salah satu
faktor yang memenangkan pasangan Idris-Imam, baik meraih dukungan, simpati
serta suara dari masyarakat. Diantara faktor lainnya, modal sosial merupakan
modal yang besar dan utama bagi pasangan Idris-Imam untuk mengikuti
kontestasi politik pada pemilihan Walikota, karenanya mereka memiliki tempat
khusus di hati masyarakat (Permatasari et al., 2022: 41).
Terdapat penelitian terdahulu yang menjelaskan terkait pada korelasi
hubungan yang terjadi dengan kemenangan calon-calon dalam pemilihan umum
maupun pemilihan kepala daerah dengan strategi kampanye partai politik.
Penelitian pertama yang menjadi refrensi penulis adalah penelitian kuantitatif
pada tahun 2014 dari Dwi Handayani, Irawan Suntoro, dan Yunisca Nurmalisa
yang berjudul “Pengaruh Kapabilitas Partai Politik dan Citra Kandidat
terhadap Sikap Perilaku Pemilih” (Handayani, 2014). Penelitian ini untuk
mendeskripsikan dan menganalisis Pengaruh kapabilitas partai politik dan citra
kandidat terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa
Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kapabilitas partai politik (X1), dan
citra kandidat (X2), sedangkan variabel terikat adalah sikap perilaku pemilih (Y).
Subyek penelitian ini adalah masyarakat yang berjumlah 97 orang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini angket dan analisis regresi
korelasi sederhana dengan rumus regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan kapabilitas
partai politik dan citra kandidat terhadap sikap perilaku. Penelitian ini membantu
penulis dalam melihat pola-pola pengaruh dari partai politik terhadap kandidat
calon. Terdapat perbedaan dalam penelitian penulis yang melihat kepada hanya
dua variable yaitu afiliasi partai (X) dan kemenangan calon (Y).
Selanjutnya Penelitian Kuantitatif pada tahun 2022 dari Ikhsan Ahmad,
Rangga Galura Gumelar, dan Iman Mukhroman yang berjudul “KOMUNIKASI
PEMASARAN POLITIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SELEKSI
CALON PEMIMPIN PADA PARTAI POLITIK (Survei Penelitian pada
PDIP Kab. Pandeglang – Lebak Provinsi Banten)” hasil dari penelitian ini
adalah Variabel Gagasan memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan pada
variabel imej pada peneguhan keyakinan akan calon yang akan diusung pada
pemilihan Gubernur Banten periode 2017-2022, sehingga gagasan calon lebih
diutamakan oleh masyarakat kabupaten pandeglan dibandingkan dengan imej
yang dibentuk (Ahmad et al., 2022). Penelitian ini membantu penulis dalam
melihat Teori reflective-projective, dimana media massa merupakan ceriminan
dari masyarakat. Oleh karena itu, berbeda dengan penelitian ahmad dan kawan-
kawan, penelitian penulis akan melihat lebih melihat kepada korelasi dari partai
politik dengan kandidat.
Berdasarkan fenomena dan data yang ada. Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran politik PKS dalam
meningkatan perolehan suara dukungan oleh masyarakat terhadap PKS pada
Pemilu legislatif di Kota Depok tahun 2019 terkait bagaimana strategi pemasaran
politik yang dilakukan oleh PKS sehingga mampu memenangkan Pemilu legislatif
di Kota Depok tahun 2020. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian dengan mengukur pengaruh afiliasi partai PKS (X) terhadap
kemenangan calon Walikota (Y) sehingga menghasilkan judul “PENGARUH
AFILIASI PARTAI POLITIK TERHADAP KEMENANGAN CALON
WALIKOTA MUHAMMAD IDRIS-IMAM BUDI HARTONO PADA
PILKADA KOTA DEPOK TAHUN 2020 (Studi Kasus Kecamatan
Sawangan, Depok)”.
I.2 Perumusan Masalah

Pengaruh besar datang dari partai pengusung Idris-Imam yaitu Partai


Keadilan Sejahtera (PKS). PKS dengan sejarah dan kader-kadernya yang sudah
berakar dan menjamur di Depok untuk satu dekade terakhir ini menjadi kekuatan
terbesar Idris-Imam untuk memenangkan Pilkada kota Depok. Peningkatan suara
PKS pada Pemilu legislatif tahun 2020 sekaligus mengalahkan PDIP yang mana
perolehan suara PKS di dorong oleh Idris yang merupakan Walikota Depok
periode sebelumnya dan figur Imam yang merupakan tokoh politik yang aktif
sejak tahun 1999 sangat dikenal di Kota Depok menjadi salah satu keunggulan
pasangan ini untuk memenangkan pemilihan serentak di Kota Depok.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut: “ Apakah afiliasi partai PKS
memengaruhi kemenangan Idris-Imam pada pilkada kota depok tahun
2020?”.

I.3 Tujuan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan tercapainya


tujuan penelitian antara lain adalah:
1. Mengetahui bagaimana strategi pemasaran politik yang dilakukan oleh
PKS dalam meningkatkan perolehan suara masyarakat pada Pemilu
legislatif Kota Depok.
2. Faktor pendukung PKS dalam meningkatkan perolehan suara masyarakat
pada Pemilu legislatif Kota Depok.
3. Faktor yang menjadi penghambat PKS dalam meningkatkan perolehan
suara masyarakat pada Pemilu legislatif Kota Depok.
I.4 Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat memberi manfaat


serta berguna bagi semua kalangan, baik mahasiswa, peneliti, dan
masyarakat luas. Manfaat penilaian akan diuraikan sebagai berikut :
 Manfaat Akademis
Manfaat secara teoritis merupakan hasil penelitian yang diharapkan
bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau 9 memperkaya konsep
konsep serta teori teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang
sesuai dengan bidang ilmu dalam penelitian. Manfaat penelitian secara
teoritis penelitian ini adalah dapat menjadi salah satu kajian Ilmu Politik
untuk pengembangan teori mengenai strategi pemasaran politik. Dalam hal
ini untuk mempelajari strategi pemasaran politik Partai Keadilan Sejahtera
di Kota Depok.
 Manfaat Praktis

Penulis dapat mengetahui mengenai strategi pemasaran politik


yang dilakukan PKS pada Pemilu legislatif di Kota Depok tahun 2019 dan
mengetahui apa saja faktor yang mendukung serta menghambat PKS
dalam meningkatkan perolehan suara pada Pemilu legislatif di Kota Depok
tahun 2019, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Depok dalam menyusun
strategi politik untuk mempertahankan perolehan suara PKS di Pemilu
mendatang.

I.5 Sistematika Penulisan

Untuk memahami dengan mudah penelitian ini dibuatlah secara


terstruktur dan memudahkan dalam memahami pembaca, dengan ini
penulisan dibagi menjadi 3 (tiga) bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan secara lengkap dalam


mengenai latar belakang pada permasalahan yang
terkandung dalam rumusan masalah, tujuan dalam
penelitian, manfaat dalam penelitian, dan faktor
teknis penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab II ini menjelaskan landasan teori dan ideal
dalam penelitian yang menjadi struktur berpikir.

BAB III METODE PENELITAN

Dalam Bab III ini menjelaskan terhadap struktur


penelitian skripsi yang terdapat pada jenis
penelitian, mengumpulkan sumber data, teknik
pengambilan data, analisa data, jangka waktu dan
objek penelitian secara terperinci.

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan hasil proses yang


dijelaskan pada indikator-indikator penelitian
mengenai Pengaruh afiliasi partai terhadap
kemenangan calon walikota Muhammad Idris-
Imam Budi Hartono pada pilkada kota Depok
tahun 2020.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini merupakan bagian akhir yang


terdapat pada skripsi yang berisi kesimpulan dan
saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep dan Teori Penelitian


II.1.1 Teori Modalitas dalam Pemilu

Teori modalitas pertama kali dicetuskan oleh Piere Bourdieu. Disebutkan


bahwa teori ini mempunyai ikatan erat dengan proses kekuasaan. Oleh karenanya
pemikiran Bourdeu terkonstruksi atas persoalan dominasi adalah persoalan utama
sebagai salah bentuk aktualisasi kekuasaan. Pada hakikatnya dominasi dimaksud
tergantung atas situasi, sumber daya atau (capital) dan strategi pelaku (Halim,
2014: 108). Modalitas dapat terdiri atas:

1. Modal sosial

Modal sosial adalah segala jenis hubungan sumber daya untuk penentuan
kedudukan sosial.Menurut Boudieu modal sosial ini sejatinya merupakan
hubungan sosial bernilai antar orang. Hal tersebut bisa dicontohkan sebagai
masyarakat yang berinteraksi antar kelas dalam lapisan masyarakat (Ritzer &
Goodman, 2009: 583).

2. Modal Ekonomi

Modal Ekonomi adalah sumber daya yang bisa menjadi sarana produksi
dan saran financial.Modal ekonomi ini merupakan jenis modal yang mudah
dikonversikan kedalam bentuk-bentuk modal lainnya. Modal ekonomi mencakup
alat-alat produksi (mesin, tanah, buruh), materi ( pendapatan, dan benda-benda),
dan uang. Semua jenis modal ini mudah digunakan untuk segala jenis tujuan serta
diwariskan dari generasi ke generasi selanjutunya. Lebih lanjut terkait modal
ekonomi, Firmanzah mengkategorisasikan lebih jelas bahwa modal ekonomi yang
Nampak adalah uang.Modal uang yang di gunakan membiayai kampanye.Masing-
masing partai atau politisi berusaha, untuk meyakinkan public bahwa partai atau
politisi tersebut adalah partai atau politisi yang lebih perduli, empati, memahami
persoalan bangsa dan perjuangan aspirasi rakyat. Seluruhnya adalah media
promosi, seperti Televisi, lobi ke ormas, Koran, radio, baliho, sewa konsultan
politik, dan pengumpulan massa, semuanya itu membutuhkan dana yang besar
(Firmanzah, 2010: 4).

3. Modal Kultural

Modal kultural adalah keseluruhan kualifikasi intelektual yang bisa


diproduksi melalui pendidikan formal maupun warisan keluarga, seperti
kemampuan menampilkan diri didepan public, kepemilikan benda-benda budaya
bernilai tinggi. Pengetahuan dan keahlian tertentu, hasil pendidikan formal,
sertifikat termasuk gelar sarjana (Krisdianto, 2014: 203)

II.1.2 Komunikasi Politik


Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang
melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini,
sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru.
Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang
memerintah” dan “yang diperintah”. Selain itu komunikasi politik juga merupakan
proses pengoperasian lambang atau simbol atau sistem komunikasi yang berisi
pesan politik dari seorang atau kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk
membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku
khalayak yang menjadi target politik (Nimmo, 1989: 120).
Komunikasi politik adalah sebuah proses pengoperasian lambang atau
simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok
kepada orang dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berfikir, serta
mempengaruhi sikap dan tingkah laku khayalak menjadi target politik(Hafied,
2009: 35). Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan yang
terjadi pada saat keenam fungsi lainnya dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi
komunikasi politik terdapat secara inherent di dalam setiap fungsi sebagai
komunikasi politik (Budiardjo, 2008: 408)
Faktor-faktor politik dari proses komunikasi politik meliputi:
1. Komunikator politik
Komunikator politik adalah partisipan yang dapat menyampaikan atau
memberikan informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau
bobot politik.
2. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan baik secara tertulis
ataupun tidak tertulis, baik secara verbal atau nonverbal, tersembunyi
maupun terang-terangan, baik yang didasari atau tidak disadari yang
isinya mengandung bobot politik.Yaitu bagaimana agar setiap pesan
politik yang disampaikan dapat dimengerti oleh setiap anggota maupun
masyarakat.
3. Saluran atau Media Politik
Sasaran atau target politik adalah anggota masyarakat yang
diharapkan dapat memberikan dukungan dalam bentuk pemberian suara
(vote) kepada partai atau kandidat dalam pemilihan legislatif. (Hafied
Cangara, 2009 hal 99).
II.1.3 Partai Politik
Partai politik berakar dari anggapan bahwa dengan membentuk wadah
mereka bisa mengutamakan orang-orang yang mempunyai pemikiran yang serupa
atau sama sehingga pikiran dan orientasi mereka dikonsilidasikan. (Miriam
Budiardjo. 2008 hal 40)
Secara etimologis partai dapat di telusuri jejaknya dari bahasa latin, yaitu
partyer yang bermakna “membagi” atau juga bisa di sejajarkan dengan kata part
yang bermakna bagian (Pura, 2019)/ Sedangkan menurut istilah, Santori member
pengertian partai politik sebagai kelompok politik yang ikut serta dalam pemilihan
umum, dan mampu menempatkan melalui pemilihan umum, para calon untuk
duduk dalam di legislatif dan pemerintahan.
Dalam bukunya Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila, Miriam Budiardjo (1994), membuat batasan partai politik
sebagai suatu kelompok terorganisasi yang anggota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama, dan mempunyai tujuan untuk
memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu melaksanakan
kebijakan-kebijakan mereka.
Pendapat lain mendefinisikan Partai politik sebagai kelompok yang
teroganisasi, ditandai dengan adanya Visi, misi, tujuan, platform, dan program
dan agenda dan mengikuti pemilihan umum untuk meraih kekuasaan atau jabatan
legislatif dan eksekutif.
Menurut Mark N. Hagopian (Amal, 1988) partai politik adalah organisasi
yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijakan pablik dalam
kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideologis tertentu, melalui praktek
kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat dalam pemilihan. Dengan
demikian, basis sosiologis setiap partai politik adalah adanya idiologi tertentu
sebagai dasar perjuangan dan diarahkan pada usaha untuk memperoleh kekuasaan,
mempertahankan, dan memperluas kekuasaan.
Hal senada juga dikemukakan oleh Alan Ware (1995) dalam bukunya,
Political Parties and Party System, menyebutkan bahwa partai politik adalah
institusi politik yang mencari pengaruh dalam suatu Negara, dengan tujuan
mengisi posisi strategis dalam pemerintahan dan beberapa hal, partai politik
berusaha mengagregasikan kepentingan dalam masyarakat, sehingga kepentingan
masyarakat dapat tersalurkan melalui partai politik.
II.2 Kerangka Pemikiran
Suatu Penelitian harus memiliki sebuah kerangka berpikir yang jelas yang
mana kerangka berpikir berfungsi untuk memberikan gambaran umum terkait
pemikiran penelitian. Tujuannya mempermudah pembaca dalam memahami isi
dari penelitian. Hal ini penting untuk mengarahkan ke alur dari suatu penelitian,
sehingga kerangka berpikir ditarik berdasarkan suatu landasan konseptual, lebih
lanjut akan menjadi sebuah bingkai yang mendasar dari pemecahan suatu
masalah.

Menurut Uma Sekaran dalam bukunya Bussines Research tahun 1992


mengemukakan, bahwa kerangka berpikir merupakan model konseprual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini bermula dari Kegagalan Partai


Keadilan Sejahtera pada Pemilu legislatif di Kota Depok tahun 2014 yang mana
pada saat itu PKS kalah saing dengan partai besar lainnya yakni PDIP dan
Gerindra sehingga PKS harus puas dengan hanya memiliki jumlah suara
dukungan sebanyak 113.787 atau mendapat jatah 6 (enam) kursi DPRD, hal ini
sangat berbanding jauh dengan perolehan jumlah kursi pada Pemilu legislatif
tahun 2004 dengan total mendapat 13 jatah kursi dewan dan ditahun 2009 dengan
11 jumlah kursi. Hal ini memicu timbulnya keinginan PKS untuk memenangkan
Pemilu legislatif pada tahun 2019. Dengan dilakukannya strategi pemasaran
politik serta faktor faktor yang mendukung strategi pemasaran politik PKS
menyebabkan dampak yang signifikan dengan peningkatan jumlah suara pada
Pemilu legislatif tahun 2019. Sehingga PKS berhasil keluar sebagai partai yang
mendominasi pada saat Pemilu legislatif di Kota Depok tahun 2019 dengan
peningkatan suara sebanyak 86% dengan total 211.949 meningkat 98.162 suara
dan berhak mendapatkan jatah kursi dewan sebanyak 12 kursi, unggul dari 2
partai pesaing Gerindra dengan total perolehan suara sebanyak 179.380 dan PDIP
dengan 165.479 suara yang masing masing mendapatkan jatah 10 kursi dewan.

Kegagalan PKS Dominasi PKS


di Pileg Kota Modalitas
di Kota Depok
Depok 2014 Pemilu
pada tahun 2020

II.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji, adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai
berikut:

H1 : Terdapat pengaruh afiliasi partai terhadap kemenangan pasangan Idris


Imam pada pilkada kota depok tahun 2020

H0 : Tidak ada pengaruh afiliasi partai terhadap kemenangan pasangan Idris


Imam pada pilkada kota depok tahun 2020
Berdasarkan kepada hipotesis diatas dapat dirumuskan hipotesis dalam
penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh afiliasi terhadap kemenangan pasangan
Idris Imam pada pilkada kota depok tahun 2020
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian


Objek penelitian dalam sebuah penelitian menjadi bagian terpenting,
karena objek penelitian merupakan sasaran penelitian yang hendak untuk dicapain
dalam mendapatkan jawaban terkait pada solusi serta permasalahan yang terjadi.
Sugiyono (2017: 144) menjelaskan bahwa objek penelitian merupakan sasaran
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang
suatu hal objektif, valid, dan reliable terhadap suatu variable tertentu. Objek
dalam penelitian ini adalah pengaruh afiliasi partai yang terjadi di kecamatan
Sawangan. Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah masyarakat kecamatan
Sawangan yang mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Depok 2020.
Pada penelitian ini akan melihat kepada pengaruh afiliasi partai di masyarakat
kecamatan sawangan terhadap kemenangan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono
pada Pilkada Depok 2020.

Dalam menentukan sample peneliti menggunakan rumus dari solvin yaitu :

 n adalah jumlah sampel yang dicari

 N adalah jumlah populasi

 e adalah margin eror yang ditoleransi.

Dengan data jumlah penduduk pada tahun 2021 kelurahan sawangan


sebanyak 19.564 jiwa maka peneliti akan menatpkan margin of error 10%
sehingga dihasilkan sebagai berikut :

N
n= 2
1+ Ne
19564
n=
1+19564 X 10 % 2

19564
n=
1+195

n=99.81

n=100

Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 100 sampel.

III.2 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul
“PENGARUH AFILIASI PARTAI TERHADAP KEMENANGAN CALON
WALIKOTA MUHAMMAD IDRIS-IMAM BUDI HARTONO PADA
PILKADA KOTA DEPOK TAHUN 2020 (Studi Kasus Kecamatan
Sawangan, Kota Depok)” menggunakan metode penelitian kuantitatif deksriptif,
metode penelitian kuantitatif sendiri memiliki landasan pada positivisme,
digunakan untuk melakukan penelitian pada populasi atau sampel tertentu dengan
melakukan pengumpulan data berdasarkan kepada instrumen penelitian, serta
dalam melakukan analisis data bersifat kepada statistik yang memiliki tujuan
untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2017: 8). Lebih lanjut
Cresswell (2012: 5) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif
merupakan metode-metode yang digunakan untuk melakukan pengujian teori
tertentu dengan cara melakukan penelitian antar variable, sehingga menghasilkan
data yang terdiri dari angka-angka yang dapat dianalisis berdasarkan prosedur
statistik. Metode dalam penelitian ini adalah metode korelasional, metode
penelitian kuantitatif korelasional memiliki maksud untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh antara dua variable atau lebih (Arikunto, 2006: 37).

III.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dari penelitian (Moleong, 2006: 58).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
menggunakan angket atau kuesioner dan studi pustaka. Angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden,
dalam hal ini yaitu laporan tentang pribadi atau hal-hal lainnya. “Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi
seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan yang akan diberikan kepada
responden untuk dijawab (Noor, 2012: 138).

Angket dalam penelitian ini memiliki fungsi sebagai informasi kepada


pembaca terkait jawaban dari responden, serta penggunaan angket untuk
mendapatkan data terkait korelasi antara afiliasi partai terhadap kemenangan calon
walikota Muhammad Idris-Imam Budi Hartono dalam Pilkada Depok 2020. Jenis
angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung, yang
menggunakan skala likert dengan pertanyaan yang bersifat tertutup dengan
jawaban atas pertanyaan yang telah tersedia dalam angket (Sugiyono, 2017:85).

Tabel 3.1

Jawaban dan Skor Kuesioner (Angket)

Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

III.4 Sumber Data


Sumber data adalah benda, hal, atau orang tempat peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data (Arikunto, 2006: 88).Sumber data penelitian
merupakan faktor penting sebagai pertimbangan penulis dalam menentukan
metode pengumpulan data. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang didapat secara langsung
dari sumber asli dan tidak melalui perantara. Data primer merupakan sumber
utama untuk memperoleh jawaban atas penelitian yang diajukan dalam penelitian
ini. Data primer didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengikuti
pemilihan pada Pilkada Depok tahun 2020.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dari orang lain atau
lewat dokumen) (Sugiyono, 2017: 137). Penulis memperoleh data sekunder
melalui penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian dengan
membaca beberapa buku, literature-literature, catatatn perkuliahan, arsip, maupun
catatan penting yang ada hubungannya dengan permasalhaan dalam penelitian
skripsi ini dan selanjutnya diolah kembali. Peneliti juga memperoleh data dari
jurnal yaitu data pendukung yang berhubungan dengan penelitian dan juga
melalui internet serta publikasi dari organisasi non-pemerintah dan pemerintah.

III.5 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupu orang lain (Sugiyono, 2017). Adapun data yang dianalisis dalam
skripsi ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian
validator dan hasil angket pengisisan afiliasi partai politik yang dikorelasikan dengan
kemenangan Idris-Imam pada Pilkada Depok tahun 2020. Berikut merupakan rumus
yang digunakan untuk melakukan analisis data :

1. Uji Validitas dan Reliablitas

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam


suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas
sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r
hitung kita bandingkan dengan r tabel di mana dengan sig 5%. Jika r tabel
<r hitung maka valid (Sujarweni, 2015: 108).

b. Reliablitas

Sedangkan untuk menguji tingkat reliabilitas (kehandalan) instrumen,


peneliti menggunakan teknik belah dua (split-half) yaitu dengan membagi
atau membelah item-item ganjil-genap atau belahan awal dan belahan akhir.
Reliabilitas adalah angka yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Kusnandi, 2008: 111).

2. Analisis Uji Korelasi (Korelasi Product Moment)

Product Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari


korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik korelasi ini
dikembangkan oleh Karl Pearson, yang karenanya sering dikenal dengan
istilah teknik korelasi Pearson. Disebut dengan Product Moment
Correlation karena koefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari
hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan (Sudijiono,
2012: 190).

Berikut rumus yang digunakan dalam product moment corelation:

rxy = Koefisien korelasi yang dicari

Σxy = Jumlah dari hasil perkalian nilai x dan y

Σx2 = Jumlah dari kuadrat selisih nilai X dengan X

Σy2 = Jumlah dari kuadrat selisih nilai Y dengan Y

Nilai r yang diharapkan adalah nilai r yang signifikan, yaitu harga r


empirik atau yang sering kita sebut dengan r hitung lebih besar atau lebih
dari r teoritik, yang terdapat di dalam tabel nilai-nilai r. Dengan melihat
jumlah N, kemudian kita simpulkan jika r hitung r tabel berarti ada
siginifikansi antar varian. Jika kita menggunakan acuan strata dalam
memberikan intrepretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi
“r” product moment, pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut
(Sudijiono, 2012: 193).

Tabel 3.2

Interpretasi Terhadap Nilai “r” Product Moment

Besarnya “r” Product Moment Interpretasi


0,00 - 0.20 Antara Variabel X dan variabel Y
memeng terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi tersebut sagat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi)

0,20 - 0,40 Antara variabel X dab variabel Y


terdapat korelasi yang lemah (rendah)

0,40 - 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y


terdapat korelasi yang sedang
(cukupan)
0,70 - 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y
terdapat korelasi yang kuat (tinggi)

0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y


terdapat korelasi yang sangat kuat
(sangat tinggi)

III.6 Tabel Rencana Waktu


No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan
Draft
Proposal
(Bab 1, 2,
dan 3)
2. Revisi Bab 1,
2, dan 3.

3. Seminar
Proposal

4. Revisi
Seminar
Proposal

Studi Lapangan

1. Pengumpulan
Data

2. Analisis Data

Penulisan Skripsi

1. Penyusunan
Bab 4 dan 5

2. Revisi dan
Konsultasi

Sidang Skripsi

1. Sidang
Skripsi

2. Revisi
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I., Gumelar, R. G., & Mukhroman, I. (2022). TERHADAP SELEKSI


CALON PEMIMPIN PADA PARTAI POLITIK ( Survei Penelitian pada
PDIP Kab . Pandeglang – Lebak Provinsi Banten ).

Amal, I. (1988). Teori-Teori Mutakhir Partai Politik. Wacana.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka


Cipta.

Budiardjo, M. (1994). Demokrasi di Indonesia : demokrasi parlementer dan


demokrasi Pancasila / kumpulan karangan Miriam Budiardjo. Gramedia
Pustaka Utama.

Budiardjo, M. (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Cresswell, J. W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan


Mixed. Pustaka Pelajar.

Fatimah, S. (2018). Kampanye sebagai Komunikasi Politik: Esensi dan Strategi


dalam Pemilu. Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 1(1), 5–16.
https://doi.org/10.32699/resolusi.v1i1.154

Firmanzah. (2010). Persaingan, Legitimasi Kekuasaan dan Marketing politik.


Yayasan Obor Indonesia.

Hafied, C. (2009). Komunikasi Politik. Raja Grafindo Persada.

Halim, A. (2014). Politik Lokal; Pola, Aktor & Alur Dramatikalnya. LP2B.

Handayani, D. (2014). Pengaruh Kapabilitas Partai Politik dan Citra Kandidat


terhadap Sikap Perilaku Pemilih.

Hurwitz, J. (1984). Social Stereotyping and the Concept of Party Identification.


Political Psychology, 5(4), 707. https://doi.org/10.2307/3791238

Krisdianto, N. (2014). Pierre Bourdieu, Sang Juru Damai. Jurnal Ilmu


Komunikasi, 2(2), 189–206. https://doi.org/10.21070/kanal.v2i2.300

Kusnandi, E. (2008). Metodologi Penelitian Aplikasi dan Praktis. Ramayana


Press.
Mantalean, V. (2020). Real Count Sementara Pilkada Depok: Idris- Imam 55,74
Persen Pradi-Afifah 44,26 Persen. Kompas.Com.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/11/21423161/real-count-
sementara-pilkada-depok-idris-imam-5574-persen-pradi-afifah?page=all

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. In Metodologi Penelitian


Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Nasution, L. (2017). Pemilu dan Kedaulatan Rakyat. ’Adalah, 1(9), 83–84.


https://doi.org/10.15408/adalah.v1i9.11323

Nimmo, D. (1989). Komuikasi politik: komunikator, pesan, dan media. PT


Remaja Rosdakarya.

Noor, J. (2012). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Deskripsi dan Karya Ilmiah.
Kencana Prenada Media Group.

Permatasari, I. R., Bainus, A., & Akbar, I. (2022). Pemanfaatan Modal Sosial
Pasangan Idris-Imam Dalam Pemenangan Pemilihan Walikota Depok Tahun
2020. Jurnal MODERAT, 8(February), 29–42.

Pura, A. K. (2019). Strategi Pemenangan Dalam Pemilihan Umum Calon


Legislatif Partai Gerindra Di Desa Buo Kecamatan Loloda Kabupaten
Halmahera Barat Tahun 2019. Jurnal Politico, 8(2).

Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2009). Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik
Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. In Yogyakarta:
Kreasi Wacana. Kreasi Wacana.

Sarbaini. (2015). Demokratisasi, Kebebasan Memilih, Pemilihan Umum. Jurnal


Inovatif, VIII(1), 105–117.

Sudijiono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif


dan R&D. Alfabeta.

Sujarweni, W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Pustakabaru


press.

Anda mungkin juga menyukai